BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 1 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi Belajar Istilah prestasi belajar sering kali digunakan untuk menunjukkan suatu proses pencapaian tingkat keberhasilan terhadap usaha belajar yang telah dilakukan. Winkel (1996) prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Berbeda dengan Winkel, Muhibbin (2006) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2010). Menurut Riadi (2012) prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu dan ditulis dalam bentuk laporan prestasi siswa. Sedangkan menurut Suroso (2001) bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dengan aspek kognitifnya yang ditunjukkan dengan nilai atau angka. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yang dicapai antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tentu tidak sama karena kemampuan dan kesempatan setiap orang berbeda. Berdasarkan pendapat dari para ahli, penelitian ini mengacu pada Suroso (2001) bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dengan aspek kognitifnya yang ditunjukkan dengan nilai atau angka.

2 2 2. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Menurut Abidin dalam Rucha (2013) prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf. Berbeda dengan Dien dalam Rucha (2013) yang menyatakan bahwa prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam bidang studi matematika yang diperoleh melalui proses usaha siswa dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Anne (2013) prestasi belajar matematika adalah hasil belajar maksimal yang dicapai oleh seseorang melalui proses aktif dalam memahami dan menguasai matematika serta aplikasinya dalam penyelesaian masalah dan untuk mengetahui besarnya penguasaannya diperlukan suatu tes. Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian ini mengacu pada teori Anne (2013) prestasi belajar matematika adalah hasil belajar maksimal yang dicapai oleh seseorang melalui proses aktif dalam memahami dan menguasai matematika serta aplikasinya dalam penyelesaian masalah dan untuk mengetahui besarnya penguasaannya diperlukan suatu tes. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Menurut Hamdani (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor internal (yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri). Berikut faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi belajar siswa. a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) terdiri dari kecerdasan, jasmaniah, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Kecerdasan (inteligensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara anak satu dengan anak lainnya sehingga anaka pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, tingkat inteligensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3 Semakin tinggi inteligensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi. 2) Jasmaniah Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat maka dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. 3) Sikap Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. 4) Minat Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai. 5) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tumbuh kembang sesorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. 6) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa 3

4 4 depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Keluarga Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar kecilnya penghasilan, keadaan rumah juga mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu, orangtua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Jalan kerja sama yang perlu ditingkatkan, ketika orangtua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah. Perhatian orangtua dapat memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar. 2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Keadaan sekolah ini meliputi kualitas guru, cara penyajian pelajaran, metode mengajarnya, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, pelaksanaan tata tertib sekolah dan kurikulum. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib, akibatnya siswa menjadi tidak disiplin sehingga siswa-siswa tidak mau belajar sungguh-sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar siswa menjadi rendah. 3) Masyarakat Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anakanaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar sehingga motivasi belajar berkurang. Begitu juga apabila seorang anak bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Dapat dikatakan lingkungan masyarakat dapat membentuk kepribadian anak.

5 Berbeda dengan Hamdani, menurut Sukmadianata (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu terdiri dari dua faktor yaitu: a. Faktor-faktor dari dalam individu 1) Aspek jasmaniah, mencakup kondisi dan kesehatan jasmani seperti kelengkapan dan kesehatan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. 2) Aspek psikis atau rohanian yaitu mencangkup kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serata kondisi afektif dan kognitif dari individu. b. Faktor-faktor dari luar individu 1) Lingkungan keluarga mencangkup keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah dan suasana di lingkungan sekitar rumah, keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim belajar, dan hubungan antar anggota keluarga. 2) Lingkungan sekolah mencangkup sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media belajar, suasana sekolah dan pelaksanaan belajar mengajar, hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya, serta staf sekolah yang lain. 3) Lingkungan masyarkat mencangkup dimana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Hal serupa dinyatakan pula oleh Slameto (2010) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang terdiri dari dua faktor, yaitu: a. Faktor internal, yang meliputi tiga faktor yaitu: 1) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 3) Faktor kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani. b. Faktor eksternal, dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: 1) Faktor keluarga, berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siwa dengan siswa, disiplin 5

6 6 sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas-tugas. 3) Faktor masyarakat meliputi siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga dan keadaan sekolah. a. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tepat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Slameto bahwa Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Hasbullah (1994) mengatakan Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Hendaknya orangtua menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orangtua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orangtua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orangtua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

7 7 b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini dapat meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dengan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil dan prestasi belajar. Kartono (1995) mengemukakan Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. Berdasarkan penjelasan teori di atas, penelitian ini mengacu kepada teori Hamdani (2010) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kecerdasan, jasmaniah, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Faktor eksernal terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. B. Pengertian Lingkungan Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya lingkungan. Ketika proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung didalamnya. Selain itu, lingkungan merupakan salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi belajar dan berdampak pada prestasi belajar siswa, F. Patty menyatakan bahwa Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orangtua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar, maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya. Berbeda dengan F. Patty, Sartain (2010) menyatakan bahwa lingkungan belajar meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life prosesses. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak, namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu terhadap pengaruhnya yang sangat besar terhadap siswa. Berdasarkan definisi diatas, penelitian ini mengacu kepada definisi F. Patty yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan sesuatu yang

8 8 mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orangtua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar, maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya. C. Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, dan perkembangan. Menurut Chaplin (2005) lingkungan adalah totalitas atau seluruh aspek gejala-gejala fisikdan sosial yang melingkupi atau mempengaruhi satu organism individual, atau bagian dari satu organisme. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Menurut Hamalik (2011) sekolah adalah suatu lembaga yang memberikan kepada murid-muridnya yang memberikan pengajaran secara formal. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki system dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Berbeda dengan Hamalik, menurut Suwarno (2008) mendefinisikan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berncana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang professional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah merupakan tempat seorang siswa dalam menjalankan kegiatankegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan hidup baik di dalam kelas maupun diluar kelas dengan mengikuti dan menaati peraturan dalam sistematika pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang pertama sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil dan prestasi belajar. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran inovatif, sarana penunjang

9 9 cukup memadai, dan siswa tertib disiplin. Kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapkan membuat prestasi belajar siswa akan meningkat. 2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional pembelajaran di sekolah hendaknya memiliki fungsi dan tujuan yang mengacu pada pendidikan nasional dalam kaitan ini sekolah hendaknya berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (BAB II pasal 3 UU RI No.20 tahun 2003). Sekolah sebagai lembaga sosial melaksanakan fungsi sosial sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Uyoh Sadulloh (2010) mengemukakan fungsi-fungsi sekolah sebagai lembaga sosial, yaitu : a) Sekolah berfungsi sebagai lembaga sosialisasi, membantu anakanak dalam mempelajari cara-cara hidup ditempat mereka dilahirkan. b) Sekolah berfungsi untuk mentransmisi dan mentransformasi kebudayaan. c) Sekolah berfungsi menyeleksi siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 3. Lingkungan Sekolah yang Nyaman Bagi Proses Belajar Mengajar Bagi para siswa, tentunya kegiatan belajar mengajar memerlukan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, dan cukup pepohonan. Menurut Alexander (2010) syarat-syarat lingkungan sekolah yang nyaman bagi proses belajar mengajar sebagai berikut: a) Lapangan Bermain Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya yang berhubungan dengan ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat digunakan untuk kegiatan bermain siswa, kegiatan upacara/apel pagi, dan kegiatan perayaan/pentas seni yang memerlukan tempat yang luas.

10 10 b) Pepohonan Rindang Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah. c) Sistem Sanitasi dan Sumur Resapan Air Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak untuk ditinggali. Apabila sistem sanitasi bersih, maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan sekolah, atau bahkan membahayakan apabila didiami oleh jentik-jentik nyamuk. d) Tempat Pembuangan Sampah Perlunya ditumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah untuk turut menjaga lingkungan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sampah berupa tong-tong sampah dan tempat pengumpulan sampah akhir di sekolah, dan memberikan contoh kepada siswa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. e) Lingkungan Sekitar Sekolah yang Mendukung Lingkungan sekolah yang dekat dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang tercemar sampah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan akibat bau-bau tak sedap. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. f) Bangunan Sekolah yang Kokoh dan Sehat Bangunan sekolah sudah semestinya dibangun dengan kokoh dan memiliki syarat-syarat bangunan yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing-masing ruang kelas yang ideal.

11 11 Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Alexander (2010), lingkungan sekolah yang nyaman bagi proses belajar mengajar menurut Mufidah (2012) adalah sebagai berikut: a) Halaman Luas Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki halaman luas. Halaman sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan prestasi siswa dalam bidang olah raga atau pun ekstrakurikuler. Selain itu, halaman sekolah dapat dijadikan sebagai sarana belajar out door dan tempat refresing siswa untuk menghilangkan rasa penat setelah mengikuiti pelajaran. b) Oksigen Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat, padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari diedarkan darah ke seluruh tubuh kita. Karena itulah dibutuhkan banyaknya pohon rindang di lingkungan sekolah sebagai paru-paru lingkungan. c) Sistem Sanitasi Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak huni. Apabila sistem sanitasi bersih, maka seluruh warga sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar. d) Bangunan Sekolah yang Kokoh Bangunan sekolah yang kokoh akan membuat siswa merasa tenang dalam belajar. Bangunan sekolah yang tidak kuat atau mudah roboh tentunya akan membawa dampak negatif bagi siswa. Siswa tidak akan tenang dalam belajar dan merasa terganggu dalam belajar. Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, anak-anak menjadi lebih sehat dan dapat berpikir secara jernih, sehingga dapat menjadi anak-anak yang cerdas dan kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan penjelasan dari teori-teori diatas, penelitian ini mengacu kepada teori Alexander (2010) yang menyebutkan syaratsyarat lingkungan sekolah yang nyaman bagi proses belajar mengajar adalah tersedianya lapangan bermain, pepohonan rindang, system sanitasi dan sumur resapan air, tempat pembuangan sampah, lingkungan sekitar sekolah yang mendukung, dan bangunan sekolah yang kokoh dan sehat.

12 12 4. Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Dikatakan formal karena disekolah terlaksana serangkaian kegiatanterencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajarmengajar di kelas (Winkel, 2009). Sekolah dapat mengembangkan dan meningkatkan pola pikir anak karena di sekolah mereka belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Menurut Sukmadinata (2012) faktor-faktor lingkungan sekolah yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi: a. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajardan media belajar. b. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan temantemanya, guru-gurunya dan staf sekolah yang lain. c. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan berbagai kegiatan kokurikuler. Sementara itu menurut Slameto (2003) faktor-faktor lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan fasilitas sekolah. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Metode mengajar Metode mengajar ini erat hubungannya dengan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam mengajar. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi yang akan diajarkan, kesesuaian metode yang dipakai dengan kondisi kelas yang kecil atau besar, dan kesesuaian metode yang dipakai guru dengan media pembelajaran juga turut mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. b. Kurikulum Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing sesuai dengan kurikulum yang ada. Jangan memberi pelajaran di atas ukuran standar. c. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Apabila relasi guru dengan siswa baik, siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaikbaiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

13 13 d. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Oleh karena itu, relasi yang terjalin dengan baik antar siswa akan membawa dampak yang baik pula terhadap proses belajarnya. e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan karyawan administrasi dan kebersihan, keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. f. Fasilitas sekolah Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Apabila siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Fasilitas yang dimaksud disini misalnya perpustakaan, laboratorium, ruang UKS, koperasi, WC, mushola, dll. Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Berdasarkan penjelasan teori diatas, penelitian ini mengacu kepada teori Slameto (2003) dimana faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan fasilitas sekolah.

14 14 D. Lingkungan Keluarga 1. Pengertian Lingkungan Keluarga Lingkungan adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan kecuali gen-gen (Setani dalam Purwanto, 2011). Sedangkan menurut Supardi (2003) menyatakan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Menurut para ahli psikolog, lingkungan yang memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Ahmadi dan Uhbiyati (2011) menyatakan bahwa Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, melayani seseorang dan seseorang melayani semua. Sedangkan menurut Ahmadi (1991) keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. Dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. Selama anak belum dewasa, orangtua mempunyai peran utama dan paling utama bagi anak-anaknya. Agar anak dapat berkembang dengan baik, maka peran orangtua dalam mendidik anak sangat menentukan. Orangtua akan memberikan contoh yang baik kepada anaknya agar dapat berkembang dengan baik. Adanya pergaulan antara orangtua dan anaknya dalam usaha mendewasakan menunjukkan bahwa interaksi dalam keluarga mengandung kegiatan belajar atau pendidikan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu dibandingkan dengan lingkungan sekunder yang ikatannya agak longgar. Selain itu keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Keluarga sebagai lingkungan belajar pertama sebelum lingkungan sekolah dan masyarakat, Purwanto (2011) menyatakan lingkungan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a) Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama. b) Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua. c) Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

15 15 Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa anak menerima pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga kemudian dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Tanggung jawab pendidikan anak terletak pada kerjasama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. 2. Macam-macam Lingkungan Keluarga yang Berpengaruh Terhadap Proses Belajar Keluarga pada dasarnya adalah lingkungan utama yang berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Anshari (2009) mengelompokkan macam-macam lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap proses belajar anak, yaitu: a) Lingkungan tempat dimana anak itu tinggal, ini menyangkut daerah dimana anak bertempat tinggal, misalnya di kota, desa, pesisir, pedalaman, daerah yang maju atau tidak dan sebagainya. b) Lingkungan tempat dimana pendidikan berlangsung (Tri Pusat Pendidikan), yaitu keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. c) Teman bermain dan orang-orang ada di sekitarnya, misalnya tetangga, teman bermain dan sebagainya. d) Buku-buku bacaan seperti majalah, koran, komik dan lainlainnya. e) Macam-macam kesenian, seperti bioskop, wayang, dan bermacam-macam pertunjukkan yang lain. 3. Faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada kondisi dan perilaku seseorang. Slameto (2011) menyatakan Anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orangtua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, maka dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar. Slameto (2011) juga berpendapat bahwasanya orangtua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-

16 16 kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Orangtua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa. Orangtua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar, yang lebih penting lagi adalah bagaimana memberikan bimbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berprestasi. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai faktor-faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar anak dapat diuraikan sebagai berikut (Slameto, 2011): a) Cara orangtua dalam mendidik anak Cara orangtua dalam mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orangtua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orangtua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orangtua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar. b) Relasi antara anggota keluarga Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orangtua dengan ananknya atau anak dengan anggota keluarga yang lain. Wujud relasi bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi oleh rasa kebencian, sikap terlalu keras, atau sikap acuh tak acuh. Relasi antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orangtua dalam mendidik anaknya. c) Suasana rumah Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu dicipatakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orangtua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain. Keadaan rumah juga perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang memungkinkan anak lebih suka tinggal dirumah untuk belajar. Suasana rumah yang tenang dan tentram dapat membantu konsentrasi anak belajar di rumah. Harapan dan tujuan anak untuk meraih prestasi belajar yang maksimal di sekolah kemungkinan juga akan terbantu.

17 17 d) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, perlindungan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti alat-alat tulis, ruang belajar serta sarana pelengkap belajar yang lain. Fasilitas tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai penghasilan yang cukup. Kondisi yang demikian kemungkinan dapat memotivasi anak untuk maju. e) Fasilitas belajar Tempat belajar yang baik hendaknya terletak di tempat tenang dan terbebas dari hal-hal yang dapat mengganggu. Apabila tempat belajar baik maka setiap siswa akan memasuki tempat belajar akan tumbuh niatnya untuk belajar. Umumnya siswa lebih banyak menggunakan waktu untuk belajarnya di malam hari. Penerangan yang baik untuk membaca di waktu malam hari adalah penerangan tak langsung, karena cahaya yang dihasilkan mamantul dan tersebar ke semua arah sehingga sifat cahaya merata dan tidak menimbulkan bayangan. Syarat yang harus diperhatikan untuk menciptakan tempat belajar yang baik adalah peredaran udara. Tempat belajar hendaknya mempunyai peredaran udara yang lancar. Alat untuk belajar yang lengkap dan cukup memadai untuk belajar akan mendorong siswa belajar dengan baik, sehingga mendukung pula pencapaian prestasi belajar. Berbeda dengan Slameto, Indrakusuma (2009) mengemukakan ada beberapa faktor dar lingkungan keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: a) Perhatian orangtua Kegiatan pendidikan anak perlu diberikan perhatian dari orangtua. Ketika anak sedang belajar janganlah orangtua mengganggu. Sebaiknya orangtua memberikan dorongan kepada anaknya untuk belajar. Memberikan dorongan dan perhatian kepada anak merupakan kewajiban orangtua, karena dengan memberikan dorongan dan perhatian anak akan termotivasi untuk belajar dengan maksimal. b) Keadaan ekonomi keluarga Ada dua argumentasi bagaimana faktor status sosial ekonomi orangtua berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa. Pertama, orangtua dengan status sosial tinggi dan berpendapatan tinggi akan memperhatikan pendidikan anak

18 18 lebih tinggi. Kedua, oleh karena itu mereka akan berupaya untuk menyediakan berbagai kebutuhan belajar anak dirumah dan berusaha mencari sekolah yang terbaik untuk anaknya. Orangtua dengan status sosial ekonomi tinggi cenderung mempunyai kesadaran yang lebih tinggi dalam menciptakan keadaan belajar anaknya dari pada orangtua dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah. c) Pendidikan orangtua Secara psikologis orangtua yang pendidikan tinggi, pada umumnya akan berusaha sekuat tenaga agar anaknya nanti minimal harus sama dengan pendidkan orangtuanya. Oleh sebab itu timbul dorongan dan motivasi dari orangtua agar anaknya mau mencontoh pendidikan yang dialaminya. Motivasi eksternal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar baik di sekolah maupun dirumah dan masyarakat. d) Suasana lingkungan keluarga Pencapaian keberhasilan dalam belajar siswa memerlukan suasana yang tenang dan nyaman sehingga siswa tidak akan merasa terganggu dalam konsentrasi belajarnya. Suasana keluarga yang harmonis, tenang dan bahasia sangatlah baik bagi perkembangan keberhasilan anak dalam belajar dan begitu juga sebaliknya, jika suasana belajar dirumah tidak menyenangkan maka anak akan malas belajar dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Keluarga mempunyai pengaruh besar dalam proses pendidikan pada umumnya. Fungsi dan peranan orang tua tidak sebatas menyediakan dana pendidikan saja, tetapi ikut serta di dalam merencanakan program pendidikan, dan mengolah program pendidikan demi tercapainya mutu pendidikan. Sugihartomo (2001) juga menyatakan, bahwa lingkungan keluarga yang baik dapat dilihat dari kemampuan menyediakan fasilitas belajar, pengawasan kegiatan belajar, mengenal kesulitan belajar siswa, dan menolongnya dari kesulitan belajar tersebut. Fasilitas belajar dapat berupa alat tulis, buku tulis, buku pelajaran dan tempat untuk belajar. Kemudian orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anaknya di rumah. Karena dengan mengawasi kegiatan belajarnya anaknya, dia dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya orang tua harus mengenal kesulitan kesulitan anaknya dalam belajar dengan cara menanyakan kepada anaknya apakah ada pelajaran yang sukar untuk diikuti, atau orang tua menanyakan kapada guru mengenai pelajaran

19 19 yang sukar didikuti oleh anak-anaknya. Selanjutnya orang tua harus membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar, berarti orang tua berusaha menolong anak agar berhasil dalam proses belajarnya. Melalui upaya-upaya tersebut, maka proses belajar siswa akan lebih berkualitas. Berdasarkan penjelasan teori-teori diatas, penelitian ini mengacu pada teori Slameto (2011) yang menyebutkan faktor-faktor keluarga yang berpengaruh terhadap prestasi belajar anak adalah cara orangtua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan fasilitas belajar. E. Hubungan Lingkungan Keluarga dan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Umumnya setiap orang ingin meraih prestasi yang setinggi mungkin pada tiap kegiatan. Seseorang dikatakan berprestasi jika mereka telah mencapai keberhasilan pada tingkat tertentu dari usaha yang telah dilakukannya. Lingkungan keluarga dalam upaya meningkatkan prestasi belajar terutama pada pelajaran matematika juga turut menunjang, karena sebagian waktu seorang siswa berada dirumah. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan yang terjalin dengan baik antara orangtua dengan anak. Semakin baik terjalinnya hubungan orangtua dan anak, maka semakin besar pula dorongan dan semangat yang akan berdampak pada prestasi belajar. Maka orangtua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. Faktor sekolah juga turut ikut serta dalam keberhasilan belajar siswa disekolah. Apabila terjalin hubungan dan komunikasi yang lancar antar guru dengan siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru inovatif, siswa tertib disiplin, dan saran penunjang memadai, maka suasana kondusif tersebut akan mendorong siswa untuk saling berkompetisi dalam proses pembelajaran. Dampaknya, siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti setiap pelajaran. Kondisi seperti inilah yang diharapkan agar terwujudnya lingkungan sekolah yang memberikan pengaruh dan hal-hal positif bagi para siswanya sehingga akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa terutama pada pelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian Sukawati (2008) yang menyatakan bahwa lingkungan sekolah dan keluarga berhubungan dengan prestasi belajar khususnya dalam pelajaran matematika. Hal senada juga dikemukakan oleh Ima (2012) bahwa lingkungan keluarga

20 20 dan lingkungan berhubungan erat dengan prestasi belajar matematika siswa. Berdasarkan pendapat dari para ahli dan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dan sekolah memiliki hubungan dengan prestasi belajar matematika. Pemenuhan lingkungan belajar di rumah dan di sekolah membutuhkan perhatian yang khusus agar tercipta suasana lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa selama proses pembelajaran. F. Hasil-hasil Belajar Lain yang Relevan Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sukawati (2008) yang berjudul Hubungan Lingkungan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012, yang menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan prestasi belajar matematika. Nilai r xy = 0,262 dengan p = 0,011 (p<0,05) menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika. Nilai r xy = -0,316 dengan p = 0,003 menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika. Nilai r xy = 0,273 dengan p = 0,020. Nilai r xy = 0,224 dengan p = 0,018 (p<0,05) menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar matematika. Sejalan dengan Sukawati, Ima (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMKN 48 Jakarta Timur menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika siswa SMKN 48 Jakarta Timur (p<0,05), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika siswa SMKN 48 Jakarta Timur (p<0,05) dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika siswa SMKN 48 Jakarta Timur (p<0,05). Berbeda dengan Sukawati dan Ima, Nurmalia (2010) yang berjudul Hubungan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar matematika dengan nilai r xy = 0,141 dengan p = 0,112 dan untuk lingkungan sekolah dengan prestasi belajar matematika dengan nilai r xy = 0,217 dengan p = 0,201.

21 21 G. Kerangka Berpikir Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu dan ditulis dalam bentuk laporan prestasi siswa. Proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan kegiatan belajar yang lebih baik kepada siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kedua faktor tersebut memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Apabila faktorfaktor tersebut dijalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya dengan baik, maka dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajarnya. Begitu juga dengan lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Hubungan antara guru dengan siswa, cara penyajian pelajaran, alat-alat pelajaran, dan kurikulum akan mempengaruhi hasil dan prestasi belajar. Semakin baik terjalinnya hubungan orangtua dan anak, maka semakin besar pula dorongan dan semangat yang akan berdampak pada prestasi belajar. Maka sudah sepatutnya orangtua mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. Begitu pula sebaliknya dengan sekolah, apabila terjalin hubungan dan komunikasi yang lancar antara guru dengan siswa, metode pembelajaran yang digunakan inovatif, siswa tertib disiplin, dan sarana penunjang memadai, maka suasana kondusif tersebut akan mendorong siswa untuk saling berkompetensi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut.

22 22 Prestasi Belajar Matematika Siswa Faktor Internal Faktor Eksternal Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah Hubungan Lingkungan Keluarga dan Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian H. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah Ada hubungan yang positif signifikan antara lingkungan keluarga dan sekolah dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan masalah penting yang menentukan nasib suatu negara. Suatu negara yang kualitas sumber daya manusianya bagus akan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

Judul BAB I PENDAHULUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN 1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu kewaktu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fanomena ini muncul persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini. 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembagunan nasional, baik itu dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia indoesia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) Pengertian Geografi adalah : Ilmu yang memperlajari persamaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan pada semua lembaga pendidikan merupakan upaya pembangunan sumber daya manusia, karena melalui lembaga pendidikan tersebut dapat dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. PENGARUH PENGGUNAAN METODE RESITASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR EKONOMI KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang

BAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas pada bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan proses berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang terwujud dalam sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah berupaya untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran eksak yang esensial, yang dapat menjadi penunjang untuk mata pelajaran yang lain. Melalui pelajaran matematika siswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki banyak tujuan dalam kehidupan, salah satunya adalah untuk menciptakan manusia yang mandiri. Seperti yang tertera dalam Undang undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini, menuntut generasi muda agar semakin maju di dalam berpikir dan bertindak. Kemajuan generasi

Lebih terperinci

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kualitas kemajuan suatu bangsa tersebut. Dalam kemajuan suatu bangsa perlu mendapatkan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K 1 Hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru, lingkungan fisik kelas dan sikap kemandirian siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun ajaran 2005/2006 Dian

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Data Hasil Penelitian Penelitian hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tumijajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan beberapa hal tentang: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar dan hipotesis, (5) kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil Belajar matematika memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan. Penerapan matematika dalam kehidupan sangatlah luas, sehingga hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dengan disertai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menuntut manusia untuk menguasai berbagai bidang yang ada di kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan. Kemajaun teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Diharapkan dengan prestasi belajar yang baik maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia, karena pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi. Pendidikan tersebut juga diharapkan

Lebih terperinci