ANALISIS PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PSAK 55 PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PSAK 55 PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PSAK 55 PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE Agnes, Heny Kurniawati Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, , ABSTRACT This study aimed to compare the financial ratios before and after implementation of PSAK 55 (revised 2006) and PSAK 55 (revised 2011) on the banks listed on the Indonesian Stock Exchange also find and analyze empirical evidence whether there are significant differences of financial ratios after implementation of PSAK 55. Ratios which will be analyzed in this study are CAR, NPL, ROA, BOPO, and LDR. Quantitative method used in this study using samples of 28 banks which have not been adopted PSAK 55 in 2009, have been adopted PSAK 55 (revised 2006) in , and have been adopted PSAK 55 (revised 2011) in Analysis was used to test the hypothesis of this study is the quantitative analysis using data normality test, Paired Sample T Test and Wilcoxon Signed Rank Test. The results of this study indicate that there are significant differences in NPL, ROA, BOPO and LDR after implementation of PSAK 55. However, there was no significant difference in CAR. Keywords:PSAK 55, Banks, Financial Ratios ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan (revisi 2011) pada perbankan yang terdaftar di BEI periode serta menemukan dan menganalisis bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio keuangan sesudah penerapan PSAK 55. Rasio-rasio yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel 28 perbankan yang memenuhi kriteria yaitu belum menerapkan PSAK 55 pada tahun 2009, sudah menerapkan PSAK 55 (revisi 2006) pada tahun , dan sudah menerapkan PSAK 55 (revisi 2011) pada tahun Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan uji normalitas data, Paired Sample T Test dan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada 4 rasio yaitu NPL, ROA, BOPO, dan LDR sesudah penerapan PSAK 55. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada CAR. Kata Kunci:PSAK 55, Bank, Rasio Keuangan Pendahuluan Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan PSAK 55 (revisi 2006) kemudian telah diperbaharui menjadi PSAK 55 (revisi 2011) mengenai Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Financial Reporting Standard dan dibahas dalam International Accounting Standards (IAS) 39 mengenai financial instrument recognition and measurement. PSAK 55 merupakan standar akuntansi

2 yang cukup kompleks karena berupaya mengakomodasi kebutuhan pengaturan instrumen keuangan yang berkembang pesat. Reaksi terhadap terhadap pemberlakuan PSAK 55 tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan masih terus muncul. Para bankir mempermasalahkan dampak PSAK 55 (revisi 2006) terhadap rasio-rasio keuangan Bank dan menganggap penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dapat berdampak pada kapital dan asset, namun masih dalam tahap mengkaji dampak penerapan secara keseluruhan terhadap bank. Selain itu PSAK 55 (revisi 2011) yang merupakan revisian dari PSAK 55 (revisi 2006) juga terjadi perubahan. Salah satu perubahannya adalah pengakuan klasifikasi aset keuangan. PSAK 55 (revisi 2011) membagi aset keuangan menjadi empat klasifikasi yaitu: aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan atau piutang, dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pada kategori pinjaman dan piutang bisa terjadi penurunan nilai yang diatur pada PSAK 55 karena beberapa hal seperti nilai tercatat atau biaya perolehan yang diamortisasi lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali. Dasar pengukurannya yang dilakukan pada PSAK 55 (revisi 2011) dengan menggunakan nilai wajar bukan lagi biaya historis. Hal-hal itulah yang merupakan alasan industri perbankan Indonesia mengalami kesulitan menerapkan PSAK 55 (revisi 2006) sehingga pada awal pengadopsian IFRS, Bank Indonesia mengijinkan tanggal efektif pemberlakuan PSAK 55 (revisi 2006) yaitu 1 Januari 2009 diubah menjadi 1 Januari Sekalipun demikian, tidak dapat dipungkiri banyak manfaat dan kelebihan implementasi PSAK 55. Manfaat dan kelebihan tersebut antara lain dengan adanya standar akuntansi Indonesia yang mengacu pada standar Internasional ini, akan meningkatkan keandalan, keterbandingan dan representative faithfulness, serta peningkatan transparansi terhadap pelaporan keuangan bank. Dalam penelitian Pawel Punda (2011) yang berjudul The Impact Of International Financial Reporting Standard (IFRS) Adoption On Key Financial Ratios Evidence From The UK menyatakan bahwa UK GAAP dan IFRS sangat serupa dalam banyak hal, namun terdapat banyak perbedaan yang signifikan pada angka-angka akuntansi sehingga berdampak pada rasio-rasio keuangan. Semua rasio profitabilitas meningkat secara substansial setelah transisi sedangkan rasio likuiditas kurang signifikan, tapi masih cukup meningkat secara substansial. Dalam penelitian Emanuela (2012) yang berjudul Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) Atas Impairment Piutang pada Perusahaan Multifinance menyatakan bahwa penurunan beban cadangan penurunan piutang dari tahun 2009 ke 2010 memberikan dampak pada kenaikan persentase laba bersih perusahaan namun bukan merupakan penyebab satu-satunya dari kenaikan laba bersih karena terdapat beberapa faktor lainnya yang menjadi penunjang kenaikan laba bersih perusahaan. Dalam penelitian Muhammad Evan Secarian (2012) yang berjudul Evaluasi Penerapan PSAK 55 Mengenai Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran pada Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan, Perlakuan Akuntansi, dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada PT. ABC Ventura) menyatakan nilai perusahaan mengalami kenaikan berdasarkan laporan keuangan hanya saja terjadi penurunan pada tahun Cadangan kecukupan penurunan nilai memiliki pengaruh dalam besaran laba perusahaan, jika cadangan kecukupan penurunan nilai tinggi akan menyebabkan laba perusahaan turun dan nilai perusahaan rendah. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah penelitian terdahulu lebih banyak membahas secara terbatas pada aspek-aspek tertentu dalam PSAK 55 dengan menggunakan metode kualitatif, atau membahas penerapan IFRS. Namun masih jarang penelitian yang membahas penerapan PSAK 55 dengan menggunakan metode kuantitatif untuk melihat perbandingan terhadap rasio-rasio keuangan perbankan tertentu sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio Non Performing Loan (NPL) sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio Return on Assets (ROA) sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ?

3 5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan rasio keuangan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan (revisi 2011) pada perbankan yang terdaftar di BEI periode Menemukan dan menganalisis bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan sesudah penerapan PSAK 55. Metode Penelitian Penentuan Jumlah Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling berdasarkan sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun b. Data laporan keuangan tersedia untuk tahun c. Data memiliki kelengkapan terkait dengan variabel penelitian. d. Laporan keuangan tersebut belum menerapkan PSAK 55 pada tahun 2009, sudah menerapkan PSAK 55 (revisi 2006) pada tahun , dan sudah menerapkan PSAK 55 (revisi 2011) pada tahun Berdasarkan kriteria-kriteria diatas maka bank yang terpilih sebagai sampel sejumlah 28 bank. Metode Pengumpulan Sampel 1. Studi Pustaka Data dan teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. 2. Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran atas data-data yang diperlukan dari laporan keuangan perbankan tahun Pengamatan dilakukan atas penerapan PSAK 55 dan dihubungkan dengan perhitungan rasio-rasio perbankan dari data laporan keuangan yang diperoleh di situs resmi Bursa Efek Indonesia dan website resmi perusahaan terkait. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan model analisis Paired Sample T Test atau Wilcoxon Signed Rank tergantung dengan distribusi datanya, analisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS Untuk memberikan gambaran mengenai data yang digunakan, penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yang didahului oleh analisis statistik deskriptif. Selanjutnya dilakukan pengujian statistik dengan uji distribusi normal dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis parsial untuk masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan uji analisis Paired Sample T Test apabila data berdistribusi normal dan model uji analisis Wilcoxon Signed Rank apabila data berdistribusi tidak normal. Untuk tingkat signifikansi atau nilai alfa (α), nilai alfa yang umum dipakai adalah 0,05 dan 0,01, kemudian pada penelitian ini ditetapkan tingkat signifikansi atau probabilitas kesalahan untuk menolak H 0 untuk seluruh pengujian adalah sebesar 0,05 atau (5%). Metode Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu : 1. Tabel : Tabel digunakan untuk menunjukkan data-data yang sifatnya tabular. 2. Grafik atau diagram : Penyajian dengan grafik atau diagram digunakan untuk menampilkan sebuah kondisi atau hasil analisis agar lebih mudah dipahami. 3. Deskriptif : Penjabaran dari hasil analisis dan kesimpulan. Hasil dan Bahasan Berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006), penelitian ini akan membandingkan rasio keuangan pada tahun 2009 dan 2010 untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada rasio keuangan dari transisi sebelum penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) namun penerapan yang dilakukan belum terlaksana secara sempurna. Salah satunya terbukti dari beberapa bank yang masih menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan estimasi berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Selain itu penelitian ini juga akan membandingkan rasio keuangan pada tahun 2009 dan 2011 untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada rasio keuangan dari transisi sebelum

4 penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dengan penerapan yang telah sempurna. Berdasarkan PSAK 55 (revisi 2011), penelitian ini juga akan membandingkan rasio keuangan pada tahun 2011 dan 2012 untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada rasio keuangan dari transisi PSAK 55 (revisi 2006) ke PSAK 55 (revisi 2011). Selain itu penelitian ini juga akan membandingkan rasio keuangan pada tahun 2009 dan 2012 untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada rasio keuangan dari transisi sebelum penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2011). Setelah dilakukan analisis deskriptif untuk melihat gambaran penelitian, kemudian dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil pengujian tersebut dinyatakan NPL 2009 dan ROA 2010 tidak berdistibusi normal karena hasil pengujian memperoleh nilai P value < 0.05 maka digunakan uji non-parametrik yaitu Wilcoxon Signed Rank Test. Kategori lainnya dinyatakan data berdistibusi normal maka digunakan uji statistik parametrik yaitu Paired Sample T Test. Setelah melakukan uji normalitas data pada kelima rasio, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Paired Sample T Test untuk data yang berdistribusi normal. Tabel 1-5 menunjukkan hasil pengujian Paired Sample T Test. Paired Samples Test Tabel 1 Hasil Paired Samples T Test pada CAR Deviation Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) % 7.84% 1.48% -2.79% 3.29% % 8.73% 1.65% -1.80% 4.97% % 7.06% 1.33% -1.51% 3.97% % 4.66% 0.88% -2.16% 1.46% Paired Samples Test Tabel 2 Hasil Paired Samples T Test pada NPL Deviati on Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) % 0.66% 0.12% -0.24% 0.27% Paired Samples Test Tabel 3 Hasil Paired Samples T Test pada ROA Deviation Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) % 0.95% 0.18% -0.80% -0.06% % 1.85% 0.35% -1.40% 0.04% % 1.22% 0.23% -0.72% 0.22% Tabel 4 Hasil Paired Samples T Test pada BOPO Paired Samples Test Deviation Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed)

5 % 4.64% 0.88% 1.07% 4.67% % 8.33% 1.57% 1.17% 7.63% % 13.76% 2.60% 2.04% 12.71% % 9.07% 1.71% -0.54% 6.49% Paired Samples Test Tabel 5 Hasil Paired Samples T Test pada LDR Deviation Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) % 8.81% 1.67% -4.25% 2.58% % 9.82% 1.86% -7.67% -0.05% % 10.95% 2.07% % -3.97% % 6.71% 1.27% -6.95% -1.75% Uji Wilcoxon Signed Rank Test Langkah berikutnya untuk data yang berdistribusi tidak normal maka dilakukan pengujian non parametrik dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Tabel 6-9 menunjukkan hasil pengujian dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Tabel 6 Hasil Uji Wilcoxon pada NPL 2009 dan Z b Asymp. Sig. (2-tailed).143 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks. Tabel 7 Hasil Uji Wilcoxon pada NPL 2009 dan Z b Asymp. Sig. (2-tailed).013 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks. Tabel 8 Hasil Uji Wilcoxon pada NPL 2009 dan Z b Asymp. Sig. (2-tailed).036 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks. Tabel 9 Hasil Uji Wilcoxon pada ROA 2009 dan Z b Asymp. Sig. (2-tailed).187 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.

6 Pembahasan Analisis Data Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan hasil pengujian Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan metode paired sample t-test untuk data berdistribusi normal dan metode Wilcoxon Signed Rank Test untuk data berdistribusi tidak normal pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011).. Pada tahun 2010, penerapan PSAK 55 (revisi 2006) belum terlaksana secara sempurna. Beberapa bank masih menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan estimasi berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Hal ini mungkin yang menyebabkan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada rata-rata CAR. Pada tahun 2011, seluruh bank telah menerapkan PSAK 55 (revisi 2006) secara keseluruhan, rata-rata CAR mengalami penurunan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya. Namun berdasarkan pengujian hipotesis dengan metode paired sample t-test, penurunan yang terjadi juga tidak termasuk signifikan. Pada tahun 2012, Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan PSAK 55 (revisi 2011). Namun perubahan yang terjadi pada revisian PSAK 55 ini tidak berpengaruh terhadap CAR. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan metode paired sample t-test, rata-rata CAR mengalami peningkatan pada tahun 2012, namun peningkatan yang terjadi tidak signifikan dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya kebijakan bank yang menambah modalnya. Namun, kondisi rata-rata perbankan berdasarkan CAR dapat dikatakan baik karena tahun rata-rata CAR di atas 16%, masih jauh di atas peraturan Bank Indonesia yaitu PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 bahwa bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Non Performing Loan (NPL) Berdasarkan hasil pengujian Non Performing Loan (NPL) dengan metode paired sample t-test untuk data berdistribusi normal dan metode Wilcoxon Signed Rank Test untuk data berdistribusi tidak normal pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata Non Performing Loan (NPL) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006), dan sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). Dua kategori periode perbandingan lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Penurunan rasio NPL ini dapat dikatakan baik karena menunjukkan resiko kredit macet pada rata-rata perbankan berkurang. Selain itu memang kondisi rata-rata perbankan yang terdaftar di BEI menunjukkan kondisi yang baik karena mempunyai rasio NPL. Penerapan PSAK 55 dapat mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah, adanya koreksi pencadangan, dan transparansi terhadap pelaporan keuangan bank akan meningkat. Hal tersebut seharusnya membuat bank memiliki kesempatan untuk meningkatkan kinerja laporan keuangannya dengan mendapatkan kredit yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya resiko kredit macet pada rata-rata perbankan. Beberapa hal lainnya yang mungkin mempengaruhi perubahan NPL pada periode tersebut misalnya kemampuan debitur yang meningkat dari sisi finansial dan etika baik untuk melunasi kredit, serta kondisi perekonomian Indonesia yang membaik. Return on Assets (ROA) Berdasarkan hasil pengujian Return On Assets (ROA) dengan metode paired sample t-test untuk data berdistribusi normal dan metode Wilcoxon Signed Rank Test untuk data berdistribusi tidak normal pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011) maka dapat disimpulkan bahwa hanya satu kategori periode perbandingan yang terdapat perbedaan yang signifikan yaitu sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). Ketiga kategori periode perbandingan lainnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Faktor-faktor penyebab kenaikan laba bank pada periode tersebut terdiri dari pesatnya pengucuran kredit pada awal tahun menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kenaikan laba karena umumnya jika kredit naik maka profit akan ikut naik, selain itu perbankan berhasil melakukan efisiensi dari sisi biaya, dan penerapan PSAK 50 dan 55 yang mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah. Pada awal tahun 2012, Pertumbuhan aset tiga bank terbesar di Indonesia, yaitu BRI, Bank Mandiri, dan BCA, masing-masing sebesar 16,23%, 22,7%, dan 16,72%. PSAK 55 secara langsung

7 maupun tidak langsung turut memberikan pengaruh positif pada rasio ROA periode 2011 saat penerapan PSAK 55 (revisi 2006) telah dilaksanakan secara sempurna meskipun peningkatan rasio ROA juga ditunjang oleh banyak faktor lainnya. Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Berdasarkan hasil pengujian Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dengan metode paired sample t-test untuk data berdistribusi normal dan metode Wilcoxon Signed Rank Test untuk data berdistribusi tidak normal pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) pada tiga kategori periode perbandingan yaitu sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006), sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006), dan sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). Rasio BOPO mengalami penurunan terus dari Hal ini menunjukkan rata-rata bank mampu meningkatkan pendapatan operasionalnya secara signifikan karena beban operasional pada pada rata-rata bank meningkat salah satunya disebabkan oleh larangan penggunaan tenaga alih daya atau outsourcing untuk pekerjaan inti sehingga mendorong bank merekrut pegawai tetap lebih banyak dan kenaikan gaji pegawai serta peningkatan biaya operasional seperti pelatihan karyawan, pembelian sistem dan teknologi yang terkait dengan penerapan PSAK 55. Demi menjaga kemampuan mencetak laba, ternyata perbankan terus meningkatkan pendapatan operasional selain bunga alias fee based income. Ini cara bank meningkatkan pendapatan, selain dari bunga kredit. Misalnya mengoptimalkan lini kredit konsumer untuk mendongkrak pendapatan non bunga, mengoptimalkan fungsi transaksi ATM dan pelayanan pembayaran STNK secara elektronik untuk memperbesar fee based. Pendapatan operasional bank meningkat juga dikarenakan pesatnya pengucuran kredit, selain itu perbankan yang juga berhasil melakukan efisiensi dari sisi biaya, dan penerapan PSAK 50 dan 55 yang mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah. Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan hasil pengujian Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan metode paired sample t-test untuk data berdistribusi normal dan metode Wilcoxon Signed Rank Test untuk data berdistribusi tidak normal pada empat kategori periode perbandingan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan pada tiga kategori periode perbandingan yaitu sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006), sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011), sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). Selain itu tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). Salah satu penyebab peningkatan LDR bank yaitu pesatnya ekspansi kredit. Selain itu Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan giro wajib minimum (GWM) yang dikaitkan LDR yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/19/PBI/2010 yang isinya LDR harus memenuhi batas bawah 78% dan jika gagal harus membayar penalti, sehingga membuat bank-bank besar seperti Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, dan Bank BNI meningkatkan penyaluran kredit sambil mengerem agresivitas penghimpunan dana pihak ketiga. Bank-bank ini terkenal memiliki LDR rendah dan dianggap sebagai bank yang rajin menghimpun dana, tapi malas menyalurkan kredit. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, PSAK 55 dianggap dapat berpotensi menimbulkan penurunan loan to deposit ratio (LDR). Tetapi berdasarkan penelitian ini, menyatakan hal sebaliknya yaitu LDR meningkat secara signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan pesatnya ekspansi kredit dan tuntutan Bank Indonesia untuk meningkatkan LDR hingga memenuhi batas bawah 78% membuat LDR meningkat secara signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil pengujian Capital Adequacy Ratio (CAR) maka dapat disimpulkan a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006).

8 b. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). c. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). d. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). 2. Berdasarkan hasil pengujian Non Performing Loan (NPL) maka dapat disimpulkan: a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). d. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). e. Salah satu penyebab terdapat perbedaan yang signifikan pada NPL dikarenakan penerapan PSAK 55 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2011). Penerapan PSAK 55 dapat mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah, adanya koreksi pencadangan, dan transparansi terhadap pelaporan keuangan bank akan meningkat sehingga membuat bank berkesempatan meningkatkan kinerja laporan keuangannya dengan mendapatkan kredit yang memiliki kualitas yang baik. Namun peningkatan ini juga dapat dipengaruhi hal-hal lain seperti kemampuan debitur yang meningkat dari sisi finansial dan etika baik untuk melunasi kredit, serta kondisi perekonomian Indonesia yang membaik. 3. Berdasarkan hasil pengujian Return On Assets (ROA) maka dapat disimpulkan: a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return On Assets (ROA) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return On Assets (ROA) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). c. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return On Assets (ROA) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). d. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Return On Assets (ROA) sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). e. PSAK 55 secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan pengaruh positif pada rasio ROA meskipun peningkatan rasio ROA juga ditunjang oleh banyak faktor lainnya seperti pesatnya pengucuran kredit dan keberhasilan melakukan efisiensi dari sisi biaya. Penerapan PSAK 55 mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah. 4. Berdasarkan hasil pengujian Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) maka dapat disimpulkan: a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). b. Terdapat ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). d. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). e. Perbedaan yang signifikan dengan menurunnya rasio BOPO menunjukkan bank mampu meningkatkan pendapatan operasionalnya secara signifikan di saat tekanan tinggi atas biaya operasional yang meningkat. Pendapatan operasional bank meningkat dikarenakan pesatnya pengucuran kredit, menargetkan peningkatan pendapatan selain dari bunga kredit, selain itu perbankan yang juga berhasil melakukan efisiensi dari sisi biaya, dan penerapan PSAK 55 yang mempengaruhi tingkat biaya pencadangan sehingga aset produktif bank bertambah. 5. Berdasarkan hasil pengujian Loan to Deposit Ratio (LDR) maka dapat disimpulkan:

9 a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2010) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2011) menerapkan PSAK 55 (revisi 2006). c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2009) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). d. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) sebelum (pada tahun 2011) dan sesudah (pada tahun 2012) menerapkan PSAK 55 (revisi 2011). e. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, PSAK 55 dianggap berpotensi menimbulkan penurunan LDR, namun berdasarkan penelitian ini menunjukkan hal sebaliknya. LDR mengalami perbedaan yang signifikan dengan mengalami peningkatan. Penyebab peningkatan LDR bank antara lain pesatnya ekspansi kredit dan kebijakan giro wajib minimum (GWM) yang mewajibkan LDR harus memenuhi batas bawah 78%, jika gagal harus membayar penalti. Saran 1. Apabila ada peraturan baru yang menimbulkan perdebatan karena beberapa hal, lebih baik segera dicari dan dianalisis bukti empiris yang mendukung atau menyangkal perdebatan tersebut karena peraturan dibuat dengan tujuan yang baik bukan untuk merugikan. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menjelaskan lebih detil penyebab perubahan rasio-rasio keuangan berdasarkan bukti-bukti dan pengujian hipotesis. 3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menambahkan rentang waktu penelitian dan rasio keuangan lain atau metode lain, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian. REFERENSI Aminullah, J. (2007). Implikasi Penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 Revisi 2006 Pada Institusi Perbankan : Sebuah Studi Literatur. Skripsi S1. Universitas Indonesia, Depok. Anggrayni, D. (2011). Analisis Kinerja Perbankan yang Mengadopsi Standar Pelaporan Internasional (IFRS) Berdasarkan Harga Saham, Laba Per Saham, dan Kapitalisasi Pasar. Skripsi S1. Universitas Gunadarma, Depok Bank Indonesia. (2007). Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Bank Indonesia. (2008). Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Bank Indonesia. (2010). Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing. Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Emanuela, J. (2012). Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) Atas Impairment Piutang pada Perusahaan Multifinance. Skripsi S1. Universitas Indonesia, Depok. Fajar, R. (2011). Jurnal Konversi Standar Akuntansi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting Standards). Diakses 18 Januari 2013 dari Franedya, R. 20 November, (2009). Bankir Menilai PSAK 55 Bisa Pengaruhi Modal. Diakses 1 April 2013 dari Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). PSAK 1 (Revisi 2009) Tentang Penyajian Laporan keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2006). PSAK No. 50 (Revisi 2006) Tentang Penyajian dan Pengungkapan Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2006). PSAK No. 55 (Revisi 2006) Tentang Pengakuan dan Pengukuran Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). PSAK No. 55 (Revisi 2011) Tentang Pengakuan dan Pengukuran Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Natawidnyana. (2008).International Financial Reporting Standards (IFRS): A Brief Description. Diakses 18 Januari 2013 dari

10 Punda, P. (2011). The Impact Of International Financial Reporting Standard (IFRS) Adoption On Key Financial Ratios Evidence From The UK. Master s Thesis. Aarhus School of Business. Santoso, S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Secarian, M. (2012). Evaluasi Penerapan PSAK 55 (Mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) Pada Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan, Perlakuan Akuntansi, dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada PT. ABC Ventura). Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Vol.1 (No.2) : diakses 15 Mei diakses 20 April RIWAYAT PENULIS Agnes lahir di Jakarta pada 29 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun Saat ini penulis bekerja sebagai Audit Associate 2 di PricewaterhouseCoopers Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu laporan keuangan juga memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan analisis komparatif. Penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Compare Analysis the Financial Ratios Before and After Implementation of PSAK 55 (Revised 2011) on the Banks Listed on the Indonesian Stock Exchange period 2009-2013 This study aimed to compare

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data 28 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Sumber Data Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data penelitian ini yaitu berasal dari data sekunder berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada semua bank syariah dan bank konvensional yang berada di Bursa Efek Indonesia. Adapun ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2 Suwandi, Sularso, Suroso, Pengaruh Kualitas Layanan... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Yudiana Febrita Putri 1 Isti Fadah 2

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA

EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA EVALUASI KINERJA KEUANGAN BANK DALAM KERANGKA ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA PERIODE 2004-2008 : PERBANDINGAN CAR, NPL, LDR, EATAR, BOPO, dan ROA Nita Puspita Sari Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words : CAMEL Method, CAR, NPL, NPM, ROA, LDR. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words : CAMEL Method, CAR, NPL, NPM, ROA, LDR. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this research is to identify whether there are significant difference between Indonesia s banking industry performance before the global financial crisis took place in 2006 and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis terhadap laporan keuangan Bank Umum

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN YANG MENGADOPSI STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL Maulidya Nurisya 1 Wardoyo 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok

Lebih terperinci

Sasa Elida Sovia Muhammad Saifi Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Sasa Elida Sovia Muhammad Saifi Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN RASIO KEUANGAN BANK (Studi pada Bank Konvensional yang Terdaftar di BEI yang Memiliki Bank Syariah Periode 2012-2014)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulisan penelitian ini dilakukan pada 13 April 2013 sampai dengan selesai dengan memperoleh data dari internet dan buku-buku di perpustakaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL (Studi kasus pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia, periode 2010-2012) ABSTRAK Megawati Naipulu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data-data sekunder yaitu data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data-data sekunder yaitu data-data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data-data sekunder yaitu data-data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber-sumber lain. Misalnya, laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh otoritas moneter, khususnya Bank Indonesia sebagai bank sentral. Faktorfaktor. tingkat bunga, dan inovasi instrumen keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh otoritas moneter, khususnya Bank Indonesia sebagai bank sentral. Faktorfaktor. tingkat bunga, dan inovasi instrumen keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam melakukan bisnisnya akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan oleh otoritas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat

Lebih terperinci

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah bank umum baik persero maupun swasta nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. komparatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

BAB 3 METODA PENELITIAN. komparatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif komparatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 3 September 2008, hal. 532 539 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA Ario Dananjaya Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dengan Menggunakan Rasio Likuiditas dan Rentabilitas (Studi Pada Bank BRI, Bank BNI, Dan Bank Mandiri) 1 Ika Purnamadewi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang ikut andil maupun berperan penting dalam laporan keuangan suatu perusahaan, terutama untuk mengembangkan dan mengatur perekonomian

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Perbandingan Dana Pihak Ketiga, Return On Assets, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan To Deposit Ratio Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA )

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA ) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA 2009-2012) NUSANTARI DELLA PRATIWI FAKULTAS EKONOMI/ AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Perbandingan Dana Pihak Ketiga, Roa, Bopo, dan LDR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Sebelum dan Sesudah Pembelian Satelit The Comparison Analysis of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kesehatan Bank terhadap Return Saham pada Industri Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 4.1.1. Kondisi Risk/Non Performing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya berubahnya waktu dan situasi yang terjadi saat ini, serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis perbankan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

Age Estri Budiarti 1 Lana Sularto 2. Abstrak

Age Estri Budiarti 1 Lana Sularto 2. Abstrak IMPLEMENTASI PSAK 50 DAN 55 SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI PENERAPAN IFRS IAS 32 DAN 39 SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LABA DAN HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Age Estri Budiarti 1 Lana Sularto 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mandiri) HALAMAN JUDUL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) Dita Awalia Afriani/ 20208388 Pembimbing : Herry Sussanto, DR. SE., MM. LATAR BELAKANG MASALAH Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA), (STUDI PADA BANK UMUM GO PUBLIC YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2011) Henry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International

BAB I PENDAHULUAN. PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 39 mengenai Recognition and Measurement of Financial Instruments

Lebih terperinci

Oleh: ASRI WIYATI B

Oleh: ASRI WIYATI B ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2, bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peran penting sebagai salah satu penggerak roda perekonomian bangsa. Memburuknya kinerja perbankan akan berdampak negatif bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Populasi penelitian adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2009-2012 sebagai subject penelitian. Dari 139

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP NON PERFORMANCE LOAN BANK NASIONAL

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP NON PERFORMANCE LOAN BANK NASIONAL MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 6, No. 1, Edisi Maret 2014, Hlm. 60-64 http: //www.tsm.ac.id/mb PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Resiko Kredit, Pendapatan Bunga Bersih, dan GWM Terhadap Return On Assets (Studi pada perusahaan sektor bank yang terdaftar di BEI periode 2011-2015) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga intermediasi keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan. Kegiatan utama suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJAKEUANGAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ROA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Diyah Santi Hariyani 1 1 Universitas PGRI Madiun

ANALISIS KINERJAKEUANGAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ROA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Diyah Santi Hariyani 1 1 Universitas PGRI Madiun ANALISIS KINERJAKEUANGAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ROA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Diyah Santi Hariyani 1 1 Universitas PGRI Madiun dyarth@yahoo.com ABSTRACT Purpose this study analyze

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8182 Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung 1 Putri Handayani 2 Dr.

Lebih terperinci

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Perbankan syariah di mulai pada tahun 1991 dimana didirikan bank umum syariah perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat, dalam waktu yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga kepercayaan dengan tugas pokok menjadi perantara antara pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor yang mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat penelitian menguraikan tentang jadwal penelitian dilaksanakan dan lokasi dimana penelitian dilakukan, yang juga mencakup gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang kepercayaan, yang di dalam hal ini adalah media perantara keuangan antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang memegang fungsi penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bank mempunyai fungsi utama

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO Pengaruh CAR, LDR, NPL (Arief P Wicaksono) 32 PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya globalisasi mengakibatkan semakin berkembangnya transaksi bisnis lintas negara dan arus modal investasi. Perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga keuangan merupakan aset yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan perekonomian tidak bisa terlepas dari besarnya

Lebih terperinci

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3 PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA DAN ROE) BANK PERSERO INDONESIA YANG DIPUBLIKASIKAN BANK INDONESIA PERIODE 2010 2015 Hani Maulida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial intermediary. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL 1. Capital (Permodalan) Resiko yang digunakan dalam perhitungan permodalan adalah Capital Adequecy Ratio (CAR)

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2014-2015 Hevi Zainuri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.2 Desember 2017, 237-248 E-ISSN: 2528-0163 237 Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar Hartanti Manajemen Perpajakan; Akademi Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ekonomi saat ini sangat cepat dan pesat yang diikuti dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat mempengaruhi dunia perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014) Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Selamat Fajar S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan paling lengkap. Lembaga Keuangan Bank (LKB) dalam praktiknya terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Rasio Kecukupan Modal. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Rasio Kecukupan Modal. Tabel 4.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Faktor Capital (Permodalan) 1. Kecukupan Modal Bank a. Rasio Kecukupan Modal Tabel 4.1 Hasil Penilaian Peringkat Rasio KPMM Tahun 2013 Nama Bank KPMM(Modal/ATMR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Indonesiaserta menggunakan metode electronic research dan library. internet ke website Bursa Efek Indonesia (BEI), dan

METODOLOGI PENELITIAN. Indonesiaserta menggunakan metode electronic research dan library. internet ke website Bursa Efek Indonesia (BEI), dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesiaserta menggunakan metode electronic research dan library research guna

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam perekonomian suatu negara yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan menyalurkannya

Lebih terperinci