BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ada. Selain itu, dengan strategi sistem proyek (software as a

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ada. Selain itu, dengan strategi sistem proyek (software as a"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya dunia dan bisnis dalam industri Teknologi Informasi dan Komunikasi, PT Sangkuriang Internasional saat ini memiliki tantangan yaitu bagaimana cara mengatasi perubahan lingkungan dan peta persaingan yang ada. Selain itu, dengan strategi sistem proyek (software as a service) yang digunakan saat ini banyak kesulitan yang dialami perusahaan, salah satu yang terberat adalah ketidakpastian pekerjaan, sehingga kurangnya monetisasi dari bisnis akan memburuk ketika kita memasuki masa paceklik. Inilah keadaan atau iklim komunikasi yang terjadi di PT Sangkuriang Internasional semua karyawan diharapkan dapat bekerja secara maksimal ditengah ketidakpastian pekerjaan, perusahaan akan terus berusaha mencari konsumen untuk menggunakan berbagai macam pelayanan jasa teknologi informasi dan komunikasi yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi ke-vacum-an dalam pekerjaan. Cukup sering perusahaan mengalami ke-vacum-an ketika tidak ada pesanan dari para pelanggan untuk jasa layanan yang ditawarkan, dikarenakan jasa yang ditawarkan biasanya bersifat jual lepas atau ketika sebuah aplikasi software layanan diciptakan sesuai dengan permintaan pelanggan, setelah aplikasi tersebut digunakan, biasanya perusahaan pelanggan melakukan pemeliharaan secara berkala oleh perusahaannya sendiri terhadap layanan jasa tersebut. 1

2 2 Ketika perusahaan mengalami ketidakpastiian dalam pekerjaan, perusahaan berusaha menjaga kepercayaan karyawan bahwa perusahaan akan tetap bertahan ditengah ketatnya persaingan dan perusahaan tidak akan mengalami kebangkrutan. Semua karyawan di harapakan sadar akan kebutuhan masyarakat terhadap jasa teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memudahkan mereka dalam berkomunikasi, keadaan inilah yang nantinya dapat memelihara suatu iklim komunikasi yang terjadi dalam organisasi atau di dalam PT SI itu sendiri, yang mana akan membuat seluruh lapisan karyawan dari bawah ke atas berjalan selaras dan pada akhirnya akan membuahkan sebuah prestasi yang membanggakan dari kinerja karyawan. Dalam upaya memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia, manajemen PT SI telah banyak membekali karyawannya dengan menyelenggarakan program-program pelatihan setiap tahunnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan meningkatkan kecerdasan emosional karyawan. Ini adalah bentuk dari sebuah iklim komunikasi yang baik yang sudah di bentuk sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Dengan meningkatnya kompetensi khususnya kompetensi komunikasi diharapkan karyawan dapat mengkomunikasikan ide-ide atau gagasannya kepada atasan, rekan sekerja maupun bawahannya dengan lebih baik, mampu memotivasi untuk bekerja lebih baik, mampu menjalankan peran dalam suatu posisi sejalan dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai sasaran perusahaan. Dengan meningkatnya kecerdasan emosional diharapkan karyawan mampu mengelola emosinya dengan lebih baik, menunjukkan perilaku kerja yang

3 3 baik terutama saat menghadapi situasi atau permasalahan yang sulit, mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, yang berdampak pada kinerja karyawan. Perusahaan setiap bulannya pun tidak lupa selalu melakukan konseling antara karyawan dengan divisi Human Resource and Development untuk menampung berbagai macam keluhan mengenai upah gaji, kebutuhan yang harus segera karyawan penuhi dan permasalahan yang dialami oleh setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kemudian perusahaan pun mengadakan Gathering dengan keluarga karyawan sebagai wujud pengakuan bahwa mereka merupakan keluarga besar dari PT SI juga. 1. Dalam kinerjanya, PT. SI terbagi dalam beberapa divisi di dalamnya, hal ini sangat memungkinkan untuk terjadinya kekeliruan dan terjadinya konflik sesama karyawan. Untuk mengatasi hal tersebut maka solusi terbaiknya adalah membentuk sebuah iklim komunikasi organisasi yang baik antar karyawan dengan karyawan, serta karyawan kepada atasan, dan atasan terhadap rekan sesama manajemen. Ini di lakukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahaan koordinasi antara bagian perdivisi dikantor. Bias dibayangkan bila terjadi kekeliruan di anatara divisi maka akan terjadi kesalahaan koordinasi maka pelayanaan akan menjadi sangat buruk, dan ini akan mengurangi kepercayaan konsumen terhadap kualitas jasa dari PT SI. Langkah yang telah diambil dalam mengantisipasi persaingan PT SI telah memperkuat posisi dan mengembangkan berbagai macam jasa layanan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi 1 Hasil wawancara dengan Bpk. Oka Sugandi, General Manager PT Sangkurianhg Internasional

4 4 PT SI terus menciptakan kemutahiran dalam keamanan, kecepatan dan efisiensi dalam jasa yang ditawarkannya. Berbagai inovasi dalam upaya peningkatan pelayanan kepada pelanggan tersebut diatas ditandai dengan diterimanya berbagai macam anugrah dan pengakuan dari Presiden RI Bambang Susilo Yudhoyono sebagai panitia penyelenggara Presidential Lecture pada tahun 2008 yang dihadiri oleh pendiri Microsoft Crp. Bill Gates. Disisi lain PT SI telah menyempurnakan proses bisnis yang berbasis pada kebutuhan, keinginan dan kepuasaan pelangan dengan kualitas IT standrt internasional, dengan dukungan sumber daya manusia yang professional karena selalu dibekali pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan yang dalam hal ini adalah bentuk dari sebuah iklim komunikasi yang terjadi selama ini. Hasil observasi penulis menyimpulkan tanggapan dari karyawan PT.Sangkuriang Internasional bervariasi, satu pihak mengatakan bahwa iklim komunikasi telah terjadi dengan baik karena koordinasi yang teratur, terarah, dan fokus pada tujuan dari PT Sangkuriang Internasional. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa iklim komunikasi yang terjadi selama ini masih sangat dirasakan kurang atau tidak baik karena kurangnya koordinasi yang baik sesama karyawan sehingga dapat menghambat kelancaran kerja dan hasil yang di capai kurang maksimal 2. Maka iklim komunikasi organisasi tersebut dapat di klasifikasikan berdasarkan faktor penunjangnya yang pertama adalah faktor kepercayaan, yang diindikasikan oleh kepercayaan atasan dalam memberikan penegasan kepada 2 Hasil observasi penulis terhadap beberapa karyawan PT Sangkuriang Internasional, pada tanggal 23 Desember 2012

5 5 bawahannya. Kedua pembuatan keputusan bersama, hal ini ditunjukkan melalui adanya koordinasi di setiap kantor cabang dan di setiap divisi di dalamnya. Ketiga kejujuran, faktor yang sudah lama menjadi sebuah fenomena, mudah di ucapkan akan tetapi sulit untuk di realisasikan. Padahal inilah faktor penting dalam berorganisasi. Keempat keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah, setiap atasan di harapkan mampu berkomunikasi secara terbuka terhadap bawahannya. Kelima mendengarkan dalam komunikasi ke atas, yaitu karyawan dituntut mampu untuk menerima saran dari siapa pun dan dalam bentuk apapun. Dan yang terakhir, Keenam perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Berdasarakan dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti iklim komunikasi organisasi PT. Sangkuriang Internasional. Agar dapat diketahui aspek-aspek apa saja yang perlu di tingkatkan agar dapat meningkatkan kinerja pegawai PT. Sangkuriang Internasional. Sehingga dalam pelaksanaan kerjanya nanti dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan sebagai perusahaan jasa terbaik. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan tema Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan PT Sangkuriang Internasional. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Sejauhmana hubungan antara Iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional?

6 6 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas serta rumusan masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Sejauhmana hubungan antara faktor kepercayaan dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 2. Sejauhmana hubungan antara faktor pembuatan keputusan bersama dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 3. Sejauhmana hubungan antara faktor kejujuran dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 4. Sejauhmana hubungan antara faktor keterbukaan dalam komunikasi kebawah dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 5. Sejauhmana hubungan antara faktor mendengarkan dalam komunikasi keatas dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 6. Sejauhmana hubungan antara faktor perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional, maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini memiliki tujuan:

7 7 1. Menganalisis hubungan antara faktor kepercayaan dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 2. Menganalisis hubungan antara faktor pembuatan keputusan bersama dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 3. Menganalisis hubungan antara faktor kejujuran dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 4. Menganalisis hubungan antara faktor keterbukaan dalam komunikasi kebawah dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 5. Menganalisis hubungan antara faktor mendengarkan dalam komunikasi keatas terhadap kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 6. Menganalisis hubungan antara faktor perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi dengan kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pada kajian ilmu komunikasi mengenai bagaimana iklim komunikasi organisasi antara atasan dan karyawan dalam meningkatkan kinerja karyawan terhadap perusahaan.

8 Kegunaan Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan, dan memberikan sumbangan pada organisasi dalam menjaga iklim komunikasi organisasi serta dapat mengukur kinerja karyawan. 1.6 Kerangka Pemikiran Kerangka Teoritis Teori Iklim Komunikasi Organisasi Penelitian ini didasarkan pada pendekatan pemikiran Kopelman, Brief, dan Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan bahwa organisasi yang melipui iklim komunikasi penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas sehingga mempengaruhi kinerja karyawan (Pace&Faules, 2006:148). Teori ini menganggap komunikasi sebagai penghubung yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai akibat dari berkomunikasi yang terjadi dalam organisasi. Katz dan Kahn menerangkan bahwa: Kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara atau tidak berbicara). komunikasi, pertukaran informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi. ( Katz dan Khan, 1966:224) Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan ke dalam konsep komunikasi. Faktor terpenting dalam perkembangan iklim komunikasi adalah interaksi.

9 9 Melalui interaksi antara anggota organisasi, iklim komunikasi organisasi terbentuk. Menurut Pace dan Faules : Melalui proses interaksi, para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan keterbukaan, penyuluhan, perhatian, dan ketersuterangan. Dengan demikian, pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara pengaruh komunikasi ini ditentukan dan diteguhkan melalui interaksi di antara para anggota organisasi. ( Pace dan Faules, 2010:154) Interaksi yang terjadi di dalam suatu organisasi bisa terjadi bila orangorang yang terlibat didalmnya melakukan proses komunikasi. Proses komunikasi diantara orang-orang yang berlangsung sekian lama akan membentuk iklim komunikasi dari organisasi tersebut. Iklim komunikasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap organisasi, pengaruh ini di definisikan disepakati, dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya (Pace dan Faules, 2010:149). Interaksi yang terjadi diharapkan dapat membentuk sikap positif dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Perusahaan seperti PT. Sangkuriang Internasional akan lebih bertahan apabila bagian-bagian di dalamnya saling berkomunikasi dengan baik. Bagian marketing, public relation atau para manajer sekalipun harus berintegrasi secara emosional, bukan hanya structural semata agar tujuan bersama menjaga branding dapat terwujud. Hubungan orang-orang di perusahaan ini akan membentuk komunikasi yang terpola.

10 10 Teori Iklim Komunikasi Organisasi menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasi perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi, misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Penerapan penelitian ini pada teori tersebut, berupa gambaran iklim komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja yang baik pada karyawan PT. Sangkuriang Internasional Bandung. Faktor terpenting dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi adalah interaksi. Melalui interaksi antara anggota-anggota organisasi, iklim komunikasi organisasi terbentuk (Pace dan Faules 1998 : 165). Menurut Pace dan Faules melalui proses interaksi, para anggota organisasi memelihara eksistensi kepercayaan, penyuluhan, perhatianm dan keterusterangan. Pengaruh komunikasi dapat bermacam-macam dan berubah menurut cara-cara pengaruh komunikasi ditentukan dan diteguhkan melalui interaksi dianatar para anggota organisasi. Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya Communication in organization (Effendy, 2007:114) mendefinisikan bahwa suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Kedua pengarang tersebut dalam bukunya membahas organisasi dengan pendekatan sistem. Penggunaan sistem untuk menghampiri pengertian organisasi itu dapat dinilai tepat sebab pengertian sistem adalah suatu totalitas himpunan bagian yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.

11 11 Sistem menunjukan bahwa bagian-bagian (subsistem-subsistem) yang di cakupnya berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dalam keteraturan yang pasti. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti. Interaksi yang terjadi didalam PT. Sangkuriang Internasional berlangsung kurang lebih selama limat tahun, setiap anggota organisasi melalukan proses komunikasi, dengan adanya proses komunikasi maka terbentuk sebuah iklim komunikasi dari organisasi tersebut. Sebagai sebuah organisasi PT. Sangkuriang Internasional pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, dengan adanya para anggota organisasi dengan seluruh sarana dan prasaran pendukung, maka PT. Sangkuriang Internasional harus memperhatikan kinerja karyawan Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka teoritis diatas, sesuai dengan teori sistem sosial yang dikemukakan oleh Katz and Khan, dalam bukunya Pace and Faules mengambil suatu perspektif yang konsisten dengan pandangan teori tersebut, bahwa komunikasi dianggap sebagia proses pengembangan yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai akibat dari berkomunikasi yang terjadi dalam organisasi ( Pace and Faules, 2010:66). Salah satu hasil dari berkomunikasi adalah terbentuknya sebuah iklim komunikasi organisasi, untuk

12 12 menguji kebenaran teori tersebut maka, dari teori tersebut dilakukan penurunan menjadi variabel sebab (X) dan variabel akibat Y sebagai variabel bebas. Suatu orgnanisasi jika ingin mencapai tujuannya maka diperlukan kerja sama antara manusia, kinerja karyawan yang sesuai dengan tugas dan struktur organisasi. Iklim komunikasi organisasi dipilih menjadi variabel sebab (X) dan kinerja karyawan sebagai variabel akibat (Y), karena kinerja karyawan merupakan hasil keluaran dari suatu proses, dalam hal ini merupakan hasil dari proses yang terjadi didalam suatu iklim komunikasi organisasi. Teori yang akan diuji dalam metode penelitian ini, berasal dari perspekti objektif yang memandang perilaku organisasi merupakan model sebab-akibat, oleh sebab itu untuk menguji kebeneran teori tersebut, maka dibagi menjadi dua variabel: variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian ini dua variable tersebut, sebagai berikut: 1). variabel X, yaitu iklim komunikasi PT Sangkuriang Internasional, yang terdiri dari enam sub variabel yaitu, factor kepercayaan, pembutan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan terhadap komunikasi kebawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi (Pace dan Faules, 2002:148). Iklim komunikasi organisasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan yang

13 13 terjadi dalam organisasi, iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002:149). Hillreiger dan Slocum mengatakan Iklim Komunikasi Organisasi adalah suatu set atribut organisasi, yang menyebabkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi terhadap anggota dan lingkungannya. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999: 69). Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. (Pace dan Faules, 2002:149) Iklim di pandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atau karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi. (Falcione dalam Pace dan Faules, 1998 : 149). Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang di ambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, (Guzley dalam Pace dan Faules, 1998:155) Ada enam dimensi yang menjadi faktor besar dalam mempengaruhi iklim komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002: ): 1. Kepercayaan Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan

14 14 dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan. (Arni, 2004:112) Haney (1973) menemukan bahwa makin tinggi kepercayaan cenderung motivasi kerja makin tinggi. (Arni, 2004:174) 2. Pembuatan keputusan bersama Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatanberkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya. (Arni,2004:111) 3. Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai

15 15 mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. 4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis(1987) komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.(arni,2004:108) Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orangorang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana. 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukanpertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada

16 16 penyempurnaan moral dan sikap karyawan (Arni,2004:117) ada pun hambatan dalam Komunikasi ke atas seperti Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya, Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka, Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas, Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. (Arni,2004:119) 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Pada intinya iklim komunikasi dibentuk melalui interaksi antara anggotaanggota organisasi. Interaksi dan proses-proses yang membentuk, menciptakan kembali, mengubah dan memelihara iklim adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian. 2). Variabel Y, adalah kinerja karyawan PT Sangkuriang Internasional. Pengertian dari kinerja menurut Soeryadi Prawirosentono adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang dalam satu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

17 17 upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hak dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja memiliki dua sub variabel, yaitu tugas fungsional dan tugas perilaku (Pace dan Faules, 2010: 134) : 1. Tugas fungsional Berkaitan dengan seberapa baik karyawan menyelesaikan seluk beluk pekerjaan, termasuk terutama penyelesaian aspek-aspek teknis pekerjaan tersebut. 2. Tugas perilaku Berkaitan dengan seberapa baik karyawan menangani kegiatan antar persona dengan anggota lain organisasi, termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu, bekerja dalam sebuah kelompok, dan bekerja secara mandiri Kerangka Operasional Variabel X Sub Variabel X1 Indikator Sub Variabel X2 Indikator : Iklim komunikasi organisasi PT. Pos Indonesia : Faktor kepercayaan - Intensistas penugasan kepada para karyawan : Faktor pembuatan keputusan bersama - Intensitas pelaksanaan konsultasi antara karyawan dan atasan Sub Variabel X3 : Faktor Kejujuran

18 18 Indikator - Kesesuaian antara ucapan dan tindakan melandasi hubungan baik Sub Variabel X4 : Faktor keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah indikator - Kemudahan mendapatkan informasi mengenai kebijakan dan tugas yang di berikan atasan - Kejelasan mengenai informasi yang di berikan atasan Sub Variabel X5 : Faktor mendengarkan dalam komunikasi ke atas Indikator - Atasan mendengarkan saran karyawan secara berkesinambungan - Respon atasan kepada karyawan atas saran yang diberikan Sub Variabel X6 Indikator : Faktor perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi - Kesuksesan program - Produktivitas tinggi - Kualitas tinggi - Kedisiplinan Variabel Y Sub Variabel Y1 Indikator Sub Variabel Y2 Indikator : Kinerja Karyawan : Tugas Fungsional - Terampil : Tugas Perilaku - Pengendali konflik - Efisien

19 19 - Team Work (kerjasama Tim) - Mandiri

20 Kerangka Penelitian BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN TEORI SISTEM SOSIAL Perumusan Masalah : Sejauhmana klim komunikasi dalam meningkatkan kinerja karyawan PT Sangkuriang Internasional Teori Iklim Komunikasi Organisasi Kopelman, Brief, dan Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan bahwa organisasi yang meliputi iklim komunikasi penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas sehingga mempengaruhi kinerja karyawan (Pace&Faules, 2006:148) (Variabel X) Iklim komunikasi organisasi PT. Sangkuriang Internasional (Variabel Y) Kinerja karyawan PT. Sangkuriang Internasional Sub Variabel X : X1. Kepercayaan Indikator : 1.Intensitas penugasan kepada para karyawan X2. Pembuatan keputusan bersama Indikator : 1.Intensitas pelaksanaan konsultasi antara karyawan dan atasan X3. Kejujuran Indikator : 1.Kesesuaian antara ucapan dan tindakan melandasi hubungan baik X4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah Indikator : 1.Kemudahan mendapatkan informasi mengenai kebijakan dan tugas 2.Kejelasan mengenai informasi yang diberikan atasan X5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Indikator : 1.Atasan mendengarkan saran karyawan secara berkesinambungan 2.Respon atasan kepada karyawan atas saranyang di berikan X6. Perhatian terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi Indikator : 1.Kesuksesan program 2.Produktivitas tinggi 3.Kualitas tinggi 4.Kedisiplinan Sub Variabel Y : Y1. Tugas Fungsional Indikator : 1.Terampil Y2. Tugas Perilaku Indikator : 1. Pengendali Konflik 2.Efisien 3.Team Work (kerjasama tim) 4.Mandiri Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian dan Modifikasi Penulis Sumber : Katz dan Kahn dalam Pace dan Faules, 2006 : 66 : ,Hasibuan, 2001 : 88

21 Hipotesis 1.7 Hipotesis Hipotesis adalah pertanyaan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih (Singarimbun, 1995:43). Berdasarkan uraian kerangka di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah iklim komunikasi organisasi PT Sangkuriang Internasioanl memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan PT Sangkuriang Internasional. Maka penulis mengajukan uji hipotesis hubungan antara variabel, sebagai berikut : 1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Iklim Komunikasi (X) dengan Kinerja Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y) H1 : Terdapat Hubungan Yang signifikan antara Iklim Komunikasi (X) dengan Kinerja Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y) 2. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kepercayaan (XI) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) H1 : Terdapat Hubungan Yang Signifikan antara Kepercayaan (XI) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 3. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kepercayaan (XI) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat Hubungan Yang Signifikan antara Kepercayaan (XI) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2)

22 22 4. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pembuatan keputusan bersama (X2) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) H1 : Terdapat Hubungan Yang Signifikan antara Pembuatan keputusan bersama (X2) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 5. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pembuatan keputusan bersama (X2) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat Hubungan Yang Signifikan antara Pembuatan keputusan bersama (X2) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) 6. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kejujuran (X3) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kejujuran (X3) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 7. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kejujuran (X3) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kejujuran (X3) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) 8. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Keterbukaan Terhadap Komunikasi ke Bawah (X4) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI)

23 23 H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Keterbukaan Terhadap Komunikasi ke Bawah (X4) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 9. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Keterbukaan Terhadap Komunikasi ke Bawah (X4) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Keterbukaan Terhadap Komunikasi ke Bawah (X4) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) 10. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas (X5) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas (X5) dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 11. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas (X5) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas (X5) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2)

24 Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian pada Tujuantujuan Berkinerja Tinggi (X6) dengan dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi (X6) dengan dengan Tugas Fungsional Karyawan PT Sangkuriang Internasional (YI) 13. Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian pada Tujuantujuan Berkinerja Tinggi (X6) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Perhatian pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi (X6) dengan Tugas Perilaku Karyawan PT Sangkuriang Internasional (Y2) 1.8 Metodologi Penelitian Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus-rumus statistik non-parametrik). Kesimpulan penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel (Ardianto, 2010:47).

25 25 Ketika menyimpulkan hasil penelitiannya, peneliti ilmu komunikasi dan manajemen komunikasi tidak cukup hanya dari hasil statistik tetapi harus ditambah dengan interpretasi atau penafsiran peneliti. Menurut Singarimbun, hubungan yang paling dasar adalah mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Usaha untuk mencari hubungan antara variabel yang sesungguhnya mempunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan hubungan antara variabel. (Singarimbun dan Effendi, 1989:3) Penelitian ini tidak bisa mempengaruhi variabel-variabel yang diteliti, maka peneliti tidak bisa melihat sebab-akibat. Kita tidak bisa mengatakan kalau variabel pertama dipengaruhi oleh variabel kedua atau sebaliknya. Yang bisa kita katakan bahwa setiap kali variabel pertama berubah, variabel kedua juga berubah. Hal ini disebabkan tidak hanya perubahan variabel pertama, tapi faktor-faktor lain yang menyebabkannya berubah, yang kebetulan muncul setiap kali variabel pertama berubah (Kountur, 2003: 108). Secara garis besar, metode ini digunakan untuk : 1. Mengukur hubungan di antara berbagai variabel 2. Meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan dari pengetahuan kita tentang variabel bebas. 3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 1998: 31) Populasi dan Sample

26 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004 :90). Sedangkan sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di Kantor PT Sangkuriang Internasional sebanyak 60 Orang. Berikut adalah jumlah karyawan per divisi : Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Divisi Jumlah Operasional 43 Finance 3 Human Partner 4 Commercial 6 Support 4 Jumlah 60 Sumber : Kantor Divisi Human Resource and Development (PT Sangkuriang Internasional) Sample Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memeiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002:58).

27 27 Dalam penelitian ini peneliti memilih teknik nonprobability sampling, adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. Teknik sample ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. (Sugiyono, 2002:12) Sesuai dengan jumlah karyawan yang terdapat di dalam perusahaan PT Sangkuriang Internasioanl, maka peneliti memilih teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample Data yang Diperlukan Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. 1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara, observasi, penyebaran angket dan penyebaran kuesioner kepada informan maupun responden. 2. Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian baik berupa laporan, catatan catatan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan keadaan umum organisasi dan manajemen menyangkut permasalahan yang diteliti.

28 Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: a. Angket, daftar pertanyaan terstruktur yang mencakup pertanyaanpertanyaan tertulis yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti Yaitu dengan cara penyebaran kuesioner atau angket yang berisi daftar pertanyaan terperinci tentang hal-hal yang ingin diteliti penulis untuk mendapatkan data kuantitatif tentang variabel-variabel penelitian yang ditujukan kepada responden, yaitu karyawan PT Sangkuriang Internasional. b. Observasi, peneliti melakukan observasi terhadap perilaku dan suasana yang berkenaan dengan masalah penelitian ini; c. Wawancara, dilakukan kepada pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang diteliti, yaitu karyawan PT Sangkuriang Internasional. d. Studi Pustaka, mencari data-data penunjang melalui buku-buku dan referensi lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti Alat Pengumpulan Data

29 29 Data dari responden dikumpulkan dengan memberikan skor untuk alternatif jawaban. Penilaian seluruh variabel akan menggunakan skala Likert yaitu banyaknya alternatif jawaban biasanya 3,5,7,9, dan 11. (Sedarmayanti, Syarofuddin Hidayat, 2002:96). Untuk itu penulis memberi 5 buah alternatif jawaban dengan skor dalam angket yang akan digunakan pada penelitian ini adapun dengan ketentuan bobot penilaian dengan berdasarkan pengumpulan data ordinal / skala likert, adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Jawaban pernyataan Positif dalam Skala Likert's No Jawaban Responden Skor Jawaban 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Agak Setuju 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 1.3 Jawaban pernyataan Negatif dalam Skala Likert's No Jawaban Responden Skor Jawaban 1 Sangat Setuju 1 2 Setuju 2 3 Agak Setuju 3 4 Tidak Setuju 4 5 Sangat Tidak Setuju Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas penelitian ( kuesioner ), perlu dilakukan pengujian atas instrumen ( kuesioner ) yang akan digunakan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diakumulasi dan

30 30 disusun secara sistematis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut : Uji Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur dalam suatu penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995:124). Untuk memperoleh validitas pada penelitian ini, maka validitas instrumen menggunakan validitas konstruk, yaitu validitas yang mengukur sejauh mana alat yang digunakan mampu mengemukakan seluruh aspek yang mengembangkan kerangka dari konsep yang diteliti. Uji validitas untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumenya. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2005: 45). Bukti dari validitas isi ini diperoleh dengan cara menyusun angket berdasarkan kisi-kisi yang dikembangkan dari kajian teoritis, dengan demikian cara ini diharapkan dapat mewakili butir-butir instrumen penelitian yang telah mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur. Dalam penelitian ini digunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman karena skala pengukuran variabelnya adalah ordinal. Dirumuskan sebagi berikut:

31 31 Dengan : x 2 = - Tx dan Tx = y 2 = - Ty dan Ty = Keterangan : rs d i t N : Koefisien korelasi rank spearman : Selisih ranking variabel pertama dan kedua : Frekuensi nilai yang sama : Jumlah sampel Interprestasi terhadap hasil uji validitas selanjutnya diamati pada nilai butir, setelah data ditabulasikan, pengujian validitas setiap butir dilakukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan (Kaplan, 1993:141) Uji Reliabilitas

32 32 Reliabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya, adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relative konsisten, maka alat ukur tersebut reabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989 : 140). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Disamping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda (+) atau negative (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif. Menurut Rakhmat, reliabilitas berarti memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Rakhmat, 1997:17)

33 33 Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat konsistensi pengukuran dari suatu responden ke responden lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan perbedaan interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih atau sama dengan 0,700 (Robert M. Kaplan & Dennis Saccuzo, 1993 : 123). Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas instrument menggunakan metode koefisien reliabilitas Spearman Brown : r xxi 2 r12 i r 12 Keterangan : r xxi = koefisien reliabilitas Spearman-Brown r 12 = koefisien antara dua belahan Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris, ditunjukan oleh suatu anggka yang disebut reliabilitas. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya, 0,7 (sugiyono, 2004 ;45) Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yang bukan merupakan responden penelitian. Dalam hal ini responden yang dimaksud adalah responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan responden penelitian yang sebenarnnya. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS

34 34 yaitu dengan membandingkan nilai korelasi masing-masing pertanyaan dengan 0,300. Jika nilai korelasi lebih besar dari 0,300, maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Kuisioner untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas disebarkan ke 20 responden. Berikut merupakan hasil dari perhitungan uji validitas dan reliabilitas : Tabel 1.4 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Iklim Komunikasi Organisasi Variabel Nilai Korelas i Kesimpula n Variabel Nilai Korelas i Kesimpula n Pertanyaan 6 0,356 Valid Pertanyaan 7 0,319 Valid Pertanyaan 8 0,553 Valid Pertanyaan 9 0,418 Valid Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13 Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 0,653 Valid 0,325 Valid 0,493 Valid 0,367 Valid 0,660 Valid 0,718 Valid Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Pertanyaan 18 Pertanyaan 19 Pertanyaan 20 Pertanyaan 21 Pertanyaan 22 Pertanyaan 23 Pertanyaan 24 Pertanyaan 25 Pertanyaan 26 0,356 Valid 0,319 Valid 0,553 Valid 0,418 Valid 0,653 Valid 0,325 Valid 0,493 Valid 0,367 Valid 0,660 Valid 0,718 Valid 0,585 Valid

35 35 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Hasil pengujian validitas terhadap instrumen Iklim Komunikasi Organisasi dapat dilihat pada tabel 1.4. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai korelasi dari masing-masing pertanyaan instrumen kuesioner lebih besar dari 0,300, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner penilaian Iklim Komunikasi adalah valid atau layak dalam mendefinisikan variabel Iklim Komunikasi. Tabel 1.5 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kinerja Karyawan Variabel Nilai Korelasi Kesimpulan Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Pertanyaan Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Hasil pengujian validitas terhadap instrumen Kinerja Karyawan dapat dilihat pada tabel 1.5. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai korelasi dari masing-masing pertanyaan instrumen kuesioner lebih besar dari 0,300, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner penilaian Kinerja Karyawan adalah valid atau layak dalam mendefinisikan variabel Kinerja Karyawan.

36 36 Pengujian reliabilitas terhadap suatu instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui keterpercayaan, keterandalan, dan konsistensi dari instrumen atau alat ukur tersebut. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS yaitu dengan mencari nilai Split Half dari masing-masing instrumen. Tabel 1.6 Hasil Pengujian Realibilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai Split Half Iklim Komunikasi 0,970 Kinerja Karyawan 0,933 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Hasil pengujian reliabilitas terhadap instrumen penilaian variabel Iklim Komunikasi dan Kinerja Karyawan dapat dilihat pada tabel 1.6. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Split Half lebih besar dari 0,700 sehingga disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen tersebut reliabel atau memiliki keterpercayaan, keterandalan, dan konsistensi sebagai suatu alat ukur (instrumen). Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS dapat dilihat selengkapnya pada lampiran skripsi ini Teknik Analisis Data Analisis adalah pengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta meningkatkan data sehingga mudah untuk dibaca, serta menerangkan

37 37 sesuatu atau memberikan deskripsi terhadap sesuatu. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diakumulasikan dan disusun secara sistematis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan 2 teknik, yaitu : Teknik Analisis Statistik Deskriptif Teknik analisis deskriptif memaparkan jawaban dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket ke dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang untuk memberikan gambaran situasi yang terjadi. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang terkumpul untuk umum atau generalisasi. Perhitungan presentase dalam tabel frekuensi dihitung berdasarkan rumus : P n f 100% P f n Dimana: = Presentase frekuensi = Frekuensi kelas = Jumlah sampel Teknik Analisis Statistik Inferensial Teknik statistik inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2006:12). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis tersebut adalah uji korelasi Rank Spearman (data penelitian berskala ordinal). Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa data ynag digunakan berupa data ordinal dan salah satu uji yang dapat digunakan untuk mengukur korelasi rank. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, dengan uji statistik Spearman atau yang disebut juga dengan

38 38 Rank Order Corelation. Setiap data yang diperoleh, baik variabel X dan variabel Y diurutkan masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu 1,2,3 n Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis statistik, di antaranya dengan mengunakan analisa korelasi rank Spearman yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel X (Iklim Komunikasi Organisasi) dengan varibel Y (Kinerja Karyawan), dengan rumus : 6 n rs 1 n n 1 3 di 2 n Rs di 2 n = Koefisien korelasi rank Spearman = Jumlah hasil pengurangan anatara rangking yang terdapat pada variabel X dan variabel Y melalui pengkuadratan. = Jumlah sampel dalam penelitian. Sedangkan jika data yang dianalisis memiliki rank kembar yang cukup banyak (lebih dari 20 %), maka digunakan rumus sebagai berikut : rs Keterangan : X 2 Y X. Y 2 di 2 rs x 2 y 2 di 2 = Koefisien korelasi rank Spearman = Jumlah rangking yang sama pada variabel X = Jumlah rangking yang sama pada variabel Y = Jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada variabel X dan variabel Y melalui pengkuadratan. Untuk mencari x 2 dan y 2 akan digunakan rumus sebagai berikut : x 2 3 n n 12 Tx y 2 3 n n 12 Ty

39 39 Keterangan : x 2 = Jumlah rangking yang sama pada variabel X y 2 = Jumlah rangking yang sama pada variabel Y Tx = Faktor koreksi variabel X Ty = Faktor koreksi variabel Y n = Jumlah sampel dalam penelitian Sedangkan, untuk mencari Tx dan Ty, akan digunakan rumus sebagai berikut : 3 t t Tx 12 3 t t Ty 12 Keterangan : Tx Ty t n = Faktor koreksi variabel X = Faktor koreksi variabel Y = Jumlah nilai atau angka kembar = Jumlah sampel dalam penelitian Kriteria untuk analisis korelasi Rank Spearman ini adalah : 1. Jika rs = 0 atau mendekati nol, maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y sangat lemah atau tidak ada pengaruh sama sekali. 2. Jika rs = 1 atau mendekati satu, maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y tinggi dan searah. 3. Jika rs = -1 atau mendekati -1, maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y tinggi tapi tidak searah. Langlah-langkah pengujian korelasi rank Spearman adalah: 1. Memberikan rangking pada variabel X dan variabel Y mulai dari ke-1 hingga ke-n.

40 40 2. Menentukan harga d i untuk setiap subjek dengan mengurangkan rangking x terhadap y, selanjutnya mengkuadratkan harga pada masing-masing subjek untuk mendapatkan nilai d 2 i. 3. Menjumlahkan harga-harga d 2 i untuk mendapatkan d 2 i. 4. Mensubstitusikan harga-harga yang diperoleh ke dalam rumus r s Pengujian Hipotesis Untuk melihat signifikasinya dilakukan dengan mendistribusikan rumus student t dengan rumus sebagai berikut: t = rs n-2 1-(rs) 2 rs n = Koefisien korelasi rank Spearman = Jumlah sampel Selanjutnya membandingkan nilai t hitung terhadap t tabel dengan melihat harga kritis t. Kriteria hasil pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya secara statistik variabel X mempunyai hubungan terhadap variabel Y. 2) Jika nilai t hitung < t tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara statistik variabel X tidak mempunyai hubungan terhadap variabel Y. 1.9 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Husein Umar menerangkan bahwa: Objek Penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BANK PRISMA DANA MANADO

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BANK PRISMA DANA MANADO PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI BANK PRISMA DANA MANADO FADLY PANGUMPIA 080815028 Email: fadlyputra920@mail.com ABSTRAK Melihat bahwa dalam pelaksanaan iklim

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan divisi marketing research pada PT. Herlina Indah yang beralamat di Jl. Rawa Sumur II blok DD no. 16 Kawasan Industri

Lebih terperinci

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal

BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal 41 BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti.objek dalam penelitian ini adalah Efektifitas Pengendalian Internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2005) penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. eksplanatif sedangkan sifat penelitian adalah korelasional atau correlational research

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. eksplanatif sedangkan sifat penelitian adalah korelasional atau correlational research BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Design Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksplanatif sedangkan sifat penelitian adalah korelasional atau correlational

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang ditetapkan penulis adalah pelaksanaan audit pemasaran dan efektivitas penjualan pada

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan pada eksperimentasi, deskripsi, survei dan menemukan korelasional.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah karyawan bagian F&B Produk Garden Permata

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah karyawan bagian F&B Produk Garden Permata 70 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah karyawan bagian F&B Produk Garden Permata Hotel sebanyak 19 orang yang terletak di Leumahneundeut No. 7 Sarijadi Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Majalengka yang beralamat di jalan Tonjong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono (006:11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan. Bappeda dan BPMPPKB Pemerintah Kota Cimahi. 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sebagai obyek penelitian Pengaruh Implementasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam metodologi penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metoda penelitian adalah suatu cara yang ditempuh peneliti dalam rangka memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti (PPS, 008:0). Menurut Sugiyono (1999:3) variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Berkat Usaha Jaya sebuah perusahaan retail (garmen) yang berlokasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah karyawan Unit telemarketing PT. XYZ. Lokasi penelitian akan dilakukan di PT. XYZ, Tangerang.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam penelitian, adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Salah satu bagian yang menjadi sorotan dalam sebuah penelitian adalah objek penelitian. Sugiyono (2010:38) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian akan selalu berhadapan dengan objek penelitian. Penelitian ini

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian akan selalu berhadapan dengan objek penelitian. Penelitian ini BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian akan selalu berhadapan dengan objek penelitian. Penelitian ini mempelajari dua variabel. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Oleh Gurawan Dayona M otivasi adalah suatu aktivitas memberikan dorongan pada sese orang supaya timbul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL Esti Theresia 1, Sumartono 1 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No. 299

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

Rini Handayani. Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Pasim Jl. Dakota No.8a Sukaraja Bandung.

Rini Handayani. Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Pasim Jl. Dakota No.8a Sukaraja Bandung. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MOTIVASI PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) BAGI MASYARAKAT DI WILAYAH KELURAHAN CIBEBER KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI Rini Handayani Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian penelitian (PPS 2008: 20). Obyek penelitian ini tergolong pada dua variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 37 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2016, h. 3), Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Nana Sudjana (2010,h,16) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena dalam memberikan gambaran atas suatu peristiwa atau gejala menggunakan alat bantu

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausal (causal study), yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2006 : 1) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu. Penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang berawal dari kemauan atau minat untuk mengetahui permasalahan tertentu dan mencari jawabannya yang selanjutnya berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif kualitatif dan kuantitatif. Metode Deskriftif Kualitatif yaitu mendeskripsikan dan

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (STUDI KORELASIONAL IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA MEDAN) IKA LIANI MANURUNG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di

III. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di 47 III. METODE PENELITIAN 3.1 Daerah dan Objek Penelitian Daerah penelitian berada di Ibukota Provinsi Lampung dengan objek penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satu Nusa tepatnya di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan 45 BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 31 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional merupakan definisi terhadap variabel yang akan diteliti guna memberikan batasan yang tegas dan menjadi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik

BAB III OBJEK DAN METODOLGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik BAB III OBJEK DAN METODOLGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik untuk penulisan dalam menyusun suatu laporan. Penelitian ini mengenai

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Didalam melakukan peneltian, peneliti harus menetapkan obyek yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Adapun obyek penelitian ini adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan)

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif (hubungan) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan berbentuk hubungan kausalitas.

Lebih terperinci