BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi,
|
|
- Veronika Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dinamika perkembangan teknologi di era globalisasi menimbulkan peluang dan tantangan bisnis baru bagi berbagai perusahaan di seluruh dunia. Perkembangan tersebut meningkatkan hubungan dan persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi. Persaingan antar perusahaan tidak hanya terjadi di pasar nasional atau regional, tetapi sudah berada dalam lingkup global. Hal tersebut menimbulkan ketimpangan dalam perolehan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. Implikasi dari era globalisasi di Indonesia adalah tumbuhnya tingkat perekonomian Indonesia tahun Berikut Gambar 1.1 menunjukkan tingkat perekonomian Indonesia tahun Sumber: Modifikasi dari Majalah Businessweek No 38/23 Desember Januari 2011 Gambar 1.1
2 2 Tingkat Perekonomian Indonesia Tahun 2011 Berdasarkan Gambar 1.1 kondisi perekonomian Indonesia tahun 2011 relatif lebih baik dibandingkan tahun Selama tahun 2010, pertumbuhan ekonomi tercatat 6% sedangkan tahun 2011 mengalami pertumbuhan menjadi 6,3%. Beberapa pakar ekonomi dan marketing memandang optimis pertumbuhan tersebut akan membuka peluang bisnis di beberapa sektor industri. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut diprediksi dapat meningkatkan kembali sektorsektor bisnis dalam industri yang berpotensial, sehingga para produsen dalam semua industri dituntut untuk melakukan terobosan terhadap bisnis baru dengan berusaha untuk menyediakan produk-produk yang berkualitas dari berbagai jenis industri untuk bersaing dalam merebut pangsa pasar. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang potensial yang mengalami tingkat persaingan yang tinggi. Berikut ini merupakan data mengenai market size beberapa industri di Indonesia pada tahun 2011 : TABEL 1.1 MARKET SIZE BEBERAPA INDUSTRI TAHUN 2011 No Industri Market Size 1 Makanan dan Minuman 45% 2 Gadget 29% 3 Telekomunikasi 27% 4 Toiletris 25% 5 Motor 20% Sumber:Majalah SWA No.10/XXVI/12-25 Mei 2011 Tabel 1.1 menjelaskan mengenai market size beberapa industri di Indonesia pada tahun 2011 yang didominasi oleh industri makanan dan minuman. Besar market size (ukuran pasar) pada industri makanan dan minuman mencapai 45%. Pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan industri lain. Hal
3 3 tersebut menunjukkan bahwa potensi pasar yang tinggi dengan tingkat konsumsi masyarakat akan produk makanan dan minuman mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Produk minuman berenergi merupakan salah satu bagian dari industri minuman yang memiliki target pasar yang unik yaitu minuman penembah tenaga bagi konsumen dewasa. Produsen minuman penambah tenaga jenis cair maupun noncair bisa dikatakan saling berebut di pasar dan karakter konsumen yang relatif sama. Secara umum, pasar ini adalah kelompok konsumen yang memiliki aktivitas tinggi dan memerlukan tenaga besar. Sedangkan dilihat dari sosial ekonominya kelompok ini berasal dari kelas menengah ke bawah. Hal tersebut menuntut para produsen untuk menyediakan produk yang sesuai, baik kualitas maupun harganya untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Tabel 1.2 berikut ini menyajikan mengenai index rata-rata industri minuman tahun 2011 : TABEL 1.2 INDEX RATA-RATA INDUSTRI MINUMAN TAHUN 2011 NO. KATEGORI PRODUK QSS VSS PBS ES TSS 1 Susu bubuk dewasa berkalsium 4,040 3,910 4,015 3,784 3,940 2 Minuman penambah tenaga cair 4,042 3,878 3,999 3,734 3,908 3 Susu Kental Manis 4,001 3,904 3,993 3,741 3,896 4 Minuman Isotonik 4,004 3,882 3,978 3,717 3,890 5 Susu Cair dalam Kemasan 3,998 3,853 3,969 3,708 3,879 6 Teh Tubruk 3,913 3,847 3,907 3,701 3,844 7 Kopi Bubuk Instan 3,978 3,817 3,901 3,671 3,842 8 Teh dalam Kemasan Siap Saji 3,930 3,812 3,910 3,685 3,834 9 Kopi Bubuk Tubruk 3,931 3,818 3,922 3,673 3,831
4 4 10 Minuman Sari Buah Sachet 3,930 3,820 3,900 3,670 3, Minuman Sari Buah Siap Minum 3,905 3,833 4,891 3,680 3, Minuman Penambah Tenaga Serbuk 3,923 3,791 3,844 3,651 3, Jelly drink 3,971 3,735 3,848 3,663 3,787 Sumber : modifikasi majalah Swa 21/XXVI/4-13 oktober 2011, hal 58 Tabel 1.2 menyajikan index rata-rata persaingan industri minuman di tahun 2011 tidak mengalami perubahan yang cukup besar. Rata-rata yang diperoleh dari Total Satisfaction Score (TSS) minuman penambah tenaga serbuk sebesar 3,801. TSS minuman penambah tenaga serbuk berada di peringkat terakhir sebelum TSS jelly drink. Hal ini mengakibatkan industri minuman tersebut harus dapat mengevaluasi kinerja produknya yang unik, terutama dari industri minuman yang semakin kompetitif dalam menaikan index kepuasan nasional. Sebagian masyarakat menjadikan minuman berenergi sebagai suatu kebutuhan, terutama untuk mengembalikan stamina setelah melakukan pekerjaan berat atau menambah tenaga ketika melakukan aktivitas tertentu. Beberapa pemain di Industri minuman penambah tenaga atau minuman energi di Indonesia di dominasi oleh beberapa merek dalam negeri dan merek luar negeri, pada perkembangannya jenis minuman energi di Indonesia adalah jenis cair dan serbuk, nilai praktis dan efisien adalah salah satu strategi yang di tonjolkan oleh produsen minuman berenergi di Indonesia baik merek dalam dan luar negeri.
5 5 Tabel 1.3 Merek Minuman Energi di Indonesia NO Merek Dalam Negeri Merek luar Negeri 1 Enerjos Kratingdaeng 2 Extra Joss Lipovitan 3 Fit-up M Kuku Bima Ener-G Rock Star 5 Hemaviton Panther Sumber : Wikipedia Tabel 1.3 menjelaskan mengenai beberapa merek minuman berenergi yang ada di Indonesia. Merek luar negeri yang sering kita dengar adalah Kratingdaeng, M-150. Kratingdaeng merupakan salah satu produsen minuman yang konsisten dengan packaging botol kaca dan merupakan ciri khas atau value tersendiri bagi kratingdaeng. Begitu pula dengan hemaviton yang merupakan merek dalam negeri yang pada awalanya mengeluarkan produk minuman energi dengan packaging botol kaca seperti kratingdaeng, akan tetapi dengan berjalannya waktu hemaviton juga mengeluarkan varian produk dalam bentuk serbuk. Merek dalam negeri lain yang merupakan leader dalam industri minuman energi adalah Extra Joss dan Kuku Bima. Merek Extra Joss merupakan salah satu merek unggulan dari PT Bintang Toedjoe (B7) untuk kategori minuman berenergi yang merupakan pioneer produk minuman berenergi serbuk di Indonesia. Pada awal launching produk hingga saat ini, Extra Joss masih menjadi market leader di Industri minuman berenergi serbuk. Namun, tingginya tingkat persaingan pada industri ini menyebabkan rendahnya loyalitas konsumen pada satu merek tertentu dan bergesernya sikap dan
6 6 perilaku konsumen akan suatu merek. Berikut ini merupakan index Indonesia Original Brand yang mencakup penilaian ALSI (Advocacy, loyalty dan satisfaction index) : TABEL 1.4 INDEX ALSI (ADVOCACY,LOYALTY,SATISFACTION INDEX) 2011 SATISFACTION LOYALTY ADVOCACY ALSI Kuku Bima 7,60 7,30 6,82 72,77% Extra Joss 7,51 7,30 6,68 72,00% Hemaviton 7,45 7,15 6,90 71,91% Sumber : majalah Swa 14/XXVII/7-17 juli 2011 Tabel 1.4 menjelaskan mengenai index ALSI (advocacy, loyalty, satisfaction index) pada tahun 2011 yang menempatkan merek Kuku Bima pada posisi pertama dengan rata-rata nilai index ALSI adalah 72,77% diikuti oleh extra joss dengan nilai ALSI sebesar 72,00% juga hemaviton dengan nilai 71,91%. Dengan keberadaan Extra Joss pada posisi ke dua setelah merek Kuku Bima menunjukkan bahwa index kepuasan, kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap merek Extra Joss semakin menurun. Hal tersebut harus menjadi pertimbangan khusus mengingat ketiga variabel tersebut merupakan salah satu ukuran relevan tentang kinerja sebuah merek terkait dengan pelanggannya. Dalam ALSI tersebut, index satisfaction dan advocacy merek Extra Joss lebih rendah dari pada merek Kuku Bima. Padahal Extra Joss merupakan pioneer dalam kategori minuman berenergi serbuk yang seharusnya mampu mempertahankan kualitas dan mengutamakan kepuasan konsumen.
7 7 Rendahnya indeks kepuasan konsumen terhadap merek Extra Joss menyebabkan menurunnya pangsa pasar atau market share yang signifikan pada tahun Perkembangan Market Share industri minuman berenergi serbuk disajikan pada Tabel 1.5 berikut ini : TABEL 1.5 MARKET SHARE INDUSTRI MINUMAN ENERGI SERBUK Market Share (%) Brand Extra Joss 55,3 59,5 29,3 Kuku Bima 21,9 25,9 21,7 Hemaviton 19,8 13,1 21,0 M 150 1,7 1,2 6,0 Fit UP 0.6 0,2 - Kratingdaeng ,0 Sumber : Modifikasi Majalah Swa 15/XXVII/18-27 juli 2011 Tabel 1.5 menjelaskan tentang market share industri minuman energi serbuk di Indonesia dari tahun 2009 sampai Pada tahun 2009 hingga 2011 Extra Joss masih menjadi market leader pada industri minuman energi serbuk, namun pada tahun 2011 market share Extra Joss mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dengan tingkat penurunan lebih dari 50%. Pada tahun 2009 dan 2010, market share Extra Joss mencapai 55,3% dan 59,5%, namun pada tahun 2011 market share-nya hanya sebesar 29,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi Extra Joss sebagai market leader semakin terancam oleh pesaingpesaingnya terutama oleh pesaing utamanya yaitu Kuku Bima yang merupakan salah satu produk dari PT Sido Muncul yang sangat gencar dalam melakukan periklanan. Kuku Bima yang mulai dipasarkan pada tahun 2005, menggunakan
8 8 bintang iklan yang pernah digunakan Extra Joss, seperti Donny Kesuma dan Chris John. Penjualan Kuku Bima Ener-G mulai meningkat pesat ketika menggunakan Mbah Marijan sebagai bintang iklannya setelah Gunung Merapi meletus pada April Hal tersebut menyebabkan image yang kuat bagi merek Kuku Bima dan semakin menurunnya image merek Extra Joss. Selain adanya penurunan market share juga mengakibatkan menurunnya kinerja merek Extra Joss pada tahun Kinerja merek Extra Joss dari tahun 2009 sampai tahun 2011 disajikan dalam Tabel 1.6 berikut ini : TABEL 1.6 KINERJA BRAND EXTRA JOSS Top of Mind Brand Brand Value (%) (%) Extra Joss 40,0 38,8 22,5 68,6 72,0 56,4 Kuku Bima 9,6 9,0 11,9 49,6 52,2 52,2 Hemaviton 10,9 8,1 10,8 49,4 45,4 50,6 M 150 1,4 0,4 7,4 43,3 43,0 43,6 Sumber : Modifikasi Majalah Swa 15/XXVII/18-27 juli 2011 Tabel 1.6 menunjukkan kinerja brand minuman energi pada awal tahun 2011 yang masih didominasi oleh merek Extra Joss. Namun, kinerja Extra Joss cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun sedangkan merek lain justru mengalami peningkatan. Brand Value Extra Joss mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2011 yang hanya mencapai 56,72%, tahun 2010 Brand Value-nya mencapai 72,0%. Sedangkan index TOM (Top of mind) Extra Joss selalu mengalami penurunan dari tahun 2009 hingga tahun Pada tahun 2009 TOM Extra Joss sebesar 40,0%, sedangkan tahun 2010 hanya mencapai
9 9 38,8% dan pada tahun 2011 TOM Extra Joss hanya sebesar 22,5%. Menurunnya Brand Value dan Top Of Mind (TOM) merek Extra Joss mengindikasikan menurunnya tingkat kualitas merek dan ingatan masyarakat akan brand Extra Joss serta mulai bergesernya merek minuman berenergi lain yang tertanam pikiran konsumen. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya popularitas dan citra merek Extra Joss. Menurunnya kinerja merek mengindikasikan semakin menurunnya citra merek Extra Joss di mata masyarakat. Kotler dan Keller (2009:285) mengemukakan bahwa Brand Image describe the extrinsic properties of product or service, including the ways in which the brand attempts to meet customers psychological or social need. Citra merek menggambarkan sifat ekstrinsik dari suatu produk atau layanan, termasuk cara-cara bagaimana merek berupaya untuk memenuhi kebutuhan psikologis pelanggan atau sosial masyarakat. Sedangkan menurut Hermawan Kertajaya (2006:6) mengemukakan bahwa, Brand Image adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada di benak konsumen. Sehingga Brand Image sangat penting bagi suatu produk karena berhubungan langsung dengan persepsi konsumen akan suatu merek. Brand Image dapat dipengaruhi oleh strategi yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pelanggannya. Salah satu kesalahan strategi yang dilakukan PT Bintang Toedjoe sebagai pemilik Extra Joss adalah Extra Joss keluar dari core bisnisnya dengan mengeluarkan Extra Joss dengan varian rasa buah. Kejayaan Extra Joss yang pernah menembus omset Rp 1 triliun pada tahun 2005 hanya jadi kenangan masa lalu. Omset sebesar itu, kabarnya saat ini diraih
10 10 oleh Kuku Bima Ener-G. (Majalah SWA, 10/XXVII/12-25 juli 2011). Hal tersebut yang menyebabkan menurunnya Brand Image Extra Joss di mata masyarakat yang disebabkan oleh kesalahan strategi dengan menjadi follower produk Kuku Bima. Rendahnya Brand Image atau citra merek dapat menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat akan suatu merek. Hal tersebut sejalan dengan hasil pra penelitian yang dilakukan kepada 30 responden di kota bandung pada bulan Januari Dimana penghimpunan data tentang citra merek Extra Joss kepada masyarakat yang dilakukan di kawasan pusat kegiatan olahraga Sabuga (). Hal tersebut dapat dilihat dari pilihan manfaat merek, merek yang paling diingat dan keunggulan merek dibandingkan merek lain. Dapat dilihat dari hasil tanggapan responden mengenai citra merek Extra Joss dalam tabel 1.7 TABEL 1.7 INDEKS CITRA MEREK MINUMAN BERENERGI SERBUK DI KOTA BANDUNG No. Merek Manfaat Merek (Favorability) Merek yang Paling diingat (Strength) Keunggulan dibanding Merek lain (Uniqueness) 1. Kuku Bima 40% 36,7% 33,4% 2. Hemaviton Jreng 33,4% 30% 30% 3. Extra Joss 13,3% 23,3% 16,6% 4. M150 13,3% 10% 20% TOTAL 100% 100% 100% Sumber : Pra penelitian terhadap 30 Responden pengunjung Tabel 1.7 menunjukan bahwa Extra Joss sebagai pioner minuman serbuk di Indonesia memiliki citra yang rendah dibanding beberapa pesaing seperti Kuku Bima dan Hemaviton Jreng, dilihat dari manfaat merek (Favorability) hanya dipilih oleh 4 responden atau sekitar 13,3% dari total 30 responden. Begitupula indeks Merek yang paling banyak diingat (Strength), Extra Joss hanya dipilih
11 11 sebanyak 23,3%. Sedangkan dilihat dari indeks Keunggulan merek (Uniqueness) minuman berenergi, merek Extra Joss hanya dipilih oleh 5 responden yaitu sebanyak 16,6%. Dari hasil pra penelitian mengenai citra merek minuman berenergi serbuk di kota Bandung menunjukkan bahwa merek Extra Joss memiliki citra merek yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan merek pesaing. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran selera konsumen yang lebih menyukai merek baru yang lebih bervariasi. Menurunnya citra suatu merek dapat berdampak pada reputasi perusahaan. Apabila citra suatu merek rendah maka mengindikasikan bahwa merek tersebut kurang diterima oleh masyarakat. Keadaan ini akan mempengaruhi pilihan konsumen terhadap suatu merek. Berikut ini tanggapan responden di kota Bandung mengenai pilihan utama merek minuman berenergi serbuk. TABEL 1.8 PILIHAN UTAMA MEREK MINUMAN BERENERGI SERBUK No. Merek Persentase 1. Kuku Bima Energi 43,3% 2. Hemaviton Jreng 33,3% 3. Extra Joss 13,4% 4. M150 10% Sumber : Pra penelitian terhadap 30 Responden pengunjung,2012 Tabel 1.8 menunjukkan hasil pra penelitian mengenai pilihan utama merek minuman berenergi serbuk di kota Bandung yang didominasi oleh merek Kuku Bima yaitu sebanyak 43,3%. Pilihan kedua dari responden adalah merek Hemaviton Jreng dengan persentase sebesar 33,3%, sedangkan merek Extra Joss hanya dipilih oleh sebagian kecil dari responden, yaitu sebesar 13,4%. Hasil pra
12 12 penelitian tersebut menunjukkan rendahnya minat masyarakat kota Bandung terhadap merek Extra Joss. Upaya untuk meningkatkan minat beli dan citra merek tidak hanya bisa dengan meningkatkan kualitas produk saja, perusahaan juga harus mampu mencitrakan kesan positif merek melalui pengkomunikasian merek. Kegiatan komunikasi merek sangat penting mengingat tingginya tingkat persaingan dan semakin banyak merek untuk dijadikan pilihan konsumen. Sehingga komunikasi merek harus tepat dalam menyampaikan pesan dan dalam pemilihan media. Menurut Director Retailer Services The Nielsen Company Yongki S. Susilo mengemukakan fakta tentang konsumsi media secara umum menunjukkan bahwa meskipun konsumen mulai banyak memanfaatkan teknologi internat namun bagian terbesar dari masyarakat masih sering menonton televisi, sebagian masih mendengarkan radio, dan rajin membaca koran serta majalah. (MIX 01/VIII/Januari 2011). Pemanfaatan televisi sebagai media promosi masih dirasa efektif meskipun saat ini strategi iklan televisi tradisional kurang memberikan efek positif terhadap citra suatu merek. Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan merek melalui media televisi. Berikut ini faktor yang mempengaruhi citra merek Extra Joss melalui strategi penggunaan media televisi. TABEL 1.9 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA MEREK EXTRA JOSS Kategori Responden Persentase Tampilan merek di layar televisi 6 20% Kesesuaian produk Extra Joss dengan program televisi 2 6,7% Penyebutan merek dalam program televisi 4 13,3% Pesan Iklan 3 10% Sponsorship 2 6,7% Media periklanan 4 13,3%
13 13 Figur bintang iklan 3 10% Kualitas tayangan 4 13,3% Daya tarik iklan 2 6,7 TOTAL % Sumber : Pra penelitian terhadap 30 Responden pengunjung,2012 Berdasarkan Tabel 1.9 diketahui bahwa faktor yang sangat mempengaruhi citra merek Extra Joss adalah tampilan merek di layar televisi sebanyak 20%. Faktor lain yang mempengaruhi citra merek adalah kualitas tayangan sebesar 16,7%, media periklanan sebesar 13,2%, penyebutan merek sebesar 10%, dan kesesuaian produk dengan program televisi sebesar 6,7%. Faktor yang paling dominan menurut responden adalah tampilan merek ditelevisi dan penyebutan merek dalam program televisi, dimana faktor tersebut merupakan dua dimensi dari tiga dimensi dalam Brand Placement atau penempatan merek. Salah satu strategi komunikasi merek yang sedang berkembang saat ini adalah pemanfaatan media televisi melalui penempatan merek pada program acara yang diminati masyarakat. Menurut Kaylene Williams et all (2011:2) mengemukakan pendapatnya mengenai Brand Placement sebagai berikut : Brand Placement--also known as product Brand Placement, in-program sponsoring, branded entertainment, or product integration--is a marketing practice in advertising and promotion wherein a brand name, product, package, signage, or other trademark merchandise is inserted into and used contextually in a motion picture, television, or other media vehicle for commercial purposes (Product Placement juga dikenal dengan Brand Placement sebagai sponsor dalam program acara hiburan ternama atau dengan mengintegrasikan produknya. Brand Placement adalah praktik pemasaran yang menggabungkan periklanan dan promosi dimana brand name, produk, kemasan, atau trademark produk lainnya dimasukkan dan digunakan dalam film, program televisi, atau sarana media untuk tujuan komersial) Konsep Brand Placement sebagai bagian dari strategi Integrated Marketing Communication (IMC) berupaya mengkomunikasikan produk atau
14 14 merek dengan memanfaatkan media dengan menggabungkan strategi periklanan dan sponsorship. Strategi tersebut memungkinkan marketer untuk menghadirkan merek di sela-sela suatu acara tanpa mengganggu kelancaran acara. Eva A. van Reijmersdal, et all (2007:417) mengemukakan bahwa, Brand Placement seems to be an effective marketing communication tool for influencing Brand Images. Penempatan merek tampaknya menjadi alat komunikasi pemasaran yang efektif untuk mempengaruhi citra merek. Menurut Michael Adiwiijaya (2009:5) dalam jurnal yang berjudul Analisa Strategi Penempatan Merek Sebagai Bagian dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu menjelaskan bahwa : Brand Placement adalah strategi kegiatan penempatan nama merek, produk, kemasan produk, lambang atau logo tertentu dalam sebuah film, acara televisi ataupun media bergerak lain untuk meningkatkan ingatan audience akan merek tersebut dan untuk merangsang terciptanya pembelian. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merek dapat dipengaruhi oleh pengkomunikasian merek melalui Brand Placement (penempatan merek). Untuk meningkatkan citra merek, Extra Joss senantiasa mengadakan kegiatan yang mencitrakan kesan positif. Pada tahun 2011 Extra Joss berupaya melakukan pembenahan untuk kembali merebut pangsa pasar minuman energi, beberapa strategi diantaranya adalah kembali menggiatkan strategi aktivitas above the line seperti periklanan dan aktivitas below the line seperti mengadakann program Qurban Rp 1 Miliar, serta mensponsori kegiatan olah raga, seperti acara tinju di TV One (kuis: Laki Menuju Vegas ) dan RCTI, Super X-tion di
15 15 Trans TV (SWA 10/XXII/ Mei 2011) juga beberapa pertandingan sepak bola internasional tim Indonesia. Pemilihan acara yang tepat merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan merek Extra Joss. Dalam beberapa acara televisi Extra Joss berupaya melakukan kegiatan Brand Placement dengan menempatkan nama merek, produk, logo dan atribut lain selama acara berlangsung. Selain itu, Extra Joss juga menampilkan tagline baru Laki, Minum Extra Joss sebagai upaya pengkomunikasian positioning Extra Joss untuk segmen pria dewasa, meskipun target audience dan peserta dalam acara tersebut tidak hanya pria tetapi juga wanita. Dalam hal ini, strategi Brand Placement Extra Joss bersifat aktif dan disebutkan secara formal dalam acara tersebut (Integrated Explicit Brand Placement) dengan mengkomunikasikan manfaat ataupun keunggulan produk. Extra Joss berupaya mengimplementasikan ketiga dimensi Brand Placement secara optimal. Dimensi visual diimplementasikan dengan menempatkan logo Extra Joss pada layar secara intensif, menampilkan tagline dengan running text, menempatkan banner Extra Joss di beberapa lokasi serta menempatkan merek pada kostum host dan peserta agar dapat dilihat secara jelas oleh audience. Dimensi auditory atau script placement diimplementasikan dengan penyebutan merek, tagline, keunggulan dan manfaat produk oleh host pada saat acara berlangsung. Sedangkan dimensi Plot Connection diimplementasikan dengan adanya keterkaitan manfaat dan target Extra Joss yang bermanfaat sebagai minuman berenergi penambah tenaga yang cocok untuk laki-laki dengan content
16 16 acara yang mengutamakan unsur sportifitas dengan menonjolkan kekuatan fisik dan tenaga yang prima. Dengan strategi Brand Placement Extra Joss pada beberapa program acara televisi tersebut, diharapkan meningkatkan Brand Image Extra Joss. Sasaran objek penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung, karena Bandung adalah ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan kota Bandung tercatat sebagai daerah terpadat di Jawa Barat ( Selain itu, masyarakat kota bandung yang cenderung kreatif dan memiliki kecenderungan terhadap suatu merek sehingga pengetahuan mengenai kualitas merek sangat diperhitungkan. Target dari merek Extra Joss ini adalah remaja hingga dewasa yang menyukai olah raga dan aktivitas fisik, sehingga penelitian ini dilakukan pada pengunjung Bandung. Pemilihan Sabuga Sabuga Sport Center Bandung sebagai sasaran penelitian karena merupakan salah satu pusat kegiatan olah raga di kota Bandung. Selain itu, tempatnya yang strategis dan biaya yang terjangkau sehingga sering dikunjungi oleh masyarakat kota bandung dari berbagai kalangan. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Brand Placement Terhadap Brand Image Extra Joss (Survei pada pengunjung ). 1.2 Identifikasi masalah Menurunnya kinerja merek dan market share Extra Joss sebagai pioneer minuman berenergi di Indonesia disebabkan karena tingkat persaingan industri
17 17 minuman berenergi serbuk yang semakin tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut: Meningkatnya intensitas persaingan dalam industri makanan dan minuman khususnya minuman berenergi serbuk disebabkan karena hadirnya beragam produk dengan berbagai merek. Salah satu strategi yang dilakukan Extra Joss adalah mengikuti arus persaingan dengan mengeluarkan produk varian rasa seperti yang dilakukan oleh pesaing. Strategi tersebut menempatkan merek Extra Joss sebagai Follower. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya Citra merek (Brand Image) Extra Joss. Strategi yang dilakukan oleh Extra Joss untuk meningkatkan Brand Image adalah melalui pengkomunikasian merek dengan strategi penempatan merek atau Brand Placement pada beberapa acara televisi. Strategi tersebut diharapkan meningkatkan kembali Brand Image Extra Joss. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Brand Placement Extra Joss? 2. Bagaimana gambaran Brand Image Extra Joss? 3. Seberapa besar pengaruh Brand Placement Extra Joss terhadap Brand Image Extra Joss? 1.4 Tujuan penelitian Dalam upaya mencari tahu sebab-sebab maka penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Memperoleh gambaran mengenai Brand Placement Extra Joss 2. Memperoleh gambaran mengenai Brand Image Extra Joss 3. Memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh Brand Placement terhadap Brand Image Extra Joss.
18 Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut. 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Ekonomi Manajemen, khususnya pada bidang Manajemen Pemasaran, melalui pendekatan serta metodemetode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatanpendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran dan Integrated Marketing Communication (IMC) yang menyangkut Brand Placement, serta menganalisis tingkat pengaruhnya terhadap Brand Image, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori Integrated Marketing Communication (IMC). 2) Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi industri minuman berenergi serbuk khususnya Extra Joss dari PT.Bintang Toedjoe dalam mengembangkan komunikasi merek melalui Brand Placement yang berorientasi terhadap pelanggan dalam upaya meningkatkan Brand Image 3) Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang minuman berenergi. Mengingat masih banyak faktorfaktor yang mempengaruhi Brand Image di luar strategi Brand Placement yang belum terungkap dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rambut merupakan mahkota yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Hal ini senada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia semakin tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia semakin tumbuh sejak keterpurukannya pada krisis ekonomi pada tahun 1998, pertumbuhan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bisnis usaha akan terdapat persaingan yang ketat antara. perusahaan sejenis, dimana perusahaan akan berlomba-lomba untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang ekonomi, maka perkembangan dunia usaha mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dunia ekonomi khususnya bisnis usaha akan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula di antara para produsen. Menurut Kartajaya (2004), brand merupakan nilai utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki era globalisasi berdampak pada peta kekuatan ekonomi dan bisnis yang diwarnai dengan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar perusahaan-perusahaan, yang mana dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Menjadi pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri minuman di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 11% hingga akhir tahun 2013 (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia hingga tahun 2013).
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah dirumuskan melalui fokus permasalahan serta menurut hasil yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis berkaitan dengan kemampuan masingmasing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis berkaitan dengan kemampuan masingmasing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran bagi produk dan merek yang dimiliki
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK EXTRA JOSS (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika perdagangan dan bisnis yang cepat di dunia. Hal tersebut juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Perusahaan di berbagai sektor industri semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah kondisi krisis keuangan global, Indonesia telah menunjukan ekonomi yang cukup berkembang pada 2011. Pertama, Indonesia kembali mendapatkan predikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin maju, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Implikasi dari kehadiran era globalisasi adalah persaingan antar industri menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi
Lebih terperinciPERANCANGAN KREATIF. : PT Bintang Toedjoe : Minuman energi. : Aldi Prasetyo. Deadline : 5 Januari 2016
PERANCANGAN KREATIF Klien : PT Bintang Toedjoe Produk : Minuman energi Job Description : Creatif Brief Size : A4 Team : Aldi Prasetyo Art Director : Ari Gunawan Copywriter : Irza Adi Nugroho Deadline :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya hidup going mobile, dimana seseorang ingin menghubungi dan dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu kebutuhan yang wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin tinggi tingkat persaingan dan kondisi ketidakpastian pada masa yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai keunggulan
Lebih terperinciANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK FIT-UP
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA TERHADAP MINUMAN BERSUPLEMEN MEREK FIT-UP SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya perekonomian di Indonesia ditandai dengan berkembangnya industri di Indonesia. Setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan kondisi pasar yang semakin terbuka terhadap informasi yang datang dari manapun, menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di pasaran sangat ketat sekali. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis
`BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis baik yang bergerak dalam bidang industri perdagangan maupun jasa untuk mampu bersaing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap persaingan dunia usaha dalam merebut pasar bagi hasil produksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi yang semakin kompetitif. Perubahan lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh pesatnya kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika aktivitas perdagangan dan bisnis di seluruh dunia. Fenomena tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinamis, perubahan teknologi, regulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,4 % kurun waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai dengan pertumbuhan pendapatan penduduk atau Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan suatu bangsa mengindikasikan telah terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perkembangan suatu bangsa mengindikasikan telah terjadi peningkatan akan kebutuhan dan keinginan terhadap produk dan jasa. Peningkatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik dan ekonomi. Sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan pendekatan yang dipergunakan berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan mengembangkan strategi promosi yang merupakan salah faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Hal ini menuntut pelaku bisnis untuk dapat menciptakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia.Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dalam dunia bisnis yang tinggi menuntut suatu perusahaan untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi semakin canggih serta mendorong persaingan usaha di Indonesia semakin kompetitif, sehingga menuntut perusahaan-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan situasi pasar saat ini telah berubah dengan sangat cepatnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan yang terjadi di segala bidang mengakibatkan situasi pasar saat ini telah berubah dengan sangat cepatnya. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga sebagai komunikasi pemasaran (marketing communication) diasumsikan sebagai salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor manufaktur dan jasa. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat konsumen semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para pelaku pasar dan produsen berlomba untuk memenangkan kompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran telah mengalami begitu banyak perubahan, saat ini semakin disadari bahwa pemasaran tidak hanya usaha menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan
Lebih terperincitidak lagi sebagai seller's market tetapi lebih sebagai buyer's market yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis dalam era globalisasi mengharuskan perusahaan untuk dapat memanfaatkan segala peluang yang ada dalam pasar agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi semakin penting dalam mobilisasi kehidupan manusia. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan persaingan menjelang pasar bebas dunia, peran sarana transportasi semakin penting dalam mobilisasi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta globalisasi yang hampir terjadi di setiap bidang kehidupan mengakibatkan persaingan dunia usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar akan selalu berubah akibat perubahaan karakteristik dari perilaku konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia usaha, baik produksi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya
BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia tidak hanya memberikan pengaruh terhadap bidang perekonomian dan bisnis di Indonesia.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena Persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia serta menjadi syarat utama bagi kelangsungan hidupnya. Makanan dan minuman juga merupakan faktor utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan promosi mempunyai peranan yang cukup penting dalam industri modern dan merupakan karakteristik dari negara maju maupun negara yang tengah berkembang. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat, persaingan semakin terbuka dan peranan telekomunikasi juga mempunyai pengaruh yang sangat
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong untuk memiliki sebuah alat yang mampu memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis makanan dan minuman terus berkembang dinamis dengan persaingan yang begitu ketat. Untuk menghadapi persaingan di pasar, sangat penting bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat berat, dimulai naiknya harga bahan baku sehingga harga jual menjadi naik sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif
Lebih terperincisalah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era teknologi dan persaingan industri makanan dan minuman yang semakin ketat kini, perkembangan teknologi dan informasi yang mempermudah peluang untuk mengakses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perdagangan bebas saat ini yang sedang berkembang menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang terus berkembang menjadi kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, dan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan kemampuan untuk menerima teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era keterkaitan dan ketergantungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, baik dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (PT. YMKI) adalah Agen Tunggal Pemegang Merek Yamaha di Indonesia. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia mulai beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha dan industri saat ini yang semakin maju, terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi, telah memacu pertumbuhan baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi wacana yang menarik bagi para pemasar. Mengetahui dan mengamati apa saja faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan industri rokok di Indonesia saat ini terlihat semakin besar, ini terlihat dari semakin besarnya penerimaan negara dari cukai dan pajak rokok dari tahun ke
Lebih terperinci