BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
|
|
- Liani Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Desain interior merupakan suatu bidang keilmuan yang mempelajari hubungan antara bangunan (arsitektur) dengan manusia yang melakukan aktifitas tertentu di dalamnya.desain interior bersentuhan dengan hampir semua kegiatan atau aktivitas manusia di dunia.manusia melakukan kegiatan belajar di sekolah ataupun di rumah, bekerja di kantor, memasak di dapur, berbelanja di pusat perbelanjaan, dan melakukan kegiatan keagamaan di tempat ibadat. Desain interior terbagi menjadi dua kategori utama yaitu residential dan contract.residential berarti yang berkaitan dengan rumah tinggal dan contract berkaitan dengan fasilitas publik seperti hotel, tempat peribadatan, auditorium, mall, dan lain-lain.dua kategori tersebut mempunyai tujuan utama yang sama yaitu membuat pemenuhan terhadap kebutuhan hidup manusia serta menjadikan apa yang sudah ada ke arah yang lebih baik lagi. Ketika mendesain sebuah tempat tinggal ataupun fasilitas publik, desainer interior berhadapan dengan banyak aspek yang harus dipenuhi untuk menjawab masalah-masalah yang muncul.desainer interior harus merancang dan memperhitungkan aspek-aspek seperti aspek cahaya, aspek suara, aspek ergonomis, aspek sirkulasi, aspek warna, aspek kebutuhan, serta aspek manusia yang melakukan kegiatan di dalamnya.dari banyak aspek tersebut, dalam kenyataanya tidak semua harus diperhitungkan dan diterapkan ke dalam perancangan.sebagai contoh, fasilitas publik seperti auditorium, tempat peribadatan (biasanya gereja Katolik / Protestan), serta ruang seminar atau ruang kuliah membutuhkan perhitungan aspek pengendalian suara untuk mendukung kegiatan di dalam ruang-ruang tersebut; tetapi ada pula yang tidak membutuhkan perhitungan aspek pengendalian suara yaitu rumah tinggal, salon, dan tempat perbelanjaan. 1
2 Suara merupakan salah satu contoh dari bentuk energi, yang berupa gelombang longitudinal serta dapat merambat melalui berbagai medium atau perantara.medium tersebut berupa zat padat,cair dan atau gas.suara terbagi menjadi dua macam yaitu suara yang diinginkan(wanted sound) dan suara yang tidak diinginkan (unwanted sound). Suara yang diinginkan (wanted sound) merupakan suara yang dianggap dapat berguna bagi manusia untuk mendukung aktifitas atau kegiatan tertentu di suatu tempat.sebagai contoh:suara dalam kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas;suara dalam acara konser musik klasik; suara dalam kegiatan suatu kotbah keagamaan;dll.sebaliknya, suara yang tidak diinginkan(unwanted sound) adalah suara yang dianggap kurang atau tidak berguna dalam kegiatan atau aktifitas tertentu.contohnya:terjadi gaung di dalam suatu ruangan (yang membuat ketidakjelasan dalam proses mendengar); suara kendaraan bermotor ketika berada di lingkungan yang membutuhkan suasana tenang (tempat peribadatan,sekolah,dll). Dengan adanya fenomena tersebut di atas,maka diperlukan suatu aktifitas pengendalian suara, yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan dalam mendukung aktifitas tertentu dalam konteks arsitektural.seperti yang dikatakan oleh seorang ahli akustik ruang Leslie L.Doelle (Leslie.L Doelle, Environmental Acoustical, 1972, hlm.4) dalam bukunya yang berjudul Akustik Lingkungan : Pengendalian bunyi secara arsitektural dapat menciptakan suatu lingkungan, di mana kondisi mendengarkan secara ideal disediakan dalam ruang tertutup. Oleh karena itu pengendalian suara/bunyi secara arsitektural mempunyai dua sasaran: (l) Menyediakan keadaan yang paling tepat untuk produksi, perambatan dan penerimaan bunyi yang diinginkan (baik berupa ceramah, pembicaraan ataupun musik) di dalam ruang yang digunakan untuk berbagai tujuan (misalnya kegiatan mendengar dan berbicara) atau di ruang terbuka.(selanjutnya disebut akustik ruang ). (2) Peniadaan atau pengurangan bising (bunyi yang tak diinginkan) dan getaran dalam jumlah yang cukup (Selanjutnya disebut pengendalian bising ). 2
3 Pengendalian bunyi secara arsitektural (akustik ruang maupun pengendalian bising) membutuhkan sentuhan dari berbagai macam bidang keahlian, yaitu bidang fisika, bidang desain interior, bidang arsitektur, dll.walaupun demikian, dalam setiap situasi akustik ruang terdapat tiga elemen dasar yang harus diperhatikan, yaitu: (1) sumber bunyi, yang diinginkan atau tak diinginkan (2) jejak, untuk perambatan bunyi, dan (3) penerima, yang ingin atau tak ingin mendengar bunyi tersebut Adapun gejala-gejala yang terjadi pada bunyi atau suara di dalam ruang tertutup yaitu suara dapat dipantulkan kembali;suara dapat diserap oleh elemen-elemen interior dan arsitektur;dan suara dapat diteruskan melewati elemen-elemen interior dan arsitektur.ketiga gejala tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor bentuk, bahan, serta komposisi dari elemen-elemen interior dan atau arsitektur dari suatu bangunan. Akustik ruang dan pengendalian bising berkaitan erat dengan bidang arsitektur dan interior (ruang dalam).oleh karena itu,dua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang melekat di dalam arsitektur dan interior sebuah bangunan.penciptaan bentuk serta pengaturannya; bidang-bidang lantai, dinding serta langit-langit; merupakan unsur atau elemen-elemen suatu interior bangunan yang mempengaruhi pengkondisian bunyi atau suara yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan. Akustik ruang dan pengendalian bising di dalam ruang publik memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan di dalamnya (ruang publik tersebut dapat berupa ruang rapat, ruang peribadatan, ruang kelas sekolah, ruang konser musik,dll).sebagai contoh di dalam ruang peribadatan, kegiatan utamanya adalah mengadakan suatu penyampaian ajaran dari kepercayaan atau agama yang bersangkutan.dengan begitu apa yang ingin disampaikan (dalam hal ini melalui media suara) haruslah terdistribusi secara baik kepada umatnya. Bahasan penelitian difokuskan pada suatu ruang peribadatan umat Kristiani yakni Gereja Katedral (Gereja yang merupakan tempat peribadatan umat Kristiani, salah satu ruangannya menggunakan prinsip sebuah auditorium).kegiatan utama dari gereja adalah menyebarkan suatu ajaran-nya kepada para umat Kristiani.Oleh karenanya,di dalam bangunan gereja perlu diterapkan prinsip-prinsip akustik ruang 3
4 serta pengendalian bising dalam rangka pencapaian kondisi berbicara serta mendengar yang ideal. Salah satu contoh gereja yang sudah menerapkan prinsip akustik ruang ialah Gereja Katedral Jakarta.Gereja Katedral Jakarta disinyalir sudah dirancang secara akustik oleh arsitek pertamanya yaitu Insinyur Tromp pada tahun 1829.Dengan demikian,kondisi mendengar serta berbicara di dalam gereja Katedral Jakarta seharusnya sudah diperhitungkan dengan baik dari awal perancangannya. Berdasarkan penguraian di atas dapat disimpulkan bahwa gereja merupakan suatu fasilitas publik yang termasuk ke dalam salah satu kategori auditorium di mana aktifitas atau kegiatan utamanya memerlukan penerapan prinsip akustik ruang serta pengendalian bising secara baik dalam rangka pencapaian kondisi berbicara dan mendengar yang ideal. Dalam kaitannya dengan arsitektural, untuk mendapatkan kondisi berbicara dan mendengar yang ideal diperlukan penanganan terhadap suatu ruang serta berbagai elemen yang terkait di dalamnya.elemen-elemen tersebut dapat berupa bentuk, komposisi, ataupun material yang menjadi bagian dari suatu ruang tersebut.dengan adanya pengaturan serta perencanaan dari elemen-elemen arsitektural dan interior tersebut, maka akan terjadi suatu sinergi yang diharapkan dapat menciptakan kondisi berbicara dan mendengar yang ideal. Penelitian ini berjudul Tinjauan Desain Interior Dalam Kaitannya Dengan Faktor Pengendalian Suara dengan mengambil studi kasus Gereja Katedral Jakarta.Penulis tertarik untuk mengambil penelitian tersebut karena tertarik untuk meneliti, mengetahui, serta memahami hubungan yang terjadi antara faktor gubahan ruang (komposisi;elemen-elemen interior) dengan faktor akustik sebuah ruang publik.penulis juga tertarik untuk mengambil objek studi kasus Gereja Katedral Jakarta karena gereja tersebut merupakan salah satu ruang publik bersejarah yang sudah berumur kurang lebih seabad yang perancangannya oleh Ir.Tromp pada abad ke-18 sudah memperhatikan faktor akustik ruang untuk mendapatkan kondisi mendengar serta berbicara yang ideal di dalam gereja tersebut.hal-hal tersebut di atas yang menjadi landasan penelitian ini. 4
5 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Suara menjadi hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan maksud serta tujuan dari suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia.suara yang diinginkan haruslah dikondisikan dengan baik agar tercapai keadaan yang diinginkan dalam aktifitas tertentu.beda halnya dengan suara yang tidak diinginkan, memerlukan pengkondisian agar tidak mengganggu aktifitas tersebut. Suara yang mempunyai peran penting pada umumnya terlihat dalam konteks ruang publik.di dalam ruang publik, suara yang diinginkan harus dapat terdistribusi dengan baik sedangkan suara yang tidak diinginkan harus dapat dikurangi atau dihilangkan.ruang publik tersebut dapat berupa ruang kuliah, auditorium, gereja,bioskop, dll. Di dalam ruang publik seperti gereja, kegiatan utamanya adalah melakukan penyebaran ajaran Sang Kristus.Oleh karenanya proses mendengar dan berbicara menjadi sesuatu yang harus diperhitungkan dengan baik.apabila tidak diperhitungkan dengan baik maka akan terjadi ketidakjelasan berbicara serta mendengar.selain itu, gereja mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan musik.di dalam keilmuan akustik ruang serta pengendalian bising, terdapat perbedaan antara kriteria pengkondisian suara untuk berbicara dengan kriteria pengkondisian suara yang berkaitan dengan musik.hal ini membuat pengkondisian suara dalam ruang kotbah gereja memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi. Gereja Katedral mempunyai tipologi arsitektural (baik dari segi denah, bentuk, dll) yang menciptakan suatu keadaan lingkungan tertentu. Hal-hal tersebut mempunyai peran penting untuk mengkondisikan suara yang diinginkan (maupun yang suara tidak tidak diinginkan).gubahan ruang dari Gereja Katedral memiliki peran penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan di dalamnya (speech & music). Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan suatu permasalahan yang akan diteliti yaitu: Sejauh mana hubungan yang terjadi antara faktor gubahan ruang dalam (interior) Gereja Katedral (dalam hal ini Gereja Katedral Jakarta) dengan faktor pengendalian suara di dalam mendukung aktifitas mendengar, berbicara, serta musik secara ideal. 5
6 1.3. BATASAN MASALAH 1. Pengendalian suara yang dimaksud dalam penelitian adalah yang mempunyai relasi dengan gubahan ruang serta efek-efek yang ditimbulkannya.hal-hal di luar ini bukan merupakan kajian khusus penelitian. 2. Bahasan penelitian dikhususkan hanya pada konteks gubahan ruang dalam (interior) auditorium Gereja Katedral Jakarta dan pengendalian suara di dalamnya (faktor akustik dan faktor pengendalian bising).kondisi lingkungan di luar Gereja Katedral Jakarta dianggap sebagai fenomena yang penting tetapi tidak dibahas dalam penelitian ini TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Memperoleh gambaran mengenai hubungan antara faktor gubahan ruang dengan faktor pengendalian suara di dalam Gereja Katedral Jakarta. 2. Mengetahui dan memahami peran desain interior pada Gereja Katedral Jakarta tidak hanya dalam konteks filosofi dan fungsi tetapi juga kaitannya dengan aspek pengkondisian suara secara ideal ASUMSI PENELITIAN 1. Adanya hubungan (kaitan) antara faktor gubahan ruang dengan faktor pengendalian suara auditorium gereja Katedral Jakarta. 2. Elemen-elemen interior (dinding,langit-langit,dan lantai) dari ruang kotbah Gereja Katedral Jakarta mempengaruhi kualitas pengendalian suara di dalamnya.bentuk,material,komposisi,dan unsur-unsur lainnya dalam interior ruang kotbah Gereja Katedral Jakarta akan sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas kondisi berbicara dan mendengar di tempat tersebut. 6
7 1.6. MANFAAT PENELITIAN 1. Pengetahuan serta pemahaman yang dapat berguna dalam proses perancangan ideal auditorium sebuah gereja ditinjau dari segi gubahan ruang interiornya serta pengendalian suara secara arsitektural. 2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan faktor pengendalian suara dengan faktor gubahan ruang sebuah auditorium gereja METODOLOGI PENELITIAN & CARA MEMPEROLEH DATA Sesuai dengan kebutuhan penelitian akan dilakukan dengan dua metode penelitian,yaitu Metode Deskriptif 1 dan Metode Empiris 2.Dengan Metode Deskriptif maka akan dilakukan penelitian melalui data pustaka atau literatur. Sedangkan dengan metode empiris akan diperoleh data sesuai kenyataannya (observasi lapangan). Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang relevan dengan judul penelitian dan dari hasil studi kepustakaan. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan cara observasi, numerical simulation dan pengukuran / experimental simulation (waktu dengung,dimensi ruang, dsb), dan wawancara kepada pihak-pihak terkait.pengumpulan data dan dokumen, studi kepustakaan, observasi,dan wawancara dilakukan sendiri oleh peneliti.sedangkan untuk pengumpulan data pengukuran dan numerical simulation peneliti akan dibantu oleh orang-orang yang ahli di bidang akustik (physics/acoustic engineer). 1 Metode Deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat (sumber:f.l.whitney,ibid,1960,p.160) 2 Dalam sains dan metode ilmiah, empiris berarti suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris berarti data yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan.(sumber: 7
8 1.8. KERANGKA PENELITIAN Suara (karakteristik,fenomena dalam ruang tertutup, wanted sound, unwanted sound) Gubahan Ruang (Bentuk,Komposisi, Material,dll) Elemen-elemen interior ( floor,wall,ceiling ) Interior Gereja Katedral Jakarta (Bagian Ruang Kotbah) Sejarah Gereja Katedral Batasan-batasan Identifikasi masalah Kriteria Standar Perancangan Auditorium Gereja Kondisi Nyata Lapangan Teori dasar Desain Interior Teori Suara Teori Akustik Ruang & Pengendalian Bising Analisis Perbandingan Kriteria Standar dengan Kondisi Nyata; Data Observasi, pengukuran,simulasi, interview. KESIMPULAN Gbr.1.1 Kerangka Penelitian 8
9 1.9. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I- Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang: - Latar belakang masalah Desain interior berkaitan dengan banyak aspek perancangan seperti aspek manusia, aspek ergonomis, aspek suara, aspek cahaya, serta aspek-aspek lainnya.tidak semua aspek tersebut harus selalu diperhitungkan dan diterapkan ke dalam perancangannya.ada beberapa contoh fasilitas publik seperti auditorium, tempat peribadatan (biasanya gereja Katolik / Protestan), serta ruang seminar atau ruang kuliah yang membutuhkan perhitungan aspek pengendalian suara untuk mendukung kegiatan di dalam ruang-ruang tersebut.suara merupakan salah satu dari bentuk energy, yang berupa gelombang longitudinal yang dapat merambat melalui berbagai media.suara dalam kaitannya dengan kegiatan manusia dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu suara yang diinginkan (wanted sound) dan suara yang tidak diinginkan (unwanted sound).suara yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan harus mendapat perlakuan khusus agar dapat terkendali. Di dalam ruang publik tertentu seperti gereja, membutuhkan suatu pengkondisian suara secara arsitektural agar tercapai suatu keadaan berbicara dan mendengar yang ideal.gereja yang kegiatan utamanya adalah penyebaran ajaran agama, perlu memperhatikan faktor tersebut. Untuk mendapatkan pengkondisian suara yang diinginkan, maka diperlukan penataan atau gubahan dari interior ruang kotbah gereja yang dapat menunjang efektifitas berbicara serta mendengar. Gereja Katedral Jakarta, disinyalir sudah dirancang secara akustik oleh Ir.Tromp pada abad ke-18.dengan begitu, maka seharusnya pengkondisian suara di dalamnya sudah ideal untuk menunjang kegiatan berbicara dan mendengar. - Identifikasi masalah Mengidentifikasi serta merumuskan permasalahan dari uraian latar belakang masalah. - Batasan masalah 9
10 - Tujuan penelitian - Asumsi penelitian - Kegunaan penelitian - Metodologi penelitian & cara memperoleh data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode empiris - Kerangka Penelitian - Sistematika Penulisan Bab II- Tinjauan Teoritis Bab ini menjelaskan tentang: - Pembahasan literatur (Teori dasar Desain Interior ; Teori Suara (secara ilmu Fisika; Teori Suara dalam ruang tertutup/akustik ruang ) - Rangkuman Bab III- Studi Kasus Bab ini membahas tentang: o Sejarah gereja di Indonesia secara umum o Deskripsi studi kasus Gereja Katedral Jakarta o Rangkuman Bab IV-Pembahasan Bab ini berisi tentang: - Analisis Data hasil observasi - Sintesis - Pengujian hipotesis - Menjawab masalah penelitian. - Menafsirkan temuan penelitian. Bab V-Penutup Bab ini berisi kesimpulan. 10
BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perancangan interior suatu ruang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun non-fisik. Salah satu kenyamanan tersebut adalah kenyamanan
Lebih terperinciAkustik ruang tertutup mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks, perambatan dan sifat bunyi dalam ruang tertutup lebih sulit daripada ruang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akustik ruang tertutup mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks, perambatan dan sifat bunyi dalam ruang tertutup lebih sulit daripada ruang terbuka. Untuk mengikuti
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN KHUSUS
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. Tinjauan Tema Proyek 3.1.1. pengertian Akustik Akustik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bunyi atau suara dan cara mengendalikan bunyi supaya nyaman bagi telinga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perkuliahan, proses belajar mengajar diadakan di dalam suatu ruang kelas atau ruang serbaguna. Dalam proses tersebut terjadi interaksi antara pembicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat bersekutu umat Kristiani untuk beribadah kepada Tuhan. Konsep gereja yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral memiliki keunikantersendiri
Lebih terperinciLaporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB
Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB Ditujukan untuk memenuhi persyaratan UTS TF 3204 Akustik Disusun Oleh : Nama : NIM : 13307029 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciAKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh
AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA Dani Ridwanulloh 13306037 LATAR BELAKANG Kondisi akustik ruangan yang baik sesuai fungsi ruangan diperlukan agar penggunaan ruangan tersebut
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar
STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17 Disusun Oleh: Wymmar 13307045 Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung Bandung
Lebih terperinciKondisi Akustik TVST B
UTS TF-3204 AKUSTIK Kondisi Akustik TVST B oleh Bayu Sentany 13307077 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Aktifitas (kegiatan) manusia
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA
PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA Pandu Kartiko 1, Sumaryoto 2, Moh. Muqoffa 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1,2,3 pandukartiko@live.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Andy Sutanto 1, Jimmy Priatman 2, Christina E. Mediastika 3 ABSTRAK: Faktor
Lebih terperinciKekerasan (loudness) yang cukup Kekerasan menjadi masalah karena ukuran ruang yang besar Energi yang hilang saat perambatan bunyi karena penyerapan da
Fisika Bangunan 2: Bab 9. Persyaratan Akustik Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T yeffry@unikom.ac.id 99 Persyaratan Akustik Auditorium Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup terutama di tempat duduk
Lebih terperinciBAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN
BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN Pada bab ini akan dibahas teori apa saja yang menunjang untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan akustik dari BU UKSW. Dengan teori teori yang akan dibahas di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah kreatif media adalah sebuah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai wadah bagi para insan kreatif dalam menyalurkan bakat mereka dalam bidang media kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia banyak mendapat pengaruh pendidikan dari barat, yakni pendidikan yang bersifat fisik, maksudnya fisik apa yang bisa dilihat dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah penulis membahas analisa dengan membandingkannya dengan literatur, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ketentuan pada sebuah ruang konser kurang
Lebih terperincidiberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting
Lebih terperinciUTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian
UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB Oleh Vebi Gustian 13307065 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I Latar Belakang Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan jemaat Gereja saat ini, sangatlah diperlukan adanya satu tempat ibadah yang dapat menunjang segala aktifitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan musik adalah bidang studi terkait dengan pengajaran dalam musik. Bidang studi ini mencakup semua aspek pembelajaran, termasuk psikomotor (pengembangan kemampuan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan
BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang
Lebih terperinciMAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK
MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK Evaluasi Kondisi Akustik Ruang 9311 Lokasi: Gedung T.P. Rachmat Lantai Satu OLEH: THOMAS JUNIOR SEMBIRING 13307125 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini di mana teknologi sudah semakin maju kearah yang lebih modern berdampak pada kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang
Lebih terperinciAkustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT
Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan film Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan dan penurunan sehingga mempertahankan peningkatan film itu sangatlah
Lebih terperinciAUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG
LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,
Lebih terperinciAKUSTIKA RUANG KULIAH
AKUSTIKA RUANG KULIAH Ruang Kuliah GKU Barat UTS TF 3204 AKUSTIK Akbar Aidil Sardi 13306003 LATAR BELAKANG Setiap ruangan, baik tertutup maupun terbuka, tidak terlepas dari akustik ruang. Akustik ruang
Lebih terperinciMUSIK BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak
Lebih terperinciRUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB
UTS TF-3204 AKUSTIK RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB oleh CHAIRINNAS 13307099 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 A. Latar Belakang Ruangan merupakan suatu
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN
TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Bioskop Di Indonesia Bioskop adalah pertunjukan
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA oleh: FAHRY ADHITYA 15203021 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKO LAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan musik klasik di Indonesia telah meningkat dengan cukup pesat selama beberapa tahun terakhir ini. Pertunjukan musik klasik, seperti resital, orkestra, ensemble
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap manusia karena dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam aktifitas sehari-hari. Namun kemajuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks rumah sakit saat ini sangat tinggi. Studi oleh Busch-Vishniac (2005) mengungkapkan tingkat kebisingan lingkungan pada kompleks
Lebih terperinciPenilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta
Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Individual Take Home Test Mata Kuliah TF3204-Akustik Oleh: Rendiza Vataneta /
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk
BAB 3 METODE PERANCANGAN Secara garis besar, metode perancangan ini menggunakan analisis secara kualitatif yang didasarkan pada logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan rasional. Analisis kualitatif
Lebih terperinciPUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA
PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pusat Pelatihan Musik Indonesia Topik : Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan daerah yang terkenal dengan berbagai macam wisata, seperti wisata kuliner dan belanja, selain itu Bandung juga menawarkan keindahan alam dengan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, (UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.
Lebih terperinciUjian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TF-3204 Akustik Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang Nama : Adrianus Pradipta T.W. Nim : 13307043 AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1. LATAR BELAKANG Tujuan utama dari penelitian desain akustika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studio gambar adalah merupakan salah satu sarana ilmu pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studio gambar adalah merupakan salah satu sarana ilmu pendidikan yang keberadaannya bertujuan untuk memberikan sarana khusus untuk kegiatan menggambar dan semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciTAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG
TAKE HOME TEST AKUSTIK TF 3204 MASJID dan AKUSTIK RUANG oleh: TRI PUJI HERIYANTO 13307003 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 LATAR BELAKANG Masjid merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat
Lebih terperinciKeadaan Akustik Ruang TVST 82
Keadaan Akustik Ruang TVST 82 TVST merupakan salah satu gedung di Insititut Teknologi Bandung (ITB) yang rutin dipakai untuk kuliah. Kebanyakan mahasiswa ITB dari jurusan manapun pasti pernah mengalami
Lebih terperinciAnalisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A
Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A Dibuat Untuk Memenuhi UTS Akustik Oleh: Ghufran Rahmat P. (13307075) Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciTINJAUAN DESAIN INTERIOR DALAM KAITANNYA DENGAN ASPEK PENGENDALIAN SUARA STUDI KASUS: GEREJA KATEDRAL JAKARTA
TINJAUAN DESAIN INTERIOR DALAM KAITANNYA DENGAN ASPEK PENGENDALIAN SUARA STUDI KASUS: GEREJA KATEDRAL JAKARTA LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI
Lebih terperincibahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan
BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi
Lebih terperinciPenilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung
Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung Oleh : Amir Wibowo / 13304001 Mata Kuliah : Akustika TF3204 Dosen : R. S. Joko Sarwono Kelas : Ganjil A. Latar Belakang Makalah ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan
BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya tren atau gaya hidup memelihara hewan peliharaan sudah bukan hal baru bagi kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan tidak jarang, banyak orang yang sekedar ingin mengikuti tren yang
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto
LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik Oleh : Muhammad Andhito Sarianto 13306011 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.
Lebih terperinciEvaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman
Makalah Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman oleh Aditia Rifa i 13307119 Departemen Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung 2010 A. LATAR BELAKANG Salman merupakan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar- mengajar tersebut melibatkan peran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KENYAMANAN AUDIO VISUAL 2.1.1 Kenyamanan audio 1. Kekerasan bunyi Pengendalian permasalahan audio dalam sebuah ruang merupakan salah satu faktor pendukung tingkat keberhasilan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan data penelitian yang telah diolah, penulis menemukan hal-hal sebagai berikut : 1. Miskonsepsi yang terungkap melalui penelitian ini adalah
Lebih terperinciATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA. Oleh :
ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR Oleh : Irma Subagio (Lab. Fisika Bangunan, Prodi Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, trptune@yahoo.com) Abstrak Pada daerah
Lebih terperinciPengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan
Pengertian Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
Lebih terperinciResonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge
Fisika Bangunan 2: Bab 8. Penyerapan Suara (Resonator Rongga dan celah) Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T yeffry@unikom.ac.id 82 Resonator Rongga Penyerap jenis ini terdiri dari sejumlah udara tertutup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak tahu dengan kota Bandung? Bandung dikenal dengan kota bunga. Kota Bandung sangat terkenal dengan keindahannya, keberanekaragaman makanannya,
Lebih terperinciRUANG 9231 GKU TIMUR ITB
UTS TF - 3204 AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR ITB Oleh : Wahyu Pitoyo NIM : 13307073 PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 BAB I LATAR BELAKANG Untuk menciptakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABLE i ii iii iv v vi vii viii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fasilitas umum yang menunjang bagi umat islam meliputi pembagian area masjid pada umumnya masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah
Lebih terperinciPengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana
Pengendalian Bising Oleh Gede H. Cahyana Bunyi dapat didefinisikan dari segi objektif yaitu perubahan tekanan udara akibat gelombang tekanan dan secara subjektif adalah tanggapan pendengaran yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan
Lebih terperinciPUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG
PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : MEDRIA SHEKAR RANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan atau makanan merupakan kehidupan pokok semua mahluk hidup untuk dapat bertahan dan hidup. Mahluk hidup mengolah makanan yang dicerna untuk diolah menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,
Lebih terperinciPENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI
PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI 3208204001 Latar belakang pelebaran jalan akibat perkembangan kota mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak jaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting arsitektur. Manusia menjadikan suara bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang tidak hanya digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang
Lebih terperinciPERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR
PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR Oleh : Yuniar Syahadhatin / 2407100075 Pembimbing 1 : Andi Rahmadiansah, ST, MT NIP. 19790517 200312 1 002 Pembimbing II :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik merupakan inspirasi bagi tiap orang, musik juga tidak dapat dipisahkan dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang sudah dilakukan adalah gereja memiliki dua kebutuhan utama dalam hal akustik, yaitu musik dan speech. Kedua aktivitas
Lebih terperinciPenilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB
Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan Masjid Salman ITB Dibuat sebagai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Akustik TF3204 Disusun oleh : Rianda Adiputra 13306073 Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENGENDALIAN CACAT AKUSTIK GEDUNG SULTAN SURIANSYAH DITINJAU DARI ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR
INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (89-96) PENGENDALIAN CACAT AKUSTIK GEDUNG SULTAN SURIANSYAH DITINJAU DARI ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR Akbar Rahman 1 Abstrack - Acoustic factor in building is
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain sudah ada sejak dahulu kala, dapat dikatakan bahwa transportasi berumur setua manusia. Namun
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB
UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB: ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB Disusun Oleh: NAMA: FIKRI FERDIANA
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia mempunyai indera pendengaran. Ketika indera pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan baik. Mendengarkan musik sama halnya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG
v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI KUALITAS AKUSTIK BERDASARKAN WAKTU DENGUNG DAN BISING LATAR BELAKANG MASJID MASJID BESAR DI SURABAYA Pembimbing I Oleh: Candra Budi S 2409 105 034 : Andi Rahmadiansah, ST. MT
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL
BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan wisata Indonesia berkembang dengan sangat cepat, begitu banyaknya penginapan dan tempat wisata baru dapat dijumpai tersebar hampir di seluruh
Lebih terperinci