KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN"

Transkripsi

1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tindakan karantina terhadap media pembawa di Instalasi Karantina Ikan, perlu menetapkan pedoman Instalasi Karantina Ikan bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dan Pemilik Instalasi Karantina Ikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan tentang Pedoman Instalasi Karantina Ikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197); 4. Peraturan...

2 -2-4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 189); 6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan; 9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1); 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 33/PERMEN-KP/2014 tentang Instalasi Karantina Ikan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN. KESATU : Menetapkan Pedoman Instalasi Karantina Ikan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini. KEDUA...

3 -3- KEDUA : Pedoman Instalasi Karantina Ikan sebagaimana dimaksud diktum KESATU digunakan sebagai dasar dalam proses penetapan, penerapan pengelolaan dan pelaporan Instalasi Karantina Ikan milik pemerintah, perorangan dan badan hukum; KETIGA : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 November 2014 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Kepegawaian Hukum dan Organisasi, KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, ttd. NARMOKO PRASMADJI Sugiman

4 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Karantina Ikan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri serta keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Karantina Ikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka melindungi negara dari ancaman masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di wilayah Republik Indonesia, yang berpotensi merusak kelestarian sumberdaya hayati perikanan, yang dapat mengakibatkan penurunan produksi perikanan nasional. Perdagangan hasil perikanan memberikan dampak positif maupun negatif terhadap perekonomian negara, serta kelestarian sumberdaya perikanan dan kelautan, salah satu dampak negatifnya yaitu ikut terbawanya Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) atau Hama dan Penyakit Ikan (HPI) tertentu masuk dan tersebar ke dalam wilayah Republik Indonesia melalui media pembawa yang dilalulintaskan. Petugas Karantina Ikan dalam rangka mengantisipasi resiko dari ancaman masuk dan/atau keluar, dan tersebarnya HPIK sebagaimana diamanatkan di dalam peraturan perundangan perkarantinaan ikan perlu melakukan tindakan karantina ikan bagi media pembawa HPIK yang akan dilalulintaskan. Pelaksanaan tindakan karantina ikan tersebut dapat dilakukan di tempat pemasukan/ pengeluaran atau di luar tempat pemasukan/ pengeluaran baik di dalam maupun di luar Instalasi Karantina Ikan (IKI) yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa di Instalasi Karantina dilakukan dalam rangka: 1

5 a. Mendeteksi terhadap adanya infeksi HPIK/HPI tertentu pada media pembawa. b. Membebaskan/mensucihamakan media pembawa dari HPIK/HPI tertentu. c. Menjamin media pembawa telah memenuhi persyaratan kesehatan ikan yang akan dilalulintaskan. Suatu tempat dapat ditetapkan sebagai instalasi karantina apabila telah memenuhi persyaratan, prosedur, penetapan, dan pengelolaannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya pedoman instalasi karantina ikan untuk menjaga konsistensi penerapan cara karantina ikan yang baik di instalasi karantina Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Instalasi Karantina Ikan ini adalah : a. Sebagai pedoman bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dalam proses penetapan, pengelolaan dan pelaporan Instalasi Karantina Ikan. b. Pemilik instalasi karantina mengetahui prosedur penetapan, penerapan pengelolaan dan pelaporan Instalasi Karantina Ikan Pengertian dan Istilah a. Instalasi Karantina Ikan yang selanjutnya disebut instalasi karantina adalah tempat beserta segala sarana dan fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina. b. Instalasi Karantina Ikan milik Kementerian yang selanjutnya disebut instalasi karantina Kementerian adalah instalasi karantina yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan telah ditetapkan dalam bentuk Sertifikat 2

6 Instalasi Karantina Ikan yang pengelolaannya dilakukan oleh UPT KIPM c. Instalasi Karantina Ikan milik Perorangan atau Badan Hukum yang selanjutnya disebut instalasi karantina Perorangan atau Badan Hukum adalah instalasi karantina yang dibangun oleh perorangan atau badan hukum dan telah ditetapkan dalam bentuk Sertifikat Instalasi Karantina Ikan, yang pengelolaannya dibawah pengawasan UPT KIPM. d. Menteri Kelautan dan Perikanan adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang karantina ikan. e. Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang selanjutnya disebut Kepala BKIPM adalah kepala badan yang melaksanakan tugas teknis di bidang karantina ikan. f. Kepala Pusat Karantina Ikan yang selanjutnya disebut dengan Kapuskari adalah Kepala Pusat yang melaksanakan tugas teknis di bidang karantina ikan. g. Sertifikat Instalasi Karantina Ikan adalah surat penetapan yang menyatakan instalasi karantina telah memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk melaksanakan tindakan karantina ikan. h. Tindakan karantina ikan yang selanjutnya disebut tindakan karantina adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya hama dan penyakit ikan dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. i. Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang selanjutnya disebut UPT KIPM adalah unit kerja teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BKIPM. 3

7 j. Pejabat Fungsional Pengendali Hama Penyakit Ikan (PHPI) yang selanjutnya disebut PHPI adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengendalian hama dan penyakit ikan serta lingkungan yang bekerja di lingkup BKIPM. k. Inspektur karantina ikan yang selanjutnya disebut inspektur karantina adalah pegawai negeri tertentu yang memiliki kompetensi melakukan kegiatan inspeksi dalam rangka penerapan cara karantina ikan yang baik, yang telah ditetapkan dan mendapatkan nomor registrasi sebagai inspektur karantina ikan dengan surat keputusan Kepala BKIPM. l. Hama dan penyakit ikan karantina yang selanjutnya disebut HPIK adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/ atau telah terdapat hanya di area tertentu di wilayah Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. m. Hama dan Penyakit Ikan Tertentu yang selanjutnya disebut HPI tertentu adalah semua hama dan penyakit ikan yang berpotensi seperti HPIK, belum dan/atau telah terdapat di area tertentu di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, tetapi belum ditetapkan sebagai HPIK atau HPI yang dipersyaratkan oleh negara tujuan untuk dicegah pemasukannya. n. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina yang selanjutnya disebut media pembawa adalah ikan dan atau benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan karantina. o. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian-bagiannya. 4

8 p. Benda lain adalah media pembawa selain ikan yang mempunyai potensi penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina. q. Sarana instalasi karantina adalah segala peralatan/ fasilitas dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan karantina di instalasi karantina. r. Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) adalah metode yang berisikan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang digunakan untuk memastikan bahwa semua tindakan dan penggunaan fasilitas instalasi karantina dilakukan secara efektif, konsisten, sistematis dan memenuhi standar biosecurity untuk menjamin kesehatan ikan. s. Biosecurity adalah suatu upaya atau langkah-langkah untuk mencegah dan/ atau mengurangi resiko masuk dan tersebarnya agen penyakit ikan. t. Ruang anteroom atau ruang antara adalah ruang steril/ mensucihamakan bagi pekerja sebelum dan sesudah memasuki IKI yang berada di lokasi instalasi karantina. u. Personil adalah petugas yang melaksanakan tindakan karantina tertentu pada instalasi milik perorangan atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tindakan karantina di instalasi karantina Dasar Hukum Dasar hukum perangkat perundangan penyusunan Pedoman Penilaian Instalasi Karantina Ikan adalah : a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 5

9 c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197); d. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 05 Tahun 2005 tentang Tindakan Karantina Ikan Untuk Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina; e. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Tindakan Karantina untuk Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina Dari Luar Negeri Dan Dari Suatu Area Ke Area Lain di Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; f. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2012 tentang kewajiban tambahan karantina ikan; g. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 33 Tahun 2014 tentang Instalasi Karantina Ikan; dan h. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi klasifikasi, persyaratan, prosedur penetapan dan perpanjangan, pengelolaan, inspeksi dan verifikasi, pembinaan dan pelaporan IKI. 6

10 BAB II KLASIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKASI Instalasi Karantina Ikan adalah tempat beserta segala sarana dan fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina. Berdasarkan klasifikasinya, instalasi karantina dibedakan menjadi : 2.1. Klasifikasi A. Klasifikasi Instalasi Karantina Ikan Berdasarkan Peruntukan Klasifikasi instalasi karantina ikan berdasarkan peruntukannya, terdiri dari : a. Instalasi karantina ikan untuk ikan hidup b. Instalasi karantina ikan untuk ikan mati c. Instalasi karantina ikan untuk benda lain B. Klasifikasi Instalasi Karantina Ikan Berdasarkan Kepemilikan Klasifikasi Instalasi Karantina Ikan berdasarkan kepemilikan dibedakan menjadi : a. Instalasi karantina ikan milik Kementerian adalah Instalasi Karantina yang dibangun oleh pemerintah dan pengelolaannya dilakukan oleh UPT KIPM. b. Instalasi karantina ikan milik perorangan atau badan hukum adalah milik swasta baik secara perorangan atau badan hukum Sertifikasi A. Sertifikasi Instalasi Karantina Ikan Kelayakan Instalasi Karantina didasarkan pada hasil penilaian Instalasi Karantina Ikan yang meliputi persyaratan administrasi, manajemen, dan teknis. Hasil penilaian diberikan dalam kriteria layak (sangat baik, baik, cukup) dan tidak 7

11 layak. Sertifikat Instalasi Karantina Ikan diberikan untuk instalasi karantina dengan kriteria layak. Konsistensi penerapan biosecurity di Instalasi Karantina Ikan yang telah ditetapkan dalam pengendalian HPIK/ HPI tertentu dilakukan melalui proses Sertifikasi Cara Karantina Ikan yang Baik (SCKIB). B. Sertifikasi Cara Karantina Ikan yang Baik. Sertifikasi penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (SCKIB) didasarkan atas : - Konsistensi persyaratan dan penerapan dokumen mutu karantina ikan; - Konsistensi kelayakan dan peruntukan teknis; dan - Hasil pemeriksaan HPIK/ HPI tertentu Berdasarkan konsistensi penerapan cara karantina di atas maka instalasi karantina ikan dikategorikan sebagai berikut: a. Kategori A : instalasi karantina yang memenuhi kelayakan dan menerapkan CKIB dengan kriteria A, sehingga dapat digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan tindakan karantina impor, ekspor, dan/atau antar area dan sesuai kebutuhan jenis usaha dibidang perikanan b. Kategori B : instalasi karantina yang memenuhi kelayakan dan menerapkan CKIB dengan kriteria B, sehingga dapat digunakan untuk tindakan karantina ikan impor, ekspor ke Negara bersyarat tertentu dan/atau antar area sesuai kebutuhan usaha dibidang perikanan c. Kategori C : instalasi karantina yang memenuhi kelayakan dan menerapkan CKIB dengan kriteria C, sehingga dapat digunakan untuk tindakan karantina ikan ekspor ke Negara tidak bersyarat dan/atau antar area sesuai kebutuhan usaha dibidang perikanan 8

12 Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi cara karantina ikan yang baik mengacu pada pedoman CKIB. 9

13 BAB III PERSYARATAN INSTALASI KARANTINA IKAN Suatu tempat dapat ditetapkan sebagai IKI apabila telah memenuhi persyaratan administrasi, manajemen, dan teknis. Adapun persyaratan IKI adalah sebagai berikut : 3.1. Persyaratan Administrasi Pengajuan permohonan penilaian instalasi karantina Pemilik instalasi karantina milik perorangan atau badan hukum sebelum mengajukan permohonan penetapan instalasi karantina, harus mengajukan permohonan penilaian instalasi karantina kepada Kepala UPT KIPM setempat, dengan melampirkan persyaratan administrasi sebagai berikut : a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), untuk pemohon perorangan atau fotokopi akte pendirian perusahaan dan fotokopi KTP penanggung jawab perusahaan, untuk pemohon badan hukum; b. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c. Surat keterangan kepemilikan/ surat perjanjian kontrak/ sewa; d. Surat Ijin Pemasukan (surat ijin impor) dari Ditjen P2HP (untuk media pembawa mati)/ Surat Ijin Pemasukan (surat ijin impor) dari Ditjen Perikanan Budidaya (untuk media pembawa hidup)/ Surat ijin Pemasukan (surat ijin impor) dari instansi yang berwenang *); e. Surat keterangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota atau Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan, untuk pemohon perorangan atau badan hukum; f. Peta daerah lokasi, gambar tata letak (Lay Out) dan foto bagunan/ ruangan yang akan ditetapkan sebagai instalasi karantina; 10

14 g. Dokumen mutu Karantina Ikan. *) diperlukan dalam rangka sinkronisasi surat ijin pemasukan media pembawa dan realisasi penggunaan instalasi karantina terkait kesesuaian jumlah, jenis dan asal media pembawa yang masuk ke dalam instalasi karantina Pengajuan permohonan penetapan instalasi karantina Pemilik instalasi karantina milik perorangan atau badan hukum setelah mendapatkan rekomendasi hasil penilaian, dapat mengajukan permohonan penetapan instalasi karantina kepada Kepala BKIPM dengan melampirkan persyaratan administrasi sebagai berikut : a. Rekomendasi hasil penilaian instalasi karantina dari UPT KIPM b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), untuk pemohon perorangan c. Fotokopi akte pendirian perusahaan dan fotokopi KTP penanggung jawab perusahaan, untuk pemohon badan hukum; d. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); e. Dokumen mutu Karantina Ikan Persyaratan Manajemen Pemilik instalasi karantina milik perorangan atau badan hukum wajib memenuhi persyaratan manajemen sebagai berikut : a. Struktur organisasi yang jelas dimana ada penanggung jawab instalasi, ada petugas untuk kegiatan operasional dan petugas pembuat rekam data beserta uraian tugas dan wewenangnya (job description); b. Dokumen mutu karantina ikan yang memuat : 1. Panduan Mutu; 2. Prosedur Kerja dan/ atau Instruksi kerja dan; 3. Formulir kegiatan. c. Rekam data logbook media pembawa yang masuk dan keluar, data kegiatan operasional dalam instalasi. Data kegiatan 11

15 operasional tersebut dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip biosecurity; d. Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk semua kegiatan yang terkait dengan tindakan karantina di dalam instalasi karantina; e. Instalasi karantina mempunyai kebijakan tentang kegiatan evaluasi atau audit internal untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan manajemen dan teknis instalasi karantina; f. Instalasi karantina mempunyai sumber daya manusia (personil) yang berpengalaman, terampil dan berlatar belakang pendidikan perikanan atau biologi atau sejenisnya yang telah dilatih dan disertifikasi kompetensinya serta menandatangani pakta integritas dari otoritas kompeten yaitu BKIPM Persyaratan Teknis Instalasi Karantina Ikan Persyaratan Umum Persyaratan umum instalasi karantina untuk ikan hidup, ikan mati, dan benda lain adalah sebagai berikut : A. Lokasi Lokasi yang digunakan sebagai instalasi karantina harus layak dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Instalasi karantina harus bebas banjir. Sarana dan bahan pemeriksaan, sarana pengasingan dan pengamatan, sarana perlakuan, sarana penahanan, sarana pemusnahan, dan sarana pendukung lainnya tidak boleh terkena banjir. 2) Mudah diakses oleh sarana transportasi. Instalasi karantina mudah dijangkau oleh sarana transportasi air atau darat atau udara. 3) Memiliki sumber air yang cukup dan berkualitas baik. Instalasi karantina berada pada lokasi yang mudah mendapatkan air berkualitas baik. 12

16 4) Instalasi karantina berada pada lingkungan yang tidak tercemar. Kelayakan lokasi tersebut dimaksudkan untuk menghindari resiko dan kerugian akibat adanya kontaminasi cemaran dari lingkungan sekitar dan dari instalasi ke lingkungan sekitar. 5) Apabila instalasi karantina berada pada suatu farm/hatchery, maka fasilitas instalasi karantina tersebut harus merupakan bangunan berikut saluran air limbah yang terpisah dengan fasilitas pematangan induk (maturation) dan pembenihan (hatchery). Unit instalasi harus memiliki sarana pengelolaan, sterilisasi air, dan pengolahan limbah. B. Air Air yang digunakan dalam proses tindakan karantina harus layak dan sesuai dengan kebutuhan. Air harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Bebas dari mikroba patogen; 2) Bebas bahan pencemar fisika maupun kimia; 3) Tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu; 4) Memenuhi persyaratan standar baku mutu air sesuai yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. C. Personil/ tenaga Kerja Personil atau tenaga kerja di instalasi karantina adalah pekerja yang diberi tanggung jawab untuk menangani instalasi karantina selama berlakunya sertifikat Penetapan instalasi karantina. Adapun penanggung jawab teknis instalasi karantina harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Memiliki latar belakang pendidikan di bidang perikanan atau biologi; 2) Mempunyai kompetens pengelolaan instalasi karantina; 3) Telah dilatih dan disertifikasi kompetensinya, atau; 13

17 4) Memiliki keterangan kemampuan teknis pengelolaan instalasi karantina dari Kepala UPT setempat Persyaratan Utama A. Instalasi Karantina Ikan Hidup Bangunan dan sarana instalasi karantina untuk media pembawa ikan hidup harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Bangunan dibuat khusus dengan tata ruang atau lay out yang terpisah dan terdiri dari sarana : pemeriksaan, pengasingan dan pengamatan, perlakuan, pemusnahan dan sarana pendukung lainnya; 2) Jarak antar wadah dengan wadah atau wadah dengan dinding diberikan koridor selebar minimal 75 cm; 3) Luas bangunan dan sarana instalasi karantina disesuaikan dengan jenis dan jumlah media pembawa yang akan dikenakan tindakan karantina di instalasi karantina tersebut; 4) Bangunan harus tertutup, permanen atau semi permanen yang kokoh dengan atap kuat dan tidak bocor; 5) Dinding harus dibuat khusus agar mudah dibersihkan serta dapat meminimalisasi akumulasi kotoran; 6) Lantai tidak boleh berpori, dibuat dengan kemiringan tertentu dan mengarah ke drainase, sehingga tidak memungkinkan terjadi genangan di lantai; 7) Drainase lantai harus baik, dan lubang pembuangan harus dilengkapi dengan saringan agar media pembawa tidak keluar; 8) Pencahayaan harus memadai intensitasnya, agar mudah dalam pengamatan media pembawa; 9) Tersedia ruang tempat bongkar muat barang yang mudah dibersihkan dan dikeringkan; 10) Hanya memiliki 1 (satu) pintu masuk/ keluar ke instalasi karantina untuk mencegah kontaminasi silang dan dilengkapi dengan foot deep bath yang berisi cairan desinfektan; 14

18 11) Dilengkapi dengan pintu darurat (emergency exit) dan standar keselamatan, keamanan kerja (K3); 12) Apabila pengelolaan limbah dilakukan oleh pihak ketiga maka perlu disertakan surat keterangan dari pihak ketiga bahwa perusahaan pihak ketiga tersebut memiliki ijin untuk mengelola limbah; 13) Saluran pembuangan dari ruangan/ bak/ akuarium harus mudah dibersihkan, dan dikeringkan; 14) Dinding bak/ akuarium harus kedap air/ tidak bocor, mudah dibersihkan dan dikeringkan; 15) Pada pintu gerbang untuk orang dilengkapi dengan foot deep bath yang diberi cairan desinfektan dan untuk kendaraan terdapat bak desinfektan untuk rendam roda. Instalasi karantina ikan hidup harus dilengkapi sarana untuk tindakan karantina yang harus disesuaikan dengan peruntukan instalasi karantina dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity. Instalasi karantina ikan hidup Kementerian harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit : 1) Sarana dan bahan pemeriksaan; 2) Sarana pengasingan dan pengamatan; 3) Sarana perlakuan; 4) Sarana penahanan; 5) Sarana pemusnahan; dan 6) Sarana pendukung lainnya. Sedangkan instalasi karantina ikan hidup perorangan atau badan hukum harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit : 1) Sarana pengasingan dan pengamatan; 2) Sarana perlakuan; 3) Sarana pemusnahan; dan 4) Sarana pendukung lainnya. 15

19 Adapun sarana instalasi karantina ikan hidup tersebut di atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Sarana pemeriksaan/ laboratorium a) Sarana pemeriksaan/ laboratorium pada instalasi karantina berfungsi sebagai tempat untuk melakukan rangkaian kegiatan penentuan diagnosis penyakit dan/atau pengukuran kualitas air. b) Keberadaannya harus terpisah dengan ruangan lain serta terjaga kebersihannya. c) Pengujian laboratorium selengkapnya terhadap adanya HPIK/ HPI tertentu meliputi pemeriksaan parasit, virus, bakteri dan mikotik pada media pembawa dilakukan oleh laboratorium milik UPT KIPM. d) Sarana pemeriksaan/ laboratorium wajib dimiliki oleh instalasi karantina Kementerian. 2) Sarana pengasingan dan pengamatan a) Sarana pengasingan dan pengamatan adalah sarana yang digunakan untuk pengasingan dan pengamatan setelah ikan diterima di instalasi. b) Sarana yang ada pada ruang ini berupa: - wadah pemeliharaan (bak fiber dan/ atau aquarium dan/ bak beton) dengan kualitas yang standar disertai perlengkapannya. - Bak tersebut harus terbuat dari material yang kokoh, kedap air dan mudah dibersihkan. c) Bentuk, jumlah dan volume bak harus disesuaikan dengan sifat biologi dan persyaratan sebagaimana masing-masing komoditas. d) Kegiatan pengasingan dilakukan untuk satu pemasukan/ pengeluaran (shipment) yang sama. 16

20 e) Area tersebut harus terjaga kebersihannya dan bebas dari kontaminan. 3) Sarana perlakuan a) Sarana perlakuan adalah sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pengobatan setelah diketahui bahwa media pembawa tersebut terindikasi penyakit (HPIK golongan II). b) Sarana yang terdapat dalam ruangan ini adalah berupa wadah untuk media pembawa yang akan diberi perlakuan (bak fiber/ aquarium/ bak beton) beserta perlengkapannya. c) Wadah tersebut harus terbuat dari material yang kokoh, kedap air dan mudah dibersihkan. d) Peralatan yang digunakan didalam satu ruang tidak boleh digunakan di ruangan lain 4) Sarana Penahanan a) Sarana penahanan adalah sarana yang digunakan untuk menahan media pembawa apabila ditemukan ketidaksesuaian dokumen dan/ atau dokumen tidak lengkap dan/ atau ditemukannya HPIK/ HPI tertentu pada media pembawa. b) Sarana penahanan dapat berupa bak/ akuarium atau wadah, alat, bahan, dan ruang untuk penahanan media pembawa. c) Sarana penahanan wajib dimiliki oleh instalasi karantina Kementerian. 5) Sarana pemusnahan (pembakaran/ penimbunan) a) Sarana pemusnahan adalah tempat khusus yang digunakan untuk pembakaran/ penimbunan media pembawa yang diduga terinfeksi oleh hama penyakit ikan tertentu. 17

21 b) Sarana yang ada di area ini dapat berupa tempat pembakaran dan/ atau incinerator. 6) Sarana penanganan limbah a) Instalasi karantina wajib mempunyai sarana penanganan limbah untuk menetralkan limbah yang berupa patogen atau bahan cemaran lain yang berasal dari instalasi tersebut sebelum dibuang melalui peresapan tanah atau ke perairan umum. b) Sarana penanganan limbah dapat berupa fasilitas untuk proses klorinasi dan/ atau perlakuan dengan pemanasan (heat treatment) dan/ atau radiasi ultraviolet. c) Sarana lain yang dibutuhkan adalah bak/ akuarium untuk pengujian indikator biologis dengan menggunakan ikan hidup dan tanaman air serta pompa untuk resirkulasi air. d) Limbah padat berupa plastik bekas kemasan dan media pembawa wajib didesinfeksi dengan bahan desinfektan. e) Media pembawa yang akan dibuang ke lingkungan sekitar atau dimanfaatkan untuk keperluan lain wajib dibebaskan dari HPIK/HPI tertentu yang mungkin menginfeksi. 7) Sarana Sanitasi dan Desinfektan (Toilet, wastafel, footbath dipping mat) a) Sarana desinfeksi kendaraan di pintu masuk - Pada pintu masuk utama unit instalasi, harus disediakan sarana sterilisasi bagi roda kendaraan yang akan masuk ke dalam lingkungan instalasi karantina. - Berupa bak celup roda kendaraan (wheel baths for vehicles), umumnya terbuat dari semen/beton dengan ukuran luas dan kedalaman disesuaikan dengan lebarnya jalan serta kendaraan. - Sarana desinfeksi dapat juga dengan cara penyemprotan/ spray dengan cairan desinfektan. Sarana desinfeksi 18

22 dibuat di bagian dalam atau di belakang pagar pintu gerbang lingkungan instalasi. b) Sarana desinfeksi alas kaki (foot dipping mat) - Sarana desinfeksi alas kaki/ sepatu boot merupakan tempat untuk desinfeksi alas kaki personil yang akan masuk ke dalam instalasi. - Berupa bak celup kaki terbuat dari semen atau wadah lain, keset basah berdesinfektan (foot dipping mat) yang berada di depan pintu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pintu masuk. - Penggunaan jenis bahan desinfektan disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan. c) Sarana desinfeksi tangan - Sarana desinfeksi tangan merupakan tempat untuk desinfeksi tangan personil yang akan masuk maupun keluar instalasi. - Sarana desinfeksi tangan dapat berupa wastafel atau alat penyemprot yang ditempatkan di depan pintu masuk instalasi. Bahan desinfeksi yang umum dipakai adalah cairan alkohol 70 % atau sabun antiseptik. d) Pakaian dan perlengkapan kerja personil - Pakaian dan perlengkapan kerja personil merupakan pakaian dan perlengkapan yang khusus digunakan oleh personil dalam melakukan aktivitas di dalam instalasi. - Pakaian dan perlengkapan kerja ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan terbuat dari bahan yang nyaman dipakai dan harus selalu bersih. - Pakaian dapat berupa wearpack dan perlengkapan kerja lainnya meliputi sepatu boot, sarung tangan, masker dan lainnya 19

23 8) Sarana pengelolaan air bersih dan tandon air 1) Penampungan air Instalasi karantina yang menggunakan air berasal dari perairan umum (laut, sungai, saluran irigasi), harus memiliki sarana pengendapan, filtrasi dan bak tandon, yang berfungsi untuk mengendapkan, menyaring dan menyimpan air, sehingga diperoleh air yang bermutu, dengan kualitas dan jumlah yang sesuai kebutuhan. 2) Pengolahan air ini dapat dilakukan secara biologi/fisika,dan/atau kimia. Secara biologi dapat menggunakan mikroba (penggunaan probiotik), Secara fisika dapat menggunakan pengedapan dan/ atau UV dan/atau ozonisasidan/ atau filter yang menggunakan arang/karbon aktif. Secara kimia dapat dengan cara klorinasi. 9) Pagar keliling Pagar dapat terbuat dari material seperti besi, tembok, bambu atau material lainnya yang kokoh dan rapat. Pagar keliling pada instalasi karantina berfungsi sebagai : a) Pembatas instalasi karantina dengan lingkungan luar. b) Membatasi akses keluar dan masuknya manusia, hewan dan kendaraan yang dapat membawa organisme patogen ke dalam lingkungan instalasi. c) Melindungi instalasi dari gangguan lainnya. 10) Ruang ganti pakaian a) Ruang ganti pakaian digunakan untuk tempat mengganti pakaian, sepatu boot, masker, sarung tangan, dan lainnya yang khusus digunakan selama berada di dalam instalasi bagi personil instalasi Karantina. 20

24 b) Sarana ruang ganti pakaian terdiri dari loker/ rak tempat menyimpan pakaian dan barang-barang tertentu milik personil instalasi karantina. c) Di dalam sarana ruang ganti pakaian, dilengkapi dengan kamar mandi (shower room). B. Instalasi Karantina Ikan Mati Bangunan dan sarana instalasi karantina untuk media pembawa ikan mati harus memenuhi persyaratan seperti berikut : 1) Luas bangunan dan sarana instalasi karantina disesuaikan dengan jenis dan jumlah ikan/media pembawa yang akan dikenakan tindakan karantina di instalasi karantina tersebut; 2) Bangunan harus tertutup, permanen atau semi permanen yang kokoh dengan atap kuat dan tidak bocor serta atap terbuat dari bahan yang bisa menutupi keseluruhan; 3) Memilki bangunan yang cukup kokoh dan dapat melindungi media pembawa dari pengaruh luar dan kontaminasi serta dapat mencegah tersebarnya HPIK keluar dari instalasi karantina ke lingkungan; 4) Rancangan (design) lantai harus dibuat khusus agar mudah dibersihkan serta dapat meminimalisasi akumulasi kotoran dan limbah cair lainnya; 5) Terdapat ruang anterom atau ruang antara yang digunakan untuk mengganti pakaian khusus bagi pekerja sebelum memasuki instalasi karantina; 6) Hanya memiliki 1 (satu) pintu masuk/keluar ke instalasi karantina untuk mencegah kontaminasi silang; 7) Tersedia ruang tempat bongkar muat barang yang mudah dibersihkan dan dikeringkan, bebas debu, tidak berlumpur dan memiliki atap/ kanopi, dilengkapi dengan penerangan listrik yang memadai; 21

25 8) Emplacement untuk doking/ parkir container harus cukup kokoh dan memiliki rancang bangun yang mudah dibersihkan dan untuk tindak pensucihamaan apabila diperlukan; 9) Terdiri dari ruangan atau bangunan yang dilengkapi fasilitas yang sesuai dengan jenis media pembawa (segar, beku, kering) yang memenuhi persyaratan biosecurity; 10) Pallet yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi seperti metal anti karat, fiber glass atau plastik; 11) Semua peralatan yang digunakan di dalam fasilitas cold storage harus terbuat dari bahan plastik atau metal anti karat; 12) Mempunyai peralatan dan program pengendalian serangga dan tikus; 13) Untuk media pembawa berupa produk beku instalasi karantina harus dilengkapi dengan Cold storage dengan persyaratan adalah sebagai berikut: a) Mampu mempertahankan suhu bagian dalam (internal temperature) kurang dari -18 C dan sistem pendingin harus mampu mendinginkan secara merata misalnya dilengkapi dengan air circulator (blower) b) Harus dilengkapi dengan alat pengukur suhu dan kelembaban yang mudah terbaca, berada di bagian luar cold storage; c) Letak bangunan harus ditata sedemikian rupa agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, memudahkan pengaturan drainase dan penampungan limbah. Instalasi karantina ikan mati harus dilengkapi sarana untuk tindakan karantina yang harus disesuaikan dengan peruntukan instalasi karantina dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity. Instalasi karantina ikan mati Kemementerian harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit: 22

26 1) Sarana dan bahan pemeriksaan; 2) Sarana pengasingan; 3) Sarana penahanan; 4) Sarana pemusnahan; dan 5) Sarana pendukung lainnya. Sedangkan instalasi karantina ikan mati perorangan atau badan hukum harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit: 1) Sarana pengasingan; 2) Sarana pemusnahan; dan 3) Sarana pendukung lainnya Sarana instalasi karantina ikan mati tersebut di atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 1) Sarana pemeriksaan/ laboratorium a) Sarana pemeriksaan/ laboratorium pada instalasi karantina berfungsi sebagai tempat untuk melakukan rangkaian kegiatan penentuan diagnosis awal penyakit ikan. b) Keberadaannya harus terpisah dengan ruangan lain serta terjaga kebersihannya. c) Pengujian laboratorium meliputi pemeriksaan organoleptik, formalin, logam berat, dan mikrobiologi pada media pembawa dilakukan oleh laboratorium milik UPT KIPM. d) Sarana pemeriksaan/ laboratorium wajib dimiliki oleh instalasi karantina Kementerian. 2) Sarana pengasingan dan pengamatan a) Sarana pengasingan dan pengamatan adalah sarana yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengasingan dan pengamatan selama masa karantina ikan. 23

27 b) Sarana yang harus ada adalah rak atau pallet untuk meletakkan dan menyimpan ikan selama di ruang pengasingan dan pengamatan. c) Instalasi karantina ikan mati untuk ikan segar dan beku diperlukan fasilitas cold storage dengan suhu diatur sesuai dengan kebutuhan jenis komoditasnya. d) Kapasitas volume cold storage disesuaikan dengan jumlah dan jenis media pembawa yang akan dikenakan tindakan karantina. e) Instalasi karantina ikan mati untuk ikan kering, sarana ruang harus dilengkapi dengan pengatur kelembaban udara. 3) Sarana Penahanan a) Sarana penahanan adalah sarana yang digunakan untuk menahan media pembawa apabila ditemukan ketidaksesuaian dokumen dan/ atau dokumen tidak lengkap dan/ atau ditemukannya HPIK/ HPI tertentu pada media pembawa. b) Sarana penahanan dapat berupa cold storage atau ruangan dengan suhu yang dapat diatur sesuai dengan jenis komoditasnya. c) Sarana penahanan wajib dimiliki oleh instalasi karantina Kementerian. 4) Sarana Penanganan Limbah a) Instalasi karantina wajib melakukan penanganan limbah. b) Instalasi karantina yang melakukan kegiatan processing wajib memiliki sarana pengolahan limbah cair. c) Sarana pengolahan limbah cair berfungsi untuk menetralkan limbah cair yang berasal dari sisa proses produksi berupa patogen atau bahan cemaran lain sebelum dibuang melalui peresapan tanah atau ke perairan umum. 24

28 d) Sarana penanganan limbah dapat berupa fasilitas untuk proses klorinasi. Sarana lain yang dibutuhkan adalah bak/ kolam untuk pengujian indikator biologis dengan menggunakan ikan hidup dan tanaman air serta pompa untuk resirkulasi air. e) Apabila instalasi karantina tidak mempunyai sarana pengolahan limbah, maka limbah dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang telah tersertifikasi. Sebelum diserahkan kepada pihak ketiga, limbah ditampung pada bak penampungan limbah sementara. f) Limbah padat berupa plastik bekas kemasan dan media pembawa wajib didesinfeksi dengan bahan desinfektan. g) Media pembawa yang akan dibuang ke lingkungan sekitar atau dimanfaatkan untuk keperluan lain wajib dibebaskan dari HPIK/HPI tertentu yang mungkin menginfeksi. 5) Sarana pemusnahan (pembakaran/ penimbunan) a) Tempat pemusnahan adalah tempat khusus yang digunakan untuk pembakaran/ penimbunan media pembawa yang diduga terinfeksi oleh hama penyakit ikan tertentu, media pembawa yang rusak/ busuk dan wadah kemasan media pembawa. b) Sarana yang ada di area ini dapat berupa tempat pembakaran dan/ atau incinerator. 6) Pagar keliling Pagar dapat terbuat dari material seperti besi, tembok, atau material lainnya yang kokoh dan rapat. Pagar keliling pada instalasi karantina berfungsi sebagai : a) Pembatas instalasi karantina dengan lingkungan luar b) Membatasi akses keluar dan masuknya manusia, hewan dan kendaraan yang dapat membawa organisme patogen ke dalam lingkungan instalasi. c) Melindungi instalasi dari gangguan lainnya. 25

29 7) Ruang ganti pakaian a) Ruang ganti pakaian digunakan untuk tempat mengganti pakaian, sepatu boot, masker, sarung tangan, dan lainnya yang khusus digunakan selama berada di dalam instalasi bagi personil instalasi karantina. b) Sarana ruang ganti pakaian terdiri dari loker/ rak tempat menyimpan pakaian dan barang-barang tertentu milik personil instalasi karantina. c) Di dalam sarana ruang ganti pakaian, dilengkapi dengan kamar mandi (shower room). 8) Sarana Sanitasi dan Desinfektan (Toilet, wastafel, footbath dipping mat) a) Sarana desinfeksi kendaraan di pintu masuk - Pada pintu masuk utama unit instalasi, harus disediakan sarana sterilisasi bagi roda kendaraan yang akan masuk ke dalam lingkungan instalasi karantina. - Berupa bak celup roda kendaraan (wheel baths for vehicles), umumnya terbuat dari semen/beton dengan ukuran luas dan kedalaman disesuaikan dengan lebarnya jalan serta kendaraan. - Sarana desinfeksi dapat juga dengan cara penyemprotan/ spray dengan cairan desinfektan. Sarana desinfeksi dibuat di bagian dalam atau di belakang pagar pintu gerbang lingkungan instalasi. b) Sarana desinfeksi alas kaki (foot dipping mat) - Sarana desinfeksi alas kaki/ sepatu boot merupakan tempat untuk desinfeksi alas kaki personil yang akan masuk ke dalam instalasi. - Berupa bak celup kaki terbuat dari semen atau wadah lain, keset basah berdesinfektan (foot dipping mat) yang berada di depan pintu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pintu masuk. 26

30 - Penggunaan jenis bahan desinfektan disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan. c) Sarana desinfeksi tangan - Sarana desinfeksi tangan merupakan tempat untuk desinfeksi tangan personil yang akan masuk maupun keluar instalasi. - Sarana desinfeksi tangan dapat berupa wastafel atau alat penyemprot yang ditempatkan di depan pintu masuk instalasi. Bahan desinfeksi yang umum dipakai adalah cairan alkohol 70 % atau sabun antiseptik. d) Pakaian dan perlengkapan kerja personil - Pakaian dan perlengkapan kerja personil merupakan pakaian dan perlengkapan yang khusus digunakan oleh personil dalam melakukan aktivitas di dalam instalasi. - Pakaian dan perlengkapan kerja ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan terbuat dari bahan yang nyaman dipakai dan harus selalu bersih. - Pakaian dapat berupa wearpack dan perlengkapan kerja lainnya meliputi sepatu boot, sarung tangan, masker dan lainnya. C. Instalasi Karantina Ikan Benda Lain Bangunan dan sarana instalasi karantina untuk media pembawa benda lain harus memenuhi persyaratan seperti berikut : 1) Luas bangunan dan sarana instalasi karantina disesuaikan dengan jenis dan jumlah ikan/media pembawa yang akan dikenakan tindakan karantina di instalasi karantina tersebut; 2) Bangunan harus tertutup, permanen atau semi permanen yang kokoh dengan atap kuat dan tidak bocor serta atap terbuat dari bahan yang bisa menutupi keseluruhan; 3) Memiliki bangunan yang cukup kokoh dan dapat melindungi produk dari pengaruh luar dan kontaminasi serta dapat 27

31 mencegah tersebarnya HPIK keluar dari instalasi karantina ke lingkungan; 4) Rancangan (design) lantai harus dibuat khusus agar mudah dibersihkan serta dapat meminimalisasi akumulasi kotoran dan limbah cair lainnya; 5) Terdapat ruang anterom atau ruang antara yang digunakan untuk mengganti pakaian khusus bagi pekerja sebelum memasuki instalasi karantina; 6) Hanya memiliki 1 (satu) pintu masuk/ keluar ke instalasi karantina untuk mencegah kontaminasi silang; 7) Tersedia ruang tempat bongkar muat barang yang mudah dibersihkan dan dikeringkan, bebas debu, tidak berlumpur dan memiliki atap/ kanopi, dilengkapi dengan penerangan listrik yang memadai; 8) Emplacement untuk doking/ parkir container harus cukup kokoh dan memiliki rancang bangun yang mudah dibersihkan dan untuk tindak pensucihamaan apabila diperlukan. ; 9) Terdiri dari ruangan atau bangunan yang dilengkapi fasilitas yang sesuai dengan jenis media pembawa yang memenuhi persyaratan biosecurity; 10) Pallet yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi seperti metal anti karat, fiber glass atau plastik ; 11) Semua peralatan yang digunakan di dalam fasilitas instalasi harus terbuat dari bahan plastik atau metal anti karat (untuk gudang bersuhu dingin). 12) Mempunyai program pengendalian serangga dan tikus. 13) Untuk media pembawa berupa produk carragenan karena bersifat hydroskopis maka instalasi karantina dilengkapi dengan pengatur suhu (AC) dengan persyaratan adalah sebagai berikut: a) Mampu mempertahankan suhu bagian dalam (internal temperature) kurang dari 22 C dan sistem pendingin harus 28

32 mampu mendinginkan secara merata misalnya dilengkapi dengan air circulator (blower) b) Harus dilengkapi dengan alat pengukur suhu dan kelembaban yang mudah terbaca, berada di bagian luar; c) Letak bangunan harus ditata sedemikian rupa agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, memudahkan pengaturan drainase dan penampungan limbah. Instalasi karantina benda lain harus dilengkapi sarana untuk tindakan karantina yang harus disesuaikan dengan peruntukan instalasi karantina benda lain dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity. Instalasi karantina ikan benda lain milik Kementerian harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit : 1) Sarana dan bahan pemeriksaan; 2) Sarana pengasingan; 3) Sarana penahanan; 4) Sarana pemusnahan; dan 5) Sarana pendukung lainnya. Sedangkan instalasi karantina benda lain perorangan dan badan hukum harus dilengkapi dengan sarana paling sedikit : 1) Sarana pengasingan; 2) Sarana pemusnahan; dan 3) Sarana pendukung lainnya Adapun sarana instalasi karantina ikan benda lain tersebut di atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Sarana pemeriksaan/ laboratorium a) Sarana pemeriksaan/ laboratorium pada IKI berfungsi sebagai tempat untuk melakukan rangkaian kegiatan penentuan diagnosis awal penyakit ikan. 29

33 b) Keberadaannya harus terpisah dengan ruangan lain serta terjaga kebersihannya. c) Pengujian laboratorium meliputi pemeriksaan fisik (kebersihan, kemurnian, warna dan bentuk), bau, proximat, dan kelembaban pada media pembawa dilakukan oleh laboratorium milik UPT KIPM. d) Sarana pemeriksaan/ laboratorium wajib dimiliki oleh IKI milik pemerintah 2) Sarana pengasingan dan pengamatan a) Sarana pengasingan dan pengamatan adalah sarana yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengasingan dan pengamatan selama masa karantina ikan. b) Sarana yang harus ada adalah rak atau pallet untuk meletakkan dan menyimpan media pembawa selama di dalam ruang pengasingan dan pengamatan. 3) Sarana Penahanan a) Sarana penahanan adalah sarana yang digunakan untuk menahan media pembawa apabila ditemukan ketidaksesuaian dokumen dan/ atau dokumen tidak lengkap dan/ atau ditemukannya HPIK/ HPI tertentu pada media pembawa. b) Sarana penahanan dapat berupa ruangan dengan suhu yang dapat diatur sesuai dengan jenis komoditasnya. c) Sarana penahanan wajib dimiliki oleh instalasi karantina milik Kementerian 4) Sarana Penanganan Limbah a) Instalasi karantina wajib mempunyai sarana penanganan limbah. b) Instalasi karantina yang mengelolah bahan baku, wajib mempunyai sarana pengolahan limbah guna menetralkan 30

34 limbah yang berasal dari instalasi karantina tersebut, sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. c) Sarana pengolahan limbah cair dapat berupa bak pengolah limbah yang memenuhi standar pengolahan limbah. d) Sarana yang dibutuhkan pada ruang pengolahan limbah adalah filter pasir apabila di dalam instalasi diasumsikan tidak ada patogen, air diaerasi sebelum ditreatment filter pasir dan filter biologi (minimal tanaman air). e) Saluran pembuangan dari ruang ke sarana/ unit pengolahan limbah harus mudah dibersihkan dan dikeringkan. f) Apabila Instalasi karantina tidak mempunyai sarana pengolahan limbah, maka limbah dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang telah tersertifikasi. Sebelum diserahkan kepada pihak ketiga, limbah ditampung pada bak penampungan limbah sementara. g) Limbah padat dapat berupa plastik bekas kemasan dan media pembawa wajib didesinfeksi dengan bahan desinfektan sebelum digunakan kembali. h) Media pembawa yang akan dibuang ke lingkungan sekitar atau dimanfaatkan untuk keperluan lain wajib dibebaskan dari HPIK/HPI tertentu yang mungkin menginfeksi. 5) Sarana Pemusnahan (pembakaran/ penimbunan) a) Sarana pemusnahan adalah tempat khusus yang digunakan untuk pembakaran/ penimbunan media pembawa yang diduga terinfeksi oleh hama penyakit ikan tertentu. b) Sarana yang ada di area ini dapat berupa tempat pembakaran dan/ atau incinerator. 6) Pagar Keliling Pagar dapat terbuat dari material seperti besi, tembok, bambu atau material lainnya yang kokoh dan rapat. Pagar keliling pada IKI berfungsi sebagai : 31

35 a) Pembatas instalasi karantina dengan lingkungan luar b) Membatasi akses keluar dan masuknya manusia, hewan dan kendaraan yang dapat membawa organisme patogen ke dalam lingkungan instalasi. c) Melindungi instalasi dari gangguan lainnya 7) Ruang Ganti Pakaian a) Ruang ganti pakaian digunakan untuk tempat mengganti pakaian, sepatu boot, masker, sarung tangan, dan lainnya yang khusus digunakan selama berada di dalam instalasi bagi personil instalasi karantina. b) Sarana ruang ganti pakaian terdiri dari loker/ rak tempat menyimpan pakaian dan barang-barang tertentu milik personil instalasi karantina. c) Di dalam sarana ruang ganti pakaian, dilengkapi dengan kamar mandi (shower room). 8) Sarana Sanitasi dan Desinfektan (Toilet, wastafel, footbath dipping mat) a) Sarana desinfeksi kendaraan di pintu masuk - Pada pintu masuk utama unit instalasi, harus disediakan sarana sterilisasi bagi roda kendaraan yang akan masuk ke dalam lingkungan instalasi karantina. - Berupa bak celup roda kendaraan (wheel baths for vehicles), umumnya terbuat dari semen/beton dengan ukuran luas dan kedalaman disesuaikan dengan lebarnya jalan serta kendaraan. - Sarana desinfeksi dapat juga dengan cara penyemprotan/ spray dengan cairan desinfektan. Sarana desinfeksi dibuat di bagian dalam atau di belakang pagar pintu gerbang lingkungan instalasi. 32

36 b) Sarana desinfeksi alas kaki (foot dipping mat) - Sarana desinfeksi alas kaki/ sepatu boot merupakan tempat untuk desinfeksi alas kaki personil yang akan masuk ke dalam instalasi. - Berupa bak celup kaki terbuat dari semen atau wadah lain, keset basah berdesinfektan (foot dipping mat) yang berada di depan pintu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pintu masuk. - Penggunaan jenis bahan desinfektan disesuaikan dengan spesifikasi dan kebutuhan. c) Sarana desinfeksi tangan - Sarana desinfeksi tangan merupakan tempat untuk desinfeksi tangan personil yang akan masuk maupun keluar instalasi. - Sarana desinfeksi tangan dapat berupa wastafel atau alat penyemprot yang ditempatkan di depan pintu masuk instalasi. Bahan desinfeksi yang umum dipakai adalah cairan alkohol 70 % atau sabun antiseptik. d) Pakaian dan perlengkapan kerja personil - Pakaian dan perlengkapan kerja personil merupakan pakaian dan perlengkapan yang khusus digunakan oleh personil dalam melakukan aktivitas di dalam instalasi. - Pakaian dan perlengkapan kerja ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan terbuat dari bahan yang nyaman dipakai dan harus selalu bersih. - Pakaian dapat berupa wearpack dan perlengkapan kerja lainnya meliputi sepatu boot, sarung tangan, masker dan lainnya. 33

37 Sarana Pendukung Sarana pendukung instalasi karantina untuk ikan hidup, ikan mati, dan benda lain adalah sebagai berikut : 1) Sarana Penyimpanan bahan kimia/ obat/ bahan pakan Sarana penyimpanan bahan kimia/ obat pada instalasi karantina berfungsi untuk menyimpan bahan kimia, obat dan bahan pakan. Sarana ini hanya terdapat pada instalasi karantina ikan hidup. 2) Sarana Penyimpan Peralatan Sarana penyimpanan peralatan pada instalasi karantina berfungsi untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan kerja di instalasi karantina selain bahan kimia, obat dan bahan pakan. 3) Rumah Genset Rumah genset pada instalasi karantina terletak terpisah dari bangunan dan ruang lainnya dan berfungsi sebagai tempat untuk mengoperasikan genset. Sarana yang ada dalam ruang genset adalah mesin genset dengan daya sesuai kebutuhan berikut instalasi listrik, cerobong asap, lampu penerang dan peralatan perawatan genset. 4) Ruang Istirahat Personil dan Kantin Ruang istirahat personil instala dan kantin pada instalasi karantina berfungsi sebagai tempat istirahat pada saat jam istirahat dan makan siang personil. Sarana yang ada pada ruang ini adalah kursi dan meja untuk makan dan beristirahat, dispenser air minum, counter yang menyediakan makan siang bagi personil. 34

PEDOMAN SARANA DAN PRASARANA INSTALASI KARANTINA IKAN

PEDOMAN SARANA DAN PRASARANA INSTALASI KARANTINA IKAN 2016 PEDOMAN SARANA DAN PRASARANA INSTALASI KARANTINA IKAN PUSAT KARANTINA DAN KEAMANAN HAYATI IKAN BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON (021) 3519070 (LACAK),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lemb

2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1161, 2014 KEMEN KP. Karantina. Ikan. Instalasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayahnya, penyusunan Pedoman Teknis Sertifikasi Cara Karantina

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 63/KEP-BKIPM/2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 63/KEP-BKIPM/2017 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 63/KEP-BKIPM/217 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN INSTALASI KARANTINA IKAN UNTUK IKAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

-1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, -1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 110/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PEDOMAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO.16, JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELP. : (021) 3519070 (HUNTING),

Lebih terperinci

Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi Karantina Ikan KOP SURAT UPT

Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi Karantina Ikan KOP SURAT UPT Lampiran 1. Format Laporan Evaluasi Hasil Penilaian Instalasi LAPORAN EVALUASI HASIL PENILAIAN INSTALASI KARANTINA IKAN Nomor :... Dokumen Tanggal :... Halaman : 1/3 Sesuai dengan ketentuan pada Pedoman

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN 2014 PUSAT KARANTINA IKAN 1 BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2007 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2007 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2007 TENTANG SISTEM PEMANTAUAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG - 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN UNTUK PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 65/KEP-BKIPM/2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 65/KEP-BKIPM/2017 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 65/KEP-BKIPM/217 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN INSTALASI KARANTINA IKAN UNTUK BENDA LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikasi Cara Karantina Ikan Yang Baik (CKIB) dan Instalasi Karantina Ikan (IKI)

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikasi Cara Karantina Ikan Yang Baik (CKIB) dan Instalasi Karantina Ikan (IKI) Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikasi Cara Karantina Ikan Yang Baik (CKIB) dan Instalasi Karantina Ikan (IKI) A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Cara Karantina Ikan Yang Baik dan Instalasi

Lebih terperinci

MEDIA PEMBAWA IKAN HIDUP

MEDIA PEMBAWA IKAN HIDUP COVER KARANTINA IKAN MEDIA PEMBAWA IKAN HIDUP NAMA INSTALASI KARANTINA IKAN PT/ CV/ UD... Alamat IKI :... GAMBAR IKI KARANTINA IKAN LEMBAR PENGESAHAN CKIB No. Dokumen : DM.01.CKIB Halaman : 1/1 Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 64/KEP-BKIPM/2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 64/KEP-BKIPM/2017 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 64/KEP-BKIPM/217 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN INSTALASI KARANTINA IKAN UNTUK IKAN MATI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEDIA PEMBAWA BENDA LAIN

MEDIA PEMBAWA BENDA LAIN COVER KARANTINA IKAN MEDIA PEMBAWA BENDA LAIN NAMA INSTALASI KARANTINA IKAN PT/ CV/ UD... Alamat IKI :... GAMBAR IKI KARANTINA IKAN LEMBAR PENGESAHAN CKIB No. Dokumen : DM.01.CKIB Halaman : 1/1 Dokumen

Lebih terperinci

TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN OLEH PIHAK KETIGA

TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN OLEH PIHAK KETIGA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER.03/MEN/2005 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN OLEH PIHAK KETIGA Menimbang : a. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PENGENDALI HAMA PENYAKIT DAN MUTU IKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN No.148, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG TINDAKAN KARANTINA UNTUK PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA DARI LUAR NEGERI DAN DARI SUATU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G TINDAKAN KARANTINA UNTUK PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA DARI LUAR NEGERI DAN DARI SUATU AREA KE AREA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 32/KEP-BKIPM/2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI TERAP INSPEKSI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK PADA INSTALASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 08/MEN/2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN IKAN JENIS ATAU VARIETAS BARU KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS IMPOR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS IMPOR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS IMPOR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Untuk Lalulintas IMPOR NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1603, 2017 KEMEN-KP. Jenis Komoditas Wajib Periksa Karantina Ikan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PERMEN-KP/2017 TENTANG JENIS

Lebih terperinci

BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU

BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO.16, JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELP. : (021) 3519070 (HUNTING),

Lebih terperinci

MEDIA PEMBAWA IKAN MATI

MEDIA PEMBAWA IKAN MATI COVER KARANTINA IKAN MEDIA PEMBAWA IKAN MATI NAMA INSTALASI KARANTINA IKAN PT/ CV/ UD... Alamat IKI :... GAMBAR IKI KARANTINA IKAN LEMBAR PENGESAHAN CKIB No. Dokumen : DM.01.CKIB Halaman : 1/1 Dokumen

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PUSAT KARANTINA IKAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 K

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per No.1757, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. UPT Pelayanan Operasional KIPM. Kriteria Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 24/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 24/KEP-BKIPM/2017 TENTANG - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 24/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN BIDANG PENCEGAHAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG KEWENANGAN PENERBITAN, FORMAT, DAN PEMERIKSAAN SERTIFIKAT KESEHATAN DI BIDANG KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKAT KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2007 TENTANG KEADAAN KRITIS YANG MEMBAHAYAKAN ATAU DAPAT MEMBAHAYAKAN SEDIAAN IKAN, SPESIES IKAN ATAU LAHAN PEMBUDIDAYAAN MENTERI

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB)

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB) 2016 STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI DAN INSTALASI KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB) SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 73/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 73/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 73/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA TUMBUHAN MILIK PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier

Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) NO KOMPONEN URAIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.880, 2016 BPOM. Industri Kosmetika Gol. B. Higiene Sanitasi. Dokumen. Penerapan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 82/2000, KARANTINA HEWAN *37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP. 41/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN KAWASAN KARANTINA IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP. 41/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN KAWASAN KARANTINA IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP. 41/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN KAWASAN KARANTINA IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa untuk mencegah menyebarnya

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER. 05/MEN/2005 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN UNTUK PENGELUARAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2007 TENTANG KETENTUAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP SEBAGAI BARANG BAWAAN KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 251/KEP-BKIPM/2013 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN SERVICE LEVEL ARRANGEMENT UNTUK IMPOR KOMODITAS IKAN

Lebih terperinci

NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.44/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA Menimbang MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, : a. bahwa

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK MASUK

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK MASUK STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK MASUK A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Dan Produk Perikanan Untuk Lalulintas Domestik Masuk NO KOMPONEN

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 497.a/Kpts/PD /L/12/2008

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 497.a/Kpts/PD /L/12/2008 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 497.a/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) UNTUK OBAT HEWAN GOLONGAN SEDIAAN BIOLOGIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG MONITORING RESIDU OBAT, BAHAN KIMIA, BAHAN BIOLOGI, DAN KONTAMINAN PADA PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Untuk Lalulintas Ekspor NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN No.893, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN-KP/2013

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan.. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 56/Permentan/OT.140/9/2010 TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI LUAR TEMPAT PEMASUKAN DAN PENGELUARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI WILAYAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SELAKU OTORITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa proses pembuatan kaos

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI KARANTINA HEWAN UNTUK DAY OLD CHICK (DOC) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC

Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Mutu Ikan Untuk Lalulintas Ekspor berbasis e HC NO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2010 Lembaga Sandi Negara. Tempat Kegiatan Sandi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR TEMPAT KEGIATAN SANDI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 05/Permentan/HK.060/3/06 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 05/Permentan/HK.060/3/06 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 05/Permentan/HK.060/3/06 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA TUMBUHAN MILIK PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGUJIAN PENYAKIT IKAN DAN MUTU HASIL PERIKANAN NON LALULINTAS

STANDAR PELAYANAN PENGUJIAN PENYAKIT IKAN DAN MUTU HASIL PERIKANAN NON LALULINTAS STANDAR PELAYANAN PENGUJIAN PENYAKIT IKAN DAN MUTU HASIL PERIKANAN NON LALULINTAS A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Pengujian Penyakit Ikan Hasil Perikanan Non Lalulintas. NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar

Lebih terperinci

INSTALASI DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA KARANTINA IKAN

INSTALASI DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA KARANTINA IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2008 TENTANG INSTALASI DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA KARANTINA IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Dan Produk Perikanan Untuk Lalulintas Domestik Keluar NO KOMPONEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.04/MEN/2012 TENTANG OBAT IKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa pengaturan tentang Industri Farmasi yang komprehensif

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci