BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL A. Metode Penelitian Metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2008 : 297). Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode Research and development (R&D). kegiatan R&D ini berlangsung dalam bentuk siklus, dimulai dari tahap penelusuran awal, pengembangan produk, pengujicobaan dan perbaikan. Menurut Borg and Gall, (2003 : 570) langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam Research and development (R&D) adalah sebagai berikut : 1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan informasi), merupakan studi pendahuluan meliputi review, studi literature, observasi kelas, ketersediaan sarana dan prasarana belajar. 2. Planing (perencanaan) yaitu langkah untuk merencanakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penetapan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, uji kelayakan. 3. Develop preliminary form of product (mengembangkan bentuk model awal). Pada tahap ini dilakukan penyiapan materi ajar, sumber dan media yang digunakan, serta alat evaluasi yang akan digunakan. Dengan kata lain bahwa 64

2 65 pada tahap ini merupakan mencari bnetuk model pembelajaran kooperatif tipe Team Games tournament yang akan digunakan. 4. Preliminary field testing ( ujicoba model awal). Pada langkah ini merupakan ujicoba dalam jumlah terbatas yang melibatkan sekolah dan subjek yang akan diteliti. 5. Main product revision (revisi product), setelah uji coba terbatas dilakukan pada langkah sebelumnya, langkah ini mencoba merevisi kekurangankekurangan pada ujicoba awal yang diperoleh dari data observasi, wawancara, angket dan hasil belajar siswa. 6. Main field testing (Uji coba Utama). Berdasarkan hasil revisi dan dilakukan perbaikan-perbaikan pada langkah sebelumnya, langkah ini mengujicobakan kepada sampel yang lebih luas dengan melibatkan beberapa sekolah subjek dengan tujuan untukmengetahui keakuratan produk. 7. Operational product product revision (Revisi produk). Untuk menghasilkan hasil yang maksimal, langkah ini merupakan tahap revisi untuk memperoleh model yang ideal. Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan kolaborator terutama berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif. 8. Operasional field testing (Uji coba). Draft akhir yang benar-benar siap untuk disebarluaskan diperlukan masukan, saran, dan langkah-langkah ideal melalui angket, observasi, wawancara. 9. Final product revision (revisi produk terakhir), beradasarkan ujicoba terbatas dan ujicoba luas, untuk lebih meyakinkan bahwa model yang akan dikembangkan benar-benar telah sempurna.

3 Dissemmination and distribution (penyebaran dan distribusi). Langkah ini merupakan langkah terakhir dari penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah yang telah dilakukan oleh Borg and Gall disederhanakan oleh Sukmadinata (2004 : 190) menjadi tiga langkah, yaitu : (1) Studi Pendahuluan yang meliputi studi literature, studi lapangan, dan penyusunan draf awal, (2) uji coba model dengan sampel terbatas dan ujicoba model dengan sampel lebih luas, (3) Uji produk (validasi model) melalui eksperimen dan sosialisasi produk. Sedangkan Sugiyono ( 2008 : 298) membagi langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini dengan sepuluh angkah. Potensi dan Masalah Pengumpul an data Desain Produk Validasi Desain Ujicoba pemakaian Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain Revisi Produk Produksi Massal 1. Potensi dan masalah Penelitian dan pengembangan berangkat dari potensi yang ada dan bisa dikembangkan sehingga menjadi nilai tambah (Sugiyono, 2008 : 298), sedangakan masalah adalah terdapat kesenjangan atara harapan dengan kenyataan. Potensi dan masalah dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan pengembangan.

4 67 2. Pengumpulan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pada langkah ini peneliti melihat sebagai bagian dari studi pendahuluan, dengan tujuan untuk mengumpulkan dan megkaji kondisi pembelajaran saat ini. 3. Desain Produk Pada langkah ini menurut Sugiyono (2008 : 301) yaitu langkah mempersiapkan desain atau langkah-langkah yang akan dilakukan berupa penjelasan mengenai bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif tida dari yang sudah ada atau yang lama. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain tersebut. Pada penelitian ini untuk menilai apakah rancangan sudah sesuai tidak, maka peran pembimbing sangat dominan, terutama dalam memvalidasi instrument penelitian. 5. Revisi Desain Setelah desain divalidasi, kemudian direvisi untuk dilihat apakah masih terdapat kekurangan-kekurangan dengan tujuan agar sasaran tepat.

5 68 6. Ujicoba Produk Setelah dilakukan validasi desain, produk yang telah dibuat, pada tahap ini diujicobakan. Pada penelitian ini ujicoba produk dilakukan dengan melakukan ujicoba terbatas pada sampel yang telah ditentukan. 7. Revisi Produk Pada tahap ini dilakukan diskusi dengan para pakar untuk menilai apakah produk yang telah diujicobakan sudah sempurna atau belum. Pada tahap penelitian ini dilakukan dengan refleksi dan mengkaji kekurangankekurangan pada ujicoba terbatas, kemudian dilakukan penyempurnaan. 8. Ujicoba pemakaian Setelah dilakukan revisi pada tahap sebelumnya, kemudian dilakukan ujicoba pemakaian. Pada tahap ini dilakukan ujicoba lebih luas untuk mengetahui apakah produk yang telah dibuat sudah sesuai tidak dengan rencana sebelummnya. 9. Revisi produk Sebelum dilakukan produksi massal dilakukan juga revisi produk pada ujiba pemakaian. Maksudnya adalah untuk mengetahui apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan 10. Pembuatan produk massal Pembuatan produk massal ini apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di SDN Kecamatan Cimarga, pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulis akan mencoba mengembangkan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

6 69 Tournamen, dalam upaya mengimplementasikan pendekatan tersebut, beberapa langkah kegiatan yang akan ditempuh, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan observasi kegiatan, sampai dengan tahapan refleksi. 1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generaliasai yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008 : 80 ). Sedangkan menurut Sukardi (2003 : 53) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhis suatu penelitian. Sedangkan menurut Nasution (2003 : 1) Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut"populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit". Adapun populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan sejumlah responden yang diperlukan antara lain Kepala Sekolah, kolaborator dan dewan guru.

7 70 Sampel menurut Sugiyono (2008 : 81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini penulis berasumsi dari pendapat Sukardi ( 2003 : 55), yang mengatakan bahwa sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Sama halnya menurut Nasution (2003 : 1) Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku. Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 2. Lebih cepat dan lebih mudah. 3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 4. Dapat ditangani lebih teliti. Untuk studi pendahuluan, penulis memilih teknik pengambilan sampel dengan Sampel Berjatah (Quota Sampling). Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. (Nasution, 2003 : 5). Sampel yang dijadikan untuk studi pendahuluan adalah dengan mengambil kuota sekolah, siswa, guru dan kepala sekolah setiap gugus sekolah. Di Kecamatan Cimarga terdapat 7 Gugus sekolah, setiap gugus terdapat 5-6 sekolah, maka setiap gugus dengan berasumsi

8 71 pada teknik quota sampling diambil 2 sekolah, setiap sekolah diambil sampel 10 orang siswa dan 1 orang guru kelas V serta 1 orang kepala sekolah. Dari asumsi tersebut maka diperoleh sampel data studi pendahuluan adalah 14 orang guru kelas V, 140 orang siswa dan 14 orang kepala sekolah, maka sesuai dengan pendapat dari Nasution (2003 : 1) bahwa pengambilan sampel seperti ini sudah sangat mewakili dari semua populasi. Sedangkan untuk uji coba terbatas dan uji coba luas, sampel penelitian populasi dengan jumlah siswa dari 4 Sekolah Dasar. Sampel utama yang dilakukan pada uji coba terbatas berjumlah 1 Sekolah Dasar, sedangkan untuk uji coba lebih luas berjumlah 3 sekolah dasar dengan criteria pemilihan berdasarkan nilai akreditasi dan pendapat masyarakat. Pada tahap pertama peneliti akan mengujicobakan metode cooperative learning pada SDN 2 Margajaya, tujuannya adalah untuk mengetahui keampuhan metode kooperatif dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, selajutnya untuk mengembangkan produk, penulis memilih 3 Sekolah Dasar dengan kriteria Baik, sedang dan Rendah. Dasar dari penliaian tersebut berdasarkan opini masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Cimarga, sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang jelas, sekolah dasar manakah yang masuk dalam kriteria di atas. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik mengumpulkan data seperti : a. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung dengan menggunakan alat obserbasi

9 72 terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Hadi dalam Sugiyono ( 2008 : 145 ) mengungkapkan : Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena - fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung misalnya melalui questionnaire dan test. Dalam bab ini yang kita artikan dengan observasi dalam arti sempit. Kemudian Nana Sujana ( 1991 : 84 ) mengungkapkan observasi adalah alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan memperhatikan definisi tersebut, penulis menggunakan teknik observasi dengan cara melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode cooperative learning dengan teknik Team Games tournament (TGT). Hasil pengamatan tersebut dicatat oleh penulis secara sistematis. b. Wawancara Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data (informasi) yang dilakukan penelitian obyek yang sedang diteliti. Hadi dalam Sugiyono (2008 : 137 ) mengungkapkan : Wawancara atau interview dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.

10 73 Dengan memperhatikan definisi tersebut di atas, penulis memilih wawancara sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data ini, hal ini digunakan untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, oleh karena itu penulis akan menggunakan teknik ini kepada sejumlah siswa, guru dan kepala sekolah, demi melengkapi informasi/data yang diperlukan. c. Studi dokumentasi Sebagai perlengkapan seorang penyelidik dalam lapangan ilmu pengetahuan tidak sempurna bila tidak didukung atau dilindungi oleh kepustakaan, karena dalam pustaka itulah ditemukan landasan - landasan teoritis untuk berfikir. Oleh sebab itu, untuk memperoleh beberapa teori yang mendasari beberapa penelitian ini diperlukan adanya buku - buku, majalah, artikel dan lain sebagainya yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Untuk mengungkap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, penulis mencoba mengkaji Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus yang biasa digunakan oleh guru, hal ini dilakukan sebagai bahan untuk membuat Silabus dan RPP dengan metode Team games Tournamnet (TGT) d. Angket Yang dimaksud angket menurut Sugiyono (2008 : 142) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik ini digunakan mengingat banyaknya responden yang akan dijadikan obyek penelitian, sehingga tidak mungkin ditanya orang - perorang secara langsung. Dari angket ini diharapkan pengumpulan data yang pokok akan terlaksana dengan efisien.

11 74 e. Dokumentasi atau Foto Foto digunakan dalam penelitian ini agar dapat merekam peristiwaperistiwa penting atau untuk merekam aspek kegiatan di kelas yang meliputi seluruh aktivitas siswa dengan tujuan untuk memperjelas atau memperkuat data dari hasil observasi dan dapat juga membantu data-data lainnya yang sangat penting. f. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk melihat dampak dari pembelajaran yang telah dilakukan, di mana kuesioner adalah merupakan tanggapan dari seluruh siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan, manfaat atau dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. 3. Langkah-langkah penelitian Secara skematik langkah-langkah penelitian yang dilakukan berdasarkan gambar berikut ini seperti yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2004 : 207). Studi Pendahuluan Pengembangan Pengujian Studi Pusta ka Survai Lapang an Penyus unan draft Uji Coba Terbata s Uji coba lebih luas Pre Test Perlaku an Post Test Gambar I Langkah-Langkah Penelitian Dari skema yang dikembangkan pada gambar di atas, untuk studi pendahuluan merupakan studi awal untuk mengetahui bagaimana proses

12 75 pembelajaran IPS yang dikembangkan pada saat ini, hal ini dilakukan sebagai dasar penyusunan draf awal model pembelajaraj Kooperatif dengan teknik Teams Games Torunament (TGT). Studi pendahuluan juga menjadi asumsi dasar untuk mengembangkan model, sebab pada studi pendahuluan akan terlihat bagaimana proses pembelajaran yang pada saat itu dikembangkan. Pada tahap pengembangan, dilakukan beberapa langkah yaitu ujicoba terbatas dan ujicoba luas. Pada ujicoba terbatas bertujuan membuat model draft dan sekalligus merevisi hasil ujicoba untuk menghasilkan draft final setelah melalui proses revisi dengan melalui siklus pembelajaran. Pada coba terbatas, peneliti melakukan penelitian di SDN 2 Margajaya dan melakukan ujicoba model luas disekolah-sekolah lain yaitu SDN 1 Margajaya, SDN 1 Cimarga dan SDN 2 Cimarga. 4. Pengembangan instrumen Agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka disusun panduan penelitian berupa instrument penelitian. Penyusunan instrument pun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat, kemudian dirumuskan berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Pengembangan isntrumen ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat ini.

13 76 Tabel. 3.1 Kisi-Kisi Isntrumen Penelitian No Aspek Yang Diteliti Sub Aspek Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1 Guru a. Identitas Diri : 1) Sekolah 2) Jenis kelamin 3) Pendidikan terakhir 4) Pengalaman Pelatihan 5) Pengalaman Mengajar b. Aktualisasi Diri : 1) Tugas Guru Mengajar 2) Fungsi Guru Mengajar 3) Harapan Guru terhadap siswa 4) Minat Guru Mengajar c. Persepsi Guru tentang Pembelajaran IPS 1) Persepsi Guru terhadap tujuan pembelajaran IPS 2) Persepsi Guru terhadap manfaat Pembelajaran IPS bagi siswa 3) Persepsi Guru terhadap model pembelajaran IPS 4) Persepsi Guru terhadap kemampuan siswa 5) Persepsi Guru terhadap kebutuhan belajar d. Pengetahuan dan kemampuan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa 1) Pengetahuan Guru tentang model pembelajaran Guru Angket

14 77 2) Implementasi dalam pembelajaran IPS di kelas meliputi : a) Metode pembelajaran b) Sarana dan prasarana belajar c) Evaluasi pembelajaran 2 Siswa a. Rata-rata kemampuan umum intelektual siswa menurut guru. b. Minat dan motivasi belajar pada pelajaran menurut guru. c. Penguasaan materi dan prestasi belajar d. Persepsi siswa tentang tujuan pelajaran pelajaran IPS e. Persepsi siswa tentang manfaat belajar IPS f. Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS g. Persepsi siswa terhadap pembelajaran IPS h. Persepsi siswa terhadap penampilan mengajar guru i. Model pembelajaran yang disukai siswa Guru Siswa Angket 3 Pembelajaran IPS a. Persiapan mengajar b. Pelaksanaan pembelajaran c. Evaluasi hasil belajar Guru Angket 4 Fasilitas/ Prasarana dan lingkungan Pembelajaran IPS a. Ruang kelas dan fasilitas belajar b. Suasana kelas c. Buku sumber d. Media/alat bantu mengajar e. Perpustakaan Guru dan siswa Angket

15 78 5. Analisis Data Data yang telah terkumpul berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan analisis dan diinterpretasi. Data yang telah diperoleh dikelompokan menjadi dua yaitu : data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa pada uji coba terbatas dan ujo coba lebih luas akan dianalisis secara statistic menggunakan uji-t dengan menggunakan program SPSS versi 16 dan atau versi terbaru. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sampel Test (Priyatno, 2009 : 78) yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan sesudah dilakukan proses pembelajaran kooperatif dengan teknik team games tournament yang pengujiannya menggunakan taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan (confidence interval) sebesar 95% (Priyatno, 2009:78). Analisis data dilakukan dari awal penelitian sampai dengan akhir penelitian secara terus menerus yang mencakup kegiatan analisis, refleksi dan tindakan. Akhirnya berdasarkan pengolahan dan analisis data dilakukan penarikan kesimpulan dengan cara menjawab pertanyaan penelitian dan mensintesiskan jawaban-jawaban tersebut dalam sebuah kesimpulan penelitian secara menyeluruh.

16 79 B. HASIL PENGEMBANGAN MODEL 1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di 14 sekolah dasar yang berada di kecamatan cimarga, terdapat beberapa informasi yang diperoleh berkaitan dengan penelitian yang akan dikembangkan. Informasi ini berupa kondisi sekolah yang menyangkut sarana dan prasarananya, keadaan siswa dan kondisi pembelajaran. Informasi yang berkaitan dengan kondisi sekolah dijadikan dasar oleh peneliti untuk pengembangan model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif dengan teknik Team Games Tournament (TGT) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, studi dokumenter serta wawancara. Jumlah populasi sekolah dasar yang berada di kecamatan cimarga ada 38, jumlah yang dijadikan sampel oleh peneliti adalah 14 sekolah yang mewakili 7 gugus dengan tujuan memperoleh data real proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan sosial yang dilakukan oleh guru selama ini. Angket diberikan kepada guru yang menjadi objek untuk mendapatkan data-data tentang kondisi guru, tugas serta perannya, pandangan terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, pandangan guru terhadap hasil belajar siswa, implementasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, data tentang sarana dan prasarana pembelajaran, media belajar serta sarana lain yang menunjang terhadap proses pembelajaran.

17 80 Angket juga diberikan kepada siswa sebelum proses pengembangan model dilakukan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data tentang pandangan siswa terhadap sekolah, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pembelajaran yang diinginkan serta cara pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru, data ini juga dilakukan untuk mengkroscek informasi yang disampaikan oleh guru melalui angket dan data sebenarnya yang diterima siswa. Studi pendahuluan dilakukan di 14 sekolah dasar negeri yang berada di kecamatan cimarga dengan jumlah responden 14 guru kelas 5 dan 14 orang siswa yang diambil 10 siswa dari setiap sekolah. a) Keadaan guru kelas 5 Guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran memegang peran strategis dalam proses pembelajaran, guru sebagai agen pembelajar harus ditunjang oleh pengetahuan yang memadai, oleh karena itu, latarbelakang pendidikan, pengalaman akan sangat mempengaruhi terhadap kinerja dan prestasi siswa. Berkaitan dengan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap guru kelas 5, diperoleh data dan informasi sebagai berikut : Table 3.2 LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU No Aspek Jawaban Guru f 1 Pendidikan Terakhir a. SPG b. DII c. SI Pengalaman Mengajar a. Kurang dari 5 tahun b tahun c. Lebih dari 11 tahun 2 6 6

18 81 3 Pelatihan yang pernah diikuti a. Kurikulum b. Pembelajaran c. Pembelajaran IPS d. Model-Model Pembelajaran 12 2 Berdasarkan tebel 4.1, diperoleh data bahwa pendidikan guru yang mengajar di kelas 5 yang berpendidikan SPG sebanyak 7,1 %, pendidikan D II PGSD sebanyak 42 % dan pendidikan SI sebanyak 50% hal ini menandakan bahwa guru-guru yang mengajar di kelas 5 di sekolah dasar yang memliki kualifikasi yang dipersyaratkan telah memenuhi standar, dan guru yang telah memiliki standar S1 mencapai 50%. Dari pengalaman mengajar, 2 orang guru atau sebesar 14% berpengalaman kurang dari 5 tahun, 42% atau 6 orang berpengalaman 6 sampai 10 tahun dan berpengalaman lebih dari 11 tahun. Namun pelatihan, penataran dan diklat yang pernah diikuti oleh guru kelas 5 masih belum merata, dan bahkan tidak ada satu orang gurupun yang pernah mengiktui model-model pembelajaran IPS di SD, untuk pelatihan kurikulum hampir 85 % guru pernah mengikutinya. Table 3.3 PANDANGAN GURU TERHADAP TUGAS, FUNGSI, HARAPAN DAN MINATNYA DALAM MENGAJAR No Aspek Jawaban Guru f Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap tugas mengajar di sekolah ini? a. Sebagai pekerjaan rutin. b. Sebagai suatu kewajiban yang harus dijalankan karena digaji. c. Sebagai tantangan untuk mengembangkan profesi. d. Sebagai beban

19 82 3 e. Lainnya 2. Apa yang menjadi tujuan bapak/ibu mengajar di Sekolah? 3. Apa yang diharapkan dari siswa yang bapak/ibu ajar? 4. Apakah mengajar IPS sesuai dengan minat bapak/ibu? a. menyajikan seluruh materi yang harus diselesaikan. b. Menstransfer ilmu pengetahuan tentang IPS kepada siswa. c. mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik. d. Membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik. a. Mampu menerima pengetahuan yang diberikan guru. b. Menjadi anak yang pintar. c. Menjadi anak mandiri dan supel. d. Menjadi anak yang berkepribadian dan berakhlak mulia. e... a. Sangat sesuai dengan minat karena mata pelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan bagi saya sebagai ibadah. b. Sesuai dengan minat saya sama seperti mengajar mata pelajaran lain. c. Kurang sesuai dengan minat karena banyak materi yang harus dihafal. d. Kurang berminat karena menuntut penggunaan metode mengajar yang merepotkan. e. Tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan Berdasarkan analisa data dari tabel 4.2, tergambar bahwa pandangan guru terhadap tugas, minat, fungsi dan harapanya dalam mengajar kecenderunganya bahwa mengajar merupakan tantangan untuk mengembangkan profesi hal ini terlihat dari jawaban guru sebanyak 8 orang yang menjawabnya atau sekitar 57%, peneliti menganggap bahwa ini adalah jawaban idealis guru, sedangkan yang menganggap mengajar merupakan pekerjaan rutin hanya 4 orang atau sekitar 27%

20 83 dan yang menjawab tugas mengajar merupakan sebuah kewajiban karena sudah digaji sebanyak 2 orang atau sekitar 14%. Dilihat dari tujuan guru dalam mengajar, responden menjawab variatif, 2 orang guru atau sekitar 14% responden menjawab bahwa tujuan mengajar IPS adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, 6 orang atau sekitar 42,8%, responden menjawab bahwa tujuan mengajar adalah mengubah perilaku siswa kea rah yang lebih baik dan 6 responden atau sekitar 42,8% menjawab bahwa tujuan mengajar adalah membentuk kepribadian siswa kearah yang lebih baik. Dengan kata lain bahwa hampir sebagain besar responden sepakat bahwa mengajar adalah merupakan sebuah pekerjaan mulia yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa kearah yang lebih baik melalui proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Harapan dari siswa melalui proses pembelajaran, sebagian besar responden menjawab bahwa mereka sepakat ingin menjadikan anak/ siswa yang berkepribadian dan berakhlak mulia. Hal ini tergambar dari pilihan responden sebanyak 12 orang atau sekitar 85.7%, menjadi anak yang mandiri dan supel sebanyak 1 orang atau sekitar 7,1% dan mampu menjadi anak yang pintar sebanyak 1 orang atau sekitar 7,1%. Sedangkan minat guru dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), responden menjawab bervariasi, 3 0rang responden atau sekitar 21,4% menjawab bahwa sangat sesuai dengan minat karena mata pelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan baginya sebagai ibadah, 3 orang responden atau sekitar 21,4% menjawab bahwa mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial sudah sesuai dengan minatnya sama seperti mengajar mata pelajaran lain, 7 orang responden atau

21 84 sekitar 50 % menjawab bahwa mengajar IPS sangat tidak berminat, karena harus banyak menghapal materi, 1 orang responden menjawab bahwa mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial menuntuk penggunaan metode mengajar yang merepotkan. Studi dokumentasi terhadap latar belakang pendidikan guru kelas V, 1 orang guru berlatar belakang Pendidikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG), 7 orang guru berlatar belakang Diploma dan Sarjana pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), 3 orang guru berlatar belakang Pendidikan Kewarganegaraan, 1 orang Guru berlatar belakang Pendidikan Agama Islam, 1 orang guru berlatar belakang Pendidikan Olahraga dan 2 orang guru berlatar belakang pendidikan Bahasa Inggris. Tabel 3.4 Pandangan Guru Terhadap Pembelajaran IPS No Aspek Jawaban Guru F Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang kedudukan mata pelajaran IPS? a. Sangat penting karena sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari siswa. b. Penting sama halnya dengan mata pelajaran lain. c. Kurang penting karena masa depan siswa lebih ditentukan oleh ilmu eksakta. d Menurut bapak/ibu sasaran pengajaran IPS dikelas V SD adalah : 7. Menurut bapak/ibu model pembelajaran yang cocok untuk mengajar IPS adalah? a. Membekali sebanyak-banyaknya pengetahuan. b. Melatih siswa banyak menghafal. c. Membina siswa jadi warga masyarakat yang baik. d. Melatih siswa cakap dalam berinteraksi sosial dengan sesamanya. e. a. Tidak perlu ada model khusus. b. Model yang cocok, diantaranya

22 85 8. Menurut bapak/ibu, apa yang dibutuhkan siswa mempelajari IPS? 9. Saat proses pembelajaran IPS, kondisi belajar siswa bagaimana yang dibutuhkan siswa : kontekstual, kooperatif, terpadu, dan lain-lain. c. Model apapun bisa diterapkan karena IPS sama saja dengan mata pelajaran lain. d. a. Ilmu pengetahuan tentang IPS untuk kehidupan sehari. b. Ilmu pengetahuan tentang lingkungan. c. Ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan yang tidak. terpisahkan. d. Lebih penting kepada penanaman nilai-nilai pada diri siswa. e... a. Tidak membutuhkan pengkondisian apa-apa. b. Situasi tenang dan pengelolaan yang baik. c. Membutuhkan banyak variasi media belajar. d. Situasi belajar yang santai dan menyenangkan. e. Situasi belajar yang serius. f Berdasarkan tabel 4.3, pandangan responden tentang kedudukan mata pelajaran IPS hampir sebagian besar sepakat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, pada pertanyaan ini responden menjawab sebanyak 12 orang atau sekitar 85,7%, sedangkan responden yang menganggap pembelajaran IPS sama pentingnya dengan mata pelajaran lain adalah sebanyak 2 orang atau sekitar 4%. Sasaran pengajaran IPS dikelas V SD sebagian besar responden menjawab bahwa IPS bertujuan melatih siswa cakap dalam berinteraksi sosial dengan sesamanya. Pada pertanyaan ini 8 orang atau sekitar 57%, sisanya

23 86 responden menjawab bahwa sasaran pengajaran IPS adalah membina siswa jadi warga masyarakat yang baik, pada pilihan ini jumlah responden yang menjawab adalah 6 orang atau sekitar 42,8%. Tabel 3.5 Kemampuan Siswa Menurut Pandangan Guru No Aspek Jawaban Guru F Berdasarkan pengamatan bapak/ibu selama mengajar, bagaimana keadaan kemampuan intelektual siswa di kelas? a. Sangat pandai %. b. Pandai...%. c. Cukup pandai %. d. Kurang pandai.%. e. Kurang sekali..% Secara umum, bagaimana minat para siswa kelas V yang bapak/ibu ajar terhadap mata pelajaran IPS? a. Sangat tinggi. b. Tinggi. c. Cukup. d. Kurang. e. Kurang sekali Bagaimana motivasi siswa kelas V mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dibanding dengan mata pelajaran lain? a. Jauh lebih tinggi. b. Lebih tinggi. c. Sama saja. d. Lebih rendah. e. Sangat rendah Dalam melakukan penilaian, apakah bapak/ ibu melakukan tes awal? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Bagaimana Bapak/ Ibu melaksanakan evaluasi pembelajaran? 15. Berdasarkan penilaian Bapak/Ibu. Apakah rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal? a. Setelah selesai mengajarkan satu kompetensi dasar b. Setelah selesai proses pembelajaran c. Setelah selesai mengajarkan beberapa kompetensi dasar d. Pada akhir semester a. Sudah b. Belum Berdasarkan penilaian bapak/ibu, secara umum a. Di atas 90 %.

24 87 berapa persen tingkat penguasaan materi pelajaran IPS pada kelas yang bapak/ibu ajar? 17. Berapa nilai rata-rata ulangan IPS dikelas yang bapak/ibu ajar dalam tiga kali ulangan terakhir? b %. c %. d %. e. Di bawah 31 %. a. Ulangan ke 1 rata-rata 6.5 b. Ulangan ke 2 rata-rata 7 c. Ulangan ke 3 rata-rata Tabel 4.4 menggambarkan bahwa kemampuan siswa menurut pandangan guru, angket yang telah disebar menghasilkan jawaban responden dengan komposisi 2 responden atau sekitar 14% menjawab bahwa siswa disekolahnya termasuk kategori pandai, 10 responden atau 71% menajawab bahwa siswanya termasuk kategori cukup pandai dan 1 orang responden atau sekitar 7% menjawab bahwa siswanya termasuk kategori kurang pandai. Setelah ditelusuri dari dokumen bahwa responden yang menjawab bahwa siswanya kurang pandai ternyata latar belakang pendidika guru adalah guru olahraga, dengan kata lain bahwa latar belakang pendidikan akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil dari proses pembelajaran. Tabel. 3.6 PANDANGAN GURU TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN IPS No Aspek Jawaban Guru F Selama ini ketersediaan persiapan mengajar (bapak/ibu bisa memilih lebih dari satu pilihan jawaban yang tersedia) : a. Tersedia persiapan dalam bentuk program tahunan / semester / setiap program pembelajaran. b. Tersedia persiapan dalam bentuk satuan pelajaran. c. Tersedia persiapan dalam bentuk rencana pelajaran harian. d. Tersedia rencana evaluasi hasil pembelajaran. e. Belum tersedia. 8 6

25 Metode pembelajaran yang selama ini bisa digunakan dalam mengajarkan IPS (bisa memilih lebih dari satu) adalah : 20. Apakah Bapak/ Ibu menggunakan model pembelajaran kooperatif? 21. Model pembelajaran kooperatif jenis apa yang pernah bapak/ ibu lakukan? 22. Alasan bapak/ ibu menggunakan model pembelajaran kooperatif? 23. Dalam pemberian tugas kepada siswa, jenis tugas apa yang diberikan? 24. Bentuk evaluasi hasil belajar yang bapak/ibu gunakan (boleh memilih lebih satu) : f. a. Ceramah dan tanya jawab. b. Diskusi kelas. c. Diskusi kelompok. d. Kerja kelompok. e. Bermain peran. f. Simulasi. g.. a. Sudah b. Pernah c. Jarang d. Tidak pernah (lanjutkan ke nomor 22) e. Kadang-kadang a. Jigsaw b. Student Team Achivement Division c. Team Games Tournamnet d. Number Head Together e. Group Investigation f. Lainnya ( tidak menjawab) a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar b. Motivasi belajar siswa tinggi c. Senang karena bayak menguasai model kooperatif d. Hasil belajar siswa menjadi tinggi a. Menjawab soal-soal b. Merangkum buku/bab. c. Membuat skenario simulasi. d. Membuat skenario permainan peran. e... a. Tes tertulis bentuk uraian. b. Tes tertulis bentuk objektif. c. Tes lisan. d. Pengamatan selama kegiatan pembelajaran. e

26 89 Pandangan guru terhadap proses pembelajaran tergambar dari tabel 4.5, tabel ini menggambarkan pandangan responden terhadap proses pembelajaran, ketersediaan perangkat pembelajaran responden menjawab Tersedia persiapan dalam bentuk program tahunan / semester / setiap program pembelajaran sebanyak 8 responden atau sekitar 57%, dan responden yang hanya tersedia dalam bentuk satuan pelajaran saja sebanyak 6 responden atau sekitar 42,8%. Sedangkan pandangan responden terhadap pembelajaran secara garis besar sudah menggunakan pembelajaran kooperatif, namun tipe pembelajaran kooperatif sangat berbeda-beda serta pandangan responden terhadap alasan menggunakan pembelajaran kooperatifpun beragam. TABEL 3.7 SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN IPS No Aspek Jawaban Guru F 25. Besar ruangan kelas : a. Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jumlah siswa. b. Luas ruangan lebih besar dari kebutuhan berdasarkan jumlah siswa. c. Luas ruangan lebih kecil dari kebutuhan berdasarkan jumlah siswa Kondisi ruang kelas : 27. Ketersediaan buku sumber pelajaran IPS milik sekolah : 28. Pemilikan buku sumber IPS oleh siswa : a. Ruang kelas bersih dan udara sehat. b. Ruang kelas bersih tapi cahaya kurang cukup. c. Ruang kelas kurang bersih tapi cahaya dan udara sehat. d. Ruang kelas kurang bersih, udara dan cahaya kurang sehat. a. Tersedia lebih dari satu jenis buku dengan jumlah cukup untuk setiap siswa. b. Tersedia satu jenis buku cukup untuk setiap siswa. c. Tersedia satu jenis buku cukup untuk sebagian besar siswa

27 Media / alat bantu pembelajaran IPS yang tersedia dikelas : 30. Ketersediaan perpustakaan sekolah (buku bacaan dan buku sumber) : d. Tersedia satu jenis buku cukup untuk sebagian kecil siswa. e. Tidak ada buku khusus IPS. a. Tiap siswa memiliki lebih dari satu jenis buku IPS. b. Tiap siswa memiliki satu jenis buku IPS. c. Sebagian besar siswa minimal memiliki satu buku IPS. d. Sebagian kecil siswa memiliki buku IPS. e. Tidak ada siswa yang memiliki buku IPS. 7 7 a. Media pembelajaran IPS sangat lengkap. b. Media pembelajaran IPS lengkap. c. Media pembelajaran IPS kurang lengkap. d. Media pembelajaran IPS tidak lengkap. e. Tidak ada media pembelajaran IPS a. Tersedia buku bacaan dan buku sumber yang lengkap. b. Tersedia buku bacaan dan buku sumber walaupun kurang lengkap. c. Tersedia buku sumber yang lengkap. d. Tersedia buku sumber kurang lengkap dan belum ada perpustakaan sekolah Tabel 4.6 menggambarkan pandangan guru terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, mayoritas responden menyatakan bahwa sarana dan prasarana untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kurang lengkap, hal ini dapat terlihat dari pandangan guru terhadap media belajar IPS, 85% guru mengatakan bahwa media pembelajaran IPS tidak lengkap.

28 91 b) Keadaan Siswa Kelas 5 Siswa sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran memegang peranan penting, sebab siswa merupakan pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran, keberhasilan siswa menggambarkan bahwa proses pembelajaran telah berjalan dengan baik. Pandangan siswa terhadap sekolah dan terhadap proses pembelajaran IPS tergambar dari tabel di bawah ini. Siswa yang dijadikan sampel dalam uji pendahuluan ini adalah 140 orang siswa yang berasal dari 14 sekolah dari 7 gugus. Tabel 3.8 Pandangan Siswa Terhadap Sekolah No Aspek Jawaban Guru f 1 Apa yang menjadi tujuan kamu bersekolah a. Sebagai kewajiban karena perintah orang tua. b. Supaya pandai dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. c. Supaya menjadi orang yang berilmu. d. Mendapat banyak teman Menurut kamu, pergi ke sekolah tiap hari merupakan suatu yang : a. Sangat menyenangkan karena dapat ilmu dan juga teman. b. Cukup menyenangkan karena bertemu banyak teman. c. Tidak menyenangkan karena badan terasa capek. d. Tidak menyenangkan karena terlalu banyak pelajaran. e. Biasa saja yang penting dijalani

29 92 Tabel 4.7 menggambarkan pandangan siswa terhadap tujuan siswa bersekolah, pada tabel ini terlihat bahwa siswa memiliki tujuan yang beragam ketika mereka bersekolah, 9 orang atau sekitar 6,4% mengatakan bahwa bersekolah itu merupakan perintah orang tua, 84 orang atau sekitar 60% bertujuan supaya pandai dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 33,5% atau 47 orang supaya menjadi orang yang berilmu. Sedangkan minat siswa ke sekolah cenderung seragam jawaban siswa hal ini terlihat dari pilihan jawaban, 112 orang (80%) mengatakan bahwa bersekolah sangat menyenangkan karena dapat ilmu dan juga teman, 4 orang (2,8%) mengatakan cukup menyenangkan karena bertemu banyak teman. 2 orang (1,4%) mengatakan bahwa sekolah itu tidak menyenangkan karena badan terasa capek, 23 orang (16%) Biasa saja yang penting dijalani. Kecenderungan jawaban siswa dari pilihan 1 dan pilihan 2 cenderung menunjukan keinginan kuat untuk belajar, sehingga kondisi ini memerlukan sebuah proses pembelajaran yang baik agar tujuan yang diharapkan dari materi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat tersampaikan.

30 93 Tabel 3.9 Pandangan Siswa Terhadap Pembelajaran IPS No Aspek Jawaban Guru f 1 2 Apakah kamu menyukai mata pelajaran IPS Menurut kamu, apa manfaat dari belajar IPS a. Tidak, karena materinya sangat banyak. b. Kurang menyukai karena penyampaiannya kurang menarik. c. Sedikit menyukai, walaupun agak menjemukan. d. Menyukai karena materinya menarik. e. Menyukai karena materinya bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. f. Sangat menyukai karena cara belajarnya menyenangkan. a. Memiliki pengetahuan yang banyak. b. Banyak cerita-cerita yang menarik. c. Jadi akrab dengan teman dan guru karena belajarnya santai. d. Sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari Menurut kamu, cara belajar IPS dikelas saat ini a. Kurang menyenangkan karena saya hanya mendengarkan guru menerangkan. b. Cukup menyenangkan karena bisa main-main dengan teman. c. Cukup menyenangkan karena gurunya baik. d. Menyenangkan karena dengan diskusi atau mengerjakan tugas kelompok

31 94 4 Cara pembelajaran IPS yang paling kamu sukai adalah a. Mendengarkan penjelasan guru. b. Diskusi dengan guru. c. diskusi dalam kelompok. d. Mengerjakan LKS. e. Permainan f. Mengunjungi tempat diluar sekolah Apabila disuruh memilih, maka cara belajar yang kamu inginkan adalah a. Seperti yang sudah dilakukan oleh guru sekarang. b. Pembelajaran dengan cara berdiskusi. c. Belajar dengan mendengarkan ceramah guru. d. Belajar dengan kerja kelompok dan diskusi. e. Guru menggunakan cara mengajar yang bervariasi Tujuan mata pelajaran IPS yang kamu harapkan a. Lebih mengutamakan menambahkan pengetahuan b. Lebih mengutamakan saling menghargai teman. c. Menanamkan pengetahuan dan membentuk kepribadian siswa. d. Membiasakan bekerjasama di kelas untuk kehidupan sehari-hari Dalam melakukan penilaian, Bapak/ Ibu guru kamu melakukannya a. Setiap akhir pelajaran b. Setiap satu bulan sekali c. Jarang melakukan penilaian d. Tidak pernah melakukan penilaian Menurut kamu, bagaimana nilai hasil ulangan IPS a. Sudah bagus b. Biasa saja. c. Tidak bagus. d. jelek Dalam melakukan penilaian, a. Tes tertulis bentuk uraian 32

32 95 evaluasi yang sering digunakan oleh Bapak/ ibu guru kamu adalah b. Tes tertulis bentuk pilihan ganda c. Tes lisan d. Pengamatan Cara yang paling tepat dalam pembelajaran IPS di sekolah kamu adalah dengan a. Dengan ceramah dan tanya jawab. b. Pemberian keteladanan dari guru disamping pembelajaran langsung di kelas. c. Pembiasaan melalui belajar bersama dalam kelompok. d. Terserah kepada guru saja Selama ini metode yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajarkan IPS adalah a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi kelompok d. Mencatat dari buku yang ada e. Disuruh menulis yang ada dipapan tulis Sementara tabel 3.9 mengungkap proses pembelajaran yang berkembang saat ini dan harapan siswa terhadap proses pembelajaran yang baik. Angket mengungkap bahwa proses pembelajaran yang dikembangkan saat ini belum memenuhi harapan apa yang diinginkan oleh siswa, guru lebih cenderung menyampaikan pembelajaran yang pasif, siswa hanya berusaha memindahkan materi-materi yang ada dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan memindahkan dari buku dan menulis di papan tulis. 2. Deskripsi Pengembangan Draft Model Berdasarkan analisis kondisi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di atas, maka dilakukan proses pemberian perlakuan terhadap kondisi yang ada, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Langkah pertama yang dilakukan

33 96 untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memulai langkah-langkah sebagai berikut : a. Perencanaan Model Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam pengembangan draft model ini, maka prencanaan merupakan bagian yang terpenting. Perencanaan yang dipersiapkan adalah berupa Dokumen Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Silabus dan rencana pembelajaran. Perencanaan yang dipersiapkan tentu saja bepedoman pada kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Analisis terhadap kurikulum dilakukan untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yang rencananya akan dikembangkan. Perencanaan model selalu berkaitan dengan tujuan, materi, metode, media atau sumber dan evaluasi, oleh karena itu beberapa hal tersebut harus diperhatikan bahkan karakteristik siswa sesuai dengan perkembangan siswa sebagai subjek belajarpun harus juga menjadi perhatian guru. Berbeda dengan model pembelajaran pada umumnya, dari sisi tujuan pembelajaran, model ini tidak hanya memperhatikan aspek kognitif siswa tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. Guru sebagai perencana pembelajaran sedapat mungkin harus memperhatikan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut. Di antara tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

34 97 memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran yang dikembangkan dipandang sangat tepat yakni membiasakan anak-anak dengan berkompetisi, saling menghargai pendapat orang lain, bekerjasama, hal ini sangat sesuai dengan tujuan pemerintah tentang karakter bangsa. Seperti telah dikemukakan bahwa setelah tujuan, materi merupakan aspek yang juga harus menjadi fokus guru. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sarat dengan nilai-nilai yang dikembangkan pada diri siswa untuk selanjutnya diyakini dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikaitkan dengan kehidupan sosial siswa, sehingga menjadi sangat penting menanmkan nilai-nilai ini melalui proses pembelajaran. Guru sebagai perencana pembelajaran tidak akan mengalami kesulitan dalam menghubungkan materi pelajaran yang harus diberikan dengan hasil belajar sebagai bagian cara untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam model pembelajaran kooperatif dengan teknik Team Games Tournament (TGT) dapat digunakan beberapa metode pembelajaran sekaligus secara bervariasi misalnya ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya jawab dan lain-lain. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan, mayoritas siswa menginginkan agar guru tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi menggunakan metode yang berariasi (multi method) dalam setiap pertemuan. Hal ini dapat dipahami karena penggunaan metode tertentu saja oleh guru dapat menimbulkan kejenuhan apalagi dalam jangka waktu yang panjang. Guru dituntut untuk benar-benar kreatif dan tanggap terhadap situasi data berlangsungnya proses

35 98 pembelajaran. Peran guru adalah bagaimana membelajarkan siswa, guru adalah motivator, fasilitator dan manager serta perencana pembelajaran. Pada pembelajaran konvensional sering terlihat dominasi guru pada proses pembelajaran dan ini harus menjadi perhatian guru pada model pembelajaran yang dikembangkan. Model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik team games tournament (TGT). Menurut Lie (2006: 60-69), merekomendasikan beberapa tehnik pembelajaran kooperatif seperti jigsaw, STAD bercerita berpasangan, lingkaran kecil lingkaran besar, kepala bernomor dan lain-lain untuk digunakan pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan cocok untuk semua kelas (tingkatan). Dipilihnya pembelajaran kooperatif Tipe TGT karena model ini dipandang sangat meningkatkan aktivitas, kreativitas, kompetisi, memunculkan sikap demokratis, saling menghargai, dengan ukuran hasil belajar siswa, karena hasil belajar ini dijadikan sebagai ukuran kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, sehingga pembelajaran ini menjadi sangat mudah untuk dilaksanakan. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, dalam model yang dikembangkan ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan waktu, sarana dan fasilitas yang tersedia di sekolah baik menyangkut media maupun sumber pembelajaran. Umumnya setiap sekolah memiliki ruang kelas dengan fasilitas standar dan didukung dengan perpustakaan yang menyediakan buku-buku bacaan dan buku-buku sumber mata pelajaran. Di beberapa sekolah bahkan siswa

36 99 memiliki beberapa buku pegangan dan ditunjang dengan LKS sangat mendukung pembelajaran yang dikembangkan ini. Berkaitan dengan evaluasi, penelitian ini hanya melihat dari sisi hasil belajar siswa karena dalam hasil belajar telah mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap hasil siswa lebih menitik beratkan pada evaluasi hasil. Pelaksanaan pembelajaran dengan kerja sama dalam kelompok heterogen, akan membiasakan siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan saling menghargai dan berbagi peran dengan peserta lain yang sangat dibutuhkan siswa dalam kehidupan di masyarakat kelak. Selama proses pembelajaran, disamping menjadi fasilitator dan motivator yang selalu siap memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa terutama yang mengalami kesulitan, guru melakukan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan cheklist atau skala sikap yang telah dipersiapkan guru. b. Implementasi Sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran seperti model pembelajaran pada umumnya, pembelajaran kooperatif yang dikembangkan juga membutuhkan persiapan matang sebelum diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan persiapan yang baik diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Beberapa persiapan yang harus dilakuka oleh guru tersebut antara lain ; perangkat pembelajaran, pembentukan kelompok kooperatif, pengaturan tempat duduk dan kerja kelompok. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku

37 100 pegangan siswa dan kartu soal beserta lembar jawabannya. Rencana Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus, dimana di dalam silabus tersebut telah terdapat rumusan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, indikator, media serta evaluasi secara umum. Persiapan berikutnya adalah pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok harus memperhatikan heterogenitas siswa bahkan bila memungkinkan pembagian kelompok memperhatikan kemampuan akademis, ras, agama, jenis kelamin, latar belakang ekonomi serta sosial budayanya. Apabila ternyata dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama maka pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan akademis siswa. Hal ini menjadi perhatian guru dan peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran supaya pada pelaksanaan pembelajaran sesungguhnya waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pembelajaran. Hal lain yang juga penting untuk dipersiapkan adalah pengaturan tempat duduk. Dalam pembelajaran kooperatif tempat duduk harus diatur sedemikian rupa, pengaturan tempat duduk yang baik akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengaturan tempat duduk hendaknya dilakukan seefektif mungkin dan guru harus mempersiapkan sebelumnya bagaimana posisi tempat duduk siswa tersebut sehingga pada saat pelaksanaan terutama pada tahap awal pengenalan model, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Untuk menghindari terjadinya kendala atau hambatan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan ini, perlu terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama dalam kelompok. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar masing-masing anggota kelompok lebih mengenal antara individu yang satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Menurut Syamsudin dan Damaianti (2007:14) Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam 71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam bidang studi matematika serta diarahkan pada peningkatan kemampuan berfikir siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Sehubungan dengan itu, upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan kurikulum pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan kurikulum pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengembangan kurikulum pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD pada mata pelajaran IPA di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Riset and Development atau penelitian dan pengembangan. Pendekatan ini merujuk kepada teori Borg & Gall dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Metode Penelitian, Prosedur Penelitian, Subjek dan Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data, A. Metode Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model pembelajaran problem solving yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Pengertian penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam bidang studi IPS dan diarahkan pada peningkatan keterampilan berpikir siswa SMA pada mata pelajaran sejarah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Di dalam kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi ketika manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT), bahkan di tingkat Taman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengajaran yanng memerlukan keahlian khusus, serta sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa dapat dilihat melalui pendidikan, semakin maju pendidikan maka semakin cerah dan terarah juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainnya sasaran pembangunan nasional. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneltian ini menggunakan pendekatan metode penelitian dan pengembangan (Research and Develompment), yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Model pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SD pada mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan penelitian kualitatif/naturalistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan diuraikan secara singkat mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang. Pendidikan Nasional No. 20 Bab I pasal I ayat I Tahun 2003 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang. Pendidikan Nasional No. 20 Bab I pasal I ayat I Tahun 2003 menyebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari sejak lama sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Bab

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis 126 BAB III METODE PENELITIAN Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis penelitian, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian a. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN MODEL A. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk menghasilkan serta mengembangkan CD multimedia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERMEDIA KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Maryanto ABSTRACT More than 60% of students in SMP Negeri 2 Pulosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci