IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN KOTA SALATIGA. Disusun oleh : 1. Samsidi 2.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN KOTA SALATIGA. Disusun oleh : 1. Samsidi 2."

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN KOTA SALATIGA Disusun oleh : 1. Samsidi 2. Bambang Ismanto 0

2 ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan implementasi manajemen sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren ditinjau dari rencana kerja, implementasi dan pengawasan pelaksanaannya. Kemudian mencari faktor-faktor pendukung dalam mewujudkan manajemen pendidikan di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga. Penelitian dilakukan di SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila Salatiga, dan SMK-SPP Dharma Lestari Salatiga. Ketiganya bertempat satu lokasi dengan pondok pesantren. Salah satu hal yang menarik di dalam penelitian ini adalah keberadaan sekolah menengah kejuruan di bawah pengawasan pengasuh pondok pesantren. Data-data yang diperoleh adalah hasil observasi, studi dokumen dan wawancara dengan para kepala sekolah, pengasuh pondok pesantren, dan wakil kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui, bahwa pihak sekolah mampu menyusun rencana kerja dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan penguatan akidah agama. Selanjutnya mampu mensosialisasikannya kepada semua warga sekolah melalui rapat dewan guru, upacara bendera dan pertemuan dengan wali peserta didiknya. Di dalam implementasinya kepala sekolah mampu mengkoordinasi, mengarahkan semua wakil kepala sekolah, dan mampu memberi suritauladan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang agamis dan kondusif untuk belajar. Pengawasan implementasi rencana kerja secara langsung dilakukan oleh kepala sekolah, dan secara tidak langsung oleh pengasuh pondok pesantren. Kata Kunci : Pondok Pesantren, Manajemen Sekolah, Rencana Kerja, Implementasi, Pengawasan. 1

3 PENDAHULUAN Pendidikan menengah kejuruan mempersiapkan peserta didik yang siap terjun dalam masyarakat. Mereka diharapkan dapat bekerja di dunia usaha dan industry maupun berwirausaha. Pendidikan pondok pesantren ikut berperan mempersiapkan peserta didik yang tidak hanya tamat pendidikan pondok pesantren tetapi juga lulus pada pendidikan umum. SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila dan SMK SPP Dharma Lestari kota Salatiga didirikan sebagai hasil pengembangan pendidikan pondok pesantren, hal tersebut diperlukan penyusunan rencana kerja, implementasi dan pengawasannya. Upaya meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan namun masih terdapat kekurangan antara lain perangkat manajemen yang belum memenuhi standar, keterlibatan orang tua yang belum optimal karena para orang tua hanya menyerahkan kepada pengasuh pondok pensantren. Peneliti tertarik untuk memaparkan keadaan yang sebenarnya dan memberikan saran upaya perbaikan manajemen. Berdasarkan uraian di atas ditemukan masalah implementasi manajemen pendidikan sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga sebagai berikut : 1) Bagaimana pihak sekolah menyusun rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? 2) Bagaimana pihak sekolah mengim-plementasikan rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? 3) Bagaimana pihak sekolah mengawasi implementasi rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? TELAAH PUSTAKA Manajemen sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen di dalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk melayani yang dibutuhkan oleh pelanggan. Menurut Mulyasa (2002:20), fungsi manajemen sekolah merupakan kegiatan sekelompok orang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Dalam implementasinya merupakan suatu proses yang saling berkesinambungan Lebih lanjut Mulyasa (2002:39), menjelaskan bahwa manajemen sekolah terbatas hanya pada satu sekolah saja. Sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan dapat menjangkau seluruh komponen sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional, dan internasional. Danim (2010:46) mendeskripsikan 2

4 bahwa manajemen sekolah merupakan kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan mengembangkan sumber daya sekolah melalui reformasi kemandirian, tata kelola keuangan sekolah, pemberdayaan masyarakat, penyediaan sarana prasarana pembelajaran, penentuan substansi kurikulum sekolah, dan muatan lokal. Berdasarkan uraian di atas, manajemen sekolah merupakan proses kerja sama di setiap unit kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang lingkupnya meliputi penyusunan rencana kerja kurikulum, sumber daya peserta didik, guru karyawan, sarana dan prasarana, keuangan, serta layanan khusus pengguna jasa pendidikan. Implementasi manajemen sekolah kegiatannya, mencakup penyusunan rencana kerja, implementasi rencana kerja, dan pengawasan dalam mewujudkan implementasi rencana kerja. Manajemen sekolah merupakan optimalisasi sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah dalam rangka tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efesien. Keberhasilan akan terlihat jika tujuan yang telah ditetapkan lebih banyak tercapai secara efektif dan efesien. Usman (2011:45) mengungkapkan peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari bagusnya hasil belajar atau bagus nilai ujian nasional namun dimulai dari input, proses, ouput dan outcomenya. Syukur (2011:51) menegaskan secara lebih spesifik, bahwa sekolah secara keseluruhan akan mencapai tujuan yang optimal bukan hanya prestasi siswa melainkan juga peningkatan mutu lembaga sekolah. Tanshzil (2003:3) menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang berada dalam lingkungan pondok pesantren model pembinaannya sarat dengan pendidikan nilainilai luhur agama. Suharto (2011:15) mengungkapkan pendidikan di lingkungan pesantren menciptakan dan mengembangkan kepribadian peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat. Lebih lanjut Suharto (2011:73) mengemukakan pesantren harus menjadi pusat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga penanaman, pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Frieda (2013:9) menjelaskan, bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki seseorang, mampu mengendalikan kesadaran emosi dirinya sendiri dan orang lain. Merujuk beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan di lingkungan pondok pesantren dapat membentuk peserta didik yang 3

5 belajar, menjadi embrio peserta didik yang unggul mempunyai penguatan nilai luhur agama, berpengetahuan, terampil dan mampu bersaing di era globalisasi. Hasil pendidikan dapat ditentukan oleh upaya memberikan wahana dalam mengembangkan potensi peserta didik. Kemampuan para pendidik dan tenaga kependidikan, dengan menggunakan sarana prasarana yang optimal dan dapat mewujudkan situasi kondisi sekolah yang kondusif dan proses pembelajaran yang nyaman. Syukur (2011:92) menjelaskan bahwa peserta didik dapat belajar dengan nyaman, dengan membuat wahana terbaik sebagai tempat pembelajaran. Upaya manajemen sekolah membuat peserta didik dapat belajar dengan nyaman menghasilkan pendidikan yang lebih berprestasi dan berkarakter. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga, yaitu SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila Salatiga, SMK-SPP Dharma Lestari Salatiga, pendekatan yang digunakan dengan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dengan metode wawancara kepada para kepala sekolah, sesepuh pondok pesantren, guru, siswa, dan didukung dengan hasil observasi peneliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SMK Al Falah Salatiga, terletak di Jalan Bima No 2, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SMK Pancasila terletak di Jalan Fatmawati No 11, Blotongan Sidorejo, Salatiga. SMK-SPP Dharma Lestari terletak di Jalan Dipomanggolo Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Kewenangan dalam pembelajaran guru mata pelajaran memperhatikan pedoman dalam standar proses pendidikan. Sehingga setiap guru mata pelajaran mempunyai kewenangan dan tanggung jawab terhadap perkembangan potensi peserta didik. Proses pembelajaran di pondok pesantren menjadi tanggung jawab para guru agama dengan bimbingan dari pengasuh pondok pesantren. Setiap periode tertentu atau sesuai dengan kalender pendidikan, SMK maupun pengasuh pondok pesantren melaporkan perkembangan proses pendidikan kepada orang tua/wali. Manajemen sekolah menetapkan pedoman tata tertib bagi semua warga sekolah, peringatan dan sanksi dalam berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai positif hidup bermasyarakat di lingkungan sekolah. Pengasuh pondok turut mengawasi kegiatan pembelajaran di SMK, hasilnya disampaikan kepada kepala sekolah untuk 4

6 dijadikan rujukan dalam pembinaan proses pendidikan di SMK. Tujuan dari para pengasuh adalah untuk menjaga kondisi pembelajaran yang kondusif. Hal demikian dapat menimbulkan kepercayaan bagi pendidik maupun peserta didik dapat meraih prestasi akademik maupun non akademiknya yang lebih baik. Keberhasilan manajemen SMK dapat lihat dari peningkatan kualitas pembelajaran, nilai rata-rata hasil ujian nasional, kualitas kedisiplinan, budi pekerti, prestasi non akademik, dan dapat berkompetisi dalam meraih prestasi. Kegiatan pengawasan dilakukan dengan membuat rencana pemantauan, supervisi kelas dan memberikan masukan, kemudian tindak lanjutnya digunakan dalam peningkatan mutu sekolah dan mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan. Pembahasan 1. Penyusunan Rencana Kerja Visi misi dan tujuan SMK di lingkungan pondok pesantren telah disosialisasikan, secara berkala, agar semua komponen sekolah dapat diarahkan kepada visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kondisi demikian manajemen SMK memiliki keyakinan, potensi, tantangan dan mempunyai orientasi yang jelas dalam mewujudkan kepuasan stakeholder. Dalam opersionalnya lembaga SMK lebih fokus, termotivasi dalam menentukan prioritas pengembangan baik dalam rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum penelitian ini mengungkapkan berbagai tujuan yang hendak dicapai oleh manajemen SMK di lingkungan pondok pesantren. Untuk mencapai tujuan tersebut lembaga diharapkan SMK memperhatikan langkah-langkah: 1) Menyusun visi, misi, dan tujuan, 2) Mengidentifikan tugas pokok dan fungsi unitunit organisasi lembaga SMK, 3) Menentukan teknik dalam pencapaian visi, misi, tujuan yang ditetapkan, 4) Menyusun program kerja sekolah jangka pendek dan jangka panjang yang disertai penyusunan anggaran biaya yang diperlukan. 2. Implementasi Rencana Kerja Untuk melaksanakan rencana kerja semua komponen secara pro aktif dapat melaksanakan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keteladanan pengasuh pondok pesantren dapat memotivasi kinerja para guru dan karyawan. Tumbuhnya kesadaran pendidik dan kepala sekolah mentaati tata tertib dapat mewujudkan 5

7 lingkungan belajar yang kondusif dan mengembangkan pendidikan yang mempunyai pengamalan nilai-nilai luhur agama. Sejalan dengan Tilaar (2011:177) bahwa seorang pendidik merupakan sosok personifikasi dari moral dengan keyakinan agama, dapat membawa perubahan peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Harapannya selama belajar di SMK peserta didik merasa nyaman, bersemangat belajar, rajin berangkat sekolah. Giat belajar dalam menimba ilmu pengetahuan dan mengamalkan nilai luhur agama. Ahli di bidangnya sehingga mampu bersaing di dunia kerja maupun dunia industri dan dapat hidup mandiri dalam masyarakat. 1) Bidang Kesiswaan Hasil penelitian ini mengungkap bahwa rencana kerja pelayanan pendidikan telah disusun dengan baik namun masih terdapat input peserta didik yang tidak memenuhi syarat minimal yang dibutuhkan di dunia industri. Hal tersebut dikarenakan calon peserta didik yang mendaftar belum memenuhi kuota yang ditetapkan sehingga tidak melalui seleksi penerimaan peserta didik baru. Bentuk layanan kegiatan kesiswaan diantaranya pembinaan dalam mematuhi tata tertib dengan melibatkan guru dan karyawan sebagai pembimbing dan profesi yang harus diteladani. Guru bimbingan konseling, wali kelas dan kepala sekolah berperan dalam mengawasi perkembangan peserta didik setiap hari. Apabila terjadi ketidakseriusan dalam belajar segera dapat diatasi. 2) Bidang Kurikulum Sebagai lembaga pendidikan SMK di lingkungan pondok pesantren, implementasi recana kerja manajemen SMK tidak hanya dituntut sebagai transfer ilmu pengetahuan dan kompetensi tetapi juga transfer nilai-nilai luhur agama. Diharapkan dapat membangun dan membentuk peserta didik dalam pengembangan potensinya sehingga tidak hanya berakal cerdas tetapi juga bermoral. Berdasarkan hal tersebut maka dalam struktur kurikulum ditambahkan muatan keagamaan dan penambahan alokasi waktu untuk pengamalan nilai luhur agama. 3) Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Para kepala di SMK Al Falah, SMK Pancasila dan SMK-SPP Dharma Lestari berpengalaman bermukim dan belajar di lingkungan pondok pesantren sehingga tidak kesulitan berperan sebagai panutan dalam mengamalkan syariat. Selain itu dengan kemam-puannya dapat menumbuhkan motivasi dalam proses pendidikan. 6

8 Sebagai pendidik diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik agar lebih dewasa, berkompetensi, bermoral, dan mempunyai jiwa demokratis. 4) Bidang Hubungan Masyarakat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terjalin hubungan antara para alumni yang belum mendapatkan pekerjaan dengan lembaga SMK. Berkaitan hal tersebut lembaga SMK memaksimalkan pelayanan pendidikan, mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih lanjut. Sebagai calon-calon yang akan diterima di DUDI maka lembaga SMK membentuk wadah Bursa Kerja Khusus (BKK). Sehubungan dengan rencana Praktik Kerja Industri SMK harus mensinkronisasikan kompetensi apa saja yang dibutuhkan berkaitan dengan persyaratan minimal yang dibutuhkan oleh DUDI. Dukungan dari masyarakat dalam keterlibatan, kepedulian dan kepemilikan keberhasilan pendidikan secara intensif perlu ditingkatkan 5) Bidang Budaya dan Lingkungan SMK Dalam pengamalan ibadah sholat dhuha dan dhuhur diperlukan pendampingan dan pengawasan oleh para guru dan karyawan, alokasi waktu yang tersedia menjadi tidak efektif jika tidak diatur dengan baik. Hal tersebut sebagai upaya mewujudkan pendidikan dengan pengamalan-pengamalan nilai luhur agama, sehingga dapat menumbuhkan percayaan bagi pendidik maupun peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. 2. Pengawasan Implementasi Rencana Kerja Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah rencana kerja khususnya rencana pembelajaran sudah berjalan sebagaimana mestinya, hambatan apa yang ada dan cara mengatasinya. Selama pengawasan dilakukan pemantauan implementasi rencana kerja, apabila terdapat hambatan segera diatasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pengawasan juga dilakukan oleh sesepuh pondok, tetapi tidak seharusnya masuk ke dalam kelas dan menghukum siswa yang melanggar peraturan sekolah. Sebaiknya menempatkan beliau sebagai pembina yayasan dan memantau implementasinya manajemen sekolah. Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah, sedangkan pemantauannya oleh guru, orang tua/wali, dan pengurus yayasan. Tujuannya untuk mengetahui kemajuan mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren. Oleh 7

9 karena itu bagi kepala sekolah secara khusus membuat program supervisi selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap akhir program kerja lembaga SMK mengadakan pengawasan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pengawasan jangka pendek dilaksanakan setiap akhir semester untuk mengetahui keberhasilan program secara bertahap. Apabila terdapat hal-hal yang kurang mendukung pelaksanaan program sekolah, segera dapat diperbaiki pada semester berikutnya dalam rangka peningkatan mutu. Sedang evaluasi jangka menengah dilakukan pada akhir tahun untuk mengetahui pencapaian program peningkatan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan jangka panjang dilaksanakan oleh pihak eksternal setiap lima tahun oleh badan akreditasi propinsi. Sedangkan hasil evaluasi digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikakn dan iklim kompetitif antar lembaga sekolah. Jika mendapat nilai baik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat maupun pemerintah, dapat memperbaiki sistem manajemen sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren lebih bermutu. Dibawah ini di sajikan tabel 4.11 perbandingan hasil temuan yang dilaksanakan dalam manajemen sekolah. Tabel Perbandingan Implementasi Manajemen SMK No Aspek SMK Al Falah SMK Pancasila SMK-SPP Dharma Salatiga Salatiga Lestari Salatiga 1 Sosialaisasi visi, misi dan Sudah Belum maksimal Belum maksimal tujuan SMK 2 Analisis SWOT Belum Belum Belum 3 Layanan khusus Belum maksimal Belum maksimal Belum maksimal 4 Pengawasan manajemen Belum terlaksana Belum terlaksana Belum terlaksana SMK secara rutin secara rutin secara rutin 5 Akreditasi Sudah Belum Belum 6 Mendapatkan serifikat ISO 9001:2008 Simpulan Sumber : Hasil Penelitian Sudah Belum Belum Selama mengimplementasikan rencana kerja manajemen sekolah menengah kejuruan (SMK) di lingkungan pondok pesantren, kepala sekolah dengan rujukan dari pengasuh pondok pesantren lebih menekankan pada prinsip profesional sesuai 8

10 tugas pokok dan fungsinya masing-masing, dengan mengutamakan nilai luhur pengamalan agama. Pengawasan implementasi rencana kerja manajemen Sekolah menengah kejuruan dilakukan oleh kepala sekolah, dan hasil pemantauan pengasuh pondok pesantren yang disampaikan kepada manajemen sekolah dalam mewujudkan sistem pendidikan di lingkungan pondok pesantren yang lebih bermutu dan berkarakter. Secara teoritis manajemen pendidikan SMK di lingkungan pondok pesantren, nilai-nilai luhur pengamalan agama yang disampaikan oleh pengasuh dapat mempengaruhi rasa segan bagi guru, karyawan, dan peserta didik. Dengan demikian dapat membuat situasi lingkungan belajar yang lebih kondusif. Hal ini menjadi proses pendidikan berjalan lebih efektif, efesien, dan dapat menjadi kekuatan menghadapi persaingan di era globalisasi, dengan mengadopsi prinsip-prinsip manajemen modern dan tetap memelihara ciri khas budaya pondok pesantren. Secara praktis lingkungan pondok yang mempunyai identitas khusus dapat mempengaruhi kemajuan dengan menumbuh kembangkan nilai-nilai luhur pengamalan agama dan dipakai sebagai kekuatan dalam mewujudkan lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan yang berkualitas. Dari hal tersebut peneliti mengajukan saran kepada para kepala sekolah dalam merencanakan dirumuskan rencana kerja secara komperensif dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta tetap memberikan penguatan nilai luhur pengamalan keagamaan. Memberikan kemudahan dan fasilitas bagi guru dan peserta didik dalam peningkatan kompetensi keahliannya dengan memberikan pondasi pengamalan nilai agama yang kuat. Dalam pengawasan dilakukan secara intensif, obyektif, bertanggung-jawab dan hasilnya digunakan sebagai umpan balik dalam penyusunan rencana kerja berikutnya. Penyelenggara pendidikan dapat meningkatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan pendidikan umum, dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren. Melakukan program-progam peningkatan mutu dan budaya disiplin dalam membentuk peserta didik yang tidak hanya menguatkan akidah tetapi juga mempercepat adaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Bagi peneliti lain dapat mengungkapkan potensi SMK di lingkungan pondok pesantren dengan lebih baik, setidaknya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan serta bahan kajian bagi lembaga sekolah. 9

11 DAFTAR PUSTAKA Aly, A Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, Ali Pembaharuan Pendidikan di Pesantren Lirboyo. Jogjakarata: Pustaka Pelajar. Achmadi Komitme Islam Terhadap Pendidikan Nilai Menjawab Tantangan Globalisasi, Jurnal Mudarrisa,Vol.4,No.1, Juni 2012 : Arikunto, S Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Bungin, B Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarman Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Dharma, Surya Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Panduan Pelaksanakan Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Komunitas. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Fatah Analisis Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosda Karya. Mubin dan Hidayat M Kinerja Manajemen Dan Proses Pembelajaran Pada pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih, Rasyidiyah Khaudiyah Amuntai Dan Darussalam Martapura. Jurnal Fikrah,Vol.130, No. 5, Juli-Desember Muhaimin, dkk Manajemen Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Rosdakarya , Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Rosdakarya , Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Rosdakarya. Nata, A Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Media Grafika. Halim, dkk Manajemen Pesantren, Yogyakarta : LKiS. Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Yogjakarta : Pustaka Book Publisher. Hyderman, W Rahasia Kekauatan Pikiran Anda. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher. 10

12 Irianto, B Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep Teori Model. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ismanto, B Kebijakan Pendanaan Pendidikan. Bandung : UPI. Kemendiknas Era Mutu SMP. Jakarta. Kemendiknas. Rohiat, Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. Rosyada, D Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Prenada Media. Lolowang, RM. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Manajemen Berbasis Sekolah (MPMBS) di Sekolah Dasar lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bolang Mongondow. Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Satori dan Komariah Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suharto. B, 2011, Dari Pesantren untuk Umat, Imtiyas : Surabaya. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta. Syukur, F Model Manajemen Madrasah Aliyah Efektif. Semarang : Unnes. Suryosubroto, B Manajemen Pendidkan di Sekolah. Jakarta : Renika Cipta. Sutomo Manajemen Sekolah. Semarang: Upt Mku Unnes. Suwarno, W Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogjakarta : Ar-ruzz Media. Tanshzil, SW Model pembinaan karakter pada lingkungan pondok pesantren dalam membagun kemandirian dan disiplin santri. Bandung : UPI. Tilaar dan Nugroho. 2008: Kebijakan Pendidikan: Jakarta : Pustaka Pelajar. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ulfa, M Pesantren Sebuah Model lembaga Pendidikan Islam,Jurnal Inkoma. Tahun 16 Nomor 3. Oktober Usman, Manajemenn Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Yogjakarta : Bumi Aksara. Undang undang Dasar Undang-undang Republik Indonesia. Nomor. 20 dan 25 Tahun tentang Otonomi Daerah. Undang-undang Republik Indonesia. Nomor. 20. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang standart pengelolaan. Permendiknas No 044 Tahun tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Yamin, dkk Standarisai Kinerja Guru. Jakarta : Gaung Persada Press. 11

13 BIODATA 1. Nama : Samsidi, M.Pd 2. Nip : NUPTK : Pangkat/golongan : Pembina/ Iva 5. Masa kerja : 24 Tahun, 06 Bulan 6. Jeis Kelamin : Laki-laki 7. Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 03 Juli Pedidikan a. SD Negeri Tangkil II. (1980) b. SMP Negeri 4 Sragen. (1983) c. SMA Negeri 2 Sragen (1986) d. Diploma III- UNS Kimia (1989) e. S-1 Pendidikan Kimia- UT (2011) f. FKIP- Pasca Sarjana Program Magister Manajemen Pendidikan UKSW Salatiga (2011/2014) 9. Mata Pelajaran yang diampu : Kimia 10. Instansi tempat Tugas : SMK Al Falah Salatiga 11. Alamat Sekolah : Jl. Bima No2 Kal. Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Alamat Rumah : Jl. Antasena I, o: 13, Kalurahan Dukuh Kec. Sidomukti, Kota Salatiga. 12. Pengalaman Mengajar a. STM Negeri Dili, Timor-Timur ( b. SMKK Negeri Dili Timor-Timur ( ) c. SMK Negeri 2 Salatiga ( ) d. SMK Al Falah Salatiga (2010- sekarang) 12

14 13. Pengalaman Organisasi a. Ketua MGMP Kimia SMK Kota Salatiga (2002 sampai sekarang) b. Ketua Program Guru Normatif Adaptif di SMK N 2 Salatiga ( ) c. Wakil Kepala Sekolah Bidang Ketenagaan dan Sarpras di SMK N 2 Salatiga ( ) d. Kepala Perpustakaan di SMK N 2 Salatiga. ( ) e. Kepala Sekolah SMK Al Falah Salatiga (2010- sekarang) Salatiga, 1 september 2014 Yang membuat Samsidi, M.Pd Nip :

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Obyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Al Falah Salatiga, terletak di Jalan Bima No 2, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SMK Pancasila,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 Halaman : 1 dari 13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 KATA PENGANTAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II ARAH KEBIJAKAN 5 Umum 5 Pendidikan 5 Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. Bahwa dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa negara menjamin hak setiap

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA Disusun Oleh : Nama : Arief Mukti Hidayat NIM : 7101409212 Prodi : Pendidikan Koperasi S1 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG -23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1. Sejarah Singkat Lembaga Pendidikan SDN Pondok Labu 016 Pagi adalah sekolah dasar yang sedang dalam pengembangan dan kemajuan, baik dalam sistem pembelajaran maupun penerapan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa pendidikan Kota

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Analisis situasi bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah yang digunakan sebagai lokasi PPL meliputi kondisi fisik

A. Analisis Situasi Analisis situasi bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah yang digunakan sebagai lokasi PPL meliputi kondisi fisik BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dalam rangkaian KKN-PPL Terpadu merupakan keterpaduan dari dua matakuliah, yakni KKN dan PPL. PPL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

No Profil Lulusan Deskripsi Profil III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi sebuah bangsa, karena pembangunan sebuah bangsa tidak terlepas dari sebuah pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang berdiri sejak tahun 1978. Selama 35 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Seperti yang telah dikemukakan Iwantoro (2014: 53) pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi data hasil peneitian dan pembahasan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi data hasil peneitian dan pembahasan mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data hasil peneitian dan pembahasan mengenai implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, maka dapat diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilainilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N Nomor 14/C, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang mutlak dan menjadi pondasi bagi kemajuan suatu bangsa pada umumnya, dan juga pada tiap individu-individu manusia pada khususnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Aprilia Setianingrum NIM : 4101409073 Program studi : Pendidikan Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Kualitas pendidikan

Lebih terperinci

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS)

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS) KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DAN PERAN UPT PUSAT (PP/BP PAUD DAN DIKMAS) Dr. Sukiman, M.Pd. Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS Oleh : Ties Setyaningsih NIM : Q.100040077 Program Studi :Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK 1 KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK Tujuan penelitian mengetahui kemampuan guru PKn dalam membina karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Indiy Bilqis Miyaliy NIM : 2101409051 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa guru dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN ATAU DIDIRIKAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Iwan Priyadana NIM : 5201409021 Prodi. : Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci