PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatiahan Olahraga pada Universitas Negeri Semarang OLEH NUR ULIN ANWAR PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

2 ABSTRAK Nur Ulin Anwar Pengaruh Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dr.H. NASUKA, M.Kes.; Pembimbing II : TRI AJI, S.Pd, M.Pd. Kata kunci : passing atas, push up tangan menumpu bangku, push up kaki ditinggikan Passing atas adalah salah satu teknik dasar yang sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli oleh seorang atlet. Kurangnya penguasaan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang yang akan diberi metode latihan kekuatan berupa push up yang bertujuan untuk melatih otot lengan agar dapat melakukan passing atas dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS kabupaten Semarang tahun Penelitian Eksperimen dengan desain penelitian berpola M-S (Macthed by Subject Desain). Populasi berjumlah 50 orang. Untuk sampel berjumlah 20 orang dengan metode pusposive sampling dalam penarikan sampelnya. Untuk analisis data menggunakan rumus t-test yang dikutip dari buku Sutrisno Hadi (2000 : 282). Hasil penelitian: a.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) diperoleh nilai t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku. b.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) diperoleh nilai t hitung = 6,679 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan. c.) Hasil analisis data tes akhir kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh nilai t hitung = 0,198 < 2,262. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara metode latihan yang diberikan pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. d.) Presentase kenaikan antara kelompok eksperimen I < kelompok eksperimen II atau 16,38 % < 18,26 %. Maka latihan push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku. Simpulan hasil penelitian : Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Saran : semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pelatih bolavoli, khususnya pelatih diklub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang, supaya dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam pembuatan program latihan, serta dapat bermanfat bagi peneliti lain khususnya peneliti dibidang olahraga. ii

3 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagian diakhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan keduanya maka haruslah dengan ilmu. (HR. ibn Asakir) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : Kedua orang tuaku Bapak Munawar dan Ibu Asmanah Adik-adikku Arif Taufiqqurrohman dan Dimas Faiz Lutfi Teman-teman seangkatan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 Bapak Ibu Guru SD N Waru Teman-teman PPL MAIGA, KKN Kaligawe, serta Perdana Jaya FC. vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tentang : Pengaruh Latihan Push Up tangan menumpu bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat bantuan dari berbagai pihak : 1. Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian. 2. Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. 4. Dr. H. Nasuka, M. Kes sebagai pembimbing I dan Tri Aji, S.Pd, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak / Ibu dosen dan karyawan FIK UNNES yang telah membantu dan telah memberi dorongan. 6. Atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 7. Jajaran pelatih klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah membantu dan memberikan ijin dalam penelitian ini. 8. Teman teman kuliah terutama teman di jurusan PKLO angkatan 2011 yang telah membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian 9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. vii

8 Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya. Mudah mudahan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengunggah peneliti lain untuk melakukan kegiatan seperti ini pada masa masa mendatang, sehingga kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i ABSTRAK... ii PERNYATAAN... iii PERSETUJUAN... iv PENGESAHAN... v MOTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Permainan Bolavoli Teknik Dasar Permainan Bolavoli Servis Passing Umpan (Set-Up) Smash Block Teknik Dasar Passing Passing Atas Passing Atas Bola Rendah Passing Atas dengan Bola Di samping Badan Passing Atas dengan Bergeser Mundur Passing Atas dengan Melompat Passing Atas ke Belakang Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas Peningkatan Kondisi Fisik Latihan Penguatan Otot Lengan Komponen Komponen Latihan Latihan Push Up Otot Bahu Otot Lengan Atas Otot Lengan Bawah Otot Otot yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas Otot Otot yang Bekerja Saat Melakukan Push Up ix

10 Kesinambungan Otot Saat Passing Atas dan Push Up Kerangka Berpikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Faktor Kehadiran Sampel Penelitian Faktor Kesungguhan Faktor Kemampuan Faktor Kesehatan Faktor Tempat Faktor Cuaca Teknik Analisis Data Uji Prasarat Analisis Uji Normalitas Uji Homogenitas Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Hasil Uji Persyarat Analisis Uji Normalitas Uji Homogenitas Hasil Analisis Data Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen I (Push Up Tangan Menumpu Bangku) Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Hasil Presentase Analisis data Pre-test dan Post-test pada kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Uji Hipotesis Pembahasan Hasil Analisis Data Pembahasan Uji Hipotesis I Pembahasan Uji Hipotesis II Pembahasan Uji Hipotesis III Pembahasan Uji Hipotesis IV Faktor-faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis x

11 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS Bagi Pembaca Bagi Peneliti Lain DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas Pengolahan Data Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Daftar Nama Atlet Putra Usia Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Yang Menjadi Sampel Hasil Pre-test Passing Atas Rangking Hasil Pre-test Passing Atas Hasil Matching Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Posisi Lengan dan Jari saat Passing Atas Sikap Badan Saat Passing Atas Passing Atas Normal atau Bola Kedepan Passing Atas pada Bola Rendah Passing Atas dengan Bola disamping Badan Passing Atas dengan Bergerak Mundur Passing Atas dengan Melompat Passing Atas ke Belakang Push Up Tangan Menumpu Bangku atau Meja Push Up Kaki Ditinggikan Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Tampak Posterior Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Atas Tampak Anterior Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior AAHPER Volleyball Setting Test Gambar Istrument Setting Test dalam Ukuran Meter Tabel Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Usulan Topik Skripsi Usulan Dosen Pembimbing Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Daftar Nama Atlet Putra Usia Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 yang menjadi Sampel Daftar Penilaian Pre-test Daftar Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun Daftar Rangking Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun Daftar Hasil Matching yang Digunakan Dalam Pembagian Kelompok Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Uji Prasarat Analisis Data Pre-test (Uji Normalitas) Tabel Standar Normal Untuk z-score Negatif Tabel Standar Normal Untuk z-score Positif Tabel Nilai Kritis Untuk Uji LILIEFORS Uji Homogenitas Nilai-nilai F pada Taraf Signifikansi 5 % Daftar Penilaian Post-test Daftar Hasil Post-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksprimen II Dari Hasil Perolehan Nilai Post-test Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen I (Push Up tangan Menumpu Bangku) Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) Analisis Data Hasil Tes Akhir Passing Atas Antara Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Tabel Nilai-nilai t Program Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Daftar Hadir Sampel Dokumentasi xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olaharaga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa (rohani) dan jasmani (raga atau tubuh) yang kuat. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Olahraga juga suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sudah menjadi bagian dari kegiatan di masyarakat. Sebagai contoh olahraga yang banyak digemari dimasyarakat adalah cabang bolavoli. Permainan bolavoli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari dan menurut para ahli saat ini bolavoli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua olahraga yang paling digemari didunia. Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 yang diberi nama Mintonette, yang kemudian diusulkan oleh Prof. H. T. Halsted pada tahun 1896 dengan nama Volleyball. Permainan bolavoli sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1928, dibawa oleh guru guru Belanda yang mengajar di H.B.S. dan H.M.S., tetapi pada waktu itu permainan ini belum popular dimasyarakat. Setelah zaman kemerdekaan, banyak bekas tentara angkatan perang Belanda yang bergabung dengan tentara NKRI, mereka inilah yang turut mempopulerkan permainan bolavoli di masyarakat. Di Indonesia terdapat organisasi kepengurusan bolavoli 1

16 2 yang semuanya berinduk pada P.B.V.S.I (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia), berdiri pada tanggal 22 januari 1955 di Jakarta. Dalam permainan bolavoli untuk meningkatan kualitas permainan yang bertujuan untuk memperoleh prestasi maksimal membutuhkan beberapa aspek yang harus dicapai. Menurut M. Sajoto (1995:7) apabila seseorang ingin mencapai prestasi optimal perlu dimilliki empat macam kelengkapan yang meliputi: 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan mental, 4) kematangan juara. Teknik sendiri merupakan salah satu dasar dari aspek untuk memperoleh prestasi yang maksimal. Menurut M. Yunus (1992:68), teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang optimal. Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), teknik - teknik dalam permainan bolavoli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash. Menurut M. Yunus (1992:79) passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper bola dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala, jari jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap menerima bola, setelah itu bola didorong keatas agak kedepan, dimana posisi bola yang datang berasal dari arah atas.

17 3 Pada dasarnya permainan bolavoli adalah melewatkan bola kearah lawan melalui atas net dan berusaha mematikan bola didaerah lawan. Tujuan utama orang bermain bolavoli adalah untuk mencari kesenangan dalam mengisi waktu luang. Bukan hanya itu saja, bermain bolavoli juga untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan bahkan bercita cita ingin menjadi pemain bolavoli yang berprestasi tinggi. Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga adalah memiliki bibit yang berbakat yang sesuai dengan tuntutan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga. Maka dari itu untuk menjadi pemain bolavoli yang baik menurut M. Yunus (1992:11), harus memenuhi syarat - syarat fisik berupa : a). kesehatan fisik yang baik, b). tidak memiliki cacat fisik, c) Mempunyai postur tubuh yang baik, d) memiliki unsure kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, power, koordinasi, dan kelincahan). Kekuatan merupakan salah satu syarat fisik yang berguna untuk menjadikan seorang atlit bolavoli memiliki teknik yang bagus, seperti dapat melakukan passing atas dengan mahir karena memiliki kekuatan otot lengan yang kuat. Akan tetapi untuk memperoleh kekuatan yang bagus seorang atlit haruslah melakukan latihan yang rutin sesuai dengan program yang telah dibuat seorang pelatih. Pengembangan kekuatan otot tergantung dari beberapa faktor, meliputi tingkat perkembangan dan pengalaman si atlet, tipe kekuatan yang harus dikembangkan serta sarana-prasana yang tersedia, (PASI, 1993:104). Latihan menggunakan beban berat badan saja sebagai tahanan adalah suatu cara yang baik untuk memulai latihan kekuatan, terutama bagi atlet atlet yang masih

18 4 muda dan belum berpengalaman. Latihan latihan menggunakan beban berat badan sebagai tahanan dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan. Seperti variasi latihan dengan melakukan push up. Menurut Taryono (2008), push up adalah gerakan latihan mengangkat tubuh dari bawah ke arah atas dengan menggunakan tubuh bagian lengan. Push up merupakan jenis latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Menurut Sadoso (1994:43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan. Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu: 1). push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2). push up dengan lutut menumpu pada lantai (wanita), 3). push up dengan kaki dan tangan menumpu pada lantai (normal), 4). push up dengan kaki ditinggikan. Latihan kekuatan berupa push up ini, merupakan jenis latihan yang dibutuhkan seorang atlet, seperti halnya atlet di klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang. Klub bolavoli IVOKAS merupakan salah satu klub terbaik di Kabupaten Semarang. Klub ini berdiri sejak 20 Desember 2003 yang dirintis oleh Bapak Kartono seorang guru olahraga yang berpengaruh di Kabupaten Semarang, serta Bapak Alex yang menjabat sebagai ketua PBVSI Kabupaten Semarang. Klub IVOKAS merekrut atlit - atlitnya dari kalangan pelajar, yang terdiri dari pelajar sekolah maupun perguruan tingggi serta dari kalangan orang yang tidak mampu untuk di bina dan dilatih pada klub ini agar menjadi atlit bolavoli yang berprestasi dan membanggakan. Untuk sekarang ini klub IVOKAS memiliki kurang lebih 50 atlet bolavoli yang terdiri dari 30 orang atlet putra dan 20 orang atlet putri. Klub IVOKAS didirikan benar benar untuk mencetak atlit yang potensial kemudian akan

19 5 menghasilkan atlit - atlit berbakat dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan peraihan prestasi yang dimiliki klub IVOKAS selama 12 tahun sejak didirikanya diantaranya juara POPDA SMP se Jawa Tengah, Juara 1 POPDA SMA tingkat Jawa Tengah, Juara PORPROV Tahun 2013, 4 atlet binaan Klub IVOKAS masuk sebagai atlit junior kejurnas yunior, serta masih banyak prestasi lainnya. Dalam latihan yang dilakukan tim IVOKAS ini masih banyak yang kurang menguasai teknik bolavoli, seperti passing atas yang cenderung didominasi atlet putranya. Ini terjadi dikarenakan latihan passing yang dilakukan didominasi dengan passing bawah. Memang passing bawah sangatlah penting untuk melakukan reserve atau mengembalikan bola dari hasil smash maupun servis dari lawan. Tetapi sebagai atlet yang potensial hendakya dapat menguasai berbagai macam teknik dasar secara maksimal agar dapat bermain bolavoli dengan baik serta dapat mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini dibuktikan pada saat latihan passing berpasangan banyak atlet yang melakukan passing atas yang kurang sempurna berupa bola tidak sampai pada teman, hasil passing atas masih melenceng dan banyak lainnya. Bukan hanya itu saja, saat game berlangsung seorang atlet kurang bisa menguasai passing atas yang ditandai dengan kurangnya ketepatan dan akurasi bola, saat menerima bola sentuhan kedua untuk mengumpan pada spiker untuk menyerang lawan ketika posisi seorang pengumpan atau tosser berada diposisi sulit atau jauh dari bola. Kesalahan tadi terjadi salah satunya dikarenakan kurangnya kekuatan otot lengan yang dipunyai seorang atlet. Sementara itu untuk melatih kekuatan otot lengan ada banyak metode latihannya, maka peneliti akan melakukan eksperimen dengan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki

20 6 ditinggikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing atas atlet putra di klub bolavoli IVOKAS. Dalam melakukan kedua jenis latihan, berupa latihan kekuatan otot lengan, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan passing atas. Dengan memperhatikan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Latihan Push up Tangan Menumpu Bangku dan Push up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Adapun alasan pemilihan judul tersebut diatas adalah sebagai berikut : Passing atas merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli Peningkatan kemampuan passing atas untuk tujuan prestasi Metode latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas. 1.2 Identifikasi Masalah Setelah melakukan Observasi oleh peneliti, ada beberapa masalah yang terjadi di klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yaitu: Metode latihan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang belum menunjukkan hasil yang maksimal Kurangnya penguasaan teknik dasar passing atas yang telah diajarkan oleh pelatih Belum diketahui latihan yang baik dan efektif antara push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil dari kemampuan passing atas.

21 Kemampuan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang belum diketahui. 1.3 Pembatasan Masalah Menindaklanjuti Identifikasi Masalah diatas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu : Peneliti lebih menekankan pada masalah metode latihan untuk passing atas Peneliti hanya meneliti tentang passing atas Metode latihan untuk passing atas yang diberikan adalah push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015? Apakah ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015? Apakah ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015? Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015?

22 8 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui : Pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Membedakan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, peneliti mengaharapkan manfaat setelah penelitian berupa : Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang olahraga pada khususnya tentang metode latihan passing atas bolavoli Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menela ah sejauh mana materi yang telah diajarkan dan dipelajari apakah telah sesuai dengan prakteknya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang, khususnya untuk pelatih, diharapkan penelitian ini dapat

23 9 dijadikan gambaran untuk membuat program latihan sesuai dengan kemampuan atletnya.

24 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Permainan Bolavoli Permainan bolavoli pada hakekatnya adalah memvoli bola dengan menggunakan seluruh anggota badan dan menyeberangkan bola melewati net ke lapangan lawan. Permainan bolavoli merupakan permainan beregu dengan tujuan melewatkan bola secara teratur melalui atas net dan mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan serta setiap regu hanya boleh memvoli bola tiga kali dan setiap pemain tidak melakukan sentuhan dua kali berturut-turut, kecuali karena melakukan bendungan atau blocking (Suhadi, 2005). Sedangkan menurut M. Yunus (1992 : 1), permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola di daerah lawan. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan atau dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut turut sebelum diseberangkan didaerah lawan ( tanpa mengenai block). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara 10

25 11 sempurna. Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim sedang menerima servis dan memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis selanjutnya, serta para pemainnya akan melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan sebuah net untuk memperoleh nilai dalam usaha mencapai kemenangan yang menggunakan rally point system. Ukuran lapangan permainan bolavoli memiliki panjang 18 m dan lebar 9 meter dengan net selebar 1 m dan panjangnya 9,5 m, untuk tinggi net untuk putra 2,43 m dan tinggi net untuk putrid 2,24 m. Untuk bola biasanya digunakan dengan ukuran berdiameter cm dan berat gram (Nuril Ahmadi, 2007 : 16) Teknik Dasar Permainan Bolavoli Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh seseorang. Sebab, dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli. Walaupun begitu permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia Sesudah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis. Seperti yang dikemukakan M. Yunus (1992:68), penguasaan teknik dasar dalam permainan bolavoli sangat penting mengingat hal hal sebagai berikut : 1). Kesalahan teknik : membawa bola, mendorong bola, mengangkat bola, dan pukulan ganda. 2). Akan terjadi kesalahan yang besar bila tidak

26 12 menguasai teknik mengingat bolavoli merupakan permainan dengan tempo yang cepat. 3). Tiap tim dalam permainan bolavoli dipisahkan oleh net, sehingga wasit lebih mudah mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan oleh setiap pemain. Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien (M. Yunus, 1992: 79). Teknik permainan bolavoli adalah suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan jasmani dan suatu penguasaan keterampilan dalam hal praktek yang sebaik-baiknya untuk dapat melakukan gerakan dalam permainan bolavoli dan menyelesaikan permainan bolavoli dengan baik (Novi Dian, dkk : 2014). Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik dasar dasar dalam permainan itu sendiri terdiri dari berbagai macam. Teknik dasar permainan bolavoli tersebut antara lain : Servis Menurut pendapat M. Yunus (1992:68) servis merupakan suatu pukulan pembukaan untuk memulai permainan. Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan (Nuril Ahmadi, 2007 : 20). Sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan Passing Passing menurut pendapat M. Yunus ( 1992 : 79) adalah mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu,

27 13 sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007 : 22). Dalam permainan bolavoli passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas Umpan (Set-Up) Umpan menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash. Set-up atau umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bolavoli dengan menggunakan suatu teknik tertentu yang memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregu yang selanjutnya dapat melakukan serangan atau smash (Nuril Ahmadi, 2007 : 23) Smash Smash menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan, untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi. Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim (Nuril Ahmadi, 2007:31) Block atau Bendungan Block menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adaah benteng pertahanan yang utama untuk menangkis lawan. Block atau bendungan merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (Nuril Ahmadi, 2007:30). Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif

28 14 (saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif (tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan) Teknik Dasar Passing Passing dilakukan untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Passing merupakan gerakan yang paling sering digunakan dalam jalannya permainan bolavoli, sehingga passing harus benar-benar dikuasai oleh setiap pemain bolavoli (Tegar Bayu, 2014). Menurut M. Yunus (1992: 79), passing adalah pengoperan bola pada teman sendiri dalam suatu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Jadi awal sentuhan bola oleh seorang pemain dalam permainan bolavoli, untuk dioperkan kepada teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan yang selanjutnya dimainkan dilapangan sendiri yaitu diumpankan kepada smasher untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007:22), Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Dari pendapat tersebut diatas peneliti berharap semua atlet Bolavoli putra klub IVOKAS dapat menguasai teknik dasar passing atas sebab sangat diperlukan dalam taktik permainan bolavoli sehingga permainan tampak lebih hidup dan bervariasi. Dalam permainan bolavoli, passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas (Nuril Ahmadi, 2007:23) Passing Atas Passing atas merupakan teknik penguasaan bola yang penting untuk dipelajari. Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53) Passing atas adalah

29 dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat ke atas lurus agak di depan 15 kepala, jari-jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap menerima bola. Setelah itu bola didorong ke atas agak ke depan, dimana posisi bola yang datang berasal dari arah atas. Passing atas merupakan penyajian bola atau mengoper bola dengan menggunakan jari tangan kepada teman atau langsung kelapangan lawan, disamping itu passing atas yang baik akan mempengaruhi didalam pertandingan tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan tingkat yang lebih rendah. Barbara L.Veira & Bonnie Jill Fergusen (2004:51) berpendapat bahwa teknik overhead passing (passing atas) adalah salah satu teknik dimana seseorang dapat menguasai bola dengan efisiensi tinggi dan terkontrol dengan baik. Cara melakukan passing atas menurut Nuril Ahmadi (2007:25) adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan 45. Bola disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan. Sedangkan menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), cara melakukan teknik passing atas adalah dengan mengambil posisi berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kedua lutut kaki agak ditekuk sedikit sehingga posisi badan berada dalam keseimbangan badan yang baik. Selanjutnya lakukan gerakan mengangkat kedua tangan ke atas agak ke depan, jari-jari tangan agak dibuka, begitu ada bola datang fokuskan pandangan mata pada bola yang datang dari atas sehingga perkenaan bola akan tepat pada

30 16 kedua jari-jari tangan yang akan menerima bola tersebut dan mendorong bola tersebut kearah teman yang siap untuk melakukan smash. Posisi kedua kaki agak sedikit ditekuk pada saat akan menerima bola, begitu bola diterima dan didorong oleh kedua tangan, kedua kaki di luruskan dan tumit sedikit diangkat agar dorongan semakin baik. Passing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik passing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Sesuai dengan Jurnal karangan Sapulete (2012), bahwa passing atas merupakan awal pembentukan serangan/smash, agar mendapatkan serangan dengan baik, maka diperlukan penguasaan teknik passing atas yang baik. Teknik passing secara visual dapat dillihat pada gambar berikut : Gambar : 2.1 Posisi lengan dan jari saat passing atas (M. Yunus, 1992:91)

31 17 Gambar : 2.2 Sikap badan saat passing atas (M. Yunus, 1992: 91) Menurut M. Yunus, (1992: 122) langkah-langkah melakukan passing atas adalah sebagai berikut : (1.) Sikap permulaan, ambil sikap siap normal dalam perminan bolavoli, yaitu: kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola. (2.) Gerak pelaksanaan, tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerak agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul baik. (3.) Gerak lanjutan, setealah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan

32 melangkahkan kaki kebelakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal. 18 Gambar : 2.3 Passing atas normal atau bola kedepan (M. Yunus, 1992: 92) Dalam pelaksanaan passing atas biasanya ada beberapa variasi-variasi yang dilakukan oleh seorang pemain atau atlet. Menurut M. Yunus (1992:81) menyatakan bahwa posisi dan jarak bola dengan badan tidak selalu dalam keadaan yang ideal untuk melakukan passing atas dengan posisi normal. Dari situasi bola yang bermacam-macam itu menurut M. Yunus (1992: 81), maka secara garis besar macam-macam passing atas dapat dibagi sebagai berikut : Passing Atas Bola Rendah Pelaksanaannya yaitu segera merendah dengan menekuk lutut hingga salah satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah bola. Gambar : 2.4 Passing atas pada bola rendah (M. Yunus, 1992: 93)

33 Passing Atas Dengan Bola Di Samping Badan Pelaksanaannya adalah segera geser badan kebawah bola dengan melakukan langkah samping. Gambar : 2.5 Passing atas dengan bola di samping badan (M. Yunus, 1992: 94) Passing Atas Dengan Bergeser Mundur Pelaksanaannya adalah bergerak dengan cepat melangkah ke belakang dengan merendahkan badan hingga posisi boa tepat di depan atas dari dahi. Gambar : 2.6 Passing atas dengan bergerak mundur (M. Yunus, 1992: 95)

34 Passing Atas Dengan Melompat (Overhead Jumping Pass) Pelaksanaannya adalah cepat bergerak ke bawah bola, meloncat setinggi mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian mendarat dengan mengeper. Gambar : 2.7 Passing atas dengan melompat (M. Yunus, 1992: 97) Passing Atas Ke Belakang (Overhead Back Pass) Pelaksanaannya adalah tempatkan badan tegak lurus dengan bola, tekuk lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan ke atas belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti arah bola. Gambar : 2.8 Passing Atas ke Belakang (M. Yunus, 1992: 98)

35 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas Menurut Nuril Ahmadi (2007: 28), menyebutkan bahwa kesalahan umum pemain dalam melakukan passing atas meliputi : Kurang cepat menempatkan badan dibawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah linngkaran dari jari-jari dan telapak tangan Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga bentuk cekungan jari dan telapak tangan datar Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek Lengan telah lurus keatas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada kekuatan untuk mendorong bola kedepan atas Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan, badan, dan kaki Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan latihan fisik Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung ujung jari, sehingga terdengar bunyi plak dalam melakukan passing atas Peningkatan Kondisi Fisik Menurut M. Sajoto (1995 : 7), bahwa dalam pencapaian prestasi yang optimal dibutuhkan empat macam kelengkapan yaitu pengembangan fisik, pengembangan teknik, pengembangan mental, dan kematangan juara. Diperjelas dengan teori menurut M. Yunus (1992: 61), bahwa dalam usaha meningkatkan prestasi atlet, khususnya pemain bolavoli, perlu ditingkatkan unsur

36 22 unsur, kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental kerjasama dan kekompakan serta pengalaman dalam bertanding. Kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dijadikan sebagai keperluan yang sangat mendasar bagi seorang atlet. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai contoh untuk mempelajari teknik passing atas dalam permainan bolavoli, seorang atlet harus mempunyai kekuatan otot lengan dan kelincahan untuk mengoperkan bola dalam kondisi sesulit apapun. Jika kondisi ini tidak dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain. Kondisi Fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan (M. Sajoto, 1995: 8). Komponen komponen kondisi fisik meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi (M.Sajoto, 1995: 8). Secara garis besar sasaran latihan kondisi fisik diarahkan pada peningkatan kualitas sistem alat tubuh yang meliputi sistem cardiovascular dan sistem respirasi serta peningkatan kualitas otot yang meliputi kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot, dan ketahanan otot (M. Yunus, 1992: 62). Komponen kondisi fisik didasarkan atas kebutuhan gerak teknik dan taktik dalam permainan bolavoli misalnya dalam melakukan passing atas dalam

37 23 permainan bolavoli dibutuhkan kekuatan otot lengan dan otot bahu yang maksimal serta perasaan control dan akurasi yang tinggi untuk memperoleh hasil passing atas yang baik Latihan Penguatan Otot Lengan Latihan merupakan suatu kondisi eksternal yang berupa pengulangan suatu respon dalam penyajian suatu rangsangan gerakan (Heri Siswanto,2012). Latihan berfungsi sebagai balikan atau penguatan dan merupakan kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan yang kompleks. Perubahan yang terjadi dalam tubuh manusia akibat latihan harus tetap dijaga dengan baik agar tidak terjadi penurunan kemampuan (Devi Tirtawirya,2012) Komponen - Komponen Latihan Pencapaian Prestasi olahraga yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen komponen latihan. Komponen komponen dari latihan tersebut meliputi : 1.) Intensitas Latihan, adalah fungsi dari kekuatan implus saraf seorang atlet yang sedang bekerja saat latihan (Devi Tirtawirya,2012). Intensitas merupakan suatu dosis atau jatah latihan yang harus dilakukan seorang atlet menurut program latihan yang ditentukan. Apabila intensitas latihan tidak memadahi, maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebaliknya, apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cidera atau sakit (M. Sajoto, 1995 :133). 2.) Volume Latihan bisa diartikan jumlah aktivitas total dalam latihan yang secara mendasar dapat dipahami bahwa volume latihan adalah jumlah total aktivitas yang dihitung dari durasi, jarak tempuh, maupun pengulangan latihan (Devi Tirtawirya,2012). Penentuan volume latihan untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana

38 24 setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. 3.) Repetisi dan Set. Repetisi adalah jumlah ulangan untuk mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi (M.Sajoto,1995:34). 4.) Durasi, adalah lamanya latihan dilakukan, sampai berapa minggu, atau beberapa bulan program latihan tersebut dijalankan (M.Sajoto, 1995:139). 5.) Frekuensi Latihan, adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995:137) Latihan Push up Dalam upaya menghasilkan prestasi yang optimal, seorang atlet harus mempersiapkan semua faktor yang menunjang prestasi termasuk faktor fisik. Apalagi perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting bagi pemain atau atlet bolavoli, termasuk untuk menampilkan kemampuan passing atas. Faktor fisik yang utama yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan dan kelentukan harus dipersiapkan pada level yang memungkinkan seorang atlet siap untuk bertanding (Kemenpora, 2009:70). Dari keempat komponen fisik dasar tersebut kekuatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting karena berhubungan dengan kualitas gerak dari seorang atlet. Kekuatan merupakan kemampuan otot atau sekumpulan otot untuk melakukan suatu tegangan terhadap beban. Secara umum definisi kekuatan adalah menggunakan atau mengarahkan daya dalam mengatasi suatu tahanan atau hambatan tertentu (Kemenpora, 2009:71). Untuk menunjang semua aktifitas agar bisa dilakukan dengan maksimal maka penggerak tubuh yaitu otot rangka harus dilatih untuk meningkatkan kualitas kerjanya, salah satunya adalah otot lengan. Menurut

39 25 M.Sajoto (1995:8 ), kekuatan otot lengan adalah kemampuan serabut otot lengan untuk menahan beban tertentu dalam jangka waktu yang tertentu. Untuk mempermudah, biasanya latihan kekuatan dapat dimodifikasi jumlah bebannya. Pengembangan kekuatan otot sendiri seperti pengembangan otot lengan dapat dilakukan dengan beban atau tanpa beban. Banyak yang melakukan latihan dengan menggunakan berat badan diri sendiri sebagai beban. Sebagai contoh latihan kekuatan untuk otot lengan yang menggunakan beban berat badan diri sendiri adalah latihan push up. Menurut Rosmaini Hasibuan (2008), bahwa kekuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan beberapa latihan kekuatan tertentu, seperti push up yang akan mengakibatkan pembesaran pada otot yang secara otomatis akan menambah kemampuan kekuatan otot tersebut baik mendorong maupun menarik. Menurut Charles Simonian dalam bukunya yang berjudul Fundamental of Sport and Biomechanics (1873: 172), Push up adalah satu latihan yang paling sering dilakukan dan dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individu. Push up sudah banyak dikenal dan dilakukan karena tidak membutuhkan alat apapun. Salah satu keuntungan melakukan push up antara lain untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu dan lengan (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 43). Menurut Sadoso (1994: 43) bahwa saat melakukan push up, otot gelang bahu berupa otot deltoid (otot segitiga) dan otot persendian siku yang berupa otot trisep brachii terlibat dalam gerakan ini. Cara melakukan push up yang benar adalah mengahadap kelantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu atau sedikit lebih lebar, putarlah tangan kedalam membentuk sudut derajat sehingga sikunya menuju keluar, badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala

40 26 sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 44). Sikap awal Push up ini bermula dari tiarap, bertumpu dengan punggung lurus dan kepala pada garis lurus wajar dengan ruas ruas tulang belakang, kedua lengan terpisah selebar bahu (PASI,1993: 104). Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:43), ada beberapa variasi dalam melakukan push up, diantaranya : 1.) Push up tangan menumpu pada bangku, variasi push up ini bisanya dilakukan oleh pemula, atau yang belum kuat mengangkat badannya, karena prinsip push up ialah makin vertikal badannya makin mudah melakukan push up. Cara melakukan push up ini ialah taruhlah kedua tangan diatas kursi yang rendah atau meja yang rendah kemudian kedua kaki berada dilantai sehingga membentuk sudut derajat. 2.) Push up kaki ditinggikan, Variasi push up ini biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mampu mengangkat tubuhnya sendiri dalam melaksanakan push up. Untuk menambah beban latihan dapat dilakukan variasi push up dengan cara posisi kaki lebih tinggi dari posisi tangan. Kaki dapat ditinggikan ± 45 cm dari lantai atau dapat menggunakan anak tangga, dimana posisi tangannya berada dibawah dan kakinya berada dianak tangga. Gambar : 2.9 Push up tangan menumpu pada bangku atau meja (Sadoso, 1994 : 47)

41 Otot Bahu Gambar : 2.10 Push up Kaki Ditinggikan (Sadoso, 1994:47) Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Menurut Syaifuddin (2006 : 90) bagian otot bahu dibagi menjadi : M. Deltoid (Otot Segitiga) Fungsinya adalah mengangkat lengan sampai mendatar M. Subskapularis (Otot Depan Tulang Belikat) Fungsinya menengahkan dan memutar tulang hemerus ke dalam M. Supraspinatus (Otot Atas Balung Tulang Belikat) Fungsinya mengangkat lengan M. Teres Mayor (Otot Lengan Bulat Besar) Fungsinya untuk memutar lengan ke dalam M. Teres Minor (Otot Lengan Belikat Kecil) Fungsinya untuk memutar lengan ke luar Otot Lengan Atas Otot Otot ketul (Fleksor) :

42 28 M. Biseps Braki (Otot Lengan Berkepala 2), fungsinya adalah membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan; M. Brakialis (Otot Lengan Dalam), fungsinya adalah membengkokkan lengan bawah siku; M. Korakobrakialis, fungsinya mengangkat lengan Otot Otot Kedang (Ekstensor) : M. Triseps Braki (Otot Lengan Berkepala Tiga), Kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain, kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan, kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani. Gambar : 2.11 Otot - otot Bahu kanan dan lengan tampak posterior (Syaifuddin, 2006: 96)

43 29 Gambar : 2.12 Otot otot bahu kanan dan lengan atas tampak anterior (Syaifuddin, 2006 : 97) Otot Lengan Bawah Otot Otot Kedang Yang memainkan perannya dalam pengentulan diatas sendi siku, sendi sendi tangan, sendi - sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta : 1.) Muskulus Ekstensor Karpi Radialis longus; Muskulus Ekstensor Karpi Radialis Brevis; Muskulus Ekstensor Karpi Ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan). 2.) Digitonum Karpi Radialis, fungsinya adalah ekstensi jari tangan kecuali ibu jari. 3.) Muskulus Ekstensor Policis Longus, fungsinya adalah ekstensi ibu jari Otot Otot Ketul Yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot otot ini berkumpul sebagai berikut :

44 30 Otot Otot Di Sebelah Tapak Tangan berupa 1.) Muskulus Pronator Teres, Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku. Otot Otot Ketul Untuk Otot Tangan Dan Jari Tangan, terdiri dari 1.) Muskulus Palmaris Ulnaris Fungsinya mengentulkan lengan; 2.) Muskulus Palmaris Longus, Muskulus Fleksor Karpi Radialis, Muskulus Fleksor digitor Sublimis, ketiga otot ini fungsinya untuk fleksi jari kedua dan kelingking; 3.) Muskulus fleksor digitorum profundus fungsinya untuk fleksi semua jari kecuali ibu jari; 4.) Muskulus fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari. Otot yang bekerja Memutar Radialis (Pronator dan Supinator), terdiri dari : 1.) Muskulus Pronator Teres Equadratus fungsinya pronasi tangan, Muskulus Spinator Brevis, fungsinya supinasi tangan. Otot otot di sebelah tulang pengumpil, fungsinya membengkokkan lengan disiku, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta. Otot otot di sebelah punggung atas, disebut otot kendang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Sedangkan otot otot yang lain meluruskan ibu jari. Gambar : 2.13 Otot Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior (Syaifuddin, 2006 : 98)

45 31 Gambar : 2.14 Otot Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior (Syaifuddin, 2006 : 99) Otot Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas Dalam gerakan passing atas adapun otot-otot yang bekerja. Pada saat jari-jari yang memegang bola, otot-otot yang bekerja meliputi : fasial palmaris kemudian otot ekstensor retinakulum kemudian otot ekstensor dan abductor ibu jari dalam ekstensi pergelangan tangan sedangkan untuk ekstensi lengan ekstensor digitorium, fleksor carpiulnaris, ekstensor karpi radialis longus. Gerakan selanjutnya untuk melontarkan bola otot yang digunakan adalah brachioradialis kemudian lengan bisep dan anterior deltoid dan pectoral sentral dan lateral setelah jari-jari menyentuh bola posisi tangan diatas adalah posisi menjauhi tubuh (abduksi) adapun otot-otot yang bekerja adalah pada pergelangan tangan meliputi : pada pergelangan tangan adalah ekstensor digitorium, abductor policius longus,ekstensor policius brevis, fleksor policius longus, sehingga berkontraksi pada tulang humerus adapun otot-otot yang

46 32 bekerja fleksor carpi radialis brevis dari otot-otot yang berada ditulang humerus berkontraksi di scapula adapun otot-otot yang bekerja di scapula meliputi trapezius teres mino, teres major, latimun dorsi (Frederic Delv, 2005 : 73) Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Push Up Menurut Hasmyati (2009) otot yang bekerja saat push up meliputi : Erector Spinae, Pectoralis Major, Deltoideus, Triceps, Pronator Terres, Infraspinatus, Rhomboid Major. Berikut ini berbagai otot yang dapat dilatih dengan melakukan push up : Otot Pectoralis Major Otot ini terletak dibagian dada dan otot utama yang berfungsi untuk mendorong otot-otot bagian saat kita melakukan push up. Ketika posisi tubuh saat turun rendah, maka saat itu pula otot pectoralis major yang mendapat manfaatnya Otot Triceps Terletak dibagian belakang lengan atas. Fungsinya mendorong tubuh dan sekaligus menahan beban Otot Deltoid Terletak pada bagian bahu manusia dan membantu otot pectoralis major dalam mendorong dan menurunkan tubuh selama melakukan push up. Latihan push up dapat membentuk otot deltoid yang bermanfaat untuk membentuk bahu agar dapat menjadi lebih kuat dan lebar Otot Serratus Anterior Berada pada posisi dinding lateral dada. Ketika push up otot ini berfungsi mendorong bahu depan otot sekitar tulang rusuk. Manfaat melakukan push up secara rutin otot ini akan membentuk kekuatan pada lengan.

47 Otot Coracobrachialis Posisinya sangat dekat dengan otot biceps, pada lengan bagian atas. Ketika melakukan push up akan mendorong lengan atas dan bermanfaat membentuk otot tubuh bagian atas menjadi kuat Kesinambungan Otot Yang Bekerja Saat Passing Atas Dan Push Up Saat melakukan passing atas ada beberapa otot yang bekerja saat melontarkan bola yang berfungsi untuk memberikan bola kesasaran yang diinginkan. Beberapa otot yang bekerja meliputi otot biceps, otot deltoid dan otot pectoralis. Untuk melakukan passing atas yang bagus maka harus lah mempunyai otot-otot yang berfungsi secara kuat dan maksimal. Untuk itu peneliti menggunakan metode push up yang dapat melatih beberapa otot seperti otot pectoralis major dan otot deltoid yang berfungsi untuk mendorong, serta otot deltoid yang fungsinya membantu otot pectoralis major selama bekerja. Jadi peneliti mengharapkan metode latihan push up dapat memberikan solusi untuk mengatasi kurangnya penguasaan passing atas. Metode Push up yang dipakai meliputi : push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan. 2.2 Kerangka Berpikir Permainan bolavoli merupakan jenis permainan yang membutuhkan kemampuan penguasaan teknik yang matang dan kondisi fisik yang bagus. Mengingat bahwa dalam pencapaian prestasi atlet bolavoli, harus ada berbagai aspek yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya aspek penguasaan teknik dasar permainan, namun juga harus didukung dengan unsur unsur peningkatan yang lain, salah satunya adalah kondisi fisik atlet (M. Yunus, 1992:61). Dalam hal tersebut harus ada keselarasan antara penguasaan teknik yang matang dengan dukungan kondisi fisik seorang atlet yang prima. Teknik

48 34 dasar permainan bolavoli meliputi servis, passing (passing bawah dan passing atas), umpan (set up), smash (spike), dan bendungan (block). Passing merupakan suatu aspek teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain bolavoli dikarenakan passing bertujuan untuk mengoperkan bola dalam satu tim saat permainan bolavoli berlangsung. Salah satu jenis passing yang terdapat di permainan bolavoli adalah passing atas. Cara melakukan passing atas adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan 45. Bola disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan (Nuril Ahmadi, 2007:25). Passing atas banyak fungsinya, selain untuk mengoperkan bola kepada teman biasanya passing atas juga digunakan sebagai penyusun suatu serangan kepada tim lawan. Yang biasanya sering dilakukan oleh seorang tosser atau set upper pada saat sentuhan bola kedua. Untuk memperoleh hasil passing atas yang tepat dan akurat dibutuhkan aspek kondisi fisik yang bagus salah satunya adalah kekuatan otot lengan yang kuat. Untuk itu dibutuhkan berbagai jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Salah satunya adalah latihan push up. Cara melakukan push up yang benar adalah mengahadap kelantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu atau sedikit lebih lebar, putarlah tangan kedalam membentuk sudut derajat sehingga sikunya menuju keluar, badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 44). Untuk pemula push up dapat dilakukan variasi dengan tangan menumpu pada bangku dan posisi kaki dibawah atau dilantai.

49 35 Variasi push up ini cocok untuk pemula dikarenakan beban yang didapat lebih ringan. Apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat melakukan push up dengan kaki ditinggikan sehingga posisi kepala dibawah atau dekat lantai dan posisi kaki diatas menumpu pada tangga atau bangku. Variasi push up ini membutuhkan beban yang lebih, sehingga lebih cocok untuk menambah kekuatan otot lengan. Karena prinsip push up adalah semakin tinggi posisi tangan dari pada kaki maka push up makin mudah sebaliknya semakin tinggi posisi kaki daripada tangan maka push up semakin sulit (Sadoso, 1994:46). Dari uraian diatas, maka dalam melakukan passing atas dibutuhkan kekuatan otot lengan yang maksimal yang dapat diperoleh dengan latihan push up yang dapat divariasikan dengan push up dengan tangan menumpu pada bangku dan push up dengan kaki ditinggikan. 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan anggapan dasar yang dilakukan peneliti setelah melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber, kemudian melakukan hasil uji kebenarannya terhadap anggapan dasar tadi (Suharsimi, 2010: 110). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dengan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

50 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.

51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut pengambilan datanya penelitian ini termasuk eksperimen. Menurut perlakuan pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen.design penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana design penelitian yang menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum yang diberi perlakuan, dilakukan pretest (tes awal) terlebih dahulu. Menurut Jonathan Sarwono pre-test post-test design merupakan design dengan cara melakukan satu kali pengukuran didedapan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Pembagian kedua kelompok tersebut menggunakan cara Ordinal pairing yaitu menggunakan cara ABBA yang didasarkan atas hasil tes awal yang telah dirangking, sehingga di dapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II (Sutrisno hadi, 2000: 445). Subjek akan diberi treatment atau perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali latihan perminggu. Suatu siklus latihan jangka pendek atau meso-cycle dapat dilakukan selama 6 minggu atau lebih (M. Sajoto, 1995:35). 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto, 2010 : 159). Sedangkan menurut Sugioyono (2009:38), bahwa vaiabel adalah 37

52 38 segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehigga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Suharsimi Arikunto, 2010 : 169). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya perubahan pada variabel depenpen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39) Variabel Bebas Push up tangan menumpu bangku Push up kaki ditinggikan Variabel Terikat Hasil passing atas dalam permainan bolavoli. 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 20 orang atlet putri dan 30 orang atlet putra. Alasan peneliti memilih populasi ini adalah populasi telah mendapat latihan teknik dasar bolavoli dan menerima latihan bolavoli dari pelatih yang sama Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini peneliti memilih sampel dari klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 yang berjumlah 20 orang yang nantinya akan

53 39 dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok eksperimen I dan 10 orang kelompok eksperimen II dengan ketentuan : Bersedia menjadi sampel dalam penelitian Memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki laki Berumur sekitar tahun Sampel telah mendapatkan pelatihan bolavoli dan memiliki keterampilan bermain bolavoli yang rata rata seimbang. Berdasarkan kriteria atau ketentuan dalam pengambilan sampel diatas, diperoleh 20 orang yang sesuai dengan kriteria pengambilan sampel. Maka sesuai dengan Suharsimi Arikunto (2010:183) mengatakan bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 85). Maka sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah dengan mengikutsertakan semua pemain bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, yang telah memenuhi ketentuan sampel sebanyak 20 orang. 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 6 minggu yang bertempat di gor bolavoli WUJIL Kabupaten Semarang. Tahap dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut : Tahap Pendahuluan Melakukan Pendataan Identitas pada subjek penelitian.

54 Memberikan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung Menyiapkan peralatan pembantu dalam penelitian berupa meteran serta memeriksa alat ukur terhadap tingkat ke validannya Tahap Pengambilan Data Awal (pre-test) dan data akhir (post-test) pada tahap pengambilan data awal dan data akhir menggunakan tes passing atas Tahap pelaksanaan penelitian Setelah semua data awal (pre-test) dari masing-masing subjek diketahui, selanjutnya subjek akan diberi perlakuan (treatment) latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan Tujuan Untuk mengetahui pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli Pelaksanaan Teste mengikuti perlakuan (treatment) selama penelitian berlangsung dan mengikuti semua program latihan yang sudah dibuat oleh peneliti Dalam bentuk latihan pada penelitian ini pemberian beban latihan dibuat dua kelompok untuk melakukan program latihan yang telah ditetapkan Pelaksanaan latihan dilakukan selama 6 minggu, yaitu terdiri dari 3 hari dalam seminggu. 3.5 Intrument Penelitian Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiono, 2010:348). Dalam penelitian

55 41 ini, peneliti menggunakan instumen tes dari AAHPER (1969), yaitu AAHPER Volleyball Setting Test. Untuk pelaksanaanya, sampel menerima umpan dari pelempar yang kemudian bola harus di passing atas, kemudian bola harus melalui net (tali) dan berada di zona target area. Sampel akan melakukan percobaan sebanyak 10 kali ke sasaran sebelah kanan dan 10 kali ke sasaran sebelah kiri. Apabila bola yang diberikan oleh pelempar keluar dari zona passing (set up) dapat diulang kembali. Penilaiannya adalah 1 poin diberikan untuk setiap hasil passing atas yang berada di zona target area. Total skornya adalah total dari 20 kali percobaan yang dilakukan. Tes ini belum diketahui koefisien validitasnya akan tetapi mempunyai koefisien reliabilitas.70 (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136). Gambar 3.1 AAHPER Volleyball Setting Test (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136)

56 Gambar Instrumen tes AAHPER Volleyball Setting Test. dalam ukuran meter 1,22 m Set-up Position 42 1,5 m X 3,5 m 1,8 m Tali Setinggi 3,5 m 3,5 m Pelempar ( T ) 1,5 m Target Area 1,8 m 1,5 m 1,22 m Gambar 3.2 Gambar instrument Setting Test dalam Ukuran meter Gambar 3.3 Tabel penilaian AAHPER Volleyball Setting Test (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 140)

57 Faktor faktor yang Mempengaruhi Penelitian Beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian adalah sebagai berikut : Faktor Kehadiran Sampel Penelitian Jumlah kehadiran sampel penelitian, akan mempengaruhi terhadap hasil penelitian. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengadakan pertemuan dengan sampel penelitian bahwa untuk pelaksanaan penelitian sudah terprogram sesuai dengan jadwal latihan berupa pemberian perlakuan (tratmen) yang berupa latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditingggikan yang sudah ditentukan saat pre-test, perlakuan hingga post-tes Faktor kesungguhan Faktor kesungguhan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian dari peserta tes yang diteliti, karena kemampuan setiap sampel berbeda-beda. Maka untuk mengatasi hambatan ini, peneliti memberikan motivasi yang berupa semangat dan dukungan kepada sampel agar melakukan tes dengan sungguhsungguh Faktor kemampuan Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemampuan setiap sampel terhadap hasil tes dan pengukuran akan berbeda. Mungkin ini akan terjadi suatu kendala, untuk menghadapi hal tersebut peneliti memberi masukan kepada sampel untuk tidak terpengaruh akan hasil tes dan pengukuran yang dicapai oleh sampel lain. Karena setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda Faktor kesehatan Faktor kesehatan sampel sangat berpengaruh terhadap hasil tes. Peneliti menghimbau kepada sampel untuk menjaga kesehatan, istirahat yang

58 44 cukup dan menjaga asupan makanan yang bergizi. Dari awal hingga akhir penelitian, kondisi sampel sangat baik dan tidak mengalami sakit Faktor tempat Faktor tempat adalah kelayakan tempat penelitian, untuk itu peneliti memilih lapangan bolavoli di GOR WUJIL Kabupaten Semarang yang dianggap layak Faktor Cuaca Faktor cuaca merupakan salah satu faktor yang fital dalam pelaksanaan penelitian, sebab sampel dapat terhalang pergantian cuaca baik saat musim panas maupun musim hujan yang berpengaruh terhadap kemauan atlet untuk berlatih. Untuk itu peneliti memberi motivasi agar menjaga kondisi tubuh saat perbedaan cuaca yang kapanpun akan terjadi. 3.7 Teknik Analisis Data Dalam suatu penelitian ada dua jenis analisis data yang dapat digunakan yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang diterapkan untuk menganalisis, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data yang berwujud angka-angka untuk menjawab hipotesis penelitian (Sutrisno Hadi, 1996:221). Penggunaan metode analisis data dengan analisis statistik dalam penelitian ini karena data yang telah diperoleh berupa angka-angka Uji Prasarat Analisis Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2002 : 466). Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil

59 45 pengamatan x 1, x 2, x n. Berdasarkan sampel ini akan di uji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut : Pengamatan x 1, x 2,. x n dijadikan bilangan baku z 1, z 2,..z n dengan menggunakan rumus : Z i = Keterangan : x S = Dari variabel masing - masing sample = Rata rata = Simpangan baku Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(z i ) = P (z z i ); selanjutnya dihitung proporsi z 1, z 2,. Z n yang lebih kecil atau sama dengan z 1. Jika proporsi dinyatakan oleh S(z i ). Maka = ; hitung selisih F(z i ) S(z i ) kemudian ditentukan harga mutlaknya; ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Berikut ini merupakan table untuk uji normalitas Tabel Tabel Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas X i z i F(z i ) S(z i ) F(z i ) S(z i ) Keterangan : X i = Nilai dari sampel

60 46 z i F(z i ) S(z i ) = Transfomasi dari angka ke notasi pada distribusi normal = Distribusi normal baku = Probabilitas komulatif empiris F(z i ) S(z i ) = Selisih dari F(z i ) dikurangi S(z i ) Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L 0 ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L o yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima (Sujdana, 2002 : 467) Uji Homogenitas Dalam Uji Homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 321) rumusnya adalah F db Vb : db Vk = Keterangan : F db Vb : db Vk = Derajat Kebebasan K 1 dan K2 = Standar Deviasi yang lebih besar antara K E I dan K E II = Standar Deviasi yang lebih kecil antara K E I dan K E II Untuk rumus standar deviasi sendiri menurut Strisno Hadi (2004:89) adalah sebagai berikut : SD 2 = Keterangan : SD 2 = Standar Deviasi kuadrat

61 47 Σƒx Σƒx 2 N = jumlah deviasi = Jumlah deviasi kuadrat = Jumlah individu / kejadian dalam distribusi Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) Untuk pengetesan signifikan digunakan t-test untuk sampel-sampel yang berkorelasi dengan menggunakan rumus pendek. Karena rumus pendek adalah rumus yang dipersiapkan untuk menyelesaikan penyidikan dengan cara yang lebih singkat dan efisien (Sutrisno Hadi, 1996:278). Untuk mengetahui pengolahan data selanjutnya maka diperlukan table persiapan perhitungan Statistik dengan data dengan menggunakan rumusan t-tes sebagai berikut : No Pasangan Subjek Tabel 3.3 Tabel pengolahan data D X A X B (X A X B ) D (D-MD) d 2 Keterangan : Σ? ΣX A ΣX B ΣD Σd Σd 2 X A X B = Nilai kelompok eksperimen I = Nilai kelompok eksperimen II

62 48 D d = Perbedaan dari tiap-tiap pasangan = Deviasi perbedaan Cara pengisian table tersebut : Catat nomor subjek kolom 1; Pasangan subjek kolom 2; Nilai kelompok eksperimen 1 pada kolom 3; Nilai kelompok eksperimen 2 pada kolom 4; Selisih nilai X A dan X B pada kolom 5; Selisih antara D dan MD (Mean perbedaan) pada kolom 6; Kuadrat dari deviasi perbedaan pada kolom 7. (Sutrisno Hadi, 2000 : 282) Sebelum sampai pengolahan data terlebih dahulu harus diketahui nilai dari mean perbedaan (MD) yang harus dicari dengan rumus : MD = ΣD n Dan perlu dibuktikan bahwa : ΣD = X A X B dan d=0 Sebagai langkah untuk analisis data selanjutnya digunakan rumus t-test sebagai berikut : t = = Keterangan : MD Σd 2 = Mean defferent (semua dianggap positif) = Jumlah deviasi kuadrat dari pasangan

63 49 N Σ = Jumlah pasangan subjek = Sigma / jumlah (Sutrisno Hadi, 1990 : 455) Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengubah hipotesis (Ha) menjadi Hipotesis nihil : ada perbedaan antara push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing atas Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, diubah menjadi hipotesis nihil (H O ) yaitu tidak ada perbedaan antara push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing atas Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Untuk selanjutnya hipotesis nihil akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf signifikan 5%. Hal ini berarti kita percaya bahwa 95% dari keputusan kita adalah benar dan kemungkinan akan menolak hipotesis yang benar 5 diantara 100. Menolak hipotesis atas dasar taraf signifikan 5% sama halnya menolak hipotesis atas dasar kepercayaan 95%. Jadi kita telah menolak hipotesis atas dasar taraf 5% atau dasar taraf kepercayaan 95%, berarti kita mengambil resiko salah dalam keputusan ini sebanyak banyaknya 5% atau benar dalam keputusan sedikitnya 95%. Dalam perhitungan ini kemungkinan hasilnya adalah sebagai berikut : a.) Apabila nilai t-hitung yang diperoleh sama besar atau lebih besar dari t-tabel maka hipotesis nihil ditolak (Sutrisno Hadi,1990:445). b.) Apabila nilai t-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t-tabel hipotesis nihil diterima (Sutrisno hadi, 1990 : 457). Hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya pada penelitian ini adalah

64 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H 1 berupa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas di ubah menjadi H 0 berupa tidak ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas. Setelah itu cari nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean pre-test EK I Mean post-test EK I Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test nilai post-tes, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu : t = Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 1 = 9 pada taraf signifikansi 5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H 0 diterima selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H 0 ditolak Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H 1 berupa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas di ubah menjadi H 0 berupa tidak ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas. Setelah itu cari nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean pre-test EK II Mean post-test EK II

65 51 Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test nilai post-tes, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu : t = Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 1 = 9 pada taraf signifikansi 5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H 0 diterima selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H 0 ditolak Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H 1 berupa ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas di ubah menjadi H 0 berupa tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas. Setelah itu cari nilai t hitung dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean post-test EK I Mean post-test EK II Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu : t = Σ Setelah ketemu nilai t hitung, maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 1 = 9 pada taraf signifikansi

66 52 5% dengan nilai t tabel sebesar 2,262. Jika nilai t hitung < t tabel maka H 0 diterima selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H 0 ditolak Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama cari dulu mean pre-test dan post-test masing kelompok kemudian cari selisihnya (cari MD-nya) kemudian masukkan kedalam rumus : Presentase = x 100 % Setelah ketemu hasilnya maka dibandingkan, manakah yang lebih baik.

67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data passing atas bolavoli yang dilakukan dengan volleyball setting test dari AAHPER yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Kelompok Tes N Mean s SD 2 Eksperimen I (K E I ) Eksperimen II (K E II ) Awal Akhir 10 67,5 Awal 10 57,5 Akhir , ,3 2201,25 Dari penghitungan data yang diperoleh dari kedua kelompok adalah kelompok eksperimen I dengan jumlah sampel (N) = 10, untuk tes awal dengan rata-rata sebesar 58, simpangan baku sebesar 12,52 dan standar deviasi kuadrat sebesar Sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar 67,5. Untuk kelompok eksperimen II dengan jumlah sampel (N) = 10, diperoleh data tes awal dengan rata-rata sebesar 57,5; simpangan baku sebesar 12,3 dan standar deviasi sebesar 2201,25 sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar Hasil Uji Prasarat Analisis Sebelum dilakukan analisis t-tes (uji beda), data perlu dilakukan pengujian prasarat analisis. Pengujian prasarat analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. 53

68 Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu di uji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors yang dikutip dari buku Sudjana (2002 :466). Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kelompok N M S L hitung L t 5 % Eksperimen I ,52 0,0315 0,258 Eksperimen II 10 57,5 12,30 0,0793 0,258 Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K E I diperoleh L hitung = 0,0315 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen I termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas data pada K E II diperoleh L hitung = 0,0793 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf kesalahan 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada data kelompok eksperimen II termasuk berdistribusi normal Uji Homogenitas Untuk uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Uji homogenitas ini berfungsi sebagai persyaratan dalam pengujian perbedaan, dimana jika perbedaan itu benar-benar merupakan perbedaan rata-rata. Hasil uji homogenitas data antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II adalah sebagai berikut :

69 55 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Kelompok N SD 2 F hitung F t 5% Eksperimen I Eksperimen II ,25 1,275 3,18 Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai F hitung = 1,275 ; sedangkan db sama-sama = 10 1 = 9, pada F tabel t 5% = 3,18. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II memiliki varians yang homogen atau sama Hasil Analisis Data Setelah pelaksanaan tes akhir (post-test) dari kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II, diperoleh hasil dari tiap-tiap subjek kedua kelompok tersebut. Data tes post-test tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel penghitungan statistik. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh hasil sebagai beriikut : Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I (Push Up Tagan Menumpu Bangku) N M x 1 M x 2 MD Σd 2 t hitung t tabel t 5% ,5 9,5 322,5 5,019 2,262 dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 5,019 dengan derajat kebebasan (d.b) N 1 = 10 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka analisis data didapatkan 5,019 > 2,262. Karena t berada pada daerah penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas.

70 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) N M x 1 M x 2 MD Σd 2 t hitung t tabel t 5% 10 57, ,5 222,5 6,679 2,262 dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 6,679 dengan derajat kebebasan (d.b) N 1 = 10 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka analisis data didapatkan 6,679 > 2,262. Karena t berada pada daerah penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II N M x K M x E MD Σd 2 t hitung t tabel t 5% 10 67,5 68 0,5 572,5 0,198 2,262 dari perhitungan statistik diperoleh t hitung sebesar 0,198 dengan derajat kebebasan (d.b) N 1 = 10 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t tabel sebesar 2,262. Berarti nilai t hitunng lebih kecil dari t tabel, maka analisis data didapatkan 0,198 < 2,262. Karena t berada pada daerah penerimaan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas.

71 Hasil Presentase Analisis Data Pre-Test dan Data Post-Test pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Kelompok N Mean Pre-test Mean Post-test Mean Different Presentase Peningkatan Eksperimen I ,5 9,5 16,38 % Eksperimen II 10 57, ,5 18,26 % Berdasarkan data pada tabel di atas kelompok eksperimen I mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan berupa push up tangan menumpu bangku sebesar 16,38%. Sedangkan pada kelompok eksperimen II mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan berupa push up kaki ditinggikan sebesar 18,26% Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji apakah pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis dapat diterima atau ditolak. Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data seperti diatas, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Berdasarkan hasil uji t data tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh : Uji Hipotesis I Hipotesis I berbunyi : ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung = 5,019 > t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi

72 58 ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 diterima kebenarannya Uji Hipotesis II Hipotesis II berbunyi : ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung = 6,679 > t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 diterima kebenarannya Uji Hipotesis III Hipotesis III berbunyi : ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung = 0,198 < t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih kecil dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis ditolak dan hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi : ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ditolak kebenarannya Uji Hipotesis IV

73 59 Hipotesis IV berbunyi : latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil presentase pada EK I (push up tangan menumpu bangku) sebesar 16,38% < EK II (push up kaki ditinggikan) sebesar 18,26% atau hasil presesntase EK I lebih kecil dari presentase EK II. Sesuai dengan perbandingan hasil presentase tersebut maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi: latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 diterima kebenarannya. 4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data Pembahasan Uji Hipotesis I Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, secara teori menurut pandangan peneliti bahwa jika seseorang melakukan latihan secara rutin dan terus-menerus berdasarkan program latihan yang telah ditentukan, maka akan berdampak baik terhadap berkembangnya kemampuan seorang atlet. Dalam prakteknya atlet putra klub bolavoli IVOKAS pada kelompok eksperimen I secara rutin melakukan latihan push up tangan menumpu bangku dan dilanjutkan latihan passing atas berpasangan selama 16 kali pertemuan yang telah diprogramkan oleh peneliti. Maka dampaknya atlet dapat melakukan passing atas secara baik

74 60 dan bola hasil passing atas dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin dipassingkan Pembahasan Uji Hipotesis II Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, sama halnya pada perlakuan pada kelompok eksperimen I, pada kelompok eksperimen II diberikan latihan push up kaki ditinggikan. Dalam pelaksanaannya peneliti memberikan program latihan selama 16 kali pertemuan. Selama pertemuan itu atlet pada kelompok eksperimen II juga melakukan latihan push up secara rutin. Maka dampaknya atlet dapat melakukan passing atas secara baik dan bola hasil passing atas dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin dipassingkan Pembahasan Uji Hipotesis III Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS. Secara teori menurut peneliti latihan push up tangan menumpu bangku lebih mudah dilakukan dari pada latihan push up kaki ditinggikan. Karena menurut Sadoso (1994 : 43) bahwa prinsip ialah makin vertikal badannya maka makin mudah melakukan push up. Menurut pandangan peneliti selama pelaksanaan program latihan yang telah diberikan semangat dan antusias atlet pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) lebih tinggi daripada pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) dalam pelaksanaan program latihan. Sehingga hasil latihan push up yang dilakukan tidak jauh berbeda walaupun secara teori lebih berat saat melakukan push up kaki ditinggikan.

75 Pembahasan Uji Hipotesis IV Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa latihan push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Menurut pandangan peneliti bahwa pelaksanaan program latihan yang telah diberikan pada kedua kelompok sudah lumayan berhasil. Ini dibuktikan dengan adanya presentase kenaikan kemampuan yang diukur dengan melakukan tes akhir passing atas. Untuk hasil manakah yang lebih baik, peneliti sudah memprediksi bahwa latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku. Alasan peneliti adalah sesuai dengan prinsip latihan push up yaitu semakin vertikal badannya semakin mudah push up dilakukan (Sadoso, 1994 : 43). Dalam prakteknya atlet pada dasarnya memang sudah mempunyai kondisi fisik yang sangat bagus, ditambah metode latihan push up, baik push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan, maka semakin menambah kondisi fisik atlet semakin bagus khususnya pada kekuatan otot lengannya. Walaupun hasil yang diperoleh ketika melakukan kedua variasi push up tersebut tidak jauh berbeda, setidaknya latihan push up dapat digunakan untuk menambah kemampuan dalam melakukan passing atas khususnya untuk latihan push up kaki ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas lebih baik daripada latihan push up kaki ditinggikan Faktor-Faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis Dari penelitian yang dilakukan ada salah satu hipotesis yang tidak teruji kebenarannya. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor-faktor yang sulit terkontrol oleh peneliti, misalnya :

76 Diluar aktivitas penelitian, peneliti tidak bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan sampel, apakah salah satu kelompok melakukan latihan sendiri dirumah ataukah tidak Ada kemungkinan sampel melakukan aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan. Semua itu tidak dapat dikontrol tetapi bisa mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan siswa. Sehingga hipotesis tidak teruji kebenarannya Kondisi psikologis dari sampel, ada kemungkinan psikologis dari salah satu sampel dari kelompok lebih baik dari kelompok lain. Jadi saat pelaksanaan tes salah satu kelompok memiliki mental yang lebih baik Kondisi sampel sebelum pelaksanaan tes passing atas yang tidak bisa dikontrol oleh peneiti, peneliti hanya bisa menyarankan agar dipersiapkan kondisi tubuhnya untuk menghadapi tes.

77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Dari analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 5,019 > t tabel = 2, Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 6,697 > t tabel = 2, Tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 0,198 < t tabel = 2, Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen I yang diberi perlakuan push up tangan menumpu bangku memiliki presentase peningkatan sebesar 16,38 %. Sedangkan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok Eksperimen II yang diberi perlakuan push up kaki ditinggikan memiliki presentase peningkatan sebesar 18,26%. 63

78 Saran Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka bagi pelatih klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang disarankan sebagai berikut : Latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan dapat diterapkan dalam latihan peningkatan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang dan subjek yang lain dengan syarat memiliki karakteristik yang sama dengan atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang karena memiliki pengaruh yang relatif signifikan dalam peningkatan kemampuan passing atas. Sehingga kedua jenis variasi latihan tersebut dapat dilakukan semua Kedua jenis variasi latihan dapat dikombinasikan secara bergantian supaya atlet tidak bosan dengan salah satu bentuk latihan. Kombinasi dapat dilakukan secara bergantian atau juga salah satu latihan dapat digunakan sebagai selingan pada akhir minggu Bagi Pembaca Semoga Skripsi ini dapat dijadikan sebagai wawasan ilmu dalam kepelatihan khususnya dalam kepelatihan bolavoli dalam peningkatan kemampuan passing atas yang dapat dikembangkan melalui variasi latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan Bagi Peneliti Yang Lain Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dalam pembuatan karya ilmiah atau skripsi.

79 65 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Nuril Panduan olahraga bolavoli. Solo : Era Pustaka Utama Arikunto, S Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Renika Cipta. Baebara L. Veira dan Bonnie Jill Fergusson Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Bradford N. Strand, and Rolayne Wilson Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publishers. Fakultas Ilmu Keolahragaan Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang : FIK UNNES. Hadi Sutrisno Metodelogi Researsh jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset Statistik 3. Yogyakarta : Andi Offset. Kharisma Bayu T. Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini. Jurnal Olahraga Pendidikan. 01/Th.I/Mei, 2014: Novi Dian A., dkk. Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service. Jurnal Olahraga Pendidikan. 01/TH. I/Mei, 2014 : Sajoto, M Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : FPOK IKIP Semarang. Sapulete Janje J. Hubungan Daya Ledak Lengan dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kemampuan Passing Atas. Jurnal ILARA. 01/TH. III/Januari - Juni, 2012: Siswanto Heri. Peningkatan Ketrampilan Smash Permainan Bolavoli Melalui Metode Resiprokal. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 02/TH. II/Desember, 2012: Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta. Suhadi. Pengaruh Model Pembelajaran Bolavoli Suhadi Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 01/TH. III, Sujdana Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

80 66 Strand, Bradford N. dan Wilson Rolayne Assessing Sport Skills. South Australia : Human Kinetics Publishers. Sumosardjuno Sadoso Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Syaifuddin Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC. Taryono. Perbandingan Antara Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Gerakan Bench Press dan Push Up Terhadap Hasil Tembakan Free Throw dalam Permainan Bolabasket. Motion.01/TH.I/September, 2010 : Tirtawirya Devi. Itensitas dan Volume dalam Latihan Olahraga. Jurnal ISSA. 01/TH.I/Februari, 2012 : Yunus, M Olahraga Pilihan Bolavoli. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

81 LAMPIRAN - LAMPIRAN 67

82 68 Lampiran 1 USULAN TOPIK SKRIPSI

83 69 Lampiran 2 USULAN DOSEN PEMBIMBING

84 70 Lampiran 3 SURAT KETERANGAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING

85 71 Lampiran 4 SURAT IJIN PENELITIAN

86 72 Lampiran 5 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

87 73 Lampiran 6 DAFTAR NAMA ATLET PUTRA USIA TAHUN KLUB BOLAVOLI IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 YANG MENJADI SAMPEL NO NAMA TEMPAT, TANGGAL LAHIR USIA 1. ARDIAN ANGGA S Wonogiri, 5 April Tahun 2. M. GIAN PANGESTU Kab. Semarang, 15 Desember Tahun 3. AFRIZAL F. P. P. Kab. Semarang, 24 Desember Tahun 4. NUR ARIFIN Kab. Semarang, 18 Juli Tahun 5. ROBY FIRMANSYAH Kab. Semarang, 28 November Tahun 6. ISLAM SURYO AJI Kab. Semarang, 14 Mei Tahun 7. IPUNG INDRO B. Purwokerto, 4 Agustus Tahun 8. OKI INDRA G. Semarang, 8 Oktober Tahun 9. MUHAMMAD AMIN Kab. Semarang, 26 Agustus Tahun 10. ANTON WAHYU P. Kab. Semarang, 5 Maret Tahun 11. AGUS L. W Kab. Semarang, 17 Maret Tahun 12. BAYU LUKITO Kab. Semarang, 14 Juni Tahun 13. SURYO AJI PRASETYO Wonosobo, 11 Maret Tahun 14. ERIK SETIAWAN Kab. Semarang, 4 Mei Tahun 15. DIKA F. T. Semarang, 23 Februari Tahun 16. M. FERIYAN Kab. Semarang, 31 Desember Tahun 17. JOHAN ARDANA Kab. Semarang, 12 April Tahun 18. BAYU KURNIAWAN Semarang, 2 September Tahun 19. FREDI J. Surakarta, 29 Juni Tahun 20. DICKY BERLIANDO Semarang, 22 Oktober Tahun

88 74 Lampiran 7 DAFTAR PENILAIAN PRE-TEST

89 75

90 76 Lampiran 8 DAFTAR HASIL PRE-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 Bola yang masuk No Nama Usia target area Urut Tes Kanan Kiri Total (Kanan + Nilai Kiri) Peringkat ke ARDIAN ANGGA S. 18 Th M. GIAN PANGESTU 15 Th AFRIZAL F. P. P. 15 Th NUR ARIFIN 15 Th ROBY FIRMANSYAH 16 Th ISLAM SURYO AJI 16 Th IPUNG INDRO B. 15 Th OKI INDRA G. 17 Th MUHAMMAD AMIN 17 Th ANTON WAHYU P. 15 Th AGUS L. W. 17 Th BAYU LUKITO 15 Th SURYO AJI P. 15 Th ERIK SETIAWAN 15 Th DIKA F. T. 16 Th M. FERIYAN 17 Th JOHAN ARDANA 18 Th BAYU KURNIAWAN 15 Th FREDI J. 17 Th DICKY BERLIANDO 18 Th

91 77 Lampiran 9 DAFTAR RANGKING HASIL PRE-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 No. Nilai Hasil Tes Urut Passing Atas No. Tes Nama Keterangan DICKY BERLIANDO A DIKA F. T. B AGUS L. W. B M. FERIYAN A ROBY FIRMANSYAH A BAYU LUKITO B ERIK SETIAWAN B M. GIAN PANGESTU A BAYU KURNIAWAN A JOHAN ARDANA B OKI INDRA B AFRIZAL F. P. P. A ISLAM SURYO AJI A ARDIAN ANGGA S. B FREDI J. B NUR ARIFIN A IPUNG INDRO B. A SURYO AJI PRASETYO B ANTON WAHYU P. B MUHAMMAD AMIN A

92 78 Lampiran 10 DAFTAR HASIL MATCHING YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBAGIAN KELOMPOK No No Urut NAMA Nilai Hasil Tes Rumusan MC Pasangan Tes Hasil Matching DICKY BERLIANDO 75 A 15 DIKA F. T. 75 B 11 AGUS L. W. 70 B 16 M. FERIYAN 70 A 5 ROBY FIRMANSYAH 70 A 12 BAYU LUKITO 65 B 14 ERIK SETIAWAN 65 B 2 M. GIAN PANGESTU 65 A 18 BAYU KURNIAWAN 60 A 17 JOHAN ARDANA 60 B 8 OKI INDRA G. 60 B 3 AFRIZAL F. P. P. 55 A 6 ISLAM SURYO AJI 55 A 1 ARDIAN ANGGA S. 50 B 19 FREDI J. 50 B 4 NUR ARIFIN 50 A 7 IPUNG INDRO B. 45 A 13 SURYO AJI PRASETYO 45 B 10 ANTON WAHYU P. 35 B 9 MUHAMMAD AMIN 35 A

93 79 Lampiran 11 DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II DARI HASIL MATCHING PEROLEHAN NILAI PRE-TEST Kelompok Eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) Kelompok Eksperimen II (push up kaki ditinggikan) Nomor Nilai Nomor Nilai Nama Nama Urt Tes Tes Urt Tes Tes DICKY BERLIANDO DIKA F. T M. FERIYAN AGUS L. W ROBY F BAYU LUKITO M. GIANPANGESTU ERIK SETIAWAN BAYU KURNIAWAN JOHAN ARDANA AFRIZAL F. P. P OKI INDRA ISLAM SURYO AJI ARDIAN ANGGA S NUR ARIFIN FREDI J IPUNG INDRO B SURYO AJI P MUHAMMAD AMIN ANTON WAHYU P. 35

94 80 Lampiran 12 UJI PRASARAT ANALISIS DATA PRE-TEST Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus : ǀ F(z) S(z) ǀ H 0 diterima apabila t hitung < t tabel NO Urut Tes TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I X K X K - (x K - ) 2 Z K F(Z) S(Z) F(Z) S(Z) I II III IV V VI VII VIII ,84 0,0329 0,10 0, ,04 0,1492 0,20 0, ,63 0,2643 0,30 0, ,24 0,4052 0,40 0, ,24 0,4052 0,50 0, ,16 0,5636 0,60 0, ,56 0,7123 0,70 0, ,96 0,8315 0,80 0, ,96 0,8315 0,90 0, ,36 0,9131 1,00 0,0869 Σƒ(x i ) = 580 = 58 Σƒ(x i - ) 2 = 1410 s = = = = 12,52 (Sudjana, 2002 :93) Z K = (Sudjana, 2002 : 138) Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes sampel saat melakukan tes passing atas.

95 81 Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen I. Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai x i dikurangi nilai rata-rata sampel, contoh : x 8 = x i - = = 12. Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai x i - yang dikuadratkan, contoh : (x 8 - ) 2 = (12) 2 = 144 Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi dengan simpangan baku dari data tersebut. Contoh baris 10 : z 8 = = = 0,96 Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian dicocokan dengan tabel hitung z. F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke z i sama dengan luas kurva normal diatas z. Z 8 = 0,96 F (z 8 ) = 0,8315 Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no urut sampel dibagi dengan total sampel S (z 8 ) = S (z 13 ) = 0, 80 dan kolom VII. Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI

96 82 ǀ F(z 8 ) S(z 8 ) ǀ = ǀ 0,8315 0,80 ǀ = 0,0315 UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN I DI PEROLEH : Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0315. Maka L 0 = 0,0315. Nilai L 0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors, sebagai berikut : Karena L 0 = 0,0315 < 0,258; maka H 0 diterima. Ini berarti data dari sampel Kelompok Eksperimen I diatas dapat dianggap berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus : ǀ F(z) S(z) ǀ H 0 diterima apabila t hitung < t tabel NO Urut Tes TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II X E X E - (x E - ) 2 Z E F(Z) S(Z) F(Z) S(Z) I II III IV V VI VII VIII ,5 506,25 1,83 0,0336 0,10 0, ,5 156,25 1,02 0,1539 0,20 0, ,5 56,25 0,61 0,2709 0,30 0, ,5 56,25 0,61 0,2709 0,40 0, ,5 6,25 0,20 0,5793 0,50 0, ,5 6,25 0,20 0,5793 0,60 0, ,5 56,25 0,61 0,7291 0,70 0, ,5 56,25 0,61 0,7291 0,80 0,0709

97 ,5 156,25 1,02 0,8461 0,90 0, ,5 306,25 1,42 0,9222 1,00 0,0778 Σƒ(x i ) = 575 Σƒ(x i - ) 2 = 1362,5 = 57,5 s = = = = 12,3 (Sudjana, 2002 :93) Z i = (Sudjana, 2002 : 138) Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes sampel saat melakukan tes passing atas. Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen II. Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai x i dikurangi nilai rata-rata sampel, contoh : x 5 = x i - = 60 57,5 = 2,5. Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai x i - yang dikuadratkan, contoh : (x 5 - ) 2 = (2,5) 2 = 6,25 Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi dengan simpangan baku dari data tersebut. Contoh baris 10 : z 5 = = = 0,20 Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian dicocokan dengan tabel hitung z.

98 84 F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke z i sama dengan luas kurva normal diatas z. Z 8 = 0,20 F (z 13 ) = 0, 5793 Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no urut sampel dibagi dengan total sampel S (z 5 ) = S (z 5 ) = 0, 50 dan kolom VII. Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI ǀ F(z 5 ) S(z 5 ) ǀ = ǀ 0,5793 0,50 ǀ = 0, 0793 UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN II DIPEROLEH : Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0793. Maka L 0 = 0,0793. Nilai L 0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors, sebagai berikut : Karena L 0 = 0,0315 < 0,258; maka H 0 diterima. Ini berarti data dari sampel dari Kelompok Eksperimen II diatas dapat dianggap berasal dari populasi berdistribusi normal.

99 85 Lampiran 13 TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE NEGATIF www. stat. ufl.edu /../ztable.pdf

100 86 Lampiran 14 TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE POSITIF www. stat. ufl.edu /../ztable.pdf

101 87 Lampiran 15 TABEL NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS Taraf nyata n = , n > (Sudjana, 2002: 467)

102 88 Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS Untuk menguji hipotesis, harus di hitung kesamaan variannya dengan rumus : F db Vb ; db = SD 2 = H 0 diterima apabila t hitung < t tabel TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I NO X ƒ ƒ. x (ƒ. x) N = 10 Σƒ. x = 580 Σ(ƒ.x) 2 = SD 2 = (Sutrisno Hadi, 2000: 95) SD 2 = = 5090 SD 2 = 1726 = Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen I adalah 1726

103 89 TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II NO X ƒ ƒ. x (ƒ. x) N = 10 Σƒ. x = 575 Σ(ƒ.x) 2 = SD 2 = (Sutrisno Hadi, 2000: 95) SD 2 = = 5507, 5 = 5507,5 3306,25 SD 2 = 2201, 25 Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen II adalah 2201, 25 Uji Homogenitas data untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang sama ataukah tidak. Untuk itu digunakan tes varians dari rumus Sutrisno Hadi (2004: 312). F db Vb ; db Vk =

104 90 Diketahui : = 1726 = 2201,25 Antara SD 2 kelompok eksperimen I dan SD 2 kelompok eksperimen II lebih besar SD 2 kelompok Eksperimen II, berarti untuk tes homogenitas varians SD 2 kelompok Eksperimen II dibagi dengan SD 2 Kelompok Eksperimen I, dengan masing masing N = 10 maka db. = 10-1 = 9. F db Vb ; db Vk = F 9 ; 9 = = 1, 275 Dengan melihat tabel III A pada derajat kebebasan 9 melawan 9 ditemukan F 0 = 1, 275 dan F tabel = 3,180 dengan taraf signifikansi 5 %, maka : F 0 = 1, 275 < F tabel = 3,180 Karena F 0 lebih kecil dari pada F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Varians dari Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II itu tidak berbeda secara signifikan, selain itu varians dari kedua kelompok dalam populasinya masingmasing adalah tidak berbeda atau sama.

105 91 Lampiran 17 NILAI NILAI F PADA TARAF SIGNIFIKANSI 5% Nilai nilai F pada taraf signifikansi 5% (Sutrisno hadi, 2004 : 413)

106 92 Lampiran 18 DAFTAR PENILAIAN POST-TEST

107 93

108 94 Lampiran 19 DAFTAR HASIL POST-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 Bola yang masuk No Total Nama Usia target area (Kanan + Kiri) Urut Tes Kanan Kiri Nilai ARDIAN ANGGA S. 18 Th M. GIAN PANGESTU 15 Th AFRIZAL F. P. P. 15 Th NUR ARIFIN 15 Th ROBY FIRMANSYAH 16 Th ISLAM SURYO AJI 16 Th IPUNG INDRO B. 15 Th OKI INDRA G. 17 Th MUHAMMAD AMIN 17 Th ANTON WAHYU P. 15 Th AGUS L. W. 17 Th BAYU LUKITO 15 Th SURYO AJI P. 15 Th ERIK SETIAWAN 15 Th DIKA F. T. 16 Th M. FERIYAN 17 Th JOHAN ARDANA 18 Th BAYU KURNIAWAN 15 Th FREDI J. 17 Th DICKY BERLIANDO 18 Th

109 95 Lampiran 20 DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II DARI HASIL PEROLEHAN NILAI POST-TEST Kelompok Eksperimen I Kelompok Eksperimen II Nomor Nilai Nomor Nilai Nama Nama Urt Tes Tes Urt Tes Tes DICKY BERLIANDO DIKA F. T M. FERIYAN AGUS L. W ROBY F BAYU LUKITO M. GIANPANGESTU ERIK SETIAWAN BAYU KURNIAWAN JOHAN ARDANA AFRIZAL F. P. P OKI INDRA ISLAM SURYO AJI ARDIAN ANGGA S NUR ARIFIN FREDI J IPUNG INDRO B SURYO AJI P MUHAMMAD AMIN ANTON WAHYU P. 45

110 96 Lampiran 21 ANALISIS DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS KELOMPOK EKSPERIMEN I (PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU) Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : t = H 0 diterima apabila t hitung < t tabel No Subjek X i X II D (X i X II) d (D-MD) ,5 110, ,5 90, ,5 0, ,5 0, ,5 20, ,5 20, ,5 0, ,5 30, ,5 20, ,5 30,25 N = 10 ΣX I = 580 M I = 58 ΣX II = 675 M II= 67,5 ΣD = 95 MD = 9,5 d 2 Σd 2 = 322,5 MD = (Sutrisno Hadi, 2004:226) = = 9,5 d = D MD (Sutrisno Hadi, 2004:226) t = (Sutrisno Hadi, 2004:226)

111 97 t = = = = = 5,019 Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N 1 = 10 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 5,019 maka : t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262 Ini berarti t hitung berada dalam daerah penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen I.

112 98 Lampiran 22 ANALISIS DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS KELOMPOK EKSPERIMEN II (PUSH UP KAKI DITINGGIKAN) Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : t = H 0 diterima apabila t hitung < t tabel No Subjek X i X II D (X i X II) d (D-MD) d ,5 20, ,5 30, ,5 20, ,5 30, ,5 0, ,5 90, ,5 0, ,5 0, ,5 30, ,5 0,25 N = 10 ΣX I = 575 M I = 57,5 ΣX II = 680 M II= 68 ΣD = 105 MD = 10,5 Σd 2 = 222,5 MD = (Sutrisno Hadi, 2004:226) = = 10,5 d = D MD (Sutrisno Hadi, 2004:226)

113 99 t = (Sutrisno Hadi, 2004:226) t = = = = = 6,679 Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N 1 = 10 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 6,679 maka : t hitung = 6,679 > t tabel = 2,262 Ini berarti t hitung berada dalam daerah penolakan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen II.

114 100 Lampiran 23 ANALISIS DATA HASIL TES AKHIR PASSING ATAS ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus : t = H 0 diterima apabila t hitung < t tabel No Pasangan subjek X E I X E II D (X E I X E II) d (D-MD) ,5 30, ,5 20, ,5 0, ,5 30, ,5 20, ,5 380, ,5 30, ,5 30, ,5 0, ,5 30,25 N = 10 ΣX II = 675 M E I= 67,5 ΣX II = 680 M E II= 68 ΣD = 5 MD = 0,5 d 2 Σd 2 = 572,5 MD = (Sutrisno Hadi, 2004:226) = = 0,5 d = D MD (Sutrisno Hadi, 2004:226) t = (Sutrisno Hadi, 2004:226)

115 101 t = = = = = 0,198 Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N 1 = 10 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 0,793 maka : t hitung = 0,198 < t tabel = 2,262 Ini berarti t hitung berada dalam daerah penerimaan H 0, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil post-tes pada kelompok eksperimen I dan post-test pada kelompok eksperimen II.

116 102 Lampiran 24 TABEL NILAI NILAI t

117 103 M i n g g u Lampiran 25 Hari Latihan 1 Senin 2 SENIN 3 SENIN 4 SENIN 5 SENIN 6 SENIN PROGRAM LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN Tanggal Pema nasan Materi Latihan Push Up tangan menumpu bangku dan Push Up Kaki ditinggikan Pendi nginan Itensitas Repetisi Set Istirahat antar set Pre Test (Tes Passing Atas) - RABU 10 / 08 / / 08 / Peregan 19 kali 3 30 detik gan JUM AT 14 / 12 / dinamis 65 % 19 kali menit 17 / 08 / 19 kali RABU 19 / 08 / 20 kali JUM AT 21 / 08 / 70 % 20 kali / 08 / 20 kali RABU 26 / 08 / 22 kali JUM AT 28 / 08 / 75 % 22 kali / 08 / 22 kali RABU 02 / 09 / 23 kali JUM AT 04 / 09 / 80 % 23 kali / 09 / 23 kali RABU 09 / 09 / 25 kali JUM AT 11 / 09 / 85 % 25 kali / 09 / 25 kali RABU 16 / 09 / 90 % 26 kali JUM AT 18 / 09 / Post Test (Tes Passing Atas) 2015 * Ket : Katagori push up yang baik untuk putra usia adalah (Andi Suntoda, 2009) Ket menit - Untuk ketinggian tumpuan tangan pada Push up tangan menumpu bangku atau anak tangga, ketinggian bangku atau anak tangga kurang lebih cm dari atas lantai atau tanah. - Untuk Ketinggian tumpuan kaki pada Push Up kaki ditinggikan, ketinggian tangga atau bangku kurang lebih cm dari atas lantai atau

118 104 Lampiran 26 DAFTAR HADIR SAMPEL

119 105 Lampiran 27 DOKUMENTASI Peralatan Penjelasan Saat Akan Melakukan Tes awal dan Tes akhir Passing Atas

120 Pembuatan Lapangan untuk Intrumen Tes Passing Atas Saat Tes Awal dan Tes Akhir 106

121 Saat Sampel Melakukan Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas 107

122 108

123 109 Saat Melakukan Perlakuan atau Tretment Push Up tangan menumpu bangku

124 Push Up Kaki Ditinggikan 110

125 Sampel Saat Melakukan Pemanasan 111

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M. HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG Feby Elra Perdima, M.Pd Correspondence: Universitas Dehasen Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam suatu tujuan dengan efisien dan efektif. Semakin tinggi kemampuan seseorang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demi menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 *Rahmat Ikbar, Saifuddin, Bustamam, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat sekarang ini. Pekerjaan menuntut kondisi fisik yang prima sehingga perlu dijaga dengan aktivitas olahraga. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini permainan bola voli sudah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua kalangan

Lebih terperinci

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43 Bola voli merupakan olah raga permainan dimana sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah tim bekerja sama bersaing melawan tim musuh untuk merebut sebuah poin. Untuk itu, kita coba ngulik fungsi para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga bola voli di Magelang saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah diikuti belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa. 3.1.2 Waktu Waktu penelitian selama 2 bulan dengan frekuensi latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu berlawanan, masing-masing regu memiliki enam orang pemain. Bola voli merupakan olahraga yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN SMASH PULL (QUICK) PADA ATLET BOLAVOLI PUTRA KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

SURVEY KEMAMPUAN SMASH PULL (QUICK) PADA ATLET BOLAVOLI PUTRA KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SURVEY KEMAMPUAN SMASH PULL (QUICK) PADA ATLET BOLAVOLI PUTRA KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh enam orang pemain. Permainan ini menggunakan batas berupa lapangan yang berukuran 18 x

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1. Hakikat Smash Menurut Sujarwadi dan Dwi Sarjiyanto(2010:7) smash adalah pukulan keras menukik kebawah dalam suatu penyerangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan dengan net. Permainan ini dimainkan diatas lapangan berbentuk

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian ini dilakukan di lapangan sekolah SMA Negeri I Tapa. 3.1.2 Waktu Waktu penelitian selama 2 bulan dengan frekuensi latihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS

PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS 1 PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS RINGKASAN Bola voli merupakan olahraga beregu yang banyak digemari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang termasuk dalam kelompok olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6 pemain yang saling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan prestasi disetiap cabang olahraga harus memiliki kondisi fisik yang baik, penguasaan teknik dan psikologi. Dengan memiliki kondisi fisik yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Permainan Bola Voli Permainan bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat. Pada mulanya permainan ini bernama Mintonette,

Lebih terperinci

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1 BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Permainan Sepak Bola 1. Bermain Sepak Bola Menggunakan Berbagai Variasi Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Menendang merupakan

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA A. Deskriptif Teori BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUA PUSTAKA 1. Pengertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keterampilan Keterampilan merupakan kemampuan yang penting didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram (1992:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan bolavoli pada awalnya diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang populer dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh

BAB II KAJIAN TEORETIS. regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Permainan voli ball Seperti diketahui olahraga bola voli merupakan olah raga beregu. Setiap regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing, dengan di batasi oleh net.

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1895, William C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan yang bernama mintonette. Permainan aslinya dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan bola besar dan dimainkan secara beregu yang dimainkan oleh dua regu dan dipisahkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kesempatan mengumpan bola (passing) diarena sendir, sebelum BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORITIS 2.1.1. Hakikat Permainan Bola Voli Bola voli merupakan permainan yang unik yang unik, dimana bola diupayakan selama mungkin terbang/melayang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN DINDING DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN DINDING DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN DINDING DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI (Eksperimen Terhadap Klub Bolavoli Putri IVOKAS Kab.Semarang Th.2015) SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah ataupun Universitas di luar jam belajar kurikulum standar, kegiatan ini ada pada setiap jenjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL LATIHAN SMASH BOLA VOLI MENGGUNAKAN ALAT PELONTAR DAN TOSSER PADA PEMAIN YUNIOR KLUB PUTRA DEMAK TAHUN 2011

PERBEDAAN HASIL LATIHAN SMASH BOLA VOLI MENGGUNAKAN ALAT PELONTAR DAN TOSSER PADA PEMAIN YUNIOR KLUB PUTRA DEMAK TAHUN 2011 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN HASIL LATIHAN SMASH BOLA VOLI MENGGUNAKAN ALAT PELONTAR DAN TOSSER PADA PEMAIN YUNIOR KLUB PUTRA DEMAK TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bidang olahraga mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga mempunyai tujuan yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Permainan Bola Voli Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu William G. Morgan yang berasal dari

Lebih terperinci

FAIZAL HAQI NUSANTORO NPM

FAIZAL HAQI NUSANTORO NPM JURNAL Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Punggung Dan Kekuatan Otot Lengan Bahu Terhadap Akurasi Smash Ekstrakurikuler Bola Voli Putra SMAN 1 Gondang The Correlation of The Leg Muscle Strength,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia, ada berbagai macam tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga,yaitu: 1) Rekreasi, yaitu mereka yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola voli merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net, dan menggunakan ukuran lapangan persegi panjang, bola voli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli dimainkan hampir di seluruh daerah di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara. Bola voli menjadi permainan yang menyenangkan karena olahraga ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN Hubungan Tinggi Raihan...(Evan Dwi Agustiangga.) 1 HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN RELATIONS WITH HIGH PRECISION SMASH RAIHAN ATHLETES OPEN VOLLEYBALL

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga voli merupakan salah satu cabang olahraga yang memasyarakat di Indonesia. Permainan ini sudah sangat populer dan digemari oleh masyarakat, dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika manusia. Sudut pandang manusia telah menyoroti perkembangan olahraga dengan pemanfaatan ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Oleh

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Oleh PENGARUH LATIHAN PASSING ATAS 3 METER DAN PASSING ATAS 2 METER TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA PEMAIN BOLAVOLI KLUB PATRIOT SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

Oleh : SASONO AJI NUGROHO NPM:

Oleh : SASONO AJI NUGROHO NPM: HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVICE BAWAH PADA SISWA PUTRA KELAS VII MTs MA ARIF GEMBONG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi*** PELATIHAN LONCAT GAWANG SETINGGI 25 CM DENGAN JARAK 0,5 M DAN 1 M TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI TAHUN 2015/2016 Bayu Puspayuda*,Made

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritik 1. Hakikat Minat Pengertian minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan

Lebih terperinci

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL SMASH

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL SMASH SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL SMASH SEMI DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI MAN KALIBEBER WONOSOBO

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekstrakurikuler Menurut Sarifudin (1982:33) bahwa "program ekstrakurikuler dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN JUMP SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB PUTRA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007

PENGARUH LATIHAN JUMP SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB PUTRA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007 PENGARUH LATIHAN JUMP SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN AWALAN TANPA AWALAN TERHADAP KEMAMPUAN JUMPSERVICE DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA KLUB PUTRA DIA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berusaha mematikan bola di lapangan lawan dengan cara dipantulkan menggunakan pinggang atau anggota badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA. Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu. kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. 14 BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Pengertian Implementasi a. Pengertian implementasi Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan yang menyenangkan. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan 1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau 38 III. METODOLOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dapat dilaksanakan dengan baik dan benar apabila seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik dalam bermain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian teoritis 2.1.1 Hakikat Passing Atas Dalam Permainan Bola Voli Suatu teknik dasar dalam permainan bola voli dimana di dalam permainan yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat Permainan Bolavoli Permainan bolavoli mempunyai ciri dapat dimainkan dengan melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying) Barbara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bermain itu bukan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Bermain Bola Pantul Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Bermain dapat menimbulkan rasa senang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Menurut Sukintaka

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA. PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA. Cristivani Nasaru / NIM. 832 409 027 JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bolavoli a. Pengertian Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia dan menduduki peringkat

Lebih terperinci