PEMANFAATAN KAYU SENGON UNTUK RUMAH SEDERHANA
|
|
- Verawati Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN KAYU SENGON UNTUK RUMAH SEDERHANA Oleh Barly 1) ABSTRAK Rumah sederhana, panggung tipe 45 menggunakan kayu sengon telah dibuat oleh Pusat Penelitian dan Penembangan Hasil Hutan sebagai salah satu bentuk pengembangan dan pemasyarakatan hasil penelitian. Setiap unit membutuhkan kayu balok, kaso dan papan dengan volume 11,21 m 3. Kadar air kayu masih tinggi sekitar 32->60%, diawetkan dengan cara rendaman dingin mengunakan bahan pengawet tembaga-khrom-boron (CKB) dan boric acid equivalent (BAE) dengan konsentrasi 8%, selama penyimpanan terjadi proses difusi, penetrasi 100% dengan retensi rata-rata 2,1 kg/m 3. Kata kunci: Rumah sederhana, kayu sengon, pengawetan I. PENDAHULUAN Target pembangunan 1,35 juta unit rumah baru layak huni yang ditetapkan dalam rencana pembangnan (RPJM) sulit dicapai. Sejak tahan 2004 hingga Agustus 2006, jumlah rumah yang dibangun baru 235 ribu unit. Salah satu kendalanya adalah suku bunga yang tinggi di samping pembangunan rumah dianggap sebagai sumber pandapatan daerah (PAD), membuat harga rumah sulit dijangkau (Anonim, 2006). Usulan adanya perpanjangan masa cicilan rumah dari semula maksimum 15 tahun menjadi tahun harus diimbangi dengan peningkatan mutu bahan yang digunakan, temasuk kayu. Komponen kayu merupakan bahan yang paling rawan sehingga perlu diawetkan sebelum digunakan. Kayu sengon lazim digunakan oleh penduduk di Jawa Barat untuk bahan rumah. Kayu sengon yang disenangi yang berwarna kemerahan karena relatif awet asal tidak berhubungan dengan air. Martawijaya (1962) dan Djajapertjunda (2002) menyebutkan 1) Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor
2 bahwa Wijnhamer pada tahun 1952 telah membangun Tribune di lapangan pacuan kuda di Tanah Sareal Bogor dengan menggunakan konstruksi papan paku menggunakan kayu sengon yang diawetkan dengan cara redaman menggunakan larutan Wolmanit 5%. Sebelumnya, pada tahun 1951 di bangun bengkel mobil di halaman Pusat Litbang Hasil Hutan dengan menggunakan konstruksi yang sama. Kedua bangunan tersebut di atas dimusnahkan setelah berumur lebih dari 20 tahun. Selanjutnya pada tahun 1963 dibangun rumah percobaan dari kayu sengon yang diawetkan dengan garam Wolman masing-masing di Cimanggu tipe dua lantai dan di Sindangbarang satu lantai yang sampai saat ini masih utuh. Garam Wolman yang digunakan waktu itu adalah tipe garam yang mudah luntur, meskipun demikian ternyata dapat memberikan hasil yang baik. Pada periode itu kayu sengon belum sepopuler sekarang dan dapat diduga kayu yang digunakan berasal dari pohon yang sudah cukup umur atau masak tebang. Pada tahun 1972 Pusat Litbang Hasil Hutan juga membuat rumah percobaan kayu sengon yang diawetkan dengan cara rendaman mengunakan larutan boraks 2%, sampai saat ini beberapa rumah masih utuh. Rumah sederhana panggung tipe 45 yang dibangun sekarang menggunakan kayu yang kualitasnya sudah pasti berbeda dengan yang dibangun terdahulu karena kayu yang digunakan berasal dari kayu berdiameter kecil dan masih muda. Martawijaya (1989, 1990) menyebutkan bahwa kayu dari hutan tanaman itu umumnya lebih ringan, teksturnya lebih kasar, lebih banyak mengandung mata yang ukurannya juga kadang-kadang lebih besar seratnya tidak teratur serta banyak mengandung kayu remaja. Pelaksanaan pembuatan rumah, mulai dari perencanaan gambar sampai penyelesaian akhir dilakukan oleh pihak ketiga. Pusat Litbang Hasil Hutan terlibat dalam membantu pengadaan kayu dan pelaksanaan pengawetannya. Hal itu dimaksudkan sebagai salah satu bentuk alih pengetahuan dalam rangka pemasyarakatan hasil penelitian. Dalam tulisan ini disajikan gambar atau model rumah, hasil pengawetan dan beberapa masalah yang mempengaruhi kelancaran pembangunan. II. BAHAN DAN CARA MEMBANGUN RUMAH Jenis kayu yang digunakan berasal dari batang pohon yang secara botanis sudah dikenal namanya, dikumpulkan dari kebun rakyat di Bogor. Umur pohon berkisar antara 8-150
3 12 tahun, berwarna putih. Dolok digergaji dengan pola satu sisi dijadikan balok dan papan, diserut dan ukuran sortimen akhir; tebal 2, 3, 4, 5, 6 dan 10 cm; lebar 6, 9, 10, 12, dan 20 cm, serta panjang 50, 10, 220, 300 dan 320 cm. Rincian kebutuhan kayu per unit rumah dapat dilihat pada Tabel 1. Kayu yang sudah dikerjakan dengan kadar air cukup tinggi bervariasi antara 32% - >60% diawetkan dengan cara rendaman dalam larutan 8%, sebagian menggunakan bahan pengawet tembaga-khrom- boron (TCB) komersial yang mempunyai komposisi 27,5% asam borat, 43,9% natrium dikromat dan 28,6% tembaga sulfat (Anonim, 2003) dan sebagian lagi menggunakan campuran boraks dan asam borat dengan perbandingan bobot 3 : 2. Lama waktu rendaman bervariasi dalam jam bergantung pada ukuran tebal kayu dengan asumsi waktu penyimpanan dan pemasangan akan terjadi proses difusi. Penetapan retenis bahan pengawet dilakukan dengan cara penimbangan berat contoh uji dalam penuh sesuai dengan balok, kaso dan papan yang digunakan, dinyatakan dalam kg/m 3. Untuk melihat penembusan bahan pengawet pada kayu digunakan pereaksi yang merupakan uji untuk boron. Daerah penembusan bahan pengawet dicirikan oleh warna kemerahan-merah Bahan pembantu yang digunakan antara lain: batu kali, pasir beton, koral, semen, bata, atap asbes, kayu lapis, engsel pintu dan jendela, unci tanam, grendel jendela, hak angin, kaca polos, paku, pipa paralon, bak air, kloset, besi beton, besi plat, baud-mur, dan bahan finishing. Tahapan kegiatan meliputi: merancang dan menggambar detail, pengadaan dolok, penggergajian dan pembuatan sortimen, pengawetan, pengeringan, pengerjaan kayu, pembuatan umpak beton, penutup atap, pemasangan engsel, grendel dan kaca nako, serta pengerjaan listrik, sanitasi dan finishing. Pada awalnya pembangunan rumah direncanakan menggunakan konstruksi pra-pabrik dengan maksud agar dapat dijadikan dasar dalam pembuatan secara masal, tetapi karena pertimbangan waktu hal itu tidak sepenuhnya dilakukan. Luas lantai bangunan seluruhnya 45,75 m 2 dengan pembagian ruang seperti pada Tabel 2. Gambar tampak dan detail bangunan dapat dilihat dalam Lampiran. 151
4 Tabel 1. Rincian kebutuhan kayu per unit rumah Rincian kebutuhan kayu Ukuran sortimen, cm Jumlah batang Volume, m 3 Panjang Lebar Tebal , , , , , , , , , , , , , , , ,0900 Tabel 2. Pembagian ruang, jumlah dan luas Jenis ruangan Jumlah Ukuran (cm) Luas (m 2 ) Teras x 150 4,50 Ruang tamu dan ruang makan x ,5 Ruang tidur x ,0 Kamar mandi/wc x 150 2,25 Dapur x Jumlah 6-45,75 III. PENGADAAN KAYU Sortimen kayu sengon yang diperdagangkan umumnya tidak standar sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Pengadaan kayu yang dibutuhkan sesuai perencanaan harus melalui mekanisme pembelian dengan cara pemesanan khusus yang diikat dalam bentuk perjanjian atau kontrak berkaitan dengan volume, spesifikasi, tenggang waktu dan harga. Dengan cara seperti itu juga tidak ada jamininan penyerahan kayu dapat tepat waktu dan sesuai yang diperjanjikan. Pedagang pengumpul umumnya pemodal kecil 152
5 yang mengutamakan kecepatan perputaran uang. Pemesanan kayu dengan ukuran sortimen dan kualitas yang tidak umum dianggap memberatkan sementara pemintaan kayu sengon cukup kuat sehingga mereka lebih mendahulukan kepentingan relasi atau pelanggan untuk menjaga kepercayaan. Pembelian langsung dengan cara membeli tegakan dihadapkan kepada banyak masalah seperti survey lokasi dan kesediaan pemilik untuk menjual. Pada dasarnya pemilik menjual kayu pada saat membutuhkan dana. Umur pohon dan harga jual sangat dipengaruhi oleh kebutuhannya. Kebanyakan pemilik menjual pohon yang masih berumur muda untuk pembuatan palet, peti, dan papan cor. Di samping itu kayu yang diangkut sebagian berupa limbah karena berasal dari kayu diameter kecil sehingga rendemennya rendah yang berarti harus menyediakan bahan baku dolok cukup banyak. Kondisi di atas menyebabkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menyediakan kayu membutukan waktu banyak. Apalagi jumlah yang harus disediakan cukup banyak dengan persyaratan kualitas dan ukuran sortimen yang ketat, padahal jumlah tegakkan harus dicari pada sebaran kayu sangat luas. IV. PENGGERGAJIAN, PENGERJAAN DAN PENGAWETAN A. Penggergajian Kayu sengon yang digunakan relatif masih muda sekitar 8-12 tahun. Pohon yang ditebang relatif muda menghasilkan dolok berukuran pendek dengan diameter relatif kecil. Makin kecil diameter dolok akan mengakibatkan rendmen kayu gergajian makin rendah. Menurut Kinin-month (1986) dalam Martawijaya (1990) pohon yang ditebang pada umur muda mungkin saja seluruhnya hanya terdiri dari kayu remaja. Kayu remaja menurut Senet (1986) dalam Martawijaya (1990) memiliki banyak kelemahan antara lain: kerapatannya rendah, sudut mikrofibril dalam dinding sel lebih besar yang dapat menyebabkan penyusutan longitudinal, lebih banyak arah serat spiral yang dapat menyebabkan kayu menggelinjang, sifat kekakuan dan kekuatan berkurang. 153
6 B. Pengerjaan Pengerjaan kayu sengon muda dan basah menghasilkan teksturnya yang kasar, berbulu. Menurut Balfas (1993) munculnya cacat ini disebabkan leh faktor kayu dan proses pemesinan kayu, yaitu kondisi mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengerjaan kayu. Pohon muda banyak mengandung mata yang ukurannya juga kadang-kadang lebih besar, seratnya tidak teratur. Keadaan itu mengakibat kayu menggelinjang, susut dan pecah. Oleh karena itu volume realisasi pengadaan kayu meningkat sebesar 3,0088 m 3 dari perencanaan semula 8,2012 m 3 per unit rumah menjadi 11,2100 m 3 per unit. C. Pengawetan Hasil pengukuran retensi dan penetrasi pada berbagai ketebalan contoh uji dan lama waktu perendaman dapat lihat pada Tabel 3. Pada Tabel 3, dapat diketahui retensi rata-rata sebesar 2,0 kg/m 3 jauh di bawah persyaratan standar bagi kayu perumahan sebesar 8,2 kg/m 3. Menurut Abdurrohim dan Barly (1982) perpanjangan periode rendaman dingin dari satu hari sampai 7 hari pada pengawetan kayu sengon memakai asam borat tidak menyebabkan kenaikan retensi asam borat. Sedangkan hasil penetrasi diperoleh lebih dari 50% terjadi karena kayu yang diawetkan basah sehingga proses difusi berjalan dengan baik. Secara teknis retensi standar yang dipersyaratkan dapat dicapai dengan cara meningkatkan konsentrasi larutan pengawet, tetapi resikonya biaya pengawetan meningkat. Tabel 3. Retensi dan penetrasi bahan pengawet pada contoh uji Tebal Waktu Retensi bahan pengawet (kg/m 3 ) pada ulangan Ratarata, Penetrasi, (cm) redaman (Jam) kg/ m 3 % 2 4 1,3 1,9 1,4 1,3 2,4 1,5 1,7 1,7 2,5 2,5 1, ,9 3,4 2,7 2,1 2,5 3,2 2,2 2,2 3,4 1,9 2, ,9 2,7 3,1 3,1 3,5 2,4 4,8 2,7 3,5 4,3 3, ,7 1,6 1,5 1,3 1, , ,3 1,4 1,3 1,7 1, , ,1 1,5 3,0 2,6 2, , ,8 1,4 2,9 2,8 2, , ,0 1,9 2,5 2,4 1, , ,3 2,0 1,2 2,1 2, , ,2 1,2 1,3 1,3 1, , ,04 154
7 IV. KESIMPULAN DAN SARAN Membangun rumah dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi jika bangunan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar sebagai rumah sehat, baik untuk unit rumahnya sendiri maupun lingkungannya. Hambatan yang paling dirasakan adalah pada pengadaan bahan kayu dan tenaga yang cukup mahir dalam pekerjaan rumah kayu. Untuk memperoleh kualitas bangunan yang baik diperlukan waktu persiapan yang cukup. Kayu muda dengan diamter dolok kecil menyebabkan kulitas dan kuantitas kayu gergajian rendah. Disarankan jangan membuat rumah kayu dalam pembangunan rumah secara masal untuk perumahan rakyat yang berpenghasilan rendah, karena bisa jadi harganya mahal, kecuali kalau dibuat dalam skala pabrik DAFTAR PUSTAKA Abdurrohim, S. dan Barly Pengawetan. Dalam Kartasudirdja, S. Substitusi kayu untuk barang kerajinan. Laporan Kerjasama BPEN-BPHH, Bogor. Tidak diterbitkan. Anonim Pestisida untuk pertanian dan kehutanan. Direktorat Pupuk dan Pestisida. Dirjen Bina Sarana Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta Pemerintah sulit memenuhi target 1,35 juta unit rumah. Harian Republika. Jumat, 11 Agustus Balfas J Masalah raised grain pada kayu Jeungjing. Prosiding Disksi Sifat dan Kegunaan Jenis Kayu HTI, Maret Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. Djajapertjunda, M.S Hutan & Kehutanan dari Masa ke Masa. IPB Press. pp Martawijaya, A. dan S. Soemarno Pengawetan kayu jeungjing (Albizzia falcata Backer) dengan jalan melabur. Laporan No.2. Lembaga Penelitian Hasil Hutan Bogor. 8p Keawetan kayu yang berasal dari hutan alam dan hutan tanaman. Prosiding Diskusi Sifat dan Kegunaan Jenis Kayu HTI. Jakarta, 23 Maret pp Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. 155
8 Sifat dasar beberapa jenis kayu yang berasal dari hutan alam dan hutan tanaman. Prosiding Diskusi Hutan Tanaman Industri. Jakarta, Maret pp Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. 156
PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012
DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 202 Wilayah Jember NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UPAH JUMLAH BULAT 2 B. PEKERJAAN TANAH Analisa SNI Dinas PU. Cipta Karya
Lebih terperinciPERESAPAN BAHAN PENGAWET. 1. Faktor-faktor terhadap Peresapan
PERESAPAN BAHAN PENGAWET 1. Faktor-faktor terhadap Peresapan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peresapan kayu dapat dibedakan faktor dari luar dan faktor dari dalam kayu. Faktor dari luar meliputi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :
PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu
Lebih terperinciPROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI, KEGUNAAN DAN NILAI TAMBAH KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BOGOR
POTENSI, KEGUNAAN DAN NILAI TAMBAH KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Achmad Supriadi 1) ABSTRAK Industri perkayuan di Indonesia saat ini banyak mengalami kekurangan bahan baku terutama kayu
Lebih terperinciLampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan
Lampiran A Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Berikut ini koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien alat untuk menghitung HSP bidang ipta Karya, yang terdiri dari 6 kelompok pekerjaan:
Lebih terperinciBAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR
BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar
Lebih terperinciVI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)
VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan
Lebih terperinciDAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN
DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan pada proyek bangunan gedung
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone 4156000 MEDAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) Nomor: BA-08/PPBJ/SETDA-SU/PU-PK/2012
Lebih terperinciPROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan
PROSES PENGAWETAN KAYU 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan Tujuan dari persiapan kayu sebelum proses pengawetan adalah agar 1 ebih banyak atau lebih mudah bahan pengawet atau larutannya meresap ke dalam
Lebih terperinciBAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR
BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar
Lebih terperinciREKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI
REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) PROGRAM : PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PASAR PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PASAR LELANG KARET LOS 15 X
Lebih terperinciANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA
ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA Makkarennu, Beta Putranto, Nurfina Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciLAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN
LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN Kegiatan Pembagian Ruang Serta Pengacian Lantai Ruang Tamu Dan Kamar Tidur, Penambahan Ketinggian Lantai Dapur dan Penambahan Sekat Dapur, Penambahan Sekat Kamar
Lebih terperincib. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2
1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi 2) Manfaat dan Keunggulan
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi Cross laminated timber (CLT) merupakan salah satu produk kayu rekayasa yang dibentuk dengan cara menyusun sejumlah lapisan kayu yang
Lebih terperinciRSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia
RSNI T-12-2002 RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia Analisa Biaya Konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan persiapan DEPATEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar Isi Daftar Isi...
Lebih terperinciKONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku
Lebih terperinciPengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan
Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net
Lebih terperinciBAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG
BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin berkurang pasokan kayunya dari hutan alam, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia melaksanakan
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN
DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN SNI.01.2.6.1 1 m² Membersihkan lapangan dengan peralatan 0,1000 Oh Pekerja Rp. - - 0,0500 Oh Mandor Rp. - - SNI.01.2.6.
Lebih terperinciCara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal
Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA PEKERJAAN
DAFTAR ANALISA PEKERJAAN SATUAN HARGA Harga Harga I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.4 1 M' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.012 M 3 Kayu 5/7 kelas III 0.020 Kg Paku Biasa 0.007 M 3 Kayu Papan 3/20 0.100 Oh
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota
BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu adalah salah satu bahan material struktur yang sudah lama dikenal masyarakat. Bila dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu memiliki berat jenis yang
Lebih terperinciPENGERINGAN DAN PENGAWETAN KAYU KAMALAKA ASAL KALIMANTAN SELATAN. (Drying and Preservation of Kamalaka Wood from South Kalimantan)
PENGERINGAN DAN PENGAWETAN KAYU KAMALAKA ASAL KALIMANTAN SELATAN (Drying and Preservation of Kamalaka Wood from South Kalimantan) Oleh/ By : Gusti Syahrany Noor 1 Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciInterpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.
DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA
BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang
Lebih terperinciBALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Desember 00 : 7 BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L) LAMINATED BEAMS FROM COCONUT WOOD (Cocos nucifera L) Djoko Purwanto *) *) Peneliti Baristand
Lebih terperinciREKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciRANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 8. Pekerjaan Pintu Air ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Retensi adalah banyak atau jumlah bahan pengawet yang terdapat dalam kayu. Rata-rata retensi dalam metode pengawetan rendaman dingin selama 10 hari dan metode
Lebih terperinciKONSTRUKSI DINDING BATU BATA
KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada
Lebih terperinciUji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit
Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan bahan baku kayu. Menurut Kementriaan Kehutanan (2014), data
Lebih terperinciRANGKA ATAP BAJA RINGAN
RANGKA ATAP BAJA RINGAN Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
Lebih terperinciRevisi SNI T C. Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB
Lebih terperinciJENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN
JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN Oleh: Kasmudjo* Abstrak Jenis kayu dari hutan rakyat jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari jenis kayu yang sudah dikenal maupun belum dengan potensi
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) REHAB GEDUNG KANTOR YANG DIPINJAM PAKAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI (DAU-2017) BIDANG PERUMAHAN, PRASARANA,SARANA
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013
ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPDULP/POKJAPASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SMPN SATU ATAP (SATAP) SUNGAI LAUT KEC. TANAH MERAH KELOMPOK KERJA (POKJA)
Lebih terperinciLampiran A...15 Bibliografi...16
Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG HARGA KOMPONEN BANGUNAN DAN UPAH TENAGA KERJA SEBAGAI DASAR PENYESUAIAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BANGUNAN
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI
BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan
Lebih terperinciDINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN REKAPITULASI HASIL SURVAI BAHAN / MATERIAL TAHUN 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN REKAPITULASI HASIL SURVAI BAHAN / MATERIAL TAHUN 2017 NO NAMA BARANG 1 Alluminium Foil roll #DIV/0! 2 Alluminium (Plepet Alumunium) btg 32.000 3 Alkasit
Lebih terperinci3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian
3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana
Lebih terperinciPanduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap
Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kehilangan Berat (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keawetan Alami Hasil perhitungan kehilangan berat ke empat jenis kayu yang diteliti disajikan pada Gambar 4. Data hasil pengukuran disajikan pada Lampiran
Lebih terperinciPERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR
PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi
PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR
Lebih terperinciG. DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN BANGUNAN NO URAIAN SATUAN HARGA KETERANGAN
G. DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN BANGUNAN NO URAIAN SATUAN HARGA KETERANGAN 86 1 Air m3 35,000 Belum termasuk 2 Aluminum foil m2 70,000 Pajak dan 3 Aspal curah kg 7,500 retribusi bahan Aspal drum AC 60/70
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciPENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413
Lebih terperinciPERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3
TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65
Lebih terperinciMENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI
MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH LANTAI A. PEKERJAAN LANTAI I. PEKERJAAN AWAL. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung
Lebih terperinciBAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan
46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinciDAFTAR HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH PEKERJA
DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH PEKERJA NO URAIAN HARGA SATUAN I. BAHAN 1 Batu plonos Rp 52,400.00 / m 3 2 Batu belah 10/15 Rp 61,400.00 / m 3 3 Batu pecah 2/3 Rp 99,200.00 / m 3 4 Sirtu Rp 42,400.00
Lebih terperinciPanduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi
Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong
Lebih terperinciKONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali
KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.
Lebih terperinciANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016
- 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK
Lebih terperinciREKAPITULASI BOQ. JENIS PEKERJAAN ( Rp. ) Jumlah Konstruksi PPN 10 % Jumlah Semua Dibulatkan
REKAPITULASI BOQ KEGIATAN : PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE / GORONG-GORONG PEKERJAAN : PENINGKATAN SALURAN DRAINASE Jl. KUSUMA BANGSA LOKASI : KEL. PANJANG WETAN KEC. PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN TH.
Lebih terperinciKONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap
KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan
Lebih terperinciAddendum dokumen pengadaan dapat diambil dalam aplikasi SPSE melalui website (Addendum dokumen BoQ kosong).
PEMERINTAH KOTA BAUBAU SEKRETARIAT DAERAH UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG JASA Gd. Maedani Lt. 1, Jln. Sijawangkati No. - Website: setda.baubaukota.go.id Email:ulp@baubaukota.go.id; ulp.baubaukota@gmail.com
Lebih terperinciCara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST
Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton
Lebih terperinciREKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN : PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA OPERASIONAL KPHL DAN KPHP (DAK DAN PENDAMPING : PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung
MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika
TINJAUAN PUSTAKA Oriented Strand Board (OSB) Awalnya produk OSB merupakan pengembangan dari papan wafer (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika pada tahun 1954. Limbah-limbah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel, dan pengujian
Lebih terperinciPEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.1, No.2, Desember 2009 : 7 12 PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)
Lebih terperinciURAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000.
NO URAIAN HARGA SATUAN (RP) I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 M' Pasangan Bouwplank + Pengukuran 0.012 M3 Kayu kls.iv 5/7 1,600,000.00 0.007 Btg Kayu kls.iv papan 1,300,000.00 0.020 Kg Paku biasa 18,000.00 0.100
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 3434:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 3434:2008 Daftar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pembangunan rumah di Indonesia sangat tinggi sekitar 900.000 sampai 1,2 juta unit/tahun akibat pertambahan jumlah penduduk dan bencana alam seperti tsunami, banjir,
Lebih terperinciPEMBUATAN PRODUK BAMBU KOMPOSIT. 1. Dr. Ir. IM Sulastiningsih, M.Sc 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si 3. Dr. Krisdianto, S.Hut., M.
PEMBUATAN PRODUK BAMBU KOMPOSIT 1. Dr. Ir. IM Sulastiningsih, M.Sc 2. Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si 3. Dr. Krisdianto, S.Hut., M.Sc PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI
DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI 1 SNI 03-2835-2002 PEKERJAAN PERSIAPAN PA 6,8 1 m² Membersihkan lapangan dan perataan SNI 03-2835-2002 / 6.8 Upah Pekerja 0,100 Oh x Rp 0 = Rp 0,00 Mandor 0,005 Oh x Rp
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mahoni Mahoni merupakan famili Meliaceae yang meliputi dua jenis yaitu Swietenia macrophylla King (mahoni daun besar) dan Swietenia mahagoni Jacq (mahoni daun kecil). Daerah
Lebih terperinciRANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Konsep Pd.T. xx-200x.a RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 4: Beton dan Bekisting ICS 93.010 BIDANG
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN
BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.
Lebih terperinciREKAPITULASI RENCANA ANGGARA BIAYA (RAB)
REKAPITULASI RENCANA ANGGARA BIAYA (RAB) PROGRAM KEGIATAN LOKASI : PENDIDIKAN ISLAM : PEMBANGUNAN 3 RUANG KELAS BARU : MAN SAMPANG JL. JAKSA AGUNG NO.88 SAMPANG NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH HARGA A PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan pasokan bahan baku, baik dari hutan alam maupun hutan tanaman. Namun, produksi kayu dari hutan alam menurun
Lebih terperinciSambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:
Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan
Lebih terperinciPRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:
PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciKONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA
KONSTRUKSI PINTU JENDELA KONSTRUKSI PINTU JENDELA RANGKA PINTU JENDELA (KUSEN) Kusen adalah rangka pintu jendela yang dipasang pada dinding untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela BAHAN KUSEN ALUMNIUM
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI
BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinci