TINJAUAN PUSTAKA. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung ( Zea mays L. ) berikut : Menurut Purwono dan Hartono (2004), jagung diklasifikasikan sebagai Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Graminae : Graminaceae : Zea Spesies : Zea mays L. Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh menyamping. Akar yang tumbuh relatif dangkal ini merupakan akar adventif dengan percabangan yang amat lebat (Rubaztky dan Yamaguchi, 1998). Batang tanaman jagung silindris dan tidak berlubang seperti halnya batang tanaman padi. Batang tanaman jagung yang masih muda (hijau) rasanya manis karena cukup banyak mengandung zat gula. Rata-rata panjang (tinggi) tanaman jagung antara satu sampai tiga meter di atas permukaan tanah (Warisno, 1998). Daun jagung tumbuh di setiap ruas batang. Daun ini berbentuk pipa, mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang cm, serta didukung oleh pelepah

2 daun yang menyelubungi batang. Daun mempunyai dua jenis bunga yang berumah satu (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pada setiap tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini biasanya disebut tongkol selalu dibungkus kelopak-kelopak yang jumlahnya sekitar 6-14 helai. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang terjumbai di ujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung di luar tongkol. Bunga jantan yang terdapat di ujung tanaman masak lebih dahulu daripada bunga betina (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Jagung memiliki buah matang berbiji tunggal yang disebut karyopsis. Buah ini gepeng dengan permukaan atas cembung atau cekung dan dasar runcing. Buah ini terdiri endosperma yang melindungi embrio lapisan aleuron dan jaringan perikarp yang merupakan jaringan pembungkus (Rubaztky dan Yamaguchi, 1998). Syarat Tumbuh Tanah Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran ph 5,5-7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pada ph 6,8. Pada tanah yang memiliki keadaan ph 7,5 dan 5,7 produksi jagung cenderung turun (Wakman dan Burhanuddin, 2007)

3 Iklim Untuk pertumbuhan optimalnya jagung menghendaki penyinaran matahari yang penuh. Di tempat-tempat yang teduh pertumbuhan jagung akan merana dan tidak mampu membentuk buah. Di Indonesia suhu semacam ini terdapat di daerah dengan ketinggian antara m dpl dan curah hujan optimal yang dihendaki antara mm per bulan merata sepanjang pertumbuhan tanaman (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh baik di daerah yang terletak antara 50 LU - 40 LS. Pada lahan yang tidak beririgasi memerlukan curah hujan ideal sekitar mm/bulan selama masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu sekitar 30 C (Anonimus d, 2010). Penyakit penyakit Jagung di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi 1. Bulai ( Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw ) Biologi Patogen Peronosclerospora maydis (Rac.) Menurut Anonimus C (2010), klasifikasi dari patogen penyebab penyakit bulai adalah: Kingdom Filum Kelas Ordo : Fungi : Oomycota : Oomycetes : Sclerosoprales

4 Famili Genus Spesies : Sclerosporaceae : Peronosclerospora : Peronosclerospora maydis Rac (Shaw) Konidiofor berukuran mikron, tipis. Konidianya hialin, berdinding tipis, berukuran x mikron. Oogonianya berwarna coklat kemerahan, berbentuk elips tidak beraturan, berukuran x mikron (Singh, 1998). Pada umumnya konidiofor mempunyai percabangan tingkat tiga atau empat. Cabang tingkat terakhir membentuk sterigma. Konidium yang masih muda berbentuk bulat, sedang yang sudah masak dapat membentuk jorong. Konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah (Semangun, 1993) (Gambar.1) Gambar 1. P. maydis Sumber. Gejala Serangan Tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan. Bentuk daunnya akan meruncing dan kecil. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang lebih tua, tanaman dapat tumbuh terus dan membentuk buah. Buah sering mempunyai tangkai yang panjang, dengan kelobot yang tidak menutup di ujungnya dan hanya membentuk sedikit biji (Semangun, 1993).

5 Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit ini adalah pertumbuhan terhambat, pada daun akan terlihat garis-garis klorotik. Penyakit akan terlihat jelas pada saat tanaman masih muda. Daun akan berwarna putih kekuningan mulai dari pangkalnya, infeksi kedua akan terlihat garis klorotik sempit disepanjang permukaan daun (Singh, 1998) (Gambar 2). Gambar 2. Gejala serangan P. maydis Sumber. Faktor yang mempengaruhi Penyakit bulai pada jagung terutama terdapat di dataran rendah. Konidium yang paling baik berkecambah pada suhu 30 ºC. Infeksi hanya terjadi kalau ada air, baik ini air embun, air hujan. Infeksi sangat ditentukan oleh umur tanaman dan umur daun yang terinfeksi. Tanaman yang berumur lebih dari 3 minggu cukup tahan terhadap infeksi, dan makin muda tanaman, makin rentan pula (Semangun, 1993). Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap dan suhu tertentu yaitu 24 ºC. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling berbahaya.

6 Penyebarannya sangat luas, kehilangan hasil dapat mencapai 90% (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pengendalian Menurut Semangun (1993), pengendalian penyakit bulai yaitu: 1. Penanaman varietas tahan seperti Arjuno, Pioner 12, Abimanyu 2. Segera mencabut tanaman yang menunjukkan gejala penyakit 3. Merawat benih dengan metalaksil (ridomil 35 SD) Tiga cara pengelolaan penyakit bulai dengan menggunakan kultur teknis, penggunaan fungisida dan penanaman varietas tahan bulai. Hal yang paling baik dapat digunakan kombinasi dari ketiga pengandalian tersebut (Singh, 1998). 2. Karat (Puccinia sorghi Schw dan P. Polysora Underw) Biologi Patogen Menurut Anonimus b (2010), klasifikasi dari patogen penyebab karat ini adalah: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Pucciniomycotina : Pucciniales : Pucciniaceae : Puccinia : Puccinia sorghi Schw Jamur mempunyai uredium pada kedua sisi daun dan upih daun, rapat atau jarang, tersebar tidak menentu. Urediospora bulat atau jorong x 22-29

7 mikron, berdinding coklat kemerahan, berduri-duri halus. Jamur membentuk telium terbuka (Semangun, 1993). Tebal dinding spora 1-1,5 mikron dengan 4-5 lubang ekuator, ukuran x mikron, mudah lepas, dua sel, timbul pada tangkai pendek ukuran mikron. Teliospora berwarna coklat, halus, elips, kedua ujungnya membulat, (Wakman dan Burhanuddin, 2007) (Gambar 3). Gambar 3. Puccinia sp. Sumber. Gejala Serangan Gejala pada tanaman jagung yang terinfeksi penyakit karat adalah adanya bisul, terutama pada daun. Bisul terbentuk pada kedua permukaan daun bagian atas dan bawah. Bisul dengan warna coklat kemerahan tersebar pada permukaan daun dan berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah teliospora berkembang. Bisul ini dapat terlihat jelas dan bila dipegang akan terasa kasar (Gambar.4). Pada saat terjadi penularan berat, daun menjadi kering (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

8 Di lapang kadang-kadang epidermis tetap menutupi urediosorus sampai matang. Tetapi adakalanya epidermis pecah dan massa spora dalam jumlah besar menjadi tampak (Semangun, 1993). Gambar 4. Gejala Serangan Puccinia sp. Sumber. Faktor yang mempengaruhi Urediospora Puccinia polysora paling banyak dipencarkan menjelang tengah hari. Perkecambahan spora adalah 27-28º C. Puccinia sorghi terutama terdapat pada suhu agak rendah di daerah pegnnungan, berkembang pada suhu ºC (Semangun, 1993). Perbedaan ras masing-masing spesies telah diketahui dari reaksi beberapa varietas jagung. Puccinia polysora tidak berkembang pada ketinggian 1200 m dan diketinggian kurang dari 900 m cocok bagi perkembangan penyakit karat (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

9 Pengendalian Penyakit karat dapat dikendalikan dengan beberapa cara yaitu penanaman varietas tahan (arjuna, Bromo, Rama, Pioneer-3) dan aplikasi fungisida pada saat mulai tampak bisul pada karat daun (Wakman dan Burhanuddin, 2007). 3. Hawar Daun (Exserohilum turcicum (Pass) Leonard et Suggs) Biologi Patogen Menurut Anonimus a (2010), klasifikasi patogen penyebab hawar daun yaitu: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Ascomycota : Dothideomycetes : Pleosporales : Pleosporaceae : Exserohilum : Exserohilum turcicum (Pass) Leonard et Suggs Miselium dari jamur ini adalah hijau gelap. Konidiofornya berukuran ( x 6-10 mikron), konidia berukuran ( x mikron) (Lucas at al, 1987). Ciri khusus dari jamur penyebab hawar daun ini yaitu konidiofor lurus atau lentur, kadang-kadang mempunyai bengkokan seperti lutut, berwarna coklat atau coklat tua, dekat ujungnya pucat. Konidium jelas bengkok berbentuk perahu, coklat pucat sampai coklat emas tua, halus, hilum gelap (Semangun, 1993) (Gambar 5).

10 Gejala visual yang menunjukkan ciri khas serangan H. turcicum adalah bercak agak memanjang, bagian tengah agak melebar, makin ke pinggir makin kecil, berwarna cokelat keabuan, dikelilingi oleh warna kekuningan sejajar tulang daun. Isolat Helminthosporium turcicum yang ditumbuhkan pada media potato dextrose agar (PDA) berwarna putih keabuan dengan zonasi beraturan. Konidia mulai terlihat setelah 6 hari dan semakin banyak pada 12 hari (Adipala dan Latigo, 1994). Gambar 5. E. turcicum Gejala Serangan Gejala awalnya muncul bercak-bercak kecil, jorong, hijau tua. Selanjutnya berubah warna menjadi coklat kehijauan, kemudian bercak membesar dan mempunyai bentuk yang khas. Beberapa bercak dapat bersatu membentuk bercak yang lebih besar sehingga dapat mematikan jaringan daun. Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit hawar daun pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibanding bila penularan terjadi pada tanaman yang

11 lebih tua dan ini akan berpengaruh terhadap kehilangan hasil (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Lebar bercak 1-2 cm dan panjang 5-10 cm, tetapi lebar dapat mencapai 5 cm dan panjang 15 cm. Sehabis hujan atau banyak embun pada kedua sisi bercak terbentuk banyak sporayang menyebabkan bercak tampak berwarna hijau tua berbeledu yang makin ke tepi warnanya makin muda. Pertanaman yang sakit keras tampak kering seperti habis terbakar (Gambar 6) (Semangun, 1993). Gambar 6. Gejala Serangan E. turcicum Sumber. Faktor yang mempengaruhi Konidium jamur disebarkan melalui angin. Suhu optimal untuk pertumbuhan, pembentukan dan perkecambahan konidia adalah 30 ºC. Tanaman jagung yang terinfeksi pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibandingkan bila terjadi pada tanaman yang lebih tua (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

12 Infeksi terutama berasal dari konidia yang terbawa oleh angin, ataupun curah hujan yang tinggi. Infeksi memerlukan waktu 6-18 jam pada suhu 18-27º C. Kondisi ideal untuk siklus hidup patogen ini adalah hari (Lucas at al, 1987). Pengendalian Menurut Wakman dan Burhanuddin (2007), pengendalian dari penyakit hawar daun dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: Varietas tahan Sanitasilingkungan Pengaturan jarak tanam Fungisida dengan bahan aktif carbendazin,mankozeb Perlakuan benih dengan perendaman dengan Thiram dan Karboxin 4. Penyakit Gosong (Ustilago maydis (DC) Cda) BiologiPatogen Menurut Anonimus d (2010), klasifikasi dari patogen penyebab penyakit gosong ini adalah: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Ustilaginomycetes : Ustilaginales : Ustilaginaceae : Ustilago : Ustilago maydis (DC) Cda

13 Teliosporanya berbentuk bulat atau elips, berwarna coklat sampai hitam, diameter 8-11 mikron. Spora diploid ini tumbuh membentuk promiselium dengan empat atau lebih sporidia (Wakman dan Burhanuddin,2007). Dalam kelenjar jamur membentuk teliospora, yang berbentuk bulat atau jorong. Teliospora berkecambah dengan membentuk basidium atau promiselium, kemudian membentuk basidiospora atau sporidium (Semangun, 1993). Gejala Serangan Gejala awal berupa pembengkakan atau gall yang dibungkus dengan jaringan berwarna putih kehijauan sampai putih perak mengkilat. Bagian dalam gall berwarna gelap dan berubah menjadi massa tepung spora berwarna coklat sampai hitam. Apabila bunga jantan terinfeksi, maka semua tongkol pada tanaman tersebut terinfeksi penyakit gosong (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Biji-biji yang terinfeksi membengkak, membentuk kelenjar-kelenjar. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar,kelobot terdesak ke samping, sehingga sebagian dari kelenjar itu tampak dari luar (Gambar 7). Akhirnya kelenjar pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur keluar (Semangun, 1993). Gambar 7. Gejala Serangan Gosong Sumber.

14 Faktor yang mempengaruhi Penyakit ini lebih banyak terdapat di pegunungan. Pertanaman yang rapat membantu perkembangan penyakit. Makin panjang umur tanaman, biasanya makin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan serangan (Semangun, 1993). Ustilago maydis meghendaki keadaan iklim kering dan suhu antara ºC. Periode inkubasi dari infeksi sampai timbul gall sekitar 1 sampai beberapa minggu. Pemupukan N dan pupuk kandang meningkatkan penyakit ini (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pengendalian Menurut Singh (1998), pengendalian penyakit gosong adalah rotasi tanaman, sanitasi lahan,dan perlakuan benih yang mungkin dapat membantu terjadinya infeksi. Menurut Semangun(1993), pengendalian yang tepat untuk penyakit ini adalah: o o o Membakar atau memendam dalam tanah tanaman yang telah terinfeksi Melakukan seed treatment Penggunaan varietas tahan

15 5. Bercak Daun (Bipolaris maydis (Nisik) Shoemaker) Biologi Patogen Menurut Anonimus d (2010), klasifikasi dari patogen penyebab bercak daun adalah: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Ascomycota : Dothideomycetes : Pleosporales : Pleosporaceae : Bipolaris : Bipolaris maydis (Nisik) Shoemaker Miselium dan sporanya dapat bertahan hidup pada sisa tanaman dan biji terinfeksi. Siklus hidup lengkapnya mencapai jam. Konidia diterbangkan oleh angin atau terbawa percikan air untuk sampai ketanaman yang baru. Konidia mempunyai 6 sampai 8 sekat (Gambar 8) (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Gambar 8. Bipolaris maydis Sumber.

16 Gejala Serangan Pada daun terdapat halo kuning yang mengelilingi bercak, lama kelamaan bercak ini akan melebar dan berwarna kecoklatan. Dalam kondisi yang ideal, bercak akan berkembang dan dapat menyebabkan tanaman mati (Jardine, 1998). Lesio pada daun biasanya memanjang diantara tulang daun dengan warna coklat muda dan ukuran mencapai 1,2 x 2,7 cm, berbentuk elip. Lesio sering dikelilingi oleh warna coklat dan dapat terjadi di batang, upih daun dan tongkol (Gambar 9). Tanaman yang tumbuh dari biji yang terinfeksi akan layu dan mati pada umur 3-4 minggu (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Gambar 9. Gejala Serangan Bercak Daun Sumber. Faktor yang mempengaruhi Jamur berkembang baik pada keadaan udara lembab dengan suhu ºC. Umumnya dijumpai di daerah dataran rendah. Bercak daun ini selalu terjadi sepanjang tahun, dengan intensitas yang berfluktuasi karena pengaruh curah hujan (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

17 Pengendalian Penyakit bercak daun ini dapat dikendalikan dengan varietas tahan, penanaman serempak, waktu tanam yang tepat dan eradikasi gulma inang (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pengendalian yang tepat adalah dengan kombinasi rotasi tanaman, pengolahan tanah, aplikasi fungisida dan varietas tahan (Jardine, 1998). 6. Busuk Tongkol (Diplodia maydis Schwabe, Gibberella zeae Schw) Biologi Patogen Menurut Anonimus d (2010), klasifikasi dari pathogen penyebab busuk tongkol adalah: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Ascomycota : Sordariomycetes : Hypocreales : Nectriaceae : Diplodia : Diplodia maydis Schwabe Konidium teratur seperti jari, berbentuk sabit (Gambar 10). Klamidospora interkalar, bulat, berdinding tebal, hialin atau coklat pucat dengan dinding luar licin atau agak kasar, dengan garis tengah mikron, membentuk rantai atau kumpulan (Semangun, 1993).

18 Gambar 10. Diplodia maydis Sumber. Gejala Serangan Tanaman jagung tampak layu atau seluruh daun menguning. Gejala pada daun terdapat bercak yang ditengahnya seperti mata (Gambar 11). Gejala tersebut umumnya terjadi pada stadia generative, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah dan bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang yang terinfeksi tersebut terlihat warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Infeksi dimulai pada dasar tongkol, berkembang ke bonggol, kemudian merambat ke permukaan biji dan menutupi kelobot. Tongkol menjadi busuk dan kelobotnya saling menempel erat pada tongkol (Gambar 11) (Semangun, 1993). Gejala busuk tongkol Diplodia adalah kelobot yang terinfeksi pada umumnya berwarna coklat. Infeksi pada kelobot setelah dua minggu keluar rambut jagung menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut dan busuk.

19 Miselium berwarna putih. Piknidia berwarna hitam tersebar pada kelobot. Gejala busuk tongkol Gibberella adalah tongkol menjadi busuk dan kelobotnya saling menempel erat pada tongkol, buah berwarna biru hitam di permukaan kelobot dan bongkol (CIMMYT, 2004). Busuk tongkol yang disebabkan oleh Gibberella zeae sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sejuk sedangkan busuk tongkol yang disebabkan oleh Fusarium graminarium terjadi di daerah yang panas yang juga dipengaruhi oleh luka yang diakibatkan oleh serangga pada kernel jagung (Ali at al, 2005). Gambar 11. Gejala Serangan Diplodia maydis pada daun Gambar 12. Gejala Serangan Busuk Tongkol Sumber.

20 Faktor yang mempengaruhi Penyakit ini terutama berkembang setelah tanaman membentuk benang sari. Banyak infeksi terjadi pada suhu C. Penyakit lebih banyak terjadi di pegunungan pada musim hujan (Semangun, 1993). Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis appresoria yang mampu berpenetrasi ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke tongkol. Biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pengendalian Menurut Anonimus b (2010), pengeloloaan penyakit ini adalah: 1. Teknik bercocok tanam - Menanam varietas unggul - Pergiliran tanaman - Mengatur jarak tanam - Seed dressing 2.Aplikasi Fungisida 7. Penyakit Virus Kerdil Khlorotik Jagung (Maize Chlorotic Dwarf Virus Disease Virus = MCDV) Gejala Serangan Gejala awal ditandai oleh warna khlorose pada daun muda di pucuk tanaman. Klorotik garis diantara tulang daun sering tampak. Daun menguning

21 atau kemerahan dan pemendekan ruas batang umum terjadi (Wakman dan Burhanuddin, 2007) (Gambar 13). Gambar 13. Gejala Serangan MCDV Sumber. Penularan Virus ditularkan oleh serangga vektor, wereng daun jagung Granminella nigrifrons (Forbes) dan G. Sonora (Ball) secara semipersisten. Wereng mesih infektif sampai 8 jam setelah mengisap cairan tanaman yang terinfeksi (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Pengendalian Penyakit virus kerdil klorotik jagung dapat dikendalikan dengan pemberantasan rumput inang dengan herbisida dan pemberantasan serangga vektor dengan insektisida (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

22 Peranan Lingkungan Dalam Proses Epidemiologi Konsep segitiga penyakit merupakan hubungan antara tiga faktor, yaitu inang, patogen dan lingkungan. Inang dalam keadaan rentan, patogen bersifat virulen (daya infeksi tinggi) dan jumlah yang cukup, serta lingkungan yang mendukung. Lingkungan berupa komponen lingkungan fisik (suhu, kelembaban, cahaya) maupun biotik (musuh alami, organisme kompetitor). Dari konsep tersebut jelas sekali bahwa perubahan salah satu komponen akan berpengaruh terhadap intensitas penyakit yang muncul (Wiyono, 2007). Penyakit sporadis merupakan penyakit epifitotik yang tidak selalu terjadi setiap musim dan dengan interval yang tidak teratur. Adapun penyakit endemik menggambarkan suatu penyakit yang terbatas pada wilayah geografis tertentu, atau penyakit yang selalu terdapat di daerah tertentu dengan menimbulkan kerusakan ringan sampai berat (Wiyono, 2007). Secara ideal, wilayah pertanaman dapat dibagi menjadi sejumlah daerah agroklimat yang seragam tanggapannya seperti sifat tanah dan cuaca (Petersen, 1994). Masing masing agroklimat dibutuhkan oleh patogen patogen tertentu dalam pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga menjadi penyebab penyakit pada tanaman jagung. Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman jagung adalah bulai, bercak daun, hawar daun, karat daun, busuk batang bakteri (Wakman dan Burhanuddin, 2007), bercak abu abu, busuk tongkol Diplodia dan busuk tongkol Gibberella (CIMMYT, 2004). Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan, pertumbuhan, dan kerentanan genetik inang. Faktor lingkungan yang sangat penting yang mempengarui perkembangan epidemi penyakit tumbuhan adalah kelembapan,

23 suhu, curah hujan, lama penyinaran matahari, angin. Kelembapan akan meningkatkan sporulasi jamur, pelepasan spora, perbanyakan bakteri. Begitu juga dengan suhu, pengaruh yang paling umum suhu terhadap epidemi yaitu pengaruhnya terhadap patogen selama stadia patogenitas yang berbeda, seperti pada perkecambahan spora, penetrasi inang, pertumbuhan dan reproduksi patogen, invasi inang dan sporulasi (Abadi, 2003). Ketiga golongan lingkungan (makro, meso dan mikro) berubah-ubah setiap saat. Dalam skala mikro pengaruh perubahan iklim terhadap proses epidemiologi diukur dalam detik. Dalam lingkungan meso ukuran proses epidemi lebih panjang, mungkin dalam jam atau mungkin hari. Sedangkan skala makro diukur dalam hari, minggu, musim atau malah bulan dan tahun (Oka, 2003). Hampir sebagian besar penyebab penyakit tanaman, terutama golongan jamur akan berkembang dengan pesat pada kelembapan yang tinggi. Begitu juga halnya dengan curah hujan. Tumbukan air hujan ke permukaan tanah akan menimbulkan cipratan-cipratan. Patogen yang ada pada tanah ikut terlempar, lalu menempel pada bagian tanaman yang lunak, terutama tanaman muda atau tanaman semusim kemudian memarasit tanaman tersebut. Tanah yang mempunyai ph rendah juga disukai oleh sebagian besar jamur. Pada tanah masam, jamur berkembang pesat dan banyak menimbulkan kerugian (Wiyono, 2007).

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk.,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei. 19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pandey (1969) tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pandey (1969) tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Pandey (1969) tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisio Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermaeae : Monocotiledoneae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Anonim (1993) klasifikasi ilmiah tanaman jagung adalah sebagai

Lebih terperinci

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG I. Hama utama pada tanaman jagung Jenis hama utama yang banyak menyerang tanaman jagung di Indonesia termasuk daerah pertanaman jagung di Sulsel yaitu Agrotis,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya 18 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam sistematika tumbuh-tumbuhan menurut Warisno (2007) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Class Ordo Family

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm. TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Biologi Tanaman Kedelai berikut: Menurut Sharma (2002), kacang kedelai diklasifikasikan sebagai Kingdom Divisio Subdivisio Class Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim yang menghabiskan paruh waktu pertama untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki kandungan gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., 13 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber : 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI PENYAKIT-PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI SUMATERA UTARA

KEANEKARAGAMAN HAYATI PENYAKIT-PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI SUMATERA UTARA KEANEKARAGAMAN HAYATI PENYAKIT-PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: CHRISTIN M.E DAMANIK 060302044 HPT DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt. TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Patogen C. oryzae Miyake Biologi Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Myceteae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea mays var saccarata) Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang digemari oleh penduduk Indonesia. Jagung manis juga memiliki manfaat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili rumput berumpun yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Sampai saat ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman tahunan berbentuk perdu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan TINJAUAN PUSTAKA Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan 1. Bercak daun septoria Biologi patogen Menurut Agrios (1996), klasifikasi dari patogen penyebab penyakit bercak daun septoria adalah : Kingdom

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Komoditi Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosa. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili: I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tanaman Tembakau 1.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili Solanaceae. Secara sistematis, klasifikasi tanaman tembakau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuaiitas dan Kesehatan Benih Cabai Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jagung manis menurut Linneus dalam Falah (2009) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jagung manis menurut Linneus dalam Falah (2009) adalah sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Jagung Manis Klasifikasi jagung manis menurut Linneus dalam Falah (2009) adalah sebagai berikut: : Spermathophyta : Monocotyledonenae : Graminae : Graminaceae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang menduduki perinkat kedua

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang menduduki perinkat kedua 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang menduduki perinkat kedua setelah padi di Indonesia dan salah satu jenis tanaman serealia dari keluarga rumput-rumputan.

Lebih terperinci

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Rahmawati 1)*, Achmad Jailanis 2), Nurul Huda 1) 1) Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE Kuswanto Luqman Qurata Aini Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Makalah disampaikan pada acara Pengabdian Masyarakat Jurusan Budidaya Pertanian, di desa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi (Coffea spp.) Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% diekspor sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Padi Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang dapat hidup dalam genangan air. Tanaman pangan lain seperti gandum, jagung kentang dan ketela rambat akan mati kalau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung ( Zea mays L. ) adalah tanaman pangan kedua setelah padi. Di dunia ini jagung adalah tanaman makanan ketiga setelah gandum dan padi. Jagung berasal dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Jagung Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays Saccharata. Secara umum klasifikasi tanaman jagung sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ceratocystis fimbriata. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom : Myceteae, Divisi : Amastigomycota,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) termasuk dalam kelas Monokotiledon, ordo Glumaccae, famili Graminae, genus Saccharum. Beberapa spesies tebu yang lain

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Disusun oleh: Yulianus Kotouki Nim : 10414003 Prodi : Biologi PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INTERNASIONAL WOMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air

TINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci