BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan di dunia bisnis. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah Emirsyah
|
|
- Sucianty Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki cukup banyak cerita keberhasilan di dunia bisnis. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah Emirsyah Satar, CEO Garuda Indonesia, yang mendapat penghargaan predikat CEO paling dikagumi di Indonesia selama enam tahun berturut-turut pada acara Indonesia Most Admired CEO and Companies 2014 yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi (Detik, 2014). Beliau berhasil membawa nama Garuda Indonesia menjadi maskapai favorit bagi kalangan dalam maupun luar negeri. Tidak hanya Emirsyah Satar, Arief Yahya, Sang Nakhoda PT. Telkom Indonesia juga meraih penghargaan Marketeer of The Year 2013 (Marketeers, 2013). Di tengah ketatnya kompetisi antar provider dan bisnis telekomunikasi, Arief Yahya mampu membuat perusahaannya tumbuh sebesar 11,28% pada kuartal ketiga 2013 lalu (Marketeers, 2013). Dalam wawancaranya dengan tim MarkPlus, Arief Yahya mengatakan bahwa seorang CEO haruslah lead more, manage less. Dia menyadari bahwa individu adalah faktor yang sangat penting bagi kesuksesan perusahaan, maka itu ia terus mengadakan pelatihan bagi pegawai Telkom agar memiliki keahlian dan keterampilan untuk menyiapkan persaingan yang semakin kompetitif. Senada dengan prestasi Arief Yahya, Ignasius Jonan, Direktur PT. Kereta Api Indonesia (KAI) juga memberikan perubahan pada organisasi yang dipimpinnya. Sejak KAI berada di bawah pimpinan Ignasius, ketertiban di setiap stasiun menjadi
2 lebih terjamin, begitu pula dengan tingkat keamanan, kebersihan, bahkan pelayanan. Ignasius pun berhasil membuat gebrakan dengan membangun kereta api bandara pertama di Indonesia, tepatnya di Kuala Namu, yang memiliki tingkat okupansi sampai 70% (Marketeers, 2013). Sebagai tambahan, Ignasius juga dinobatkan sebagai Best of The Best CEO BUMN 2013 oleh Anugerah BUMN Contoh inspiratif lainnya ada pada sosok Chairul Tanjung, pemilik Para Group, yang pernah menduduki peringkat ke-5 orang terkaya se-indonesia (Forbes, 2013), dan ke-395 di dunia versi Forbes (Forbes, 2014). Nama lainnya yaitu R. Budi dan Michael Hartono, dua bersaudara yang berhasil membawa Djarum menjadi perusahaan raksasa Indonesia yang diakui dunia. Atiek Nur Wahyuni, Direktur Utama TransTV dan Trans7, serta Richard Joost Uno, Presiden Direktur PT Pelabuhan Indonesia II (IPC), yang membuat pelabuhan Tanjung Priok lebih tertata dan produktif (Marketeers, 2013). Kisah sukses para pemimpin organisasi yang telah dijelaskan diatas adalah sebagian kecil dari sekian banyak deretan orang beserta organisasinya yang sukses di Indonesia. Prestasi yang mereka torehkan pada bisnisnya tidak hanya memberikan hasil positif bagi organisasi, melainkan juga terhadap para pemegang saham perusahaan termasuk pada negara. Namun, faktor apakah yang sebenarnya mendasari kepiawaian para pemimpin ini dalam membawa perusahaan mereka? Apakah mereka diangkat menjadi pemimpin perusahaan berdasarkan pengalaman kerja, pendidikan, atau karena memiliki hubungan keluarga dengan pemilik perusahaan? Faktor tersebutlah yang akan menjadi perhatian peneliti dalam penelitian ini.
3 Salah satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam menjalankan organisasi, Indonesia termasuk negara yang menerapkan sistem two-tier board (Darmadi, 2013). Artinya, terdapat pemisahan sistem kepemimpinan antara pemilik organisasi dan manajemen direksi. Menurut Country s Corporation Law, perusahaan harus memiliki dua macam dewan di dalam struktur organisasi mereka, yaitu Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Kedua macam dewan ini dipilih langsung oleh pemegang saham perusahaan. Dewan Komisaris bertugas mengawasi Dewan Direksi. Sedangkan Dewan Direksi bertanggung jawab atas keseharian jalannya perusahaan. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama sedangkan Dewan Direksi diketuai oleh Direktur Utama. Direktur Utama dan Komisaris Utama merupakan jabatan krusial yang dapat menentukan kemana perusahaan akan berjalan. Berdasarkan hal tersebut, tersirat bahwa tingkat pendidikan dari individu pada jabatan tersebut merupakan suatu hal yang penting. Dari pendidikan, seseorang akan belajar berpikir, belajar menerima, dan mencari solusi yang tepat dari permasalahan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin terbuka pandangannya terhadap hal-hal baru. Keberhasilan para pemimpin dalam mewujudkan visi organisasi bukanlah sebuah hal yang instan. Terdapat banyak faktor yang membangun kepribadian mereka sehingga dapat memimpin organisasi menjadi sukses. Dalam penelitian Bhagat, Bolton, dan Subramanian (2010), mengatakan bahwa peran utama dari sebuah perusahaan adalah merekrut pemimpin dengan kemampuan superior. Kemampuan ini dapat dilihat berdasarkan dua hal, yaitu observable dan unobservable capability (Darmadi, 2013). Observable adalah kemampuan CEO berdasarkan pendidikan dan
4 pengalaman kerja. Sedangkan unobservable adalah kemampuan CEO berdasarkan kemampuan kepemimpinan dan teamwork (Bhagat, Bolton, dan Subramanian (2010). Namun, perhitungan kemampuan kepemimpinan dan teamwork merupakan hal yang sulit diukur dan membutuhkan banyak biaya (Bhagat, Bolton, dan Subramanian (2010). Maka dari itu, secara tidak langsung pendidikan menjadi faktor yang memiliki peranan cukup penting bagi perusahaan dalam memilih top eksekutifnya. Penelitian tentang hubungan pendidikan CEO dengan kinerja perusahaan telah cukup banyak dilakukan di negara luar Indonesia. Namun tidak banyak dilakukan penelitian di Indonesia. Penelitian terdahulu di Indonesia dilakukan oleh Darmadi (2013) yang meneliti proporsi latar belakang pendidikan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, termasuk CEO. Data yang digunakan Darmadi (2013) pada penelitiannya adalah data yang dikumpulkan dari annual report pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia pada tahun Variabel yang digunakan adalah tingkat strata pascasarjana, tingkat pendidikan yang berasal dari universitas domestik ternama, tingkat pendidikan dari negara maju, dan pendidikan dari lulusan jurusan keuangan/ekonomi. Kinerja perusahaan diukur menggunakan ROA (return on aset) dan Tobin s Q. Pada kasus pendidikan Dewan Komisaris, tingkat strata pascasarjana dan tingkat sarjana yang berasal dari universitas domestik ternama secara signifikan mempengaruhi ROA namun tingkat sarjana dari negara maju tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Latar belakang pendidikan Dewan Komisaris terhadap kinerja perusahaan berdasarkan Tobin s Q juga tidak memiliki hubungan yang signifikan.
5 Pada kasus pendidikan Dewan Direksi dan CEO, latar belakang pendidikan dengan ROA tidak memiliki hubungan yang signifikan. Akan tetapi, dengan variabel Tobin s Q, tingkat strata pascasarjana memiliki hubungan positif dan signifikan. Sedangkan variabel pendidikan dari lulusan jurusan keuangan/ekonomi memiliki hubungan negatif terhadap kinerja perusahaan. Terakhir, perusahaan yang dipimpin oleh CEO dari universitas domestik ternama menunjukkan keuntungan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan lulusan yang bukan dari universitas domestik ternama. Penelitian lain yang meneliti hubungan antara pendidikan top eksekutif dengan kinerja perusahaan dilakukan oleh (Bhagat, Bolton, dan Subramanian (2010). Berbeda halnya dengan (Darmadi, 2013), penelitian ini menggunakan data selama 16 tahun di 1500 perusahaan di Amerika dan hanya meneliti tentang pendidikan CEO. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan ROA dan Tobin s Q, sedangkan variabel pengukuran pendidikan CEO yaitu CEO yang berasal dari universitas top-20, memiliki gelar MBA, gelar pada bidang hukum, gelar S2, dan MBA dari universitas top-20, serta gelar pada bidang hukum dari universitas top-20. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah latar belakang pendidikan CEO tidak memiliki hubungan sistematis secara signifikan dengan kinerja perusahaan dalam rentan waktu jangka panjang. Maka dari itu, penelitian ini ingin berusaha untuk melengkapi penelitian terdahulu, khususnya penelitian Darmadi, 2013 yang mengatakan bahwa penelitiannya tidak dapat mewakili hubungan antara pendidikan dengan kinerja perusahaan secara valid karena hanya menggunakan rentan waktu satu tahun. Maka
6 itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TOP EKSEKUTIF DENGAN KINERJA PERUSAHAAN (Riset Pada Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun ). Adapun waktu yang digunakan adalah tahun 2007 sampai Variabel yang digunakan sebagai pengukur latar belakang pendidikan adalah tingkat strata, gelar pada bidang ekonomi, lulusan dari 10 universitas terbaik di Indonesia dan asal universitas apakah di dalam atau di luar negeri. Sedangkan kinerja perusahaan diukur menggunakan Return on Aset (ROA) dan Tobin s Q. 1.2 Rumusan Masalah Pendidikan merupakan salah satu topik menarik bagi sebuah negara berkembang, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan taraf pendidikan demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Tingginya tingkat serta kualitas pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat berdampak pada peningkatan produktivitas (Atmanti, 2005). Top eksekutif (Direktur Utama dan Komisaris Utama) di Indonesia memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Hal inilah yang menarik dan turut menjadi fokus peneliti. Apakah sebenarnya pendidikan dapat menjadi tolak ukur perusahaan dalam merekrut pemimpinnya atau tidak agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah tingkat strata pendidikan Direktur Utama dalam sebuah perusahaan memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan?
7 2. Apakah tingkat strata pendidikan Komisaris Utama dalam sebuah perusahaan memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 3. Apakah Direktur Utama yang lulus dari 10 universitas terbaik di Indonesia memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 4. Apakah Komisaris Utama yang lulus dari 10 universitas terbaik di Indonesia memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 5. Apakah Direktur Utama dengan gelar pada bidang ekonomi memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 6. Apakah Komisaris Utama dengan gelar pada bidang ekonomi memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 7. Apakah Direktur Utama yang menempuh pendidikan di luar negeri memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 8. Apakah Komisaris Utama yang menempuh pendidikan di luar negeri memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara tingkat strata pendidikan Direktur Utama dengan kinerja perusahaan. 2. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara tingkat strata pendidikan Komisaris Utama dengan kinerja perusahaan. 3. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Direktur Utama yang lulus dari 10 universitas terbaik di Indonesia dengan kinerja perusahaan.
8 4. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Komisaris Utama yang lulus dari 10 universitas terbaik di Indonesia dengan kinerja perusahaan. 5. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Direktur Utama yang menyandang gelar pada bidang ekonomi dengan kinerja perusahaan. 6. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Komisaris Utama yang menyandang gelar pada bidang ekonomi dengan kinerja perusahaan. 7. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Direktur Utama yang menempuh pendidikan di luar negeri dengan kinerja perusahaan. 8. Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara Komisaris Utama yang menempuh pendidikan di luar negeri dengan kinerja perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui pentingnya latar belakang pendidikan serta kelulusan top eksekutif perusahaan terhadap kinerja perusahaan Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait ada tidaknya hubungan antara latar belakang pendidikan top eksekutif perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Dengan begitu, penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan dalam merekrut pemimpinnya.
9 1.4.3 Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta melengkapi bukti empiris tentang hubungan antara latar belakang pendidikan top eksekutif perusahaan dengan performa perusahaan. Diharapkan pula, penelitian ini dapat menambah referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penelitian ini dibagi ke dalam lima garis besar, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi tentang latar belakang masalah, pemaparan rumusan masalah, tujuan, serta manfaat dari penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini juga turut disajikan dalam Bab I. BAB II LANDASAN TEORI BAB II menjelaskan tentang teori serta penelitian terdahulu, pemaparan tentang kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab III menjelaskan tentang sampel data yang digunakan, jenis dan asal sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode pengumpulan data, dan alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dipaparkan pada Bab II. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian dari metode analisis yang digunakan serta pembahasan sebagai jawaban dari masalah yang di rumuskan pada Bab I.
10 BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran yang diberikan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. CEO dapat berupa hal yang rutin atau hal yang nonrutin. Pergantian CEO juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Jika masa kerja CEO selesai, masa kerja CEO dapat diperpanjang atau CEO dihentikan untuk diganti dengan CEO yang baru. Jika CEO diganti, pergantian CEO dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau yang lebih dikenal dengan nama Chief Executive Officer (CEO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan seorang pemimpin di dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Seorang pemimpin perusahaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendorong pertumbuhan, meningkatkan kinerja, mengelola. risiko, serta menarik dan mempertahankan investor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan merupakan hal stratejik bagi perusahaan dalam mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang telah disusun perusahaan dengan menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanaman dana lainya (Ghozali, 2007). defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Baik kreditur maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Perusahaan terbuka atau emiten dalam kelangsungan bisnis atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan poros kinerja operasional sebuah perusahaan terbuka. Perusahaan terbuka atau emiten dalam kelangsungan bisnis atau perkembangan bisnisnya bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance) di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang menimpa beberapa Negara Asia termasuk Indonesia pada tahun1997-1998 telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern menyebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan dituntut untuk gesit dalam mengembangkan inovasi dan strategi yang baru agar mampu bersaing dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer adalah contoh masalah klasik antara prinsipal dan agen (Jensen dan Murphy, 1990). Manajer berusaha untuk memaksimalkan
Lebih terperincikepada 10 direksi remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris sebesar Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1 persen dari laba 2012.
6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Chief Executive Officer (CEO) adalah pihak yang dibayar paling tinggi dalam perusahaan dan paling banyak diekspos dibandingkan dengan eksekutif lain. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang penting dalam keuangan perusahaan. Struktur modal sangat dipengaruhi oleh perkembangan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan perusahaan. Kinerja karyawan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, sumber daya manusia menjadi faktor yang paling penting dalam perkembangan perusahaan. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam beberapa tahun terakhir kita sering mendengar berita bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir kita sering mendengar berita bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciSambutan Komisaris Utama
Sambutan Komisaris Utama Bank Danamon mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank dengan profitabilitas tertinggi di Indonesia pada tahun 2005. Sim Kee Boon, Komisaris Utama Pemegang Saham yang terhormat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia, Indonesia merupakan negara berkembang yang telah berkonsentrasi dalam tahap pembangunan berkelanjutan menghadapi persaingan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer memiliki beberapa tingkatan atau level, yaitu: manajer tingkat pertama, manajer tingkat menengah, dan manajer puncak. Manajer puncak terdiri dari beberapa direktur,
Lebih terperincikamar toilet, hingga penerapan teknologi informasi (TI), pembenahan mental karyawan dan penegakan disiplin dan GCG, dan memberikan contoh keteladanan
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil analisis tekstual terhadap buku Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia menunjukkan bahwa pembingkaian yang dilakukan oleh Majalah BUMN Track melalui penulisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja yang optimal merupakan tujuan dan cita-cita bagi setiap organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja yang optimal merupakan tujuan dan cita-cita bagi setiap organisasi dan perusahaan. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins dan Coulter (2009 :403), kinerja organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan laju ekonomi yang pesat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laba pada laporan keuangan merupakan hal yang menjadi patokan dalam menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ekspansi dan pertumbuhan operasi yang berkelanjutan.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sejumlah modal untuk pembiayaan kegiatan operasional dan investasi. Modal dalam jumlah yang besar merupakan hal yang vital bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan dan pengelolaan tata kelola korporasi (corporate governance) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penerapan dan pengelolaan tata kelola korporasi (corporate governance) yang baik atau yang lebih dikenal dengan good corporate governance merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diawasi, misalnya melalui penetapan tujuan perusahaan dan monitoring terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa skandal perusahaan yang berskala besar telah menarik perhatian publik ke isu-isu tentang bagaimana seharusnya perusahaan dikelola. Skandal perusahaan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al.,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat di tingkatkan dengan terciptanya kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aset tidak berwujud yang paling dasar adalah Human Capital atau sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini banyak perusahaan yang tumbuh berkembang, sehingga terjadi persaingan bisnis yang ketat. Dasar pendirian perusahaan adalah untuk
Lebih terperincimembutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun penjualan. Demikian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisnis retail merupakan keseluruhan aktivitas yang terkait dengan penjualan an dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi. yang telah dipercayakan kepadanya (Lako, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan yang berhubungan dengan informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan transportasi, baik itu transportasi darat, laut maupun udara. Semuanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malah Indonesia sebagai suatu Negara yang luas, menyebabkan diperlukan pengembang sarana transportasi untuk mendukung aktivitas perekonomian. Tanpa adanya transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil dari sebuah perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar. Sesuai dengan tujuan awal perusahaan yaitu mencari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan objek pada salah satu perusahaan telekomunikasi yang sudah GO Publik dan terbesar di Indonesia yaitu PT. Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan
BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang untuk menunjukan performa yang lebih baik. Seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan secara global menuntut banyak perusahaan di negara berkembang untuk menunjukan performa yang lebih baik. Seperti halnya Indonesia, yang harus dapat mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam era persaingan global yang semakin ketat seperti saat ini, sangat dibutuhkan pemimpin yang dapat mempertahankan eksistensi usaha bisnis agar tidak kalah atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik akan berpengaruh pula pada kualitas laba. Pencapaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan perusahaan adalah sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan dan diterapkan guna mencapai suatu kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai keputusan bisnis. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi perusahaan kepada berbagai pihak yang bersangkutan dengan operasional bisnis perusahaan. Informasiinformasi pada laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipercaya akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan informasi menjadi sangat cepat. Informasi dapat dijadikan sebagai bahan analisis dalam pengambilan keputusan oleh pengguna informasi
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan merupakan salah satu topik penelitian yang telah banyak dipelajari baik secara literatur maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Djemat, dan Soembodo (2003) juga menemukan bahwa rata-rata sebanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih dimiliki secara mayoritas atau dominan oleh keluarga pendiri perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Para peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa seperti (TV, radio, film, koran, majalah) tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Media massa telah menjadi kebutuhan utama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penerapan Good Coorporate Governance (GCG) yang konsisten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu penerapan Good Coorporate Governance (GCG) yang konsisten adalah meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan harapan pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dan mampu bersaing menjadi yang terbaik. Perusahaan mempunyai dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis di Indonesia saat ini menunjukkan kemajuan yang semakin pesat dengan bertambahnya perusahaan dari hari ke hari didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa, perusahaan manufaktur maupun perusahaan perbankan yang telah go public memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana
Lebih terperinci, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini yang disebut dengan era globalisasi membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di seluruh dunia baik itu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS 1. Kinerja Perusahaan Menurut Keats & Hitt (1988), kinerja merupakan konsep yang sulit, baik dari definisi maupun dari pengukurannya. Untuk mendapatkan hasil yang komprehensif,
Lebih terperinci(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik.
I. PENDAHULUAN Ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah dan ketidakstabilan politik pada akhir pemerintahan Soeharto menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak pasti, inflasi yang tinggi (77.63
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara tersebut terdapat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah secara terusmenerus baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian yang diarahkan untuk mengkaji sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini menjadikan menambah ketatnya persaingan, lalu hal ini memberikan peluang sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kestabilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CEO (Chief Executive Officer) atau disebut dengan Pejabat Eksekutif Tertinggi adalah jabatan tertinggi di suatu perusahaan dan mempunyai tugas untuk memimpin suatu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kepemilikan saham manajerial berpengaruh negatif terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Ada perusahaan yang terdaftar di pemerintahan dan ada yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemberian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemberian remunerasi gaji dan fasilitas direksi terhadap kinerja perusahaan BUMN Non Perbankan. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Jensen dan Meckling menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan rentan terhadap konflik. Konflik ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen laba sering kali dianggap negatif atau buruk oleh banyak pihak terutama investor, karena pada umumnya manajemen laba menyebabkan tampilan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Laporan keuangan tersebut menyediakan informasi sebagai dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dalam manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diversifikasi. Keputusan untuk melakukan diversifikasi dapat murni berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam prosesnya untuk bertahan dan unggul dalam persaingan bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaanya. Berbagai strategi bisnis baik jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. kelola perusahaan yang baik menuntut adanya tanggung jawab antara perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola perusahaan merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak baik untuk kepentingan pemegang saham. Pelaksanaan tata kelola perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena krisis finansial Asia 1997-1998. Krisis finansial yang melanda Indonesia ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem mengumpulkan, memproses data dan kemudian menyebar luaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencatatan akuntansi tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan telah menggunakan teknologi, yaitu menggunakan sistem. Akuntansi merupakan suatu sistem
Lebih terperinciMengapa saya sebut "pencaplokan yang bisa menjadi skandal politik dan ekonomi"?
Di tengah kemelut isu BBM dan koalisi, pada pekan pertama Juni 2013 terjadi sebuah aksi korporasi yang bisa menjadi skandal politik dan ekonomi. Aksi korporasi ini melibatkan PT Telekomunikasi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian perusahaan mempunyai tujuan umum untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, dan memaksimumkan nilai saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kejadian di masa silam yang sejalan dengan perkembangan zaman, membuat masyarakat sadar betapa pentingnya jasa asuransi sebagai sarana untuk menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menampilkan kondisi perusahaan yang menggunakan data keuangaaaaan. Laporan keuangan ini yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan sumber daya tambang. Menurut data USGS, potensi cadangan emas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam, khususnya barang tambang. Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia menduduki peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Setelah mengalami krisis ekonomi beberapa tahun lalu, kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah mengalami krisis ekonomi beberapa tahun lalu, kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan pesat. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat antar penyedia produk dan jasa perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan jaman, tetapi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Sejalan dengan fungsi utama yang diinginkan dalam peraturan perpajakan yaitu fungsi anggaran
Lebih terperinciBussiness Ethic and Good Corporate Governance
Bussiness Ethic and Good Corporate Governance Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Board of director 1. Board leadership 2. Board size. 3. Board Committees 4. Reviewing independence and commitment of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai pelaku dalam kehidupan bermasyarakat menuntut ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang untuk mempelajari lebih jauh tentang manusia yang bukan
Lebih terperinciSumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. (PT. WIKA Beton Tbk) pemimpin di pasar beton pracetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melintasi batas negara ini telah menuntut bangsa kita untuk terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia saat ini telah memasuki era globalisasi yang menciptakan dunia menyeluruh dan tanpa batas pada semua aspek dalam kehidupan manusia. Globalisasi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan dan perbaikan setelah masa krisis ekonomi global tahun 1998. Perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dari tujuan penelitian, implikasi, beberapa keterbatasan penulisan, serta saran
BAB V PENUTUP Bagian kelima ini memuat tentang kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian, implikasi, beberapa keterbatasan penulisan, serta saran yang direkomendasikan bagi penelitian selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar bagi perekonomian Indonesia. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dan pembangunan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama dan tertua di Indonesia. Goodyear Indonesia menjadi salah satu
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Goodyear didirikan sejak tahun 1935 sebagai anak perusahaan The Goodyear Tire & Rubber Company, Goodyear Indonesia menjadi perusahaan ban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerapan Good Corporate Governance dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan diantaranya adalah kreditor dan investor. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan pada dasarnya diukur berdasarkan kinerja perusahaan tersebut. Laba merupakan salah satu indikator pengukur kinerja suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan melaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan, dan keterbatasan sumber daya perusahaan serta keterbatasan akses untuk perolehan tambahan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang didirikan memiliki tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang diantaranya yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan zaman yang kaya akan teknologi informasi memacu perusahaan-perusahaan untuk dapat menyajikan informasi secara lebih baik lagi. Untuk
Lebih terperinciPenulis menguraikan banyak pengalaman yang menunjukkan seorang Komisaris di suatu perusahaan juga menjabat Komisaris di perusahaanperusahaan
RESENSI BUKU Judul : Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan Penulis : Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini Penerbit : PT. INDEKS kelompok GRAMEDIA, 2004 Oleh : Mochamad Hoshi Utomo, S.H.,
Lebih terperinciModul Manajemen Strategis 2013
Dedeng Abdul Gani A., SE., MS.i Page 1 BAB II CORPORATE GAVERNANCE Tujuan Pembelajaran : 1. Memahami dan menjelaskan tugas dan tanggungjawab dewan komisaris dan dewan direksi dalam pengelolaan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai oleh kehadiran perusahaan yang melakukan go-public. Pada tahun 2012 terdapat 463 perusahaan
Lebih terperinci