NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER"

Transkripsi

1 NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER Muhammad Kadafi (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Lingkungan bisnis yang selalu berubah menuntut perusahaan untuk selalu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya. Untuk itu perusahaan akan selalu menempuh jalan untuk mengeliminasi pemborosan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan (Continuous Improvement). Akuntansi manajemen sebagai sebuah informasi yang terintegrasi memegang peranan yang sangat penting dalam hal memberi masukan data baik keuangan maupun non keuangan untuk tujuan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan maupun dalam melakukan pengawasan. Pembuatan keputusan (decision making) merupakan proses dalam memilih satu diantara alternative yang kompetitif. Di era kontemporer ini akuntansi manajemen tradisional belum dapat menjawab kebutuhan tersebut, sehingga munculah New Cost Management System yang berkomitmen untuk selalu melakukan continous improvement, dimana para manager dituntut untuk memahami dan mampu menerapkan Just In Time, Total Quality of Management, Process Reengenering ataupun Theory of Constraints sehingga perusahaan akan mencapai kepuasan pelanggan dengan peningkatan kualitas produk, membuat life cycle product tepat waktu dan memberikan biaya produk yang lebih rendah dari perusahaan pesaing. Kata kunci : New Cost Management System, Continuous Improvement, Era Kontemporer. PENDAHULUAN Pengaruh ekonomi internasional, persaingan global, tuntutan on time performance mengakibatkan peningkatan seluruh aktivitas dari bisnis. Begitu pula dengan penguasaan informasi yang handal akan memberikan dukungan terhadap strategi pemenangan persaingan dunia dewasa ini (Hasan, 2000). Perusahaan yang beroperasi pada lingkungan bisnis yang selalu berubah dan harus bersaing pada tingkatan lokal maupun internasional harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat bertahan. Berbagai cara untuk meningkatkan kinerja harus ditempuh oleh perusahaan. Perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya. Untuk meningkatkan kinerjanya perusahaan akan selalu menempuh jalan untuk mengeliminasi pemborosan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sehubungan dengan kondisi tersebut, akuntansi manajemen sebagai sebuah informasi yang terintegrasi memegang peranan yang sangat penting dalam hal memberi masukan data baik keuangan maupun non keuangan untuk tujuan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan maupun dalam melakukan pengawasan. Pembuatan keputusan (decision making) merupakan proses dalam memilih satu diantara alternative yang kompetitif. Keputusan tersebut dapat diperoleh jika informasi tentang pilihanpilihan yang ada tersebut telah diperoleh atau tersedia ditangan seorang manajer. Rasuli (2001) dalam tulisannya menjelaskan bahwa akuntansi manajemen yang bersifat dinamis, bervariasi, dan berorientasi pada motivasi khusus, jelas sangat diperlukan sebagai bagian dari sistem informasi manajemen. Tanpa akuntansi manajemen sulit diharapkan manajemen dapat bertindak dan mengambil keputusan secara rasional. Riset / 1357 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010:

2 SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN Prosedur akuntansi manajemen dan akuntansi biaya yang digunakan pada abad 20 telah dikembangkan lebih kurang 45 tahun yaitu antara tahun pada tahap awal perkembangan hingga tahun 1914 fokus penekanannya terletak pada manajemen harga pokok produk yaitu tentang bagaimana menelusuri keuntungan perusahaan terhadap produk-produk individu serta penggunaan informasi untuk pembuatan keputusan-keputusan strategik. Kemudian menjelang tahun 1925 penekanan mulai beralih pada harga pokok persediaan, yakni membebankan harga pokok produksi (biaya manufaktur) terhadap produk agar harga pokok persediaan dapat dilaporkan kepada para pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan (Hasan, 2000). Usaha-usaha untuk memperbaiki kegunaan atau manfaat manajerial dari suatu system biaya (harga pokok) konvensional terjadi sekitar tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Para pengguna informasi tersebut mendiskusikan tentang manfaat-manfaat informasi yang dipasok oleh suatu system yang dirancang untuk menyiapkan laporan keuangan. Upaya dalam memperbaiki suatu system pada dasarnya berpusat pada keinginan menjadikan informasi tersebut lebih berguna bagi para pemakai dibandingkan hanya sekedar memproduksi satu perangkat prosedur dan informasi yang sama sekali baru dan terpisah dari system pelaporan eksternal. Pada decade 1980-an dan 1990-an memang diakui bahwa praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional tidak lebih hanya memenuhi keinginan manajerial. Pada saat itu banyak pendapat yang mengatakan tentang keberadaan sistem akuntansi manajemen yang dianggap sudah usang dan tidak berguna lagi. Para manajer membutuhkan masukan tentang harga pokok produk yang lebih akurat, lebih rinci dan lebih berguna untuk memperbaiki kualitas, produktivitas dan pengurangan biaya. Selanjutnya untuk merespon kegagalan yang dialami sistem akuntansi tradisional dilakukan sistem manajemen biaya baru yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi saat ini. Pengertian Continuous Improvement Menurut Coopers dan Kaplan (1999) countinous improvement merupakan perbaikan yang tidak pernah berakhir sehingga employees dapat memperbaiki kualitas proses dan siklus hidup produk (cycle time). Menurut Hansen dan Mowen (1997) countinous improvement adalah perbaikan berkelanjutan yaitu proses pencarian cara untuk meningkatkan efisiensi menyeluruh dan produktivitas aktivitas dengan mengurangi pengeluaran yang boros, meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya. Sedangkan menurut Garrison (2000) countinous improvement dapat digambarkan sebagai usaha perbaikan pada mata rantai yang paling lemah dan jika perbaikan berjalan sukses, maka tidak lagi menjadi bagian yang lemah. Countinous improvement menuntut perusahaan untuk dapat terus eksis dan mampu berprestasi dengan baik ditingkat lokal maupun internasional. Penurunan hambatan perdagangan akan mempermudah ekspansi keluar negeri bagi perusahaan-perusahaan yang dinamis. Pergerakan barang bebas akan memberikan peluang yang sangat besar dalam pelaksanaan ekspor. Perusahaan yang berada pada lingkungan yang dinamis dan perubahan yang cepat terjadi, harus melakukan perbaikan terhadap produk dan proses yang secara terus-menerus. Perusahaan harus mengevaluasi cara kerja dan mencari cara untuk mengurangi pemborosan-pemborosan. Pemborosan-pemborosan yang tidak perlu seperti produk cacat, penggunaan bahan baku yang tidak efisien, pengerjaan ulang, siklus produk yang lama, waktu persiapan, pemberdayaan karyawan yang kurang harus dieliminasi. Orientasi Pelanggan Setiap perusahaan berfokus pada penciptaan keuntungan kompetitif yang dapat memberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan (custumer value) dengan pengorbanan yang sama atau bahkan lebih rendah dari pesaing kita. Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik yang bersifat kodrati, dapat juga berarti sesuatu yang dikehendaki. Singkatnya nilai dapat diartikan sebagai kualitas baik yang dikehendaki sehingga berusaha diwujudkan setiap pelaku bisnis. Menurut Webster s yang dikutip oleh Djumadi (2001) value adalah the equivalent worth of a thing in money or some other medium of exchange. Dalam arti accounting the amount at which assets are recorded and reported. Sedang dalam marketing berarti the price of which goods are sold atau relatif worth of goods to a buyer. Suatu produk dapat dikatakan mempunyai nilai tambah (value added) kalau produk tersebut berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan dan kehendak dari pembeli atau pemakainya. Berkualitas baik tentu saja tidak hanya dalam artian manfaat fisik produknya saja, tetapi juga tampilannya, harganya, kemudahan untuk mendapatkannya (availability and distribution) sampai jaminan dan layanan purna jualnya, tidak ketinggalan gengsi jika memakai atau membeli produk tersebut, yang kesemuanya itu dapat disebut sebagai custumer value. Untuk itu segala arah inisiatif dan sumber daya sepanjang mata rantai penciptaan nilai (value chain) harus diarahkan kesana. Tetapi kesemuanya itu juga harus didukung oleh staf karyawan yang JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: Riset / 1358

3 berpengetahuan, sistem informasi dan prosedur serta struktur organisasi dan gaya manajemen yang baik (perspektif pembelanjaan dan pertumbuhan). Untuk itu karyawan harus diberi motivasi yang baik berupa pendidikan dan pelatihan berkesinambungan dan kesejahteraan yang memadai agar nantinya karyawan dapat memberikan pikiran dan tenaganya bagi penciptaan nilai perusahaan. Dan yang terpenting juga infrastruktur berupa sistem informasi harus di up todate terus yang kesemuanya memerlukan investasi yang tidak sedikit, tetapi hasilnya baru kelihatan dalam masa jangka panjang. Dengan sistem informasi yang baik pengambilan keputusan lebih cepat, tanggapan atas keluhan pelanggan lebih cepat sehingga meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan. Tuntutan Global Competition Tuntutan global competition menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap lingkungan bisnis perusahaan. Anaswibawa (2004) dalam tulisannya menjelaskan bahwa globalisasi dan meningkatnya persaingan menyebabkan perusahaan berfokus kepada kepuasaan konsumen sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan bahkan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Persaingan dalam berbagai industri menjadi persaingan global sehingga memerlukan langkah-langkah inovasi terhadap perusahaanperusahaan yang mengalami perkembangan cukup cepat. Dengan adanya kondisi tersebut akan menguntungkan bagi konsumen. Konsumen akan mempunyai banyak pilihan terhadap produk. Hal ini akan mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah. Akuntansi managerial akan membantu perusahaan untuk mengapresiasi peran perusahaan dalam berkompetisi. Perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai program perbaikan berkelanjutan (continous improvement) mulai dari Just In Time (JIT), Total Quality Management (TQM), Process Reengenering (Rekayasa Ulang) dan Theory of Constrains (Teori Kendala) (Andayani, 2002). Just In Time (JIT) merupakan suatu sistem pengendalian dan produksi di mana perusahaan hanya membeli material dan memproduksi unit output sesuai dengan permintaan aktual dari konsumen. Dalam sistem JIT persediaan dikurangi sampai dengan tingkat minimum bahkan sampai dengan tidak adanya persediaan. Pendekatan JIT hanya dapat digunakan oleh perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Ada tiga tujuan JIT dalam tulisan Wijaya (2002) yaitu (1)sistem harga transfer dapat memberikan informasi yang relevan yang diperlukan oleh setiap divisi untuk menentukan harga tranfer, (2)sistem harga transfer dapat memotivasi manajer-manajer kantor pusat untuk membuat keputusan harga transfer yang sehat, tindakan manajer divisi tertentu untuk meningkatkan laba divisinya, juga dapat meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan, (3)sistem harga transfer dapat menghasilkan laporan laba setiap divisi individual yang secara layak mengukur prestasi laba divisi dan kontribusi terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Total Quality of Management (TQM) merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan upaya penciptaan suatu manufacturing enviroment dari semula agar memungkinkan para karyawan dapat menghasilkan produk yang berkualitas yang dapat diterima oleh pelanggan. Ada moto tiada hari tanpa perbaikan kualitas, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, serta menghargai setiap langkah perbaikan walaupun kecil merupakan sloganslogan para pakar manajemen kualitas. Proses reengenering merupakan pendekatan yang lebih radikal dibandingkan dengan TQM. Dalam proses reengenering suatu proses bisnis diplot secara detail, kemudian dirancang ulang untuk menghilangkan langkahlangkah yang tidak diperlukan, mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan mengurangi biaya. Proses reengenering lebih menekankan pada perubahan yang menyeluruh. Sedangkan TQM lebih menekankan pada pendekatan tim yang melibatkan orang-orang secara langsung dalam proses bisnis. Proses reengenering memfokuskan pada penyederhanaan dan penghilangan aktivitas yang tidak bermanfaat. Proses reengenering selain melaksankan aktivitas dalam TQM juga menggunakan konsultan dari luar. Theory of Contraints merupakan suatu cara untuk mengatur batasan-batasan dalam suatu lingkungan yang dinamis. Fokusnya adalah pertama memaksimalkan throughput yaitu penjualan dikurangi dengan biaya bahan, kedua bertujuan untuk memaksimalkan inventory dan biaya operasional (Hirsch, 1994). Analisis Nilai Proses Andayani (2002) menjelaskan dalam tulisanya bahwa analisa nilai proses merupakan akuntansi manajerial berdasarkan aktivitas, berfokus pada aktivitas bukan biaya dan mengutamakan maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan kinerja individu. Analisa nilai proses memusatkan pada biaya aktivitas dan proses bisnis, biaya aktivitas non value added, biaya produk, pengukuran kinerja dan pemicu biaya. Analisis proses bisa diterapkan pada suatu perusahaan untuk usaha perbaikan berkelanjutan. Riset / 1359 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010:

4 Analisis proses meliputi beberapa hal sebagai berikut yaitu pertama, biaya aktivitas dan proses bisnis, aktivitas ini terdiri-dari prosedurprosedur yang membuat suatu pekerjaan dapat dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Orientasinya adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan internal maupun eksternal yang dilakukan oleh karyawan. Proses dan prosedur merupakan serangkaian aktivitas yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan aktivitas dan proses digunakan oleh perusahaan untuk memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai. Kedua, aktivitas biaya yang tidak bernilai tambah, yaitu biaya yang tidak memberikan manfaat pada nilai pelanggan atau keperluam organisasi. Aktivitas tidak bernilai tambah tidak perlu, merupakan semua aktivitas selain dari aktivitas yang penting dilakukan untuk bertahan dalam bisnis. Aktivitas ini, adalah aktivitas yang tidak bernilai tambah karena merupakan pengulangan pekerjaan. Biaya yang tidak bernilai tambah merupakan biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. Meningkatkan persaingan menyebabkan perusahaan mengeliminasi aktivitas yang tidak diperlukan dan aktivitas yang menghambat kinerja serta optimalkan aktivitas yang bernilai tambah. Jadi analisis aktivitas berusaha untuk mengeliminasi semua aktivitas yang tidak perlu (non value added activities) serta meningkatkan efisien dari aktivitas yang diperlukan (value added activities). Ketiga, product cost merupakan hasil penjumlahan dari seluruh sumber-sumber yang dikonsumsikan dari kegiatan mendesain, memproduksi, mendukung kegiatan produksi dan distribusi produk atau jasa kepada pelanggan. Product cost memusatkan perhatian tidak hanya kepada cost of factory floor tetapi juga mengidentifikasikan total product cost yang berhubungan dengan pasar, pelanggan atau saluran distribusi tertentu. Product value dianggap mempunyai strategic value, yang secara operasional mengarahkan manajemen kepada produk-produk yang mengkonsumsikan terlalu banyak resource untuk bisa berkompetisi di pasar, lini produk atau kelompok pelanggan tertentu. Operational improvement hanya bisa direalisasikan melalui improving the process and activities yang diperlukan untuk mendesain, memproduksi, mendistribusikan produk atau jasa kepada pelanggan semua aktivitas yang oleh Cost Management System (CMS) dapat di tentukan costnya. Keempat, Performance Measurement adalah aktivitas berdasakan scorecard yang bisa menyatakan tentang seberapa banyak usaha perbaikan (improvement effort) sudah berjalan. Key Output CMS adalah berupa pengukuran performance pada tingkat aktivitas dan business process.terdapat empat tipe performance measure yang tidak seharusnya dipandang secara terisolasi (independent), karena tidak satupun performance measure tersebut dapat sepenuhnya mengukur performance atau sepenuhnya mendeskripsikan tentang seberapa baik operasi perusahaan. Keempat tipe performance measures tersebut adalah produktivitas, kualitas atau mutu, cycle time dan custumer satisfaction. Dengan balance scorecard visi dan misi perusahaan diterjemahkan dalam bentuk sasaran-sasaran dan ukuran-ukuran yang diorganisir dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang pemicu sukses atau faktor-faktor kunci sukses masa lalu dan masa depan sehingga seluruh sumber daya dan pengetahuan karyawan diarahkan untuk pencapaian dan penciptaan nilai perusahaan melalui strategi serta rencana dan diwujudkan dalam tindakan pelaksanaan (actions). Kelima, cost driver setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada total cost dari suatu aktivitas adalah penyebab biaya dan memahami hubungan kausal antara suatu aktivitas dengan biayanya memungkinkan manajemen untuk memfokuskan atau memprioritaskan upaya peningkatan area yang memberikan sumbangan pada tercapainya hasil yang terbaik. New Cost Management System (CMS) Sistem manajemen yang baru diperlukan untuk menjawab tantangan terhadap global competition, perkembangan teknologi dengan cepat, lebih baik dan informasi yang sedikit mahal. Global competition menyebabkan siklus kehidupan produk lebih pendek dan biaya tidak langsung semakin meningkat. Cost management dapat merubah orientasi dengan penetapan untuk memperoleh countinous improvement dan dengan menunjukkan bagaimana untuk memonitor dan menganalisis biaya (Cooper dan Kaplan, 1999). Cost Management System merupakan komitmen untuk selalu melakukan continous improvement. Para manager dituntut untuk memahami dan mampu menerapkan Just In Time, Total Quality of Management, Process Reengenering ataupun Theory of Constraints sebagai suatu usaha untuk melakukan continous improvement. Perusahaan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara efisien dengan menerapkan Total Quality of Management atau Just In Time yang berfokus pada perbaikan kualitas, mengurangi waktu siklus produk, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mencapai biaya keseluruhan dengan biaya yang lebih efisien. Paradigma tradisional Cost Management System berfokus pada biaya manajemen melalui anggaran berdasarkan biaya (cost based budgets), standar, variances dan pengukuran-pengukuran JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: Riset / 1360

5 (meansurements) pada level unit organisasi, departemen dan individual. Tradisional CMS berorientasi secara vertikal sehingga lebih menekankan pada bagian biaya dari manajemen biaya. CMS hanya diperlukan untuk biaya manajemen dan biaya pengendalian. Sedangkan menurut paradigma baru CMS berfokus pada proses manajemen dan proses aktivitas. Informasi untuk mengatur perbaikan aktivitas dan proses kegiatan perusahaan bisnis dalam mencapai pengurangan biaya, adalah termasuk untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien aktivitas yang telah dilakukan. Pengukuran efektif dan efisien aktivitas adalah untuk mengetahui apakah usaha perbaikan sudah bisa berjalan. KESIMPULAN Global competition menuntut perusahaan untuk melakukan continuous improvement yang menyebabkan timbulnya sistem manajemen biaya baru. Perusahaan harus melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai kepuasan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk, membuat life cycle product tepat waktu dan memberikan biaya produk yang lebih rendah dari perusahaan pesaing. Akuntansi manajemen tradisional belum cukup untuk menjawab tantangan bisnis yang selalu berubah pada era kontemporer. Muncullah sistem manajemen biaya baru (New Cost Management System) yang berorientasi pada proses manajemen dan aktivitas, di mana proses merupakan cara kerja. Melakukan perubahan cara kerja berarti merubah proses. Ada dua metode perubahan cara kerja yaitu perbaikan proses dan inovasi proses. Perbaikan proses berorientasi pada peningkatan efisiensi, sedangkan inovasi proses berorientasi pada kinerja proses dengan tujuan untuk mencapai perbaikan, kualitas, dan efisiensi. DAFTAR PUSTAKA Anaswibawa Analisis Praktik Manajemen Kualitas, Strategi Bisnis dan Pelaporan Kinerja pada Perusahaan Bersertifikat ISO 9000 dan Perusahaan Non ISO 9000, Kumpulan Materi Simposium Nasional Akuntansi. Andayani, W Persaingan Kelas Dunia Menuntut Perbaikan Berkelanjutan yang Menyebabkan Timbulnya Sistem Manajemen Biaya Baru, Media Akuntansi. Andi Wijaya Transfer Pricing, Media Akuntansi. Cooper, R. Dan Kaplan, R.S The Design of Cost Management System, Second Edition, Text and Cases, Prentice Hall, New Jersey. Djumadi, T.H Nilai (value), Media Akuntansi. Garrison dan Noreen Akuntansi Manajerial, Alih Bahasa oleh Totok Budisantoso, Salemba Empat. Hansen dan Mowen Akuntansi Manajemen, Alih Bahasa Ancella A Harmawan, Jakarta, Erlangga. Hirsch, M.L.Jr Advanced Management Accounting. South-Western Publishing Co.Cincinnati, Ohio. Hasan, N Akuntansi Manajemen Sebuah Tinjauan Komparatif, Media Akuntansi. Rasuli Standar Akuntansi Keuangan dan Peranannya dalam Lingkungan Bisnis yang Mengglobal, Media Akuntansi. Riset / 1361 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010:

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS 13 BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS II.1. Activity Based Management II.1.1. Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE. AKUNTANSI MANAJEMEN Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen AKMAN BSP 1 Apa yang akan dipelajari? 1. Akuntansi Manajerial dan Lingkungan

Lebih terperinci

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI ABSTRAKSI Persaingan global menuntut perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan, baik itu perbaikan produk maupun peningkatan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA Agusman E-mail:Zakaria@yahoo.co.id ABSTRACT The enfiroment operation coorporation of change that otomatic completely

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak Tingginya tingkat persaingan yang terjadi sebagai akibat adanya globalisasi ekonomi mendorong

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCED SCORECARD

LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCED SCORECARD LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCED SCORECARD Lean Manufacturing adalah sebuah metodologi praktek produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan sumber daya untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PERSAINGAN GLOBALISASI

AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PERSAINGAN GLOBALISASI AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PERSAINGAN GLOBALISASI Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang perekonomian serta perkembangan teknologi yang sangat cepat. Belum lagi sistem ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI

MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI Pengertian Manajemen Biaya Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluangpeluang penyempurnaan, perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya

Lebih terperinci

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT ACTIVITY-BASED MANAGEMENT Activity-based management (ABM) dimulai dari pemahaman yang mendalam personel tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya. Proses analisis nilai merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat B a b I P e n d a h u l u a n 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini sudah semakin berkembang khususnya pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks karena meningkatnya proses globalisasi yang melanda semua Negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Abdul Wachid dan Moses Laksono Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi industri menuju era revolusi informasi dan komunikasi. Era revolusi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Erikson dalam Dewanto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Erikson dalam Dewanto, 2010). BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis saat ini memiliki karakteristik yang dinamis, kompleks, berkaitan dengan perubahan teknologi, keterbatasan sumber daya, ekonomi global serta perubahan

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL. Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak

KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL. Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak Pandangan tradisional akuntansi pertanggungjawaban selama ini cenderung individualis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dalam jumlah besar tergantung pada industriindustri yang ada khususnya sektor jasa seperti perusahaan transportasi, pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

Karakteristik Akuntansi Manajemen

Karakteristik Akuntansi Manajemen Karakteristik Akuntansi Manajemen Erlina Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah ada maupun menciptakan jenis usaha baru. Hal ini berdampak pada ketatnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang semakin tajam. Iklim kompetisi yang semakin kuat ini mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang semakin tajam. Iklim kompetisi yang semakin kuat ini mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia bisnis yang tengah terjadi sekarang ini memaksa setiap pelaku bisnis untuk terus berbenah diri agar dapat bertahan dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena kondisi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perekonomian di Indonesia sedang tidak stabil, tingkat inflasi yang tinggi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia mengalami perubahan ketika memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan Indonesia terlibat dalam kawasan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era perdagangan bebas dunia banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan, bertarung disana, dan dengan berbagai jurus berusaha keras untuk menjadi pemenang.

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN BAB I KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN MERTODE KUANTITATIF EKONOMI MANAJERIAL TEORI EKONOMI MIKRO Gambar 1.1. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial A. EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMIC) Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA - 1 - MANAJEMEN BIAYA MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Pokok Bahasan:

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 ACTIVITY BASED MANAGEMENT-ABM (MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS) (contd.) Manajemen Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat, sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

Anggaran dan Siklus Anggaran

Anggaran dan Siklus Anggaran ANGGARAN INDUK DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN Anggaran dan Siklus Anggaran Anggaran Pernyataan Kuantitatif Dari Suatu Rencana Kegiatan Yang Dibuat Manajemen Untuk Periode Tertentu Alat Yang Membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan perusahaan selalu berubah. Dahulu perusahaan hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, sekarang mereka bersaing secara global (Nasution, 2015:17).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-xxi, para pelaku bisnis dihadapkan dengan berbagai macam tantangan sulit yang berskala global. Tantangan tersebut timbul dari proses globalisasi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di Bab I Pendahuluan 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di segala bidang. Kondisi tersebut memaksa perusahaan harus dapat bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan dan kemajuan teknologi, menghadapkan perusahaan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan industri yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa globalisasi seperti sekarang ini, batas ekonomi antara negara satu dengan yang lain menjadi hilang. Keadaan ini menyebabkan dunia bisnis, termasuk Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba

Lebih terperinci

Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen

Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen Bab 1 Pengantar: Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen Tujuan Belajar Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu : 1. Menjelaskan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci