PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman"

Transkripsi

1 PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA Agusman ABSTRACT The enfiroment operation coorporation of change that otomatic completely and the competition sharp have change management paradigm to understood the accontancy information system. Paradigm management change to make change of information system of cost accounting, it was the traditional of cost accounting system is not adequate to demand management in seize a competitive superiority. This letter is to show the old paradigm management change and the new paradigm management change to understand an information cost accounting form fungtion basic approach to process basic approach or activity. PENDAHULUAN Selama dekade sepuluh tahun terakhir ini, adanya perubahan yang dramatis dalam cara pandang para pendidik dan praktisi terhadap informasi akuntansi biaya. Perubahan pandangan ini merupakan akibat dari meningkatnya persaingan yang berkaitan dengan munculnya teknologi informasi dan teknologi manufaktur baru yang fokus pada pelanggan dan pertumbuhan pasar global. Informasi akuntansi mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukanarah strategi perusahaan. Secara khusus informasi biaya merupakan jenis informasi yang paling penting yang dibutuhkan oleh manajemen yang efektif. Oleh karena itu peran akuntan biaya menjadi berkembang. Jika dulu akuntan dipandang sebagai technical expert dalam hal metode dan prosedur akuntansi, maka sekarang akuntan ikut berpartisipasi dalam tim manajemen yang bersifat multifungsional. Paradigma Manajemen Lama Dalam aktivitas pemasaran, konsep produksi digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Konsep produksi ini mengasumsikan bahwa pelanggan menyukai produk-produk yang tersedia secara luas dengan harga murah. Dalam paradigma lama, manajemen memfokuskan orientasinya pada produksi, dimana manajemen hanya berkosentrasi pada pencapaian efisiensi produksi tinggi (high production efficiency) dan didistribusikan secara luas. Dengan konsep ini, manajemen berusaha untuk menghasilkan produk pada kapasitas penuh sehingga tidak ada kapasitas yang menganggur. Dengan produksi tinggi ini efisiensi produksi akan tercapai karena biaya tetap akan tersebar pada banyak produk. Disamping itu, karena produk yang dihasilkan secara besar- 32 MEDIA EKONOMI DAN BISNIS

2 besaran, maka produk tersebut akan didistribusikan secara luas di pasar. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa produk yang dihasilkan bersifat standar dan teknologi yang digunakan rendah dan banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya). Dengan teknologi yang tidak memadai tersebut, pengerjaan satu macam produkjelas akan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menghasilkan banyak ragam produk. Dengan hanya, memproduksi satu macam produk perusahaan dapat melakukan produksi masa, promosi masa dan distribusi masa. Dengan strategi ini, biaya murah akan tercapai melalui biaya produksi murah, biaya promosi murah, dan biaya distribusi murah karena semuanya dilakukan secara besar-besaran. Gambar 1.1 Paradigma Manajemen Lama Fokus pada Produksi Asumsi: 1. Tidak ada persaingan 2. Teknologi tidak memadai/padat karya Produk standar Economic of scales 1. Produksi masa 2. Promosi masa 3. Distribusi masa Paradigma Manajemen Baru Harga Murah (sebagai daya saing) Perubahan kunci dalam bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek, sehingga perusahaan berusaha untuk menambah model baru dan produk baru secepat mungkin. Oleh karena itu, meningkatkan intensitas persaingan secara keseluruhan. Dengan tingginyan persaingan global, mau tidak mau manajer perusahaan harus merubah paradigma manajemen untuk bersaing karena paradigma manajemen lama sudah tidak memadai lagi untuk dijadikan alat persaingan. Dalam era globalisasi dimana banyak produk dari berbagai negara masuk ke dalam negara lain, maka perusahaan harus merubah dari fokus produksi ke fokus pelanggan, Karenanya, fokus pelanggan merupakan perubahan mendasar dalam paradigma manajemen baru. Dalam hal ini, konsep pemasaran digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Konsep pemasaran menetapkan bahwa kunci utama untuk MEDIA EKONOMI DAN BISNIS 33

3 mencapai tujuan perusahaan adalah harus lebih unggul dari pesaing. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa terjadi persaingan sangat tajam karena penawaran produk (supply) lebih besar dari permintaan (demand). Sebagaimana diketahui bahwa customer banyak keinginannya seperti kualitas bagus, banyak ragam produk, dan juga harga yang bersaing. Karenanya, untuk bisa menjadi market leader, manajemen perusahaan harus mampu memadukan beberapa keunggulan sebagai daya saing seperti kualitas tinggi, harga murah, pelayanan cepat, inovatif, dan banyak ragam produk yang dihasilkan. Dalam konsep ini menghasilkan berbagai macam produk dengan biaya bersaing adalah memungkinkan karena memadainya teknologi. Sebagai contoh; umumnya perusahaan menjalankan operasinya banyak menggunakan mesin, robot atau sistem komputer yang disebut padat modal (capital intensive). Gambar 1.2: Paradigma Manajemen Baru Fokus pada Pelanggan Asumsi: 1. Persaingan tajam 2. Teknologi memadai/padat modal Produk beragam Economic of scales 1. Kualitas bagus 2. Layanan cepat 3. inovatif Harga Murah (sebagai daya saing) Tuntutan Manajemen terhadap Informasi Akuntansi Biaya Dalam persaingan global, pelanggan menuntut banyak hal kepada perusahaan, seperti kualitas yang bagus, pelayanan yang cepat, produk yang inovatif dan harga yang bersaing. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, manajemen harus melakukan perubahan dalam pengelolaan perusahaan. Karenanya manajemen yang sukses adalah manajemen yang mampu memuaskan pelanggan. Akibat tuntutan pelanggannya, manajemen perusahaan menuntut banyak pada akuntan. Manajemen tidak hanya menuntut informasi akuntansi yang akurat, tepat waktu, tetapi juga informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk menciptakan strategi dan daya saing perusahaan. Manajemen menuntut akuntan untuk dapat menyajikan informasi akuntansi biaya yang bernilai tambah untuk pengambilan keputusan. 34 MEDIA EKONOMI DAN BISNIS

4 Perubahan Lingkungan Bisnis Mempengaruhi Informasi Akuntansi Biaya Dalam persaingan global, pelanggan perusahaan menuntut banyak hal kepada manajemen, seperti kualitas yang bagus, pelayanan yang cepat, inovatif, dan harga yang murah. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, manajemen harus melakukan perubahan dalam pengelolaan perusahaan termasuk perubahan akuntansi biaya dari sistem biaya tradisonal ke akuntansi biaya kotemporer. Karena informasi akuntansi biaya tradisional tidak memadai untuk memenuhi tuntutan manajemen dalam meraih keunggulan kompetitif perusahaan. Misalnya, informasi akuntansi biaya harus mampu mengakomodasi perubahan dari satu macam produk yang standar ke banyak ragam produk, dan dari padat karya ke padat modal serta mampu menghitung biaya sepanjang rantai nilai atau menghitung biaya aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam rangka mendukung perbaikan berkelanjutan. Beberapa perubahan dalam manajemen yang memiliki dampak pada informasi akuntansi biaya adalah sebagai berikut: 1. Perubahan dari satu macam produk standar (single standardized prduct) ke banyak ragam produk (multiproduct). Penghitungan biaya untuk satu macam produk lebih relatif lebih mudah dibandingkan dengan banyak ragam produk. untuk menghitung harga pokok satu macam produk dapat secara langsung membagi total biaya produk dengan jumlah unit yang dihasilkan. Untuk produk yang dihasilkan beragam perlu mengalokasikan total biaya produk ke masing-masing jenis produk terlebih dahulu, baru selanjutnya membagi total biaya untuk masing-masing jenis produk dengan jumlah unit yang dihasilkan oleh setiap jenis produk. 2. Perubahan dari padat karya ke padat modal. Perubahan ini akan berdampak pada perubahan komposisi biaya produksi. Pada perusahaan padat karya, Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung memiliki komposisi biaya yang signifikan sedangkan Biaya Overhead memiliki komposisi tidak signifikan. Sebaliknya, pada perusahaan padat modal, Biaya Overhead memiliki komposisi yang lebih besar dibandingkan dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung dapat digabungkan ke dalam Biaya Overhead. Untuk itu, biaya produksi berubah menjadi tiga unsur, yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik. 3. Perbaikan berkelanjutan. Untuk membantu manajemen dalam melakukan perbaikan berkelanjutan, peranan akuntansi biaya sangat penting. Akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya bernilai tambah (value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non value added cost). Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah harus menjadi target untuk dihilangkan melalui perbaikan berkelanjutan. Perbaikan MEDIA EKONOMI DAN BISNIS 35

5 berkelanjutan oleh pesaing membuat pencarian tiada akhir untuk mencapai kinerja perusahaan yang tinggi. Bangsa Jepang mengistilahkan perbaikan berkelanjutan dengan Kaizen. Kaizen dirancang untuk menjamin perbaikan berkelanjutan. Konsep dasar Kaizen costing adalah pada pengurangan biaya ( cost reduction). Kaizen costing menetapkan target pengurangan biaya yang harus dicapai, bukan target biaya yang harus dicapai sebagaimana dalam akuntansi biaya tradisional. Selanjutnya, target pengurangan biaya dibandingkan dengan pengurangan biaya sesungguhnya. Jika terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut diinvestigasi untuk menemukan penyebabnya. Jika pengurangan biaya sesungguhnya lebih besar dari target pengurangan biaya, maka kineerja manajer dinilai baik. Berikut ini beberapa contoh perubahan lingkungan bisnis operasional perusahaan: Flexible Manufacturing System (FMS) FMS merupakan proses produksi komputerisasi (computer-controlled production processes) yang meliputi desain dengan komputerisasi (computeraided design), produksi dengan komputerisasi (computer-aided manufacturing), dan mesin atau robot yang dapat diprogram (programable machine tools).beberapa dampak FMS sebagai berikut: Pengurangan waktu set-up atau pengalihan produksi Efisiensi memproduksi beragam produk dalam jumlah kecil Siklus umur produk semakin pendek Pergeseran dari produksi masa dengan produk standar ke produksi jumlah kecil dan beragam Perbaikan kualitas dan kehandalan produk. Lama produksi semakin pendek yang berdampak pada penurunan tingkat persediaan dan biaya. Total Quality Manajemen (TQM) TQM merupakan suatu proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk meraih kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Sasaran TQM adalah menghilangkan semua pemborosan dengan meminimalisir (zerodefect) produk cacat yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Pendekatan manajemen baru adalah pada proses. Karena pendekatannya pada proses, maka perlu diidentifikasi dan dianalisis rantai nilai yang ada dalam proses tersebut. Rantai nilai (value chain) adalah tahap-tahap fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya untuk masing-masing fungsi tersebut. Fungsi-fungsi bisnis tersebut adalah: a) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) 36 MEDIA EKONOMI DAN BISNIS

6 Penelitian dan pengembangan merupakan fungsi bisnis yang menghasilkan ide-ide pengembangan produk, jasa, dan proses baru. b) Rancang Produk/Jasa Rancangan produk/jasa merupakan fungsi bisnis yang membuat perencanaan dan rekayasa produk/jasa secara rinci. c) Produksi Produksi merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan menghasilkan barang/jasa. d) Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan pemasaran barang produk/jasa ke pelanggan. e) Distribusi Merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan mekanisme penyaluran produk/jasa ke pelanggan. f) Layanan Pelanggan Merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan keluhan-keluhan pelanggan. KESIMPULAN Perubahan paradigma manajemen menuntut perubahan informasi akuntansi biaya, karena sistem dalam informasi akuntansi biaya tradisional tidak memadai untuk memenuhi tuntutan manajemen dalam meraih keunggulan kompetitif persaingan. Sistem akuntansi biaya harus mampu mengakomodir perubahan dari satu macam produk yang standar ke banyak ragam produk yang inovatif dan dari padat karya ke padat modal serta mampu menghitung biaya disepanjang rantai nilai atau menghitung biaya aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tak bernilai tambah dalam rangka mendukung perbaikan berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Blocher. Edward J, Chen. Kung H, and Lin.Thomas W, Cost Management: a strategic emphasis (Terjemahan, edisi 1 Salemba Empat, 2000) Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne H. Management Accounting, fourth edition, South Western Publishing Company, Cincinati, Ohio, 1997 Hicks, Douglas T, Activity-Based Costing, Making It Work for Small and Mid-Sized Compnies, 2th. Ed, John Wiley & Sons Inc, 1999 Horngren, Douglas T, Cost Accounting, A Managerial Emphasis, 11th Edition, Prentice Hall International, Inc, Englewood Cliffs, NJ, 2003 Raybun, Letricia Gayle, Cort Accounting Using a Cost Management Approach, sixth edition, Richard D. Irwin.Inc, MEDIA EKONOMI DAN BISNIS 37

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak Tingginya tingkat persaingan yang terjadi sebagai akibat adanya globalisasi ekonomi mendorong

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam menekan biaya produksi dengan studi kasus pada perusahaan konveksi Yuan F Collection Yogyakarta, maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan 67 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan target costing ini, maka dapat diberi kesimpulan bahwa agar industri ini

Lebih terperinci

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER

NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER NEW COST MANAGEMENT SYSTEM DALAM ERA KONTEMPORER Muhammad Kadafi (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Lingkungan bisnis yang selalu berubah menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik. Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik. Sistem pengalokasian biaya overhead meliputi : A. Sistem Biaya Konvensional Menurut James A. Brimson (1991 : 7) sistem biaya konvensional mampu mengukur secara

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan 104 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Tujuan dilakukan penerapan ABC dan ABM dalam perhitungan biaya produksi pada dasarnya adalah untuk menghitung biaya produksi dalam rangka memperbaharui harga jual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek kehidupan perusahaan, baik pada negara yang sudah maju maupun pada negara yang sedang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA Kuat Sudrajat 1 1 Fakultas Ekonomi, Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. sudrajat@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produk salon untuk mengetahui laba diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI

PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Biaya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Karakteristik Akuntansi Manajemen

Karakteristik Akuntansi Manajemen Karakteristik Akuntansi Manajemen Erlina Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Magister Akuntansi UNS BANDI 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Siklus Produksi Materi 10 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Produksi merupakan proses bisnis

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai penerapan metode target costing dalam upaya meningkatkan volume penjualan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah Manajemen Kualitas dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penulis telah melakukan serangkaian penelitian pada PT Super Plastin yang berkaitan dengan biaya kualitas dan kegagalan produk yang ada di perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU 1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail

Lebih terperinci

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA - 1 - MANAJEMEN BIAYA MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Pokok Bahasan:

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah A. Deskripsi singkat : : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 Akuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk penentuan

Lebih terperinci

Rio Zulandra ( ) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM.

Rio Zulandra ( ) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM. Rio Zulandra (2505.100.106) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 Permasalahan yang ingin di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Activity Based Flexible Budgeting dapat mengidentifikasikan perubahan biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan manajer untuk lebih berhati-hati

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Abdul Wachid dan Moses Laksono Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KESUMPULAN DAN SARAN

KESUMPULAN DAN SARAN BABIV KESUMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis atas badan usaha menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. SPIC&SPAN Laundry belum melakukan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleksnya perusahaan manufaktur serta didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga pokok produk menggunakan

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN #1 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi #1 EBM503

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekenomian yang semakin pesat mendorong persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut menandakan bahwa setiap entitas bisnis yang

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 A. Deskripsi singkat : nakuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan dengan teknik analisa TOC, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kendala yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen Era Pasar Global Daya Saing Customer memegang kendali Produsen Mengubah Paradigma Paradigma

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen Era Pasar Global Daya Saing Customer memegang kendali Produsen Mengubah Paradigma Paradigma

Lebih terperinci

EVALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC

EVALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC EVALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC Yan Kurniawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Abstrak Evaluasi biaya

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village). Produk dan

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode/SKS : EKA 202 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : Pengantar Akuntansi

SILABUS. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode/SKS : EKA 202 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : Pengantar Akuntansi SILABUS Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode/SKS : EKA 202 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : Pengantar Akuntansi A. Deskripsi mata kuliah Mata kuliah ini membahas praktik akuntansi pada organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization) maupun organisasi nirlaba (non profit oriented organization) mempunyai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK / 4 SKS

ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK / 4 SKS ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK 0407 / 4 SKS Minggu Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan Dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Ref.. AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL. Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak

KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL. Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak KRITIK TERHADAP AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADISIONAL Oleh : Hamzah Ritchi*) dan Pupung Purnamasari**) Abstrak Pandangan tradisional akuntansi pertanggungjawaban selama ini cenderung individualis dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016 ACTIVITY BASED MANAGEMENT-ABM (MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS) (contd.) Manajemen Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan mampu bersaing di pasar bebas. Untuk dapat bersaing di pasaran, segala sumber daya perusahaan harus bisa

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan.

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan. 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan akan selalu berusaha mencapai efektivitas dan efisiensi produksi agar tercapai hasil yang optimal. Hal ini dilakukan agar perusahaan selalu

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada Departemen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY BASED COSTING, ACTIVITY BASED MANAGEMENT DAN ACTIVITY BASED BUDGETING

HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY BASED COSTING, ACTIVITY BASED MANAGEMENT DAN ACTIVITY BASED BUDGETING Hubungan Antara Activity Based Costing, Activity Based Management 245 HUBUNGAN ANTARA ACTIVITY BASED COSTING, ACTIVITY BASED MANAGEMENT DAN ACTIVITY BASED BUDGETING Primsa Bangun Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS 13 BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS II.1. Activity Based Management II.1.1. Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian memasuki era globalisasi memiliki dampak terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan sebagai bagian yang terpenting

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu: a) Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC) dan process value analysis (PVA). ABC lebih berfokus pada pembebanan yang akurat atas biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut: a. Hotel Royal Regal mempunyai proses akuntansi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap perusahaan dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa semakin kuat (sumber: http://digilib.it.ac.id/public/its- Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf).

Lebih terperinci

LEAN ACCOUNTING: SUATU ALTERNATIF TEKNIK AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR

LEAN ACCOUNTING: SUATU ALTERNATIF TEKNIK AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR LEAN ACCOUNTING: SUATU ALTERNATIF TEKNIK AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR Eka Ardhani Sisdyani Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ABSTRAK Manufacturing techniques have

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia Perhitungan idle..., Muammar Aditya, FE UI, 2010.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia Perhitungan idle..., Muammar Aditya, FE UI, 2010. 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Manajemen Kapasitas Literatur mengenai manajemen kapasitas pertama kali diterbitkan pada tahun 1920-an, berdasarkan literatur yang diterima oleh Robin Cooper dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting yang mempengaruhi stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil maupun skala besar tidak beroperasi lagi. Setelah itu perekonomian di Indonesia

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah A. Deskripsi singkat : : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 Akuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perusahaan perusahaan di Indonesia pada umumnya masih menggunakan metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dalam jumlah besar tergantung pada industriindustri yang ada khususnya sektor jasa seperti perusahaan transportasi, pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian pada objek penelitian PT TDP, pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan memberikan saran pada PT TDP. Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada

Lebih terperinci

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Siti Eka Fariyani siti_eka_fariyani@yahoo.com Pembimbing : Dr. M. Abdul Mukhyi., SE., MM Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai manufacturing cycle effectiveness (MCE) dapat diterapkan dalam perusahaan, guna mengurangi dan menghilangkan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK MENGANALISIS BIAYA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PROGRAM MMT-ITS

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK MENGANALISIS BIAYA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PROGRAM MMT-ITS APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK MENGANALISIS BIAYA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI PROGRAM MMT-ITS Shanti Indri Hapsari dan Ahmad Rusdianyah Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi industri menuju era revolusi informasi dan komunikasi. Era revolusi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus mempertahankan eksistensinya karena ketatnya persaingan yang terjadi diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam BABIV KES~PULANDANSARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam Departemen Kantor Depan Hotel"X", dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Adanya

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi

SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINT UNTUK EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA PT. X DI WARU, SIDOARJO SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI

PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI PERAN AKUNTAN MANAJEMEN DI ERA GLOBALISASI ABSTRAKSI Persaingan global menuntut perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan, baik itu perbaikan produk maupun peningkatan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal melalui penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan global yang menjelang di depan mata, didukung dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going concern.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tepat. Hal ini disebabkan karena harga pesanan khusus berupa Plywood-CF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tepat. Hal ini disebabkan karena harga pesanan khusus berupa Plywood-CF 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan analisis data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa jika didasarkan pada penerapan biaya relevan, keputusan yang diambil PT

Lebih terperinci