urethane dimethacrylate (UDMA). Monomer ini dapat membentuk struktur yang kuat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "urethane dimethacrylate (UDMA). Monomer ini dapat membentuk struktur yang kuat"

Transkripsi

1 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Resin komposit pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an oleh R Bowen untuk menggantikan resin akrilik yang sebelumnya menggantikan semen silikat dengan meminimalisir kekurangannya. Resin komposit mempunyai sifat mekanik yang lebih baik daripada akrilik dan silikat, koefisien ekspansi termal yang lebih rendah, perubahan dimensi yang lebih rendah, dan ketahanan terhadap pemakaian yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan pemakaian klinisnya. 1,2, Komposisi Resin Komposit Resin komposit tersusun atas empat komposisi utama, yaitu: matriks resin organik, partikel pengisi anorganik, bahan pengikat, dan sistem inisiator-akselerator Matriks Resin Organik Matriks resin yang paling sering digunakan pada resin komposit adalah gabungan dari monomer dimetakrilat aromatik atau alifatik seperti bis-gma atau urethane dimethacrylate (UDMA). Monomer ini dapat membentuk struktur yang kuat dan menghasilkan polimer yang tahan terhadap penggunaan. Kedua jenis monomer ini mempunyai volume molekular yang besar, sehingga mempunyai penyusutan polimerisasi yang rendah yaitu 0.9%. 2,12 Bis-GMA dan UDMA mempunyai viskositas yang tinggi ( centipoise) sehingga sulit dimanipulasi. Penambahan monomer dengan berat molekul yang lebih rendah seperti triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) memudahkan penggunaan klinis. Akan tetapi, monomer yang mempunyai berat molekul lebih rendah akan mengalami penyusutan polimerisasi yang lebih tinggi. Semakin besar proporsi monomer pengencer ini, maka semakin besar pula penyusutan polimerisasi yang akan terjadi dan semakin besar pula kemungkinan terjadi kebocoran mikro. 2,12

2 7 Variasi monomer diperkenalkan beberapa tahun terakhir untuk mengontrol penyusutan volume dari resin komposit. Sistem monomer baru yaitusilorane, dikembangkan untuk mengurangi penyusutan dan tekanan internal saat polimerisasi. Silorane terdiri dari siloxane yang memberikan sifat hidrofobik kepada komposit dan oxirane yang melalui proses cross-linking dan pembukaan-cincin melalui polimerisasi kation Partikel Pengisi Anorganik Partikel pengisi perlu ditambahkan untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis dari matriks organik. Bahan pengisi yang biasanya dipakai adalah silicon dioxide, boron silicates dan lithium aluminium silicate. Partikel pengisi perlu disilanisasi supaya dapat berikatan dengan matriks resin yang hidrofobik. Ketahanan dari restorasi komposit tergantung dari ukuran partikel pengisi, ruang antar partikel dan daya tahan partikel. 12 Penambahan partikel pengisi dapat meningkatkan kekuatan resin komposit dengan meningkatkan sifat fisis dan mekanik seperti kekuatan tekan, kekuatan tarik dan modulus elastisitas. Penambahan partikel pengisi juga mengurangi penyusutan polimerisasi, koefisien ekspansi termal, serta penyerapan air. Jumlah partikel pengisi yang ditambahkan menentukan viskositas dari resin komposit. 12 Distribusi partikel yang berukuran sama pada resin komposit akan menghasilkan ruang antar partikel. Penambahan partikel pengisi yang berukuran lebih kecil akan mengisi ruang tersebut sehingga akan menghasilkan ketahanan yang maksimal. 2, Bahan pengikat Ikatan kimiawi antara resin matriks dan partikel pengisi diperoleh dari bahan pengikat yang merupakan senyawa difungsional permukaan-aktif yang melekat ke partikel pengisi dan bereaksi dengan monomer resin matriks. Bahan pengikat yang baik dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanis resin komposit dan mencegah

3 8 penetrasi air ke permukaan antar partikel. Bahan pengikat yang sering digunakan adalah organosilane seperti γ-methacryloxypropyl trimethoxysilane. 10, Sistem Inisiator-akselerator Resin komposit dapat diaktivasi secara kimiawi, menggunakan sinar, atau kombinasi keduanya. Resin komposit yang diaktivasi secara kimiawi tersedia dalam bentuk dua pasta, satu diantaranya merupakan inisiator benzoyl peroxide dan yang lainnya merupakan aktivator aromatic tertiary amine. Salah satu kekurangan aktivasi secara kimiawi adalah operator tidak dapat mengontrol waktu kerja sehingga insersi dan konturing harus dilakukan segera setelah resin komposit dicampur. Resin komposit yang diaktivasi secara kimiawi juga menimbulkan masalah terbentuknya oxygen-inhibited layer. Oksigen yang terperangkap saat pengadukan mempunyai reaktivitas yang lebih tinggi terhadap radikal dibandingkan dengan monomer sehingga akan menghasilkan lapisan permukaan yang tidak terpolimerisasi. 12 Untuk mengatasi kekurangan resin komposit yang diaktivasi secara kimiawi, maka dikembangkan aktivasi menggunakan sinar. Sinar yang digunakan untuk aktivasi adalah sinar biru dengan panjang gelombang 465nm, yang diserap oleh photsensitizer seperti camphorquinone yang ditambahkan ke monomer. Reaksi diinisiasi oleh amina organik yang mengandung ikatan karbon. Ketika inisiator amina dan photosensitizer terekspos sinar, keduanya akan berinteraksi dan terjadi polimerisasi. 2, Bahan Lain Bahan selain dari empat komposisi utama tersebut diatas, yaitu inhibitor dan bahan pewarnaan. Inhibitor ditambahkan ke resin untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi yang spontan atau tidak sengaja seperti cahaya pada ruangan. Inhibitor dapat bereaksi dengan radikal bebas lebih cepat daripada monomer. Sehingga saat resin komposit terekspos, inhibitor akan lebih dulu berekasi dengan radikal bebas, kemudian saat inhibitor telah habis, maka monomer yang akan bereaksi

4 nyata. 20 Partikel nano (1-100 nm) dibentuk dengan menggunakan metode yang 9 dengan radikal bebas dan terjadi proses polimerisasi. Inhibitor yang biasa digunakan adalah butylated hydroxytoluene (BTH). 12 Untuk mendapatkan restorasi yang estetis, resin komposit perlu mempunyai translusensi dan warna yang mirip dengan gigi. Pewarnaa resin didapat dari penambahan pigmen berupa partikel metal oxide Resin Komposit Nanohybrid Resin komposit nanohybrid adalah versi terbaru dari resin komposit hibrid menggunakan teknologi partikel nano. 19 Resin komposit nanohybrid memadukan partikel berukuran nano dengan partikel bahan pengisi yang lebih konvensional. Penggunaan teknologi partikel nano meningkatkan sifat dari resin komposit secara berbeda dari proses presipitasi pirolitik pada silika koloidal. Metode yang digunakan pada partikel nano memungkinkan permukaan partikel dilapisi oleh γ- methacryloxypropyltrimethoxysilane sebelum membentuk rantai makromolekul. Pelapisan ini mencegah terbentuknya rantai yang besar dan viskositas tinggi sehingga mempunyai daya polish yang tinggi. 12 Resin komposit nanohybrid terdiri dari ukuran partikel bahan pengisi yang berbeda-beda. Ukuran partikel yang bervariasi menyebabkan distribusi bahan pengisi yang homogen di dalam matriks, karena bahan pengisi berukuran nano mampu mengisi jarak antara partikel yang besar dengan sempurna dan dapat membantu menghasilkan resin komposit dengan muatan bahan pengisi yang dapat dibandingkan dengan komposit hibrid konvensional. Resin komposit nanohybrid memadukan sifat baik dari resin komposit bahan pengisi makro (sifat fisik dan mekanis yang sangat baik) dengan resin komposit bahan pengisi mikro (kualitas finishing dan polishing yang memuaskan).resin komposit nanohybrid disebut sebagai resin komposit universal pertama dengan kemampuan polish dari resin komposit bahan pengisi mikro yang mempunyai kekuatan yang baik. Dengan demikian, komposit ini dapat

5 10 direkomendasikan sebagai bahan restorasi universal untuk gigi anterior dan posterior. 19,21 Partikel nano dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu partikel nanomer tunggal dan kumpulan partikel nano (nanocluster). Nanocluster dibuat dengan menyatukan nanomeric oxide secara ringan untuk membentuk kumpulan distribusi partikel. Ukuran partikel nanomer yang digunakan untuk membentuk nanocluster berkisar antara 5-75 nm. 12,20 Partikel bahan pengisi pada resin komposit nanohybrid dapat mencapai 69% volume dan 84% berat sehingga akan mengurangi penyusutan polimerisasi.hal lain yang juga mengurangi penyusutan polimerisasi dari resin komposit nanohybrid yaitu kuatnya ikatan antar permukaan dari matriks resin dengan partikel nano Kebocoran Mikro Kebocoran mikro adalah celah antara dinding kavitas dan bahan restorasi yang tidak dapat dideteksi secara klinis yang memungkinkan masuknya bakteri, cairan, zat kimia, molekul dan ion. 21,22,23 Tiga masalah yang sering timbul pada penggunaan klinis resin komposit sebagai bahan restorasi berhubungan dengan kebocoran mikro. Tiga masalah itu antara lain, sensitivitas pos-restorasi, marginal percolation, dan karies sekunder Penyebab Kebocoran Mikro Faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap terjadinya kebocoran mikro adalah koefisien ekspansi termal, penyusutan polimerisasi, dan adhesi dari restorasi. 8 Koefisien ekspansi termal adalah perubahan volume per derajat perubahan temperatur. Setiap kali restorasi mengalami perubahan suhu dalam rongga mulut, restorasi juga akan mengalami perubahan volume. Perbedaan koefisien ekspansi termal antara struktur gigi dan bahan restorasi mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro karena terbentuk ruang akibat kontraksi termal. Semakin rendahnya koefisien ekspansi termal dari suatu bahan restorasi, semakin kecil pula perubahan yang akan terjadi. Koefisien ekspansi termal dari mahkota gigi manusia adalah (SD 4.42)

6 11 x 10-6 / C dan koefisien ekspansi termal resin komposit adalah x 10-6 / C. Bahan restorasi yang ideal adalah bahan restorasi yang mempunyai koefisien ekspansi termal yang mendekati koefisien ekspansi termal gigi. Semakin besar perbedaan koefisien ekspansi termal antara bahan restorasi dengan gigi, semakin besar pula kebocoran mikro yang akan terjadi. 8,23,24 Resin komposit yang melalui proses polimerisasi radikal bebas dari metakrilat akan mengalami pengurangan volume, yang akan menyebabkan terjadinya penyusutan polimerisasi antara 1-5% dari volume awal. Penyusutan polimerisasi ini akan menyebabkan terjadinya kebocoran mikro. Apabila saat terjadi penyusutan polimerisasi tegangan kontraksi yang terjadi sangat tinggi dan menyebabkan sistem adhesif tidak dapat menahan tegangan tersebut, maka akan meningkatkan terjadinya kebocoran mikro Adhesi dari restorasi yang mempengaruhi terjadinya kebocoran mikro adalah daya tarik antara molekul dari dua zat yang berbeda. Adanya smear layer, kekasaran permukaan dan rendahnya adhesi akan menyebabkan terjadinya kebocoran mikro. Preparasi kavitas yang tidak baik, prosedur aplikasi yang kurang baik, isolasi yang tidak adekuat juga akan memyebabkan terjadinya kebocoran mikro. 8 Faktor lain yang juga berpengaruh dalam terjadinya kebocoran mikro adalahcfactor dan modulus elastisitas.c-factor adalah rasio dari permukaan yang berikatan dengan kavitas dengan permukaan yang tidak berikatan. Peningkatan nilai C akan mengakibatkan penurunan kapasitas alir yang akan menyebabkan peningkatan tekanan penyusutan.peningkatan modulus elastisitas akan meningkatkan tegangan. Bahan restorasi yang dapat memberikan fleksibilitas yang cukup terhadap tegangan yang terjadi karena penyusutan polimerisasi akan mengurangi kebocoran mikro. 5, Kebocoran Mikro pada Klas V Lesi klas V adalah lesi karies dan non-karies yang terdapat pada sepertiga gingival dari permukaan gigi bagian fasial dan lingual.penggunaan resin komposit pada lesi klas V sering menimbulkan kesulitan karena struktur enamel yang lebih tipis pada daerah servikal menyebabkan perlekatan pada daerah servikal menjadi

7 12 lebih sulit dan meningkatkan pembentukan celah mikro. 6,7 Perlekatan yang lebih baik pada enamel juga dikarenakan kandungan inorganik yang lebih banyak dan homogenitas morfologi. 25 Hal lain yang juga menyebabkan lebih tingginya skor kebocoran mikro pada tepi servikal restorasi adalah, teknik insersi bulk pada prosedur restorasi menyebabkan restorasi tertarik pada enamel margin karena kuatnya perlekatan pada enamel, sehingga menyebabkan microgaps pada daerah servikal. 10 Pada penelitian yang dilakukan oleh Küçükes men dan Sönmez (2008),kebocoran mikro yang lebih tinggi terdapat pada margin servikal dibandingkan margin oklusal pada kavitas klas V. 1, Penanggulangan Kebocoran Mikro Hal-hal berikut dapat dilakukan untuk mengurangi kebocoran mikro 22 : 1. Pemilihan materi Resin komposit dengan jumlah partikel yang tinggi akan meningkatkan kekuatan restorasi dan elastisitas modulus sehingga akan mengurangi penyusutan polimerisasi, koefisien ekspansi termal dan penyerapan air Preparasi kavitas Ukuran dan bentuk kavitas perlu seminimal mungkin. Sudut yang membulat, pengurangan kedalaman dan pembuatan bevel di tepi fasial dan lingual kavitas di proksimal dapat mengurangi tingkat kebocoran mikro. Kavitas klas V yang membulat lebih baik dalam mengurangi kebocoran mikro dibandingkan dengan kavitas klas V yang bersudut. 22,28 3. Sistem adhesif Penggunaan etsa asam di enamel akan menghasilkan interlock mekanikal yang dapat mengurangi kebocoran mikro. Dentin bonding dapat meningkatkan adaptasi antara resin dengan dentin, namun dapat menimbulkan kebocoran nano di sekitar fibril kolagen, karena adanya lapisan hibrid yang tidak terisi oleh resin. 8

8 13 4. Liner dan basis kavitas Penggunaan semen ionomer kaca dan kalsium hidroksida sebagai basis restorasi komposit dapat melindungi pulpa dan mengurangi gumpalan resin komposit, sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro. 8,29 5. Insersi resin komposit Insersi resin komposit dengan teknik inkremental dapat mengurangi kebocoran mikro karena lapisan antar resin komposit dapat mendistribusikan penyusutan polimerisasi sehingga resultan tegangan internal tersebar. Setiap lapisan resin diinsersi dengan ketebalan mm. 8,10 6. Penyinaran Penggunaan teknik penyinaran 3 sisi dapat mengurangi kebocoran mikro, karena kontraksi polimerisasi yang terjadi mengarah ke arah sinar. Penyinaran dilakukan dari arah bukal, lingual dan gingival. 8,29 7. Finishing dan polishing Penggunaan instrumenhigh speed akan meningkatkan terjadinya kebocoran mikro.teknik polishing dalam keadaan kering dapat meningkatkan kebocoran tepi restorasi karena produksi panas.beberapa studi menyatakan finishing dan polishing yang dilakukan 24 jam setelah restorasi dapat mengurangi kebocoran mikro.aplikasi surface sealer atau resin komposit tanpa atau sedikit partikel pengisi akan menutup dapat mengurangi terjadinya kebocoran mikro 6,8,12,26 2.4Finishingdan Polishing Finishingmerupakan proses yang terdiri dari konturing, pembuangan bahan berlebih pada tepi restorasi dan polishing.polishing merupakan proses mengurangi kekasaran dan goresan yang diakibatkan penggunaan instrumen untuk mendapatkan permukaan yang halus. 9,12,13,30 Finishing yang baik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan estetika dan ketahanan restorasi. 9,16 Proses finishing dari suatu bahan restoratif tergantung dari kekerasan dan kemampuan polish dari matriks dan partikel pengisi bahan tersebut. 30 Permukaan yang dapat di-polish dengan sangat baik sulit dicapai karena matriks resin dan partikel bahan pengisi tidak terabrasi dalam derajat

9 14 yang sama karena kekerasan yang berbeda. 25 Restorasi yang tidak di-polish dengan baik akan menimbulkan masalah klinis seperti iritasi gingiva, pewarnaan permukaan restorasi, akumulasi plak dan karies sekunder. 16 Di sisi lain, proses finishing juga dapat menyebabkan terjadinya kebocoran mikro akibat adanya efek termal. 9,14,25 Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses finishing dan polishing: 1. Lingkungan Lingkungan saat proses polishing berarti proses yang dilakukan dalam keadaan kering atau basah (wet or dry polishing). Proses yang dilakukan dalam keadaan kering (dry polishing) dapat memberikan visualisasi yang lebih baik pada tepi restorasi. Akan tetapi, teknik dry polishingsangat berbahaya karena akan meningkatkan kebocoran tepi restorasi akibat panas dan friksi yang terjadi. Panas yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya smearing permukaan dan depolimerisasi. Studi juga menunjukkan bahwa lingkungan yang kering saat polishing akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktural dan kemis dari permukaan. Teknik wetpolishing dengan air akan memberikan kualitas permukaan yang standar, karena dapat mengurangi panas dan friksi yang terjadi sehingga akan mengurangi kerusakan yang terjadi pada permukaan dan margin restorasi. 12,30 2. Waktu Waktu untuk melakukan proses finishing dan polishing akan mempengaruhi karakteristik permukaan dan ketahanan terhadap kebocoran tepi. 6,12 Pada saat aplikasi resin komposit terjadi tekanan dan tegangan pada permukaan resin komposit. Proses finishing dan polishing yang dilakukan segera akan merusak restorasi, karena resin komposit membutuhkan waktu menit untuk menjadi stabil sehingga tidak terjadi kerusakan apabila dilakukan finishing dan polishing. Restorasi komposit yang rusak akan menyebabkan tingkat keausan yang lebih tinggi, kecenderungan fraktur, dan margin yang terbuka.penelitian oleh Boroujeni et al. (2013) menyarankan untuk menunda proses finishing dan polishing sampai 24 jam karena polimerisasi resin komposit membutuhkan waktu 24 jam untuk polimerisasi sempurna. 6 Namun, studi

10 15 lain menyatakan penundaan finishing dan polishing dapat meningkatkan kebocoran mikro karena terjadi pengurangan padamarginal sealing akibat adanya ekspansi higroskopik dari komposit dan sistem adhesif Alat dan bahan Berbagai alat dan bahan dapat digunakan untuk proses finishing dan polishing, antara lain: a. Bur Bur 6-fluted sulit dikontrol dan dapat menimbulkan fisur sehingga tidak dapat digunakan untuk finishing restorasi resin komposit. Bur 12-fluted dapat merusak matriks resin dan melemahkan komposit pada daerah margin. Bur 30-fluted dapat secara efektif digunakan untuk finishing resin komposit submikron. 30 Gambar 1. Ilustrasi kerusakan enamel dengan menggunakan A. bur 6-fluted, B. bur 12-fluted, C. bur 24-fluted, D. fine diamond 30 b. Diamond Diamond dengan ukuran μm dapat digunakan untuk memotong, diamond dengan ukuran μm dapat digunakan untuk konturing, dan diamond dengan ukuran μm dapat digunakan untuk polishing. 30

11 16 Gambar 2. Berbagai ukuran partikel diamond yang dapat digunakan untuk memotong dan polishing 30 c. Finishing Disc Disc dan Strip dengan ukuran grit dapat digunakan untuk memotong, Disc dan Strip dengan ukuran grit dapat digunakan untuk konturing, dan Disc dan Strip dengan ukuran grit dapat digunakan untuk polishing. Beberapa contoh produk finishing disc yaitu Sof-Lex Disc (3M Dental Products, St,Paul, Minnesota) dan Super-Snap Disc (Shofu Dental Corp., Menlo Park, California). 30 d. Rubber wheels, cups, and points Polishing rubber tersedia dalam berbagai bentuk, ukuran dan grit. Soft rubber digunakan untuk konturing dan pemolesan, medium rubber dan hard rubber dapat digunakan untuk gross dan final polishing. Contoh produk Polishing rubber yaitu Enhance (Dentsply/Caulk, Milford, DE, USA) dan Astropol (Vivadent, Ivoclar, Liechtenstein). 30 e. Proximal finishing strip Proximal finishing strip terdiri dari metal strip dan plastic strip. Metal strip dapat memotong gigi dan bahan restoratif dengan lebih baik dan rata dibandingkan dengan plastic strip. Metal strip dapat digunakan untuk mengurangi bahan berlebih pada bagian interproksimal. Contoh produk proximal finishing strip yaitu GC

12 17 International Metal Strips (GC, Tokyo, Japan) dan Flexistrip (Cosmedent, Inc., Chicago, IL). 30 f. Instrumen tangan Instrumen tangan yang dapat digunakan yaitu blade Bard Parker no.12 atau no.15 dan tungsten carbide carver. 30 Gambar 3. A. BladeBard Parker no.12, B. Tungsten carbide carver 30 g. Pasta polishing Bubuk aluminium oxide dapat digunakan sebagai pasta polishing. Grit yang digunakan harus lebih kecil daripada partikel pengisi resin komposit untuk menghasilkan permukaan yang halus Pelapisan permukaan Langkah penting dari proses finishing dan polishing adalah aplikasi surface sealer. Pada saat proses finishing, permukaan restorasi membentuk microcrack dan permukaan luar dari resin komposit yang terpolimerisasi dengan baik dibuang. Aplikasi dari surface sealer atau resin komposit tanpa atau sedikit partikel pengisi akan menutup porositas dan microcrack tersebut. Studi menunjukkan teknik rebonding ini dapat mengurangi terjadinya kebocoran mikro dan meningkatkan perlekatan tepi restorasi. 12

13 resin Konturing Multiple-step Polishing Selama bertahun-tahun, proses finishing dan polishing dilakukan dalam beberapa tahap. 15 Tahapan-tahapan finishing dan polishingmultiple-step yaitu: 1. Gross finishing Proses ini membuang bahan restorasi berlebih dimana instrumen akan menyentuh struktur gigi dan mengurangi resin komposit dengan cepat dan efisien. Proses gross finishing dapat menggunakan materi abrasif yang dilapisi dengan partikel abrasif 100 µm atau lebih besar. Bur diamond untuk preparasi juga dapat digunakan dengan hati-hati dengan menghindari tepi pertemuan enamel dengan Proses konturing akan menghasilkan bentuk restorasi yang sesuai dengan dengan anatomi gigi dan estetis. Instrumen konturing yang ideal harus mempunyai daya potong atau grinding yang baik tanpa merusak struktur gigi atau jaringan sekitar. Proses ini menggunakan materi abrasif yang dilapisi. Tahap konturing awal dapat menggunakan bur diamond regular, kemudian dengan menggunakan bur diamond dengan partikel yang lebih kecil (40 µm) atau disk alumunium oksida 40 µm Fine Finishing Proses ini merupakan tahap final dalam finishing dengan meningkatkan kehalusan permukaan dengan menghilangkan goresan yang dihasilkan dari dua tahap sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada tahap ini harus mempunyai daya abrasif sedang dan dapat menghasilkan permukaan yang halus. Instrumen yang digunakan dengan ukuran partikel 25 µm atau dibawahnya Polishing Proses polishing menghasilkan permukaan yang halus dan mengkilat. Abrasif yang sangat halus dapat digunakan. Instrumen yang digunakan memiliki efek grinding yang minimal dan irregularitas permukaan yang sangat minimal dan tidak tampak pada cahaya tampak. Ukuran partikel dari instrument 8 µm atau dibawahnya. Loose abrasive polishing paste juga dapat digunakan pada tahap akhir ini. 31

14 One-step Polishing Sistem one-steppolishingbaru dikembangkan beberapa tahun terakhir. 32 Dikatakan one-step karena prosesfinishing yang terdiri dari proses konturing, pembuangan bahan restorasi berlebih dan polishing dapat dilakukan dalam satu tahap dan hanya menggunakan satu instrumen. Konsep ini dapat memenuhi tuntutan klinis untuk mendapatkan permukaan halus dalam periode waktu yang minimal. 16 Beberapa studi menunjukkan sistem one-steppolishinglebih baik atau seefektif dengan sistem multiple-steppolishing. Namun, studi lain menyatakan hasil yang didapatkan tergantung dengan produk yang digunakan. 32

15 1 Kerangka Teori Restorasi resin komposit Klas V Kebocoran Mikro Penyebab Koefisien ekspansi termal Penyusutan polimerisasi Penanggulangan Sistem adhesif Modulus elastisitas C-Factor Pemilihan materi Sistem adhesif Insersi dan penyinaran Preparasi kavitas Liner dan basis Finishing dan polishing Faktor yang memmempengaruhi Sistem Multiple-step One-step Lingkungan Alat dan Bahan Waktu Pelapisan Permukaan Segera 15 menit 24 jam Kebocoran Mikro (?)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB 2 RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN. seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit.

BAB 2 RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN. seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit. BAB 2 RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN Resin komposit merupakan resin akrilik yang telah ditambah dengan bahan lain seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit. 2.1 Komposisi Resin Komposit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Istilah komposit adalah kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik 7. Contoh bahan komposit alamiah adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis bahan restorasi di bidang kedokteran gigi semakin banyak tersedia dengan berbagai macam karakteristik, yaitu komposisi, sifat, struktur, kelebihan dan kekurangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit merupakan material restorasi sewarna gigi yang pada awalnya hanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior. Sampai saat ini resin komposit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan restorasi resin komposit pertama sekali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962. 1 Resin komposit merupakan suatu bahan restorasi yang memiliki banyak kelebihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Restorasi dengan menggunakan resin komposit dapat menghasilkan warna yang menyerupai gigi asli. 2,4 Tetapi kelemahan dari bahan ini adalah sering terjadinya shrinkage selama polimerisasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, terutama untuk merestorasi gigi anterior karena memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa ini, bahan restorasi

Lebih terperinci

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari BAB 2 RESIN KOMPOSIT Pencapaian estetik dan tidak dipakainya merkuri merupakan karakteristik yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 22 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Fuji IX, GIC Fuji II, dan GIC Fuji II LC. Kebocoran mikro tersebut dapat terdeteksi dengan terlihatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat diandalkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama restorasi pada daerah yang tidak mendapat tekanan besar (Zoergibel dan Illie, 2012). Terlepas dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Material komposit sudah digunakan dibidang kedokteran gigi untuk merestorasi gigi sejak Bowen memperkenalkannya pada awal tahun 1960an (Joshi, 2008). Sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin komposit mulai banyak digunakan sebagai bahan restorasi anterior maupun posterior karena permintaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi indirect veneer resin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat- sifat unggul atau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan gigi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit secara luas telah digunakan untuk merestorasi lesi karies di daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dewasa ini, material restorasi resin komposit telah menjadi pilihan bagi para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada gigi anterior sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahkota gigi tiruan cekat merupakan suatu restorasi tetap yang menutupi permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, kontur, serta melindungi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasien, seorang dokter gigi dalam mengambil keputusan untuk merestorasi gigi tidak hanya mempertimbangkan masalah estetik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI II.1 Tinjauan Pustaka Bahan tumpat gigi merupakan material kedokteran gigi yang digunakan untuk menumpat gigi yang telah berlubang. Bahan tumpat gigi yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain kavitas Kelas II konvensional berbentuk box dan bahan restorasi resin komposit tidak selalu kompatibel karena (1) kebocoran tepi gingival (gingival marginal),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan restorasi yang baik dan dapat mengembalikan estetik merupakan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit sangat populer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat diandalkan dan bertahan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM DAN WAKTU POLISHING TERHADAP KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI KLAS V RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID

PENGARUH SISTEM DAN WAKTU POLISHING TERHADAP KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI KLAS V RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID PENGARUH SISTEM DAN WAKTU POLISHING TERHADAP KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI KLAS V RESIN KOMPOSIT NANOHYBRID SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Perkembangan resin komposit sebagai bahan restorasi dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin komposit berkembang sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia kedokteran gigi seiring dengan perkembangan pada sistem dental adhesive, meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan merupakan warna gigi normal manusia. Warna gigi ini ditentukan oleh warna dentin yang melapisi di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bahan restorasi yang digunakan untuk menggantikan struktur jaringan keras gigi yang hilang harus memiliki karakteristik yang mendekati gigi asli. Salah satu bahan restorasi estetik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bleaching 2.1.1 Defenisi Bleaching Bleaching merupakan proses penghilangan stain yang terdapat di dalam struktur gigi (email dan dentin) melalui reaksi reduksi-oksidasi secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. 2 Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan mendekati sifatsifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan pasien untuk meningkatkan estetika semakin tinggi. Bagi kebanyakan orang, gigi yang putih dan bersih menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah penyakit infeksi gigi dan mulut yang paling sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir, ketertarikan pasien meningkat terhadap perawatan gigi estetik termasuk pemutihan gigi yang mengalami perubahan warna. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang dapat digunakan untuk merestorasi kavitas Klas V. Namun, komposit berbasis resin yang menunjukan, shrinkage polimerisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena memiliki nilai estetis yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Jenis bahan restorasi dibidang kedokteran gigi semakin banyak tersedia dengan berbagai macam karakteristik. Perkembangan bahan restorasi kedokteran gigi dimulai ketika Bowen (1960)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi bahan restorasi berkembang dari aspek kualitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Resin komposit mulai dikenal sebagai bahan restorasi gigi yang dapat meminimalisir kekurangan resin akrilik dan semen silikat pada tahun 1940. 8,24 Resin komposit juga telah digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memuaskan. Meningkatnya penggunaan resin komposit untuk restorasi gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memuaskan. Meningkatnya penggunaan resin komposit untuk restorasi gigi xv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, karena memiliki warna yang sangat estetis dan memuaskan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senyum yang sehat adalah senyum yang terbentuk dari jaringan mulut yang sehat. Setiap orang mendambakan memiliki gigi yang sehat dan putih berseri karena selain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Partikel Nano Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Adhesif semen konvensional (Fuji I merk GIC).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Adhesif semen konvensional (Fuji I merk GIC). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni B. Identifikasi Variabel 1. Variabel pengaruh a. Adhesif semen (RelyX TM U200, 3M ESPE, USA) b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan restorasi yang memiliki nilai estetis yang tinggi merupakan keinginan masyarakat saat ini. Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi di bidang kedokteran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estetika dalam bidang kedokteran gigi tidak dapat dilepaskan dari estetika secara universal. Samra dkk. (2007) mengatakan bahwa warna, bentuk dan tekstur permukaan

Lebih terperinci

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit Nevi Yanti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini, penggunaan resin komposit telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kedokteran gigi restoratif memiliki tujuan utama untuk mengembalikan dan mempertahankan kesehatan gigi melalui perawatan restoratif yang adekuat guna melindungi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik merupakan resin sintetis yang paling banyak digunakan di kedokteran gigi. Resin akrilik terdiri dari powder dan liquid yang dicampurkan. Powder mengandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat adalah restorasi yang kuat dan retentif berguna untuk menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi hilang dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan resin komposit telah menjadi hal penting di kedokteran gigi. Berhubungan dengan kegunaan dan keperluan estetik, resin komposit telah menjadi salah satu bahan restorasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Resin komposit merupakan salah satu material yang paling populer dalam dunia kedokteran gigi karena sifat estetisnya yang sangat baik, kekuatan yang adekuat, dan kemampuannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan resin komposit telah menjadi hal yang penting dalam restorasi gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior maupun

Lebih terperinci

Adaptasi marginal restorasi Kelas 2 menggunakan bahan adhesif

Adaptasi marginal restorasi Kelas 2 menggunakan bahan adhesif Adaptasi marginal restorasi Kelas 2 menggunakan bahan adhesif Sillas Duarte Jr, DDS, MS, PhD1 / José Roberto Cury Saad, DDS, MS, PhD2 Tujuan: Kontrol microleakage merupakan tantangan bagi restorasi komposit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Resin komposit adalah gabungan dari partikel pengisi (filler) anorganik yang keras dengan matriks polimer organik resin yang lunak. Umumnya matriks resin dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh masyarakat adalah gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan polimer yang proses polimerisasinya dengan pengaplikasian panas. Energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas suatu jasad renik yang ditandai dengan demineralisasi atau hilangnya mineral

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi yang telah lama digunakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi yang telah lama digunakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi yang telah lama digunakan untuk menggantikan jaringan gigi yang hilang dan mampu memodifikasi warna serta kontur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami fraktur dibandingkan gigi dengan pulpa yang masih vital. Hal ini terutama disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bidang kedokteran gigi bukan hanya mencakup tindakan preventif, kuratif dan promotif, melainkan juga estetik, menyebabkan kebutuhan terhadap restorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resin komposit semakin populer karena memiliki estetis yang baik. Tumpatan resin komposit tidak dapat berikatan secara alami dengan struktur gigi, ikatan ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Veneer a. Definisi Veneer adalah bahan lapisan sewarna gigi untuk mengembalikan kerusakan lokal atau umum dan perubahan warna instrinsik. Biasanya, veneer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan merestorasi gigi tidak hanya untuk menghilangkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya (Ford, 1993).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit 2.1.1 Definisi Resin Komposit Resin Komposit merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyempitan saluran pernapasan. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi semakin berkembang terutama pada bahan komposit dan bahan adhesif. Sejalan dengan perkembangan tersebut, masyarakat juga telah

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan BAB 2 BAHAN ADHESIF Salah satu material restorasi yang sering dipakai pada bidang keokteran gigi adalah resin komposit. Bahan resin komposit tersebut berikatan dengan struktur gigi melalui bahan adhesif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. B. Identifikasi Variabel 1. Variabel Pengaruh a. Self adhesif semen (RelyX TM U200, 3M ESPE,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa BAB IV PEMBAHASAN Menurut Roberson (2006) tujuan dari restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa restorasi setelah perawatan endodontik yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) SIKMR merupakan modifikasi dari semen ionomer kaca dan monomer resin sehingga bahan ini memiliki sifat fisis yang lebih baik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan perawatan endodontik yang paling banyak dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID Resin komposit adalah suatu bahan pengembangan dari polimer-polimer resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan suatu jaringan yang tersusun atas email, dentin, sementum, dan pulpa (Scheid, 2012). Fungsi utama dari gigi adalah fungsi mastikasi, fonasi, melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi adalah proses penghancuran atau perlunakan dari email maupun dentin. Proses tersebut terjadi karena demineralisasi yang progresif pada jaringan keras dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi veneer indirek resin komposit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. restorasi general (Heymaan et al, 2011). depan karena faktor intrinsik (Heymaan et al, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. restorasi general (Heymaan et al, 2011). depan karena faktor intrinsik (Heymaan et al, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Veneer a. Definisi Veneer adalah material lapisan sewarna gigi yang diaplikasikan untuk gigi yang berubah warna dengan cara restorasi lokal maupun restorasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan perlindungan jaringan pendukung yang sehat. Kehilangan gigi satu atau lebih merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Estetik gigi geligi dewasa ini sangat diperhatikan dalam menunjang penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek yang diperhatikan

Lebih terperinci

3 Universitas Indonesia

3 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Ionomer Kaca (SIK) Semen Ionomer Kaca (SIK) pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang terdiri dari bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1 BAB V HASIL PENELITIAN Survei ini berlangsung selama periode bulan April hingga Juli 2008. Keseluruhan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien dilakukan di RSGMP FKG UI dengan subyek survei

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dalam kedokteran gigi seiring dengan perkembangan pada sistem dental adhesive. Selain itu kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resin komposit adalah bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat secara mekanis ke struktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara semen resin (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer indirek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Fissure sealant Fissure sealant merupakan salah satu bahan kedokteran gigi untuk pencegahan karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahan restorasi di bidang kedokteran gigi yang saat ini banyak digunakan adalah resin komposit. Hal ini berhubungan dengan estetik yang didapatkan dari restorasi resin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan satu gigi atau lebih dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan fungsional gigi yang masih ada. Hilangnya keseimbangan fungsional gigi dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Resin komposit merupakan gabungan atau kombinasi dari dua bahan atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi sering menimbulkan masalah estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan karena banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama (60% penduduk)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama (60% penduduk) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas 2001 menunjukkan penyakit gigi menduduki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester terdiri

Lebih terperinci

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien dan dokter gigi mempunyai berbagai pilihan dalam memilih bahan material dan prosedur dalam merawat lesi karies atau gigi yang hilang.perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci