Analisa Beban Section untuk Menentukan Alternatif Manuver Jaringan Distribusi 20 kv Penyulang BRG-3 PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Beban Section untuk Menentukan Alternatif Manuver Jaringan Distribusi 20 kv Penyulang BRG-3 PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga"

Transkripsi

1 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver Jaringan Distribusi 20 kv BG-3 PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang akhmadjamaah@yahoo.com Abstrak Keandalan suatu sistem tenaga listrik berkaitan dengan kualitas dan kontinyuitas penyaluran dayanya. Kualitas listrik diukur bedasarkan dua hal, yaitu tegangan dan frekuensi. Sedangkan kontinyuitas penyaluran daya listrik ditandai dengan pasokan daya yang terus menerus atau dengan kata lain meminimalisir pemadaman. Salah satu yang berpengaruh di dalam kontinyuitas penyaluran daya listrik adalah pemilihan jenis konfigurasi jaringan. Konfigurasi adial yang sederhana diangap tidak dapat memenuhi keandalan suatu sistem distribusi oleh karena itu dibuat bentuk variasinya berupa Konfigurasi Loop (SPLN No.59 Tahun 985). Konfigurasi Loop merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan radial, dimana pada ujung dari dua buah jaringan di pasang sebuah saklar (switch) berupa ABSW atau LBS. Untuk meningkatkan keandalan suatu jaringan, sebuah penyulang dipisahkan ke dalam bagian-bagian tertentu yang disebut dengan section. merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh peralatan pemisah seperti ABSW, LBS, maupun ecloser. berfungsi untuk meninimalisir daerah padam saat dilakukan manuver jaringan. Manuver jaringan merupakan serangkaian kegiatan modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal. Di dalam melakukan manuver jaringan perlu diperhatikan kapasitas peralatan jaringan berkaitan dengan beban maksimal yang dapat dipikul, seperti dan ecloser. Selain itu, di dalam melakukan manuver direkomendasikan untuk memilih penyulang dengan rugi-rugi saluran paling kecil sehingga daerah padam dapat diminimalisir namun kualitas listrik tetap dapat dipertahankan. Bagi penyulang BG-3 terdapat alternatif yang berbeda untuk setiap kondisi section yang padam. Jika section-section yang berada pada zone atau daerah sepanjang hingga ecloser pertama padam, urutan altenatif manuvernya melalui penyulang BG-7, BG- dan BG-2. Sedangkan jika zone 2 padam, urutan altenatif manuvernya melalui penyulang BG-, BG-4 dan BG-2. Kata kunci: keandalan,konfigurasi jaringan, maneuver Abstract An electricity power system reliability is related with quality and continuity of power distribution. Power quality has two parametercontrol, they are voltage and frequency. Continuity of electrical power distribution is showed with continuous power supply or minimum power outages. The continuity of electrical power distribution depend on network configuration. The simple adial configuration is not suitable again to fullfil realiability of a distribution system, so it wascreated a variant form with Loop Configuration (SPLN 59 of 985). Loop Configuration is a combination of two radial network structure, and it put the ends. To improve the reliability of a network, a feeder separated into specific parts called sections. is an area bounded by separating equipment such as ABSW, LBS, and ecloser. serves to minimalized carried out when the maneuver area network. Maneuver network is a series of modifications to the normal operating activities of the network due to a disturbance / work network so that it remains the achievement of conditions that the maximum electrical power supply. The applying manuver consider of network equipment setting with the maximum load that can be carried, such as and ecloser. Moreover, in the maneuvering recommended to choose feeders with smallest losses so outages section can be minimalized and get good quality power. BG-3 feeder hasdifferent alternatives for each condition were outages section. If the outages section located at zone or the area along the to first ecloser, alternative sequences maneuver through feeder BG-7, BG- and BG-2. Whereas if zone 2 is off, maneuvering through feeders alternative sequence BG-, BG-4 and BG-2. Keywords : eliability, Maneuver, Network Configurat 59

2 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Manuver jaringan adalah kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal. Untuk melakukan manuver jaringan diperlukan peralatan pemisah dan penghubung (switching) antar penyulang. Peralatan yang berfungsi sebagai saklar (switching) ini berupa ABSW (Air Break Switch) atau LBS (Load Break Switch). Dengan mengoperasikan ABSW NO (Normaly Open) atau LBS NO, konfigurasi penyulang yang semula adial akan berubah menjadi Loop. Sedangkan ABSW NC (Normaly Close) atau LBS NC berfungsi untuk memisahkan beban ke dalam suatu jarak tertentu (section). Tujuannya untuk mempermudah melokalisir apabila terjadi gangguan, sehingga tidak meluas ke jaringan yang dibelakangnya. Manuver jaringan merupakan langkah penting dalam pengoperasian sistem distribusi tenaga listrik. Mengingat pentingnya kegiatan ini maka operator distribusi harus dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tepat dalam melakukan manuver jaringan. Pertimbangan operator saat manuver jaringan distribusi, adalah memperhatikan rugi-rugi yang akan timbul akibat dari manuver tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif-alternatif manuver jaringan apa saja yang dapat dilakukan jika dikehendaki memanuver jaringan penyulang BG-3. Perhitungan dilakukan secara manual maupun menggunakan software ETAP untuk memperoleh pertimbangan yang tepat saat dilakukan manuver jaringan BG-3..2 Tinjauan Pustaka.2. Konfigurasi Jaringan Loop Konfigurasi jaringan loop merupakan jaringan dengan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ing. Konfigurasi Loop merupakan variasi dari konfigurasi radial. Susunan rangkaian saluran membentuk ring, yang memungkinkan titik beban terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinyuitas pelayanan lebih terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya saluran lebih kecil. a. Open Loop Konfigurasi Jaringan Open Loop (lihat Gambar ) merupakan pengembangan dari sistem adial, sebagai akibat diperlukannya keandalan yang lebih tinggi dan umumnya sistem ini dapat dipasok oleh satu gardu induk. Dimungkinkan juga dari gardu induk lain tetapi harus dalam satu sistem di sisi tegangan tinggi karena hal ini diperlukan untuk memudahkan manuver beban pada saat terjadi gangguan atau kondisi-kondisi pengurangan beban. 50/70 kv TAFO GI- 20 kv GADU DISTIBUSI BEBAN Open loop dari 2 GI BEBAN 50/70 kv TAFO GI-2 20 kv GADU DISTIBUSI Open loop dari GI Gambar Konfigurasi Jaringan Open Loop b. Close Loop Konfigurasi Jaringan Close Loop (lihat Gambar 2) digunakan untuk jaringan yang dipasok dari satu gardu induk, memerlukan sistem proteksi yang cukup rumit biasanya menggunakan rele arah (directional relay). Sistem ini mempunyai kehandalan yang lebih tinggi dibandingkan sistem radial. 50/70 kv 20 kv TAFO GI GADU DISTIBUSI BEBAN GADU DISTIBUSI Gambar 2 Konfigurasi Jaringan Close Loop Close Loop.2.2 Kualitas Daya Listrik Ada 2 (dua) hal yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu tegangan dan frekuensi. Tegangan pelayanan ditentukan oleh [5]: a. Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM adalah 5 %, sedangkan pada konsumen T maksimum + 5 % dan minimum 0 %. b. Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan. c. Kedip akibat pembebanan sekecil mungkin. d. Hilang tegangan sejenak akibat manuver secepat mungkin. Sedangkan untuk frekuensi batasan yang dijinkan adalah batas toleransi frekuensi adalah % dari frekuensi standar 50 Hz. 60

3 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : Keandalan penyaluran tenaga listrik Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya pemadaman pada pelanggan yang disebut dengan angka SAIDI dan SAIFI. Angka lama padam SAIDI (system Average Interuption Duration Index) [] Jumlah durasi gangguan pelanggan SAIDI = jumlah pelanggan i Ni SAIDI = Ni keterangan : U i = Lama waktu gangguan rata-rata unit (menit) N i = Jumlah pelanggan pada satu titik Angka sering padam SAIFI (System Interuption Frequency Index) [] Jumlah gangguan pelanggan SAIFI = jumlah pelanggan i Ni SAIFI = N keterangan: i = Laju kegagalan unit (kali) N i = Banyak pelanggan pada satu titik N = Jumlah pelanggan Average Semua perusahaan penyedia listrik besar akan berusaha untuk menurunkan nilai SAIDI dan SAIFI dari pelayanan penyaluran energi listriknya, sehingga dapat memenuhi standarisasi perusahaan dengan tingkat kelas dunia yaitu dengan angka SAIDI 00 menit/pelanggan/tahun dan SAIFI 3 kali/pelanggan/tahun..2.4 Manuver Jaringan Distribusi Manuver/manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan/pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi daerah pemadaman. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver : a. Memisahkan bagian-bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan/tidak bertegangan. b. Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi normalnya dalam keadaan bertegangan/ tidak bertegangan. Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan jaringan yang dimaksud adalah peralatan pemutus dan penghubung yang terdiri dari berbagai macam seperti, ABSW, ecloser, LBS, FCO, alizer. Masingmasing peralatan manuver ini memiliki spesifikasi dan fungsi kerja yang berbeda-beda..2.5 ugi-ugi Jaringan Distribusi Primer ugi-rugi atau losses dapat diartikan sebagai selisih antara energi listrik yang disalurkan dengan energi yang diterima. Terjadinya rugirugi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jauhnya daerah penyaluran tenaga listrik dari sumber/suplai, ketidakseimbangan beban, umur peralatan, ukuran dan jenis penghantar, dan sebagainya. ugi-rugi energi tersebut tidak dapat dihilangkan sepenuhnya namun bisa diminalkan (direduksi). Kerugian pada sistem tenaga listrik dari pembangkit hingga ke konsumen diperkiran ± 4% dari total daya pembangkitan, kerugian tersebut terdiri dari 3% susut transmisi dan % susut distribusi. Pada tabel disampaikan prosentase kerugian daya yang diijinkan pada saluran distribusi. TABEL KEUGIAN DAYA PADA SISTEM DISTIBUSI TENAGA LISTIK [2] Distribution System Losses at Full Load Cable % - 4% Transformer 0,4% - 3% Capasitors 0,5% - 2% Low Voltage Switchgear 0,3% - 0,34% Busbar % - 0,5% Motor Control Centers 0,0%-0,4% Medium Voltage Switchgear 0,006% - 0,02% Load Break Switches 0,003%-0,025% Outdoor Circuit Breaker 0,002%-0,05%.2.6 Perhitungan Jatuh Tegangan Untuk mempermudah dalam menghitung jatuh tegangan digunakan diagram beban satu garis seperti pada Gambar 3. Vs + jx L I (Amper) Vb Gambar 3 Diagram angkaian Beban BEBAN 6

4 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. Nilai jatuh tegangan yang disebabkan oleh penghantar dipengaruhi oleh besarnya arus dan impedansi penghantar (V=I.Z), dimana Z = +jx = Z θ C dan nilai arus (I) tertinggal terhadap tegangan (V b ) sebesar θ L seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Besar sudut θ L adalah sudut pada faktor beban = cos θ L. Sehingga diperoleh persamaan [3]: V D = I -θ L Z θ C atau, V D = I (cosθ L + Xsinθ L ) Dengan demikian besarnya tegangan beban: V b = V S - I ( cos θ L + X sin θ L ) keterangan : V S = Tegangan sumber (Volt) V b = Tegangan pada beban (Volt) V D = Tegangan Drop (Volt) I = Arus (Ampere) = esistansi penghantar (ohm) X = eaktansi penghantar (ohm).2.7 Perhitungan ugi Daya Untuk menghitung rugi daya pada suatu saluran, secara sederhana dapat dijelaskan dengan rumus [3] : Persamaan rugi daya 3 fasa : P Losses(3ph) =P Losses() +P Losses(S) +P Losses (T) Q Losses (3ph) =P Losses () +P Losses(S) +P Losses (T) Untuk sistem 3 fasa 4 kawat dengan beban tidak seimbang, pesamaan rugi daya adalah sebagai berikut : P Losses(3ph) =P Losses() +P Losses(S) +P Losses(T) +P Losses(N) Q Losses(3ph) =P Losses () +P Losses(S) +P Losses (T) +P Losses (N) keterangan: P Losses (3ph) = ugi daya aktif (Watt) = ugi daya reaktif (VA) Q Losses (3ph).2.8 Pelimpahan Beban Pada saat melakukan manuver jaringan distribusi yang disebabkan karena pekerjaan pemeliharaan atau gangguan, untuk meminimalisir daerah padam pada suatu penyulang, maka beberapa beban yang tidak termasuk ke dalam seksi/daerah gangguan akan dimanuver ke penyulang lain agar tetap memeperoleh pasokan energi listrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pelimpahan beban antara lain : a. Urutan fasa antar penyulang harus sama b. Tegangan antar penyulang harus sama c. Setting peralatan penyulang seperti ecloser dan d. KHA Penghantar.2.9 Software Simulasi Sistem Tenaga Listrik Software simulasi sistem tenaga listrik digunakan untuk melihat bagaimana kinerja suatu sistem tenaga listrik pada kondisi sebenarnya yang dituangkan dalam sebuah program aplikasi. Pada software simulasi tenaga listrik ini, dapat dibuat duplikasi suatu sistem tenaga listrik dengan memasukkan parameter-parameter yang sama dengan kondisi sebenarnya. Software aplikasi beroperasi secara independen tanpa terhubung langsung dengan peralatan sistem tenaga listrik yang sebenarnya, sehingga bisa dilakukan perubahan-perubahan variabel tertentu tanpa mempengaruhi kinerja peralatan yang sebenarnya [4]. Manfaat dari penggunaan software simulasi sistem tenaga listrik adalah dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk mempercepat akurasi perhitungan parameter jaringan secara teknis. Jika sistem yang dianalisis merupakan sistem dalam skala besar, akan memerlukan waktu yang lebih lama jika harus dihitung secara manual, dibandingkan dengan menggunakan software simulasi. Dengan demikian hal tersebut dapat mempermudah di dalam analisa data jaringan. II. METODE PENELITIAN Metoda penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan koparasi dan evaluasi antara data existing dengan data perhitungan ulang sehingga diperoleh alasan yang tepat ketika akan dilakukan kegiatan manuver jaringan pada penyulang BG Alat Penelitian Alat-alat penelitian ini adalah sebagai berikut:. Amp Stik merk Sensor Link Alat ini dipergunakan untuk mengukur arus yang melalui suatu penghantar per-section pada saluran Tegangan Menengah. Gambar 3 Amp Stik 62

5 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : Komputer/laptop dipergunakan untuk melakukan simulasi software ETAP. 3. Seluruh peralatan pada jaringan pada penyulang BG-3, termasuk konduktornya. 2.2 Jalannya Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini langkahlangkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:. Pengambilan Data a. Mengumpulkan data existing konduktor, peralatan proteksi, penyetelan proteksi pada penyulang BG-3 b. Mengukur arus beban dan factor daya setiap section (lihat Gambar 4). Gambar 4 Pengukuran Beban per- 2. Penyajian Data a. Menampilkan data existing. b. Menampilkan data pengukuran arus dan factor daya. 3. Analisis Data dan Perhitungan a. Menentukan metoda perhitungan jaringan sistem tenaga listrik. b. Menganalisa hasil perhitungan dengan kondisi existing. c. Menentukan alternatif manuver jaringan yang paling tepat. 4. Membuat kesimpulan penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Pengumpulan Data Existing Wilayah yang dilayani PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga disuplai dari 4 Gardu Induk (GI), yaitu GI Bringin, GI Bawen, GI Ungaran, GI Pudak Payung. Gardu Induk Bringin memiliki 2 buah trafo daya dengan kapasitas masingmasing Trafo I sebesar 60 MVA dan Trafo II sebesar 30 MVA. Pada Trafo I terbagi menjadi 5 penyulang yaitu Bringin-(BG-), Bringin-2 (BG-2), Bringin-3 (BG-3), Bringin-4 (BG-4) dan Bringin-5 (BG-5), sedangkan Trafo II terbagi menjadi 3 penyulang yaitu Bringin-6 (BG-6), Bringin-7 (BG-7) dan Bringin-8 (BG-8). BG-3 beroperasi dengan konfigurasi radial pada saat kondisi normal dan beroperasi dengan konfigurasi Loop pada saat gangguan atau pemeliharaan. Untuk konfigurasi Loop BG-3, dapat dimanuver dari penyulang BG-, BG-2, BG-4 dan BG-7. Khusus untuk BG-7 hanya digunakan pada saat pemeliharaan trafo daya GI, karena penyulang BG-7 diprioritaskan untuk pelanggan besar yaitu PT Kievit Indonesia. Dalam melakukan manuver jaringan penyulang BG-3 ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan pada saat pelimpahan beban yaitu data setting penyulang, beban tiap zone pada penyulang BG-, BG-2, BG- 4, beban section BG-3, serta memperhatikan rugi-rugi dari masing-masing penyulang yang dimanuver ke BG-3. a. Data Setting dan ecloser Agar saat melakukan manuver jaringan dapat berjalan dengan tepat maka, data berikut sangat diperlukan (lihat Tabel 2 Tabel 0). TABEL 2 SETTING ELAI PENYULANG BG- Karakteristik OC Karakteristik GF I > 480 A Io>80 A I >> 4500 A I>>3900 A Curve Standard Inverse Curve Standard Inverse 0,8 0,25 t >> 0,0 s to >> 0 s TABEL 3 SETTING ECLOSE PENYULANG BG- No. Tiang BG- OC I> I>> GF Io> Io>> 33/5Z 96 76/7 Merk NOVA SHINSUNG ABB 350 A 2 0,2 25 A 000 A 0,0 200 A 600 A 0,0 800A 0,0 50 A 750 A 500 A TABEL 4 SETTING ELAI PENYULANG BG-2 Karakteristik OC Karakteristik GF I > 480 A Io>80 A I >> 4500 A Io>>3900 A Curve Standard Inverse Curve Standard Inverse 0,8 0,25 t >> 0,0 s to >> 0 s 63

6 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. OC I> I>> GF Io> Io>> 400 A 2400 A 0,5 50 A 200 A 0,5 50 A 200 A V.I 0,03 600A V.I 0, A 000 A 500 A TABEL 6 SETTING ELAI PENYULANG BG-3 Karakteristik OC Karakteristik GF I > 480 A Io>80 A I >> 4500 A Io>>3900 A Curve Standard Inverse Curve Standard Inverse 0,8 0,25 t >> 0,0 s to >> 0 s GF Io> Io>> 40 A 260 A 0,5 25 A 875A 0, 600 A 750 A TABEL 8 SETTING ELAI PENYULANG BG-4 Karakteristik OC Karakteristik GF I > 480 A Io>80 A I >> 4500 A Io>> 3900 A Curve Standard Inverse Curve Standard Inverse 0,8 0,25 t >> 0,0 s to >> 0 s TABEL 5 SETTING ECLOSE PENYULANG BG-2 No. Tiang BG /7 75/7 Merk ENTEC ABB SHINSUNG TABEL 7 SETTING ECLOSE PENYULANG BG-3 No. Tiang BG-3 24/55 24/7 24/07 53/2 Merk NOVA ABB NOVA SHINSUNG OC I> I>> 350 A 2450 A 0,5 300 A 2 0,2 250 A 750 A 200 A 500 A TABEL 9 DATA SETTING ECLOSE PENYULANG BG-4 No. Tiang BG-4 SA4-63/C SA /45 Merk COOPE NOVA ENTEC OC I> I>> 200 A 2000 A 0,0 300 A 2 0,0 200 A 400 A GF Io> Io>> 000 A 0,0 50 A 0500A 0,0 TABEL 0 SETTING ELAI PENYULANG BG-7 Karakteristik OC Karakteristik GF I > 480 A Io> 80 I >> 2760 I>> 2040 Curve Standard Inverse Curve Standard Inverse 0,23 0,26 t >> 0,0 s to >> 0 s 500 A b. Panjang Jaringan Jaringan yang digunakan penelitian ini (lihat Gambar 5) merupakan jaringan utama 3 phasa (main feeder) distribusi primer, yaitu zone, section, sub-section. adalah daerah yang dibatasi oleh dengan ecloser atau ecloser dengan ecloser. adalah daerah yang dibatasi oleh peralatan switching seperti ABSW, LBS, ecloser yang berada pada main feeder. Sub-section adalah daerah percabangan pada sebuah section. Data yang dibutuhkan untuk menghitung rugi saluran distribusi adalah panjang jaringan distribusi, arus dan factor daya, hasil pengukuran disajikan pada Tabel. c. Data Pengukuran Beban Pengukuran beban penyulang dilakukan pada peralatan hubung seperti LBS, ABSW, dan ecloser. Beban yang terukur adalah beban dari titik pengukuran sampai ke ujung jaringan (lihat Tabel 2 dan Tabel 3) TAFO I 60 MVA 4 section 24/5 24/7 24/07 24/55 section 24/29 24/306 / Keterangan : sub-section ABSW/LBS NO ABSW/LBS NC ECLOSE Gambar 5 Klasifikasi Wilayah Jaringan Distribusi Primer 64

7 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. TABEL PANJANG ZONE PENYULANG BG- BG- 96 dan 33/5Z Panjang Jaringan [km] 8,64 2a ,5 2b 33/5Z 76/7 5,3 3 76/7 /78 4,86 BG , a 75/7 3b 244/7 BG-3 75/7 dan 224/7 33/34 42/23 Panjang Jaringan [km] 4,94 9,6 9,48 s.d. 4 0, s.d. 24/5, /5 s.d. 24/7 0, /7 24/5 24/69 24/07 24/55 s.d. 24/5 2,7 s.d. 24/69,38 s.d. 24/07 2,46 s.d. 24/55 dan 53/2 Panjang Jaringan [km] 3,36 s.d. 24/29 3, s.d. 24/306 5,52 0 Subsection Subsection2 Subsection3 Subsection4 53/2 63/48 s.d. 63/48 0,3 s.d. 63/ 2,82 / s.d. /4 0,78 73/30 s.d. 73/3,62 84/3 s.d. 8/0A 0,96 284A/4 BG-4 s.d. 284A/56 3,2 SA4-64 dan SA4-63/C Panjang Jaringan [km] 3,84 2a SA /45 9,36 2b SA4-63/C 63Z/32A 9, /45 BG-7 05/297 5,2 SA7-2 0,2 2 SA7-2 SA7-97 5,7 3 SA7-97 SA7-99 0,2 Panjang Jaringan [km] BG- TABEL 2 PENGUKUAN BEBAN SECTION No.Tiang Peralatan I [A] S T GI Bringin BG LBS 265,7 237,6 275,5 33/5Z ecloser 70 45,7 76,7 96 ecloser 69,7 67,8 26,9 76/7 ecloser GI Bringin BG ABSW 238,5 256,7 244,7 64 ecloser /7 ecloser 39, ,8 224/7 ecloser GI Bringin BG-3 256,4 274,5 265,45 4 LBS / ABSW 4, 8, 5,5 24/5 LBS /7 ecloser /5 ABSW /69 LBS /3 ABSW 2,3 26,6 9,4 24/07 ecloser /29 ABSW /2 ecloser 38,9 42,8 36,8 24/55 ecloser A/4 ABSW 5, 33,2 5,7 63/48 ABSW 32,8 32,9 32, 20/ ABSW /30 LBS 26,4 24, 36,4 GI Bringin BG SA4-5 LBS ,4 259,3 BG- 2 BG- 3 BG- 4 SA4-63C ecloser 46, 38,2 45,4 05/45 ecloser 60 67,2 64,9 GI Bringin BG-7 37,9 37,2 38, SA7-2 ABSW 37,7 36,9 37,7 SA7-97 ABSW 35,4 35,2 36,5 BG- 7 SA4-64 ecloser

8 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : TABEL 3 FAKTO DAYA ZONE PENYULANG BG- 2a 2b 3 BG- 96 dan 33/5Z cosθ L 0, ,95 33/5Z 76/7 76/7 0,93 /78 0,93 BG-2 cosθ L 64 0,93 2 3a 3b 64 75/7 244/7 75/7 dan 224/7 0,92 33/34 0,9 42/23 0,9 BG-3 cosθ L s.d. 4 0, s.d. 24/5 0, Subsection Subsection2 Subsection3 Subsection4 24/5 24/7 24/5 24/69 24/07 24/ /2 63/48 / 73/30 84/3 284A/4 s.d. 24/7 0,99 s.d. 24/5 0,99 s.d. 24/69 0,99 s.d. 24/07 0,99 s.d. 24/55 dan 53/2 0,99 s.d. 24/29 0,99 s.d. 24/306 0,99 s.d. 63/48 0,99 s.d. 63/ 0,99 s.d. /4 0,99 s.d. 73/3 0,99 s.d. 8/0A 0,99 s.d. 284A/56 0,99 BG-4 cosθ L SA4-64 dan SA4-63/C 0,94 2a 2b 3 SA4-64 SA4-63/C 05/45 05/45 0,94 63Z/32A 0,94 05/297 0,94 BG-7 cosθ L SA7-2 0,9 2 SA7-2 SA7-97 0,9 3 SA7-97 SA7-99 0,9 d. Perhitungan Beban dan Perhitungan beban section dan zone penyulang BG-3 dipergunakan teori Kirrchoff Current Law (KCL). Penghitungan beban section pada penyulang BG-3 disesuaikan dengan gambar Single Line Diagram BG-3 (lihat Gambar 6) dan dihitung berdasarkan data pengukuran beban per-section pada Tabel 2. Pada penyulang BG-3 terdapat section dan 4 sub-section. Perhitungan beban section berikut adalah beban pada fasa. Untuk kedua fasa yang lain yaitu fasa S dan T dihitung dengan cara yang sama berdasarkan data pada Tabel 2. Perhitungan beban section penyulang BG-03 : : SA3/4 I = I - I SA34 = 256,4 256 = 0,4 A Hasil dari perhitungan beban section lainnya penyulang BG-3 ditunjukkan pada Tabel Sub- Sub- 2 Sub- 3 Sub- 4 TABEL 4 HASIL PEHITUNGAN BEBAN SECTION PENYULANG BG-3 BG-3 Beban [A] S T 4 0,4 0,5 0, /5 3,9 6,9 5,5 24/5 24/7 24/5 24/69 24/07 24/55 dan 53/2 24/29 24/306 63/48 63/ 24/7 24/5 24/69 24/07 24/ /2 63/48 73/3 84/3 285A/4 /4 73/30 0/A 285A/ ,6,9 0,6 25,7 38,4 22,6 6, 0,2 6, ,9 44,8 76,3 6, 9,9 4,7 32,8 32,9 32, 4, 8, 5,5 26,4 24, 36,4 2,3 26,6 9,4 5, 33,2 5,7 66

9 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. Gambar 6 Diagram Segaris BG-3 Untuk menghitung beban section maupun zone pada semua penyulang dapat dilakukan dengan cara yang sama. Perhitungan beban dilakukan dengan memperhatikan single line diagram masing-masing penyulang. BG-(lihat Gambar 7), BG-2 (lihat Gambar 8) dan BG-4 (lihat Gambar 9) beban dihitung pada tiap zone, hal ini berkaitan dengan kapasitas dan ecloser yang berpengaruh pada saat manuver dan pelimpahan beban. BG-7 (lihat Gambar 0) beban dihitung pada tiap section-nya, karena tidak terdapat ecloser sepanjang penyulang ini. Pada penyulang BG- terdapat 4, yaitu yang merupakan daerah sepanjang hingga ecloser 96 dan ecloser 33/5Z. Sedangkan untuk 2, terbagi menjadi 2 yaitu 2a sepanjang daerah ecloser 96 hingga ABSW NO 59 sedangkan 2b adalah sepanjang daerah ecloser 33/5Z hingga ecloser 76/7. Perhitungan beban/arus (I) zone penyulang BG- pada fasa : I = I - (I 96 + I 33/5Z ) = 266 ( ,7) = 26,3 A I 2a = I 96 = 69,7 A I 2b = I 33/5Z - I 76/7 = = 33 A I 3 = I 76/7 = 37 A Beban pada 2a sama dengan arus yang terukur pada ecloser 96 karena dibelakang ecloser 96 sudah tidak terdapat ecloser selanjutnya sehingga beban 2a merupakan beban 96 hingga jaringan ujung di ABSW NO 59. Sama halnya dengan beban pada 3, bebannya merupakan beban pengukuran di ecloser terakhir atau paling ujung yaitu ecloser 76/7. Untuk menghitung beban zone pada kedua fasa yang lain yaitu fasa S dan T dilakukan dengan cara yang sama dengan perhitungan beban zone fasa. Hasil perhitungan beban zone penyulang BG- ditunjukkan oleh Tabel 5. TABEL 5 HASIL PEHITUNGAN BEBAN ZONE PENYULANG BG- 2a 2b 3 BG- 96 dan 33/5Z Arus/Beban [A] S T 26,3 30,2 82, 59 69,7 67,8 26, /5Z 76/7 76/7 / Seperti perhitungan beban zone pada penyulang BG-, untuk menghitung beban zone penyulang BG-2, hal yang perlu diperhatikan adalah diagram segaris penyulang BG-2 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8. 67

10 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : Dari Gambar 8 diketahui bahwa penyulang BG-2 terbagi menjadi 4. merupakan daerah sepanjang saluran distribusi dari hingga ecloser merupakan daerah sepanjang saluran distribusi dari ecloser 64 hingga ecloser 75/7 dan ecloser 224/7.Sedangkan ada 2 daerah untuk zone 3,yaitu daerah sepanjang ecloser 75/7 hingga ABSW 33/34 dan daerah sepanjang ecloser 224/7 hingga ABSW 42/23. TAFO I 60 MVA BG- 96 ZONE 2a 59 GI BINGIN 33/5Z 76/7 /8 ZONE ZONE 2b ZONE 3 Gambar 7 Diagram Segaris BG- TAFO I 60 MVA BG /7 33/34 GI BINGIN ZONE ZONE 2 ZONE 3a 224/7 42/23 ZONE 3b Gambar 8 Diagram Segaris BG-2 Perhitungan beban/arus (I) zone penyulang BG- 2 pada fasa : I = I - I 64 = = 32 A I 2 = I 64 (I 75/7 + I 224/7 ) = 207 (39,5 + 9) = 48,5 A I 3a = I 75/7 = 39,5 A I 3 = I 224/7 = 9 A Beban atau arus pada 3a dan 3b adalah sama dengan beban yang terukur pada ecloser 75/7 untuk 3a dan beban pada ecloser 224/7 untuk 3b. Sehingga beban 3a dan 3b merupakan beban dari ecloser 75/7 dan 224/7 hingga ke ujung jaringan pada 33/34 dan 42/23. Hasil perhitungan beban zone penyulang BG-2 ditunjukkan oleh Tabel 6. Perhitungan beban/arus (I) zone penyulang BG-4 pada fasa : I = I - (I SA I SA4-63/C ) I 2a = 275 ( ,) = 3,9 A = I SA I 05/45 = A = 37 A I 2b = I SA4-63/C = 46, A I 3 = I SA4-05/45 = 60 A Beban pada 2b sama dengan arus yang terukur pada ecloser SA4-63/C karena di belakang ecloser SA4-63/C sudah tidak terdapat ecloser selanjutnya sehingga beban 2b merupakan beban SA4-63/C hingga jaringan ujung di ABSW NO 26/8. Sama halnya dengan beban pada 3, bebannya merupakan beban pengukuran di ecloser terakhir atau paling ujung yaitu ecloser 05/45. Hasil perhitungan beban zone penyulang BG-4 ditunjukkan oleh Tabel 7. TABEL 6 HASIL PEHITUNGAN BEBAN ZONE PENYULANG BG-2 2 3a 3b BG-2 Arus/Beban [A] S T /7 244/7 75/7 dan 224/7 33/34 42/23 48, ,2 39, ,8 34,4 5,8 33,4 68

11 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. TABEL 7 HASIL PEHITUNGAN BEBAN ZONE PENYULANG BG-4 2a 2b 3 BG-4 SA4-64 dan SA4-63/C Arus/Beban [A] S T 3,9 38,8 40,6 05/ ,8 0, SA4-64 SA4-63/C 05/4 5 63Z/32A 05/297 46, 38,2 45, ,2 64,9 Perhitungan beban section penyulang BG-7 pada fasa : I = I - I SA7-2 = 37,9-37,7 = 0,2 A I 2 = I SA7-2 I SA7-97 = 37,7 35,4 = 2,3 A I 3 = I SA7-97 = 35,4 A Hasil dari perhitungan beban section penyulang BG-7 secara keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 8. TABEL 8 HASIL PEHITUNGAN BEBAN SECTION PENYULANG BG-7 BG-7 Arus [A] S T SA7-2 0,2 0,3 0,4 2 SA7-2 SA7-97 2,3,7 2,2 3 SA7-97 SA ,4 35,2 35,5 e. Perhitungan Jatuh Tegangan (Voltage Drop) Hasil perhitungan manual dan simulasi ditampilkan pada Tabel 9. f. Pehitungan ugi Daya (Power Losses) Perhitungan rugi daya dilakukan dengan bantuan software seperti ditunjukkan Gambar Gambar 4 dan Tabel 20 Tabel 23. TAFO I 60 MVA BG-4 SA4-63/C ZONE 2b 28/8 GI BINGIN SA4-64/C 05/45 05/297 ZONE ZONE 2a ZONE 3 Gambar 9 Diagram Segaris BG-4 TAFO II 30 MVA BG-7 SA7-2 SA7-97 PT KIEVIT INDONESIA GI BINGIN SECTION SECTION 2 SECTION 3 SA7-99 Gambar 0 Diagram Segaris BG-7 Gambar Diagram Segaris TABEL 9 BG- di Software Simulasi 69

12 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : TABEL 9 PEBANDINGAN JATUH TEGANGAN SECAA HITUNG MANUAL DAN SIMULASI BG- V D [Volt] V [Volt] Manual Simulasi Manual Simulasi 33/5Z dan 96 89, , a , , b 33/5Z 76/7 376, , /7 /78 7, , BG , , /7 dan 224/7 440, , a 75/7 33/34 206, , b 244/7 42/23 8, , BG-4 SA4-64 dan SA4-63/C 43, , a SA /45 702, , b SA4-63/C 63Z/32A 74, , /45 05/ , , BG-7 SA7-2 2, , SA7-2 SA , , SA7-97 SA7-99, , TABEL 20 HASIL PEHITUNGAN UGI DAYA PENYULANG BG- DI SOFTWAE SIMULASI 70

13 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. Gambar 2 Diagram Segaris BG-2 di Software Simulasi TABEL 2 HASIL PEHITUNGAN UGI DAYA PENYULANG BG-2 DI SOFTWAE SIMULASI Gambar 3 Diagram Segaris BG-4 di Software Simulasi TABEL 22 HASIL PEHITUNGAN UGI DAYA PENYULANG BG-4 DI SOFTWAE SIMULASI 7

14 ISSN : Vol. 2 No. 3 Desember 203 : Gambar 4 Diagram Segaris BG-7 di Software Simulasi TABEL 23 HASIL PEHITUNGAN UGI DAYA PENYULANG BG-7 DI SOFTWAE SIMULASI Gambar 5 Konfigurasi Loop BG-3 dengan BG-2 Melalui 63/ 72

15 Analisa Beban untuk Menentukan Alternatif Manuver.. g. Manuver BG-3 Jika Hingga ecloser 24/7() Padam Daerah - ecloser 24/7 penyulang BG-3 terletak pada jaringan. Jika terdapat gangguan atau pekerjaan pemeliharaan jaringan pada titik tersebut, maka daerah ecloser 24/7 dalam kondisi padam dan berarti kondisi kontak dan ecloser 24/7 dalam keadaan tebuka/open. Beban dari hingga ecloser 24/7 sebesar 2 A. Beban tersebut diperoleh dari penjumlahan beban section, section 2, section 3 dan sub-section, karena letak section tersebut berada di daerah hingga ecloser 24/7. Sehingga beban maksimal yang harus dilimpahkan sebesar = 253 A. Titik manuver terdekat adalah melalui LBS NO 24/8B yang membentuk Loop dengan BG-, ABSW NO 73/3 yang membentuk Loop dengan BG-2 dan SA7-99 yang membentuk Loop dengan BG-7. Alternatif manuver yang pertama adalah dengan melimpahkan beban penyulang BG-3 ke penyulang BG-7. Manuver ini merupakan alternatif pertama karena losses penyulang BG- 7 paling kecil dibandingkan dengan penyulang BG- dan BG-2. Hal yang perlu diperhatikan adalah kapasitas dari penyulang yang dilimpahi dalam hal ini adalah penyulang BG-7. Sesuai data pada tabel 23, kapasitas maksimum BG-7 sebesar 480 A, sedangkan beban maksimal penyulang 37,7 A. Beban penyulang BG-7 ini memang tergolong kecil, karena penyulang ini digunakan untuk menyuplai pelanggan besar PT KIEVIT Indonesia. Setelah melakukan perhitungan rugi saluran distribusi untuk penyulang BG-, BG-2, BG-4 dan BG-7, diperoleh altenatif manuver untuk kondisi zone dan zone 2 ditunjukkan pada Tabel 24. Besar beban maksimal yang dilimpahkan ke penyulang BG-, BG-2, BG-4, dan BG-7 dengan melihat tegangan ujung penyulang setelah dilimpahi beban minimal 9 kv. IV. KESIMPULAN. Altenatif penyulang yang akan dilimpahi beban BG-3 diutamakan penyulang yang memiliki nilai tegangan ujung yang paling tinggi dan rugi-rugi saluran terkecil. 2. Jika penyulang BG-3 padam maka alternatif manuver yang pertama adalah penyulang BG-7 sedangkan jika 2 penyulang BG-3 padam maka alternatif manuver yang pertama adalah penyulang BG-. 3. Manuver melalui penyulang BG-2 dijadikan alternatif terakhir dan hanya digunakan pada saat kondisi darurat, mengingat nilai tegangan ujung penyulang BG-2 sudah di bawah nilai standar minimal tegangan JTM. DAFTA PUSTAKA [] Billinton,, onald N.A. eliability Evaluation of Power System, Springer US Publishing : UK [2] Kamaraju, V. Electrical Power Distribution Systems. Tata McGraw Hill Education Privated Limited : New Delhi, [3] Sarimun, Wahyudi. Buku Saku Pelayanan Teknik Edisi Kedua, Garamond : Bekasi, 20. [4] ETAP 7.0 Licence Udiklat Semarang PT PLN (Persero). [5] SPLN No. Tahun 978 tentang Tegangan- Tegangan Standar. Wil. Padam 2 TABEL 24 SKENAIO MANUVE PENYULANG BG-3 Beban yang LBS/A Altenatif Dapat BSW Manuver Dilimpah kan Joint [A] BG-7 BG- BG-2 BG- BG-4 BG-2 SA /8B 73/3 94/84 20/78 63/ Teg. Ujung [kv] , ,6 62,9 7, ,08 36,2 9,0 5 7,42 73

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Kentungan Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang Km 6,5 Yogyakarta. Ditinjau dari peralatannya Gardu Induk Kentungan merupakan Gardu Induk

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY 42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan

Lebih terperinci

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Mikrotiga, Vol 2, No. 1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 5 STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN Azzahraninna Tryollinna 1*, Rudyanto

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON I. N. Partawan 1, I. G. Dyana Arjana 2, A. I. Weking 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kinerja Distribusi PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang Secara umum kinerja distribusi di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang mengalami penurunan yang baik

Lebih terperinci

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Yulius S. Pirade ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (1) : 29 33, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 STUDI KEANDALAN KELISTRIKAN KOTA PALU 2007 BERDASARKAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION DURATION INDEX (SAIDI) DAN SYSTEM AVERAGE INTERRUPTION

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi

BAB II DASAR TEORI. beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Terkait dengan analisis susut energi pada sistem jaringan distribusi 20 kv beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi dengan pendekatan

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b. DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran 56 Teknologi Elektro, Vol. 15, No. 1, Januari - Juni 2016 Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran I Putu Andithya Chrisna Budi 1, I. A. Dwi Giriantari

Lebih terperinci

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Gejayan Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk Gejayan, didapatkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dan

Lebih terperinci

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul 1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-153 Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique Henki Projo Wicaksono,

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0 ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0 Bambang Winardi *), Agung Warsito, and Meigy Restanaswari Kartika Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung

Lebih terperinci

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5 EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5 Mahfudh Sanusi *), Juningtyastuti, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP Drajad Wahyudi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000 ABSTRAK Salah satu teknik untuk memperbaiki jatuh tegangan adalah dengan pemasangan (DG) Distributed Generation. Salah satu teknologi Distributed Generation yang ada di Bali adalah PLTS Kubu Karangasem

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor Okki Dwi Bagus A. 1), Sulistyono, ST, MM 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana

Lebih terperinci

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG Fery Praditama. 1, Ir. Teguh Utomo, MT. 2, Ir. Mahfudz Shidiq, MT³ 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3 Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK Kata Kunci : ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO4 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO Boy Marojahan F. Tambunan *), Karnoto, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG Muhammad Iqbal, Moh Toni Prasetyo, Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Agung Arief Wibowo dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA PENYULANG MAYANG AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) JEMBER MENGGUNAKAN SIMPLEX METHOD (OPTIMIZATION OF RECLOSER PLACEMENT USING SIMPLEX METHOD (CASE STUDY : MAYANG S FEEDER

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3.1. JENIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam Jaringan (Sistem Kelistrikan) ada 3, yaitu: a. Gangguan Hubung

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) APJ BANYUWANGI DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH (20 kv Distribution System Reliability Analysis At PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian dalam tugas akhir ini yaitu penelitian kuantitif dengan melakukan analisis keandalan penggunaan SCADA pada jaringan distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kenyamanan dan keamanan pada konsumen perusahaan maupun rumah tangga sangat ditentukan oleh keandalan sistem distribusi tenaga listrik. Indeks keandalan merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN Ishak Kasim*, Chairul Gagarin Irianto** & Fachrizal*** (*) & (**) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT. PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT. PLN UPJ SLAWI) Tejo Sukmadi 1, Bambang_Winardi 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA Distribusi sistem tenaga listrik memiliki peranan penting dalam penyaluran daya ke beban atau konsumen, terutama kualitas energi listrik yang diterima konsumen sangat

Lebih terperinci

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINEL PAA PLN CABANG MEAN RAYON MEAN KOTA Virgilius Robert H. Rumapea 13203146 Laboratorium Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika - Institut

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP 12.6.0 Dennis Satria Wahyu Jayabadi *), Bambang Winardi, and Mochammad Facta Departemen

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik OPTIMALISASI PENGGUNAAN KAPASITOR BANK PADA JARINGAN 20 KV DENGAN SIMULASI ETAP (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan) David Tampubolon, Masykur Sjani

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di masyarakat kian meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada seluruh aspek kehidupan manusia. Energi listrik merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah. ABSTRAK Penyulang Menjangan merupakan sistem jaringan tegangan menengah 20 kv yang melayani daerah Gilimanuk dan sebagian Buleleng. Penyulang Menjangan memiliki total gardu terpasang sebanyak 69 Gardu,

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi Rizky Jefry Naibaho*, Dian Yayan Sukma** Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV Muhamad Rifqi¹, Karnoto, ST, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Andhito Sukmoyo Nugroho, I.G.N. Satriadi Hernanda 2), Adi Soeprijanto 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan pokok yang tak terlepaskan dari setiap aktivitas masyarakat. Energi listrik yang dimanfaatkan oleh masyarakat dihasilkan dari pembangkit

Lebih terperinci

ANALISA KOORDINASI OCR - RECLOSER PENYULANG KALIWUNGU 03

ANALISA KOORDINASI OCR - RECLOSER PENYULANG KALIWUNGU 03 Analisa Koordinasi OCR Recloser Penyulang Kaliwungu 03 (Nugroho A.D., Susatyo H.) ANALISA KOORDINASI OCR - RECLOSER PENYULANG KALIWUNGU 03 Nugroho Agus Darmanto, Susatyo Handoko nugroho@elektro.ft.undip.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam penggunaan daya listrik, mutlak dibutuhkan sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisa Drop Tegangan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Sikaping Setelah Penambahan PLTM Guntung Oleh:

Analisa Drop Tegangan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Sikaping Setelah Penambahan PLTM Guntung Oleh: 199 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 Analisa n PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Sikaping Setelah Penambahan PLTM Guntung Oleh: Asnal Effendi (1), Arfita Yuana Dewi (1), Edward Crismas (2)

Lebih terperinci

Dielektrika, ISSN Vol. 3, No. 1 : , Agustus 2014

Dielektrika, ISSN Vol. 3, No. 1 : , Agustus 2014 Dielektrika, ISSN 2086-9487 109 Vol. 3, No. 1 : 109-115, Agustus 2014 ANALISIS MANUVER JARINGAN TERHADAP KEANDALAN KONTINUITAS PENYALURAN TENAGA LISTRIK PENYULANG DI AREA AMPENAN [Analysis of Network Maneuvers

Lebih terperinci

ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG

ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,

Lebih terperinci

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0 ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN 2012-2016 DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0 Sigit Wisnu Habsoro *), Agung Nugroho, and Bambang Winardi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1 PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1 ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) APJ KUDUS MENGGUNAKAN SOFTWARE (ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSIS PROGAM) DAN METODE

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU 1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

PENENTUAN TARGET INDEKS KEANDALAN, DROP TEGANGAN, DAN RUGI DAYA PADA FEEDER SRL07 GI SRONDOL MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0

PENENTUAN TARGET INDEKS KEANDALAN, DROP TEGANGAN, DAN RUGI DAYA PADA FEEDER SRL07 GI SRONDOL MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0 PENENTUAN TARGET INDEKS KEANDALAN, DROP TEGANGAN, DAN RUGI DAYA PADA FEEDER SRL07 GI SRONDOL MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0 Thariq Fathony Aziz *), Juningtyastuti, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS

KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma

Lebih terperinci