BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ingin memenangkan kompetisi akan memberikan perhatian penuh kepada mutu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ingin memenangkan kompetisi akan memberikan perhatian penuh kepada mutu"

Transkripsi

1 A. Manajemen Mutu ISO 9001:2000 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi akan memberikan perhatian penuh kepada mutu atau kualitas. Menurut Gasperz (2001:4), pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok berikut: 1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu. 2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Untuk memenuhi mutu yang diinginkan oleh pasar, diperlukan suatu standard mutu, salah satunya adalah standard mutu yang disediakan oleh ISO. Menurut Indranata (2006:6) The International Organization for Standardization (ISO) adalah suatu federasi non pemerintah yang menerbitkan standar mutu produk. Misi dari ISO adalah meningkatkan pengembangan standardisasi dan aktivitas yang terkait di dunia dengan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan jasa, dan untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang aktivitas intelektual, sains, teknik, dan ekonomi. Standar yang diterbitkan oleh badan ISO salah satunya adalah ISO 9000 yang terdiri dari beberapa seri, dan yang terlengkap adalah seri 9001:2000.

2 8 Menurut Gaspersz (2002:1) ISO 9001:2000 adalah Suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dalam hal ini, tentu saja produk tersebut bersifat fleksibel tergantung jenis perusahaannya. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan/ atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Prinsip-prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001:2000 adalah: 1. Fokus kepada pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan orang-orang / karyawan 4. Process ApproachPendekatan proses 5. Pendekatan sistem untuk manajemen 6. Continual ImprovementPerbaikan terus menerus 7. Hubungan dengan pemasok saling menguntungkan

3 9 Menurut Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih (2004:376) manfaat-manfaat umum sistem manajemen mutu yang efektif adalah: 1. Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa yang lalu diproduksi sesuai dengan kebutuhan mereka 2. Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari penghapusan ketidaksesuaian. 3. Daya saing dan laba diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. 4. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien. Penerapan manajemen mutu mengandung banyak faktor positif yaitu: Manfaat secara eksternal: 1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan jaminan manajemen mutu 2. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke proses. 3. Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus-menerus 4. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana antisipasi terhadap kecenderungan yang berkaitan dengan keamanan penggunaan di pasaran internasional. Manfaat secara internal: 1. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-intruksi yang terdefinisi secara baik.

4 10 2. Meningkatkan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menadi standar kerja yang terdokumentasi. 3. Penerapan yang sesuai, akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. 4. Media untuk peningkatan berkesinambungan. Menurut Hariyuwono (2007), suatu perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2000 akan memperoleh beberapa manfaat, yaitu: 1. meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik. 2. perusahaan yang telah bersertifikat ISO diperbolehkan beriklan di media massa, bahwa sistem manajemen kualitas perusahaan tersebut telah berstandar internasional. Hal ini dapat meningkatkan brand image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global. 3. meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik. 4. memberikan pelatihan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi instruksi yang terdefinisi secara baik. 5. perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan ingin potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga registrasi. 6. menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan 7. terjadi perubahan positif dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun. Sistem manajemen mutu yang sesuai dengan standar ISO 9001:2000 merupakan pendekatan untuk mempertahankan hidup serta meningkatkan daya saing perusahaan yang mampu menghasilkan laba bagi perusahaan.

5 11 B. Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya biaya yang berkaitan dengan pengolahan atau mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual atau dikonsumsi. Menurut Carter dan Usry (2002:2) manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead. Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa unsur biaya produksi terdiri dari : a. Bahan langsung Menurut Garrison dan Noreen (2004:47), Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan kedalam bahan langsung adalah kemudahan penelusuran proses perubahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung. Sebahai contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, alcohol pada tisu pembersih wajah, kain pada jeans, kawat untuk perbaikan gigi, kain kasa dan anasteri untuk operasi, dan lain-lain. b. Tenaga kerja langsung Menurut Hansen dan Mowen (2004:50), Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat

6 12 digunakan dalam mengukur kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. c. Overhead Menurut Hansen dan Mowen (2004:51), Semua biaya produksi selain dari baha langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut biaya overhead. Jenis-jenis biaya overhead pabrik: 1) Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya a) Biaya bahan penolong Bahan yang tidak atau menjadi bagian produk relatif kecil dibandingkan dengan bahan baku langsung. Misalnya: pada perusahaan mebel, penggunaan bahan plitur, cat, paku, dan sebagainya. b) Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya yang berupa suku cadang, biaya bahan habis pakai, biaya untuk perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang digunakan untuk keperluan pabrik, dan sebagainya. c) Biaya tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.

7 13 Misalnya: karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu seperti departemen pembangkit tenaga listrik, uang, bengkel, dan departemen gudang, kepala departemen produksi, administrasi pabrik, dan mandor. d) Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap Misalnya: biaya-biaya penyusutan, emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin perkakas laboratorium, aktiva lain yang diperlukan di pabrik. e) Biaya yang terjadi akibat berlalunya waktu Misalnya: biaya asuransi gudang dan departemen, equipment, asuransi kenderaan, asuransi karyawan, dan sebagainya. 2) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut tingkah laku biayanya Biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a) Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya yang tidak berubah selama dalam kapasitas penuh. Misalnya: beban penyusutan gedung, mesin dengan pendekatan metode garis lurus, dan sebagainya. b) Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya yang mengalami perubahan sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c) Biaya Overhead Pabrik Semivariabel

8 14 Biaya yang mengalami perubahan tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya: biaya operasi dan pemeliharaan, beban listrik dan air, dan sebagainya. 3) Penggolongan biaya overhead berdasarkan departemen Ditinjau dari hubungannya dalam departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: a) Biaya Overhead Pabrik langsung departemen Misalnya: gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, gedung pabrik, dan biaya bahan penolong. b) Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen Biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen. Misalnya: biaya depresiasi, pemeliharaan gedung, manajer pabrik, asuransi gedung pabrik yang digunakan beberapa departemen produksi. C. Pengendalian Biaya Produksi Setiap proses atau kegiatan yang berlangsung dalam suatu perusahaan harus dapat dikendalikan. Menurut Hansen dan Mowen (2001:714), Kontrol (pengendalian) adalah proses menetapkan standar, menerima umpan balik dari kinerja aktual, dan melakukan tindakan perbaikan ketika kinerja aktual bergeser

9 15 secara signifikan dari kinerja yang direncanakan. Pengendalian dilaksanakan dengan tujuan agar setiap aktivitas di dalam perusahaan dapat mencapai sasaran atau hasil yang sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian dapat berfokus pada peristiwa-peristiwa sebelum, selama, atau setelah melakukan suatu proses. Menurut Daft (2006:529), Para manajer membuat sistem-sistem pengendalian yang terdiri atas empat langkah utama yaitu menentukan standar, mengukur kinerja, membandingkan kinerja dengan standar, dan melakukan koreksi seperlunya. Umpan Balik Menyesuaikan standar Menyesuaikan kinerja Menentu kan tujuantujuan strategis 1. Menent ukan standarstandar kinerja 2. Mengukur kinerja aktual 3. Memban dingkan kinerja dengan standar Jika tidak Memadai 4. Mengam bil tindakan korektif Jika memadai Umpan Balik 4. Tidak melakukan apapun atau memberikan bantuan Gambar 2.1 Model Pengendalian Sumber: Richard L. Daft, Manajemen, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006, hal 530

10 16 Semakin pesatnya kegiatan usaha juga membawa pengaruh terhadap besarnya biaya yang digunakan, sehingga perusahaan menaruh perhatian besar terhadap pengendalian biaya. Pengendalian biaya adalah suatu proses yang meliputi seluruh tingkat dan seluruh kegiatan satu perusahaan. Oleh sebab itu, pengendalian biaya harus merupakan rencana yang didukung oleh seluruh anggota perusahaan tersebut. Satu dari sekian banyak perencanaan dan pengukuran kinerja, anggaran adalah alat yang sering digunakan sebagai alat pengendalian, karena apabila anggaran disusun dengan baik maka dapat mempermudah penilaian terhadap tingkat efisiensi setiap kegiatan. Menurut Nafarin (2004:22), Anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan. Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Alat yang tepat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi pengendalian terhadap biaya produksi adalah berdasarkan perencanaan yang diteliti dan disusun dalam bentuk anggaran. Melalui anggaran ini diharapkan manajemen mengetahui apakah biaya yang sebenarnya telah sesuai, berada di atas, atau di bawah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengendalian biaya produksi digunakan anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi meliputi :

11 17 a. Anggaran Biaya Bahan Langsung Menurut Garrison dan Noreen (2000:418), Anggaran bahan langsung menunjukkan secara rinci bahan mentah yang harus dibeli untuk memenuhi anggaran produksi dan untuk memenuhi jumlah persediaan yang sesuai. Penyusunan anggaran bahan langsung dapat dilakukan dengan mudah dengan cara mengetahui kuantitas produksi dan standar bahan langsung. Dari anggaran bahan langsung dapat disusun anggaran pembelian bahan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan persediaan selama periode yang akan datang. Anggaran biaya bahan langsung dapat dihitung dengan cara: Rencana pemakaian bahan langsung x Standar harga bahan baku Contoh: Anggaran produksi setahun 182 unit Standar pemakaian bahan baku per unit produk 2 ons Standar harga bahan baku per unit produk Rp 160 Rencana persediaan bahan baku akhir 65 ons Persediaan bahan baku awal 26 ons Dari data tersebut dapat dihitung bahan baku yang dipakai setahun sebanyak = 182 unit x 2 ons = 364 ons. Setelah itu dapat disusun anggaran bahan baku sebagai berikut:

12 18 Tabel 2.1 Perusahaan Kecap Asli ANGGARAN BAHAN BAKU Tahun yang Berakhir 31 Desember 1996 Keterangan Dalam Ons Harga Dalam Rp per Ons Pembelian bahan baku Persediaan bahan baku awal ons 26 ons Rp 160 Rp 160 Rp Rp Bahan baku tersedia Persediaan bahan baku akhir ons 65 ons Rp 160 Rp 160 Rp Rp Bahan baku dipakai 364 ons Rp 160 Rp Sumber : M. Nafarin (2000:62) b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Hansen dan Mowen (2006:362), Anggaran tenaga kerja langsung menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Kebutuhan tenaga kerja lagsung harus dihitung agar perusahaan tahu apakah jam tenaga kerja langsung yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi. Formula yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: Jumlah jam = unit x standar tenaga kerja Kerja langsung produksi langsung Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan data tentang jumlah tenaga kerja langsung dan daftar tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Formula yang digunakan: Jumlah Biaya = Jumlah Jam x Tarif upah Tenaga Kerja Langsung Kerja Langsung TKL/jam

13 19 Contoh : Misalkan anggaran produksi dari Perusahaan Kecap Asli selama tahun 2006 sebagai berikut: Triwulan: I II II IV Kecap Sedang 22 botol 23 botol 24 botol 26 botol Kecap Manis 13 botol 13 botol 14 botol 14 botol Kecap Asin 9 botol 10 botol 9 botol 10 botol Total 44 botol 46 botol 47 botol 50 botol Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol Standar jam tenaga kerja langsung untuk membuat satu botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam. Sehingga dapat disusun anggaran pemakaian jam tenaga kerja langsung sebagai berikut: Tabel 2.2 Perusahaan Kecap Asli ANGGARAN PEMAKAIAN TENAGA KERJA LANGSUNG Tiap Triwulan pada Tahun 2006 Triwulan: Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total I II II IV 2,2 jam 2,3 jam 2,4 jam 2,6 jam 1,3 jam 1,3 jam 1,4 jam 1,4 jam 0,9 jam 1,0 jam 0,9 jam 1,0 jam 4,4 jam 4,6 jam 4,7 jam 5,0 jam Setahun 9,5 jam 5,4 jam 3,8 jam 18,7 jam Sumber : M. Nafarin (2000:73) Misalnya data standar upah tenaga kerja langsung per jam Rp 500, maka dapat disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung sebagai berikut: Tabel 2.3 Perusahaan Kecap Asli ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Tiap Triwulan pada Tahun 2006 Triwulan: Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total I II II IV Rp Rp Rp Rp Rp 650 Rp 650 Rp 700 Rp 700 Rp 450 Rp 500 Rp 450 Rp 500 Rp Rp Rp Rp Setahun Rp Rp Rp Rp Sumber : M. Nafarin (2000:74)

14 20 c. Anggaran Biaya Overhead Menurut Garrison dan Noreen (2000:421), Anggaran overhead pabrik menunjukkan seluruh biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Dalam biaya overhead pabrik terdapat biaya variabel dan biaya tetap. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi. Contoh : Misalnya Perusahaan Kecap Asli menyusun anggaran biaya overhead pabrik sebagai berikut: Tabel 2.4 Perusahaan Kecap Asli ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 1996 Unsur Biaya Overhead Total BOP BOP Tetap BOP Variabel Pabrik (BOP) Bahan pembantu Supplies pabrik Tenaga kerja tak langsung Pemeliharaan pabrik Listrik pabrik Depresiasi pabrik Asuransi pabrik Lain-lain pabrik Jumlah Sumber : M. Nafarin (2000:75) Perbandingan hasil aktual dengan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan telah ditekankan sebagai bagian integral dari proses pengendalian. Setiap penyimpangan yang terjadi pada unsur-unsur biaya produksi yaitu biaya

15 21 bahan baku langsung, biaya upah langsung, dan biaya overhead, baik yang menguntungkan maupun merugikan perlu diselidiki dan dianalisis. Analisis ini perlu untuk meneliti dimana penyimpangan itu terjadi, apa penyebabnya, dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Jika terdapat penyimpangan yang menguntungkan, belum tentu itu efisien, mungkin saja ini terjadi akibat penetapan harga standar yang terlalu rendah. Apabila terjadi realisasi biaya yang lebih kecil dari standar maka selisihnya disebut selisih menguntungkan (favorable) dan sebaliknya apabila realisasi biayanya lebih besar dari anggaran maka disebut selisih rugi (unfavorable). Penyimpangan antara anggaran dan realisasi disebut dengan varians. Menurut Welsch, Hilton, dan Gordon (2000:498) dalam mengevaluasi varians untuk mengetahui penyebab terjadinya, kemungkinan berikut perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Varians tersebut tidaklah material atau signifikan 2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya. 3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Varians jenis ini harus diidentifikasi, sekali diidentifikasi, biasanya tidak memerlukan penelitian lebih lanjut karena bila keputusan telah dibuat maka telah disadari adanya varians dari rencana. 4. Varians yang berasal dari faktor yang tidak dapat dikendalikan. 5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan harus diselidiki secara teliti. Dengan kata lain, manajer harus memberikan perhatian khusus kepada varians yang membutuhkan penjelasan. Ini adalah pengecualian yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

16 22 Contoh : Level Manajemen Direktur produksi Pabrik I Pabrik II Kantor Direktur Manajemen Pabrik 2 Departemen A Departemen B Departemen C Kantor Manajer Pabrik 2 Tabel 2.5 Laporan Pertanggungjawaban Masing-masing Level Di Perusahaan Manufaktur Biaya Sesungguhnya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Anggaran Biaya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Selisih Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Keterangan Menguntungkan Merugikan Menguntungkan Menguntungkan Merugikan Merugikan Menguntungkan Merugikan Merugikan Departemen A Bahan baku TKL BOP Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Merugikan Merugikan Menguntungkan Merugikan Sumber: Adisaputro dan Anggraini (2007:49) D. Laba Operasi Penghasilan atau laba diartikan sebagai suatu keadaan dimana total yang diterima melebihi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Laba dapat dihitung dengan cara mengurangkan total pendapatan dengan semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Salah satu cara untuk memperbesar laba adalah dengan meningkatkan penjualan, sehingga akan memperbesar pendapatan atau menekan biaya untuk mengalihkan pendapatan tersebut. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau

17 23 penghasilan perusahaan. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI:2007:13) mendefinisikan penghasilan dan beban sebagai berikut: Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Penghasilan (laba) sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Menurut Ingram, et al (2005:132), Operating income are cost of resources consumed as part of operating activities during a fiscal period and that are not directly associated with specific goods and services. Include of selling, general, and administrative expenses incurred during a period. Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya. Beban pokok penjualan merupakan perkiraan biaya langsung yang berhubungan dengan penjualan barang atau jasa. Laporan laba rugi mencantumkan pendapatan dan beban pokok penjualan lalu mencantumkan selisih keduanya yang disebut sebagai laba kotor.

18 24 Beban operasi merupakan beban yang terjadi dalam keadaan normal perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Beban operasi terdiri dari: a) Beban penjualan/distribusi/pemasaran yaitu seluruh beban yang dikeluarkan untuk kegiatan penjualan sampai produk berada di tangan konsumen, antara lain beban pengiriman, promosi, gaji pegawai bagian penjualan dan pemasaran. b) Beban administrasi dan umum yaitu beban yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan di luar usaha perusahaan, antara lain beban gaji personalia, umum, dan lain-lain. E. Hubungan Mutu dengan Biaya Produksi dan Laba Menurut Gasperz (2001:3), Perhatian pada mutu akan memberikan dampak positif terhadap biaya produksi dan pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konformansi (conformance) yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin. Itu berarti dihindarkan terjadinya pemborosan (waste) dan inefisiensi sehingga ongkos produksi akan menjadi rendah yang pada gilirannya akan membuat harga menjadi lebih kompetitif. Dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk yang berharga kompetitif. Setiap konsumen pada umumnya akan memilih produk produk berkualitas tinggi pada tingkat harga yang kompetitif. Hal ini akan meningkatkan penjualan dari produk-produk itu yang

19 25 berarti pula meningkatkan pangsa pasar (market share) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Nasution (2005:42) hubungan mutu dengan biaya produksi dan laba digambarkan sebagai berikut: P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki posisi persaingan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan Harga yang lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Mengurangi biaya operasi Meningkatkan penghasilan Meningkatkan laba Gambar 2.2 Hubungan Kualitas Dengan Biaya Produksi dan Laba Sumber: M. N. Nasution, 2005:43 Hubungan-hubungan dalam gambar 2.2 dijelaskan sebagai berikut: 1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu. 2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikannya dalam hal kualitas. 3. Pelanggan mengganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas dari pada pesaingnya. 4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang lebih tinggi daripada harga pesaing.

20 26 5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi. 6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan pangsa pasar. 7. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan lebih baik daripada para pesaing. 8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali. 9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing. 10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya untuk menciptakan profitabilitas serta penurunan biaya. Berdasarkan pengaruh hubungan tersebut di atas, maka mutu ditentukan oleh dua pengaruh. Pengaruh pertama berasal dari pelanggan perusahaan dalam bentuk peningkatan pendapatan penjualan. Pengaruh yang lain bersumber dari efisiensi internal dan dicerminkan dalam penurunan biaya. F. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 antara lain: 1. Melda Pupitasari, pada tahun 2007 dengan judul penelitian Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini mengambil sampel 33 perusahaan manufaktur yang listing di BEJ periode

21 dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 periode Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan gross profit margin antara satu tahun sebelum dan satu, dua, dan tiga tahun sesudah sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sedangkan net profit margin, return on total assets, dan return on equity tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara satu tahun sebelum dan datu, dua, dan tiga tahun sesudah sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001: Syafrida Hafni, pada tahun 2004 dengan judul penelitian Pengaruh ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Rumah Sakit X di Medan. Sampel penelitian ini sebanyak 232 karyawan meliputi karyawan medis dan non medis. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa responden memberikan tanggapan positif terhadap penerapan ISO 9001:2000 (SDM, infrastruktur, dan lingkungan kerja) dan semua variabel yang diuji berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. G. Kerangka Konseptual PT Royal Standard Medan adalah perusahaan yang memproduksi continous form, photocopy paper, amplop, alat-alat tulis kantor (stationary), dan lain-lain. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikasi dan menerapkan manajemen mutu ISO 9001:2000. Dengan ini maka perusahaan memfokuskan kegiatannya untuk menghasilkan produk bermutu yang dimulai dari proses produksi. Penelitian ini

22 28 difokuskan pada produksi continous form. Dari penerapan ini akan dilihat pengaruhnya terhadap pengendalian biaya produksi perusahaan dengan menganalisis anggaran biaya produksi dan realisasi biaya produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000. Setelah itu dibandingkan pula perolehan laba sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000. Setelah itu dilakukan uji statistik dengan mengajukan hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan biaya produksi dan laba sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000. PT ROYAL STANDARD MEDAN Sebelum Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Sesudah Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pengendalian Biaya Produksi Pengendalian Biaya Produksi Anggaran Biaya Produksi Varians Varians Anggaran Biaya Produksi Realisasi Biaya Produksi dibandingkan Realisasi Biaya Produksi Laba Laba Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

23 29 Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis berikut: Ha : Ada perbedaan biaya produksi dan laba operasi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT Royal Standard Medan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dapat dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sering dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya a. Pengertian Biaya Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akutansi Biaya Salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah informasi biaya. Informasi biaya yang tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 3.1. Mahasiswa mengetahui tentang pembebanan biaya. 3.2. Mahasiswa mengetahui tentang harga pokok produk, dan jasa. 3.3. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum mengurai lebih jauh tentang biaya overhead pabrik dan harga pokok penjualan, penulis ingin menjelaskan pengertian akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Mulyadi (2000:8) adalah: Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan moneter atau uang, yang telah terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang semakin kompleks meyebabkan semakin banyaknya persaingan pada perusahaan sejenis, khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan globalisasi yang terjadi sekarang ini membawa dampak yang cukup berarti pada bidang teknologi, ekonomi, bisnis dan sosial. Globalisasi dibidang

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci