BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
|
|
- Hadi Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal hadir sejak jaman kolonial belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Sejak diaktifkannya kembali pasar modal oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1977, pasar modal mengalami banyak perkembangan dan perubahan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Salah satunya pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) sehingga mengalami perubahan nama menjadi Bursa Efek Indonesia ( Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI- KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI tahun 2010). Sektor Pertambangan merupakan salah satu sektor yang terdapat pada indeks sektoral BEI. Indeks sektoral BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification) (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI tahun 2010). Dari keseluruhan sektor terdapat 478 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX Fact Book tahun 2013). Untuk jumlah perusahaan di setiap sektornya dapat dilihat pada tabel
2 Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2013 No Sektor Jumlah Perusahaan 1. Pertanian Pertambangan (Subsektor: Pertambangan Batu Bara (Subsektor: Minyak Mentah dan Gas Bumi (Subsektor: Pertambangan Logam dan Mineral (Subsektor: Pertambangan Tanah/Batu 3. Manufaktur Properti, Real Estate, dan Konstruksi Infrstuktur, Utility, dan Transportasi Keuangan Perdagangan, Pelayanan, dan Investasi 107 Sumber: IDX Fact Book 2013 ( Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut UU Minerba No.4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan luar biasa di sektor pertambangan batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan meningkatnya produksi dan ekspor batu bara sebesar lima kali lipat antara tahun 2000 dan 2012 ( Sektor pertambangan yang didukung oleh kekayaan sumber daya alam di Indonesia menjadikan perusahaanperusahaan yang bergerak di sektor ini dapat menjalankan seluruh kegiatannya dengan baik. Namun berdasarkan hasil survei BPS yang ditulis oleh Bank 21) 7) 7) 2) 37 2
3 Indonesia dalam laporan perekonomian Indonesia tahun 2013, pertumbuhan sektor pertambangan berada dalam tren melambat sejak tahun 2009 hingga Tren melambat dalam pertumbuhan PDB menunjukkan melambatnya pertumbuhan produksi sektor pertambangan yang membuat investor memerlukan kepastian akan keberlangsungan hidup perusahaan yang berada pada sektor ini. Tabel 1.2 Pertumbuhan PDB Sisi Sektoral (Persen, Year On Year) Sektor Ekonomi Pertanian 4,0 3,0 3,4 4,2 3,5 Pertambangan 4,5 3,9 1,6 1,6 1,3 Industri Pengolahan 2,2 4,7 6,1 5,7 5,6 Listrik, Gas dan Air 14,3 5,3 4,7 6,3 5,6 Bangunan 7,1 7,0 6,1 7,4 6,6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,3 8,7 9,2 8,2 5,9 Pengangkutan dan Komunikasi 15,8 13,4 10,7 10,0 10,2 Keuangan, Persewaan dan Jasa 5,2 5,7 6,8 7,2 7,6 Jasa-jasa 6,4 6,0 6,8 5,3 5,5 Produk Domestik Bruto 4,6 6,2 6,5 6,3 5,8 Sumber : Hasil Survei BPS dalam Laporan Perekonomian Indonesia, Bank Indonesia 2013 ( Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator penting untuk mengukur perekonomian. PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi ( Pada sektor pertambangan pertumbuhan PDB di tahun 2009 naik 4,5 persen dari tahun sebelumnya, selanjutnya mulai tahun 2010 hingga tahun 2013 pertumbuhan PDB sektor ini terus melambat yaitu 3,9 persen di tahun 2010, 1,6 persen ditahun 2011, 1,6 persen di tahun 2013 dan 1,3 persen ditahun Sedangkan untuk sektor 3
4 lain persentase pertumbuhan PDB mengalami fluktuasi kecuali pada sektor keuangan, persewaan dan jasa yang mengalami peningkatan sejak tahun 2009 hingga Latar Belakang Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memungkinkan investor dan yang lainnya untuk membuat peramalan. Informasi mengenai suatu perusahaan tertentu harus disajikan dalam cara di mana pemakai laporan keuangan dapat membuat penilaian mereka sendiri mengenai masa depan perusahaan (Hendriksen, 2008:155). Oleh karena itu, data perusahaan akan lebih dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lain bila laporan keuangan mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan dan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor lewat opini (Sussanto, 2012). Pemegang saham maupun pengguna laporan keuangan lainnya membutuhkan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya (going concern) melalui opini auditor. Hal tersebut dikarenakan auditor independen memiliki akses untuk mengetahui operasi perusahaan dan rencana masa yang akan datang. Auditor independen juga memiliki akses yang lebih terhadap manajemen melalui proses audit. Selanjutnya auditor akan mempertimbangkan informasi penting didalam perusahaan guna disampaikan dalam penjelasan khususnya tentang kemungkinan kelangsungan hidup perusahaan (Setyowati, 2013). Menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.30 (SA seksi 341, 2011:341.1) auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Alichia (2013) mengungkapkan bahwa opini going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut dimungkinkan mengalami masalah untuk survive. 4
5 Fenomena di Indonesia menunjukkan kondisi perekonomian sejak dahulu tidak terlepas dari pengaruh siklus ekonomi global. Siklus tersebut mempengaruhi perekonomian domestik, bukan hanya jalur perdagangan tetapi juga jalur keuangan yang sangat terasa di masyarakat (Laporan Perekonomian Indonesia, Bank Indonesia 2013). Sebagai akibatnya, Indonesia telah mengalami beberapa kondisi keterpurukan yang menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat mempertahankan kegiatan usahanya dan memilih untuk gulung tikar (Drajati, 2011). Pada tahun 1997, krisis keuangan yang terjadi membawa dampak bagi sebagian besar perekonomian di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia. Keadaan ini memporak-porandakan perekonomian global, mempengaruhi mata uang, bursa saham, dan harga asset lainnya di beberapa negara Asia. Rangkaian krisis moneter di tahun 1997 berlanjut dengan terjadinya krisis global pada tahun Sejak saat itu, dampak yang signifikan terhadap perkembangan bisnis di Indonesia masih terasa. Hal ini mengakibatkan makin meningkatnya opini Unqualified Going concern dan Disclaimer untuk penugasan (Arma, 2008). Runtuhnya instansi-instansi besar seringkali ikut menguakan kasus-kasus manipulasi akuntansi didalamnya. Salah satu kasus yang menghebohkan publik adalah mengenai skandal kebangkrutan Lehman Brothers yang merupakan lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi di Amerika Serikat. Kasus ini memicu terjadinya krisis finansial global yang juga berdampak kepada negara Indonesia. Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perbankan AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang melanda pada tahun 2007 dan Kejahatan window dressing kembali menjadi bahan perdebatan setelah keluarnya laporan audit investigasi penyebab bangkrutnya Lehman Brothers tanggal 11 Maret Audit dilakukan oleh Anton R. Valukas, yang ditunjuk oleh pengadilan Southern District (Manhattan) (Priyanto B. Nugroho, Praktik yang disebut 5
6 window dressing bahkan sudah diakui sendiri oleh salah satu pejabat eksekutif Lehman Brothers dalam percakapan melalui internal. Kekhawatiran terhadap praktik akuntansi tidak sehat menyangkut transaksi repo Lehman Brothers sebenarnya sudah disampaikan oleh salah satu senior vice president Lehman Brothers, Matthew Lee, sekitar bulan Mei atau Juni Hal itu disampaikan baik kepada pejabat senior di bank maupun kepada auditor Ernst & Young (E&Y), namun tidak memperoleh tanggapan. Para pejabat tinggi Lehman Brothers juga disebut melakukan actionable balance sheet manipulation. Valukas menyebut E&Y yang merupakan the biggest five public accountant, auditor Lehman Brothers waktu itu tidak memenuhi standar professional sebagai auditor dan melakukan malpraktek (halaman 990/91). Opini audit E&Y terakhir menyatakan semuanya masih ok atau fairly presented in accordance with general accepted accounting principles (GAAP) (Pratiwi, 2013). Selain dalam kasus Lehman Brothers terdapat banyak perusahaan lain yang melakukan tindakan manipulasi. Januarti (2008) menyatakan bahwa banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan. Prediksi bahwa suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan dimasa mendatang juga merupakan pertimbangan dalam mengeluarkan opini audit going concern. Indikasi kebangkrutan suatu perusahaan yang mengalami financial distress, yaitu suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk mengambil suatu langkah perbaikan (Ningtias, 2011). Financial distress merupakan tahapan penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kebangkrutan juga sering disebut 6
7 likuidasi perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan diartikan sebagai kegagalan keuangan (financial failure) dan kegagalan ekonomi (economic faiure) (Indrianty dan Cahyaningsih, 2012). Terdapat tiga jenis model dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan, yaitu Zmijewski model, Springate model, dan Altman model. Menurut Haron (2009) analisis diskriminan Altman mampu memprediksi kesulitan keuangan dengan tingkat akurasi yang paling tinggi yaitu 95%. Sehingga berdasarkan hal tersebut peneliti memilih Altman model sebagai model dalam memprediksi kondisi keuangan. Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan pengaruh financial distress terhadap pemberian opini going concern. Ramadhany (2004) menyatakan bahwa variabel kondisi keuangan yang juga diproksikan dengan Altman ZScore memiliki arah negatif terhadap opini audit going concern pada perusahaan, hal ini didukung dengan hasil penelitian Susanto (2009) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang buruk (financial distress) membuat auditor cenderung memberikan opini audit going concern. Penelitian berikutnya mengenai financial distress memperoleh hasil yang berbeda, Januarti (2009) menemukan bahwa financial distress tidak dapat digunakan untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern. Strategi emisi saham merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan manajemen untuk mengatasi kesulitan keuangan karena tambahan modal diharapkan dapat mengakibatkan aliran kas masuk yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan kewajiban perusahaan (Setyowati, 2013). Sudarsaman dan lai (2001) dalam setyowati (2013) memberi bukti empiris bahwa bagi perusahaan yang mengalami financial distress dapat melakukan berbagai strategi yang dapat meningkatkan kinerjanya melalui strategi jangka pendek (operational turnaround approach) dan strategi jangka panjang (strategic turnaround approach). Rencana dan tindakan stratejik yang dapat dilakukan manajemen meliputi, rencana dan tindakan untuk emisi saham, menambah hutang baru atau melakukan restrukturisasi hutang, menjual asset tidak produktif dan mengurangi biaya (PSA 30, 2001). 7
8 Mutchler (1997) mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang memiliki strategi emisi saham sebagai salah satu berita baik atau good news yang dipertimbangkan auditor dalam keputusan opini going concern. Penelitian yang dilakukan Setyowati (2013) pun menunjukkan hasil yang sependapat yaitu strategi emisi saham baru merupakan faktor mitigasi dalam penerimaan opini going concern, hal ini memberikan bukti bahwa perusahaan yang sedang mengalami financial distress dapat mengatasi kesulitan keuangannya dengan melakukan strategi tersebut guna menghindari diterimanya opini going concern. Berlawanan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Soraya (2012) memberikan bukti empiris bahwa strategi emisi saham tidak mempengaruhi kemungkinan penerimaan opini going concern. Mutchler (1985) melakukan pengujian terhadap keputusan opini audit going concern dengan variabel ukuran perusahaan. Hasilnya menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Mutchler et. Al (1997) dan Warnida (2011) memberikan bukti empiris bahwa ada hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan opini audit going concern. Artinya bahwa semakin besar ukuran perusahaan meminimalisir kemungkinan diberikannya modifikasi pendapat (going concern) oleh akuntan publik. Berbeda dengan hasil penelitian tersebut, Junaidi dan Hartono (2010) dan Dewayanto (2011) membuktikan bahwa tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan dan pemberian opini going concern oleh kantor akuntan publik. Profitabilitas merupakan salah satu variabel yang sering digunakan dalam penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi going concern. Penelitian ini menggunakan return on assets sebagai proksi dari profitabilitas. Hal ini dikarenakan analisa menggunakan return on assets bersifat menyeluruh atau komprehensif. Return on assets dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002; dalam Arma, 2013). Menurut Sussanto (2012) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan 8
9 yang diproksikan dengan return on assets, maka perusahaan tidak akan memperoleh opini audit going concern. Hal ini dibuktikan dalam analisis Drajati (2011) bahwa rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Sedangkan Januarti dan Fitrianasari (2008) tidak menemukan bukti adanya hubungan profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets terhadap pemberian opini audit modifikasi going concern. Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan dalam hal tambahan dana guna membiayai operasional usahanya (Drajati, 2011). Berdasarkan paparan latar belakang diatas mengenai besarnya pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee, maka peneliti termotivasi untuk meneliti pengaruh faktor-faktor tertentu baik keuangan, non keuangan maupun strategi manajemen yang berkaitan dengan pemberian opini going concern oleh Kantor Akuntan Publik. Selain itu dapat dilihat bahwa keempat variabel baik financial distress, strategi emisi saham, ukuran perusahaan maupun profitabilitas masih menunjukkan adanya hasil yang kontradiktif. Dalam penelitian ini penulis memilih objek penelitian yaitu perusahaan yang terdapat dalam sektor pertambangan pada Bursa Efek Indonesia, hal ini dikarenakan pertumbuhan sektor pertambangan berada dalam tren melambat sejak tahun 2009 hingga 2013 yang dapat dilihat pada tabel 1.2. Melambatnya pertumbuhan sektor pertambangan disebabkan terjadinya penurunan produksi minyak akibat terbatasnya produksi sumber minyak baru. Selain itu, melemahnya permintaan ekspor pertambangan nonmigas yang diakibatkan oleh penurunan akan permintaan ekspor dan harga komoditas. Peneliti memilih periode penelitian 2009 hingga 2013 karena peneliti melihat selama periode tersebut terdapat 9
10 beberapa perusahaan yang menderita kerugian lebih dari dua tahun berturut-turut sehingga meningkatkan pemberian opini going concern dan juga telah dikeluarkannya UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang berisi pelarangan terhadap perusahaan tambang untuk mengekspor mineral mentah, Dengan penerapan UU tersebut, sekitar 95% perusahaan tambang kemungkinan akan mengurangi produksi, bahkan hingga gulung tikar ( Oleh karena itu, penulis mengambil judul Analisis Pengaruh financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern (Studi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, profitabilitas dan penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 2. Bagaimana pengaruh secara simultan financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 3. Bagaimana pengaruh secara parsial financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode , yaitu: a. Bagaimana pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 10
11 b. Bagaimana pengaruh strategi emisi saham terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? c. Bagaimana pengaruh size perusahaan terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? d. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? 1.4 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan identifikasi masalah dan penjelasan diatas penulis mengemukakan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, profitabilitas dan penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Untuk menganalisis pengaruh secara simultan financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Untuk menganalisis pengaruh secara parsial financial distress, strategi emisi saham, size perusahaan, dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode a. Untuk menganalisis pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode b. Untuk menganalisis pengaruh strategi emisi saham terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
12 c. Untuk menganalisis pengaruh size perusahaan terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode d. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap penerimaan opini audit modifikasi going concern pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain: Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan terkait auditing khususnya mengenai going concern serta sebagai bahan kajian dalam penelitian di masa yang akan datang. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk belajar serta referensi dan bahan acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan permasalahan going concern Aspek Praktis Kegunaan praktis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Auditor dan Kantor Akuntan Publik Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam melakukan audit dan pertimbangan dalam hal pemberian opini audit going concern mengacu kepada aspek keuangan, non keuangan maupun strategi manajemen. 2. Bagi Investor Sebagai bahan untuk mengetahui kondisi keuangan dari beberapa perusahaan publik sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta 12
13 membantu dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi dengan melihat kelangsungan usaha yang dimiliki perusahaan. 3. Bagi Perusahaan Khususnya bagi perusaan pada sektor pertambangan dapat membuat rencana serta kebijakan untuk memperbaiki kondisi usaha serta menghindari kebangkrutan. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang menyangkut fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumentasi teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian ini secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan secara umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengungkapkan dengan jelas, ringkas, dan padat mengenai landasan teori auditing, opini audit modifikasi going concern dan variabel penelitian yaitu financial distress, strategi emisi saham, sizeperusahaan dan profitabilitas. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan secara rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi variabel dependen dan variabel independen, definisi 13
14 operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel), serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan keadaan responden yang diteliti, deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi, analisis model dan hipotesis, dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen (financial distress, strategi emisi saham, sizeperusahaan dan profitabilitas) terhadap variabel dependen (opini audit modifikasi going concern). BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan hasil penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran secara kongkrit yang diberikan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap opini audit modifikasi going concern dalam aspek praktis dan tujuan pengembangan ilmu. 14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, menyalurkannya kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan Go Public adalah emiten/perusahaan yang menerbitkan efek/surat berharga untuk pertama kalinya dan melakukan penawaran kepada masyarakat umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu. perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi pada akhir-akhir ini merupakan sebagian rangkaian dari krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian disusul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Undang - Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kasus mengenai manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini
BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 lalu telah memberikan dampak buruk bagi perekonomian dunia. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat ini membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Investor menanamkan modalnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan apabila tidak mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, tidak hanya untuk daya hidup satu periode saja namun juga untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis didirikan dengan tujuan agar usahanya terus-menerus berkembang, tidak hanya untuk daya hidup satu periode saja namun juga untuk waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompetitif serta semakin kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai masa depan dan risiko suatu perusahaan. Statement of Financial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat menjadi indikator apakah negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebangkrutan dan kelangsungan hidup perusahaan merupakan dua sisi yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir tercatat beberapa perusahaan berskala global maupun nasional mengalami kepailitan. Kondisi ini harus disikapi oleh akuntan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan lembaga yang menjadi regulator dan fasilitator dalam pengelolaan pasar modal di Indonesia. BEI yang merupakan penggabungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberlanjutan usaha suatu perusahaan merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberlanjutan usaha suatu perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam dunia bisnis. Hal ini merupakan sinyal baik bagi pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang
B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang menjanjikan dengan risiko yang rendah. Sebelum melakukan investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Going concern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern. yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya (Kartika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia mengalami keterpurukan akibat krisis ekonomi global yang berdampak terhadap perusahaan kecil maupun perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah media komunikasi yang digunakan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor. Tujuan laporan
Lebih terperinciJudul : Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Opini Audit Going Concern Nama : Nanang Bayudi NIM : ABSTRAK
Judul : Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Opini Audit Going Concern Nama : Nanang Bayudi NIM : 0915351027 ABSTRAK Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menentukan opini audit suatu perusahaan auditor juga harus memperhatikan likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan tersebut, karena likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul dengan krisis multidimensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika entitas mengalami kondisi
Lebih terperinciBAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berangkat dari kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang terjadi pada beberapa entitas bisnis, salah satunya adalah perusahaan energi besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Keragaman jenis industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat penelitian ini terfokus pada industri maufaktur. Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang menyebabkan semakin tinggi dan ketatnya persaingan antar perusahaan. Segala cara dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Masalah Ketepatwaktuan (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004)
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan beberapa perusahaan mengalami kebangkrutan karena tidak mampu mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan diaudit oleh auditor eksternal. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal di Indonesia yang merupakan bursa hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worlcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat memasuki tahun 2010, ekonomi dunia sedang mengalami dua kejadian penting, yaitu: pertama, krisis ekonomi kapitalisme global yang sangat mendalam dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak lama lagi, ASEAN Economic Community (AEC) akan segera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak lama lagi, ASEAN Economic Community (AEC) akan segera dilaksanakan. Indonesia akan ikut serta dalam integrasi ekonomi regional ASEAN untuk membentuk pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita sebut Going Concern. Mengingat tujuan utama suatu entitas dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis dalam menjalankan aktifitas usahanya tentu selalu berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, atau yang biasa kita sebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh karena itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah banyak terjadi kasus hukum yang melibatkan entitas bisnis, terutama dalam manipulasi akuntansi. Hal tersebut menyebabkan profesi akuntan publik menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak semata menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi bertujuan menjaga kelangsungan hidup (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak mampu mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan dananya pada sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai sektor perusahaan. Di sisi lain, kreditor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik. Agar informasi dalam laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pemerintahan. Pada dasarnya, pendapatan negara sangat dipengaruhi oleh perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada pertengahan tahun 1997
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 sampai sekarang, memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan dunia bisnis di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada perusahaan go public, laporan keuangan merupakan sebuah hasil evaluasi kinerja yang menjadi acuan untuk proses operasi tahun berikutnya. Sedangkan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, banyak persaingan dalam dunia usaha. Perusahaan yang tidak mampu bersaing, maka tidak akan dapat bertahan bahkan mudah tersingkir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan global pernah dialami oleh dunia setelah perang dunia pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang. Selanjutnya, krisis global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebangkrutan dan kelangsungan hidup perusahaan merupakan dua sisi yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti akan melaporkan dan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat (Lehman Brothers, Bear Stearns, Merrill Lynch, AIG, Freddie Mac &
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang
BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang melibatkan manipulasi atas data keuangan perusahaan besar. Pada tahun 2011 publik dibuat terkejut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan terhadap pemilik perusahaan dan entitas lainnya yang ikut menggunakan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor mau menanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mendominasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang beralamat di www.idx.co.id dengan jumlah 131 perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asumsi kelangsungan usaha atau disebut going concern. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis yang baik tidak hanya fokus untuk memperoleh keuntungan tetapi perlu mempertimbangkan kelangsungan hidup usahanya untuk masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Dalam Statement of Financial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir telah terjadi krisis finansial dan kasus hukum yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun terakhir telah terjadi krisis finansial dan kasus hukum yang melibatkan kerugian bagi Negara, masyarakat luas, dan perusahaan hingga bubarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya krisis moneter yang diikuti dengan krisis ekonomi dan politik pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perekonomian dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang andal sebagai bahan prediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
29 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Asumsi kelangsungan usaha atau going concern adalah salah satu asumsi yang harus digunakan oleh manajemen dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan dari suatu entitas bisnis saat ini bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja tetapi juga berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaporan keuangan (financial reporting) secara umum bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan suatu entitas bagi para investor dan kreditur untuk membuat keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang juga ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dalam menarik minat calon investor.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pernyataan Standar Audit No.30 Seksi 341 (SPAP, 2011) mendefinisikan audit going concern sebagai berikut: Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Dampak negatif dari krisis ekonomi dan politik tidak hanya dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penurunan nilai rupiah terhadap dollar yang sedang terjadi di Indonesia saat ini mengingatkan akan krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada pertengahan tahun 1997.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu dicerminkan melalui laporan keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan perusahaan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga keuangan menurun akibat ketidakpercayaan dari konsumen.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Amerika Serikat di tahun 2008 telah menjadi krisis keuangan global yang melanda perekonomian dunia. Bermula dari beberapa perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi (Anthony dan Govindarajan,2008: 175) 1. Namun pada kenyataan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan memperoleh laba. Laba menjadi tolak ukur yang penting atas efektivitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang berlangsungnya AEC (Asean Economic Community), terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menjelang berlangsungnya AEC (Asean Economic Community), terdapat banyak peluang dan tantangan yang dihadapi oleh keseluruhan perusahaan di Indonesia. Tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan suatu entitas unit usaha yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. opini unqualified terhadap bank-bank besar dan kecil tetapi dengan penurunan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1997-1998 mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terhadap kredibilitas akuntan publik. Laporan audit memberikan opini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang berakhir pada kebangkrutan, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan sebagai organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang
Lebih terperinci