PTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks), SM Ganjil 2016/2017
|
|
- Suhendra Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks), SM Ganjil 2016/2017 Bab 1. Pendahuluan Masalah dan ancaman bagi pertanian di masa yang akan datang, pengertian beberapa konsep pertanian yang berwawasan lingkungan, potensinya sebagai sistem pertanian masa depan Oleh: Kurniatun Hairiah (Cho)
2 Topik praktikum 1. Pemahaman Karakteristik Lanskap 2.Pengenalan Indikator Keberhasilan Pertanian Berlanjut dari Aspek Biofisik Tujuan Mengidentifikasi jenis penggunaan lahan (land use) dan jenis tutupan lahan (land cover) pada skala lanskap; Mempelajari karakteristik lanskap sehingga mampu menentukan tindakan yang diperlukan guna mencapai pertanian berlanjut. Memahami indikator keberhasilan pertanian berlanjut dari aspek biofisik (Kualitas air, biodiversitas, dan cadangan karbon).
3 Bahan Bacaan 1. Sustainable Agriculture: An introduction, by Richard Earles, ( 2. Organic Production Overview dari ATTRA ( ) 3. Sustainabilityn of tropical land use systems after forest conversion. Oleh: Hairiah K, Van Noordwijk M and Weise S, In: Palm CA, Vosti SA, Sanchez A and Ericksen P (Eds.) Slash- and-burn Agriculture. The search for alternatives. Columbia Univ. Press. New York. p Prospek Pertanian Organik di Indonesia (Deptan) 5. ASB Lecture Note 2. Land Use Practices in the humid tropics and introduction to ASB benchmark areas (Van Noordwijk et al., 2001) Tinjauan Umum Multifungsi Pertanian. Oleh: F. Agus dan E. Husen, Prosiding Multifunsi Pertanian.ISBN:
4 Materi yang dibahas 1. Ancaman Pertanian di era perubahan iklim 2. Dasar-dasar pengertian dan dimensi sistem Pertanian berlanjut dan perbedaannya dengan Pertanian Organik dan Pertanian Sehat 3. Contoh-contoh system pertanian konvensional dan masalahnya (ekonomi, ekologi dan kesehatan manusia) 4. Potensi dan Tantangan pelaksanaan Pertanian berlanjut di masa yang akan datang
5 Swasembada Pangan di Indonesia (peningkatan luasan lahan sawah) 1984 (Sumber: Ro obyanto, 2010) Pertambahan luas areal 0,37% Pertambahan produksi 0,48% Di P. Jawa, alih fungsi lahan pertanian non pertanian ( ha/th)...tetapi...
6 Prediksi tingkat populasi, produksi dan konsumsi beras pada tahun 2030 dan 2050 di Indonesia (Hasil Vicon DD-ILDM Unsri-Unesco-IHE, 2010) Laju pertambahan penduduk meningkat Swasembada beras TIDAK DAPAT BERTAHAN
7 (IND-UNFCC, 2010)
8 1 a. Iklim tidak menentu produksi tanaman menurun b. Luas Lahan Pertanian berkurang karena alih guna atau karena ada bencana produksi tanaman berkurang
9 Perubahan panjang musim kemarau di Indonesia (Boer et al., 2009)
10
11 ALIH GUNA LAHAN PERTANIAN menjadi areal industri & perumahan (data ) 9% P. Jawa -9% 23% Luar Jawa 40% 18% 64% 30% 7% Luas 1981 Beralihguna Luas 1981 Beralihguna Pencetakan Selisih Pencetakan Selisih Lahan pertanian yang dialihgunakan umumnya di areal lumbung beras Pencetakan lahan pertanian baru di dan/atau luar Jawa berasal dari alih guna lahan hutan/perkebunan?
12 ALIH GUNA LAHAN PERTANIAN (data ) Indonesia 12% 24% 52% 12% Luas 1981 Beralihguna Pencetakan Selisih
13 ALIH GUNA LAHAN HUTAN di INDONESIA Figure 1. Empirical support for a level-4 explanation in relation logarithm of human population density to total forest cover at national scale, for countries reporting continued decline in forest (left panel) and countries reporting an increase (right panel) (based on data of Köthke, Leischner and Elsasser 2013)
14 PENYEBAB MASALAH DAMPAK Emisi GRK CO 2 CH 4 N 2 O Perubahan Iklim Suhu Curah hujan Permukaan air laut Kejadian ekstrem PERTANIAN Air & hara Ledakan hama Luas Lahan pertanian berkurang MITIGASI Pembangunan Sosial Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi, produksi dan pola konsumsi ADAPTASI PERTANIAN BERLANJUT
15 Mitigasi (mengurangi emisi): Upaya mengurangi efek merugikan yang timbul dari adanya perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca Contoh: hemat energi, penggunaan biofuel, mengurangi pembakaran, penggunaan lahan yang dapat menyerap dan menyimpan karbon lama Adaptasi (menyesuaikan diri): Upaya mengurangi efek merugikan yang timbul dari adanya perubahan iklim tanpa ada usaha untuk mengendalikan penyebabnya Contoh membangun fasilitas kesehatan, seleksi bibit unggul,
16 Bahan bakar fossil: minyak tanah, batu bara, LPG Deforestasi & degradasi hutan + gambut Emisi CO 2 Perubahan iklim global Perubahan SUHU Perubahan CURAH HUJAN Perubahan TINGKAT PERMUKA- AN AIR LAUT Adaptasi pertanian, pohon buahbuahan dll. Adaptasi resiko longsor, banji r Adaptasi flora & fauna PERTANIA AN BERLANJUT
17 Konsep Pertanian Multifungsi (Sumber: Agus & Husen, 2005) Produksi Pangan, pakan, obat-obatan Serat, kayu bangunan, kay u bakar Tangible & marketable Jasa Lingkungan Hidrologi DAS, Biodiversi tas, Cadangan C Lapangan kerja Estetika, Spiritual & budaya < Tidak nyata (intangible), diabaikan, tidak dipasarkan (non-marketable) Mengancam Lahan Pertanian untuk dikonversi ke penggunaan lahan lainnya
18 Multifungsi Lanskap Hutan Lindung Air Biodi- Karbon versitas Tata kelola pemerintahan Para pihak luar Photo: Kurniatun Hairiah
19 Mengapa pertanian berkelanjutan (multi fungsi) penting? Untuk menekan peluang konversi lahan pertanian menjadi lahan industri, pemukiman dan perdagangan (Sumber: Agus & Husen, 2005) Contoh kasus multifungsi Pertanian : Sawah system irigasi Subak di Bali (Film dibahas dalam Tutorial)
20 Contoh: Subak Bali 29 Juni 2012, UNESCO - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, MENGAKUI Subak di Bali sebagai Warisan Budaya dunia. Pendekatan berdasar berbagai ilmu pengetahuan: arkeologi, antropologi, ge ografi, ilmu lingkungan, arsitektur lansekap, dll Agroforestri Sawah irigasi subak
21 National Park, Jatiluwih Foto: Kurniatun Hairiah
22 Hutan sekunder Sumber mata air Pura Agrofores Lanskap Pertanian. Sistem irigasi Subak di Ds. Jatiluwih, Bali Subak: system irigasi berdasarkan yang diatur secara tradisional Foto: Kurniatun Hairi
23 Aneka produk pertanian Lanskap Pertanian. Sistem irigasi Subak di Ds. Jatiluwih, Bali Foto: Kurniatun Hairiah Supplai air bersih tetap terjaga Wisata air Jatiluwih
24 DEFINISI 2
25 PERTANIAN di INDONESIA Pertanian CONVENTIONAL PRODUKSI Pertanian ORGANIK Pertanian BERLANJUT Pertanian SEHAT LINGKUNGAN AIR BIODI V EMISI C
26 Pertanian Conventional / Modern Berorientasi pada industri Pengelolaan Bibit hibrida Pupuk kimia dosis tinggi Menggunakan herbisida/insektisida Pengolahan tanah intensif
27 Organic Farming an ecological production management system that promotes and enhances biodiversity, biological cycles and soil biological activity. It is based on minimal use of off-farm inputs and on management practices that restore, maintain and enhance ecological harmony(2)
28 Pertanian Organik di Indonesia Karakteristik Teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahanbahan alami TANPA menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. 06/prospek-pertanian-organik-diindonesia/ Tujuan : menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
29 Pertanian Organik di Pasuruan (Skala mikro)
30 Namun demikian Pertanian Organik ~ Berlanjut Pertanian Organik ~ sehat
31 Contoh Pertanian Organik di Kulekhani, Nepal (Foto: Kurniatun Hairiah, Himalayan range 23 December 2006)
32 Pertanian Organik di Kulekhani, Nepal Pertanian Masukan Rendah Photo: Kurniatun Hairiah
33 BO Kebutuhan utama pertanian organik TETAPI tidak cukup Exploitasi dari hutan untuk bahan kompos Photo: Kurniatun Hairiah
34 Degradasi tanah hutan Pertanian Organik menguntungkan di tingkat plot TETAPI merugikan di tingkat landscape KEBOCORAN Photo: Kurniatun Hairiah
35 Contoh kasus 2 dari Zambia : "Gardening on Garbage, is it opportunity or threat?" Karakteristik kimia Bahan Organik yang dipakai Contoh Pb Cd Zn Cu 1 5 t.u t.u t.u Standart EU BOT 5.7 %, ph tanah 7.7 ILEIA, 1994
36 Contoh kasus dari Zambia: Gardening on Garbage, is it opportunity or threat? Hasil pengukuran ILEIA, 1994 Serapan logam berat bervariasi antar jenis tanaman Tidak ada Cd yang diserap tanaman Jagung menyerap Cu ~ 1-3 mg kg -1 Ketimun mengakumulasi Zn mg kg -1 Paitan (Tithonia difersifolia) mengakumulasi Zn mg kg -1 ==> dimakan ternak Sistem pertanian organik ramah lingkungan TETAPI produk masih membahayakan kesehatan
37 Pertanian Organik di Belanda Produksi Amonia dari kotoran sapi (cair + padatan) tinggi Banyak NO 3 tercuci ke lapisan bawah ke aliran air bawah tanah Bagaimana nasib pertanian organik skala kecil ini? NO 3 NO 3 Photo: Kurniatun Hairiah
38 Sistem Pertanian Berlanjut A sustainable land management system is one that DOES NOT degrade the soil or significantly contaminate the environment, while providing necessary support to human life. (Greenland, In: Syers and Rimmer (eds.) Soil science and sustainable land management in the tropics)
39 Skope Pertanian Berlanjut Pertanian Sehat + - Pertanian Berlanjut Fleksibelitas Petani dlm mengelola lahannya Sosial Sosial Ekonomi Sosial Ekologi 1. Layak Ekonomi Konflik sosial Tata air 2. Tarikan pasar Koordinasi antar lembaga Keanekaragaman Hayati 3. Kepuasan konsumen terhadap produk pertanian Kearifan lokal Cadangan karbon
40 Pertanian Berlanjut Pendekatan Sistem System Pertanian yang sehat dan ramah lingkungan melalui optimalisasi faktor biotik dan abiotik dalam agroekosistem, Skala makro terutama berhubungan dengan manfaat biodiversitas tanaman bagi Pertanian polinasi, gulma, hama dan penyakit, hidrologi (kuantitas dan kualitas air) dan emisi karbon. Pengembangan rencana konservasi lingkungan, melalui pendekatan spasial dan berbasis pada pengetahuan lokal dan kebiasaan serta adat istiadat masyarakat yang ada, dan pasar yang memerlukan dukungan kebijakan pemerintah yang jelas.
41 Indikator KEBERHASILAN Pertanian Berlanjut E. Menjaga jumlah & kualitas air F. Menjaga kualitas udara G. Menjaga populasi biota H. Kualitas produk bagus atau proses produksi memeuhi harapan konsumen A. Menjaga struktur tanah & aktivitas biologi B. Menjaga keseimbangan hara C. Memberikan perlindungan thdp hama, penyakit. D. Mempertahankan biota penting mis. rhizobia & mycorrhiza Van Noordwijk et al, 2002
42 Contoh perbedaan kajian di berbagai tingkat kompleksitas Sektor Air Pertani an Skala Makro/Meso di seluruh Pulau Kekeringan, sumber air menurun, resiko banjir Analisis air permukaan Gagal tanam dan panen. Skala Mikro di tingkat daerah Ketersediaan air, erosi, banjir, longsor, resiko kekeringan Analisis hidrologi Resiko serangan hama dan gagal panen atau penurunan produksi
43 Aspects MAES SA Time scale One crop cycle Many crop cycle Spatial scale Field Region Objectives Single Multiple Goal Alleviation of hunger Health + Nutritions, Improved livelihoods, Economic growth. Social sustainability,
44 TANTANGAN Pertanian Berlanjut Parsial Planning rawan konflik Photo: Kurniatun Hairiah
45 E. jumlah & kualitas air terjamin F. kualitas udara terjamin G. Biodiversitas biota terjaga H. Kualitas produk memenuhi harapan konsumen A. struktur tanah & aktivitas biologi terjamin B. keseimbangan hara terjaga C. perlindungan thdp hama, penyakit dan gulma terjamin D. Mempertahankan biota penting mis. rhizobia & mycorrhiza Van Noordwijk et al, 2002
46 Pertanian Sehat Sehat produk Sehat petaninya Sehat lingkungannya ~ ekonomi, ekologi dan sosial (ciri utama: Petani memiliki kebebasan mengelola lahannya)
47 PERTANIAN SEHAT PERTANIAN BERLANJUT PERTANIAN ORGANIK 3. Pertanian Sehat walaupun tidak organik tetapi PASTI berlanjut 2. Pertanian Berlanjut TIDAK SELALU organik TETAPI belum tentu sehat 1. Pertanian Organik PASTI Ramah LingkunganTETAPI belum tentu berkelanjutan & sehat
48 Masalah keberlanjutan pada sistem pertanian 3 Dikutip dari Multifunctional agriculture and natural resource management for sustainable development, oleh Jeroen De Groot (WUR) December 2012
49 Pristine forest Original species Extensive use Plantation Mean number of ori iginal species Extensive use Degraded land Fossil fuel subsidized (De Groot et al., Ecological complexity)
50 Masalah keberlanjutan pada sistem pertanian 1. Adaptasi terhadap perubahan iklim 2. Biodiversitas yang terus menurun 3. Degradasi tanah, erosi 4. Emissi GRK dan eutrophication (hara berlebih) 5. Polusi dengan hormon, antibiotik dsb. 6. Memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat 7. Bersaing kepentingan dengan kebijakan yang lain 8. Harga murah, memacu intensifikasi (De Groot et al., Ecological complexity)
51 Menekan kehilangan hara lewat pencucian, limpasan permukaan & aliran permukaan Meningkatkan daur ulang residu di sekitar kita Menghindari penggunaan bahanbahan kimia yang mengandung logam berat Pada skala lokal, nasional & global
52 Penutup Masalah yang dihadapi pertanian di masa yang akan datang: Variabilitas iklim dan berkurangnya ketersediaan lahan garapan Sistem pertanian berlanjut, merupakan sistem yang tertutup bersifat multifungsi pada skala lanskap dan berjangka panjang, merupakan solusi dalam menghadapi perubahan iklim
PTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks), SM Ganjil 2015/2016. Bab 1. Pendahuluan
PTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks), SM Ganjil 2015/2016 Bab 1. Pendahuluan Masalah dan ancaman bagi pertanian di masa yang akan datang, pengertian beberapa konsep pertanian yang berwawasan lingkungan,
Lebih terperinciPTI4208 Pertanian Berlanjut Bab 1 Pendahuluan
PTI4208 Pertanian Berlanjut Bab 1 Pendahuluan Oleh: Kurniatun Hairiah Foto: Kurniatun Hairiah Kompetensi mahasiswa Paham tentang dasardasar konsep Pertanian Berlanjut di daerah Tropis aspek biofisik, sosial
Lebih terperinciPTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks) Bab 1. Pendahuluan
PTI4208. Pertanian Berlanjut (6 sks) Bab 1. Pendahuluan Masalah dan ancaman bagi pertanian di masa yang akan datang, pengertian beberapa konsep pertanian yang berwawasan lingkungan, potensinya sebagai
Lebih terperinciILMU PERTANIAN. Bab 1. Pendahuluan
ILMU PERTANIAN Bab 1. Pendahuluan CAKUPAN PERTANIAN Kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
Lebih terperinciPTI4208. Pertanian Berlanjut. (6 sks) Bab 1 Pendahuluan. Oleh: Kurniatun Hairiah. Foto: Kurniatun Hairiah
PTI4208 Pertanian Berlanjut (6 sks) Bab 1 Pendahuluan Oleh: Kurniatun Hairiah http://pertanianberlanjut.lecture.ub.ac.id/ Foto: Kurniatun Hairiah 2011 Suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana: beban
Lebih terperinciFahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah
Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim 263 11. KESIMPULAN UMUM Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah Gejala perubahan iklim semakin nyata yang ditandai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan seperti banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan
Lebih terperinciPerubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara
Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan
Lebih terperinciMoch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013
Tentang Sistem Pertanian Konvensional Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian yang pengolahan tanahnya secara mekanik (mesin). Sistem pertanian konvensional memiliki tujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciPengelolaan lahan gambut
Pengelolaan lahan gambut Kurniatun Hairiah Sifat dan potensi lahan gambut untuk pertanian Sumber: I.G.M. Subiksa, Fahmuddin Agus dan Wahyunto BBSLDP, Bogor Bacaan Sanchez P A, 1976. Properties and Management
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kehilangan karbon di sektor pertanian disebabkan oleh cara praktik budidaya yang tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering
Lebih terperinciDISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI
PERAN EKOSISTEM HUTAN BAGI IKLIM, LOKAL, GLOBAL DAN KEHIDUPAN MANUSIA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya pemanasan global (global warming). Pemanasan global terjadi sebagai akibat dari makin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terjadi setiap tahun dan cenderung meningkat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Peningkatan kebakaran hutan dan lahan terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan hidup manusia, tidak dapat dipungkiri bahwa tekanan terhadap perubahan lingkungan juga akan meningkat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian dan Pemanasan Global Pemanasan global yang kini terjadi adalah akibat dari makin meningkatnya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, baik secara alami maupun secara buatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan
Lebih terperinciPROSPEK DAN PERMASALAHAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK (SPO) Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
1 PROSPEK DAN PERMASALAHAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK (SPO) Syekhfani Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2 MANUSIA SEDIKIT TRADISIONAL/SUBSISTEN NENEK-MOYANG (SISTEM ALAMI) LAHAN LUAS AIR CUKUP TANAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya pemanfaatan sumber daya alam khususnya hutan, disamping intensitas teknologi yang digunakan. Kehutanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim adalah fenomena global yang disebabkan oleh kegiatan manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna lahan dan kehutanan. Kegiatan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Sawah Lahan sawah dapat dianggap sebagai barang publik, karena selain memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan manfaat yang bersifat sosial.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk yang melaju dengan cepat perlu diimbangi dengan kualitas dan kuantitas makanan sebagai bahan pokok, paling tidak sama dengan laju pertumbuhan penduduk.
Lebih terperinciIklim Perubahan iklim
Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia
Lebih terperinciOleh : Sri Wilarso Budi R
Annex 2. The Training Modules 1 MODULE PELATIHAN RESTORASI, AGROFORESTRY DAN REHABILITASI HUTAN Oleh : Sri Wilarso Budi R ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi manusia yang meningkat mengakibatkan peningkatan kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun kondisi sumberdaya alam terbatas. Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinciMateri 1. Pendahuluan
Materi 1. Pendahuluan Author: Danny Dwi Saputra, Rika Ratna Sari, Rizky Maulana Ishaq, Tio Dwi Tanto, Didik Suprayogo, Kurniatun Hairiah TUTORIAL I 1. Pendahuluan 1) Tujuan Memberikan penjelasan kontrak
Lebih terperinciKEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT
KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT Dr. David Pokja Pangan, Agroindustri, dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isu utama dalam perubahan lingkungan global. Untuk mengurangi pengaruh emisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca termasuk CO 2 dari pembakaran minyak bumi (fosil) merupakan isu utama dalam perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) merupakan sistem yang kompleks dan terdiri dari komponen utama seperti vegetasi (hutan), tanah, air, manusia dan biota lainnya. Hutan sebagai
Lebih terperinciModul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis
ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat
Lebih terperinciPELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI Seminar Benang Merah Konservasi Flora dan Fauna dengan Perubahan Iklim Balai Penelitian Kehutanan
Lebih terperinciGliessman SR, Agroecology: ecological processes in sustainable agriculture Altieri MA, Agroecology. The scientific basis of alternative
Pertemuan ke 3 Gliessman SR, 1998. Agroecology: ecological processes in sustainable agriculture Altieri MA, 1987. Agroecology. The scientific basis of alternative agriculture Keterpaduan Sumber Daya Dominasi
Lebih terperinciProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat
ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat Asdep Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan Deputi Bidang Komunikasi dan Peningkatan Peranserta Masyarakat Kementrerian Lingkungan
Lebih terperinci1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil
Lebih terperinciDegradasi lahan & ancaman bagi pertanian
Degradasi lahan & ancaman bagi pertanian (SOLO POS, Selasa pon, 7 Nopember 2006) Prof.Dr.Ir.H. Suntoro Wongso Atmojo. MS. Saat ini pemerintah telah menetapkan program ketahanan pangan sebagai prioritas
Lebih terperinciGeografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kegiatan pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang pertanian, sebab tanah merupakan media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi tanaman.
Lebih terperinciKebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Outline Perubahan Iklim dan resikonya Dampak terhadap lingkungan dan manusia Kebijakan Iptek Penutup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia pada tahun 1960 melakukan modernisasi pertanian melalui program bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi massal (inmas) untuk meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman pangan. Pengolahan tanah adalah tindakan mekanis untuk menciptakan lingkungan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk memperbaiki sektor pertanian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan serta mengatasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Batu merupakan sentra penghasil apel di Indonesia. Lahan apel di Kota Batu seluas 2.993,89 Ha terpusat di Kecamatan Bumiaji yang tersebar di desa Tulungrejo, Sumbergondo,
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan di Indonesia sampai dengan tahun 1960 praktis menggunakan teknologi dengan masukan organik berasal dari sumber daya setempat. Varietas lokal dan
Lebih terperinciPupuk Organik Cair AGRITECH
Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara
Lebih terperincidampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau
dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan
Lebih terperinciEKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati
EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA Nini Rahmawati Pangan dan Gizi Manusia Zat gizi merupakan komponen pangan yang bermanfaat bagi kesehatan (Mc Collum 1957; Intel et al 2002). Secara klasik
Lebih terperinciSidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK
Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK RAFIKA DEWI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi 2016 Dosen pembimbing: Bapak Ahmad Ma ruf, S.E., M.Si.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hutan merupakan bagian penting di negara Indonesia. Menurut angka resmi luas kawasan hutan di Indonesia adalah sekitar 120 juta hektar yang tersebar pada
Lebih terperinciseperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi
1.1. Latar Belakang Upaya pemenuhan kebutuhan pangan di lingkup global, regional maupun nasional menghadapi tantangan yang semakin berat. Lembaga internasional seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO)
Lebih terperinciUPAYA DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR DAN. Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
UPAYA DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air SUBSTANSI I. PENDAHULUAN II. DAMPAK KENAIKAN PARAS MUKA AIR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan tropis di Indonesia meliputi areal seluas 143 juta hektar dengan berbagai tipe dan peruntukan (Murdiyarso dan Satjaprapdja, 1997). Kerusakan hutan (deforestasi) masih
Lebih terperinciGeografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik
Kurikulum xxxxxxxxxx2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks global emisi gas rumah kaca (GRK) cenderung meningkat setiap tahunnya. Sumber emisi GRK dunia berasal dari emisi energi (65%) dan non energi (35%). Emisi
Lebih terperinciPembangunan Kehutanan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Kehutanan Sokoguru Pembangunan Nasional Berkelanjutan Dr. Ir. Hadi Daryanto, DEA (Sekretaris Jenderal) Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa sistem pertanian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam industri gula. Pengembangan industri gula mempunyai peranan penting bukan saja dalam rangka mendorong pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai potensi biomassa yang sangat besar. Estimasi potensi biomassa Indonesia sekitar 46,7 juta ton per tahun (Kamaruddin,
Lebih terperinciMultifungsi Lahan dan Revitalisasi Pertanian
Multifungsi Lahan dan Revitalisasi Pertanian Oleh : Irawan Pengetahuan dan pemahaman masyarakat di Jepang terhadap multifungsi pertanian sudah sedemikian rupa sehingga pertanian dinilai bukan dari hasil
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian agro ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agro ekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa. Sebagai pusat pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya
Lebih terperinciKONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN TAMAN HUTAN RAYA: UPAYA PENCEGAHAN DAN PERBAIKAN KERUSAKAN. Syekhfani
1 KONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN TAMAN HUTAN RAYA: UPAYA PENCEGAHAN DAN PERBAIKAN KERUSAKAN Syekhfani TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) 2 Fungsi: Tempat Rekreasi Sumber Plasma Nutfah Hutan Lindung (penyangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan wilayah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan dengan dua
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat
Lebih terperinciMateri 05 Manajemen Produksi Tanaman Pengelolaan Produksi Tanaman Berbasis Agroklimat. Benyamin Lakitan
Materi 05 Manajemen Produksi Tanaman Pengelolaan Produksi Tanaman Berbasis Agroklimat Benyamin Lakitan Ragam Agroklimat Penting di Indonesia Iklim Tropika Lembab (Humid Tropics) Iklim Tropika Kering (Arid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekologi Pertanian ~ 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, makhluk hidup, dan hubungan di antara keduanya. Kelahiran, kematian yang silih berganti di suatu kehidupan menandakan
Lebih terperinciSEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN
1) PEMASYARAKATAN PERTANIAN ORGANIK SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN 2) Suhartini Abstrak Dewasa ini masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu
Lebih terperinciPenataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN
Sistem Produksi Pertanian/ Peternakan Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Tradisi pertanian masyarakat Indonesia ------ integrasi tanaman dan ternak pertanian campuran
Lebih terperinciRehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan
Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan Dr. Muhammad Syakir, MS Kepala Kongres Nasional VII Perkumpulan Masyarakat Gambut Indonesia (HGI) dan Seminar Pengelolaan Lahan Sub-optimal Secara
Lebih terperinciMODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM
MODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Rapat Kerja BBSDLP Semarang, 3-6 April 2013 OUTLINE 1. Pendahuluan Ciri, Masalah
Lebih terperinciDaftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut
Lebih terperinciAGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN
AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN Noviana Khususiyah, Subekti Rahayu, dan S. Suyanto World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast
Lebih terperinciPENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013
PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013 OUTLINE I. PENDAHULUAN II. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN: anggaran atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA
30 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Ada dua kecenderungan umum yang diprediksikan akibat dari Perubahan Iklim, yakni (1) meningkatnya suhu yang menyebabkan tekanan panas lebih banyak dan naiknya permukaan
Lebih terperinciDaftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi
Lebih terperinciKomponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.
MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan penting yang ditanam untuk bahan baku utama gula. Hingga saat ini, gula merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gandum (Triticum aestivum L.) berasal dari daerah subtropik dan salah satu serealia dari famili Gramineae (Poaceae). Komoditas ini merupakan bahan makanan penting di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang amat subur sehingga sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Indonesia memiliki iklim tropis basah, dimana iklim
Lebih terperinciINTERAKSI ANTARA AGROEKOSISTEM DENGAN EKOSISTEM ALAMI
INTERAKSI ANTARA AGROEKOSISTEM DENGAN EKOSISTEM ALAMI Bahan Bacaan: S.R. Gliessman, 2000. AGROECOLOGY. Ecological processes in Sustainable agriculture. Chapter 16: p 285 1. Lansekap Pertanian Obyektif
Lebih terperinciMODULE 7. LANSKAP PERTANIAN DAN HIDROLOGI
LAMPIRAN 7.1. TUGAS TUTORIAL DAN PRAKTIKUM MODULE 7. LANSKAP PERTANIAN DAN HIDROLOGI Oleh: Widianto MATA KULIAH : PERTANIAN BERLANJUT SEMESTER : Ganjil sks : 6 (enam) DOSEN PENGAMPU : DSY, MLR, KHR, KSW,
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia Sampai tahun 2004, Indonesia berada pada urutan ke 15 negara penghasil gas rumah kaca tertinggi di dunia dengan emisi tahunan 378 juta ton
Lebih terperinci