BAB III REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN"

Transkripsi

1 BAB III REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN A. Kegiatan Mandiri Nama : Misliani NIM : Prodi : IlmuFisika Fak : MIPA i. Kegiatan Utama 1. Bidang kegiatan yang dipilih Eksperimen fisika sederhana tentang fenomena gunung berapi. Gunung Berapi Fenomena gunung berapi tidak jarang kita jumpai di Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang cukup banyak memiliki aktivitas gunung berapi. Gunung berapi terjadi karena adanya aktivitas vulkanik dari mantel bumi yang terus menerus mendapat panas dari inti bumi sehingga gaya tekan ke atas semakin meningkat dan menghasilkan suatu ledakan dahsyat ketika tekanan udara dan temperaturnya jenuh. Pada waktu terjadi ledakan, gunung mengeluarkan lava panas dan dingin, magma, batuan-batuan, serta komponen lainnya dari dalam bumi. 24

2 2. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Kegiatan eksperimen sederhana ini dimaksudkan untuk membantu para murid SDN 1 Trienggadeng dalam memahami proses letusan gunung berapi dari aktif gunung berapi sampai terjadi ledakan yang mengeluarkan lava. Fenomena gunung berapi tidak jarang terjadi di Indonesia dan peristiwa gunung berapi juga berupa salah satu subbab yang dibahas dalam mata pelajaran IPA, sehingga saya memilih eksperimen ini untuk mendemokan apa yang mereka dapatkan di teori tentang fenomena gunung berapi sampai proses ledakannya. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Eksperimen Fisika sederhana penulis laksanakan di SDN 1 Trienggadeng, dibantu oleh Masna, Nur Maulina, Usti Nesfia, M. Fadhil, Ahlul Fikri, dan Aulia Ramadhan. Acara ini dilaksanakan 2 kali selama KKN yaitu pada tanggal 29 Januari 2015 pada pukul WIBB dan 1 Februari 2015 pada pukul WIBB, kegiatan ini dilakukan di SDN 1 Trienggadeng dan balai merdeka Gampong Raya. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 45 orang. Hal yang ingin dicapai dari kegiatan ini ialah agar para murid dapat lebih mudah memahami pelajaran IPA, terkait fenomena alam yang terjadi di Indonesia Hasil yang dicapai dari eksperimen Fisika sederhana ini berupa antusias dan semangat yang luar biasa dalam mengikutsertakan diri pada 25

3 kegiatan tersebut dan ikut berpartisipasi dalam eksperimen yang diperagakan. Para murid dan guru SDN 1 Trienggadeng sangat antusias dengan kegiatan ini, dilakukan di kelas 5 di SDN 1 Trienggadeng dan murid-murid SMP sampai SMA di Balai Merdeka Gampong Raya, Kecamatan Trienggadeng, Kebupaten Pidie Jaya. Kegiatan ini di tindak lanjuti oleh para guru sebagai tenaga pengajar untuk dapat memperagakan proses gunung berapi. Fenomena lainnya dalam eksperimen sederhana sehingga pelajaran IPA dapat lebih menarik dan lebih mudah dipahami. ii. Kegiatan Penunjang 1. Bidang kegiatan yang dipilih Sosialisasi kebersihan pada industri kerupuk jengek Gampong Raya 2. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Kegiatan sosialisasi kebersihan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman arti pentingnya kebersihan pada suatu industri dari proses pembuatan adonan sampai telah dihasilkan kerupuk dan kebersihan dalam packingnya. Agar dapat menghasilkan produk kerupuk jengek yang bergizi dan bernutrisi serta terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Sosialisasi ini dilaksanakan oleh penulis sendiri, dibantu oleh Masna, Nur Maulina, dan UstiNesfia. Acara ini dilaksanakan 1 kali selama KKN yaitu pada tanggal 30 Januari 2015 pada pukul WIBB, 26

4 kegiatan ini dilakukan di tempat usaha kerupuk jengek di jalan B.Aceh- Medan Lr. balai merdeka Gampong Raya Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 7 orang yang berupa pekerja pada industri tersebut. Hal yang ingin dicapai dari kegiatan ini ialah agar para pelaku usaha beserta karyawan dapat menyadari arti penting kebersihan dalam suatu usaha sehingga dapat menghasilkan produk camilan yang sehat dan higienis serta terhindar dari penyakit. Hasil yang dicapai dari Sosialisasi kebersihan ini berupa antusias dari pekerja yang sangat baik yang langsung memperbaiki sistem kerja terkait dengan kebersihan. 27

5 Nama : Nur Maulina NIM : Prodi : PendidikanSeni Drama, Taridan Musik Fak : KIP i. Kegiatan Utama 1. Bidang kegiatan yang dipilih Mengajar mewarnai dan mengajar tari (RanupLampuan dan Top Padee) Mewarnaiadalah salah satu aktivitas yang di sukai oleh anak-anak untuk mengasah kreativitas dan ide-ide yang akan di tuangkan ke dalam karya. Beberapa manfaat mewarnai untuk anak-anak : 1. Membantu anak-anak mengenal warna 2. Melatih konsentrasi anak-anak 3. Melatih koordinasi mata dan tangan 4. Melatih keterampilan motorik anak 5. Melatih kreativitas anak Acara ini laksanakan 1 kali pada tanggal 18 Januari, siang jam WIBB sampai selesai anak merasa sangat dan gembira. Seni tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin 28

6 disampaikandan memiliki arti pergerakan.gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresifdan estetis.sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan. Tari Top Padee tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat umum atau rakyat. Biasanya digunakan sebagai tari hiburan, pergaulan, dan juga sebagai wujud rasa syukur. Cirinya adalah bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias busana yang sederhana serta sering disajikan secara kelompok dan Setiap gerakan memiliki maksud dan tujuan tertentu. Mulai dari petani berangkat kesawah,proses penanaman padi sampai panen dan petani pulang kerumah dalam keadaan lelah setelah melakukan kegiatan selama bertani disawah. Acara ini dilaksanakan 7 kali selama KKN yaitu pada tanggal 23 Januari sampai 4 Februari 2015 kegiatan ini dilaksanakan di SDN 1 Trienggadeng. 29

7 2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang Ingin Dicapai Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pendidikan seni untuk anak usia dini bukan untuk menjadikan mereka mengerti tentang seni dan anak dapat mengasah terampil mereka dalam mewarnai,menari secara profesional, akan tetapi adalah agar anak dapat memperoleh pengalaman seni praktis dan apresiatif.kepekaan dalam merasakan sesuatu, memikirkan kecintaan terhadap seni merupakan hal yang ditimbulkan dari pengalaman anak mempelajari kesenian. Memperkenalkan menggambar dan tari sejak usia dini dapat memberikan pengalaman kreatif anak-anak. 3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 1 Trienggadeng. Kegiatan ini dapat menjalin silaturahmi antara masyarakat Gampong Raya dan Guru-guru di SD 1 Trienggadeng khususnya anak-anak dengan mahasiswa/i KKN. Dengan mewarnai dan mengajarkan Tarian Top Pade ini dapat berikan motivasi kepada anak-anak agar mereka dapat mengasah kreativitas mereka. 4. Faktor Pendukung dan Penghambatnya Program terlaksana dengan dukungan yang baik dilihat dari antusiasme anak-anak SD dan anak Gampong Raya dalam kegiatan ini, guru juga sering menanyakan tentang kelincahan anak didiknya saat mengikuti kegiatan menari ini. Dari pelaksanaan program ini guru jadi ingin 30

8 mengeluarkan ide-ide kreativitas mereka, dan ingin membuat taria-tarian baru. Semangat anak-anak untuk ikut latihan menari karena mereka sangat senang mengikuti kegiatan ini di SDN 1 Trienggadeng dan semangat anak Gampong Raya dalam mengikuti kegiatan menggambar dan mewarnai mereka juga dapat mengasah kreativitas mereka dalam menggambar. Tidak ada hambatan yang cukup berarti dalam proses persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi program ini. Hampir seluruh pihak yang terkait mendukung terlaksananya seluruh rangkaian program ini. ii. Kegitan penunjang 1. Bidang kegiatan yang di pilih Mengajarkan senam sehat anak PAUD Pengertian senam PAUD merupakan senam yang diiringi dengan musik dan gerakan gerakan, yang gunanyauntuk mendapatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani untuk anak PAUD. 2. Maksud, tujuan, dan sarana yang ingin dicapai Adapun maksud dan tujuan kegiatan senam PAUD ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik anak serta dapat menyehatkan tubuh dan dapat meningkatkan pola pikir dan secara kreatif. 3. Hasil yang dicapai dan tidak lanjut Kegiatan penunjang ini yang sangat di buat mahasiswa KKN diluar bidang ilmunya, saya memilih melakukan kegiatan ini untuk kesehatan 31

9 anak-anak PAUD. Kegiatan ini dilaksanakan 1 kali selama KKN yaitu tanggal 21 Januari, di PAUD Al-Rahma. 4. Faktor pendukung dan penghambat Adapun faktor pendukung dari program ini adalah anak-anak serta guru- guru Gampong Raya mau ikut berpartisipasi dalam mengajarkan senam sehat, dananak-anak PAUD sangat senang karena mereka diajari bagaimana cara bergerak mengikuti musik yang dimainkan. 32

10 Nama : Aulia Ramadhan NIM : Prodi : Teknik Industri Fak : Teknik i. Kegiatan Utama 1. Bidang Kegiatan Yang Dipilih Pengenalan ergonomi dan sistem kerja yang baik serta pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja pada industri rumahan produksi kerupuk di Gampong Raya. Ergonomi dan Sistem Kerja Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam bekerja. Ergonomi adalah tentang fitrahnya manusia bekerja. Ergonomi mempunyai prinsip fit thejobtotheman / theworker, not theotherwayaround.tujuan ergonomi adalah agar pengguna fisik dan fasilitas oleh manusia lebih efektif dan menambah kenyamanan, keselamatan serta kepuasan bagi pemakai fasilitas tersebut.pengembangan ergonomi didukung dari berbagai disiplin, antara lain Psikologi, Antropologi, Biologi, Sosiologi, Perencanaan kerja, Fisika, dan lain-lain. Ergonomi Perancangan sistem kerja dilakukan untuk mendapatkan sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah ada atau memiliki satu sistem kerja dari beberapa sistem kerja yang diajukan. Ergonomi mengenali kemampuan dan ketidakmampuan manusia dalam bekerja, 33

11 sehingga dapat dirancang sistem kerja yang sesuai dengan manusia atau pekerjanya. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Pekerja Manusia mampu melaksanakan pekerjaannya dengan hasil optimal bila didukung lingkungan kerja yang baik. Dampak lingkungan kerja dapat dirasakan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya: dibutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan. 2. Maksud, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai Adapun maksud dan tujuan pengenalan ergonomi dan sistem kerja yang baik serta pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pada industri rumahan produksi kerupuk di Gampong Raya ini adalah mengenalkan prinsip ergonomi pada proses pembuatan kerupuk. Selain itu, maksud dan tujuan lainnya adalah mengamati lingkungan kerja dan mengevaluasi pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Pengenalan ergonomi dan sistem kerja yang baik serta pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja pada industri rumahan produksi kerupuk di Gampong Raya dilaksanakan oleh Aulia Ramadhan yang dibantu oleh M. Fadhil, AhlulFikri, dan Misliani. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2015 dan tanggal 6 Februari Kegiatan ini dilaksanakan di sela sela waktu bekerja yang diikuti oleh pemilik atau manajer usaha serta beberapa orang pekerja. Hal ini 34

12 dikarenakan kesibukan pemilik maupun para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga waktu yang tersedia untuk pelaksanaan program ini hanya sebentar. Pada pelaksanaannya, Saya selaku pemateri memberikan pengenalan dan penjelasan ergonomi serta pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas pekerja. Selebihnya Saya melakukan diskusi dengan pemilik usaha mengenai usaha produksi kerupuk jengek tersebut. Diskusi yang dilakukan yaitu mengenai keadaan ataupun kondisi usaha produksi kerupuk jengek. Setelah kegiatan ini diharapkan pemilik usaha dapat memiliki pengetahuan manajerial usaha berdasarkan prinsip ergonomi dan dapat menerapkan prinsip tersebut ke dalam usaha yang dijalankannya. 4. Faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukung dalam melaksanakan program ini adalah tanggapan dan kerja sama yang baik oleh Bapak Muslem selaku pemilik usaha produksi kerupuk jengek tersebut dalam menanggapi materi yang diberikan. Selain itu, pemilik usaha juga memberi informasi yang jelas mengenai usaha yang dijalankannya sehingga sangat membantu Saya pada saat pelaksanaan program. Faktor penghambat pada pelaksanaan program ini adalah kesibukan pemilik maupun para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga waktu yang tersedia untuk pelaksanaan program ini hanya sebentar. 35

13 ii. Kegiatan Penunjang 1. Bidang Kegiatan Yang Dipilih Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta pemanfaatan sampah menjadi karya seni terhadap murid SDN. 1 Trienggadeng. 2. Maksud, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Adapun maksud dan tujuan dari sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta pemanfaatan sampah menjadi karya seni terhadap murid SDN. 1 Trienggadeng adalah untuk memperkenalkan jenis sampah organik dan anorganik serta menjelaskan cara menangani sampah dengan cara mendaur ulang sampah dan membuat karya seni berbahan dasar sampah. Dalam hal ini, pembuatan karya seni yang dilaksanakan adalah pembuatan pot bunga dari botol plastik bekas. Pada pemanfaatan sampah menjadi karya seni ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi murid SDN.1 Trienggadeng sehingga dapat membuat karya seni yang bernilai seni tinggi. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta pemanfaatan sampah menjadi karya seni terhadap murid SDN. 1 Trienggadeng dilaksanakan oleh Aulia Ramadhan dan dibantu oleh teman teman KKN lainnya. Adapun bahan atau alat yang dibutuhkan pada pembuatan pot bunga dari botol bekas adalah botol plastik bekas, 36

14 compactdisk (CD), lem, hiasan, gunting dan cutter. Kegiatan ini diikuti oleh murid kelas 5 SDN. 1 Trienggadeng sebanyak 40 orang yang dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan yaitu pada tanggal 29 Januari Pada pelaksanaannya, murid kelas 5 SDN 1 Trienggadeng dikenalkan jenis dan contoh sampah organik dan sampah anorganik. Selain itu juga dijelaskan prinsip dasar pengelolaan sampah yaitu prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle). Pada pembuatan karya seni berbahan dasar sampah, dijelaskan bagaimana membuat sampah menjadi karya seni yang memiliki nilai seni. Setelah selesainya kegiatan ini diharapkan murid dapat memilik pengetahuan yang lebih baik lagi mengenai sampah dan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi murid SDN.1 Trienggadeng sehingga dapat membuat karya seni yang bernilai seni tinggi. 4. Faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukung dalam melaksanakan program ini adalah antusiasme yang tinggi yang dimiliki murid dalam mengikuti kegiatan Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik serta pemanfaatan sampah menjadi karya seni. Pada pelaksanaannya tidak didapat faktor penghambat yang berarti karena kegiatan ini dapat terlaksana baik dengan lancar. 37

15 Nama : Usti Nesfia NIM : Prodi Fak. : Pendidikan Matematika : KIP i. Kegiatan Utama 1. Bidang kegiatan yang dipilih Membuat bimbingan belajar yang berkaitan dengan Matematika secara tertulis dan lisan. Matematika Matematika adalah induk ilmu pengetahuan, cabang ilmu yang saat ini berkembang tidak terlepas dari matematika. Hampir disetiap kegiatan kita sehari haripun tidak terlepas dari yang namanya matematika, namun bukan rahasia bahwa pelajaran matematika kurang diminati oleh kebanyakan pelajar, bahkan baru mendengar kata matematika saja orang sudah alergi atau bahkan fobia, padahal pelajaran matematika sudah dikenalkan dan dipelajari mulai dari TK bahkan sebelum kita sekolah, seharusnya itu menjadikan kita menyenangi matematika bukan malah sebaliknya. 2. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Kegiatan penyuluhan atau bimbingan belajar ilmu Matematika dimaksudkan untuk membantu anak-anak Gampong Raya dalam memahami perhitungan matematika dan meningkatkan kesadaran anak- 38

16 anak akan pentingnya mempelajari matematika serta perannya dalam kehidupan sehari-hari. melihat sekarang ini pelajaran matematika masih kurang diminati oleh karangan pelajar, disebabkan mereka merasa matematika itu sulit untuk dipahami dan dianggap kurang penting karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya peran matematika dalam kehidupan sehari-hari. untuk membantu mereka dalam mengubah pola pikir tentang hal itu maka saya melakukan bimbingan belajar ini. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Dalam membuat bimbingan belajar matematika secara tulisan dan lisan yang dilaksanakan oleh saya sendiri, dibantu oleh Masna, Nur Maulina, Misliani, M. Fadhil, Ahlul Fikri, dan Aulia Ramadhan. Acara ini dilaksanakan 2 kali selama KKN yaitu pada tanggal 18 Januari 2015 pada pukul WIBB dan 25 Januari 2015 pada pukul WIBB, kegiatan ini dilakukan di dayahgampong Raya. Jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 22 orang. Hasil yang dicapai dari kegiatan bimbingan belajar ini berupa antusias dan semangat yang luar biasa dalam mengikutsertakan diri pada kegiatan tersebut dan memberikan beberapa pertanyaan yang bagus untuk memperkuat dan menggali kembali pengetahuan kami seputar bidang ilmu matematika. Anak-anak Gampong Raya sangat merespon kegiatan ini, walaupun ada sebagian dari mereka yang tidak serius dikarenakan diantara mereka ada yang masih duduk dibangku SD kelas 3, kelas 5, kelas 2 dan 39

17 kelas 1, dimana perhatian mereka masih sangat mudah terganggu oleh gangguan dari luar. Kegiatan ini akan ditindak lanjuti oleh orangtua dari anak-anak ini sebagai pemicu dan motivasi agar mereka dapat meningkatkan daya pikir yang kreatif dalam mempelajari matematika. Selanjutnya di harapkan kepada anak-anak Trienggadeng dapat mengupayakan diri untuk mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku paket, internet, televisi, dll. 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Program ini terlaksana dengan baik, dapat dilihat dari dukungan siswa berupa antusiasme anak-anak SD dan anak-anak Gampong Raya selama pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar Matematika ini berlangsung. Tidak ada hambatan yang cukup berarti dalam proses persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi program ini. Hampir seluruh pihak yang terkait mendukung terlaksananya seluruh rangkaian program ini. ii. Kegiatan penunjang 1. Bidang kegiatan yang dipilih Mengajarkan mewarnai dengan memanfaatkan ampas kelapa. Bahan-bahan: a. Ampas kelapa b. Gincu (pewarna kue) c. Lem fox d. Kertas karton 40

18 Cara kerja: a. Warnai ampas kelapa secara merata sesuai warna yang diinginkan. b. Keringkan ampas tersebut sampai benar-benar kering. c. Potong karton sesuai ukuran yang diinginkan. d. Bentuk pola/gambar pada kertas karton. e. Oleskan lem pada pola/gambar yang telah dibuat pada kertas karton, kemudian taburkan ampas yang telah diwarnai secara rapat dan merata. 2. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Pelatihan mewarnai dengan memanfaatkan ampas kelapa pada anakanak SD Negeri 1 Trienggadeng bertujuan supaya mereka dapat mengetahui bahwa ampas kelapa dapat dimanfaatkan menjadi sebuah karya seni, dapat mengasah kreativitas siswa, melatih konsentrasi anakanak saat proses kegiatan pewarnaan, dapat mengetahui bahwa sebuah karya seni memiliki nilai seni yang tinggi. Diharapkan dengan merasa demikian akan tumbuh minat mereka untuk mencoba, mempelajari dan melestarikan karya seni yang mempunyai nilai keindahan. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Program penunjang yang dilaksanakan oleh saya Usti Nesfia, dan dibantu oleh Nur Maulina, Masna, Misliani, Aulia Ramadhan, AhlulFikri, M. Fadhil. Dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2015 pada pukul WIBB di SD Negeri 1 Trienggadeng, pesertanya adalah siswa-siswi kelas V yang berjumlah 42 orang. 41

19 Hasil yang dicapai dari kegiatan pewarnaan dengan memanfaatkan ampas kelapa ini dapat dilihat dari antusias dan semangat siswa-siswi yang luar biasa. Tindakan ini ditindak lanjuti oleh orangtua dan guru disekolah. 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Adapun faktor pendukung dari program ini adalah anak-anak dan guruguru SD Negeri 1 Trienggadeng ikut berpartisipasi dalam dalam pelaksanaan program ini, dan anak-anak pun sangat senang selama proses pewarnaan berlangsung. 42

20 Nama : Ahlul fikri Nim : Prodi : Ilmu hukum Fak : Hukum i. Kegiatan Utama 1. Bidang kegiatan yang dipilih Memberikan sosialisasi tentang taat dan cara benar berlalu lintas di jalan raya beserta sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran lalulintas berdasarkan UU lalu lintas no.22 Tahun 2009 kepada siswa/i SMP. 2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang ingin dicapai Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran siswa/i SMP dalam berlalu lintas dijalan raya yang tertib dan mematuhi aturan yang ada demi keselamatan berlalu lintas dijalan raya serta memberikan pengetahuan terhadap siswa/i SMP mengenai denda terhadap segala bentuk pelanggaran lalu lintas sesuai UU lalu lintas no.22 Tahun Melihat sekarang ini banyak sekali terjadi kecelakaan akibat ugal ugalan dijalan raya tanpa mematuhi aturan, khususnya bagi remaja remaja yang masih labil dalam berlalu lintas. Akibatnya mereka sering melakukan hal hal yang dapat mengancam keselamatan mereka dan orang lain dijalan raya, seperti menggunakan handphone sambil mengemudikan sepeda motor, bergandengan dengan sepeda motor lain dijalan, dan bahkan tidak jarang lagi mereka kebut-kebutan dijalan raya atau dengan kata lain ugal- 43

21 ugalan tanpa memikirkan prilaku itu dapat mengancam keselamatan dirinya dan orang lain. Dan banyaknya pengendara sepeda motor khususnya bagi remaja yang tidak mematuhi syarat berkendara dijalan raya, seperti tidak menggunakan helm berlogo SNI saat berkendara, tidak memiliki SIM C khususnya bagi sepeda motor, tidak memakai kaca spion pada kendaraannya, lampu depan belakang tidak hidup, dan sebagainya. Ini disebabkan kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang syarat berkendaraan yang baik dan benar. Alasan lain ialah untuk membangun pribadi siswa/i yang sadar terhadap taat dan tertib berlalu lintas sesuai aturan dan menjadi pelopor keselamatan dijalan raya. Dengan demikian selain menjadi pelopor keselamatan untuk diri sendiri juga dapat menjadi pelopor keselamatan bagi orang tua, keluarga, dan orang-orang disekelilingnya. Diharapkan pula dengan merasa demikian akan tumbuh minat mereka untuk saling mengingatkan bagi yang lainnya. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Program utama, yaitu memberikan sosialisasi tentang taat dan cara benar berlalu lintas di jalan raya beserta sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran lalulintas berdasarkan UU lalu lintas no.22 Tahun 2009 kepada siswa/i SMP dengan menggunakan media bahan UU lalu lintas dan lisan. Dilaksanakan oleh Ahlu lfikri dibantu oleh M. Fadhil, Aulia Ramadhan, Ustia Nesfia, Tamasna, Nur Maulina, dan Misliani. Acara ini dilaksanakan 2 kali selama KKN yaitu pada tanggal 16 dan 30 Januari 44

22 2015, kegiatan ini dilakukan disekolah SMP.Kegiatan ini berjalan dari pukul hingga pukul WIBB. Jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini adalah 20 orang, yang kesemuanya adalah campuran laki-laki dan perempuan. Anak-anak yang mengikuti sosialisasi ini adalah siswa kelas satu SMP. Hasil yang dicapai dari kegiatan sosialisasi ini berupa antusias siswa/i yang luar biasa dalam mengikuti dan mendengarkan penjelasan dan memberikan beberapa pertanyaan yang cukup bagus untuk memperdalam penjelasan dan menggali kembali pengetahuan kami seputar pertanyaan yang diajukan, siswa/i ini sangat meresponkegiatan ini dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan ini sebelumnya. Kegiatan ini akan ditindak lanjuti oleh guru dari masing-masing siswa/i ini sebagai pemacu dan motivator terdekat mereka agar mereka tetap ingat terhadap aturan lalu lintas yang sudah pernah saya sosialisasikan. Selanjutnya diharapkan kepada siswa/i lebih tertib dan taat lagi dalam berkendara dan berlalu lintas sesuai aturan yang ada dan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi diri sendiri dan orang lain. 4. Faktor pendukung dan penghambat Adapun faktor pendukung dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini adalah pihak sekolah yang sangat senang dengan diadakannya sosialisasi tentang lalu lintas kepada muridnya agar memberikan pengetahuan dan kesadaran terhadap murid dalam tertib berlalu lintas. Dan juga antusias murid yang serius mendengarkan penjelasan mengenai tertib lalu lintas 45

23 dan denda terhadap segala bentuk pelanggaran lalu lintas.sedangkan faktor penghambat adalah tidak adanya fasilitas proyektor untuk lebih mudah menjelaskan kepada murid dengan memperlihatkan gambar dan pasalpasal tentang lalu lintas. ii. Kegiatan Penunjang 1. Bidang kegiatan yang dipilih Mengajarkan pengenalan dasar dasar pengoperasian aplikasi microsoftword pada komputer. 2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang ingin dicapai Pelatihan pengenalan dasar-dasar pengoperasian microsoftword pada komputer pada anak-anak bertujuan untuk mengajarkan mereka sejak dini bagaimana perkembangan teknologi sekarang ini yang sangat maju. Agar mereka setidaknya memiliki sedikit pengetahuan cara mengetik pada microsoftword yang ada pada media elektronik yang bernama komputer yang sebelumnya mungkin mereka belum pernah sama sekali menyentuh apalagi menggunakannya karena keterbatasan ekonomi atau hal lain sehingga tidak bisa memiliki komputer. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Program penunjang mengajarkan pengenalan dasar-dasar pengoperasian komputer program microsoftword dilaksanakan oleh Ahlul Fikri dan dibantu oleh Usti Nesfia, Aulia Ramadhan, M. Fadhil, Tamasna, 46

24 Misliani, dan Nur Maulina. Dilaksanakan pada tanggal 1 dan 3 Januari, kegiatan dilaksanakan di balai merdeka, jumlah anak-anak yang menghadiri kegiatan ini berjumlah 20 orang anak, yang kesemuanya adalah campuran laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang. 4. Faktor pendukung dan penghambat Adapun faktor pendukung dalam kegiatan pengenalan pengoperasian microsoftword ini adalah rasa semangat dan penasaran anak-anak yang begitu besar dan antusias sekali dalam menghadiri kegiatan ini. Sedangkan faktor penghambatnya adalah tidak adanya laptop atau komputer yang dimiliki oleh anak-anak dirumahnya sehingga apa yang telah diajarkan tidak bisa diulang kembali dirumah. Sehingga anak-anak yang sudah mengikuti kegiatan ini mudah lupa kembali ketika mereka tidak dapat mengulangi kembali apa yang telah dipelajari. 47

25 Nama : Masna NIM : Prodi : Sosiologi Fak : FISIP i. Kegiatan Utama 1. Bidang kegiatan yang dipilih Sosialisasi gigi sehat/penerapan kebersihan gigi Gigi Gigi merupakan alat penggigit atau pengunyah makanan. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani maupun rohani. Tidak terkecuali anak anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik. 2. Maksud, Tujuan dan sasaran yang ingin di capai Kegiatan sosialisasi gigi sehat bermaksud agar anak-anak Gampong Raya mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang mana sering disepelekan, sehingga mengakibatkan sakit gigi ataupun bau 48

26 mulut. Memberikan penjelasan kepada anak-anak dan memunculkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Serta menerapkan cara menyikat gigi yang baik dan benar agar tidak menimbulkan penyakit gusi ataupun kanker mulut. Alasan lain ialah untuk membangun pribadi anak-anak yang cinta akan kebersihan diri khususnya kebersihan gigi. Dengan mengadakan kegiatan ini mereka bisa mengerti akan pentingnya kebersihan gigi dan akan selalu menjaga gigi dengan baik. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Program utama, yaitu mengadakan sosialisasi gigi sehat yang di laksanakan oleh saya sendiri di bantu oleh Usti Nesfia, Misliani, Ahlul Fikri, Aulia Ramadhan dan Muhammad Fadhil. Acara ini di laksanakan 1 kali selama KKN yaitu pada tanggal 19 Januari 2015, kegiatan ini dilakukan di balai Gampong Raya dari pukul WIBB hingga pukul WIBB. Jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 13 orang anak perempuan. Hal yang ingin dicapai dari kegiatan ini ialah agar semua anak-anak bisa senantiasa selalu menyikat gigi setiap hari. Di tambah lagi dengan memberikan sikat gigi dan odol masing-masing per orang membuat mereka senang dalam melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini di tindak lanjuti oleh orang tua dari anak-anak ini sebagai pemacu dan motivator agar mereka tidak lupa akan selalu menyikat gigi setiap hari agar gigi mereka selalu terjaga kebersihannya. 49

27 ii. Kegiatan Penunjang 1. Bidang kegiatan yang di pilih Melakukan diskusi dan tanya jawab bersama siswa-siswi SDN 1 Trienggadeng tentang motivasi belajar. 2. Maksud, Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar pada siswa-siswi serta meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan. Dalam diskusi tersebut saya mengadakan tanya jawab bersama siswa- siswi SDN 1 Trienggadeng. Bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan akan mendapatkan hadiah berupa cokelat, dan permen. 3. Hasil yang ingin dicapai dan tindak lanjut Program penunjang, melakukan diskusi dan tanya jawab kepada anak SDN 1 Trienggadeng khususnya pada anak kelas VI dalam hal yang menyangkut dengan motivasi belajar. Yang di laksanakan oleh saya sendiri dan di bantu oleh UstiNesfia dan Nur Maulina. Acara ini di laksanakan 1 kali selama KKN yaitu pada tanggal 28 Januari 2015, kegiatan ini dilakukan di SDN 1 Trienggadeng pada pukul WIB. Jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini sekitar 20 orang. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini berupa motivasi belajar khususnya untuk anak kelas VI yang akan segera menghadapi ujian kelulusan. Selain diskusi saya memberikan beberapa pertanyaan kepada 50

28 mereka untuk menggali kembali atau memperkuat ilmu yang telah dipelajari. 51

29 Nama : M. Fadhil NIM : Prod Fak : Mesin : Teknik i. Kegiatan Utama 1. Bidang Kegiatan Yang Dipilih Sosialisasi / Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana.mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 6). Dalam konteks bencana, dikenal dua macam bencana yaitu (1) Bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh faktor alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll. (2) Bencana 52

30 sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik sosial, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu : a. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana. b. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana. c. Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana timbul. d. Penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana. 2. Maksud, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai Saat ini anak anak selalu menjadi korban terbesar dari suatu bencana, sehingga pengetahuan tentang mitigasi bencana untuk anak- anak dianggap sangat perlu sehingga anak- anak tidak selalu menjadi korban terbesar dari bencana tetapi menjadi bagian dari penanggulangan bencana, dapat membantu orang tuanya untuk menghadapi bencana dan membantu setelah terjadi bencana. Adapun maksud dan tujuan dari Sosialisasi / Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana adalah : 53

31 a. Mengurangi risiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi anak anak. b. Meningkatkan pengetahuan anak anak dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana, sehingga anak anak dapat hidup dan beraktivitas dengan aman. c. untuk mengurangi risiko kematian dan cedera terhadap anak anak 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut Program utama, yaitu Sosialisasi / Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana dengan menggunakan media elektronik dan lisan. Dilaksanakan oleh M.Fadhil dibantu oleh Misliani, Nur Maulina, Aulia Ramadhan, UstiNesfia, AhlulFikri dan Masna. Acara ini dilakukan sebanyak 2 kali selama KKN pada tanggal 16 dan 30 Januari Kegiatan ini dilakukan di Balai Merdeka dan SDN 1 Trienggadeng. Keseluruhan kegiatan acara Sosialisasi / Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana ini diikuti oleh anak-anak yang masih duduk di kelas 5-6 SD. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08:30 WIBB 10:20 WIBB. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini diharapkan anak-anak akan mampu menghadapi bencana, baik bencana banjir, gempa bumi maupun Tsunami. Sehingga ketika terjadi bencana anak- anak tidak panik dan mampu untuk berpikir cepat bagaimana cara untuk menyelamatkan diri dan mampu untuk menolong orang tuanya. Tindak lanjut dari program ini adalah anak-anak kelas 5-6 agar dapat membantu masyarakat, guru maupun keluarga dalam menghadapi bencana. 54

32 Anak- anak dapat menjaga adik- adiknya ketika terjadi bencana, sehingga orang tua mereka terbatu dalam kondisi kepanikan saat terjadi bencana. Jadi anak- anak tidak selalu menjadi korban terbanyak dari suatu bencana, tetapi menjadi bagian dari penanggulangan bencana tersebut. 4. Faktor Pendukung dan penghambat Adapun faktor pendukung dari program ini yaitu terlihat dari antusias anak anak dalam mendengar, memperhatikan dan bertanya hal- hal yang tidak mereka ketahui mengenai cara untuk menghadapi bencana dan terlihat dari dukungan kepala sekolah, dewan guru dan aparatur gampong yang meluangkan waktu dan memberi tempat untuk terlaksananya acara Sosialisasi / Penyuluhan Tentang Mitigasi Bencana. Adapun faktor penghambat dalam program ini adalah tidak bisa dilakukan simulasi bagaimana ketika terjadi bencana mengingat traumatis yang masih melekat di dalam pikiran anak anak tersebut. ii. Kegiatan Penunjang 1. Bidang kegiatan yang dipilih Mengajarkan teknik dasar menggunakan media komputer dan menggunakan fasilitas internet. 2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran yang ingin dicapai. Mengajarkan teknik dasar menggunakan media komputer dan menggunakan fasilitas internet bertujuan untuk memberikan pengetahuan sejak dini tentang perkembangan teknologi yang telah berkembang. 55

33 Sehingga anak- anak mempunyai pengetahuan yang lebih dan dapat mengoperasikan komputer dengan baik untuk mencari ilmu- ilmu lebih banyak lagi yang tersedia di internet. 3. Hasil yang dicapai dan tindak lanjut. Kegiatan penunjang tentang Mengajarkan teknik dasar menggunakan media komputer/ laptop dan menggunakan fasilitas internet yang disediakan oleh mahasiswa KKN. Program ini dilaksanakan oleh M. Fadhil dan dibantu oleh Misliani, Nur Maulina, Aulia Ramadhan, Usti Nesfia, Ahlul Fikri serta Masna. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 dan 3 Januari 2015 di Balai Merdeka Gampong Raya. jumlah anak-anak yang mengikuti program ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 09:30 WIBB 12:00 WIBB. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah anak- anak sudah mampu mengaplikasikan komputer dan mampu menggunakan aplikasi untuk internet. Sehingga mereka lebih tertarik lagi untuk belajar tentang Komputer dan internet. Kegiatan ini agar dapat ditindak lanjutin oleh orang tua, diharapkan agar selanjutnya dapat diikutsertakan dan di berikan bimbingan les komputer agar semua yang telah diajarkan dapat diperdalam lagi dan lebih bermanfaat. 56

34 4. Faktor pendukung dan penghambat Adapun faktor pendukung dalam kegiatan pembelajaran tentang komputer dan pengenalan tentang internet adalah rasa keingintahuan anak- anak akan komputer dan berminatnya anak anak dalam mengikuti bimbingan tersebut. Adapun faktor penghambat dari program ini adalah kebanyakan anak anak tidak mempunya komputer atau laptop di rumah mereka, sehingga apa yang telah di ajarkan tidak bisa di lanjutkan di rumah. B. Kegiatan Kelompok 1. Bidang Bidang Kegiatan a. Sensus Penduduk b. Penomoran Nomor Rumah c. Penanaman Pohon 2. Hasil Yang Dicapai dan Tindak Lanjut a. Sensus Penduduk Program Sensus Penduduk adalah sebuah program kelompok yang dilakukan untuk membantu proses pendataan jumlah penduduk sebagai kebutuhan administrasi Gampong Raya. Proses pendataan ini dilakukan oleh seluruh mahasiswa KKN Unsyiah Kelompok 47. Kegiatan ini dilakukan selama 7 ( tujuh ) hari. b. Penomoran Nomor Rumah 57

35 Program penomoran rumah adalah sebuah program yang bertujuan untuk mendata jumlah dan posisi rumah warga untuk keperluan administrasi Gampong Raya. Program penomoran rumah warga ini dilakukan oleh seluruh mahasiswa KKN Unsyiah Kelompok 47. Kegiatan ini dilakukan selama 7 hari. Setelah dilakukan penempelan nomor rumah ini, pendatang dapat dengan mudah menemukan alamat rumah yang dituju. c. Penanaman Pohon Program penaman pohon yang dilakukan di Bale Merdeka Gampong Raya bertujuan untuk penghijauan gampong. Dengan penanaman pohon ini diharapkan warga gampong dapat menikmati hasil dari pohon tersebut. Sehingga dapat menjadi sebuah kenang-kenangan setelah mahasiswa KKN meninggalkan Gampong Raya. Program ini dilakaukan oleh seluruh mahasiswa KKN usnyiah kelompok 47. Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari. 3. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemuda/Dinas/Instansi Dalam pelaksanaan program penanaman pohon di Bale Merdeka Gampong Raya masyarakat dan perangkat gampong ikut serta dalam membantu dalam penanaman pohon tersebut. 4. Kegiatan Yang Belum Terlaksana Selama mengikuti KKN di Gampong Raya, kegiatan yang belum terlaksana yaitu masih kurangnya kesadaran warga untuk shalat berjamaan 5 waktu di Bale/Menasah. 58

Lampiran 1: Progja dan Jadwal Kegiatan KKN Nama : Misliani NIM : Prodi : Ilmu Fisika Fak : MIPA

Lampiran 1: Progja dan Jadwal Kegiatan KKN Nama : Misliani NIM : Prodi : Ilmu Fisika Fak : MIPA Lampiran : Progja dan Jadwal Kegiatan KKN Nama : Misliani NIM : 080200030 Prodi : Ilmu Fisika Fak : MIPA No Nama Kegiaan Sasaran/Peserta A. Kegiatan Utama Memperkenalkan ilmu fisika melalui eksperimen-eksperimen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. (On-line),  (29 Oktober 2016). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM a. Program Pokok Tema Adapun program pokok tema yang terdapat dari kegiatan KKN PPM ini Penyuluhan Fungsi SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta suatu keamanan dan suatu kerukunan, yang mana tiap-tiap individu di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Berbagai penemuan dan teknologi baru telah banyak mengubah kehidupan manusia. Membuat manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan sebuah pelangaran lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Beberapa fenomena perilaku buruk pengemudi atau pengendara kendaraan bermotor yang kerap kita temukan di jalan raya yaitu, pengendara tidak menggunakan helm,

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara Menurut Khisty dan Lall (2005) pengemudi yang baik tidak harus memiliki keahlian khusus. Uji fisik dan psikologis dapat dengan

Lebih terperinci

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Menimbang Mengingat QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat transportasi di Indonesia khususnya kendaraan pribadi menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk melayani pergerakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit. 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta dengan menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta dimana SMP

Lebih terperinci

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL 1.1 Permasalahan Berdasarkan survey dan observasi lapangan serta wawancara yang telah dilakukan kepada perangkat Desa khususnya Kepala Desa dan warga sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR 0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak - anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus tumbuh dan berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan manusia, karena sabaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI SAT LANTAS POLRES SUMBAWA 0 Sumbawa, Desember 0 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan negara Indonesia. Kemajuan dan perkembangan lalu lintas dan angkutan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu perubahan ketentuan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM)

PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM) PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM) Oleh : Tim LPM UNJ LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 LEMBAR PENGESAHAN Tim

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. Pembahasan Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu pendidikan ilmu kemasyarakatan yang harus dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa akan merasa lebih terdidik untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI. kemasyarakatan yang harus dipahami dn dilakukan oleh seluruh mahasiswa

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI. kemasyarakatan yang harus dipahami dn dilakukan oleh seluruh mahasiswa BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI A. Pembahasan Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu bentuk pendidikan ilmu kemasyarakatan yang harus dipahami dn dilakukan oleh seluruh mahasiswa pendidikan maupun non pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Desa Saba termasuk wilayah Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Desa Saba merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Gianyar, yang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari, bahkan setiap detik selalu saja ada benda yang terbuang dan menjadi sampah. Dari sisa makanan, plastik wadah makanan, botol tempat minuman, kertas, hingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jasmani dan rohani merupakan bagian terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jasmani dan rohani merupakan bagian terpenting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan jasmani dan rohani merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Setiap orang tua menginginkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Persiapan merupakan tahapan awal yang penting dan perlu dilakukan sebelum kegiatan PPL dilaksanakan. Tanpa adanya persiapan kegiatan PPL ini

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.666, 2015 ANRI. Arsip. Bencana. Penyelamatan. Perlindungan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENYELAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, serta jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Usaha mengurangi resiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

Lebih terperinci

SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK)

SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK) SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK) Keamanan & Ketertiban Keselamatan & Green Campus Kesehatan Kerja SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) Dipresentasikan dalam

Lebih terperinci

Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK)

Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) Keamanan & Ketertiban Keselamatan & Kesehatan Kerja Green Campus Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS Dipresentasikan dalam PSAU bagi Mahasiswa Baru Agustus 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Eksistensi Indonesia sebagai negara hukum secara tegas telah disebutkan didalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu di dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross.

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT KELAS YUPITER SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA 1 HOTEL Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross. Pada bab sebelumnya, kalian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin

Lebih terperinci

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 Sepeda motor sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu pulau, terletak memanjang di garis khatulistiwa, serta di antara dua benua

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN BAB II METODOLOGI PERANCANGAN 2.1. Tujuan & Manfaat Perancangan 2.1.1. Tujuan Perancangan Sebelum penulis menentukan tujuan dari proses perancangan nantinya, penulis melakukan langkah awal dengan melihat

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa dengan mudah disampaikan tentunya secara efektif dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada pemulung. Pemulung pada dasarnya mencari barang-barang bekas yang bisa mereka jual kembali seperti sampah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang letaknya tepat pada ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Selain itu, Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai karakteristik alam yang beragam. Indonesia memiliki karakteristik geografis sebagai Negara maritim,

Lebih terperinci