DI banyak belahan dunia, mobilitas telah berkembang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DI banyak belahan dunia, mobilitas telah berkembang"

Transkripsi

1 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP Pemantauan Kondisi Lalu Lintas Menggunakan Smart Visualisation System Indra Permana, Mochammad Hariadi, I Ketut Eddy Purnama Bidang Studi Teknik Sistem Komputer, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstract Traffic condition monitoring is an important part of ITS (Intelegent Transport System). Traditional traffic condition monitoring is only utilizing video as the information of traffic conditions. In its development, not only video information are needed, but also another information related to information such as road traffic conditions, accident data and violation data. Therefore, the need is another way to monitor traffic conditions traffic so that information can be utilized maximally. At the final project, will be implemented smart visualisation system for traffic condition monitoring which utilizing GIS (Geographical Information System) and the graph to visualisassi data traffic. The goal is creating a prototype system for traffic conditions monitoring that can intelligently display more information about traffic conditions in addition to video monitoring. GIS is used to display a map of traffic conditions in a transportation network. In addition, smart visualisation system has functions that are used to display video on several cross road and other traffic information such as road density, data management for violation and accident that occurred on a road. Index Terms Traffic Visualisation, Intelligent Transport System, GIS I. PENDAHULUAN DI banyak belahan dunia, mobilitas telah berkembang cepat akhir-akhir ini. Peningkatan mobilitas yang diikuti dengan masalah urbanisasi dan peningkatan populasi penduduk akan menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam bidang ekonomi dan kualitas hidup seseorang. Kerugiankerugian ini diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas, terbuangnya waktu perjalanan akibat kemacetan lalu lintas dan berkurangnya kualitas udara akibat polusi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu manajemen transportasi yang baik sehingga kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangi. Implementasi ITS (Intelegent Transport System) merupakan suatu kebutuhan di tengah meningkatnya masalah transportasi yang dihadapi berbagai kota di seluruh dunia. ITS telah dikembangkan di berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura serta sebagian besar negara Eropa sebagai manajemen transportasi yang handal. Pengembangan ITS membutuhkan suatu pusat kendali lalu lintas yang dinamakan Traffic Management Center (TMC). Traffic Management Center merupakan pusat dari seluruh pengaturan sistem lalu lintas dimana banyak fungsi pengaturan, pemantauan, manajemen data lalu lintas serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait (seperti kepolisian, pemadam kebakaran dan rumah sakit) dilakukan untuk menangani keadaan darurat. Fungsi pemantuan Mahasiswa Program Sarjana (fervanaz@elect-eng.its.ac.id) Dosen Pembimbing (mochar@ee.its.ac.id) Dosen Pembimbing (ketut@ee.its.ac.id) merupakan fungsi pokok yang perlu dikembangkan di suatu TMC. Pemantauan kondisi lalu lintas yang hanya menggunakan video memiliki banyak kekurangan karena informasi lalu lintas lainnya seperti data kepadatan, data pelanggaran dan data kecelakaan tidak dapat ditampilkan. Padahal visualisasi data tersebut sangat berguna untuk pengambilan keputusan (decision making) misalnya untuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas, pengalihan rute apabila jalan telah terlalu padat serta berbagai kasus transportasi lainnya. Pada tugas akhir ini diimplementasikan smart visualisation system yang memiliki beberapa fitur pintar untuk menampilkan kondisi lalu lintas guna memperbaiki tampilan pemantauan kondisi lalu lintas tradisional. Dalam pembahasan tugas akhir ini, diberikan batasan masalah sebagai berikut: 1) Model data GIS hanya menggunakan model data vektor, 2) IP kamera yang digunakan adalah IP kamera yang mendukung JPEG URL dan MJPEG URL, 3) Data lalu lintas merupakan data random dan tidak berhubungan dengan keadaan lalu lintas sebenarnya, 4) Fitur pintar yang dikembangkan terbatas pada tampilan peta kondisi lalu lintas, informasi kondisi jalan raya dan grafik kepadatan jalan. A. Inteligent Transport System II. DASAR TEORI Intelligent Transportation System (ITS) merupakan sinergi penerapan teknologi dan konsep system engineering untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem transportasi secara menyeluruh[1]. ITS pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1970an yang kemudian berkembang di Amerika dan Eropa. ITS merupakan usaha untuk menambahkan teknologi informasi dan komunikasi pada infrastruktur transportasi dan kendaraan untuk meningkatkan keselamatan, mengurangi penggunaan kendaraan, meminimalkan waktu perjalanan dan konsumsi bahan bakar. Dalam implementasinya, ITS terkoordinasi dalam suatu traffic management center. Traffic management center adalah pusat dari sistem manajemen transportasi, dimana informasi lalu lintas pada jaringan transportasi dikumpulkan dan digabungkan dengan data operasional dan pengaturan lainnya untuk mengatur jaringan transportasi dan menyediakan informasi bagi pengguna jalan. TMC merupakan titik fokus untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan transportasi ke media dan khalayak umum, tempat dimana berbagai pihak dapat berkoordinasi menanggapi situasi dan

2 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP kondisi lalu lintas. TMC terhubung dengan berbagai infrastruktur lalu lintas seperti CCTV kamera, car counter, loop detection, lampu pengatur lalu lintas dan sebagainya untuk pemantauan dan pengaturan lalu lintas. TMC memberikan berbagai manfaat diantaranya: Respon terhadap kecelakaan secara lebih cepat dan mengurangi angka kecelakaan TMC dapat mereduksi kemacetan di jalan tol dan arteri dengan cara menyiarkan informasi kondisi perjalanan/lalu lintas dan mengkoordinasikannya ke pos patroli lalu lintas terdekat. Meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan respon kecelakaan yang efektif serta menyediakan layanan informasi perjalanan mengenai kecelakaan sehingga mengurangi kemungkinan kecelakaan untuk selanjutnya. Memperbaiki komunikasi dari berbagai aspek manajemen transportasi (perencanaan, desain, implementasi, operasi dan perawatan). Banyak perencana transportasi menggunakan standar level of service (LOS) untuk menggambarkan kualitas dari kondisi lalu lintas[2]. Hasil numerik yang didapatkan dari nilai perbandingan (rasio) volume kendaraan dibandingkan dengan kapasitas kendaraan yang dapat ditampung di suatu ruas jalan. Nilai LOS ini ditunjukkan pada tabel I Tabel I KLASIFIKASI Level of Service LOS Rasio volume/kapasitas Deskripsi A Kurang 60% Free-flow operation B 60% - 70% Reasonably free-flow C 70% - 80% Flow at or near free-flow speed D 80% - 90% Borderline unstable E 90% - 100% Operation at capacity F 100% atau lebih Breakdown B. GIS Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya[3]. Secara umum GIS merupakan integrasi dari sekumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk manipulasi dan manajemen data spasial (geografis) dan data atribut yang berhubungan dengannya. Pendekatan-pendekatan kelokasian atau lebih dikenal dengan istilah pendekatan keruangan/spasial sangat penting di dalam melakukan analisis-analisis fenomena yang terjadi di bumi ini, baik itu yang sifatnya fisik maupun yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti ekonomi, politik, lingkungan, budaya, dsb. Karena jika fenomena itu bisa ditangkap informasinya secara utuh berikut lokasi dan polanya, hal tersebut bisa membantu dalam menyelesaikan atau mencari solusi dari permasalahan terkait muka bumi. Tipe data geografis dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Data Peta Data peta terdiri dari lokasi dan bentuk (shape) dari fitur geografi. Peta menggunakan tiga bentuk dasar untuk menyatakan fitur geografi pada dunia nyata yaitu: titik (point), garis (line) dan area (polygon). Titik merepresentasikan segala sesuatu yang digambarkan sebagai lokasi x,y pada p muka bumi contohnya rumah sakit, pusat perbelanjaan atau kantor polisi. Garis merepresentasikan segala sesuatu yang yang memiliki jarak seperti jalan raya, tol dan sungai. Sedangkan polygon (area) menggambarkan segala sesuatu yang memiliki batas baik batas alam, politik atau administrasi contohnya kota, provinsi, negara atau area kode pos. Data peta didefinisikan menurut salah satu dari dua model data yang digunakan pada GIS yaitu model vektor dan raster. a) Model data vektor Model data vektor digunakan untuk merepresentasikan fitur-fitur diskrit seperti lokasi pelanggan dan data pada suatu area. Setiap fitur tersebut direpresentasikan dalam satu baris pada tabel dan fitur bentuk (shape) didefinisikan dengan lokasi x,y pada suatu ruang. Fitur tersebut dapat berupa titik, garis atau polygon. Lokasi seperti alamat pelanggan atau titik tindak kriminal direpresentasikan sebagai titik (point) yang mempunyai sepasang koodinat geografis. Sedangkan garis, seperti sungai dan jalan, direpresentasikan sebagai pasanganpasangan koordinat yang sekuensial. Polygon didefinisikan oleh batas dan direpresentasikan dalam polygon tertutup. b) Model data raster Model data raster digunakan untuk merepresentasikan nilai numerik yang kontinu seperti ketinggian dan kategori kontinu lainnya seperti tipe vegetasi. Model ini merepresentasikan fitur dalam matriks dari cell-cell pada ruang yang kontinu. Setiap layer menggambarkan satu atribut (walaupun atribut lainnya dapat ditambahkan pada suatu cell). Kebanyakan analis terjadi dengan mengkombinasikan layer untuk membuat layer baru dengan nilai cell yang baru. 2) Data Atribut Data atribut (tabular) adalah data deskriptif yang menghubungkan GIS dengan fitur pada peta. Data atribut ini diperoleh dan disusun untuk area yang khusus seperti negara, kota, jalan dan sebagainya dan sering dipaketkan dalam data peta. 3) Data Citra Data citra dapat diperoleh dari citra satelit dan foto aerial. Citra dapat ditampilkan sebagai peta bersama dengan data spasial lainnya yang berisi fitur peta. GIS merupakan representasi atau model spasial dari data yang digunakan untuk menggambarkan suatu bagian muka bumi. Dalam konteks transportasi, tiga bagian dari model GIS yang relevan diantaranya: 1) Model area, atau representasi dari variasi dari suatu fenomena pada bidang yang kontinu misalnya terrain.

3 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP ) Model diskrit, berdasarkan entitas diskrit (points, lines atau polygon) yang berada di suatu bidang. Misalnya tempat istirahat di jalan tol, gerbang tol dan daerah permukiman menggunakan model ini. 3) Model jaringan yang menggambarkan wujud linier yang terhubung secara topologi (seperti jalan raya, jalur kereta api) dan berada permukaan referensi yang kontinu. Ketiga model tersebut mungkin sangat berguna bagi transportasi, namun model jaringan yang menggunakan konsep arc and node memainkan peranan penting dalam aplikasi transportasi karena infrastruktur jaringan baik yang tunggal ataupun multimodal sangat penting dalam mendukung perjalanan penumpang dan barang. C. Database Management System Database management system (DBMS) adalah suatu perangkat lunak yang didesain untuk memberikan layanan pada pemeliharaan dan penggunaan kumpulan data yang besar dan kebutuhan akan suatu sistem database yang berkembang dengan cepat. Dalam implementasi ITS, DBMS memegang peranan penting untuk manajemen data lalu lintas (data kepadatan, data kecelakaan dsb) serta data spasial yang merepresentasikan jaringan transportasi. Penggunaan istilah data spatial secara luas mencakup titik multidimensi, garis, persegi, polygon, kubik dan obyek geometri lainnya. Suatu obyek data spasial yang menempati daerah tertentu dari suatu ruang disebut spatial extent yang ditunjukkan oleh lokasi dan batasnya. Dari sudut pandang DBMS, data spasial dapat dibedakan menjadi data titik dan data daerah (area). Data titik Suatu titik memiliki tingkatan spasial yang karakteristiknya hanya pada lokasi titik itu sendiri, jadi titik tidak memiliki ruang dan tidak punya hubungan dengan luasan dan volume. Data titik terdiri dari serangkaian titik pada ruang multidimensi. Data titik yang disimpan pada suatu database dapat berdasarkan pengukuran langsung atau dihasilkan dari transformasi data yang diperoleh melalui pengukuran untuk mempermudah penyimpanan dan prose query. Raster data merupakan contoh dari data titik yang diukur secara langsung dan terkandung pixel map atau bit map seperti citra satelit. Data area Suatu area mempunyai fitur spasial yaitu lokasi dan batas (boundary). Lokasi dapat diumpamakan sebagai lokasi pedoman suatu daerah seperti titik pusat. Dalam dua dimensi, batas dapat digambarkan dalam sebuah garis, sedangkan pada tiga dimensi batas digambarkan sebagai suatu permukaan. Data daerah yang disimpan dalam database adalah pendekatan geometri sederhana dari obyek data yang sebenarnya. Data vektor digunakan untuk menjelaskan pendekatan geometrik, yang dibangun menggunakan titik, segmen garis, polygon, spheres, cubes dan lain-lainnya. Salah satu perangkat lunak yang banyak digunakan untuk DBMS adalah PostgreSQL. PostgreSQL 1 menggunakan rela- 1 tion model pada database-nya dan mendukung standar SQL. PostgreSQL dapat berjalan di berbagai platfom sistem operasi diantaranya FreeBSD, Linux, Mac OS X dan Microsoft Windows serta dikembangkan sebagai aplikasi open source dan gratis. Seperti sistem database komersial lainnya, PostgreSQL dapat digunakan pada lingkungan client/server. Hal ini memberikan keuntungan pada pengguna maupun pengembang aplikasi. Pusat dari instalasi PostgreSQL adalah proses database server dan berjalan pada server tunggal. Aplikasi yang ingin mengakses ke data yang disimpan di database diharuskan melalui proses database. Program client ini tidak dapat mengakses langsung walaupun berjalan pada komputer yang sama pada proses server. Pemisahan dalam client dan server membuat aplikasi dapat terdistribusi. Kita dapat menggunakan suatu jaringan untuk memisahkan client dan server serta mengembangkan aplikasi client pada lingkungan yang sesuai dengan pengguna. Sebagai contoh, kita dapat mengimplementasikan database pada komputer UNIX dan membuat program client yang berjalan pada Microsoft Windows. Pada gambar 1 menunjukkan aplikasi PostgreSQL terdistribusi secara umum. Gambar 1. Arsitektur PostgreSQL Untuk mendukung manajemen data spasial, PostgreSQL memerlukan modul tambahan yaitu PostGIS. PostGIS 2 adalah modul tambahan database spasial untuk PostgreSQL relational database server. PostGIS dikembangkan oleh Reftactions Research Inc., salah satu perusahaan konsultan GIS dan database di Victoria, British Columbia, Canada. PostGIS berlisensi GNU GPL dan digunakan sebagai perangkat lunak gratis. Seperti Oracle Spatial, DB2 Spatial dan SQL Server Spatial. PostGIS menambahkan kemampuannya dalam relational database engine yang telah ada, dalam hal ini adalah PostgreSQL. Beberapa tipe file (Shape, MapInfo, DGN, GML) dapat dibaca, dikonversi dan disisipkan ke database PostGIS menggunakan library OGC. Tabel fitur pada PostGIS dapat digunakan sebagai sumber data untuk bermacam-macam map software seperti UMN MapServer, GeoServer, udig, SharpMap dan lain sebagainya. Untuk dapat mengakses data dari PostGIS dapat dilakukan menggunakan standar koneksi ODBC dan JDBC. Keuntungan penggunaan data spasial adalah dapat dilakukannya spatial query. Spatial query merupakan penggunaan query pada data spasial[3]. Spatial query dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1) Spatial range queries, yaitu query yang dilakukan untuk 2

4 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP mendapatkan suatu obyek dalam range tertentu dari obyek asal (obyek referensi). Contohnya: pencarian pospos polisi yang berada kurang dari 1 km dari Tugu Pahlawan. 2) Nearest neighbor queries, yaitu query yang dilakukan untuk menemukan tetangga/obyek terdekat yang sama tipe dengan obyek asal. Contohnya: pencarian 5 kota terdekat dari Surabaya. 3) Spatial join queries, yaitu query yang dilakukan dengan menggabung dua jenis query sebelumnya. Contohnya: temukan kota yang jaraknya 200 km dan temukan kota yang dekat dengan danau. Spatial query ini selanjutnya dalam dunia transportasi digunakan sebagai informasi cerdas dalam manajemen lalu lintas. Misalnya apabila terdapat kecelakaan maka seketika sistem akan menampilkan alamat rumah sakit terdekat yang bisa segera memberikan bantuan medis. Hal ini akan menjadikan penanganan korban lebih cepat dan efisien. III. DESAIN SISTEM A. Desain Pemantauan Kondisi Lalu Lintas Pemantauan lalu lintas merupakan bagian dari traffic management center (TMC). Visualisasi pemantauan lalu lintas tersebut tidak hanya berasal tayangan video saja, namun juga dapat diwujudkan dalam GIS. Pemantauan lalu lintas yang umumnya digunakan pada TMC dapat digambarkan pada gambar 2. kamera. Traffic data digunakan untuk menyimpan tabel kepadatan lalu lintas. Masukan-masukan inilah yang nantinya ditampilkan pada layar pemantau di TMC sehingga operator dapat mengetahui kondisi lalu lintas berdasarkan tampilan tersebut. Smart visualisation system dikembangkan untuk pemantauan kondisi lalu lintas. Smart visualisation system merupakan pengembangan visualisasi sistem pemantauan lalu lintas tradisional yang hanya menggunakan kamera video untuk melihat kondisi lalu lintas dengan menghadirkan fungsi-fungsi tambahan yaitu fungsi pemantauan dan informasi data lalu lintas. Beberapa fitur pintar ini diantaranya: 1) Integrasi video pemantau dengan GIS GIS memberikan banyak keleluasaan khususnya dalam manipulasi data atribut suatu peta. Dengan menambahkan layer baru yaitu layer IP kamera maka sistem video menatau dapat terintegrasi dengan GIS. Layer IP kamera ini merupakan representasi geografis penempatan IP kamera pada suatu jaringan jalan. Hal ini akan memudahkan pengguna dalam mencari lokasi IP kamera di dalam peta kondisi lalu lintas. Pada layer IP kamera ditambahkan data atribut berupa JPEG URL dan jenis kamera, sehingga memudahkan dalam akses video. 2) Pemetaan kondisi lalu lintas berdasarkan tingkat LOS Peta kondisi lalu lintas digunakan untuk merepresentasikan kondisi jaringan lalu lintas secara global. Dari peta ini akan mudah diketahui jalan mana saja yang macet, padat ataupun lancar. Kondisi jalan ini berdasarkan tingkat LOS dan direpresentasikan dalam peta menggunakan gradient warna dari hijau, kuning dan merah. Hal ini akan mempermudah pengenalan kondisi lalu lintas suatu jalan dari hanya melihat warna jalannya saja. 3) Informasi lalu lintas pada peta jalan Informasi lalu lintas pada peta dapat diketahui hanya dengan meng-klik jalan yang dimaksud. Data spasial peta akan dilakukan query sehingga menghasilkan data jalan yang dimaksudkan. Gambar 2. Desain sistem pemantauan kondisi lalu lintas IV. IMPLEMENTASI SISTEM Smart visualisation system diimplemantasikan dalam suatu aplikasi yang terdiri dari beberapa modul di dalamnya serta penanganan masukan data lalu lintas yang kemudian ditampilkan dalam suatu GUI terpadu. Arsitektur perangkat lunaknya dapat digambarkan pada gambar3. Pemantauan ini terdiri dari dua masukan yaitu: 1) Masukan Video Masukan video berasal dari IP kamera. IP kamera dipasang di beberapa titik jalan yang dianggap penting dan strategis untuk mengetahui kondisi lalu lintas melalui video. IP kamera ini terhubung dengan sistem pada satu jaringan IP. 2) Masukan data lalu lintas Data lalu lintas ditempatkan dalam suatu database. Database ini terdiri dari spatial data dan traffic data. Spatial data digunakan untuk menyimpan data-data spasial seperti tabel wilayah, tabel jalan dan tabel lokasi IP Gambar 3. Arsitektur Smart Visualisation System

5 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP Dengan menggunakan aplikasi dan librari pendukung tersebut di atas maka implemetasi prototype aplikasi pemantauan kondisi lalu lintas dapat dilakukan. Implementasi sistem dilakukan pada framework.net 2.0 dengan lingkungan pemrograman Visual Studio 2005 menggunakan bahasa pemrograman C#. Implementasi sistem dijelaskan per modul sebagai berikut: 1) Video Module Video module memanfaatkan library video pada AForge.NET. Fitur dalam library AForge.Vision memungkinkan sistem melakukan koneksi ke IP kamera melalui JPEG url dimana IP kamera berada dalam satu jaringan dengan komputer operator. Sedangkan library AForge.Video memungkinkan JPEG yang telah diakses dapat ditampilkan sebagai video. Sebagai tampilan video dibuat suatu komponen CameraWindow yang memanfaatkan library pada AForge.NET. Komponen ini memberikan keuntungan pada implementasi karena komponen tersebut dapat diperbanyak sesuai keinginan. CameraWindow yang diimplementasikan hanya terbatas pada 8 buah saja. 2) Traffic Database PostgreSQL digunakan untuk traffic database. Traffic database menyimpan tabel data kepadatan di beberapa jalan pada waktu tertentu. Setiap record memiliki ID, kode jalan, tanggal dan waktu, kecepatan rata-rata dan volume kendaraan. Data yang digunakan merupakan data random. 3) Spatial Database Spatial database dibangun menggunakan PostgreSQL dan PostGIS. Data spasial berupa data vektor dalam format file shapefile (*.shp) yang kemudian dikonversikan menjadi file SQL. File SQL ini selanjutnya menjadi dimasukkan dalam data spasial pada PostgreSQL. Pada implementasi sistem digunakan shapefile kota Richadson 3, Texas, Amerika Serikat. 4) Database Provider Agar GIS engine dan dan graph library dapat mengakses database yang telah dibuat maka diperlukan suatu database provider. Database provider ini menangani koneksi dan manipulasi database. Manipulasi database dapat berupa penambahan, penghapusan, query dan perintah lainnya berkaitan dengan database. Dengan adanya database module ini memungkinkan kita untuk melaksanakan suatu perintah SQL pada database. Database module yang digunakan untuk GIS engine dan graph library agar dapat terkoneksi dengan database adalah Npgsql. Npgsql adalah penyedia layanan akses data berbasis.net untuk PostgresSQL 4. Npgsql hanya mendukung aplikasi yang dikembangkan pada framework.net (console, WinForm, ASP.NET, web service) untuk mengirim dan menerima data dengan server database PostgreSQL. 5) GIS Engine Untuk dapat menampilkan peta kondisi lalu lintas, sistem ini menggunakan SharpMap 0.9 sebagai GIS engine. Model data yang digunakan dalam sistem ini merupakan data vektor. Data yang ditampilkan pada peta kondisi lalu lintas diantaranya layer wilayah, layer jalan, layer IP kamera dan layer label. Layer wilayah, jalan dan IP kamera merupakan VectorLayer yang didefinisikan dalam library SharpMap, sedangkan layer label didefinisikan sebagai LabelLayer pada library SharpMap. Untuk dapat menampilkan data spasial terlebih dahulu SharpMap harus mendapatkan data spasial tersebut menggunakan fungsi Data.Provider. Fungsi ini berfungsi menangani pemanggilan data spasial baik dari jenis data vektor maupun data raster. Agar dapat terkoneksi dengan database PostgreSQL maka SharpMap menggunakan Npgsql dan Mono untuk pengaksesan data dari database. V. PENGUJIAN SISTEM Pada pengujian ini, spesifikasi sumber daya yang dipakai adalah sebagai berikut: Komputer operator Prosesor menggunakan AMD Turion 64 x2 Mobile Technology TL-60 (2.0 GHz, 2x512 KB L2 cache). Memori sebesar 2.25 GB DDR2. Kartu grafik adalah NVIDIA GeForce 7000M. IP kamera Jenis kamera adalah NC /3 Color CCD 307,200 pixels (VGA) sensor. CPU/Encode chip menggunakan 32Bit ARM7/JPEG Encode Chip (VGA). Sedangkan kompresi video menggunakan standar M-JPEG. Pengujian fungsi sistem bertujuan mengetahui sejauh mana fitur-fitur yang diberikan oleh aplikasi dapat berjalan dengan baik. Fitur-fitur yang dimaksud antar lain berupa: 1) Tampilan video lalu lintas multi-display Pemantauan lalu lintas memanfaatkan beberapa IP kamera membutuhkan tampilan video multi-display. Tampilan video lalu lintas multi-display memungkinkan pementauan kondisi lalu lintas secara bersamaan dari berbagai sumber IP kamera. Pada sistem multi-display, banyaknya video yang ditampilkan berjumlah 8 buah. Pada tampilan video lalu lintas multi-display ini merupakan integrasi video pemantau dengan GIS dimana pada peta kondisi lalu lintas ditambahkan layer IP kamera. Layer IP kamera digambarkan dalam ikon kamera. GUI dari aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar 4 Gambar 4. Multi display video lalu lintas 2) Peta kondisi lalu lintas pada suatu jaringan transportasi

6 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP Peta kondisi lalu lintas menunjukkan gambaran secara umum kondisi kepadatan yang terjadi pada suatu jaringan transportasi. 1) Penggunaan data raster sebagai layer baru untuk peta kondisi lalu lintas. 2) Pengembangan pemantauan kondisi lalu lintas berbasis web agar dapat diakses melalui perangkat mobile. 3) Aplikasi dapat dikembangkan menjadi aplikasi clientserver karena banyak keuntungan yang akan diperoleh dari aplikasi client-server antara lain kemudahan penggunaan multiple monitor display serta dapat digunakan pada pusat pemantauan kondisi lalu lintas yang terdistribusi. Gambar 5. Peta kondisi lalu lintas Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin merah warna suatu ruas jalan maka semakin macet kondisi jalan tersebut. Sebaliknya apabila warna ruas jalan menunjukkan warna yang semakin hijau maka ruas jalan tersebut berada dalam kondisi lalu lintas lancar. 3) Informasi jalan pada peta Selain menggunakan gradiasi warna pada peta untuk menampilkan informasi kepadatan, ditambahkan juga fitur untuk mengetahui informasi pada jalan raya menggunakan spatial query yang ada pada SharpMap. Hasilnya pengguna dapat memilih lokasi jalan kemudian mengklik jalan tersebut dan akan muncul form informasi kondisi jalan tersebut. Tampilan form informasi seperti pada gambar 6. PUSTAKA [1]..., Intoduction, <URL: Juni 2009 [2] X. Wang, Integrating GIS, simulation models,and visualization in traffic impact analysis, Computers, Environment and Urban Systems, Elsevier, Vol. 23, , 2005 [3]..., Sistem Informasi Geografis, <URL: 12 Juni 2009 [4] R. Ramakrishnan dan J. Gehrke, Database Management System (Second Edition), Mcgraw Hill Gambar 6. Form Informasi kondisi jalan A. Kesimpulan VI. PENUTUP Setelah melalui tahapan implementasi dan pengujian sistem, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain : 1) Desain dan prototype aplikasi pemantauan berhasil diimplemetasikan 2) Penggunaan GIS dan spatial query memberikan kemampuan manipulasi data lalu lintas sehingga dapat ditampilkan dengan lebih baik B. Saran Demi meningkatkan kualitas sistem maka penulis menyarankan beberapa hal diantaranya:

7 PROSIDING TUGAS AKHIR BIDANG STUDI TSK SEMT. GENAP RIWAYAT HIDUP Indra Permana, terlahir pada 24 Desember 1987 di Gresik sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Menyelesaikan sekolah dasar di SDN Pengalangan I Gresik kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 26 Surabaya. Setamat SMP (1999) penulis melanjutkan di SMA Negeri 11 Surabaya dan pada akhirnya di kesempatan SMPB berhasil diterima di Teknik Elektro ITS Surabaya di tahun Ketertarikan di bidang komputer, telematika dan game membuat penulis untuk masuk dalam bidang studi teknik komputer dan telematika. Kegiatan selain kuliah juga dimanfaatkan untuk mengembangkan hobi kesenian daerah yaitu karawitan. Apabila ada pertanyaan seputar tugas akhir ini silahkan berkirim ke: permana.elits@gmail.com.

Integrasi Pada Modul-Modul Real Time Traffic Information System (RTTIS) Yang Telah Dikembangkan

Integrasi Pada Modul-Modul Real Time Traffic Information System (RTTIS) Yang Telah Dikembangkan PROCEEDING TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS 1 Integrasi Pada Modul-Modul Real Time Traffic Information System (RTTIS) Yang Telah Dikembangkan R. Prawiro Kusumo R., I Ketut Eddy Purnama, Muhtadin

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP: TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB Nurul Hilmy Rahmawati NRP: 1210100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Geographic Information System (GIS) Arna Fariza TI PENS. Apakah GIS itu?

Geographic Information System (GIS) Arna Fariza TI PENS. Apakah GIS itu? Geographic Information System (GIS) Arna Fariza TI PENS Apakah GIS itu? Geographic Information Systems (GIS) adalah teknologi baru yang mengkombinasikan manajememen basis data dengan peta digital dan grafis

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM KOMPRESI MODUL VIDEO STREAMING MANAGEMENT SYSTEM

SISTEM KOMPRESI MODUL VIDEO STREAMING MANAGEMENT SYSTEM PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELETRO FTI-ITS 1 SISTEM KOMPRESI MODUL VIDEO STREAMING MANAGEMENT SYSTEM Hanung Prananta Kusuma 1), I Ketut Eddy Purnama 2), Muhtadin 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12) SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Oleh: Dr.Ir. Yuzirwan Rasyid, MS Beberapa Subsistem dari SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1. Subsistem INPUT 2. Subsistem MANIPULASI

Lebih terperinci

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE A. Tujuan Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL. B. Tools a. MapInfo 10.5 b. PostgreSQL c. PostGIS C. Teori

Lebih terperinci

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016 Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi

Lebih terperinci

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3 ARCVIEW GIS 3.3 1. Pengantar GIS GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi

Lebih terperinci

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa wilayah dalam bentuk informasi spatial (keruangan). GIS

Lebih terperinci

17.2 Pengertian Informasi Geografis

17.2 Pengertian Informasi Geografis Bab 17 Sistem Informasi Geografis 17.1 Pendahuluan Sistem informasi geografis atau SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur mentransformasikan

Lebih terperinci

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN UMUM DI KOTA TUBAN BERBASIS WAP Monny Retno Dwi Sushanty 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpung tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950- an dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI ABSTRAK Pembuatan Aplikasi denah kampus Maranatha ini dibangun dengan menggunakan teknologi Web Mapping, yang artinya hasil implementasi peta mulai dari tahap pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyimpanan

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

Konsep Basis Data dalam GIS. Arif Basofi PENS 2015

Konsep Basis Data dalam GIS. Arif Basofi PENS 2015 Konsep Basis Data dalam GIS Arif Basofi PENS 2015 Contents 1 Proyeksi Peta 2 Jenis Proyeksi Peta 3 Pemilihan Proyeksi Peta 4 Sistem Proyeksi Peta Indonesia Trend Basis Data Spasial Hampir semua perangkat

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008 PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA Ema Utami 1, Anisa Rahmanti 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas atau dikenal sebagai FTI Unand adalah salah satu fakultas di lingkungan Universitas Andalas yang terletak di Limau

Lebih terperinci

Tujuan. Pengenalan SIG

Tujuan. Pengenalan SIG Pengenalan SIG Tujuan Mengerti konsep sistem informasi geografis Mengerti model data pada SIG Memahami proses membangun SIG Dapat merancang dan membangun sistem informasi geografis 1 Materi Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG Disusun Oleh : ADI MAHENDRA (201031118) AGUSTINUS SUAGO (200931057) HENDRA TANGDILINTIN (200831113) MUHAMMAD ISHAK (201231014) ZUHRUF F.H (200631021) SUTRISNO (200931046)

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Windhu Purnomo FKM UA 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci(11105521) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

Geographics Information System

Geographics Information System Geographics Information System APA ITU GIS? GIS adalah GIS merupakan kependekan dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis atau SIg. Teknologi ini

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kaveling Menurut Suyantoro (2009), tanah kaveling adalah sebidang tanah di dalam kawasan real estate yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan,

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Informasi Geografis

Pengenalan Sistem Informasi Geografis Pengenalan Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Pertemuan 1 Rakhmat Arianto, S.ST., M.Kom Tujuan Mengerti Konsep Sistem Informasi Geografis Mengerti model data pada SIG Memahami proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DAN DATABASE POSTGRESQL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DAN DATABASE POSTGRESQL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DAN DATABASE POSTGRESQL Tias Ekawati (11105639) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas Pemodelan Profil Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen Menggunakan Sistem Informasi Geografis / GIS Mahmud Husein S Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Endah Dharmaputeri (10105565) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) Oleh: Ardiansyah, S.Si GIS & Remote Sensing Research Center Syiah Kuala University, Banda Aceh Session_02 February - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Seminar Nasional Teknologi Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Rumah Sakit. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II DASAR TEORI Rumah Sakit. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II DASAR TEORI 2.1. Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan hingga kami mampu menyelesaikan buku PANDUAN PENGGUNAAN QUANTUM GIS DALAM SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha) mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. oleh Siti nandiroh,haryanto tahun 2009 dengan objek penentuan rute

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. oleh Siti nandiroh,haryanto tahun 2009 dengan objek penentuan rute BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Acuan tinjauan pustaka penelitian terletak pada objek, pemodelan, studi kasus, dan bahasa pemrograman seperti yang terlihat pada tabel 2.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah kinerja manusia agar mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Begitu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-11 Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi GIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

PETA DASAR DALAM JARINGAN VER

PETA DASAR DALAM JARINGAN VER Petunjuk Teknis Penggunaan PETA DASAR DALAM JARINGAN VER.01.2016 Petunjuk Teknis ini dapat digunakan oleh praktisi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang maupun di lingkungan Kementerian, Lembaga

Lebih terperinci

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM Uning Lestari1), Joko Triyono2), Jepri Ardianto3) 1,2, 3) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma A* dan Dijkstra ini menggunakan model waterfall. Model waterfall penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang harus memenuhi syarat minimal dalam spesifikasinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN Sistem informasi geografis persebaran hotspot di Indonesia merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai persebaran hotspot yang ada

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il Textual information AGGREGATION ON GIS AND SPATIAL Indriani Putri, Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 Matakuliah Waktu : Sistem Informasi Geografis / 3 SKS : 100 menit 1. Jelaskan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG). Jelaskan pula perbedaan antara SIG dan

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Agus Santoso Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang bigsevencode@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hotel Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini menguji beberapa perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan pustaka I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi Georgrafis Berbasis Web Untuk Pemetaan Pariwisata Kabupaten Gianyar tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi

Lebih terperinci

Peranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara

Peranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara 1 Peranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara Oleh : Mayor Lek Arwin D.W. Sumari, S.T. Kasubdep Sislek Deplek AAU Bayangkan betapa mudahnya bila hanya dengan menekan tombol atau me-klik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Program aplikasi pengaturan lampu lalu lintas dirancang untuk dapat berjalan pada jaringan computer berbasis Windows XP, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. MYSQL MySQL merupakan sistem basis dataopen source paling populer. MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (Relational Database Management

Lebih terperinci

Daniel Hary Prasetyo

Daniel Hary Prasetyo Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Tata Guna Lahan Daniel Hary Prasetyo daniel@if.ubaya.ac.id http://if2.ubaya.ac.id/~daniel Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D

PENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D Web-Based Information System of Tuberculosis Patients Distribution in Depok Chandra Halimy *), Johan Harlan **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Model Data GIS. Arif Basofi PENS 2014

Model Data GIS. Arif Basofi PENS 2014 Model Data GIS Arif Basofi PENS 2014 Dunia Nyata dalam GIS Gambaran dunia nyata sangat kompleks sekali. Banyak sekali jenis tumbuhan (vegetasi) Kondisi alam (gunung, danau, hutan) Berbagai macam bangunan

Lebih terperinci

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas I Wayan S. Wicaksana, Anastasia, Eko Sri, Indah Kusuma Wardani, Nicky Suryo, Prima Gusti Hanum Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma iwayan@staff.gunadarma.ac.id,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 6885 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Sri Endayani 1 1 Dosen Kehutanan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN SRI MELATI SAGITA melati_sms@yahoo.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambaran SIG... 7 Gambar 2.2 Data pada SIG... 9 Gambar 2.3 Contoh data raster citra satelit... 9 Gambar 2.4 Point pada model data vektor... 10 Gambar 2.5 Contoh data geospasial...

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN

PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN 1. Informasi Geografis Wayan Sedana Fenomena geografi merupakan identifikasi dari obyek studi bidang SIG, dan fenomena tersebut direpresentasikan secara

Lebih terperinci

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Model Sekuensial Linear Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur agar sistem yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PADA TRAFFIC MANAGEMENT CENTER

PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PADA TRAFFIC MANAGEMENT CENTER PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PADA TRAFFIC MANAGEMENT CENTER Michael Yoseph Ricky Computer Science Department, School of Computer Science Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto Pengertian SIG Sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang mengacu pada lokasi geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PRESENSI DAN PENGGAJIAN KARYAWAN DI TOKO BOBOHOMART BANJARNEGARA. Oleh : Dwi Nurdiani

SISTEM INFORMASI PRESENSI DAN PENGGAJIAN KARYAWAN DI TOKO BOBOHOMART BANJARNEGARA. Oleh : Dwi Nurdiani SISTEM INFORMASI PRESENSI DAN PENGGAJIAN KARYAWAN DI TOKO BOBOHOMART BANJARNEGARA Oleh : Dwi Nurdiani Program Studi Sistem Informasi STMIK AMIKOM Purwokerto heinz_anie@yahoo.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci