Implementasi Circular Hough Transform untuk Deteksi Kemunculan Bulan Sabit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Circular Hough Transform untuk Deteksi Kemunculan Bulan Sabit"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Implementasi Circular Hough Transform untuk Deteksi Kemunculan Bulan Sabit Ike Mardiya Sari, Agus Zainal Arifin, dan Anny Yuniarti Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya agusza@cs.its.ac.id Abstrak Kemunculan bulan sabit dapat digunakan untuk menentukan penanggalan awal pada bulan Hijriyah. Namun bentuk bulan sabit yang tampak menjelang tanggal 1 Hijriyah tersebut relatif sulit untuk dilihat dengan mata telanjang terutama karena kemiripannya dengan awan hitam di sore (petang) hari dan ukurannya yang sangat tipis. Dalam Tugas Akhir ini dibuat suatu sistem untuk mendeteksi kemunculan bulan sabit dengan metode Circular Hough Transform. Metode ini terdiri dari empat tahap yaitu preprocessing, segmentasi, pencarian kandidat obyek, dan deteksi obyek dengan Circular Hough Transform. Hasil uji coba pada sejumlah citra hasil pengamatan menunjukkan keberhasilan sistem sebesar 75% dalam mendeteksi kemunculan bulan sabit. Kata Kunci bulan sabit, Circular Hough Transform, deteksi obyek, region properties. P I. PENDAHULUAN ENENTUAN awal bulan Hijriyah sangat penting artinya bagi segenap kaum muslimin. Metode yang dapat digunakan untuk menentukan awal kalender bulan Hijriyah diantaranya hisab (perhitungan), rukyat (melihat hilal) dan hisab imkan al-rukyat (hisab yang menyatakan hilal mungkin untuk dapat dilihat). Perkembangan komputer yang pesat diharapkan dapat mendukung pelaksanaan hisab dan rukyat al-hilal, sehingga perbedaan-perbedaan yang terjadi di masyarakat yang berkisar seputar hasil hisab dan rukyat dapat diminimalkan. Teknologi komputer yang sifatnya deterministik dapat digunakan sebagai sarana bantu untuk memperkecil kesalahan-kesalahan manusiawi yang biasa terjadi. Untuk mengatasi hal itu, pemanfaatan pengolahan gambar (citra) hasil video ru yatul hilal (pengamatan bulan sabit) dapat dilakukan. Pengolahan citra disini disajikan untuk dapat membantu mengolah frame-frame hasil ektraksi video pengamatan visibilitas hilal tersebut. Pengolahan citra dilakukan dengan mendeteksi obyek yang ada pada citra, dalam hal ini adalah obyek bulan sabit. Metode detesi obyek yang berbentuk lingkaran maupun sebagian melingkar telah banyak dikembangkan. Diantaranya Geometric Symmetry[1], Least Square Technique[2], dan metode berbasis intersection of pair of chords[3]. Metodemetode tersebut di atas yang menghasilkan nilai maksimal pada saat akumulasi selalu menghasilkan kandidat peak, tapi tidak dapat memberikan jaminan bahwa peak yang dipilih benar-benar sesuai untuk lingkaran. Metode-metode tersebut hanya berhasil ketika pola lingkaran yg ingin dideteksi sangat kontras terhadap background yang uniform[4]. Untuk mengatasi hal tersebut, metode Circular Hough Transform adalah metode yang robust yang dapat digunakan untuk mengandung banyak noise. Metode ini pernah diterapkan pada pengenalan bola secara otomatis[4] dan deteksi obyek buah kelapa[5]. Karena kemiripan bentuk geometris bulan sabit dengan obyek bola dan buah kelapa, maka dalam Tugas Akhir ini menggunakan Circular Hough Transform untuk deteksi obyek bulan sabit. Cahaya bulan sabit sangat redup bila dibandingkan dengan cahaya matahari ataupun cahaya senja, sehingga sangat sulit untuk mengamati bulan sabit yang berusia sangat muda. Semakin muda usia bulan sabit maka semakin dekat posisinya dengan matahari, sebaliknya makin tua usia bulan sabit, bulan sabit semakin menjauhi matahari. Pada saat konjungsi, bulan dan matahari berada di bujur ekliptika yang sama. Setelah melewati konjungsi, keduanya berangsur-angsur menjauh. Pada bulan sabit yang sangat muda, beda azimut antara bulan dan matahari sangat kecil sehingga mengakibatkan jarak sudut antara keduanya kecil, begitu juga dengan luas bulan sabit yang memantulkan sinar matahari. Karena dekatnya jarak sudut bulan-matahari ini, bulan sabit akan terbenam beberapa saat setelah matahari terbenam dan dengan tipisnya bulan sabit yang memantulkan sinar matahari maka diperlukan latar yang gelap untuk bisa mengamati penampakan bulan sabit. Jadi mengamati bulan sabit bukanlah pekerjaan yang ringan, sebab meskipun bulan sabit berada di atas ufuk saat matahari terbenam tetapi bulan sabit belum tentu bisa diamati. Penyebabnya adalah cahaya bulan sabit yang sangat redup tersebut kalah dengan cahaya senja. Artinya, agar mata manusia dapat mengamati bulan sabit dengan baik maka diperlukan kondisi langit yang gelap. Permasalahannya adalah makin muda usia bulan sabit makin dekat kedudukannya dengan matahari, sehingga tidak ada cukup waktu untuk menunggu senja meredup agar bulan sabit bisa teramati. Dengan kata lain bulan sabit akan segera terbenam saat langit masih cukup terang. Sebenarnya dengan makin meningkatnya usia bulan sabit, kesulitan di atas dengan akan dapat teratasi karena pada saat itu beda azimut bulan-matahari sudah membesar sehingga pengamat punya cukup waktu untuk menyaksikan bulan sabit di atas ufuk setelah matahari terbenam maupun menunggu redupnya senja[6].

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) II. METODOLOGI A. Data Data masukan adalah data awal yang akan diproses yaitu citra yang akan dilakukan proses deteksi kemunculan bulan sabit. Data tersebut merupakan citra berwarna hasil ekstraksi frame dari video ru yatul hilal yang berukuran 240x320 piksel. B. Tahap Preprocessing Citra hasil ektraksi video ru yatul hilal memiliki banyak noise dikarenakan beberapa sebab. Pertama, intensitas cahaya bulan sabit sangat redup dibanding dengan cahaya matahari, serta ukurannya yang sangat tipis. Kedua, obyek target hanya terlihat sedikit karena tertutup noise yang dapat mengganggu proses pendeteksian, misalnya awan hitam di sore hari pada saat menjelang maghrib. Sehingga noise ini perlu dihilangkan dengan metode tertentu sehingga obyek yang ingin dideteksi dapat terlihat lebih jelas. Preprocessing ini digunakan untuk memperbaiki kualitas citra. Tahap preprocessing citra meliputi tophat filtering dan peningkatan kontras citra dengan adjustment citra. Tophat filtering berfungsi menyelaraskan pencahayaan background dengan foreground. Proses ini melakukan filtering berupa operasi morfologi tophat pada citra grayscale dan citra biner menggunakan structuring element[7]. Tophat filtering ini dapat digunakan untuk mengoreksi iluminasi yang tidak rata ketika background yang dimiliki citra cenderung gelap. Gambar 4(a) menunjukkan citra masukan yaitu citra berwarna hasil ekstraksi frame video ru yatul hilal, sedangkan Gambar 4(b) menunjukkan citra hasil proses tophat filtering. Dari citra tersebut dapat dilihat bahwa background terlihat lebih gelap dan obyek bulan sabit terlihat lebih terang. Setelah dilakukan tophat filtering, citra akan memiliki background yang uniform tetapi terlihat sedikit gelap dibandingkan obyek bulan sabit. Lalu akan dilakukan adjustment citra untuk mengatur kekontrasan citra. Gambar 4(c) merupakan citra hasil perbaikan kontras dengan adjustment citra. Setelah dilakukan perbaikan kontras, maka gambar bulan sabit tampak semakin jelas terlihat dibandingkan sebelum dilakukan perbaikan kontras dengan adjustment citra. C. Tahap Segmentasi Citra dengan kontras yang meningkat telah didapatkan dari proses sebelumnya, yaitu preprocessing, sehingga obyek yang ingin dideteksi terlihat lebih jelas. Tahap segmentasi memerlukan dua tahap yaitu deteksi tepi dan operasi morfologi. Proses deteksi tepi ini sangat penting karena informasi tepi diperlukan untuk proses Circular Hough Transform[8]. Berbagai metode deteksi tepi telah diterapkan untuk berbagai aplikasi. Di antara metode deteksi tepi, deteksi tepi Canny dipilih untuk diaplikasikan terhadap citra. Canny memberikan tepi yang tipis dibandingkan dengan Sobel [8]. Selanjutnya akan dilakukan operasi morfologi closing dan opening pada citra hasil deteksi tepi. Operasi closing cenderung akan memperluas obyek pada citra, tetapi dengan cara menyambung pecahan-pecahan dan menghilangkan lubang-lubang kecil pada obyek sehingga closing ini berfungsi untuk menghilangkan noise yang kecil pada citra. Sedangkan opening cenderung akan memperhalus obyek pada citra, memutus sambungan yang sempit dan menghilangkan efek pelebaran pada obyek sehingga opening ini berfungsi untuk membuka celah antar obyek pada citra[9]. Citra hasil proses segmentasi dapat dilihat pada Gambar 4(d). D. Tahap Pencarian Kandidat Obyek Pencarian kandidat obyek dilakukan supaya obyek yang diinginkan benar-benar diperoleh dengan menerapkan kriteria tertentu pada obyek yang akan dipilih. Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan properti dari region (segmen) yang diperoleh pada tahap segmentasi. Perhitungan properti dari region pada citra dilakukan dengan mengukur sekumpulan properti-properti dari setiap region yang telah dilabeli dalam matriks label L. Bilangan integer positif yang merupakan elemen dari L berkorespondensi dengan region yang bersesuaian. Panjang major axis dan panjang minor axis merupakan sebagian dari properti yang digunakan pada tahap awal pencarian kandidat obyek ini. Panjang major axis dan minor axis dari sebuah obyek direpresentasikan sebagai sebuah region dengan pendekatan bentuk elips. Gambar 1 menunjukkan sebuah region dari kumpulan piksel berwarna putih yang direpsentasikan dengan pendekatan bentuk elips. Pada Gambar 2 terlihat garis biru yang menunjukkan major axis dan minor axis serta titik merah sebagai foci dari bentuk elips tersebut. Gambar. 1. Representasi region dengan pendekatan bentuk elips[7] Gambar. 2. elips[7] Major axis, minor axis, dan titik foci pada bentuk Properti dari region yaitu panjang major axis dan minor axis akan digunakan untuk perhitungan ratio dari tiap-tiap region dengan persamaan sebagai berikut : ratio = major axis minor axis Dari hasil perhitungan ratio tiap-tiap region akan dipilih tiga ratio terbesar untuk menjadi tiga kandidat obyek. Proses selanjutnya yaitu untuk mengetahui kriteria kelengkungan bulan sabit. Dari tiga kandidat obyek hasil proses sebelumnya akan dilakukan perhitungan kembali untuk (1)

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) mengambil panjang minor axis. Obyek yang memiliki minor axis paling besar memiliki kemungkinan besar bahwa obyek tersebut melengkung. Maka obyek yang memiliki panjang minor axis terbesar akan dipilih sebagai kandidat obyek. Hasil pencarian kandidat obyek dapat dilihat pada Gambar 4 (e). Pencarian kandidat obyek juga didasarkan pada kriteria major axis dan minor axis dari obyek yang diasumsikan sebagai bulan sabit. Pencarian kriteria ini dilakukan terhadap 50 citra sampel dimana di dalam citra tersebut terdapat bulan sabit. Dari data 50 sampel citra telah diperoleh sebuah batas ambang atau threshold untuk mendapatkan kriteria bahwa suatu obyek disebut sebagai bulan sabit. Threshold yang diperoleh yaitu nilai minimum dan maksimum dari panjang major axis dan minor axis. Threshold minimum major axis yaitu 56 dan threshold maksimum major axis yaitu 116. Sedangkan threshold minimum minor axis yaitu 13 dan threshold maksimum minor axis yaitu 31. Suatu bentuk kandidat obyek yang memiliki nilai major axis dan minor axis di luar threshold tersebut maka akan dianggap bukan bulan sabit. Setelah didapatkan satu kandidat obyek yang tersisa, maka akan dihitung jari-jari lingkaran yang digunakan sebagai parameter pada proses Circular Hough Transform. Jari-jari lingkaran R diperoleh melalui persamaan sebagai berikut : R = major axis Diasumsikan bahwa kandidat obyek di-cover oleh sebuah lingkaran. Bentuk kandidat obyek kira-kira membentuk busur seperempat lingkaran. Garis yang dibentuk oleh panjang major axis serta kedua jari-jari lingkaran akan membentuk segitiga siku-siku, sehingga perhitungan dapat memanfaatkan rumus phytagoras. Penjelasan gambar dari perhitungan jarijari dapat dilihat pada Gambar 3. Dari asumsi tersebut maka dapat dilakukan perhitungan jari-jari sesuai persamaan (2). 2 (2) E. Tahap Deteksi Obyek Deteksi obyek ini menggunakan metode Circular Hough Transform karena obyek yang akan dideteksi berbentuk sebagian dari komponen melingkar. Hasil proses segmentasi berupa citra skeletonisasi dan jari-jari lingkaran akan digunakan sebagai parameter masukan pada proses Circular Hough Transform. Algoritma Circular Hough Transform disini menggunakan titik tepi (edge point) pada citra skeletonisai untuk menggambar lingkaran di ruang akumulator. Titik tepi tersebut akan digunakan sebagai pusat lingkaran ketika menggambar lingkaran pada ruang akumulator. Persamaan lingkaran yang digunakan adalah sebagai berikut : R 2 = (x a) 2 + (y b) 2 (3) Dimana a dan b adalah pusat lingkaran dan R adalah jarijari lingkaran yang diperoleh dari hasil perhitungan pada proses sebelumnya. Pasangan titik a,b pada akumulator yang overlap oleh banyak lingkaran akan menjadi titik pusat dari obyek lingkaran pada citra asli[11]. Hasil dari Circular Hough Transform yang berupa koordinat titik pusat obyek ini kemudian akan digunakan untuk menggambar lingkaran yang meng-cover obyek bulan sabit pada citra asli sesuai dengan jari-jari yang dihasilkan pada proses pencarian kandidat obyek dengan persamaan (2), dimana a,b adalah titik pusat lingkaran, dan R adalah jari-jari lingkaran. Hasil plotting lingkaran dengan titik pusat hasil dari Circular Hough Transform dapat dilihat pada Gambar 4(g). III. HASIL DAN UJICOBA Uji coba dilakukan dengan menghitung akurasi dari hasil deteksi kemunculan bulan sabit Perhitungan akurasi digunakan untuk menghitung kinerja algoritma dalam mendeteksi kemunculan bulan sabit pada citra masukan, yakni apakah di dalam sebuah citra terdapat kemunculan bulan sabit atau tidak dengan mendeteksi adanya obyek bulan sabit pada citra tersebut. Perhitungan akurasi ini menggunakan persamaan berikut [12]: Akurasi = TP+TN TP+TN+FP+FN (4) Gambar. 3. Perhitungan jari-jari untuk parameter Circular Hough Transform Dari satu kandidat obyek yang tersisa juga akan dilakukan proses skeletonisasi untuk menipiskan bagian obyek sehingga memudahkan proses deteksi dengan Circular Hough Transform. Proses skeletonisasi ini dilakukan dengan menghilangkan piksel-piksel sehingga obyek akan menjadi kerangkanya saja. Operasi ini menghilangkan piksel-piksel pada pinggiran obyek tanpa membuat obyek pecah[5]. Hasil proses skeletonisasi pada kandidat obyek dapat dilihat pada Gambar 4(f). Dimana, TP (True Positive) : pada citra masukan terdapat komponen bulan sabit, pada citra keluaran dideteksi terdapat bulan sabit. TN (True Negative) : pada citra masukan tidak terdapat komponen bulan sabit, pada citra keluaran dideteksi tidak terdapat bulan sabit. FP (False Positive) : pada citra masukan terdapat komponen bulan sabit, pada citra keluaran dideteksi tidak terdapat bulan sabit. FN (False Negative) : pada citra masukan tidak terdapat komponen bulan sabit, pada citra keluaran dideteksi terdapat bulan sabit. Tujuan dari uji coba ini adalah menentukan nilai parameter yang tepat untuk deteksi kemunculan bulan sabit. Sehingga dengan adanya parameter yang tepat ini diharapkan

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) dapat menghasilkan citra yang dapat menjadi input yang baik untuk deteksi kemunculan bulan sabit. Input yang baik adalah input yang apabila dilakukan proses deteksi kemunculan bulan sabit akan menghasilkan deteksi yang benar atau sesuai obyek yang ada. Parameter uji coba yang digunakan yaitu structuring element. Parameter structuring element merupakan parameter yang digunakan pada proses tophat filtering, closing, dan opening. Uji parameter structuring element dilakukan pada semua citra dalam dataset. Uji coba dilakukan dengan cara mencoba berbagai bentuk structuring element beserta ukurannya. structuring element, maka kecerahan background hampir menyamai kecerahan obyek. terlalu besar kecerahan background hampir menyamai kecerahan obyek, sehingga akan menjadi masalah ketika melakukan peningkatan kontras pada citra. Hasil paling optimal dari keseluruhan dataset uji coba adalah ketika structuring element berbentuk disk dengan ukuran radius SE=3. Tabel 2 menunjukkan bahwa ukuran SE yang tepat adalah SE=3 karena menghasilkan akurasi sistem yang optimal yaitu 75%. (a) (c) (e) (g) Gambar 4. (a) Citra masukan; (b) Citra hasil tophat filtering; (c) Citra hasil adjusment; (d) Citra hasil segmentasi; (e) Citra hasil pencarian kandidat obyek; (f) Citra hasil skeletonisasi; (g) Citra hasil deteksi obyek dengan Circular Hough Transform A. Evaluasi Hasil Uji Coba Parameter Structuring Element pada Proses Tophat Filtering nilai structuring element yang dapat menyelaraskan kecerahan background dan obyek, yaitu dimana obyek akan terlihat lebih terang daripada background. Dari uji coba yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai (b) (d) (f) B. Evaluasi Hasil Uji Coba Parameter Structuring Element pada Proses Closing nilai structuring element yang dapat menghasilkan segmen citra yang menyerupai obyek bulan sabit, artinya obyek bulan sabit tidak terlihat terlalu tipis, apalagi terlalu tebal. Dari uji coba yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran structuring element maka akan semakin tebal atau tumpul segmen yang didapat. terlalu besar maka obyek bulan sabit akan kelihatan tumpul atau tebal sehingga tampak bukan seperti bulan sabit. Hasil paling optimal dari keseluruhan dataset uji coba adalah ketika structuring element berbentuk disk dengan ukuran radius SE=3. Tabel 2 menunjukkan bahwa ukuran SE yang tepat adalah SE=3 karena menghasilkan akurasi sistem yang optimal yaitu 75%. C. Evaluasi Hasil Uji Coba Parameter Structuring Element pada Proses Opening nilai structuring element yang dapat menghasilkan segmen citra yang menyerupai obyek bulan sabit, artinya obyek bulan sabit tidak terlihat terlalu tipis, apalagi terlalu tebal. Dari uji coba yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran structuring element maka akan semakin tebal atau tumpul segmen yang didapat karena ketika ukuran structuring element semakin besar maka maka celah yang kecil yang akan dipisahkan menjadi tersambung. terlalu besar maka obyek yang akan dipisahkan akan menyambung.. Hasil paling optimal dari keseluruhan dataset uji coba adalah ketika structuring element berbentuk disk dengan ukuran SE=3. Tabel 2 menunjukkan bahwa ukuran radius SE yang tepat adalah SE=3 karena menghasilkan akurasi system yang optimal yaitu 75%.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel 1. Hasil uji coba parameter structuring element berbentuk disk Jenis operasi Ukuran radius structuring element Tophat filtering 74 % 93 % 80 % 61 % 57 % Operasi closing 80 % 93 % 91% 85 % 78 % Operasi opening 85 % 93 % 89 % 80 % 76 % D. Evaluasi Ketepatan Hasil Deteksi Dari evaluasi hasil uji coba di atas, akan dilakukan evaluasi terhadap hasil True Positive, yaitu evaluasi ketepatan hasil deteksi. Perhitungan akurasi ketepatan hasil deteksi menggunakan persamaan sebagai berikut : True Akurasi = (5) True +False Dimana, True : lingkaran hasil Circular Hough Transform tepat melingkari obyek bulan sabit. False : lingkaran hasil Circular Hough Transform tidak tepat melingkari obyek bulan sabit. Tabel 2 menunjukkan akurasi ketepatan hasil deteksi. Dapat dilihat juga bahwa structuring element dengan radius 3 memiliki akurasi tertinggi. Transform, American Journal of Applied Sciences 2 (12): ISSN [6] Judhistira Aria Utama. Sekilas Pengetahuan Kriteria Visibilitas Hilal. [7] R2008a Documentation Image Processing Toolbox - MATLAB [8] Yazid, H., M. Rizon, P Saad, A.Y.M. Shakaff, S. Yaacob, A.R.M. Saad and M. Sugisaka An approach of coconuts detection using edge information. Proc. of Intl. Advanced Technology Cong., CD- ROM. [9] Sri Huning Anwariningsih, Agus Zainal Arifin, Anny Yuniarti Estimasi Bentuk Structuring Element Berdasar Representasi Obyek. Jurnal Ilmiah Kursor. ISSN [10] Wijaya, Ch., Marvin, dan Prijono, Agus Pengolahan Citra Digital Menggunakan Matlab. Bandung : Informatika. [11] Simon Just Kjeldgaard Pedersen. Circular Hough Transform. Aalborg University, Vision, Graphics, and Interactive Systems. November 2007 [12] Prakosa, Bagus, Puruhito Segmentasi Citra Medis dengan Algoritma Deteksi Tepi Kontur Berbasis Pelacakan Target secara Dinamis. Buku Tugas Akhir Teknik Informatika FTIf ITS Surabaya. Tabel 2. Hasil uji coba ketepatan hasil deteksi True Positive Jenis operasi Ukuran radius structuring element Tophat filtering 69 % 75 % 72 % 71 % 70 % Operasi closing 70 % 75 % 73 % 71 % 69 % Operasi opening 69 % 75 % 70 % 66 % 60 % IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu: 1. Dengan melihat hasil uji coba terbukti bahwa metode Circular Hough Transform mampu mendeteksi kemunculan bulan sabit dengan menunjukkan adanya sebuah lingkaran yang meng-cover obyek bulan sabit tersebut. 2. Dari hasil uji coba bisa disimpulkan penggunaan structuring element yang tepat adalah berbentuk disk dengan radius SE=3. DAFTAR PUSTAKA [1] C. Ho, L.H. Chen, A fast ellipse/circle detector using geometry symmetry, Pattern Recognition 28 (1) (1995) [2] W. Gander, G.H. Golub, R. Strebel, Least-square fitting of circles and ellipses, BIT 43 (1994) [3] H.S. Kim, J.H. Kim, A two-step circle detection algorithm from the intersecting chords, Pattern Recognition Lett. 22 (6/7) (2001) [4] D Orazio, T., C.Guaragnella, M. Leo and A. Distante, A new algorithm for ball recognition using circle Hough transform and neural classifier. Pattern Recognition, 37: [5] Mohamed Rizon, Haniza Yazid, Puteh Saad, Ali Yeon Md Shakaff, Abdul Rahman Saad, Masanori Sugisaka, Sazali Yaacob, M.Rozailan Mamat, M.Karthigayan Object Detection using Circular Hough

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT MENGGUNAKAN METODE CIRCULAR HOUGH TRANSFORM ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Imam Subekti, I Ketut Eddy Purnama, Mauridhi Hery Purnomo. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Penelitian ini mengidentifikasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IMAM SUBEKTI 2209106021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST, MT. Latar

Lebih terperinci

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN

IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN Dosen Pembimbing Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom., M.Kom. Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Desain & Implementasi. Uji coba & Evaluasi. Kesimpulan

Pendahuluan. Desain & Implementasi. Uji coba & Evaluasi. Kesimpulan 1 Pendahuluan Desain & Implementasi Uji coba & Evaluasi Kesimpulan 2 Latar Belakang Evaluasi performa: Mengukur kualitas algoritma Evaluasi algoritma deteksi struktur garis lengkung 3 Struktur garis lengkung

Lebih terperinci

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity 54 Integer Journal, Vol 1, No 1, Maret 2016: 54-59 Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity Hendro Nugroho Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6 Intan Nur Lestari Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA EFFICIENT RANDOMIZED UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KOIN DAN BOLA ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA EFFICIENT RANDOMIZED UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KOIN DAN BOLA ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA EFFICIENT RANDOMIZED UNTUK MENGHITUNG JUMLAH KOIN DAN BOLA Yuliana Melita Pranoto 1, Endang Setyati 2 1) Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Jl. Ngagel Jaya Tengah 73-77

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Warna Dengan menggunakan 3 buah reseptor manusia dapat membedakan banyak warna. Warna tricromatic RGB dalam sistem grafis umumnya menggunakan 3 byte (2 8 ) 3,

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET Muhammad Redha, Dwi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan sistem otomatis dalam dunia industri dan non-industri yang semakin kompleks menyebabkan permintaan pasar terhadap teknologi machine vision semakin meningkat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Pengolahan citra digital by Jans Hry / S2 TE UGM 09 ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Edge atau tepi merupakan representasi dari batas objek dalam citra. Hal ini

Lebih terperinci

SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina)

SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina) PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina) Penyusun Tugas Akhir : Diandra

Lebih terperinci

Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video

Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video Abstrak Mochamad Faisol Baharun¹, T.Sutojo, SSi., M.Kom² Program Studi S1

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF Dini Nuzulia Rahmah 1, Handayani Tjandrasa 2, Anny Yuniarti 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc Oleh Yuli Wijayanti Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc TEKNIK INFORMATIKA-ITS 26 JULI 2010 Latar Belakang Segmentasi gambar merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA Nanang Trisnadik *), Achmad Hidayatno, and R. Rizal Isnanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN Dosen Pembimbing 1 : Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing 2 : Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc MIFTAHUS SHOLIHIN 5107100609 PENDAHULUAN Segmentasi Endapan Urin 2 LATAR BELAKANG Segmentasi

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK Nanik Suciati, Rosdiana Rahmawati Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy untuk Mendeteksi Bola pada Robot Sepak Bola Beroda

Penerapan Algoritma Greedy untuk Mendeteksi Bola pada Robot Sepak Bola Beroda Penerapan Algoritma Greedy untuk Mendeteksi Bola pada Robot Sepak Bola Beroda Muhammad Hilmi Asyrofi 13515083 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah 3.1.1. Deskripsi Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka makin meningkat pula kebutuhan seseorang akan informasi. Penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Secara Otomatis Untuk Pelanggaran Lalu Lintas

Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Secara Otomatis Untuk Pelanggaran Lalu Lintas Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Secara Otomatis Untuk Pelanggaran Lalu Lintas. Riza Prasetya Wicaksana Teknik Komputer dan Telematika Jurusan Teknik Elektro Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Suarabaya

Lebih terperinci

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna Iping Supriana 1) Yoseph Suryadharma 2) 1) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung email: iping@informatika.org

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai pengenalan tulisan tangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

APLIKASI OPERASI HIMPUNAN DAN MATEMATIKA MORFOLOGI PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

APLIKASI OPERASI HIMPUNAN DAN MATEMATIKA MORFOLOGI PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Desember 2016 Volume 10 Nomor 2 Hal. 83 96 APLIKASI OPERASI HIMPUNAN DAN MATEMATIKA MORFOLOGI PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL V. Y. I. Ilwaru 1, Y. A. Lesnussa 2, E. M.

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL Andi Hendra 1 1 Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telur Ayam Konsumsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telur Ayam Konsumsi pemeriksaan terhadap ribuan telur. Dengan menggunakan alat yang secara otomatis dapat menentukan ukuran fisik sebuah telur, klasifikasi terhadap telur ayam dapat dilakukan dengan lebih cepat. Beberapa

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

METODE SHAPE DESCRIPTOR BERBASIS SHAPE MATRIX UNTUK ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT

METODE SHAPE DESCRIPTOR BERBASIS SHAPE MATRIX UNTUK ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT METODE SHAPE DESCRIPTOR BERBASIS SHAPE MATRIX UNTUK ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT Sri Huning A NRP. 5108201002 DOSEN PEMBIMBING Dr. Agus Zainal Arifin, S. Kom, M.Kom Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Hanjaya Mandala (1).EkoRudiawan,S.ST (2).HendawanSoebhakti,ST.,MT (3). (1) (2) (3) Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini teknologi yang berbasis " Sound and Video Capture Device " telah banyak berkembang. Para ilmuwan ataupun perusahaan yang bergerak di bidang IT memanfaatkan

Lebih terperinci

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION Adhadi Kurniawan 1), I Wayan Mustika 2), dan Sri Suning Kusumawardani 3) 1),2), 3) Laboratorium Sistem Elektronis, Jurusan

Lebih terperinci

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

Pengolahan Citra : Konsep Dasar Pengolahan Citra Konsep Dasar Universitas Gunadarma 2006 Pengolahan Citra Konsep Dasar 1/14 Definisi dan Tujuan Pengolahan Citra Pengolahan Citra / Image Processing Proses memperbaiki kualitas citra agar

Lebih terperinci

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Review Paper Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis Agus Zainal Arifin a,*, Akira Asano b a Graduate School of Engineering, Hiroshima University, 1-4-1 Kagamiyama,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA Murinto 1), Eko Aribowo, Elena Yustina Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : murintokusno@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Spesifikasi Sistem Perangkat analisis citra bioinformatika ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK Benedictus Yoga Budi Putranto, Widi Hapsari, Katon Wijana Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika Universitas Kristen Duta

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

By Emy. 2 of By Emy

By Emy. 2 of By Emy 2 1 3 Kompetensi Mampu menjelaskan dan operasi morfologi Mampu menerapkan konsep morfologi untuk memperoleh informasi yang menyatakan deskripsi dari suatu benda pada citra mampu membangun aplikasi untuk

Lebih terperinci

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL I Gusti Ngurah Suryantara, Felix, Ricco Kristianto gusti@bundamulia.ac.id Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Beberapa

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET Miftahus Sholihin, Agus Zainal Arifin, Anny Yuniarti Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

Morphological Image Processing

Morphological Image Processing Morphological Image Processing Muhammad Kusban Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak -- Proses morphologi terutama digunakan untuk menghilangkan ketidaksempurnaan bentuk yang ada dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE FAST RANDOMIZED HOUGH TRANSFORM

APLIKASI DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE FAST RANDOMIZED HOUGH TRANSFORM TUGAS AKHIR KI141502 APLIKASI DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE FAST RANDOMIZED HOUGH TRANSFORM ACHMAD RIZKY HAQIQI 5113100075 Dosen Pembimbing Dr. Agus Zainal Arifin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT Andhika Pratama, Izzati Muhimmah Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Materi 15 Morfologi (Lanjutan) M. Miftakul Amin, M. Eng. JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TINJAUAN MATEMTIKA EROSI Operasi erosi dirumuskan sebagai berikut:

Lebih terperinci

ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT BERDASAR REPRESENTASI OBYEK

ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT BERDASAR REPRESENTASI OBYEK Vol. 5, No. 3, Januari 200 ISSN 026-0544 ESTIMASI BENTUK STRUCTURING ELEMENT BERDASAR REPRESENTASI OBYEK * Sri Huning Anwariningsih, ** Agus Zainal Arifin, *** Anny Yuniarti Program Magister Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Program Aplikasi Dalam proses identifikasi karakter pada plat nomor dan tipe kendaraan banyak menemui kendala. Masalah-masalah yang ditemui adalah proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PERSAMAAN DIFUSI NONLINIER DAN DETEKSI TEPI CANNY UNTUK SEGMENTASI CITRA MELANOMA

PENGGUNAAN PERSAMAAN DIFUSI NONLINIER DAN DETEKSI TEPI CANNY UNTUK SEGMENTASI CITRA MELANOMA Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) ITS, Surabaya 4 Desember 2010 PENGGUNAAN PERSAMAAN DIFUSI NONLINIER DAN DETEKSI TEPI CANNY UNTUK SEGMENTASI CITRA MELANOMA Bilqis Amaliah 1, Dwi Lailatul

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Bentuk tubuh manusia adalah sesuatu yang unik dimana setiap orang tidak akan ada yang sama satu sama lain meskipun dia kembar. Perbedaa

1. Pendahuluan Bentuk tubuh manusia adalah sesuatu yang unik dimana setiap orang tidak akan ada yang sama satu sama lain meskipun dia kembar. Perbedaa Implementasi Perhitungan Sudut Rangka Manusia Menggunakan Matlab 7 Nugroho Dian Purnama Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok Telp: (021) 78881112

Lebih terperinci