METODE PENELITIAN. alam sekitarnya. Hasrat ingin tahu inilah yang mendorong peneliti melakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. alam sekitarnya. Hasrat ingin tahu inilah yang mendorong peneliti melakukan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Manusia diciptakan dengan kodrat bahwa ia selalu ingin mengetahui tentang alam sekitarnya. Hasrat ingin tahu inilah yang mendorong peneliti melakukan berbagai upaya, berupa kegiatan pengumpulan data, informasi, pengamatan, penilaian dan evaluasi. Supaya penelitian ini dapat menghasilkan kesimpulan yang bermakna, mengandung manfaat, peneliti berusaha membangun model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini. Tudiver et al (1992: 127) menyatakan, Here in lie the seeds of concept that may one day blossom into scientific theories. Pengembangan model ini menggunakan jenis penelitian Research & Development yang bertujuan menghasilkan produk berupa model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dan panduan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris SMA. Penelitian pendidikan dan pengembangan merupakan jenis penelitian yang banyak digunakan untuk memecahkan masalah praktis di dunia pendidikan. Sebagaimana Borg & Gall (1983: 772) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangkan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Adapun model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan dari Kirkpatrick yang telah dimodifikasi. Dalam memodifikasi model Kirkpatrick, level yang digunakan adalah level 1, reaction dan level 2, 127

2 learning karena model EPBI ini mengevaluasi proses dan output pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Untuk melihat outcome dari pembelajaran bahasa Inggris membutuhkan waktu lama serta biaya yang tidak sedikit karena tamatan SMA bertebaran di berbagai tempat yang berjauhan sehingga sangat sulit untuk ditelusuri atau dipantau pada tahun-tahun berikutnya. Sementara itu, level 3, behavior berarti untuk melihat perubahan tingkah laku peserta didik setelah mereka belajar bahasa Inggris di tempat mereka bekerja sulit untuk diamati demikian pula level 4, result, berarti peningkatan pendapatan ketika mereka bekerja, hasil yang didapatkan setelah belajar bahasa Inggris juga sulit untuk diamati. Level 3 dan 4 memang cocok untuk peserta pelatihan sedangkan untuk siswa SMA hanya dapat diterapkan level 1 dan 2, proses dan output pembelajaran bahasa Inggris. Model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris ini dirancang untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Inggris serta hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran bahasa Inggris yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris maupun siswa SMA. Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris ini merupakan suatu proses pengumpulan data/informasi untuk menentukan manfaat, nilai, kekuatan, dan kelemahan pembelajaran bahasa Inggris yang ditujukan untuk merevisi pembelajaran bahasa Inggris guna meningkatkan daya tarik dan efektivitasnya. Hasil dari evaluasi diharapkan menjadi dasar bagi pimpinan sekolah untuk mengambil kebijakan kedepan dalam rangka perbaikan kondisi dan situasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Demikian pula guru bahasa Inggris diharapkan dapat menggunakan model EPBI ini untuk perbaikan pembelajaran bahasa Inggris kedepan. 128

3 B. Prosedur Pengembangan Peneliti menggunakan kedua prosedur induktif dan deduktif untuk mengungkap makna data yang diperoleh. Nunan (1992: 13) mengemukan, Two procedures open to researchers are inductivism and deductivism. Setelah data dilihat sesuai dengan jenisnya, peneliti menggunakan prosedur yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Prosedur pengembangan diterapkan dengan menyederhan beberapa langkah yang ada di dalam buku Borg & Gall (1983: 775) dari sepuluh langkah berikut ini: 1. Penelitian dan pengumpulan informasi termasuk review literatur, observasi kelas, dan persiapan laporan, 2. Perencanaan termasuk mendefinisikan keahlian, menyatakanakan obyektif yang menentukan susunan rangkaian, dan kemungkinan coba sekala kecil, 3. Pengembangan pola pendahuluan dari produk termasuk materi pengajaran, buku panduan, dan alat evaluasi, 4. Ujicoba lapangan mengatur dari sekolah 1 sampai sekolah 3, dengan menggunakan 6 sampai dengan 12 subjek. Data wawancara, observasi, dan questionnaire dikumpulkan dan dianalisis, 5. Revisi produk utama revisi produk bila disarankan oleh hasil tes lapangan terdahulu, 6. Tes lapangan utama mengatur 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif pada pelaksanaan rangkaian subyek sebelum 129

4 dan sesudah dikumpulkan. Hasil dievaluasi dengan menghargai rangkaian obyektif dan dibandingkan dengan data kelompok kontrol, bila cocok, 7. Revisi produk operasional revisi produk sebagaimana disarankan oleh hasil utama tes lapangan, 8. Tes lapangan operasional diatur pada 10 sampai dengan 30 sekolah termasuk 40 sampai 200 subjek. Wawancara, data observasi dan questionnaire dikumpulkan dan dianalisis, 9. Revisi produk akhir revisi produk sebagaimana disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan 10. Penyebaran dan implementasi laporan pada produk di pertemuan profesional dan pada jurnal. Bekerja dengan penerbit diasumsikan pendistribusian komersial. Memonitor pendistribusian melengkapi kontrol kualitas. Berdasarkan sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, model ini mengambil bagian-bagian yang bersesuaian dengan model Kirkpatrick, sehingga langkah-langkah tersebut dapat dipadukan dengan model Kirkpatrick dan menghasilkan model EPBI. Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall sangat bersesuaian dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Kirkpatrick. Karena itulah peneliti menyederhan langkah-langkah tersebut menjadi prosedur pengembangan model EPBI ini. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini mengkombinasikan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall dengan prosedur pengembangan dalam model Kirkpatrick melalui 130

5 empat tahap, yaitu: (1) tahap awal; (2) tahap desain; (3) tahap ujicoba dan revisi; dan (4) tahap implementasi. Masing-masing tahapan diuraikan di bawah ini. 1. Tahap Awal Permasalahan pokok yang dicari solusinya adalah belum ditemukannya model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA yang dapat memberikan informasi dengan tepat bagi sekolah, baik dari segi isi, cakupan, format maupun waktu penyampaian serta bermanfaat secara optimal bagi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan kajian teori-teori pendukung antara lain teori model model evaluasi dan melakukan identifikasi terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya. 2. Tahap Desain Berdasarkan kajian berbagai teori dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris kemudian dirancang model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dan instrumen pengumpul data beserta perangkat model evaluasinya. Selain itu disusun pula desain ujicoba model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Adapun model evaluasi yang dikembangkan disebut dengan model EPBI, singkatan dari Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris (EPBI). Model ini digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. 131

6 3. Tahap Ujicoba dan Revisi Pada tahap ini dilakukan ujicoba di kelas terhadap model evaluasi beserta instrumen dan perangkat modelnya yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model evaluasi beserta instrumen dan perangkat model tersebut dapat diterapkan untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Ingris di jenjang SMA. Data dari hasil ujicoba kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah model tersebut sudah fit atau belum. Apabila model evaluasi beserta instrumen ternyata belum memenuhi persyaratan fit model kemudian direvisi dan diujicobakan lagi. Ujicoba dan revisi ini dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh prototipe akhir yang memenuhi syarat fit model (prototipe yang baik). 4. Tahap Implementasi Pada tahap ini model evaluasi beserta perangkat yang telah diujicobakan tersebut diimplemantasikan pada sekolah yang terpilih agar dapat dilihat sejauh mana hasil implementasinya. Apabila hasil implementasi tersebut masih ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki, maka dilakukan revisi dilanjutkan perbaikan seperlunya. Hasil dari semua ini adalah model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA beserta instrumen dan perangkatnya. Dengan demikian proses pengembangan yang ada pada bab sebelumnya dapat dimodifikasi menjadi Gambar

7 Tahap Awal (1) Desain Model (2) Revisi (3) Ujicoba Fit Model Implementasi (4) Catatan: = Proses Pengembangan = Peninjauan kembali Gambar 6 :Proses Pengembangan Model EPBI Pada gambar di atas proses pengembangan senantiasa terus berlanjut. Antara tahap awal sampai tahap implementasi terjadi beberapa siklus, yaitu pada tahap ujicoba dan revisi. Pada siklus tersebut apabila tidak ada lagi yang perlu direvisi maka diteruskan ke implementasi. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pengembangan selanjutnya di waktu mendatang. Pengembangan dapat terus 133

8 dilakukan pada waktu-waktu mendatang apabila hasil pengembangan yang ada diperlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, anak panah dari tahap implementasi yang di sebelah kiri ke atas dan di sebelah atas ke bawah dengan garis terputus-putus berarti adanya peninjauan kembali pada tahap-tahap sebelumnya yang memungkinkan untuk dilakukan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa terus berkelanjutan (sustainable). Penelitian ini dilakukan untuk membangun model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Model ini terdiri dari seperangkat instrumen untuk mengungkap proses pembelajaran bahasa Inggris yang mencakup kinerja guru bahasa Inggris, keperibadian guru bahasa Inggris, perilaku siswa dalam belajar bahasa Inggris, serta faslitas yang mendukung proses pembelajaran bahasa Inggris. Keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat pada output pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu output pembelajaran bahasa Inggris juga diungkap melalui model EPBI ini. C. Ujicoba Produk Ujicoba produk dalam penelitian ini didasarkan atas dibangunnya model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa berhasil atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat melalui proses dan output pembelajaran bahasa Inggris itu sendiri. Maka komponen-komponen yang paling dominan dalam proses pembelajaran bahasa 134

9 Inggris yang perlu diperhatikan adalah kinerja guru bahasa inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris dan perilaku siswa dalam belajar bahasa Inggris. Demikian pula keterampilan listening, reading, speaking, dan writing siswa perlu diperhatikan dalam ujicoba model EPBI ini. Produk, berupa model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA ini diujicobakan pada subjek coba. Setelah diujicobakan, model ini direvisi dan diujicobakan lagi sampai memenuhi kriteria model fit (baik). Setelah model ini dianggap baik, model ini diimplimentasikan pada beberapa kelas yang mewakili wilayahnya masing-masing. 1. Desain Ujicoba Ujicoba ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara lengkap yang dapat digunakan sebagai bahan revisi produk yang dihasilkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam ujicoba ini adalah sebagai berikut: a) Penyusunan desain dan perangkat model evaluasi Pada tahap ini disusun desain model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada kajian beragam teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah disajikan sebelumnya. Berdasarkan desain model evaluasi tersebut kemudian disusun instrumen-instrumen penilaian dan berbagai perangkat model evaluasi yang digunakan dalam penelitian. Desain model yang berhasil disusun berserta instrumen dan perangkatnya tersebut merupakan draf awal dari model yang dikembangkan. Instrumen instrumen tersebut meliputi: 1) Instrumen penilaian kinerja guru bahasa Inggris; 135

10 2) Instrumen penilaian kepribadian guru bahasa Inggris; 3) Instrumen penilaian fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris; 4) Instrumen penilaian sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris; 5) Lembar penilaian output pembelajaran bahasa Inggris, kompetensi bahasa Inggris siswa SMA kelas XII; 6) Lembar penilaian efektivitas model evaluasi; dan 7) Lembar penilaian panduan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Adapun perangkat model evaluasi yang dibuat adalah: 1) Panduan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris; dan 2) Format laporan hasil evaluasi. b) Validasi pakar (Expert judgement). Setelah model evaluasi beserta instrument dan perangkatnya disusun, aktivitas berikutnya dilanjutkan dengan validasi kepada para ahli (expert judgement). Ahli yang dilibatkan dalam validasi model evaluasi meliputi: 1) ahli dalam bidang metodologi penelitian; 2) ahli dalam bidang evaluasi; 3) ahli dalam bidang pembelajaran bahasa Inggris; 4) praktisi (guru) bahasa Inggris; dan 5) pengguna model evaluasi yang dalam hal ini diwakili kepala sekolah sebagai representasi dari manajemen sekolah beserta guru bahasa Inggris. Proses validasi pakar atau ahli menggunakan model focused group discussion (FGD) untuk model evaluasi dan dalam bentuk seminar untuk instrumen pengumpul data. Hasil 136

11 FGD dalam bentuk seminar untuk instrumen pengumpul data adalah seperangkat instrumen pengumpul data harus direvisi dan diperoleh draf revisi. Pemilihan focused group discussion ini didasarkan pada pendapat Witkin (1984: 132) yang menyatakanakan bahwa pemecahan masalah melalui diskusi kelompok dapat digunakan sebagai satu tahap dari need assessment, di mana tingkatan dari diskusi yang diselenggarakan dengan baik dapat dijadikan pedoman untuk need assessment, seleksi aktivitas dan evaluasi. Teknik ini digunakan dengan harapan dapat diperoleh model evaluasi yang valid dan reliabel dengan melibatkan pakar dalam bidang pendidikan bahasa Inggris, praktisi maupun akademisi. Proses pengembangan model EPBI ini mengikuti langkah-langkah berikut ini, yaitu: 1) Hasil validasi direvisi dan diperoleh draf revisi; 2) Ujicoba. Draf awal yang telah direvisi kemudian diujicobakan di beberapa sekolah untuk menguji fit atau tidaknya model yang disusun; 3) Analisis data. Data yang diperoleh dari hasil ujicoba kemudian dianalisis secara deskriptif untuk model evaluasi dan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA) untuk instrument pengumpul data. CFA is based on the premise that observable variables are imperfect indicators of certain underlying, or latent, constructs (Mueller, 1996: 62). Apabila dari hasil analisis menunjukkan bahwa model sudah sesuai dengan data fit model 137

12 Analisis Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu & Observasi Lapangan Merumuskan Model Evaluasi (2) Draf Awal (1) Validasi Pakar (4) (3) Revisi Ujicoba (5) Analisis Implementasi (6) Hasil Pengembangan Model EPBI Gambar 7: Proses Pengembangan Model EPBI maka hasil tersebut merupakan prototipe yang baik sebagai hasil pengembangan. Sebaliknya apabila dari hasil analisis belum diperoleh model yang sesuai maka instrumen tersebut direvisi lagi dan diujicobakan kemudian dianalisis lagi sampai diperoleh model yang sahih dan andal; dan 138

13 4) Implementasi. Hasil akhir dari model yang telah dianalisis merupakan prototipe yang baik sebagai hasil pengembangan, kemudian diimplementasikan di beberapa sekolah. Model hasil pengembangan masih dimungkinkan ditinjau kembali untuk penyempurnaan lebih lanjut. Proses pengembangan model EPBI selengkapnya digambarkan pada Gambar 7 dan ujicoba produk dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 8. Model EPBI Ujicoba Analisis Sudah Fit Belum Fit Revisi Fit Model Implimentasi Gambar 8: Ujicoba Produk 139

14 2. Subjek Coba Subjek coba dalam penelitian ini diambil kelas XII dari SMA Negeri di Palembang yang mencakup siswa, guru bahasa Inggris, dan pimpinan sekolah. Karena peneliti sudah lama berdomisili di kota ini, tentu saja kota ini sudah sangat dikenal oleh peneliti. Hal inilah membuat peneliti tidak banyak mendapatkan kesulitan dalam mengumpulkan data. Peneliti mendapatkan kemudahan untuk mengujicobakan model pembelajaran bahasa Inggris sehingga komponen penting di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dapat diungkap melalui model evaluasi ini. Subjek coba penelitian ini diambil 3 SMA dari 20 SMA Negeri di Palembang. SMA Negeri di Palembang bertebaran di berbagai tempat, yaitu di pinggiran kota, di tengah kota, dan di antaranya. Peneliti mengambil kelas XII dari SMA Negeri sebagai subjek coba, bukan dari SMA swasta, karena SMA Negeri dapat dijadikan tolok ukur dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Di samping itu, guru bahasa Inggris di SMA negeri adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki pendidikan paling tidak strata 1 (S1). Sementara itu, guru-guru bahasa Inggris SMA swasta kebanyakan belum PNS atau belum memiliki predikat pendidikan strata I (S1). Oleh karena itu, SMA swasta tidak dapat dijadikan pedoman, tolok ukur atas keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. Selain itu guru bahasa Inggris di SMA swasta kebanyakan berstatus guru tidak tetap dari yayasan sekolah tersebut sehingga peneliti kesulitan untuk menghubungi mereka ketika dimintai keterangan. Sebaliknya, guru-guru bahasa Inggris di SMA Negeri berstatus tetap sehingga situasi ini memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang 140

15 berkaitan dengan model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Di samping itu, SMA Negeri memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan SMA swasta sehingga data atau informasi yang diperoleh lebih tepat dan akurat. Subjek coba yang representatif adalah sangat penting dalam menilai validitas penelitian ini. Subjek coba yang representatif dalam arti jumlah individu yang dijadikan subjek coba (ukuran subjek coba) mewakili populasi. Ukuran subjek coba yang digunakanakan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) SMA dari 20 SMA negeri di Palembang. Setiap SMA dipilih satu kelas yaitu kelas XII. Untuk lebih rinci, peneliti mendata 20 SMA negeri di Palembang. Kemudian, 20 SMA tersebut diklasifikasi dengan kriteria: SMA negeri di tengah kota, SMA negeri di pinggiran kota, dan SMA negeri di antaranya. Selanjutanya peneliti memilih 3 SMA negeri yang terdiri dari 1 SMA negeri di tengah kota, 1 SMA negeri di pinggiran kota, dan 1 SMA negeri di antaranya. Pemilihan SMA dipilih secara klaster didasari dengan pendapat Scheaffer, Mendenhall III, & Ott (1996: 290) bahwa penyampelan klaster biayanya lebih sedikit dari pada penyampelan acak stratified bila biaya membuat kerangka daftar seluruh bagian populasi sangat tinggi, jika biaya observasi meningkat sebagaimana jarak yang terpisah dari bagian populasi. Selanjutnya, peneliti memilih 3 SMA negeri dengan menggunakan subjek coba acak sederhana (simple random sampling). Scheaffer, Mendenhall III, & Ott (1996: 81) juga memberikan petunjuk untuk melaksan subjek coba acak sederhana. Mereka menyatakan bahwa peneliti dapat memberi angka yang dikehendaki oleh peneliti dengan cara menuliskan nomor di secarik kertas, kemudian memasukkannya ke 141

16 dalam topi atau gelas, diaduk, dan dikeluarkan 3 nomor tanpa mengganti nomor yang sudah keluar. Setelah kegiatan ini dilakukan, SMAN 2, SMAN 11, dan SMAN 14 terpilih untuk mewakili masing-masing wilayah. Setiap wilayah SMA Negeri dipilih satu kelas yaitu kelas XII karena kelas ini sudah mengikuti pembelajaran bahasa Inggris selama lebih kurang tiga tahun. Peneliti tidak membedakan kelas IPA atau IPS karena jam pelajaran yang diberikan pada setiap semester relatif sama. Maka jumlah subjek coba dalam penelitian ini adalah 3 kelas XII SMA negeri di Palembang. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari daftar di kantor dinas diknas Palembang tahun 2007, sekolah menengah atas (SMA) negeri di kota ini berjumlah 20 (dua puluh). Untuk lebih jelasnya daftar SMA negeri sesuai dengan bagian wilayahnya di Palembang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Daftar Wilayah Bagian SMA Negeri di Palembang SMA Kota SMA Pinggiran Kota SMA di antara Keduanya SMA Negeri 1, SMA Negeri 2*, SMA Negeri 3, SMA Negeri 15, SMA Negeri 17, dan SMA Negeri 10 SMA Negeri 18 SMA Negeri 4, SMA Negeri 7, SMA Negeri 14 *, SMA Negeri 19, SMA Negeri 20 dan SMA Negeri 8, SMA Negeri 5, SMA Negeri 6, SMA Negeri 9, SMA Negeri 11*, SMA Negeri 12, SMA Negeri 13, dan SMA Negeri 16 Catatan: * = sekolah yang terpilih Di antara sejumlah metode penentuan subjek coba yang dianggap paling baik adalah metode penentuan subjek coba secara acak atau yang dikenal dengan istilah 142

17 simple random samples. Keunggulan metode ini adalah kemampuannya menghilangkan unsur subjektivitas dalam penentuan subjek coba. Alat yang digunakan dalam penentuan subjek coba secara acak adalah berupa tabel bilangan acak (random numbers) atau sebuah kalkulator, komputer yang mempunyai bilangan acak. Pernyataan di atas dikuatkan oleh Hadi (2000: 75) yang menyatakan bahwa random sampling sampai sekarang dipandang sebagai teknik yang paling baik dan dalam research mungkin satu-satunya teknik yang terbaik. Walaupun pernyataan tersebut dianggap benar, teknik pengambilan subjek coba sangat tergantung pada kondisi, situasi, dan tujuan penelitian. Subjek Coba Kelas XII dari 20 SMA negeri di Palembang Diambil 1 kelas dari setiap wilayah SMA yang terpilih 1 kelas XII SMA negeri yang terpilih Subjek Coba: 3 kelas XII SMA Negeri Gambar 9: Proses Pengambilan Subjek Coba Dalam pelaksanaan metode pengambilan subjek coba secara acak dalam penelitian ini menggunakan Completely Random Sampling (CRS). Pada prinsipnya, penentuan subjek coba secara acak dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap 143

18 populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai subjek coba. Dengan kata lain, penentuan subjek coba sepenuhnya dilakukan secara acak, dengan mempertimbangkan karakteristik populasi. Dalam penelitian ini, peneliti masih mempertimbangkan karakteristik populasi. Peneliti menggunakan metode ini karena subjek coba dalam penelitian ini merupakan subjek coba yang homogen. Subjek coba dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar Jenis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diubah menjadi kualitatif. Data tersebut memberi gambaran tentang efektivitas model evaluasi, proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan output yang dicapai dari proses pembelajaran bahasa Inggris yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: a) Data model evaluasi meliputi data tentang: (1) objektivitas model; (2) kepraktisan model; dan, (3) keekonomisan model evaluasi. b) Data proses pembelajaran bahasa Inggris meliputi data tentang: (1) kinerja guru bahasa Inggris dalam proses pembelajaran di kelas; (2) kepribadian guru bahasa Inggris; (3) perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris; dan (4) fasilitas pembelajaran bahasa Inggris di kelas. c) Data output pembelajaran meliputi data tentang keterampilan: (1) listening; (2) reading; (3) speaking; dan (4) writing. 144

19 4. Instrumen Pengumpulan Data Untuk menjaring data yang diperlukan, peneliti menggunakan test, angket, serta observasi. Test digunakan untuk menilai output pembelajaran bahasa Inggris, sedangkan observasi dan angket untuk menjaring data dari proses pembelajaran pembelajaran bahasa Inggris. a. Tes. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang output pembelajaran bahasa Inggris, kompetensi bahasa Inggris siswa yang masih dalam aspek ranah kognitif. Bentuk tes terdiri atas pilihan ganda. Instrumen ini disusun dan dikembangkan dengan menggunakan soal-soal ujian nasional (UN) dan atau ujian susulan tahun sebelumnya yang validitas dan reliabilitasnya tidak diragukan lagi. Karena soal-soal tersebut digunakan untuk mengungkap kemampuan listening dan reading, instrumen untuk mengungkap kemampuan speaking dan writing siswa dikembangkan oleh peneliti bersama ahli bahasa Inggris dan ahli pengukuran. Peneliti sendiri dan dibantu oleh 2 (dua) orang guru bahasa Inggris sebagai instrumen untuk speaking dan writing. Siswa disuruh untuk memilih salah satu dari tiga pilihan: 1) menceritakan pengalaman mereka yang tak pernah terlupakan (unforgettable experience), 2) menceritakan kegiatan mereka sehari-hari, dan 3) menceritakan ambisi mereka di masa yang datang beserta alasanya, kemudian untuk writing, siswa disuruh untuk menuliskan apa yang telah mereka ceritakan dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata tidak lebih dari 150 kata. 145

20 b. Angket Metode ini digunakan untuk mengungkap pendapat responden tentang komponen proses pembelajaran bahasa Inggris dengan aspek yang dinilai terdiri dari: 1) Kinerja guru bahasa Inggris di dalam kelas. Angket berupa inventori sikap digunakan untuk penilaian kinerja guru di dalam kelas dari siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat guru bahasa Inggris, serta self report digunakan untuk guru bahasa Inggris, 2) Kepribadian guru bahasa Inggris. Angket berupa inventori sikap digunakan untuk penilaian kepribadian guru bahasa Inggris dari siswa, kepala sekolah, teman sejawat guru bahasa Inggris, serta self report digunakan untuk guru bahasa Inggris, 3) Sikap siswa. Angket berupa inventori sikap digunakan untuk penilaian sikap siswa, dan 4) Fasilitas pembelajaran. Angket berupa inventori respon digunakan untuk penilaian fasilitas yang mendukung proses pembelajaran bahasa Inggris. c. Observasi Untuk mengungkap data/informasi yang sama dengan metode yang berbeda, peneliti menggunakan metode triangulasi untuk memperkuat data/informasi tentang komponen proses pembelajaran bahasa Inggris. Komponen yang terkait kuat dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, sikap siswa, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Dalam hal ini, peneliti sendiri, siswa, guru bahasa Inggris, dan kepala sekolah 146

21 sebagai instrumen untuk mengumpulkan dan mengungkap data/informasi dengan menggunakan checklist. Metode yang digunakan untuk memperkuat data/informasi tentang proses pembelajaran bahasa Inggris adalah observasi. 1. Tahap Pengembangan Instrumen Konsep/teoretis Naskah 1 Empiris Naskah 2 Naskah 3 (Dratf) Ujicoba Instrumen Instrumen Final Analisis Instrumen Penerapan Instrumen Analisis Data 2. Penerapan Instrumen Hasil Analisis Gambar 10 : Prosedur Pengembangan Instrumen Instrumen diseleksi, dianalisis butir-butir soalnya, dan diujicobakan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang betul-betul sesuai untuk mengungkap komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran bahasa Inggris. Harapan yang dicapai dalam evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA adalah mengungkap faktor penyebab, penghambat pembelajaran bahasa Inggris, hasil pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dan akhirnya menghasilkan model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Tahapan pengembangan instrumen dapat dilihat pada Gambar

22 Angket (1) Tes (3) Guru/Kepsek Observasi (2) Siswa Proses PBIng Data Output PBIng Analisis Data Gambar 11: Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur apa yang hendak diukur sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama, menghasilkan hasil yang sama dengan kata lain konsisten (Sugiono, 2004: 109). Instrumen penelitian ini berpedoman pada ciri-ciri tes yang baik pada bab sebelumnya. Instrumen yang disusun oleh peneliti diujicobakan pada guru bahasa Inggris, siswanya, dan pimpinan sekolah di jenjang SMA negeri. Untuk lebih jelasnya penyusunan kisikisi instrumen dalam mengungkap kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris, serta sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dalam proses pembelajaran 148

23 bahasa Inggris di jenjang SMA dan output pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat pada lampiran. Untuk mengumpulkan data, peneliti memerlukan waktu dan kerja keras dengan menggunakan berbagai teknik. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu rangakaian dalam kegiatan penelitian ini, sehingga kegiatan ini menganalisis data yang sangat berkaitan dengan rangkaian kegiatan sebelumnya mulai dari jenis penilaian yang dipilih, rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis data, jumlah subjek coba, serta asumsiasumsi teoritis yang melandasi kegiatan penelitian. Dengan demikian, dalam melakukan analisis data, rangkaian tahapan sebelumnya sangat diperhatikan sebagai rujukan agar penelitian ini dilaksanakan bersifat koheren, yaitu bertalian atau berhubungan dengan tahap-tahap penelitian yang lainnya. Uraian tentang tahap-tahap ini disajikan di bawah. a) Analisis data secara kuantitatif Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk menganalisis validitas instrumen pengumpulan data yang dianalis dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA), menggunakan bantuan program LISREL. CFA digunakan untuk meriksa validitas konstrak yang sudah ada (Mueller, 1996:124). Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa model pengukuran sudah sesuai dengan data (fit model) maka hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen sudah valid untuk digunakan. Penentuan validitas instrumen dengan menggunakan program LISREL

24 didasarkan pada besarnya muatan faktor (λ), apabila nilai (λ) 0,3 maka instrumen tersebut dianggap valid (Solimun, 2002: 81). Apabila nilai Lamda (λ) lebih besar dari 0,3 maka butir instrumen tersebut dianggap valid (Fernandes, 1984: 28). Sebaliknya apabila hasil analisis belum diperoleh model yang fit maka instrumen tersebut perlu direvisi dan diujicobakan lagi. Untuk menentukan apakah model yang diujicobakan sudah fit atau belum, peneliti menggunakan berbagai alternatif indikator fit model dengan bantuan program LISREL. Untuk memeriksa validitas setiap item dari masing-masing instrumen dengan melihat nilai muatan factor (λ) pada diagram jalur (path diagram) dengan ketentuan, apabila nilai muatan faktor (λ) pada diagram path menunjukkan < 0,3 berarti item (nomor butir) tersebut dianggap tidak valid dan harus didrop, direvisi kemudian diujicobakan lagi atau ditinjau ulang respondennya, sebaliknya kalau nilai > 0,3, maka item (nomor butir) tersebut dianggap valid. Adapun kriteria yang digunakan untuk menguji kelayakan (kesesuaian) sebuah instrumen pengumpul data (measurement model) dan model EPBI dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Goodness of fit Statistik Statistik Kriteria fit 2 χ - Chi-Square P > 0,05 RMSEA < 0,05 GFI > 0,9 AGFI > 0,9 PGFI > 0,9 150

25 Evaluasi model EPBI dianggap sebagai model yang sesuai untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Inggris apabila didukung oleh data empiris. Untuk menguji kesesuaian model hipotetis evaluasi model EPBI dengan data empiris, didasarkan pada empat indikator, yaitu: 1) P-value > 0,05; dan 2). Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) < 0,05 (Imam Ghozali, 2005: 32). Berdasarkan data uji implementasi model EPBI di sejumlah kelas yang dianalisis dengan menggunakan program LISREL (Linear Structural Relationships). Model hipotetis yang diuji secara empiris dalam penelitian ini meliputi evaluasi model EPBI dan model pengukuran yang digunakan dalam evaluasi model EPBI. Evaluasi model EPBI disusun berdasarkan asumsi bahwa proses pembelajaran bahasa Inggris sangat mempengaruhi output pembelajaran bahasa Inggris. Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris tidak cukup hanya didasarkan pada penilaian hasil belajar semata tetapi juga perlu menilai bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakanakan. Evaluasi terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris meliputi penilaian terhadap kinerja guru bahasa Inggris di dalam kelas, kepribadian guru bahasa Inggris, sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian terhadap output pembelajaran bahasa Inggris dibedakan menjadi empat keterampilan siswa, yaitu listening, reading, speaking, dan writing. Berdasarkan asumsi tersebut maka model hipotetis evaluasi model EPBI digambarkan pada Gambar

26 δ 1 δ 2 δ 3 δ 4 X 1 Y 1 ε 1 λ 1.1 γ 1.1 λ 1.1 X 2 X 3 X 4 λ 2.1 λ 3.1 λ 4.1 ξ 1 η 1 λ 2.1 λ 3.1 λ 4.1 Y 2 Y 3 Y 4 ε 2 ε 3 ε 4 Gambar 12: Model Hipotetis Evaluasi Model EPBI Keterangan : X 1 : Kinerja guru bahasa Inggris, X 2 : Kepribadian guru, X 3 : Sikap siswa X 4 : Fasilitas, Y 1 : Listening, Y 2 : Reading, Y 3 : Speaking, Y 4 : Writing, ξ 1 (Ksi 1 ) : Proses pembelajaran bahasa Inggris η 1 (Eta 1 ) : Output Pembelajaran bahasa Inggris γ (Gamma) : Koefisien regresi antara variabel laten independen (eksogenus) dengan variabel laten dependen (endogenus) δ (Delta) : Kesalahan pengukuran pada variabel X ε (Epsilon) : Kesalahan pengukuran pada variabel Y λ X (Lambda X) : Muatan faktor dari variabel-variabel X pada ξ λ Y (Lambda Y) : Muatan faktor dari variabel-variabel Y pada η b) Analisis data secara kualitatif Analisis data secara kualitatif adalah dengan menganalisis data hasil validasi (penilaian) dari para ahli (expert judgement) dan pemakai model evaluasi (Kepala Sekolah), serta praktisi yang memberi masukan-masukan dalam rangka perbaikan model evaluasi beserta perangkatnya. Analisis dilakukan terhadap konstruk model evaluasi, kelengkapan perangkat model, keterbacaan instrumen dan perangkat serta analisis efektivitas penggunaan 152

27 model evaluasi. Bogdan and Biklen (1982: 153) mengemukan bahwa proses penemuan yang sistematis dari catatan interview, catatan lapangan dan bahanbahan lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap data dalam penelitian ini, sehingga penemuan dapat disajikan. Walcott (1994: ) menyatakan Description of data is limited to reporting a few wellpublicized event. Miles (1994: 165) mengemukan bahwa kita melakukan analisis dengan pendekatan yang baik: menguji validitas temuan-temuan dengan meramalkan apa yang terjadi pada kasus selanjutnya enam bulan atau satu tahun sebelumnya. Demikian juga Morse (1994: 67) mengemukan bahwa penelitian evaluasi mencari informasi untuk memahami mikanisme letak intervensi yang berhasil. Fetterman (1988: 210) juga menyatakan bahwa setelah mendiskusikan dan melengkapi contoh-contoh tehnik dalam pendekatan, peneliti mendiskusikan alasan menggabungkan tehnik-tehnik yang digunakan. Dalam analisis data kualitatif ini, data kuantitatif yang diperoleh melalui instrumen penilaian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala 5, kemudian dideskripsikan dan hasil deskripsi tersebut dijadikan sebagai dasar menilai kualitas model evaluasi yang dikembangkan. Konversi data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala 5 menggunakan aturan yang merupakan modifikasi dari aturan yang dikembangkan oleh Sudiyono (2003: ). Aturan tersebut dapat dilihat pada Tabel

28 Tabel 7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif (Standar Penilaian) Jumlah Nilai Skor Rerata Skor Klasifikasi ,01 5,00 Sangat Baik ,01 4,00 Baik ,01 3,00 Cukup ,01 2,00 Kurang ,00 Sangat Kurang 154

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bulok Kabupaten Tanggamus pada kelas X.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bulok Kabupaten Tanggamus pada kelas X. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan WaktuPenelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bulok Kabupaten Tanggamus pada kelas X. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi. Pendekatan kuantitatif

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi. Pendekatan kuantitatif III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah di Kota Bandar Lampung tahun 2009. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II PERANGKAT EVALUASI. A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris

BAB II PERANGKAT EVALUASI. A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris BAB II PERANGKAT EVALUASI A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Instrumen penilaian komponen proses pembelajaran bahasa Inggris berdasarkan respondennya dibedakan menjadi empat, yaitu instrumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang di dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. Penelitian pengembangan didasarkan

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF SOCIAL SCIENCE LEARNING QUALITY AND OUTPUT EVALUATION MODEL IN JUNIOR SECONDARY SCHOOL. Sugeng Eko Putro Widoyoko

THE DEVELOPMENT OF SOCIAL SCIENCE LEARNING QUALITY AND OUTPUT EVALUATION MODEL IN JUNIOR SECONDARY SCHOOL. Sugeng Eko Putro Widoyoko THE DEVELOPMENT OF SOCIAL SCIENCE LEARNING QUALITY AND OUTPUT EVALUATION MODEL IN JUNIOR SECONDARY SCHOOL Abstract This study aimed at developing Social Science learning evaluation model in Junior Secondary

Lebih terperinci

Abstrak. Latar Belakang

Abstrak. Latar Belakang Abstrak Hasil pembelajaran bahasa Inggris dievaluasi secara terpisah dengan evaluasi proses pembelajaran bahasa Inggris selama ini sehingga penyebab atau hambatan yang dihadapi oleh guru bahasa Inggris

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No. 8, Boyolali. Alasan pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini akan dibahas mengenai model pengembangan inventori kesiapan kerja, prosedur pengembangan inventori kesiapan kerja, uji coba item, dan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet,

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Porong dengan UMKM di Pasar Porong sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet, Porong,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP *) Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstract

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP *) Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstract PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP *) Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstract One of the weakness evaluate for social studies instructional program in the junior secondary

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment (Wiersma 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu/ quasi experimental research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 46115. Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja siswa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan instrumen penilaian sikap ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Visi dan misi sangat penting dan hal pertama yang harus di tentukan ketika membentuk sebuah perusahaan atau suatu bisnis.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1. Jenis dan sumber data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena peneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian (Musfiqon,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian atau Desain Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2015:107) metode penelitan eksperimen diartikan sebagai metode peneletian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian Big Five dan citra merek terhadap keputusan pembelian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar merupakan salah satu bagian dari payung penelitian rancangan pengembangan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat dianggap sebagai strategi mencari pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah SMA N 3 Bandung yang terletak di Jalan Belitung No. 8 Kota Bandung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Ali (2011:83) populasi pada dasarnya merupakan sumber data secara keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam buku Nana Syaodih (2005: 52) metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam buku Nana Syaodih (2005: 52) metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi Akuntansi yang menggunakan model pembelajaran direct

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 24 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah dikembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah suatu penyelidikan atau penelitian dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, terletak di Jalan Monginsidi nomor 40 Banjarsari, Surakarta. Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi dari pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism, 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian ini mengacu pada model Research and Development (R & D) dari Borg

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci