BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
|
|
- Leony Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada saat ini terdapat 10 sektor yang tercatat di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur. Sektor Properti dan Real Estate merupakan salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki perusahaan tercatat berjumlah 59 perusahan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengelompokan sektor property dan real estate dalam dua sub sektor, yaitu: 1. Sub Sektor Property dan Real Estate 2. Sub Sektor Konstruksi dan Bangunan Industri Real Estate dan Property pada umumnya merupakan dua hal yang berbeda. Real Estate merupakan tanah dan semua peningkatan permanen di atasnya termasuk bangunan-bangunan seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen. Menurut peraturan perundangundangan di Indonesia, pengertian mengenai industri real estate tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974 yang mengatur tentang industri real estate. Dalam peraturan ini pengertian industri real estate adalah perusahaan property yang bergerak dalam bidang penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha industri, termasuk industri pariwisata. Sedangkan definisi property menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no.05/kpts/bkp4n/1995, Ps 1.a:4 property adalah tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Dengan kata lain, property adalah industri real estate ditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan kepemilikan. Sektor property dan real estate merupakan sektor yang penting di dalam perekonomian negara, karena mempengaruhi sebagian besar sektor 1
2 perekonomian negara dan merupakan kontributor penting bagi proses pembangunan infrastruktur dimana upaya pembangunan dan peningkatan standar kehidupan dapat terwujud (okezone.com, 2015). Namun pada awal tahun 2015 ini perlambatan ekonomi yang menimpa Indonesia turut berimbas kepada sektor property (properti.kompas.com, 2015). Rendahnya pertumbuhan property membuat indeks harga saham sektor ini turun. Seperti yang digambarkan pada grafik dibawah ini. Sumber: Yahoo Finance Gambar 1.1 Indeks Harga Saham Property 2015 Dari gambar 1.1 menjelaskan bahwa awal tahun 2015 indeks saham property pada BEI berada pada level 532,96. Indeks ini sempat naik hingga menyentuh level tertinggi pada akhir Februari ke posisi 580,71. Namun, kinerja sektor property yang kurang baik membuat indeks sahamnya pun turun, bahkan mencapai 496,91 pada penutupan perdagangan bulan Juni (katadata.co.id, 2015). Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan pertumbuhan pada sektor property dan meningkatnya atau menurunnya pertumbuhan pada industri property dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau memburuknya suatu kegiatan ekonomi di sebuah negara (Sasmita, 2013). 2
3 1.2 Latar Belakang Penelitian Dalam empat tahun terakhir ekonomi Indonesia telah melambat dan baru-baru ini turun menjadi di bawah 5 persen, yang merupakan level terendah untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global (cnnindonesia.co.id, 2015). Dengan kondisi ekonomi yang sering berubah hal ini akan mempengaruhi iklim bisnis dan keberadaan perusahaan dalam negeri secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh sebab itu para pelaku dunia usaha dituntut untuk memiliki strategi agar dapat bertahan serta terus berkembang dan meminimalisir risiko dalam menghadapi kondisi ekonomi tersebut. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi diversifikasi (Verawati, 2012). Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperluas usahanya dengan membuka beberapa unit bisnis atau anak perusahaan baru baik dalam lini bisnis yang sama maupun dalam unit bisnis yang berbeda dengan bisnis inti perusahaan (Satoto, 2007). Sedangkan menurut David (2003: ) menyatakan bahwa diversifikasi adalah pengembangan bisnis baru yang berbeda dengan bisnis yang ada dan melibatkan sejumlah investasi. Penerapan diversifikasi salah satunya bertujuan untuk memaksimumkan ukuran dan keragaman usaha sehingga pemilik dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari beberapa segmen usaha yang dimiliki (Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane, dan Hoskisson, Robert E, 2001:253). Strategi diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Dengan penerapan diversifikasi, diharapkan jika salah satu segmen usaha mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh dari segmen usaha yang lain dapat menutupi kerugian tersebut (Suwarni dan Pakaryaningsih, 2007). Diversifikasi selain bertujuan untuk memaksimumkan ukuran dan keragaman perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi risiko perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan melakukan diversifikasi, maka perusahaan akan memiliki struktur organisasi yang lebih 3
4 kompleks, tingkat transparansi yang lebih rendah dan meningkatkan kompleksitas informasi yang diproses oleh investor dan analis keuangan (El Mehdi dan Seboui, 2011). Menurut teori keagenan, kondisi ini akan menciptakan keadaan yang mendukung bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Manajemen menjadi pihak yang paling berpengaruh terhadap adanya praktik manajemen laba. Menurut Ujiyantho dan Pramuka (2007), hal ini dikarenakan manajemen (agent) berperan sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk mengelola perusahaan yang tentunya mengerti tentang seluk-beluk keadaan perusahaan, memiliki informasi yang lengkap mengenai perusahaan dan prospek perusahaan ke depan. Kondisi ketimpangan pemenuhan informasi ini antara manajer dan para pemegang saham memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk bebas menentukan metode akuntansi dan estimasi yang digunakan dalam melaporkan laba perusahaan sehingga memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba (Verawati, 2012). Selain strategi diversifikasi terdapat beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya manajemen laba salah satunya yaitu aliran kas bebas (free cash flow). Aliran kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) atau investasi pada aset tetap (Ross dalam Akhmad 2011). Sedangkan menurut Metha dan Barbara (2011) aliran kas bebas adalah adanya dana yang berlebih, yang seharusnya didistribusikan kepada para pemegang saham, dan keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan manajemen. Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih menunjukkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai aliran kas bebas, misalnya bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dengan tingkat pertumbuhan 4
5 rendah maka aliran kas bebas ini didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, tetapi bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi pada periode mendatang. Dengan memiliki aliran kas bebas yang positif peluang untuk melakukan manajemen laba lebih tinggi (Bukit dan Iskandar, 2009). Free cash flow inilah yang sering jadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Zuhri, 2011). Jaggi dan Gul dalam Fitriyah (2011) menyatakan salah satu penyebab muncul konflik keagenan yang akan menyebabkan timbulnya agency cost adalah arus kas bebas. Jensen dalam Zuhri (2011) menyatakan bahwa jika arus kas bebas dalam perusahaan tidak digunakan atau diinvestasikan untuk memaksimalkan atau menyeimbangkan pendapatan pemegang saham dalam bentuk investasi yang menguntungkan, maka akan meningkatkan masalah keagenan. Investor akan merasa bahwa manajemen tidak mampu memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan. Karena manajer perusahaan cenderung bertindak oportunis untuk mendapatkan pendapatan pribadi, dengan melibatkan diri dalam proyek-proyek yang kurang menguntungkan, investasi dan pendanaan yang cenderung kurang berguna (Bukit dan Iskandar, 2009). Manajer akan menerapkan prosedur akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan untuk menyembunyikan dampak negatif dari proyek tersebut. Dalam hal ini manajer akan melakukan manajemen laba (Chung, R., Firth, M., dan Kim, J. B., 2005). Manajemen laba merupakan suatu cara dalam menyajikan informasi laba kepada publik yang sudah disesuaikan dengan interest atau kepentingan dari pihak manajer itu sendiri atau menguntungkan perusahaan (Indraswari, 2010). Sedangkan menurut Scott (2003: ) menyatakan bahwa manajemen laba adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Fenomena manajemen laba menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh para praktisi dan akademisi. Alasannya, manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan 5
6 (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia. Akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral serta mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan (Sulistyanto, 2008). Praktik manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan manajemen (positif) (Chancera, 2011). Hubungan antara manajemen laba dan diversifikasi perusahaan merupakan topik yang menarik untuk diteliti. Pada tahun 2015 terjadi penggelembungan laba yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba yang merupakan perusahaan global dan terdiversifikasi perusahaan tersebut melakukan penggelembungan laba sebesar 151,8 miliar atau setara dengan Rp.15,85 triliun sejak tahun 2008 (akuntansiterapan.com, 2015). Dari kasus tersebut perusahaan yang mengalami manajemen laba juga melakukan diversifikasi baik operasional maupun geografis. Dan strategi tersebut dilakukan hingga saat ini, seperti halnya salah satu perusahaan property yang melakukan diversifikasi usahanya yaitu PT. Adhi Karya disamping perusahaan properti perusahaan tersebut juga bergerak dibidang perkeretaapian dan hotel untuk meningkatkan pendapatannya (beritasatu.com, 2014). Dengan demikian dimungkinkan manajemen laba masih dapat terjadi karena perusahaan masih melakukan strategi diversifikasi dengan free cash flow sebagai salah satu sumber internal dana perusahaan untuk melakukan strategi tersebut. Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba dilakukan dengan cara menaikkan labanya (income increasing) atau menurunkan labanya (income decreasing) seperti yang terjadi pada perusahaan di sektor property dan real estate di Indonesia, dan karena hal tersebut diambil 3 perusahaan untuk keragaman data variabel pada fenomena sebagai berikut. 6
7 Tabel 1.1 Fenomena pada Unit Analisis Perusahaan Variabel DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1 PT.WIKA DIVGEO Beroperasi di dalam negeri Beroperasi di dalam negeri FCF FCF positif FCF negatif Manajemen laba Motivasi pajak Kepentingan investor DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1 PT.ADHI KARYA DIVGEO Beroperasi di dalam negeri dan luar negeri Beroperasi di dalam negeri dan luar negeri FCF FCF negatif FCF positif Manajemen laba Motivasi pajak Motivasi pajak DIVO Segmen bisnis>1 Segmen bisnis>1 PT.APLN DIVGEO Beroperasi di dalam negeri Beroperasi di dalam negeri FCF FCF negatif FCF negatif Manajemen laba Motivasi pajak Motivasi pajak Sumber:idx.co.id (data diolah) Dari tabel 1.1 dan diperkuat oleh data pada Lampiran 1. Dapat diketahui bahwa PT. Waskita Karya pada tahun 2013 dan 2014 memiliki segmen bisnis yang jumlahnya lebih dari satu dan hanya beroperasi di dalam negeri. Kondisi perusahaan pada tahun 2013 sedang dalam kondisi yang baik ditandai dengan free cash flow yang positif sehingga dilihat dari sisi manajemen laba, perusahaan melakukan hal tersebut dengan cara income decreasing untuk melakukan penghematan pajak pendapatan agar 7
8 perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dan pada tahun 2014 kondisi perusahaan memburuk ditandai dengan free cash flow yang negatif untuk menutupi hal tersebut sehingga manajemen labanya dilakukan dengan cara income increasing agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik. Kemudian untuk perusahaan PT. Adhi Karya pada tahun 2013 dan 2014 memiliki tingkat diversifikasi yang tinggi karena selain segmen bisnis yang banyak, perusahaan juga beroperasi diluar negeri. Dan pada tahun 2013 perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak baik karena memiliki free cash flow yang negatif sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih besar perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing untuk melakukan penghematan pajak pendapatan. Namun, pada tahun 2014 kondisi perusahaan membaik ditandai dengan free cash flow yang positif maka agar perusahan tidak terkena pajak yang tinggi karena memiliki penghasilan yang lebih besar serta beroperasi diluar negeri maka perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing. Dan pada perusahaan PT. Agung Podomoro Land pada tahun 2013 dan 2014 memiliki segmen bisnis yang jumlahnya lebih dari satu akan tetapi hanya beroperasi di dalam negeri. Namun, pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan mengalami penurunan kinerja sehingga memiliki free cash flow yang negatif oleh sebab itu agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar maka pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara income decreasing dengan tujuan untuk melakukan penghematan pajak pendapatan. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait strategi diversifikasi dan free cash flow terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate. Beberapa penilitian sudah dilakukan dan telah memberikan hasil yang beragam. Jiraporn young, Sang Kim, dan Ike Marthur (2005) tidak menemukan adanya pengaruh antara diversifikasi perusahaan dengan manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan El Mehdi dan Seboui (2011) menunjukkan bahwa 8
9 diversifikasi secara geografis meningkatkan menajemen laba, namun diversifikasi secara industri mengurangi manajemen laba. Menurut Indraswari (2010) diversifikasi operasi perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan menurut Aryati (2013) diversifikasi operasi perusahaan bersifat negatif terhadap manajemen laba. Selain itu menurut Dinuka dan Zulaikha (2014) diversifikasi geografis tidak berpengaruh terhadap manajemen laba hal tersebut berbeda dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh Verawati (2012) bahwa diversifikasi geografis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Tidak hanya diversifikasi, variabel lainnya yaitu free cash flow menurut Agustia (2013) aliran kas bebas memberikan pengaruh yang negatif terhadap manajemen laba. Namun, berbeda halnya dengan Wijaya (2015) bahwa aliran kas bebas mempengaruhi manajemen laba. Dari beberapa penitilian yang sudah dilakukan hal tersebut membuktikan bahwa diversifikasi dan aliran kas bebas belum mempunyai hasil yang konsisten terhadap manajemen laba. Selain belum mempunyai hasil yang konsisten, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian ini menggunakan proxy abnormal working capital untuk manajemen laba dan penelitian mengenai strategi diversifikasi terhadap manajemen laba masih belum banyak dilakukan. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian mengenai Manajemen Laba: Strategi Diversifikasi dan Free Cash Flow pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun Perumusan Masalah Perusahaan diminta untuk melakukan strategi oleh pemegang saham untuk kelangsungan hidup perusahaan salah satunya adalah diversifikasi dan diversifikasi itu sendiri adalah strategi untuk memperbesar ukuran perusahaan. Dan untuk melakukan strategi tersebut pada umumnya perusahaan menggunakan dana yang dihasilkan dari sumber eksternal 9
10 maupun internal perusahaan dan sumber internal perusahaan salah satunya yaitu aliran kas bebas. Namun, dari kedua hal tersebut yaitu strategi diversifikasi dan aliran kas bebas sama-sama dapat memunculkan konflik keagenan yang dapat menimbulkan praktik manajemen laba. Manajemen laba itu sendiri sangat merugikan berbagai pihak dan dapat mengakibatkan hancurnya tatanan ekonomi, tatanan etika dan moral serta mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Akan tetapi dilihat dari sisi positif manajemen laba merupakan pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Maka akan timbul pertanyaan apakah diversifikasi menciptakan lingkungan yang mendukung dilakukannya manajemen laba, selain itu apakah free cash flow juga mendukung terjadinya manajemen laba. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat diketahui masalah penelitiannya sebagai berikut: 1. Bagaimana diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, free cash flow dan praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun ? 2. Apakah diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow berpengaruh signifikan secara simultan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun ? 3. Apakah diversifikasi operasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun ? 4. Apakah diversifikasi geografis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun ? 10
11 5. Apakah free cash flow berpengaruh signifikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun ? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, free cash flow dan praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun b. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. c. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial diversifikasi operasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. d. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial diversifikasi geografis terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. e. Untuk mengetahui pengaruh signifikan secara parsial free cash flow terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. 1.6 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap penyebab terjadinya manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate. b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya untuk 11
12 penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan di sektor property dan real estate Aspek Praktis a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberi bukti empiris mengenai pengaruh diversifikasi dan free cash flow terhadap praktik manajemen laba. b. Bagi pengguna laporan keuangan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam menilai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajer melakukan manipulasi kinerja perusahaan. c. Memberikan informasi bagi regulator untuk memahami pentingnya keberadaan fungsi pengawasan dalam suatu perusahaan. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Variabel Penelitian Variabel bebas (independent variable), variable terikat (dependent variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Diversifikasi Operasi b. Diversifikasi Geografis c. Free Cash Flow d. Manajemen Laba Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Bursa Efek Indonesia dengan objek penelitian adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah mempublikasi laporan keuangan secara berkala periode pada Bursa Efek Indonesia Waktu dan Periode Penelitian Periode penelitian ini adalah pada tahun Penelitian hanya dilakukan selama empat tahun terakhir karena keterbatasan waktu, data dan hal-hal lainnya 12
13 1.8 Sistematika penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek yang akan diteliti dan latar belakang penelitian yang didalamnya mencakup argumentasi teoritis yang mendukung penelitian, fenomena, serta inkonsistensi penelitian sebelumnya. Selain itu bab ini juga berisi perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjeaskan secara rinci mengenai responden yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, analisis model dan hipotesis, pembahasan mengenai hubungan variabel-variabel independen (diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow) dengan variabel dependen (manajemen laba). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan dan saran yang penulis berikan dalam hubungannya diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan free cash flow dengan manajemen laba dengan tujuan untuk pengembangan ilmu. 13
BAB I PENDAHULUAN. efektivitas suatu entitas bisnis dan laporan keuangan berfungsi sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja pihak manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan tercermin dari laba yang disajikan pada laporan keuangan. Laba digunakan untuk mengukur efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisinis antar perusahaan yang semakin ketat menuntut untuk mengambangkan perusahaannya agar tetap bisa bertahan. Salah satu upaya yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer suatu perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk berkomunikasi dengan pemegang saham perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki beberapa tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang dan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajer memerlukan dana untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam perusahaan atau dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah dilaksanakan. PSAK No.1 Tahun 2013 tentang penyajian pelaporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk menunjukan efektivitas pencapaian tujuan dan melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan laba (profit). Antara manajemen dan pemegang saham diharap bisa saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang sangat tajam pada dekade terakhir ini. Kebutuhan akan hunian dan kantor terus meningkat seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya laporan keuangan diungkapkan Belkoui (1993) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pentingnya laporan keuangan diungkapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga
1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Modal merupakan sesuatu yang berbentuk uang atau barang dan bentuk lainnya yang pasti digunakan untuk proses usaha demi mencapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus aktivitas rekayasa manajerial ini terbukti telah mengakibatkan hancurnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen laba menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh para praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bursa efek yang telah berdiri sejak tahun 2007 yang merupakan penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun dari luar perusahaan. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik aktivitas operasional maupun investasi. Manajer berperan dalam menentukan pendanaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan kondisi perekonomian dunia usaha, baik perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan kondisi perekonomian dunia usaha, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil saat ini mengalami persaingan yang semakin pesat dan tajam. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan dunia bisnis membuat perusahaan-perusahaan bersaing ketat, yang mendorong manajemen selalu ingin menampilkan hasil kerja yang terbaik atas kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Alasannya, pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar perusahaan seperti investor, kreditor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal yang dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik (principal) dengan manajemen perusahaan (agent). Hal ini terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan berdirinya perusahaan adalah maksimalisasi nilai bagi pemegang saham (Brigham dan Houston, 2011). Namun, seringkali terjadinya konflik antara pemilik (principal)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN LABA: STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN FREE CASH FLOW
MANAJEMEN LABA: STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN FREE CASH FLOW (Studi Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2014) EARNINGS MANAGEMENT : DIVERSIFICATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba bisa diartikan sebagai metode yang dipilih oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya dimana usaha manajer untuk meningkatkan atau menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak internal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan eksternal untuk menjalankan operasinya. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan memperoleh laba secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi sangat bermanfaat bagi masa depan. Investasi adalah kegiatan menanamkan sejumlah dana yang dimiliki pada satu atau lebih aset dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kepentingan dalam perusahaan salah satunya dengan. laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihakpihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan salah satunya dengan laporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) yang disingkat BEI merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam era ekonomi modern sekarang ini, khususnya pada perusahaan Go Public, terdapat pemisahan antara pihak manajemen dan pemilik. Manajemen adalah pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciJudul : Good Corporate Governance
Judul : Good Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Pengaruh Arus Kas Bebas pada Praktik Income Minimization Nama : Putu Krisnanda Ari Wicaksana NIM : 1415351177 Abstrak Salah satu tujuan utama didirikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk memasuki pasar bebas dan bersaing dengan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini menimbulkan tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri properti dan real estate merupakan industri yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti dan real estate merupakan industri yang bergerak dibidang pembangunan gedung gedung dan fasilitas umum. Pasar properti secara umum dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia terus mengalami perkembangan,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi perekonomian di Indonesia terus mengalami perkembangan, yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri saat ini baik itu yang berskala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang. Hal tersebut terbukti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan organ vital yang penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
87 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pengaruh dari variabel-variabel profitabilitas, struktur modal, likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam menilai kinerja perusahaan di samping informasi lain seperti informasi industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah korporasi dalam memenuhi dana untuk mengembangkan usahanya, dapat menempuh berbagai alternatif cara. Salah satunya adalah melalui penjualan saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. Sub bab 1.1 menjelaskan mengenai latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana. Berbagai macam pilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan membutuhkan dana baik dari kreditur dan investor. Pasar modal merupakan media yang dapat mempertemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri serta arus globalisasi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk mampu bergerak sejalan dengan perkembangan tersebut. Selain itu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014). Laporan keuangan penting bagi seorang investor karena dapat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media yang banyak digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Laporan keuangan berisi tentang informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini dan dengan semakin maraknya krisis perekonomian dunia membuat banyak perusahaan harus berusaha semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Peranan pasar modal ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manajemen laba merupakan permasalahan serius yang dihadapi praktisi,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Manajemen laba merupakan permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini. Manajemen laba seolah-olah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan bisnis saat ini, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran para pemilik modal atau para pemegang saham dengan mempercayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset ini dimotivasi oleh terbitnya PSAK No. 13 tentang Properti Investasi yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sebagai badan penyusun standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba, sebuah perusahaan berbasis elektronik tinggi yang bermarkas di Tokyo, Jepang menjadi pusat perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Setiap perusahaan mempunyai sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Menurut Sulistyanto (2008:30)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang di hadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia, hal tersebut ditandai dengan perkembangan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan arus kas adalah salah satu dari lima laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan setiap periode akuntansi berakhir. Aktivitas arus kas operasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan perekonomian, investasi di pasar modal di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Instrumen pasar modal bertambah dan berkembang
Lebih terperinciBAB I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang
1 BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang Manajer akan meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih besar daripada biaya modal. Kalau hal ini terjadi berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tugas utama seorang manajer keuangan adalah mengambil tiga keputusan utama dalam manajemen keuangan, yaitu keputusan investasi (investment decision), keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dalam suatu organisasi, pemilik perusahaan (principal) memberikan kepercayaan kepada manajer (agen) untuk mengambil keputusan-keputusan finansial dan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu perusahaan membutuhkan dana baik dari kreditur dan investor. Untuk memperoleh dana, perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang terdaftar di BEI sangat banyak dimana masing-masing perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat melihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah diperoleh. Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) ataupun dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat di era globalisasi saat ini. Dana tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai pengaruh kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, leverage,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan memenangkan persaingan dari para pesaingnya. Dengan melakukan inovasi maka perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Akan tetapi, di
Lebih terperinci