ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Anisa Nur Hidayah Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of company size, solvability, auditor reputation, and audit opinion either simultaneously or partially. The result of research shows that in the factors analysis there are 4 factors which have influence to the audit delay both simultaneous and partial. It has been found from the analysis result that partially solvability variable has significant influence to the audit delay, while the company size, auditor reputation, and audit opinion variables have no significant influence to the audit delay. Then in the simultaneous test it has been found that all variables which are company size, solvability, auditor reputation and audit opinion have significant influence to the audit delay. Keywords: Audit Delay, Company Size, Solvability, Auditor Reputation, Audit Opinion. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor, dan opini audit secara simultan maupun secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam analisis faktor terdapat 4 faktor yang berpengaruh pada audit delay secara simultan maupun parsial. Dari hasil analisis diketahui bahwa secara parsial, variabel solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan variabel ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Kemudian pada pengujian secara bersama-sama atau simultan diketahui bahwa semua variabel yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Kata kunci: audit delay, ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor, opini audit. PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya investasi bisnis dan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada pasar modal di Indonesia, maka ketepatwaktuan (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, serta arus kas perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis perusahaan. Atas alasan tersebutlah yang mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan untuk perusahaan go public semakin meningkat. Hal itu turut berpengaruh pada perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Adanya peningkatan permintaan akan audit ini disebabkan karena setiap perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar

2 di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8/PM/1996 tentang kewajiban penyampain laporan keuangan berkala. Audit laporan keuangan secara efektif dan efisien kini mengalami peningkatan permintaan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang berkembang sangat pesat. Salah satu dampak pesatnya perkembangan aktivitas di BEI adalah peningkatan permintaan akan setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun BAPEPAM tentang kewajiban penyampaian laporan berkala yaitu bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatwaktuan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatwaktuan auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Apabila terjadi penundaan yang tidak seharusnya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ketepatwaktuan penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual proporsi saham yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alatalat pembuktian yang cukup memadai. Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perusahaan Food and Beverages merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dalam kegiatan perusahaanya mendapatkan perhatian dari para investor dan mendapatkan pengawasan dalam bidang penyampaian hasil laporan keungannya. Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum. Audit delay Menurut Lawrence dan Briyan (1988; dalam Yugo Trianto, 2006:31) audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) meneliti bahwa faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: profitabilitas, solvabilitas, internal audit, ukuran perusahaan, dan ukuran Kantor Akuntan Publik. Hasil dari penelitian tersebut terdapat tiga kesimpulan yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas, internal auditor dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Ukuran perusahaan, ukuran KAP

3 dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap timeliness, sedangkan profitabilitas, internal auditor tidak berpengaruh. Profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, ukuran perusahaan, dan KAP secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap audit delay maupun timeliness. Penelitian yang dilakukan Simbolon (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP. Hasil dari penelitian tersebut secara simultan menunjukkan bahwa keempat faktor tersebut berpengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan secara parsial solvabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi audit delay telah dikaji dalam beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dengan menguji kembali variabelvariabel yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini audit. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalahan yang diajukan adalah: apakah ada pengaruh secara parsial maupun simultan dari ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode ? Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor secara parsial maupun simultan terhadap audit delay pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode Dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay secara simultan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga manajemen memperoleh informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan (Simbolon, 2009). Sedangkan menurut Weggandt (1995; dalam Sejati, 2007) laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang. PSAK No. 1 par. 10 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). Menurut PSAK par. 07 komponen laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara seperti misalnya: sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2012). Dalam PSAK par. 24 mengenai Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan empat karakteristik kualitatif pokok yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dapat dibandingkan (IAI, 2012).

4 Audit Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Sunarto, 2003:16). Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan oleh auditor independen. Hal ini disebabkan audit laporan keuangan dapat meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan (Halim, 2008:59). Menurut Halim (2008:60) ada empat alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa audit atas laporan keuangan diperlukan, antara lain: Perbedaan Kepentingan. Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan. Para pemakai mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa laporan keuangn bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama kepentingan manajemen. Konsekuensi. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai. Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan. Mereka menginginkan adanya pengungkapan (disclosure) yang memadai. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti tentang laporan keuangan. Kompleksitas. Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalah akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan. Keterbatasan Akses. Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai keterbatasan akses terhadap data akuntansi. Sebagian kecil pemakai mempunyai akses langsung terhadap catatan akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk memanipulasi catatan akuntansi dan laporan keuangan untuk kepentingan mereka. Oleh karena itu, para pemakai lainnya akan mengandalkan audit yang dilakukan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan cukup berkualitas dan bebas dari manipulasi. Tujuan Audit Dalam PSA No. 02 seksi 110 tujuan umum pengauditan atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Elder et al., 2011:104). Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild (2009:114; dalam Reginea, 2011) tujuan utama audit laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi kesalahan dan penyimpangan yang jika tidak terdeteksi akan memberikan dampak material

5 pada kewajaran penyajian dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Kell dan Boynton audit dapat diklasifikasikan berdasar tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini audit terbagi dalam tiga kategori, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, audit operasional (Halim, 2008:5). Audit Laporan Keuangan. Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporang keuangan yang telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Audit Kepatuhan. Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Audit Operasional. Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Efisiensi adalah perbandingan antara masukan dengan keluaran, sedangkan efektivitas adalah perbandingan antara keluaran dengan target yang sudah ditetapkan. Standar Auditing Standar audit merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti (Elder et al., 2011:41). Dalam PSA No. 01 seksi 150 menetapkan standar-standar audit untuk profesi yaitu Standar Auditing Berlaku Umum. Standar auditing terdiri atas tiga bagian, standar ini diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sebagai berikut (IAPI, 2011): (1) Standar umum, bagian yang mengatur tentang mutu professional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor; (2) Standar pekerjaan lapangan, bagian yang mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan audit dilapangan; (3) Standar pelaporan, bagian yang mengatur tentang pertimbanganpertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan audit. Audit Delay Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Namun auditor memerlukan waktu yang cukup untuk dapat mengumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian didefinisikan sebagai audit delay (Halim, 2000; dalam Subekti dan Novi, 2004). Sedangkan menurut Rachmawati (2008) audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Dalam penelitian ini ada empat faktor yang diperkirakan mempengaruhi audit delay, yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini audit.

6 Ukuran Perusahaan. Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Dyer dan McHugh (1975; dalam Rachmawati, 2008) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundan audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan agen regulator. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Sedangkan penelitian menurut Ferry dan Jones (1979; dalam Reginea, 2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan (Masud Machfoedz, 1994; dalam Febrianty, 2011). Solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya (Hanafi dan Halim, 1996; dalam Ani Yulianti, 2011). Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Solvabilitas juga mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam rangka menghasilkan laba. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan menurut Supranoto (1990; dalam Ani Yulianti, 2011) menyebutkan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukkan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar. Dalam penelitian ini, rasio yang akan dipakai adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan total kewajiban dan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER, maka semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Perusahaan dengan kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitori oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat risiko dalam pengembalian modal mereka (Subramanyam dan Wild, 2009;37; dalam regina, 2011). Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur Solvabilitas diukur dengan total debt to total asset ratio (TDTA) yang membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang) dengan jumlah aktiva (total asset). Reputasi Auditor Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya

7 ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four (Hilmi dan Ali, 2008).Hasil penelitian Ashton, et al., Schwartz dan Soo (dalam Utami, 2006), menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga ditemukan Ahmad dan Kamarudin (2003) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya. DeAngelo (dalam Hilmi dan Ali, 2008), menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada umumnya, KAP yang besar (yang bekerjasama dengan KAP internasional) mempunyai intensif yang kuat untuk menyelesaikan tugas audit lebih cepat demi mempetahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat. KAP besar juga memiliki banyak pengalaman yang membuat mereka dapat melakukan tugas audit lebih cepat. KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit (Simbolon, 2009). Dalam penelitian ini, KAP di katagorikan menjadi The Big Four dan Non Big Four. Kategori KAP merupakan variabel dummy dimana KAP The Big Four diberi nilai 1 (satu) dan KAP Non Big Four diberi nilai 0 (nol). Kategori KAP the big four di Indonesia sebagai berikut: (1) KAP Deloitte Touche Thomatsu (DTT), bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio; (2) KAP Price Waterhouse Coopers (PwC), bekerjasama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan; (3) KAP Ernst & Young (E&Y), bekerjasama dengan KAP Purwantoro, Suherman dan Surja; (4) KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja. Opini Auditor Opini auditor merupakan simpulan dari proses audit yang dilakukan auditor independen atas laporan keuangan perusahaan klien mengenai kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum. Opini auditor atas laporan keuangan perusahaan menjadi tolak ukur para penggunanya dalam mengambil keputusan. Opini auditor merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh auditor independen atas kewajaran suatu laporan keuangan. Opini auditor digunakan oleh pengguna intern dan ekstern laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode tertentu sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002; dalam Ani Yulianti, 2011) sebagai berikut: (1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion); (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion report with Explanatory Language); (3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion); (4) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion); (5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). Pengembangan Hipotesis Pengaruh ukuran perusahaan terdahap audit delay.

8 Sejati (2007) hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay. Pertama, perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen yang berkala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawasan permodalan dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Kedua, bahwa semakin besar perusahaan maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit lebih lama. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Sehingga ukuran perusahaan dengan indikator total asset memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1 : Ukuran perusahan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Rachmawati (2008), Simbolon (2009), dan Reginea (2011) dalam penelitiannya membuktikan bahwa solvabilitas memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap audit delay, sedangkan penelitian Febrianty (2011) menunjukkan bahwa tingkat leverage/solvabilitas memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap audit delay, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat solvabilitas perusahaan maka audit delay semakin lama. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula resiko kerugiannya dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 2 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay. Pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay. Rachmawati (2008) dalam penelitiannya membuktikan bahwa reputasi auditor memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap audit delay, sedangkan penelitian Subekti dan Novi (2004) menunjukkan bahwa kualitas auditor memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap audit delay, yang berarti semakin besar kualitas auditor maka audit delay semakin singkat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada umumnya, KAP besar (yang bekerja sama dengan KAP internasional) mempunyai insentif yang kuat untuk menyelesaikan tugas audit lebih cepat demi mempertahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat. KAP besar juga memiliki lebih banyak pengalaman yang membuat mereka dapat melakukan tugas audit lebih cepat. KAP ini dapat menjalankan pengauditan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 3 : Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam penelitiannya membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh signifikan antara pemberian opini oleh auditor terhadap audit delay. Tidak sesuai logika yang mendasari hubungan antara opini auditor dengan audit delay, yaitu pada perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion akan menunjukkan

9 audit delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan suatu berita yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan. Alasan bahwa pada pemberian pendapat selain unqualified akan melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner yang lebih senior atau staf teknis dan membutuhkan perluasan lingkup audit, berdasarkan hasil penelitian ini tampaknya kurang bisa diterima karena hal-hal tersebut mungkin saja terjadi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 4 : Opini auditor berpengaruh negatih terhadap audit delay. Model Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Ukuran perusahaan (X1) Solvabilitas Reputasi auditor Opini auditor (X2) (X3) (X4) Audit delay (Y) Gambar 1 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi Auditor dan Opini Auditor terhadap Audit Delay METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen, meliputi ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, Dimana dari teknik pengambilan sampel yang digunakan tersebut diperoleh 14 sampel dari 16 perusahaan dengan kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut pada periode ; (2)Perusahaan menyerahkan laporan keuangan secara lengkap untuk periode Teknik Pengumpulan Data

10 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah cara untuk mempelajari, mengklasifikasi, dan menganalisis data melalui catatan-catatan serta dokumen-dokumen tertulis. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan real estate yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dalam situs Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan Menurut Ferry dan Jones (1979; dalam Reginea, 2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata rata total penjualan dan rata rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan sehingga semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka informasi tentang perusahaan tersebut semakin banyak diketahui oleh investor. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari jumlah total aset, baik aset lancar maupun aset tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran Perusahaan = log (total) b. Solvabilitas Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya dari harta perusahaan tersebut apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2004:303). Solvabilitas akan diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar (kreditur). DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Total kewajiban DER = x 100% Total ekuitas c. Reputasi auditor Reputasi auditor dikategorikan menjadi The Big Four dan Non Big Four. Kategori KAP merupakan variabel dummy dimana KAP The Big Four diberi nilai 1 (satu) dan KAP Non Big Four diberi nilai 0 (nol). d. Opini auditor Ada dua jenis pendapat akuntan publik yaitu qualified opinion dan unqualified opinion. Untuk jenis pendapat qualified opinion diberi kode dummy 1 (satu) dan pendapat unqualified opinion diberi kode dummy 0 (nol). Variabel Dependen Audit Delay Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah audit delay, yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga diterbitkannya laporan auditor independen.

11 Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS Untuk memperkirakan/meramalkan nilai variabel Y, akan lebih baik apabila ikut memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi Y (Supranto, 2009:239). Analisis regresi berganda merupakan alat analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = β₀ + β 1.UP + β 2.SOL + β 3.RA + β 4.OA + e dalam hal ini: Y = Lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) β₀ = Konstanta β 1 β 4 = Koefisien regresi UP = Ukuran perusahaan SOL = Solvabilitas RA = Reputasi auditor OP = Opini auditor e = Error/kesalahan Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, normalitas dapat dideteksi dengan alat analisis grafik berupa P-P plot of regression standard dengan cara mengamati penyebaran data (titik-titik) terhadap garis diagonal dan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada nilai residual hasil regresi dengan kriteria jika probabilitas > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika probabilitas < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Uji Multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan Tolerance and Variance Inflation Factor atau VIF dalam penelitian ini. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya. Uji Heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi -Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi. Pengujian dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin-Watson berada antara batas -2 hingga 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji α = 5% (Simbolon, 2009).

12 Kesimpulan diterima atau ditolaknya H0 dan H1 sebagai pembuktian adalah sebagai berikut: (1) Jika probabilitas lebih kecil daripada α maka H0 ditolak dan H1 diterima yang memiliki arti bahwa variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen; (2) Jika probabilitas lebih besar daripada α maka H1 ditolak dan H0 diterima yang memiliki arti bahwa variabel independen memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi menunjukkan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel indepenen dan ditunjukkan dengan nilai adjusted R2. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1, artinya semakin mendekati 0 maka semakin kecil pula kemampuan seluruh variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependennya. Sebaliknya semakin mendekati 1 maka semakin besar pula kemampuan seluruh variabel dalam model untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel independennya (Sejati, 2007). ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berusaha menggambarkan atau menjelaskan berbagai karakteristik data, seperti rata-rata (mean), standar deviasi dan sebagainya. Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu audit delay, ukuran perusahaan (total aset), solvabilitas (DER), reputasi auditor dan opini auditor. Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian Std. N Minimum Maximum Mean Deviation AD UP SOL RA OA Valid N (listwise) 42 Sumber: Hasil output SPSS Tabel 1 menunjukkan bahwa mean dari audit delay adalah 80,15. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tersebut telah berusaha mematuhi peraturan dari BAPEPAM yaitu kewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambatlambatnya 90 hari setelah tanggal tutup buku perusahaan dengan rata-rata audit delay sekitar 80 hari. Hal ini juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang baik bagi perusahaan. Total asset (dalam jutaan rupiah) perusahaan selama periode memiliki nilai mean sebesar 28,2390. DER (dalam %) selama periode memiliki nilai mean sebesar 1,7240. Reputasi auditor selama periode memiliki nilai mean sebesar 0,50. Opini auditor selama periode memiliki nilai mean sebesar 0,86. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot pada gambar 2 memperlihatkan bahwa data (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti model regresi, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

13 Gambar 2 Uji Normalitas Sumber: Hasil output SPSS b. Uji Multikolinieritas Pada tabel 2 nilai tolerance semua variabel independen tersebut lebih besar dari 0,1, demikian juga perhitungan nilai Variance Inflation Factor atau VIF semuanya kurang dari 10, ini berarti model regresi tidak terjadi adanya multikolinieritas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji multikolinieritas terpenuhi. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF UP 0,967 1,034 SOL 0,940 1,064 RA 0,922 1,084 OA 0,971 1,030 Sumber: Hasil output SPSS c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot pada gambar 3 menunjukkan bahwa tidak ada suatu pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, ini berarti model regresi tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji heteroskedastisitas terpenuhi. Gambar 3 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil output SPSS

14 d. Uji Autokorelasi Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson (DW-test) sebesar 1,761. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan bahwa nilai Durbin-Watson (DWtest) berada diantara -2 dan 2, yaitu -2 < 1,761 < 2 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak adanya autokorelasi. Sehingga dapat dikatakan uji autokorelasi terpenuhi. Tabel 5 Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 1,761 Sumber: Hasil output SPSS Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi linier berganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi pengaruh dari ukuran perusahaan (total aset), solvabilitas (DER), reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay. Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Koefisien Variabel Regresi Standar Error t Sig. t Konstanta 76,904 53,066 1,449 0,156 UP 0,505 1,867 0,270 0,788 SOL 2,386 0,645 3,698 0,001 RA -6,512 5,740-1,135 0,264 OA -13,858 7,995-1,733 0,091 R = 0,599 F = 5,172 R Square (R²) = 0,359 Sig. F = Variabel Dependen (Y) : Audit Delay Sumber: Hasil outpot SPSS Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai tidak signifikansi > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Solvabilitas memiliki nilai signifikansi < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Reputasi auditor memiliki nilai signifikansi > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Opini auditor memiliki nilai signifikansi > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sehingga dengan demikian hipotesis 2 diterima, sedangkan hipotesis 1, hipotesis 3 dan hipotesis 4 ditolak. Nilai koefisien determinasi atau R square (R2) sebesar 0,359 yang berarti bahwa seluruh variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode mempengaruhi variabel terikat (audit delay) adalah sebesar 35,9%, sedangkan sisanya sebesar 64,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,599 yang menunjukan bahwa hubungan atau korelasi antara audit delay dengan variabel bebasnya yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor, dan opini auditor pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode adalah kuat, karena nilainya berada di atas 0,5. Variabel ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal ini dapat

15 diketahui dari hasil uji F yang menunjukkan nilai 5,172 dengan signifikansi 0,002. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Simbolon (2009). Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Simbolon (2009) dan I Md Ngr Sudewa Mantik, Edy Sujana (2013). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh febrianty (2011) dan Rachmawati (2008) menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hal ini bertolak belakang dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya bahwa semakin besar perusahaan maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit akan lebih singkat. Adanya hasil penelitian yang bertolak belakang ini diperkirakan karena perusahaan yang lebih besar mempunyai pengendalian internal yang lebih kuat yang akan mengurangi kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin terjadi dan memampukan auditor untuk mengendalikan pengendalian yang lebih luas dan untuk melakukan pekerjaan intern. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sehingga dengan demikian hipotesis 2 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh febrianty (2011) dan I Md Ngr Sudewa Mantik, Edy Sujana (2013). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2009) dan Rachmawati (2008) menunjukkan hasil yang sebaliknya. Solvabilitas memiliki pengaruh terhadap audit delay dikarenakan semakin tinggi tingkat solvabilitas yang dimiliki perusahaan maka audit delay akan semakin lama. Sehingga perusahaan dengan kewajiban yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kewajiban yang besar diawasi dan dimonitori oleh kreditor sehingga akan memberika tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat risiko dalam pengembalian modal mereka. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay sehingga dengan demikian hipotesis 3 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Simbolon (2009), febrianty (2011) dan I Md Ngr Sudewa Mantik, Edy Sujana (2013). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) menyatakan hasil yang sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis mengenai audit delay dalam perusahaan yang dijadikan sampel, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang di audit oleh KAP Non Big Four mengalami audit delay yang lebih singkat daripada perusahaan-perusahaan yang di audit oleh KAP The Big Four. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas auditor (ukuran KAP) tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini bertolak belakang dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa audit delay akan semakin singkat jika perusahaan diaudit oleh KAP Non Big Four. Adanya hasil penelitian yang bertolak belakang ini diperkirakan terjadi karena KAP The Big Four mengalami overload permintaan audit dari banyak klien, sehingga audit delay menjadi lama. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay sehingga dengan demikian hipotesis 4 ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Wiwik Utami (2006). Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan antara pemberian opini oleh auditor terhadap audit delay. Opini audit merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan pengujian yang telah dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya bahwa opini auditor atas laporan keuangan perusahaan menjadi tolak ukur para penggunanya dalam mengambil keputusan.

16 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini dapat di kemukakan sebagai berikut: (1) Ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay; (2) Solvabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay; (3) Reputasi auditor secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay; (4) Opini auditor secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay; (5) Ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan food and beverages sehingga hasilnya tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk perusahaan lain di Bursa Efek Indonesia. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel saja dalam menguji audit delay. Ketiga, jangka waktu pengamatan dalam penelitian ini hanya tiga tahun yaitu periode sehingga kurang dapat dijadikan dasar prediksi lama audit delay perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, lebih menambahkan variabel, tahun dan perusahaannya agar hasilnya dapat di jadikan acuan untuk perusahaan lain. DAFTAR PUSTAKA Boynton, W.C., R. N Johnson, dan W. G Kell Modern Auditing. Edisi Terjemahan Ketujuh. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Bursa Efek Indonesia Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverages Diakses tanggal 1 Desember Carslaw, C.A.P.N dan Steven E. Kaplan An Examination of Audit Delay: Evidence from New Zeland. Acc and Bussiness Research, Vol. 22. Chambers, A. E., dan Stephen H. Penman Timeliness of Reporting and The Stock Price Reaction to Earnings Announcements. Journal of Accounting Research, Vol. 22, No.1 (Spring): Elder. R. J., dan Beasley, M. S., dan Areans. A. A., dan Jusuf. A. A Jasa Audit dan Assurance, Salemba Empat. Jakarta. Febrianty Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan Yang Terdaftar di BEI Periode Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (September) Vol. 1, No.3. Halim, A Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Geafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta. Institut Akuntansi Publik Indonesia Standar Profesional Akuntansi Publik. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi Auditing. Buku Dua. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta. Mantik, I made Ngurah Sudewa; Sujana, Edy Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Food and Beverages Tercatat di BEI Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi, Vol. 1, No.1. Rachmawati, S Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal akuntansi dan keuangan, Vol.10, No. 1, Mei: 1-10.

17 Sejati, A. W Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang. Semarang. Simbolon, K. P Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan. Subekti, I., dan Widiyanti, N. W Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia, (SNA) VII, 2-3 Desamber. Sunarto Auditing. Panduan. Yogyakarta. Utami, Wiwik Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Buletin Penelitian No. 09, hal Wisnugroho, W. C Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Yulianti, A Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat. Salah satu dampak pesatnya perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia adalah peningkatan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta 7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rio Ferdianto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam menentukan sampel dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berkembang dengan pesat. Salah satu faktor perkembangannya adalah tingginya permintaan audit terhadap laporan keuangan.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di 25 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Data yang digunakan dalam penelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan waktu pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap pengaruh variabel independen yaitu reputasi auditor, disclosure,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi batas geografis bukan lagi hambatan dalam berbisnis, persaingan bisnis semakin ketat karena kompetitor bukan hanya perusahaan dalam negeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia, mengakibatkan perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang - orang mulai melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit Report Lag Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit delay, membutuhkan kajian teori-teori sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskripsif Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data informasi keuangan berupa laporan audit dan laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat semakin banyak perusahaan yang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneitian Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. guna untuk menggambarkan kondisi saat ini pada suatu perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN. guna untuk menggambarkan kondisi saat ini pada suatu perusahaan. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah realibel, relevan, dan tepat waktu agar berguna dalam pembuatan keputusan bisnis. Salah satu indikator

Lebih terperinci

Daftar Sampel Perusahaan Telekomunikasi. No. KODE Nama Perusahaan. 1 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 3 FREN Mobile-8 Telecom Tbk

Daftar Sampel Perusahaan Telekomunikasi. No. KODE Nama Perusahaan. 1 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 3 FREN Mobile-8 Telecom Tbk DAFTAR PUSTAKA Ashton, R. H., Wilinghan, J. J, dan Elliot, R. K. 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of Accounting Research. Vol 25. No 2. (Autumn), pp 275-292. Boynton, W.C., R. N Johnson,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan selama satu periode. Laporan ini mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan dari laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 3.1.2 Sampel Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berada di situs web www.idx.com. BEI dipilih sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalahn perusahaan-perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2013-2014. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian kuantitatif) dengan penekanan pada pengujian teori melalui variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan publik harus memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdiri dari sub sektor makanan dan minuman, sub sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara seiring dengan perkembangan perusahaan go public, salah satunya dari sektor manufaktur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengambilan Sampel dan Data Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Perusahaan No. Kriteria Sampel Tahun Tahun Tahun Total 2013 2014 2015 1. Perusahaan publik manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan tersendiri terhadap pembangunan di bidang ekonomi, dimana pasar modal menjadi penghubung antara pemodal dengan perusahaan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, pasar modal memiliki peranan tersendiri dalam pembangunan ekonomi, yakni mempertemukan pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA Dian Pramesti 1*, Anita Wijayanti 2, Siti Nurlaela

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur dan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam era perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan pesat, sehingga perlu melakukan peningkatan strategi investasi di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Dyna Nuzul Cahyanti Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dyna Nuzul Cahyanti Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Pada Perusahaan LQ 45 Sub-Sektor Bank serta Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya keperluan akan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut haruslah memberikan manfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara atau taktik sebagai langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Putra & Sukirman (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis mengenai opini auditor, laba atau rugi tahun berjalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan public di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yaitu menganalisis besarnya pengaruh kinerja keuangan suatu perusahaan terhadap pelaporan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi baru akan bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologis yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan yaitu 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyisihan Penghapusan aktiva produktif yang untuk selanjutnya disebut PPAP adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia (KLSE) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian untuk memperoleh data seluruh laporan keuangan dari populasi penelitian ini, dilakukan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2015. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website  Data diperoleh 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website www.idx.co.id. Data diperoleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY Kiki Prasilya Putri kiprasilia@gmail.com Nur Fadjrih Asyik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor. perusahaan akan mendapatkan ketidakpastian akan hasil auditnya. Jika perusahaan mengalami lag cukup lama pada periode sebelumnya maka auditor akan mendapatkan audit fee yang lebih kecil karena auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta, terhitung sejak bulan Desember 2014. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang BAB III METODE PENELITIAN A. OBJEK/SUBJEK PENELITIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian empiris. Proses memverifikasi teori lewat pengujian hipotesis secara empiris berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha di Indonesia menyebabkan perusahaanperusahaan besar membutuhkan sumber pendanaan dari luar. Salah satu sumber tersebut adalah penerbitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur di bidang industri dasar dan kimia yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci