PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA"

Transkripsi

1 PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA Evelyn Indradjaja Tunardy, IMS. Murah Manoe, Telly Tessy Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Evelyn Indradjaja Tunardy Bagian OBGIN FK-Unhas Makassar, HP:

2 Abstrak Masalah fungsi seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fungsi seksual pada primigravida sejak trimester pertama sampai ketiga. Fungsi seksual dinilai dengan menggunakan kuesioner FSFI yang telah divalidasi dibeberapa Negara. Penelitian ini lakukan secara kohort prospektif dan pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 49 primigravida. Data diolah menggunakan spss versi 16 dengan uji McNemar, tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan, lebih banyak wanita yang mengalami penurunan fungsi seksual pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua kebanyakan wanita mengalami fungsi seksual yang normal. Dalam perbandingannya, terdapat perbedaan bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p<0,01), dan trimester kedua dengan ketiga (p<0,01). Untuk posisi sanggama, pada trimester pertama lebih banyak memilih missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dapat diambil kesimpulan bahwat terjadi perubahan fungsi seksual pada tiap trimester kehamilan primigravida. Kata Kunci : Primigravida, Fungsi seksual, FSFI, Posisi sanggama Abstract The issue of sexual function is a problem that often occurs in pregnant women. This study aimed to assess sexual function in primigravida from first to third trimester. Sexual function was assessed using a validated FSFI questionnaires in several countries. The research was done in a prospective cohort and sampling conducted in consecutive sampling with a sample of 49 primigravida. The data is processed using SPSS version 16 with the McNemar test, the significance level of The results showed, more women decreased sexual function in the first and third trimester, whereas in the second trimester most women experience normal sexual function. In comparison, there are significant differences between sexual function with both the first trimester (p <0.01), and the second with the third trimester (p <0.01). For the position of intercourse, the more likely to choose the first trimester missionary position (75.5%), second trimester opt woman on top position (67.3%), and third trimester choose side by side position (55.1%). Can be concluded bahwat changes in sexual function in each trimester of pregnancy primigravida Keywords: primigravida, sexual function, FSFI, Position copulations

3 PENDAHULUAN Kehamilan memiliki peran penting dalam fungsi seksual dan perilaku wanita. Masalah fungsi seksual dilaporkan sering terjadi pada wanita hamil. (Aslan G dkk, 2005). Beberapa penelitian yang dikembangkan menunjukkan bahwa masalah fungsi seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada 25% - 92% wanita. Fungsi seksual dapat dipengaruhi oleh usia, pengetahuan, penyakit kronik, kehamilan, dan persalinan. Masalah fungsi seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita, dimana akan memberi dampak negatif pada rasa percaya diri (Alessandra P. et al., 2009) Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. (Elder J. et al., 2010). Fungsi seksual merupakan bagian yang turut menentukan warna, kelekatan dan kekompakan pasangan suami-istri. Bila suami-istri mempunyai persepsi yang sama tentang makna hubungan seksual dalam perkawinan, tentu tidak akan timbul masalah, namun jika persepsi mereka berbeda, biasanya akan timbul masalah.(sylvia D., 2006). Reamy melakukan penelitian pada 52 wanita hamil dengan menggunakan kuesioner di tiap trimester kehamilan dan mendapatkan terjadinya penurunan pada kenikmatan seksual, frekuensi bersanggama, dan orgasme seiring dengan berjalannya kehamilan. Hasrat seksual meningkat pada trimester kedua dan menurun secara progresif pada trimester ketiga, sesuai dengan penelitian oleh Masters dan Johnson. (Uwapusitanon W. et al., 2004). Bartellas melakukan evaluasi 141 wanita hamil, dan menemukan bahwa kehamilan mereka ditandai dengan penurunan yang progresif pada aktivitas seksual, dan kebanyakan wanita hamil takut bila dengan bersanggama dapat melukai kandungannya. (Bartellas E. et al., 2000). Di Indonesia, khususnya di Makassar belum ada penelitian tentang fungsi seksual dalam kehamilan, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hal tersebut dengan menggunakan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI).

4 BAHAN DAN METODE Lokasi dan rancangan penelitian Penelitian ini dilakukan dibeberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan menggunakan consecutive sampling Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah primigravida yang melakukan ANC di beberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS, yaitu wanita yang hamil trimester pertama, kemudian di follow up sampai trimester ketiga. Sampel adalah semua anggota populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria inklusi: Primigravida usia tahun dengan kehamilan trimester pertama, kedua, dan ketiga; kehamilan tunggal; hari pertama haid terakhir (HPHT) jelas; tinggal dengan suami; bersedia mengisi informed consent. Kriteria eksklusi: Kehamilan yang disertai dengan penyakit lain atau penyulit (misal: asma, hipertensi, penyakit jantung, plasenta previa, dan inkompetensi serviks); hubungan dengan suami tidak harmonis; wanita primigravida dengan riwayat infertil primer. Kriteria drop out : Primigravida yang telah diikutsertakan dalam penelitian, dalam perkembangan kehamilannya mengalami masalah atau komplikasi kehamilan (misal: ancaman abortus, perdarahan antepartum, uterus kontraktil, hipertensi, sesak napas) Metode pengumpulan data Dilakukan anamnesis terhadap ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini dan mengisi surat persetujuan. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat dalam kriteria eksklusi diambil sebagai sampel untuk penelitian. Pasien primigravida trimester pertama (usia kehamilan < 14 minggu) yang melakukan ANC akan dijadikan sampel, dan diberi lembar kuesioner untuk diisi, lalu pada trimester kedua (usia kehamilan 15 minggu 28 minggu) dan trimester ketiga (usia kehamilan 29 minggu 42 minggu) juga diberi lembar kuesioner untuk diisi lagi. Kuesioner ini mencakup fungsi seksual dan posisi sanggama favorit pasien tersebut dalam 4 minggu terakhir Analisis data Analisis data meliputi analisis deskriptif yaitu menghitung jumlah dan menentukan, sedangkan perhitungan analitik menggunakan uji statistik yang sesuai, yaitu : Analisis univariat, untuk deskripsi data berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat, Uji McNemar untuk

5 membandingkan 2 variabel yang berpasangan. Hasil uji hipotesis dikatakan tidak bermakna bila p > 0,05, bermakna bila p 0,05, dan sangat bermakna bila p < 0,01. HASIL Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian Tabel 1 menunjukkan karakteristik sampel yang dianalisis meliputi usia ibu, pendidikan, pekerjaan, dan lama menikah.. Secara umum dari 49 sampel yang diteliti, kelompok umur terbanyak yaitu tahun sebanyak 32 sampel (65,3%). Menurut tingkat pendidikan, kelompok SLTA terbanyak yaitu 19 sampel (38,8%) dan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 32 sampel (65,3%). Untuk sampel yang mengalami disfungsi seksual, terdapat 42 sampel (85,7%) pada trimester pertama, 13 sampel (26,5%) pada trimester kedua, dan 39 sampel (79,6%) pada trimester ketiga. Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan Tabel 2. memperlihatkan distribusi aspek fungsi seksual dalam kehamilan primigravida. Untuk desire, yang terbanyak mengalami disfungsi yaitu pada trimester ketiga sebanyak 26 sampel (53,1%), dan tetap normal pada trimester kedua sebanyak 45 sampel (91,8%). Aspek arousal pada trimester kedua tetap normal pada semua sampel, yaitu 49 sampel (100%). Pada aspek lubrication, gangguan fungsi terbanyak pada trimester ketiga, yaitu sekitar 17 sampel (34,7%), sedangkan pada trimester kedua, banyak yang normal, sekitar 48 sampel (98%). Dalam mencapai orgasme atau orgasm, hampir tiap trimester tidak mengalami disfungsi, namun pada trimester kedua, semua sampel mencapai orgasme, yaitu sebanyak 49 sampel (100%). Tingkat satisfaction dalam kehamilan, terdapat disfungsi pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua sekitar 44 sampel (89,8%) normal. Rasa nyeri atau pain tidak banyak dialami dalam kehamilan tiap trimester, namun pada trimester kedua, 49 sampel (100%) tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri. Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan II Tabel 3 menunjukkan perbandingan fungsi seksual secara keseluruhan dengan melihat total nilai FSFI antara trimester pertama dan kedua. Pada tabel ini tampak adanya perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p=0,000).

6 Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester II dan III Pada Tabel 3 memperlihatkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester kedua dan ketiga, dan terdapat perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual kedua trimester (p=0,000). Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan III Tabel 3 menunjukkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester pertama dan ketiga, dimana antara kedua trimester tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,607). Perbandingan Total nilai FSFI pada Trimester I, II, dan III Pada Grafik 1 dapat dilihat adanya gambaran disfungsi seksual pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kebanyakan mengalami fungsi seksual yang normal. Posisi Sanggama dalam Kehamilan Pada tabel 4 menggambarkan beberapa posisi sanggama dalam kehamilan, dimana posisi terbanyak pada trimester pertama yaitu missionary position, yaitu sebanyak 37 sampel (75,5%). Pada trimester kedua, pilihan posisi sanggama terbanyak yaitu woman on top position, sebanyak 33 sampel (67,3%). Dan pada trimester ketiga, terbanyak wanita hamil lebih memilih side by side position, yaitu sebanyak 27 sampel (55,1%). Perubahan pemilihan posisi sanggama pada tiap trimester kehamilan, dimana trimester pertama memilih missionary position, trimester kedua memilih woman on top position, dan trimester ketiga memilih side by side position. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, ditemukan Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada kehamilan primigravida trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua. Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada kehamilan primigravida trimester ketiga dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua. Fungsi seksual pada kehamilan primigravida trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester ketiga hampir tidak ada perubahan. Terdapat perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan, dimana missionary position menjadi pilihan pada kehamilan primigravida trimester pertama, woman on top position pada trimester kedua, dan side by side position pada trimester ketiga. Kelompok usia terbanyak antara tahun, yaitu sebanyak 32 sampel (65,3%). Berdasarkan penelitian oleh National Survey of Family Growth (NSFG) tahun , angka kesuburan untuk wanita adalah antara tahun. Disamping itu, menurut NSFG juga

7 kebanyakan wanita yang menikah, mengalami kehamilan pertama pada usia antara tahun, yaitu sekitar 45,7%. Hali ini sesuai dengan penelitian ini, dimana sampel yang digunakan adalah primigravida (Martinez G.,et al, 2012). Pendidikan terakhir sampel yang terbanyak adalah SLTA, yaitu sebanyak 19 sampel (38,8%). Berdasarkan Data Statistik Indonesia tahun 2005, angka bebas buta huruf di Sulawesi Selatan pada wanita adalah 82,20% dengan tingkat pendidikan rata-rata adalah SMA. Hal ini kemudian menjadi perhatian peneliti dalam pengisian kuesioner. Sehingga peneliti memberikan perhatian lebih pada kelompok sampel yang masuk dalam kelompok pendidikan rendah. Kelompok pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 32 sampel (65,3%). Hal ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional Dimana, ternyata di perkotaan sebagian besar ibu usia kurang dari 40 tahun yang mempunyai anak, sekitar 63,3% hanya mengurus rumah tangga saja dan yang bekerja hanya 29.6% saja.disfungsi seksual terdapat banyak pada trimester pertama dan ketiga yaitu 42 sampel (85,7%) dan 39 sampel (79,6%).,Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pada kehamilan trimester pertama terdapat beberapa sampel yang mengalami disfungsi, yaitu pada desire, satisfaction, dan pain. Sedangkan pada trimester kedua, hampir semua aspek fungsi seksual normal.. Pada trimester ketiga, terdapat lebih banyak sampel yang mengalami disfungsi seksual, yaitu pada aspek desire, arousal, lubrication, satisfaction, dan pain, apabila dibandingkan dengan trimester pertama. Fungsi seksual dalam kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor hormonal, neurogenik, fisik, maupun psikis. Hormon testosteron berperan penting dalam seksualitas pria maupun wanita, yang berpengaruh pada hasrat dan aktivitas seksual. Pada wanita hamil, terjadi penurunan kadar testosteron, yang menyebabkan terjadinya penurunan hasrat seksual. Dopamin, merupakan suatu neurotransmiter yang aktif pada saat tubuh dalam keadaan senang. Dorongan atau keinginan seksual diaktivasi oleh dopamin, yang menyebabkan peningkatan hasrat seksual. Meskipun faktor hormonal dan neurogenik memegang peranan dalam fungsi seksual, namun sekitar 46% disfungsi seksual dalam kehamilan lebih dipengaruhi oleh ketidaknyamanan fisik, dan 25% - 50% dipengaruhi oleh faktor psikis (Brown, C.,et al. 2008)

8 Adanya gangguan desire pada trimester pertama sampel disebabkan oleh adanya tandatanda hamil muda berupa rasa mual dan muntah pada awal kehamilan, juga karena merupakan kehamilan pertama sehingga kebanyakan merasa takut akan terjadi gangguan terhadap kehamilan, sehingga kebanyakan wanita hamil merasa enggan untuk melakukan hubungan seksual. Sedangkan pada trimester kedua, kebanyakan dari sampel telah pulih dari mual muntah, sehingga mereka merasa dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa. Pada trimester ketiga, desire menurun akibat rasa penuh dan sesak pada perut sehingga banyak sampel merasa malas untuk memulai hubungan seksual. Pada fase arousal, sampel pada trimester pertama dan kedua hampir tidak mengalami gangguan, tetapi pada trimester ketiga banyak yang mengalami gangguan. Ini disebabkan oleh makin besarnya kehamilan, sehingga membatasi pergerakan dan menyebabkan sampel merasa malas untuk melakukan hubungan seksual. Fase lubrication, kebanyakan sampel mengalami gangguan di trimester ketiga. Hal ini berkaitan dengan adanya penurunan fungsi desire dan arousal, sehingga hasrat atau keinginan seksual pun akan menurun.pada fase orgasm, kebanyakan sampel pada tiap trimester mengalami orgasme. Tetapi, peneliti tidak dapat menentukan apakah diantara sampel terdapat beberapa yang mengalami multiple orgasm. Satisfaction pada trimester pertama menurun diduga akibat rasa bersalah yang timbul setelah melakukan hubungan seksual, dimana beberapa sampel merasa khawatir mengenai bayinya. Sedangkan pada trimester kedua, kepuasan seksual hampir tidak mengalami gangguan. Pada trimester ketiga, fase ini kembali mengalami gangguan akibat perasaan tidak nyaman yang muncul sehubungan dengan kehamilan yang bertambah besar. Pain sejalan dengan lubrikasi pada tiap trimester, dimana dengan adanya lubrikasi yang baik, kebanyakan sampel tidak merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan seksual, terutama pada trimester kedua. Penelitian ini memberi hasil yang hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Reamy pada 52 wanita hamil, dimana ditemukan adanya sedikit penurunan desire pada trimester pertama, meningkat pada trimester kedua, dan menurun secara progresif pada trimester ketiga. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Master dan Johnson (Uwapusitanon W. et al., 2004). Wanita hamil pada trimester pertama seringkali merasa sulit untuk mendapatkan perasaan erotis untuk memulai hubungan seksual. Ini dapat disebabkan oleh munculnya rasa mual atau muntah dan fatique pada beberapa wanita. Begitu

9 juga yang dikemukakan oleh Bartellas dkk (2000), yakni hampir 49% wanita merasa takut apabila melakukan hubungan seksual akan dapat melukai janinnya. (Lewis J., et al., 2006) Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Aslan G dkk., dimana mereka menemukan adanya perubahan pada seluruh aspek fungsi seksual menurut FSFI selama kehamilan. Kepuasan seksual atau satisfaction sedikit menurun pada trimester pertama, dan bervariasi pada trimester kedua, kemudian akan menurun tajam pada trimester ketiga. Lubrication tetap dialami dalam tiap trimester kehamilan, sedangkan orgasm dialami secara bervariasi pada tiap trimester. Dispareunia atau pain dialami oleh hampir 22-50% wanita hamil terutama pada akhir trimester. (Aslan G.,et al., 2005). Dalam penelitian Masters dan Johnson (1966), dikemukakan bahwa pada trimester kedua kebanyakan wanita akan mengalami sensasi erotis yang meningkat, dikarenakan pada trimester ini, keluhan kehamilan dini telah berkurang atau hilang, dan pada saat ini terjadi bendungan pada pembuluh darah pelvis, sehingga meningkatkan intensitas orgasme wanita. Dimana pada saat ini tidak jarang seorang wanita dapat merasakan multiple orgasm. (Lewis J.,et al., 2006) Memasuki trimester ketiga, seorang wanita hamil akan mengalami perubahan bentuk tubuh dan perut yang makin membesar, sehingga merasakan dirinya kurang menarik, disamping pergerakan yang juga terbatas. Hal ini seringkali menimbulkan ketidaknyamanan dan kesulitan dalam berhubungan seksual (Lewis J.,et al., 2006) Untuk analisis perbandingan total nilai FSFI antara primigravida trimester pertama dengan kedua, ditemukan perbedaan bermakna pada fungsi seksualnya, dengan nilai p=0,000. Begitu pula antara trimester kedua dan ketiga ditemukan perbedaan bermakna pada perbandingan total nilai FSFI dengan nilai p=0,000. Namun antara trimester pertama dan ketiga, tidak ditemukan perbedaan bermakna, dengan nilai p=0,607 Pada Grafik 1. dapat dilihat gambaran disfungsi seksual dan fungsi seksual normal pada tiap trimester.menurut penelitian oleh Alessandra P dkk. pada 271 wanita hamil, ditemukan prevalensi gangguan fungsi seksual rata rata 46,6% pada trimester pertama, 34,2% pada trimester kedua, serta 73,3% pada trimester ketiga. Dan ternyata terdapat perbedaan prevalensi yang bermakna antara trimester pertama dengan kedua, dan kedua dengan ketiga. Dalam penelitian ini, didapatkan pada trimester pertama kebanyakan sampel memilih missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dalam penelitian Uwapusitanon W. dan

10 Choobun T.(2004), mereka mengklasifikasikan tiga kelompok posisi sanggama bagi wanita hamil. Kelompok pertama, yaitu man on top position atau dikenal dengan missionary position. Posisi ini seringkali dilakukan pada keadaan tidak hamil ataupun masih hamil muda. Kelompok kedua yaitu woman on top position, dimana posisi ini lebih dipilih oleh wanita hamil trimester kedua, dan kelompok ketiga yaitu side by side atau rear entry position. Posisi ini semakin diminati dengan makin bertambah besarnya kehamilan. Bila dilihat dari penelitian diatas, terdapat kesamaan pemilihan posisi sanggama. Aktivitas seksual dan pemilihan posisi sanggama, juga dipengaruhi oleh berat badan seseorang, dimana pada wanita yang mengalami obesitas, biasanya mengalami ketidaknyamanan dalam aktivitas seksual pada posisi tertentu. Namun, dalam penelitian ini, yang menjadi kekurangan dan keterbatasan yaitu tidak dilakukannya pengukuran indeks massa tubuh sampel penelitian per tiap trimester. Diakibatkan pertambahan berat badan yang berbeda antara tiap wanita hamil seiring dengan kehamilannya, dan keengganan dalam mencantumkan berat badan dalam kuesioner. Hal ini juga disebutkan dalam penelitian oleh Rada C.(2011), yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan frekuensi, kualitas, dan lamanya aktivitas seksual seseorang. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa terdapat perubahan fungsi seksual pada tiap trimester kehamilan, dimana secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua, dan antara trimester kedua dengan ketiga. Selain itu, terdapat juga perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang fungsi seksual dalam kehamilan pada primigravida dan dibandingkan dengan pada waktu sebelum hamil atau pre-konsepsi, dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Selanjutnya diharapkan dengan adanya publikasi hasil penelitian ini, petugas kesehatan yang kompeten dapat memberikan edukasi dan konseling mengenai fungsi seksual dan aktivitas seksual dalam kehamilan kepada para wanita.

11 DAFTAR PUSTAKA Aslan G., Aslan D., Kizilyar A., Ispahi C., Esen A. (2005). A Prospective Analysis of Sexual Functions During Pregnancy. Int J Import Res. 17: Bartellas E, Crane J, Daley M, Bennett KA, Hutchens D. (2000). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. Br J Obstet Gynaecol. 107: Brown C. Rosen R. Heiman J. Leiblum S, Meston C. Shabsigh R. Ferguson D. D Agostino Jr. (2000). The Female Sexual Function Index (FSFI): A Multidimensional Self-Report Instrument for the Assessment of Female Sexual Function. Journal of Sex & Marital Therapy. 26: Elder J., Braver Y. Female Sexual Dysfunction. [online] Available from: Lewis J., Black J. (2006). Sexuality in Women of Childbearing Age. In :Journal of Perinatal Education. P Martinez G., Daniels K., (2012). Fertility of men and women aged years in the United States: National survey of family grow. Sylvia D. (2006). Disfungsi Seksual pada Perempuan. Universitas Indonesia. Jakarta. p:1-28 Uwapusitanon W., Choobun T.(2004). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. J Med Assoc Thai; 87 (Suppl 3): S45-9

12 Tabel 1 Distribusi karakteristik sampel penelitian Karakteristik N % Usia Ibu tahun 32 65, tahun 17 34,7 Pendidikan SD 14 28,6 SLTP 4 8,2 SLTA 19 38,8 Perguruan Tinggi 12 24,5 Pekerjaan IRT 32 65,3 PNS/ ABRI / POLRI 6 12,2 Pegawai swasta 3 6,1 Wiraswasta 3 6,1 Mahasiswi Trimester I Disfungsi seksual Trimester II Disfungsi seksual Trimester III Disfungsi seksual ,2 85,7 14,3 26,5 73,5 79,6 20,4 Tabel 2 Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan Aspek Fungsi Seksual n = 49 Disfungsi seksual Trimester I Trimester II Trimester III Disfungsi seksual Disfungsi seksual Desire 16 (32,7%) 33 (67,3%) 4 (8,2%) 45 (91,8%) 26 (53,1%) 23 (46,9%) Arousal 2 (4,1%) 47 (95,9%) 0 49 (100%) 20 (40,8%) 29 (59,2%) Lubrication 6 (12,2%) 43 (87,8%) 1 ( 2%) 48 (98%) 17 (34,7%) 32 (65,3%) Orgasm 2 (4,1%) 47 (95,9%) 0 49 (100%) 2 (4,1%) 47 (95,9%) Satisfaction 28 (57,1%) 21 (42,9%) 5 (10,2%) 44 (89,8%) 33 (67,3%) 16 (32,7%) Pain 19 (38,8%) 30 (61,2%) 0 49 (100%) 17 (34,7%) 32 (65,3%)

13 Tabel 3 Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I,II dan III Trimester I Trimester II Trimester I Trimester II Disfungsi seksual 26 > 26 Total N % N % N % Disfungsi seksual 12 28, , ,3 6 85, Disfungsi seksual 26 Trimester III > 26 Total N % N % N % Disfungsi seksual 7 53,8 6 46, P 0, ,9 4 11, ,000 Trimester III Disfungsi seksual 26 > 26 Total N % N % N % Disfungsi seksual 33 78,6 9 21, ,7 1 14, ,607 P P Tabel 4 Pemililhan Posisi Sanggama dalam Kehamilan Trimester I Trimester II Trimester III N % N % N % Missionary position 37 75, ,4 7 14,3 Side by side position 8 16,3 2 4, ,1 Rear entry position ,2 5 10,2 Woman on top position 4 8, , ,4 Grafik 1 Perbandingan Total Nilai FSFI Pada Trimester I, II, dan III

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN (Studi Penelitian di Klinik Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa

Lebih terperinci

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013 The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013 Dewi AT, Sutyarso, Berawi MM, Angraeni ID Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan siklus yang normal dalam kehidupan perempuan dan pasangan untuk melanjutkan keturunan. Proses tersebut sering dianggap sebagai simbol dari feminitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu periode transisi pada kehidupan seorang wanita dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum (Lowdermilk et

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Klinik Bersalin Ramini Medan Tahun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap mengahargainya.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Klinik Bersalin Ramini Medan Tahun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap mengahargainya. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Desy Maisyarah Harahap Nim : 095102057 Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Seksualitas Selama Kehamilan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disfungsi seksual pada wanita merupakan masalah kesehatan reproduksi yang penting karena berhubungan dengan kelangsungan fungsi reproduksi seorang wanita dan berperngaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga membutuhkan terciptanya keharmonisan agar tujuan-tujuan dalam pembentukan keluarga dapat tercipta. Keharmonisan keluarga terbentuk ketika nilai-nilai dalam

Lebih terperinci

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks 1 Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks Endang Murwaningsih 1,2*, Dewi Gayatri.3 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais,Instalasi Radioterapi, Jl.Let.Jend.S.Parman kav

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Seksual menurut World Health Organization (WHO), adalah suatu keadaan fisik, emosional,mental dan kesejahteraan sosial yang stabil yang berkaitan dengan seksualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai sebuah gangguan dalam proses yang memiliki karakteristik siklus respon seksual atau rasa sakit terkait

Lebih terperinci

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana, et al. HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana 1, Heru Santosa, Taufik Ashar 3 1 Mahasiswa Program Magister

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Proses yang diawali dari konsepsi hingga pengeluaran bayi merupakan periode krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut world population data sheet tahun 2013 Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah penduduk 249 juta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan masalah kesehatan reproduksi yang menjadi ancaman bagi wanita yang berkeinginan untuk hamil dengan pasangannya. Kondisi ini dialami oleh sekitar 10-15% pasangan

Lebih terperinci

Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University. Abstract. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples

Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University. Abstract. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples Correlation of Stres According to The Scale of Social Readjustment Rating Scale and The Incident of Sexual Dysfunction in Women Of Productive Age Couples in Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hubungan seksual yang dilakukan terutama bersama pasangan

Lebih terperinci

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai keluarnya hasil konsepsi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi, kehamilan merupakan sesuatu yang berharga karena wanita tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi, kehamilan merupakan sesuatu yang berharga karena wanita tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, akan tetapi, kehamilan merupakan sesuatu yang berharga karena wanita tersebut harus menyiapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Propinsi Lampung yang memiliki daerah pesisir. Keberadaan desa pesisir merupakan salah satu bagian wilayah pesisir yang

Lebih terperinci

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil. SEKS SELAMA KEHAMILAN Selain perubahan fisik, wanita yang sedang hamil biasanya memiliki perubahan kebutuhan akan perhatian dan keintiman dalam hubungan dengan pasangannya. Dari sisi emosianal, wanita

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur) Hubungan antara pendampingan..( Abd. Halim, Fajar, Nur) HUBUNGAN ANTARA PENDAMPING PERSALINAN, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI KLINIK KESEHATAN IBU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dialami oleh negara berkembang, seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15%

Lebih terperinci

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI RS. KIA KOTA BANDUNG BULAN SEPTEMBER 2011 Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015 HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015 Tuti Meihartati, SST., M.Kes Email : riestie_fun@yahoo.co.id ABSTRACT Studi

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN Yuni Retnowati 1, Nurul Muslimah 2 1. FakultasIlmuKesehatan, Universitas Borneo Tarakan Email : retnowati.yuni@yahoo.co.id

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE Nurfitriani Muin 1, Magdalena 2, Dewi Yuliani Hanaruddin 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut Hiperglikemia dengan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita Zahra Zettira, Khairun Nisa Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Disfungsi seksual pada wanita merupakan

Lebih terperinci

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung Saputra, MAR., Sutyarso Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia, baik bagi penduduk-penduduk yang paling primitif, maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia, baik bagi penduduk-penduduk yang paling primitif, maupun bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan tentang reaksi dan tingkah laku seksual manusia yang sifatnya universal dan multidisipliner, yang sekarang dinamakan seksologi, tidak mempunyai definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo

Lebih terperinci

GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON )

GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON ) GAMBARAN INDEKS FUNGSI SEKSUAL WANITA PADA PENGGUNA IMPLAN SATU BATANG ETONOGESTREL 68mg (IMPLANON ) Muhammad Ardi Levrian Sepriano 1, Ratnasari Dwi Cahyanti 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan crossectional, dimana pengumpulan data dilakukan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ph SALIVA DENGAN KARIES PADA KEHAMILAN TRIMESTER PERTAMA DAN KEDUA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-I

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan tujuan untuk mempelajari korelasi antara faktor

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

Lebih terperinci

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA. Risneni*, Mugiati*

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA. Risneni*, Mugiati* PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA Risneni*, Mugiati* Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) di tahun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun patologis (Molika, 2015). dimulai pada saat terjadi proses nidasi, oleh beberapa tubuh wanita direspon

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun patologis (Molika, 2015). dimulai pada saat terjadi proses nidasi, oleh beberapa tubuh wanita direspon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang dinanti hampir setiap pasangan suami istri. Kehamilan terjadi karena adanya pembuahan, yaitu proses penyatuan antara sel sperma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KEGEL EXERCISE UNTUK PENCEGAHAN POSTPARTUM FEMALE SEXUAL DYSFUNCTION DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELUARGA

EFEKTIFITAS KEGEL EXERCISE UNTUK PENCEGAHAN POSTPARTUM FEMALE SEXUAL DYSFUNCTION DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELUARGA EFEKTIFITAS KEGEL EXERCISE UNTUK PENCEGAHAN POSTPARTUM FEMALE SEXUAL DYSFUNCTION DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELUARGA Catharina Galuh Suryondari 1, Eka Yuni Indah Nurmala 2 Prodi D III Kebidanan STIKes

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Adapun 99 persennya terjadi di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses atau peristiwa alamiah yang dialami oleh seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan khususnya di Indonesia. Prevalensi DM cukup tinggi di

Lebih terperinci

Jurnal Bidan Midwife Journal Volume 2, No. 1, Januari 2016 pissn eissn X

Jurnal Bidan Midwife Journal Volume 2, No. 1, Januari 2016 pissn eissn X KORELASI PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KEPUASAN SEKSUAL SUAMI R. Nety Rustikayanti *, Ira Kartika 2, Yanti Herawati 3 1,2,3 STIKes Dharma Husada Bandung, Jln. Terusan Jakarta no.75, Bandung

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MASTURBASI DENGAN PERILAKU MASTURBASI SISWA ASRAMA X DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MASTURBASI DENGAN PERILAKU MASTURBASI SISWA ASRAMA X DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012 ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MASTURBASI DENGAN PERILAKU MASTURBASI SISWA ASRAMA X DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012 Gilang Gumilang, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J Saanin,dr.,M.Kes

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA Sitti Nur Afridasari* Juminten Saimin** Sulastrianah*** *Program Studi Pendidikan Dokter **Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UHO ***Bagian Farmakologi FK UHO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksual adalah hubungan intim yang tidak hanya alat kelamin saja, akan tetapi perasaan psikologi serta emosi ikut berperan dalam mencapai kepuasan (Komandoko, 2010).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara mereka. Masa

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR Yati Afiyanti!, Eka Ayu Nofyani ² 1. Program Studi Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu obstetri dan ginekologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMASS KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : WIWEN INDITA NIM: 201210104329 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN

PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN PENGALAMAN PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN OLEH : APRIANI RISWANDI GABAN 085102015 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR Neli Husniawati 1, Fajriani 2 1,2 Prodi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan sebuah peristiwa alamiah yang dialami setiap wanita yang telah berumah tangga atau telah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Kehamilan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene ABSTRAK Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang mengubah respon imun dan mediator respon inflamasi. Hal ini kemudian menyebabkan masalah dalam rongga mulut terutama gingivitis dan infeksi periodontal.

Lebih terperinci

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age. HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MANDIREJO KECAMATAN MERAKURAK KABUPATEN TUBAN Umu Qonitun* *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti perubahan fisik dan mental.

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMI GRAVIDA TENTANG KETIDAKNYAMANAN TRIMESTER 1 (SATU) DI BPM HANDAYANI JEPANG PAKIS KUDUS. LEVEL OF KNOWLEDGE

Lebih terperinci

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ginekologi. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK PENGARUH KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER I TERHADAP MUNCULNYA GANGGUAN MORNING SICKNESS DI WILAYAH KERJA PUSKESMA KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei (non eksperimen) analitik. Penelitian suvei analitik adalah suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan fertilisasi hasil implantasi dari penyatuan spermatozoa dan ovum (Prawirohardjo, 2008). Masa kehamilan membutuhkan perawatan khusus, agar

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi 1 Rian Panelewen 2 Janette M. Rumbajan 2 Lusiana Satiawati 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Ema Novalia Dewi Kurnia Sari G0012069

Lebih terperinci

Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive

Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive TUJUAN: Untuk menilai pola kram dan perdarahan jangka pendek dengan IUD dan Implant serta

Lebih terperinci