MARET 2011 TANGAN ROLEX SKRIPSI WACANA IKLAN JAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARET 2011 TANGAN ROLEX SKRIPSI WACANA IKLAN JAM"

Transkripsi

1 ANALISIS MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL WACANA IKLAN JAM TANGAN ROLEX PADA MAJALAH ELLE EDISI JANUARI-M MARET 2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Radna Tulus Wibisono PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

2

3

4

5 MOTTO Aku ingin setegar bunga Lotus, sesetia bunga Cataleya. - Radna v

6 La Dedicatoria Primero, muchisimas gracias a Dios que siempre me da los mejores regalos. Incluyendo, completar esta Tesis. Segundo, le dedico a mi mamá, mi papá, y mi querida tía. A todos mis amigos que han ayudado y me han dado el espíritu, muchas gracias. (Lo siento porque no puedo mencionar sus nombres. Jajaja..) Para mi querido, gracias mil veces por apoyarme siempre durante este tiempo. Te quiero tanto. vi

7 ABSTRAK Analisis Mikro Dan Makrostruktural Wacana Iklan Jam Tangan Rolex Pada Majalah Elle Edisi Januari-Maret 2011 Oleh: Radna Tulus Wibisono Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) jenis penanda kohesi, (2) jenis penanda koherensi, (3) konteks situasi wacana iklan produk jam tangan Rolex.Sumber data penelitian ini adalah majalah Elle edisi Januari-Maret 2011, sedangkan data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat berpenanda kohesi dan koherensi, serta tanda linguistik dan tanda non-linguistik yang terdapat dalam iklan produk jam tangan Rolex dalam majalah Elle. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik lanjutannya yaitu teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih untuk menganalisis kohesi dan koherensi, serta metode padan untuk menganalisis konteks situasi dan konteks sosial budaya. Keabsahan data diperoleh melalui validitas isi dan pertimbangan para ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur kohesi dan koherensi wacana iklan jam tangan Rolex pada majalah Elle membentuk kepaduan makna dan kerapian bentuk. Berdasarkan hasil analisis mikrostruktural diperoleh jenis penanda kohesi yang bervariasi, yaitu berupa kohesi gramatikal dan leksikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Sedangkan, kohesi leksikal terdapat repetisi. Jenis penanda koherensi yang terdapat dalam iklan produk jam tangan Rolex dalam majalah Elle berupa pertalian makna aditif dan pertalian makna pertentangan. Berdasarkan hasil analisis makrostruktural diperoleh bahwa tujuh dari iklan produk jam tangan Rolex dalam majalah Elle yang dianalisis, menampilkan foto model wanita yang menggunakan produk jam tangan Rolex dan hanya satu iklan jam tangan yang hanya menampilkan foto produk jam tangan Rolex. Foto model wanita pada ilustrasi gambar merepresentasikan keunggulan dari jam tangan Rolex yang diiklankan.judul iklan ditulis dengan huruf yang lebih besar dan tebal daripada tulisan lainnya, tujuannya untuk menarik perhatian pembaca. Proposisi yang digunakan pada judul iklan menekankan pada keunggulan jam tangan Rolex. Isi teks Headline) terdapat dua jenis, teks yang menjelaskan judul iklan dan teks yang menjelaskan rincian produk jam tangan Rolex. Isi teks yang menjelaskan mengenai judul iklan, terdapat di seluruh iklan, sedangkan teks berisi rincian produk hanya terdapat pada iklan Femme de tête dan Femme d action.warna dominan pada iklan adalah warna hitam, putih dan coklat. vii

8 L Analyse Microstructurale et Macrostructurale du Discours Publicitaire la Montre Rolex du Magazine ELLE (Janvier Mars 2011) Par Radna Tulus Wibisono EXTRAIT L objectif de cette recherche est (1) de décrire la cohésion; (2) et la cohérence du texte de discours publicitaire de la montre Rolex du magazine ELLE ; (3) de décrire le contexte situationel du discours publicitaire de ce magazine. Les données de cette reherche sont collectées du magazine ELLE qui est publié en Janvier-Mars Elles sont obtenues en utilisant la technique de lecture attentive. Nous utilisons la méthode distributionnelle pour décrire la cohésion et la cohérence du texte, et la méthode d identification par la référence pour décrire le contexte situationnel. La validité des données est obtenue par la validité de contenance. La fidélité des données est obtenue par la validité de contenance et le jugement d experts. Les résultats de la recherche montres que (1) la cohésion du discours publicitaire du produit de la montre Rolex au magazine ELLE se compose de la cohésion grammaticale et lexicale. La cohésion grammaticale consiste la référence, la substitution, l ellipse, et la conjonction. Tandis que la cohésion lexicale se comprend de la répétition, et la collocation; (2) la cohérence du discours publicitaire du produit de la montre au magazine ELLE est maintenue par le rapport d addition et de but; (3) le contexte situationnele indique que la montre Rolex au magazine ELLE est addressée pour les femmes et les hommes activees. L existance de la cohésion et la cohérence indiquent que le discours publicitaire du produit de la montre au magazine ELLE sont de bon discours, contient de la properté de la forme et de l unité de sens. viii

9

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... B. Identifikasi Masalah... C. Batasan Masalah... D. Rumusan Masalah... E. Tujuan Penelitian... F. Manfaat Penelitian... G. Batasan Istilah... BAB II. KAJIAN TEORI... A. Wacana Jenis-Jenis Wacana Iklan Sebagai Wacana... B. Analisis Wacana Struktur Mikro Struktur Makro... C. Iklan Fungsi Iklan Tujuan Iklan D. Majalah Elle... i ii iii iv v vi vii ix x x

11 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Data dan Sumber Data C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data E. Keabsahan Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Mikrostruktural Iklan Piranti Kohesi Piranti Koherensi B. Analisis Makrostruktural Iklan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar : Halaman 1. Wacana Iklan Jam Tangan Rolex Wacana iklan jam tangan Guess Iklan jam tangan Rolex La Montre du Leader Logo jam tangan Rolex Iklan jam tangan Rolex Iklan jam tangan Rolex La Montre du Leader Iklan jam tangan Rolex Temoin des Plus Grands Moments Iklan jam tangan Rolex Temoin des Plus Grands Moments Logo perusahaan Rolex pada iklan Temoin des Plus Grands Moments Iklan jam tangan Rolex Les Heroines Modernes Iklan jam tangan Rolex Femme de Conviction Iklan jam tangan Rolex Femme de Tête a. Body copy iklan Femme de Tête Iklan jam tangan Rolex Femme d action a. Body copy 1 iklan jam tangan Femme d action b. Body copy 2 iklan jam tangan Femme d action c. Ilustrasi 1 Iklan d. Ilustrasi 2 Iklan Iklan jam tangan Rolex Femme Pressée a. Body copy iklan jam tangan Femme Pressée xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia termasuk makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, sehingga mereka perlu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Sarana yang terpenting untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Jadi, salah satu fungsi bahasa yaitu sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sarana komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sarana komunikasi menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Contoh sarana komunikasi lisan dan tulisan yaitu dengan tindak tutur ataupun wacana. Wacana juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wacana lisan dan tulisan. Bentuk wacana lisan dapat ditemukan pada siaran berita di televisi, radio, ceramah dan lain-lain. Sedangkan wacana tulisan dapat ditemukan pada media cetak, seperti majalah, surat kabar, koran dan lain lain. Iklan sangat sering kita lihat dan dan kita dengar melalui media massa seperti koran, majalah, televisi, radio dan sebagainya. Iklan tersebut bertujuan agar masyarakat mengenal produk yang ditawarkan oleh produsen. Sebagai sebuah bentuk komunikasi atau pesan suatu produk, iklan dapat digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian masyarakat (attention-getting device). Melalui iklan, konsumen diharapkan dapat mengetahui produk yang ditawarkan, serta mengetahui manfaat dan produk yang terbaik bagi masing-masing konsumen. 1

14 2 Salah satu contoh iklan yang ditampilkan di media ialah produk minuman prebiotik untuk mencegah penyebaran bakteri di dalam usus. Selain iklan minuman, terdapat juga iklan layanan masyarakat. Berkat iklan tersebut, masyarakat dapat mencegah penyebaran bakteri E. Coli yang dapat dicegah diantaranya dengan meminum minuman prebiotik dan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Maka kita amati bahwa peranan iklan, apapun bentuk dan tujuannya, sangat penting, dekat, dan sangat berpengaruh terhadap masyarakat luas, baik yang berposisi sebagai konsumen maupun produsen itu sendiri. Bahasa yang digunakan oleh iklan sangatlah berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh berita, pidato, ceramah dan lain-lain. Bahasa iklan merupakan salah satu wujud ragam bahasa jurnalistik yang digunakan oleh wartawan untuk media pers. Bahasa jurnalistik atau biasa disebut pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahsa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (sastra) (Surdayanto, 1995: 68). Masalah-masalah yang berkaitan dengan wacana iklan mengandung dua aspek yaitu, pertama aspek verbal yang meliputi aspek fonetik dan aspek fonologi (aspek bunyi), aspek morfologi (aspek bentuk), aspek sintaksis (tipe kalimat, struktur kalimat, dan lain-lain), wacana (discours) dan lain-lain. Kedua aspek nonverbal meliputi aspek-aspek non-linguistik seperti gambar iklan, suara, warna dan lain-lain.

15 3 Majalah merupakan salah satu media yang digunakan oleh produsen untuk menawarkan produknya melalui iklan. Majalah ELLE merupakan salah satu dari majalah internasional yang banyak digunakan produsen sebagai media promosi produknya. Majalah ini termasuk majalah wanita yang berasal dari Perancis. Pertama kali ELLE dirintis oleh Hélène Gordon-Lazareff pada tahun Keunggulan ELLE jika dibandingan dengan majalah wanita Perancis lainnya, yakni majalah ini mengulas tentang fashion lebih dalam dari pada majalah wanita Perancis lainnya. Selain itu, majalah ELLE termasuk majalah yang paling banyak dibeli tidak hanya di kalangan masyarakat Perancis, namun juga masyarakat di luar Perancis. Harga yang ditawarkan juga relatif lebih murah dan terjangkau, sehingga majalah ini banyak diminati oleh kaum wanita. Iklan yang terdapat pada majalah tersebut bukan hanya untuk kaum hawa, namun juga bai kaum adam. Seperti halnya iklan jam tangan, pakaian, sepatu, mobil, parfum dan sebagainya. Selain pakaian, di Perancis, jam tangan sangatlah penting. Karena waktu sangatlah berharga dan juga jam tangan menunjang kelengkapan penampilan seseorang. Iklan jam tangan pada majalah ELLE yang menitikberatkan pada konteks linguistiknya (mikrostruktural) dan pada konteks situasi dan konteks kultural (makrostruktural) yang meliputi pelatar belakangan (background), keterkaitan antar episode bahkan antar bab. Dengan adanya konteks yang kompleks tersebut, maka iklan jam tangan majalah ELLE akan dikaji menggunakan analisis makro dan mikrostruktural. Sebagai contoh, perhatikan wacana iklan jam tangan Perancis berikut ini:

16 4 Gambar 1: Wacana iklan jam tangan Rolex Perhatikan kalimat yang adaa pada wacana iklan berikut: (1) Rolex. Témoin des plus grands moments. Rolex. Bukti dari moment yan lebih besar dan berharga. (Sumber: Majalah Elle tanggal 7 Bulan Januari 2011) Wacana di atas terdapat dalam iklan jam tangan Rolex. Secara sintaktis, wacana tersebut bukan merupakan kalimat, karena strukturnya kurang lengkap. Hal ini disebabkan karena adanya unsur yang hilang, yakni unsur verba atau kata

17 5 kerja être. Untuk mengetahui tipe kalimat yang digunakan, maka wacana tersebut ditulis kembali dengan penambahan verba être sehingga menjadi wacana berikut: (2) Rolex est témoin des plus grands moments. Rolex adalah bukti untuk momen yang lebih besar/berharga. Setelah menjadi kalimat lengkap, maka dapat diketahui bahwa kalimat tersebut merupakan afimatif (l assertive). Secara sintaksis, penghilangan verba étre pada wacana iklan di atas menunjukkan adanya penggunaan kohesi gramatikal ellipsis (pelepasan). Karena ellipsis itu ditunjukkan oleh adanya penghilangan salah satu atau beberapa unsur dalam konstruksi kalimat. Dalam wacana iklan produk jam tangan Rolex, kohesi gramatikal ellipsis digunakan agar bahasanya singkat, padat dan menarik. Karena dalam iklan, bahasa yang digunakan harus mengandung tiga unsur tersebut (singkat, padat dan menarik). Jika menggunakan bahasa dengan struktur lengkap, maka kalimat dalam iklan, dalam hal ini wacana iklan, menjadi tidak menarik. Kohesi gramatikal ellipsis juga berfungsi untuk mengatakan identitas produk Rolex, yakni jam tangan yang merupakan bukti untuk momen yang lebih besar/berharga. Maksud dari frasa bukti untuk momen yang lebih besar/berharga dalam hal ini ialah jam tangan yang mengutamakan waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sehingga membuat semua orang ingin memilikinya. Pada aspek non-linguistik, salah satu contoh analisis wacana yang ditekankan pada gambar dan warna produk yang ditawarkan jam Rolex adalah warna perak. Pada warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas. Warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas umumnya. Menurut

18 6 ilmu warna, warna perak melambangkan jiwa mandiri serta selera mereka yang tinggi terhadap kemewahan, kemakmuran dan kekuasaan. Menurut pandangan umum, elemen logam diartikan sebagai jiwa mandiri serta selera mereka yang tinggi terhadap kemewahan, kemakmuran dan kekuasaan. Begitu pula dengan makna dari latar belakang (background) gambar gunung dan awan yang menafsirkan bahwa ungu melambangkan semua orang yang dapat naik ke langit dan dapat mendekatkan diri pada Dewa atau Tuhan. Sedangkan awan yang masih terlihat pada sore hari melambangkan awan yang menutupi puncak dalam hal melambangkan sesuatu dan untuk imajinasi obyek yang pas atau ideal. Terdapat pula laut yang menjadi pemandangan di background dan seorang perempuan yang menggunakan baju renang yang akan berenang di laut itu. Makna yang dapat diambil dari analisis gambar latar belakang dan warna pada produk jam tangan tersebut bermakna jam tangan Rolex itu kuat, tahan terhadap air, cocok digunakan oleh siapapun dan membuat seseorang yang memilikinya akan merasa nyaman saat mengenakannya.

19 7 Contoh lain yaitu wacana iklan jam tangan berikutnya: Gambar 2: Wacana iklan jam tangan Guesss Perhatikan kalimat yang ada pada wacana iklan berikut: (3) Guess. Le Rēve au Bout du Poignet Guess. Mimpi di ujung pergelangann tangan. (Sumber: Majalah Elle Tanggal 4 Bulan Maret 2011) Wacana di atas terdapat dalam iklan jam tangan Guess. Secara sintaktis, wacana tersebut bukan merupakan kalimat, karena strukturnya yang masih kurang lengkap. Hal ini disebabkan karena adanyaa unsur yang hilang, Untuk mengetahui tipe kalimat yang digunakan, maka wacana tersebut ditulis kembali dengan penambahan verba sehingga menjadi wacana berikut: (4) Guess est le rēve au bout du poignet Guess merupakan mimpi di ujung pergelangan tangan. (Sumber: Majalah Elle Tanggal 4 Bulan Maret 2011) Pada aspek non-linguistik, salah satu contoh analisis wacana yang ditekankan pada gambar dan warna produk yang ditawarkan jam Guess adalah warnaa gold (logam mulia) yang berbentuk lingkaran, melambangkan kemewahan dan kekayaan bagi penggunanya, juga menunjukkan kekekalan dan kesetiaan, jika

20 8 wanita yang memakai jam tangan ini akan terlihat lebih anggun namun tetap terlihat elegan, sedangkan untuk lingkaran menunjukkan perputaran waktu, kepenuhan waktu, simbol kesempurnaan, kekekalan dan kesetiaan. Sedangkan untuk background yang berwarna putih menunjukkan tentang kemurnian dan kebaikan. Dari iklan tersebut dapat diketahui jika jam tangan ini dikhususkan untuk para kaum hawa. B. Identifikasi Masalah Pemilihan bahasa dalam suatu wacana iklan merupakan sesuatu yang kompleks dan rumit. Kekompleksitasan dan kerumitan tersebut disebabkan oleh banyaknya faktor dan variasi yang mempengaruhi peristiwa pemilihan bahasa. Demikian pula dengan wacana iklan jam tangan yang ada dalam majalah ELLE edisi Januari-Maret Dalam latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan pada wacana iklan sangat kompleks, antara lain mencakup kajian sintaksis, semantik leksikal, dan analisis kohesi gramatikal. Kajian sintaksis antara lain mengenai struktur sintaksis dan tipe kalimat. Dalam ranah semantik leksikal, kajian menganai gaya bahasa dapat dilakukan. Analisis kohesi gramatikal antara lain meliputi referensi, substitusi, ellipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal. Kohesi leksikal dalam wacana dapat diwujudkan antara lain melalui repetisi yaitu pengulangan satuan lingual yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks, sinonim (padan kata) yaitu nama lain untuk benda atau hal yang sama, kolokasi (sanding kata) adalah

21 9 asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan, hiponimi (hubungan atas-bawah) yaitu satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual lain, dan analisis kohesi antar kalimat (Sumarlan, 2003:35). C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian yan telah dikemukakan di atas, penulis hanya akan menganalisis mikro dan makrostruktural. Mikro dan makro struktural yang diteliti ialah mikro dan makrostruktural dalam wacana iklan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret Gambar dalam iklan yan berupa aspek non-verbal akan digunakan untuk mendukung aspek-aspek verbal iklan yan berguna untuk mempertegas analisi mikro dan makro struktural dalam wacana iklan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret D. Perumusan Masalah 1. Aspek-aspek mikrostruktural apakah yang terdapat pada wacana iklan jam tangan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret 2011 yang meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal? 2. Aspek-aspek makrostruktural apakah yang terdapat pada wacana iklan jam tangan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret 2011 yang meliputi struktur tekstual, sistem leksis dan konteks?

22 10 E. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan aspek-aspek mikrostruktural yang terdapat pada wacana iklan jam tangan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret 2011 yang meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal 2. Mendeskripsikan aspek-aspek makrostruktural apakah yang terdapat pada wacana iklan jam tangan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret 2011 yang meliputi struktur tekstual, sistem leksis dan konteks? F. Manfaat Penelitian 1. Secara praktis peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Menjadi referensi untuk pembelajaran ataupun pengajaran ketatabahasaan melalui analisis wacana, pembelajaran budaya Perancis (civilization française) serta pengenalan wacana iklan. b. Menambah pengetahuan mengenai iklan-iklan berbahasa Perancis serta wacana iklan yang terkandung didalamnya. c. Menambah perbendaharaan kata (vocabulaire) baru dalam bahasa Perancis 2. Secara teoritis, peneliti juga mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khasanah teoritis dengan penerapan teori mengenai analisis wacana iklan.

23 11 G. Batasan Istilah Iklan adalah serangkaian pesan yang berupa pesan, kalimat, paragraf, gambar atau suara yang bertujuan mempengaruhi pembaca, dalam penelitian ini yang dianalisis adalah iklan jam tangan pada majalah ELLE edisi Januari-Maret Majalah ELLE adalah salah satu majalah wanita yang berasal dari Perancis dan dirintis pertama kali oleh Hélène Gordon-Lazareff, pada penelitian ini penulis menggunakan majalah ELLE edisi Januari-Maret Wacana iklan adalah kesatuan bahasa yang kompleks, sudah memenuhi kaidah-kaidah kohesi dan koherensi kalimat yan muncul dalam sebuah iklan. Wacana iklan dapat berupa tulisan, ujaran, dialog, transkrip, dan nilai-nilai. Jenis wacana iklan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu analisis mikro dan makrostruktural dalam iklan jam tangan pada majalah ELLE dan didukung oleh gambar iklan yang menyertainya. Mikrostruktural adalah analisis wacana yang menitikberatkan pada mekanisme kohesi tekstualnya, yaitu untuk

24 12 mengungkapkan urutan kalimat yang data membentuk sebuah wacana menjadi koheren, meliputi aspek gramatikal (segi bentuk) yang terdiri atas empat jenis, yaitu: pengacuan (referensi), penyulihan (substitution), pelesapan (ellipsis), serta perangkaian (conjungsi). Sementara segi makna adalah struktur lahir bahasa yang mencakup aspek leksikal. Kohesi leksikal ini mencakup pengulangan (repetisi), padan kata (sinonimi), lawan kata (antonimi), sanding kata (kolokasi), hubungan atasbawah (hiponimi), serta kesepadanan atau paradigma (ekuivalensi). Permasalahan yang akan dianalisis yaitu analisis mikro pada wacana iklan jam tangan yang terdapat pada majalah ELLE edisi Januari- Maret Makrostruktural adalah makna global/umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari sebuah teks. Dengan kata lain, analisis struktur makro merupakan analisis sebuah teks yang dipadukan dengan kondisi sosial di sekitarnya untuk memperoleh satu tema sentral, analisis wacana yang menitikberatkan pada garis besar susunan wacana itu secara global untuk memahami teks secara

25 13 keseluruhan. Analisis makro bisa juga diartikan sebagai struktur sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. Analisis ini pada dasarnya ingin menggambarkan bagaimana kekuatan-kekuatan yang dominan yang ada dalam masyarakat yang menentukan wacana yang dikembangkan yang disebarkan kepada khalayak. Aspek semantik suatu wacana mencakup latar, rincian, maksud, pengandaian, serta nominalisasi. Permasalahan yang akan dianalisis yaitu makrosruktural pada wacana iklan jam tangan yang terdapat pada majalah ELLE edisi Januari-Maret 2011.

26 BAB II KAJIAN TEORI A. Wacana Kata wacana berasal dari kata vacana bacaan dalam bahasa Sansekerta. Kata vacana itu kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Baru wacana atau vacana atau bicara, kata, ucapan. Kata wacana dalam bahasa baru itu kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ucapan, percakapan, kuliah (Poerwadarminta, 1976: 144). Kata wacana dalam bahasa Indonesia dipakai sebagai padanan (terjemahan) kata discourse dalam bahasa Inggris. Secara etimologis kata discourse itu berasal dari bahasa latin discursus lari kian kemari. Kata discourse itu diturunkan dari kata discurrere. Bentuk discurrere itu merupakan gabungan dari dis dan currere lari, berjalan kencang (Wabster dalam Baryadi, 2002: 1). Wacana atau discourse kemudian diangkat sebagai istilah linguistik. Dalam linguistik, wacana dimengerti sebagai satuan lingual (linguistic unit) yang berada di atas tataran kalimat (Baryadi, 2002: 2). Kridalaksana (2008: 259) mendefinisikan wacana sebagai satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraf, kalimat, frase, dan kata yang membawa amanat lengkap. Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa. 14

27 15 Menurut Alwi, dkk. (2003: 43), dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dikatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang bertautan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat tersebut. Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Secara singkat wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan kalimat yang kontiunitas, kohesif, dan koheren sesuai dengan konteks situasi. Dengan kata lain wacana adalah satuan-satuan tuturan yang merupakan realisasi bahasa dapat diwujudkan sekurang-kurangnya satu paragraf, paragraf dapat diwujudkan dalam satu kata atau lebih. Realisasi wacana dapat berupa karangan yang utuh yakni novel, buku, seri ensiklopedia dan realisasi wacana lisan adalah tuturan (Mulyana, 2005: 1). Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu. Sebuah wacana merupakan unit bahasa yang terikat oleh suatu kesatuan. Kesatuan itu dapat dipandang dari segi bentuk dan segi maknanya. Oleh karena itu, sebuah wacana selalu direalisasikan dalam bentuk rangkaian kalimat-kalimat. Sebuah wacana dapat ditemukan dalam bentuk sebuah kalimat, bahkan dapat berupa sebuah frasa atau kata (Sumarlam, 2003: 15).

28 16 Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa wacana dalam realisasinya selalu berupa kumpulan kalimat. Sebuah kalimat merupakan kumpulan beberapa kata dan kata merupakan kumpulan suku kata serta kata merupakan kumpulan huruf. Realisasi wacana tulis dapat berupa karangan yang utuh, yakni novel, buku, seri ensklopedia, dan realisasi wacana lisan adalah tuturan. Singkatnya wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan kalimat yang yang kontinuitas, kohesi, dan koheren sesuai dengan konteks situasi. Tujuan penuangan wacana yaitu menyampaikan informasi, menggugah perasaan dan gabungan dari keduanya. Pendekatan wacana yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan fungsi wacana. Tujuan informasi dapat menggunakan pendekatan faktual. Tujuan menggugah perasaan dapat menggunakan pendekatan imajinatif atau fiksional. Sedangkan tujuan informasi dan menggugah perasaan (keduanya) dapat menggunakan pendekatan faktual-imajinatif. 1. Jenis-Jenis Wacana Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat. Wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi (Sumarlam, 2003: 17). Berikut penjelasanya. a. Wacana Narasi Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-

29 17 unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana. (1) Pagi tadi kami sekeluarga ke Pantai Losari. Kami berangkat pada pukul 6.00 pagi. Sepanjang perjalanan kami banyak menjumpai orang yang sedang berlari pagi. Ketika kami tiba di lapangan Karebosi, tampak beberapa orang siswa sedang bermain bola. Kami hanya berhenti sebentar kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Losari karena matahari sudah mulai meyembul di sela-sela dedaunan. Pada pukul 6.40 menit kami baru tiba di Pantai Losari. Ternyata banyak juga orang yang mengikuti senam aerobik di anjungan Pantai Losari. (2) Vingt- deux personnes, selon un bilan encore provisoire, ont été tuées, dimanche 24 décembre, par un glissement de terrain dans l'île de Sumatra. Une coulée de boue a enseveli des dizaines de maisons dans la région de Muara Sipongi, qui avait été frappée le 18 décembre par un tremblement de terre qui avait déjà fait quatre morts. Il y a deux ans par le tsunami - subit également des inondations catastrophiques, ayant déjà causé des morts. La saison humide en Indonésie, d'octobre à avril, s'accompagne de précipitations abondantes, surtout en janvier et février. (AFP, Reuters). b. Wacana Deskripsi Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. (3) Sosok lelaki yang terpotret sempurna dengan pose bersandar di lengan sofa, dengan kemeja setengah terbuka, sebelah tangan di bawah kepalanya, matanya sedang menatap tajam kearah kamera. (4) L'Organisation mondiale de la santé (OMS) a averti, vendredi 12 janvier, que cet hiver allait, comme en 2006, marquer une résurgence de la maladie.

30 18 c. Wacana Eksposisi Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan. Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan anti klimaks. (5) Tujuan utama dari kegiatan berbicara adalah untuk mengomunikasikan sesuatu dan dapat menyampaikan pikiran secara efektif sehingga Anda dapat memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Diharapkan juga dapat timbul komunikasi dua arah (dialog) yang mencakup pengajuan pertanyaan dan jawaban. Anda pun dapat menceritakan kembali isi cerita kepada teman-teman yang lain. Caranya. (Djajasudarma, 2005: 50). d. Wacana Argumentasi Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal ysang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: buktibukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan

31 19 mengembangkan kerangka menjadi karangan. Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah. (6) Sekitar 80% vitamin D yang kita butuhkan berasal dari sinar matahari. Waktu yang disarankan untuk berjemur antara pukul WIB ke seluruh bagian tubuh selama 10 menit. Untuk mencegah risiko kanker kulit, hindarilah paparan sinar matahari pada pukul WIB. e. Wacana Persuasi Persuasi adalah wacana yang mampu mengajak, mempengaruhi dan membujuk atau tulisan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu. (7) Komunikasi dapat dikatakan komunikatif jika komunikasi yang dapat memberikan pemahaman yang jelas dan mudah kepada pendengar tentang hal yang disampaikan. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan hal tersebut, pembicara harus terampil dalam berbicara. 2. Iklan Sebagai Wacana Iklan merupakan jenis wacana persuasi. wacana yang mampu mengajak, mempengaruhi dan membujuk atau tulisan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu. Menurut Martuti (2006: 67), tujuan wacana iklan adalah untuk menarik perhatian pembaca. Oleh karena itu, diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian calon konsumen. Sejalan dengan pendapat di atas, Rani (2006: 73) juga menyatakan bahwa tujuan dari iklan adalah untuk menarik minat dan kesadaran calon konsumen. Berdasarkan motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, yaitu motif emosional dan motif rasional, diwadahi dalam bagian badan iklan. Wacana iklan

32 20 hendaknya mengandung alasan objektif (rasional) dan alasan subjektif (emosional). Alasan objektif berupa informasi yang dapat diterima oleh nalar calon konsumen sedangkan alasan subjektif berupa hal-hal yang dapat mengajak emosi calon konsumen. Selain itu, Komunikasi pada wacana iklan bertujuan unntuk mengubah tindakan tertentu pada diri konsumen. Hal ini terdapat pada bagian penutup iklan. Dalam mengembangkan bagian penutup iklan, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu pendekatan penjualan (selling approach) dan butir-butir pasif (passive point). Pendekatan penjual yang dapat digunakan untuk mengakhiri bagian iklan adalah dengan cara keras atau dengan cara lemah. Pendekatan penjualan dengan cara keras adalah dengan cara pengiklanan menuntut calon konsumen untuk bertindak secara cepat. (8) Dapatkan segera, persediaan terbatas. Bentuk-bentuk tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen agar tidak menangguhkan tindakan. Sedangkan penjualan dengan cara lemah, yang digunakan untuk menutup iklan, bertujuan untuk mengubah tindakan calon konsumen yang tidak mendesak sifatnya. Cara ini dimaksudkan agar calon konsumen mengingat nama suatu produk dan diharapkan membelinya pada kesempatan berikutnya.

33 21 B. Analisis Wacana Konsep analisis wacana pertama sekali diperkenalkan oleh Zellig S.Harris (1952), bahwa analisis wacana adalah pemenggalan satu-satu wacana terhadap unsur-unsur dasar atau bagian-bagian komponennya melalui kaidah penyebaran baku. Maksudnya, unsur-unsur dasar ini mengandung kalimat-kalimat inti atau dasar yang sejajar dengan kandungan proposisi murni suatu wacana ( Pendekatan analisis wacana digunakan untuk mengkaji bahasa melalui tataran kalimat. Urutan kalimat dalam bentuk lisan maupun tulisan termasuk ke dalam kajian analisis wacana. Selain itu, kajian analisis wacana tidak terlepas dari peranan suatu unsur bahasa dalam suatu struktur serta hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Menurut Maingueneau (1993), l analyse de discours est l analyse de l articulation du texte et du lieu social dans lequel il est produit ( Berdasarkan pernyataan Maingueneau tersebut, maka pengertian dari analisis wacana adalah analisis hubungan antar unsur-unsur wacana dalam teks dan latar sosial dimana teks tersebut dibuat. Selanjutnya, Stubbs (1983: 20) mengatakan analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat, dan karenanya juga mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau bahasa tulis. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, khususnya interaksi antara penutur dan petutur.

34 22 Analisis wacana adalah salah satu altenatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan apa (what), analisis wacan lebih melihat pada bagaimana (how) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana dapat diketahui bagaimana isi teks berita dan pesan itu disampaikan. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan yang meliputi kata, frase, kalimat, dan lainnya, analisis wacana dapat melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks (Eriyanto, 2001:15). Perbedaan analisis wacana dan analisis isi kuantitatif, seperti dikemukakan oleh Eriyanto (2001: ) diantaranya: Pertama, analisis wacana dalam analisisnya lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi. Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan, analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan latent (tersembunyi). Ketiga, analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan apa yang dikatakan (what) tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how). Keempat, analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Hal ini berasumsi bahwa pada dasarnya setiap peristiwa selalu bersifat unik, karena tidak dapat diperlakukan prosedur yang sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.

35 23 Lukmana, Aziz dan Kosasih (2006: 12) mengatakan bahwa analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat non-kritis, yang cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya dengan menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya akan berujung pada analisis hubungan sosial antara pihak-pihak yang tercakup dalam wacana tersebut. Analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) juga merupakan kritik terhadap linguistik dan sosiologi. Tampak adanya kurang komunikasi diantara kedua disiplin ilmu tersebut. Pada satu sisi, sosiolog cenderung kurang memperhatikan isu-isu linguistik dalam melihat fenomena sosial meskipun banyak data sosiologis yang berbentuk bahasa. Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang berbeda (Jorgensen dan Philips, 2007: 114). Tujuan analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini (Jorgensen dan Philips, 2007: 116). Fairlough dan Wodak (via Eriyanto 2001: 7) berpendapat bahwa analisis wacana kritis melihat wacana pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial. Wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,

36 24 dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi. Dengan demikian, analisis wacana kritis merupakan teori untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya. Untuk menganalisis wacana, yang salah satunya bisa dilihat dalam area linguistik dengan memperhatikan kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks (novel) bisa menggunakan teori analisis wacana kritis. Teori analisis wacana kritis memiliki beberapa karakteristik dan pendekatan. Wacana memiliki dua unsur utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal wacana berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur eksternal wacana berkaitan dengan unsur luar bahasa, seperti latar belakang budaya pengguna bahasa tersebut. Kedua unsur itu membentuk suatu kepaduan dalam satu struktur yang utuh dan lengkap (Paina, 2010: 53). Unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau kalimat, yang dimaksud satuan kata ialah tuturan yang berwujud satu kata. Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar, satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan bergabung (Mulyana, 2005: 9). Unsur eksternal wacana adalah sesuatu yang juga merupakan bagian wacana, tetapi tidak eksplisit, sesuatu yang berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsurunsur eksternal wacana itu terdiri atas implikatur, praanggapan, referensi, dan konteks (Paina, 2010: 54).

37 25 Pendekatan analisis wacana kritis menurut Eriyanto terdiri dari lima bagian yaitu analisis bahasa kritis, analisis wacana pendekatan Prancis, pendekatan kognisi sosial, pendekatan perubahan sosial, dan pendekatan wacana sejarah. Namun yang ingin dikaji oleh penulis disini hanya karakteristiknya saja yang terdiri dari lima bagian. 1. Tindakan Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action) yang diasosiakan sebagai bentuk interaksi. Wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, beraksi dan sebagainya, Seseorang berbicara atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran. 2. Konteks Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook (via Eryanto, 45: 2001), analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengkomunkasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Guy Cook menyebutkan ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana; teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang

38 26 tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks 3. Historis Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya. 4. Kekuasaan Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan atau apa pun, tidak dipandang sebagai seusatu yang alamiah, wajar dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Analisis wacana kritis tidak membatasi dirinya pada detil teks atau struktur wacana saja tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya tertentu. Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Kontrol di sini tidaklah harus selalu dalam bentuk fisik dan langsung tetapi juga kontrol secara mental atau psikis. Bentuk kontrol terhadap wacana tersebut dapat berupa kontrol atas konteks, atau dapat juga diwujudkan dalam bentuk mengontrol struktur wacana.

39 27 5. Ideologi Wacana dipandang sebagai medium kelompok yang dominan mempersuasi dan mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar. Ideologi dari kelompok dominan hanya efektif jika didasarkan pada kenyataan bahwa anggota komunitas termasuk yang didominasi menganggap hal tersebut sebagai kebenaran dan kewajaran. Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurai atau dideskripsikan bagian-bagiannya. Keutuhan struktur wacana lebih dekat maknanya sebagai kesatuan maknawi (semantik) daripada sebagai kesatuan bentuk (sintaksis). Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyeluruh. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain adalah kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantis (Mulyana, 2005: 25-26).

40 28 1. Struktur Mikro Struktur mikro merupakan analisis sebuah teks berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya. Pendekatan mikrostruktural menitikberatkan pada mekanisme kohesi tekstual untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk sebuah wacana menjadi koheren. Pendekatan mikrostruktural dalam hal ini meliputi aspek gramatikal (segi bentuk), aspek leksikal (segi makna), diksi atau pilihan kata. Menurut Sumarlam (2003: 138), kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antar unsur di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk menafsirkan atau menginterpretasikan teks; pertautan logis antarkejadian atau makna-makna di dalamnya; keserasian hubungan antarunsur yang satu dengan yang lain dalam wacana, sehingga terciptalah pengertian yang apik. Hubungan kohesif di dalam wacana secara umum ditandai dengan pemarkah gramatikal (kohesi gramatikal) dan pemarkah leksikal (kohesi leksikal). Penanda aspek gramatikal ini terdiri atas empat jenis, yaitu: pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (ellipsis), serta perangkaian (conjunction). Aspek leksikal atau kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur di dalam wacana secara semantis. Kohesi leksikal ini mencakup pengulangan (repetisi), padan kata (sinonimi), lawan kata (antonimi), sanding kata (kolokasi), hubungan atas-bawah (hiponimi), serta kesepadanan atau paradigma (ekuivalensi). Pendekatan mikrostruktural terhadap analisis wacana ini meliputi aspek gramatikal (segi bentuk), sementara segi makna adalah struktur lahir bahasa yang

41 29 mencakup aspek leksikal, yang pada akhirnya akan membentuk kohesi dan koherensi dalam wacana. a. Aspek gramatikal Penanda aspek gramatikal ini terdiri atas empat jenis, yaitu: pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (ellipsis), serta perangkaian (conjunction). 1) Pengacuan (La référence) Pengacuan (La référence) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu dengan mengacu pada satuan lingual lain (atau satuan acuan) yang mendahului atau mengikutinya. Satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain itu dapat berupa persona (kata ganti orang), demonstratif (kata ganti penunjuk), dan komparatif (satuan lingual yang berfungsi membandingkan antara unsur yang satu dengan unsur lainnya). Menurut Ramlan (2005: 12) yang dimaksud referensi (penunjukkan) adalah penggunaan kata atau frasa untuk menunjuk atau mengacu kata, frasa, atau mungkin juga satuan gramatikal yang lain. Lebih lanjut Sumarlam (2003: 23) menegaskan bahwa berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pengacuan Endofora. Berdasarkan pengacuannya, endefora dibedakan menjadi dua jenis, yaitu anafora (l anaphore) dan katafora (la cathaphore). Di dalam dictionnaire de lingusitique (1973) l anaphore diartikan sebagai un processus syntaxique consistant à reprendre par un segmen, un pronom en particulier, un autre segment du discours, un syntagme

42 30 nominal antėrieur, Anafora adalah sebuah proses sintaksis yang merupakan penyebutan kembali sebuah segmen, khususnya kata ganti, segmen lain dari wacana, sebuah sintagme nominal sebelumnya. Anafora merupakan piranti dalam bahasa untuk membuat rujuk silang hal atau kata yang telah dinyatakan sebelumnya. Piranti itu dapat berupa kata ganti persona seperti dia, mereka, konjungsi keterangan waktu, alat dan acara. (9) Les prélèvements seront effectuées aux dates indiquées pour changer facture. Ils n interviendront qu après un délai de 20 jours calendaires (Formulaire de France Télécom, 1997) (10) Dewa termenung di pojok perpustakaan. Bel tanda masuk istirahat pertama menjerit panjang. Namun, Ia seperti terpaku di bangkunya. Pada contoh (9) di atas, pronomina ils mengacu pada anteseden di depannya yaitu frasa les prélèvements maka dapat diketahui jika dalam kalimat (9) di atas terdapat kohesi pengacuan endofora yang anaforis. Sedangkan pada kata Ia beranafora dengan Dewa. Katafora (la cataphore) merupakan piranti dalam bahasa yang merujuk saling dengan anteseden yang di belakangnya. (11) Setelah dia masuk, langsung Toni memeluk adiknya. Salah satu interpretasi dari kalimat di atas ialah bahwa dia merujuk pada Toni miskipun ada kemungkinan interpretasi lain. Gejala pemakaian pronominal seperti dia yang merujuk pada anteseden Toni yang berada di sebelah kanannya inilah yang disebut katafora. Pengacuan Eksofora (Referensi eksofora), apabila acuanya berada atau terdapat di luar teks percakapan. (12) Cette femme aime les chiens, elle les soigne bien.

43 31 (13) Wanita ini menyukai anjing, dia merawat mereka dengan baik. Pada contoh (13) pronomina ELLE memiliki relasi anforis yang mengacu pada anteseden cette femme. a) Pengacuan Persona (La cohésion référencielle personnelle) Pengacuan persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang (Alwi, dkk., 2010: 256). Pronomina direalisasikan melalui pronomina persona (kata ganti orang), yang meliputi persona pertama (persona I), kedua (persona II), dan ketiga (persona III), baik tunggal maupun jamak. Pronomina persona I tunggal, II tunggal, dan III tunggal ada yang berupa bentuk bebas (morfem bebas) dan ada pula yang terikat (morfem terikat). Selanjutnya yang berupa bentuk terikat ada yang melekat di sebelah kiri (lekat kiri) dan ada yang melekat di sebelah kanan (lekat kanan). Pengacuan yang berupa pronomina persona dapat dilihat pada wacana di bawah ini: (14) Sori, Kring. Ini Ide teman-teman. Aku hanya pelaksana saja. Soalnya teman-teman sering sebel sama kamu yang sukanya gratisan melulu. Sesekali keluar duit dikit demi teman-teman kenapa, sih? kata Djo lalu pergi (RB, 18/01/2007). Wacana (14) pronomina persona kedua tunggal bentuk bebas kamu mengacu pada unsur lain yang berada di dalam tuturan (teks) yang disebutkan sebelumnya, yaitu Pongkring. Dengan ciri-ciri yang disebutkan itu, kamu (14) merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya disebutkan sebelumnya atau antesedennya berada di sebelah kiri) melalui satuan lingual berupa pronomina persona kedua tunggal bentuk bebas.

44 32 (15) Pongkring percaya Djo akan segera menyusul. Ia benar-benar tak tahu jika temannya itu semakin asyik menggoda si penjaga warung (RB, 05/01/2007). (16) Pongkring masih tertegun. Dia gela kehilangan uang 75 ribu. Dipandanginya bungkusan sate di tangannya. Apakah rasa sate itu sama enaknya seperti sate gratisan? (RB, 18/01/2007). Pada wacana (15) dan (16) satuan lingual ia dan dia merupakan pronomina persona ketiga tunggal bebas yang mengacu pada Pongkring yang berada di sebelah kirinya. Dengan demikian, merupakan kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya disebutkan sebelumnya atau antesedennya berada di sebelah kiri). (17) Apa kabar bos. Anak keduamu sudah lahir, cewek apa cowok? Sori aku belum sempat tilik, ujar Pongkring (RB, 06/01/2007). Wacana (17) pronomina persona I tunggal bentuk bebas aku mengacu pada unsur lain yang berada di dalam tuturan (teks) yang disebutkan kemudian, yaitu Pongkring (orang yang menuturkan tuturan itu). Dengan ciri-ciri seperti itu, maka aku (17) merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks), yang bersifat kataforis (karena acuannya disebutkan kemudian atau antesedennya berada di sebelah kanan) melalui satuan lingual berupa pronomina persona I tunggal bentuk bebas. (18) Mereka berangkat naik motor Djo. Ternyata Pongkring memilih warung sate kambing langganannya. Djo pesan sepuluh tusuk, begitu pula Pongkring. Mereka makan dengan lahap (RB, 18/01/2007). Wacana (18) dijumpai pengacuan persona ketiga jamak yaitu mereka. Kata mereka pada kalimat keempat mengacu pada unsur di sebelah kirinya, yaitu Djo dan Pongkring. Dengan demikian, satuan lingual Djo dan Pongkring (22) bersifat

45 33 anaforis yang merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks). (19) Akhirnya mereka pun pulang. Sesampai di rumah Pongkring, segera Djo mengeluarkan amplop dari saku jaketnya. Hampir aku lupa, Djo. Tadi juru bayar kantor kita menitipkan gajianmu sama aku. (RB, 18/01/2007) Di samping itu, pada wacana (19) terdapat pengacuan persona pertama jamak bentuk bebas kita. Satuan lingual kita (19) mengacu pada unsur lain yang berada di dalam tuturan (teks) yang disebutkan sebelumnya, yaitu Djo dan Pongkring. Satuan lingual kita pada wacana (19) merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya disebutkan sebelumnya atau antesedennya berada di sebelah kiri). Dalam bahasa Prancis, pengacuan persona dapat direalisasikan dalam bentuk pronomina (pronoms personnel) dan kata kepunyaan (adjectives prossessifs). Contoh lain dalam bahasa Pracis adalah: (20) Roger rencontre des ouvriers français et étrangers. Le soir, ils vont au café. b) Pengacuan Demonstratif Pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengacuan waktu (temporal) dan tempat (lokasional). Pengacuan demonstrativa waktu terdiri atas waktu kini (saat ini, kini, sekarang), waktu lampau (kemarin, dulu, yang lalu), waktu yang akan datang (besok, yang akan datang), dan waktu netral (pagi, siang, sore, dsb). Adapun pengacuan tempat

46 34 yaitu, dekat dengan penutur (sini, ini), agak dekat (situ,itu), jauh (sana), serta menunjuk secara eksplisit (Semarang, Kendal, dsb). (21) Saya pergi ke sana bersama Ibu. (22) Saya sudah pergi ke Prancis minggu kemarin. (23) Saya sudah pergi ke Prancis dua minggu yang lalu. c) Pengacuan Komparatif Pengacuan Komparatif (perbandingan) ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang mempunyai kemiripan atau kesamaan dari segi bentuk/wujud, sikap, sifat, watak, perilaku, dan sebagainya. Kata-kata yang secara umum digunakan untuk membandingkan misalnya seperti, bagai, bagaikan, laksana, sama dengan, tidak berbeda dengan, lain halnya, persis seperti, dan persis sama dengan. (24) Anak itu memiliki wajah yang sama dengan Ayahnya. (25) Wajah anak itu tidak berbeda dengan wajah ayahnya. 2) Penyulihan (La substitution) Substitusi adalah penggantian satuan lingual tertentu yang telah disebut dengan satuan lingual yang lain. Dilihat dari segi satuan lingualnya, substitusi dapat dibedakan menjadi substitusi nominal (la substitution nomaniale), verbal (la substitution verbale), frasal, dan klausal (la substitustion clausale). a) Substitusi Nominal Substitusi nominal adalah penggantian satuan lingual yang berkategori nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang juga berkategori nomina. Misalnya, penghasilan (Isi kantong) dan Bangunan (Rumah). (26) Anton a rangé son appartement. (27) Rumah yang ada di ujung jalan itu sangat bagus. (28) Bangunan itu bagus sekali.

47 35 b) Substitusi Verbal Substitusi verbal adalah penggantian satuan lingual yang berkategori verba (kata kerja) dengan satuan lingual lain yang juga berkategori verba. Misalnya, kata melintas digantikan dengan kata lewat. (29) Kakak melintas di jalan raya sendirian, aku melihatnya ketika lewat di depan sekolahnya. (30) Mon Frère traversait la route seul, je l'ai vu en passant devant l'école. c) Substitusi Frasal Substitusi frasal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa kata atau frasa dengan satuan lingual lain yang berupa frasa. Misalnya, Andi dan Rendi (Dua Sahabat). (31) Alexa dan Lia adalah dua sahabat. (32) Alexa et Lia sont les deux meilleurs amies 3) Pelesapan (L ellipse) Pelesapan (ellipsis) adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur atau satuan yang dilesapkan dapat berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat. Adapun fungsi pelesapan dalam wacana antara lain ialah untuk (1) menghasilkan kalimat yang efektif (untuk efektivitas kalimat), (2) efisiensi, yaitu untuk mencapai nilai ekonomis dalam pemakaian bahasa, (3) mencapai aspek kepaduan wacana, (4) bagi pembaca/pendengar berfungsi untuk mengaktifkan pikirannya terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan dalam satuan bahasa, dan (5) untuk kepraktisan berbahasa terutama dalam berkomunikasi secara lisan. Menurut Aphotéloz (1995) L ellipse est un dispositif de cohésion voisine de la substitution, il s agit d une substitution zero. pelesapan merupakam salah satu

48 36 sarana kohesi yang merupakan kerabat dekat substitusi, disebut dengan substitusi zero atau nol. Berikut ini contoh pelesapan: (33) Adiknya pandai, tetapi kakaknya sebaliknya. (34) Sa sœur était intelligente, mais son frère au contraire. 4) Perangkaian (konjungsi) Menurut kamus Dictionnaire de Linguistique (1997:130), pengertian kunjungsi adalah sebagai berikut. Conjonction est une cohésion grammaticale qui est effectuée par des éléments de liaison avec l'autre. Éléments peuvent être couplés des mots, des phrases ou des clauses, des phrases, des paragraphes. En termes de significations, l'élément de couplage dans le discours a des significations différentes. Konjungsi yaitu salah satu kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain. Unsur yang dirangkaikan dapat berupa kata, frasa atau klausa, kalimat, paragraf. Dari segi maknanya pun, perangkaian unsur dalam wacana mempunyai bermacam-macam makna. Beberapa konjugasi diantaranya, yaitu konjugasi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, pertentangan, kelebihan (eksesif), perkecualian (ekseptif), konsesif, tujuan, penambahan (aditif), pilihan (alternatif), harapan (optatif), urutan (sekuensial), perlawanan, waktu, syarat, cara, dan makna yang lainnya. Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan. Konjungsi mudah dikenali karena keberadaannya terlihat sebagai pemarkah formal. Beberapa jenis konjungsi antara lain adalah: a) konjungsi adservatif (namun, tetapi), b) konjungsi kausal (sebab, karena), c) konjungsi korelatif (apalagi, demikian juga), d) konjungsi subordinatif (meskipun, kalau), dan e) konjungsi temporal (sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian). Berikut ini contoh dari konjungsi:

49 37 (35) Il se sentait heureux de mon succès, et il m'a dit sa joie (36) Dia merasa senang atas keberhasilanku, dan dia mengatakan kegembiraannya kepadaku. b. Aspek leksikal Aspek leksikal atau kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur di dalam wacana secara semantis. Kohesi leksikal ini terdiri dari: pengulangan (repetisi), padan kata (sinonimi), lawan kata (antonimi), sanding kata (kolokasi), hubungan atas-bawah (hiponimi), serta kesepadanan atau paradigma (ekuivalensi). 1) Repetisi (La répétition) Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Sumarlam, 2001:35). Berikut ini contoh mengenai repetisi. (37) Elle vit dans une mémoire qu elle essaie d oublier. (38) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa. 2) Sinonimi (padan kata) Sinonimi diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama; atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain (Chaer, 1990:85). Secara garis besar, kata-kata sinonim adalah kata-kata yang sama artinya. Dubois dan Lagane (1975 : 32), menyatakan bahwa : Quand deux mots ou locutions appartiennent à la même classe gramaticale et peuvent être remplacés l un par l autre sans que soit modifié le sens général de la phrase, on dit que ces deux mots ou locutions sont synonymes.. Jadi, yang dimaksud dengan sinonim adalah apabila ada dua kata atau frase tergolong dalam kelas gramatikal yang

50 38 setara dan dapat diganti oleh yang lain tanpa mengubah makna umum kalimat tersebut. (39) François est têtu comme une mule. (40) François est Obstiné comme une mule. Kata têtu dan obstiné sama-sama memiliki arti keras kepala (sulit untuk dinasehati). Kedua kata ini memiliki tingkat gramatikal yang sama dan tidak mengubah makna kalimat secara umum. Namun sebenarnya tidak ada dua kata yang seratus persen bersinonim. Hal ini diungkapkan Keraf (1984:131) bahwa antara dua kata selalu terdapat perbedaan, walaupun sedikit saja; entah perbedaan itu berupa perasaan kata saja maupun perbedaan makna dan perbedaan lingkungan yang dapat dimasukinya. Sinonimi merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana. Sinonimi berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana. Berdasarkan wujud satuan lingualnya, sinonimi dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu, (1) sinonimi antara morfem (bebas) dengan morfem (terikat), (2) kata dengan kata (3) kata dengan frase atau sebaliknya, (4) frasa dengan frasa, (5) klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. Salah satu contohnya adalah pada kata hewan dan binatang, pakaian dan baju. (41) Saya membeli baju di pasar malam. (42) Ibu mencuci pakaian yang sudah kotor. 3) Kolokasi (sanding kata) Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Kata-kata yang

51 39 berkolokasi adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam satu domain atau jaringan tertentu, misalnya dalam jaringan pendidikan akan digunakan kata-kata yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (Sumarlam, 2003). On appelle colocation la distribution établi entre les morphéme lexicaux d un énoncé abstraction faite des relations grammaticales existant entre ces morphémes (Dubois, 1973: 132). Kata-kata seperti guru, murid, buku, sekolah, pelajaran dan alat tulis, merupakan contoh kata-kata yang cenderung dipakai secara berdampingan dalam domain sekolah atau jaringan pendidikan. (43) Les enseignants ont toujours enseigné les élèves à apprendre à lire et à écrire. (44) Guru selalu mengajarkan muridnya belajar membaca dan menulis. 4) Hiponimi (hubungan atas-bawah) Hiponimi (hubungan atas-bawah) diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frase, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut hipernim atau superordinat. Misalnya pada kata pohon yang meliputi akar, batang, daun dan buah. (45) Pohon mangga itu sangat tinggi, daunnya rindang dan akarnya kuat (Wkipedia, 2012). 5) Antonimi (lawan kata) Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi dengan satuan lingual yang lain. Antonimi disebut juga oposisi makna. Pengertian oposisi makna

52 40 mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya kontras makna saja. Menurut Dubois dan Lagane (1975: 49), Les contraires (les antonymes) sont des mots qui s opposent par un seul trait sémantique marqué positivement chez l un et négativement chez l autre. Artinya : Antonim adalah kata-kata yang saling bertentangan yang ditandai dengan arti positif (baik) pada yang satu dan negatif (buruk) pada yang lain. Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu (1) oposisi mutlak, (2) oposisi kutub (3) oposisi hubungan, (4) oposisi hirarkial, dan (5) oposisi majemuk. Oposisi makna atau antonimi juga merupakan salah satu aspek leksikal yang mampu mendukung kepaduan wacana secara semantis (Sumarlam, 2003:40). Contohnya adalah gemuk (kurus), tinggi (rendah), hidup (mati). (46) Pierre est intelligent, rapide, travailleur (Pierre pandai, cekatan, pekerja keras). (47) Antoine est bête, lent, paresseux (Antoine bodoh, lamban, malas). 6) Ekuivalensi (kesepadanan atau paradigma) Ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yang sama yang menunjukkan adanya hubungan kesepadanan. Contohnya kata membeli, dibeli, membelikan, dibelikan, dan pembeli, semua bentuk asalnya adalah beli. (48) Mon père avait acheté une moto pour mon frère, et un vélo pour moi. (49) Ayah membelikan motor untuk kakak, sedangkan aku dibelikan sepeda (Wikipedia, 2012).

53 41 2. Struktur Makro Struktur makro merupakan makna global/umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari sebuah teks. Dengan kata lain, analisis struktur makro merupakan analisis sebuah teks yang dipadukan dengan kondisi sosial di sekitarnya untuk memperoleh satu tema sentral. Tema sebuah teks tidaklah terlihat secara eksplisit di dalam teks, melainkan tercakup di dalam keseluruhan teks secara satu kesatuan bentuk yang koheren. Jadi, tema sebuah teks dapat ditemukan dengan cara membaca teks tersebut secara keseluruhansebagai sebuah wacana sosial sehingga dapat ditarik satu ide pokok atau topik atau gagasan yang dikembangkan dalam teks tersebut, unsur yang ditekankan dalam struktur makro bersifat tematik (Eriyanto, 2001: ). a. Tematik Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Tema atau topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu teks. Teks tidak hanya didefinisikan sebagai suatu pandangan atau topik tertentu, melainkan merupakan suatu pandangan umum yang koheren. Ia menyebutnya hal ini sebagai koherensi global, yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjuk pada satu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk mengambarkan satu topik umum. Topik adalah bagian ujaran yang mengandung informasi paling penting sedangkan komen adalah bagian ujaran yang mengandung informasi kurang penting (Sajarwa, 2007: 82). Topik sebagai pusat perhatian merupakan inti wacana. Topik menjadi pangkal tolak terbentuknya jalinan bagian-bagian wacana.

54 42 Sebaliknya, jalinan bagian-bagian wacana mengarah ke satu topik sehingga membentuk kesatuan topic (Baryadi, 2002: 54) (50) Empat kawanan rampok berhasil membawa kabur uang Rp 300 juta. Empat kawanan rampok berhasil membawa kabur uang Rp 300 juta dari karyawan Bank Century Karawang. Selain melukai korban, pelaku juga sempat menakutnakuti warga dengan menembakan senjata api ke atas. Informasi yang diperoleh PRLM menyebutkan, dua karyawan Bank Century Pipit (teller) dan Dimyati (satpam) menjalankan tugas pelayanan jemput tabungan nasabah. Mereka menuju toko pecah Maju Jaya di Jalan Tuparev. Setelah menerima uang dari nasabah mereka kembali menuju mobil. Kalimat di atas merupakan contoh struktur makro, kalimat tersebut sebagai judul teks, berfungsi sebagai pemapar ringkasan wacana yang akan dipaparkan kemudian. Dari struktur makro tersebut diketahui secara singkat informasi wacana yang akan disampaikan seputar kasus yang menimpa suatu Bank. Pada teks selanjutnya memunculkan permasalahan yang utama, yaitu tentang empat kawanan rampok berhasil membawa kabur uang Rp 300 juta dari karyawan Bank Century Karawang. Topik utama tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi dilatarbelakangi oleh subtopik-subtopik yang mendukung pada terbentuknya topik utama tersebut. Subtopik pertama terdapat pada paragraf 1, kalimat 1 : Empat kawanan rampok berhasil membawa kabur uang Rp 300 juta dari karyawan Bank Century Karawang. Subtopik di atas, menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap keamanan sangat minim sehingga menimbulkan perampokan pada karyawan bank. Masalah ini harus segera di atasi agar tidak terjadi kerugian lagi. Adanya

55 43 masalah ini sangat merugikan banyak pihak, terutama nasabah yang menyimpan uangnya pada Bank Century. Untuk membuktikan kebenaran subtopik tersebut Pikiran Rakyat mengangkat fakta, yaitu selain melukai korban, pelaku juga sempat menakut-nakuti warga dengan menembakan senjata api ke atas. Dalam kalimat di atas kita dapat melihat dan semakin mempertegas bahwa kejadian ini memang cukup merugikan banyak pihak baik materi maupun adanya trauma pada korban perampokan. Untuk membuktikan kebenaran subtopik kedua di atas, harian umum Pikiran Rakyat mengangkat adanya fakta yaitu: Selain melukai korban, pelaku juga sempat menakut-nakuti warga dengan menembakan senjata api ke atas Berdasarkan uraian di atas, bahwa adanya subtopik yang didukung oleh beberapa fakta-fakta yang dipaparkan secara luas dan tegas, membuktikan dan menegaskan bahwa bidang keuangan pemerintah sampai saat ini belum dapat mengatur dan mengoperasi secara baik. Pemerintah belum dapat memberikan penjelasan secara detail kepada masyarakat yang selalu bertanya-tanya tentang masalah ini. b. Konteks Dalam Di Dictionnaire de Linguistique (1973: 150) konteks diartikan sebagai les unités qui précèdent et qui suivent une unité déterminée. Konteks adalah kesatuan yang mendahului dan mengikuti kesatuan lain yang ditentukan. Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud. sarana yang dimaksud ialah bagian ekspresi yang mendukung kejelasan

56 44 maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks yang berupa bagian ekspresi yang dapat memperjelas maksud disebut ko-teks (co-text). Konteks yang berupa situasi yang berhubungan dengan kejadian lazim disebut konteks (context) ( Hallyday, M.A.K & Hasan R, 1976: 56). Ko-teks dan konteks dalam analisis wacana merupakan dua hal yang saling melengkapi. Dengan demikian, mengkaji wacana sangat bermanfaat untuk memahami makna/maksud penggunaan bahasa yang sebenarnya. Konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur, yaitu situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, saluran (Alwi 1998:421). Konteks wacana meliputi: 1. konteks fisis (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa pada suatu komunitas, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau perilaku dari pada peran dalam peristiwa komunikasi itu. 2. konteks epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh para pembicara maupun pendengar. 3. Konteks linguistik (linguistic context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi. 4. Konteks sosial (social context) yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar (mitra tutur).

57 45 c. Komponen Tutur Pada masyarakat dwibahasa, pemakaian bahasa-bahasa yang dikuasainya secara bergantian sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Hymes (1972: 51), ciri-ciri dimensi sosial budaya yang mempengaruhi pemakaian bahasa seorang penutur dapat digolongkan dalam delapan komponen yang disebut sebagai Komponen Tutur (Speech Component). Disebut demikian karena memang perwujudan makna sebuah tuturan atau ujaran ditentukan oleh komponen tutur. Kedelapan komponen tutur tersebut dapat diakronimkan dengan SPEAKING: Setting and Scene (latar), Participants (peserta), Ends (hasil), Act sequence (amanat), Key (cara), Instrumentalities (sarana), Norms (norma), dan Genres (jenis) (Suhardi & Sembiring, 2005:51-53). 1) Setting and scene. Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan variasi bahasa yang berbeda.berbicara di lapangan sepakbola pada waktu ada pertandingan sepakbola dalam situasi ramai Anda bisa berbicara keras-keras, berbeda dengan pembicaraan di ruang perpustakaan pada waktu banyak orang membaca, anda harus berbicara seperlahan mungkin. 2) Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima pesan. Dua orang yang bercakap dapat berganti peran sebagai pembicara dan pendengar, tetapi dalam khotbah di mesjid, khotib sebagai pembicara dan jemaah sebagai pendengar tidak dapat bertukar peran. Status sosial partisipan

58 46 sangat menentukan ragam bahasa yang digunakan. Misalnya, seorang anak akan menggunakan ragam atau gaya bahasa yang berbeda bila berbicara dengan orangtuanya atau gurunya, bila dibandingkan kalau dia berbicara terhadap teman-temannya. 3) Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Peristiwa tutur yang terjadi di ruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu kasus perkara. Namun, para partisipan dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Jaksa ingin membuktikan kesalahan terdakwa, pembela membuktikan bahwa terdakwa tidak bersalah, sedangkan hakim berusaha memberikan keputusan yang adil. 4) Keys, mengacu pada nada, cara, dan semangat, di mana suatu pesan disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh dan isyarat. 5) Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Bentuk ini juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, ragam dialek, atau register. 6) Norm or interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya, yang berhubungan dengan cara berinterupsi, bertanya, dan mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan bicara. 7) Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya. Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti

59 47 dapat melihat betapa kompleksnya peristiwa tutur yang yang telah terlihat, atau dialami sendiri dalam kehidupan kita sehari-hari. C. Iklan Iklan merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Perancis, yaitu re-clamare yang berarti meneriakkan berulang-ulang (Sudiana, 1984:1). Oleh karena itu meneriakkan berulang-ulang di pinggir jalan, lorong, ataupun yang sejenisnya sudah merupakan bersifat iklan. Bedanya hanyalah, bahwa iklan pada umumnya menggunakan media sehingga reklame dagangan dapat tersebar luas dan tidak perlu bersusah payah membawa barang atau jasa yang hendak dijual. Menurut Kasali (1992: 9) iklan adalah bauran dari promosi, dan bauran dari bagian pemasaran. Sedangkan Kleppner memberikan definisi periklanan sebagai terjemahan dari kegiatan advertising yang bersifat mengalihkan pikiran (Kleppner, 1990: 21). Periklanan, menunjukkan kegiatan komunikasi yang satu arah. Artinya, upaya mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Kleppner juga mendefinisikan periklanan sebagai suatu metode penyampaian pesan dari sponsor melalui sebuah medium impersonal (bukan tatap muka kepada banyak orang). Kehadiran iklan tidak hanya diperlukan oleh perusahaan semata-mata, tetapi juga oleh masyarakat luas. Artinya dengan adanya iklan maka masyarakat jadi tahu akan kelebihan dan keuntungan yang akan diperoleh daripada barang atau jasa yang dianjurkan tersebut. Kemudian dengan adanya iklan pula, masyarakat

60 48 jadi mudah mencari dimana tempat untuk mendapatkan barang atau jasa, sesuai dengan yang diinginkannya. Iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan menyakinkan. Komunikasi periklanan adalah suatu sarana informasi dari produsen kepada konsumen. Biasanya periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang atau jasa. Baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Kegiatan komunikasi periklanan didefinisikan sebagai, pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1995: 9). Kemudian kasali mengatakan juga bahwa, Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan (Kasali, 1995: 51). Iklan didefinisikan sebagai alat untuk memancing perhatian kepada calon konsumen dengan membangkitkan rasa keingin tahuan konsumen melalui katakata dan gambar-gambar (Martutik, 2006: 66). Menurut batasan atau definisi dalam arti teknis jurnalistik, iklan adalah salah satu bagian dari suatu media komunikasi yang memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan sesuatu atau melakukan timbal balik (respon) dengan tampilan semenarik mungkin. Pengertian serupa disampaikan oleh Rani (2006: 72), Iklan adalah alat yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian, sehubungan produk yang diiklankan dengan sasaran khalayak ramai.

61 49 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dalam menawarkan produk-produk suatu perusahaan dengan tampilan gambar dan kata-kata yang menarik yang termuat dalam media elektronik maupun media cetak. Iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan. Komunikasi periklanan adalah suatu sarana informasi dari produsen kepada konsumen, biasanya periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang atau jasa, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Secara lebih sederhana iklan didefinisikan sebagai, Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1992 : 9). Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya. Adapun iklannya itu sendiri biasanya dibuat atas pesanan si pemasang iklan itu, oleh sebuah agen atau biro iklan atau oleh bagian humas (public relation) lembaga pemasang iklan itu sendiri (Suhandang, 2005: 13) Dewasa ini, beribu-ribu iklan telah dihasilkan dengan berbagai jenis produk. Oleh sebab itu, komunikasi antara konsumen dan produsen pun dapat berjalan dengan lancar meskipun tidak bertemu secara langsung. Konsumen merasakan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan, begitu sebaliknya produsen merasa senang karena produk yang dihasilkan diterima di tengah-tengah masyarakat.

62 50 Salah satu iklan dalam majalah ELLE adalah iklan jam tangan Rolex watches yang populer dianggap sebagai simbol status dan majalah BusinessWeek memberikat Rolex peringkat # 71 pada tahun 2007 pada daftar tahunan 100 merek global paling berharga. Sejauh ini Rolex juga merek arloji mewah tunggal terbesar, menghasilka an sekitar jam per hari, dengan perkiraan pendapatan sekitar US $ 3 miliar ( 1,75) (3,02 CHF miliar). Pada tahun 1908 Wilsdorf mendaftarkan merek "Rolex" dan membuka kantor di La Chaux-de-Fonds, Swiss. Nama perusahaan "Rolex" yang terdaftar di 15 November Walaupun tidak memiliki arti yang jelas namun sebuah frasa dari Prancis dianggap berhubungan dengan asal mula kata Rolex yakni, horlogerie exquise, Yang berarti "jarum jam indah". Berikut ini adalah contoh iklan jam tangan Rolex dan masing-masing komponenn pendukung iklan majalah ELLE yang terkenal di Prancis. Ilustrasi Gambar Gambar 3: Iklan jam tangan Rolex La Montre du Leader Menurut Morrisan (2007: 278), iklan media cetak memiliki sejumlah komponenn atau bagian utama (basic component) yang mencakup kepala atau judul

63 51 iklan (headline), badan iklan (bodycopy), visual atau ilustrasi dan tata letak atau susunan (layout) iklan. 1. Headline Unsur yang memegang peranan penting, besar, singkat, dan padat. Headline itulah yang diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam ingatan pembacanya (Kusrianto, 2005: 328). Judul juga berfungsi mengarahkan pembaca untuk lebih jauh mengetahui tentang isi pesan atau produk yang ada didalamnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis judul menurut Pujiriyanto (2002: 38) adalah sebagai berikut: a. Bentuk huruf mendukung dan memancarkan watak tulisan b. Judul kontras dengan teks lainnya (warna, ukuran, bentuk) c. Tempatkan dalam frame atau bingkai d. Kata tidak terlalu panjang sehingga mudah dibaca e. Tempatkan judul ditengah-tengah f. Hindari judul dengan huruf kapital semua g. Bentuk visualisasi menunjang isi pesan seirama dengan isi dan maksud Sebagai judul teks iklan, biasanya jenis huruf yang dipakai berukuran lebih besar daripada teksnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan beberapa iklan memakai huruf yang sama besar, baik teks ataupun judulnya. Headline, disamping ilustrasi berfungsi sebagai penarik perhatian ditentukan juga oleh headline (Roman, Kenneth, dkk., 2003: 50). Headline pada iklan jam tangan Rolex diatas adalah LA MONTRE DU LEADER. Headline yang baik adalah merupakan inti dari pesan yang akan

64 52 disampaikan, dengann menawarkan keuntungan, pikiran, kata-kata, guna mencapai sasaran dan yang penting, hindari headlinee yang bersifat negatif, yang mencela atau bersikap ragu-ragu. 2. Teks / Bodycopyy Merupakan Teks informasii lengkap yang berisi informasi detail padaa sisi iklan. (Kusrianto, 2005: 328). Fungsinya sebagai penjelas makna iklan, yang memberikan informasi lebih rinci tentang produk atau jasa yang dijual. 3. ILustrasi a. Logo Logo merupakan desain khusus dari iklan yang berisi nama iklan atau produk. Logo dan iklan dapat ditafsirkan pada dua tingkatan yang dikenal sebagai tingkat permukaan dan tingkat yang mendasarinya. Tingkat permukaan menggunakan tanda-tanda kreatif untuk membuat gambar atau kepribadian untuk suatu produk mereka.tanda-tanda ini dapat berupa gambar, kata, font, warna, atau slogan. Sedangkann tingkat mendasarinya terdiri dari maknaa tersembunyi. Berikut ini adalah gambar logo Rolex. Gambar 4: Logo jam tangan Rolex

65 53 b. Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (warna). Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Berikut ini makna warna berdasarkan ilmu warna: 1) Warna merah, bersifat semangat membara, karena faktor warna merah mengadopsi warna darah di dalam tubuh, mentari pagi dan api. 2) Warna biru, memberi kesan kesejukkan, dingin, damai maupun memberikan ketenangan pikiran. Warna biru juga memberikan kesan luas pada ruang. 3) Warna kuning, merupakan perlambang kegembiraan, memberikan kesan terang, cerah, bersinar dan ketegasan. 4) Warna hijau, merupakan warna dedaunan yang melambangkan kesegaran, relaksasi, harmoni, kealamian, kesejukkan dan bersifat menenangkan. 5) Warna abu-abu, memberikan kesan ketenangan, keteduhan, maupun elegan. 6) Warna putih, merupakan warna netral, polos, formal dan bersih. Melambangkan harmonisasi, alami, kesucian, murni, ringan dan kelembutan. 7) Warna hitam, menggambarkan suatu misteri, kegelapan, independen dan dramatis. Selain itu juga mempunyai kesan kesunyian dan berwibawa, hitam termasuk warna solid, tegas dan kuat.

66 54 8) Warna ungu melambngkan warna bangsawan, aristokrat, kekuasaan, keagungan, keindahan maupun kelembutan. 9) Warna coklat, berkesan tua, kesederhanaan, kaya dan hangat. 10) Warna silver, berkesan glamour, mahal dan kemilauan. Warna silver juga melambangkan kekuasaan, dan kemakmuran. 11) Warna emas, meambangkan kemakmuran, aktif dan dinamis. (Sugiarto, 2013: 48-49) Pada gambar dan warna produk yang ditawarkan jam Rolex adalah warna perak. Pada warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas memiliki kesan glamour dan mewah. Bentuk lingkaran itu sendiri melambangkan perputaran waktu, kepenuhan waktu, simbol kesempurnaan, kekekalan dan kesetiaan. Begitu pula dengan makna dari latar belakang (background) yang dominan warna hitam, warna hitam adalah warna yang paling dominan tapi bisa juga bermakna kegelapan, warna hitam itu membuat pemakainya tampak terkesan lebih enerjik, elegan, penuh misteri, dan tidak mudah terpengaruh/netral. Hitam juga bersifat kuat, sehingga tidak mudah dikotori warna lain sehingga setia orang yang memakai jam tangan ini terlihat elegan dan kuat.

67 55 a. Fungsi iklan Pesan-pesan dalam iklan mengandung banyak fungsi. Fungsi-fungsi iklan tersebut peneliti kutif dari beberapa pendapat. Menurut Romdoni (2003: 21) periklanan itu berfungsi sebagai berikut. 1) Memberikan informasi periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen; 2) Membujuk/mempengaruhi periklanan bersifat membujuk terutama kepada pembeli potensial dengan menyatakan bahwa produk yang diproduksikannya lebih baik dari produk lain; 3) Memuaskan keinginan periklanan merupakan suatu alat yang dipakai untuk mencari tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan; 4) Alat komunikasi periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah anatara penjual dan pembeli sehingga mereka dapat bertemu dengan cara efektif dan efisien. Iklan juga dapat berfungsi memperluas alternatif bagi konsumen, membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya, dan iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya (Agustrijanto, 2001: 11). Menurut Sudrajat (1997: 19) iklan berfungsi informatif dan penerangan, pendidikan, menghibur, mempengaruhi sikap, sosial, dan lainlain. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi iklan adalah suatu alat atau media komunikasi untuk menginformasikan suatu barang atau jasa, sehingga

68 56 konsumen atau khalayak mengenal barang tersebut dan menimbulkan kepercayaan untuk menggunakannya. b. Tujuan Iklan Tujuan iklan menurut Jeffkins (1996: 17) adalah sebagai berikut. 1) Mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak; 2) Membujuk khalayak untuk membeli sebuah produk, misalnya produk A, dan bukan produk B, atau memproduksikan kelanjutan perilaku membeli produk A untuk seterusnya. Tujuan iklan menurut Suketi (2004: 20) adalah sebagai berikut. 1) Iklan tentang produk bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk tertentu yang benar-benar dihasilkan; 2) Iklan komersil bertujuan untuk mengomersilkan barang-barang daganganya pada konsumen; 3) Iklan berdampak langsung untuk mempengaruhi khalayak dengan satu tindakan yang segera. Jadi, seseorang yang melihat atau mendengarkannya langsung bereaksi dengan cepat. Iklan merupakan salah satu media komunikasi yang sangat efektif untuk digunakan sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen. Produsen sering menggunakan iklan sebagai alat untuk menawarkan atau mempromosikan produk-produknya. Oleh karena itu, semua perusahaan yang menghasilkan produk baru, berlomba-lomba dalam memasang iklan sebagus-bagusnya untuk

69 57 memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil penjualan produkproduknya. Namun sebenarnya, iklan terbagi menjadi dua macam, yaitu iklan lisan dan iklan tulis. Iklan lisan sering dijumpai di televisi, yang tersajikan dalam bentuk berupa kata-kata singkat namun menarik, disertai dengan gambar-gambar mencolok yang dapat bergerak, dapat dinikmati audio visualnya. Dan dapat dikatakan bahwa iklan lisan adalah iklan yang memuat tentang produk dengan tampilan audio visual yang menarik. Sedangkan iklan tulis merupakan iklan yang sering dijumpai di media cetak (majalah, tabloid, surat kabar, dll). Iklan tulis hanya berupa kata-kata dan gambar yang mencolok dan menarik, namun tidak dapat bergerak seperti di televisi. D. Majalah ELLE Majalah ELLE adalah salah satu majalah wanita yang berasal dari Prancis Majalah ini didirikan oleh Pierre Lazareff dan Istrinya Hélène Gordon pada tahun Saat ini, majalah Elle telah menjadi majalah popular di dunia. Majalah ini memberikan informasi yang termuktahir tentang model, kecantikan, gaya, kesehatan, dan hiburan. Ada 36 edisi diterbitkan di enam benua yang berbeda. Artikel dan editorial yang ditulis dengan baik dan inspirasi bagi perempuan dari segala usia. Wanita dapat bersaing dengan tren terbaru dalam mode dan membuat dengan membaca majalah ELLE setiap bulan. ELLE menyediakan gambar dan Informasi tentang pakaian terjangkau namun modis dan aksesoris. Berlangganan sangat terjangkau, dan wanita dapat menyimpan banyak uang dengan

70 58 berlangganan daripada membeli isu-isu baru dari kios setiap bulan. Jutaan pembaca di seluruh dunia secara teratur membaca majalah ELLE, termasuk lima juta di Amerika Serikat saja. Terletak di New York, staf balik ELLE mempertimbangkan fashion, kecantikan, dan gaya menjadi fitur utama dari majalah. Mereka juga menyediakan arsip online bagi pembaca untuk melihat masalah-masalah dari masa lalu. Beberapa perusahaan cabang termasuk ELLE Masakan dan Perempuan ELLE. ELLE diarahkan untuk gadis-gadis remaja yang tertarik pada fashion, hiburan kecantikan, dan gaya. Di setiap edisi Majalah ELLE dikemas dengan berbagai informasi yang menarik perhatian pembaca perempuan, seperti ulasan mengenai gaya hidup bintang, model dan lain lain. Bahkan perempuan yang tertarik pada fashion dan gaya akan menikmati membaca artikel ulasan tersebut.

71 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui tentang fenomena pemaknaan dalam iklan secara mendalam. Data yang digunakan dalam penelitian ini juga bukan merupakan data statistik melainkan data yang bersifat deskriptif, dengan kata-kata, bukan angka. Selain itu, melalui metode ini peneliti akan menjelaskan fenomena sosial secara lebih mendalam, karena akan banyak dipengaruhi oleh hal semisal konteks sosial, latar belakang sosio-kultural, dan subjektivitas peneliti sendiri (Kesuma, 2007: 21). Sedangkan menurut Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh, sehingga penelitian kualitatif juga berusaha untuk memahami suatu objek sehingga relevan dengan penelitian ini. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dalam penelitian 59

72 60 kualitatif yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006: 58). B. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah majalah ELLE, yang terbit pada bulan Januari-Maret 2011, sebanyak 13 edisi. Majalah ELLE merupakan majalah mingguan Perancis yang terbit pertama kali pada tahun 1940 di Perancis, dan menjadi salah satu majalah terpopuler. Subjek dalam penelitian ini ada tujuh buah iklan jam tangan Rolex. Data dalam penelitian ini adalah teks iklan berupa kata, frasa, klausa, kalimat atau paragraf yang didukung dengan gambaran visual seperti logo, ilustrasi dan warna. Data merupakan tempat beradanya objek penelitian (Kesuma, 2007: 27). Objek penelitian ini adalah piranti-piranti kohesi dan koherensi yang terdapat pada majalah iklan jam tangan serta makna wacana iklan jam tangan tersebut yang dianalisis menggunakan pendekatan mikrostrusktural dan makrostruktural. C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data diperlukan adanya alat pengambilan data yang biasanya disebut dengan instrument penelitian (Chaer, 2007: 37). Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan data, menganalisis dan melaporkan hasil penelitian (Santroni dan Komariah, 2010: 34).

73 61 Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto,1988: 2). Dalam pelaksanaannya penjaringan data metode simak diwujudkan melalui teknik dasar dan teknik lanjutkan. Menurut Sudaryanto (1988: 4), teknik dasar yang digunakan pada penelitian ini meliputi teknik sadap, yaitu penyimakan dengan meyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Teknik Simak Bebas Libat Cakap merupakan lanjutan teknik sadap, dalam teknik SBLC penulis tidak terlibat langsung dalam menentukan calon data, penulis hanya menjadi pemerhati atau pengamat terhadap tuturan yang muncul diperistiwa kebahasaan yang ada di luar dirinya. Data hasil penyimakan kemudian diketik dan dimasukan kedalam tebel klasifikasi data berdasarkan jenis piranti kohesi dan koherensinya Contoh: Setelah dilakukan pembacaan secara cermat, ditemukan data berupa kalimat yang diduga menggunakan kohesi ellipsis. Dugaan tersebut didasarkan atas ketidaklengkapan struktur kalimat yang tidak memiliki subjek dan predikat. Data tersebut kemudian dimasukan kedalam tabel seperti pada tabel (I) (terlampir).

74 62 D. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data digunakan metode padan dan metode agih. Metode padan adalah metode analisis bahasa yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan, sedangkan metode agih adalah metode analisis bahasa dengan alat penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 31). Alat penentu dalam rangka metode agih itu, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek saran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbial), fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat), klausa, silabi kata, titi nada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993: 33) Teknik lanjutan dalam penelitian ini adalah teknik baca markah dan teknik ganti,. Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca markah dalam suatu konstruksi (Kesuma, 2007: 66). Berikut ini adalah contoh analisa data dengan teknik baca markah (52) Notre nourriture ordinaire consistait en soupe de boeuf. Cela est sain et reconfortant. 'Makanan kami sekarang terdiri dari sup daging sapi. Hal itu menyehatkan dan menyegarkan' Kata penghubung et pada contoh (52) digunakan sebagi pemarkah hubungan penambahan, dengan adanya kata hubung et maka dapat disimpulkan bahwa dalam ujaran (52) terdapat kohesi gramatikal perangkaian atau konjungsi. Kata hubung et juga menunjukkan adanya koherensi berupa hubungan makna penambahan, karena digunakan sebagai pemarkah hubungan makna penambahan.

75 63 Selain teknik baca markah, juga digunakan teknik ganti. Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan kebahasaan tertentu di dalam suatu kontruksi dengan satuan kebahasaan yang lain di luar kontruksi yang bersangkutan (Kesuma, 2007: 58). Berikut ini adalah contoh penerapan analisis data dengan teknik ganti untuk menunjukkan adanya kohesi gramatikal substitusi. (53) Notre nourriture ordinaire consistait en soupe de boeuf. Cela est sain et reconfortant. 'Makanan kami sekarang terdiri dari sup daging sapi. Hal itu menyehatkan dan menyegarkan' Teknik ganti digunakan untuk mengetahui bahwa pada contoh (53) kata cela merupakan satuan lingual yang mensubstitusi atau mengganti satuan lain yang telah disebutkan sebelumnya yaitu soupe de boeuf. Pada contoh (54) kata cela diganti dengan kebahasaan lain yaitu soupe de boeuf. Proses penggantian tersebut mengakibatkan terbentuknya kalimat baru yang tetap dapat diterima. (54) Notre nourriture ordinaire consistait en de boeuf. La soup de Boeuf est sain et reconfortant. 'Makanan kami sekarang terdiri dari sup daging sapi. Sup daging sapi menyehatkan dan menyegarkan' Teknik lanjutan yang selanjutnya adalah teknik perluas. Teknik lesap perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan keabsahan yang dianalisis dengan menggunakan satuan keabsahan (Sudaryanto dalam Kesumah, 2007: 59) Selain metode agih, penelitian ini juga menggunakan metode padan. Metode Padan sering pula disebut metode identitas ialah metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual penentu dengan memakai alat

76 64 penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (lihat Sudaryanto: 1993). Berdasarkan alat penentunya, metode padan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode padan referensial. Metode padan diwujudkan melalui teknik dasar dan teknik lanjutan, teknik dasarnya adalah teknik Pilah Unsur Penentu atau teknik PUP (Sudaryanto, 1993). Teknik Pilah Unsur Penentu adalah teknik analisa data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu yang berupaya daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993). Daya pilah dalam penelitian ini adalah daya pilah referensial, yaitu daya pilah yang menggunakan referen atau atau sososk yang diacu oleh satuan kebahasaan sebagai alat penentu. Teknik lanjutannya dalah teknik hubung banding, yaitu teknik analisis data dengan cara mambandingkan satuan-satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu antara semua unsur penentu yang relevan dengan semua unsur satuan kebahasaan yang ditentukan (Sudaryanto, 1993). Teknik hubung banding yang digunakan adalah menyamakan unsur makna setiap bagian-bagian iklan. Berikut ini adalah contoh menggunakan metode padan untuk mendeskripsikan konteks situasi iklan jam tangan Rolex.

77 65 Gambar 5: Iklan jam tangann Rolex Judul teks pada wacana iklan jam tangan Rolex. Temoin des plus grands moments Rolex. Bukti dari moment yang lebih besar dan berharga judul teks ini mengacu pada gambaran kemewahan setiap pemakai jam tangan ini, sehingga menimbulkan perasaan bangga dan elegan bagi setiap pemakai jam tangann ini. Ilustrasi iklan jam tangan Rolex yaitu seorang wanita berkulit putih dengan menggunakan baju dan syal coklat dengann rok warnaa hijau di landasan pesawat udara. Ilustrasi ini juga dapat mengacu pada kemewahan bagi setiap orang yang menggunakan jam tangan Rolex. Unsur yang didapatkan dari gambaran dari wanita yang menggunakann baju dan syal coklat yang berada di landasan pesawat ini adalah penggambarann dari warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan, sedangkan warna hijau melambangkan rasa kesegaran, reaksasi, harmoni dan bersifat menenangkan.

78 66 Sedangkan syal coklat yang melekat di leher wanita tersebut adalah melambangkan kemewahan, hal ini diartikan jika setiap wanita yang menggunakan jam tangan ini akan terlihat elegan dan terkesan mewah. Melalui teknik hubung banding menyamakan diketahui bahwa ilustrasi tersebut menggambarkan kondisi seperti yang disampaikan pada judul teks yaitu Rolex. Temoin des plus grands moments Rolex. Bukti dari moment yang lebih besar dan berharga E. Keabsahan Data Menurut Satroni dan Komariah (2010: 164), nilai kepercayaan suatu penelitian terletak pada hasil penelitian yang diperoleh secara valid dan reliabel. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat teknik yaitu kredibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependabilitas (reliabilitas) dan konfirmabilita (objektivitas). Validitas mengacu pada kesahihan atau keabsahan (Alwasilah, 2005: 23). Ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah sudah tepat, benar, sesuai dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Satroni dan Komariah, 2010:164). Sedangkan validitas eksternal diperoleh dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil atau pada latar sosial yang berbeda dengan karakteristik yang hampir sama (Satroni dan Komariah, 2010: 165). Validitas data diperoleh dengan cara melakukan diskusi dengan teman yang

79 67 memiliki pengetahuan tentang analisis wacana, serta dosen pembimbing sebagai expert judgement. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Susan Stainback dalam Satroni dan Komariah, 2010: 166). Reliabilitas diperoleh dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan. Ketekunan tersebut diperoleh dengan cara pembacaan secara cermat dan berulang-ulang. Dengan pengamatan yang dilakukan secara berkesinambungan maka dapat diperoleh data yang benar dan akurat (Satroni dan Komariah: 2010: 168). Uji reliabilitas juga dilakukan dengan melibatkan expert judgement, yaitu dosen pembimbing. Hasil penelitian dikatakan memiliki derajat objektivitas tinggi apabila keberadaan data dapat ditelusuri dengan pasti. Uji konfirmatibilitas hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan (Satroni dan Komariah, 2010: 166).

80 BAB IV ANALISIS MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL IKLAN JAM TANGAN ROLEX PADA MAJALAH ELLE Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan berupa struktur mikro dan makro yang membangun iklan jam tangan Rolex pada majalah ELLE yang terbit pada bulan Januari-Maret 2011, sebanyak 13 edisi. Data dapat dilihat dalam lampiran data. A. Analisis Mikrostruktural Iklan Analisis mikrostruktural wacana iklan jam tangan Rolex pada penelitian ini meliputi meliputi aspek gramatikal (segi bentuk), sementara segi makna adalah struktur lahir bahasa yang mencakup aspek leksikal, yang pada akhirnya akan membentuk kohesi dan koherensi dalam wacana. 1. Piranti Kohesi Berdasarkan hasil penelitian pada iklan jam tangan Rolex ditemukan piranti kohesi gramatikal dan piranti kohesi leksikal. Kohesi yang membentuk kepaduan wacana tersebut yaitu (1) kohesi gramatikal referensi, (2) kohesi gramatikal subsitusi, (3) kohesi gramatikal ellipsis, (4) kohesi gramatikal konjungsi dan (5) kohesi leksikal reiterasi. a. Kohesi Gramatikal Referensi Referensi atau pengacuan adalah hubungan kata dengan objeknya atau hubungan antara suatu elemen dalam teks dengan sesuatu yang diacunya dan diinterpretasikan sesuai dengan konteksnya. Hubungan antara suatu elemen dengan sesuatu yang diacunya tersebut dapat berupa persona (kata ganti orang), 68

81 69 demonstratif (kata ganti petunjuk), dan komparatif (satuan lingual yang berfungsi membandingkan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya). Berdasarkan letak acuannya, referensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu, referensi yang acuannya terletak di dalam teks, disebut endofora dan referensi yang letak acuannya diluar teks, disebut eksofora. Referensi endofora dibedakan atas endofora anaforis dan kataforis. Endofora anaforis terjadi jika satuan lingual tersebut mengacu satuan lingual lain yang mendahului, sedangkan endofora kataforis merupakan kebalikan dari endofora kataforis, yakni mengacu pada satuan lingual lain yang mengikutinya. Berdasarkan hasil analisis iklan jam tangan Rolex hanya ditemukan referensi persona endofora anaporis dan kataporis. Referensi persona yang ditemukan berupa orang ketiga tunggal dan jamak. Berikut ini contoh-contoh hasil analisis referensi yang ditemukan di dalam ke delapan iklan jam tangan Rolex. (55) Femme de conviction Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste. Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre ( ) (Iklan 5, Femme de conviction) Wanita dengan penuh keyakinan Dia berpura-pura pendiam, namun tidak ada yang mampu menahannya. Wanita yang senang perkara besar ini tahu kapan harus mengamati, memahami dan mengejutkan( ) Pada wacana iklan Femme de conviction di atas ditemukan ada referensi persona subjek (elle) dan referensi persona objek tak langsung (lui) (orang ketiga tunggal). Referensi persona Elle dan lui mengacu pada Femme de conviction wanita dengan penuh keyakinan. Acuan Femme de conviction terletak di dalam teks wacana iklan tersebut dan berada di depan referensi persona elle (pengacu).

82 70 Dengan demikian maka elle pada kalimat (55) di atas merupakan jenis kohesi gramatikal persona yang bersifat endofora anaporis. (56) Son style n as clasique que l apparence. Pada kalimat (56) di atas juga menunjukkan pemakaian kohesi referensi persona dengan menggunakan kata ganti kepunyaan orang ketiga tunggal, yaitu son. Kata ganti kepunyaan son pada contoh di atas mengacu pada Femme de conviction, yang merupakan unsur yang berada di dalam teks. (57) Les Héroines Modernes Elles vivent à cent à l heure et courent rendez-vous d affaires en diner tendres. Elles assurent partout avec la même élégance et savent penser à elles sans oublier les autres. A ces aventurières du quotidien, il fallait blason d exception, une ROLEX. (Iklan 4, Les Héroines Modernes) Pahlawan moderen Mereka menjalani ratusan pertemuan bisnin dan makan malam yang mesra. Mereka melangkah kemanapun dengan keanggunan yang sama dan bisa berpikir tentang diri Mereka tanpa mengabaikan orang lain. Para wanita petualang sehari-hari ini layak mendapat sebuah lambang yang luar biasa, sebuah jam tangan Rolex Pada wacana iklan Les Héroines Modernes di atas ditemukan ada referensi persona yaitu elles (orang ketiga jamak). Referensi persona Elles mengacu pada Les Héroines Modernes pahlawan moderen. Acuan «Les Héroines Modernes» terletak di dalam teks wacana iklan tersebut dan berada di depan referensi persona elles (pengacu). Dengan demikian maka elles pada kalimat (57) di atas merupakan jenis kohesi gramatikal persona yang bersifat endofora anaporis. b. Kohesi gramatikal subsitusi Kohesi gramatikal subsitusi adalah penggatian satuan lingual tertentu yang telah disebutkan dengan satuan lingual lain. Berikut ini contoh kohesi gramatikal

83 71 subsitusi yang digunakan untuk menunjang kepaduan wacana iklan jam tangan Rolex. (58) Femme de conviction Cette passionné de grandes causes sait observer (Iklan 5, Femme de conviction) Wanita dengan penuh keyakinan Wanita yang senang perkara Frasa Cette passionné de grandes causes pada kalimat (58) di atas mensubsitusi frasa Femme de conviction yang telah disebutkan sebelumnya. Frasa Cette passionné de grandes causes Wanita yang senang perkara merupakan bentuk dari dari gejala atau ciri seorang wanita yang memiliki keyakinan yang besar, femme de conviction, sehingga frasa femme de conviction dapat disubsitusikan dengan frasa Cette passionné de grandes causes. c. Kohesi Gramatikal Elipsis Elipsis merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya (Sumarlam, 2003: 30). Pelesapan ini berupa elipsis nominal, verbal dan dan klausal. Berikut adalah perbandingan wacana iklan tersebut sebelum dan setelah mengalami pelesapan: (59) ( Ø) La montre du leader ( Inilah jam untuk para pemimpin ) Bandingkan dengan yang sudah dilesapkan [C est] la montre du leader ( Jamnya pemimpin ) (60) Rolex témoin ( Ø) des plus grands moments. Rolex. Saksi saat-saat berharga Bandingkan dengan yang sudah dilesapkan

84 72 Rolex témoin ( est) des plus grands moments. Pada contoh (59) dan (60) terdapat pelesapan satuan lingual verba. Unsur yang dilesapkan adalah Setelah dilesapkan wacana iklan tersebut menjadi lebih singkat namun tidak mengaburkan pesan yang hendak disampaikan. Pada contoh (60) unsur yang dilesapkan adalah verba être yang semestinya menghubungkan dua nomina yakni Rolex dan témoin. Dalam iklan ini, kedua nomina tersebut terpisah dengan adanya tanda titik (.). d. Kohesi gramatikal konjungsi Konjungsi merupakan salah satu kohesi gramatikal yang mendukung keterpaduana suatu wacana dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain. Pada analisis ke delapan iklan jam tangan Rolex ini ditemukan konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, preposisi atau kalimat yang memiliki kedudukan setara. Berikut contohcontoh konjungsi koordinatif yang ditemukan di dalam wacana iklan jam tangan Rolex pada majalah Elle France. (61) Elles vivent à cent à l heure et courent rendez-vous d affaires en diner tendres. (Iklan 4: Les Héroines Modernes) Mereka menjalani ratusan pertemuan bisnis dan makan malam yang mesra. (62) Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre. (iklan 5: Femme de Conviction)

85 73 Pada contoh (61) di atas konjugasi et merupakan konjugasi koordinatif penambah (aditif). Fungsi konjungsi et dalam wacana iklan tersebut menghubungkan kalimat Elles vivent à cent à l heure dengan courent rendez-vous d affaires en diner tendres, sebagai keterangan tambahan bahwa selain mereka melakukan pertemuan bisnis, juga mengadakan makan malam yang mesra. Kohesi gramatikal konjungsi pada contoh (62) merupakan konjugasi koordonatif penambah yang menghubungkan kata kerja observer dan comprendre. Selain konjugasi et yang berfungsi sebagai keterangan penambah, ditemukan juga konjugasi même yang fungsinya sama dengan konjugasi et. Berikut ini contoh konjugasi même yang ditemukan di dalam wacana iklan jam tangan Rolex. ( 63) Elle se faufile avec la grâce agile d une amazone. Même sur la tendence elle toujours en avance. ( Iklan Femme pressée) Dia menyelinap dengan lincah di antara kerumunan orang layaknya wanita penunggang kuda, bahkan saat dalam hal perkembangan dia selalu terdepan. Konjungsi même pada contoh (63) di atas digunakan untuk menambahkan keterangan keunggulan wanita yang dinamis, yang memiliki banyak aktivitas dengan waktu yang terbatas. Selanjutnya, di konjungsi yang dalam wacana iklan ini terdapat kata mais tetapi, namun yang merupakan sebuah konjungsi pertentangan, berikut ini contoh kalimat yang mengandung konjungsi pertentangan. (64) Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste (Iklan 4 : Femme de Conviction) Dia berpura-pura pendiam, namun tidak ada yang bisa menahannya.

86 74 Kohesi gramatikal konjungsi pada contoh (64) ditandai dengan adanya konjungsi koordinatif mais tetapi yang mengungkapkan hubungan berlawanan. Satuan lingual mais pada contoh (63) berfungsi menyatakan hubungan berlawanan secara koordinatif frasa joue la discrète dengan frasa rien ne lui résiste. Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. Berikut ini beberapa contoh konjungsi koordinatif yang ditemukan di dalam iklan jam tangan Rolex. (65) Quand le rythme ralentit, quand les choses deviennent... elle se faufile... (Iklan 8: Femme pressé) Saat ritme melambat, saat segalanya menjadi semakin runyam, dia menyelinap (66) Elle n aime rien tant que les challenges (Iklan 6: Femme de tête) Tak ada yang sangat dia sukai selain tantangan Konjungsi subordinatif pada contoh (65) merupakan konjungsi subordinatif waktu yang ditunjukkan dengan kata hubung quand. Konjungsi quand menghubungkan klausa inti Quand le rythme ralentit dan klausa inti quand les choses deviennent dengan klausa bawahan elle se faufile. Sedangkan pada contoh (66) merupakan konjugsi subordinatif yang memiliki hubungan pertentangan antara klausa inti elle n aime rien dengan les chalanges. Hubungan pertentangan tersebut ditunjukkan dengan konjungsi tant que.

87 75 e. Kohesi Leksikal Reiterasi Kohesi leksikal merupakan hubungan antar unsur dalam wacana secara semantis. Kohesi leksikal yang ditemukan di iklan jam tangan Rolex berupa kohesi leksikal reiterasi. Bentuk reiterasi yang ditemukan di iklan jam tangan Rolex pada majalah ELLE adalah bentuk repitisi (pengulangan) dan bentuk kolokasi. Berikut ini contoh-contoh bentuk kohesi leksikal reiterasi. (66) Elle est déterminée,... Quand le rythme ralentit, quand les choses deviennent... elle se faufile... elle toujours en avance. (iklan 8: Femme Pressé) Teguh kemauannya,efisien dan cepat. Saat ritme melambat, saat segalanya menjadi semakin runyam,dia menyelinap dengan lincah di antara kerumunan Contoh (66) di atas, menunjukkan contoh reiterasi dalam bentuk repitisi. Pada contoh (66) kata elle digunaan sebanyak tiga kali sementara kata quand sebanyak dua kali. Pengulangan kata elle di dalam wacana tersebut untuk menekankan citra wanita terburu-buru yang disampaikan iklan tersebut, sementara pengulangan kata quand yang merupakan konjungsi temporal menekankan pergerakan waktu, ritme kehidupan wanita. (67) Elle n aime rien Elle le fait tout en douceur (iklan 6) Tak ada yang disukai.dia melakukan semuanya dengan kelembutan (68) Un jour à Paris, le lendemain à Londres ou à New York. (iklan 7 : Suatu hari di Paris keeesokan harinya di London atau New York. Pengulangan kata elle yang merupakan kata ganti orang ketiga tunggal pada contoh (67) dilakukan untuk menekankan dan menggambarkan karakter wanita

88 76 yang dianggap cerdas. Sedangkan pengulangan kata depan à pada contoh (68) menandakan perpindahan tempat. Hal ini sesuai dengan deskripsi karakter wanita dalam iklan tersebut. Iklan tersebut menggambarkan wanita yang penuh aksi sebagai wanita yang memiliki pergerakan atau mobilitas tinggi. Kolokasi atau sandingan kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan sesuatu dan cenderung berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi cenderung merupakan kata-kata yang dipakai dalam domain tertentu. Pengguanaan kolokasi pasa wacana iklan tersebut seperti yang ditunjukkan di bawah ini: (iklan Femme de Tete) Dia memperlakukannya dengan penuh kelembutan Menyembunyikan kekuatannya melalui penampilannya yang feminin Kedua kata yang dicetak tebal yakni douceur kelembutan dan (68) Elle le fait tout en douceur...camoufler sa force sous une allure ultraféminine. ultraféminine ultrafeminin berkolokasi. Kata feminin yang menggambarkan karakter wanita seringkali diasosiasikan dengan keanggunan dan kelemah lembutan. 2. Piranti Koherensi a. Koherensi hubungan penambahan Hubungan makna penambahan merupakan hubungan yang mengungkapkan bahwa terdapat penambahan informasi pada informasi yang disampaikan sebelumnya. Koherensi hubungan makna penambahan pada iklan jam tangan Rolex pada majalah ELLE dapat diketahui dalam contoh berikut. (69) Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre Wanita yang senang perkara besar ini tahu kapan harus mengamati, memahami dan mengejutkan

89 77 Hubungan makna penambahan dari adanya konjungsi et dan yang menyatakan makna penambahan. Pada contoh (69) terdapat penambahan informasi mengenai wanita yang senang perkara besar tidak hanya mengetahui kapan dia harus observer mengamati, comprendre memahami, tetapi juga wanita itu mengetahui kapan dia harus surprendre mengejutkan. Adanya hubungan makna penambahan ini juga dapat diketahui dengan mengganti konjungsi et dengan penanda konjugsi lain yang menandakan makna hubungan penambahan seperti pada contoh (69a) (69a) Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre surprendre Wanita yang senang perkara besar ini tahu kapan harus mengamati, memahami, mengejutkan Contoh lain dari hubungan penambahan juga dapat di lihat dari contoh (70) di bawah ini. (70) Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste Dia berpura-pura pendiam, namun tidak ada yang bisa menolaknya Tanda hubung et, dan ou pada contoh (69) dan contoh (70) menunjukkan adanya keterkaitan unsur dalam kalimat. b. Hubungan makna pertentangan Hubungan pertentangan adalah hubungan yang mengungkapkan informasi yang disebutkan merupakan pertentangan terhadap informasi yang disebutkan

90 78 sebelumnya. Berikut ini contoh hubungan pertentangan yang ditemukan dalam iklan jam tangan Rolex. (71) Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste (iklan 4 : Femme de tete) Tak ada yang sangat dia sukai selain tantangan Pada contoh (71) di atas terdapat hubungan makna pertentangan dengan menggunakan mais tetapi. Adanya hubungan makna pertentangan ini juga dapat diketahui dengan mengganti konjungsi mais dengan penanda konjugsi lain yang menandakan makna hubungan pertentangan seperti pada contoh (71a). (71a.) elle joue la discrète, rien ne lui résiste Tak ada yang sangat dia sukai selain tantangan Tanda hubung mais, cependant dan toutefois pada contoh (71a) menunjukkan adanya keterkaitan unsur dalam kalimat. B. Analisis Makrostruktural Analisis makrostruktural merupakan analisis wacana yang menitik beratkan pada garis besar susunan wacana secara global. Tujuan dari analisis makro adalah untuk memahami teks secara keseluruhan. Analisis makro struktural pada iklan jam tangan Rolex meliputi analisis struktur tekstual, sistem leksis dan konteks. Konteks pada analisis makrostruktural berupa konteks situasi dan budaya. Pendekan makrostruktural pada Penelitian ini difokuskan pada analisis konteks situasi. Konteks situasi meliputi aspek verbal dan non verbal (visual) iklan jam tangan Rolex. Aspek verbal dan non verbal pada iklan meliputi judul, teks

91 79 ilustrasi, warna dan logo. Dalam pemaparan berikut ini terkandung berbagai prinsip penafsiran, yaitu penafsiran personal, temporal, lokasional dan analogi. 1. Iklan 1 «LA MONTRE DU LEADER» Pada priode bulan Maret 2011, Rolex meluncurkan produk jam tangan baru yang diberi judul la montre du leader. Iklan jam tangan Rolex ini dimuat di majalah ELLE, menempati satu halaman penuh. Iklan jam tangan Rolex merupakan jenis iklan komersial yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial dengan terjualnya produk yang dipromosikan. Pada iklan jam tangan La Montre du Leader, ditampilkan gambar produk jam tangan Rolex di tengah iklan dan hampir memenuhi halaman iklan tersebut. Warna dominan pada iklan ini adalah warna hitam, putih dan biru, warna hitam digunakan untuk menghiasi latar belakang, sedangkan warna putih dan biru melingkari gambar jam tangan, sehingga menimbulkan kesan cahaya yang dipacarkan oleh produk jam tangan Rolex, dimata pembaca. Berdasarkan komponen penyusunnya, iklan ini trediri dari judul (headline), isi teks (body copy), ilustrasi, dan warna. Berikut ini gambar iklan jam tangan Rolex La Motre du leader.

92 80 Headline (judul) Ilustrasi : Gambar jam tangann Rolex dan background berwarna putih berbentuk lingkaran. Body copy (teks isi) Gambar 6 : Iklan jam tangan Rolex La Montre du Leader a. Judul Judul teks pada wacanaa iklan 1 terletak pada bagian atas iklan La Montre du Leader jam pemimpin yang ditulis dengan warna putih. Di bagian bawah iklan atau gambar tertulis Découvrirr la day-date Temukan hari-tanggal. Tulisan la montre du leader jam pemimpin ditulis dengan huruf kapital dan ukuran huruf lebih besar di bandingkann dengan tulisan découvrir la day-date Temukan hari-tanggal, tujuannya selain untuk menarik perhatian pembaca, juga bertujuan untuk memberikan ilustrasi gambar jam tangan Rolex yang berada di bawahnya. Judul iklan menggunakan jenis huruf tidak bertungkai (sans serif). Jenis huruf ini memiliki makna moderen, kontemporerr dan efesien. Maksud dari tulisan La Montre du Leader jam pemimpin adalah dengan memakai jam

93 81 tangan Rolex, pengguna akan memiliki kesan yang berwibawa dan berkarisma seperti seorang pemimpin. Selain itu juga kata leader memiliki makna nomor satu, sebagaimana definisi yang diberikan dalam kamus Cambridge someone or something that is wining during a race or other situation where are people competing. Jadi, makna judul La Montre du Leader jam pemimpin adalah jam tangan Rolex merupakan jam tangan kualitas nomor satu. Sedangkan, tulisan Découvrir la day-date Temukan hari-tanggal berfungsi sebagai bagian isi (body copy), yang menjelaskan mengenai keunggulan dari jam tangan Rolex. Selain pengguna jam tangan Rolex dapat melihat jam, pengguna juga dapat melihat hari dan tanggal. Ungkapan Découvrir la day-date Temukan hari-tanggal juga memiliki makna kecepatan dan ketepatan (berkaitan dengan waktu). Hal ini menyiratkan bahwa jam tangan Rolex merupakan jam tangan yang tepat dan cocok digunakan oleh seseorang yang bergerak dengan kecepatan. b. Ilustrasi Ilustrasi merupakan bagian iklan yang berfungsi untuk menarik perhatian dan menstimuli agar pembaca membaca iklan secara keseluruhan iklan. Selain itu juga berfungsi untuk menyoroti fitur-fitur khusus produk, untuk memperjelas pernyataan pada body copy. Pada iklan di atas, ilustrasi iklan berupa gambar jam tangan. Latar belakang iklan berupa lingkaran berwarna putih dan biru yang membentuk lingkaran dengan latar berwarna hitam.

94 82 Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki ketahanan yang lama bila dipakai, sedangkan bentuk zig-zag pada rantai jam tangan adalah melambangkan semangat, gairah, dan gerak cepat (Cooper, 1988: 79). Jam tangan Rolex dapat diartikan sebagai jam tangan untuk orang yang memiliki semangat tinggi, memiliki gairah dan gerak cepat. Karakter semangat tinggi, memiliki gairah dan gerak cepat juga disimbolkan pada makna kata Découvrir le day-date Temukan hari dan tanggal. Berdasarkan ilustrasi iklan menyiratkan bahwa jam tangan Rolex di khususkan bagi orang yang memiliki aktifitas yang padat baik dalam urusan formal maupun nonformal. Sedangkan, warna putih dan biru pada background memberikan kesan efek pancaran cahaya yang dihasilkan dari jam tangan Rolex, sehingga menimbulkan kesan bahwa jam tangan Rolek merupakan jam tangan mewah dan elegan. c. Warna Penggunaan warna pada iklan bukan hanya bertujuan untuk membuat sebuah iklan menjadi terlihat bagus, tetapi juga memiliki makna dan maksud atau tujuan tertentu yang berguna untuk menyampaikan isi pesan produk. Warna pada iklan jam tangan Rolex di atas didominasi oleh warna hitam, putih dan biru. Warna hitam digunakan pada latar belakang (background) iklan, sedangkan warna putih berada di dekat produk jam tangan Rolex yang memberikan kesan seperti pancaran cahaya yang berasal dari jam tangan

95 83 Rolex. Dominasi warna hitam pada background memberikan kesan formal, berwibawa, kuat, dan tegas. Kesan formal akan terlihat bagi siapa saja yang menggunakan jam tangan Rolex ini, jam tangan ini dibuat khusus untuk pria sehingga akan menimbulkan dan memberi kesan wibawa bagi pria yang menggunakan jam tangan ini. Kesan kuat, jam tangan Rolex dibuat dengan kualitas yang terbaik dan canggih sehingga jam tangan ini didesain sesempurna mungkin agar bisa digunakan dalam moment apapun, meskipun jam tangan ini sering digunakan setiap hari tetapi tidak akan mudah rusak dan tidak akan mudah mati. Sedangkan, kesan elegan dan tegas, Pria yang menggunakan jam tangan Rolex ini akan terkihat elegan dan tegas. Sedangkan, warna putih memberikan kesan memberi kesan harmonisasi dan natural (alami). Harmonisasi yang baik, putih merupakan warna yang dapat dipadukan dengan warna apapun, pada background iklan jam tangan Rolex warna putih dipadukan dengan warna hitam agar terlihat kontras dan mudah menarik perhatian pembaca. Warna putih memiliki makna jika jam tangan Rolex akan terlihat serasi jika dipaduan dengan warna pakaian apapun. Sedangkan, kesan natural atau alami pada iklan jam tangan ini, Rolex memberikan penekanan jika dengan menggunakan jam tangan ini tidak akan menimbulan iritasi pada kulit pemakai karena menggunakan bahan yang tidak membahayakan. Warna biru yang melingkari produk jam tangan Rolex akankan merangsang kemampuan intuitif dan memudahkan dalam memusatkan pikiran pembaca pada produk jam tangan Rolex yang dipromosikan. Selain

96 84 itu juga, warna biru juga memiliki makna ketenangan, kestabilan, kepercayaan pembaca pada produk jam tangan Rolex. Judul iklan, jenis huruf yang digunakan, isi teks, dan warna pada iklan jam tangan La montre de leader jam tangan pemimpin memiliki tujuan untuk mengilustrasikan jam tangan Rolex yang diiklankan. Berdasarkan analisis terhadap piranti makrostruktural, pesan yang ingin disampaikan yaitu bahwa jam tangan Rolex merupakan jam tangan dengan kualitas nomor satu dan siapapun yang menggunakan jam tangan ini akan terkesan seperti modern, berwibawa dan elegan, sebagaimana layaknya seorang pemimpin atau orang penting. 2. Iklan 2 TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS Iklan ini diterbitkan pada priode bulan Januari 2011, dengan judul TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS yang dimuat di majalah ELLE. Iklan ini merupakan jenis iklan komersial yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan komersial dengan terjualnya produk yang dipromosikan. Pada iklan ini ditampilkan gambar seorang model wanita dengan tubuh atletis, menggunakan pakaian baju renang berada di pinggir sebuah pantai. Selain itu juga, iklan ini menampilkan produk jam tangan Rolex, yang terletak bagian pojok kiri iklan. Warna dominan pada iklan ini adalah warna perak. Berdasarkan komponen penyusun iklan, iklan ini tersusun atas judul iklan (headline), ilustrasi, logo dan warna. Berikut ini

97 85 gambar iklan jam tangann Rolex TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS. Judul iklan Ilustrasi: (latar laut, gunung dan awan), seorang wanita yang akan berenang, produk jam tangan Rolex Logo iklan Gambar 7: Iklan jam tangan Rolex Temoin des Plus Grands Moments a. Judul Judul iklan gambar: di atas adalah 1927 ROLEX. TEMOIN DES PLUS GRANDS MOMENTS, 1927 ROLEX. SAKSI DARI PRISTIWA-PRISTIWA BESAR. Tulisan judul pada iklan 2 menggunakan huruf times new roman dan bold. Times new roman merupakan jenis huruf serif, yakni kelompok jenis huruf yang memiliki tangkai. Tujuan judul dicetak tebal dan huruf besar semua, yakni untuk menarik perhatian pembaca mengenai jam tangan Rolex yang diiklankan. Sedangkan, pemilihan jenis huruf serif bertujuan untuk menimbulkan kesan kokoh dan kuat. Pada huruf serif, persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapatt pelebaran yang menyerupai penopang

98 86 atau tangkai. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno. Bagian atas dan bawah tiang pilar memang lebih besar agar bisa membuat pilar lebih kokoh (James Krause, 2004: 16). Tulisan 1927 dibuat lebih besar daripada tulisan lainnya pada iklan merupakan angka yang menunjukkan tahun di mana terjadi peristiwa-peristiwa besar, seperti pemberontakan kaum Komunis di Jawa Barat ( yang kemudian dijelaskan pada tulisan selanjutnya Temoins des plus grands moments, saksi dari pristiwa besar. Maksud dari judul iklan adalah untuk mempromosikan keunggulan dari jam tangan Rolex yang awet dan tidak mudah rusak. b. Ilustrasi Ilustrasi iklan jam tangan Rolex (pada gambar ) berupa seorang model wanita bertubuh atletis menggunakan baju renang yang menggunakan produk jam tangan Rolex, dengan latar belakang berupa hamparan pantai, gunung dan awan. Model wanita pada iklan tersebut terlihat menggunakan baju renang dan bertubuh atletis. Hal ini menyiratkan model iklan jam tangan tersebut adalah seorang olahragawati (perenang). Pada tangan kiri model wanita pada iklan terlihat sedang menggunakan jam tangan. Hal ini menggambarkan bahwa jam tangan Rolex itu kuat, tahan terhadap air, cocok digunakan oleh siapapun dan membuat seseorang yang memilikinya akan merasa nyaman saat mengenakannya.

99 87 c. Warna Warna dominan pada iklan jam tangan Rolex (gambar 7) terdiri dari warna perak. Warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas umumnya. Menurut ilmu warna, warna perak melambangkan jiwa mandiri serta selera mereka yang tinggi terhadap kemewahan, kemakmuran dan kekuasaan. Judul iklan, jenis huruf yang digunakan, isi teks, dan warna pada iklan jam tangan 1927 Rolex. Temoins des plus grands moments 1927 Rolex. Saksi peistiwa-pristiea besar saling berkaiyan yang bertujuan untuk mengilustrasikan jam tangan Rolex yang diiklankan. Berdasarkan analisis terhadap piranti makrostruktural, pesan yang ingin disampaikan yaitu bahwa jam tangan Rolex merupakan jam tangan yang tahan lama, awet, kedap air dan mewah. Siapapun yang menggunakan jam tangan ini akan terkesan menjadi sosok dengan semangat dan gairag yang tinggi. 3. Iklan 3 TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS Iklan ini diterbitkan pada priode bulan Maret Iklan ini diberi judul TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS yang dimuat di majalah ELLE. Iklan ini merupakan jenis iklan komersial yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan komersial dengan terjualnya produk yang dipromosikan. Pada iklan ini ditampilkan gambar seorang model wanita yang menggunakan gaun coklat dengan posisi tangan kanan di pinggul dan tangan kiri di pinggul memperlihatkan produk jam tangan Rolex. Sedangkan latar

100 88 belakang pada iklan ini berupa sebuah tempat landasan pesawat. Selain jam tangann Rolex terlihat digunakan oleh model wanita pada iklan ini, produk juga ditampilkan di pojok kiri iklan. Warna dominan pada iklan ini adalah warnaa perak. Berikut ini gambar iklan jam tangan Rolex TEMOINS. DES PLUS GRANDS MOMENTS. Judul (headline) Ilustrasi: Gambar wanita yang memakai jam tangan, jam tangan Rolex, pesawat udara, dan landasan pesawat. Logo Gambar 8: Iklan jam tangan Rolex Temoin des Plus Grands Moments a. Judul Judul iklan di atas GRANDS MOMENTS. adalah 1947 ROLEX. TEMOIN DES PLUS Judul iklan menggunakan jenis huruf bertungkai (serif). Jenis huruf bertungkai (serif) memiliki makna kokoh dan kuat. Pada huruf serif, persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di

101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap wacana iklan jam tangan pada majalah Elle yang meliputi delapan iklan jam tangan Rolex dengan judul La Montre du Leader, Temoins Des Plus Grands Moments, Temoins Des Plus Grands Moments, Les Héroines Moderns, Femme de Conviction, Femme de Tête, Femme d action, dan Femme pressé menghasilkan kesimpulan bahwa wacana iklan jam tangan ini adalah wacana yang padu. Kepaduan wacana ditunjang dengan penggunaan piranti kohesi dan koherensi yang bervariasi. Piranti kohesi meliputi kohesi gramatikal dan leksikal. Aspek-aspek gramatikal yang dimanfaatkan sebagai piranti pendukung kepaduan wacana iklan jam tangan meliputi: (i) referensi yang terdiri atas referensi endofora (ii) substitusi nomina untuk memperoleh unsur pembeda, menghilangkan kemonotonan dan variasi bentuk, (iii) elipsis kata kerja untuk membangun kalimat efektif, praktis dan ekonomis dalam bertutur, dan untuk membangkitkan daya pikir pembaca terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan dalam teks, (iv) konjungsi yang terdiri atas konjungsi koordinatif dan subordinatif. Aspek-aspek leksikal yang dimanfaatkan penutur untuk mendukung kepaduan wacana tersebut terdapat reiterasi. Piranti koherensi yang digunakan untuk membentuk wacana yang padu meliputi hubungan makna penambahan dan hubungan makna pertentangan. Piranti koherensi yang dominan yaitu hubungan makna penambahan. Hal ini 114

102 115 karena dengan menggunakan jam tangan Rolex akan menjadi nilai tambah dalam penampilan seseorang. Berdasarkan analisis makrostruktural diketahui bahwa konteks situasi yangberupa judul, teks, ilustrasi, warna, dan logo mendukung kepaduan wacana tersebut dari segi bentuk wacana dan isi wacana. Hal ini menandakan bahwa wacana iklan jam tangan Rolex pada Elle Français merupakan wacana yang apik susunannya sehingga pembaca dengan mudah menangkap apa yang diinformasikan dengan dibantu bentuk fisik wacana dan isi wacana tersebut. Judul iklan jam tangan Rolex menarik perhatian publik dengan menggunakan huruf yang ukuran yang lebih besar dari tulisan yang lain, dan menggunakan tipe berita. Judul ke delapan iklan jam tangan Rolex yang dianalisis menunjukkan kesan yang ditampilkan dengan menggunakan jam tangan Rolex. Teks iklan jam tangan Rolex terdiri dari dua naskah, naskah teks yang berfungsi menjelaskan lebih lanjut mengenai judul iklan, ditemukan di kedelapan iklan yang dianalisis dan naskah teks yang berfungsi untuk menjelaskan asesoris (termasuk jam tangan Rolex) dan pakaian yang digunakan oleh model iklan. Pada bagian naskah ini dijelaskan mengenai rincian bahan, ukuran dan perusahaan yang meluncurkan produk asesoris dan pakaian yang digunakan oleh model tersebut. Tujuh dari delapan delapan iklan jam tangan Rolex, menggunakan ilustrasi gambar model wanita yang menggunakan produk jam tangan Rolex, sedangkan iklan pertama yang berjudul La Montre du Leader Jam Pemimpin ilustrasi berupa jam tangan Rolex yang besar hampir memenuhi

103 116 seluruh halaman iklan. Pada hakikatnya, ilustrasi gambar berupa model gambar wanita merupakan representasi dari jam tangan Rolex. Pada wacana iklan kata elle merujuk pada jam tangan dan wanita yang merupakan representari dari jam tangan Rolex yang dipromosikan. B. Implikasi Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa Prancis sebagai materi tambahan untuk pengajaran bahasa. Analisis mikrostruktural seperti kohesi gramatikal konjungsi dapat digunakan sebagai tambahan dalam pengajaran materi keterampilan menulis (Expression Écrite). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya berbagai konjungsi yang digunakan untuk membentuk kalimat yang baik. Pengajar dapat menggunakan kalimat-kalimat yang mengandung konjungsi dalam wacana iklan tersebut untuk dijadikan contoh dalam membuat kalimat berkonjungsi yang baik. Piranti-piranti kohesi dan koherensi pada penelitian ini berkaitan dengan berbagai hubungan antar kalimat sehingga dapat bermanfaat dalam pengajaran materi sintaksis. Analisis makrostruktural berhubungan dengan makna iklan sehingga hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan dalam pengajaran semantik. C. Saran Pada kajian wacana ini belum dilakukan analisis sosiokultural sebagai bagian dari konteks wacana. Dengan keterbatasan peneliti dan untuk melakukan pembahasan yang lebih terpusat maka analisis makrostruktural pada penelitian ini difokuskan hanya pada konteks situasi. Untuk itu maka bagi calon peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian

104 117 yang lebih mendalam dengan menambahkan konteks sosiokultural sehingga dapat dihasilkan hasil analisis wacana yang lebih lengkap.

105 118 Daftar Pustaka Agustrijanto Seni Mengasah Kreatifitas dan Memahami Bahasa Iklan. Bandung: PT. Remaja Rosdakkarya. Aliah, Yoce Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Alwi, Hasan, dkk Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka. Aphotéloz, Denis Rôle et Fonctionnement de l anaphore dans la dynamique extuelle. Genève: Librairie Droz. Dalam (diunduh tanggal 15 Maret 2012). Baryadi, I. Praptomo Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli. Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Cooper, JC An Illustrated Encyclopaedia of Traditional Symbols. London: Thames & Hudson LTD. Darma, Yoce Aliah Analisis Wacana Kritis. Bandung: Penerbit Yrama Media. Djajasudarma, Fatimah T Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung:Refika Aditama. Dubois, Jean dan Lagane, Rène La Nouvelle Grammaire du Français. KOTA: Librairie Larousse. Eriyanto Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara. Halliday, M.A.K. dan R. Hasan Cohesion in English. London: Longman. Harris, S. Zellig. Maret Discourse Analysis. Vol. 28, No. 1, pp diunduh 27 Juni Hymes, Dell Foundations of Sociolinguistics: An Ethnograpic Approach. Phidelphia: U of Pennsylvania P. Jefkins, Frank Periklanan. Jakarta : Erlangga

106 119 Jorgensen, Marianne W. dan Louise J. Philips Analisis Wacana Teori dan Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kasali, Rhenald Manajemen Periklanan. Jakarta : PT. Pustaka Utama Graffity. Kesuma, Trimastoyo Jati Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks. Krause, Jim Design Basic Index: How Design Book: Ohio: North Light. Kridalaksana, Harimurti Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka. Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Liliweri, Alo Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Lukmana, E. Aminuddin Aziz dan Dede Kosasih Linguistik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Maingueneau, Dominique Analyser Les Texte des Communication. Paris: Dunod. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana Kajian Wacana : Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Paina Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa: Kajian Sosiopragmatik. Disertasi.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Poerwadarminta, W. J. S Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Pujiriyanto Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: Penerbit: Andi. Ramlan. M Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono. Rani, Abdul, Bustanul Arifin dan Martutik Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Satori, Djama an dan Aan, Komariah Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Silvana Sinar, Tengku Teori dan Analisis Wacana : Pendekatan Sistematik Fungsional. Medan: Pustaka Bangsa Press. Stubbs, Michael Discourse Analysis: The Sociolinguistic Analysis of Natural Language. Us: University of Chicago Press.

107 120 Sudaryanto Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Duta Wacana Universiy Pers Metode dan Tenknik Analisis Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana Universiy Pers. Sugiarto, Atok Color Vision: Paduan Bagi Fotografer dalam Memahami dan Menggunakan Warna. Yogyakarta: Kompas. Sumarlam Teori dan Praktik Analisis Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Tengku Silvana Sinar Teori dan analisis wacana: pendekatan linguistik sistemikfungsional. Pustaka Bangsa Press.

108 LAMPIRAN

109 L Analyse Microstructurale et Macrostructurale du Discours Publicitaire de la Montre Rolex au Magazine ELLE (Janvier Mars 2011) Par Radna Tulus Wibisono RÉSUMÉ A. Introduction L homme est un être social qui a besoin de communiquer avec les autres. La fonction de la langue est pour transmettre les messages. Il y a deux qualifications de la communication, ce sont la communication orale et la communication écrite. Le discours est partagé en deux, ce sont le discours oral et le discours écrit. Le discours oral est appelé la communication verbale, elle est utilisée nottamment à la télévision et à la radio. Le discours écrit est appelé la communication virtuelle, elle est utilisée au magazine, au journal, et au courrier éléctronique. La publicité est une forme de la communication écrite. Elle transmet un message d un émetteur vers un destinataire. Aujourd hui nous trouvons la publicité facilement dans toutes les situations de communication, n importe où, par exemple: dans la rue, dans le média (magazines, journaux, télévision, radio, etc). La publicité au magazine est un exemple du discours écrit. Comme une forme de discours la langue de la publicité a certains traits et caractéristiques. Selon Badudu (1988) les caractéristiques d une langue journalistique doivent être clair, attrayant, simple, et informatif, parceque dans la

110 publicité, l utilisation de la langue devient un aspect important pour le succès de la publicité. L analyse de discours est une approche multidisciplinaire qui étudie le contexte et le contenu du discours oral ou écrit. Le contexte de la langue est appelé le contexte internal, et le contexte lié à la culture est le contexte external. La publicité comprend au moins deux choses, ce sont les aspects verbales et non verbales. Les aspects verbales de publicité sont un certain nombre d aspects liés à la linguistique, tels que des mots, des phrases et les paragraphes sont résumées dans le titre et le texte. Les aspects non-verbales de l annonce comprennent des aspects non-linguistique. Au magazine ELLE nous trouvons beaucoup de publicités. ELLE est un magazine hebdomadaire féminin de la société française. Il est fondé en France en 1945 par Hélène Lazareff. ELLE devient un magazine international, sur une tranche haut de gamme véhiculant des modes. Le magazine ELLE propose une formule qui mêle la littérature et des informations, tout en promouvant un nouveau rôle pour la femme. ELLE est un magazine le plus vendu en France, la femme le lit pour guider à la mode, à la beauté et de tout actualité des femmes. La publicité dans ce magazine est orientée pour les femmes et les hommes, par exemple la publicité sur les vêtements, la voiture, les chaussures, la montre, et la parfum. La montre est très importante dans la vie, parcequ elle est un instrument pour savoir le temps et indiquer l heure.

111 La recherche qui a un titre L Analyse Microstructurale et Macrostructurale du Discours Publicitaire de la Montre Rolex au Magazine ELLE (Janvier Mars 2011), a pour but: 1. D identifier l aspect microstructural (la cohésion grammaticalle et la cohésion lexicale) 2. D identifier l aspect macrostructural (la cohésion textuelle, le système du lexique et le contexte). B. Développement Comme nous l avons déjà cité dans le chapitre précédent, puisqu il est utilisé comme un outil persuasif, la langue publicitaire est différente de la langue d un autre discours. C est l une des raisons de cette recherche. Selon le dictionnaire de la linguistique Dewan Bahasa Pustaka (via Sinar 2008: 5), le discours est l unité de la langue qui forme la langue écrite (texte) ou orale. Il désigne des suites de phrases considérées comme du point des règles de leur enchaînement. Il s agit donc de l intégration à l analyse linguistique. Douglas (via Mulyana, 2005: 3) a dit que le term discours vient de la langue Sansekerta wac/wak/vak, et puis devient wacana, ça veut dire parler. Selon Kridalaksana (1984: 208) le discours est l unité complèxe de langue, la hiérarchie grammaticale est l unité la plus grande et grammaticale. Ce discours est réalisé sous la forme de l essai dans son ensemble (roman, série de livres, encyclopédies, et), les phrases ou les mots qui portent le message complèt. Selon Kridalaksana (2009: 19), le discours est les ensembles les plus complets de langue, la hiérarchie grammaticale

112 est l unité la plus grande et grammaticale. Pour comprendre un discours, il est nécessaire d une étude du discours publicitaire qui traite le discours en termes de grammaire et du contexte. L analyse du discours a pour but de décrire ces marques. C est ainsi que nous faisons l analyse du discours en utilisant des approches microstructurales et macrostructurales. L analyse microstructurale se focalise sur la cohésion et la cohérence. Alors que l analyse macrostrucutural porte sur le contexte situationnel du discours. Nous utilisons la publicité de la montre Rolex qui se trouve dans le magazine ELLE qui est publié du mois de Janvier jusqu à Avril Les données de cette recherche sont collectées en utilisant la techique lecture attentivement. Nous utilisons deux méthodes pour analyser les données, ce sont la méthode distributionnelle pour décrire la cohésion et la cohérence dans le texte, et la méthode d identification par la référence pour décrire le contexte situationnel. La validité des données est obtenue par la validité de contenance. La fidélité des donnés est obtenue par le jugement d experts. 1. L Analyse Microstructurale Le discours est formé de deux termes, notamment en termes de la forme et du sens ou des termes de cohésion et de cohérence (Sumarlam, 2003: 86). Les relations cohésives dans le discours, en général caractérisés par la marque grammaticale (la cohésion grammaticale) et la marque lexicale (la cohésion lexicale). Les marqueurs grammaticales dans cette étude sont la référence, la

113 substitution, l ellipse, et la conjonction. Alors que les marqueurs lexicaux comprennent la répétitions, le synonymie, la collation, et l hyponyme. La cohérence est maintenue par le rapport d addition et de but. a) La Cohésion Grammaticale La relation grammaticale entre la forme de phrases est énoncée dans le système grammatical. La cohésion grammaticale se compose de la référence, la substitution, l ellipse, et la conjonction. (1) La Référence La référence est un type de cohésion dans la forme qui indique l unité multilingue en se référant à l unité linguale (ou les unités de référence) qui précèdent ou le suivent (Sumarlam, 2003: 23). La référence est rangée en deux classes, ce sont l endophore, qui se passe à l intérieure du texte, et l exophore, qui se passe à l extérieure du texte. La première est partagée en deux types, ce sont l anaphore et la cataphore. L anaphore désigne n importe quel type de reprise d une unité d un texte. On tend aujourd hui à donner à l anaphore un sens plus strict en l opposant à la cataphore. Nous pouvons parler de terme cataphorisé et de terme cataphorisant. Il y a donc l endophore cataphoris dans l exemple suivant. (1) Femme de conviction Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste. Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre (...)

114 Dans la citation de publicité (1), il y a la relation de la personne du pronom elle et lui. Elle et Lui se réfère au mot Femme de conviction. (2) La Substitution La substitution est une operation consistant à remplacer une partie détachable d un énoncé par un autre élément qui garde à l énoncé sa valeur grammaticale. L utilisation de substitution est illustrée par l exemple suivant: (2) Femme de Conviction... cette passionné de grandes causes sait observer... La phrase (2) est une phrase de la substitution. Cela est évident, dans la phrase cette passionné de grandes cause la femme qui a la grande confiance est substituée par une autre forme du mot femme de conviction. (3) L Ellipse L ellipse est l un de la cohésion grammaticale sous la forme d élimination de l unité de la langue. Par exemple: (3) (ǿ) La Montre du Leader. Dans la phrase (3) il y a une ellipse linguale, c est c est qui est éliminée. Nous pouvons voir le prossesus d ellipse dans l exemple suivant: (3a) (C est) La Montre du Leader du Leader (l ellipse) (ǿ) La Montre

115 (4) La Conjonction Dans le dictionnaire de Linguistique (1973: 113) la conjonction est définie comme un mot invariable qui sert à mettre en rapport deux mots ou groupes de mots de même fonction dans une même proposition, ou bien deux propositions de même fonction ou de fonction différentes. On réunit ainsi sous la même dénomination deux types de mot qui jouent le rôle de connecteurs ou d articulation logique du discours. Ce sont les conjonction de coordination et les conjonction de subordination. L utilisation de conjonction illustrée par l exemple suivant: (4) Elles vivent à cent à l heure et courent rendez-vous d affaires en diner tendres (Publicité 4: Les Héroines Modernes) (5)...Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre. (Publicité 5: Femme de Conviction) La conjonction d addition du citation de publicité (4) ci dessus marqué par la conjonction et. La conjonction d additif et sert à relier la fonction de la montre, ce sont les phrases Elles vivent à cent à l heure et courent rendez-vous d affairs en diner tendres. À l énoncé (5), il y a la conjonction de coordination d addition qui relie les verbes observer et comprendre. (b) La Cohésion Lexicale La cohésion lexicale est la relation entre les éléments dans un discours. Dans ce cas, nous pouvons produire un discours cohérent.. La cohésion lexicale se compose de la répétition, et la collocation.

116 (1) La Répétition La répétition est l unité de répétition de la langue (le mot, la phrase) dont le sens est considéré comme une partie de la signification de l autre unité linguale (Sumarlan, 2002: 45), par exemple: (6) Elle est déterminée... quand le rythme ralentit, quand les choses deviennent... elle se faufille... elle est toujours en avance. (publicité 8, femme pressé) Teguh kemauannya, efisien dan cepat. Saat ritme melambat, saat segalanya menjadi semakin runyam, dia menyelinap dengan lincah di antara kerumunan L unité du texte qui se répète est le mot elle et quand. La répétition du mot elle indique la femme, et la répétition du mot quand indique le temps et le rythme de la vie. (2) La Collocation La collocation est une association spécifique à l utilisation du mot qui a tendance à être utilisé côté à côté. On appelle collocation la distribution établie entre les morphème lexicaux d un énoncé, l abstraction faite des relations grammaticales existant entre les morphèmes (Sumarlam, 2003: 44). Par exemple: (7) Elle le fait tout en douceur... camoufler sa force sous une allure ultra-féminine. À la citation de publicité, la colocation indiqué par les mots douceur et ultra-féminine.

117 2. L Analyse Macrostructurale L analyse macrostructurale porte sur le contexte situationnel du discours. L approche macrostructurale dans cette recherche se concentre sur le contexte situationnel. a) Le contexte situationnel Le contexte situationnel est l environnement social dans lequel le discours est situé. Le contexte situationnel au publicité est les signes linguistiques sous la forme de titres, sous-titre, et les annonces textuelles, ainsi que des signes nonlinguistiques formé des illustrations. Le contexte situationnel est analysé en utilisant les principes d interprétation. Tout d abord, on doit connaitre le contexte du discours en utilisant la composante de parler. Ces discours se trouvent au magazine ELLE, publiés en Janvier-Mars Les participants du discours sont le destinateur (Wilsdorf Foundation qui est le producteur de Rolex) et le destinataire (le lecteur de ELLE ). C est un discours écrit contenant des informations variées sur un produit.

118 Le titre du publicité est La Montre du Leader, cette montre est approprié aux hommes actifes. Les couleurs blanc et bleu donnent l effect du lumière de Rolex. Sur le contexte socio-culturel, les femmes et les hommes peuvent mettre cette montre.

119 C. Conclusion Au terme de cette recherche, nous sommes en mesure de répondre aux questions que nous nous posions au départ. Tout d abord, l analyse microstructurale que nous avons adoptée nous a démontré à l évidence que les discours publicitaires, grâce à l unité du sens et à la properté de la forme, deviennent un bon discours. Ils adoptent les variétés de cohésion et de cohérence. Ce sont la référence, la substitution, l ellipse, la conjontion, la répétition, et la collocation. Le discours publicitaire, par l analyse microstructursle, est soutenu par l utilisation de la couleur, de l illustration, du logo, pour bien transmettre son message. Cette recherche peut etre utilisée par les professeurs quand ils enseignent l analyse du discours. Les étudiants peuvent améliorer leurs connaisances sur ce sujet. Nous donnons comme recommandation à l examinateur d observer l aspect socio-culturel du discours et d observer d autre discours avec différente approche.

120 L Analyse Microstructurale et Macrostructurale du Discours Publicitaire de la Montre Rolex Au Magazine ELLE (Janvier Mars 2011) Par Radna Tulus Wibisono EXTRAIT L objectif de cette recherche est (1) de décrire la cohésion; (2) et la cohérence du texte des discours publicitaires de la montre Rolex au magazine ELLE ; (3) de décrire le contexte situationel du discours publicitaire dans ce magazine. Les données de cette reherche sont collectées du magazine ELLE est publié en Janvier-Mars Elles sont obtenues en utilisant la technique de lecture attentive. Nous utilisons la méthode distributionnelle pour décrire la cohésion et la cohérence du texte, et la méthode d identification par la référence pour décrire le contexte situationnel. La validité des données est obtenue par la validité de contenance. La fidélité des données est obtenue par la validité de contenance et le jugement d experts. Les résultats de la recherche montre que (1) la cohésion dans un discours publicitaires du produit de la montre Rolex au magazine ELLE se compose de la cohésion grammaticale et lexicale. La cohésion grammaticale consiste la référence, la substitution, l ellipse, et la conjonction. Tandis que la cohésion lexicale se comprend de la répétition, et la collocation; (2) la cohérence dans un discours publicitaire du produit de la montre au magazine ELLE est maintenue par la rapport d addition et de but; (3) la contexte situationnelle indique que la montre Rolex au magazine ELLE addressée pour les femmes et les hommes actives. La cohésion et la cohérence indiquent que les discours publicitaires du produit de la montre au magazine ELLE sont de bon discours, contient de la propreté de la forme et de l unité de sens.

121 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 1) Analisis Mikrostruktural No Data Konteks Gramatikal Kohesi Leksikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 1 LA MONTRE DU LEADER Iklan ini dimuat di majalah ELLE periode bulan Maret Pada saat iklan ini dibuat, jam tangan di perancis sedang sangat digemari dan diminati oleh banyak kalangan. Latar pada iklan ini hanya terlihat pada background hitan dengan lingkaran warna perak. Iklan jam tangan Rolex disampaikan dengan suasana resmi dan formal. Hal ini terlihat dari bahasa dan backbround gambar yang ada pada iklan terlihat simple dan tidak menampilkan suasana ceria. Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun T ahun 1910, Rolex mengirimkan movement untuk pertama kalinya ke School of Horology di Swiss. Ilustrasi iklan jam tangan Rolex berupa gambar jam tangan dengan background lingkaran yang disesuaikan dengan isi teks dan judul teks. Judul teks LA MONTRE DU LEADER Bentuk: Gambar 1 (lihat lampiran) menunjukan bentuk jam tangan Rolex berupa lingkaran dengan rantai zigzag. Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki ketahanan yang lama bila dipakai, sedangkan bentuk zig-zag pada rantai jam tangan adalah melambangkan semangat, gairah, dan gerak cepat. Jam tangan Berdasarkan analisis mikrostruktural, secara gramatikal, pada iklan ini terdapat pelesapan (elipsis). Adapun unsur yang dilesapkan adalah adjectif démonstratif ce yang diikuti verba être. Berikut adalah perbandingan wacana iklan tersebut sebelum dan setelah mengalami pelesapan. C est la montre du leader Inilah jam untuk para pemimpin 132

122 Movement itu akhirnya memperoleh untuk pertama kalinya sertifikat chronometer di dunia.movement tersebut berhasil memenuhi 2 riteria utama dalam uji chronometer yaitu: 1) tingkat akurasi dan 2) kehandalan. Pada masa itu, jam-jam yang diproduksi memiliki kelemahan di casingnya. Debu dan air dengan mudah dapat masuk melalui caseback dan kenop (crown). Atas dasar itulah akhirnya Wilsdrof berusaha untuk menciptakan sebuah syatem casing yang anti debu dan air. Temuan di akhir tahun 1926 ini akhirnya merubah total system produksi di dunia horologi. Publikasi pertama kali casing Oyster ini dilakukan oleh Mercedes Gleitze seorang perenang wanita pertama Inggris yang berenang menyeberangi selat Inggris. Saat itu Mercedes menggunakan jam Rolex Oyster yang ditawarkan oleh Wilsdrof Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. Rolex dapat diartikan sebagai jam tangan untuk orang yang memiliki semangat tinggi. memiliki gairah dan jam tangan ini di khususkan bagi orang yang memiliki aktifitas yang padat baik dalam urusan formal maupun nonformal. Warna: Warna dominan pada iklan jam tangan Rolex (Gambar 1) terdiri dari warna hitam dan putih 1. Hitam Warna hitam digunakan pada latar belakang (background) iklan. a. Kesan Formal dan Berwibawa Kesan formal akan terlihat bagi siapa saja yang menggunakan jam tangan Rolex ini, jam tangan ini dibuat khusus untuk pria sehingga akan menimbulkan dan memberi kesan wibawa bagi pria yang menggunakan jam Bandingkan dengan yang sudah dilesapkan [C est] la montre du leader Jamnya pemimpin Setelah dilesapkan wacana iklan tersebut menjadi lebih singkat namun tidak mengaburkan pesan yang hendak disampaikan. 133

123 2 DECOUVRIR LA DAY-DATE tangan ini. b. Kesan Kuat Jam tangan Rolex dibuat dengan kualitas yang terbaik dan canggih sehingga jam tangan ini didesain sesempurna mungkin agar bisa digunakan dalam moment apapun, meskipun jam tangan ini sering digunakan setiap hari tetapi tidak akan mudah rusak dan tidak akan mudah mati. c. Kesan Tegas Pria yang menggunakan jam tangan Rolex ini akan terkihat tegas. 2. Putih a. Harmonisasi yang baik Putih merupakan warna yang dapat dipadukan dengan warna apapun, pada background iklan jam tangan Rolex warna putih dipadukan dengan warna hitam agar terlihat kontras dan mudah menarik Sekilas wacana iklan ini mirip sebuah kalimat perintah (imperatif) Umumnya sebuah kalimat imperatif dapat dikenali dengan adanya tanda seru (!), dan terdiri dari verba yang dikonjugasi namun seperti yang terlihat wacana iklan tersebut tanpa tanda seru (!), verba yang ada di iklan itu pun tidak dikonjugasikan melainkan masih dalam bentuk infinitif. (Riegel, 2009: ), mengemukakan bahwa beberapa infinitf dapat digunakan untuk menyatakan perintah, saran. Adapun subjeknya adalah semua orang yang 134

124 perhatian pembaca. Warna putih memiliki makna jika jam tangan Rolex akan terlihat serasi jika dipaduan dengan warna pakaian apapun. b. Kesan Natural dan Alami Pada iklan jam tangan ini, Rolex memberikan penekanan jika dengan menggunakan jam tangan ini tidak akan menimbulan iritasi pada kulit pemakai karena menggunakan bahan yang tidak membahayakan. Tulisan: Pada tulisan La Montre Du Leader, teks iklan menggunakan tulisan Lucida Console yang memiliki arti Elegan dan Modern. a. LA MONTRE DU LEADER Melihat Pemimpin Maksud dari kalimat diatas adalah kesan yang diberikan bagi pemakai jam tangan ini adalah memiliki wibawa dan charisma seperti membacanya. Bentuk yang demikian umumnya dijumpai di buku resep masakan, aturan lalulintas juga untuk catatan kecil sebagai pengingat, misal: Battre les oeufs en neige Kocoklah putih telurnya hingga berbusa Ne pas parler au condecteur Dilarang berbicara dengan pengemudi Acheter sucre Beli gula Dengan demikian penggunaan infinitif di dalam iklan tersebut digunakan untuk memberikan saran bagi siapa saja yang membaca agar membeli jam Rolex. 135

125 seorang pemimpin b. DECOUVRIR LA DAY-DATE Maksud dari wacana iklan diatas adalah jam tangan Rolex dapat digunakan setiap hari dan dalam keadaan apapun Ket Kohesi Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. HUbungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian 136

126 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 2) Analisis Mikrostruktural No Data Konteks Gramatikal Kohesi Leksikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 2 Rolex. Témoin des plus grands moments. Rolex. saat-saat berharga Saksi Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 7 s.d 14 Januari Latar tempatnya adalah diluar rumah (ditunjukan dengan ilustrasi adanya pantai dan gunung serta wanita yang menggunakan pakaian renang ) pada siang hari. Pada iklan ini suasana yang disampaikan terlihat santai bila dibandingka dengan iklan jam tangan Rolex lainnya, hal ini terlihat dengan pakaian wanita yang terlihat santai menggunakan pakaian renang di pantai dengan latar warna perak Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun 1905 Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Secara khusus mitra tutur iklan jam tangan Rolex Bentuk Gambar 2 (lihat lampiran) menunjukan bentuk jam tangan Rolex berupa lingkaran dengan berlian di pinggirnya dan rantai zigzag dengan lingkaran berupa spiral dari berlian. Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki ketahanan yang lama bila dipakai, berlian yang digunakan sebagai penghias sisi-sisi lingkaran menunjukan jika Berlian adalah batu permata yang paling kuat. Batu ini juga menjadi simbol kesetiaan dan kepolosan. Bentuk zig-zag pada rantai jam tangan adalah melambangkan semangat, gairah, dan gerak cepat, sedangkan spiral berlian Secara gramatikal, di wacana iklan ini terjadi pelesapan (elipsis). Unsur yang dilesapkan adalah verba être yang semestinya menghubungkan dua nomina yakni Rolex dan témoin. Dalam iklan ini, kedua nomina tersebut terpisah dengan adanya tanda titik (.). Berikut adalah wacana iklan tersebut bila mengalami elipsis. Rolex [est] témoin des pus grands moments. 137

127 adalah pembaca yang mengukai jam tangan atau para pembaca majalah yang memiliki ketertarikan terhadap kesempurnaan penampilan. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. End: Goals Tujuan iklan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca majalah bahwa terdapat jam tangan elegan yang bisa digunakan untuk bersantai. Iklan juga bertujuan untuk mempromosikan website atau situs resmi perusahaan Rolex sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website tersebut dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai macam-macam produk Rolex Outcome Pembaca yang tertarik akan mengunjungi situs resmi Rolex dan akan membeli produk jam tangan rolex Act Sequence: Wacana ini berisi gambar dan teks menunjukan arti dri kelahiran atau generative forces. Jam tangan ini dirancang khusus untuk para wanita Warna Warna dominan pada iklan jam tangan Rolex (Gambar 2) terdiri dari warna perak Pada aspek non-linguistik, salah satu contoh analisis wacana yang ditekankan pada gambar dan warna produk yang ditawarkan jam Rolex adalah warna perak. Pada warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas umumnya dikaitkan dengan Bulan atau Dewa Bulan dan sedikit kurang popular daripada emas. Dalam teks-teks alkimia, perak umumnya dikaitkan dengan dewi bulan (Luna). Menurut pandangan umum, elemen logam diartikan sebagai jiwa mandiri serta selera mereka yang tinggi terhadap kemewahan, kemakmuran dan kekuasaan. Begitu pula dengan makna dari latar belakang Rolex [ adalah] saksi saat-saat berharga Pelesapan usur verba être tidak mengganggu penyampaian pesan iklan tersebut. 138

128 yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang yang mendukung kata-kata yang digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca (background) gambar gunung dan awan yang menafsirkan bahwa ungu melambangkan semua orang yang dapat naik kelangit dan dapat mendekatkan diri pada Dewa atau Tuhan. Sedangkan awan yang masih terlihat pada sore hari melambangkan awan yang menutupi puncak dalam hal melambangkan sesuatu dan untuk imajinasi obyek yang pas atau ideal. Terdapat pula laut yang menjadi pemandangan di background dan seorang perempuan yang menggunakan baju renang yang akan berenang di laut itu. Makna yang dapat diambil dari analisis gambar latar belakang dan warna pada produk jam tangan tersebut bermakna jam tangan Rolex itu kuat, tahan terhadap air, cocok digunakan oleh siapapun dan membuat seseorang yang memilikinya akan merasa nyaman saat mengenakannya. 139

129 Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. Hubungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian Teks: Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian atas sebelah kiri berupa kalimat Rolex. Témoin des plus grands moments. Rolex. Saksi saat-saat berharga Makna dari wacana iklan diatas adalah jika jam tangan Rolex ini dibuat untuk para wanita yang memiliki tantangan terhadap sesuatu yang baru serta bagi wanita yang memiliki aktivitas yang padat baik secara formal maupun nonformal 140

130 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 3) Analisis Mikrostruktural Kohesi Leksikal No Data Konteks Gramatikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 3 Rolex. Témoin des plus grands moments. Rolex. Bukti dari moment yan lebih besar dan berharga Setting dan Scene: Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 18 Maret Latar tempatnya adalah diluar rumah (ditunjukan dengan ilustrasi adanya wanita dan landasan pesawat) pada siang hari. Pada iklan ini suasana yang disampaikan terlihat formal bila dibandingkan dengan iklan jam tangan Rolex lainnya, hal ini terlihat dengan pakaian wanita yang terlihat anggun dan elegan. Participants: Speaker/Sender Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun 1905 Bentuk Gambar 3 (lihat lampiran) menunjukan bentuk jam tangan Rolex berupa lingkaran dengan rantai zigzag. Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki ketahanan yang lama bila dipakai, sedangkan bentuk zig-zag pada rantai jam tangan adalah melambangkan semangat, gairah, dan gerak cepat. Jam tangan Rolex dapat diartikan sebagai jam tangan untuk orang yang memiliki semangat tinngi. memiliki gairah dan jam tangan ini di khususkan bagi orang yang memiliki aktifitas yang padat baik dalam urusan formal maupun nonformal. Secara gramatikal, di wacana iklan ini terjadi pelesapan (elipsis). Unsur yang dilesapkan adalah verba être yang semestinya menghubungkan dua nomina yakni Rolex dan témoin. Dalam iklan ini, kedua nomina tersebut terpisah dengan adanya tanda titik (.). Berikut adalah wacana iklan tersebut bila mengalami elipsis. Rolex [est] témoin des pus grands moments. 141

131 Receiver/Audience: Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Secara khusus mitra tutur iklan jam tangan Rolex adalah pembaca yang mengukai jam tangan atau para pembaca majalah yang memiliki ketertarikan terhadap kesempurnaan penampilan. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. End: Goals Tujuan iklan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca majalah bahwa terdapat jam tangan elegan yang bisa digunakan untuk bersantai. Iklan juga bertujuan untuk mempromosikan website atau situs resmi perusahaan Rolex sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website tersebut dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai macam-macam produk Rolex Outcome Pembaca yang tertarik akan mengunjungi situs resmi Rolex dan akan membeli produk jam tangan Warna Ilustrasi wacana iklan jam tangan Rolex diatas memiliki warna dominan coklat dan hijau, dan perak Warna Perak: Pada warna perak tersebut, memiliki makna logam mulia seperti emas umumnya dikaitkan dengan Bulan atau Dewa Bulan dan sedikit kurang popular daripada emas. Dalam teks-teks alkimia, perak umumnya dikaitkan dengan dewi bulan (Luna). Menurut pandangan umum, elemen logam diartikan sebagai jiwa mandiri serta selera mereka yang tinggi terhadap kemewahan, kemakmuran dan kekuasaan. Wanita dengan baju dan syal warna coklat dan rok warna hijau: Gambaran dari wanita yang menggunkan baju dan syal coklat yang berada dilandasan pesawat ini adalah penggambaran dari warna netral yang natural, hangat, membumi dan stabil, menghadirkan kenyamanan, Rolex [ adalah] saksi saat-saat berharga Pelesapan usur verba être tidak mengganggu penyampaian pesan iklan tersebut. 142

132 rolex Act Sequence: Wacana ini berisi gambar dan teks yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang yang mendukung kata-kata yang digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca. memberi kesan anggun dan elegan, sengankan warna hijau melambangkan rasa kebanggan bagi setiap pemilik jam tangan ini. Sedangkan syal coklat yang melekat dileher wanita tersebut adalah melambangkan kemewahan, hal ini diartikan jika setiapwanita yang menggunkan jam tangan ini akan terlihat elegan dan terkesan mewah. Teks: Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian atas sebelah kiri berupa kalimat Rolex. Témoin des plus grands moments. Rolex. Bukti dari moment yang lebih besar dan berharga Makna dari wacana iklan diatas adalah jika jam tangan Rolex ini dibuat untuk para wanita yang memiliki tantangan terhadap sesuatu yang baru serta bagi wanita yang memiliki aktivitas yang padat baik secara formal maupun nonformal 143

133 Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. HUbungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian 144

134 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 4) Analisis Mikrostruktural No Data Konteks Gramatikal Kohesi Leksikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 4 Les Héroines Modernes Pahlawan Moderen Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 14 Januari Latar tempatnya adalah diluar rumah (ditunjukan dengan ilustrasi adanya wanita yang menggunakan motor besar) pada siang hari. Pada iklan ini suasana yang disampaikan terlihat non formal bila dibandingkan dengan iklan jam tangan Rolex lainnya, hal ini terlihat dengan pakaian wanita yang terlihat santai. Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun 1905 Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Secara khusus mitra tutur iklan jam tangan Rolex adalah pembaca yang mengukai jam tangan atau para pembaca majalah yang memiliki ketertarikan terhadap Iklan jam tangan Rolex dimuat di majalah Elle edisi 14 Januari Bentuk Ilustrasi wacana iklan jam tangan Rolex diatas berupa gambar wanita menggunakan pakaian yang terlihat santai dengan menggunakan jaket dan kaos kaki hitam, celana abu-abu dengan mememgang helm di jalan raya. Pada iklan ini warna yang mendominasi adalah warna hitam. Jam tangan yang digunakan oleh wanita pada gambar 4 adalah berupa lingaran dengan rantai berupa lengkungan-lengkungan. Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki 145

135 Elles vivent à cent à l heure et courent rendezvous d affaires en diner tendres. Elles assurent partout avec la même élégance et savent penser à elles sans oublier les autres. A ces aventurières du quotidien, il fallait blason d exception, une ROLEX. Mereka menjalani ratusan pertemuan bisnin dan makan malam yang mesra. Mereka melangkah kesempurnaan penampilan. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. Tujuan iklan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca majalah bahwa terdapat jam tangan elegan yang bisa digunakan untuk bersantai. Iklan juga bertujuan untuk mempromosikan website atau situs resmi perusahaan Rolex sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website tersebut dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai macam-macam produk Rolex Pembaca yang tertarik akan mengunjungi situs resmi Rolex dan akan membeli produk jam tangan rolex Wacana ini berisi gambar dan teks yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang yang mendukung kata-kata yang ketahanan yang lama bila dipakai, sedangkan lengkungan pada rantai jam memiliki makna keanggunan. Wanita didalam iklan jam tangan ini menunjukan meskipun dia dalah seorang yang menyukai tantangan namun masih memiliki keanggunan layaknya wanita feminim. Warna Warna Hitam: Pada warna hitam tersebut, memiliki makna Misterius dan independen Positif, daya tarik dan kekuatan. Kedalaman, kesungguh-sungguhan. Wanita dengan baju warna hitam dan celana warna abu-abu: Gambaran dari wanita yang menggunkan baju atau jaket berwarna hitam adalah penggambaran dari kekuatan dan kemisteriusan, sedangkankan warna abu-abu adalah warna yang melambangkan kedewasaan, tenang, tidak egois dan bijaksana. Dari segi gramatikal, dalam wacana ini ditemukan pengacuan (referensi). Pengacuan yang dimaksud adalah pengacuan persona, seperti yang terlihat di bawah ini : Elles assurent.. à ces aventurières il fallait... nomina aventurières wanita petualang tersebut mengacu pada elles. Selain referensi, dalam wacana ini juga ditemukan konjungsi yakni kata et dan. Dalam wacana tersebut konjungsi et dan digunakan sebanyak 146

136 kemanapun dengan keanggunan yang sama dan bisa berpikir tanpa mengabaikan orang lain. Para wanita petualang sehari-hari ini layak mendapat sebuah lambang yang luarbiasa, sebuah jam tangan Rolex. digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca.mengunjungi situs resmi Rolex dan akan membeli produk jam tangan rolex Act Sequence: Wacana ini berisi gambar dan teks yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang yang mendukung kata-kata yang digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca. Teks: Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian tengah sebelah kiri berupa kalimat. Les Heroines Modernes. Font yang digunakan adalah Century Gothic yang memiliki makna streamline, fungsional, modern dan kontemporer. Wacana iklan pada kalimat ini adalah menunjukan jika wanita yang menggunakan jam tangan ini adalah yang memiliki jiwa petualangan dan selalu berada di luar rumah, jam tangan ini cocok digunakan untuk bersantai dan bepergian. dua kali seperti yang ditunjukkan di bawah ini: Elles vivent... et courent rendez-vous.. Elles assurent... et savent penser... Penggunaan konjungsi et dalam wacana tersebut menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain. Adapun konjungsi et mempunyai makna penambahan (aditif). Secara leksikal, iklan ini berisi pengulangan (repetisi). Adapun unsur yang diulang adalah pronomina elles, seperti yang terlihat di bawah ini: 147

137 Elles vivent à cent à l heure... Elles assurent partout avec la même élégance... Pengulangan kata elles dalam wacana iklan tersebut memberikan penekanan bahwa jam tangan Rolex itu didesain khusu untuk para wanita masa kini yang memiliki beragam aktivitas namun tetap elegan. Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi 148

138 Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. HUbungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian 149

139 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 5) Analisis Mikrostruktural No Data Konteks Gramatikal Kohesi Leksikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 5 Femme de Conviction. Wanita penuh keyakinan yang Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 14 Januari Latar tempatnya adalah diluar rumah (ditunjukan dengan ilustrasi adanya wanita yang berjalan di tangga suatu gedung) pada siang hari. Pada iklan ini suasana yang disampaikan terlihat formal bila dibandingkan dengan iklan jam tangan Rolex lainnya, hal ini terlihat dengan pakaian wanita yang terlihat anggun dan elegan seperti wanita yang bekerja. Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun 1905 Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Secara khusus mitra tutur iklan jam tangan Rolex Iklan jam tangan Rolex dimuat di majalah Elle edisi Maret Bentuk Ilustrasi wacana iklan jam tangan Rolex diatas berupa gambar wanita menggunakan pakaian yang terlihat anggun dengan stelan baju abu-abu dan menggunakan tas warna hitam di sebuah tangga. Gambar 2 (lihat lampiran) menunjukan bentuk jam tangan Rolex berupa lingkaran dengan rantai zigzag. Lingkaran pada jam tangan Rolex melambangkan kesempurnaan dan keabadian, dengan kata lain jam tangan ini memiliki ketahanan yang lama bila dipakai, Jam tangan Rolex dapat diartikan sebagai jam tangan untuk orang yang memiliki semangat tinngi. 150

140 Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste. Cette passionné de grandes causes sait observer, comprendre, et surprendre. Son style n as clasique que l apparence Dia berpurapura pendiam, namun tidak ada yang bisa menolaknya. Wanita yang senang perkara besar ini tahu kapan harus mengamati, memahami dan mengejutkan. Gayanya tidak seklasik tampilannya. adalah pembaca yang mengukai jam tangan atau para pembaca majalah yang memiliki ketertarikan terhadap kesempurnaan penampilan. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. Tujuan iklan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca majalah bahwa terdapat jam tangan elegan yang bisa digunakan untuk bersantai. Iklan juga bertujuan untuk mempromosikan website atau situs resmi perusahaan Rolex sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website tersebut dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai macam-macam produk Rolex Pembaca yang tertarik akan mengunjungi situs resmi Rolex dan akan membeli produk jam tangan rolex Wacana ini berisi gambar dan teks yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai memiliki gairah dan jam tangan ini di khususkan bagi orang yang memiliki aktifitas yang padat baik dalam urusan formal maupun nonformal. Warna Warna Abu-abu Pada warna abu-abu tersebut, menurut pandangan umum,melambangkan kedewasaan, tenang, tidak egois dan bijakasana. Wanita dengan baju abu-abu dan tas warna Hitam, gambaran dari wanita diatas yang menggunkan baju abu-abu dan tas hitam dalah penggambaran dari wanita yang dewasa dan bijakasana. Tangga, makna yang dapat diambil dari analisis gambar latar belakang dan warna pada produk jam tangan tersebut bermakna jam tangan Rolex itu adalah produk yang dapat digunakan baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Sedangkan warna emas pada jam tangan ini Secara gramatikal, wacana iklan ini berisi pengacuan dan konjungsi. Pengacuan yang dimaksud adalah pengacuan persona seperti di bawah ini: Elle joue la discrète... Cette passionné de grandes causes sait observer... Pada contoh di atas, baik kata elle dia perempuan maupun kata cette passionné wanita yang gemar akan..ini mengacu pada femme de coviction wanita yang penuh keyakinan. Selanjutnya, konjungsi di yang 151

141 produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang yang mendukung kata-kata yang digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca. melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang menunjukan jika wanita yang menggunakan jam tangan ini akan terkesan adalah seorang wanita dari kalangan atas. Teks Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian atas sebelah kanan berupa kalimat. Femme De Conviction. Font yang digunakan adalah Times New Roman Italic yang memiliki makna mencerminkan kekuatan, konsistensi, dan ekonomis. Makna dari wancana iklan diatas adalah jika seorang wanita yang menggunakan jam tangan ini adalah wanita yag memiliki keyakinan yang tinggi terhadap dirinya dalam wacana iklan ini terdapat kata mais tetapi, namun yang merupakan sebuah konjungsi, berikut adalah penjelasannya. Elle joue la discrète, mais rien ne lui résiste. Dia berpura-pura pendiam, namun tidak ada yang bisa menolaknya Konjungsi tersebut tergolong adversif dan mempunyai makna pertentangan. Konjungsi mais dalam wacana tersebut mempertentangkan antara penampilan seseorang yang terkesan pendiam, tidak mampu 152

142 mengekspresikan dirinya namun tak disangka-sangka bisa meyakinkan orang lain sehingga tidak ada orang yang mampu menolaknya Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. HUbungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi 153

143 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 6) Analisis Mikrostruktural No Data Konteks Gramatikal Kohesi Leksikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 6 Femme de Tete. Wanita cerdas Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 14 Januari Latar tempatnya adalah didalam rumah ditunjukan dengan ilustrasi adanya wanita yang duduk di ruangan Pada iklan ini suasana yang disampaikan terlihat formal bila dibandingkan dengan iklan jam tangan Rolex lainnya, hal ini terlihat dengan pakaian wanita yang terlihat anggun dan elegan seperti wanita yang bekerja. Ilustrasi iklan jam tangan Rolex berupagambar jam tangan dengan background lingkaran yang disesuaikan dengan isi teks dan judul teks. Judul teks Femme de Tete. Warna dominan pada iklan jam tangan Rolex (Gambar 6) terdiri dari warna hitam dan coklat 1. Hitam Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun 1905 Pembaca Majalah ELLE yang bisa berbahasa prancis. Secara khusus mitra tutur iklan jam tangan Rolex Warna hitam digunakan pada latar belakang (background) iklan. a. Kesan Formal Kesan formal akan terlihat bagi siapa saja yang menggunakan jam tangan Rolex ini, jam tangan ini 154

144 Elle n aime rien tant que les challenges. Conclure un accord et convaincre en quelques minutes, c est sa seconde nature. Elle le fait tout en douceur. Son ultime atout: camoufler sa force sous une allure ultraféminine Tak ada yang sangat dia sukai selain tantangan, Membuat persetujuan dan mampu meyainkan orang lain dalam hitungan menit, iulah karakteristik keduanya. adalah pembaca yang mengukai jam tangan atau para pembaca majalah yang memiliki ketertarikan terhadap kesempurnaan penampilan. Pembaca Majalah ELLE sebagian besar adalah dari kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. Tujuan iklan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca majalah bahwa terdapat jam tangan elegan yang bisa digunakan untuk bersantai. Iklan juga bertujuan untuk mempromosikan website atau situs resmi perusahaan Rolex sehingga konsumen tertarik untuk mengunjungi website tersebut dan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai macam-macam produk Rolex Wacana ini berisi gambar dan teks yang disertai dengan ilusi sehinga dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai produk, bujukan untuk menggunakan produk juga himbawan untuk melihat macam-macam produk yang ada di situs resmi Rolex. Dalam iklan ini terdiri dari teks serta gambar yang dibuat khusus untuk wanita sehingga akan menimbulkan dan memberi kesan anggun dan formal serta misterius bagi wanita yang menggunakan jam tangan ini. b. Kesan Kuat Jam tangan Rolex dibuat dengan kualitas yang terbaik dan canggih sehingga jam tangan ini didesain sesempurna mungkin agar bisa digunakan dalam moment apapun, meskipun jam tangan ini sering digunakan setiap hari tetapi tidak akan mudah rusak dan tidak akan mudah mati. c. Kesan Elegan dan Tegas Wanita yang menggunakan jam tangan Rolex ini meskipun feminim dan anggun namun akan tetap memberikan kesan elegan dan tegas. Secara leksikal, wacana iklan ini berisi pengulangan (repetisi). Unsur yang diulang adalah kata elle seperti yang terlihat di bawah ini: Elle n aime rien tant...elle le fait tout... Pengulangan kata elle yang kata ganti ganti orang ketiga tersebut dilakukan untuk menekankan, menggambarkan karakter wanita yang dianggap cerdas. Selain itu, wacana iklan tersebut juga berisi kolokasi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini: 155

145 Semuanya dilakukan dengan penuh kelembutan. Kunci keberhasilannya: Menyembunyika n kekuatannya melalui penampilannya yang feminin yang mendukung kata-kata yang digunakan sehingga menjadi daya tarik untuk para pembaca. 2. Coklat Coklat merupakan warna bumi Pada warna coklat tersebut memiliki makna tanah atau bumi, menggambarkan seorang wanita yang memiliki kesan hangat dan akrab, warna ini juga memberikan sentuhan yang menenanngkan serta elegan. Tulisan: Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian atas sebelah kanan berupa kalimat Femme De Tete Font yang digunakan adalah Times New Roman Italic yang memiliki makna mencerminkan kekuatan, konsistensi, dan ekonomis. Untuk menarik perhatian, iklan jam tangan Rolex lebih ditekankan pada kecerdasan seorang wanita yang menggunakan jam tangan ini...elle le fait tout en douceur...camoufler sa force sous une allure ultraféminine. Kedua kata yang dicetak tebal yakni douceur kelembutan ultra-féminine ultrafeminin berkolokasi. dan Kata feminin yang menggambarkan karakter wanita seringkali diasosiasikan dengan keanggunan dan kelemahlembutan. 156

146 Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. Hubungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian 157

147 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 7) Analisis Mikrostruktural Kohesi Leksikal No Data Konteks Gramatikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f Rolex: Oyster Perpetual Yacht-master Femme d action Wanita yang penuh aksi Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 14 Januari Pada sat iklan ini sedang dibuat, jam tangan di Peranci sedang digemari dan diminati banyak kalangan. Latar pada iklan ini hnya terlihat pada background hitam dengan lingkatan warna perak. Iklan jam tangan Rolex disampaikan dengan suasana resmi dan formal. Hal ini terlihat dari bahasa dan background gambar yang ada pada iklan terlihat simple dan tidk menampilkan suasana ceria. Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun Tahun 1910, Rolex mengirimkan movement pertama kalinya ke School of Horology di Swiss. Movement itu Iklan jam tangan Rolex dimuat di majalah Elle edisi 14 Jauari Ilustrasi iklan jam tangan Rolex berupa gambar jam tangan yang dipakai oleh seorang wanita dengan background berada di stasiun kereta, dan wanita yang sedang duduk di ruangan. Bentuk Wanita yang mengenakan jam tangan ini terlihat berada di stasiun kereta api dengan ekspresi seolah terburu-buru. Iklan ini menandakan bahwa jam tangan Rolex ini didesain untuk para wanita yang selalu bepergian ke luar kota. Pada gambar kedua terlihat wanita yang sedang duduk membaca, ha ini menunjukan bahwa setelah beraktivitas 158

148 Un jour à Paris, le lendemain à Londres ou à New York. Elle jongle avec les fuseaux horaires et change look comme de langues. Elle maîtrise la cadence avec aisance et élégance. Suatu hari di Paris keeesokan harinya di London atau New York. Perbedaan zona waktu bukan masalah baginya, dia berganti penampilan dengan mudahnya demikian pula dengan bahasa. akhirnya memperoleh untuk pertama kalinya sertifikat chrnometer di dunia. Movement tersebut berhasil memenuhi 2 kriteria yaitu: 1) tingkat akurasi dan 2) kehandalan Pada masa itu, jam-jam yang diproduksi memiiki kelemahan di casingnya. Debu dan air dengan mudah dapat masuk melalui caseback dan kenop (crown). Atas dasar itulah Wilsdrof akhirnya berusaha untuk menciptakan sebuah system casing yang anti debu dan air. Temuan di akhr tahun 1926 ini akhirnya mengubah total sistem produksi di dunia horologi. Publikasi pertama kali casing Oyster ini dilakukan oeh Mercedes Gleitze seorang perenang Inggris yang menyeberangi selat Inggris. Saat itu Mercedes menggunakan jam Rolex Oyster yang ditawarkan oleh Wilsdrof. Pembaca majalah ELLE yang bisa berbahasa Prancis. Pembaca majalah ELLE sebagian besar adalah kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. seharian wanita tersebut bekerja tepat waktu dan dapat meluangkan waktu untuk bersantai. Warna: Warna dominan pada iklan jam tangan rolex (Gambar 6) terdiri dari warna hitam, putih dan coklat. 1. Hitam Warna hitam digunakan pada latarbelakang (background) iklan. a. Kesan Formal Kesan formal akan terlihat bagi siapa saja yang menggunakan jam tangan Rolex ini, jam ini dibuat khusus untuk wanita sehingga akan menimbulkan dan memberi kesan anggun dan misterius bagi wanita yang menggunakannya. b. Kesan Kuat Dari segi leksikal, wacana iklan Rolex ini berisi pengulangan ( repetisi). Unsur yang diulang adalah kata elle dia perempuan dan à di. Seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Un jour à Paris, le lendemain à Londres ou à New York Pada kalimat di atas terlihat bahwa kata à digunakan sebanyak tiga kali. Penggunaan preposisi tersebut menandakan perpindahan tempat. Hal ini sesuai dengan deskripsi karakter wanita dalam iklan tersebut. Iklan tersebut 159

149 Dia mengendalikan ritmenya dengan mudah dan anggun Jam tangan Rolex ini dibuat dengan kualitas yang terbaik dan canggih sehingga jam tangan ini terlihat sempurna untuk moment apapun, meskipun digunakan setiap hari tidak akan mudah rusak dan tidak mudah mati. c. Kesan Elegan dan Tegas 2. Coklat Wanita yang menggunakan jam tangan Rolex ini meskipun feminin dan anggun namun akan tetap memberikan kesan elegan dan tegas Coklat merupaan warna bumi. Pada warna coklat melambangkan tanah sehingga menggambarkan wanita yang hangat dan akrab, warna ini juga menggambarkan wanita yang penuh aksi sebagai wanita yang memiliki pergerakan atau mobilitas tinggi. Repetisi juga terjadi ada kata elle: Elle jongle avec les fuseaux horaires... Elle maîtrise la cadence... Seperti yang terlihat di atas, kata elle digunakan sebanyak dua kali. Pengulangan kata ganti orang ketiga tunggal perempuan tersebut menekankan karakter tokoh wanita calon pemakai jam tangan yang dicitrakan sebagai wanita yang penuh aksi. 160

150 memberikan sentuhan yang menenangkan dan elegan. 3. Putih Warna putih ini digunakan pada baju dalam yang digunakan model wanita yang mengenakan jam tangan Rolex, warna putih dapat menunjukkan: a. Harmonisasi yang baik Warna putih bisa digunakan sebagai background karena sesuai dan dapat membangun harmonisasi yang baik dengan warna apapun b. Kesan kuat Warna putih yang disandingkan dengan warna hitam digunakan agar pembaca mudah membacanya karena kekontrasan kedua warna 161

151 tersebut. Warna hitam dan putih yang dipakai oleh model jam tangan Rolex ini digunakan untuk memberikan kesat bahwa dia adalah wanita yang kuat. c. Kesan alami Warna putih memberikan kesan alami Tulisan: Judul teks iklan jam tangan Rolex terletak di bagian atas sebelah kanan. Font yang digunakan adalah Times New Roman Italic yang mencerminkan kekuatan, konsistensi dan ekonomis. Untuk menarik perhatian, iklan jam tangan Rolex lebih ditekankan pada kecerdasan seorang wnaita yang menggunakan jam tangan ini. 162

152 Logo: Pada setiap jam tangan Rolex terdapat logo Rolex berbentuk mahkota. Secara umum, mahota biasa digunakan oleh para raja dan ratu. Maka dapat disimpulkan bahwa jam tangan Rolex diperuntukkan bagi kalangan atas, sehingga setiap orang yang melihat akan menyimpulkan bahwa pemakainya adalah orang yang memiliki kekuasaan. Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. HUbungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian

153 Tabel 1 Klasifikasi Data Wacana Iklan Jam Tangan Rolex (Gambar 8) Analisis Mikrostruktural Kohesi Leksikal No Data Konteks Gramatikal Koherensi Analisis Makrostruktural Keterangan a b c d e f 6 Femme pressée Wanita yang terburu-buru Iklan jam tangan Rolex ini dimuat dimajalah ELLE periode 14 Januari Pada sat iklan ini sedang dibuat, jam tangan di Peranci sedang digemari dan diminati banyak kalangan. Latar pada iklan ini hnya terlihat pada background hitam dengan lingkatan warna perak. Iklan jam tangan Rolex disampaikan dengan suasana resmi dan formal. Hal ini terlihat dari bahasa dan background gambar yang ada pada iklan terlihat simple dan tidk menampilkan suasana ceria. Jam tangan Rolex merupakan produk yang didirikan oleh seorang pemuda Jerman Hans Wilsdrof, yang menikahi gadis Inggris dan saudara iparnya Law William Davis pada tahun Tahun 1910, Rolex mengirimkan movement pertama kalinya ke School of Horology di Swiss. Movement itu Iklan jam tangan Rolex dimuat di majalah Elle edisi 14 Jauari Logo: Pada setiap jam tangan Rolex terdapat logo Rolex berbentuk mahkota. Secara umum, mahota biasa digunakan oleh para raja dan ratu. Maka dapat disimpulkan bahwa jam tangan Rolex diperuntukkan bagi kalangan atas, sehingga setiap orang yang melihat akan menyimpulkan bahwa pemakainya adalah orang yang memiliki kekuasaan

154 Elle est déterminée, efficace, rapide. Quand le rythme ralentit, quand les choses deviennent plus difficiles, elle se faufile avec la grâce agile d une amazone. Même sur la tendence elle toujours en avance. Teguh kemauannya,efis ien dan cepat. Saat ritme melambat, saat segalanya menjadi semakin runyam,dia menyelinap dengan lincah di antara kerumunan akhirnya memperoleh untuk pertama kalinya sertifikat chrnometer di dunia. Movement tersebut berhasil memenuhi 2 kriteria yaitu: 1) tingkat akurasi dan 2) kehandalan Pada masa itu, jam-jam yang diproduksi memiiki kelemahan di casingnya. Debu dan air dengan mudah dapat masuk melalui caseback dan kenop (crown). Atas dasar itulah Wilsdrof akhirnya berusaha untuk menciptakan sebuah system casing yang anti debu dan air. Temuan di akhr tahun 1926 ini akhirnya mengubah total sistem produksi di dunia horologi. Publikasi pertama kali casing Oyster ini dilakukan oeh Mercedes Gleitze seorang perenang Inggris yang menyeberangi selat Inggris. Saat itu Mercedes menggunakan jam Rolex Oyster yang ditawarkan oleh Wilsdrof. Pembaca majalah ELLE yang bisa berbahasa Prancis. Pembaca majalah ELLE sebagian besar adalah kaum wanita, dan berusia 20 tahunan. Bila ditinjau dari segi leksikal, wavcana iklan ini berisi pengulangan (repetisi). Unsur yang diualang adalah kata elle dia dan quand saat, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Elle est déterminée,... Quand le rythme ralentit, quand les choses deviennent... elle se faufile... elle toujours en avance. Seperti yang terlihat di atas, kata elle digunaan sebanyak tiga kali smeentara kata quand sebanyak dua kali. Pengulangan kata 165

155 orang layaknya wanita penunggang kuda, bahkan saat dalam hal perkembangan dia selalu terdepan. elle di dalam wacana tersebut untuk menekankan citra wanita terburu-buru yang disampaikan iklan tersebut, sementara pengulangan kata quand yang merupakan konjungsi temporal menekankan pergerakan waktu, ritme kehidupan wanita. Selain itu, pilihan kata dalam wacana iklan tersebut menghasilkan kolokasi. Kolokasi tersebut terbentuk dari kehadiran kata efficace efisien, rapide cepat dan agile lincah. Ketiga kata tersebut berasosiasi dengan ritme atau 166

156 pergerakan. Hal ini sesuai dengan judul iklan tersebut yang menggambarkan citra wanita yang, diburu waktu, dinamis, sellau bergerak. Seseorang yang lincah tentu akan bergerak lebih cepat, pergerakan yang cepat ini membuat waktu terpakai sebaik mungkin sehingga efisien. Secara gramatikal, wacana ini berisi konjungsi selain quand juga même bahkan, berikut penggalan wacana iklan tersebut....même sur la tendence elle toujours en avance. 167

157 Konjungsi tersebut digunakan untuk menonjolkan tindakan, keunggulan wanita yang dinamis, yang memiliki banyak aktivitas dnegan waktu yang terbatas. Ket Gramatikal 1. Referensi 2. Substitusi 3. Elipsis 4. Konjungsi Leksikal 1. Repetisi 2. Sinonim 3. Antonim 4. Kolokasi 5. Hiponim 6. Ekuivalensi Koherensi a. Hubungan makna penambahan b. Hubungan makna pertambahan c. Hubungan makna sebab d. Hubungan makna akibat e. Hubungan makna kewaktuan f. Hubungan makna persyaratan dan pengandaian 168

158

159

160

161

162

163

164

165

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan.

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. ii iii iv MOTTTO Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. Jangan biarkan kekurangan yang kau miliki mengalahkan dan menghentikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK PAKAIAN KERJA DALAM MAJALAH FEMME ACTUELLE: Suatu Pendekatan Mikrostrukural dan Makrostruktural SKRIPSI

ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK PAKAIAN KERJA DALAM MAJALAH FEMME ACTUELLE: Suatu Pendekatan Mikrostrukural dan Makrostruktural SKRIPSI ANALISIS WACANA IKLAN PRODUK PAKAIAN KERJA DALAM MAJALAH FEMME ACTUELLE: Suatu Pendekatan Mikrostrukural dan Makrostruktural SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari iklan selalu mewarnai kehidupan manusia. Kegiatan periklanan sebenarnya telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada masa itu iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ideasional (ideational function), fungsi interpersonal (interpersonal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan 269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya. Bahasa dianggap sebagai sarana yang paling utama dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan gagasan atau ide yang awalnya abstrak menjadi konkret. Selanjutnya,

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi antarsesama. Untuk menjalankan komunikasi itu diperlukan bahasa karena bahasa adalah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam bermasyarakat hampir tidak akan terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia membutuhkan sarana yang digunakan untuk

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat. Hal ini menyebabkan kemudahan pemerolehan informasi secara cepat dan efisien. Perkembangan tersebut menjangkau dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI  SKRIPSI 0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari kalimat yang disebut wacana. Wacana merupakan satuan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini arus informasi semakin berkembang pesat. Hal ini mengisyaratkan agar pelaksanaan suatu program kerja dalam sebuah institusi sudah saatnya menyesuaikan diri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah ANALISIS MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL PADA WACANA KETIDAKADILAN ADALAH BEBAN KITA BERSAMA DALAM KOLOM GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SELASA, 11 OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Persyaratan

SKRIPSI. Persyaratan ANALISIS WACANA IKLAN KESEHATAN PADA MAJALAH FEMME ACTUELLE DENGAN PENDEKATAN MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL SKRIPSI Diajukan Kepadaa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya memicu hadirnya berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Lebih terperinci

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana Pensyarah: Dr. Sajap Maswan Email: sajap@sajadstudio.info Website: http://sajadstudio.info Jabatan Penyelidikan Inovasi Profesinalisme

Lebih terperinci

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pemakai bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan media yang berbeda-beda. Secara garis besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa dalam ragam tulis tidak semudah yang dibayangkan karena dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan dan dirasakan dituangkan

Lebih terperinci