BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah berkaitan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan sehingga semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kesejahteraan (Keown et.al 2001:2). Dengan kata lain, manajemen keuangan adalah kegiatan memperoleh dan menggunakan dana, mengambil keputusan keuangan yang tepat sehingga tujuan perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan dapat terealisasi. Manajer keuangan harus mampu mengambil keputusan secara efektif dan efisien. Efektif dalam keputusan investasi akan tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal. Efisiensi dalam pembiayaan investasi akan tercermin dalam perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan kebijakan deviden yang optimal akan tercermin dalam peningkatan kemakmuran para pemegang saham. Dalam hal perencanaan, manajer keuangan perlu mempertimbangkan prediksi terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun belum tentu dapat dilaksanakan, tetapi setidaknya hal ini dapat mengurangi ketidakpastian pada usaha. Kondisi ekonomi dunia yang berubah dan berbeda setiap waktu, menimbulkan ketidakpastian pada perubahan nilai suatu mata uang. Untuk itu diperlukan prediksi nilai tukar mata uang. Prediksi merupakan suatu input informasi dari keadaan masa depan 5

2 yang perlu dipertimbangkan oleh pembuat keputusan dalam proses pembuatan perencanaan perusahaan, dan dapat meminimumkan tingkat ketidakpastian peramalan masa depan. Bagi eksportir yang mempunyai piutang dalam beberapa mata uang, fluktuasi kurs menyebabkan ketidakpastian dalam hal penerimaan kas. Untuk mengetahui apakah suatu valas dalam periode mendatang akan terapresiasi atau terdepresiasi, diperlukan metode prediksi perubahan nilai tukar mata uang. 2.2 Pengertian Nilai Tukar Mata Uang Transaksi ekonomi keuangan internasional dapat terjadi jika adanya pertukaran mata uang dari pihak yang membutuhkan satu sama lain. Valuta asing (valas) atau foreign currency merupakan salah satu alat atau benda ekonomi yang berpengaruh atas pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia modern dan global pada saat ini, baik secara perorangan maupun berkelompok. Menurut Jeff Madura (2000 : 97) definisi nilai tukar mata uang adalah adalah nilai pertukaran antara satu unit mata uang dengan mata uang lain. Menurut Manurung dan Raharja (2004:72) mengemukakan bahwa pasar valuta asing adalah pasar dimana mata uang asing diperjualbelikan. Harga mata uang asing disebut juga urs atau nilai tukar, harga suatu mata uang dinilai dengan mata uang lain. Pergerakan nilai tukar mencerminkan perubahan tingkat kelangkaan. Suatu mata uang dikatakan semakin mahal bila nilai tukarnya semakin menguat. Begitu juga sebaliknya. 6

3 Mata uang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang yang nilainya refatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau depresiasi. a) Ciri Hard Currency 1. Mata uang negara tersebut secara luas diterima sebagai bukti pembayaran internasional dan digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi internasional. Mata uang dalam kategori ini adalah Dollar (AS), Poundsterling (Inggris), Yen (Jepang), Deutch Mark (Jerman), Franc (Perancis), Franc (Swiss) dan lain-lain. Adanya suatu pasar yang bebas dan aktif bagi mata uang tersebut. Dengan kata lain, apabila diperlukan maka mata uang ini dapat dengan mudah diperoleh dan dijual secara internasional dalam jumlah banyak. 2. Relatif minimnya restriksi dalam mentransfer mata uang ini dalam dan keluar negara asalnya. Oleh karena itu mata uang jenis hard currency merupakan basis penting dalam menyusun suatu sistem moneter internasional. Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Soft currency ini pada umumnya berasal dari negara-negara sedang berkembang seperti Rupiah (Indonesia), Peso (Filipina), Bath (Thailand), Rupee (India), dan lain-lain. 7

4 b) Ciri Soft Currency 1. Tidak diterima secara luas sebagai media dalam transaksi keuangan internasional, karena jarang / tidak digunakan dalam transaksi internasional. 2. Tidak memiliki pasar bebas atau negara lain yang memperdagangkannya, sehingga mata uang ini tidak mudah diperoleh apalagi dijual. Dan di banyak negara biasanya disertai dengan kontrol otoritas moneter terhadap arus keluar masuk mata uang ini. 3. Mata uang ini tidak konvertibel karena masih tidak dapat digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional 2.3 Macam-Macam Sistem Penetapan Kurs Valas Menurut Manurung dan Raharja (2004:74) dalam bukunya Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, sistem penetapan kurs berdasarkan perkembangan sistem moneter internasional sejak berlakunya Bretton Woods System pada tahun 1944, pada umumnya dikenal beberapa macam sistem penetapan kurs valas atau forex rate, yakni sebagai berikut : 1. Fixed Exchange Rate Fixed Exchange Rate System atau sistem penetapan kurs tetap / stabil diciptakan berdasarkan perjanjian Bretton Wood pada tahun 1944 yang telah melahirkan suatu lembaga moneter internasional yang sekarang ini dikenal sebagai International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional. Salah satu kondisi utama yang diperlukan agar arus perdagangan dan investasi internasional atau antar negara dapat 8

5 berjalan lancar adalah sistem nilai tukar atau foreign exchange rate yang tetap atau stabil. Sehingga akan memberikan kepastian kepada kegiatan perdagangan dan investasi atau bisnis internasional pada umumnya. Berdasarkan persetujuan Bretton Woods System yang berlaku efektif sejak 1947 sampai dengan 1971 (Dekrit Nixon) adalah suatu sistem moneter internasional (SMI) dengan beberapa ketentuan pokok sebagai berikut: a. Sistem moneter internasional didasarkan kepada standar emas (gold exchange standar) dengan pengertian bahwa setiap mata uang negara anggota IMF dikaitkan dan dapat ditukarkan dengan emas. Hal ini sebagai standar ditetapkan bahwa mata uang dollar USA senilai USD 35 ekuivalen dengan satu troy once emas atau gram emas. Dengan demikian USD 1 ekuivalen dengan 28,3496/35 gram emas. Hard Currency lain seperti GBP, FRF dan lain-lain juga dikaitkan dengan emas. b. Sistem nilai tukar atau foreign exchange rate antara negara anggota IMF harus tetap atau stabil. c. Kurs nilai tukar hanya boleh berfluktuasi atau bervariasi sebesar 1% sampai dengan 2,5% di atas atau di bawah kurs resmi. d. Setiap negara anggota IMF pada prinsipnya dilarang menggunakan kebijaksanaan devaluasi, yaitu penurunan nilai mata uangnya terhadap valas untuk memperbaiki posisi atau mengatasi defisit Balance of Paymentnya atau BOP-nya. 9

6 e. Negara anggota IMF yang menghadapi kesulitan BOP dapat minta bantuan IMF dalam bentuk Special Drawing Right (SDR). SDR adalah uang kertas emas yang dikeluarkan oleh IMF pada tahun 1969 sebagai reserve currency dan likuiditas internasional disamping USD semenjak timbulnya krisis sistem moneter internasional pada akhir tahun 1960 karena adanya krisis kepercayaan terhadap USD. 2. Floating Exchange Rate (PER) Floating exchange rate adalah sistem kurs mengambang. Dalam hal ini nilai tukar suatu mata uang atau valas ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas. Ada dua macam PER yaitu : a. Clean Float (Sistem Kurs Mengambang Murni) Apabila penentuan kurs valas di bursa valas tersebut terjadi tanpa campur tangan pemerintah. b. Dirty Float (Sistem Kurs Mengambang Terkendali) Apabila pemerintah turut campur tangan mempengaruhi penawaran terhadap valas di bursa valas. 3. Pegged Exchange Rate System Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaitkan nilai mata uang suatu negara dengan nilai mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. Sistem ini antara lain dilakukan oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uangnya dengan mata uang Francis (FRF) dan beberapa negara lain yang mengaitkan nilai mata uangnya dengan USD dan SDR. Di samping itu beberapa negara Eropa yang tergabung dalam 10

7 EEC sejak April 1972 menjalankan juga Pegged System ini yang dikenal sebagai snake system dan EMS ini setiap mata uang anggota EEC dikaitkan nilainya dengan ECU (European Currency Unit) dan dapat berfluktuasi dalam batas 2,25% di atas atau di bawah kurs tengah. 2.4 Fungsi Pasar Valuta Asing Adapun fungsi pasar valuta asing menurut Sri Handaru Yuliati dan Handoyo Prasetyo (2000 : 71) adalah : 1. Mentransfer daya beli antar negara Transfer daya beli diperlukan karena perdagangan internasional umumnya melibatkan dua pihak yang tinggal di negara yang berbeda dengan mata uang asing yang berbeda pula. Biasanya setiap pihak ingin memegang mata uang negaranya. Atas alasan ini, fungsi transfer daya beli dibutuhkan. Pasar valuta asing menyediakan fasilitas untuk mengkonversikan mata uang, baik dari mata uang asing ke mata uang domestik, atau sebaliknya. 2. Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Fungsi penyediaan kredit dibutuhkan untuk membiayai barang dalam perjalanan. Eksportir dapat membiayai terlebih dahulu barang dalam perjalanan tersebut dan membuka rekening piutang atas importir. Sebaliknya importir dapat membayar tunai di depan, sebelum barang dapat diterima. Pasar valuta asing menyediakan 11

8 alternative pembelanjaan ketiga, yaitu dengan instrumen letter of credit (L/C) dan banker's acceptance. 3. Sebagai wahana untuk meminimalkan risiko karena perubahan nilai tukar. Risiko valuta asing timbul karena fluktuasi nilai tukar mata uang. Untuk meminimalkan risiko tersebut (atau bahkan menghilangkannya sama sekali), perlu dilakukan pengamanan (hedging). Pasar valuta asing memiliki mekanisme untuk melakukan hedging, antara lain melalui pasar forward. 2.5 Partisipan dalam Pasar Valuta Asing Pasar valuta asing dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu pasar antar bank (interbank market) dan pasar klien (client market). Transaksi di pasar antar bank melibatkan jumlah yang jauh lebih besar daripada transaksi di pasar klien atau pasar eceran (retail market). Dalam masing-masing golongan terdapat lima kategori partisipan, yaitu bank dan nonbank yang bertindak sebagai dealer, individu dan perusahaan yang terlibat dalam perdagangan dan investasi, spekulan dan arbitrator, bank sentral dan pialang valuta asing. Berikut penjelasan mengenai partisipasi dari setiap partisipan tersebut menurut Sri Handaru Yuliati dan Handoyo Prasetyo (2000 : 71) adalah: a. Bank dan nonbank yang bertindak sebagai dealer Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, beroperasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persaingan antar dealer membuat 12

9 selisih harga menjadi semakin kecil, sehingga meningkatkan efisiensi pasar valuta asing. Dealer dari bank-bank besar berskala internasional umumnya juga berfungsi sebagai pembuat pasar (market makers). Mereka umumnya menspesialisasikan diri pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut. Perdagangan valuta asing dilakukan antar bank di pusat-pusat perdagangan di seluruh dunia. Sementara itu bank-bank berskala menengah - kecil juga meramaikan pasar valuta bank, meskipun bukan sebagai pembuat pasar. Dari hasil transaksi eceran dehgan kliennya, bank-bank berskala menengah dan kecil menjual atau membeli valuta asing dari bank-bank yang lebih besar skalanya. Melalui mekanisme ini mereka meraup keuntungan. b. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi. Individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wisatawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing untuk membatasi resiko valuta asing. c. Spekulan dan arbitrator Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing, serta hanya secara insidentil dari perubahan harga umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubahan tingkat harga umum. Sementara 13

10 itu arbitrator meraih keuntungan dengan memanfaatkan adanya perbedaan harga di berbagai pasar. Kegiatan spekulasi dan arbitrase sebagian besar dilakukan oleh bank. Oleh karena itu bank selain bertindak sebagai dealer, juga sebagai spekulan dan arbitrator. d. Bank Sentral Bank sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian motivasi bank sentral untuk bermain di pasar valuta asing bukan untuk meraih keuntungan, tetapi menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik, sehingga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional. Perilaku bank sentral, oleh karena itu akan sangat ditentukan oleh kebijakan perekonomian makro nasional. e. Pialang Valuta Asing Pialang valuta asing berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Pialang valuta asing bertindak atas nama klien. Atas jasanya, mereka memperoleh komisi sebagai kontra prestasi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia. Hal ini diperlukan untuk memudahkan pialang dalam mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Dealer dan bank lebih menyukai menggunakan jasa pialang karena mereka ingin transaksinya tidak diketahui pihak lain. Hal ini penting untuk mempertahankan posisi tawar mereka. 14

11 2.6 Jenis-jenis Transaksi Valas Menurut Ball, McCulloc, Frantz, Geringer, dam Monor (2005:271) dalam bukunya Bisnis Internasional, pertukaran satu mata uang dengan mata uang lain disebut transaksi valas. Ada 2 jenis transaksi valas, yaitu : a. Kurs spot (spot rate) adalah nilai tukar antara dua mata uang untuk perdagangan segera dengan jangka waktu penyerahan dua hari. Dalam pasar spot, dibedakan tiga jenis transaksi: 1. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan pada hari yang sama. 2. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari berikutnya. 3. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian. b. Kurs forward atau kurs berjangka adalah harga hari ini untuk suatu komitmen oleh satu pihak guna menyerahkan atau mengambil dari pihak lain suatu jumlah yang telah disepakati dari suatu mata uang., pada suatu tanggal masa depan yang ditetapkan. Kurs di mana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila ada eksportir, importir atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang. 15

12 Penyelesaian transaksi forward pada umumnya dalam jangka waktu 30, 90, atau 180 hari. Mata uang yang sering diperdagangkan dalam pasar forward adalah Deutsche Mark (DEM), Canadian Dollar (CAD), Poundsterlling (GBP), Japanese Yen (JPY), Swiss Franc (CHF), Belgian Franc (BEF), Italian Lira (ITL), dan Netherlands Guilder (NLG). Sedangkan mata uang negara-negara berkembang umumnya tidak diperdagangkan. Forward Rate timbul karena adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs valas. Hal ini terutama terjadi semenjak berlakunya sistem kurs mengambang (Floating rate system) setelah dekrit presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus Dekrit tersebut antara lain menyatakan bahwa nilai mata uang USD tidak dikaitkan lagi dengan emas. Semenjak diberlakukannya sistem kurs mengambang tersebut, banyak perusahaan dan perbankan termasuk badan usaha pemerintah, menggunakan forward market untuk mengadakan forward contract. Hal ini bertujuan melindungi transaksi perdagangan dan keuangan internasional dari risiko kerugian dan daripada pedagang valas yang melakukan spekulasi untuk tujuan mencari keuntungan dari fluktuasi forward rate. Dalam perdagangan mata uang, pada umumnya harga yang disebutkan adalah selisih antara forward rate dan spot rate, yang dikenal dengan istilah swap rate. Bila forward rate lebih tinggi dari spot rate (FR>SR), maka disebut forward premium. Sebaliknya bila forward rate lebih rendah dari spot rate (FR<SR), maka disebut kondisi forward premium/discount. 16

13 Perhitungan forward premium dan forward discount ini diperlukan bagi para pengusaha atau pedagang valas untuk mengantisipasi risiko kerugian atau spekulasi memperoleh keuntungan dengan membandingkannya dengan tingkat bunga atau risiko yang harus ditanggung jika tidak melakukan forward contract. 2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang Keseimbangan kurs akan berubah mengikuti perubahan pada skedul permintaan dan penawaran. Oleh karena itu untuk dapat menjelaskan mengapa terjadi perubahan kurs, harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi skedul permintaan dan penawaran mata uang. Dalam praktek jarang terjadi perubahan suatu kurs mata uang hanya disebabkan oleh perubahan pada satu faktor saja. Umumnya, perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi antara beberapa faktor secara simultan. Meskipun demikian, untuk dapat menjelaskan efek dari interaksi tersebut, analis perlu mengetahui dampak perubahan dari masing-masing faktor secara individual, dengan mengasumsikan faktorfaktor yang lain tetap (ceteris paribus). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi skedul permintaan dan penawaran mata uang yang berdampak pada perubahan nilai tukar mata uang menurut Jeff Madura (2000 :100) adalah : 1. Relative Inflation Rate, yaitu pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar valas. Jika laju inflasi di Amerika Serikat meningkat cukup besar, sementara laju inflasi di Inggris relatif tetap. Kenaikan laju inflasi di Amerika Serikat akan membuat harga produk buatan Amerika Serikat menjadi semakin mahal. Akibatnya konsumen di 17

14 Amerika Serikat akan mengalihkan pembeliannya ke produk substitusi buatan Inggris, karena harganya relatif lebih murah. Di lain pihak, konsumen di Inggris akan enggan membeli produk buatan Amerika Serikat, karena harganya lebih mahal dibandingkan produk buatan Inggris. Fenomena di atas memiliki implikasi ganda. Pertama, permintaan terhadap Poundsterling akan meningkat, karena ekspor Inggris ke Amerika Serikat akan melonjak. Eksportir Inggris yang menerima pembayaran dari importir Amerika Serikat akan menukarkan USD yang diterima ke Poundsterling. Kedua, penawaran Poundsterling akan berkurang, karena penurunan animo masyarakat terhadap produk Amerika Serikat akan menurunkan impor produk dari Amerika Serikat. Apabila faktorfaktor di luar laju inflasi relatif dipegang konstan, maka keseimbangan kurs baru akan ditentukan oleh besarnya perbandingan perubahan relatif dari laju inflasi di Amerika Serikat. 2 Relative Interest Rate yaitu pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai tukar mata uang. Jika tingkat bunga nominal (tingkat bunga pasar yang belum disesuaikan dengan laju inflasi) di Amerika Serikat naik, sementara tingkat bunga nominal di Inggris relatif konstan. Kenaikan tingkat bunga di Amerika Serikat akan membuat investasi dalam USD (dalam bentuk deposito) menjadi semakin menarik, relatif jika dibandingkan dengan investasi dalam Poudsterling. Investor Inggris (baik individu maupun perusahaan) akan mengalihkan investasinya dari Poundsterling ke USD. Sementara itu 18

15 investor Amerika Serikat akan enggan menyimpan dana dalam Poudsterling dan mengalihkannya ke USD. Fenomena di atas akan menurunkan permintaan dan menaikkan penawaran terhadap Poundsterling. Selain tingkat bunga nominal, tingkat bunga riil juga sering digunakan oleh analis untuk mengukur dampak perubahan terhadap kurs mata uang. Tingkat bunga riil dapat dicari dengan rumus : Tingkat bunga riil = tingkat bunga nominal - laju inflasi. Apabila laju inflasi di Amerika Serikat dan di inggris relatif sama, maka arah pengaruh perubahan tingkat bunga riil akan sama dengan perubahan pada tingkat bunga nominal. 3. Relative Income Level yaitu pengaruh tingkat pendapatan terhadap nilai tukar mata uang. Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kurs valas adalah pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor ini akan membawa efek kepada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas. 4. Expectations yaitu pengaruh ekspetasi pasar terhadap nilai tukar mata uang. Adanya harapan bahwa tingkat inflasi akan menurun atau sebaliknya di suatu negara, dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Karena mendorong pasar untuk membeli dan menjual valas, begitu pula jika ada isu lainnya, seperti politik dan sosial di suatu negara. 19

16 5. Government control yaitu pengaruh kontrol pemerintah terhadap nilai tukar mata uang. Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate. Misalnya pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier, pengetatan uang beredar, penaikan tingkat bunga, dan sebagainya. Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan valas atau forex yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap kurs valas atau forex rate. 2.8 Peramalan Kurs Mata Uang Peramalan atau prediksi adalah suatu pernyataan atau suatu perkiraan dalam bentuk kuantitas di masa yang akan datang tentang sesuatu, berdasarkan asumsi yang jelas, walaupun hal ini belum tentu dilaksanakan. Tujuan prediksi adalah untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan proses perencanaan. Dengan kata lain metode prediksi dapat meminimumkan tingkat kesalahan dalam forecasting. Tujuan tehnik peramalan kurs mata uang menurut Jeff Madura (2000:258) adalah : a Kebijakan pemagaran risiko (hedging decision) 20

17 Jika berdasarkan prediksi, mata uang x akan terdepresiasi, maka investor harus melakukan hedging, agar terhindar dari risiko perubahan nilai tukar mata uang. Tetapi jika terapresiasi, hedging tidak dilakukan. b. Kebijakan Pembiayaan Jangka Pendek. Dalam hal mendapatkan dana jangka pendek, MNC dapat meminjam dari luar negara asalnya. Untuk melakukan hal tersebut, setidaknya ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 1. Dana tersebut harus memiliki tingkat suku bunga yang rendah. 2. Dana tersebut harus memiliki nilai mata uang yang rendah dalam periode keuangan tertentu. Sehingga dengan memperhatikan kedua faktor tersebut, MNC dapat menghemat pengeluaran guna pembayaran pinjaman (seandainya nilai mata uang negara yang dipinjam dananya oleh MNC mengalami depresiasi terhadap nilai tukar mata uang asal MNC). Peramalan kurs akan sangat membantu MNC dalam melakukan pertimbangan di atas. c. Keputusan Investasi Jangka Pendek. Dalam beroperasi, kadangkala MNC memegang sejumlah dana yang menganggur. Untuk memanfaatkan dana yang menganggur tersebut, MNC dapat mendepositokannya pada bank di dalam maupun di luar negeri. Agar diperoleh keuntungan yang optimal dari depositonya (terutama di luar negeri) ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu negara tujuan harus : 1) Memiliki tingkat suku bunga yang tinggi, dan 21

18 2) Memiliki nilai mata uang yang kuat dalam periode investasi tertentu. Sehingga bila terjadi apresiasi, MNC akan memperoleh keuntungan yang maksimal. Peramalan kurs mata uang akan sangat membantu kebijakan ini. d. Kebijakan Penganggaran Modal (Capital Budgeting). Dalam melakukan perencanaan guna mendirikan cabang di negara lain, MNC perlu melakukan analisis penganggaran modal dengan memperkirakan aliran kas (cash flow) dari hasil pendirian cabang tersebut. Perkiraan aliran kas ini sangat bergantung pada nilai mata uang Negara tujuan di masa yang akan datang. Ketergantungan tersebut dapat terjadi apabila : 1) Dilakukan konversi dari hasil inflow atau outflow mata uang negara tujuan ke negara asal MNC, dan 2)Pengaruh peramalan kurs terhadap permintaan produk MNC di negara tujuan. Peramalan kurs mata uang yang akurat akan semakin mempertajam perkiraan aliran kas dan pengambilan keputusan MNC. e. Kebijakan pendanaan jangka panjang. Untuk mendapatkan dana jangka panjang, MNC dapat mengeluarkan obligasi dan menjualnya ke pasar modal luar negeri (dengan menggunakan harga mata uang negara tujuan). Peramalan kurs akan membantu perkiraan dana yang harus dibayarkan bila terjadi depresiasi ataupun apresiasi di negara tujuan. Pengambiian keputusan penjualan obligasi sangat bergantung pada peramalan tersebut (obligasi akan diterbitkan di negara yang diperkirakan mengalami depresiasi). 22

19 f. Kebijakan Perkiraan Keuntungan yang akan didapat. Prediksi nilai tukar mata uang diperlukan terutama untuk perusahaan yang mempunyai cabang di luar negeri. Dengan prediksi nilai tukar mata uang perusahaan dapat memperkirakan berapa keuntungan yang akan diterima perusahaan dalam USD, saat penerimaan ditranslasikan. Idealnya mata uang yang dipilih adalah yang akan terapesiasi. Karena prediksi nilai tukar mata uang mempunyai kegunaan yang besar maka perlu diketahui pula tehnik prediksi (metode prediksi). 2.9 Syarat Untuk Menghasilkan Peramalan yang Akurat Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mengahasilkan peramalan yang akurat. Tidak semua kriteria tersebut harus dipenuhi, tergantung pada situasi dan koridisi peramalan. Kriteria tersebut menurut Sri Handaru Yuliati dan Handoyo Prasetyo (2000:126) adalah: a. Adanya model peramalan superior yang memiliki penggunaan eksklusif. Kriteria ini memiliki sifat self-correcting. Maksudnya, modal peramalan dapat disesuaikan dengan penggunaannya secara berkala. b. Adanya akses informasi yang konsisten. Kriteria ini memiliki karakteristik tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan karena dalam dunia yang global ini tidak ada satu sumber informasi yang selalu konsisten. Informasi selalu berubah-ubah setiap saat. c. Adanya deviasi yang kecil dari peramalan. 23

20 Kriteria ini menggambarkan bahwa deviasi merupakan kondisi yang tidak bersifat konstan. Dari ketidakkonstanan inilah, peramal dapat selalu memperbaiki kondisi peramalannya. d. Adanya prediksi yang tepat terhadap intervensi pemerintah di pasar valuta asing. Kriteria ini merupakan kondisi yang paling susah untuk didapatkan walaupun kriteria ini memegang peranan yang sangat penting. Hal penting yang perlu diingat adalah kekonsistenan peramalan yang menguntungkan hanya dapat dicapai dalam jangka panjang bila tekanan pasar dapat dikurangi Teknik-Teknik Peramalan Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memprediksikan nilai tukar valas dapat digolongkan menjadi empat. Metode tersebut menurut Jeff Madura (2000 : 244} adalah : a. Technical Forecasting Method Peramalan ini menggunakan data tingkat kurs historis dan kadang kala peramalan dilakukan hanya dengan pengamatan data tanpa menggunakan perhitungan statistik. Namun tidak jarang pula perhitungan statistik disertakan dalam peramalan. Selain itu juga ada beberapa model time series yang digunakan untuk pengujian moving average sehingga para peramal dapat melakukan interpretasi yang dapat didasarkan pada hasil pengujian tersebut. Tentu saja cara pengujian ini tidak dipublikasikan secara luas guna mencegah pembajakan terhadap cara penghitungan tersebut. Jika data historis 24

21 yang ada menampakkan pola yang random, maka peramalan teknis ini kurang begitu tepat untuk diterapkan. Mode! peramalan teknis ini telah banyak dibuktikan kegunannya di berbagai pasar valuta asing. Namun model yang cocok untuk satu pasar belum tentu cocok bila diterapkan di pasar yang lain, dan walaupun model peramalan teknis ini sangat beragam namun hasil pengujian membuktikan bahwa tidak ada satupun model yang dapat menghasilkan keuntungan yang konsisten. Dan banyak yang berpendapat bahwa bila satu model digunakan oleh banyak orang maka model ini tidak akan memiliki kegunaan lagi, karena semakin sering model ini digunakan akan semakin cepat mengubah nilai mata uang. Kelemahan lain dari model ini adalah memakan waktu yang sangat lama untuk menemukan pola yang diinginkan. Dan karena model ini bersifat spekulatif, maka dibutuhkan modal yang sangat besar guna menutupi kerugian yang terjadi. Dari sudut pandang perusahaan, model peramalan teknis ini hanya berguna dalam jangka pendek dan kurang akurat dalam jangka panjang. b. Fundamental Forecasting Method Peramalan ini didasarkan pada hubungan fundamental di antara variabel ekonomi dan tingkat kurs. Dengan pemberian nilai tertentu pada variabel-variabel tadi maka perusahaan dapat mengembangkan proyeksi tingkat kurs di masa yang akan datang. Peramalan dilakukan dengan cara memberikan penilaian subyektif pada tingkat di mana pergerakan variabel ekonomi secara umum akan mempengaruhi tingkat kurs. Dari perspektif statistikal, peramalan dilakukan berdasar pada ukuran kuantitatif 25

22 pengaruh variabel ekonomi pada tingkat kurs. Selain itu metode fundamental menggunakan data-data historis untuk memprediksikan nilai tukar mata uang. Sebenarnya fokus yang akan dibahas adalah dua dari banyak faktor yang mempengaruhi nilai mata uang. Namun sebelumnya diasumsikan bahwa materi yang akan dibahas adalah peramalan perubahan persentase tingkat kurs, pound Inggris terhadap dolar Amerika pada tahun yang akan datang. Dan untuk lebih mudahnya, diasumsikan bahwa peramalan terhadap nilai pound hanya dipengaruhi oleh dua faktor: 1. Inflasi di Amerika Serikat relatif terhadap inflasi di Inggris. 2. Pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat relatif terhadap pertumbuhan pendapatan di Inggris. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan bagaimana pengaruh kedua variabel ini terhadap nilai pound berdasarkan pada data historis yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Pertama-tama dilakukan pengumpulan data tahunan inflasi dan tingkat pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dan Inggris. Variabel dependennya adalah perubahan persentase tahunan pada nilai pound (disingkat GBP), sedangkan variable independennya dapat ditetapkan sebagai berikut : 1. Perubahan persentase perbedaan inflasi di masa lampau (tingkat inflasi Amerika Serikat dikurangi tingkat inflasi Inggris), disingkat menjadi INF. 2. Perubahan persentase perbedaan pertumbuhan pendapatan di masa lampau (pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dikurangi pertumbuhan pendapatan di Inggris), disingkat PDT. 26

23 Sehingga dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut BP = bo + b1 INF + b2 PDT + E Di mana bo merupakan konstanta, b1 mengukur sensitivitas pengaruh perubahan INF pada BP, b2 mengukur sensitivitas pengaruh perubahan PDT terhadap BP, dan E mewakili error. Data historis sangat diperlukan untuk mendapatkan nilai variabel koefisien regresi b0, b1, dan b2. Tanda positif di depan koefisien INF menandakan adanya hubungan yang searah dengan BP dan tanda negatif menujukkan sebaliknya. Pada persamaan di atas b1 diharapkan memiliki nilai yang positif karena bila tingkat inflasi di Amerika Serikat relatif terhadap tingkat inflasi di Inggris, maka akan mendesak tekanan pada nilai pound. Koefisien regresi b2 juga diharapkan positif, karena pertumbuhan pendapatan Amerika Serikat lebih tinggi dari inggris. Hal ini akan menimbulkan tekanan ke atas pada nilai pound. Model di atas dengan dua faktor yang dianalisis merupakan model yang sederhana. Bila lebih dari dua faktor, maka kita gunakan model regression yang dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut : BP = b0 + b1x1 +b2x bnxn + E Dalam penggunaan model regresi untuk melakukan peramalan yang berbasis pada data historis, kadang kala ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh yang cukup kuat pada perubahan kurs yang tidak dapat diidentifikasi, Bila hal ini tidak diantisipasi maka hasil peramalan akan menjadi tidak akurat. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan peramalan guna mengetahui berapa besarnya pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat diidentifikasi tersebut. 27

24 Ada 4 keterbatasan dari peramalan fundamental menurut Jeff Madura (2000:243) yaitu : 1. Ketidakpastian pengaruh suatu faktor pada waktu tertentu. Hal ini dapat dipahami bahwa sebenarnya suatu faktor memiliki pengaruh yang tidak terbatas hanya pada satu periode namun bisa lebih. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang pasti dari penggunaan model regresi, diperlukan penyesuaian secara terus menerus. 2. Diperlukannya peramalan untuk faktor-faktor yang memiliki pengaruh langsung pada nilai kurs. Walaupun seandainya peramal tahu bagaimana pergerakan faktorfaktor yang memiliki pengaruh langsung tersebut, namun bila peramal tidak mengetahui nilai dari faktor-faktor tersebut malah akan membuat hasil peramalan menjadi tidak akurat. 3. Tidak semua faktor yang relevan dimasukkan dalam model. Hal ini dapat terjadi karena kadang kala faktor tersebut tidak dapat diukur dengan mudah. Contoh seandainya terjadi pemogokan pada sebuah perusahaan eksportir yang besar di Jepang, hal ini akan menyebabkan menurunnya ekspor Jepang ke Amerika, misalnya yang akan berakibat pada menurunnya permintaan Amerika Serikat akan yen Jepang. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan tekanan penurunan yen. Faktor semacam inilah yang kadang kala sulit untuk diukur. 4. Adanya perubahan sensitivitas pergerakan mata uang sepanjang waktu hal ini disebabkan karena tidak ada satupun yang konstan di pasar sepanjang waktu selain perubahan itu sendiri. Sehingga nilai-nilai koefisien di dalam model regresi akan selalu berubah. 28

25 c. Market Based Forecasting Metode ini menggunakan indikator-indikator pasar yang biasanya didasarkan pada kurs spot atau kurs forward. Jadi spot rate digunakan untuk memprediksi kurs dengan jarak waktu yang sangat dekat, sedangkan forward rate digunakan untuk jangka waktu 2 sampai 365 hari. d. Mixed Forecasting Mixed forecasting dapat dilakukan bila masing-masing teknik peramalan memiliki tingkat superioritas yang sama. Menurut Jeff Madura (2000:269) mendefinisikan sebagai kombinasi dari berbagai teknik peramalan. Cara melakukan mixed forecast ini adalah dengan menimbang hasil proyeksi masing-masing tehnik dengan total timbangan 100%, dengan asumsi bahwa teknik yang dianggap paling baik mendapat timbangan lebih tinggi, sedangkan menurut Shapiro (2000:171), suksesnya prediksi kurs valas ditunjang oleh empat kriteria yaitu : 1. Metode prediksi kurs yang digunakan mempunyai sifat yang exclusive dan superior, sehingga mempertinggi tingkat keakuratan. Hal ini biasanya dapat dipenuhi, sebab forecast service akan membuat metode prediksi yang sesuai dengan pemakaian pelanggan. 2. Forecasting harus mempunyai akses informasi yang konsisten sebelum yang lain mengetahui. Hal ini sulit dipenuhi, karena informasi dapat dimiliki oleh publik. 3. Mempunyai tingkat kesenjangan yang rendah. 4. Dapat memprediksi tentang intervensi yang akan dilakukan pemerintah, hal ini sulit untuk diketahui secara pasti. 29

26 2.11 Inflasi Menurut Ball et al. (2005:278) menyatakan bahwa inflasi merupakan faktor kekuatan keuangan eksternal yang harus dihadapi oleh manajer keuangan dengan sebaik mungkin. Hampir semua perusahaan kadang-kadang harus meminjam uang, dan tngkat inflasi menentukan biaya riil dari pinjaman. Negara-negara dapat melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter sedemikian rupa sehingga menyebabkan peningkatan atau penurunan inflasi. Inflasi juga mempengaruhi bisnis internasional, dengan komplikasi bahwa tingkat inflasi berbeda di tiap negara. Oleh karena itu, manajemen perusahaan internasional harus mencoba untuk memprediksi tingkat inflasi untuk setiap negara dimana perusahaan tersebut berada. Tingkat inflasi komparatif akan mempengaruhi nilai mata uang komparatif ketika mata uang dari negara denagn tingkat inflasi tinggi melemahkan mata uang dengan tingkat inflasi yang lebih rendah. Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan harga barang dan jasa yang dihasilkan atau ditawarkan suatu negara meningkat, dan dengan demikian narang dan jasa tersebut menjadi kurang kompetitif. Kondisi yang demikian cenderung untuk mengakibatkan neraca pembayaran menjadi defisit, dan manajemen harus waspada terhadap perubahan dalam kebijakan pemerintah yang berusaha untuk memperbaiki defisit tersebut. Perubahan tersebut dapat meliputi kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat, pengendalian mata uang, insentif ekspor dan rintangan untuk impor. Tingkat inflasi relatif mempengaruhi dimana perusahaan internasional meningkatkan dan melakukan investasi modal. Suku bunga cenderung lebih tinggi bila inflasi tinggi. 30

27 2.12 Suku Bunga Definisi suku bunga yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2008:387) dalam bukunya Mikro Ekonomi Suatu Pengantar adalah pendapatan dari tabungan yang dilakukan oleh masyarakat, yang dinyatakan dari persentase dari jumlah tabungan yang dibuat. Dalam teori ekonomi terdapat dua pandangan yang menerangkan bagaimana suku bunga yang ditentukan. Dalam teori klasik, suku bunga ditentukan oleh interaksi di antara permintaan ke atas dana modal (permintaan untuk investasi) dan penawaran dana modal (tabungan masyarakat). Teori yang kedua yaitu teori yang dikemukakan olek Keynes, berpendapat suku bunga ditentukan olah interaksi antara permintaan uang dan penawaran uang Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Product/GNI) Bank Dunia dahulu menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) per kapita, tetapi mulai tahun 2002 beralih ke Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Income/GNI), yang mengikuti praktik statisik terbaru kebanyakan negara. Definisi pendapatan nasional bruto menurut Ball et al. (2005:170) adalah pendapatan yang dihasilkan oleh suatu negara dari kegiatan internasional dan domestik dan lebih disukai oleh organisasi-organisasi internasional daripada produk domestik bruto, yang mengukur pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan domestik oleh penduduk negara itu dan yang bukan penduduk.. 31

28 Setiap perekonomian diklasifikasikan sebagai berpendapatan rendah, menegah rendah, menengah tinggi dan tinggi, pemggolongan yang didasarkan atasa kategorikategori pinjaman bank itu. Bank Dunia menggunakan klasifikasi berdasarkan GNI per kapita berikut ini: 1. Berpendapatan rendah ($ 755 atau kurang) 2. Berpendapatan menengah rendah ($ $ 2995) 3. Berpendapatan menengah tinggi ($ $ 9265) 4. Berpendapatan tinggi ( $ 9265 atau lebih) 32

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi.  SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutia_budy@yahoo.com sutiabudi19@gmail.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

SISTEM MONETER INTERNASIONAL SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang : 1. Latar belakang, 2. Identifikasi masalah, 3. Tujuan penelitian, 4. Asumsi, 5. Kegunaan penelitian, dan 6. Sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan utama yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini tertulis dalam UU No. 3 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR SISTEM MONETER INTERNASIONAL JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING

Lebih terperinci

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain : P A S A R U A N G Sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Fungsi Pasar Uang : Merupakan

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA 2.1 Seasoned Equity Offerings (SEO) Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka

Lebih terperinci

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN.  1 Materi 3 NERACA PEMBAYARAN http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan

Lebih terperinci

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP) Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu Negara di lihat dari perkembangan pasar keuangannya, termasuk pasar uang, pasar saham, dan pasar komoditi. Demikian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11 HAKEKAT TRANSAKSI VALUTA ASING Pasar valuta asing Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M MK INTERNASIONAL Materi 4 - Pasar Valuta Asing ANDRI HELMI M, S.E., M.M Introduction Membeli valas berarti pembeli mengonversi daya belinya di suatu negara ke dalam daya beli negara penjual. Pasar valas

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen NERACA PEMBAYARAN REKENING NERACA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Dewasa ini perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh setiap negara di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian terbuka dalam arus perdagangan internasional adalah suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat diperlukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pasar bebas, globalisasi, tuntutan ekonomi maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas perdagangan international

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Hanya negara yang bisa bersainglah yang akan menguasai

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Neraca Pembayaran Definisi Adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign BAB II URAIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya foreign

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA Pengantar Ekonomi Makro INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA NAMA : Hendro Dalfi BP : 0910532068 2013 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA Yang termasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau lembaga-lembaga yang ikut menciptakan uang giral. Di Indonesia yang dapat digolongkan ke dalam sistem

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN

PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN 1 PASAR VALUTA ASING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 188

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 188 A. PENGERTIAN Foreign exchange market atau sering pula disebut dengan bursa valas adalah suatu mekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beli antar negara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.

Lebih terperinci