FENOMENA WARIA DI KOTA GORONTALO ABSTRAK
|
|
- Utami Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 FENOMENA WARIA DI KOTA GORONTALO ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana kehidupan Waria yang masyarakat awam memberikan label Banci dalam pergaulan sehari-hari serta reaksi sosial masyarakat Kota Gorontalo terhadap waria, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendekatkan peneliti terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada Banci dan kehidupannya di lingkungan masyarakat. Munculnya Waria Dan Banci di tengah masyarakat bukanlah sesuatu fenomena yang baru pada saat ini, pada era yang semakin moden ini makin bertambah ini membuktikan bahwa ada permasalahan sosial maupun penyimpangan sosial dari suatu pergaulan dan kehidupan baik ditinjau dari masa kecil dan hubungan dengan lingkungan saat bersosialisasi. sehingganya dalam penelitian ini ditemukan bahwa waria di Kota Gorontalo masih dalam keadaan yang semestinya dan tidak menunjukan rasa kekhawatiran lebih dari anggota masyarakat. dilain hal pada respon masyarakat disimpulkan bahwa proses untuk menerima dan berhubungan sosial dengan waria masih dikatakan rendah hal ini karena jarang adanya sikap keterbukaan terhadap apa yang dilihat dari sisi waria selama ini yang berpedoman pada fakta negativ terhadap waria dalam berbagai media. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Waria, Banci, Perilaku Kriswanto Gite, Nim Fenomena Waria Di Kota Gorontalo di bawah bimbingan Bapak Farid Th. Musa, S.Sos., MA dan Bapak Funco Tanipu, ST., MA.
3 Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang mengarah pada sisi perempuan. 1 Disisi lain banyak pemahaman waria di masyarakat tentang bagaimana waria itu sendiri bahkan ada yang menyebutnya sebagai banci, bencong, wadam dan istilah lainnya dimata masyarakat secara umum antara waria, banci, bencong maupun wadam intinya adalah sama. kesemuanya terselubung pada ekspresi pikiran dan perasaan yang mengikuti peran perempuan. kenyataan yang ada banci ataupun waria dan istilah lainnya yakni berdampak pada perubahan dari setiap sisi anggota tubuh sampai pada pemakaian aksesoris perempuan dan bahkan ada juga yang lebih berinisiatif untuk merubah kelamin dan ingin menjadi perempuan seutuhnya. Disisi lain banyak pemahaman waria di masyarakat tentang bagaimana waria itu sendiri bahkan ada yang menyebutnya sebagai banci, bencong, wadam dan istilah lainnya dimata masyarakat secara umum antara waria, banci, bencong maupun wadam intinya adalah sama. kesemuanya terselubung pada ekspresi pikiran dan perasaan yang mengikuti peran perempuan. kenyataan yang ada banci ataupun waria dan istilah lainnya yakni berdampak pada perubahan dari setiap sisi anggota tubuh sampai pada pemakaian aksesoris perempuan dan bahkan ada juga yang lebih berinisiatif untuk merubah kelamin dan ingin menjadi perempuan seutuhnya. Hadirnya waria di masyarakat menghadirkan fenomena tersendiri tentang bagaimana layaknya mereka ditempatkan dan apa saja pendorong yang mengakibatkan beralihnya status dalam perilaku tersebut yang kemudian dalam lapisan masyarakat kontekstualitas sebagai seorang banci merupakan sebuah fenomena sosial dan terkadang lebih meningkatkan daya tidak adanya ketertarikan yang diakibatkan segala proses banci dikalangan wilayah lainnya masuk pada daftar hitam kepolisian karena merupakan salah satu pendukung adanya pelacuran dan lain sebagainya yang tergabung pada struktur sosial baik pada era modern maupun postmodern. Berdasarkan pada apa yang digambarkan di atas tentang waria banyak berbagai macam problema yang terjadi dalam lingkungan sosial sehingganya perlu dianalisis bagaimana seluk beluk kehidupan dan reaksi masyarakat tentang bagaimana waria baik dalam melihat konteks umum di media dan secara faktual dalam lingkungan sehari-hari. 1 Stevanus Colonne Dan Erika Eliana, Gambaran Tipe-Tipe Konflik Intrapersonal Waria Di Tinjau Dari Identitas Gender Jurnal Psikologia, Vol. 1 No. 2 Desember Hlm 97
4 Kajian Tentang Interaksi Untuk menganalisis terhadap setiap fenomena dalam kehidupan tersebut maka digunakan kajian tentang interaksi sehingganya dapat diketahui bagaimana setiap hubungan sosial yang terjadi pada rana waria. Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial dapat di definisikan sebagai hubungan-hubungan timbal balik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok serta antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi sejak dua orang bertemu saling menyapa, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi.walaupun mereka tidak saling berbicara, menyapa atau berjabat tangan interaksi sosial pun telah terjadi, hal ini disebabkan karena mereka masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan. Hal ini juga tidak lepas dengan proses sosial, Proses sosial yang dimaksud adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apa bila orang-perorang dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apa bila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Sehingganya proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik inividu dengan individu maupun dengan kelompok yang terselubung pada kebutuhan sosial masyarakat. 2 Selain pada tahapan cirri-ciri interaksi sosial perlu diketahui pula tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang diantaranya adalah : Kerjasama Pertikaian Persaingan Akomodaasi Di samping itu perlu kesiapan dari individu yang meliputi kesiapan mental, kesiapan dalam memahami tujuan, kesiapan dalam mengenal dan memahami situasi dan 2 Dewi Wulansari, Sosiologi;Konsep Dan Teori, (Bandung: Press, 2009) Hlm. 35
5 kesiapan jasmaniah. Dalam kehidupan kelompok dan dalam berbagai aspeknya serta dalam proses interaksi sosial itu, sudah jelas tumbuh norma-norma sosial yang akan menjamin berlangsungnya interaksi yang selaras dengan situasi kelompok. Semakin suatu kelompok berkembang dan interaksi pun semakin kompleks, norma-norma sosial pun akan bergeser mengikuti irama interaksi dan situasi kelompoknya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo, alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena marupakan pusat ataupun sentralisasi suatu pergaulan dan keanekaragaman gejala, tindakan, hubungan, maupun proses sosial lainnya. Dan penelitian ini dilakukan berawal pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode penelitian kualitatif. metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi yang alamiah (Natural Setting); disebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Berbagai rancangan penelitian berbeda antara antara satu dengan yang lain karena cara pengolompokannya berbeda. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan rancangan dengan metode studi kasus. Studi kasus yang dilakukan yakni penelitian yang penulis lakukan saat mencari seluk beluk umum kehidupan waria dan pergaulannya secara bertahap berdasarkan pada metode wawancara. Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian tetapi dalam penelitian kualitatif teknik yang sering di gunakan antara lain purposive sampling maka peneliti mengambil beberapa informan yang dianggap paling tahu dan mewakili waria lainnya yakni ketua waria atau ratu waria, dalam reaksi sosial juga peneliti mengambil beberapa sampel yang dekat dengan obyek penelitian yakni salah satu anggota masyarakat yang berada di sekitar tempat waria biasa berkumpul jika di luar aktifitas dalam salon.
6 Snowbal Sampling peneliti ini mengambil informan ataupun responden secara acak dan tak beraturan yang masih berstatus sebagai banci atau waria dan masyarakat sekitar Kota Gorontalo baik dalam proses menjalani pendidikan maupun sudah tak melanjutkan pendidikan atau putus sekolah yang ditemui dalam pergaulan pada malam hari maupun pada siang hari. Selain itu lawan dari apa yang terdapat pada fenomena waria ini maka diambil pula sampel dalam lingkungan, friend atau masyarakat yang mempunyai hubungan dengan banci ataupun yang memang pernah melihat banci dalam beraktifitas. Bila di lihat dari sumber datanya maka pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sehingganya hal ini berkaitan dengan profil serta lembaga sosial yang menghimpun seluruh aspek sosial di Kota Gorontalo. dan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data yakni berhubungan terhadap informan penelitian yang bertumpu pada waria dan masyarakat yang berada di Kota Gorontalo. Selanjutnya berdasarkan penjelasan pengumpulan sumber data maka Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yakni Observasi dan Wawancara. PEMBAHASAN Dikehidupan masyarakat tidak lepas dengan namanya suatu proses sosial di mana proses sosial ini menuntun kita terhadap suatu keadaan yang akan membawa kita dalam lingkungan masyarakat diakui ataupun disampingkan dalam hal berhubungan sosial, suatu proses erat dengan hubungan dalam masyarakat apakah itu terselubung dalam pergaulan atau proses sosialisasi secara individual ataupun dalam kelompok di masyarakat. suatu proses sosialisasi juga merupakan proses dimana setiap individu dan kelompok melakukan suatu sosialisasi dari suatu lingkungan masyarakat dimana dalam proses ataupun cara berhubungan tersebut diawali dengan suatu keadaan, kebiasaan, dan keikutsertraan dalam terselubung pada suatu lingkungan masyarakat, secara sederhana proses sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses didalam kehidupan sehari-hari yang berkelanjutan bagaimana seseorang mampu mempelajari dan berhubungan hidup,
7 norma, nilai sosial yang terdapat pada lingkungan masyarakat pada umumnya agar dapat berkembang secara ilmiah menjadi seorang yang bisa terterima di masyarakat. Dalam proses sosial waria ini juga tidak lepas dari suatu kebiasaan dari kecil dalam artian bahwa pembentukan diri juga tidak lepas dari keadaan asuh dari orang tua dan faktor lingkungan yang mendukung terbentuknya suatu konsep diri yang berbeda.hal ini disebut dengan proses sosialisasi dalam bentuk primer dan bentuk sosialisasi dalam bentuk sekunder. Perjalanan konsep diri ini memang mempunyai suatu deretan tersendiri karena hal ini jatuh pada dua proses yakni proses gen ataupun keturunan dan proses lingkungan yang membentuk suatu konsep diri tersebut. Dari sisi proses lingkungan memang pada dasarnya erat dengan pengawasan orang tua dan pola asuh orang tua. Karena pada dasarnya suatu kepribadian akan mulai terbentuk dari cara bagaimana ia berhubungan saat masih kecil ataupun masih di bawah umur dewasa. Dilain hal proses sosial dari waria atau banci tentang bagaimana mereka melakukan interaksi dengan sesama waria dan dengan anggota masyarakat lain memang merupakan langkah ke dua yang biasanya terasa sulit hal ini juga tidak lepas dengan apa yang sudah berada dalam pergaulan oleh banci atau waria lainnya yang berada diluar Kota Gorontalo, karena terkadang dalam melakukan hubungan sosial banci ataupun waria sering mendapatkan cekaman moral dari seorang teman/sahabat dan anggota masyarakat lain yang belum pernah berhubungan sebelumnya Berbicara mengenai banci atau masyarakat pada umumnya menyebutnya waria tidak lepas juga dengan pergulatan dalam kehidupan malam, diantara pergaulan seharihari waria di Kota Gorontalo juga sering melakukan aktifitas malam seperti berjalan dengan kerabat, berpacaran serta berhubungan sosial dengan anggota masyarakat lain pada umumnya, aktifitas malam ini diisi dengan berbagai hal seperti orang lain yang mengisi waktunya dalam pacaran pada malam kamis dan malam minggu. Pada konteks waria juga melakukan hal yang sama terkadang mereka berjalan dengan pacar dan sering ngumpul bersama pada suatu tempat yang terbilang menyenangkan bagi dunia banci dan waria. Pada temuab yang ada pergaulan banci di Kota Gorontalo tidak ada batasannya, hanya saja dari banci yang ada pada sekarang ini agak bingung membuka diri kepada orang yang masih merasa resah dengan keadaan dan kehidupan banci,
8 terkecuali pergaulan dimalam hari yang dilakukan oleh banci dan waria kepada orang yang di luar konteks mereka yang memang sudah mengenal dekat. Banci ataupun waria juga mempunyai hasrat yang sama dengan kita yang di luar banci dari banci juga ingin memenuhi hasrat dalam berpacaran tetapi pasangan dari banci itu sendiri berbeda, pasangan mereka berbeda dengan orang lain pada umumnya, pacar ataupun pasangan dari banci itu sendiri yakni seorang laki-laki. Memang banci atau waria juga jenis kelaminnya adalah laki-laki tetapi saat berhubungan dengan pasangan atau pacarnya mereka juga tidak ingin dianggap sebagai homo atau hamer. Karena ada beberapa hal orientasi yang memang mendasar dalam pemahaman hasrat dari seorang banci atau waria tersebut. Di dalam pergaulan malam lainnya waria juga sering mengkomsumsi minuman keras dan bahkan hampir dari semua banci atau waria di Kota Gorontalo sering minumminuman keras, dan dari banci sendiri minum-minuman keras hanya sebatas penghibur saja dengan teman-teman sesama banci dan waria serta teman-teman diluar konteks yang sudah saling mengenal dekat dilain hal berbicara mengenai waria tidak lepas dengan bahasa pergaulan yang biasa didengar kalau sedang berkomunikasi dengan anggota lainnya, Perjalanan bahasa pergaulan waria ini memang sudah turun temurun dan setiap orang yang menjadi banci atau waria ataupun mantan dari banci dan waria dalam hal bergaul. Selain itu bukan hanya waria dan sejenisnya yang mengetahui bahasa pergaulan ini tetapi juga ada kalangan remaja di luar dari banci atau waria yang mengetahui bahasa ini ini dikarenakan orang diluar lingkup banci dataupun waria ini sering bergaul dalam kesehariannya dan sering mendengar bahasa pergaulan ini. Dalam konteks banci atau waria fungsi dan tujuan dari bahasa pergaulan ini yakni untuk memungkinkan orang lain agar tidak tau apa yang dibicarakan, dan pembicaraan tersebut berisikan pesan yang memang tidak boleh dibeberkan kepada kalangan lain. Biasanya bahasa ini mereka gunakan pada saat berkumpul bersama teman-teman sesama banci baik pada tempat yang ramai ataupun tempat yang sepi dan paling kebanyakan banci ataupun waria menggunakan bahasa ini di salon sebagai komsumsi sehari-hari dalam meperlancar, membentuk, mengeluarkan bahasa baru,
9 bahkan pada tahun-tahun kemarin sempat diterbitkan kamus bahasa pergaulan oleh seorang banci atau waria yang diterbitkan oleh salah satu waria di Kota Manado, fungsinya agar para kalangan waria dan hamer juga mengetahui bahasa tersebut baik dalam daerah sendiri dan daerah lainnya agar kiranya saat pergi keluar daerah tidak kaget dengan adanya bahasa pergaulan yang baru didengar karena dari pendirian banci ataupun waria merasa malu kalau tidak mengetahui bahasa pergaulan sesama Secara umum setiap penggalan kata yang digunakan dalam bahasa pergaulan disetiap daerah juga ada yang berbeda tinggal tergantung dari orang yang akan berkomunikasi akan menggunakan metode dalam bentuk apa untuk menggungkapkannya dan dari lawan komunikasi juga harus paham dan mengerti apa yang dibicarakan tersebut, sehingganya semua tutur kata yang terbentuk dalam kalimat bahasa pergaulan diungkapkan secara menarik dan dapat dikuasai secara mudah dan kesemuanya yang menyangkut bahasa pergaulan tersebut tersebar tergantung pada apa yang dikomunikasikan dengan nilai dan seni dalam bertutur kata pada bahasa pergaulan dan mengundang daya tarik pada pengguna yang digunakan baik di Daerah semdiri dalam komunitas atau kelompoknya dan pada Daerah lainnya. Berdasarkan atas apa yanga ada di masyarakat tentang banci dan waria memang masyarakat masih kurang menumbuhkan kesadaran tentang pemahaman tentang waria, Karena hal ini merupakan arus yang terbawa tanpa ada penangannnya padahal kalau dilihat secara kaca mata ilmu pengetahun tidak senua banci ataupun waria melakukan tindakan yang memang tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. Pergeseran nilai dan perilaku yang ditampilkan inilah yang membuat para kalangan banci, waria dan sejenisnya merasa termarjinalkan bahkan kurang yang bergaul dengan waria hanya karena sisi dari penampilannya ataupun mode dan pergaulan sex mereka yang kebanyakan pergaulan yang ada yakni hanya para pengguna salon. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola hubungan sosial dari kehidupan waria masih dikatakan adanya pembatasan diri, proses pembatasan hubungan sosial ini dikarena tidak adanya
10 penerimaan secara nyata dari keseluruhan anggota masyarakat. persepsi tentang waria yang menimbulkan problem ditengah masyarakat masih terlalu dini untuk diketahui tanpa ada tindakan lebih lanjut untuk mengatahui seluk beluk kenapa dan mengapa memilih hidup menjadi seorang waria. hal yang seperti inilah yang tidak diungkapkan oleh seorang waria kepada anggota masyarakat lainnya yang menganggap waria dengan sebelah mata. dilain pihak dari segi penerimaan masyarakat tentang waria juga perlu adanya penelusuran bagaimana memahami pemikiran dan rasa kepercayaan diri dari seorang waria dalam aktifitasnya sehari-hari baik berada pada hubungan yang harmonis dalam keseharian ataupun dalam sisi pandangan lain, secara inti pandangan individual yang harus diutamakan untuk merumuskan pemahaman masyarakat secara umum. Saran Adapun saran yang dapat dipetik dalam penelitian ini antara lain : Khusus masyarakat Kota Gorontalo, kiranya dengan adanya penelitian ini bisa lebih menerima banci dan waria secara nurani dan penuh dengan toleransi karena pada hakikatnya juga banci ataupun waria merupakan sebagian dari warna masyarakat Kota Gorontalo, serta adanya hubungan yang lebih erat dalam berinteraksi agar nantinya antara banci dan masyarakat Kota Gorontalo bisa menjadi contoh kepada daerah lain yang lebih memarjinalkan banci, bencong waria dan sejenisnya. Khusus banci atau waria, kiranya lebih membuka diri dan melakukan aktifitas berhubungan dengan masyarakat dan lebih menambahkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan baik terjun langsung dengan pemerintah dan secara komunitas tertentu sehingganya bisa menimbulkan keharmonisan. Dalam sisi pergaulan juga kiranya bisa lebih mendekatkan kepada hal-hal yang bernilai positif bisa menguntungkan bagi diri sendiri dan menguntungkan masyarakat dalam hal perdamaian.
11 DAFTAR PUSTAKA Dewi, Wulansari. 2009, Sosiologi; Konsep Dan Teori. Refika Aditama. Bandung. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. PT Gramedia. Jakarta. Nazsir, Nasrullah Teori-Teori Sosiologi. Widya Padjajaran Sunarto, Kamanto Pengantar Sosiologi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. (Jakarta). Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung. (Alfabeta.) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung. Alfabeta. Colonne Stevanus Dan Erika Eliana, Gambaran Tipe-Tipe Konflik Intrapersonal Waria Di Tinjau Dari Identitas Gender Jurnal Psikologia, Vol. 1 No. 2. Hlm 97 Halim, Fatimah, Waria Dan Operasi Kelamin, Jurnal Al-Risalah, Vol. 11 No. 1 Hlm 300 Pradana A.R & Pambudi Handoyo, 2014, Fenomenologi Eksitensial Waria Bunderan Waru, Jurnal Paradigma. Volume 02 Nomor 01 Hlm. 8 Yuliani, Sri, 2006 Menguak Konstruksi Sosial Dibalik Diskriminasi Terhadap Waria, Jurnal Sosiologi Dilema, Vol. 18 NO. 2. Hlm. 73
BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang mengarah pada sisi perempuan. 1. sedangkan dalam pengertian dalam pandangan islam waria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dunia mempengaruhi banyak bidang kehidupan, salah satunya adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya media Eropa ke Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu yang dikenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria atau banci adalah laki-laki yang berorientasi seks wanita dan berpenampilan seperti wanita, (Junaidi, 2012: 43). Waria adalah gabungan dari wanita-pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Fenomena kaum waria merupakan suatu paparan nyata yang tidak dapat ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang mengetahui seluk-beluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di Indonesia semakin kompleks dan berkembang dengan cepat, bahkan lebih cepat dari tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tentu akan bersosialisasi dengan manusia lainnya agar bisa bertahan hidup. Dari sejak lahir, manusia selalu belajar dari apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ditinjau dari segi bahasa kata waria adalah singkatan dari wanita dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi bahasa kata waria adalah singkatan dari wanita dan pria. Istilah lain waria adalah wadam atau wanita adam. Ini bermakna pria atau adam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari
Lebih terperinciBUDAYA MONOMBOLI Studi Pada Masyarakat Desa Bolangat
BUDAYA MONOMBOLI Studi Pada Masyarakat Desa Bolangat SUCIPTO SIMBALA, Farid Th. Musa S.Sos., MA Funco Tanipu ST., MA PROGRAM STUDI SOSIOLOGI ABSTRAK Jurnal ini merupakan hasil penelitian Budaya Monomboli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kaum waria merupakan suatu paparan nyata yang tidak dapat ditolak eksistensinya di masyarakat. Sayangnya, belum banyak orang yang mengetahui seluk-beluk kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Pengaruh zaman yang memang tak terelakkan telah begitu kuat melanda negara-negara Barat di mana keterbukaan dan kebebasan menjadi ciri sekaligus aspirasi masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mendefinisikan Remaja sebagai masa transisi, dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut seorang individu sering menunjukkan tingkah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha pendidikan di sekolah, merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah ini merupakan lembaga dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yayasan Srikandi Pasundan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yayasan Srikandi Pasundan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebelum seseorang menjadi waria, atau ia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal ini dibuktikan dengan data yang didapatkan, dimana menurut survey yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waria adalah transgender yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Mereka yang dulunya tidak berani menampakkan dirinya ke masyarakat karena merasa menjadi kaum yang
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai data setiap variabel yang diukur dalam penelitian ini didasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden, yaitu para
Lebih terperinciKONFLIK AGRARIA. (Studi Kasus di Desa Bilalang II Kecamatan Kotamobagu Utara) ABSTRAK
KONFLIK AGRARIA (Studi Kasus di Desa Bilalang II Kecamatan Kotamobagu Utara) ABSTRAK Irfandi Mokoginta, Nim 281 410 032. Konflik Agraria (Studi Kasus di Desa Bilalang II, Kecamatan Kotamobagu Utara) di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan individu tidak lepas dari pencarian identitas dan jati diri. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi sesama manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan lahir
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I OLEH : Dr. Hj. FUTUM HUBAIB, S.Sos, M.M FRENDLY ALBERTUS, S.Sos, M.A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL Ardi Maulana Nugraha 1, Karim Suryadi 2, Syaifullah Syam 3 1 SMA Al Burhan 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi untuk dapat menggambarkan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan Hawa, sejak saat itu pula orang mengetahui bahwa manusia diciptakan secara berpasang-pasangan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya tentang gejala dari permasalahan yang timbul di lapangan. Kajiannya
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif survey yaitu sebuah penelitian untuk mendapatkan fakta sebenarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam hidup kita. Seperti halnya bernafas, banyak orang beranggapan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan simbol yang paling rumit, halus, untuk digunakan manusia berkomunikasi antar sesama manusia. Komunikasi merupakan keterampilan paling penting
Lebih terperinciJerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama
KESADARAN DIRI MAHASISWA ETNIK SANGIHE DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MAHASISWA ETNIK LAINNYA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama
Lebih terperinciALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)
ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012) Indah Suci Wulandari K8407032 Pendidikan Sosiologi Antropologi ABSTRAK : Indah Suci Wulandari.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian secara observasi partisipasi pasif yaitu. Faktor Lingkungan Keluarga
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian secara observasi partisipasi pasif yaitu 1. Dari berbagai kasus yang ditemui penulis dilapangan, penulis menyimpulkan faktor yang
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Nawawi (Nawawi, 1990: 64)
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Nawawi (Nawawi, 1990: 64) bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Orientasi Seksual a. Pengertian Orientasi Seksual Setiap individu memiliki suatu ketertarikan, baik secara fisik maupun emosional
Lebih terperinciDATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III
DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku
Lebih terperinciKONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015. Bayu Aji Kurniawan
KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015 Bayu Aji Kurniawan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN
BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau keinginan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa remaja merupakan satu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19 tahun, sedangkan masa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits di MA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan
HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang selalu membawa pengaruh positif dan negatif. Dampak perkembangan yang bersifat positif selalu dapat
Lebih terperinci2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan
Lebih terperinci2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah tertentu yang terus berkembang secara turun temurun, dan terus dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti adalah gejala
Lebih terperinciANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA
ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar (S.Pd.) Sarjana
Lebih terperinciKEHIDUPAN MALAM KOTA GORONTALO. (Studi Kasus Di Kota Gorontalo) ABSTRAK
KEHIDUPAN MALAM KOTA GORONTALO (Studi Kasus Di Kota Gorontalo) ABSTRAK Moh. Faisal saudale, Nim 281 409 083. Kehidupan Malam kota Gorontalo (Studi Kasus di Kota Gorontalo) di bawah bimbingan Bapak Farid
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)
PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator dengan menggunakan berbagai media dan sarana sehingga dapat diterima oleh sang penerima pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seksualitas merupakan salah satu topik yang bersifat sensitif dan kompleks. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan seimbang antar anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman modern ini, keberadaan kaum waria seakan penuh dengan nilai-nilai negatif dalam pribadi seseorang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. justru laris manis di pasaran meskipun main kucing-kuicingan dengan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana-wacana seksualitas yang ilmiah masih dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak penting dan menghabiskan waktu saja pada masa kini. Bebeda dengan novel
Lebih terperinci(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.
Laporan Hasil Survey Tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Perilaku Seksual Terhadap Siswa SMA di Klaten Laporan Hasil Survey Tentang Kekerasan terhadap Perempuan dan Perilaku Seksual Terhadap Siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi deskriptif dengan pendakatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini dengan adanya globalisasi banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 bulan. Penelitian ini lebih mengedepankan wilayah kultural ketimbang
Lebih terperinci2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria adalah suatu fenomena yang semakin menjamur di Indonesia. Fenomena waria adalah sebuah fenomena yang dapat ditemui di hampir semua kota besar di Indonesia.
Lebih terperinci2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak yang tergantung menuju masa dewasa. Pada masa remaja individu menjadi mandiri serta terjadi perubahan fisik,
Lebih terperinciPENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF Penelitian adalah suatu bentuk pengajuan atau penawaran sebuah gagasan atau pemikiran untuk menemukan jawaban suatu masalah secara sistematis, metodologis dan komprehensif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan pemuda di Denpasar yang berasal dari daerah lain atau kota lain yang biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah yang mereka tinggali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya. Kehidupan waria sama dengan manusia lainnya. Selaras dengan kodrat manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di seluruh Kota Gorontalo selama ± 6 bulan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh Kota Gorontalo selama ± 6 bulan. Lokasi tempat perkumpulan Geng Motor di Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami proses perkembangan secara bertahap, dan salah satu periode perkembangan yang harus dijalani manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan dan salah satunya adalah permasalahan sosial. Masalah sosial selalu dijadikan topik pembicaraan di kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Antara Komunikasi Orangtua Dengan Regulasi Emosi Pada Remaja di Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciSugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah, tetapi tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang beberapa permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Seseorang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai homoseksual dengan pendekatan studi fenomenologi ini, menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal. 6.1 Kesimpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas penggunaan lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi ini dilaksanakan di Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah, semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan baik dalam kemampuan fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang mana saling membutuhkan satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan hidup. Untuk mempertahankan hidupnya maka diperlukan
Lebih terperinciFAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG
FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya adalah komunitas waria. Sebuah komunitas dapat memunculkan variasi bahasa yang terbentuk untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap
BAB I PENDAHULUIAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seksual yang tidak sehat khususnya dikalangan remaja cenderung meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan secara alamiah mereka mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya. dan pada dasarnya manusia tidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007, hlm. 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur
Lebih terperinci