PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT METODOLOGI PENYULUHAN PERTANIAN BAGI PENYULUH PERTANIAN SWADAYA BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Veronika Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/HK.140/J/4/15 TANGGAL : 16 April 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT METODOLOGI PENYULUHAN PERTANIAN BAGI PENYULUH PERTANIAN SWADAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa Penyuluhan dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS), Penyuluh Pertanian Swadaya dan/atau Penyuluh Pertanian Swasta. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani pasal 46 mengamanatkan bahwa penyediaan penyuluh paling sedikit 1 (satu) orang penyuluh dalam 1 (satu) desa. Pelaksanaan penyuluhan selama ini dilakukan oleh orang Penyuluh Pertanian PNS, orang THL-TBPP dan orang Penyuluh Pertanian Swadaya yang melayani desa potensi pertanian yang tersebar di 34 provinsi. Peran Penyuluh Pertanian sebagai ujung tombak dalam pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian, termasuk upaya khusus percepatan pencapaian peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Kondisi keberadaan Penyuluh Pertanian saat ini masih dirasakan kurang memadai untuk bisa memberikan pelayanan penyuluhan yang optimal bagi pelaku utama apabila hanya mengandalkan sepenuhnya pada Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TBPP yang telah direkrut oleh Pemerintah. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, diperlukan pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian PNS yang secara potensial terdapat di setiap desa. Penyuluh Pertanian Swadaya pada hakekatnya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahataninya. Namun demikian agar dapat menjalankan perannya sebagai penyuluh, para Penyuluh Pertanian Swadaya tersebut perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan penyuluhan pertanian secara efektif dan efisien, sebagai amanat dari Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/11/2008 yang mewajibkan setiap Penyuluh Pertanian Swadaya untuk mengikuti pelatihan dibidang penyuluhan pertanian termasuk Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian. Agar penyelenggaraan diklat lebih sistematis, efektif, dan efisien perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya. 1
2 B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Petunjuk pelaksanaan ini dimaksudkan memberikan acuan kepada penyelenggara diklat pusat dan daerah dalam menyelenggarakan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya. 2. Tujuan Petunjuk pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan: a. Kemampuan penyelenggara pelatihan dalam memfasilitasi proses Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya; b. Kompetensi Penyuluh Pertanian Swadaya agar mampu menjalankan perannya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lapangan. C. Sasaran Sasaran petunjuk pelaksaan ini adalah: 1. Penyelenggara Diklat Metodologi Penyuluhan Pelatihan bagi Penyuluh Pertanian Swadaya; 2. Penyuluh Pertanian Swadaya yang berada di wilayah pengembangan kawasan pertanian, termasuk sentra produksi padi, jagung dan kedelai; 3. Untuk tahap awal diperuntukkan bagi orang Penyuluh Pertanian Swadaya. D. Ruang Lingkup 1. Penyelenggaraan Diklat; 2. Standar Kompetensi Kerja dan Kurikulum Diklat; 3. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Pembinaan dan Pembiayaan. E. Pengertian Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengan: a. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lain, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. b. Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil adalah Pengawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan Pertanian. c. Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. d. Balai Penyuluhan di Kecamatan yang dalam Undang-Undang 16 Tahun 2006 disebut BP3K merupakan tempat satuan administrasi pangkal (satminkal) bagi penyuluh pertanian yang berperan mengkoordinasikan, mensinergikan dan menyelaraskan kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di wilayah kerja balai. e. Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. f. Gabungan Kelompok yang selanjutnya disingkat Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisensi usaha. 2
3 g. Latihan, Kunjungan dan Supervisi yang selanjutnya disingkat LAKUSI adalah sistem kerja penyuluhan yang menitikberatkan pada pelatihan bagi petugas di BP3K dan kunjungan kepada petani yang dilakukan secara simultan dalam kurun waktu 2 (dua) mingguan. h. Kurikulum adalah program belajar yang disusun secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan pelatihan. 3
4 BAB II PENYELENGGARAAN DIKLAT Dalam rangka meningkatkan efektivitas diklat, penyelenggaraan diklat dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut: A. Apresiasi Kegiatan apresiasi dilakukan untuk menyamakan persepsi penyelenggara dalam proses penyelenggaraan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya. Peserta terdiri atas Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Widyaiswara dari UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah, Dinas Pertanian Provinsi, Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian dari wilayah pengembangan kawasan pertanian, termasuk sentra produksi padi, jagung dan kedelai. Kegiatan apresiasi ini menghasilkan kesepakatan tata laksana pelaksanaan kegiatan, anggaran, pola dan metoda pelaksanaan diklat yang dituangkan dalam petunjuk teknis pelaksanaan diklat. B. Perencanaan Diklat Guna menjamin kualitas penyelenggaraan diklat, lembaga penyelenggara diklat perlu membuat perencanaan diklat, meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penetapan calon peserta diklat sebagai berikut : a. Penyuluh Pertanian Swadaya diusulkan oleh Balai Penyuluhan di Kecamatan berdasarkan ketetapan Kepala Bapeluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota; b. Penyuluh Pertanian Swadaya diutamakan yang berasal dari wilayah kerja Balai Penyuluhan di Kecamatan yang mendapat tugas pengawalan dan pendampingan program percepatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai; c. Sehat jasmani dan rohani. 2. Penetapan kurikulum, silabi, dan bahan ajar yang akan digunakan; 3. Penetapan metode diklat sesuai dengan kurikulum dan silabi (mata diklat); 4. Penetapan narasumber dan fasilitator diklat sesuai dengan kompetensi, jumlah dan mata diklat yang diampu; 5. Penyiapan sarana dan prasarana diklat yang memenuhi standar minimal; 6. Penyiapan perangkat evaluasi (evaluasi peserta, penyelenggara, dan fasilitator); 7. Penetapan ketenagaan pelaksana diklat; 8. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan diklat; 9. Penyusunan panduan pelaksanaan diklat; 10. Penyiapan blanko STTPP. C. Pengorganisasian Diklat 1. Panitia Penyelenggara Panitia penyelenggara diklat di daerah sebaiknya didampingi petugas dari UPT pelatihan pertanian yang telah mempunyai sertifikat Managemen of Training (MOT) dan Training official Comitte (TOC) sebagaimana yang diatur dalam Permentan nomor 12 tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Diklat Aparatur dan Non Aparatur. Dalam hal daerah tidak memiliki petugas sebagaimana dimaksud, disarankan untuk berkonsultasi dengan UPT pelatihan terdekat yang memiliki petugas bersertifikat MOT dan TOC. 4
5 2. Penyelenggara Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya dilaksanakan di BP3K wilayah pengembangan kawasan pertanian, termasuk sentra produksi padi, jagung dan kedelai berkoordinasi dengan UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah sesuai dengan wilayah kerja. D. Pelaksanaan Diklat 1. Durasi (Jangka Waktu) Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya dilaksanakan selama 12 hari atau 96 Jam 45 menit. 2. Peserta a. Alokasi jumlah dan asal peserta ditetapkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian; b. Peserta membawa programa penyuluhan desa dan/atau data potensi wilayah terkait dengan kegiatan penyuluhan untuk komoditas padi, jagung dan kedelai. 3. Metode Metode yang diterapkan pada Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pendekatan pembelajaran Experiential Learning Cycle (ELC) atau AKOSA (alami, kemukakan, olah, simpulkan, dan aplikasikan). 4. Fasilitator Fasilitator Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya dapat berasal dari unsur : a. Widyaiswara dengan spesialisasi Penyuluhan dan telah mengikuti Diklat Dasar Metodologi Penyuluhan Pertanian; b. Penyuluh Pertanian PNS dari Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, BPTP, Bapeluh dan BP3K yang telah mengikuti Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian; c. Dosen STPP dan/atau Guru SMK-PPN yang mengajar bidang penyuluhan pertanian. Adapun persyaratan fasilitator sebagai berikut : a. Memiliki kepribadian sebagai fasilitator; b. Menguasai materi yang diampu/yang diajarkan; c. Menguasai metode pembelajaran dengan pendekatan andragogi; d. Mampu menyusun dan menggunakan bahan ajar; e. Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran. f. Memiliki pengalaman dan penguasaan dibidang penyuluhan pertanian. Adapun persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh fasilitator sebagai berikut: a. Memiliki pengalaman dan menguasai materi yang diajarkan; b. Mampu menyusun GBPP/SAP dan bahan ajar; c. Menguasai metodologi pembelajaran dengan pendekatan andragogi; d. Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran peserta; e. Memiliki sikap tanggung jawab dan mampu bekerjasama dalam tim fasilitator. E. Sertifikasi 1. Setiap peserta yang telah mengikuti diklat diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). 5
6 2. Jenis, bentuk, dan ukuran Spesifikasi jenis, bentuk, dan ukuran STTPP sebagai berikut : a. Jenis kertas : Kartu Tik b. Bentuk : Persegi panjang c. Ukuran : Folio d. Warna Dasar : Putih e. Bentuk Huruf : Time New Roman f. Ukuran Huruf : g. Bahasa : Indonesia h. Lambang/Logo : Garuda Pancasila warna emas i. Foto dan ukuran : Terbaru, berwarna, 4 x 6 cm 3. Penandatanganan STTPP ditanda tangani oleh Kepala Pusat Pelatihan atas nama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Pengajuan untuk penandatanganan STTPP harus di lengkapi biodata peserta. 4. Waktu pemberian sertifikat STTPP diberikan kepada peserta pada saat acara penutupan diklat. 6
7 BAB III KURIKULUM DAN POLA DIKLAT A. Kurikulum Diklat No Materi Diklat Jumlah Jam 45 menit) Teori Praktek Jumlah I. KELOMPOK DASAR 1. Kebijakan Pembangunan Pertanian di Wilayah Pengembangan Sikap Penyuluh Pertanian Swadaya 3. Dasar-Dasar Penyuluhan II. KELOMPOK INTI 1. Pendekatan Penyuluhan Pertanian Komunikasi yang Efektif dalam Penyuluhan Pertanian Metode Penyuluhan Pertanian Perencanaan Penyuluhan Pertanian Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Penumbuhan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani Membangun Jiwa Kewirausahaan Agribisnis Melakukan Monev dan Menyusun Laporan Penyuluhan Pertanian Mengakses Informasi III. KELOMPOK PENUNJANG 1. Dinamika Kelompok Rencana Tindak Lanjut (RTL) Jumlah Uraian Materi I. Kelompok Dasar 1. Kebijakan Pembangunan Pertanian di Wilayah 1.1 Arah dan sasaran pembangunan pertanian di wilayah 1.2 Program-program pembangunan pertanian di wilayah 1.3 Rencana operasional pembangunan pertanian di wilayah 1.4 Skala prioritas 1.5 Target pembangunan pertanian di wilayah 2. Pengembangan Sikap Penyuluh Pertanian Swadaya 3.1. Peran dan Fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya 3.2. Hak dan Kewajiban Penyuluh Pertanian Swadaya 3.3. Kesukarelaan 3.4. Nasionalisme 4. Dasar-Dasar Penyuluhan 4.1. Falsafah 4.2. Azas 4.3. Ruang Lingkup II. Kelompok Inti 1. Pendekatan Penyuluhan Pertanian 1.1 Tranfer Teknologi 7
8 1.2 Menumbuhkan Motivasi 1.3 Menggerakan Penerapan Inovasi Teknologi 1.4 Perubahan Perilaku Usaha Berorientasi Pasar 1.5 Mengembangkan Penyuluhan Berorientasi Pasar 2. Komunikasi yang Efektif dalam Penyuluhan Pertanian 2.1 Unsur - unsur Komunikasi 2.2 Teknik Komunikasi 2.3 Jenis Komunikasi 3. Metode Penyuluhan Pertanian 3.1 Rembug 3.2 Mimbar Sarasehan 3.3 Temu Teknis 3.4 Temu Lapang 3.5 Demplot 3.6 Demfarm 3.7 Sekolah Lapang 3.8 Problem Solving 4. Perencanaan Penyuluhan Pertanian 4.1 Teknik Penyusunan Programa Pertanian 4.2 Membantu Identifikasi Potensi Wilayah 4.3 Penyusunan Rencana Kerja Kelompok 5. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian 5.1 Menyusun Sinopsis dan Lembar Persiapan Menyuluh 5.2 Individu 5.3 Kelompok 6. Penumbuhan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani 6.1 Klasifikasi Kelompok Tani 6.2 BUMP 6.3 Strategi Penguatan Kelompok Tani 7. Membangun Jiwa Kewirausahaan Agribisnis 7.1 Mengenal Potensi dan Membaca Peluang Usaha 7.2 Membangun Jejaring Kemitraan Usaha 7.3 Membangun Kepribadian Wirausaha (soft skills) 7.4 Membangun Bisnis yang Beretika 8. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian 8.1 Monitoring dan Evaluasi 8.2 Menyusun Laporan 9. Mengakses Informasi 9.1 Pengertian informasi pertanian/agribisnis 9.2. Sumber-sumber informasi pertanian/layanan agribisnis 9.3. Pertimbangan memilih informasi sebagai materi penyuluhan 9.4. Akses informasi agribisnis berbasis IT III. Kelompok penunjang 1. Dinamika Kelompok 1.1 Aturan / Normal 1.2 Interaksi Keakraban 1.3 Peran 1.4 Tujuan 2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 8
9 B. Pola Diklat Agar penyelenggaraan diklat berhasil guna dan berdaya guna, maka pola diklat metodologi penyuluhan pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pembekalan pendalaman pemantapan, sebagai berikut : PEMANTAPAN PEMBEKALAN 1. Pembukaan diklat 2. Pre test 3. Dinamika Kelompok 4. Kebijakan Pembangunan Pertanian di Wilayah 5. Pengembangan Sikap Penyuluh Pertanian Swadaya 6. Dasar-dasar Penyuluhan PENDALAMAN 1. Pendekatan Penyuluhan Pertanian 2. Komunikasi yang Efektif dalam Penyuluhan Pertanian 3. Metode Penyuluhan Pertanian 4. Perencanaan Penyuluhan Pertanian 5. Melaksanakan kegiatan Penyuluhan Pertanian 6. Penumbuhan Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Ekonomi Petani 7. Membangun Jiwa Kewirausahaan Agribisnis 8. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan Pertanian 9. Mengakses informasi 10. Penugasan perorangan/kelompok 1. Menyajikan hasil penugasan kegiatan pendalaman 2. Menyusun rencana tindak lanjut (berisikan hal-hal yang akan dilakukan oleh masingmasing orang Penyuluh Pertanian Swadaya) 3. Post test 4. Penutupan diklat 9
10 BAB IV MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, PEMBINAAN DAN PEMBIAYAAN A. Monitoring Kegiatan monitoring diklat dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Pertanian, UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah selama pelaksanaan diklat. B. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Aspek evaluasi diklat meliputi: 1) peserta diklat, 2) fasilitator, dan 3) penyelenggaraan diklat. 1. Evaluasi Peserta Diklat Evaluasi peserta diklat terdiri dari evaluasi materi dan evaluasi sikap dan perilaku. a. Evaluasi Materi Tujuan : Untuk mengukur peningkatan penguasaan materi yang telah dipelajari melalui pre test dan post test Waktu : Dilakukan sebelum dan setelah proses pembelajaran pada setiap mata diklat. Sasaran : Peserta diklat Pelaksana : Diisi oleh peserta diklat Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator) Bentuk Instrumen : Format LP6 Teknik Evaluasi : 1. Evaluasi hanya dilakukan pada materi kelompok inti setelah penyampaian mata diklat; 2. Setiap soal pre test/post test diberikan minimal 2 soal yang terdiri dari ranah pengetahuan; 3. Untuk penilaian ranah keterampilan dan sikap dilakukan oleh widyaiswara dengan menggunakan skala Likert (1,2,3,4,5), yaitu Sangat Menguasai diberikan nilai 5, Menguasai nilai 4, Cukup Menguasai nilai 3, Kurang Menguasai nilai 2, dan Tidak Menguasai nilai 1. Pengolahan Data : 1. Rekapitulasi hasil pre test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk diinformasikan kepada fasilitator sebagai acuan dalam proses pembelajaran 2. Rekapitulasi hasil post test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk diinformasikan kepada fasilitator sebagai bahan penyusunan laporan evaluasi 3. Pengukuran sikap dan keterampilan dilakukan dengan mencari nilai rata-rata skala Likert (1,2,3,4,5). Analisa Data : Analisis Deskriptif Tindaklanjut : Proses pembelajaran diklat dinyatakan berhasil apabila hasil pre test dan post test meningkat dan memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan minimal nilai 4. 10
11 1. Jika nilai selisih antara pre test dan post test untuk setiap materi belum mencapai nilai minimal dilakukan pengulangan selama proses diklat 2. Jika nilai kumulatif dari semua mata diklat belum mencapai nilai minimum maka ditindaklanjuti dengan bimbingan lanjutan b. Evaluasi Terhadap Sikap dan Perilaku Peserta Tujuan : Untuk mengetahui dengan cepat sikap perilaku peserta diklat terhadap penerapan hasil-hasil diklat Waktu : Untuk Diklat Teknis dilakukan 3 (tiga) kali selama proses diklat (awal, tengah dan akhir diklat). Sasaran : Peserta diklat Pelaksana : Diisi oleh peserta diklat Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator terlatih) Bentuk Instrumen : Format LP7 Teknik Evaluasi : 1. Tim Evaluator melakukan penilaian perilaku peserta (Disiplin, motivasi, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan); 2. Penilaian perilaku peserta disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing peserta Pengolahan Data : 1. Dilakukan pembobotan untuk setiap unsur : Disiplin (40%), Motivasi (20%), Kerjasama (15%), Prakarsa (15%), Kepemimpinan (10%) 2. Rekapitulasi hasil evaluasi diserahkan kepada ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana Format LP7A Analisa Data : Dilakukan melalui tabulasi data dan dinyatakan dalam nilai prosentase (%) Interpretasi : Nilai >81 dinyatakan Sangat Baik Nilai dinyatakan Baik Nilai dinyatakan Cukup Nilai dinyatakan Kurang Nilai < 50 dinyatakan Sangat Kurang Tindaklanjut : Kepada purnawidya Diklat, diberikan surat hasil evaluasi kepada atasan atau intansi pengirim 2. Evaluasi Fasilitator Evaluasi fasilitator merupakan evaluasi terhadap Widyaiswara/Fasilitator dalam memberikan materi. Tujuan : Untuk mendapatkan input terhadap unsurunsur kemampuan Widyaiswara/Fasilitator dari peserta dalam aspek pembelajaran Waktu : Dilakukan segera setelah Widyaiswara/ Fasilitator memberikan materi. Sasaran : Peserta diklat 11
12 Pelaksana : Diisi oleh Peserta Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi) Bentuk Instrumen : Format LP8 Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada peserta Pengolahan Data Rekapitulasi dilakukan setiap hari dan untuk setiap materi serta hasilnya diserahkan kepada ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana Format LP8A Analisa Data : Analisis deskriptif Interpretasi : Nilai 5 dinyatakan Sangat Baik Nilai 4 dinyatakan Baik Nilai 3 dinyatakan Cukup Nilai 2 dinyatakan Kurang Nilai 1 dinyatakan Sangat Kurang Tindaklanjut : 1. Rekapitulasi hasil evaluasi peserta terhadap fasilitator segera disampaikan kepada yang bersangkutan setelah pembelajaran 2. Apabila Widyaiswara/Fasilitator memperoleh penilaian < 3 dari peserta maka kompetensi widyaiswara perlu ditingkatkan 3. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Evaluasi penyelenggaraan diklat merupakan evaluasi kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat. Tujuan : Untuk mendapatkan masukan penyempurnaan penyelenggaraan diklat berikutnya Waktu : Dilakukan sehari sebelum diklat ditutup Sasaran : Peserta Diklat Pelaksana : Diisi oleh Peserta Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi) Bentuk Instrumen : Format LP9 Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada peserta Pengolahan Data : 1. Untuk memperoleh penilaian kepuasan peserta menggunakan rumus : Kenyataan Harapan = Hasil 2. Hasil negatif, menunjukkan ketidakpuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat 3. Rekapitulasi dilakukan sehari sebelum diklat ditutup dan hasilnya diserahkan kepada ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana Format LP9A sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pada saat penutupan diklat Analisa Data : Analisis deskriptif Interpretasi : Semakin besar selisih negatif maka semakin besar ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan diklat 12
13 Tindaklanjut : Untuk setiap aspek yang memperoleh penilaian negatif harus segera dilakukan upaya perbaikan C. Pelaporan Lembaga penyelenggara diklat wajib mengirimkan laporan pelaksanaan diklat dilengkapi dengan soft file kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan diklat selesai. Pelaporan disusun dengan mengacu pada lampiran yang tertuang dalam Permentan Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelatihan dan Pendidikan Aparatur dan Non Aparatur. D. Pembinaan Diklat Pembinaan penyelenggaraan diklat dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. E. Pembiayaan Diklat Biaya diklat dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (khusus Tahun 2015), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah serta sumber anggaran lain yang tidak mengikat. 13
14 BAB VI PENUTUP 1. Petunjuk Pelaksanaan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya untuk dipedomani dan digunakan sebagai acuan oleh penyelenggara diklat pusat dan daerah. 2. Petunjuk Pelaksanaan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. 3. Dalam pelaksanaan Diklat, penyelenggara diklat menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Swadaya. an. MENTERI PERTANIAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN, WINNY DIAN WIBAWA NIP
15 Format LP6 EVALUASI PENGUASAAN/PEMAHAMAN MATERI 1. Nama Diklat : Nama UPT : Nama Peserta :... Petunjuk pengisian: Diisi dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia, dengan memberikan nilai pada kolom yang sudah tersedia sebagai berikut: Sangat menguasai nilai 5, Menguasai nilai 4, Cukup menguasai nilai 3, Kurang menguasai nilai 2, Tidak menguasai nilai 1. N o Materi Diklat (sesuai kurikulum) Sangat Menguasai Menguasai Skala Penguasaan Materi Cukup Menguasai Kurang Menguasai Tidak Menguasai Alasan (Materi Inti) Jumlah Nama Peserta Skala Penilaian : >81 = 5 (lima) = 4 (empat) = 3 (tiga) = 2 (dua) <50 = 1 (satu) (...) 15
16 Format LP6A CONTOH METODA PENGOLAHAN: REKAPITULASI EVALUASI PENGUASAAN/PEMAHAMAN MATERI 1. Nama Diklat : Diklat Bagi Pengurus Gapoktan Program PUAP Nama UPT : N o Nama Peserta Mengembang -kan & Memberdaya -kan Kelembagaan Gapoktan Menumbuhkan LKM dalam Gapoktan Materi dalam kurikulum Pembukuan Keuangan dan Non Keuangan dst dst dst Rata-rata 1. Amir Susan Tami Rian Tuti Rian Tuti Total Rata-rata *) Hasil Cukup Cukup Cukup Kurang Meng Menguasai Cukup mengu menguasai menguasai menguasai uasai asai *) Keterangan : *) Hasil akhir evaluasi penguasaan/pemahaman materi dimasukan ke dalam program e-sipp dan disampaikan ke Pusat Pelatihan Pertanian Ketua Panitia, (...) 16
17 Format LP7 EVALUASI TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU PESERTA 1. Nama Diklat... : 2. Hari/Tanggal... : No Nama Peserta Aspek Penilaian Saran/ Jumlah ( A ) ( B ) ( C ) ( D ) ( E ) Penjelasan 1. Amir 2. Alex 3 Agus 4. Hadi 5. Yuli 29 Tuti 30 Rini Ketua Panitia, (...) Keterangan: Aspek Penilaian / Bobot Kolom (%) Indikator Penilaian A = Disiplin 40 Kehadiran, ketepatan waktu, kebersihan dalam bekerja, kerapihan penggunaan alat B = Motivasi 20 Keaktifan, semangat, kemauan dan ketekunan C = Kerjasama 15 Menghargai pendapat orang lain, suka menolong, toleransi D = Prakarsa 15 Ide, inisiatif E = Kepemimpinan 10 Ketegasan, keberanian, konsistensi, komitmen, proaktif Total 100 Skala Penilaian : >81 = Sangat baik = Baik = Cukup baik = Kurang baik <50 = Tidak baik 17
18 Format LP7A CONTOH METODA PENGOLAHAN: REKAPITULASI EVALUASI TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU PESERTA Nama Diklat : Diklat Agribisnis Padi Lama Hari : 7 hari Nama UPT : PPMKP Ciawi No Nama Peserta Proses Diklat Awal Tengah Akhir Rata-rata 1 Amir Alex Agus Hadi Yuli Tuti Rini TOTAL RATA-RATA HASIL Cukup Baik Cukup Cukup *) Ketua Panitia, (...) Keterangan : *) Hasil Akhir Rekapitulasi Evaluasi Terhadap Sikap dan Perilaku Peserta dimasukan ke dalam program e-sipp dan disampaikan ke Pusat Pelatihan Pertanian 18
19 EVALUASI TERHADAP WIDYAISWARA/FASILITATOR Format LP8 NAMA : WIDYAISWARA/FASILITATOR MATA DIKLAT : HARI/TANGGAL/WAKTU : PETUNJUK PENGISIAN : Diisi dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. No. A S P E K SKALA 1. Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap) 2. Penguasaan Metoda (Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) 3. Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana) 4. Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku) 5. Tujuan Pembelajaran (Relevansi Materi dengan Indikator Pembelajaran, Pencapaian Tujuan Pembelajaran) Alasan : Terima Kasih Skala Penilaian : 5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup baik 2 = Kurang baik 1 = Tidak baik 19
20 CONTOH METODA PENGOLAHAN: Format LP8A REKAPITULASI EVALUASI TERHADAP WIDYAISWARA/FASILITATOR Nama Diklat : Diklat Kewirausahaan Agribisnis Lama Hari : 7 hari Nama UPT : PPMKP Ciawi Nama WI/Fasilitator: Asep Nama Materi diklat : Kewirausahaan Agribisnis NO ASPEK 1 Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap) 2 Penguasaan Metoda (Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) 3 Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana) 4 Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku) 5 Tujuan Pembelajaran (Relevansi Materi dengan Indikator Pembelajaran, Pencapaian Tujuan Pembelajaran) Nama WI/Fasilitator: Aup Quesioner Peserta Q1 Q2 Q3... Q29 Q30 Rata- Rata Nama Materi diklat : Kewirausahaan Agribisnis 1 Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap) Penguasaan Metoda (Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) 3 Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana) Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku) 5 Tujuan Pembelajaran (Penggunaan Sarana) Nama WI/Fasilitator: Lina Nama Materi diklat : POD 1 Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap) 2 Penguasaan Metoda (Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) 3 Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana) 4 Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku) 5 Tujuan Pembelajaran (Penggunaan Sarana)
21 Format LP8B CONTOH METODA PENGOLAHAN: REKAPITULASI EVALUASI TERHADAP WIDYAISWARA/FASILITATOR Nama Diklat : Diklat Kewirausahaan Agribisnis Lama Hari : 7 hari Nama UPT : PPMKP Ciawi NAMA MATERI dan FASILITATOR NO. ASPEK Kewirausahaan POD Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap) Penguasaan Metoda (Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana) Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku) Tujuan Pembelajaran (Penggunaan Sarana) Asep Aup Lina RATA- RATA TOTAL*) RATA-RATA*) ,32 HASIL*) Sangat Baik*) Cukup Kurang*) Cukup Keterangan : *) Data yang dimasukan ke dalam program E-SIPP dan disampaikan ke Pusat Pelatihan Pertanian **) Rekomendasi : untuk hasil akhir yang diperoleh fasilitator akan ditindaklanjuti oleh Pusat Pelatihan Pertanian 21
22 Format LP9 EVALUASI KEPUASAN PESERTA APARATUR TERHADAP PENYELENGGARAAN DIKLAT 1. Nama Diklat :... 2 Tanggal Pelaksanaan : Nama UPT :... Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang (X) pada angka sesuai dengan jawaban anda NO. PERTANYAAN A. PELAYANAN ADMINISTRASI 1 Registrasi/pendaftaran peserta diklat cepat dan mudah 2 Bahan serahan (tas, buku, pulpen, Pensil dll) yang berkualitas 3 Profesionalisme dan keramahan Petugas penerima peserta 4 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan cepat 5 Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi tepat waktu ( 1 hari Sebelum penutupan) 6 Profesionalisme dan keramahan petugas pelayanan keuangan Jumlah (A) B. PELAYANAN FASILITAS DIKLAT 1 Kebersihan dan kenyamanan asrama 2 Kebersihan dan kenyamanan ruang belajar 3 Kebersihan dan kenyamanan ruang makan 4 Keramahan dan kerapihan petugas Asrama/penginapan 5 Keramahan dan kerapihan petugas Ruang makan 6 Variasi menu makanan yang disajikan 7 Kualitas menu makanan yang disajikan 8 Kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian) 9 Ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, Laptop, OHP, Layar screen) Jumlah (B) HARAPAN KENYATAAN SB B CB KB TB SB B CB KB TB 22
23 Format LP9A CONTOH METODA PENGOLAHAN: REKAPITULASI EVALUASI KEPUASAN PESERTA APARATUR TERHADAP PENYELENGGARAAN DIKLAT 1. Nama Diklat : Diklat Kewirausahaan Agribisnis 2 Tanggal Pelaksanaan : Januari Nama UPT : N O. A B. 1 PERTANYAAN PELAYANAN ADMINISTRASI Registrasi/pendaftaran peserta Diklat cepat dan mudah Bahan serahan (tas, buku, pulpen, Pensil dll) yang berkualitas Profesionalisme dan keramahan Petugas penerima peserta Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan cepat Penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi tepat waktu (1 hari Sebelum penutupan) Profesionalisme dan keramahan petugas pelayanan keuangan HARAPAN RATA KENYATAAN RATA RATA- RATA SELISIH Jumlah (A) PELAYANAN FASILITAS DIKLAT Kebersihan dan kenyamanan asrama Kebersihan dan kenyamanan ruang belajar Kebersihan dan kenyamanan ruang makan Keramahan dan kerapihan petugas Asrama/penginap an 23
24 N O. 5 6 PERTANYAAN Keramahan dan kerapihan petugas Ruang makan Variasi menu makanan yang disajikan HARAPAN RATA KENYATAAN RATA RATA- RATA SELISIH Kualitas menu makanan yang disajikan Kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian) Ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, Laptop, OHP, Layar screen) Jumlah (B) Total (A+B) Rata-rata 4,0 4,0. 4,0 4,0 4,0 3,8 3,8. 3,8 3,8 3,8-0,2 Hasil *) Baik Mendekati Baik Kurang Puas Keterangan: *) Nilai rata-rata yang disampaikan ke Puslatan melalui program e-sipp 24
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 128/Permentan/OT.160/12/20013 TANGGAL : 23 Desember 2013
6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 128/Permentan/OT.160/12/20013 TANGGAL : 23 Desember 2013 PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL RUMPUNILMU HAYAT PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TOMT (TRAINING OF MASTER TRAINERS) AGRIBISNIS PADI BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TOMT (TRAINING OF MASTER TRAINERS) AGRIBISNIS PADI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Pertanian telah menetapkan arah dan kebijaksanaan pembangunan pertanian Tahun
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN -1- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS CABAI MERAH BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS CABAI MERAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH dan GAP/SOP SAYUR (BAWANG MERAH) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 28/Permentan/OT.140/4/2012 TANGGAL : 23 April 2012 PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinci2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da
No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN. DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS TANAMAN BUAH MANGGIS dan GAP/SOP BUAH (MANGGIS) BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS TANAMAN BUAH MANGGIS dan GAP/SOP BUAH (MANGGIS) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN
Lebih terperinciFOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP
04 Jun 15 FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 3 4 Juni 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 1 2 OPTIMALISASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K
PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/Permentan/OT.160/12/20013
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/Permentan/OT.160/12/20013 PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran 4 C. Dasar Hukum 5 D. Pengertian 6 BAB II. Penyelenggaraan Diklat 10 A. Persiapan 10 B.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN)
Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS BUDIDAYA KRISAN BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS BUDIDAYA KRISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K), bahwa Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran 4 C. Dasar Hukum 4 D. Pengertian 6 BAB II. Penyelenggaraan Diklat 10 A. Persiapan 10 B.
Lebih terperinciPEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTANIAN APARATUR DAN NON APARATUR BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TANGGAL : PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTANIAN APARATUR DAN NON APARATUR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mengantisipasi tantangan perubahan
Lebih terperinciA. Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan dan Manfaat Pedoman umum Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian bertujuan memberikan acuan kepada pelaksana sertifikasi Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan uji kompetensi. Secara khusus sertifikasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 08 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 08 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI
Lebih terperinci2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199
No.1410, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Penyuluh Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 52 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 52 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN POLA KEMITRAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 9/Permentan/OT.40/9/03 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 15 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015
RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP (Disampaikan pada Pra-Musrenbangtan di IICC Bogor, 7 9 Mei2014) ISI PAPARAN I SASARAN IKU DAN KEBIJAKAN BADAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012
i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN
ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN Oleh : KEPALA BADAN PPSDMP 1 DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN UU No. 16 Thn 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Tenaga Harian Lepas. Penyuluh Pertanian. Pembinaan
No.122, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Tenaga Harian Lepas. Penyuluh Pertanian. Pembinaan PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26/Permentan/OT.140/3/2010
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA POLA SATU PINTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH
PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH Latar Belakang Berdasarkan Ketentuan Umum UU SP3K No.16 Tahun 2006 pasal 1 ayat (2) Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Penyuluhan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA SERTIFIKASI KOMPETENSI PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2013 No. A SASARAN INDIKATOR
Lebih terperinciKEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018
KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada Musrenbangtan 2017 Jakarta, 30 Mei 2017 1 I. PERKEMBANGAN PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2014 KEMENTAN. Penilaian. Pusat Pelatihan. Pertanian. Pedesaan. Berprestasi. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2014 KEMENTAN.. Pusat Pelatihan. Pertanian. Pedesaan. Berprestasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/3/2013 TANGGAL : 21 Maret 2013 PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016
RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Pra-Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 12 Mei 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)
1. Indikator Kinerja Utama 2. Indikator Kinerja Kunci 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) BPPSDMP (IKU) (IKK) Outcome Kementan Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN
Lebih terperinci1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016
1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016 Kementan Outcome Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani". Activitas
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,
PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN NOMOR : 112/Per/OT.140/J/10/14 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KLASIFIKASI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
Lebih terperinci2012, No juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465,2012 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/OT.140/4/2012 210/ 07/2003 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI
Lebih terperinciCopyright :
IMPLEMENTASI PERMENTAN NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTANIAN APARATUR DAN NON APARATUR DI BALAI PELATIHAN PERTANIAN (BPP) JAMBI Oleh Ir. Lindung, MP Widyaiswara di BPP
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.
Menimbang : BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2 Mengingat Golongan I, Golongan II, dan Golongan III Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer Kategori 1 dan/atau Kategori 2; c. bahwa pedoman sebagaimana d
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1182, 2014 LAN. Pendidikan. Pelatihan. Prajabatan. Calon PNS. Golongan I. Golongan II. Golongan III. Tenaga Honorer. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.
No.34, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN HUBUNGAN KEMITRAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN HUBUNGAN KEMITRAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
Lebih terperinciDalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban untuk mewujudkan visi dan misi organisasinya sehingga visi dan misi Pemerintah dapat terwujud dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENGANTAR... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup.. 2
1 KATA PENGANTAR Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q Pusat Pelatihan Pertanian pada Tahun 2015 mengalokasikan dana penyelenggaraan diklat teknis mendukung Program Peningkatan Produksi Padi,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.950, 2011 SEKRETARIS NEGARA. Diklat Fungsional. Penerjemah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, email: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI
Lebih terperinciFOKUS PROGRAM & KEGIATAN BPPSDMP TAHUN 2015
FOKUS PROGRAM & KEGIATAN BPPSDMP TAHUN 2015 Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, M.Sc Kepala Badan PPSDMP Disampaikan pada Acara Musrenbangtan 2015 Jakarta, 13 Mei 2014 FOKUS PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2015 1. Pengembangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN TANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 28/Permentan/OT.140/4/ / TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI
07/2003 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 28/Permentan/OT.140/4/2012 210/ TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN
PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN Oleh : Harmini Sudjiman Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci