ILMU KELAUTAN. Dr. Richardus Kaswadji, M.Sc Dr. Nyoman Metta Nyanakumara Natih,M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ILMU KELAUTAN. Dr. Richardus Kaswadji, M.Sc Dr. Nyoman Metta Nyanakumara Natih,M.Si"

Transkripsi

1 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB ILMU KELAUTAN Ketua Program Studi/koodinator Mayor: Dr.Ir. Neviaty P. Zamani, M.Sc Staf Pengajar: a. Mayor Prof.Dr.Dedi Soedharma, DEA Dr. Neviaty Putri Zamani, M.Sc Prof.Dr.Dietriech Geofrey Bengen,DEA Dr., M.Sc Prof.Dr.Harpasis Slamet Sanusi, M.Sc Dr. I Wayan Nurjaya, M.Sc Prof.Dr. Mulia Purba, M.Sc Dr., M.Si Dr. Richardus Kaswadji, M.Sc Dr. Nyoman Metta Nyanakumara Natih,M.Si Dr. John Iskandar Pariwono Dr. Agus Saleh Atmadipoera, DESS Dr. Alan Frendy Koropitan, M.T Dr. Hawis Madduppa, M.Si Dr. Yuli Naulita, M.Si b. Luar Mayor (Pengajar Departemen ITK) Prof. Dr. Indra Jaya, M.Sc Dr. Sri Pujiyati, M.Si Prof. Dr. Setyo Budi Susilo, M.Sc Dr. James P. Panjaitan, M.Sc Dr. Djisman Manurung, M.Sc Dr. Bisman Nababan, M.Sc Dr. I Nyoman Arnaya, M.Sc Dr. Henry Munandar Manik, M.T Dr.Totok Hestirianoto, M.Sc Syamsul Bahri Agus, S.Pi, M.Si Dr. Vincentius P. Siregar. DEA Risti Endriani Arhatin, S.Pi, M.Si Dr. Jonson L. Gaol, M.Si c. Luar Departemen ITK Dr. Yusli Wardiatno Dr. Etty Riani Dr. Fredinan Yulianda Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil Prof. Dr. Suharsono Dr. Teguh Triono Prof. Dr. Yayuk R.S. Dr. Isdradjat Setyobudiandi Dr. Karen von Juterzenka Dr. Kus Prisetiahadi Dr. Ario Damar Dr. Dwi Listyo Rahayu Dr. Rosichon Ubaidillah Tujuan Pendidikan: Tujuan pendidikan Program Pascasarjana Mayor Ilmu Kelautan (IKL) adalah menghasilkan tenaga ahli dan peneliti yang inovatif, kreatif dan bertanggung jawab secara mandiri maupun kelompok dalam pengungkapan dan pengembangan kehidupan organisme laut, habitat laut, karakter laut, dinamika laut, dan kimiawi laut maupun interaksi antar aspek laut tersebut; seperti perilaku, habitat, kandungan laut seperti fate senyawa kimiawi, pergerakan/ pembangkit arus dan perubahan pantai. Program Pascasarjana Mayor Ilmu Kelautan terdiri menjadi Katalog

2 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor enam kompetensi. Tiga kompetensi merupakan bagian minat Biologi Laut: (1) Kompetensi Biologi Laut (2) Kompetensi Biologi Laut Terapan dan (3) Kompetensi Biosistematika Kelautan. Tiga kompetensi lainnya bagian minat Oseanografi (1) Kompetensi Oseanografi Fisika, (2) Kompetensi Oseanografi Kimiawi dan Oseanografi Lingkungan serta (4) Kompetensi Oseanografi Biologi/Perikanan. Kompetensi Lulusan S2: Kemampuan untuk mengembangkan ilmu kelautan melalui kajian sistematik tentang: klasifikasi dan sistematika organisme laut; karakteristik, fungsi dan peran kehidupan organisme laut; eksplorasi dan prospek pemanfaatan organisme laut; proses, fenomena, dan dinamika lautan; proses, dinamika dan fate senyawa kimiawi laut serta interaksi diantara komponen tersebut serta memecahkan masalah dalam eksplorasi sumberdaya laut. Interaksinya dengan proses, fenomena, dan dinamika lautan serta, untuk memecahkan masalah dan mengeksplorasi sumberdaya laut. Kompetensi Lulusan S3: Kemampuan untuk mengembangkan, memutahirkan dan/atau menemukan konsep-konsep ilmu kelautan untuk mengungkap klasifikasi dan sistematika organisme laut; fungsi dan peran kehidupan organisme laut; proses, fenomena dan dinamika lautan; proses, dinamika dan fate senyawa kimiawi laut dan interaksinya untuk mengeksplorasi dan prospek sumberdaya laut. KURIKULUM Program Magister Sains Kode Mata Kuliah SKS Semester Mata Kuliah Wajib SPs (3SKS) PPS 500 Bahasa Inggris 3 Ganjil Mata Kuliah Wajib Mayor S2 (13 SKS) ITK 501 Metode Ilmiah 2(2-0) Genap ITK 512 Biogeografi Organisme Laut 3(3-1) Ganjil PPS 601 Kolokium 1 Ganjil/Genap PPS 690 Seminar 1 Ganjil/Genap PPS 699 Penelitian dan Thesis 6 Ganjil/Genap Mata Kuliah Wajib Minat Biologi Laut (12 SKS) ITK 511 Biologi Laut 3(2-3) Ganjil ITK 611 Ekologi Laut 3(2-3) Ganjil Katalog 2012

3 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB Kode Mata Kuliah SKS Semester ITK 612 Analisis Kuantitatif Biofisik Kelautan 3(3-1) Ganjil ITK 52x Pilihan Mata Kulliah Minat Oseanografi 3 Ganjil Mata Kuliah Wajib Minat Oseanografi (12 SKS) ITK 521 Oseanografi Fisik 3(2-2) Ganjil ITK 522 Oseanografi Kimiawi 3(2-2) Ganjil ITK 523 Oseanografi Bio-geologi 3(2-2) Ganjil ITK 505 Satelit dan Akustik Oseanografi 3(2-3) Ganjil Mata Kuliah Pilihan Mayor (12 SKS) a. Kompetensi Biologi Laut ITK 513 Bioevolusi Fauna Laut 3(3-1) Genap ITK 613 Ekofisiologi Organisme Laut 3(2-3) Genap ITK 514 Botani Laut 3(3-1) Genap ITK 626 Aliran Energi dan Trofik Level 3(3-1) Genap b. Kompetensi Biologi Laut Terapan ITK 515 Bioprospeksi Kelautan 3(3-1) Genap ITK 614 Bioremediasi Kelautan 3(3-1) Genap ITK 615 Rehabilitasi Ekosistem Laut 3(3-1) Genap ITK 616 Adaptasi dan Mitigasi Ekosistem Laut 3(3-1) Genap c. Kompetensi Biosistematika Kelautan ITK 501 Taksonomi Biota Laut 3(2-3) Genap ITK 502 Karakterisasi Morfologi dan Genetik Biota Laut 3(3-1) Genap ITK 503 Filogenetik dan Kladistik Organisme Laut 3(3-1) Genap ITK 504 Teknik dan Analisis Koleksi Biota Laut 3(3-1) Genap d. Kompetensi Oseanografi Fisik ITK 525 Analisis gerak fluida 3(2-3) Genap ITK 526 Oseanogafi Dinamik 3(3-0) Genap ITK 621 Metode Numerik dan Pemodelan Oseanografi 3(2-3) Genap ITK 622 Dinamika Pantai dan Estuari 3(3-0) Genap e. Kompetensi Oseanografi Kimiawi dan Oseanografi Lingkungan ITK 524 Geokimia laut 3(2-2) Genap ITK 623 Dinamika Senyawa Polutan 3(2-3) Genap Katalog

4 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Kode Mata Kuliah SKS Semester ITK 527 Kimia laut 3(2-2) Genap ITK 624 Dinamika biogeokimia laut 3(2-2) Genap ITK 625 Pencemaran laut 3(2-3) Genap ITK 61x Mata Kuliah Pilihan Minat Biologi Laut 3 Ganjil f. Kompetensi Oseanografi Biologi Perikanan ITK 528 Plankton dan Produktivitas laut 3(2-3) Genap ITK 626 Analisis Aliran bahan & Energy di Ekosistem Laut 3(2-3) Genap ITK 624 Dinamika biogeokimia laut 3(2-2) Genap ITK 627 Oseanografi perikanan 3(2-3) Genap Jumlah SKS 40 Program Doktor Kode Mata Kuliah SKS Semester Mata Kuliah Wajib SPs (2 SKS) PPS 700 Falsafah Sains 2(2-0) Ganjil Mata Kuliah Wajib Mayor S3 (0 SKS) ITK 721 Oseanografi Pantai dan Regional 3(3-0) Ganjil PPS 701 Kolokium 1 Ganjil/Genap PPS 790 Seminar 1 Ganjil/Genap PPS 799 Penelitian & Disertasi 12 Ganjil/Genap Mata Kuliah Wajib Minat Biologi Laut (12 SKS) ITK 612 Analisis Kuantitatif Biofisik Kelautan 3(3-1) Genap ITK 711 Biologi Laut Lanjutan 3(2-3) Ganjil ITK 713 Analisis Bioindikator dan Biomaker Ekosistem Laut 3(3-1) Genap ITK 714 Restorasi Ekosistem laut 3(3-1) Genap ITK 715 Bio-prospeksi Kelautan Lanjutan 3(3-0) Ganjil Mata Kuliah Pilihan Mayor a. Minat Biologi Laut (6 SKS) ITK 712 Dinamika dan Proses-Proses Ekosistem Laut 3(3-1) Ganjil ITK 716 Morfogenesis Ekosistem Pulau-Pulau kecil 3(3-0) Genap ITK 722 Oseanografi Kimiawi Lanjutan 3(3-0) Ganjil Katalog 2012

5 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB Kode Mata Kuliah SKS Semester ITK 613 Ekofisiologi Organisme Laut 3(2-3) Genap ITK 614 Bioremediasi Kelautan 3(3-1) Genap ITK 615 Rehabilitasi Ekosistem Laut 3(3-1) Genap b. Minat Oseanografi (15 SKS) ITK 722 Oseanografi Kimiawi Lanjutan 3(3-0) Ganjil ITK 723 Dinamika Fluida Geofisik 3(3-0) Genap ITK 724 Hidro-Eko Dinamika Laut 3(3-0) Ganjil ITK 725 Variabilitas Laut 3(3-0) Genap ITK 726 Pemodelan Sirkulasi Laut 3(3-0) Genap ITK 727 Laut dan Perubahan Iklim Global 3(3-0) Genap ITK 7xx Pilihan 3 Genap Jumlah SKS 40 SILABUS MATA KULIAH ITK 501 Taksonomi Biota Laut 3(2-3) Membahas taksonomi dan sistematika biota laut berkaitan dengan teori, hukum, praktek dan seluk beluk tata nama, ciri dan penggolongan; sejarah perkembangan mutakhir sistem tata nama, perkembangan konsep analogi dan homologi, paralelisme dan konvergensi. Suharsono Dwi Listyo Rahayu ITK 502 Karakterisasi Morfologi dan Genetik Biota Laut 3(2-3) Menguraikan prinsip, konsep, sejarah perkembangan keilmuan, dan metode sistematis yang digunakan untuk merekonstruksi kekerabatan evolusioner antar taksa biota laut. Tahapan-tahapan dalam karakterisasi biota laut, mulai dari deskripsi, klasifikasi, hingga analisis numerik/kuantitatif untuk menafsirkan kekerabatan (kladogram) akan dielaborasi di dalam perkuliahan tersebut. Suharsono Dwi Listyo Rahayu ITK 503 Filogenetik dan Kladistik Organisme Laut 3(3-1) Mendalami konsep analogi-homologi, paralelisme-konvergensi, parsimoni, serta mono- dan parafiletik. Mempelajari teknik kuantifikasi dan rekonstruksi kekerabatan Katalog

6 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor antar organisme laut menggunakan informasi biologi dasar (anatomi, morfometrik) dan molekuler (DNA, untaian protein), serta analisis kuantitatif dalam mengelompokkan, pengukuran jarak, dan penyelarasan terdekat untuk mengembangkan dendogram menjadi pohon filogeni. Teguh Triono Rosichon Ubaidillah ITK 504 Teknik dan Analisis Koleksi Biota Laut 3(3-1) Membahas teknik eksplorasi dan koleksi biota secara in situ, penanganan sampel koleksi, perolehan data taksonomi (deskripsi, morfometri, dan kunci determinasi), pembuatan dan penyediaan preparat, pengawetan spesimen, menyusun peta sebaran biota, hingga manajemen pemeliharaan spesimen dan berkontribusi dalam jejaring akademisi/peneliti/praktisi biosistematika. Yayuk R.S. ITK 505 Satelit dan Akustik Oseanografi 3(2-3) Memahami konsep dan aplikasi penginderaan jauh khususnya passive microwave and infrared, altimetry, scatterometers dan ocean colour, serta akustik khususnya rambatan dan scattering suara dalam mengamati prosesproses oseanografi. Indra Jaya Vincentius P. Siregar ITK 511 Biologi Laut 3(2-3) Membahas lebih lanjut tentang organisme nektonik dan bentik laut dengan penekanan pada kekhasan habitat (ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem pantai berbatu, ekosistem pantai berpasir dan ekosistem laut dalam) dan sifat-sifat hidup (siklus hidup, interaksi, mekanisme adaptasi, distribusi) dari organisme laut khususnya Pisces, Coelenterata, Porifera, Moluska, Krustasea, Annelida, Mamalia laut, dan Reptil laut. Neviaty P. Zamani ITK 512 Biogeografi Organisme Laut 3(3-1) Menelaah pola sebaran taksa organisme laut dan keterkaitannya dengan karakteristik dan dinamika lingkungan secara spasial dan temporal. Pada skala spasio-temporal makro, mengkaji pola sebaran taksa secara regional, kemunculan taksa endemik dan keanekaragaman hot spots, dan aspek lainnya Katalog 2012

7 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB Pada skala mikro dan meso, mendalami sifat ontogeni sejumlah organisme laut maupun keunikan taksa secara genetika populasi. Neviaty P. Zamani ITK 513 Bioevolusi Fauna Laut 3(3-1) Menjelaskan sejarah perkembangan teori evolusi yang terjadi di fauna laut, mencakup lingkungan fisik dan kimiawi, asal usul dan evolusi sesuai skala waktu geologi, keanekaragaman genetik fauna laut, seleksi alam dan adaptasi pada kehidupan di laut, serta dasar analisis filogenetik untuk fauna laut. Neviaty P. Zamani ITK 514 Botani Laut 3(3-1) Membahas karakteristik biologi, proses reproduksi, daur hidup, adaptasi lingkungan dan struktur keragaman komunitas produsen di laut, baik yang bersifat mikro maupun makro, seperti bakteri, fungi, fitoplankton, rumput laut, mangrove, dan lamun. Bahasan lain yang juga diulas adalah hubungan timbal balik taksa botani laut dengan lingkungannya. ITK 515 Bioprospeksi Kelautan 3(3-1) Mata kuliah ini membahas tentang ekplorasi dari potensi biota/organisme laut yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri pangan, energi, farmasi, kosmetik, dll. Pembahasan tersebut dilengkapi dengan analisis peranan biota/organisme laut dalam bioteknologi Dedi Soedharma ITK 521 Oseanografi Fisik 3(2-2) Sejarah perkembangan Ilmu Oseanografi. Geomorfologi dasar lautan. Sifat-sifat fisika-kimia air laut. Keseimbangan bahang lautan. Aplikasi hukum-hukum dasar fisika dalam penurunan persamaan gerak lautan. Jenis-jenis persamaan gerak dan gerak air laut: geostrofik, arus Ekman, upwelling, sirkulasi dorongan angin, sirkulasi thermohaline, proses-proses percampuran diapycnal. Karakter massa air dan sirkulasi di perairan Asia Tenggara, pasangsurut, gelombang. Fenomena regional respon laut terhadap ENSO dan IODM. I Wayan Nurjaya Mulia Purba Katalog

8 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor ITK 522 Oseanografi Kimiawi 3(2-2) Pembahasan mencakup unsur-unsur kimia utama dan mikro laut, faktor pengendali komposisinya, siklus hara, pertukaran gas, transport materi menegak dan mendatar, radioisotop; proses-proses kimia dan fluks lintas lingkungan laut termasuk estuari, atmosfer, sedimen, partikel tersuspensi dan sistem hidrotermal. Harpasis S. Sanusi ITK 523 Oseanografi Bio-Geologi 3(2-2) Pembahasan tentang proses-proses biologi dan geologi kelautan. Proses biologi mencakup proses-proses mempengaruhi produktivitas dan struktur komunitas lautan, interaksi antara proses biologi dengan proses kimiawi, fisika, geologi di laut. Produksi materi oleh fitoplankton, pemangsaan oleh zooplankton, aktivitas microbiologi dan siklusnya, pola sebaran zooplankton dan nekton, ekologi organisme dasar. Pembahasan geologi mencakup structur palung laut, lempeng tectonik dan sea floor spreading, sedimentasi laut, geologi laut dangkal. Richardus F. Kaswadji ITK 524 Geokimia Laut 3(2-2) Aspek-aspek perjalanan/siklus material anorganik dan organik dalam laut meliputi sumber material, konsep transportasi global (sungai, udara dan hidrotermal) materi ke laut, konsep down column transport material, komponen dan fraksinasi sedimen serta factor pengendali penyebarannya, siklus bahan organik (sumber, dekomposisi dan preservasi), diagenesis bahan organik, metode kemotaxonomi (biomarker) untuk membedakan sumber bahan organik sedimen dan menidentifikasi proses yang mempengaruhi transfer dan preservasi bahan organik dalam record geologi, dan metode isotop stabile. Andreas Hutahaean ITK 525 Analisis Gerak Fluida 3(2-3) Analisis vektor dan bilangan kompleks untuk gerak fluida. Konsep dasar dan hokum gerak fluida. Persamaan diferensial biasa dan parsial. Sifat-sifat dan metode penentuan solusi persamaan diferensial, deret Fourier, transformasi Laplace, solusi d Alembert, dll. I Wayan Nurjaya Mulia Purba ITK 526 Oseanografi Dinamik 3(3-0) Fundamental dinamika fluida dalam dinamika laut. Persamaan gerak untuk osilasi muka laut, teori gelombang linier, sifat-sifat gelombang amplitudo kecil, pergerakan gelombang menuju pantai. Sirkulasi skala besar di samudera, gaya Katalog 2012

9 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB pembangkitnya, model-model sirkulasi samudera. Keterkaitan vortisitas dengan sirkulasi samudera. Agus S. Atmadipoera John I. Pariwono Yuli Naulita ITK 527 Kimia Laut 3(2-2) Prinsip termodinamika air laut, konsep kesetimbangan kimia seperti asam-basa, pelarutan dan pengendapan, dan redoks, spesiasi kimia dan model kimia air laut. Harpasis S. Sanusi ITK 528 Produktivitas Laut 3(2-3) Studi lanjutan tentang proses produksi plankton, terutama fitoplankton termasuk stratifikasi horizontal dan vertikal, biologi, reproduksi, sistematik, produksi baru (new production), produksi regenerasi (regenerated production), patchiness, dll. Yuli Naulita R. Kaswadji Ario Damar ITK 611 Ekologi Laut 3(2-3) Mendalami ekosistem di laut serta pengaruh timbal balik dan interaksi antara berbagai komponen penting di laut, terutama komponen biotik dan abiotik dari ekosistem pantai hingga laut dalam serta daur dari komponen nutrien dan mineral yang terjadi di dalamnya. Pendekatan sumberdaya genetika, jenis/spesies dan ekosistem. Strategi keanekaragaman hayati global, konservasi genetik, konservasi dan rehabilitasi habitat. Dedi Soedharma ITK 612 Analisis Kuantitatif Biofisik Kelautan 3(3-1) Membahas konsep dasar dan prinsip-prinsip rancangan dan teknik pengumpulan serta analisis kuantitatif data ekologi laut. Rancangan dan teknik pengambilan contoh: refleksi problematika, penentuan populasi dan pemilihan contoh, batasanbatasan pengambilan contoh, pemilihan parameter, tipe parameter, dan skala observasi.teknik analisis kuantitatif data: analisis dispersi, keanekaragaman, similaritas dan asosiasi. Konsep dasar analisis statistik multivariabel: tabel/matriks data, produk skalar, perhitungan matriks, konsep geometrik manipulasi data, analisis ordonansi dan klasifikasi hierarki. Konsep, rancangan dan pengkuran parameter oseanografi fisik. Akuisisi, pemrosesan, analisis dan penyajian data. Analisis untuk menelaah karakter dan sirkulasi massa air. Analisis deret waktu untuk menelaah variabilitas dalam domain waktu dan frekuensi. Mulia Purba Katalog

10 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor ITK 613 Ekofisiologi Organisme Laut 3(2-3) Menjelaskan aspek fisiologi organisme laut ditinjau dari aspek reproduksi, metabolisme, respirasi, dan sistem transportasi. Mata kuliah ini juga menjelaskan respon fisiologi organisme laut ketika menghadapi perubahan lingkungan melalui mekanisme adaptasi. Neviaty P. Zamani Dedi Soedharma ITK 614 Bioremediasi Kelautan 3(3-1) Mata kuliah ini membahas tentang penggunaan mikro dan makro organisme laut untuk mengurangi pencemaran di lingkungan pesisir dan laut. Pokok bahasan tersebut meliputi proses biotransformasi dan biodegredasi yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menghasilkan enzim-enzim. Mata kuliah ini juga membahas jenis-jenis bioremediasi, yaitu biostimulasi, bioaugmentasi, dan bioremediasi intrinsik Dedi Soedharma ITK 615 Rehabilitasi Ekosistem Laut 3(3-1) Membahas pengembangan metode dan teknik restorasi serta upaya dalam rehabilitasi suatu ekosistem laut, khususnya ekosistem mangrove, terumbu karang dan lamun. Neviaty P. Zamani ITK 616 Adaptasi dan Mitigasi Ekosistem Laut 3(3-1) Membahas upaya penyesuaian biota laut terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi faktor alam/manusia, berikut mekanisme yang berlangsung dalam ekosistem laut untuk mengatur daya lentingnya menghadapi perubahan tersebut, baik yang berlingkup lokal/global maupun berjangka waktu sesaat/periodik/lama. Mata kuliah ini juga menjelaskan upaya yang dapat dilakukan demu mengurangi dampak kerusakan lingkungan laut, termasuk rekayasa, modifikasi, dan manipulasi, yang mengarah pada perbaikan kualitas ekosistem laut. Neviaty P. Zamani ITK 621 Analisis dan Pemodelan Oseanografi 3(2-3) Analisis deret waktu, sifat bilangan acak, re-sampling, metode penapisan, analisis energi spektrum, spektrum silang, metode Fast Fourier Transform, analisis Wavelet, dll. Mengeksplorasi persamaan gerak laut serta teknik numerik dalam Katalog 2012

11 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB pemodelan sirkulasi arus laut, mulai dari kasus sederhana sampai kompleks. Agus S. Atmadipoera Alan F. Koropitan Mulia Purba ITK 622 Dinamika Pantai dan Estuaria 3(3-0) Deskripsi fisik pantai dan estuaria serta dinamikanya yang diawali dengan pembahasan morfologi pantai dan estuari, prinsip-prinsip persamaan yang mendasari proses dinamika yang terjadi di pantai dan estuaria. Salinity front, gradient densitas dan gradien tekanan merupakan gaya pembangkit sirkulasi massa air, percampuran massa air bersalinitas tinggi (air laut) dan massa bersalinitas rendah (air tawar) yang selanjutnya berperan dalam mempengaruhi ekosistem pantai dan estuaria. Nyoman MN Natih I Wayan Nurjaya ITK 623 Dinamika Senyawa Polutan 3(2-3) Membahas pencemaran oleh senyawa polutan laut yang meliputi eutrofikasi, bahan beracun (toxic substances) seperti logam berat dan minyak, limbah air panas dan kimiawi (ph), sedimen kohesif, serta mendalami proses dinamika dalam kaitannya dengan penyebaran dan transformasi senyawa polutan laut seperti proses adveksi, difusi dan kinetika. Pendekatan pemodelan numerik digunakan untuk mempelajari proses dinamika masing-masing spesies senyawa polutan laut dan kemungkinan interaksinya. Alan F. Koropitan ITK 624 Dinamika Biogeokimia Laut 3(2-2) Memahami konsep biogeokimia secara umum, transport dan transformasi material di lapisan geosphere serta mendalami proses pertukaran udara-laut, produksi bahan organic di permukaan, kolom air dan sedimen, proses remineralisasi dan siklus karbon organic, oksigen dan nutrien serta sistem karbonat laut. Mata kuliah ini juga membahas pemodelan biogeokimia laut mulai dari kompartemen sederhana sampai multi spesies. Alan F. Koropitan ITK 625 Pencemaran Laut 3(2-3) Identifikasi sumber bahan pencemar anorganik dan organik di perairan estuary, pantai dan lautan, mekanisme masuk dan persebaran, perilaku kimiawi dan biologi serta proses adsorpsi, pengaruh skala regional dan global, serta studi kasus dan Katalog

12 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor strategi penelitiannya, program pemantauan untuk kajian pencemaran. Harpasis S. Sanusi ITK 626 Analisis Aliran Bahan dan Energi 3(2-3) Teori dan contoh aliran bahan dan energi dalam ekosistem laut, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Teknik-teknik untuk menelusuri efisiensi transfer bahan dan energi dari satu jenjang trofik ke jenjang trofik lainnya seperti network analisis, dan ekosistem modeling juga akan diberikan. Yuli Naulita R. Kaswadji Ngurah Wiatnya ITK 627 Oseanografi Perikanan 3(2-3) Mendalami pengaruh proses oseanografi dan variabilitas iklim terhadap ekologi ikan laut (khususnya pelagis kecil dan besar): meliputi pengaruhnya terhadap dinamika populasi, distribusi, kelimpahan, reproduksi, pertumbuhan, metabolisme mortalitas dan rekruitmen. Pendekatan model-model perikanan di perairan global digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami bagaimana organisme merespon lingkungan dan aktifitas manusia. Alan F. Koropitan Jonson L. Gaol ITK 711 Biologi Laut Lanjutan 3(3-1) Teori lanjutan proses biologi di laut melalui bahasan konsep aliran bahan dan energi lewat proses rantai makanan di ekosistem laut. Teknik untuk menelusuri efisiensi transfer bahan dan energi dari satu jenjang trofik ke jenjang trofik berikutnya seperti network analisis dan pemodelan ekosistem. Kajian juga mencakup pemanfaatan pada eksplorasi organisme planktonik, nektonik dan bentik laut dalam rangka pemanfaatan lestari untuk menunjang bioteknologi kelautan, pengembangan biofarmaka, bahan kosmetika, bahan makanan penguat, dan lain-lain. Neviaty P. Zamani ITK 712 Dinamika dan Proses-Proses Ekosistem Laut 3(3-1) Mendalami tipologi, rezim morfodinamik dan dinamika komponen fungsional ekosistem laut, khususnya ekosistem pantai berbatu dan berpasir, ekosistem estuaria, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang dan ekosistem laut dalam; struktur dan organisasi sumberdaya alam hayati laut serta keterkaitannya dengan karakter lingkungan biofisik. Proses-proses ekologis yang Katalog 2012

13 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB berlangsung dalam ekosistem laut, identifikasi dan analisis isu pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem dan sumberdaya laut. ITK 713 Analisis Bioindikator dan Biomarker Ekosistem Laut 3(3-1) Mendalami penggunaan organisme laut berdasarkan struktur dan hierarki organisasi biologi, sebagai penanda dan/atau indikator kondisi ekosistem. Analisis manfaat dan strategi penerapan bioindikator; analisis perubahan lingkungan dan relevansi dampak ekologi; biomonitoring dan analisis kerawanan ekologis. Karakteristik biomarker, diagenesa bahan organik pada tingkat molekuler, metode karakterisasi, pembentukan finger print, evaluasi dan kajian molekuler untuk membedakan komponen autochthonous/allochthonous sedimen, pemanfaatan finger print untuk mengidentifikasi antropogenik dan proses penentu transfer dan preservasi bahan organik di sedimen. ITK 714 Restorasi Ekosistem Laut 3(3-1) Mengkaji dan mengembangkan berbagai teknik restorasi ekosistem laut, khususnya ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun dalam rangka pemulihan dan pengkayaan habitat. Neviaty P. Zamani ITK 715 Bioprospeksi Kelautan Lanjutan 3(3-0) Membahas potensi kandungan bahan bioaktif beberapa sumberdaya alam hayati laut, termasuk laut dalam. Analisis tentang peranan sumberdaya alam hayati laut dalam bioteknologi, sumberdaya alam hayati laut yang potensial mengandung bahan bioaktif, teknik penambahan biomassa untuk proses produksi, trend industri, perlindungan organisme langka, transfer genom organisme potensial, dan kultur jaringan. Dedi Soedharma Hefni Effendi ITK 716 Morfogenesis Ekosistem Pulau-Pulau Kecil 3(3-0) Membahas morfodinamik dan genesa pembentukan pulau-pulau kecil; karakteristik sumberdaya alam dan keterkaitannya secara fungsional dengan lingkungan geofisik; tipologi dan proses-proses dinamik ekosistem laut asosiatif pulau-pulau kecil. Katalog

14 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor ITK 721 Oseanografi Regional 3(3-0) Memberikan pengetahuan tentang edaran massa air di samudera, laut dalam, atau laut marjinal, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari masing-masing perairan. Edaran massa air di perairan akan mengikuti prinsip-prinsip geofisik fluida, akan tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda di tiap lautan, dan kondisi ini disebabkan oleh kondisi geografis yang berlainan. Perbedaanperbedaan ini ternyata mempunyai peranan penting dalam kondisi iklim regionalnya. Agus S. Atmadipoera John I. Pariwono ITK 722 Oseanografi Kimiawi Lanjutan 3(3-0) Bahasan spesifik terhadap partikel fluks laut, interaksi air-sedimen, profile dan fluks, pengaruh proses biologi dan kimiawi trace element dalam sedimen, diagenesis bahan organik. Harpasis S. Sanusi ITK 723 Dinamika Fluida Geofisik 3(3-0) Analisis prinsip-prinsip dinamika fluida terhadap sistem geofisik. Penekanan ditujukan oada ciri khas dari sistem geofisik seperti rotasi rigid dan stratifikasi yang stabil dan pengaruhnya terhadap aliran homogen dan aliran berstratifikasi. Aplikasi prinsip-prinsip dinamika fluida terhadap sistem geofisik. Penekanan khusus ditujukan terhadap peran aliran dengan stratifikasi yang stabil pada sistem geofisik ini. Juga akan dibahas berbagai aliran geofisik yang penting lainnya. I Wayan Nurjaya Mulia Purba ITK 724 Hidro-Eko Dinamika Laut 3(3-0) Membahas peranan proses fisik seperti sirkulasi, percampuran dalam kolom air, pertukaran udara-laut dan interaksi laut-sedimen terhadap proses biogeokimia di laut yang mencakup siklus nitrogen, fosfor dan carbon di laut. Beberapa contoh studi kasus yang diterapkan pada skala basin, regional dan estuari digunakan untuk membantu memahami secara sistematik baik dengan pendekatan pengamatan langsung, penginderaan jarak jauh dan pemodelan laut. Alan F. Koropitan Yuli Naulita John I. Pariwono Toney Wage ITK 725 Variabilitas Laut 3(3-0) Mendalami dinamika kopel laut-atmosfer di wilayah tropis dan ekuator, serta implikasinya terhadap variablitas parameter oseanografi seperti arus, suhu dan Katalog 2012

15 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB salinitas dan tinggi muka laut, khlorofil-a permukaan, berdasarkan data observasi dan hasil pemodelan. Nyoman M.N. Natih Agus S. Atmadipoera ITK 726 Pemodelan Laut 3(3-0) Memahami fenomena oseanografi dalam skala basin, regional/marginal dan estuari dengan pendekatan model numerik. Beberapa studi kasus digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami secara mendalam aplikasi model numerik pada proses-proses fisik di laut seperti sirkulasi, rambatan pasut permukaan, pasut baroklinik, percampuran. Alan F. Koropitan Agus S. Atmadipoera ITK 727 Laut dan Perubahan Iklim Global 3(3-0) Menjelaskan variabilitas iklim glacial-interglacial selama kurun waktu ratusan ribu tahun yang lalu serta proses-proses yang menyebabkan terjadinya variabilitas tersebut seperti siklus prosesi matahari, perubahan sirkulasi termohalin dan aktifitas badai matahari. Membahas peranan gas rumah kaca khususnya karbon dioksida sebagai unsur antropogenik yang menyebabkan perubahan iklim global dewasa ini. Alan F. Koropitan Mulia Purba Agus S. Atmadipoera Katalog

16 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Katalog 2012

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN Ketua Program Studi : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga Staf Pengajar: A. Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan

Lebih terperinci

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini merupakan cabang dari ekologi dan Anda telah mempelajarinya. Pengetahuan Anda yang mendalam tentang ekologi sangat membantu karena ekologi laut adalah perluasan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN Ketua Program Studi: Prof. Dr. Ir., DEA Staf Pengajar: A. Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan Dr. Ir. Bambang Widigdo Dr. Ir. Niken T. M. Pratiwi Dr.

Lebih terperinci

Mayor Bioteknologi Tanah Dan Lingkungan

Mayor Bioteknologi Tanah Dan Lingkungan Mayor Bioteknologi Tanah Dan Lingkungan Kurikulum Program Magister Sains Kode Mata Kuliah SKS Semester Mata Kuliah Wajib SPs (6 SKS) PPS 500 Bahasa Inggris 3(3-0) Genap STK 511 Analisis Statistik 3(2-2)

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah. Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB

Silabus Mata Kuliah. Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB Silabus Mata Kuliah MSP 501 Metode Penelitian Sumberdaya Perairan 2(2-0) Penerapan konsep dan metode ilmiah dalam berbagai penelitian (eksplorasi, pengembangan atau verifikasi) serta permasalahannya dalam

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Yuni wibowo

EKOSISTEM. Yuni wibowo EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies

Lebih terperinci

Nama Mayor : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PS-SPL)

Nama Mayor : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PS-SPL) Nama Mayor : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PS-SPL) Koordinator Wakil Koordinator : Prof. Dr. : Dr. Program Magister (S2) Kompetensi Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penerapan pendekatan,

Lebih terperinci

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SUKANDAR, IR, MP, IPM (081334773989/cak.kdr@gmail.com) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai DaerahPeralihan antara Daratan dan Laut 12 mil laut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KELAUTAN. Dr. Neviaty Putri Zamani, M.Sc Dr. Alan Frendi Koropitan, M.T

TEKNOLOGI KELAUTAN. Dr. Neviaty Putri Zamani, M.Sc Dr. Alan Frendi Koropitan, M.T TEKNOLOGI KELAUTAN Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Dr., M.Sc Staf Pengajar: a. Mayor Prof. Dr., M.Sc Prof. Dr. Setyo Budi Susilo, M.Sc Dr., M.Sc Dr., M.Sc Dr. Vincentius P. Siregar. DEA Dr., M.Si

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TANAH DAN LINGKUNGAN

BIOTEKNOLOGI TANAH DAN LINGKUNGAN Koordinator Mayor : Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB BIOTEKNOLOGI TANAH DAN LINGKUNGAN Ketua Program Studi / Koordinator Mayor:, Dr Staf Pengajar: A. M. Fauzi, Prof, Dr G.

Lebih terperinci

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C64102057 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah tropika yang terdiri dari 17.504 buah pulau (28 pulau besar dan 17.476 pulau kecil) dengan panjang garis pantai sekitar

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu

Lebih terperinci

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah teritorial Indonesia yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan laut kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam ini berpotensi untuk dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI PRINSIP DAN KONSEP ENERGI DALAM SISTEM EKOLOGI 1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI ENERGI DALAM EKOSISTEM Hukum thermodinamika I energi

Lebih terperinci

BIOSAINS HEWAN. Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Bambang Suryobroto

BIOSAINS HEWAN. Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Bambang Suryobroto Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB BIOSAINS HEWAN Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Achmad Farajallah Dyah Perwitasari Tri Atmowidi Kanthi Arum Widayati

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN KULIAH. Bahan Kajian (Materi Pelajaran) Bentuk Pembelajaran 100 3, Pendahuluan a. Ruang lingkup kuliah b.

RENCANA PEMBELAJARAN KULIAH. Bahan Kajian (Materi Pelajaran) Bentuk Pembelajaran 100 3, Pendahuluan a. Ruang lingkup kuliah b. Mata Kuliah :Penginderaan Jauh Kelautan Semester: Ganjil, Kode:ITK441, sks :3(2-3) Program Studi : Ilmu dan Teknologi Dosen: 1. Dr.Ir. Bisman Nababan, M.Sc. 2. Dr.Ir. Vincentius P. Siregar, DEA 3. Dr.Ir.

Lebih terperinci

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelecypoda merupakan biota bentik yang digunakan sebagai indikator biologi perairan karena hidupnya relatif menetap (sedentery) dengan daur hidup yang relatif lama,

Lebih terperinci

KERAGAMAN SUHU DAN KECEPATAN ARUS DI SELAT MAKASSAR PERIODE JULI 2005 JUNI 2006 (Mooring INSTANT)

KERAGAMAN SUHU DAN KECEPATAN ARUS DI SELAT MAKASSAR PERIODE JULI 2005 JUNI 2006 (Mooring INSTANT) KERAGAMAN SUHU DAN KECEPATAN ARUS DI SELAT MAKASSAR PERIODE JULI 2005 JUNI 2006 (Mooring INSTANT) Oleh: Ince Mochammad Arief Akbar C64102063 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

STUDI EKOLOGI KISTA DINOFLAGELLATA SPESIES PENYEBAB HAB (Harmful Algal Bloom) DI SEDIMEN PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA. Oleh; Galih Kurniawan C

STUDI EKOLOGI KISTA DINOFLAGELLATA SPESIES PENYEBAB HAB (Harmful Algal Bloom) DI SEDIMEN PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA. Oleh; Galih Kurniawan C STUDI EKOLOGI KISTA DINOFLAGELLATA SPESIES PENYEBAB HAB (Harmful Algal Bloom) DI SEDIMEN PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA Oleh; Galih Kurniawan C64104033 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE) VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE) Oleh : HOLILUDIN C64104069 SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan terletak di daerah beriklim tropis. Laut tropis memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al., I. PENDAHULUAN Segara Anakan merupakan perairan estuaria yang terletak di pantai selatan Pulau Jawa, termasuk dalam wilayah Kabupaten Cilacap, dan memiliki mangroveestuaria terbesar di Pulau Jawa (7 o

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOMES PROGRAM STUDI DI DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA-IPB

LEARNING OUTCOMES PROGRAM STUDI DI DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA-IPB LEARNING OUTCOMES PROGRAM STUDI DI DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA-IPB 1. Program Sarjana (S1) Biologi 2. Program Magister (S2) Mikrobiologi 3. Program Doktor (S3) Mikrobiologi 4. Program Magister (S2) Biologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fitoplankton adalah tumbuhan laut terluas yang tersebar dan ditemui di hampir seluruh permukaan laut pada kedalaman lapisan eufotik. Organisme ini berperan penting

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penangkapan ikan merupakan wilayah perairan tempat berkumpulnya ikan, dimana alat tangkap dapat dioperasikan sesuai teknis untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Dr. Tati Nurhayati, SPi, MSi Staf Pengajar: Dr. Ir. Agoes M. Jacoeb, Dipl-Biol.

Lebih terperinci

TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Staf Pengajar:, Prof, Dr, MS, Ir, Dr, MSc, Ir Budi Indra Setiawan, Prof,

Lebih terperinci

APLIKASI DATA INDERAAN MULTI SPEKTRAL UNTUK ESTIMASI KONDISI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELATAN JAWA BARAT

APLIKASI DATA INDERAAN MULTI SPEKTRAL UNTUK ESTIMASI KONDISI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELATAN JAWA BARAT APLIKASI DATA INDERAAN MULTI SPEKTRAL UNTUK ESTIMASI KONDISI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELATAN JAWA BARAT Oleh: Nurlaila Fitriah C64103051 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai kondisi fisik, kimia serta proses biologi yang secara nyata dipengaruhi oleh faktor lingkungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN ANGKATAN 2012, 2013, 2014, 2015 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNMUL

KURIKULUM PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN ANGKATAN 2012, 2013, 2014, 2015 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNMUL KURIKULUM PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN ANGKATAN 0, 0, 04, 0 Jumlah SKS minimum yang harus ditempuh : 48 SKS Indeks Prestasi Kumulatif :,0 : Maksimum (tujuh) tahun, dimungkinkan kurang dari 4 (empat)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. BAKOSURTANAL, Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut Buku Tahunan. Bogor.

DAFTAR PUSTAKA. 1. BAKOSURTANAL, Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut Buku Tahunan. Bogor. DAFTAR PUSTAKA 1. BAKOSURTANAL, Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut. 2006. Buku Tahunan. Bogor. 2. Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 0 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan mempunyai kemampaun berenang yang lemah dan pergerakannya selalu dipegaruhi oleh gerakan massa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karbon organik merupakan unsur yang penting selain hidrogen, oksigen serta nitrogen dan dalam bentuk senyawa merupakan dasar bagi semua kehidupan. Sumber bahan organik pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Umum Perairan Bintan Pulau Bintan merupakan salah satu pulau di kepulauan Riau tepatnya di sebelah timur Pulau Sumatera. Pulau ini berhubungan langsung dengan selat

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN

MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Baba Barus, Dr Staf Pengajar : Atang Sutandi, Dr Baba Barus, Dr

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KARTIKA NUGRAH PRAKITRI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak di Cagar Alam Leuweung Sancang. Cagar Alam Leuweung Sancang, menjadi satu-satunya cagar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan luas sekitar 3,1 juta km 2.

Lebih terperinci

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena

Lebih terperinci

SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU

SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU Disusun oleh : Kelompok 8 Sari Sistyawati R 26010114140072 Nur kharimah 26010114140073 Danang Adi S 26010112120013 Agi Prayoga P 26010112140015 Hida Rizki Aini 26010112130028

Lebih terperinci

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis terhadap bahasan-bahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu analisis mengenai komponen-komponen utama dalam pembangunan wilayah pesisir, analisis mengenai pemetaan entitas-entitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem padang lamun (seagrass) merupakan suatu habitat yang sering dijumpai antara pantai berpasir atau daerah mangrove dan terumbu karang. Padang lamun berada di daerah

Lebih terperinci

FITOPATOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Sri Hendrastuti Hidayat. Staf Pengajar: Tujuan Pendidikan. Kompetensi Lulusan S2

FITOPATOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Sri Hendrastuti Hidayat. Staf Pengajar: Tujuan Pendidikan. Kompetensi Lulusan S2 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB FITOPATOLOGI Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Abdjad Asih Nawangsih Abdul Muin Adnan Abdul Munif Bonny Poernomo Wahyu

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN

MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN MITIGASI BENCANA KERUSAKAN LAHAN Kurikulum : Program Magister Sains Kode Mata Kuliah SKS Semester Mata Kuliah Wajib SPs (6 SKS) PPS 500 Bahasa Inggris 3 Ganjil TSL 500 Geostatistik 3 Ganjil Mata Kuliah

Lebih terperinci

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH Oleh: Livson C64102004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4)

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4) Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi (Pertemuan 4) Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi Siklus Energi Lebih ditekankan

Lebih terperinci

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan

Lebih terperinci

2.2. Struktur Komunitas

2.2. Struktur Komunitas 5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makrozoobentos Hewan bentos dibagi dalam tiga kelompok ukuran, yaitu makrobentos (ukuran lebih dari 1,0 mm), meiobentos (ukuran antara 0,1-1 mm) dan mikrobentos (ukuran kurang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN

TEKNOLOGI PASCAPANEN Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB TEKNOLOGI PASCAPANEN Ketua Program Studi/Koordinator Mayor : Staf Pengajar: Prof.Dr.Ir. Armansyah Halomoan Tambunan Prof.Dr.Ir. Dedi Muchtadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Hampir 71%

Lebih terperinci

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan

Lebih terperinci

ENTOMOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Kompetensi Lulusan S2. Kompetensi Lulusan S3

ENTOMOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Kompetensi Lulusan S2. Kompetensi Lulusan S3 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB ENTOMOLOGI Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Pudjianto Staf Pengajar: Ali Nurmansyah Hermanu Triwidodo Sugeng Santoso Aunu Rauf Idham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai berlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang

Lebih terperinci

Program studi Teknologi Hasil Perairan (S3)

Program studi Teknologi Hasil Perairan (S3) Tabel 6. Parameter Diskripsi Program studi Teknologi Hasil Perairan (S3) Unsur-Unsur Deskripsi Deskripsi Generik Learning Outcome Kemampuan di Bidang Kerja Mampu melakukan Kemampuan di bidang kerja terkait

Lebih terperinci

2) Mata Kuliah Pilihan (Penguatan Softskill dan Kewirausahaan)

2) Mata Kuliah Pilihan (Penguatan Softskill dan Kewirausahaan) DESKRIPSI LEARNING OUTCOMES MATA KULIAH F. 1. Mata Kuliah Fakultas 1) Interdept 1. IKN101 Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan 2(2-0) Mata Kuliah ini menjelaskan tentang kondisi sumberdaya, lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, karena kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasajasa lingkungan yang

Lebih terperinci

bentos (Anwar, dkk., 1980).

bentos (Anwar, dkk., 1980). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara makhluk hidup yang berbeda jenis. Di dalam suatu daerah terdapat bermacam jenis makhluk hidup baik tumbuhan,

Lebih terperinci

Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan

Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan DASAR EKOLOGI Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan oleh Ernst Haeckel (1869; German), dari

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PPKN / C 2012 NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. CHAHARUDIN MAHKOTA 124254069 2. FITRIA ANJAR SARI 124254074 3. AINUR ROHMA 124254081 4. NASRIA IKA NITASARI 124254 5. ERIKA WIDYA 1242540 6. LIDYA RAHMA 124254254

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara

Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara Muh. Farid Samawi *, Ahmad Faisal, Chair Rani Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU FRAGMENTASI KOLONI SPONS Petrosia sp. TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF

PENGARUH WAKTU FRAGMENTASI KOLONI SPONS Petrosia sp. TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF PENGARUH WAKTU FRAGMENTASI KOLONI SPONS Petrosia sp. TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF Oleh : Siti Aisyah Cinthia Indah Anggraini C64103025 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis

Lebih terperinci

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. SIKLUS BIOGEOKIMIA Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.

Lebih terperinci

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan STUDI KETERKAITAN KEANEKARAGAMAN BENTUK PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG DENGAN IKAN KARANG DI SEKITAR KAWASAN PERAIRAN PULAU RU DAN PULAU KERINGAN WILAYAH BARAT KEPULAUAN BELITUNG Oleh : ASEP SOFIAN COG498084

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Judul Mata Kuliah : Pengantar Oseanografi Kopel/SKS : Deskripsi singkat : Mata kuliah Pengantar Oseanografi membicarakan tentang laut dengan pendekatan aspek Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 13 halaman Mata Kuliah : Kualitas Air

Lebih terperinci

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut KOMUNITAS Komunitas beragam struktur biologinya Diversitas meliputi dua aspek : > Kekayaan Jenis > Kemerataan Komunitas memiliki struktur vertikal Variasi Spatial struktur komunitas berupa zonasi. Penentuan

Lebih terperinci

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KOMUNITAS ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak pada garis

Lebih terperinci

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Koordinator Mayor : Staf Pengajar : Eny Widajati Asep Setiawan Faiza Chaerani Suwarno Sjamsoe'oed Sadjad* Baran Wirawan Maryati Sari Tatiek Kartika Suharsi Endah Retno Palupi M.

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber

Lebih terperinci

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil

Lebih terperinci

POPULASI, EKOSISTEM, BIOSFIR ADI BASUKRIADI

POPULASI, EKOSISTEM, BIOSFIR ADI BASUKRIADI POPULASI, EKOSISTEM, BIOSFIR ADI BASUKRIADI Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Il mu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia POPULASI Definisi : sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu

Lebih terperinci

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU

PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU Zonasi Wilayah Pesisir dan Lautan PESISIR Wilayah pesisir adalah hamparan kering dan ruangan lautan (air dan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup yang berada di suatu lingkungan akan saling berinteraksi, interaksi terjadi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup itu sendiri maupun makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Ekosistem mangrove

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan 5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang 1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang Estuari merupakan daerah pantai semi tertutup yang penting bagi kehidupan ikan. Berbagai fungsinya bagi kehidupan ikan seperti sebagai daerah pemijahan, daerah pengasuhan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling kompleks dan khas di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi. Ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,

Lebih terperinci