Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak 1. Pemanfaatan dan penggunaan produk yang berba

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak 1. Pemanfaatan dan penggunaan produk yang berba"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN FESES DAN URIN SAPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacg.) ODIT FERRY KURNIADINATA Fakultas Pertanian - Universitas Mulawarman Provinsi Kalimantan Timur ABSTRAK Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur saat ini semakin berkembang. Hampir disetiap kabupaten dan kota memiliki areal perkebunan kelapa sawit yang terus bertambah, sejalan dengan program Pemerintah Daerah Kalimantan Timur yakni peningkatan usaha dan pendapatan melalui penanaman sawit sejuta hektar. Terdapat beberapa persyarantan agar tanaman kelapa sawit dapat berproduksi dengan optimal, diantaranya adalah penggunaan benih unggul yang mampu berproduksi tinggi, pengelolaan kebun yang professional dan pembangunan pabrik CPO (crude palm oil) maupun biodiesel yang dapat menampung seluruh TBS (tandan buah segar) yang dihasilkan serta pemupukan yang tepat jenis, jumlah dan waktunya. Penggunaan pupuk anorganik (pupuk buatan) sebagai sumber hara bagi tanaman kelapa saawit dapat dilengkapi dengan pemberian pupuk organik. Hal ini karena penggunaan pupuk organik secara tepat mampu mempertahanan dan memperbaiki tekstur tanah serta menyeimbangkan organisme didalam tanah yang tidak dapat dilakukan oleh pupuk anorganik, sehingga dapat menjamin daya dukung tanah terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit secara kontinyu. Pupuk kandang sapi merupakan salah satu pupuk organik yang dapat digunakan dalam perkebunan kelapa sawit, hal ini mengingat bahwa peternakan sapi dapat diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit, sehingga pupuk kandang sapi yang diperoleh dari petemakan tersebut (berupa faeses dan urin) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Penggunaan faeses dan urin sapi sebagai pupuk organik memberikan keuntungan berupa harga yang relatif murah, mudah didapat, memiliki kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dan murah dalam pengaplikasianya, sehingga sangat baik untuk diaplikasikan pada perkebunan kelapa sawit terutama pada perkebunan rakyat yang umumnya memiliki modal kecil dan tidak dapat melakukan pemupukan secara intensif apabila secara keseluruhan menggunakan pupuk anorganik. Kota kunci : Feses sapi, urin sapi, kelapa sawit, pupuk organik PENDAHULUAN Kalimantan Timur mempunyai areal lahan kering yang cukup luas dan potensial untuk dikembangkan menjadi areal perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar yang dikelola oleh pemerintah atau swasta, selain itu Kalimantan Timur memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah dan sampai saat ini berbagai industri telah banyak berkembang dengan memanfaatkan sumber daya alam tersebut, balk sektor migas maupun non migas. Perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan cukup banyak selain dapat menambah devisa bagi negara bila dikelola secara cermat dan bertanggung jawab. Selain itu perkebunan merupakan satu usaha yang dapat diperbaharui (renewable resources) serta sebagai alternatif usaha yang sangat prospektif untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Komoditas perkebunan yang dapat diunggulkan guna menambah devisa di samping dapat meningkatkan pendapatan keluarga serta kesejahteraan masyarakat diantaranya adalah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg.). Secara agronomis tanaman ini mudah ditanam, mudah tumbuh, dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Beberapa aspek penting yang melatarbelakangi memilih komoditas kelapa sawit adalah sebagai berikut : 65

2 Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak 1. Pemanfaatan dan penggunaan produk yang berbahan baku asal minyak sawit semakin luas. 2. Ditemukannya teknologi pengolahan minyak sawit yang semakin maju. 3. Adanya penemuan varietas-varietas tanaman sawit yang mempunyai daya hasil dan kualitas minyak yang tinggi. 4. Minyak sawit mempunyai keunggulan tertentu yang tidak mudah tersaingi oleh minyak sintetis lainnya. 5. Meningkatnya harga bahan bakar minyak bumi di samping telah berkurangnya potensi minyak bumi. 6. Memiliki posisi strategis dalam pembangunan daerah maupun pembangunan nasional, ditinjau dari aspek pengembangan wilayah bukaan baru, kependudukan, menciptakan prakondisi industrialisasi, pembangunan ekonomi pedesaan dan kemitraan. 7. Prospek pemasaran jangka panjang cukup balk, karena kebutuhan akan minyak nabati pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan terus meningkat secara proporsional sejalan dengan perkembangan penduduk. 8. Produk minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat dikembangkan menjadi puluhan industri hilir, yang akan memberi peluang bagi pengembangan perekonomian rakyat. Kondisi Kalimantan Timur sangat cerah untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pembangunan daerah yaitu pengembangan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Selain itu areal penanaman kelapa sawit di Indonesia dan di Kalimantan Timur sampai saat ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar, sehingga sejalan dengan program pemerintah daerah Kalimantan Timur yakni peningkatan usaha dan pendapatan melalui penanaman sawit sejuta hektar. Terdapat beberapa persyaratan agar produksi tanaman kelapa sawit optimal serta memiliki mutu yang balk, diantaranya adalah penggunaan benih unggul yang mampu berproduksi tinggi, pemupukan yang tepat jenis, jumlah dan waktunya, pengelolaan kebun yang professional dan pembangunan pabrik CPO (Crude Palm Oil) maupun Biodiesel yang dapat menampung seluruh TBS (Tandan Buah Segar) yang dihasilkan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena penggunaan benih yang tidak memiliki kualitas yang baik maupun penggunaan pupuk yang tidak tepat menyebabkan produksi yang rendah. Salah satu jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dalam perkebunan kelapa sawit adalah pupuk yang berasal pcternakan sapi, yaitu kotoran sapi berupa feses maupun urin sapi. Pupuk kandang sapi merupakan salah satu pupuk organik yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tanah balk tekstur maupun kandungan unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk kandang sapi merupakan salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman kelapa sawit yang umumnya disuplai dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik). Penggunaan pupuk organik memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan, diantaranya harga yang murah, mudah didapat, serta mampu memperbaiki struktur tanah. TANAMAN KELAPA SAWIT Kelapa sawit termasuk komoditas pertanian yang banyak diminati oleh investor untuk dikembangkan karena nilai ekonominya yang cukup tinggi. Menurut Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, luas pertanaman kelapa sawit tahun 2002 di Kalimantan Timur adalah ha (ANONIM, 2003). Hal ini terus akan meningkat karena adanya program pengembangan kelapa sawit sejuta hektar yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sampai tahun Perkembangan ekspor yang terus meningkat disertai dengan harga yang semakin membaik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit cukup potensial untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari data tahun 1988 volume ekspor minyak sawit sebesar ton dengan nilai US $ , tahun 1989 volume ekspor minyak sawit sebesar ton dengan nilai US $ dan tahun 1990 volume ekspor minyak sawit sebesar ton dengan nilai US $ serta tahun 1991 volume ekspornya mencapai

3 Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak ton dengan nilai US $ (BALM INFORMASI PERTANIAN, 1992). Pada umumnya tanaman kelapa sawit di Indonesia berasal dari bibit yang dikembangbiakan dengan cara generatif, yaitu dengan biji. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, pengadan bibit kelapa sawit sudah dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kultur jaringan. Cara ini dinilai Iebih praktis dan mampu menghasilkan bibit yang seragam (FAUZI et al., 2003). Bibit yang dihasilkan kemudian dipindahkan ketahap pembibitan hingga kemudian ditanam dilapangan. Disebutkan oleh LUBIS (1992), sistematika kelapa sawit adalah Divisi : Tracheophyta ; Subdivisi : Pteropsida ; Klas : Angiospermae ; Subklas : Monocotyledoneae, Ordo : Palmales ; Famili : Palmaceae ; Subfamili : Palmaniae ; Genus ; Elaeis ; Spesies : Elaeis guineensis Jacq. Morfologi tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatif meliputi bunga, dan buah. Akar Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut yang terdiri dari akar primer, sekunder, tertier, dan kuarter. Akar primer tumbuh ke bawah permukaan tanah, sedangkan akar sekunder, tertier, dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan tanah. Secara umum fungsi utama akar adalah menyangga bagian atas tanaman, menyerap air, dan unsur hara dari dalam tanah (IMAM dan YUSTINA, 2001). Batang Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, batangnya tidak mempunyai kambium, dan umumnya tidak bercabang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak dibungkus oleh pangkal pelepah daun. Batang berbentuk silender berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah batang umumnya Iebih besar disebut bongkol batang (bow!). Sampai umur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah daun yang belum dipangkas. (LUBIS, 1992) Daun Susunan daun tanaman kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Daundaun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjangnya dapat mencapai 7,5-9 m. Jumlah anak daun pada tiap pelepah berkisar antara helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm. Pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai tua mencapai waktu sekitar 7 tahun, dan jumlah pelepah dalam satu pohon dapat mencapai 60 pelepah (RISZA, 1993). Bunga Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun. Pembungaan kelapa sawit termasuk monoccious yaitu bunga jantan dan bunga,betina terdapat dalam satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Kadang dijumpai dalam satu tandan terdapat bunga jantan dan bunga betina, bunga seperti ini disebut bunga banci (hermaprodit). Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk secara silang dan juga menyerbuk sendiri. Bunga jantan dan bunga betina keluar dari ketiak pelepah daun. Satu tandan bunga jantan terdiri dari kurang Iebih 200 spiklet, dalam satu spikiet terdapat bungajantan. Dalam satu tandan bunga jantan terdapat sekitar 50 g tepungsari (RISZA, 1993). Satu tandan bunga betina terdiri dari kurang lebih 200 spiklet, dalam satu spikiet terdapat kurang Iebih 20 bunga betina. Dalam satu tandan bunga betina terdapat kurang Iebih bunga betina (FAUZI et al., 2003). Buah Proses pembentukan buah sejak penyerbukan sampai buah matang kurang Iebih enam bulan. Proses pematangan buah dapat terjadi Iebih lambat atau Iebih cepat tergantung dari keadaan iklim setempat. Jumlah buah dalam satu tandan dewasa dapat mencapai kurang Iebih buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan beratnya berkisar g (FAUZI el al., 2003). Warna buah kelapa sawit tergantung dari varietas dan umurnya. Buah yang masih muda berwarna hijau pucat kemudian berubah warna menjadi hijau hitam. Semakin tua warna buah 6 7

4 Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak menjadi kuning muda dan pada waktu masak berwarna merah kuning (jingga). Perubahan warna pada Wit buah terjadi karena proses pembentukan minyak pada daging buah (mesocarp) dan butir-butir minyak mengandung zat warna carotein (R!SZA, 1993 ; IMAM dan YUSTINA, 2001). Buah kelapa sawit termasuk buah batu yang terdiri dari 3 bagian yaitu : I. Lapisan luar (Epicarpium) disebut kulit luar. 2. Lapisan tengah (Mesocarpium) disebut daging buah, mengandung minyak sawit. 3. Lapisan dalam (Endocarpium) disebut inti, mengandung minyak inti. Diantara inti dan daging buah terdapat lapisan tempurung (cangkang) yang keras. Biji kelapa sawit (kernel) terdiri dari 3 bagian yaitu : 1. Kulit biji (Spermodermis) disebut cangkang. 2. Tali pusat (Funiculus) 3. Inti biji (Nucleus seminis) Di dalam inti biji terdapat lembaga (embrio) yang merupakan calon tanaman baru. Secara anatomi, bagian-bagian buah kelapa sawit dari luar ke dalam adalah sebagai berikut : 1. Pericarpium, terdiri dari : a. Epicarpium yaitu kulit buah yang keras dan licin. b. Mesocarpium yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung minyak. 2. Biji terdiri dari : a. Endocarpium (cangkang atau ternpurung), berwarna hitam dan keras. b. Endosperm (kernel atau daging buah), berwarna putih dan dari bagian ini akan dihasilkan minyak inti sawit setelah melalui ekstraksi. Lembaga (embrio) : Berdasarkan tebal tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dibedakan dalam 3 tipe yaitu : 1. Tipe Dura : Tempurung (cangkang) sangat tebal, kandungan minyak dalam buah rendah. 2. Tipe Pisifera : Tempurung (cangkang) sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin dan hampir tidak. bertempurung, kandungan minyak dalam buah tinggi. 3. Tipe Tenera : Merupakan persilangan Dura sebagai pohon ibu dengan Pisifera sebagai pohon bapak. Tenera bertempurung tipis dan kandungan minyak tinggi. (FAUZI et al., 2003) PUPUK KANDANG SAPI Pengunaan pupuk anorganik merupakan hal yang umum dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit. Terdapat bermacam merk dan jenis pupuk anorganik yang beredar di pasaran, termasuk pula keberadaan pupuk palsu yang akan merugikan perkebunan kelapa sawit. Kebutuhan hara tanaman kelapa sawit meliputi kebutuhan unsur hara yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro yang terdiri dari N, P, K, Ca, Mg, S, B, Mo, Cl, Zn, Cu, Fe dan Mn yang tersedia dalam tanah, dan disuplai oleh penggunaan pupuk terutama pupuk anorganik yang memiliki kandungan hara yang cukup tinggi seperti penggunaan Urea, SP-36, KCL, pupuk majemuk, dan lain sebagainya (RoSMARKAM dan YUwoNO, 2006 ; INDRANADA, 1986). Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang secara terus-menerus dan tidak terkontrol akan berdampak buruk pada kesuburan tanah dan lingkungan disekitar areal perkebunan. Disebutkan oleh NOVIZAN (2005) bahwa penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah serta menyebakan penurunan ph tanah, menggangu keseimbangan organisme didalam tanah dan mengganggu kualitas air permukaan. Ditarnbahkan oleh SUTEJO (2002) bahwa penggunaan pupuk anorganik sebaiknya ikuti dengan pemberian pupuk organik sebagai pelengkap dan penyeimbang penggunaan pupuk anorganik, karena sifatnya yang mampu menjaga struktur tanah dan menjaga keseimbangan organisme didalam tanah. Dalam budidaya tanaman kelapa sawit selain menggunakan pupuk anorganik dapat juga digunakan pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk kandang. Pupuk ini merupakan alternatif pengganti maupun sebagai pelengkap pupuk anorganik. Pupuk kandang memiliki kan- 6 8

5 Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak dungan unsur hara yang sangat bervariasi struktur tanah dan aktifitas hewan dan mikroba tergantung waktu dan cara penyimpanannya, tanah. Tabel 1. menunjukkan bahwa rata-rata jenis hewan, dan kesehatan hewan. Selain kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, kandang pupuk kandang juga membantu memperbaiki Tabel 1. Rata-rata kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang Kandungan Pupuk kandang N P K Ca kg /ton pupuk kandang Sapi Kambing Domba Babi Ayam Sumber : AGUS dan RUIrrER (2004) Selain jenis pupuk yang didaparkan sumber pupuk tersebut, pupuk kandang juga dibagi menjadi pupuk kandang bahan padat (feses) dan pupuk kandang bahan cair (urin). Disebutkan oleh TISDALE dan NELSON (1966) disitasi SUTEJO (2002) bahwa rata-rata kandungan unsur hara pupuk kandang sapi dibagi dua yaitu bahan padat (feses) mengandung N sebesar 0.40%, P205 sebesar 0.20% dan K 2 0 sebesar 0.10%, sedangkan bahan cair (urin) mengandung N sebesar 1.00%, P 205 sebesar 0.20% dan K 20 sebesar 1.35%. Pupuk kandang sapi memiliki kandungan hara yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan jenis pupuk kandang lain, namun hal bukan berarti bahwa pupuk kandang sapi tidak dapat digunakan. Disebutkan oleh NOVJZAN (2005) pupuk kandang sapi padat yang telah kering termasuk kedalam pupuk yang berdekomposisi lambat sehingga panas yang dikeluarkan dalam proses tersebut relatif kecil sehingga aman untuk digunakan pada tanaman dan didukung oleh RACHMAWATI dan MANSHUR (2000) yang menyebutkan bahwa pupuk kandang sapi paling baik untuk digunakan sebagai pupuk karena sifatnya yang dingin. Sedangkan menurut SUTEJO (2002) bahwa urin sapi selain dapat diserap lebih cepat oleh tanaman karena berbentuk cair, juga mengandung unsur N dan K yang cukup tinggi. Selain kandungan hara yang dimiliki, pupuk kandang sapi relatif lebih mudah didapatkan, terutama untuk aplikasi pada perkebunan kelapa sawit mengingat peternakan sapi dapat diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit. Disebutkan oleh MARSONO dan SIGIT (2002) bahwa pupuk kandang sapi lebih banyak digunakan sebagai pupuk karena ketersediannya yang lebih banyak dibandingkan hewan lain. PEMANFAATAN FESES DAN URIN SAPI Dalam pengaplikasiannya, feses sapi (pupuk padat) yang telah kering dapat digunakan langsung sebagai pupuk dan dapat pula diolah terlebih dahulu menjadi bokashi agar proses dekompisisi pupuk tersebut lebih sempurna dan siap untuk diberikan ke tanaman. Sedangkan pupuk urin sapi (pupuk cair) harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu untuk kemudian dapat digunakan pada tanaman. Adapun cara pembuatan bokashi pupuk kandang sapi adalah : Bahan Kotoran sapi : 300 kg EM4 : 200 mi Rumput sisa makanan ternak : 150 kg Gula pasir : 200 g Air: secukupnya Cara pembuatan 1. EM4 dan gula pasir yang telah dicairkan dilarutkan ke salam air 6 9

6 Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak 2. Kotoran sapi dan rumput sisa makanan ternak dicampur secara merata 3. Larutan EM 4 disiramkan secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30% atau bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan dan apabila adonan dilepas maka adonan akan megar 4. Adonan dimasukkan kedalam karung goni selama bebera?a hari. Pertahankan suhu donan C. Jika suhu lebih dari 50 C, karung dibuka dan adonan dibolak-balik sebentar kemudian karung ditutup kembali 5. Setelah lebih kurang 4-5 hari, bokashi telah slap digunakan dengan indikasi pupuk terlihat berwarna kehitaman, suhu tidak lagi panas, tidak berbau dan teksturnya yang remah. Adapun cara pembuatan pupuk urin sapi adalah : Bahan Urin sapi : 100 liter EM 4 : I liter Gula pasir : 1 kg Cara pembuatan 1. Ketiga bahan dicampur dan dimasukkan kedalam tempat penampungan dengan tutup (drum) dan diaduk agar merata kemudian ditutup. 2. Satu hari sekali drum dibuka tutupnya kemudian larutan diaduk rata untuk mengeluarkan gas yang terbentuk selam proses fermentasi, kemudian drum ditutup kembali 3. Setelah lebih kurang 7 hari pupuk urin sapi telah dapat digunakan dengan indikator pupuk urin terlihat berwarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Hasil penelitian NOORHIDAYATI (2005) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urin sapi mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L Var. monel). Hal ini menunjukkan bahwa pupuk urin sapi dapat segera diserap oleh tanaman, sesuai dengan pendapat oleh LINGGA dan MARSONO (2003) bahwa penggunaan pupuk berbentuk cair mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan cepat. Pengaplikasian pupuk kandang sapi balk dalam bentuk padat (feses dan bokashi pupuk kandang sawit) dan pupuk urin sapi dapat digunakan pada setiap masa pertumbuhan sawit sebagai pelengkap penggunaan pupuk anorganik, sejak pembibitan hingga tanaman berproduksi. Pupuk padat dapat digunakan dalam kegiatan pembibitan kelapa sawit dengan cara dicampurkan dengan media pembibitan (tanah) dalam polybag. Serta diberikan pada saat penanaman sawit dilapangan dengan cara memberikan pupuk padat kandang sapi didalam lubang tanam yang telah disiapkan. Selain itu penggunaan pupuk padat ini dapat diberikan pada areal penanaman sawit yang telah berproduksi dengan cara larikan ataupun membuat ) ubang tanam disekitar tanaman sawit, bersama dengan pupuk urin sapi yang telah difermentasi. Disebutkan oleh PLASTER (1992) cara pemupukan yang umum dilakukan adalah ditebar dipermukaan tanah, dibenam di dalam tanah, disemprot pada daun, atau melalui air irigasi yang biasa disebut fertigasi. Cara terakhir dipandang lebih efisien terutama pada areal pembibitan kelapa sawit, mengingat pemupukan dengan cara ditebar dipermukaan tanah ternyata banyak terbuang dan pembenaman pupuk padatan memerlukan lebih banyak air dan waktu untuk dapat diserap tanaman. Fertigasi banyak dikembangkan melalui sistem irigasi curah, irigasi pancaran (menggunakan springkle) dan irigasi tetes dengan hasil yang memuaskan, yakni dapat menghemat pupuk, tenaga, dan jumlah serta waktu pemberian dapat disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi. Mengingat harganya yang relatif murah, manfaat serta ketersediaannya, maka penggunaan pupuk kandang sapi dinilai sangat tepat didalam kegiatan perkebunan kelapa sawit terutama perkebunan rakyat (plasma) yang umumnya memiliki modal yang tidak terlalu besar. Dengan menggunakan pupuk kandang sapi biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk membeli pupuk anorganik dapat dikurangi. Selain itu untuk kebutuhan akan pupuk kandang sapi juga dapat dengan mudah dipenuhi apabila dilakukan integrasi peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit. 7 0

7 Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Indusiri Olahannya sebagai Pakan Ternak Para petani kelapa sawit ataupun pekerja pada perusahaan kelapa sawit dapat menikmati keuntungan tambahan berupa semakin mudahnya mendapatkan pupuk kandang sapi balk feses maupun urin sebagai pupuk organik, hasil peternakan berupa daging dan susu sapi, serta ketersediaan pakan sapi dari perkebunan kelapa sawit, seperti pelepah sawit, rerumputan/hijauan diantara pohon sawit maupun limbah sawit yang dapat diolah menjadi pakan sapi. KESIMPULAN DAN SARAN Saran 1. Penggunaan pupuk kegiatan perkebunan kelapa sawit perlu dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanaman 2. Dalam perkebunan kelapa sawit sebaiknya digunakan pupuk kandang sapi sebagai pupuk organik unutk melengkapi penggunan pupuk anorgaik 3. Perlu percontohan atau pilot project dalam jumlah terbatas oleh pemodal (perusahaan) sebelum dikembangkan secara luas. Kesimpulan 1. Agar tanaman kelapa sawit berproduksi optimal, perlu adanya penggunaan benih unggul yang mampu berproduksi tinggi, pemupukan yang tepat jenis, jumlah dan waktunya, pengelolaan kebun yang professional dan pembangunan pabrik CPO (Crude Palm Oil) maupun Biodiesel yang dapat menampung seluruh TBS (Tandan Buah Segar) yang dihasilkan 2. Penggunaan pupuk anorganik dalam waktu yang lama dan berkelanjutan dapat mempengaruhi stuktur tanah menjadi kurang menguntungkan bagi tanaman kelapa sawit. 3. Penggunaan pupuk kandang sapi sebagai pupuk organik mampu membantu tanah, mempertahankan struktur meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air serta menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit. 4. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari tanaman kelapa sawit, maka penggunaan pupuk kandang sapi dilakukan sebagai pelengkap dari penggunaan pupuk anorganik. 5. Penggunaan pupuk kandang sebagai pelengkap pupuk anorganik dapat dilakukan pada perkebunan kelapa sawit khususnya pada perkebunan rakyat (plasma) mengingat harganya relatif lebih murah dan mudah untuk didapat. DAFTAR PUSTAKA AGUS dan RuuTER Perhitungan kebutuhan pupuk. Word Agroforestry Center. Jakarta. ANONIM Peluang investasi perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur. Dinas Perkebunan Kalimantan Timur. Samarinda. BALAI INFORMASI PERTANIAN Statistika Perkebunan Indonesia Tahun Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Jakarta. FAUZI, Y., WIDYASTUTI, Y.E., SATYAWIBAWA, 1., dan HARTONO, R Kelapa sawit budidaya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis usaha dan pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. IMAM, S. dan E. W. YUSTINA Kelapa sawit, budidaya pemanfaatan hasil dan aspek pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. INDRANADA Pengelolaan kesuburan tanah. Bina Aksara. Jakarta. LUBIS, A. U Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala, Pematang Siantar. Sumatera Utara. MARSONO dan SIGIT, P Pupuk akar jenis dan aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. NOORHIDAYATI Pemanfaatan bokashi sapi dan fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman baby buncis (Phaseolus vulgaris L. Var. Monel). Fakultas Pertanian Univeritas Mulwarman. Samarinda. (Unpublish). NovIZAN Petunjuk pemupukan yang efektif. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. PLASTER, E.J Soil science and management. Second edition. Delmar Publisher Inc. Albany New York

8 Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawa dan Industri Olahannya sebagat Pakan Ternak RACHMAWATI, M. dan MASHUR Pupuk ROSMARKAN, A. dan YUWONO,N.W Ilmu bokashi. Lembaga Ilmu Pengetahuan kesuburan tanah. Kanisius. Jakarta Indonesia. Jakarta. SuTeJO, M.M Pupuk dan cara pemupukan. RISZA, S Kelapa sawit, upaya peningkatan Rineka Cipta.Jakarta. produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. t 72

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis) merupakan salah satu tanaman tropis yang memiliki banyak manfaat. Bagian kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah minyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke- 21, masih akan tetap berbasis pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin ketat dalam suatu industri termasuk pada agroindustri. Salah satu produk komoditi yang saat ini sangat digemari oleh perusahaan

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTORAT BINA PERBENIHAN TANAMAN HUTAN LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS RUMPIN SEED SOURCES AND NURSERY CENTER JAKARTA,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah dikenal sebagai negara agraris. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. HELMI DKK

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. HELMI DKK PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. HELMI DKK PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Helmi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami definisi pupuk kandang, manfaat, sumber bahan baku, proses pembuatan, dan cara aplikasinya Mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang di perdagangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek pasar yang unik dan menarik. Selama ini budidaya cabai dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. Helmi Dkk

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. Helmi Dkk PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Helmi Dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tanaman kakao ( Theobroma cacao L) adalah salah satu famili Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah tropis lainnya di Amerika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatkan pengetahuan dan teknologi dibidang peternakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 9, No 1 : 1-6 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Sri Susanti Ningsih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botanist Amerika Jacquin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman A. Tujuan Mengetahui pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Dasar Teori Pertumbuhan adalah perubahan biologis yang dipengaruhi

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit Tanaman Kelapa Sawit (Picture from https://www.sciencenews.org) Tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr) adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang dikenal sebagai sumber utama penghasil minyak nabati sesudah kelapa. Minyak sawit kaya akan pro-vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, yang menghasilkan minyak nabati paling efisien yang produknya dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara I.PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara untuk membiayai pembangunan adalah ekspor nonmigas, yang mulai diarahkan untuk menggantikan pemasukan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah sering dianggap sebagai sesuatu yang kotor, menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang penyakit. Manusia seringkali memandang sebelah mata pada limbah. Tanpa

Lebih terperinci

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah Pembuatan Pupuk Organik Samijan BPTP Jawa Tengah Peranan Pentingnya Pupuk Organik Meningkatkan dan memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah Mengurangi pencemaran lingkungan Dapat digunakan

Lebih terperinci