BAB V PEMBAHASAN. sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan
|
|
- Liani Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 76 BAB V PEMBAHASAN 1. Ada hubungan positif antara perkembangan motorik halus pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan Adanya hubungan antara status pemberian ASI dengan perkembangan motorik halus dalam penelitian ini karena kandungan gizi yang terkandung dalam ASI seperti Taurin dan Long Chain Poyunsaturated Fatty (LPUAs) yang sangat berguna bagi penglihatan dan perkembangan psikomotorik bayi, dan zat gizi ini hanya terdapat dalam ASI saja, sedangkan laktosa dan asam lemak ikatan panjang hanya sedikit yang terkandung dalam susu formula. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian Angelsen dan Jacobsen (2001) yang menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif terbukti bermanfaat pada semua aspek perkembangan kognitif, dan berperan penting dalam perkembangan motorik kasar maupun halus serta perkembangan personal sosial. Perkembangan motorik halus sangat berperan penting bagi perkembangan keterampilan anak secara keseluruhan. Remley (2003) menyatakan bahwa perbedaan anak usia 6 23 bulan yang diberi ASI 100
2 77 dengan susu formula dilihat dari perkembangan kognitif anak adalah sangat signifikan. Tingkat signifikan perkembangan kognitif normal terlihat pada anak yang di beri ASI dibandingkan dengan anak yang diberi susu formula. Hal ini didukung pula dengan pernyataan Marimbi (2010) yang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan akan terus berkembang hingga dewasa. Dalam proses tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh makanan yang diberikan kepada anak. Makanan yang sangat sesuai bagi bayi adalah ASI, karena ASI diperuntukkan bagi bayi sebagai makanan pokok. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Amelia (2013) di wilayah kerja Puskesmas Imogiri, bahwa bayi usia 0 12 bulan yang diberi MP ASI sebelum usia 6 bulan dapat mengalami gangguan perkembangan pada sektor motorik halus (Rismanti,2015), sedangkan dari penelitian Thaariq (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata perkembangan bayi sebelum dan setelah diberikan stimulasi motorik halus yaitu 9.5 dengan nilai p= < yang dapat disimpulkan bahwa stimulasi perkembangan motorik halus berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa seorang ibu yang memberikan stimulasi seperti merawat, mengasuh dan memberikan perhatian akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak (Brooks,2010). Stimulasi tumbuh kembang merupakan faktor yang mempenaruhi perkembangan balita. Interaksi antara lingkungan dan rangsangan dapat
3 78 membantu perkembangan otak dalam menyusun struktur syaraf. Penelitian di Brazil menunjukkan bahwa ada hubungan antara stimulasi dengan kemampuan kognitif dan motorik anak usia pra sekolah (Santos,2008). 2. Ada hubungan positif antara perkembangan motorik kasar pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan ASI merupakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI berguna untuk perkembangan kognitif dan mempercepat perkembangan motorik, khususnya merangkak dan berjalan (Dewey,et al,2001; Bodnardchuk,2005). Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Vestegaard,et al (1999) dalam Nurhidayati (2014) yang menyebutkan bahwa bayi yang menyusu secara eksklusif selama 6 bulan lebih cepat merangkak 1,3 kali pada usia 8 bulan dibandingkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 6 bulan. Sedangkan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko 2 kali untuk tidak mencapai kemampuan merangkak pada usia 8 bulan. Penelitian yang lain mendukung dilakukan oleh Puspitaningrum (2014) dengan hasil penelitian bahwa 38 responden yang mendapat ASI eksklusif perkembangan motorik kasarnya sesuai (100%), 9 dari 32 responden yang tidak mendapat ASI eksklusif mengalami perkembangan
4 79 motorik yang tidak sesuai (28.13%), dan nilai significancy-nya <0.001 (p < 0,05). Kemudian penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifah (2013) bahwa ada hubungan positif antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar anak usia 6-12 bulan. Dari penelitian Thaariq (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata perkembangan bayi sebelum dan setelah diberikan stimulasi motorik kasar yaitu 7.85 dengan nilai p=<0.001, yang dapat disimpulkan bahwa stimulasi perkembangan motorik kasar berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Selain stimulasi, pendidikan, pekerjaan ibu, budaya dan pengalaman masa lalu juga sangat mempengaruhi perkembangan motorik anak (Soetjiningsih,2005 dalam Kholifah,2014). Ibu yang memiliki pendidikan yang baik akan lebih mudah menerima informasi cara merawat dan memberikan tindakan stimulasi yang baik pada bayinya. Sebaliknya jika pendidikan ibu kurang akan menyebabkan ibu sulit menerima infomasi tersebut. Begitu juga dengan pekerjaan. Ibu yang sibuk bekerja tidak punya banyak waktu untuk memperhatikan kebutuhan bayinya termasuk dalam pemberian tindakan stimulasi. Sebaliknya ibu yang tidak bekerja akan punya banyak waktu dalam memperhatikan kebutuhan bayinya dan memberikan tindakan stimulasi yang optimal sehingga perkembangan bayi normal dan sesuai (Kholifah,2014). Status ekonomi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anaknya terutama kecerdasan,mungkin karena keterbatasan keluarga dalam menyediakan berbagai fasilitas bermain sehingga anak
5 80 kurang mendapat stimulasi. Berdasarkan dari hasil penelitian Gunawan, Fadlyana,et al (2011) menggambarkan bahwa tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga yang kurang dengan gangguan perkembangan anak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rosidati (2015) menunjukkan bahwa status ekonomi keluarga mempengaruhi status perkembangan motorik kasar dengan nilai p=<0, Ada hubungan positif antara perkembangan personal sosial pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian Yuliana (2007) yang menunjukkan bahwa stimulasi psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan sosial-emosi anak. Soetjiningsih (2012) menambahkan bahwa stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Latifah,et al (2010) yang menyebutkan bahwa
6 81 pemberian ASI secara eksklusif tidak mempengaruhi perkembangan sosial emosi anak, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitsari (2015) didapatkan hasil p = 0,896 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan sosial bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Susanto (2012) mengatakan bahwa stimulasi yang diberikan orang tua sangat penting untuk merangsang perkembangan sosial emosi pada anak, stimulasi penting untuk mendorong anak lebih berani mengambil resiko sesuai dengan umurnya dan menantang mereka untuk menjelajah dan melakukan eksperimen pada lingkungan sekitar. Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan sosial - emosi pada anak prasekolah karena lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua. Melalui lingkungan keluarga juga anak mengalami proses sosialisasi awal. Oleh karena itu keluarga yang merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan anak, harus mengajarkan anak dengan baik untuk berinteraksi, bekerjasama, dan membantu orang lain. Pengalaman inilah yang membantu anak belajar dan meniru perilaku sosial dari apa yang jadi pengamatan maupun dialami dalam lingkungan social keluarga (Rachmawaty,2004) Pada masa anak prasekolah inilah pengaruh orang tua sangat kuat. Orang tua memiliki hubungan yang kuat, dekat dan relatif lama dalam bersosialisasi dengan anak, sehingga kemampuan orang tua dalam memberikan rangsangan atau stimulus sangat mempengaruhi perkembangan social emosi pada anak.
7 82 4. Ada hubungan positif antara perkembangan bahasa pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2015) didapatkan hasil bahwa ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bahasa/kognitif bayi (p = 0,017). ASI memiliki zat gizi yang terbaik dan terlengkap dibandingkan dengan makanan prelakteal lain termasuk susu formula. Hal ini memperlihatkan kesesuaian dengan teori yang mengatakan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan bahasa lebih baik dari pada bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif (Oktiyani,2015) Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hati (2015) didapatkan hasil ada hubungan positif kuat dan secara statistik signifikan antara stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan bahasa anak usia 1 3 tahun dengan nilai p=0,001; CI 95%. Dengan stimulasi yang tepat, benar dan terarah anak akan cepat berkembang sehingga tingkat berbahasa anak optiomal. Dan perkembangan - perkembangan di sektor lain otomatis akan ikut berkembang secara maksimal (Suherman,2000 dalam Yektiningsih,2010). Berdasarkan penelitian Malhi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Early stimulating and language development of economically disavantaged
8 83 young children, didapatkan hasil bahwa usaha untuk peningkatan stimulasi dini untuk anak anak yang kurang mampu dengan menyediakan pengalaman belajar kognitif dan bahasa akan meningkatkan bahasa, kognisi dan kinerja sekolah pada anak anak. Hasil penelitian dari National Institute of Child Healthand Human Development (NICHD) yang berjudul Early Child Care Research Network (2000) menunjukkan bahwa anak yang dirawat di rumah dengan anggota keluarga atau anak yang dirawat di penitipan anak sama sama berada dalam tahapan perkembangan bahasa yang kritis. Ketika orang tua, atau pengasuh berbicara dengan anak, bertanya dan menunggu jawaban, mereka mengajarkan stimulasi yang lebih banyak terhadap perkembangan bahasa anak. Stimulasi bahasa yang dilakukan sejak dini terbukti sebagai prediktor terbaik dalam perkembangan kemampuan perbendaharaan kata, membaca, dan berhitung. Selain itu, adapun faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi genetik dan pengaruh hormon sedangkan faktor ekskternal meliputi lingkungan (Nursalam, 2005). Orang tua termasuk dalam faktor lingkungan, yaitu lingkungan keluarga karena disinilah orang tua melakukan interaksi pertama kali dengan anak untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan usia perkembangannya. Menurut Hurlock (2010) ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan perkembangan bahasa anak terkait dalam proses belajar berbicara seorang anak antara lain :
9 84 a. Kesehatan Anak yang sehat termasuk ststus gizi yang baik dan status kesehatan yang normal lebih cepat belajar berbicara dibanding anak yang tidak sehat, hal ini dikarenakan motivasi yang lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut. b. Kecerdasan Anak dengan kecerdasan yang tinggi, dalam belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih baik dibanding anak yang tingkat kecerdasan yang rendah. c. Keadaan sosial ekonomi Anak dari keluarga ekonomi mampu lebih mudah belajar berbicara, pengungkapan perasaan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara dibanding anak dari keluarga berada lebih banyak mendapat dorongan dan bimbingan untuk berbicara dari anggota keluarga yang lain. Keluarga dengan ekonomi yang rendah cenderung lebih memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan sehari hari sehingga perkembangan bahasa anak kurang diperhatikan. d. Jenis kelamin Anak perempuan lebih cepat belajar berbicara dibanding anak laki laki. Pada setiap jenjang umur, kalimat anak laki laki lebih pendek, dan kurang benar dalam tata bahasa, kosa katanya lebih sedikit dan pengucapan kata kurang tepat dari pada anak perempuan. e. Keinginan berkomunikasi
10 85 Semakin kuat dalam berkomunikasi dengan orang lain semakin kuat motivasi anak untuk belajar berbicara dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang dipergunakan untuk belajar. Stimulasi harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain, dan lain lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Korelasi kemampuan bahasa dengan stimulasi ini juga berkaitan dengan periode emas (golden period), jendela kesempatan (window opportunity), serta masa kritis (critical period) perkembangan otak pada masa anak usia 1 4 tahun. Adanya kemampuan plastisitas otak pada masa ini menyebabkan anak lebih mudah menerima proses belajar serta stimulasi, tetapi juga lebih peka terhadap lingkungan yang mendukung, seperti status gizi, stimulasi serta status kesehatan (Kemenkes,2010). Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak akan optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia kurang dari 4 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat (Herawati, 2011).
11 86 5. Ada hubungan positif antara pertumbuhan berat badan pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan Hasil uji statistik menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan pertambahan berat badan bayi. Hal ini karena ASI eksklusif memberikan gizi yang cukup terhadap bayi seperti yang diungkapkan dalam buku Departemen Kesehatan Jakarta (1997) yang mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif kepada bayi antara lain karena bayi akan mendapatkan gizi yang cukup serta zat kekebalan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus jamur, dan parasit yang sering menyerang manusia sehingga bayi dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi (Departemen Kesehatan,1997). Menurut BKKBN (2006) dikemukakan bahwa pada usia bayi 0-1 tahun, ASI merupakan makanan yang terpenting bagi pertumbuhan otak. Semakin banyak bayi mendapat ASI eksklusif, maka dalam pertumbuhan kelak, bayi lebih sehat, lebih cerdas, lebih stabil emosinya, lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat spiritualnya. Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan bayi tersebut dikemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama
12 87 empat sampai enarn bulan pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi,2004). Kandungan nutrisi pada ASI tentu saja berbeda dari susu sapi yang merupakan bahan susu formula. Kandungan lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang, sedangkan susu sapi mengandung lemak ikatan pendek. Lemak ikatan panjang adalah cikal bakal DHA dan AA untuk perkembangan otak. Karena itulah kenapa produsen susu formula menambahkan produknya dengan kandungan DHA dan AA yang tak terdapat pada susu sapi. Akan tetapi, DHA dan AA tambahan ini baru bisa terserap dengan baik jika bayi memiliki enzim penyerapan yang cukup. Padahal, enzim dalam tubuh bayi masih belum berfungsi penuh dan jumlahnya sedikit. Zat penyerapan DHA dan AA sudah terdapat dalam ASI, sehingga mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan susu formula tidak disertai enzim penyerapan sehingga lebih bergantung pada enzim bayi yang sudah ada. Akibatnya, penyerapan jadi tidak maksimal atau malah sedikit sekali (Yumarwansyah,2012). Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi merupakan penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak (Kania,2006)
13 88 Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Pertumbuhan mempunyai ciri - ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri - ciri lama, serta munculnya ciri - ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda -beda di setiap kelompok umur dan masing - masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 1 tahun, dan masa pubertas (Chamidah,2009). Terdapat hubungan yang signifikan yang dapat diamati antara perkembangan motorik kasar dan beberapa indikator pertumbuhan fisik salah satunya adalah berat badan dan tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam populasi yang sehat, pencapaian perkembangan motorik kasar sebagaian besar berpengaruh dalam pertumbuhan fisik (Acta Pediatrica,2010). Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2012), didapatkan dari perhitungan dengan uji Chi Square diperoleh nilai x2=26,133, df=1 dan a=0,05 dengan p<0,001 Ada pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap berat badan bayi umur 0-6 bulan. Hasil penelitian dari Suprapti (2013) menunjukkan terdapat hubungan positif yang kuat dan secara statistic mendekati signifikan antara pemberian ASI eksklusif (OR=8.92; p=0.052) maupun sikap ibu (OR= 10.06; p= 0.065), sehingga dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian ASI eksklusif dan sikap ibu dapat meningkatkan pertumbuhan bayi 0-6 bulan.
14 89 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2014), bahwa stimulasi berupa rangsangan melalui pijat bayi dapat berhubungan dengan peningkatan berat badan dengan nilai sig 0,0073 (> 0,05 ). Selain ASI dan stimulasi, pendapatan orang tua menjadi hal yang tidak kalah pentingnya bagi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkat pendapatan akan mempengaruhi mutu fasilitas perumahan, penyediaan air bersih dan sanitasi yang pada dasarnya sangat berperan terhadap timbulnya penyakit infeksi. Selain itu, penghasilan keluarga akan menentukan daya beli keluarga termasuk makanan, sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia dalam rumah tangga dan pada akhirnya mempengaruhi asupan zat gizi (Suhardjo,2003). Inilah yang mendasari pengoptimalisasian tumbuh-kembang anak balita. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anaknya karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Sebaliknya, pendapatan keluarga yang tidak cukup untuk menyediakan kebutuhan primer ataupun sekunder akan mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak. Pertumbuhan mencerminkan bagaimana status gizi seorang anak, status gizi yang buruk mencerminkan ketidakseimbangan dalam asupan makanan dan atau penyakit menular. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial ekonomi, seperti status ekonomi rumah tangga, pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga, dan akses dalam pelayanan kesehatan (Salomon,2006).
15 90 Dalam penelitian Ozguven, Ersoy, Ozguven,et al (2010) yang berjudul evaluation of nutritional status in turkish adolescents as related to gender and socioeconomic status, menyimpulkan bahwa remaja dengan tingkat ekonomi rendah lebih pendek dan lebih kurus dibandingkan dengan remaja dari kelompok ekonomi menengah dan tinggi, dan hasil pengukuran antropometri pada remaja kelompok ekonomi menengah sama dengan remaja dari kelompok ekonomi tinggi. Dalam penelitian Shoeps, Abreu, Valenti,et al (2011) yang berjudul Nutritional status of pre school children from low income families menyimpulkan bahwa anak - anak prasekolah yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki prevalensi tinggi untuk kelebihan berat badan dan obesitas 6. Ada hubungan positif antara pertumbuhan lingkar kepala pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif b. Stimulasi psikososial c. Pendapatan keluarga saat ibu hamil d. Pendapatan keluarga setelah ibu melahirkan Hal ini mendukung teori yang menyatakan bahwa ASI merupakan nutrisi yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak dan memiliki banyak manfaat untuk bayi, antara lain adalah untuk pertumbuhan sel sel jaringan otak (Maryuani,2012).
16 91 Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan setiap bulan selama 2 tahun pertama, dan selanjutnya setiap 3 bulan sampai anak umur 5 tahun. Hal ini penting untuk deteksi dini penyimpangan dari pertumbuhan dan perkembangan otak anak (Soetjiningsih,2013). Menurut Siswono (2008), bahwa lingkar kepala seorang anak mencerminkan besarnya volume otak yang ada di dalamnya. Lingkar kepala tersebut berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Apabila lingkar kepala anak dalam usia tertentu kurang dari normal kemungkinan volume otaknya kurang dari cukup. Berbagai penelitian menunjukkan adanya kaitan antara besar kecilnya otak dengan tingkat perkembangan anak. Erikson dalam buku Muscari (2005), mengemukakan bahwa dalam perkembangan anak, baik perkembangan psikososial maupun kematangan kepribadian anak selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Pada anak usia 1-3 tahun (todler) terjadi tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu. Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tumbuh kembang seperti motorik, sosial dan bahasa. Lingkar kepala bayi baru lahir kurang dari 30 cm atau lebih besar dari 37 cm kemungkinan besar ada gangguan penyakit yakni mikrosefalus atau hidrosefalus. Kondisi seperti ini perkembangan otaknya akan terganggu, jika perkembangan otak tidak sempurna dengan sendirinya kemampuan masingmasing bagian otak juga tidak sempurna, ini akan berpengaruh pada kemampuan motorik pada anak dan kemampuan lainnya (Siswono,2008)
17 92 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2010) bahwa pola asuh ibu mempunyai hubungan dengan perkembangan motorik kasar anak. Analisis data menunjukkan bahwa pola asuh ibu berhubungan dengan perkembangan motorik kasar anak dan hubungan itu secara statistik signifikan p = <0,001 (p<0,05). Hasil penelitian oleh Ariesta (2008) menganalisa perbedaan status gizi dan perkembangan anak. Status gizi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak serta dalam proses perkembangan anak tersebut. Hal serupa juga terdapat pada penelitian Pramusinta (2002) bahwa status kesehatan serta stimulasi perkembangan anak yang diberikan pada setiap orang tua usia remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada motorik kasar. Pada penelitian menunjukkan bahwa lingkar kepala dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis kelamin, usia, status gizi dan riwayat penyakit. Lingkar kepala yang berada diatas maupun dibawah normal dan perkembangan yang normal maupun abnormal memang sangat berpengaruh dari beberapa faktor tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkar kepala mempunyai hubungan dengan pertumbuhan perkembangan anak. Hasil penelitian Uswatun (2011) sebagian besar menunjukkan bahwa responden dengan lingkar kepala normal dan memiliki perkembangan normal sebanyak 34 anak (69,4%) dari 49 responden. Hasil uji statistik menunjukkan p=0,024 (p<0,05), yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkar kepala dan perkembangan anak.
18 93 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Purnamawati (2001) yang membuktikan faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial ekonomi seperti pendapatan keluarga. Dilaporkan oleh Purnamawati (2001) bahwa ibu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi tinggi. Menurut pendapat Sayogyo (1994) yang menyatakan bahwa dengan semakin meningkatnya sosial ekonomi keluarga akan menyebabkan terjadinya perubahan - perubahan dalam susunan makanan baik jenis maupun jumlahnya. Semakin meningkatnya pendapatan semakin bertambah pula persentase pembelanjaan termasuk makanan pengganti ASI sehingga ibu cenderung tidak memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan Mukherjee,et al (2008), menyatakan bahwa anak yang lahir dan tinggal dikeluarga dengan pendapatan rata rata perbulan tinggi akan memiliki kondisi perkembangan yang lebih baik. Menurut Suhardjo (2003), menyatakan bahwa pada umumnya jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung meningkat pula. Peningkatan pendapatan perorangan akan menyebabkan perubahan dalam susunan makanan, namun pengeluaran uang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi. Kehidupan di kota maupun didesa, terutama dalam pemberian atau penyajian makanan keluarga pada kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi yang dibutuhkan oleh tubuh masing-masing.
19 94 Kebanyakan keluarga telah merasa lega kalau mereka telah dapat mengkonsumsi makanan pokok (nasi, jagung) dua kali dalam sehari dengan lauk pauknya kerupuk, ikan asin, bahkan tidak jarang mereka juga telah merasa lega kalau mereka dapat mengkonsumsi nasi atau jagung cukup dengan sambal dan garam (Kartasapoetra,2002). Menurut penelitian, keadaan yang umum ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan keluarga yang rendah. Penduduk kota dan penduduk pedesaan yang kebanyakan berpenghasilan rendah, selain memanfaatkan penghasilannya itu untuk keperluan makan keluarga, juga harus membagi-baginya untuk keperluan lain (pendidikan, transportasi, dan lain-lain), sehingga tidak jarang persentase penghasilan untuk keperluan penyediaan makanan hanya kecil saja. Mereka pada umumnya hidup dengan makanan kurang gizi (Kartasapoetra,2002). A. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan sampel dipilih menggunakan simple random sampling dengan uji path analysis. Sampel penelitian ini hanya menggunakan 74 subjek penelitian, selain itu dalam pengisian kuesioner tidak fokus karena membawa anaknya, kemudian pada saat dilakukan pengukuran perkembangan banyak anak yang rewel sehingga sulit untuk diukur.
20 95 BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pemberian ASI eksklusif, pendapatan orang tua selama hamil dan setelah melahirkan, stimulasi psikososial dengan tumbuh kembang anak usia 7 sampai dengan 24 bulan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif antara perkembangan motorik halus pada anak usia 7 sampai dengan 24 bulan dengan sejumlah variabel sebagai berikut: a. Pemberian ASI eksklusif (b=3.67, CI95% = , p = 0.001) b. Stimulasi psikososial dimana (b=2.69, CI95% = , p = 0.030) c. Pendapatan selama hamil (b=3.88, CI95% = , p = <0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=4.06,ci95%= ,p= <0.001) 2. Ada hubungan positif antara perkembangan motorik kasar pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif (b=3.06, CI95% = , p=0.015) b. Stimulasi psikososial (b=2.52, CI95% = , p=0.015) c. Pendapatan selama hamil (b=3.88, CI95% = , p=<0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=3.24, CI95%= , p=<0.001) 3. Ada hubungan positif antara perkembangan personal sosial pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : 119
21 96 a. Pemberian ASI eksklusif (b = 3.15, CI 95% = , p = 0.011) b. Stimulasi psikososial dimana (b = 2.01, CI 95% = , p = 0.046) c. Pendapatan selama hamil (b = 3.88, CI 95% = , p = <0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=3.34, CI 95%= , p = <0.001) 4. Ada hubungan positif antara perkembangan bahasa pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif (b = 3.06, CI 95% = , p = 0.015) b. Stimulasi psikososial dimana (b = 2.52, CI 95% = , p = 0.015) c. Pendapatan selama hamil (b = 3.88, CI 95% = , p = <0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=3.24, CI 95%= , p = <0.001) 5. Ada hubungan positif antara pertumbuhan berat badan pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif (b = 2.89, CI 95% = , p = 0.024) b. Stimulasi psikososial dimana (b = 2.44, CI 95% = , p = 0.019) c. Pendapatan selama hamil (b = 3.88, CI 95% = , p = <0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=3.58, CI 95%= , p = <0.001) 6. Ada hubungan positif antara pertumbuhan lingkar kepala pada anak usia 7 sampai 24 bulan dengan sejumlah variabel sesuai berikut : a. Pemberian ASI eksklusif (b = 2.41, CI 95% = , p = 0.018) b. Stimulasi psikososial dimana (b = 2.44, CI 95% = , p = 0.019) c. Pendapatan selama hamil (b = 3.88, CI 95% = , p = <0.001) d. Pendapatan setelah melahirkan (b=3.88, CI 95%= , p = <0.001)
22 97 B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini relevan dengan teori Hurlock (1992) tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terkait dengan pemberian ASI eksklusif, stimulasi psikososial dengan cara meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan pemberian stimulasi bagi keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangan anak 2. Implikasi Metodologi Dalam proses penelitian yang telah dilakukan peneliti menemui kendala pada proses pengambilan data, dimana subjek penelitian anak rewel sehingga mempersulit untuk dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangannya. 3. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pemberian ASI eksklusif, stimulasi psikososial dan pendapatan selama hamil mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak usia 7 sampai dengan 24 bulan. Penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah dan instansi terkait dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak.
23 98 C. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan upaya penyebarluasan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dan pemberian stimulasi psikososial melalui media informasi seperti leaflet, poster dan lain - lain, agar semua lapisan masyarakat dapat tersentuh dengan informasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan stimulasi psikososial untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Bagi Pemerintah Setempat Pemerintah setempat harap melakukan pendekatan kepada lapisan masyarakat untuk memberikan pendampingan keluarga dalam meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga keluarga yang berpendapatan rendah bisa mengatasi masalah perekonomian dalam keluarga tersebut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. 3. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi, hendaknya memberikan ASI secara eksklusif, dan memberikan stimulasi psikososial sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan anak akan berlangsung secara normal dan sesuai dengan tahapannya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian lebih lanjut agar dapat meneliti tentang manfaat pemberian ASI eksklusif dan pemberian stimulasi secara lebih mendalam.
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA Ulfa Farrah Lisa 1 1 Tenaga Pengajar pada STIKES Ubudiyah Banda Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kunci pembangunan bangsa di negara berkembang, termasuk di Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Terciptanya keberhasilan pembangunan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai umur 6 bulan tanpa diberikan MP ASI (Makanan Pendamping. diberikan sampai bayi berumur 2 tahun (Marmi, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di awal bulan kelahiran bayi merupakan masa masa yang paling mudah berisiko terserang berbagai penyakit. ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan utama bayi pada awal kelahiran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting karena pada masa ini berlangsung proses pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinci: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 24 BULAN DI POSYANDU TLOGOWATU KEMALANG KLATEN Anna Uswatun Q.S 1), Annisa Wulandari 2) Abstrak : Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan air putih tidak diberikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang penting untuk dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN
PENELITIAN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN Rohayati *, Purwati * Gangguan tumbuh kembang pada anak batita di Indonesia tahun 2010 adalah 53,3%, tahun
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG
GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG GROWTH OF LESS NUTRITION AT BALITA AT CUKIR HEALTH PRIMERY JOMBANG Rini Hayu L 1, Amalia R 2, Effy Kurniati 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini beperan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) sebagai periode keemasan ( golden age period ). 1, 2 Periode ini merupakan periode kritis sebab
Lebih terperinci76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang
ISSN 08-098 (cetak) PENDAHULUAN HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA BULAN - TAHUN Moch. Bahrudin (Poltekkes Kemenkes Surabaya) ABSTRAK ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, periode ini merupakan masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak,
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR POSTNATAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI WILAYAH LAMPUNG UTARA Ricca Dini Lestari*, Nora Isa Tri Novadela* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang e-mail
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),
Lebih terperinciPERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh Rani Ayu Hapsari NIM. 2000428 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi perkembangan sangat dibutuhkan oleh anak. Stimulasi perkembangan pada anak harus sesuai dengan tugas perkembangannya. Sesuai denganpetunjuk yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu cairan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae (payudara) ibu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )
ABSTRAK Nurlaila Kai, 2015. Perbedaan Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-6 Bulan yang diberi Asi Eksklusif dengan yang diberi MP-ASI di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya kognitif seringkali menjadi sinonim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa-masa yang rentan dari kehidupan seseorang berada pada lima tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan pondasi bagi perkembangan selanjutnya. Lingkungan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu tahap tumbuh kembang adalah usia prasekolah yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangan mereka kelak nasib bangsa ini ditentukan. Jika suatu bangsa memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Nursalam dkk. (2005) anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri dan sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sangat lekat dengan makhluk hidup terutama pada manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik, diperlukan adanya proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiga tahun pertama kehidupan anak merupakan masa yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada periode tersebut terjadi proses pertumbuhan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, situasi gizi dunia menunjukkan dua kondisi yang ekstrem. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori,
Lebih terperinciNaili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )
GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DAN YANG DIBERIKAN SUSU FORMULA DI KELURAHAN LEBAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH Naili Nur Meifanna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi gelombang II setelah krisis ekonomi tahun 1997 kembali terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global. Krisis ekonomi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciHUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YAYASAN WANITA KERETA API MOJOKERTO
HUBUNGAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK YAYASAN WANITA KERETA API MOJOKERTO Erika Untari Dewi, SKep,Ns., M.Kes, Novelya Sinambela, Email : untarierika@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi kurang menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia sehingga pemerintah menekankan Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN Endah Purwaningsih 1), Ana Puji Lestari 2) Abstrak : Menurut Survei Demografi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)
STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO Sarmini Moedjiarto *) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tumbuh kembang mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Balita Balita didefinisikan sebagai anak dibawah lima tahun dan merupakan periode usia setelah bayi dengan rentang 0-5 tahun (Gibney, 2009). Menurut Sutomo dan Anggraeni (2010),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan setiap orangtua, karena pada dasarnya anak merupakan calon generasi penerus keturunan dalam setiap keluarga dan sekaligus sebagai pewaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB), merupakan indikator kesehatan yang peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah masih tingginya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan pada anak di usia tiga tahun pertama terjadi sangat cepat dan merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN 1* Marinawati, 2 Rosmeri Bukit 1 STIKes Prima Prodi D III Kebidanan 2 Akademi Kebidanan Dharma Husada Pekan Baru *Korespondensi penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia pra sekolah merupakan anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan
Lebih terperinciHubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-4 Bulan di Desa Jembungan Abstract: (The Relationship of
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK
KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK 1. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG
GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG (GROWTH NEONATAL WHICH NO ASI EKSLUSIF AT KADEMANGAN AND MIAGAN MOJOAGUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk masih menjadi masalah yang besar, jumlah anak yang mengalami obesitas juga mengalami peningkatan.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pembangunan manusia ditinjau dari indeks prestasi manusia (IPM) belum menunjukkan hasil yang menggembirakan karena IPM Indonesia berada pada peringkat 112
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak tumbuh dengan keunikannya dan caranya sendiri. Terdapat variasi yang besar dalam halusia pencapaian tahap. Urutannya dapat diprediksi, namun tidak dengan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et
49 BAB V PEMBAHASAN Pemilihan jenis makanan bayi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah pendidikan ibu, pendapatan orangtua, dan jumlah anak. Pendidikan ibu dapat menggambarkan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang. Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran seorang anak atau bayi merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga menginginkan anak yang dilahirkannya mampu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadahi,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyebab yang menonjol
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini yaitu 0-5 tahun, masa ini sering disebut sebagai fase Golden age. Fase golden age
Lebih terperinciGAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH
GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH RADIAH ADAWIYAHˡ ˡMahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh Intisari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga menentukan masa depan bangsa, anak balita sehat akan menjadikan anak balita yang cerdas. Anak balita salah
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN PEMBERIAN EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG Oktiyani P *), SA Nugraheni **), Zen Rahfiludin **) *) Mahasiswa Peminatan Gizi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa kanak-kanak atau yang dikenal sebagai masa prasekolah yaitu anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia prasekolah mengalami perkembangan fisiologik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada masa ini, seorang anak memerlukan asupan zat gizi yang seimbang baik dari segi jumlah maupun proporsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai tua nanti. Pada rentangan usia, status gizi ditentukan
Lebih terperinci