BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Verawati Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Secara umum pasar modal ( capital Market ) didefinisikan sebagai pasar yang memperdagangan instrumen keuangan ( sekuritas ) jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri ( stock ) maupun hutang ( bond ), baik yang diterbitkan pemerintah ( public authorities ) maupun oleh perusahaan swasta ( private sectors ). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan ( financial market ), karena dalam financial market diperdagangkan semua bentuk hutang dan saham, dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat negotiable maupun yang non negotiable. Sedangkan pengertian yang lebih operasional seperti yang tertuang dalam Keppres no. 60 tahun 1988, pasar modal dipahami sebagai bursa yang merupakan sarana mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang ( lebih dari satu tahun ) dalam bentuk efek. Sesungguhnya terdapat perbedaan antara pasar modal ( capital market ) dengan bursa efek ( stock exchange ). Untuk pengertian bursa efek, Undang Undang Nomor 8 tahun 1995 mendefinisikan sebagai berikut pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Efek yang dimaksud dalam definisi ini adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal memberikan fasilitas dengan
2 6 mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana ( investor ) dengan pihak yang memerlukan dana ( emiten ). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, investor berharap akan memperoleh imbalan dari penanaman dananya tersebut. Sedangkan emiten akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Dengan demikian fungsi pasar modal sesungguhnya tidak berbeda dengan perantara ( intermediary ) keuangan seperti perbankan. Fungsi kedua pasar modal adalah fungsi keuangan yaitu para investor memiliki keinginan memperoleh imbalan ( return ) dengan investasi yang ditanamkannya sesuai dengan risiko yang bervariasi. Pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara yaitu: 1. Sebagai sumber perhimpunan dana. Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber perhimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perhimpunan dana yang konvensional. Sebagai contoh perusahaan yang ingin melakukan perluasan usaha dapat memperoleh kredit dari bank, namun ada keterbatasan bank dalam menyalurkan kredit. Apalagi kalau suku bunga tinggi sebagai akibat dari kebijakan moneter, maka akan menambah beban biaya bunga bagi perusahaan.tapi dengan adanya pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan surat berharga, baik surat hutang ( obligasi / bonds ) maupun saham. Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal, perusahaan dapat terhindar dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi. 2. Sebagai alternatif investasi para pemodal. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena para investor dapat melakukan pemindahan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain, atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan keinginan keuntungan yang
3 7 diharapkan seperti dividen dan capital gain setelah mempertimbangkan risiko dari saham tersebut. 3. Biaya perhimpunan dana melalui pasar modal relatif rendah. Dalam melakukan perhimpunan dana, perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke bank. Misalkan bank menawarkan deposito sebesar 5 % per tahun sedangkan memberikan kredit dengan bunga 11 % maka ada spread suku bunga sebesar 6 %. Sedangkan biaya - biaya yang ditanggung perusahan dalam rangka proses emisi misalkan hanya 3.5 % yang di tanggung selama usia sekuritas. Jadi lebih menguntungkan jika perusahaan memperoleh tambahan dana dari penerbitan saham dibandingkan dengan meminjam di bank. 4. Bagi negara, pasar modal akan mendorong perkembangan investasi. Setiap perusahaan pasti ingin meluaskan usahanya maka dari itu perusahaan berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Semakin baik kinerja perusahan serta adanya transparansi maka investor akan semakin berminat menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dengan adanya ekspansi usaha berarti akan ada penambahan penyerapan tenaga kerja, kenaikan jumlah produksi, kenaikan omset penjualan, kenaikan pendapatan dan tentunya pajak bagi negara. Pasar Modal Efisien Pasar Modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.
4 8 Menurut Foster ( 1986 ) pasar modal menjadi efisien karena adanya jumlah analis keuangan yang banyak dan persaingan antar mereka, akan membuat harga sekuritas wajar, dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Para analis akan berupaya untuk memperoleh informasi selengkap mungkin bahkan kalau mungkin lebih lengkap dari analis yang lain, melakukan analisis secermat mungkin sehingga akan membuat harga sekuritas menjadi wajar ( terjadi harga keseimbangan yang mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi para investor pada suatu titik tertentu ). Tiga bentuk pasar modal yang efisien : 1. Pasar yang efisiensinya lemah ( weak form efficiency ) yaitu keadaan di mana harga harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lampau. 2. Pasar yang efisiensinya setengah kuat ( semi strong ) yaitu keadaan di mana harga harga bukan hanya mencerminkan harga harga di waktu yang lalu tetapi juga semua informasi yang dipublikasikan. 3. Pasar yang efisiensinya kuat ( strong form ) yaitu di mana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. 2.2 Pengertian Indeks Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta terdapat lima indeks yaitu : 1. Indeks Individual yaitu indeks yang menggunakan harga masing masing saham terhadap harga dasarnya. 2. Indeks Harga Saham Sektoral yaitu indeks ynag perhitungannya menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing masing sektor. Indeks sektoral terdiri dari sembilan sektor : pertanian;
5 9 pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; manufaktur; properti dan real estate; infrastruktur dan transportasi; keuangan; serta perdagangan, jasa dan investasi. 3. Indeks LQ 45 yaitu perhitungan indeks yang menggunakan 45 saham tertentu berdasarkan likuiditas saham dan disesuaikan setiap enam bulan. 4. Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yaitu perhitungan yang menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen pehitungan indeks. 5. Jakarta Islamic Index ( JII ) yaitu indeks yang terdiri dari saham - saham yang sesuai dengan syariah islam. Fungsi adanya indeks di pasar modal adalah : 1. Sebagai indikator tren pasar. 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan. 3. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio 4. Membantu pembentukan portofolio dengan strategi pasif. 5. Membantu berkembangnya produk derivatif. 2.3 Teori Portofolio Pengertian portofolio secara umum adalah investasi yang dilakukan dalam berbagai macam aset keuangan seperti saham, obligasi, opsi, future contract, real estate, emas, deposito dan lain lain. Melakukan investasi dengan membentuk portofolio cenderung lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menginvestasikan seluruh modal dalam satu bentuk investasi. Beberapa jenis diversifikasi portofolio yang dikenal antara lain : 1. Simple Diversification.
6 10 Diversifikasi ini sangat mudah dalam mengaplikasikan yaitu dengan menambahkan sejumlah investasi baru sehingga dapat mengurangi risiko yang sifatnya sistematis. Misalkan dalam suatu portofolio telah terdapat sepuluh investasi dengan menambah dan mengkombinasikan sepuluh sampai dua puluh investasi baru maka tingkat risiko dapat dikurangi. 2. Diversification Accros Industries Diversifikasi yang dilakukan dengan cara pendekatan investasi pada perusahaan yang tidak sejenis. Pendekatan ini pada prinsipnya hampir serupa dengan dengan diversifikasi sederhana di mana mencoba mengurangi risiko dalam portofolio, dengan menanamkan modal pada investasi yang relatif kurang memiliki korelasi dengan investasi yang sudah ada sehingga tingkat risiko pada satu industri dapat dikurangi dengan risiko dari industri yang lainnya. 3. Superfluous Diversification Merupakan pendekatan portofolio di mana investor tidak diharapkan melakukan diversifikasi dengan terlalu banyak jenis investasi. Hal ini disebabkan karena semakin banyak investasi yang dilakukan oleh investor dalam portofolionya, maka investor akan menyita banyak waktu, tenaga, uang akibat biaya transaksi dan biaya analisa, yang pada akhirnya hanya akan mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan. 4. Markowitz Diversifikation Pendekatan portofolio yang lebih ilmiah dibandingkan dengan ketiga diversifikasi sebelumnya, karena markowitz diversifikation menggunakan
7 11 faktor koefisien korelasi. Sehingga semakin rendah tingkat korelasi antar investasi dalam portofolio tersebut maka semakin rendah risiko portofolio yang diperoleh. 5. Single Index Model Difersification Pendekatan Single Index Model juga hampir serupa dengan pendekatan portofolio dari Markowitz yang sifatnya ilmiah, namun pendekatan ini lebih beramsusikan pada sifat sifat di mana suatu investasi akan secara bersama sama bergerak baik itu naik maupun turun sejalan dengan pergerakan pasar di mana investasi tersebut berada. Adapun tujuan dari diversifikasi dengan menggunakan Single Index Model ini adalah untuk meminimumkan tingkat risiko dari keseluruhan investasi yang terdapat dalam portofolio. Secara keseluruhan dari diversifikasi tersebut maka diversifikasi dengan cara Markowitz dan Single Index Model lebih memperoleh hasil yang memuaskan dan dapat merefleksikan kinerja portofolio yang sesungguhnya. Untuk selanjutnya pembahasan teori portofolio ini didasari oleh teori yang dikembangkan oleh Markowitz dan teori Single Index Model. Teori Portofolio Markowitz Pendekatan Portofolio Markowitz didasarkan pada pendekatan mean dan variance, di mana seluruh investasi dihitung berdasarkan tingkat pengembalian rata rata dan penyimpangannya. Sementara itu untuk menghitung risiko atau standar deviasi portofolio dibutuhkan variabel yang menggambarkan hubungan antara tingkat pengembalian investasi satu dengan investasi lainnya. Hubungan ini sering disebut covariance.
8 12 Faktor penting lainnya yang juga perlu diketahui adalah coefficient korelasi. Faktor ini secara statistik menggambarkan hubungan yang linier antara dua variabel. Nilai dari koefisien korelasi berkisar antara 1 dan +1. Pengertian dari nilai koefisien korelasi adalah : a. Positive correlation yang berarti adanya hubungan antara dua investasi saling mempengaruhi secara positif, Di mana tingkat pengembalian investasi yang satu akan mempengaruhi tingkat pengembalian yang lain begitu pula sebaliknya. Hubungan dikatakan perfectly positive jika coefficient korelasi bernilai +1. b. Zero correlation menunjukan tidak adanya hubungan antara dua investasi. Pada posisi ini tingkat pengembalian investasi berdiri sendiri sendiri. c. Negative correlation merupakan kebalikan dengan korelasi positif di mana tingkat pengembalian bergerak secara berlawanan antara dua investasi. Dikatakan perfectly negative apabila nilai coefficient korelasi 1. Besarnya investasi, tingkat pengembalian, tingkat risiko dan coefficient korelasi memberikan gambaran akan berbagai macam kemungkinan yang dapat diperoleh dari kombinasi investasi. Perubahan faktor faktor tersebut akan memberikan harapan hasil yang berbeda pada tingkat risiko yang berbeda pula. Analisis faktor tersebut penting untuk menganalisa dan menentukan portofolio yang optimal. Teori Portofolio Single Index Model Single Index Model pertama kali di kembangkan oleh W.F.Sharpe, yang merupan salah satu murid Markowitz. Pendekatan ini agak berbeda dengan pendekatan Markowitz, tapi hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Teori ini mengambil asumsi bahwa tingkat pengembalian dari saham saling berhubungan hanya dengan satu alasan bahwa setiap saham dianggap mempunyai respon dalam mempengaruhi portofolio seluruh saham yang ada di pasar. Misalkan di
9 13 pasar terjadi pergerakan ke atas, maka hampir seluruh saham tunggal juga mengalami pergerakan ke atas, begitupun sebaliknya. Faktor penting yang mempengaruhi portofolio Single Index Model adalah beta, yang merupakan penggambaran besarnya tingkat sensitivitas saham atau portofolio terhadap pasar. 2.4 Pengertian laporan keuangan Pengertian dari laporan keuangan menurut S. Munawir ( 1988 : 2 ) adalah sebagai berikut : Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Dari definisi tesebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupan suatu daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan hasil usahanya selama periode tertentu. Laporan keuangan terdiri dari : a. Neraca ( Balance sheet ) Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan pengertian neraca menurut S. Munawir ( 1988 : 13 ) adalah sebagai berikut :
10 14 Neraca adalah laporan yang sistematis sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Dari definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa neraca adalah suatu laporan keuangan yang menunjukan keadaan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang didalamnya harus disebutkan bagian mana yang termasuk aktiva dan pasiva secara jelas dan terperinci. Tiga bagian utama dalam neraca adalah : 1) Harta atau Aktiva Pengertian aktiva tidak hanya terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud. 2) Hutang atau Pasiva Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. 3) Pengertian Modal
11 15 Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal ( modal saham ), surplus, dan laba yang ditahan, atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. Modal dapat diartikan sebagai elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca perusahaan yang dapat berupa uang kas, bahan baku, mesin, gedung dan sebagainya, juga dapat merupakan sumber-sumber modal berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. ( Nitisemito, 1978 : 20 ) Mengenai modal ini, Drs. Bambang Riyanto, menyatakan : Pada awalnya, pengertian modal berorientasikan pada physical oriented yang mengartikan modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Kemudian pengertian modal berkembang menjadi non physical oriented yang menekankan pengertian modal pada nilai daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal. ( Riyanto, 1996 : 17 ) Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pengertian modal yaitu yang tercatat disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit, dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal abstrak. Menurut bentuknya, modal dibagi menjadi : Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dari seluruh dana yang ditanamkan perusahaan.
12 16 Elemen modal aktif selalu berubah-ubah, baik dalam jangka waktu pendek ( kas, efek, piutang, barang ) maupun dalam jangka waktu panjang ( aktiva tetap ). Modal abstrak atau modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit dari neraca,yang menggambarkan sumber darimana dana diperoleh. Nilai modal pasif ini dalam jangka waktu tertentu adalah permanen ( Riyanto, 1996 :19 ) b. Laporan rugi laba Laporan perhitungan rugi laba menurut S. Munawir ( 1988 : 26 ) dalam bukunya analisa laporan keuangan adalah : Suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan rugi laba menggambarkan posisi perusahaan ditinjau dari aktivitas perusahaan yang menyangkut tentang penghasilan,biaya dan rugi laba perusahaan selama periode tertentu. Prinsip umum yang diterapkan dalam laporan rugi laba adalah sebagai berikut : Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. Bagian kedua menunjukkan biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum.
13 17 Bagian ketiga menunjukan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insindentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. c. Laporan arus kas. Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka waktu tertentu. Arus kas terbagi dalam tiga kelompok utama yaitu : 1) Arus kas dari kegiatan operasional Arus kas dari kegiatan operasi terdiri dari : pengumpulan kas berasal dari konsumen, pembayaran kepada pemasok untuk pembelian bahan baku, arus kas keluar dari kegiatan operasi lainnya seperti beban pemasaran dan operasi serta pembayaran bunga, pembayaran tunai untuk pajak. 2) Arus kas dari kegiatan investasi Arus kas yang berasal dari penanaman modal (arus kas yang masuk) baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. 3) Arus kas dari kegiatan pendanaan.
14 18 Bagian terakhir dari arus kas berkaitan dengan kegiatan pendanaan, termasuk semua arus kas baik yang masuk maupun yang keluar dari para investor, pemberi pinjaman maupun dari pemilik perusahaan tersebut. 2.5 Teori Rasio Likuiditas Dan Rentabilitas Rasio keuangan membantu mengidentifikasikan berapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Data keuangan perusahaan akan lebih berarti karena adanya rasio keuangan yang dapat digunakan : 1. Untuk meneliti rasio keuangan perusahaan di masa lalu ( contoh untuk lima tahun terakhir ) dan arah pergerakannya. 2. Dapat membandingkan rasio keuangan dengan perusahaan yang lain. 3. Dapat membandingkan rasio rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Miasalkan kebijakan perusahaan dalam hal kredit dan persediaan Konsep Likuiditas Pengertian likuiditas. Definisi likuiditas adalah Sesuatu yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Definisi likuiditas Lainnya adalah : Likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva yang tersedia. Jadi, masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Setiap aktiva mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun
15 19 komponen aktiva yang paling likuid adalah uang tunai. Hal ini disebabkan oleh sifat uang tunai yang langsung dapat digunakan dalam operasi untuk proses produksi, membayar hutang dagang perusahaan yang jatuh tempo dan sebagainya. Selain kas semua komponen aktiva yang termasuk dalam aktiva lancar memerlukan waktu untuk mengubah menjadi uang tunai atau kas di mana aktiva selain kas berhubungan dengan tingkat kepastian waktu berubahnya aktiva tersebut menjadi uang tunai. Semakin likuid suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk dijadikan uang tunai. Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : a. Likuiditas Badan Usaha Likuiditas badan usaha berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar pihak luar perusahaan ( kreditur ). Jadi tingkat likuiditas badan usaha dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk menyediakan alat-alat likuid, sehingga dapat membayar hutang-hutangnya pada saat ditagih. Tingkat likuiditas badan usaha dapat diketahui dari neraca pada suatu saat, antara lain dengan membandingkan jumlah aktiva lancar disatu pihak dengan hutang lancar dipihak lain. b. Likuiditas Perusahaan. Likuiditas perusahaan lebih berhubungan dengan masalah di dalam perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan, apakah setiap saat dapat memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran jalannya opersi perusahaan. Jadi likuiditas perusahaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempertahankan atau untuk membiayai pembelanjaanpembelanjaan perusahaan agar aktivitas perusahaan dapat berlangsung lancar. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan penilaian likuiditas perusahaan,yaitu :
16 20 1. Current ratio, adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan dengan hutang lancarnya. Jumlah aktiva lancar Current ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar 2. Acid test ratio, menunjukan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar persediaan Acid test ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar 3. cash ratio, di mana rasio tersebut membandingkan antara kas sebagai aktiva lancar yang paling likuid dan investasi sementara dengan hutang lancar atau pasiva lancar perusahaan. Kas + Setara kas Cash ratio = x 100 % Jumlah hutang lancar Konsep Rentabilitas Pengertian Rentabilitas Rentabilitas adalah Kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dari proses produksinya. Atau pengertian yang lebih umum tentang rentabilitas adalah : Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut
17 21 Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini diukur dengan keberhasilan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian tingkat rentabilitas yang dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Dalam analisa rentabilitas akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada perhitungan rugi laba dan pada neraca perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam, tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainya Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu : a. Rentabilitas Ekonomi. Merupakan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalam nya untuk menghasilkan laba. Modal yang dimiliki untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital ). Dan laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu laba usaha ( net operating income ). Dengan demikian laba yang diperoleh dari usaha-usaha luar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini. b. Rentabilitas Modal Sendiri. Rentabilitas modal sendiri sering disebut rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri adalah
18 22 kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang dipergunakan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi pajak ( earning after tax ). Sedangkan modal yang diperhitungkan adalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan. Rasio-rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas, antara lain: a. Gross Profit Margin Merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. laba kotor Gross profit margin = x 100 % Penjualan bersih b. Net profit margin Rasio yang mengukur besarnya keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan selama satu periode. Laba bersih setelah pajak Net profit margin = x 100 % Penjualan bersih c. Operating profit margin Rasio dapat dihitung dengan cara membandingkan Pendapatan operasional dengan penjualan bersih.
19 23 Pendapatan operasional Operting profit margin = x 100 % Penjualan netto d. Net Earning Power Ratio ( Rate of Return on Investment ) Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan laba bersih sesudah pajak dengan jumlah aktiva. Rasio ini merupakan pencerminan dari kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih perusahaan. Laba setelah pajak Net earning power ratio = x 100 % Total Aktiva e. Return on Net Worth ( Return on Equity ) Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Dengan demikian rasio ini dapat diartikan sebagai kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Laba setelah pajak Return on net worth = x 100 % Modal sendiri Hubungan Antara Likuiditas dan Rentabilitas Dalam manajemen keuangan perusahaan masalah pengendalian tingkat likuiditas dan tingkat rentabilitas merupakan dua aspek penting yang harus
20 24 diperhatikan oleh perusahaan. Jika perusahaan hanya mengutamakan salah satunya, maka akan menimbulkan kesulitan. Misalnya perusahaan ingin mempertahankan keadaan likuiditasnya tanpa memperhatikan keadaan rentabilitasnya, akibatnya perusahaan harus menyediakan uang kas serta komponen-komponen likuidnya dalam jumlah besar,tetapi akan mengurangi tingkat rentabilitas perusahaan. Di dalam perusahaan selalu timbul permasalahan antara likuiditas dan rentabilitas, artinya bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan menyediakan alat - alat likuid yang besar maka akan mengurangi tingkat rentabilitas perusahaan karena adanya sejumlah dana yang tidak digunakan secara efisien untuk menghasilkan laba. Sebaliknya bila ingin mempertinggi rentabilitas maka cadangan tunai untuk likuiditas digunakan untuk kegiatan perusahaan, sehingga posisi likuiditas akan turun dibawah minimum. Bila keadaan ini diketahui oleh pihak luar maka kemungkinan besar kepercayaan pihak luar atau kreditur kepada perusahaan akan berkurang atau hilang. Tingkat rentabilitas yang tinggi menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menggunakan dana yang dimiliki secara efektif dan efisien guna menghasilkan laba. Untuk dapat memelihara keadaan likuiditas perusahaan sebaiknya digunakan prinsip pembelanjaan di mana jangka waktu tersedianya dana bagi perusahaan lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu pemakaian dana tersebut oleh perusahaan. Dengan demikian segala kebutuhan jangka pendek hendaknya dibiayai dengan pinjaman jangka pendek, sedangkan untuk kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dengan pinjaman jangka panjang atau modal sendiri. Dalam memperoleh pinjaman jangka panjang sebaiknya diperhatikan jangka waktu pelunasan dan pembayaran bunga, karena hal tersebut seringkali memberatkan kewajiban jangka pendek perusahaan, sehingga menggangu likuiditas perusahaan.
21 Tujuan Investor Dalam Penanaman Modal Berdasarkan tujuan investasi, maka para pemodal di pasar modal dapat dikelompokan menjadi empat kelompok yakni : 1. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen. Bagi pemodal yang membeli saham suatu perusahaan untuk memperoleh dividen biasanya mengincar perusahaan perusahaan yang sudah sangat stabil. Keadaan perusahaan yang baik menjamin kepastian adanya keuntungan yang relatif stabil yang diharapkan akan memperoleh dividen yang relatif stabil. Harapan utama investor kelompok ini adalah memperoleh dividen yang tinggi dan terjamin tiap tahunnya. Keinginan untuk memperoleh dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga saham ( capital gain ). Biasanya pemodal yang tergolong dalam kelompok ini adalah orang atau lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap seperti pensiunan, pengelola dana pensiun, dan asuransi. Maka kebanyakan pemodal dari kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham di bursa. 2. Pemodal yang bertujuan berdagang. Pada dasarnya harga saham saham yang diperdagangkan di bursa efek bergerak secara tidak tetap, bisa naik maupun turun tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga itu menarik bagi beberapa kalangan pemodal untuk mengambil posisi sebagai pedagang, dengan memperjual belikan saham saham di bursa. Tujuan utama pembelian saham adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli dengan harga jual ( capital gain ). Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual beli saham itu. Mereka membeli saham pada saat harga suatu saham turun dan akan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat
22 26 kembali. Kelompok pemodal seperti inilah yang aktif dalam kegiatan perdagangan di bursa. 3. Pemodal yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan Ada kelompok pemodal yang tidak tertarik untuk memperoleh dividen atau capital gain, melainkan hanya untuk memiliki perusahaan. Keikutsertaan mereka dalam suatu perusahaan adalah sebagai pemilik perusahaan ( owners ). Oleh karena itu pemodal pada kelompok ini cenderung memilih saham perusahaan perusahaan yang sudah mempunyai nama dan reputasi baik. Mereka tidak mudah menjadi panik dan menjual sahamnya pada saat harga sahamnya turun serta karena pertimbangan dividen. Maka dari itu kelompok pemodal ini juga tidak aktif dalam perdagangan di bursa efek. Pada umumnya orang orang yang tergabung dalam pemodal ini adalah pemodal yang mempunyai kehidupan yang mapan dan benar benar berniat melakukan investasi pada perusahaan. 4. Kelompok spekulator Kelompok spekulator adalah kelompok orang atau individu yang melakukan aksi beli atau jual suatu saham berdasarkan faktor faktor spekulasi. Dalam pasar modal kadang kadang mereka rasional dalam menganalisis informasi informasi tentang perusahaan, ekonomi dan politik sehingga pada dasarnya mereka dapat mengukur risiko investasi. Dalam prakteknya sebagian pemodal yang tergolong spekulator ini sering mengambil keputusan investasi tanpa rasional sehingga masyarakat sering menganggap para pemodal tersebut berbuat judi. Kelompok spekulator ini lebih menyukai saham saham perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang dengan baik. Pada umumnya dalam setiap kegiatan pasar modal
23 27 para spekulator ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas pasar modal dan likuiditas saham. 2.7 Langkah Langkah Sebelum Menjadi Investor Saham Pedoman untuk melakukan investasi dalam saham : 1. Tentukan tujuan investasi Tujuan investasi akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan investasi. Jika capital gain menjadi tujuan investasi maka investor cenderung agresif dengan mengambil posisi jual dan beli yang cukup sering di pasar. Sedangkan dividen menjadi tujuan utamanya maka investor akan berhati hati dan cenderung pasif dalam memilih saham dengan dividen yang besar. 2. Kemampuan sumber daya yang dimiliki Dana yang diinvestasikan sebaiknya dana yang menganggur dan tidak mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan. 3. Jangka waktu investasi Semakin pendek jangka waktu investasi maka investor akan lebih agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar dan sebaliknya. 4. Memahami risiko investasi pada saham Risiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami kerugian ( capital loss ), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di instrumen lainya ( oppurtunity loss ) dan adanya kemungkinan emiten akan
24 28 likuidasi serta adanya fluktuasi harga saham. Harga saham mengalami fluktuasi akibat isue dan kebijakan yang terjadi di dalam maupun di luar negeri. 5. Mengenali jenis jenis saham Saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu common stock (saham biasa ) dan preffered stock ( saham preferen ). Saham biasa dapat dibedakan lagi berdasarkan karakteristiknya menjadi saham unggulan ( blue chip stock ), saham pertumbuhan ( growth stock ), saham penpatan ( income stock ), saham siklikal ( Cyclical stock ), saham yang bertahan ( defensive stock ) dan saham spekulasi ( speculative stock ). 6. Menentukan strategi investasi Masalah yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi investasi adalah proporsi portofolio ( pasar uang, saham dan obligasi ), jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial, mengutamakan perusahaan yang mempunyai arus kas yang sehat dan neraca yang baik dan juga memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga. 7. Memanfaatkan jasa profesional Jasa yang bisa digunakan antara lain jasa analis sekuritas ( security analyst ) dan jasa pengelolalaan dana ( fund manager ). Securty analyst adalah profesional pasar modal yang memberikan rekomendasi saham saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan menentukan timing yaitu kapan saat yang tepat untuk menjual dan membeli saham saham tertentu. Sedangkan fund manager adalah institusi atau perusahaan yang memberikan
25 29 jasa pengelolaan dana kemudian diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal. 8. Mengikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus menerus. Tujuannya dimaksudkan agar para investor dapat mengambil tindakan secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal guna meminimumkan kerugian yang mungkin terjadi akabat fluktuasi harga saham.
26 30
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari suatu yang belum ada menjadi ada, dari yang kecil berubah menjadi lebih besar. Pertumbuhan
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif, banyak perusahaan melakukan strategi dengan melakukan investasi tambahan melalui penjualan saham
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya apabila sebuah perusahaan memiliki kelebihan dana atau modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau modal tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi untuk menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sumber alternatif lain karena mempunyai peran sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti saham, reksadana, dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan
Lebih terperinciDalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat
23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham pada dasarnya merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan berkaitan dengan topik yang serupa antara lain: 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asuransi
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham pada dasarnya merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor memiliki klaim
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas
II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun
Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan peran pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Kasmir (2016:134) menerangkan bahwa: Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciproses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri, yang
Lebih terperinci