STUDI TENTANG BORDIR DI KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TENTANG BORDIR DI KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI"

Transkripsi

1 STUDI TENTANG BORDIR DI KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI WITRIA HARDIANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Ke 103 Juni 201

2 2

3 STUDI TENTANG BORDIR DI KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI Witria Hardianti¹, Adriani², Weni Nelmira³ Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mendiskripsikan tentang Bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi yang meliputi bentuk motif, pola hias dan kombinasi warna bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : 1) Bentuk motif bordir di kota sungai penuh yaitu bentuk naturalis terdiri dari keluk paku, daun sirih, bunga kopi, daun kopi. Bentuk dekoratif yaitu incung Kerinci 2) pola hias yang digunakan pada bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi adalah pola hias tabur, pola hias pinggiran (pinggiran berdiri, pinggiran bergantung, pinggiran berjalan), pola hias bebas, dan pola hias mengisi bidang. 3) kombinasi warna yang dipakai pada bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi adalah kombinasi warna kontras, kombinasi warna harmonis, kombinasi warna komplementer, kombinasi warna polikromatis. Kata kunci: Bordir, Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi Abstract This research is a descriptive research with qualitative approach, which the is aims to describe the of embroidery in Sungai Penuh City, Jambi Province. The research inludes the shape of motifs, the pattern of motifs and color combinations of embroidery in Sungai Penuh City, Jambi province. Results of study revealed that: 1) Forms of embroidary motifs in the Sungai Penuh City, Jambi Province is naturalist form consists of kaluak paku, betel leaf, flower coffee, coffee leaves. 2) The decorative shape is the pattern of motifs that incung Kerinci. The patterns of motifs used in embroidery in the Sungai Penuh City, Jambi province sow ornamental paterns, decorative patterns periphery (periphery stands, periphery dependent, periphery run), free ornamental patterns and decorative patterns field. 3) The combinations of colors embroidery in the Sungai Penuh City, Jambi Province is the combinations of contrasting colors, the combinations of harmonious colors and, the combinations colors of polikromatis. Kata kunci: embroidery, Sungai Penuh City, Jambi province ¹Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga untuk wisuda periode 103 Juni 2015 ²Dosen Jurusan Kesejahteraan Keluarga 1

4 A. Pendahuluan Awalnya kerajinan membordir hanyalah sebatas pengisi waktu luang dan untuk membuat hiasan busana yang dipakai sendiri dilakukan oleh kaum perempuan. Namun saat ini kerajinan bordir telah meningkat menjadi industri rumah tangga atau industri kecil. Bordir mempunyai keunggulan dan nilai seni yang tinggi yang dikerjakan dengan menggunakan mesin. Seiring perkembangan zaman kerajinan bordir berkembang dari desa-desa bahkan sampai ke kota. Usaha bordir di Kota Sungai Penuh pada umumnya berbentuk usaha kecil atau usaha rumah tangga. Berdasarkan data Disperindag Kota Sungai Penuh tahun 2014 terdapat 40 tempat usaha bordir di Kota Sungai Penuh, yang meliputi usaha rumah tangga atau industri kecil dan menengah. Berdasarkan data tersebut terdapat empat usaha bordir tergolong industri kecil dan menengah. Usaha bordir tersebut adalah (1). Bordir Permai, (2). Bordir Tiwi, (3). Bordir Sehati dan (4). Bordir Yati. Dari ke empat usaha bordir ini pada umumnya produk kerajinan bordir yang di produksi adalah: baju kurung, baju koko, jilbab, mukena dan lenan rumah tangga lainnya. Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan salah satu pengusaha bordir bulan November 2014 yang bernama Ibuk Perwati, (pendiri tempat usaha Bordir Permai Desa Aur Duri Kota Sungai Penuh) dapat diketahui bahwa motif bordir Kota Sungai Penuh memiliki ciri khas dan sudah mendapatkan hak paten yaitu motif incung Kerinci. Menurut buk 2

5 Perwati incung Kerinci adalah huruf yang berbentuk simbol-simbol bahasa Kerinci. Berdasarkan observasi di temukan permasalahan diantaranya bordiran Kota Sungai Penuh belum dikenal baik oleh masyarakat Kota Sungai Penuh, masyarakat Kota Sungai Penuh banyak yang belum mengetahui adanya bordiran Kota Sungai Penuh. Berdasarkan penelusuran penulis ke sejumlah tempat penjualan bahan atau toko pakaian di Kota Sungai Penuh, jarang di temukan bordiran Kota Sungai Penuh bahkan pedagang dan masyarakat Kota Sungai Penuh banyak yang tidak mengetahui adanya bordiran khas Kota Sungai penuh. Hasil produksi produk bordir sebagian industri bordir Kota Sungai Penuh masih terbilang rendah, kombinasi warna benang masih kurang cocok dengan warna bahan dasar hal ini terlihat pada hasil kerajinan bordir pada beberapa tempat industri bordir di Kota Sungai Penuh. Motif yang dibuat tidak bervariasi karena pengrajin bordir di Kota Sungai Penuh masih saja menciplak motif yang sudah ada. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan Bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi jambi yang meliputi bentuk motif bordir, pola hias bordir, dan kombinasi warna bordir. Selanjutnya, manfaat dari penelitian ini berguna bagi pemerintah daerah dan pengrajin dalam memberikan informasi serta promosi Bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi pada masyarakat luas. B. Metode Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini dilakukan pada industri bordir di Kota Sungai 3

6 Penuh Provinsi Jambi yang masih aktif, yaitu di bordir Permai, Bordir Tiwi, Bordir Yati dan bordir Sehati. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer yang diperoleh merupakan data yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu tentang bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi yang meliputi bentuk motif, pola hias dan kombinasi warna. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat tidak langsung yaitu melalui perantaraan yakni melalui dokumentasi, gambar, foto yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu 1) Observasi yang dilakukan terhadap bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi secara umum, yang meliputi bentuk motif, pola hias dan kombinasi warna. 2) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Informan dalam penelitian ini adalah pimpinan usaha, pengrajin bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi, masyarakat yang memahami tentang bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi, dan DISPERINDAG Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. 3) Dalam penelitian ini digunakan juga teknik dokumentasi berupa gambar-gambar, sedangkan dokumentasi tertulis didapatkan dari sumber bacaan. Sedangkan, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data ini dilakukan dengan teknik analisis model interaktif yaitu yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian. Model analisis ini memiliki tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan 4

7 kesimpulan yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Kemudian, untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian ini maka dilakukan tindakakan yaitu dengan memperpanjang keikutsertaan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dan mengadakan auditing untuk memperkuat hasil penelitian. Prosedur penelitian melalui empat tahap, yaitu tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan penulisan laporan. C. Hasil dan Pembahasan Data yang disajikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara meliputi bentuk motif, pola hias, dan kombinasi warna bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. 1. Bentuk motif pada bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi Sesuai hasil penelitian yang penulis lakukan pada industri bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi Bentuk motif Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi hampir sama dengan motif bordir pada umumnya, yang menjadi ciri khas bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi adalah motif Incung Kerinci. Bentuk motif Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi terdiri dari: 1). bentuk naturalis yaitu motif keluk paku, bunga kopi, daun kopi, dan daun sirih yang ke 2). Bentuk dekoratif yaitu motif encung Kerinci. Distilasikan menjadi sebuah motif bordir. Menurut Yuliarma (2013:130) ragam hias naturalis yaitu motif yang dirancang dari perwujudan aslinya yang yang mengambil ide dari bentuk-bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan(flora), binatang (fauna), dan 5

8 sebagainya. Menurut Ernawati, dkk (2008:375) Bentuk naturalis yaitu bentuk yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam dan lain-lain. Sedangkan menurut Eswendi (1985:10) Motif ini mengambil ide dari bentuk-bentuk yang ada di alam, segi pembuatannya melalui tahap stilasi (perubahan bentuk dari bentuk aslinya) tetapi ciri khas bentuk asli masih kelihatan. Contohnya berupa bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk binatang, bentuk matahari, bentuk bintang dan bentuk awan. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis ambil kesimpulannya bentuk naturalis adalah bentuk-bentuk yang dibuat berdasarkan bentuk yang ada di alam sekitar, seperti bentuk hewan, bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk batu-batu, bentuk awan, bentuk matahari dan bentuk bintang. Bentuk motif Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi adalah bentuk naturalis yaitu motif keluk paku, daun sirih, daun kopi dan bunga kopi. Bentuk dekoratif merupakan bentuk yang berasal dari bentuk naturalis dan bentuk geometris yang sudah distilasi atau direngga sehingga muncul bentuk baru tetapi ciri khas bentuk tersebut masih terlihat. Bentukbentuk ini sering digunakan untuk membuat hiasan pada benda baik pada benda-benda keperluan rumah tangga maupun untuk hiasan pada busana. Menurut Yuliarma (2013:131) ragam hias dekoratif yaitu motif yang timbul dari hasil buatan manusia yang mengambil ide dari padu padan 6

9 bentuk geometris dengan bentuk naturalis seperti bentuk motif relung, itik pulang patang, kipas dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bentuk motif Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi terdiri 1). bentuk naturalis yaitu motif keluk paku, bunga kopi, daun kopi, dan daun sirih yang ke 2). Bentuk dekoratif yaitu motif incung Kerinci. Motif naturalis distilasikan dengan menggunakan huruf incung. bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi mempunyai motif khas yaitu motif incung Kerinci. Namun pada saat ini motif incung ini sudah jarang di produksi karena terbatasnya pengrajin yang memproduksi bordir incung Kerinci, hal ini disebabkan oleh pengrajin tidak mempunyai keahlian dalam membuat bordiran bermotif incung ini. 2. Pola Hias Bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi Sebelum membordir pada bahan tekstil, terlebih dahulu harus mengetahui bentuk benda yang akan dihias. Pola hias penting diketahui dan diterapkan, karena pemilihan pola hias yang cocok dengan desain strukturnya akan memberi hasil yang lebih baik. Penentuan pola hias disesuaikan dengan jenis dan model pakaian. Untuk menyelesaikan bentuk strukturnya, pola hias disusun mengikuti suatu pola baju. Berdasarkan temuan peneliti pada industri bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi pada umumnya menggunakan pola hias tabur, pola hias pinggiran (pinggiran berdiri, pinggiran bergantung, dan pinggiran simetris), pola mengisi bidang (bidang segi empat, Bidang segi 7

10 tiga, dan bidang lingkaran) selain itu juga menggunakan pola hias bebas sehingga pola hias yang dipakai lebih beragam. Dari hasil pengamatan peneliti lakukan pada pola hias bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi tidak ditemukan pola hias mengisi bidang lingkaran hal ini terungkap setelah peneliti melakukan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Ernawati,Dkk ( ) Pola hias ini 4 macam yaitu: pola serak, pola pinggiran, pola mengisi bidang dan pola bebas. Menurut Idrus (2012:17) pola hias secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu: pola serak atau pola tabur, pola pinggiran, pola mengisi bidang, dan pola bebas. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pola hias terbagi atas 4 macam yaitu: 1) Pola hias serak atau tabur, 2) Pola hias pinggiran, 3) Pola mengisi bidang, dan 4) Pola bebas. 3. Kombinasi Warna Bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi Berdasarkan hasil penelitian pada kombinasi warna bordir Kota Sungai Penuh Provisi Jambi bahwa warna bahan dan warna benang di bordiran Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi menggunakan banyak warna, baik itu warna lembut maupun warna terang. Warna benang yang dikombinasikan dengan bahan untuk bordiran ini, bisa menggunakan dua macam warna atau pun lebih, dan juga bisa menggunakan tingkatan warna dengan bahan bisa lebih terang dari bahan maupun lebih lembut dari bahan. Seperti warna merah, warna kuning, warna biru warna abu- 8

11 abu dan lain-lain. Hal ini disesuikan menurut Pulukadang (1985:40) didalam memadukan warna dapat digunakan warna-warna analog yang mempunyai persamaan warna (yang mempunyai persamaaan warna) dan juga warna kontras atau warna komplementer tergantung kesan yang diinginkan. Dari hasil pengamatan peneliti lakukan pada kombinasi warna yang di pakai pada produk bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi lebih cenderung menggunakan kombinasi kontras, netral, polikromatis. Komplementer, harmonis dan sebagainya. Sehingga dapat memiliki kombinasi warna yang sangat banyak. Hal nini disesuikan dengan pendapat Pipin (2010:5) kombinasi warna terdiri dari enam jens yaitu: kombinasi warna nuans, kombinasi warna harmonis, kombinasi warna komplementer, kombinasi warna kontras, kombinasi warna polikromatis, kombinasi warna netral. Selanjutnya menurut Yuliarma (2013:83) jenisjenis kombinasi warna terdiri dari: kombinasi warna nuans, kombinasi warna harmonis kombinasi warna komplementer, kombinasi warna netral, kombinasi warna monokromatis, kombinasi warna polikromatis, kombinasi warna analog, kombinasi warna triad. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kombinasi warna terdiri dari: kombinasi warna nuans, kombinasi warna harmonis kombinasi warna komplementer, kombinasi warna netral, kombinasi warna monokromatis, kombinasi warna polikromatis, kombinasi warna analog, kombinasi warna triad. Kombinasi warna yang di pakai pada 9

12 produk bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi terdiri dari kombinasi warna netral, konttras, harmonis, komplementer, polikromatis dan sebagainya. Ciri khas dari kombinasi warna bordir kota sungai penuh adalah memakai kombinassi warna yang kontras seperti perpaduan antara beberapa warna yaitu warna merah, orange, hitam dan putih. D. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Motif bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi yaitu motif incung Kerinci, motif keluk paku, motif bunga kopi, motif, daun kopi dan motif daun sirih. Yang menjadi ciri khas yaitu motif incung Kerinci. Namun pada saat ini motif incung ini sudah jarang di produksi karena terbatasnya pengrajin yang memproduksi bordir incung Kerinci, hal ini disebabkan oleh pengrajin tidak mempunyai kepandaian dalam membuat bordiran bermotif incung ini. b. Pola hias yang digunakan pada bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi adalah pola tabur, pola pinggiran, yaitu: pola pinggiran berdiri, pola pinggiran bergantung, pola pinggiran berjalan dan pola pinggiran memanjat, berangkai mengisi bidang dan pola bebas. Berdasarkan pola hias inilah motif-motif bordiran ditemukan pada berbagai jenis produk bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi 10

13 c. Kombinasi warna produk bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi banyak menggunakan kombinasi warna analog, netral, kontras, pilikromatis, harmonis dan lain-lain. Ciri khas dari kombinasi warna bordir kota sungai penuh adalah memakai kombinassi warna yang kontras seperti perpaduan antara beberapa warna yaitu warna merah, orange, hitam dan putih. 2. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan tentang bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi penulis mengajukan saran sebagai berikut: a. Untuk pemerintah setempat 1) Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan perkembangan industri-industri bordir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi, memberikan pelatihan lanjutan pada pengrajin yang telah ada dan menambah pengrajin baru. 2) Melakukan promosi dalam Negeri hingga Mancanegara untuk memperkenalkan bordir khas Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. b. Untuk industri serta pengrajin bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi 1) Para pengrajin yang telah mendapatkan kemajuan setidaknya dapat membagi pengalamannya kepada para pengrajin lainnya. 2) Motif yang terdapat pada industri bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi hendaknya dikembangkan dan disesuaikan dengan 11

14 selera pasar dan tetap memperhatikan ciri khas dari Bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. 3) Perlu adanya sistem pemasaran lewat media online, hal tersebut dapat membantu pihak industri dalam menjangkau konsumen yang terdapat diberbagai wilayah. 4) Alangkah baiknya, jika para pengrajin bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi mengasah kembali pengetahuan dan kemampuan dalam membordir. c. Untuk pembelajaran di Jurusan Kesejahteraan Keluarga 1) Diharapkan pembaca bisa memahami tetang bordir Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi serta ikut serta dalam melestarikannya. 2) Diharapkan menjadi kontribusi dalam pembelajaran mata kuliah bordir di Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. 3) Diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut. Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Dra. Adriani, M.Pd dan Pembimbing II Weni Nelmira, S.Pd, M.Pd, T DAFTAR RUJUKAN Ernawati, dkk (2008). Tata Busana Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Eswendi. (1985). Ragam Hias Geometris. Padang: PFBS IKIP Padang Harsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. 12

15 Moleong. Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. (cetakan ke 21). Bandung: Pt Remaja Rosdakarya Bandung Maleong. Lexy. (2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Pipin Tresna P (2010) desain hiasan bagian I-IX. FPTK.UPI Bandung Pulakadang, Roesbani (1985). Keterampilan Menghias Kain. angkasa; bandung Idrus, Yenni. (2012). Desain Ragam Hias Dengan Corel Draw. Padang. FT UNP Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. UNP (2007) Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/ Skipsi Universitas Negeri Padang Padang: UNP Yuliarma (2013). Desain ragam hias sulaman dan bordir. Padang. FT UNP 13

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

UNIVERSITAS NEGERI PADANG BORDIR KERANCANG DI KOTA PAYAKUMBUH (STUDI KASUS DI CENTONG EMBROIDERY) ANNISA MULYANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Ke 103 Juni

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRODUK USAHA KERAJINAN BORDIR DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG IKA MARLINA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

STUDI TENTANG PRODUK USAHA KERAJINAN BORDIR DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG IKA MARLINA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA STUDI TENTANG PRODUK USAHA KERAJINAN BORDIR DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG IKA MARLINA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BORDIR KERANCANG DI KOTA BUKITTINGGI (STUDI KASUS DI USAHA SULAMAN AMBUN SURI) JURNAL VIVI HERVILA S

BORDIR KERANCANG DI KOTA BUKITTINGGI (STUDI KASUS DI USAHA SULAMAN AMBUN SURI) JURNAL VIVI HERVILA S BORDIR KERANCANG DI KOTA BUKITTINGGI (STUDI KASUS DI USAHA SULAMAN AMBUN SURI) JURNAL VIVI HERVILA S PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN DI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA YOSI WIDIASARI

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN DI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA YOSI WIDIASARI STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN DI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA YOSI WIDIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY TEKNIK BORDIR SASAK Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY Pendahuluan Membordir merupakan salah satu teknik menghias kain yang dikerjakan menggunakan mesin jahit atau mesin bordir. Namun seiring dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi 64 BAB V KESIMPULAN Nareh Hilir merupakan satu diantara 17 desa yang berada di kawasan Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi sentra sulaman benang emas di kota Pariaman,

Lebih terperinci

KERAJINAN RENDO BANGKU DI NAGARI KOTOGADANG KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT FANNY EKA PUTRI 85287/2007

KERAJINAN RENDO BANGKU DI NAGARI KOTOGADANG KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT FANNY EKA PUTRI 85287/2007 KERAJINAN RENDO BANGKU DI NAGARI KOTOGADANG KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT FANNY EKA PUTRI 85287/2007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGHIAS ALAS MEJA DENGAN SULAMAN FANTASI MELALUI DEMONSTRASI, LATIHAN, KERJA KELOMPOK DI SMPN I KEC.PAYAKUMBUH EVIE LINDA

MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGHIAS ALAS MEJA DENGAN SULAMAN FANTASI MELALUI DEMONSTRASI, LATIHAN, KERJA KELOMPOK DI SMPN I KEC.PAYAKUMBUH EVIE LINDA MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGHIAS ALAS MEJA DENGAN SULAMAN FANTASI MELALUI DEMONSTRASI, LATIHAN, KERJA KELOMPOK DI SMPN I KEC.PAYAKUMBUH EVIE LINDA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KERAJINAN SULAMAN BENANG EMAS DI NAGARI SANIANGBAKA KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK. Jurnal

STUDI TENTANG KERAJINAN SULAMAN BENANG EMAS DI NAGARI SANIANGBAKA KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK. Jurnal STUDI TENTANG KERAJINAN SULAMAN BENANG EMAS DI NAGARI SANIANGBAKA KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK Jurnal AYU GUSTI UTARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai BAGIAN V POLA HIASAN Dari berbagai pola hias yang dapat kita jumpai dalam desain hiasan baik untuk busana maupun untuk lenan rumah tangga, terdapat beberapa di antaranya sudah merupakan bentuk bentuk baku.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG BATIK BASUREK DI KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU. Oleh: SISCHA PURNAMAWATI

STUDI TENTANG BATIK BASUREK DI KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU. Oleh: SISCHA PURNAMAWATI STUDI TENTANG BATIK BASUREK DI KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU Oleh: SISCHA PURNAMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Industri kreatif merupakan kelompok industri kecil yang mengeksploitasi ide atau kekayaan intelektual dibidang handicraft, sehingga memiliki nilai ekonomi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI)

Lebih terperinci

DESKRIPSI DAN SILABUS

DESKRIPSI DAN SILABUS DESKRIPSI DAN SILABUS DESAIN HIASAN (BU 211) Disusun oleh : Dra. Pipin Tresna P., M.Si. NIP. 19631016 199001 2 001 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

KREATIVITAS MAHASISWA S1 TATA BUSANA DALAM MATA KULIAH DESAIN RAGAM HIAS JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BISMERI SABRI

KREATIVITAS MAHASISWA S1 TATA BUSANA DALAM MATA KULIAH DESAIN RAGAM HIAS JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BISMERI SABRI KREATIVITAS MAHASISWA S1 TATA BUSANA DALAM MATA KULIAH DESAIN RAGAM HIAS JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BISMERI SABRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain hiasan merupakan karya seni berdasarkan hasil karya pada masa lampau yang diciptakan oleh generasi sebelumnya yang terus dikembangkan dan dilestarikan.

Lebih terperinci

Pengembangan Motif Batik Temanggung Melalui Penguatan Ciri Visual Bertema Kopi

Pengembangan Motif Batik Temanggung Melalui Penguatan Ciri Visual Bertema Kopi ANUVA Volume 1 (2): 71-77, 2017 Available Online at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/anuva Pengembangan Motif Batik Temanggung Melalui Penguatan Ciri Visual Bertema Kopi Ana Irhandayaningsih 1*)

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi ini sebagai prosedur yang

Lebih terperinci

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI WORKSHOP TATA BUSANA SMK NEGERI 1 AMPEK ANGKEK AGAM RAY SOVIA

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI WORKSHOP TATA BUSANA SMK NEGERI 1 AMPEK ANGKEK AGAM RAY SOVIA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI WORKSHOP TATA BUSANA SMK NEGERI 1 AMPEK ANGKEK AGAM RAY SOVIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir Standar Kompetensi Lulusan Bordir Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang penerapan hasil belajar membuat hiasan busana pada A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas terkait dengan penciptaan atau penggunaan ilmu pengetahuan dan informasi untuk menciptakan nilai dan pemecahan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

RAGAM HIAS SUJI CAIR PADA SULAMAN SELENDANG KOTOGADANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT (STUDI KASUS DI YAYASAN AMAI SETIA) JURNAL DONI RAHMAN

RAGAM HIAS SUJI CAIR PADA SULAMAN SELENDANG KOTOGADANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT (STUDI KASUS DI YAYASAN AMAI SETIA) JURNAL DONI RAHMAN RAGAM HIAS SUJI CAIR PADA SULAMAN SELENDANG KOTOGADANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT (STUDI KASUS DI YAYASAN AMAI SETIA) JURNAL DONI RAHMAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian 51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan. KONTRIBUSI PENGETAHUAN DASAR DESAIN TERHADAP HASIL PEMBUATAN SULAMAN FANTASI PADA SARUNG BANTAL KURSI SISWA KELAS XII TATA BUSANA SMK NEGERI 8 MEDAN Ravika Sitio 1, Rasita Purba 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

KEBERTAHANAN PAMEDANGAN SEBAGAI TEKNOLOGI TRADISIONAL PADA KERAJINAN MENJAHIT SULAMAN DI NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM

KEBERTAHANAN PAMEDANGAN SEBAGAI TEKNOLOGI TRADISIONAL PADA KERAJINAN MENJAHIT SULAMAN DI NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM KEBERTAHANAN PAMEDANGAN SEBAGAI TEKNOLOGI TRADISIONAL PADA KERAJINAN MENJAHIT SULAMAN DI NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM Pitra Maiyanti 1 Program Studi Sosiologi-Antropologi FIS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Koleksi busana ready-to-wear deluxe berjudul Mudanin. Mudanin merupakan nama Cina dari bunga Peony. Peony adalah bunga nasional Cina yang melambangkan kecantikan dan feminin. Sebagian besar Peony

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK

PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kelemahan yang terdapat pada pola dasar sistem Danckaerts pada wanita bertubuh gemuk pendek, Cara memperbaiki kelemahan pola dasar sistem Danckaerts

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi ini sebagai prosedur yang

Lebih terperinci

diinginkan ke dalam kain strimin semakin beraneka ragam. Sedangkan motif yang

diinginkan ke dalam kain strimin semakin beraneka ragam. Sedangkan motif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membuat kerajinan tangan sulam strimin merupakan suatu hobi yang mengasyikkan dan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi mayoritas kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Embroidery adalah memberi hiasan pada kain yang telah ditenun dengan cara menusuk menggunakan jarum. Emboridery atau sulaman, merupakan suatu seni reka bentuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Songket, Limasan, cutting, ready-to-wear. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keywords: Songket, Limasan, cutting, ready-to-wear. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Limastrical adalah judul dari koleksi busana Tugas Akhir yang terinspirasi dari tren 2014 Imperium. Limas merupakan nama rumah adat yang ada di Palembang sedangkan Trical berasal dari kata symmetrical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI) DI DUNIA USAHA/ INDUSTRI PROGRAM STUDI S1 DAN D3 TATA BUSANA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FT UNP SITI HAFSHAH PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA Marlina. Dra, M.Si Prodi Pend Tata Busana FPTK UPI Email: nina_marlinakoe@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pola Kristik, Bilinear Interpolation, Euclidean Distance. viii

ABSTRAK. Kata Kunci : Pola Kristik, Bilinear Interpolation, Euclidean Distance. viii ABSTRAK Kristik merupakan seni menyulam yang berbentuk tanda silang (X) diatas kain yang memiliki lubang kotak kecil-kecil. Kristik umumnya dibuat sesuai pola yang ada di pasaran. Pola kristik yang dijual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan ekonomi bebas saat ini, setiap negara terutama negara-negara yang sedang berkembang diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi ini sebagai prosedur yang menghasilkan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG DESAIN ORNAMEN KERAMIK DI INDUSTRI KERAMIK RUMAHAN DINOYO KOTA MALANG

STUDI TENTANG DESAIN ORNAMEN KERAMIK DI INDUSTRI KERAMIK RUMAHAN DINOYO KOTA MALANG STUDI TENTANG DESAIN ORNAMEN KERAMIK DI INDUSTRI KERAMIK RUMAHAN DINOYO KOTA MALANG Yoga Pramudya Susanto Universitas Negeri Malang E-mail: da_polar67@yahoo.com ABSTRAK: Manfaat peneliti ini adalah supaya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO Yuli Alfi Rusvita Universitas Negeri Malang E-mail: veeta_zisqind@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah tekstil. Manusia melalui tekstil dapat membuat pakaian untuk melindungi tubuh atau sebagai pemuas hasrat manusia untuk menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setiap daerah memiliki kerajinan yang khas dan menjadi andalan di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok juga memiliki kerajinan khas yaitu batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dan ciri khas pada setiap daerahnya yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Keunikan tersebut tertuang dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan tradisi yang memiliki latar belakang kuat dengan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala bidang dan bentuk kebudayaan maupun kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia

BAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Ide Dasar Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia musik khususnya bagi pemilik instrument gitar dalam memilih suatu casing bagi instrument

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Pada dasarnya metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Pada dasarnya metode penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan dibandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1 Metode penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bukittinggi yang berada di provinsi Sumatra Barat yang pada masa kolonial

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bukittinggi yang berada di provinsi Sumatra Barat yang pada masa kolonial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kota Bukittinggi yang berada di provinsi Sumatra Barat yang pada masa kolonial Belanda disebut dengan Fort de kock ini pernah menjadi ibu kota Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian ( research) sebagian tergantung kepada metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN PADA PELAMINAN TRADISIONAL NARAS DI KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN PADA PELAMINAN TRADISIONAL NARAS DI KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN PADA PELAMINAN TRADISIONAL NARAS DI KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN SKRIPSI SRI WAHYUNI 16675/2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI FASHION ORNAMENT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI FASHION ORNAMENT Mata Kuliah : FASHION ORNAMENT Kode Mata Kuliah : BSN 3 Semester : 1 Program Studi :PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA Dosen Pengampu : Dra. ENNY ZUHNI KHAYATI. M.Kes. I. Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah ini membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 1 PENGEMBANGAN MODUL APLIKASI KOMPUTER DALAM MENDESAIN RAGAM HIAS MENGGUNAKAN PROGRAM CORELDRAW X4 UNTUK MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Oleh : DEWI AFRIANTI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN Erina Wati Gea 1, Rasita Purba 2 Program Studi Pendidikan Tata Busana FT Universitas

Lebih terperinci

JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG MENGINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGHIAS SULAMAN BENANG EMAS MEMALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE SMPN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH DESMA JURUSAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Teknologi Informasi (IT) sangat mempengaruhi

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Teknologi Informasi (IT) sangat mempengaruhi 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (IT) sangat mempengaruhi dunia di segala bidang kehidupan manusia, termasuk dalam pengembangan ilmu politik, ekonomi, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam hias motif seni kerajinan batik Pacitan dapat

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci