BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Naskah Drama Terusir Karya Doelkepleh. Naskah drama Terusir ditulis oleh seorang penggiat teater di Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Naskah Drama Terusir Karya Doelkepleh. Naskah drama Terusir ditulis oleh seorang penggiat teater di Gorontalo"

Transkripsi

1 1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Naskah Drama Terusir Karya Doelkepleh Naskah drama Terusir ditulis oleh seorang penggiat teater di Gorontalo yang bernama Zulkipli. Dalam karya-karyanya, Zulkipli lebih dikenal dengan nama penanya yakni Doelkepleh. Zulkipli lahir di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat pada tanggal 26 Maret Dia menamatkan studi S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo pada tahun Kemudian melanjutkan studi S2 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan konsentrasi ilmu pada penciptaan teater dan menyelesaikan studinya pada tahun Sekarang dia menjadi tenaga pengajar di Fakultas Sastra Dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Disamping itu, dia juga merupakan pendiri teater Peneti yang ada di Universitas Negeri Gorontalo pada tahun Teater Peneti yang pernah didirikannya tersebut hingga sekarang masih berkiprah dalam dunia kesenian khusunya dalam bidang teater di Provinsi Gorontalo. Sudah bayak karya-karya drama yang telah ditulisnya diantranya yakni Pengadilan Anak Angkat (1999), Bunda (2001), Kata Mati (2001), Maha Buta (2001), Tangis Tak Tersisa (2001), Asmaraku Di Asrama (2001), Indonesia Jilid II (2001), Apa? (2002), Nani Wartabone (2002), Cermin Retak (2003), Tragedi Juli Berdarah (2003), Ilalang (2003), Bangsat (2004), Janjia Lo u Dulowo (2007), Terusir (2010), Cinta Sedarah (2011) Naskah drama Terusir mengisahkan tentang keberadaan kaum polahi yang ada di Gorontalo. Kaum Polahi adalah kaum yang terusir dari keramaian

2 2 penduduk Gorontalo. Mereka memilih mengasingkan diri ke daerah Gunung Tilongkabila dan Gunung Boliohuto karena dulu mereka tidak mampu membayar pajak yang dipungut oleh pemerintahan Hindia-Belanda. Menurut Hasanudin & Basri Amin (2012:109) mengemukakan bahwa: Komunitas penduduk yang melarikan diri kehutan, sebagian besar telah kembali kedistriknya, namun sampai sekarang beberapa di antaranya masih menetap di hutan pegunungan sebagai masyarakat terasing, tapi mereka sangat mandiri dalam menentukan pola hidupnya. Di Gorontalo sudah lama dikenal dengan sebutan orang polahi, masyarakat gorontalo memanggil demikian karena mereka adalah orang pelarian. Lahi berarti lari, po-lahi berarti pelarian. Drama ini dimainkan oleh empat tokoh laki-laki yaitu Bapu (panggilan kepada orang yang dituakan), Palemba (polahi 1), Haboga (polahi 2), limaga (polahi 3). Usaha kaum polahi ini dalam menjaga kelestarian hutan sebagai tempat tinggal untuk keberlangsungan hidup mereka sangat berat. Mereka mendapat gangguan dari para perusak hutan dari daerah bawah gunung tempat mereka tinggal. Maka terjadilah konflik diantara kaum Polahi itu untuk bagaimana melawan gangguan tersebut meskipun bagi mereka melawan adalah hal yang siasia. Perusakan hutan oleh orang-orang dibawah Gunung tempat para Polahi menetap sudah semakin banyak terjadi sehingga keberanian untuk melawan menjadi pilihan yang rumit bagi mereka. Pada akhirnya mereka tetap melarikan diri mencari tempat lain untuk berlindung. Pelarian mereka menggambarkan bahwa kaum mereka memang pantas di juluki kaum polahi atau masyarakat terasing. Sekarang penjajahan itu sudah bukan lagi dari pemerintah Hindia- Belanda tetapi perbuatan masyarakat setempat yang memang marak terjadi demi kepentingan sepihak saja. Sebagai salah satu contoh perbuatan masyarakat yang

3 3 ada di kaki gunung tersebut adalah penebangan pohon secara liar. Hal ini yang menyebabkan kaum Polahi merasa diganggu. Drama Terusir karya Doelkepleh ini pernah dipentaskan pada temu teater mahasiswa nusantara (TEMU TEMAN) ke-10 yang tepatnya dilaksanakan di Purwokerto Jawa Tengah. Pertunjukan pada TEMU TEMAN ke-10 ini melibatkan beberapa mahasiswa dari Fakultas Sastra Dan Budaya yang menjadi tim produksi, sutradara hingga pemain lakon. Pertunjukan inipun mendapatkan apresiasi yang cukup besar dari para penonton yang pada waktu itu terdiri dari kalangan mahasiswa seluruh nusantara hingga masyarakat biasa yang ikut menikmati pertunjukan tersebut. Pada penelitian ini, pertunjukan drama Terusir memiliki perubahan pada sutradara, pemain lakon dan tim produksi lainnya seperti penata musik, penata cahaya, penata rias dan penata kostum. Sutradara dan pemain lakon bekerja keras untuk mengolah akting serta peran masing-masing tokoh yang dimainkan. Proses kreatif para tim produksi lainnya pun ikut serta dalam hal mensukseskan sebuah pertunjukan drama yang layak untuk ditonton. Unsur musik, Tata panggung dan pencahayaan diusahakan semaksimal mungkin untuk sesuai dengan ketentuan naskah dan pertunjukannya. Demikian proses kreatif ini berlangsung selama satu setengah bulan untuk persiapan penelitian.

4 4 4.2 Gambaran umum penonton (Sampel Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Angkatan 2010 Semester VI) Peneliti menyajikan daftar nama mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik angkatan 2010 semster VI yang menjadi sampel pada penelitian ini dalam bentuk tabel. Tabel 1. Daftar Nama Sampel Mahasiswa Dalam Penelitian NO. NAMA KODE RESPONDEN JENIS KELAMIN 1. Misra Suleman R1 P 2. Darwis R2 L 3. Yuranto Uge R3 L 4. Sri Rahayu Biki R4 P 5. Rusli Katili R5 L 6. Mita Paramita Mile R6 P 7. Zulkifli Doda R7 L 8. Novita H. Ahmad R8 P 9. Defri Dunggio R9 L 10. Indra Pakaya R10 L 11. Novan Wirastawan R11 L 12. Jeni Purnamasari A. Diku R12 P 13. Ling Ling R13 L 14. Serly Yahya R14 P 15. Anisa Ibrahim R15 P 16. Leonardo Abd K. R16 L 17. Rizal Aditya Hadi R17 L 18. Darlyn Reu Madjene R18 L 19. Mursid Umar R19 L 20. Ewith Revalya Popodu R20 P

5 5 Tabel di atas menunjukan bahwa penonton yang menyimak pertunjukan drama Terusir karya Doelkepleh ini didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 12 orang atau 60%. Sedangkan perempuan berjumlah 8 orang atau 40%. Peneliti sengaja memilih sampel penelitian berjumlah 20 orang karena peneliti mempertimbangkan bahwa sampel mahasiswa ini dapat memberikan informasi yang lebih dalam tentang resepsi pertunjukan drama ini. 4.3 Deskripsi Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Sebelum membahas tentang penelitian ini, peneliti akan menggambarkan bagaimana jalannya pertunjukan. Persiapan pertunjukan telah diusahakan semaksimal mungkin. Seluruh aspek telah dipersiapkan oleh tim produksi, mulai dari persiapan panggung, persiapan aktor, persiapan pemain musik, persiapan tata cahaya, hingga persiapan tempat para duduk penonton. Penonton segera mengisi tempat yang telah disediakan. Selanjutnya peneliti membagikan lembaran kuesioner kepada para penonton yang telah siap menyaksikan pertunjukan dan pertunjukan pun dimulai. Pada awalnya Panggung terlihat gelap seperti biasnya untuk mengawali sebuah pertunjukan. Setelah itu adegan pertama diawali oleh masuknya dua orang polahi beranama Haboga dan Palemba yang diiringi musik penanda mereka sedang berburu. Saat itu penonton merasa agak lucu menyimak permainan dari kedua tokoh tersebut dikarenakan kostum yang digunakan oleh kedua tokoh tersebut hanya menutupi bagian alat vital laki-laki saja. Kostum yang digunakan adalah pakaian yang disesuaikan dengan pakaian polahi. Kemudian penonton mulai terdiam karena kedua tokoh itu mulai berdialog.

6 6 Dialog demi dialog berlangsung dan sangat menarik perhatian penonton. Sebagian penonton terlihat sesekali mengisi lembaran kuesioner yang telah dibagikan untuk kepentingan penelitian. Masuknya tokoh Limaga membuat suasana menjadi berubah disebabkan oleh kemunculan konflik pertama. Kemunculan tokoh limaga bermaksud untuk menyampaikan berita kepada saudara-saudaranya bahwa kaum pengganggu telah memasuki daerah terlarang dekat tempat tinggal mereka. Mendengar berita itu Haboga dan Palemba merasa marah tetapi juga agak hawatir sehingga mereka pergi melaporkan peristiwa ini kepada Bapu. Adegan selanjutnya adalah ketiga tokoh yakni Haboga, Palemba, dan Limaga menemui bapu yang sedang duduk di gubuk sementara merenungi nasib kaumnya. Ketiga tokoh inipun melaporkan peristiwa yang baru saja mereka alami. Suasana mulai tegang tetapi masih bisa di atasi. Hal ini dikarenakan tokoh Bapu menanggapi berita tentang datangnya kaum pengganggu tersebut tidak terlalu berlebihan. Bapu berusaha membuat anak-anaknya mengerti atas keadaan yang mereka alami. Akan tetapi hal itu hanya melahirkan pertentangan, dimana para anak-anak ini akan memilih jalan untuk melarikan diri ketempat yang lebih nyaman atau melawan. Usai menasehati ketiga anak-anaknya tersebut Bapu pergi meninggalkan meraka. Adegan selanjutnya terlihat tinggal Haboga, Palemba, dan Limaga yang ditinggalkan oleh bapu dalam keraguan. Tahap penjajakan menuju Konflik yang selanjutnya pun dimulai. Berawal dari munculnya keraguan yang lebih dalam pada ketiga polahi tersebut sehingga perdebatan untuk memilih jalan mana yang

7 7 akan mereka pilih menjadi lebih sulit untuk dipecahkan, sementara kaum penjajah semakin mendekati tempat mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk melawan untuk membuktikan bahwa mereka punya keberanian untuk kembali menjadi kaum yang bermarabat. Keputusan untuk melawan itu sia-sia dan hanya menimbulkan rasa takut yang luar biasa karena kaum penjajah lebih banyak jumlahnya dibandingkan hanya mereka bertiga. Akhirnya mereka pun memilih lari karena takut dengan kaum pengganggu. Pada adegan terakhir terlihat Bapu sedang berjalan berkeluh kesah dan merasakan kepedihan yang begitu dalam dengan pilihan ketiga anak-anak polahi tersebut. Ia pun berjalan untuk mencari tempat tinggal yang baru. Perjalanan Bapu tersebut menandakan pula berakhirnya pertunjukan drama Terusir karya Doelkepleh ini. Selama pertunjukan berlangsung para penonton tidak melakukan aktivitas lain selain menyimak pertunjukan. Pada akhir pertunjukan penonton memberikan tepuk tangan meskipun pada saat itu penonton hanya beberapa orang tetapi penonton merasa puas dengan pertunjukan yang baru saja mereka simak. Setelah itu peneliti langsung melaksanakan kegiatan wawancara kepada penonton yang dalam hal ini menjadi responden dalam penelitian. Peneliti sengaja menceritakan hal ini bermaksud untuk menjelaskan apa saja yang terjadi selama penonton menyimak pertunjukan drama Terusir ini. Proses ini sangat berpengaruh pada penilaian penonton dalam mengapresiasi sebuah pertunjukan drama. Selama ini sering terjadi dalam pertunjukan drama eksistensi penonton tidak diperhatikan apakah penonton terhibur selama

8 8 pertunjukan berlangsung atau tidak. Itulah sebabnya peneliti menjelaskan situasi yang terjadi pada penonton selama pertunjukan drama Terusir berlangsung. Komunikasi antara penonton dan apa yang ditonton adalah ruang-ruang kosong yang di dalamnya terdapat banyak interpretasi masing-masing individu. Hal ini menjadi penting dikemukakan oleh peneliti karena dengan adanya pengamatan terhadap reaksi penonton dalam menyimak pertunjukan tersebut, maka bagi peneliti itu adalah sebuah bagian dari proses bagaimana penilaian penonton itu terjadi. 4.4 Deskripsi Hasil Penelitian Kuesioner yang telah dibagikan kepada seluruh penonton atau responden dalam pertunjukan drama Terusir ini mendapatkan beberapa tanggapan yang berbeda bahasanya. Akan tetapi ada pula beberapa tanggapan diantaranya memiliki tujuan yang sama. Perbedaan pandangan dan pengalaman oleh tiap individu penonton terhadap fenomena sosial serta pertunjukan drama, membuat para penonton menyampaikan tanggapannya dalam bentuk bahasa yang berbedabeda. Berikut adalah uraian resepsi mahasiswa terhadap pertunjukan drama Terusir karya Doelkepleh Resepsi Mahasiswa Terhadap Tema Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Pada bagian ini peneliti menjelaskan hasil resepsi mahasiswa terhadap tema pertunjukan drama Terusir. Secara umum, peneliti menemukan banyak interpretasi mahasiswa terhadap tema dalam pertunjukan drama ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa tanggapan yang bervariasi seperti yang

9 9 dituliskan dalam beberapa contoh hasil resepsi mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini. Pertanyaan : Menurut anda tema/pokok permasalahan yang diangkat pada pertunjukan drama Terusir ini berbicara tentang perihal apa? Jawaban responden : R1 : Pokok permasalahan yang ada dalam Terusir ini tentang perihal orangorang polahi (pelarian) yang selalu mengalami nasib yang terusir dari satu tempat ke tempat yang lain. R8 : Naskah ini mengangkat tentang usaha kaum polahi dalam mempertahankan kehidupan mereka di hutan belantara tetapi lama kelamaan mereka merasa terancam dengan keberadaan orang-orang sekitar yang mulai mengusik kehidupan mereka. R15 : Suku polahi yang takut dengan hidup mereka yang akan sengsara akibat adanya kaum penjajah. R13 : Pokok permasalahan dalam drama ini tentang sebuah pilihan hidup dari kaum polahi yaitu bertahan tapi terjajah atau lari tapi terhina. R14 : Perihal dalam pertunjukan drama ini menceritakan tentang kaum polahi yang merasa dijajah oleh kaum kulit putih (penjajah). Sekarang penjajahan itu masih dirasakan karena masih ada masyarakat sekitar yang menganggu kehidupan mereka dengan adanya pengrusakan hutan di sekitar mereka tinggal. Pada aspek ini peneliti mendapatkan hampir seluruh tanggapan responden mengerti tentang tema yang di angkat dalam pertunjukan drama Terusir ini.

10 10 Peneliti berasumsi bahwa tanggapan dari setiap mahasiswa ini dipengaruhi oleh dialog tokoh yang diucapkan serta gerak-gerak tokoh. Berikut adalah tabel hasil resepsi mahasiswa terhadap tema dalam pretunjukan drama Terusir. Tabel 2. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Tema Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Tentang kaum polahi yang terusir dari tempat tinggalnya 18 orang 90% Tentang penjajahan 2 orang 10% Total 20 orang 100% Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar responden menjelaskan tema yang di angkat dalam pertunjukan drama ini yaitu berbicara tentang kaum terusir atau dalam bahasa Gorontalo dikenal dengan julukan polahi atau kaum pelarian dari tanahnya sendiri. Beberapa tanggapan ini pun lebih diperkuat penjelasannya dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dari hasil wawancara hampir seluruh mahasiswa mengatakan mengerti tentang tema dalam pertunjukan drama Terusir ini yakni 18 orang atau sekitar 90% sementara yang menjawab tentang tema secara umum yakni 2 orang atau sekitar 10% dari jumlah sampel yang ada.

11 Resepsi Mahasiswa Terhadap Alur Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Pada bagian ini berisi tentang tanggapan responden terhadap alur dalam pertunjukan drama Terusir. Tanggapan yang diberikan oleh responden terhadap alur memiliki sedikit perbedaan. Berikut ini adalah pertanyaan yang diberikan peneliti dan beberapa contoh dari tanggapan mahasiswa sebagai responden. Pertanyaan : Menurut Anda, alur yang digunakan dalam pertunjukan drama Terusir ini adalah?jelaskan! Jawaban responden : R9 : Alur yang digunakan dalam pertunjukan drama ini adalah alur maju yang dimana cerita bermula dari sedang kemudian konflik, klimaks, dan diakhiri dengan resolusi. R14 : Drama ini menggunakan alur maju. Di dalam drama ini terdapat cerita yang berurutan dari percakapan antar polahi, konflik, dan kemudian terdapat solusi di antara pembicaraan mereka. R3 : Menurut saya alur yang digunakan dalam drama Terusir ini adalah alur maju karena dalam drama ini membicarakan prediksi-prediksi dan nasib para polahi ke depan. Pada aspek ini peneliti mendapatkan hampir seluruh tanggapan responden mengatakan bahwa alur yang digunakan dalam drama ini adalah alur maju. Adapun responden yang berbeda dalam hal menginterpretasi alur dari pertunjukan drama ini. Hal ini terlihat dari beberapa tanggapan responden yang memberikan jawaban bahwa pertunjukan drama Terusir ini menggunakan alur

12 12 mundur. Perbedaan ini bisa di lihat pada salah satu tanggapan mahasiswa di bawah ini. R7 : Drama ini menggunakan alur mundur karena drama ini menceritakan tentang orang-orang yang terusir ketika zaman penjajahan dulu di gorontalo. Interpretasi dalam sebuah pertunjukan memiliki porsi-porsi tersendiri. Segala kemungkinan bisa terjadi pada setiap tanggapan yang akan diberikan oleh penonton. Hal ini tentu dipengaruhi dari tingkat pengalaman setiap penonton tersebut. Demikian pula sama halnya dengan interpretasi penonton terhadap alur dalam pertunjukan drama Terusir ini. Selanjutnya peneliti menyajikan tanggapan mahasiswa dalam bentuk tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Alur Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Alur Maju 15 orang 75% Alur mundur 3 orang 15% Tidak mengisi 2 orang 10% Total 20 orang 100%

13 13 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab alur maju dalam pertunjukan drama Terusir yaitu sebanyak 15 orang atau 75%. Sementara yang menjawab alur mundur yaitu sebanyak 3 orang atau 10%, dan yang tidak mengisi sebanyak 2 orang atau 10% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Peranan Tokoh Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Resepsi yang diberikan oleh responden terhadap peranan setiap tokoh dalam pertunjukan drama Terusir ini terdapat banyak sekali perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan tiap individu responden dalam menginterpretasi peranan tokoh sesuai dengan tingkat penerimaan dari setiap responden itu sendiri. Pada bagian ini peneliti memberikan dua pertanyaan. Berikut ini adalah uraian serta beberapa contoh tanggapan responden. Pertanyaan 1: Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap peranan masing-masing tokoh dalam pertunjukan tersebut? Jawaban responden : R8 : Dari keseluruhan tokoh memiliki peranan yang bebeda-beda dan sangat menghayati perannya. Tokoh bapu memiliki sikap yang bijak dalam mengambil keputusan, tokoh palemba terlihat seperti tidak memiliki pendirian, tokoh haboga memiliki sikap yang tidak konsisten terhadap perkataannya, dan tokoh limaga memiliki sikap yang setia tetapi mudah dibodohi. R1 : Tokoh bapu adalah orang yang sering memberikan nasehat-nasehat tetapi tidak berdaya melakukan apa-apa, tokoh palemba adalah orang yang

14 14 pesimis namun sering menuruti pendapat dari teman-temannya, tokoh haboga adalah orang yang pengecut, dan tokoh limaga adalah orang pengecut. R12 : Bapu adalah tokoh tritagonis (penasehat), Palemba adalah tokoh protagonis (karakternya pesimis untuk menyerang atau menghalangi orang yang mereka takuti yang masuk kedaerah terlarang, Haboga adalah tokoh antagonis (karakternya keras, berpikir optimis dan akhirnya menjadi pengecut dalam menghalangi orang yang masuk ke daerah terlarang. dan limaga adalah tokoh pembantu (tokoh yang member informasi dan selalu mengikuti perintah). R3 : Haboga adalah tokoh antagonis, palemba adalah tokoh tritagonis, limaga adalah tokoh tritagonis, dan bapu adalah tokoh yang protagonis. R14 : peranan masing-masing tokoh dalam drama ini masih harus lebih mendalami peran mereka, tetapi peran mereka sudah cukup baik. Dari data di atas terlihat bahwa seluruh responden memberikan tanggapannya terhadap tokoh dalam pertunjukan drama Terusir ini sangat berbeda-beda. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik yang menjadi sampel dalam penelitian ini pun telah mengikuti tahapan-tahapan dalam dilalui dalam pengolahan seni peran yang telah didapatkan pada mata kuliah pemeranan. Hal ini menggambarkan bahwa sampel mahasiswa ini memiliki banyak pengalaman terhadap arti peran tokoh. Selanjutnya pada kegiatan wawancara peneliti mendapatkan hal yang bebeda yakni tanggapan responden terhadap tokoh yang

15 15 menarik dalam pertunjukan drama Terusir ini. Secara jelas dituliskan beberapa tanggapan mahasiswa di bawah ini. Pertanyaan 2: Menurut Anda siapakah tokoh yang paling menarik dalam pertunjukan ini? Jawaban responden : R15 : Tokoh yang menarik buat saya adalah tokoh Bapu karena karakter tokoh dapat dikuasai oleh aktor. R5 : Menurut saya palemba, karena expresi Palemba sangat sempurna, artikulasi dan vokal sangat jelas. R20 : Tokoh Palemba cukup baik dalam memainkan perannya. R6 : Tokoh Palemba karena dia sangat bersi keras untuk melawan para penjajah. R3 : Tokoh Haboga karena pada tengah pertunjukan menghidupkan suasana. R14 : Tokoh yang menarik adalah Haboga karena dalam cerita ini Haboga menggambarkan seorang yang dapat membuat suasana yang tegang juga lucu. R12 : Tokoh Haboga sangat cerdik memanfaatkan suasana padahal dia sendiri seorang pengecut. Pada aspek ini peneliti mendapatkan hasil resepsi responden memiliki beragam pilihan tokoh yang dianggap menarik. Daya tarik terhadap setiap tokoh ini menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi peneliti. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat penilaian responden terhadap tokoh yang dimainkan cukup tinggi. Berikut ini data secara lengkap dalam bentuk tabel.

16 16 Tabel 4. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Tokoh Yang Menarik Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Bapu 3 orang 10% Haboga 8 orang 40% Palemba 9 orang 45% Limaga - - Total 20 orang 100% Data di atas mengungkapkan bahwa sekitar 3 orang atau 20% yang memilih tokoh bapu. Kemudian 9 orang atau 45% yang memilih tokoh Haboga, tokoh Palemba memiliki jumlah pemilih 5 orang atau 25%, dan tokoh palemba memiliki jumlah pemilih 2 orang atau 10%. Hal ini memberikan suatu gambaran bahwa terdapat perbedaan interpretasi oleh setiap mahasiswa terhadap tokoh yang di anggap menarik serta peranan tokoh yang ada dalam pertunjukan drama Terusir ini ini. Hal ini menarik bagi peneliti, terlihat jelas bagaimana proses penilaian mahasiswa dalam menginterpretasi sebuah pertunjukan. Bagi peneliti suatu perbedaan pendapat dalam sebuah pertunjukan drama memanglah hal yang biasa tetapi sejauh mana para pemberi pendapat itu dapat memasuki ruang-ruang

17 17 kosong yang ada dalam sebuah pertunjukan drama, dan itulah yang paling penting Resepsi Mahasiswa Terhadap Tata Rias dan Kostum Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh. Selanjutnya pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana resepsi mahasiswa terhadap tata rias dan kostum dalam pertunjukan drama Terusir ini. Pada pertunjukan drama, tata rias dan kostum adalah unsur yang juga penting untuk lebih menghidupkan karakter tokoh, untuk itu perlu adanya resepsi terhadap unsur ini agar dapat memberikan suatu wawasan serta penilaian tersendiri. Tata rias tokoh Haboga, Palemba, Dan Limaga memiliki kesamaan riasan wajah karena sutradara menginterpretasikan ketiga tokoh tersebut masih berumur sekitar 20 tahunan. Sedangkan tata rias dari tokoh Bapu menggunakan riasan wajah orang tua yang berumur sekitar 50 tahunan. Demikian pula dengan tubuh para tokoh juga dilumuri dengan lumpur. Hal ini memberikan kesan estetis terhadap riasan masing-masing tokoh yang ada dalam pertunjukan drama ini. Masing-masing tokoh dari pertunjukan ini mengenakan pakaian yang memang disesuaikan dengan pakaian polahi. Pakaian ini dibuat dari potonganpotongan kain putih yang dilumuri dengan lumpur sehingga terlihat agak usang. Kostum usang ini menandakan bahwa suku polahi sudah berada cukup lama di dalam hutan dan sudah lama pula menggunakan pakaian itu tanpa menggantinya dengan pakaian lain.

18 18 Pada tahap ini peneliti memberikan satu pertanyaan saja. Berikut adalah beberapa tanggapan dari responden terhadap tata rias dan kostum dalam pertunjukan drama Terusir ini. Pertanyaan : Bagaimanakah tanggapan anda tentang tata rias dan kostum dalam Jawaban responden : pertunjukan drama Terusir ini? R11 : Sesuai dengan ketentuan naskah, apa lagi ditambah unsur tanah yang di oleskan diseluruh tubuh. R2 : Untuk semua tokoh tata rias pada umunya sudah tepat tapi akan lebih baik jika observasi langsung utnuk kostum yang dikenakan oleh suku polahi yang asli. R8 : Tokoh Palemba dan Bapu tata rias dan kostum sudah sesuai, tapi untuk tokoh Limaga riasan wajah dan rambut kurang mendukung dan untuk haboga riasan wajah dan rambut cocok tapi dari segi kostum dia berbeda dari pemain yang lain. R10 : Dari segi tata kostum sudah baik dan sudah menggambarkan suasana kaum polahi yang sebenarnya. R3 : Tata rias dalam drama Terusir sudah mencerminkan kehidupan kaum polahi namun jika dipertunjukan pada khalayak ramai sangat tidak pantas karena sudah memperlihatnkan aurat. R9 : Menurut saya masih belum menunjukan tokoh yang sesungguhnya contohnya make up dari tokoh Bapu masih belum tertata dengan benar karena rias dari tokoh Bapu yang tua belum nampak pada seluruh tubuhnya.

19 19 R6 : Tata rias Bapu sangat jelas sebagai orang tua tapi tokoh yang lain tidak jelas seperti tidak memakai make up. R15 : Dari segi tata rias masih belum menampakan karakter dari suku polahi tersebut namun untuk kostum sangat mencerminkan. Dari beberapa contoh hasil resepsi responden di atas, bisa dilihat tanggapan dari responden yang bervariasi. Tanggapan-tanggapan ini tidak lepas dari tingkat penilaian dari responden itu sendiri yang memiliki beragam pengalaman dalam hal tata rias dan kostum. Peneliti menilai bahwa responden telah memiliki keteramplian khusus dalam bidang tata rias dan kostum ini. Alasan ini jelas, karena responden yang memberikan resepsi ini adalah mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah tata rias dan kostum serta terlibat dalam beberapa pertunjukan drama, tari, maupun musik sebagai pemain ataupun penata rias dan kostum. Berikut ini adalah tabel penjelasannya. Tabel 5. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Tata Rias Dan Kostum Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Sesuai dengan tema cerita 16 orang 80% Kurang sesuai dengan tema cerita 4 orang 20% Total 20 orang 100%

20 20 Tabel di atas memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang berapa jumlah responden yang memilih tata rias dan kostum sudah sesuai dengan tema dan pertunjukan cerita yakni sebanyak 16 orang atau 80% dan yang memilih tata rias kostum belum atau kurang sesuai dengan tema cerita yakni sebanyak 4 orang atau 25% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Properti Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh. Selanjutnya pada tahap ini adalah uraian tentang bagaimana resepsi responden terhadap properti dalam pertunjukan drama Terusir. Data yang didapatkan pada tahap ini hampir semuanya memiliki penjelasan yang sama hanya ada beberapa resepsi responden yang sedikit berbeda. Adapun Properti yang digunkanan dalam pertunjukan ini adalah adalah senjata-senjata yang digunakan masyarakat Gorontalo pada zaman dahulu yakni totobu o atau tombak, poti o pulu lo hunggia atau panah, dan sebuah senjata api. Pertanyaan : Bagaimanakah tanggapan anda terhadap properti yang digunakan dalam pertunjukan drama Terusir ini? Jawaban responden R12 : Properti sudah bagus, tapi pada saat adegan kedua atau pergantian setting masih ada pohon yang terlihat sama. Hal ini perlu diperhatikan lagi. R2 : Properti sudah bagus. R1 : Properti sudah sesuai dengan naskah.

21 21 R4 : Properti sangat mendukung pertunjukan. R3 : Properti yang digunakan masih kurang mendukung. R9 : Properti atau senjata yang digunakan belum menggambarkan yang sesungguhnya. Data di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden memiliki kesamaan. Sebagian besar responden memberikan tanggapan bahwa properti yang digunakan dalam pertunjukan drama Terusir ini sudah sesuai. Adapula beberapa tanggapan dari responden terhadap properti memiliki perbedaan pendapat yakni properti yang digunakan belum menggambarkan yang sesuai dengan kaum polahi yang sesungguhnya. Berikut dibawah ini tabel penjelasannya. Tabel 6. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Properti Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Sesuai dengan tema cerita 18 orang 90% Kurang sesuai dengan tema cerita 2 orang 10% Total 20 orang 100% Dari tabel di atas menjelaskan responden yang memberikan tanggapan bahwa properti yang sudah sesuai dengan tema cerita berjumlah 18 orang atau

22 22 90%. Sedangkan yang memberikan tanggapan belum sesuai hanya 2 orang atau 10% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Latar/Setting Panggung Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh. Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang resepsi mahasiswa terhadap latar atau seting panggung. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebagian besar telah mengikuti mata kuliah artistik. Peneliti berharap sampel dari mahasiswa ini dapat memberikan tanggapannya sesuai dengan apa yang mereka telah pahami dan mereka alami sebelumnya. Pertunjukan drama Terusir ini menggunakan latar atau setting suasana hutan yang di dalamnya terdapat beberapa pohon besar. Selain itu juga terdapat sebuah gubuk kecil tempat peristirahatan tokoh Bapu. Bagi peneliti sebagai sutradara, latar panggung yang dibuat sudah bisa mewakili keberadaan hutan tempat tinggal kaum Polahi yang sebenarnya. Pergantian adegan pun hanya menggunakan pergantian posisi pohon dan ini menandakan bahwa setting panggung telah berubah tempat. Pada bagian ini terdapat banyak interpretasi serta tanggapan yang berbedabeda dari sampel mahasiswa. Ada beberapa responden yang menanggapi bahwa seting yang digunakan sudah sesuai dengan tema cerita dan ada juga yang menanggapi bahwa seting yang digunakan belum sesuai atau kurang. Bagi peneliti ini adalah sebuah daya tarik dalam sebuah penelitin tentang resespsi. Pada tahap

23 23 ini peneliti memberikan satu pertanyaan saja dan berikut ini disajikan beserta contoh hasil resepsi dari responden. Pertanyaan : Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap latar atau setting pada pertunjukan drama Terusir ini? Jawaban responden : R10 : Setting panggung sudah sesuai dengan suasana tempat tinggal kaum polahi R13 : Sudah bagus tapi pergantian adegan terlalu lama. R17 : latar atau setting saya rasa sudah menggambarkan keadaan atau situasi yang memang benar-benar berada di hutan. R5 : Saya menganggap setting pada pertunjukan ini masih kurang karena ada sebagian panggung yang terlihat kosong, dedaunan masih kurang, terlalu banyak dilantai panggung. R3 : Menurut saya setting panggung masih kurang mendukung karena suasana dalam hutan sangat banyak pepohonan, sedangkan pada pertunjukan ini hanya ada beberapa pohon saja. Dari contoh hasil resepsi responden di atas, peneliti mendapatkan data tanggapan dari responden yang lebih didominasi oleh tanggapan bahwa setting panggung sudah sesuai dengan tema cerita. Akan tetapi di dalam beberapa tanggapan itu ada sebagian responden yang menjelaskan sedikit kekurangan dari seting panggung tersebut. Berikut adalah tabel hasil resepsi responden terhadap setting panggung dalam pertunjukan drama Terusir.

24 24 Tabel 7. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Latar/Setting Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Sesuai dengan tema cerita 13 orang 65% Kurang sesuai dengan tema cerita 6 orang 30% Tidak mengisi 1 orang 5% Total 20 orang 100% Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa mahasiswa yang memberikan tanggapan terhadap latar atau setting yang sudah sesuai dengan pertunjukan berjumlah sebanyak 13 orang atau 65% sedangkan yang menanggapi masih kurang sesuai dengan pertunjukan sebanyak 6 orang atau 30% dan yang tidak mengisi 1 orang saja atau 5% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Tata Cahaya Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh. Selanjutnya pada bagian ini adalah penjelasan tentang resepsi mahasiswa yang penjadi sampel dalam penelitian ini terhadap tata cahaya dalam pertunjukan ini. Penelitian resepsi dari responden tentang tata cahaya dalam pertunjukan drama Terusir ini adalah sebuah keunikan tersendiri. Peneliti berasumsi bahwa, meskipun pada Jurusan Pendidikan Sendrtasik tidak terdapat mata kulah tentang

25 25 tata cahaya, tetapi sebagian besar mahasiswa pernah terlibat dalam produksiproduksi seni pertunjukan yang pernah digelar. Tentu di dalam produksi-produksi seni kreatif ini, penataan cahaya sangat diperhatikan oleh setiap mahasiswa yang terlibat dalam produksi. Lampu yang digunakan untuk pencahayaan yakni lampu Par 64 sebanyak dua buah, Par 56 sebanyak empat buah, dan Halogen 500 sebanyak satu buah. Seluruh mata lampu tersebut ditaruh pada depan panggung. Lampu Par 64 diatur untuk menerangi bagian kiri dan bagian kanan, sedangkan lampu Par 56 dan Halogen 500 diatur untuk memperkuat suasana serta menerangi panggung bagian tengah. Penataan cahaya dalam pertunjukan ini hanya sederhana tetapi tetap mempertimbangkan suasana adegan. Beberapa warna lampu yang menjadi pilihan sutradara adalah warna merah, hijau, kuning, biru dan warna netral. Lampu hijau dan kuning menguatkan suasana siang hari di hutan sedangkan Warna merah dan biru dinyalakan pada saat adegan Bapu sedang merenungi nasib kaum polahi. Kesan warna lampu merah dan biru membuat warna lampu menjadi berwarna ungu dan menurut sutradara adalah penekanan warna ungu ini memberikan kesan kerinduan serta keresahan takoh Bapu saat merenungi kaum polahi. Selanjutnya warna lampu merah pun menjadi pertanda dan penguatan suasana tegang dalam perdebatan antar tokoh Palemba, Haboga dan Limaga pada adegan ketiga. Pada bagian ini peneliti memberikan satu pertanyaan untuk mendapatkan resepsi dari responden. Berikut ini disajikan beserta beberapa contoh jawaban dari setiap responden.

26 26 Pertanyaan : Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap tata cahaya pada pertunjukan drama Terusir ini? Jawaban responden : R13 : Pencahayaan efek lampu sudah pas disaat suasana tegang dengan cahaya merah. R9 : Penataan cahaya sudah baik tetapi pencahayaan pada titik belum nampak yakni pergerakan aktor. R3 : Dalam penataan lihting panggung juga cukup mendukung pada pertunjukan drama Terusir ini R4 : Suasana siang hari Nampak dengan penataan cahaya yang agak terang. R5 : Tata cahaya dalam pertunjukan ini terlalu terang. R8 : Menurut saya sudah sangat mendukung pementasan. Dari beberapa contoh hasil resepsi responden di atas, dapat dilihat bahwa responden dapat memberikan berbagai macam tanggapan yang beragam penjelasannya namun memiliki tujuan yang sama meskipun ada yang tidak mengisi sama sekali. Peneliti akan menjelaskan secara detail jumlah responden yang meberikan resepsi terhadap tata cahaya dalam bentuk tabel di bawah ini. Tabel 8. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Tata Cahaya Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Sesuai dengan pertunjukan 17 orang 85%

27 27 Kurang sesuai dengan pertunjukan 2 orang 10% Tidak mengisi 1 orang 5% Total 20 orang 100% Dari tabel diatas, terlihat ada sebanyak 17 orang atau 85% yang menanggapi bahwa penataan cahaya sudah sesuai dengan pertunjukan. Sedangkan yang menanggapi kurang sesuai sebanyak 2 orang atau 10% dan yang tidak mengisi hanya 1 orang saja atau 5% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Iringan Musik Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Musik adalah salah satu elemen yang tidak kalah pentingnya dalam membangun sebuah suasana pertunjukan dalam pertunjukan. Oleh karena itu peneliti ingin mendapatkan bagaimana resepsi mahasiswa tentang penataan musik dalam pertunjukan ini. Pada pertunjukan drama Terusir ini menggunakan musik live dengan instrumen alat musik rebana, marwas, suling, suara rekaman mesin pemotong kayu dan suara burung. Alat musik rebana dan marwas dimainkan pada saat adegan pertama yakni adegan berburu. Setelah itu instrumen rebana dan marwas dimaikan untuk mengiringi suara mesin pemotong kayu dalam adegan masuknya kaum penjajah ke daerah terlarang. Sedangkan instrumen alat musik suling dimainkan pada saat tokoh Bapu sendang merenungi nasib kaum polahi pada adegan pertama dan terakhir.

28 28 Resepsi yang diberikan oleh responden ini beragam. peneliti berasumsi bahwa penjelasan yang berbeda-beda ini dikarenakan sebagian besar responden adalah mahasiswa yang memilih salah satu konsentrasi ilmu yakni di bidang musik pada Jurusan Pendidikan Sendratasik. Oleh sebab itu banyak tanggapan yang menarik pada aspek ini. Berikut adalah contoh hasil resepsi responden. Pertanyaan : Menurut anda bagaimana penataan musik dalam pertunjukan drama Terusir? Jawaban responden : R12 : Bagus, karena memakai musik live dan sangat mendukung suasana yang ada. R15 : Musik sudah bagus sesuai dengan tema dan alur cerita. R2 : Dalam penataan musiknya sangat mendukung karena ada jedah tertentu saat kaum pelarian telah terusir. R14 : dalam drama ini menggunakan musik yang pas dan menggambarkan suasana pada saat perusakan pepohonan dan tempat tinggal mereka, seperti suara sensor. R9 : Penataan musiknya belum tertata dengan rapi karena menggunakan musik live. R3 : Musiknya masih kurang greget, karena dalam hutan identik dengan suasana seram, tapi pertunjukan tadi musik untuk suasana seramnya tidak dapat. R18 : Suara mesin sensor lebih diperjelas lagi. R16 : Musiknya mendukung tapi belum begitu teratur.

29 29 Dari beberapa data di atas terlihat bahwa banyak sekali perbedaan tanggapan dari responden yang menyatakan bahwa musik sudah sesuai dengan pertunjukan dan tanggapan responden yang menyatakan bahwa musik kurang sesuai dengan pertunjukan. Perbedaan pendapat dalam menilai musik tentu juga dipengaruhi oleh tingkat penerimaan tiap-tiap individu responden. Peneliti menilai bahwa, responden memiliki tingkat pengalaman yang lumayan banyak dalam memainkan musik. Dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pandangan sejauh mana musik itu layak atau tidak dalam mengiringi sebuah seni pertunjukan baik itu dalam mengiringi sebuah tari ataupun drama. Berikut ini peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel. Tabel 9. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Tata Musik Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Sesuai dengan pertunjukan 15 orang 75% Kurang sesuai dengan pertunjukan 4 orang 20% Tidak mengisi 1 orang 5% Total 20% 100% Tabel diatas terlihat ada 15 orang responden atau 75% yang menanggapi bahwa penataan musik sudah sesuai dengan pertunjukan. Sedangkan yang

30 30 menanggapi bahwa penataan musik masih kurang sesuai berjumlah 4 orang atau 20% dan yang tidak mengisi hanya satu orang saja atau 5% dari jumlah sampel yang ada Resepsi Mahasiswa Terhadap Pesan Moral Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Aspek terakhir yang diteliti adalah resepsi responden terhadap pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan darama Terusir. Peneliti mendapatkan banyak tanggapan yang menarik pada bagian ini. Sutradara dalam menginterpretasi pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan drama Terusir ini mendapatkan banyak hal. Bagi sutradara, pesan moral yang sangat terlihat dalam pertunjukan ini adalah tentang Hidup sebagai perjuangan panjang yang harus dijalani dengan memilih jalan hidup sendiri-sendiri atau dengan kata lain yakni hidup merupakan sebuah pilihan. Seluruh responden memberikan tanggapan yang sangat panjang penjelasannya. Tetapi adapun beberapa tanggapan dari responden yang penjelasannya hanya sangat sedikit saja namun memiliki arti yang cukup dalam. Berikut ini adalah beberapa contoh hasil resepsi responden terhadap pesan moral dalam pertunjukan drama Terusir. Pertnyaan : Menurut anda pesan moral/amanat yang bisa diambil pada pertunjukan drama Terusir adalah? Jawaban responden R11 : Ketika kita sudah menentukan pilihan jangan pernah lari dari pilihan itu.

31 31 R6 : Hidup adalah pilihan. R14 : Kita tidak bisa memandang rendah orang lain dan tidak bisa membedabedakan ras atau suku yang dapt memicu perpecahan dalam masyarakat karena kita seua dalah sama. R8 : Jangan membeda-bedakan suku atau ras tertentu karena tanpa disadari kita saling membutuhkan antar sesama manusia. R20 : Jangan menebang hutan sembarangan. R18 : Hutan juga merupakan salah satu tempat tinggal mahluk hidup yang perlu dilestarikan dan bukan untuk dirusak. R2 : Ketika tanah yang kita tempati dijajah, setidaknya kita harus memiliki jiwa keberanian demi mempertahankanya. R5 : Ikutlah semua perkataan orang tua. Dari beberapa contoh hasil resepsi di atas dapat dilihat bahwa pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan drama Terusir ini memiliki banyak persepsi dari setiap responden. Peneliti berasumsi bahwa dalam memberikan resepsi terhadap pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan drama Terusir ini, responden memiliki cara pandang masing-masing. Tingkat pengalaman serta penerimaan akan menjadi dasar tiap-tiap individu dalam memberikan tanggapannya. Berikut ini peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel di bawah ini.

32 32 Tabel 10. Hasil Resepsi Mahasiswa Terhadap Pesan Moral Dalam Pertunjukan Drama Terusir Karya Doelkepleh Jawaban Responden Jumlah Pemilih Persentase Jangan membedakan ras, suku, dan antar golongan 6 orang 30% Hidup adalah sebuah pilihan 4 orang 20% Jangan jadi orang yang pengecut 4 orang 20% Jangan merusak hutan 4 orang 20% Ikutilah perkataan orang tua 1 orang 5% Tidak mengisi 1 orang 5% Total 20% 100% Berdasarkan data di atas, Peneliti berasumsi bahwa dalam memberikan resepsi terhadap pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan drama ini, responden memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh horison harapan oleh setiap responden masing-masing. Dalam menganalisis data peneliti memilih dan memilah data yang serupa dan pada tabel di atas dijelaskan

33 33 bahwa terdapat 6 orang atau 30% yang memberikan tanggapan bahwa pesan moral yang terkandung adalah Jangan membedakan ras, suku, dan antar golongan. Keberadaan kaum Polahi yang terasing dari kalangan penduduk setempat memberikan suatu gambaran bahwa penduduk setempat telah membedakan derajat antar sesama penduduk yang menetap di Gorontalo. Meskipun demikian, suku Polahi pun merasa terganggu akan perlakuan masyarakat tersebut. Hal ini mengundag banyak kontroversi antara sesama masyarakat yang ada di Gorontalo. Suku Polahi yang kini terasing dari keramaian penduduk tersebut telah menjadi suatu fenomena sosial yang perlu dicermati secara mendalam. Pesan moral kedua yang menjadi pilihan dari responden adalah Hidup itu adalah pilihan dan yang memberikan tanggapan ini berjumlah 5 orang atau 25%. Setiap manusia tentu memiliki pilihan hidup yang berbeda-beda. Pilihan hidup ini dibedakan oleh perjalanan hidup manusia tersebut. Dalam naskah terusir karya Doelkepleh terlihat jelas jalan hidup yang dipilih oleh kaum Polahi. Mereka memilih terasing karena tidak mau terpengaruh oleh penduduk sekitar yang memiliki prinsip hidup yang berbeda dengan mereka. Hal ini lebih dipertegas oleh sikap dari tokoh Bapu yang menjadi tetua suku polahi dalam naskah tersebut. Dia memilih takdirnya untuk lebih baik lari dan terhina daripada bertahan tapi terjajah ditanah sendiri. Pesan moral ketiga yang menjadi pilihan responden dalam drama Terusir ini adalah Jangan menjadi orang yang pengecut dan ini ditanggapi oleh responden sebanyak 4 orang atau 20%. Perlawanan suku polahi menjadi sia-

34 34 sia karena pada kenyataanya mereka tidak bisa melawan kepentingan yang diberlakukan oleh penduduk setempat. Akhirnya untuk mengambil sikap harus lari dari penjajahan penduduk tersebut merupakan pilihan satu-satunya bagi mereka. Hal ini terlihat pada adegan dimana tokoh Haboga, Palemba, dan Limaga tidak bisa berkutik lagi melihat begitu banyaknya para kaum pengganggu tersebut yang telah memasuki daerah tempat mereka menetap dan mereka melarikan diri mencari tempat yang baru bagi mereka untuk menetap. Kemudian pesan moral ke empat yang menjadi pilihan dari responden adalah Jangan merusak hutan dan ini ditanggapi oleh responden sebanyak 4 orang atau 20%. Perlakuan penduduk setempat terhadap hutan tempat para kaum polahi memang sudah marak terjadi demi mementingkan keuntungan sepihak. Dalam naskah Terusir ini para penduduk terlihat sudah tidak memikirkan lagi apa akibat dari perusakan hutan nantinya. Penduduk setempat melakukan penebangan pohon secara liar. Hal ini membuat kaum Polahi merasa tidak nyaman. Jangankan kaum Polahi, kita sebagai manusia yang tinggal dimuka bumi ini tentu tidak mau nantinya akan ada bencana yang menimpa tempat tinggal kita hanya karena disebabkan oleh perbuatan-perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dan akhirnya kita sendiri yang menjadi korban. Pesan moral yang terakhir menjadi pilihan dari responden adalah Ikutilah perkataan orang tua. Responden yang memberikan tanggapan terhadap hal ini berjumlah 1 orang saja atau 5%. Adapun yang tidak mengisi sama sekali berjumlah 1 orang atau 5% dari jumlah sampel yang ada. Tokoh Bapu adalah tokoh yang bijaksana dalam memberikan pengajaran terhadap anak-anaknya. Oleh

35 35 sebab itu dalam naskah drama Terusir ini tokoh Bapu dipandang sebagai tetua yang masih dihormati. Akan tetapi belenggu yang terikat dalam kehidupan kaum Polahi menjadikan anak-anak Polahi tersebut memiliki naluri yang cukup kuat untuk tetap mencari celah agar terputus dari rantai belenggu tersebut. Sehingga terjadi berbagai macam gejolak batin yang timbul pada ketiga anak tersebut untuk mencoba melawan para kaum penggangu. Akan tetapi pada akhirnya perlawanan itu menjadi sia-sia. Hal ini dikarenakan jumlah para kaum penggangu sangat banyak dibandingkan dengan kaum Polahi sekarang. Pada kegiatan wawancara, telah membuktikan bahwa sebagian besar tanggapan dari responden terhadap pertunjukan drama Terusir ini cukup menarik. berikut ini peneliti menguraikan beberapa pertanyaan dalam wawancara dan beberapa tanggapan yang diberikan oleh responden. Pertanyaan 1 : Apakah Anda menyukai pertunjukan ini?.alasannya? Jawaban responden : R13 : Ya, karena pertunjukannya unik dan berkisah tentang kaum polahi yang jarang terlihat. R6 : Ya, karena pertunjukan ini ceritanya cukup menarik dan cukup jelas. R16 : Ya, karena pertunjukan atau pementasan ini ceritanya cukup menarik dan bisa melahirkan imajinasi-imajinasi luas tentang kehidupan manusia yang ada di hutan. Pertanyaan 2 : Menurut Anda apa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada pertunjukan Drama Terusir ini?

36 36 Jawaban responden : R1 : Kekurangan dari segi kostum, karena suku polahi yang asli itu menggunakan daun-daunan yang ada di hutan, mereka belum mengenal kain, kelebihan dari pada aktor mampu membawakan peran masing-masing. R12 : Kekurangan pertunjukan tadi hanya ditonton oleh sedikit orang yang tidak memenuhi tempat penonton. Jika banyak maka akan lebih bagus lagi agar pesan-pesan moral yang terdapat pada naskah akan lebih diketahui sehingga akan menambah wawasan masyarakat. R16 : Kekurangan pada tata rias, ada beberapa aktor yang make up-nya tidak nampak. Pertanyaan 3 : Apa tanggapan anda terhadap suku polahi di Provinsi Gorontalo? R14 : Mereka kurang mengetahui dan bersahabat dengan masyarakat sekitar karena mereka adalah orang-orang yang tidak bergelut dengan masyarakat dan dunia moderen, tetapi mereka harus diperhatikan dan tidak dihina. R7 : Suku polahi terlalu sensitif terhadap masyarakat moderen, mungkin terbawa suasana waktu mereka dijajah dulu. R2 : Kurang tahu. Penilaian responden ini dikarenakan sebagian besar responden menaggapi bahwa tema yang diangkat pada pertunjukan drama Terusir ini merupakan peristiwa yang bisa memberikan sebuah wawasan baru tentang keberadaan suku Polahi di Gorontalo. Adapun hal lain yang menjadi menarik bagi peneliti dengan adanya tanggapan responden bahwa pertunjukan drama Terusir ini lebih baik

37 37 dipertontonkan pada masyarakat luas sehingga dapat memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakan terhadap keadaan kaum Polahi yang ada di Gorontalo. Berdasarkan kedua hasil analisis instrumen di atas, peneliti melihat bahwa secara umum pertunjukan drama Terusir karya Doelkepleh ini cukup menarik simpatik dari kalangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik angkatan 2010 semster VI. Dengan demikian peneliti memperoleh gambaran secara umum sikap resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik terhadap pertunjukan drama Terusir ini dikategorikan cukup baik. Penilaian mahasiswa secara individual ini menggambarkan bahwa mahasiswa memiliki horison harapannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif. Metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif. Metode kualitatif ini adalah menjelaskan segala permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama DRAMA A. Definisi Drama Kata drama berasal dari kata dramoi (Yunani), yang berarti menirukan. Aristoteles menjelaskan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas 82 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki karakteristik tersendiri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang 89 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Sekolah : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang Kelas : V Semester : 2 Alokasi Waktu : 6 x pertemuan (12x35 menit) A. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Drama Kata drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dan kata kerja Dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis struktural dan nilai pendidikan karakter naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya, dapat diambil simpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang berbentuk naskah. Aktor adalah media penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas lima hal sesuai dengan hasil penelitian. Lima hal tersebut yaitu 1) pembahasan terhadap upaya menyikapi kompetensi dasar tentang drama pada kurikulum 2013,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama merupakan bagian dari kajian sastra. Maka muatan-muatan subtstansial yang ada dalam drama penting untuk digali dan diungkapkan serta dihayati. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap segi kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Dan kesenian itu sendiri tidak pernah mati dan menghilang atau pun habis termakan zaman/waktu. Baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater MENDIDIK : Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater Volume 3, No. 2, Oktober 2017: Page 109-119 P-ISSN: (Studi 2443-1435 Pengembangan E-ISSN: 2528-4290

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman seni kebudayaan yang perlu dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Salah satunya yang berhubungan dengan pementasan yaitu seni teater.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama sebagai salah satu bagian dari pembelajaran sastra memiliki peranan penting dalam membentuk watak peserta didik yang berkarakter. Peranan penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju membuat banyak orang beranggapan bahwa dongeng atau cerita rakyat sudah tidak diminati lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah karya seni merupakan suatu kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa 1 BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pembelajaran sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: prosa fiksi, puisi dan drama. Drama dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya 1.1.1 Alasan Pemilihan Tema Di Indonesia pada dasarnya sangat kental dengan cerita misteri, sampai saaat ini pun di radio-radio tanah air

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 5. DRAMALatihan Soal 5.5. Pembahasan Teks : Orang yang mengatur jalannya pertunjukan drama disebut sutradara

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 5. DRAMALatihan Soal 5.5. Pembahasan Teks : Orang yang mengatur jalannya pertunjukan drama disebut sutradara 1. Bagian babak yang berisi gambaran suatu adegan disebut?. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 5. DRAMALatihan Soal 5.5 adegan babak kramagung skenario Kunci Jawaban : A Adegan : bagian babak yang berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara spektakuler. Film merupakan cabang seni yang paling muda, tetapi juga yang paling dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada tempat dan zamannya yang dipentaskan. Drama sebagai suatu jenis sastra mempunyai kekhususan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI 2.1. Teater Cassanova Gb 2.1. Nyanyian Universitas Orang Orang Mati (musikal) (sumber : dokumen pribadi) Berawal kecintaan terhadap dunia teater,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016

HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 HASIL KESEPAKATAN TEMU TEKNIS FESTIVAL TEATER KE-XX TINGKAT SMA/MA/SMK SE-JAWA TIMUR BULAN BAHASA DAN SASTRA 2016 A. TEMA KEGIATAN Kegiatan ini bertemakan Permainan Tradisional dalam Seni Pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra ibarat bunga bahasa. Di dalamnya bahasa diracik dan dirangkai agar lebih indah, memukau dan ekspresif. Maka fungsinya secara umum sama dengan bahasa. Namun secara

Lebih terperinci

9 SOLIDARITAS SOSIAL. A. Menyimpulkan Isi Khotbah

9 SOLIDARITAS SOSIAL. A. Menyimpulkan Isi Khotbah 9 SOLIDARITAS SOSIAL A. Menyimpulkan Isi Khotbah Aspek Mendengarkan Standar Kompetensi 13. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah Kompetensi Dasar 13.1 Menyimpulkan pesan khotbah yang didengar Sumber SCTV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Tiga Dara adalah proses kerja teater kolektif yang melibatkan banyak unsur dalam berbagai tahapan didalamnya. Mulai dari aplikasi ide pertunjukan yang mewakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang berarti,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas

BAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penenitian yang Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan menulis naskah drama memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 Paket 4 P... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017 SENI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1984: 1). Sastra, tidak seperti halnya ilmu kimia atau sejarah, tidaklah

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 2 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn LOGIKA EDITING DRAMA Dalam melakukan editing film

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci