RAHMAT SULILAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RAHMAT SULILAH"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh RAHMAT SULILAH PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i

2 ii SARI Rahmat Sulilah Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan Pada Siswa Putra Kelas IV Dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes., Pembimbing Pendamping Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011. Model pengembangan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran permainan sepak takraw melalui pendekatan lingkungan pekarangan. Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan pada siswa putra kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan. Ujicoba kelompok besar dilaksanakan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan menendang bola ada 14 siswa yang memperoleh hasil Baik, atau 58,33% dari keseluruhan sampel siswa. Kemudian ada 10 siswa yang memperoleh hasil Sedang atau setara dengan 41,67% dari jumlah keseluruhan sampel siswa. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa permainan sepak takraw dan analisa statistik deskriptif presentase maka didapat hasil penelitian Keterampilan menendang bola anak dapat ditingkatkan melalui pembelajaran permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Saran dalam penelitian ini bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SD se-kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, hendaknya mengetahui teori tentang model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar, dan dapat memberikan tuntunan dalam mempraktekkan, membiasakan hidup sehat serta membiasakan sikap gerakan tubuh yang baik. ii

3 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2011 RAHMAT SULILAH iii

4 iv PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada, Hari : Tanggal : Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekretaris, Drs. Said Junaidi, M.Kes, Drs. Hermawan Pamot R, M.Pd. NIP NIP Dewan Penguji 1. Dra. Heny Setyawati, M.Si. (Penguji Utama) NIP Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes. (Penguji 1)... NIP Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd. (Penguji 2)... NIP iv

5 v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Ilmu, Belajarnya adalah kebaikan, mencarinya adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih membahasnya adalah perjuangan, mengajarkannya dan mempelajarinya adalah sedekah (Al Hadist) Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat (pelajaran) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57). PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tua tercinta Bapak Moidi dan Ibu Tasriah, serta Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang v

6 vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan Pada Siswa Putra Kelas IV Dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang dapat terselesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini adalah atas bantuan dari berbagai pihak, karena itu dengan rasa rendah hati, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan penulis sebagai mahasiswa. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Unnes, atas arahannya. 4. Ketua Prodi PG PJSD. 5. Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes. selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir. 6. Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing penulis hingga skripsi ini selesai. 7. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES atas masukan dan layanan demi terselesainya skripsi ini. vi

7 vii 8. Staff Tata Usaha FIK UNNES atas layanan demi terselesainya skripsi ini. 9. Edy Supoyo, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Semoga segala dukungan yang telah diberikan akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT dan mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang terkait, Amin amin ya Robbal Alamin. Semarang, Agustus 2011 Penulis vii

8 viii DAFTAR ISI Halaman JUDUL... SARI... PERNYATAAN... PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii x xi xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Pengembangan Spesifikasi Produk Pentingnya Pengembangan... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Teori Kerangka Berpikir viii

9 ix Halaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Prosedur Pengembangan Uji Coba Produk Cetak Biru Produk Jenis Data Instrumen Pengumpulan Data Analisis Data BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba I Hasil Analisis Data Uji Coba I Revisi Produk Penyajian Data Hasil Uji Coba II Hasil Analisis Data Uji Coba II Prototipe Produk BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk Saran Pemanfaatan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 x DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Pertemuan I Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II Tabel Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ Tabel Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ x

11 xi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1 Lapangan Sepak Takraw (Sumber: Ratinus Darwis, dkk, 1992:8) Tiang Net dan Jaring (Sumber: Sulaiman, 2008:11) Bola Takraw (Sumber: Sulaiman, 2008:11) Perlengkapan Pemain (Sumber: Sulaiman, 2008:13) Tempat Duduk Wasit (Sumber: Sulaiman, 2008:12) Sepak Sila (Sumber: Sulaiman, 2008:17) Sepak Kura / Kuda (Sumber: Sulaiman, 2008:18) Sepak Cungkil (Sumber: Sulaiman, 2008:21) Sepak Badek / Simpuh (Sumber: Sulaiman, 2008:20) Sepak Tapak / Menapak (Sumber: Sulaiman, 2008:25) Memaha / Kontrol Paha (Sumber: Sulaiman, 2008:26) Mendada / Kontrol Dada (Sumber: Sulaiman, 2008:27) Membahu / Kontrol Bahu (Sumber: Sulaiman, 2008:29) Teknik Kepala (Sumber: Sulaiman, 2008:30) Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I xi

12 xii Halaman 17 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ xii

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Surat Ijin Penelitian Surat Rekomendasi Penelitian Surat Keterangan Penelitian Desain Model Pembelajaran Dokumentasi Penelitian xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah adalah, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran penjasorkes, kerena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran. Ditengarai bahwa guru penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangan dan motivasi dalam mengikuti pelajaran penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada dasarnya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberi kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga ke depan. Pengembangan model pembelajaran penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana 1 1

15 2 pembelajaran penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran penjasorkes yang dilakukan oleh para guru penjasorkes dapat membawa suasana pembalajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien. Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru penjasorkes dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan dll, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran penjasorkes yang inovatif. SD Negeri Tegalsari 04 berada di desa Tegalsari dukuh Pulesari, sekolah ini berada di sekitar pekarangan warga, meskipun sekolah ini berada di kampung, tapi sekolah ini tidak mempunyai halaman yang bisa digunakan untuk bermain dan berolahraga. Pelaksanaan pembelajaran olahraga terpaksadi laksanakan di

16 3 lapangan yang jaraknya cukup jauh. Kadang juga menggunakan pekarangan atau kebun warga untuk berolahraga dan bermain. SD Negeri Tegalsari 04, selain dekat dengan pemukiman warga juga dekat dengan hutan, persawahan. Selain itu sekolah kami tidak bisa memperluas halaman sekolah, karena sekolah kami dihimpit oleh rumah warga. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan atau memanfaatkan lingkungan fisik di luar sekolah, sebagai wahana penciptaan pembelajaran penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Berdasarkan uraian di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Adapun alasan yang melatarbelakangi pemilihan judul di atas adalah sebagai berikut: Bola yang digunakan bola plastik agar anak tidak merasa sakit ketika menyepak bola, sehingga anak akan merasa senang karena tidak merasakan sakit ketika bermain sepak takraw Tinggi net dibuat lebih rendah dari ukuran sebenarnya agar anak lebih mudah dalam mengembalikan bola ke daerah lawan, dan anak lebih mudah melakukan smash Ukuran lapangan diperkecil agar anak lebih mudah dalam mengontrol bola

17 yang keluar. Disamping itu ruang gerak anak lebih sempit sehingga mengurangi rasa lelah anak ketika bermain Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut Apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011? 1.3 Tujuan Pengembangan Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/ Spesifikasi Produk Sehubungan dengan judul skripsi di atas untuk menyamakan penafsiran atau pengertian yang berbeda-beda perlu diadakan spesifikasi produk sebagai berikut: Model Pembelajaran Menurut Mulyasa (2006:100) Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah

18 5 yang lebih baik. Dengan demikian model pembelajaran dalam penelitian ini adalah modifikasi yang dilakukan oleh guru dalam proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik Sepak Takraw Sepak takraw adalah permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan, dimainkan di atas lapangan yang datar, di tengah lapangan dibatasi oleh net dengan masing - masing tim terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuannya adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh dilapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaraan atau bermain salah (Sulaiman, 2008:1) Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan adalah model pembelajaran yang membawa siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tetapi biasa saja dalam waktu satu atau dua jam pelajaran tergantung pada apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2009: 208) Siswa Siswa dan murid adalah pelajar (tim Penyusun KBBI, 2008: 849). Adapun yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010//2011.

19 6 1.5 Pentingnya Pengembangan Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat: Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya Dapat dijadikan suatu gambaran bahwa dengan menerapkan model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

20 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Teori Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006). Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia 7

21 8 dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

22 9 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilainilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan lat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

23 10 bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung. 7. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan seharihari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006) Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar 1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993 : 101), perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan. Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan, hal ini

24 11 dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36). 2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability) Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal. 3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity) Kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6 meliputi: a. Gerak Reflek Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219). b. Gerak Dasar Fundamental Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak

25 12 lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang. c. Kemampuan Perspektual Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus yang masuk melalui organ indera. d. Kemampuan Fisik Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ tubuh didalam melakukan aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik, kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan (endurance), kekuatan (strenght), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (aqility) (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: ). e. Gerakan Keterampilan Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya. f. Komunikasi non-diskursif Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi non-diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi nondiskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui gerakangerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan ekspresif dan

26 13 interpretif Hakikat Belajar Keterampilan Gerak Pendidikan jasmani mengandung karakteristik khusus yang berhubungan dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk latihan-latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak. Untuk dapat memiliki keterampilan gerak yang lebih baik, maka terlebih dahulu dikembangkan unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih. Belajar adalah kecenderungan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari berbuat yang berulang-ulang. Menurut Singer (1980:9) diyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif stabil pada perilaku yang merupakan hasil dari latihan atau pengalaman. Gagne (1985:12) berpendapat bahwa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat dibedakan atas lima kategori yaitu : keterampilan intelektual, informasi verbal, kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Lebih lanjut dikemukakan bahwa keterampilan intelektual maksudnya adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi kompeten terhadap suatu subjek sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendemonstra-sikan, serta dapat menggeneralisasikan suatu gejala. Strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Yang dimaksud dengan informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan suatu masalah; sikap maksudnya adalah suatu kecenderungan dalam menerima dan menolak suatu objek, misalnya sikap seseorang terhadap

27 14 olahraga akan menjadi lebih positif atau lebih negatif setelah orang tersebut belajar keterampilan olahraga. Keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk mengkoor-dinasikan semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar. Menurut Romizoowski (1981) hasil belajar seseorang dapat juga dibedakan menjadi dua bentuk yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak setelah mereka mengalami proses belajar, dan tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelek maupun tindakan fisik, dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat dari proses belajar. Keterampilan dibagi menjadi empat jenis yaitu keterampilan kognitif, keterampilan reaktif, keterampilan motorik dan keterampilan interaktif. Keterampilan reaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam menghadapi sesuatu, sedang keterampilan interaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam mempengaruhi atau memodifikasi suatu situasi. Unsur kelelahan yang sering muncul dalam kegiatan latihan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat keterampilan gerak, akibat lambatnya pemulihan terhadap otot yang melakukan kegiatan. Di samping faktor strategi mengajar seperti strategi yang digunakan tanpa melihat karakteristik siswa, dapat menjadi gangguan dalam penguasaan keterampilan gerak yang telah dicapai.

28 15 Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak, tetapi merupakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang Hakikat Strategi Mengajar Pengajaran memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku melalui hubungan timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa. Hubungan ini merupakan hasil dari persiapan dan penyajian pelajaran dalam situasi lingkungan yang diciptakan secara sengaja. Pengajaran dapat dikatakan baik dan efektif, apabila faktor-faktor pendukung belajar dapat diintegrasikan ke dalam rangkaian yang saling tergantung secara serentak dan dalam rangkaian yang berurutan. Untuk memadukan faktor-faktor pendukung tersebut, diperlukan adanya suatu cara mengajar atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Konsep strategi mengajar mencakup aspek yang cukup luas, oleh sebab itu wajarlah kalau dijumpai berbagai batasan strategi mengajar yang dikemukakan para ahli. Strategi menurut Winarno Surakhmad (1980:223) adalah suatu cara yang sistematik dengan prosedur dan proses tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian strategi juga merupakan sebuah rancangan untuk

29 16 dapat menggambarkan suatu cara yang akan dilakukan seseorang pada situasi dan kondisi tertentu. Mengajar menurut Raka Joni (1983:3) adalah suatu usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa agar terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan. Menurut Winarno Surakhmad (1980:45) mengajar adalah suatu aspek pendidikan yang dilandasi pada interaksi dua pihak yaitu guru dan siswa yang menghasilkan suatu derajat pengembangan diri dalam belajar. Strategi mengajar adalah teknik yang dipakai antara guru dan siswa dalam kegiatan instruksional untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tujuan strategi mengajar adalah menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi tertentu untuk membantu proses belajar, yaitu tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian strategi mengajar merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kebebasan untuk memilih atau menentukan strategi mengajar yang akan dipakai atau diterapkan. Kebebasan ini erat kaitannya dengan pembentukan pertalian yang logis antara tujuan mengajar, strategi mengajar, dan proses belajar mengajar yang efektif. Mengenai efektivitas kegiatan belajar mengajar itu tergantung pada strategi yang diterapkan dan karakteristik dari pengalaman siswa dengan bahan-bahan yang disajikan. Nasution (1996:28) mengemukakan bahwa Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

30 17 Semakin jelas tujuan itu, semakin besar pula kemungkinan ditemukannya strategi mengajar yang serasi. Pada proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi mengajar yang paling serasi, yang akan dipakai atau diterapkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Pada hematnya strategi mengajar yang lebih bermutu, yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa serta waktu belajar yang lebih banyak akan dapat mencapai keberhasilan penuh dalam tiap bidang studi Permainan Sepak Takraw Dalam bukunya yang berjudul Sepak Takraw, Sulaiman (2008:9) menguraikan sebagai berikut : Dalam perkembangannya permainan Sepak Takraw mengalami perubahan dengan penambahan nomor yang dipertandingkan di lapangan. Mulai tahun 2006 Sepak Takraw mempertandingan 4 nomor, yaitu : 1) Nomor Tim, 2) Nomor Regu, 3) Nomor Double - Event dan 4) Nomor Hoop Takraw. Untuk nomor : tim, regu, dan double - event pertandingan dilakukan di lapangan yang berbentuk persegi panjang sebagaimana yang telah kita kenal sejak lama. Sedangkan untuk nomor hoop takraw bentuk lapangannya adalah lingkaran (5 orang pemain melingkar) dengan di atas lingkaran ada target ring 3 lobang setinggi 4,5 meter untuk puteri, dan 4,75 meter putera. 1. Lapangan Permainan Sepak Takraw kompetisi dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan permukaan lapangan yang rata (flat), lapangan dapat dibuat di dalam gedung (in-door) ataupun di luar gedung (out-door). Adapun ketentuan dan

31 18 ukuran lapangan tersebut adalah sebagai berikut: a. Panjang lapangan : 13,4 meter dan lebar : 6,1 meter. b. Kalau lapangan dibuat di dalam gedung, maka tinggi loteng (roof) minimal 8 meter dari lantai, dan lantai tersebut terbuat dari kayu yang memiliki kelenturan. Kalau lapangan dibuat di luar gedung sebaiknya lapangan tanah, bukan rumput/ pasir. c. Garis pinggir lapangan (lines) ditandai dengan kapur / cat atau lakband yang lebarnya 4 sentimeter diukur dari dalam lapangan, artinya bahwa garis 4 sentimeter tersebut berada dalam lapangan. Hal ini sesuai aturan permainan kalau bola menyentuh garis dinyatakan masuk. d. Luas lapangan 13,4 meter X 6,1 meter dibagi dua sama besar oleh garis tengah (centre line) lapangan yang ukurannya 2 cm. e. Disudut garis tengah pada kedua sisinya dibuat setengah lingkaran yang jari - jarinya 90 sentimeter diukur dari garis sebelah dalam, sehingga terjadi 4 buah ¼ lingkaran. f. Lingkaran tempat servis dibuat dengan jari-jari 30 cm, ditempatkan pada kedua bagian lapangan, dengan jarak 2,45 m dari garis belakang (base-line), 4,25 meter dari garis tengah lapangan (centre-line), 3,05 meter dari garis tepi (side-line). g. Kedudukan tiang net minimal 30 sentimeter dari garis tepi lapangan diujung pangkal garis tengah lapangan permainan. h. Dalam pertandingan resmi, lapangan pertandingan harus bebas dari hambatan permainan, minimal sejauh 3 meter dari batas lapangan kearah luar. (Rattinus

32 19 Darwis, 1992). Gambar 1. Lapangan Sepak Takraw (Sumber: Ratinus Darwis, dkk, 1992:8) 2. Perlengkapan Permainan Selain lapangan permainan, untuk melakukan permainan diperlukan perlengkapan lapangan dalam bermain sepak takraw. Perlengkapan bermain yang dibutuhkan meliputi: a. Net / Jaring Net terbuat dari benang kuat atau nilon, besarnya mata jaring (lubang jaring) 6-8 cm. Panjang net yang merentangi lapangan 6,1 m, sedangkan lebarnya 70 cm. Net diberi pita pada bagian atasnya selebar 5 cm. Disamping itu net diberi pembatas samping, tepatnya diatas garis tepi kanan dan kiri dengan lackband 5 cm.

33 20 b. Tiang Net / Tiang Jaring Gambar 2. Tiang Net dan Jaring (Sumber: Sulaiman, 2008:11) Tiang net terbuat dari besi dengan diameter 4 cm, tertanam kuat dilantai. Tinggi tiang net 155 cm. Sedangkan dalam pertandingan resmi, tinggi net adalah sebagai berikut : 1) Putra, ditepi : 155 cm dan ditengah : 152 cm. 2) Putri, ditepi : 145 cm dan ditengah : 142 cm. c. Bola Takraw Bola sepak takraw awalnya terbuat dari rotan, sedang yang digunakan sekarang terbuat dari plastik (synthetic fibre) terdiri dari 12 lubang, 20 titik persimpangan, dengan 9-11 anyaman. Bola yang digunakan untuk pertandingan memiliki ukurannya sebagai berikut: 1) Lingkaran bola : putra : cm; putri : cm. 2) Berat bola : putra : gram; putri : gram. Saat ini dua merek bola yang standar digunakan secara resmi dalam pertandingan nasional maupun internasional, yaitu bola merek Marathon buatan Thailand dan Gajah Emas buatan dari Malaysia.

34 21 Gambar 3 Bola Takraw (Sumber: Sulaiman, 2008:11) d. Perlengkapan Pemain Perlengkapan yang dipakai pemain sepak takraw dalam pertandingan adalah sebagai berikut: 1) Baju T-shirt boleh lengan panjang ataupun lengan pendek, celana pendek olahraga elastis. 2) Sepatu karet (cats) dengan pole yang tidak terlalu tinggi, harus berkaoskaki. 3) Boleh menggunakan ikat kepala atau pelindung yang tidak mengganggu jalannya permainan. Pemain tidak diperkenankan menggunakan alat - alat yang membahayakan diri sendiri dan kawan, juga alat - alat yang dapat membantu mempercepat jalannya bola ataupun membantu para pemain.

35 22 A B C D Keterangan: A. Baju Kaus B. Celana Pendek C. Kaus Kaki D. Sepatu Karet Gambar 4 Perlengkapan Pemain (Sumber: Sulaiman, 2008:13) e. Bangku Tempat Duduk Wasit Dalam pertandingan resmi, setiap pertandingan dipimpin oleh 2 orang wasit (wasit I dan wasit II) dengan dibantu 6 orang hakim garis (lines-man). Wasit I dalam memimpin pertandingan duduk di atas kursi yang tingginya 1,5 m atau kira-kira setinggi net, wasit II duduk di kursi yang kebih rendah ukurannya. Sedangkan hakim garis (lines-man) duduk di kursi bias dengan posisi lurus dengan garis yang diawasinya.

36 Keterangan: 1. Tempat Duduk Wasit I 2. Tempat Duduk Wasit II 3. Tempat Duduk Hakim Garis Gambar 5 Tempat Duduk Wasit (Sumber: Sulaiman, 2008:12) 3. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw Menurut Sulaiman (2008:15) permainan sepak takraw adalah permainan bola takraw dengan seluruh anggota badan kecuali tangan, sehingga teknik dasar yang akan dipelajari adalah semua teknik pukulan dan perkenaan dengan seluruh bagian badan pemain. Teknik dasar tersebut meliputi: a. Teknik Sepakan (Menyepak) Menurut Sulaiman (2008:16) teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dan yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak takraw,

37 24 karena memang cabang olahraga ini paling dominan menggunakan bagian anggota badan kaki. Teknik sepakan dalam permainan sepak takraw meliputi: b. Sepak Sila Menurut Sulaiman (2008:16) sepak sila merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam permainan sepak takraw, sehingga sebagian orang menyebut sepak sila sebagai ibu dari permainan sepak takraw. Sepak sila adalah menyepak bola dengan kaki bagian dalam, yang mana pada saat menyepak posisi kaki pukul seperti kaki bersila. Sepak sila digunakan untuk menerima, menimang dan menguasai bola, mengumpan, hantaran bola dan untuk menyelamatkan serangan lawan. Gambar 6 Sepak Sila (Sumber: Sulaiman, 2008:17)

38 25 c. Sepak Kura / Kuda Menurut Sulaiman (2008:17) sepak kura / sepak kuda adalah teknik menyepak atau sepakan dengan menggunakan punggung kaki (kura-kura kaki). Sepakan ini disebut juga dengan istilah sepak kuda, karena kaki menyepak menyerupai kuda yang menjulurkan kakinya ke depan atas. Sepak kura / sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang atau menyelamatkan (kontrol) bola dari serangan lawan, untuk bertahan mengawal atau menguasai bola dalam usaha menyelamatkannya. Gambar 7 Sepak Kura / Kuda (Sumber: Sulaiman, 2008:18) d. Sepak Cungkil Menurut Sulaiman (2008:19) sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura / kuda, hanya karena bola datangnya jauh dari badan, maka perkenaan pukulan adalah pada jari-jari kaki sehingga seperti orang mencungkil bola. Sepak cungkil gerakannya sama dengan orang yang melakukan sliding dimana bola jatuh di depan pemain, sehingga pemain harus menjulurkan kaki jauh ke depan.

39 26 Gambar 8 Sepak Cungkil (Sumber: Sulaiman, 2008:21) e. Sepak Simpuh / Badek Menurut Sulaiman (2008:20) sepak badek atau sepak simpuh adalah sepakan dengan kaki bagian samping luar, sehingga sikap badan seperti orang bersimpuh. Untuk bola-bola dari lawan yang keras datangnya terkadang pemain tidak dapat mengontrolnya dengan teknik sepak sila ataupun sepak kura, bola yang dating keras di samping posisi badan pemain dikontrol dengan teknik sepak badek atau sepak simpuh ini. Sepak badek atau simpuh digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari smesh lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.

40 27 Gambar 9 Sepak Badek / Simpuh (Sumber: Sulaiman, 2008:20) f. Sepak Mula (Servis) Menurut Sulaiman (2008:22) sepak mula adalah teknik dasar sepakan untuk memulai suatu permainan atau pertandingan. Sepak mula biasa dilakukan oleh pemain yang sering disebut Tekong, yaitu pemain yang melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak mula merupakan serangan yang penting dalam memperoleh angka kemenangan dalam suatu pertandingan. g. Sepak Tapak (Menapak) Menurut Sulaiman (2008:24) sepak tapak atau menapak adalah sepakan dengan menggunakan telapak kaki. Teknik ini digunakan pemain untuk menerima bola umpan dari lawan yang masuk tipis ke dalam lapangan, bola tersebut segera dipukul dengan sepak tapak kemabli ke arah lapangan lawan dengan cepat.

41 28 Gambar 10 Sepak Tapak / Menapak (Sumber: Sulaiman, 2008:25) h. Memaha (Kontrol Paha) Menurut Sulaiman (2008:26) memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola. Perkenaan bola pada tungkai atas bagian tengah paha, tidak pada ujung ataupun pada pangkal paha. Dalam permainan memaha biasa digunakan untuk menahan dan menerima bola dari serangan lawan, atau membentuk dan menyusun serangan. Gambar 11 Memaha / Kontrol Paha (Sumber: Sulaiman, 2008:26)

42 29 i. Teknik Mendada (Kontrol Dada) Menurut Sulaiman (2008:27) mendada adalh teknik dasar memainkan bola dengan dada. Perkenaan bola adalah pada bidang yang lebar (pectoralis mayor) pada dada kiri ataupun kanan, tidak pada bagian tengah dada. Teknik mendada dalam permainan biasanya digunakan untuk mengontrol bola. Gambar 12 Mendada / Kontrol Dada (Sumber: Sulaiman, 2008:27) j. Teknik Membahu (Kontrol Bahu) Menurut Sulaiman (2008:28) membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas lengan dengan keher (bahu), dalam usaha mempertahankan serangan dari pihak lawan. Membahu dalam permainan biasa digunakan untuk bertahan dari serangan lawan yang tiba-tiba / mendadak, yang

43 30 mana dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik. Gambar 13 Membahu / Kontrol Bahu (Sumber: Sulaiman, 2008:29) k. Teknik Kepala (Sundulan Kepala / Heading) Menurut Sulaiman (2008:29) menyundul bola adalah teknik dasar memainkan bola dengan kepala. Menyundul dalam permainan digunakan untuk bertahan, mengoper kepada teman dan melakukan smesh ke pertahanan lawan.

44 31 Gambar 14 Teknik Kepala (Sumber: Sulaiman, 2008:30) l. Teknik Smesh Menurut Sulaiman (2008:31) serangan atau smesh adalah pukulan bola yang keras dan tajam kea rah bidang lapangan lawan. Smesh dalam permainan sepak takraw merupakan teknik yang paling penting dan harus dikuasai oleh seorang pemain, karena dengan smesh ini angka dapat denganmudah diperoleh sehingga dapat memenangkan pertandingan dengan mudah. Teknik smesh ada dua, yaitu smesh kedeng dan smesh gulung. 1) Smesh Kedeng Menurut Sulaiman (2008:33) smesh kedeng adalah pukulan smesh yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smesh kedeng dilakukan dengan memukul bola menggunakan kaki kiri maupunkaki kanan.

45 32 2) Smesh Gulung Menurut Sulaiman (2008:31) smesh gulung merupakan gerakan smesh yang paling menarik dan akrobatik dalam permainan sepak takraw. Smesh ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga penonton dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir balik di udara. m. Teknik Tahanan (Block) Menurut Sulaiman (2008:35) block merupakan teknik pertahanan yang baik dan produktif dan bisa melumpuhkan semangat tanding lawan. Block dalam permainan sepak takraw dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan. Block biasa dilakukan menggunakan seluruh tungkai dari kaki sampai pangkal paha, pantat, punggung badan Modifikasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan guru pendidikan jasmani dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu Developentally Appropriate Practice (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kea rah perubahan tersebut.

46 33 Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul manakala merenungi tugas sebagai seorang guru pendidikan jasmani yang cukup berat, diantaranya adalah: 1. Apakah seorang guru pendidikan jasmani mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik siswa melalui tugas ajar yang diberikan? 2. Apakah keadaan media pembelajaran yang dimiliki sekolah bisa memfasilitasi aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani secara optimal? 3. Perlukah seorang guru pendidikan jasmani mengadakan perubahan, penataan atau mengembangkan kemampuan daya dukung pendidikan jasmani di sekolah? 4. Upaya apa yang bisa dilakukan seorang guru agar proses pembelajaran pendidikan jasmani bisa memberikan hasil yang lebih baik? Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,

47 34 yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.

48 35 Guru pendidikan jasmani di lapangan tahu dan sadar akan kemampuannya. Namun apakah mereka memiliki keberanian untuk melakukan perubahan atau pengembangan pengembangan kearah itu dengan melakukan modifikasi. Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah Bermain bergerak ceria. Lutan (1988) menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : 1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran 2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi dilakukan dengan pertimbangan : 1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa; 2. Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan

49 36 mengurangi cedera pada anak; 3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa; 4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebgagai sasaran belajar, sumber belajar dan sarana belajar. Hal ini dapat di manfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan. Konsep dan keterampilan dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran sains yang harus di capai meliputi mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah. Anak usia sekolah menanggapi rangsangan yang di terima yang diterima oleh panca inderanya. Kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan bergerak, menyebabkan anak anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan diluar ruang kelas (Margaretha, S,Y. 2000).

50 37 Menurut Piaget (dalam Prayitno, 1992), perkembangan interaksi dengan obyek-obyek di lingkungan anak mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap berpikir anak daripada yang ditimbulkan oleh pengetahuan yang di sampaikan melalui cerita yang bersifat verbal. Jadi membawa anak ke lingkungan asli dari obyek yang diamati dapat menunjang perkembangan berpikir. Belajar berarti aktif baik secara fisik maupun mental. Lingkungan dapat digunakan atau di manfaatkan untuk merangsang dan menarik perhatian siswa. Obyek-obyek yang bergerak selalu menjadi perhatian anak-anak. Lihatlah bagaimana anak gemar mencari ikan, belut atau kodok di parit. Menurut teori belajar dari Gagne (dalam Dahar, 1989), lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan konsep, karena peranannya sikap dan pengembangan keterampilan siswa dapat juga terjadi karena interaksinya dengan lingkungan. Bloom dan Bruner (dalam Darmojo & Kaligis, 1994) mengatakan bahwa lingkungan akan membawa siswa pada situasi yang lebih kongkret dan akan memberikan dampak peningkatan apresiasi siswa siswa terhadap konsep-konsep sains dan lingkungannya. Kurikulum Pendidikan Dasar menghendaki agar dalam proses belajar mengajar hendaknya dimulai dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sudah di ketahui. Lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah adalah tempat keseharian anak, dengan demikian bila pembelajaran dimulai dari lingkungannya maka akan menjadi lebih bermakna. Lingkungan dapat pula digunakan untuk pengembangan keterampilan proses sains seperti seperti mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan sebaginya. Sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, berfikir bebas, menghargai pendapat orang lain dan

51 38 dapat bekerja sama dapat pula di kembangkan melalui pengeksplorasian lingkungan ada sikap yang tidak kurang penting adalah sikap peduli dan mencaintai lingkungan. Jadigunakanlah lingkungan untuk pengayaan bagi anak anak yang cerdas sebagai tambahan dengan memanfaatkan lingkungan. 2.2 Kerangka Berpikir Modifikasi pembelajaran membekali siswa memperoleh pemahaman diri, wawasan, bertindak kreatif, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah keadaan dalam diri individu atau siswa yang mendorong individu atau siswa tersebut melakukan belajar. Sedangkan motivasi belajar akan ada jika dalam kegiatan belajar siswa memahami belajar yang baik setelah melalui suatu pendidikan atau latihan. Bila motivasi belajar tersebut dapat ditimbulkan dari luar, dalam hal ini dari guru, maka guru dapat meningkatkan motivasi belajar dengan modifikasi pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan. Dengan demikian modifikasi pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan diduga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

52 39 BAB III METODE PENGEMBANGAN Penelitian pengembangan biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan (research-based development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya untuk pemecahan masalah praktis. Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk, dan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung dapat digunakan oleh pengguna. Menurut Borg dan Gall (1983) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran, yang pada dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk dan, (2) menguji keefektifan produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai fungsi validasi. Dalam hal pengembangan produk salah satunya adalah menghasilkan produk model pembelajaran penjasorkes di sekolah, adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka. Langkah awal ini dilakukan untuk analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran yang dibuat memang dibutuhkan atau tidak. 39

53 40 2. Mengembangkan bentuk produk awal (dalam hal ini model pembelajaran penjasorkes dengan memanfaatkan lingkungan fisik di luar sekolah). Berdasarkan analisis kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk model pembelajaran penjasorkes sesuai materi yang dikembangkan yang didasarkan pada kajian teori. 3. Evaluasi produk awal yang sudah dibuat oleh para ahli, dengan menggunakan seorang ahli pendidikan jasmani dan olahraga (gunakan dosen yang relevan dengan materi yang diteliti atau bisa menggunakan salah satu pembimbing yang ekspert dibidangnya), dan dua orang ahli pembelajaran (gunakan guru penjasorkes yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup). Setelah dilakukan evaluasi oleh para ahli selanjutnya lakukan uji coba skala kecil (gunakan siswa dengan jumlah secukupnya sesuai kebutuhan materi), dengan menggunakan lembar evaluasi dan kuesioner dan konsultasi yang selanjutnya hasilnya dianalisis secara mendalam. 4. Lakukan revisi produk pertama dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya. 5. Uji coba skala besar di lapangan dengan menggunakan model pembelajaran yang sudah direvisi atau hasil uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya. 6. Revisi produk akhir, dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisis uji coba lapangan (melalui pengamatan dan diperlukan instrumen baik pengamatan maupun melalui angket untuk siswa dan pengamat). 7. Hasil akhir model pembelajaran penjasorkes yang dihasilkan melalui revisi setelah dilakukan uji coba lapangan skala besar.

54 Model Pengembangan Model pengembangan pada penelitian ini adalah model pembelajaran permainan sepak takraw melalui pendekatan lingkungan pekarangan. 3.2 Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan modifikasi sepak takraw di lingkungan pekarangan, adalah sebagai berikut: Lapangan Permainan berukuran 10 m x 5 m Bola takraw yang semula terbuat dari viber, kami ganti dengan bola kaki yang terbuat dari plastik yang ukurannya sama dengan bola takraw. Keliling bola 55 cm 60 cm, berat bola 180 gram Tinggi net yang semula 155 cm diganti menjadi 145 cm Jumlah Pemain, jumlah pemain dalam 1 regu adalah 5 anak ( 3 anak inti yang terdiri atas tekong, apit kanan, apit kiri, dan 2 pemain cadangan) Perlengkapan pemain, kaos, celana pendek, kaos kaki dan sepatu Lama permainan sepak takraw ditentukan dengan point, yaitu 21 point. Apabila terjadi point yang sama, maka akan diadu dengan 2 point, selanjutnya apabila terjadi riber set point menncapai 15 angka dan pada point ke 8 akan terjadi pergantian lapangan Wasit terdiri 3 orang yaitu 1 wasit dan 2 orang linesman. 3.3 Uji Coba Produk Desain Ujicoba

55 42 1. Ujicoba Kelompok Kecil Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan pada siswa putra kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8 anak. Ujicoba dilaksanakan di halaman sekitar sekolah. 2. Ujicoba Kelompok Besar Ujicoba kelompok besar dilaksanakan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan Subyek Uji Coba Subyek uji coba penelitian yang terlibat dalam uji coba model pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Peneliti 2. Dua orang teman sejawat (guru penjasorkes) 3. Siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak. 3.4 Cetak Biru Produk Dalam tim yang masing-masing terdiri dari 3 orang bertarung untuk memasukkan bola ke daerah lawan. Tim yang memperoleh skor 21 adalah sang pemenang. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

56 Jenis Data Jenis datanya merupakan data kuantitatif berupa data hasil tes keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw. 3.6 Instrumen Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw. 3.7 Analisis Data Untuk menghitung persentase perubahan motivasi belajar yang diukur berdasarkan data hasil baserate dan postrate menggunakan formasi perhitungan persentase perubahan sebagaimana dikemukakan Zainal Aqib (2008: 53) yaitu dengan rumus: Post rate - Base rate x100 % = Percentage Change Base rate Postrate = hasil sesudah treatment Baserate = Sebelum treatment

57 44 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 28 anak. Beberapa analisis data hasil penelitian yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah kemampuan menendang bola dalam permainan sepak takraw dan pengukuran denyut nadi. Hasil data dari tes tersebut diperoleh dari siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ Penyajian Data Hasil Uji Coba I Pertemuan I Uji coba I pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum at, 8 April Kegiatan skala kecil dilaksanakan pada 8 siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kegiatan skala kecil dilaksanakan belajar permainan sepak takraw. Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut: 44

58 45 Nilai Kategori Frekuensi Persentase 3 Baik % 2 Sedang 3 37,50% 1 Kurang 1 12,50% F = 8 100% Tabel 1 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Pertemuan I Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I Pertemuan I adalah sebagai berikut: 1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 50,00%. 2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 37,50%. 3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang adalah 12,50%.

59 46 Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut: B aik Sedang Kuran g Frekuensi Persentase Gambar 15 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I 1. Pertemuan II Uji coba I dilaksanakan pada hari Jum at, 15 April Kegiatan skala kecil dilaksanakan pada 8 siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kegiatan skala kecil dilaksanakan belajar permainan sepak takraw. Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman

60 Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I dapat dilihat pada tabel berikut: 47 Nilai Kategori Frekuensi Persentase 3 Baik % 2 Sedang 2 25,00% 1 Kurang - - F = 8 100% Tabel 2 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut: 1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 75,00%. 2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 25,00%. 3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang tidak ada.

61 48 Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut: Baik Sekali Baik Frekuensi Persentase Gambar 16 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I 4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I Setelah dilaksanakan uji coba I, teman sejawat memberikan masukan model pembelajaran permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan ini sangat baik, sebab mendorong siswa lebih senang bergerak dan tidak membosankan bagi anak dan layak untuk dilanjutkan pada uji coba II. 4.3 Revisi Produk berikut: Masukan dari teman sejawat pada pelaksanaan uji coba I adalah sebagai

62 49 1. Agar pada kegiatan pemanasan lebih bervariasi. 2. Waktu untuk pemanasan diperpanjang lagi, dimulai dari statis menuju ke dinamis. 3. Sebaiknya diselingi dengan pemanasan dalam bentuk permainan yang menunjang materi. 4. Teknik dasar permainan sepak bola diberikan secara berurutan passing kaki dalam, luar, kura-kura kaki dan seterusnya. 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II 1. Pertemuan I Pelaksanaan uji coba II pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Juni Hasil penelitian permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut: Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut: Nilai Kategori Frekuensi Persentase 3 Baik % 2 Sedang 6 25,00% 1 Kurang 6 25,00% F = % Tabel 3 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I

63 50 Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I sebagai berikut: 1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 50,00%. 2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 25,00%. 3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang adalah 25,00%. Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan I sebagai berikut:

64 B aik Sedang Kuran g Frek uensi Persentase Gambar 17 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I. 2. Pertemuan II Pelaksanaan uji coba II pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni Hasil penelitian permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut: Hasil belajar permainan sepak takraw untuk keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut:

65 52 Nilai Kategori Frekuensi Persentase 3 Baik 14 58,33% 2 Sedang 10 41,67% 1 Kurang - - F = % Tabel 4 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II sebagai berikut: 1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 58,33%. 2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 41,67%. 3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang tidak ada.

66 53 Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan II sebagai berikut: Frekuensi Persentase 10 0 Baik Sedang Gambar 18 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II. 3. Pengukuran Denyut Nadi Pengukuran denyut nadi dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran pada kegiatan uji coba II pertemuan II. Pengukuran dilakukan selama 10 detik, dan hasilnya dikalikan 6. Hasil pengukuran denyut nadi pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

67 54 a. Sebelum Pembelajaran Hasil pengukuran denyut sebelum pembelajaran permainan sepak takraw pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut: 10 detik 1 Menit Frekuensi Persentase Kali 3 12,50% Kali 8 33,33% Kali 3 12,50% Kali 6 25,00% Kali 4 16,67% F = % Tabel 5 Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan hasil di atas didapatkan hasil pengukuran denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut: 1. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 84 kali per menit adalah 12,50%. 2. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 78 kali per menit adalah 33,33%.

68 55 3. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 72 kali per menit adalah 12,50%. 4. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 66 kali per menit adalah 25,00%. 5. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 60 kali per menit adalah 16,67%. Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik denyut nadi sebelum permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:

69 56 60 Kali 17% Persentase 84 Kali 12% 66 Kali 25% 72 Kali 13% 78 Kali 33% Gambar 19 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. b. Sesudah Pembelajaran Hasil pengukuran denyut sesudah pembelajaran permainan sepak takraw pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut: 10 detik 1 Menit Frekuensi Persentase Kali 7 29,17% Kali 3 12,50% Kali 4 16,67% Kali 5 20,83% Kali 2 8,33% Kali 2 8,33% Kali 1 4,17% F = % Tabel 6 Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011

70 57 Berdasarkan hasil di atas didapatkan hasil pengukuran denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut: 1. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 114 kali per menit adalah 29,17%. 2. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 108 kali per menit adalah 12,50%. 3. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 102 kali per menit adalah 16,67%. 4. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 96 kali per menit adalah 20,83%. 5. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 90 kali per menit adalah 8,33%. 6. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 84 kali per menit adalah 8,33%. 7. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

71 58 IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 72 kali per menit adalah 4,17%. Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik denyut nadi sesudah permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut: 90 Kali 8% 72 Kali 4% Persentase 84 Kali 8% 114 Kali 29% 96 Kali 21% 102 Kali 17% 108 Kali 13% Gambar 20 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ Hasil Analisis Data Uji Coba II Berdasarkan hasil pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan pada siswa kelas IV dan V putra SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa putra SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 memiliki keterampilan menendang bola yang baik.

72 59 Berdasarkan hasil belajar permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan, diketahui keterampilan menendang bola pada siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang ada 14 siswa yang memperoleh hasil Baik, atau 58,33% dari keseluruhan sampel siswa. Kemudian ada 10 siswa yang memperoleh hasil Sedang atau setara dengan 41,67% dari jumlah keseluruhan sampel siswa. Dilihat dari peningkatan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran permainan sepak bola mini di lingkungan pantai, dapat diketahui bahwa sebelum pembelajaran denyut nadi siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ kali per menit adalah 12,50%, 78 kali per menit adalah 33,33%, 72 kali per menit adalah 12,50%, 66 kali per menit adalah 25,00% dan 60 kali per menit adalah 16,67%. Selanjutnya hasil pengukuran denyut nadi sesudah pembelajaran diperoleh hasil 114 kali per menit adalah 29,17%, 108 kali per menit adalah 12,50%, 102 kali per menit adalah 16,67%, 96 kali per menit adalah 20,83%, 90 kali per menit adalah 8,33%, 84 kali per menit adalah 8,33% dan 72 kali per menit adalah 4,17%. 4.6 Prototipe Produk Salah satu sasaran pendidikan jasmani yaitu untuk meningkatkan aktivitas gerak siswa. Dengan aktivitas gerak yang baik dimungkinkan siswa dapat melaksanakan tugas belajar dan aktivitas diluar sekolah dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Engkos Kosasih (1984: 10), aktivitas gerak atau kondisi fisik yang baik bagi pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar.

73 60 Bagi tubuh, aktivitas gerak adalah untuk mengembangkan kemampuan, kesanggupan dan daya tahan diri sehingga mempertinggi daya aktivitas kerja maupun belajar. Tingkat keseimbangan gerak tiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tergantung dari faktor makanan, faktor istirahat, faktor latihan fisik/olahraga, faktor kebiasaan hidup dan faktor lingkungan. Meningkatkan aktivitas gerak, dibutuhkan makanan dari gizi yang baik. Bagi tubuh makanan digunakan untuk membangun, memelihara serta memperbaiki bagian-bagian tubuh yang hilang atau rusak, memberi kekuatan atau tenaga, sehingga tubuh dapat bergerak dan bekerja, dan memberi bahan untuk mengatur porses-proses dalam tubuh (Mu rifah dan Hadiyanto Wibowo, 1992: 31-32). Mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi empat sehat lima sempurna merupakan makanan yang tepat untuk pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh setiap harinya. Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi tersebut dimungkinkan tingkat aktivitas gerak seseorang akan semakin baik. Selain makanan untuk mempertahankan kestabilan, meningkatkan aktivitas gerak dapat dilakukan dengan beristirahat yang cukup setelah melakukan aktivitas. Kelelahan pada tubuh disebabkan karena penggunaan tenaga/energi serta penumpukan asam laktat dalam jaringan tubuh. Beristirahat, tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang. Agar kepayahan dan kelelahan dapat kembali pada kondisi yang normal, maka diperlukan suatu istirahat. Dengan beristirahat maka tubuh akan menyusun

74 61 kembali tenaga yang hilang (Dirham, 1987: 29). Kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap setiap pembebanan/kerja menentukan keseimbangan gerak seseorang. Kemampuan beradaptasi ini dapat diperoleh dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga secara teratur dan terukur. Hal tersebut disampaikan Dangsina Moeloek (1984:12), yang menyatakan bahwa latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan keseimbangan gerak. Selain itu untuk menjaga dan meningkatkan aktivitas gerak dapat dilakukan dengan membiasakan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makan makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, beristirahat dengan tidur yang cukup, tidak merokok maupun minum minuman yang mengandung alkohol.

75 62 BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk Berdasarkan kesimpulan tentang permainan sepak takraw dan analisa statistik deskriptif presentase maka didapat hasil penelitian Keterampilan menendang bola anak dapat ditingkatkan melalui pembelajaran permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/ Saran Pemanfaatan Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SD se-kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, hendaknya mengetahui teori tentang model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar, dan dapat memberikan tuntunan dalam mempraktekkan, membiasakan hidup sehat serta membiasakan sikap gerakan tubuh yang baik. 62

76 63 DAFTAR PUSTAKA Borg and Gall dalam pkn chapter3.pdf tanggal Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Gagne, Robert M Essentials of Learning for Instruction. Hinsdale, Iilinois : Dryden Press. Makalah Pendidikan tentang Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Nasutions S Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Penerbit : Jenmars. Romizowski, A.J Designing Instructionnal System. New York : Kogan Page Michols Publishing. Rusli Lutan Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Singer, Robert N Motor Learning And Human Performance. London : The Macmillan Company. Dikutip dari tesis Wismo. Soegiyanto dan Sudjarwo, Perkembangan dan Belajar Gerak. Modul 1-6. Jakarta: Dekdikbud. Sulaiman Sepak Takraw. Semarang. Unnes Press. T. Raka Joni Pendekatan Pembelajaran Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Depdikbud. Winarno Surakhmad Metode Pengajaran Nasional, Bandung : Penerbit Jemmars.

77 64 Yanuar Kiram Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti. Zainal Aqib, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

78 65

79 66

80 67

81 68

82 69

83 70

84 71

85 72

86 73

87 74

88 75

89 76

90 77

91 78 Lampiran 4 LEMBAR PENILAIAN MENENDANG BOLA UJI COBA I Pertemuan I Berilah tanda ( ) pada kolom sesuai nilai yang akan diberikan. Nilai No. Nama Siswa SUROSO 2 ANDI SETIAWAN 3 CASETYO IMAN 4 MADA SETIAJI 5 KUDUNG 6 HENI MAHENDRA 7 MUHAIMIN AZIS 8 KUKUH Jumlah Kriteria Penilaian: Nilai 1 : Pada saat menendang bola, keluar dari lapangan Nilai 2 : Pada saat menendang bola, kecepatan bola lemah Nilai 3 : Pada saat menendang bola, posisi badan sempuyrna dan kecepatan bola tinggi Batang, 14 Juni 2011 Penilai, (Rakhmat Sulilah)

92 79 LEMBAR PENILAIAN MENENDANG BOLA UJI COBA I Pertemuan II Berilah tanda ( ) pada kolom sesuai nilai yang akan diberikan. No. Nama Siswa Nilai SUROSO 2 ANDI SETIAWAN 3 CASETYO IMAN 4 MADA SETIAJI 5 KUDUNG 6 HENI MAHENDRA 7 MUHAIMIN AZIS 8 KUKUH Jumlah 2 6 Kriteria Penilaian: Nilai 1 : Pada saat menendang bola, keluar dari lapangan Nilai 2 : Pada saat menendang bola, kecepatan bola lemah Nilai 3 : Pada saat menendang bola, posisi badan sempuyrna dan kecepatan bola tinggi Batang, 15 Juni 2011 Penilai (Rakhmat Sulilah)

93 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Zubaikhun, S.Pd Tanggal : 8 April 2011 Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. 80

94 81 KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

95 82 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom 2 2. Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Persiapan dan Alat Evaluasi waktu Tempat dan alat disiapkan kegiatan dimulai sebelum 2. Pemanasan Membahakan Perlu di pertajam 3. Proses Pembelajaran Kurang menyenangkan Guru lebih banyak member motivasi pada anak

96 83 Komentar Secara keseluruhan proses kegiatan sudah bagus, hanya perlu mempertajam beberapa hal yang sekiranya dapat membangkitkan motivasi gerak. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 8 April 2011 Evaluator Zubaikhun, S.Pd NIP

97 84 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Ahmat Mahroni, S.Pd Tanggal : 8 April 2011 Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

98 85 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

99 86 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Pelaksanaan Manfaatkan waktu pemanasan kurang dengan tepat dan tertib semaksimal mungkin 2. Kegiatan Inti/Proses Pembelajaran Sampel tidak usah terlalu dipaksakan, biasakan mereka enjoy dalam permainan Diberi pengarahan dulu sebelum penelitian dan diberi pengertian tentang tata cara permainannya

100 87 Komentar Penelitian sudah berjalan dengan baik, kekurangannya mohon segera dibenahi. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 8 April 2011 Evaluator Ahmat Mahroni, S.Pd

101 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Siti Kutsyah, S.Pd Tanggal : 8 April 2011 Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5= sangat baik 88

102 89 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

103 90 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Kurang banyak Gunakan waktu pemanasannya sebaik-baiknya 2. Inti/Permainan Sampel kurang bebas bergerak Sebelum permainan siswa diberi penjelasan dulu

104 91 Komentar Kegiatan sudah berjalan cukup baik, tapi siswa masih bingung mohon diperbaiki. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 8 April 2011 Evaluator Siti Kutsyah, S.Pd NIP

105 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Zubaikhun, S.Pd Tanggal : 15 April 2011 Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik 92 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan.

106 93 KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket. Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk :

107 94 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4 No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Kurang dalam Manfaatkan waktu memberikan dan tempat sebaik pemanasan mungkin 2. Kegiatan Inti Anak terlalu di forsis dalam melakukan permainan Diberi pengarahan lebih dulu sebelum kegiatan dimulai Komentar

108 95 Kegiatan sudah berjalan sudah baik, hanya penguasaan siswa kurang baik, mohon di ubah. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 April 2011 Evaluator Zubaikhun, S.Pd NIP

109 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Ahmat Mahroni, S.Pd Tanggal : 15 April 2011 Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik 96

110 97 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

111 98 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4 No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Pemanasan sudah Tegurlah siswa yang tertib tetapi kurang kurang disiplin dalam memberikan pemanasan 2. Kegiatan Inti/Proses Pembelajaran Siswa sudah bermain dengan baik Cuma kurang teratur Siswa pengarahan penjelasan permainan diberi dan tentang

112 99 Komentar Penelitian sudah berjalan dengan teratur, kekurangannya siswa kurang paham mengenai permainan tersebut. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 April 2011 Evaluator Ahmat Mahroni, S.Pd

113 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA KECIL PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Siti Kutsyah, S.Pd Tanggal : 15 April Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

114 101 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

115 102 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Pemanasan monoton Gunakan alat dan tempat dengan semaksimal mungikn 2. Inti/Permainan Anak terlalu ditekan Dibiasakan anak supaya bebas berkreasi

116 103 Komentar Kegiatan pelaksanaan penelitian sudah baik, tingkatkan penguasaan siswa. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala kecil dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala kecil Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 April 2011 Evaluator Siti Kutsyah, S.Pd NIP

117 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Zubaikhun, S.Pd Tanggal : 1 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

118 105 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

119 106 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Siswa kurang tertib Memberi teguran melakukan pada siswa yang pemanasan kurang tertib 2. Kegiatan Inti Pembagian regu permainan kurang seimbang Sebaiknya dipilah-pilah bertanding anak dalam

120 107 Komentar Sebaiknya guru mengetahui tingkat kemampuan siswa. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 1 Juni 2011 Evaluator Zubaikhun, S.Pd NIP

121 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Ahmat Mahroni, S.Pd Tanggal : 1 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

122 109 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

123 110 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Pemanasan kurang Perlu dipertajam komplit dan kurang pemanasannya teratur 2. Proses Pembelajaran Siswa kurang maksimal melakukan pembelajaran Sebaiknya guru lebih banyak memberikan motivasi pada anak

124 111 Komentar Secara keseluruhan kegiatan penelitian sudah cukup baik, hanya perlu mempertajam beberapa kegiatan yang membangkitkan motivasi gerak siswa. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 1 Juni 2011 Evaluator Ahmat Mahroni, S.Pd

125 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN I PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Siti Kutsyah, S.Pd Tanggal : 1 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

126 113 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

127 114 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan Pemanasan Pelaksanaan Manfaatkan waktu pemanasan kurang dan tempat dengan tertib baik 2. Inti/Proses Pembelajaran Anak tidak usah terlalu ditekan dalam melakukan permainan Sebaiknya anak diberi kebebasan dalam bermain selama tidak menyimpang dari aturan permainan

128 115 Komentar Secara keseluruhan jalannya penelitian skala besar ini sudah tertib dan lancar. Tingkatkan penguasaan terhadap siswa. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 1 Juni 2011 Evaluator Siti Kutsyah, S.Pd NIP

129 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Zubaikhun, S.Pd Tanggal : 15 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

130 117 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

131 118 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom 4. No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan NIHIL

132 119 Komentar 1. Dari keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar sudah bagus, dapat memenuhi kriteria baik aspek keselamatan siswa, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan. 2. Kegiatan ini sebenarnya juga bisa diterapkan untuk anak putri. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 Juni 2011 Evaluator Zubaikhun, S.Pd NIP

133 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Ahmat Mahroni, S.Pd Tanggal : 15 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

134 121 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

135 122 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan NIHIL

136 123 Komentar 1. Secara keseluruhan jalannya kegiatan penelitian ini dari awal sampai akhir sudah cukup tertib dan baik. 2. Variasi untuk pemanasan diusahakan untuk ditambah lagi. 3. Model pembelajaran ini layak digunakan dalam skala besar dan sangat baik digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 Juni 2011 Evaluator Ahmat Mahroni, S.Pd

137 LEMBAR EVALUASI UNTUK TEMAN SEJAWAT SKALA BESAR PERTEMUAN II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG Mata Pelajaran : Penjasorkes Materi Pokok : Permainan Sepak Takraw Sasaran Program : Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Evaluator : Siti Kutsyah, S.Pd Tanggal : 15 Juni Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu, sebagai ahli Pendidikan Penjasorkes terhadap model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw yang efektif dan efisien untuk proses Pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang saya modifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut saya berharap keediaan Bapak/Ibu untuk memberikan respon pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk di bawah ini : 1. Lembar evaluasi ini diisi oleh ahli Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk/model Pembelajaran Modifikasi Permainan Sepak Takraw, komentar dan saran umum, serta kesimpulan 3. Rancangan evaluasi mulai dari tidak baik sampai dengan sangat baik dengan cara memberi tanda pada kolom yang tersedia. Keterangan : 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

138 125 Komentar, kritik, dan saran mohon dituliskan pada kolom yang telah disediakan dan apabila tidak mencukupi saya mohon ditulis pada kertas tambahan yang telah disediakan. KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Kejelasan petunjuk Pembelajaran 3. Ketepatan memilih bentuk/model Pembelajaran bagi siswa 4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 5. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran untuk diajarkan siswa 6. Kesesuaian bentuk/model pembelajaran dengan Karakteristik siswa 7. Mendorong Perkembangan aspek fisik/jasmani siswa 8. Mendorong perkembangan aspek minat siswa 9. Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil 10. Dapat dimainkan siswa putra 11. Mendorong siswa aktif bergerak 12. Meningkatkan minat dan motivasi siswa berprestasi dalam pembelajaran sepak takraw 13. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran sepak takraw Ket.

139 126 Saran untuk Perbaikan model Pembelajaran Petunjuk : 1. Apabila diperlukan revisi pada model Pembelajaran ini, mohon dituliskan pada kolom Alasan diperlukannya revisi, mohon dituliskan pada kolom Saran untuk perbaikan mohon ditulis dengan singkatan dan jelas pada kolom No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan NIHIL

140 127 Komentar 1. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini sudah baik, tertib dan menyenangkan. 2. Permainan ini juga dapat dimainkan oleh kelas kecil. Kesimpulan Model pembelajaran sepak takraw ini dinyatakan : 1. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar tanpa revisi 2. Layak untuk digunakan/uji coba skala besar dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba skala besar Mohon diberi tanda silang pada nomor sesuai dengan pemahaman anda. Batang, 15 Juni 2011 Evaluator Siti Kutsyah, S.Pd NIP

141 128 Gambar 11. Persiapan Kegiatan Pembelajaran Ujicoba I Gambar 12. Pengarahan Sebelum Pembelajaran Ujicoba I

142 129 Gambar 13. Teman Sejawat Memberikan Masukan Pada Ujicoba I Gambar 14. Siswa Sedang Mengisi Angket pada Ujicoba I

143 130 Lampiran 1 LEMBAR PENILAIAN MENENDANG BOLA SKALA BESAR Pertemuan I Berilah tanda ( ) pada kolom sesuai nilai yang akan diberikan. No. Nama Siswa Nilai ACHMAT SAEFUDIN 2 PRAMUDIA AJI 3 SETYA BUDI 4 ARIF BUDIONO 5 BAHTIAR YUSUF 6 HENI MAHENDRA 7 FATA KHURISKON 8 INTANG DWI UTOMO 9 JOKO SANTOSO 10 KENANG RAGIL SAPUTRO 11 M. ERIK ALFIANTO 12 REZA YUDA A. 13 RIDO BOWO LAKSONO 14 TRI SAPUTRO 15 SONI 16 WIJAN 17 KAMARUDIN 18 RIKO 19 RISKI WIJAYA 20 FERI KURNIAWAN 21 RIZAL BUDIANTO 22 ANTON GUNAWAN 23 BENI 24 RESTU BELA SAPUTRA Jumlah Kriteria Penilaian: Nilai 1 : Pada saat menendang bola, keluar dari lapangan Nilai 2 : Pada saat menendang bola, kecepatan bola lemah Nilai 3 : Pada saat menendang bola, posisi badan sempuyrna dan kecepatan bola tinggi Batang, 14 Juni 2011 Penilai, (Rakhmat Sulilah)

144 131 LEMBAR PENILAIAN MENENDANG BOLA SKALA BESAR Pertemuan II Berilah tanda ( ) pada kolom sesuai nilai yang akan diberikan. No. Nama Siswa Nilai ACHMAT SAEFUDIN 2 PRAMUDIA AJI 3 SETYA BUDI 4 ARIF BUDIONO 5 BAHTIAR YUSUF 6 HENI MAHENDRA 7 FATA KHURISKON 8 INTANG DWI UTOMO 9 JOKO SANTOSO 10 KENANG RAGIL SAPUTRO 11 M. ERIK ALFIANTO 12 REZA YUDA A. 13 RIDO BOWO LAKSONO 14 TRI SAPUTRO 15 SONI 16 WIJAN 17 KAMARUDIN 18 RIKO 19 RISKI WIJAYA 20 FERI KURNIAWAN 21 RIZAL BUDIANTO 22 ANTON GUNAWAN 23 BENI 24 RESTU BELA SAPUTRA Jumlah 3 25 Kriteria Penilaian: Nilai 1 : Pada saat menendang bola, keluar dari lapangan Nilai 2 : Pada saat menendang bola, kecepatan bola lemah Nilai 3 : Pada saat menendang bola, posisi badan sempuyrna dan kecepatan bola tinggi Batang, 15 Juni 2011 Penilai (Rakhmat Sulilah)

145 132 Lampiran 2 LEMBAR PENGUKURAN DENYUT NADI SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PERMAINAN SELAMA 10 DETIK (hasil x 6) No. Nama Siswa Sebelum Sesudah 10 Detik 1 Menit 10 Detik 1 Menit 1 ACHMAT SAEFUDIN PRAMUDIA AJI SETYA BUDI ARIF BUDIONO BAHTIAR YUSUF HENI MAHENDRA FATA KHURISKON INTANG DWI UTOMO JOKO SANTOSO KENANG RAGIL SAPUTRO M. ERIK ALFIANTO REZA YUDA A RIDO BOWO LAKSONO TRI SAPUTRO SONI WIJAN KAMARUDIN RIKO RISKI WIJAYA FERI KURNIAWAN RIZAL BUDIANTO ANTON GUNAWAN BENI RESTU BELA SAPUTRA Batang, 15 Juni 2011 Penilai, (Rakhmat Sulilah)

146 133 Lampiran 3 DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Menyiapkan Sarana Pembelajaran Gambar 2. Pengarahan Sebelum Pembelajaran Dilaksanakan

147 134 Gambar 3. Pemanasan Sebelum Pembelajaran Dilaksanakan Gambar 4. Siswa Baris Berbanjar

148 135 Gambar 5. Lempar Tangkap Bola Berpasangan Gambar 6. Memindahkan Bola di Bawah Selangkangan Secara Berantai

149 136 Gambar 7. Memindahkan Bola di Atas Kepala Secara Berantai Gambar 8. Teman Sejawat Memberikan Evaluasi

150 137 Gambar 9. Permainan Sepak Takraw Gambar 10. Peralatan Permainan Sepak Takraw

151 138 Gambar 11. Persiapan Kegiatan Pembelajaran Ujicoba I Gambar 12. Pengarahan Sebelum Pembelajaran Ujicoba I

152 139 Gambar 13. Teman Sejawat Memberikan Masukan Pada Ujicoba I Gambar 14. Siswa Sedang Mengisi Angket pada Ujicoba I

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUTRAN 01 KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUTRAN 01 KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUTRAN 01 KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

Permainan Sepak Takraw

Permainan Sepak Takraw Permainan Sepak Takraw Tim Dosen Pengampu FIK UNY e-mail : fathan_nurcahyo@uny.ac.id SEJARAH SEPAKTAKRAW Asal mula belum dapat diketahui secara pasti. Indonesia mengenal pertama kali ketika Tim Sepaktakraw

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia. Pada awalnya permainan ini dikenal dengan istilah sepak raga atau mula. Permainan ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai Mata Kuliah : Sepaktakraw Kode Mata Kuliah : PJM 111 Materi: Teknik Dasar Sepaktakraw Teknik Dasar Sepaktaraw Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan : Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai

Lebih terperinci

WACHYUDI NIM

WACHYUDI NIM MODEL PEMBELAJARAN KESEIMB ANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III DI SD NEGERI 02 KALIMAS KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Sepak takraw yaitu suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN 25 MODUL 2 : PENDAHULUAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd Penyelenggaraan program pendidikan jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan di Indonesia terdapat tiga macam yaitu: (1) intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes.

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes. Lampiran 1 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW Ketentuan Umum 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes. 2. Ukuran lapangan serta alat yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak fisik yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang 1 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Takraw Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti gerakan menyepak sesuatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS Tujuan Pendidikan Jasmani Pengembangan kebugaran jasmani. Pengembangan keterampilan motorik. Pengembangan kognitif. Pengembangan afektif. Physically Educated Person Memiliki keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan hidup masyarakat sekarang ini. Pekerjaan menuntut kondisi fisik yang prima sehingga perlu dijaga dengan aktivitas olahraga. Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Umum : Sejarah, karakteristik, dan peraturan umum permainan sepak : Para mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami perkembangan sejarah sepak takraw dan peraturan umum permainan sepak : 1 kali (Performansi/indikator)

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 (lanjutan)

Lampiran 1 (lanjutan) Lampiran 1 39 Lampiran 1 (lanjutan) 40 Lampiran 1 (lanjutan) 41 Lampiran 2 42 Lampiran 3 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW Ketentuan Umum 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memiliki sasaran pedadogis, oleh karena itu pendidikan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 No. Dokumen : FM-SMAGO/Wks1 / P No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 Nama Sekolah : SMA N 1 Godean Kelas/ Semester : XI/1 Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN SMESH

PERBEDAAN LATIHAN SMESH PERBEDAAN LATIHAN SMESH KEDENG DENGAN BOLA DILAMBUNGKAN PELATIH SECARA TERUS MENERUS DAN PERGANTIAN TERHADAP KEMAMPUAN SMESH SEPAK TAKRAW BAGI PEMAIN YUNIOR PUTERA KLUB PADANG JAGAD KABUPATEN DEMAK TAHUN

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah yang beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

Lebih terperinci

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

GUMELAR ABDULLAH RIZAL, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di sekolah dasar merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari pendidikan pada umumnya, yang bertujuan untuk membentuk atau membangun

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW 169-178 UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW Universitas Pendidikan Indonesia didinbudiman@upi.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu tujuan

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, lompat. Istilah atletik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era globalisasi ini setiap bangsa dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki karakteristik berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau rangsangan atau daya penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut: A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia, kesegaran jasmani maupun pencapaian prestasi. Salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

Lebih terperinci