2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Kendaraan Bermotor
|
|
- Shinta Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Kendaraan Bermotor Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Udara ambien sendiri yaitu udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan/atau bisa mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Sementara itu ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor didefinisikan sebagai batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara). Kendaraan bermotor menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan bermotor terbagi menjadi dua tipe yaitu kendaraan bermotor tipe lama dan kendaraan bermotor tipe baru. Parameter yang dihitung dalam ambang batas emisi gas buang dari kendaraan bermotor lama yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru adalah karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC) dan oksidanitrogen (NOx) yang dianggap paling beracun. Berdasarkan Tabel 1 standar baku mutu udara ambien untuk karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC) dan oksidanitrogen (NOx) adalah sebagai berikut : Tabel 1. Baku Mutu Udara Ambien untuk CO, HC dan NOx Parameter Baku Mutu yang Diperkenankan CO 20 ppm/8 jam HC 0,24 ppm/3 jam NOx 0,05 ppm/24 jam Sumber : Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2 4 Menurut Nugraha (2007) emisi gas buang kendaraan pada umumnya terdiri dari gas beracun dan gas yang tidak beracun. Gas beracun terdiri dari senyawa hidrokarbon (HC), karbonmonoksida (CO), dan oksidanitrogen (NOx) dan gas yang tidak beracun terdiri dari nitrogen (N 2 ), karbondioksida (CO 2 ) uap air (H 2 O), Gas Argon (gas mulia) dan Oksigen (O 2 ). Sutiman (2004) menyatakan bahwa emisi gas buang kendaraan bermotor terdiri dari karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksidanitrogen (NOx), karbondioksida (CO 2 ) dan oksigen (O 2 ). Penjelasan masing-masing dari gas buang tersebut ada pada Tabel 2. Tabel 2. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Proses Terbentuknya dan Bahayanya Bagi Manusia Emisi Gas Proses Terbentuknya Bahaya Bagi Manusia Buang CO HC NOx CO 2 O 2 Dihasilkan dari pembakaran yang diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada proses pembakaran (campuran bensin dan udara kaya) atau pembakaran tidak sempurna. Terbentuk dari bahan bakar mentah yang tidak terbakar selama proses pembakaran. Dihasilkan akibat adanya N 2 dalam campuran udara dan bahan bakar, serta suhu pembakaran yang tinggi dari dalam silinder sehingga terjadi pembentukan NOx. Semakin rendah kadar CO 2 dalam gas buang menandakan bahwa efisiensi pembakaran tidak bagus atau tidak sempurna. Oksigen yang terdapat dalam gas buang merupakan oksigen sisa yang tidak ikut terbakar selama proses pembakaran. Sumber : Sutiman (2004) Rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru juga menyebabkan ISPA, kanker dan penurunan kecerdasan. Gangguan iritasi mata, hidung, paruparu, saluran pernapasan dan bisa mengikat hemoglobin darah. Terasa pedih di mata Tidak berbahaya namun dapat menyebabkan efek rumah kaca Menurut Gusnita et al. (2010) komposisi gas buang tersebut tergantung dari kebiasaan mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan kualitas bahan bakar. Jenis bahan pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Gusnita et al. (2010) juga mengemukakan bahwa karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksidanitrogen (NOx) dan partikulat, dihasilkan dari pembakaran yang tidak
3 5 sempurna, sedangkan pembakaran yang sempurna menghasilkan produk air (H 2 O) dan karbondioksida (CO 2 ). Karbondioksida (CO 2 ) yang dihasilkan dari gas buang kendaraan sangat tergantung pada kesempurnaan pembakaran, apabila konsentrasi O 2 mencukupi untuk terjadinya pembakaran sempurna maka gas CO 2 yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan gas CO, begitu juga sebaliknya, apabila konsentrasi O 2 tidak mencukupi untuk terjadinya pembakaran sempurna, maka konsentrasi gas CO yang akan meningkat sedangkan CO 2 akan menurun (Ellyanie, 2011) Gas Karbondioksida (CO 2 ) Karbondioksida (CO 2 ) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon (Sihotang, 2009). Pada hewan, karbondioksida (CO 2 ) merupakan senyawa kimia yang terakumulasi dalam jaringan dan dikeluarkan dari tubuhnya pada saat bernafas atau respirasi. Pada tumbuhan, karbondioksida (CO 2 ) merupakan reaktan penting untuk menghasilkan gula pada proses fotosintesis. Pada manusia karbondioksida (CO 2 ) dihasilkan dari pernapasan, diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus. Setelah sampai di alveolus terjadi pertukaran gas, yaitu oksigen (O 2 ) masuk dan karbondioksida (CO 2 ) keluar (Prasetyo, 2011). Kusumawardani (2009) menyatakan bahwa CO 2, CH 4, dan N 2 O mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap efek rumah kaca, dengan CO 2 sebagai kontributor utama. Konsentrasi karbondioksida (CO 2 ) pada komposisi udara bersih atau kering di atmosfir yakni sebesar 314 ppm atau sekitar 0,03 % (Hidayat, 2007). Komposisi udara kering di atmosfir bisa dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Udara Kering atau Bersih di Atmosfir Komponen Formula Konsentrasi (%) Ppm Nitrogen N 2 78, Oksigen O 2 20, Argon Ar 0, Karbondioksida CO 2 0, Neon Ne 0, Helium He 0, Metana CH 4 0, Kripton Kr 0, Sumber : Hidayat (2007)
4 6 Apabila konsentrasi atau kadar karbondioksida (CO 2 ) di atmosfir tersebut berlebih, maka akan menimbulkan efek bagi kesehatan manusia diantranya berpengaruh terhadap sistem metabolisme kimiawi manusia, sesak nafas, hingga menyebabkan kematian. Tabel 4 menjelaskan tingkatan konsentrasi karbondioksida (CO 2 ) di atmosfir serta efek yang terjadi pada manusia. Tabel 4. Konsenterasi CO 2 di Atmosfir serta Kemungkinan Efek yang Terjadi Konsentrasi CO 2 Kemungkinan Efek yang Terjadi di Atmosfir % Sedikit berpengaruh pada sistem metabolisme kimiawi manusia setelah gas ini bereksposur beberapa jam 3% Membuat lemas, menimbulkan sesak nafas, mengurangi kemampuan mendengar,menyebabkan sakit kepala, meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi 4-5 % Stimulasi pada pusat pernafasan sehingga mengakibatkan nafas menjadi lebih cepat dan terasa sesak, tanda-tanda keracunan terlihat jelas setelah 30 menit gas bereksposur 5-10 % Pernafasan menjadi lebih sulit, menyebabkan sakit kepala dan hilangnya kesadaran % Ketika konsentrasi karbon dioksida meningkat di atas 10%, mengakibatkan hilangnya kesadaran dan dalam waktu kurang dari satu menit apabila tidak segera diberi tindakan maka akan mengakibatkan kematian Sumber : European Industrial Gases Association (2011) Lebih dari 80 % emisi karbondioksida (CO 2 ) berasal dari tiga sektor utama, yaitu pembangkit listrik, industri, dan transportasi, sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga dan komersial, serta sektor-sektor lainnya. Sumber emisi karbondioksida (CO 2 ) dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber yang bersifat tetap (fixed sources) dan sumber yang bersifat bergerak (movable sources). Sektor industri, domestik, komersial dan kehutanan merupakan sumber yang tidak bergerak sedangkan sektor transportasi adalah sumber emisi CO 2 yang bersifat bergerak yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor (Kusumawardani, 2009). Menurut Guttikunda (2008) untuk menghitung emisi CO 2 yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor menggunakan pendekatan jarak tempuh kendaraan dengan rumus sebagai berikut : Emisi CO 2 (ton/tahun) = Jumlah Kendaraan (unit) * Jarak Tempuh Kendaraan (km/tahun) * Faktor Emisi (g/km) *10-6 (ton/g)
5 7 Faktor emisi menurut Kusuma (2009) dapat didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu tertentu. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa jika faktor emisi suatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakaran dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu. Guttikunda (2008) mendefinisikan faktor emisi sebagai pelepasan polutan karena pembakaran bahan bakar dengan satuan g/km, ditentukan berdasarkan kondisi kendaraan, misalnya pada saat kendaraan memuat dan membongkar barang, saat berhenti, mulai melaju ketika mesin masih dingin, dan sedang melaju. Faktor emisi dari masing-masing emisi gas buang kendaraan berdasarkan jenis kendaraan tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Faktor Emisi Masing-masing Gas Buang Berdasarkan Jenis Kendaraan Bahan Bakar Jenis Kendaraan Jenis Emisi Gas Buang Kendaraan (g/km) NOx CO CO 2 HC Bensin Kendaraan Roda Dua 0,15 2,50 40,00 1,50 Mobil Penumpang 0,20 5,00 200,00 1,00 Solar Mobil Penumpang 1,25 2,00 250,00 0,40 Mobil Barang 10,00 3,50 850,00 1,00 Bis 10,00 3,50 850,00 1,00 Gas Alam Mobil Penumpang 0,20 1,00 100,00 0,02 Mobil Barang 3,50 3,50 450,00 0,10 Bis 2,50 3,50 450,00 0,10 Sumber : Guttikunda (2008) Menurut Departement of Environment, Food and Rural Affairs (2001) disitasi Panie (2009) untuk menghitung emisi CO 2 yang dihasilkan dari gas buang kendaraan dapat dihitung dengan pendekatan konsumsi bahan bakar. Faktor emisi CO 2 dari masing-masing jenis bahan bakar tertera pada Tabel 6. Tabel 6. Faktor Emisi CO 2 dari Masing-masing Jenis Bahan Bakar Jenis Bahan Bakar Faktor Emisi CO 2 Satuan Bensin 2,33 kg/liter Solar 2,64 kg/liter Gas (LPG) 2,06 kg/m 3 Sumber : DEFRA (2001) disitasi Panie (2009) 2.3. Penyerapan Karbondioksida (CO 2 ) oleh Pohon Menurut World Bank's Environment Department (1998) pohon mengurangi kadar karbondioksida (CO 2 ) di atomosfir dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon. Fotosintesis adalah proses kimia pada pohon dengan menggunakan energi matahari untuk mengubah nutrisi
6 8 menjadi karbohidrat (Gorte, 2009). Fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya, suhu, konsentrasi CO 2, ketersediaan air dan nutrisi. Proses fotosintesis terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu tahap foto atau biasa disebut reaksi terang. Pada reaksi ini terjadi penggunaan energi matahari untuk membuat ATP dan NADPH. Reaksi ini terjadi di bagian granum. Tahap kedua yaitu proses sintesis atau biasa disebut dengan siklus calvin. Proses ini terjadi di bagian stroma. Pada siklus calvin ini terjadi pembuatan gula yang diubah dari CO 2 dengan bantuan ATP dan NADPH yang telah terbentuk pada reaksi terang. Persamaan reaksi tersebut yaitu : 6 CO H 2 O C 6 H 12 O O 2 Persamaan tersebut menandakan bahwa dengan menghitung karbohidrat (C 6 H 12 O 6 ) yang dihasilkan sama dengan menghitung banyaknya karbondioksida (CO 2 ) yang masuk melalui stomata. Hal ini berarti mengukur jumlah karbon (C) yang diserap oleh pohon dapat menggambarkan seberapa banyak CO 2 di atmosfir yang diserap oleh tanaman. Penyerapan karbon sendiri adalah proses pengikatan CO 2 di atmosfer oleh tanaman berklorofil melalui fotosintesis kemudian menyimpannya dalam bentuk biomassa di berbagai bagian tanaman (CIFOR, 2010). Pacala dan Socolow (2004) menyatakan bahwa ada dua jenis utama penyerapan CO 2 yaitu : 1. Terestrial (biologis), yaitu menangkap CO 2 dari atmosfir kemudian menyimpannya dalam bentuk karbon (C) pada bagian batang, akar dan di dalam tanah. Penyerapan terestrial ini tidak menyimpan CO 2 sebagai gas tetapi menyimpan karbon (C) dari CO Geologi, yaitu penyerapan CO 2 antropogenik sebelum dilepaskan ke atmosfir dan menyimpan CO 2 sebagai gas di dalam tanah dalam jangka waktu yang lama. Pohon juga mengeluarkan CO 2 pada saat respirasi. Pada proses tersebut terjadi penguraian glukosa menjadi CO 2 dan bahan organik lainnya yang melibatkan glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Pohon mengakumulasi karbondioksida (CO 2 ) pada batang sekitar 62 %, pada ranting sekitar 26 %, pada kulit kayu sekitar 10 % dan pada daun sekitar 2 % (Huy et al, 2008) disitasi (Tagupa, et al 2010). Sekitar setengah berat kering biomassa pohon adalah
7 9 karbon. Satu ton karbon (C) setara dengan 3,67 ton karbondioksida (CO 2 ) (Johnson dan Coburn, 2010), U.S. Greenhouse Gas Emissions and Sinks (2004) menyatakan bahwa satu ton serapan karbon (C) setara dengan 3,66 ton serapan karbondioksida (CO 2 ). Pohon di hutan mampu menyerap karbon (C) secara maksimal antara umur tahun, setelah lebih dari umur tersebut produktivitas serapannya menurun dan setelah melewati umur tersebut apabila tidak diganti dengan pohon yang baru maka pohon tersebut ketika umurnya sudah 80 hingga 100 tahun tidak akan mampu lagi menyerap karbon (Johnson dan Coburn, 2010). Miller (2011) juga menyatakan bahwa rata-rata masa pertumbuhan pohon mencapai puncaknya pada umur tahun. Pada umur tersebut proses serapan karbon juga telah pada puncaknya. Setelah melewati umur tersebut pohon tidak lagi aktif dalam proses penyerapan karbon yang baru, tetapi karbon yang ditangkap seluruhnya akan disimpan hingga umur 100 tahun. Umur serapan dan simpanan karbon ini dapat dilihat pada Gambar 2. Serapan Karbon Umur (Tahun) Nilai (ton) Nilai (ton) Simpanan Karbon Umur (Tahun) Sumber : Miller (2011) Gambar 2. Potensi Serapan dan Simpanan Karbon Berdasarkan Umur Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Sales et. al (2011) yang menunjukkan bahwa penyerapan karbon dari pohon jati putih (Gmelina
8 10 arborea) mencapai puncaknya ketika umur 6 tahun dan mulai menurun pada umur 7 tahun. Sedangkan untuk simpanan karbonnya terus meningkat mulai dari umur 1 tahun. Lebih jelasnya lihat Tabel 7. Tabel 7. Simpanan dan Serapan Karbon Pohon Jati Putih (Gmelina arborea) Nama Pohon Umur Simpanan Karbon Serapan Karbon (ton/ha) (ton/ha) Gmelina arborea 1 0,98 0,98 2 6,65 3, ,28 5, ,91 6, ,54 7, ,34 7, ,28 7, ,62 6, ,72 6, ,89 5, ,39 5, ,42 5, ,13 4, ,61 4, ,94 4,26 Sumber : Sales et al. (2011) Sementara itu untuk pohon mahoni (Swietenia macrophylla) penyerapan karbon mencapai puncaknya ketika umurnya 14 tahun, setelah memasuki umur 15 tahun serapannya semakin menurun. Sementara itu potensi untuk simpanan karbonnya sama seperti pohon jati putih (Gmelina arborea) terus meningkat mulai dari umur 1 tahun. Lebih jelasnya lihat Tabel 8. Tabel 8. Simpanan dan Serapan Karbon Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) Nama Pohon Umur Simpanan Karbon Serapan Karbon (ton/ha) (ton/ha) Swietenia macrophylla 1 0,00 0,00 2 0,01 0,01 3 0,26 0,09 4 1,80 0,45 5 6,37 1, ,24 2, ,27 4, ,18 5, ,26 6, ,98 7, ,30 8, ,00 8, ,95 9, ,20 9, ,64 8,98 Sumber : Sales et al. (2011)
9 CITYgreen 5.0 Menurut Nugroho (2011) CITYgreen merupakan suatu piranti perencanaan dari GIS untuk kawasan regional, lokal dan analisis lanskap berbasis daerah aliran sungai. Piranti ini menganalisis fungsi lingkungan dan nilai ekonomi dari pepohonan dan perhutanan terutama di daerah perkotaan. Perangkat perencanaan lingkungan ini dapat digunakan pada peta klasifikasi penutupan lahan berupa foto udara kawasan. Piranti ini menggunakan data yang telah tersedia berkaitan dengan tanah dan kemiringan lahan, zona hujan regional dan intensitas curah hujan yang telah tersedia dalam sistem piranti ini. CITYgreen menghitung peranan ruang terbuka hijau dalam menyerap dan menyimpan karbon di udara berdasarkan data atribut pohon pada citra satelit, area studi, presentase penutupan tajuk dan tipe distribusi pohon (American Forest, 2002). CITYgreen mempunyai manfaat untuk menganalisis beberapa hal diantaranya : 1. Limpasan Permukaan CITYgreen mampu menghitung besar volume air dari limpasan permukaan yang akan datang akibat penutupan lahan berdasarkan data curah hujan dalam kurun waktu 2 tahun 24 jam hari hujan. Permukaan kedap air yang menghasilkan banjir dengan level tinggi akan bisa dianalisis oleh CITYgreen. 2. Pereduksi Polutan Udara Kemampuan CITYgreen dapat menghitung kapasitas reduksi polutan oleh kanopi pohon yang berguna dalam melaporkan kuantitas tahunan dari polutan yang tereduksi dan nilai manfaat ekonomi yang berkaitan dengan usaha reduksi tersebut. 3. Penyimpanan dan Penyerapan Karbon Dalam hal ini CITYgreen dapat menghitung jumlah karbon yang diserap oleh pohon yang disajikan dalam peta penutupan lahan dan menghitung kuantitas tahunan dari karbon yang direduksi oleh pohon. Metode dasar yang digunakan CITYgreen dalam menghitung serapan karbon (C) yaitu berdasarkan perhitungan Rowntree dan Nowak (1991). Cara perhitungan tersebut yaitu :
10 12 Serapan karbon : Luas area studi (acres) * Besarnya presentase tutupan kanopi pohon * Nilai pengali serapan karbon Nilai pengali serapan karbon (C) tersebut berdasarkan tipe distribusi umur pohon yang ada pada tapak. Tipe distribusi umur pohon tersebut tercantum pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Pengali Serapan Karbon dari Masing-masing Tipe Tipe Distribusi Nilai Pengali Serapan Karbon Tipe 1 (Pohon berumur muda) 0,00727 Tipe 2 (Pohon berumur sedang) 0,00077 Tipe 3 (Pohon berumur tua) 0,00153 Tipe Distribusi Rata-rata 0,00335 Sumber : Rowntree dan Nowak (1991) 4. Konservasi Energi dan Pencegahan Emisi Karbon Dalam hal ini CITYgreen juga dapat memperkirakan nilai ekonomis dalam satuan dolar dari keuntungan bayangan langsung pada pohon. Analisis dari CITYgreen s Cool Roof juga berguna dalam menghitung seberapa besar biaya pendinginan dari warna atap bangunan dan material pendingin lainnya. Hal tersebut merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh USDA Forest Service dan pihak lainnya yang menunjukkan bahwa pohon yang ditanam secara tepat dapat menaungi rumah-rumah sehingga secara signifikan dapat menurunkan penggunaan dari pendingin udara (Air Conditioner). 5. Pemodelan Pertumbuhan atau Skenario Alternatif Tampilan ini dimulai dengan peta tutupan lahan yang menjadi objek. Dampak akibat perubahan fungsi tutupan lahan dapat dihitung sebelum perubahan itu terjadi. Hal ini juga berguna untuk melihat bagaimana tutupan lahan itu dapat berubah setiap tahunnya, dengan membandingkan peta tutupan lahan dari awal periode atau sekitar 10 hingga 20 tahun lalu yang lalu.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Emisi Karbondioksida (CO 2 ) yang Dikeluarkan Kendaraan Bermotor di Kota Bogor Tahun 2010 Emisi CO 2 dari kendaraan bermotor dapat diketahui dengan cara terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Penjualan Kendaraan Bermotor terhadap Peningkatan Emisi CO 2 di udara Indonesia merupakan negara pengguna kendaraan bermotor terbesar ketiga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitar. Udara juga adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan
5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi
Lebih terperinciberbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah campuran gas yang merupakan lapisan tipis yang meliputi bumi dan merupakan gas yang tidak kelihatan, tidak berasa dan tidak berbau. Pencemaran udara datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciEVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)
EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan sumber daya yang penting dalam kehidupan, dengan demikian kualitasnya harus dijaga. Udara yang kita hirup, sekitar 99% terdiri dari gas nitrogen dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara yang berada di bumi merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penggunaannya akan tidak terbatas selama udara mengandung unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara
Lebih terperinciPENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.
1 PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. Pencemaran Udara 2 3 Regulasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara 4 Pencemaran Udara Masuknya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai pencemaran lingkungan terutama udara masih hangat diperbincangkan oleh masyrakat dan komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN
BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN 1. Pencemaran Udara Pencemaran lingkungan kadang-kadang tampak jelas oleh kita ketika kita melihat timbunan sampah di pasar-pasar, pendangkalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Udara merupakan zat yang penting dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian,
Lebih terperinciBAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN
BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan
Lebih terperincikesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Beiakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinci4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011
4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Kota Padang setiap tahun terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah transportasi di Kota Padang. Jumlah kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi saat ini menjadi masalah yang sangat penting karena dapat mengindikasikan kemajuan suatu daerah. Transportasi sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia semakin meningkat. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Studi ini menyajikan analisis mengenai kualitas udara di Kota Tangerang pada beberapa periode analisis dengan pengembangan skenario sistem jaringan jalan dan variasi penerapan
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gas-gas pencemar dari gas buang kendaraan bermotor seperti gas CO dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat hemoglobin darah
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin
Lebih terperinciBEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar belakang Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Tetapi keberadaan jalur hijau jalan pada saat ini di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Kebutuhan akan transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciCONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1
CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan di bidang industri dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri dan transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan faktor penting kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara
Lebih terperinciMAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma
MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani 25010113140382 Gresi Amarita Rahma 25010113140400 Indana Aziza Putri 25010113130406 Aprilia Putri Kartikaningsih 25010113130415 FAKULTAS
Lebih terperinciSUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO
SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi sebagai tulang punggung manusia mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pencemaran udara. Pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)
PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dan strategis. Seiring
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis 4.1.1 Gambaran Umum Kota Bogor Kota Bogor terletak di antara 106 43 30 BT - 106 51 00 BT dan 30 30 LS 6 41 00 LS dengan jarak dari ibu kota 54 km. Dengan ketinggian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor
Lebih terperinciFOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga merupakan atmosfir
Lebih terperinciATMOSFER & PENCEMARAN UDARA
ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciPROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA
PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA Taty Alfiah 1, Evi Yuliawati 2, Yoseph F. Bota 1, Enggar Afriyandi 1 1) Jurusan Teknik Lingkungan, 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata, budaya, dan pendidikan. Hal ini menjadikan perkembangan kota ini menjadi pesat, salah satunya ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, bumi tempat tinggal manusia telah tercemar oleh polutan. Polutan adalah segala sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota dengan aktivitas masyarakat yang tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung dikunjungi banyak masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik sumber energi yang terbarukan (renewable erergy) ataupun tidak terbarukan (unrenewable energy). Pemenuhan
Lebih terperinciDengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA
Seminar Sidang Proposal Tugas Akhir Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA Oleh : Andika Wijaya Kusuma 3307100081 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Secara alami CO 2 mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup di bumi memerlukan makanannya untuk
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciDENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA
DENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA Seminar Sidang Proposal Tugas Akhir Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia dewasa ini membutuhkan solusi yang tepat, terbukti dengan dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemar kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan menyebabkan kualitas lingkungan menurun karena tingginya aktivitas manusia. Perkembangan kota seringkali diikuti
Lebih terperinciStudi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si
Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun 2012 Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Latar Belakang Perkembangan suatu kota ditandai dengan pesatnya pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan
Lebih terperinciPeta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.
Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan bakar utama berbasis energi fosil menjadi semakin mahal dan langka. Mengacu pada kebijaksanaan
Lebih terperinciMETABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis
METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi
Lebih terperinciPENGARUH UMUR TANAMAN LIDAH MERTUA ( Sansevieria sp. ) DALAM MENYERAP TIMBAL DI UDARA ABSTRAK
PENGARUH UMUR TANAMAN LIDAH MERTUA ( Sansevieria sp. ) DALAM MENYERAP TIMBAL DI UDARA Putri Ayuningtias Mahdang, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 ayumahdang@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO 2 Tanah Tanah merupakan bagian dari sistem yang mengatur konsentrasi CO 2 atmosfer. Hampir 10% CO 2 dari tanah sampai ke atmosfer tiap tahunnya (Raich dan
Lebih terperinciLIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.
LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4
1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pencemaran udara adalah proses masuknya atau dimasukkannya zat pencemar ke udara oleh aktivitas manusia atau alam yang menyebabkan berubahnya tatanan udara sehingga
Lebih terperinci02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)
Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan ekosistem buatan yang terjadi karena campur tangan manusia dengan merubah struktur di dalam ekosistem alam sesuai dengan yang dikehendaki (Rohaini, 1990).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan suatu negara, bangsa, daerah atau wilayah yang sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi, akan mendorong meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan merupakan unsur terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi, karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hutan juga
Lebih terperincib. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik
Lebih terperinciKLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah
KLASIFIKASI LIMBAH Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah 1 Pengertian Limbah Limbah: "Zat atau bahan yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diperlukan untuk dibuang oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan
Lebih terperinciSNMPTN Mata Pelajaran : IPA Terpadu Tanggal : 3 Juli 2008 Kode Soal : 102 Wilayah : Solo, Yogyakarta, Denpasar, Manado, Semarang, Makassar, Pontianak, Samarinda, Surabaya. AMONIA SEBAGAI BAHAN DASAR PUPUK
Lebih terperinciPENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup memerlukan udara, udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Udara yang ada disekitar kita tidak sepenuhnya bersih. Pada saat ini,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan manusia. Saat ini kota menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan pemukiman.
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER BERGERAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu
Lebih terperinci