TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR"

Transkripsi

1 TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR OLEH : wiendarti indri werdhany BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA 2012 windiedhany@yahoo.com 1

2 KATA PENGANTAR Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan secara optimal melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) telah menimbulkan inspirasi untuk mengimplementasi program MKRPL melalui teknologi hemat lahan sistim vertikultur. Teknologi hemat lahan sistim vertikultur yang telah di aplikasikan, dirasa sangat bermanfaat dan banyak diminati masyarakat kota Yogyakarta yang umumnya memiliki lahan pekarangan sempit terutama adalah vertikultur berdiri menggunakan paralon. Vertikultur berdiri menggunakan bahan paralon selain dapat menghemat lahan juga dapat dimanfaatkan untuk menghias halaman rumah. Buku Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur yang disusun secara sederhana ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan pada saat memenuhi kebutuhan MKRPL Kota Yogyakarta dan selalu melalui beberapa perbaikan. Buku ini memuat bahan yang diperlukan, tahapan dan cara membuat wadah atau pot vertikultur berdiri menggunakan paralon dan mendatar menggunakan talang air yang telah di aplikasikan pada halaman kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta serta beberapa lokasi MKRPL di wilayah Kotamadya Yogyakarta. Buku ini tidak di publikasikan dan hanya di dokumentasikan di perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, untuk memenuhi permintaan beberapa anggota masyarakat dalam kawasan MKRPL Kota Yogyakarta. Semoga dapat menambah wawasan dalam mengembangkan teknologi hemat lahan sistim vertikultur. Yogyakarta, Desember 2012 penulis 2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 JENIS SAYURAN 2 A. PEMBUATAN VERTIKULTUR 2 MODEL POT VERTIKULTUR 3 1 POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN TALANG AIR 3 2 POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN PARALON AIR 7 B SISTIM IRIGASI SELANG 11 C PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN 14 1 Persemaian 14 2 Pemindahan bibit 15 3 Media tanam 17 4 Pemeliharanaan 18 5 Pemanenan 20 PUSTAKA LAMPIRAN windiedhany@yahoo.com 3

4 BUDIDAYA SAYURAN SISTIM VERTIKULTUR wiendarti indri werdhany PENDAHULUAN Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem budidaya pertanian menggunakan teknologi vertikultur secara vertikal atau bertingkat ini merupakan sistim penghijauan yang sangat sesuai dan direkomendasikan untuk daerah perkotaan dengan lahan pekarangan yang terbatas atau sempit. Jika pada lahan seluas 1 meter 2 biasanya hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, pada sistem vertikal menggunakan teknologi vertikultur bisa menghasilkan batang tanaman tergantung jenis tanaman dan kebutuhan. Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat bervariasi dan banyak macamnya, tinggal menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan, dapat berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa tingkatan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras yang dipasang pada dinding. Persyaratan aplikasi teknologi vertikultur yang harus dipenuhi dalam budidaya sayuran di lahan pekarangan yang sempit adalah harus memiliki nilai estetika atau keindahan, sehingga selain dapat menghasilkan sayuran sehat dan bergizi untuk dikonsumsi, juga dapat memperindah halaman rumah. Selain itu persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan mudah untuk di pindahkan. Demi menjaga keamanan dan keselamatan, penggunaan teknologi vertikultur sebaiknya disertai dengan penerapan budidaya bebas pestisida kimia atau sebaiknya menggunakan biopestisida. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sehari-hari sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga. windiedhany@yahoo.com 4

5 Keuntungan budidaya sayuran sistim vertikultur antara lain : 1). Efisien dalam penggunaan lahan, (2) Mudah dalam pemeliharaan, 3) Penghematan pemakaian pupuk dan biopestisida, (4) Praktis dan mudah dalam kontrol pertumbuhan rumput dan gulma., (5) Dapat dipindahkan dengan mudah. (6). Tanaman sayuran yang dipanen lebih bersih dan sehat. Terdapat tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman secara vertikultur dan akan diulas secara jelas pada buku ini, yaitu: (1) Pembuatan tempat vertikultur. (2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organik. (3) Penanaman dan pemeliharaan. JENIS SAYURAN Semua jenis tanaman dapat ditanam menggunakan teknologi vertikultur dan pot, seperti a). tanaman sayur semusim antara lain sawi, selada, kubis, tomat, kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi, caisim, seledri, bawang daun, pare, gambas, timun, kemangi, kacang panjang dan lain-lainnya, b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dll; dan c) tanaman obat-obatan. Namun vertikultur menggunakan paralon, bambu dan talang yang dibuat secara horizontal kurang sesuai untuk tanaman sayuran jenis buah seperti cabai. terong, tomat, buncis tegak, pare, kacang panjang karena pot tempat tanaman terlalu dangkal sehingga tidak cukup kuat untuk menahan tumbuh tegaknya sayuran. Sayuran buah cocok ditanam dalam pot, polybag sehingga yang dapat menampung media tanam dalam jumlah cukup banyak dan dapat menahan perakaran tanaman. A. PEMBUATAN VERTIKULTUR Pot atau bahan pembuatan pot tempat vertikultur tanaman sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan gerabah. Pemilihan windiedhany@yahoo.com 5

6 bahan pembuat pot atau tempat tanaman vertikutur disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita dapat merancang sistemnya dengan benar. MODEL POT VERTIKULTUR Tempat tanaman untuk teknologi vertikultur yang akan di ulas adalah 1). Talang air yang disusun bertingkat, 2) Paralon dengan pengaturan lobang tanaman secara berselang-seling. 3). Rak kayu untuk mengatur tanaman dalam polybag atau pot. 1. POT VERTIKULTUR BAHAN TALANG AIR Salah satu bahan untuk membuat pot atau tempat tanaman dalam teknologi vertikultur adalah menggunakan rak besi dan talang air persegi yang biasa digunakan untuk menampung air pada atap rumah. Pot tempat tanaman dari bahan talang air ini sangat praktis dan dapat menghemat lahan. Meskipun diperlukan biaya yang cukup tinggi pada awal nya, namun bahan talang air ini dapat digunakan untuk selama sekitar 4-5 tahun dan rak besi yang digunakan dapat dmanfaatkan selamanya. CARA MEMBUAT POT VERTIKULTUR DARI TALANG AIR Desain tempat tanaman menggunakan talang air dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai penyangga talang air dapat dibuat rak dari bahan besi ukuran kecil atau diameter 10 mm dengan desain sesuai yang dikehendaki. Bentuk dan jumlah tingkat susunan tergantung selera dan tempat meletakkan tanaman vertikultur. Tahapan pembuatan vertikultur bahan talang air : 1. Buat rak untuk meletakkan talang air dengan desain sesuai selera dan tinggi susunan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang dapat tertata dengan baik dan indah, susun rangkaian rak besi tersebut dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi windiedhany@yahoo.com 6

7 talang air atau sekitar cm. Maksud pembuatan rak dengan jarak antar rak setinggi talang air adalah untuk mengatur tanaman agar pada saat tanaman telah menjadi besar, maka yang terlihat adalah sekumpulan tanaman yang meninggi dan tidak terlihat lagi talang dan besi wadah tanaman tersebut. JARAK SETINGGI TALANG AIR Gambar 1. Rak besi dan talang air wadah tanaman setinggi 7 tingkat dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi talang air. 2. Potong talang air dengan ukuran sesuai desain rak yang dikehendaki. Pada vertikultur talang air yang dibuat persegi empat, sambungan talang dapat menggunakan segitiga yang biasa digunakan untuk menyambung talang air. Beri lobang pada bagian bawah talang air menggunakan bor dengan diameter 0,5 cm tiap lobang dengan jarak antar lobang adalah cm. Tutup ujung talang air menggunakan penutup talang. windiedhany@yahoo.com 7

8 Gambar 2. Bagian bawah talang air diberi lobang untuk mengeluarkan air yang berlebih dalam media tanam UJUNG TALANG DIBERI TUTUP ATAU DOP TALANG AIR Gambar 3. Bagian ujung talang air yang ditutup menggunakan penutup talang/dop SAMBUNGAN DENGAN SEGITIGA/SHOK Gambar 4. Vertikultur menggunakan talang air 7 tingkat windiedhany@yahoo.com 8

9 Teknologi vertikultur sangat sesuai selain untuk menghias taman juga dapat memetik hasil panenan sayur dalam jumlah cukup banyak dengan menggunakan lahan yang relatif sempit. Sebagaimana Gambar 5. Teknologi vertikultur menggunakan talang air tujuh tingkat yang telah diberi tanaman sayuran sawi sendok, telah menghasilkan 45 kg sawi sendok. Foto : wiendarti Gambar 5. Gunung sawi (talang air dan rak besi tidak tampak lagi) untuk lingkungan hijau lahan pekarangan Foto : wiendarti Gambar 6. Sawi dapat dipanen secara bertahap sesuai kebutuhan windiedhany@yahoo.com 9

10 Foto : wiendarti Gambar 7. Sayuran bayam pada teknologi vertikultur talang air 7 tingkat 2. Vertikultur menggunakan Paralon Air Paralon Air dapat digunakan untuk membuat pot sistim vertikultur dan dapat menghemat penggunaan lahan. Paralon ukuran 6 inchi sepanjang 4 meter (1 lonjor) dapat dibagi 3 bagian dengan ukuran cm. Setiap bagian sepanjang 130 cm dapat dibuat lobang untuk tanaman secara berselang-seling sebanyak 24 sampai 27 lobang dengan jarak antara cm tergantung jenis tanaman sayuran yang akan ditanam (panjang akar dan tinggi tanaman). Untuk jenis tanaman slada air, sawi, daun bawang dapat dibuat 24 lobang pada paralon panjang 130 cm dengan jarak antar lobang adalah 20 cm. Untuk tanaman cabe, jarak antar lobang dalam satu baris dapat mencapai 30 cm, sehingga untuk tanaman cabe hanya dapat dibuat 12 lobang. Cara membuat paralon untuk sistim vertikultur 1. Siapkan paralon ukuran 6 inchi dan setiap lonjor (panjang 4 ) dibagi 3 sehingga sehinga bisa menjadi 3 pot vertikultur paralon dengan panjang windiedhany@yahoo.com 10

11 130 cm dengan pembagian 20 cm merupakan bagian yang akan masuk ke dalam bantalan paralon. Paralon 130 cm 20 cm Gambar 8. Paralon ukuran 6 Inchi dibagi menjadi 3 bagian, Ukur dan beri tanda pada bagian yang akan dibuat lobang berselang seling sebanyak 6 deret untuk setiap paralon, dan setiap deret di buat lobang dengan jarak 20 atau 30 Cm tergantung jenis tanaman yang akan di tanam pada paralon tersebut, sehingga akan dihasilkan 24 lobang cm Lobang berselang seling Gambar 9. Berikan tanda bagian yang akan di lobang windiedhany@yahoo.com 11 Gambar 10. Setiap paralon dibuat enam deret berselang seling dengan jarak 20 cm sehingga didapat 24 lobang

12 2. Membuat lobang pada paralon menggunakan BOR Pot Vertikultur Paralon, dibuat menggunakan paralon yang biasa untuk instalasi air dengan berbagai ukuran dan kualitas. Semakin bagus kualitas paralon, biasanya semakin tebal dan keras, sehingga untuk membuat lobang pada paralon dapat menggunakan bor dengan mata bor bulat atau benda lain sesuai selera dengan bantuan heat gun. Gambar 11. BOR dan Mata BOR Gambar 12. Membuat lobang paralon menggunakan BOR Untuk menahan media agar tidak jatuh maka bagian atas lobang dibiarkan menempel dan tidak dilepas. Untuk menekan bagian paralon yang telah di bor, paralon sebaiknya di lunakkan dengan menggunakan heat gun. Panasi menggunakan heat gun bagian yang akan di lekuk ke dalam, setelah cukup lunak baru di tekan. Gambar 13. Heat Gun yang digunakan untuk melunakkan bahan paralon agar dapat dibuat lobang. 12

13 Gambar 14. Proses pembuatan vertikultur dari paralon ukuran 6 inchi menggunakan Bor DITEKAN KE DALAM Gambar 15. Ditekan ke dalam setelah pemanasan menggunakan heat gun untuk menyangga media tanam tidak jatuh. Gambar 16. Pot paralon siap digunakan untuk budidaya sistim vertikultur windiedhany@yahoo.com 13

14 foto : wiendarti Gambar 17 Pemanfaatan pot vertikultur paralon dengan tanaman slada air merah dan hijau untuk lingkungan hijau halaman B. SISTIM IRIGASI SELANG Penyiraman tanaman dalam pot vertikultur dilakukan dengan menggunakan sistim irigasi selang. Teknologi sistim irigasi selang pada prinsipnya menggunakan sarana paralon ukuran 0,5 inchi untuk menyalurkan air dari sumber air baik bak penampung air menggunakan tower ataupun langsung dari saluran air induk dan dipasang pada sepanjang pot vertikultur paralon dan pot vertikultur talang air. Penyaluran air untuk penyiraman tanaman dilakukan menggunakan selang yang dihubungkan dengan paralon irigasi menggunakan niple. Melalui selang air berukuran kecil, air dialirkan kepada setiap pot vertikultur paralon dan setiap tingkat pot vertikultur talang air. Untuk menghindarkan terjadi tumbuhnya lumut pada selang air, sebaiknya menggunakan selang berwarna hitam yang biasa digunakan untuk sistim fertigasi pada teknologi hidroponik. Pada vertikultur menggunakan pipa paralon, selang air dimasukkan ke dalam pipa paralon ukuran 0.5 inchi kemudian dari bagian bawah dimasukkan ke dalam pot vertikultur paralon sehingga terlihat rapi. Ujung selang bagian atas selanjutnya dimasukkan ke dalam pipa paralon 0.5 inchi yang telah diberi lobang untuk merembeskan air ke media tanam dalam pot vertikultur paralon. Dengan demikian penyiraman dapat dilakukan secara efektif dan praktis dengan cara membuka kran untuk masing-masing jalur air irigasi. windiedhany@yahoo.com 14

15 STOP KRAN Penggunaan pipa paralon 0.5 inchi untuk menyalurkan air dari sumber air ke pot vertikultur paralon dan pot vertikultur talang air. Gambar 17. Penggunaan paralon ukuran 0,5 inchi dan stop kran untuk menyalurkan air dari sumber air menuju masing-masing vertikultur. Selang air di masukkan ke dalam pipa paralon 0.5 inchi di dalam pot vertikultur paralon sehingga selang air tidak tertekan oleh media tanam. Selang air untuk mengalirkan air irigasi ke dalam pot vertikultur pipa paralon. Selang dimasukkan ke dalam pipa paralon 0,5 inchi agar tidak tertekan media tanam. Gambar 18 Menggunakan selang kecil untuk memasukkan air irigasi dan dimasukkan ke dalam paralon 0.5 inchi tanpa lobang. 15

16 Gambar 19 Penggunaan paralon 0.5 inchi untuk : 1). melindungi selang air (tanpa lobang) yang dimasukkan dari bawah dan 2) untuk merembes air ke media tanam (diberi lobang). Gambar 21. Gambar 20. Pipa paralon 0,5 inchi diberi lobang untuk merembes air ke media tanam dalam pot vertikultur. Ujung selang dimasukkan ke dalam pipa paralon 0,5 inchi yang telah diberi lobang untuk merembes air. windiedhany@yahoo.com 16

17 Gambar 22. Teknologi hemat lahan vertikultur menggunakan bahan paralon 6 inchi, tinggi 130 cm dengan 24 lobang tanam, dan untuk menghias lingkungan kawasan lokasi KRPL Kampung Sayur Gading Asri Patehan dan Kauman duaenamlima wilayah Kota Yogyakarta PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN Terdapat tiga tahap dalam proses penanaman, yaitu persemaian, pemindahan bibit dan pemeliharaan tanaman. Persemaian Persemaian tanaman dilakukan terhadap benih atau biji yang berukuran kecil (kecuali bayam) untuk memudahkan dalam penanaman dan untuk mempercepat pertumbuhan bibit serta terhindar dari hama dan penyakit sebelum ditanam. Menyemaikan benih memerlukan wadah dan media persemaian. Media persemaian dapat menggunakan tanah subur (tanah dibawah tanaman bambu) atau campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Tanah disaring menggunakan ayakan berdiameter 0,5 cm (strimin) sehingga butiran tanah menjadi lebih rata dan halus, lebih homogen dan bersih serta bebas dari campuran batu, kerikil, serta materi bukan tanah lainnya. Wadah untuk persemaian benih atau biji dapat windiedhany@yahoo.com 17

18 menggunakan nampan plastik yang diberi lobang pada bagian bawahnya untuk membuang kelebihan air. Masukkan tanah untuk persemaian pada nampan yang telah diberi lobang pada bagian bawahnya, diratakan dan diberi garis-garis untuk memberi tanda lobang-lobang meletakkan benih. Jarak garis dan lobang diatur agar bibit dapat tumbuh rata, teratur dan tidak berdempetan sehingga memudahkan sewaktu memindahkan. Sebelum benih atau biji ditanam dalam media persemaian, perlu melakukan seleksi benih/biji dengan cara benih direndam dalam air hangathangat kuku (± ºC) selama 1 (satu) jam atau direndam menggunakan air biasa semalam. Gunakan benih yang tenggelam untuk di tanam dalam media persemaian. Jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya. Isikan 1 biji perlobang, letakkan dalam rumah bibit atau ruang yang aman, lakukan penyiraman menggunakan sprayer kecil dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Gambar 23. Persemaian menggunakan nampan plastik, dan plastik windiedhany@yahoo.com 18

19 Gambar 24. Pembibitan menggunakan monotray, paralon kecil atau daun pisang dan dipelihara di dalam rumah bibit Tunggu sampai muncul perkecambahan, lama pembibitan bergantung jenis tanamannya. Yang paling lama adalah pembibitan cabai, terung, dan tomat, yakni sekitar 6 8 minggu. Lainnya, untuk pembibitan selada dan sawi hanya 3 4 minggu dan untuk pembibitan kubis dan kembang bunga membutuhkan waktu 4 6 minggu. Pemindahan bibit Setelah bibit tumbuh dengan 5-6 helai daun sejati, bibit dapat dipindah ke dalam lobang paralon vertikultur atau pot vertikultur talang air. Pilih bibit yang tumbuh bagus dan sehat. Buatlah lubang-lubang kecil pada media tanam agar nantinya akar bibit tidak rusak. Pemindahan bibit ke media vertikultur talang air atau paralon tersebut harus sangat hati-hati, bibit diambil dengan pinset beserta akar dan sedikit tanahnya usahakan tanah masih menempel pada akar tanaman atau jangan sampai akarnya putusputus. Penanaman dilakukan pada sore atau pagi hari dengan membenamkan bibit tanaman sampai batas leher akar. Pada teknologi vertikultur paralon dan talang air, benih atau biji dapat pula langsung di tanam pada lobang tanam dan dibiarkan bertumbuh, namun biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama dan terkadang memerlukan sulaman benih jika terdapat benih yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya bibit kurang bagus. windiedhany@yahoo.com 19

20 Gambar 25. Setelah tumbuh daun sejati 5 6 lembar bibit di pindah ke pot paralon vertikultur dengan hatihati Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam budidaya sistim vertikultur menggunakan paralon sebaiknya dipilih yang mempunyai daya mencengkeram air cukup tinggi dan memiliki rongga. Porositas atau jumlah pori media tanam merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penanaman. Porositas media tanam menentukan kemampuan media dalam menyimpan dan meneruskan air sehingga tidak menggenangi akar, serta membantu akar melakukan proses aerasi. Media tanam merupakan tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang dan pertumbuhan perakaran dan batang sehingga dapat tegak. Tanaman menyerap makanan dalam bentuk unsur hara melalui akarnya. Formula media tanam yang memberikan hasil yang tinggi dan sesuai dalam implementasi teknologi vertikultur adalah campuran tanah, arang sekam (75% atau tidak seluruhnya menjadi arang), pupuk Organik/pupuk kandang dengan perbandingan adalah 1:1:1. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, kemudian melalui air diserap akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan pupuk menjamin tersedianya bahan yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Media tanam di dalam pot vertikultur paralon jangan terlalu padat agar air mudah mengalir dan akar tanaman tidak kesulitan bernafas, namun juga jangan terlalu renggang agar terdapat keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban. windiedhany@yahoo.com 20

21 Gambar 26. Campurkan tanah, pupuk organik dan arang sekam secara merata dan tambahkan pupuk majemuk NPK Tambahkan NPK (pupuk majemuk) dengan ukuran sekitar 10 gr ( 1 sendok makan) untuk setiap 10 kg media tanam. Pemeliharaan : 1. Mengingat sistem vertikultur cukup doyan air, maka penyiraman mutlak dibutuhkan, terlebih pada fase awal pertumbuhan. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Caranya, siram dengan menggunakan gayung bertangkai atau selang dari tandon air. Jika dapat lakukan rekayasa dengan irigasi selang /tetes secara sederhana yang telah terpasang pada parlon. 2. Penyulaman jika terdapat tanaman yang mati, atau tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. 3. Sebagai pedoman umum, pemupukan pada sistem vertikultur sayuran dapat dibagi menjadi dua. Pertama, pupuk dasar berupa urea atau ZA sebanyak 10 gram/tanaman, dan dicampurkan pada saat penyiapan media tanamnya. Yang kedua, pupuk susulan berupa TSP dan KCL, masing-masing sebanyak 10 gram/tanaman. Frekuensi pemupukan susulan ini diulang sekitar 5 7 kali selama pertumbuhan tanaman. Caranya, larutkan pupuk bersama air sebanyak 10 liter. Bagi ibu-ibu di perkotaan yang tidak terbiasa berbudidaya sayuran, perlu serba praktis dan cara yang paling mudah dengan pemupukan adalah dengan menggunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) windiedhany@yahoo.com 21

22 gram dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali, atau cara ke dua dengan menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1. Gambar 27 Pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan ke daun menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) seminggu sekali 4). Biasanya, tanaman sayuran amat dinikmati hama. Seperti tanaman tomat yang sering diserang oleh ulat tanah (Agrotis Ipsilon) atau ulat buah (Helicaverpa armigera). Tanaman kubis yang diserang ulat daun (Plutella xylostella), atau tanaman brokoli yang disukai hama ulat jengkal (Chrysodeixis orichacea). Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit Untuk berkebun di rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Lakukan pengendalian secara mekanis, karena areal penanaman vertikultur ini mudah dijangkau. Begitu mengetahui ada ulat, buang saja Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan Hindari pemakaian windiedhany@yahoo.com 22

23 pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara bijaksana. 5). Tanaman yang akan di tanam secara vertikultur menggunakan paralon ataupun talang air sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek, seperti : selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, sawi sendok dan tanaman sayuran daun lainnya. Pemanenan Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil daunnya saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang. Aspek ekonomi implementasi vertikultur juga harus menjadi pertimbangan jika teknologi vertikultur digunakan untuk kegiatan usaha. Jangan sampai input produksi menjadi lebih besar dari hasil penjualan tanaman. PUSTAKA Lukman, L Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur. Balai Besar Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa barat. windiedhany@yahoo.com 23

24 BEBERAPA TAMPILAN TANAMAN SAYURAN VERTIKULTUR PARALON DI LOKASI MKRPL KOTA YOGYAKARTA Teknologi hemat lahan vertikultur paralon dan talang air sangat sesuai untuk wilayah Kauman Kota Yogyakarta dengan jalan sempit dan padat penduduk. Bayam Giti Merah dapat tumbuh subur dan dipanen ber kali kali. Hobi memelihara tanaman yang membuat tanaman dapat tumbuh dengan subur 24

25 25

26 26

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan

Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 82-87 PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Sawi Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, AKUAPONIK Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, 1 PENDAHULUAN Budidaya perikanan umumnya memerlukan lahan yang luas dan sumber air yang melimpah Keterbatasan lahan dan air merupakan kendala, terutama

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN Bunaiyah Hnrita Balai Pengkajian Teknlgi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Se ri Pe rta nia n Pe rko ta a n. Budidaya Sayur an. Di Pekar angan Sem pit. BPTP Jakarta

Se ri Pe rta nia n Pe rko ta a n. Budidaya Sayur an.  Di Pekar angan Sem pit. BPTP Jakarta Se ri Pe rta nia n Pe rko ta a n Budidaya Sayur an Di Pekar angan Sem pit BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 ISBN : 978-979-3628-19-6

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik. BERKEBUN HIDROPONIK 5 LANGKAH MUDAH MEMBUAT KEBUN HIDROPONIK Hai sahabat Paket Berkebun kali ini saya akan membahas mengenai cara menanam yang modern banget nih, yaitu menanam secara hidroponik. Tentu

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR Yati Suryati Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Anggrek

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kailan termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kailan termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kailan Tanaman kailan termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledoneae, Ordo Papavorales, Famili Cruciferae (brassicaceae),

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Organik secara Vertikultur

Budidaya Tanaman Organik secara Vertikultur No.: 03/Brosur/BPTP Jakarta/2009 BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 ISBN : 978-979-3628-16-5

Lebih terperinci

Click for the next show

Click for the next show Click for the next show APA SIH HIDROPONIK?? Hidroponik adalah salah satu sistem bercocok tanam, tanpa tanah, di lahan yang sempit. Dengan hidroponik, kita dapat menghilangkan penggunaan media tanah dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

Sayuran Daun. BPTP Jakarta TEKNIS BUDIDAYA

Sayuran Daun.  BPTP Jakarta TEKNIS BUDIDAYA TEKNIS BUDIDAYA Sayuran Daun Mendukung Tercipt anya Kawasan Rumah Pangan Lest ar i (KRPL) di Per kot aan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENG EMBANG AN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2007 di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. Bina Widya Km.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilakukan mulai Desember 2006 sampai dengan Desember 2007. Percobaan dilaksanakan di dua tempat. Percobaan lapang dilakukan di kebun percobaan Sustainable Agriculture

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci