STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU DELFI MUKHTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU DELFI MUKHTAR"

Transkripsi

1 STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU DELFI MUKHTAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

2 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA TUGAS AKHIR STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA, KOTA PEKANBARU ADALAH KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SEMUA INFORMASI YANG BERASAL ATAU DISEBUTKAN DALAM TEKS DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DIBAGIAN AKHIR TUGAS AKHIR INI. Bogor, Mei 2008 Delfi Mukhtar A

3 ABSTRACT DELFI MUKHTAR. Revitalization Strategy to Increase Health Development in Pekanbaru Kota Regency, Pekanbaru City. Under supervision of SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA as Chief Supervisory Board and LUKMAN M. BAGA as Member of Board Quality of human resource is the main capital and investation in health development. Health and education supported by economic sector become development fondation affecting human resource s quality of life. Posyandu is one of the efforts of local government in increasing health development. The functions of Posyandu are to increase health and empower people in receiving basic health service. The aims of this reserch such as (1) assess function and work ethic of Posyandu, (2) analyze strengths, weaknesses, opportunities, and threats faced by Posyandu, (3) formulate the effective strategies and programs to revitalize Posyandu. This research used qualitative method through SWOT analysis. The analysis result indicated that some weaknessess in Pekanbaru Kota Regency Posyandu, especially in basic health sercive and resources of Posyandu. Alternative strategies recommended such as improve activities of Posyandu, allocate regional budget to repair physical resources, empower cadre of Posyandu, and increase Posyandu service.

4 RINGKASAN DELFI MUKHTAR. Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru. Dibimbing oleh Sutara Hendrakusumaatmadja sebagai ketua dan LUKMAN M. BAGA sebagai anggota komisi pembimbing. Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta evaluasi terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru, menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, merancang strategi dan program pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota Pekanbaru yang tepat dan efektif. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan analisis SWOT. Hasil kajian melalui analisis SWOT menunjukkan kondisi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh belum terwujudnya peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan petugas posyandu dalam mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun

5 finansial dari berbagai pihak. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah peran dan fungsi posyandu masih belum berjalan baik Terdapat empat strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Pertama, meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Kedua, pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu. Ketiga, optimalisasi kinerja Posyandu. Empat, peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan.

6 @ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah,; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

7 STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU DELFI MUKHTAR Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M. S

9 Judul Tugas Akhir Nama : Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru : Delfi Mukhtar NIM : A Disetujui Komisi Pembimbing Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, M. Sc K e t u a Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec Anggota Diketahui Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. Ec Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M. S Tanggal Ujian : 31 Mei 2008 Tanggal Lulus :

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena atas kekuatan dari-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa apa-apa yang penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini adalah masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis tetap berharap karya ilmiah yang sangat sederhana ini nantinya dapat berguna untuk semua pihak dan menjadi tambahan pengetahuan bagi yang ingin meneliti dalam masalah yang sama. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan sesuai yang diharapkan. Namun demikian, penulis berusaha dengan memohon kehadirat Allah SWT agar senantiasa diberikan petunjuk dan kecerahan hati dalam penulisan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini penulis selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan penulis dan memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tugas akhir ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa saya menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor. 2. Bapak Gubernur Riau, H.M Rusli Zainal, SE, MP 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro,MS Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 4. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pasacasarjana IPB. 5. Bapak Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, MSc selaku Pembimbing I dan Bapak Ir. Lukman M.Baga MAEc selaku Pembimbing II atas segala bimbingan dan arahannya sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan. 6. Terima kasih disampaikan kepada keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. 7. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga tesis ini bisa diselesaikan. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya di masa yang akan datang. Semoga semua yang telah dilakukan senantiasa menjadi ibadah untuk mencapai Ridho Allah SWT. Amin. Bogor, Mei 2008 Delfi Mukhtar

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru tanggal 9 Januari 1951 yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muckhtar Saleh (alm) dan Asniar (almh). Pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Pekanbaru, lulus tahun Sekolah menengah lanjutan di SMPN 1 Pekanbaru, lulus tahun Sekolah menegah atas di SMUN 2 Pekanbaru, lulus tahun Menyelesaikan pendidikan Diploma III pada tahun 1974 dengan Jurusan Hukum di Universitas Islam Riau. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Jurusan Hukum Universitas Islam Riau Tahun Pada tahun 2005, melanjutkan Studi Pasca Sarjana di Magister Profesional Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, lulus tahun Penulis hingga saat ini tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau sebagai Wakil Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Riau.

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xv I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Kajian Kegunaan Kajian... 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu Lingkungan Keluarga Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu Peran dan Pengelolaan Posyandu III METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Lokasi dan waktu Kajian Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Jenis dan Metode Pengumpulan Data Analisis Data Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Posyandu IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian Keadaan Geografis Keadaan Penduduk Tingkat Pendidikan Lapangan Pekerjaan V POSYANDU DIKECAMATAN PEKANBARU KOTA 5.1 Posyandu Di Kecamatan Pekanbaru Kota Kajian Revitalisasi Posyandu Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu Penimbangan Bayi Kader Posyandu Kartu Menuju Sehat (Buku KIA) Ibu Mengikuti Pogram KB Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi Dana Bantuan Posyandu Program Tambahan Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota... 76

13 VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Identifikasi SWOT Pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 93

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan sosial merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menggambarkan manfaat pembangunan ekonomi. Indikator-indikator pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti banyak jika tidak melihat indikator sosial dan terdapat hubungan yang erat antara indikator ekonomi dan sosial, contoh kenaikan tingkat kesehatan dan gizi masyarakat akan meningkatkan efisiensi & produktivitas. Sumber daya manusia sebagai perwujudan nyata peningkatan taraf hidup masyarakat tersebut. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. UNDP Report 2003 menunjukkan bahwa pada tahun 2002, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 112 dari 175 negara di dunia dan merupakan yang terendah diantara negara-negara kawasan Asia Tenggara. Salah satu upaya dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia adalah optimalisasi potensi tumbuh-kembang anak. Upaya tersebut dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, serta menjangkau

15 semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/ kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 337/ kelahiran hidup, sedangkan AKB turun menjadi 45/1000 kelahiran hidup. Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2000 (Budimana, 2005). Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa/kelurahan ditemukan sekitar 3 4 Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak Posyandu. Pada tahun 2004, jumlah Posyandu meningkat menjadi Namun demikian, ditemukan masih banyak masalah pada aspek kualitas, yaitu dalam hal kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai. Departemen Kesehatan tahun 2004 mencatat beberapa permasalah Posyandu, antara lain :

16 (1) hanya sekitar 40 persen dari jumlah Posyandu yang ada, dapat menjalankan fungsi dengan baik; (2) lebih dari separuh Posyandu, tidak memiliki peralatan memadai; (3) sebagian besar Posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karena menyelenggarakan kegiatan di gudang, garasi, atau rumah penduduk. Disamping itu pembinaan terhadap Posyandu masih belum merata; (4) sebagaian besar Posyandu, belum memiliki jumlah kader yang cukup bila dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya 30 persen kader yang telah terlatih; (5) sebagian besar kader belum mampu mandiri, karena sangat tergantung dengan petugas Puskesmas sebagai pembina, dan sementara itu, penghargaan terhadap kader masih rendah; (6) cakupan Posyandu masih rendah, untuk balita yang sebagian besar adalah anak usia di bawah dua tahun, cakupannya masih dibawah 59 persen sedangkan untuk ibu hamil cakupannya hanya sekitar 20 persen; (7) hampir 100 persen ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu, namun yang hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya. Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, Pemerintah Daerah Provinsi Riau menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Riau tahun Bidang Kesehatan. Arah kebijakan ini mengutamakan upaya preventif dan promotif, serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat

17 dalam bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu sebagai ujung tombak penciptaan lingkungan kesehatan keluarga dan pencegahan dini. Pemerintah Kota Pekanbaru memberi perhatian besar terhadap pengembangan Posyandu. Hal ini dapat terlihat dari upaya Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mengembangkan kembali Posyandu dengan memberikan insentif kepada para kader posyandu Rp /bulan dan bantuan dana operasional kader Rp /bulan. Pada tahun 2007, pemerintah Kota Pekanbaru telah menganggarkan anggaran untuk pengembangan posyandu Rp Adapun bentuk kegiatan berupa pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, dan berbagai imunisasi. Namun, diperlukan berbagai upaya revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota untuk mencapai kinerja yang semakin baik di masa yang akan datang. 1.2 Perumusan Masalah. Kesehatan masyarakat merupakan bagian terpenting dari tujuan pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari salah satu seruan Presiden Republik Indonesia menyatakan perlunya meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat adalah peningkatan kesadaran untuk mewujudkan lingkungan dan keluarga yang sehat. Posyandu merupakan wadah awal bagi pembinaan kesehatan lingkungan. Namun, krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 mempengaruhi kinerja Posyandu yang turun secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan ibu hamil serta menyusui.

18 Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu, yaitu suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu. Secara garis besar tujuan Revitalisasi Posyandu adalah : (1) terselenggaranya kegiatan Posyandu secara rutin dan berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi, pelatihan atau penyegaran; dan (3) tercapainya pemantapan kelembagaan Posyandu. Tujuan utama Revitalisasi Posyandu dalam pelaksanaannya memang belum berjalan secara baik dan lancar, demikian juga dalam penentuan sasaran Revitalisasi Posyandu. Sasaran Revitalisasi Posyandu di Pekanbaru belum menjangkau keseluruhan Posyandu. Dikarenakan keterbatasan anggaran, sasaran tersebut masih diutamakan pada Posyandu yang sudah tidak aktif dan berada dalam golongan penduduk miskin. Pelaksanaan kegiatan Posyandu berupa kegiatan utama dan kegiatan tambahan/kegiatan baru belum terlaksana dengan baik, dalam arti cakupannya belum mencapai di atas 50 persen, serta sumberdaya fisik dan manusia yang tersedia belum mendukung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Riau pada tahun 2003, dari anak yang ditimbang masih terdapat 114 anak dengan kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Pekanbaru. Maka dari uraian diatas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota? 2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota?

19 3. Bagaimana strategi revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif? 4. Bagaimana program pelaksanaan revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif di Kecamatan Pekanbaru Kota? 1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian Tujuan umum kajian ini adalah mengkaji apakah kegiatan Posyandu yang berada di kota Pekanbaru telah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan serta melihat sejauh mana peran kelembagaan Posyandu dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga di lingkungan warga sekitar. Selain itu, Posyandu merupakan upaya preventif dalam mewujudkan kesehatan keluarga dan upaya untuk mendukung program strategis Pemerintah Provinsi Riau yaitu mengentaskan kebodohan dan kemiskinan masyarakat dalam rangka mendukung program K2I (Kemiskinan dan Kebodohan dan Infrastruktur). Tujuan khusus kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta evaluasi terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru. 2. Menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 3. Merancang strategi dan program pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota Pekanbaru yang tepat dan efektif.

20 1.4. Kegunaan Kajian Kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyusun rumusan yang tepat mengenai Revitalisasi Posyandu. Hal ini dikarenakan keberhasilan peran Posyandu di massa yang akan datang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang kesehatan masyarakat sehingga dengan tingkat kesehatan masyarakat yang baik Pemerintah Kota Pekanbaru akan memikirkan sektor lain untuk kesejahteraan masyarakatnya. Bagi penulis, kajian ini dapat menjadi sarana pengembangan wawasan dalam menganalisa suatu masalah.

21 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Langkah langkah pembentukan Posyandu diantaranya : (1) pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan; (2) survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan Keluarga Berencana (KB); (3) musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, serta biaya posyandu; (4) pemilihan kader Posyandu; (5) pelatihan kader Posyandu; dan (6) pembinaan. 1 Sasaran Posyandu meliputi bayi/balita, ibu hamil/ibu menyusui, serta Wanita Usia Subur (WUS) dan Pria Usia Subur (PUS). Keberadaan Posyandu sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat dapat bertidak sebagai pelaksana sekaligus pihak yang memperoleh pelayanan kesehatan dalam Posyandu. Pengembangan mutu pengelolaan Posyandu memerlukan koordinasi dan keterpaduan pembinaan pada semua tingkatan pemerintah. Adapun faktor-faktor utama yang mendukung pengembangan posyandu adalah lingkungan dan keluarga oleh Nasap Sembiring dalam Artikel Posyandu sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat diakses tanggal 27 Juni 2008.

22 Lingkungan Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, keyakinan, dan perilaku masyarakat. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan masyarakat dengan budaya. Ada tiga bentuk lingkungan, yaitu lingkungan fisik, sosial dan simbolik 2). Ketiga bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya tertentu. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan oleh manusia, seperti daerah khatulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim tropis 3). Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya bentuk rumah di daerah panas yang memiliki banyak lubang agar angin bayak masuk, begitu juga rumah di daerah dingin yang bentuk rumahnya tertutup rapat. Padahal budaya tersebut tidak perlu diikuti oleh masyarakat diperdesaan maupun diperkotaan, karena pola budaya lingkungan tersebut dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi saluran pernapasana akut pada balita dan ini banyak terjadi pada balita di Indonesia di daerah perkotaan 4). Sementara masyarakat banyak menyatakan dan memberikan keyakinan respons masyarakat terhadap ligkungan baru, seperti rumah sakit dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini oleh masyarakat itu sendiri 5), oleh karena itu lingkungan akan mempengaruhi masyarakat dalam memberkan nilai perubahan terhadap keinginan pencapaian kesehatan lingkungan yang lebih baik. 2. Andrew M.M., & Boyle, J.S Transcultural Concepts in Nursing Care (Edisi ke-2). Philadelphia: J. B. Lippincontt Company, hal Ibid. Hal Departemen Kesehatan RI Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI, hal Kozier, B. & Erb, G Fundamentals of Nursing: Process and Practice, California, Guming Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah) hal.35

23 Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok masyarakat yang lebih baik dan lebih luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja atau tempat ibadah lainnya. Di dalam lingkungan sosial, individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan tersebut 6). Keluarga adalah tempat pertama kali manusia atau masyarakat berinteraksi dan dipandang sebagai pilar utama untuk mencapai keberhasilan masyarakat bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar. Keberhasilan masyarakat bersosialisasi di dalam keluarga merupakan pengalaman yang digunakan untuk bersosialisasi dengan kelompok lain seperti bagaimana keluarga mendapat pengalaman dari posyandu yang mampu memberikan pengetahuan kesehatan dasar dan tindakan preventif dalam kesehatan anak dan ibu hamil maka masyarakat tersebut akan melakukan sosialisasi antar individu baik di rumah maupun dilingkunganya berada. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan 7). Penggunaan lingkungan simbolik bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan kelompoknya, seperti penggunaan bahasa pengantar, identifikasi nilai-nilai dan norma, serta penggunaan bahasa seperti pemakian ikat kepala, kalung, anting, telepon, hiasan dinding, atau slogan-slogan 8). 6. Andrew. Op.cit hal Op.cit hal Op-cit hal 31

24 Keluarga Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas 9). Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu angota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah Kesehatan yang dialami yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut dan mempengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seseorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah, nyamuk sebagai faktor penyebab dapat menggigit keluarga tetangganya. Hal tersebut dapat mempengaruhi sistem keluarga dan mempengaruhi komunitas tempat keluarga tersebut menetap. Membangun Inonesia sehat harus membangun masyarakat Provinsi Sehat, kemudian masyarakat kabupaten/kota yang sehat dan yang terkecil adalah dimulai dengan membangun keluarga sehat sesuai dengan budaya keluarga. Keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berganbung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi 10). Selain itu keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mendefinisikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga 11). Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan berperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada 9. Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedoktean egc. Jakarta. 10. Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta 11. Frieman, M.M Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut : Appleton Lange hal-22

25 Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya 12). Peran keperawatan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat dengan budayanya. Keterawatan keluarga berperan sebagai pemberi asuhan dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan demikian keluarga akan mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota keluarga dengan mengantisipasi kondisi buruk kesehatan keluarga. Dengan demikian, apabila keluarga tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi yang sudah kronis. Keterawatan kesehatan keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai menwujudkan masyarakat yang sehat seperti tercapaiya Indonesia Sehat ). Program pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan harus terus mengikutsertakan dan memberdayakan Program Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai kelembagaan non pemerintah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan keluarga sehat tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif semua keluarga dilingkungan posyandu tersebut Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu Perkembangan Posyandu dari tahun ke tahun semakin meningkat dan telah memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang semakin menurun diikuti dengan semakin meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk. Hal ini dapat dilihat dan 12. BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Hal Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan,

26 Angka Kematian Ibu (AKI) pada periode tahun terjadi penurunan sekitar 36/ , dan Angka Kematian Bayi (AKB) sekitar 15/1000 kelahiran hidup. Sedangkan umur harapan hidup rata-rata pada periode meningkat sekitar 21,2 persen 14). Perkembangan Posyandu juga dapat dilihat dari jumlah Posyandu pada periode tahun yang semakin meningkat, hampir sepuluh kali lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu bertambah sebanyak Posyandu. Secara kuantitas, karena masih banyak ditemukannya permasalahan Posyandu dari aspek kualitas yaitu : (1) Masih kurang berfungsinya peran Posyandu hal ini disebabkan karena masih banyaknya keterbatasan dana yang dimiliki oleh masing posyandu dalam mensosialisasikan peran dan kegiatan posyandu ditengah lingkungan masyarakat. (2) Tidak lengkap/belum memadai sarana dan prasarana yang ada karena masih kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam memenuhi kebutuhan posyandu. (3) Masih rendahnya sumberdaya manusia (pengelola/pengurus Posyandu, kader Posyandu), hal ini dikarenakan masih kurang intensifnya pembinaan maupun pelatihan bagi kade-kader posyandu, disamping kader-kader posyandu tersebut juga rata-rata latar belakang pendidikannya bukan yang berhunungan dengan pelayanan kesehatan maupun palayanan medis. (4) Masih rendahnya cakupan Posyandu, partisipasi masyarakat, kreativitas, motivasi pengelola/pengurus Posyandu dan masyarakat terhadap keberadaan Posyandu disamping karena posyandu hanya untuk lingkungan Rukum Warag (RW) juga masih rendahnya insentif yang diberikan pemerintah setempat 14. Departemen Kesehatan, 2005, Menuju Indonesia Sehat, Jakarta.

27 kepada kader-kader posyandu, sehingga walaupun jumlahnya bertambah namun sisi pengelolaan dan manajemennya masih sangat terbatas dan ketergantungan kepada Puskesman yang ada di kecamatan. Adanya permasalahan dari kualitas Posyandu, maka pemerintah telah lama melakukan upaya untuk mengatasinya dengan mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Pengelolaan Posyandu yang dilakukan oleh satu kelompok kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu di Provinsi Riau telah dilakukan sesuai dengan arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan Posyandu dan kinerja dari masing-masing personal yang ada didalam struktur organisasi Posyandu tersebut. Kegiatan Posyandu terdiri dari: a) Kegiatan utama yaitu: (1) Kesehatan Ibu dan Anak; (2) Keluarga Berencana (KB); (3) Imunisasi; (4) Gizi; (5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare. b) Kegiatan Pengembangan /tambahan disamping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan, maka dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru seperti : perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan

28 masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus. Penambahan kegiatan Posyandu sebaiknya dilakukan apabila 5 (lima) kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik, dalam arti cakupannya diatas 50 persen, serta tersedia sumberdaya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui Forum Musyawarah Masyarakat Desa (FMMD). Tetapi dalam kenyataannya salah satu kegiatan utama Posyandu yaitu masalah gizi masyarakat belum menunjukkan hasil yang baik, yaitu dengan masih adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di beberapa daerah Provinsi Riau. Meskipun demikian, kegiatan tambahan Posyandu telah banyak diselenggarakan antara lain : 1). Bina Keluarga Balita; 2). Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA); 3). Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum; 4). Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD); 5). Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa(UKGMD); 6). Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB- PLP); 7). Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melaui Taman Obat Keluarga (TOGA);

29 8). Kegiatan ekonomi produkti, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Usaha Simpan Pinjam; 9). Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas) Peran dan Pengelolaan Posyandu Peran dan fungsi Posyandu adalah : (1) sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB; (2) sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. Untuk menguji kinerja dari posyandu, diperlukan pengetahuan tentang struktur organisasi yang ada didalam pelaksanaan Posyandu tersebut. Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukkan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (Kelurahan/desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola posyandu, disepakati dalam unit/kelompok pengelola posyandu bersama masyarakat

30 setempat. Contoh alternatif bagan kepengurusan pengorganisasian Posyandu di desa/kelurahan atau sebutan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1. Pembina 1.Kepala Kelurahan 2.Ketua PKK Kelurahan Posyandu (yang ada di RW) Kader Posyandu Kader Posyandu Kader Posyandu Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005 Gambar 1. Bagan Organisasi Posyandu Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain : 1). Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat; 2). Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat; 3). Bersedia bekerja sebagai kader posyandu secara sukarela (insentif yang terbatas) Kader Posyandu dipilih oleh pengurus posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara

31 sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b) dapat membaca dan menulis huruf latin; c) mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak masyarakat; d) bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang. Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b) berpendidikan sekurang-kurangnya SMP; c) bersedia dan mau bekerja secara purna/ paruh waktu untuk mengelola Posyandu. Evalusi pelaksanaan Posyandu dilakukan melalui penelaahan pembentukan dan pemantaun kegiatan Posyandu. Menurut Budiman (2005), pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Pemilihan pengurus dan kader posyandu b) Orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu c) Pembentukan dan peresmian posyandu d) Penyelenggaraan dan pemantauan kegiatan posyandu Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat (dapat dalam bentuk sumbangan natural), dikelola oleh masyarakat serta dimanfaatkan untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya termasuk membiayai penyelenggaraan Posyandu Program dana

32 sehat dibedakan dengan iuran peserta Posyandu. Sumber dana sehat adalah seluruh anggota masyarakat di wilayah kerja Posyandu, sedangkan sumber dana iuran peserta adalah masyarakat pengunjung Posyandu. Dana sehat tidak sama dengan asuransi kesehatan yang untuk Indonesia dibedakan atas 2 macam yakni yang bersifat wajib seperti yang tercantum dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta yang bersifat sukarela seperti yang tercantum dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang disebut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 15). Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan kondisi, kemampauan, ditetapkan berdasarkan musyawarah serta tidak mengikat. Program dana sehat termasuk dalam kelompok program pembiayaan asyarakat mandiri (community self financing) yang peruntukkannya terutama untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat (public goods) sesuai kesepakatan masyarakat setempat. Dana sehat dapat juga dipakai untuk membiayai pelayanan medik anggota masyarakat yang membutuhkan. Tetapi sifatnya hanya bantuan bukan menanggung pembiayaan secara keseluruhan. Sedangkan pada asuransi kesehatan, untuk menjadi peserta harus membayar iuran secara berkala dalam jumlah tertentu esuai dengan nilai premi yang peruntukannya terutama untuk membiayai pelayanan medik (private goods) bagi peserta sendiri. Pengaturan dan pembembinaan kesehatan kepada masyarakat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyiapkan sarana kesehatan dan 15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

33 menciptakan warga masyarakat yang sehat, seperti tertuang dalam pasal pasal 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan berbunyi Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pelaksanaan revitalisasi posyandu tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelolaan posyandu, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, apabila faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan baik 16). Untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Prinsipnya analisis SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) guna menetapkan formulasi strategi (perencanaan strategis) dalam upaya menyusun jangka panjang. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1. Matriks SWOT Faktor internal Faktor eksternal Opportunities (O) Daftar peluang eksternal Threats (T) Daftrar ancaman eksternal Strenghts (S) Daftar kekuatan internal Strategi SO Strategi ST Weaknesses (W) Daftar kelemahan internal Strategi WO Strategi WT 16. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta

34 III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru, adapun kerangka pemikiran dalam rangka revitalisasi posyandu di kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat dalam Gambar 2. Posyandu salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat Keterbatasan sumberdaya Posyandu Pelayanan Posyandu : 1. Kader 2. Sarana 3. Dana Analisis Deskriptif Evaluasi pelaksanaan Posyandu Rancangan strategi dan program revitalisasi Posyandu Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) Rekomendasi strategi dan progam revitalisasi Gambar 2. Kerangka Pemikiran

35 Kajian ini dilatarbelakangi oleh peranan kesehatan sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Posyandu adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru masih menghadapi beberapa permasalahan. Permasalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat, serta keterbatasan sumberdaya Posyandu yang meliputi sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia. Metode yang digunakan dalam kajian ini merupakan metode kualitatif. Pelayanan Posyandu dalam hal kader, sarana, dan dana dianalisis melalui analisis deskriptif. Selanjutnya, evaluasi pelaksanaan dan rancangan strategi, serta program revitalisasi Posyandu dijelaskan melalui analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil kajian ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi strategi dan program revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif Operasional Penelitian Revitalisasi adalah upaya untuk mengadakan perbaikan dan menganalisis sistem pelaksanaan posyandu agar pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat untuk mewujudkan derajat kesehatan keluarga dalam tahap awal ditingkat paling dasar sebagai upaya preventif dalam mewujudkan derajat keluarga sehat.

36 Tabel 2. Kajian Variabel Sasaran Variabael Dimensi Indikator Strategi Revitalisasi Posyandu Strategi Revitalisasi Posyandu Fungsi dan Kinerja Posyandu Tingkat Perkembangan Posyandu Mengkaji dan Menelaah Posyandu Pengkajian 1. Pembentukan & Pemantauan posyandu 2. Pemilihan pengurus kader posyandu 3. Orientasi pengurus 4. Pembentukan & peresmian posyandu 5. Penyelenggaraan & pemantauan kegiatan posyandu 1. Frekuensi penimbangan bayi 2. Rerata kader tugas 3. Cakupan kumulatif KIA 3. Cakupan Kumulatif KB 4. Cakupan kum.imunisasi 5. Cakupan dana sehat 3.3. Lokasi dan waktu Kajian Lokasi kajian ini adalah Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri sehingga tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Sasaran dari kajian ini adalah posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluruh Kelurahan yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota (6 Kelurahan) yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Sukaramai dan Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling (dipilih secara sengaja). Hasil dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih Posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sampel kajian, adalah : 1). Kecamatan

37 Pekanbaru Kota merupakan wilayah pelaksanaan program Revitalisasi Posyandu; 2). Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah memiliki tingkatan perkembangan; 3). Pengunjung Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota sebagian besar penduduknya tergolong miskin yang merupakan sasaran utama program Revitalisasi Posyandu; 4). Kondisi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah baik dapat dipertahankan Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator kajian untuk tiap peringkat Posyandu dapat dilihat pada uraian Tabel 3.

38 Tabel 3. Daftar Penilaian Indikator Kegiatan Posyandu No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri 1 Frekuensi Penimbangan Tidak Cukup Rutin Rutin Rutin Rutin 2 Rerata kader tugas < Rerata cakupan D/S (%) <50 50 >50 >50 4 Cakupan kumulatif KIA <50 50 >50 >50 (%) 5 Cakupan kumulatif KB <50 50 >50 >50 (%) 6 Cakupan kumulatif <50 50 >50 >50 imunisasi (%) 7 Program tambahan Cakupan dana sehat (%) <50 <50 <50 >50 Sumber : Budiman, Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah cakupan K1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana dapat diuraikan indikator masingmasing pengkajian tingkat perkembangan posyandu sebagai berikut : a). Frekuensi penimbangan, yaitu bayi yang ditimbang setiap kunjungan ke posyandu, dengan range penilaian tingkat perkembangan posyandu < 8 dan > 8. Posyandu digolongkan Pratama jika frekuensi penimbangan <8 (tidak rutin), Posyandu digolongkan Madya jika frekuensi penimbangan 8 (cukup rutin), Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika frekuensi penimbangan >8 (rutin),

39 b). Rerata petugas kader, yaitu jumlah kader posyandu yang bertugas di posayandu, dengan range < 5 dan 5. Posyandu digolongkan Pratama jika Rerata petugas kader <5, Posyandu digolongkan Madya jika Rerata petugas kader 5, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika Rerata petugas kader >5, c). Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju sehat (buku KIA), dengan range < 50 persen dan 50 persen. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KIA <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen, d). Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk program KB, dengan range < 50% dan 50%. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KB <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KB 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KB >50 persen, e). Cakupan kumulatif imunisasi, yaitu jumlah pengunjung posyandu untuk imunisasi, dengan range < 50% dan 50%. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif imunisasi <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif imunisasi 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen, f). Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll, dengan range < 50% dan 50%. %. Posyandu digolongkan Pratama, Madya dan Purnama jika cakupan dana sehat <50 persen, Posyandu digolongkan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen,

40 g). Program tambahan, yaitu program diluar program utama dengan indikator ada (+) atau tidak ada (-), dengan range < 50% dan 50%. Posyandu digolongkan Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika memiliki program tambahan. 2. Untuk mengkaji Revitalisasi Posyandu maka perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu. Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a). Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu c). Pembentukan dan Peresmian Posyandu d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu 3. Untuk menyusun strategi revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Untuk menentukan strategi revitalisasi posyandu yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka analisis SWOT dapat digunakan 17) Analisis Data Adapun alat yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT. Unit basis yang digunakan adalah Posyandu. 17. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta

41 Tabel 4. Teknik Analisis SWOT Faktor internal Faktor eksternal Opportunities (O) Daftar peluang eksternal Threats (T) Daftrar ancaman eksternal Strenghts (S) Daftar kekuatan internal Strategi SO Strategi ST Weaknesses (W) Daftar kelemahan internal Strategi WO Strategi WT Berdasarkan kombinsi dari empat faktor tersebut menghasilkan empat kelompok faktor strategis sebagai berikut : 1. Strategi SO adalah startegi yang dibuat berdasarkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 2 Strategi ST adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman. 3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 4. Strategi WT adalah strategi yang berdasarkan pada kegiatan yang diwujudkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Berdasarkan informasi dari pengelola dan pelaksana posyandu, puskesmas, masing-masing aparat kecamatan, tokoh masyarakat, kelompok PKK, majelis taqlim serta para pihak dan instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu. Setiap unsur SWOT diberi nilai 3,2 dan 1. Nilai 3 berarti sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti cukup penting. Setiap alternatif strategi dihubungkan keterkaitannya dengan unsur

II. TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UUD 1945, pasal H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai intervensi, sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan

Lebih terperinci

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,

Lebih terperinci

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak azasi sekaligus sebagai investasi,

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014 menitikberatkan pada pendekatan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. POSYANDU Pengertian Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KARIMUN

ALTERNATIF PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KARIMUN ALTERNATIF PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KARIMUN Yudithia SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut: A. Latar Belakang Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Posyandu 2.1.1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dibutuhkan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan

Lebih terperinci

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Noerjoedianto, Andy Amir, Nurhusna, Herwansyah Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarkan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG ASEP AANG RAHMATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peran masyarakat antara lain muncul dan perkembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan bentuk Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling dasar dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Melalui program pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU M. RUSLI ZAINAL

PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU M. RUSLI ZAINAL PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU M. RUSLI ZAINAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat pencapaian kesejahteraan individu suatu negara (Ocbrianto, 2012).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dengan misi membuat masyarakat sehat melalui beberapa strategi yaitu menggerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak- lebih dari biasanya (tiga

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212 KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) 371523 Brebes 52212 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam mengusahakan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan bawah, pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai lembaga yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk danbersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Defenisi Posyandu Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas, Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR.

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR. PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR. M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat mendambakan supaya selalu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN POSYANDU

PENGELOLAAN POSYANDU 362. 11. Ind P PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN POSYANDU Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL POSYANDU) 362. 11. Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Ind

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang United Nations Children s Fund (UNICEF) melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam laporan itu, Indonesia menempati

Lebih terperinci

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 157 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan metode COMBI di laksanakan untuk pertama kalinya di Kota Pekanbaru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting yang dijadikan parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah negara. Karena melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006 BAB I PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek

Lebih terperinci

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J. HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci