Gambar 1 Keong matah merah (Cerithidea obtusa) (Anonim 2009).
|
|
- Suparman Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Keong Matah merah (Cerithidea obtusa) Kelas Gastropoda merupakan kelas terbesar dari Moluska. Lebih dari spesies yang ada dan telah teridentifikasi serta diantaranya dapat dilihat bentuk fosilnya. Keong merupakan salah satu spesies dari kelas Gastropoda dan merupakan kelompok moluska (Barnes 1980). Keong matah merah memilki tubuh simetris bilateral, dilindungi oleh sebuah cangkang berbentuk kerucut dan melingkar karena torsi, bentuk kepala jelas, mempunyai tentakel, mata dan radula. Klasifikasi keong matah merah (Cerithidea obtusa) menurut Abbot dan Boss (1989) adalah sebagai berikut: Filum : Molusca Kelas : Gastropoda Sub Kelas : Orthogastropoda Ordo : Caenogastropoda Super Famili : Sorbeococha Famili : Cerithiodea Sub Famili : Potamididae Genus : Cerithidea Spesies : Cerithidea obtusa Pada cangkang keong matah merah terdapat rusuk-rusuk yang membujur dan melintang. Bagian ujung cangkang tidak selalu runcing dan tampak seperti terpotong. Mata mempunyai tangkai, bagian tepi luar kaki jalannya juga dihiasi dengan garis berwarna merah, secara lengkap ditampilkan pada Gambar 1. Gambar 1 Keong matah merah (Cerithidea obtusa) (Anonim 2009).
2 Tubuh keong terdiri dari empat bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tentakel, sebuah mulut serta siphon. Kaki berukuran besar dan pipih yang berfungsi untuk melekat dan merayap. Mantel merupakan pembentuk cangkang. Cangkang Gastropoda terdiri dari lapisan kalsium karbonat sebanyak tiga lapis, lapisan terluar adalah prismatik, lapisan tengah atau lamella dan lapisan paling dalam nacre atau hypostracum (Suwignyo et al. 1997). Keong matah merah hidup pada akar, batang dan ranting-ranting mangrove, juga menempel dengan benang-benang lendir, khususnya pada bagian batang mangrove yang tidak terkena air, guna mengurangi panas yang masuk ketubuhnya dan sangat umum dijumpai di hutan mangrove di kawasan Asia Tenggara (Coremap 2010). 2.2 Komposisi Kimia Keong Matah merah (Cerithidea obtusa) Komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan makanan menunjukkan seberapa besar kuantitas dan kualitas bahan tersebut memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan manusia (Winarno 2008). Menurut Adeyeye dan Afolabi (2003), keong laut merupakan makanan yang bergizi tinggi terutama kandungan kalsium sebesar % dan protein sebesar 80 % dari bobot tubuh keong, kaya akan lisin dan umumnya rendah kolesterol. Menurut Prabowo (2009), keong matah merah mempunyai aktivitas antioksidan yang mengandung senyawa kimia golongan alkaloid dan flavonoid. Kandungan gizi keong matah merah disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Kandungan zat gizi keong matah merah (Cerithidea obtusa) Zat Gizi Komposisi (%) Kadar air 80,3 Kadar abu 4,5 Kadar lemak 2,8 Kadar protein 11,8 Sumber: Purwaningsih (2006) Komposisi kimia dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternalnya. Faktor internal meliputi umur, jenis, ukuran dan lain-lain. Faktor eksternalnya meliputi habitat dan kondisi lingkungan (Winarno 2008).
3 2.3 Mineral dan Fungsinya Manusia memerlukan berbagai jenis mineral untuk metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas-aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan (Almatsier 2003). Mineral dapat ditemukan di dalam sel, jaringan dan organ tubuh manusia. Unsur-unsur mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh, sedangkan mineral mikro diperlukan dalam jumlah sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan tubuh (Berdanier 1998) Mineral makro Mineral makro merupakan unsur mineral pada tubuh manusia yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Mineral makro terdiri dari kalsium, fosfor, kalium, natrium, sulfur, klor dan magnesium (Almatsier 2003). Beberapa unsur mineral makro yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai berikut: 1) Kalsium (Ca) Unsur anorganik yang paling penting di dalam tubuh dan dalam jumlah yang terbanyak adalah kalsium. Fungsi dari kalsium adalah sebagai pembentuk tulang dan gigi, memegang peranan dalam proses pembekuan darah, perkembangan fetus dalam fase kehamilan, merangsang syaraf, kontraksi otot dan mempertahankan permeabilitas dinding sel (Piliang dan Djojosoebagjo 2006). Kebutuhan tubuh akan kalsium berbeda bagi setiap orang. Di Amerika kebutuhan kalsium bagi orang dewasa adalah 800 mg per kapita per hari namun untuk orang yang hidup di daerah tropis dapat mempertahankan status kalsiumnya dengan hanya mengkonsumsi mg per kapita per hari. Hal ini disebabkan oleh adanya sinar matahari yang dapat membantu pembentukan vitamin D yang selanjutnya membantu peningkatan metabolisme kalsium (Muchtadi et al. 1993). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
4 Tabel 2 Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg) Bayi (0-12 bulan) Anak-anak (1-9 tahun) Laki-laki dan wanita (10-19 tahun) 1000 Usia tahun ke atas 800 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2008) Kekurangan kalsium akan menyebabkan kadar kalsium darah menurun. Kondisi dimana kadar kalsium berada dibawah kisaran normal (9-10 mg/100 ml) disebut hipokalsemia yang dapat menyebabkan tetani atau kejang pada otot. Kelebihan kalsium pada manusia dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal dan konstipasi (susah buang air besar) (Almatsier 2003). 2) Kalium (K) Kalium merupakan ion bermuatan positif atau kation dan terdapat di dalam sel (intraseluler). Recommended Dietary Allowance (RDA) menyarankan untuk mengkonsumsi kalium tidak lebih dari 2-6 gram per hari (Berdanier 1998). Kalium berperan dalam pengaturan fungsi otot. Kalium yang dikonsumsi dalam jumlah besar akan menurunkan tekanan darah, sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (Okuzumi dan Fujii 2000). Angka kecukupan gizi kalium pada orang dewasa adalah sebesar 2000 mg/hari. Kekurangan kalium pada manusia akan mengakibatkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan dan kelumpuhan, sedangkan kelebihan akan menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian serta gangguan fungsi ginjal (Almatsier 2003). 3) Natrium (Na) Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler, beberapa diantaranya terdapat dalam tulang. Sumber utama natrium adalah garam dapur, makanan ringan serta makanan siap saji. Garam dapat berperan sebagai pemberi rasa dan pengawet (Bardanier 1998). Angka kecukupan gizi rata-rata natrium orang dewasa adalah sebesar 2400 mg/hari. Kekurangan natrium disebabkan oleh berkurangnya cairan ekstraseluler sehingga tekanan osmotik dalam tubuh menurun. Natrium dalam
5 jumlah banyak akan menyebabkan orang muntah-muntah atau diare, kejang dan kehilangan nafsu makan. Pada saat kadar natrium dalam darah turun, maka perlu diberikan air untuk mengembalikan keseimbangan (Almatsier 2003). 4) Magnesium (Mg) Magnesium berfungsi sebagai aktivator enzim peptidase, meningkatkan tekanan osmotik serta membantu mengurangi getaran otot. Magnesium diserap diusus kecil dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap karena kelarutan garam magnesium rendah (Budiyanto 2002). Angka kecukupan ratarata sehari untuk magnesium pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Angka kecukupan rata-rata sehari untuk magnesium Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg) Bayi (0-12 bulan) Anak-anak (1-9 tahun) Laki-laki dan wanita (10-19 tahun) Usia tahun ke atas Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2008). Kekurangan magnesium terjadi apabila kekurangan konsumsi protein dan energi. Kekurangan magnesium pada manusia akan mengakibatkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, koma, gagal jantung dan hypomagnesema (keadaan defisiensi magnesium dalam darah) dengan gejala denyut jantung tidak teratur, insomia, lemah otot, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar (Almatsier 2003). Kelebihan konsumsi magnesium juga akan berdampak buruk terhadap kesehatan seperti diare kronik, kejang perut, dan gagal ginjal serta dapat menyebabkan perubahan mental (akibat gangguan pada sistem saraf). Terjadinya kelebihan magnesium pada umumnya tidak bersumber dari konsumsi bahan pangan, tetapi bersumber dari konsumsi suplemen atau obat (Astawan 2010). 5) Fospor (P) Sekitar 85% fosfor ditemukan di dalam tulang pada tubuh orang dewasa dan sekitar 15% sisanya ditemukan dalam bentuk jaringan lunak. Rekomendasi dari National Academy of Sciences memberikan angka kecukupan fosfor tiap individu sesuai dengan Recommended Dietary Allowance (RDA) yaitu
6 1250 mg untuk usia muda 9-18 tahun dan 700 mg untuk orang dewasa >19 tahun (IOM 1997). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk fosfor pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Angka kecukupan rata-rata sehari untuk fosfor Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg) Bayi (0-12 bulan) Anak-anak (1-9 tahun) 400 Laki-laki dan wanita (10-19 tahun) 1000 Usia tahun ke atas 800 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2008) Fosfor merupakan nutrisi penting bagi kehidupan manusia yang berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan semua jaringan tubuh bersamaan dengan kalsium serta magnesium. Asupan fosfor cukup penting untuk memastikan keseimbangan mineral dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi (Heaney 2004) Mineral mikro Mineral mikro merupakan unsur mineral pada tubuh manusia yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Mineral mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari. Mineral mikro terdiri dari besi, tembaga, iodium, mangan, seng, kobalt, fluor dan selenium (Almatsier 2003). mineral mikro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah sebagai berikut: 1) Besi (Fe) Beberapa unsur Besi merupakan konstituen penting dari hemoglobin dan sitokrom. Zat besi dapat diabsorpsi oleh tubuh dalam kondisi normal sekitar 15% dari makanan yang dikonsumsi, sedangkan pada kondisi kekurangan zat besi tubuh dapat mengarbsorpsi sampai dengan 35% (Groft dan Gropper 1999). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg) Bayi (0-12 bulan) 0,5-7 Anak-anak (1-9 tahun) 8-10 Laki-laki dan wanita (10-19 tahun) Usia tahun ke atas Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2008)
7 Besi memiliki fungsi untuk transportasi oksigen ke jaringan (hemoglobin) dan mekanisme oksidasi seluler. Penipisan cadangan besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (Almatsier 2003). Kelebihan zat besi adalah pusing, mual, lemah, sakit kepala dan nafas pendek. Kelainan genetik yang disebut hemochromatosis juga bisa menyebabkan tubuh memproduksi zat besi berlebih. Kelebihan ini umumnya dikarenakan pemakaian obat suplemen secara berlebihan (Ulfah 2009). 2) Selenium (Se) Konsentrasi selenium tertinggi terdapat dalam ginjal, diikuti dengan hati, limpa, pankreas dan testes. Selenium mudah diabsorpsi dan diekskresikan melalui urin dan feses. Selenium merupakan komponen penting enzim Glutathione Perokxidase dalam eritrosit. Enzim ini berfungsi untuk melindungi terjadinya akumulasi hidrogen peroksida. Selenium mudah hilang saat pencucian, pemasakan serta penyimpanan bahan makanan. Recommended Dietary Allowance (RDA) belum menetapkan kebutuhan konsumsi selenium untuk tubuh namun diperkirakan sebanyak 75 mikrogram per hari (Piliang dan Djojosoebagjo 2006). Selenium sangat esensial bagi enzim Glutathione Perokxidase, yaitu enzim yang paling penting untuk menetralkan radikal bebas. Selenium membantu sel hidup lebih lama dengan melindungi membran sel. Selenium membantu memproduksi enzim khusus yang akan merubah peroksida menjadi cairan yang tidak berbahaya (Wirakusumah 1995). 3) Seng (Zn) Seng diperlukan dalam jumlah sangat kecil dalam tubuh (dalam diet) dan membentuk bagian yang esensial dari banyak enzim (misalnya karbonat anhidrase yang penting dalam metabolisme karbondioksida). Seng memiliki peranan yang penting dalam sintesis protein serta pembelahan sel. Defisiensi seng sering dihubungkan dengan anemia, kerdil, penyembuhan luka dan ketidaknormalan mengecap rasa (Almatsier 2003). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk seng pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6.
8 Tabel 6 Angka kecukupan rata-rata sehari untuk seng Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg) Bayi (0-12 bulan) 1,3-7,5 Anak-anak (1-9 tahun) 8,2-11,2 Laki-laki dan wanita (10-19 tahun) 12,6-17,4 Usia tahun ke atas 9,3-13,4 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2008) Mineral seng banyak terdapat pada hati, telur, makanan dari laut terutama kerang-kerangan. Seng berperan dalam beberapa kegiatan metabolisme tubuh seperti mengatur aktifitas enzim dan sintesis protein asam nukleat (Piliang dan Djojosoebagjo 2006). Kekurangan seng dapat terjadi pada golongan rentan yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Kekurangan seng dapat menyebabkan terjadinya diare, gangguan pertumbuhan, gangguan kematangan seksual, gangguan sistem saraf, sistem otak dan gangguan pada fungsi kekebalan (Almatsier 2003). 4) Tembaga (Cu) Tembaga terdapat dalam tubuh orang dewasa sekitar mg dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada hati, ginjal, rambut dan otak. Tembaga berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim tiroksinase dan sitokrom oksidase. Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda (Almatsier 2003). Mineral tembaga merupakan komponen beberapa enzim yang memegang peranan penting dalam tubuh terutama yang berhubungan dengan fungsi-fungsi perkembangan tubuh dan pemeliharaan tubuh yaitu fungsi sistem syaraf pusat serta pembentukan eritrosit (Piliang dan Djojosoebagjo 2006). Kekurangan tembaga dapat menyebabkan anemia, demineralisasi tulang dan kurangnya jumlah sel darah merah yang dihasilkan. Kelebihan tembaga secara kronis mengakibatkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Almatsier 2003). 2.4 Logam Berat Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaanya terletak dari pengaruh yang
9 dihasilkan bila logam berat ini masuk ke dalam tubuh organisme. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar 1994). Jenis logam berat yang membahayakan kesehatan antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), khromiun (Cr) dan nikel (Ni). Jenis biota laut yang sangat potensial terkontaminasi logam berat adalah kerang, mengingat cara makannya dengan menyaring air (filter feeder). Disamping itu, sifat kekerangan ini lebih banyak menetap (sessile) dan bukan termasuk migratory. Logam berat bersifat toksik karena tidak bisa dihancurkan (non-degradable) oleh organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik (Widowati et al. 2008). Salah satu logam berat yang banyak mencemari air adalah timbal (Pb). Tercemarnya air oleh limbah pabrik yang mengandung Pb menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar termasuk biota di dalamnya (Kohar et al. 2004). Timbal (Pb) mempunyai arti penting dalam dunia kesehatan bukan karena penggunaan terapinya, melainkan lebih disebabkan sifat toksisitasnya. Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat lambat, sehingga terjadi akumulasi dan dasar keracunan progresif (Kamal et al. 2007). Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral. Logam Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) di dalam tubuh manusia dan sebagian kecil Pb diekskresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut (Widowati et al. 2008). Merkuri digolongkan sebagai pencemar paling berbahaya diantara berbagai macam logam berat. Produksi merkuri cukup besar dan penggunaannya di berbagai bidang cukup luas (Budiono 2003). Menurut Cruz et al. (2009), toksisitas logam berat merkuri merupakan akumulasi dari tingginya polusi
10 terutama udara dan air dalam jangka waktu yang panjang dan dapat berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Logam berat merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih keperakan. Paparan logam berat Hg terutama methyl mercury dapat meningkatkan kelainan janin dan kematian waktu lahir serta dapat menyebabkan Fetal Minamata Disease seperti yang terjadi pada nelayan Jepang di Teluk Minamata. Merkuri juga dapat menyebabkan kerusakan otak, kerusakan syaraf motorik, cerebral palsy, dan retardasi mental. Paparan di tempat kerja utamanya oleh methyl mercury pada pria akan dapat menyebabkan impotensi dan gangguan libido, sedangkan pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi (Sudarmaji et al. 2006). Batas aman timbal dan merkuri dalam makanan yang ditetapkan oleh World Health Organization (2010) secara berturut-turut sebesar 1 ppm dan 0,5 ppm. 2.5 Kelarutan Mineral Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat tertentu untuk larut (solute) dalam suatu pelarut (solvent). Kandungan mineral dalam bahan pangan hanyalah salah satu parameter awal untuk menilai kualitas bahan pangan tersebut, karena yang lebih penting adalah bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas adalah proporsi dari suatu komponen yang dapat digunakan untuk menjalankan dan memelihara metabolisme pada tubuh normal (Watzke 1998). Bioavailabilitas atau ketersediaan biologis adalah ukuran kuantitatif dari penggunaan nutrisi pada kondisi tertentu untuk menunjang struktur normal organisme serta proses-proses fisiknya (Kaya 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan mineral terlarut antara lain interaksi mineral dengan mineral, interaksi vitamin dengan mineral dan interaksi serat dengan mineral. Mineral dengan jumlah muatan (valensi) yang sama akan bersaing satu sama lainnya untuk diabsorpsi. Kalsium yang terlalu banyak dikonsumsi dapat menghambat absorpsi besi. Keberadaan vitamin C meningkatkan absopsi besi apabila dikonsumsi dalam waktu bersamaan, sedangkan vitamin D akan meningkatkan daya absorpsi dari kalsium (Almatsier 2003).
11 Pengolahan bahan pangan akan menurunkan kandungan mineral karena zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan akan rusak pada sebagian besar proses pengolahan yang disebabkan oleh ph, oksigen, sinar dan panas atau kombinasinya (Sediaoetama 1993). Santoso (2003), menyatakan bahwa mineral pada makanan dapat berubah struktur kimianya pada waktu proses pengolahan atau akibat interaksi dengan bahan lain. Kelarutan mineral dapat meningkat atau menurun tergantung pada prosesnya dan juga dapat dipengaruhi struktur kimianya. Proses pemanasan dapat menyebabkan denaturasi protein yang berakibat pada interaksi antara mineral dengan protein sehingga mineral sulit larut. Hampir semua logam dapat larut dalam air. Reaksi kimiawi yang terjadi yaitu proses hidrolisis [M (H 2 O) 6 n] [M (H 2 O) 5 (OH)] (n-1) + H, dimana M adalah logam. Proses pengolahan dapat mengubah ph yang menyebabkan kelainan proses fisiologis sehingga proses hidrolisis tidak berjalan sempurna, namun ion logam yang hampir sama sifatnya akan berinteraksi antar ion logam dan akan saling berikatan dengan protein. Bentuk kompleks tersebut dinyatakan sebagai kompleks protonik ligan, H x L sebagai protein dengan persamaan sebagai berikut H x L + M ++ M L + x L + (L= Ligan). Hal ini yang menyebabkan mineral sulit larut dalam air (Darmono 1995). Menurut Torre et al. (1995), penyerapan mineral terlarut juga dipengaruhi oleh zat organik, vitamin D, serat makanan, protein, nilai ph dan kelarutannya itu sendiri. Peningkatan penyerapan mineral terjadi pada suasana asam dan akan menurun sejalan dengan penurunan nilai ph dan sebaliknya. Defisiensi mineral terjadi ketika kekurangan jumlah dari suatu mineral menyebabkan defisiensi pada mineral lainnya. Hal ini disebabkan karena mineral akan melengkapi satu sama lain untuk proses penyerapan dan pengikatan. Zat besi, tembaga. dan seng akan saling berkompetisi jika jumlah mereka tidak seimbang. Tembaga dibutuhkan untuk mengubah zat besi menjadi hemoglobin, tetapi jika seng terlalu banyak, sedangkan zat besi kurang, maka tidak akan terbentuk hemoglobin, yang akhirnya menyebabkan anemia (Shinya 2008).
12 2.6 Pengaruh Pengolahan terhadap Penurunan Mineral Proses pengolahan dengan menggunakan proses pemanasan merupakan salah satu tahap penting dalam pengolahan bahan pangan. Pemanasan yang diupayakan pada bahan pangan adalah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan, seperti mempertahankan mutu ikan, perbaikan terhadap cita rasa dan tekstur, nilai gizi dan daya cerna (Tanikawa 1985). Pengolahan panas merupakan salah satu cara untuk memperpanjaang umur simpan bahan pangan namun pengolahan panas mempunyai dampak negatif yaitu menurunnya zat gizi karena degradasi protein dan kehilangan mineral oleh suhu tinggi. Pengolahan pangan bertujuan untuk mendapatkan bahan pangan yang aman untuk dimakan sehingga nilai gizi yang dikandung bahan pangan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan lain dari pengolahan yaitu agar bahan pangan tersebut dapat diterima, khususnya diterima secara sensori (penampakan, aroma, rasa dan tekstur) (Apriyantono 2002). Perebusan merupakan proses transfer kalor (yang diukur dengan panas) dari sumber ke material dengan menggunakan medium yang mengandung senyawa air (H 2 O). Perebusan adalah metode konvensional yang telah lama dikenal untuk memasak. Bahan makanan yang langsung terkena air rebusan akan menurunkan nilai gizinya (Gsianturi 2002). Perebusan adalah cara memasak makanan dalam cairan yang sedang mendidih (100 o C). Bahan pangan yang dimasak menggunakan air akan meningkatkan daya kelarutan. Pemanasan dapat mengurangi daya tarik-menarik antara molekul-molekul air dan akan memberikan cukup energi pada molekulmolekul air tersebut sehingga dapat mengatasi daya tarik menarik antar molekul dalam bahan pangan tersebut (Winarno 2008). Faktor yang mempengaruhi susut selama perebusan adalah faktor yang mempengaruhi perpindahaan massa yaitu luas permukaan, konsentrasi zat terlarut dalam air panas dan pengadukan air (Harris dan Karmas 1989). Garam berfungsi sebagai pemberi rasa, pengawet dan meningkatkan daya ikat dari protein daging. Garam dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk karena mempunyai sifat tekanan osmotik yang tinggi sehingga kadar air sel-sel bakteri berkurang dan kemudian bakteri akan mati (Hariyadi 2007).
13 Pengukusan adalah proses pemanasan suatu bahan pangan dengan menggunakan uap panas sebagai medium penghantar panas. Banyak sistem telah dirancang untuk menyentuhkan produk dengan medium panas selama waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi telah dikukus. Kekurangan dari proses pengukusan adalah susutnya vitamin yang larut air namun vitamin larut minyak tetap. Pengukusan dengan uap panas menghasilkan retensi zat gizi larut air yang lebih besar dibandingkan pengukusan dengan air (perebusan) (Harris dan Karmas 1989). Pengolahan makanan dengan cara dikukus memiliki keuntungan yaitu, dapat mengurangi jumlah nutrisi yang hilang karena bahan makanan tidak langsung bersentuhan dengan air (Gsianturi 2002).
2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Keong ipong-ipong (Fasciolaria salmo) (Anonim 2011). Tebal Panjang. Lebar
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Keong Ipong-ipong (Fasciolaria salmo) Kelas Gastropoda merupakan kelas terbesar dari Moluska, lebih dari 75.000 spesies yang ada telah teridentifikasi dan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Udang Mantis ( Harpiosquilla raphidea
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Udang Mantis (Harpiosquilla raphidea) Udang mantis (Harpiosquilla raphidea) merupakan jenis udang yang bersifat sebagai predator. Pemberian nama udang
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Remis ( Corbicula javanica
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Remis (Corbicula javanica). Remis (Corbicula javanica) merupakan sekelompok kerang-kerangan kecil yang hidup di dasar perairan. Remis (Corbicula javanica
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,
Lebih terperincimenyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk
MINERAL Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif dari industriindustri salah satunya yaitu terbukanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat vital bagi kehidupan karena air adalah komponen utama cairan tubuh. Seseorang dapat bertahan hidup selama 8 minggu tanpa makan, tetapi tanpa air hanya dapat
Lebih terperinciMAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H
MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan
Lebih terperinciGambar 1 Kerang darah (Anadara granosa) (FAO 2012).
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kerang Darah (Anadara granosa) Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang terdapat di pantai laut pada substrat lumpur berpasir
Lebih terperinciBAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan
GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineral Mikro Organik Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan
Lebih terperinciKompartemen cairan di dalam tubuh
MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa
Lebih terperinciTEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi
Lebih terperinciGambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar
Lebih terperinciCiri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup
DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah.
Lebih terperinciMineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau
Mineral Mineral Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi) Fungsi Sebagai katalisator
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciGIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan
GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang
Lebih terperinciMINERAL. Rizqie Auliana, M.Kes
MINERAL Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id PENGERTIAN Merpk bagian tubuh yg memegang peranan penting dlm pemeliharaan fungsi tubuh, terdiri dari : Mineral Makro : > 100 mg/hari Mineral Mikro
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
Lebih terperinciMODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN
MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Diagram pie rendemen remis (Corbicula javanica) segar
25 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rendemen Remis (Corbicula javanica) Perhitungan rendemen berdasarkan persentase perbandingan antara berat akhir dengan berat awal proses. Semakin besar rendemennya maka semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung
Lebih terperinciKarenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:
Labu kuning bisa berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang, tergantung varietasnya. Buah muda berwarna hijau, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning pucat. Warna kuning atau oranye daging buahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan (UU No. 45 tahun 2009). Kandungan lemak tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinci7 Manfaat Daun Singkong
7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang merupakan satu diantara penghuni perairan dan juga menjadi sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, kerang juga memiliki kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan dan memiliki prospek yang bagus serta memiliki kandungan gizi yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi
Lebih terperincidari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
Lebih terperinciBIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)
BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan olahan yang dikemas dalam kaleng. Ikan tuna memiliki kualitas daging yang sangat baik, lembut, dan lezat, serta
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia belum optimal dilakukan sampai dengan memanfaatkan limbah hasil pengolahan, padahal limbah tersebut dapat diolah lebih lanjut
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Hasil pengukuran tanaman genjer (L. flava) Besaran Rata-rata (cm) pengukuran
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik dan Morfologi Genjer (L. flava) Sampel genjer terlebih dahulu dipreparasi, kemudian sampel diukur morfometriknya. Besaran yang digunakan dalam pengukuran tanaman
Lebih terperinciLOGO VITAMIN DAN MINERAL
LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinciNutrisi Pakan pada Pendederan kerapu
Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Benar adanya bahwa air telah ada di planet ini jauh sebelum kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciKLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S
ANALISIS KADAR ABU ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH.
BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH. 2.1. Gizi Almatsier (2004) mengatakan bahwa gizi merupakan sari makanan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat
IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing
Lebih terperinciUJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA
UJI PROTEIN DAN LEMAK PADA TELUR ASIN HASIL PENGASINAN DENGAN ABU PELEPAH KELAPA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: SUPRAPTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA
II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinci