Pelatihan Pembuatan Manipulatif Transparan dan Penggunaannya Dalam Pembelajaran Matematika Bagi Guru Sekolah Dasar Oleh : Syafdi Maizora, S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pelatihan Pembuatan Manipulatif Transparan dan Penggunaannya Dalam Pembelajaran Matematika Bagi Guru Sekolah Dasar Oleh : Syafdi Maizora, S."

Transkripsi

1 Pelatihan Pembuatan Manipulatif Transparan dan Penggunaannya Dalam Pembelajaran Matematika Bagi Guru Sekolah Dasar Oleh : Syafdi Maizora, S.Si ABSTRAK Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya guru-guru sekolah dasar kesulitan mendapatkan manipulatif transparan untuk pembelajaran di sekolah. Untuk itu dilakukan suatu penelitian untuk membantunya. Penelitian ini mencari gambaran tentang ilmu dari dasar yakni, melatih peserta membuat manipulatif transparan yang dari bahan yang bisa diperoleh di sekitar mereka dan mendapatkannya pun tidak dengan biaya yang mahal. Peserta pun bisa berkreasi untuk membuat media/alat peraga yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi di pembelajaran dikelas masing-masing. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, pelatihan ini baru bisa diberikan untuk sekolah dasar diwilayah kecamatan Muara Bangkahulu. Kegiatan ini berupa pelatihan membuat manipulatif transparan dan penggunaannya dalam pembelajaran matematika sekolah dasar. Dari pelaksanaan diperoleh bahwa peserta sangat termotivasi dalam mengajar matematika sekolah dengan adanya pelatihan ini, memahami media/alat peraga pembelajaran matematika, memperoleh tambahan pengetahuan tentang media/alat peraga pembelajaran matematika. Lebih lanjut peserta termotivasi untuk mengembangkan media/alat peraga yang inovatif dalam pembelajaram matematika dan akan menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kelas. Diakhir kegiatan diperoleh gambaran bahwa peserta sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan yang dititikberatkan ke masalah-masalah yang terjadi dalam kelas terutama pembelajaran matematika karena keterbatasan pengetahuan pendidik tentang kemajuan pembelajaran matematika sekolah dasar. I. PENDAHULUAN Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sekolah dasar di Bengkulu untuk bidang studi matematika masih rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Sehingga timbul anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit, abstrak, 1

2 penuh dengan rumus, dan angka yang menjadikan mata pelajaran yang terkesan sulit dan tidak menyenangkan. Guru dalam mengajar matematika masih bersifat tradisional dengan menggunakan papan tulis, pena dan kertas, media atau alat peraga jika diperlukan. Sementara pemahaman dan keterampilan guru tentang manipulatif transparan untuk pembelajaran matematika masih rendah. Padahal desain dan pembuatan manipulatif transparan mudah dilakukan oleh guru. Selain itu penggunaan manipulatif transparan akan memudahkan guru dalam menjelaskan konsep-konsep matematika yang dapat dilakukan anak juga dengan bantuan OHP karena sifatnya yang transparan. Pembuatan alat peraga/manipulatif merupakan salah satu kegiatan guru untuk menunjang tugas pokok guru, khususnya dalam penyusunan program pengajaran dan penyajian program pengajaran. Oleh karenanya timbul gagasan untuk diadakannya pelatihan tentang pembuatan manipulatif tranparan sebagai media dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan. Kenyataannya guru-guru sekolah dasar belum memahami dan terampil menggunakan manipulatif transparansi untuk mengajarkan matematika pada siwanya di kelas. Padahal bahan dan alat untuk membuat manipultif cukup tersedia dan mudah didapat seperti ketersedian plastik transparan warna baik dari ukuran tipis maupun ukuran tebal. Dari beberapa guru yang ditemui menunjukkan bahwa masih terdapat kesulitan dan terbatas pengetahuan dalam penggunaan manipulatif transparan untuk pembelajaran matematika. Melihat kenyataan ini maka timbul suatu permasalahan bagaimana cara membantu mengatasi kesulitan guru dalam menggunakan manipulatif transparan dalam pembelajaran matematika sehingga memudahkan pemahaman konsep matematika. II. TINJAUAN PUSTAKA Manipulatif Transparan Manipulatif transparan yang dimaksud disini adalah semua benda trasparan yang digunakan dalam proses belajar mengajar dalam rangka mempermudah atau memperjelas dalam penyampaian materi bahan pelajaran. Adapaun yang dimaksud manipulatif atau alat peraga adalah alat yang dapat diperagakan atau dipertunjukkan 2

3 dalam kegiatan belajar mengajar dan berfungsi sebagai saran untuk memperjelas konsep, ide, pengertian, atau prosedur tertentu. (Depdiknas, 2000) Bentuk atau manipulatif transparan dapat berupa antara lain: gambar (bagan, diagram, penampang, gambar situasi, notasi dan lain-lain), kartu, dan model (tiruan suatu benda, binatang, bangun-bangun geometri, dll). Manipulatif Dalam Pembelajaran Matematika Darhim (1992) mengungkapkan baha alat peraga atau manipulatif matematika mempunyai fungsi yang lebih khusus antara lain untuk: 1) mengurangi atau menghindari terjadinya salah komuniukasi 2) meningkatkan hasil proses belajar mengajar 3) membangkitkan minat belajar 4) membantu daya tilik siswa dalam memahami sesuatu ide yang dijelaskan 5) menghindari terjadinya verbalisme. Bahan-bahan manipulatif trasparan berupa plastik warna transparan dalam ukuran tebal maupun tipis konkret dapat dirasakan, disentuh, dipegang, diambil dan digerakkan seperti alat peraga matematika. Dengan karakteristik seperti ini bahan manipulatif ini dapat dipindahkkan dan diatur oleh anak untuk memvisualisasikan konsep matematika yang sedang dipelajari. Sesuai dengan perkembangan teknologi untuk membantu pembelajaran yang memungkinkan membuat manipulatif transparan yakni bahan manipultif bersifat transparan tembus cahaya yang dapat ditayangkan atau ditampilkan untuk seluruh kelas melalui OHP. Manipulatif transparan ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa membawa lingkungan pembelajaran baru yang interaktif dan efektif. Misalnya pada waktu menjelaskan konsep luas segitiga dapat ditunjukkan segitigasegitiga dengan luas sama tetapi ukuran kelilingnya berbeda-beda melalui gambar dengan warna-warni yang tembus cahaya. Wai C.C (2002) menyatakan Manipulatif dapat digunakan untuk menjembatani dari bentuk konkret ke bentuk abstrak. III. MATERI DAN METODE Dari analisa situasi yang telah dikemukan sebelumnya dan bertitik tolak dari perumusan masalah di atas, maka alternatif pemecahan masalah yang relevan adalah 3

4 memberikan pelatihan kepada guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu yang berisi tentang 1. Pembuatan manipulatif transparan dari bahan yang mudah ditemukan di Bengkulu dengan harga relatif murah serta proses pembuatannya tidak sulit. 2. Penggunaan manipulatif transparan dalam pembelajaran matematika pada beberapa materi yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh guru-guru matematika sekolah dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu yang terdiri dari 7 SD Negeri. Diantara sekolah dasar di kecamatan Muara bangkahulu selain menerapkan system guru kelas juga ada yang menerapkan semi guru bidang studi untuk kelas V dan VI pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS dan IPA. Karena keterbatasan biaya, maka sasaran strategis yang dipilih adalah guru-guru matematika yang mengajar di kelas rendah (kelas I s/d III) 1 orang, dan kelas atas (kelas IV s/d V) 1 orang untuk setiap sekolah dasar yang ada di kecamatan Muara Bangkahulu sehingga jumlah peserta sebanyak 14 orang. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah : ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, demonstrasi, dan praktek. Metode ceramah, diskusi tanya jawab, dan demonstrasi digunakan untuk menyampaikan materi waktu pelatihan yang diikuti oleh peserta. Sedangkan metode penugasan digunakan untuk pembuatan model manipulatif transparan sesuai dengan topik matematika pilihannya. Metode kerja proyek dan metode demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan penggunaan manipulatif transparan dalam pembelajaran matematika yang akan dicobakan di kelas di akhir pelatihan. Metode praktek digunakan di sekolah dengan cara mempraktekan langsung di kelas. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada hari sabtu yang dihadiri oleh 14 peserta yang terdiri dari 7 sekolah dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu. Sebelum pelatihan dimulai diberikan angket sebagai perekam informasi sebelum pelatihan. Dari angket tersebut diperoleh gambaran bahwa, 1). Kebanyakan peserta senang mengajar matematika meski hanya menganggap biasa saja, tapi ini sudah cukup untuk memotivasi peserta dalam hal menerima materi pelatihan. Hal ini juga tampak dari kehadiran peserta 4

5 yang mencapai 100%. Ini merupakan modal yang besar untuk bisa mencapai tujuan. 2). Kebanyakan peserta tidak memehami alat peraga dengan baik. 3). Di sekolah sedikit sekali tersedia alat peraga matematika baik buatan pabrik maupun buatan mandiri yang berdampakkurangnya guru menggunakan alat peraga saat pembelajaran matematika. 4). Dasar ilmu bagi peserta dalam mengajar matematika sangat lemah, dikarenakan salah satunya adalah kurangnya pelatihan tentang media/alat peraga. Dalam pelatihan, peserta diajarkan membuat manipulatif transparan pembelajaran Matematika. Diantaranya adalah bangun datar dan bangun ruang dari plastik tebal 5mm. Setelah dilakukan perbanyakan terhadap manipulatif transparan, dilakukan pelatihan penggunaan dalam beberapa topik-topik matematika sekolah dasar. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, pelatihan ini belum bisa membahas seluruh topik-topik yang diinginkan oleh peserta. Namun, dengan kondisi yang ada sudah membuat peserta puas. Setelah pelatihan kembali diberikan angket untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh setelah pelatihan. Dari angket ini diperoleh beberapa kesimpulan bahwa : 1). Peserta lebih menyenangi mengajar matematika dibanding sebelum pelatihan dan akan mempraktekan di kelas yang sesuai. 2). Pemahaman peserta tentang alat peraga yang cocok untuk mengajarkan topik-topik matematika. 3). Banyak peserta menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan pelatiahn pertamanya tentang pembuatan dan penggunaan media/alat peraga. 4). Dari pelatihan ini, ternyata memotivasi peserta untuk mengembangkan media/alat peraga yang inovatif dan mendapat tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran matematika. 5). Dengan metode yang diterapkan menjadikan peserta paham materi pelatihan. 6). Minat peserta untuk mengikuti pelatihan yang berbasiskan media dan solusi masalah dalam kelas sangat diperlukan oleh guru-guru sekolah dasar. Dari diskusi dengan peserta diperoleh gambaran bahwa karena keterbatasan ilmu dibidang matematika yang dimiliki pesertalah membuat peserta sangat memerlukan pelatihan yang serupa. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pelatihan ini sangat diperlukan oleh peserta yang merupakan utusan dari guru sekolah dasar sekecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Ini terlihat mulai dari presentase kehadiran peserta yang mencapai 100%, motivasi yang dihasilkan setelah 5

6 pelatihan, pernyataan langsung yang terekam dalam angket dan apresiasi peserta setelah pelatihan selesai sampai keinginan peserta untuk mengikuti hal serupa dengan topik yang berbeda lagi. Hal ini juga didukung dengan komitmen peserta untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh sewaktu pelatihan. Lebih lanjut, peserta juga termotivasi untuk mengembangkan media/alat peraga untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar yang mereka asuh. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, rasanya perlu bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kondisi di lapangan mulai dari kondisi peserta didik, kondisi pendidik sampai ke kondisi sarana dan prasarana dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Masih banyak lagi yang perlu kita perhatikan dalam rangka membentuk pembelajaran yang berkualitas. Semoga kegiatan ini merupakan acuan bagi kita untuk perhatian kita kedepannya terkait dengan masalah pembelajaran di sekolah dasar khususnya, pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas (2000) Pedoman Pembuatan Alat Pelajaran/Alat Peraga atau Alat Bimbingan dan Angka kredit Pengembangan Profesi Guru. Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat bpendidikan Guru dan Tenaga Teknis Karim M. (1997) Pendidikan Matematika I Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta Wai C.C (2002). Digital Manipulatives For Primary Mathematics. Proceedings of Seccond Asia Regional Conference on Mathematics Education and Ninth South Asian Conference Mathematics Education Vol 2. Singapore 6

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran ketrampilan berbahasa yaitu ketrampilan-ketrampilan yang ditekankan pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT Minarto 1 PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT Oleh Minarto SMA Negeri 1 Bangorejo E-mail : minarto.boy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan pembelajaran tersebut diciptakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat rendah. Hasil penelitian Suryanto dan Somerset terhadap 16

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat rendah. Hasil penelitian Suryanto dan Somerset terhadap 16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil belajar matematika sampai saat ini masih menjadi suatu permasalahan yang sering dikumandangkan baik oleh orang tua siswa maupun oleh para ahli. Beberapa hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan. Matematika adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan. Matematika adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar.

Lebih terperinci

berubah tidak pasti dan kompetitif.

berubah tidak pasti dan kompetitif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya merupakan suatu upaya ke arah peningkatan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF Oleh: Almira Amir, M.Si 1

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF Oleh: Almira Amir, M.Si 1 72 Pembelajaran Matematika...Almira Amir PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF Oleh: Almira Amir, M.Si 1 Abstract Learning activity is an essential activity in all of the process

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi 127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul anggapan bahwa kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas bila dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa matematika

Lebih terperinci

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, karena melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin maju ini yang masih terus dibicarakan dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai diterapkan di lingkungan pendidikan Sekolah Dasar. Karena pendidikan Sekolah Dasar merupakan

Lebih terperinci

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Aktivitas Belajar Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi

Lebih terperinci

MAKALAH KARYA INOVATIF

MAKALAH KARYA INOVATIF MAKALAH KARYA INOVATIF ALAT PERAGA PENGGARIS SATUAN PANJANG DAN SATUAN LUAS UNTUK MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai untuk meningkatkan kecakapan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar memfokuskan kajiannya kepada hubungan antar manusia dan proses membantu pengembangan kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, matematika memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Matematika merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

soal tentang pencerminan pada bangun datar. dan langkah-langkah pengerjaannya. Kurangnya konsentrasi ketika pelajaran

soal tentang pencerminan pada bangun datar. dan langkah-langkah pengerjaannya. Kurangnya konsentrasi ketika pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang muncul dalam pembelajaran matematika di SD khususnya adalah sulitnya siswa dalam menyelesaikan soal pencerminan bangun datar. Hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAHAN MANIPULATIF UNTUK MENGENALKAN MATEMATIKA KEPADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAHAN MANIPULATIF UNTUK MENGENALKAN MATEMATIKA KEPADA SISWA SEKOLAH DASAR BAHAN MANIPULATIF UNTUK MENGENALKAN MATEMATIKA KEPADA SISWA SEKOLAH DASAR Aprilia Kurniawati dan Budiyono Program Studi Pendidikan Jalan KHA Dahlan 3 Purworejo Abstract Mathematic at elementary school

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: PENINGKATAN KREATIVITAS DALAM MENYELIDIKI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS 5 SD N 04 WONOREJO JATIYOSO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui karakteristik matematika sehingga guru dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KARTU BILANGAN 2.1.1 Pengertian Permainan Kartu Bilangan Chalidah menyatakan bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan dengan sukarela dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

PELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA PELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA Anggraini E-mail: anggiplw@yahoo.co.id Gandung Sugita E-mail: gandungplw@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Guru dapat. informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna,.

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Guru dapat. informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna,. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah bagaimana seorang guru menciptakan situasi agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Guru dapat menyampaikan informasi, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini matematika bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Matematika bagaikan momok yang menakutkan dalam pelajaran, sehingga sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa komponen penting dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Sarkia S. Manto, Hartono D. Mamu, Jamaluddin M. Sakung Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan dasar matematika yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan komunikasi matematika. Kemampuan komunikasi matematika perlu dikembangkan, karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pentingnya matematika di dalam sekolah selalu dianggap sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ada dalam satuan pendidikan. Karena matematika merupakan induk dari berbagai macam ilmu, semua ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga semangkin pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga semangkin pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga semangkin pesat. Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mencakup hampir setiap aspek,

Lebih terperinci

HANDOUT MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MT.../ 2 SKS) PROGRAM DEPAG. Oleh: Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP

HANDOUT MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MT.../ 2 SKS) PROGRAM DEPAG. Oleh: Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP HANDOUT MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MT.../ 2 SKS) PROGRAM DEPAG Oleh: Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP. 131473940 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses yang komplek yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap BAB II KAJIAN TEORETIS A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap 1. Metode Pembelajaran Delikan Pada awalnya, model Delikan ini secara khusus dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang dibutuhkan diberbagai bidang, baik dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain. Contohnya mata pelajaran geografi,

Lebih terperinci

OPTIMALI ( PTK. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: DWI FEBRIYANTI A

OPTIMALI ( PTK. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: DWI FEBRIYANTI A OPTIMALI SASI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII C SMP N 1 Gatak ) Naskah Publikasi Diajukan oleh: DWI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kulitas sumber daya manusia tergantung pada kulitas pendidikannya. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika di SD 2.1.1.1. Hakekat Matematika Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:313), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakai uraian awal mengenai penelitian yang akan dipaparkan oleh peneliti. Pendahuluan dalam penelitian ini mencakup pembahasan tentang (1) latar belakang masalah, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional negara Indonesia yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan senantiasa dicari, diteliti dan diupayakan melalui kajian berbagai komponen pendidikan, seperti perbaikan dan penyempurnaan

Lebih terperinci

Oleh : ARLINDA IKAWATI A

Oleh : ARLINDA IKAWATI A PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 NGADILUWIH KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BANGUN DATAR. Rony Hermawan*)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BANGUN DATAR. Rony Hermawan*) PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BANGUN DATAR Rony Hermawan*) Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran matematika realistik untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal SDN Kalibalik 01 sebagai sekolah di ibukota kecamatan idealnya memiliki peran yang sangat strategis dalam menopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru serta kemampuan memaknai satu nilai baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah

Lebih terperinci

d. Model Pembelajaran Kreatif, Inovatif, dan Produktif

d. Model Pembelajaran Kreatif, Inovatif, dan Produktif A. PENDAHULUAN 1. ANALISIS SITUASI Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 194 SMK, terdiri dari 29 di Kota Yogyakarta, 52 di Kabupaten Sleman, 42 di Kabupaten Gunung Kidul, 36 di Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah BAB II KAJIAN TEORITIS A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata pelajaran matematika adalah salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LUAS BANGUN DATAR MELALUI ALAT PERAGA DI MIM MARGOMULYO KARANGANYAR ( PTK Kelas V MIM Margomulyo Karanganyar ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah kunci pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sikap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Dosen : Drs. Bambang Prawiro, MM. Disusun Oleh : Krisnawan SR NIM. K2508060 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain guru, strategi, perencanaan pembelajaran, metode. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk dapat mensejahterakan kehidupannya. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh kelebihan yang tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat. Untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sudah muncul di berbagai lapisan masyarakat. Bukan dari kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika agar siswa memiliki kemampuan yang tercantum. atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika agar siswa memiliki kemampuan yang tercantum. atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya pada matematika merupakan komponen yang cukup penting untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Karena ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses pendidikan terdapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Proses Belajar Proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar 8 Keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dituangkan pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang semakin maju merupakan akibat dari pola pikir manusia yang terus berkembang. Perkembangan tersebut terjadi di segala aspek kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang terorganisasi, terencana,dan berlangsung secara terus menerus yang bertujuan untuk pendewasaan anak dan peningkatan potensi anak

Lebih terperinci

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar Mutijah *) *) Penulis adalah calon dosen di STAIN Purwokerto. Menyelesaikan studi S-1 di IKIP Yogyakarta (Sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap manusia wajib mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pengajaran IPS merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikasi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya pemahaman tentang pendidikan membuat dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar, membuat berbagai pengembangan dan trobosan demi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah dipelajari dari jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

Lebih terperinci

Chairatul Umamah dan Sitti Mukamilah. Bahan Sisa sebagai Media Pembelajaran IPA

Chairatul Umamah dan Sitti Mukamilah. Bahan Sisa sebagai Media Pembelajaran IPA PEMANFAATAN BAHAN SISA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA MELALUI GELAR AKSI TAMAN PINTAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA KADUARA BARAT KECAMATAN LARANGAN 1 Chairatul Umamah, 2 Sitti Mukamilah Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA βeta p-issn: 2085-589 e-issn: 25-058 Vol. No. (Mei) 20, Hal. -29 βeta 20 PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA Syahrul Azmi Abstrak: Pelajaran matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha STRATEGI, METODE DAN MEDIA PENGAJARAN STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan bahan tersebut utk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT Metoda Pengajaran Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA TUJUAN INSTRUKSIONAL 1. Mahasiswa dapat menjelaskan metoda expository 2. Mahasiswa dapat menjelaskan metoda inquiry Klik di

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci