PENGARUH LATIHAN PUSH UP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LATIHAN PUSH UP"

Transkripsi

1 PENGARUH LATIHAN PUSH UP NORMAL DAN PUSH UP DENGAN TANGAN MENUMPU PADA BANGKU TERHADAP JAUHNYA HASIL THROW IN TANPA AWALAN PADA PEMAIN SSB UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan oleh Wisnu Mahendra PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i

2 SARI Wisnu Mahendra. (2011). Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Skripsi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul adalah : 1) Apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?, 2) Apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?, 3) Manakah yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?. Adapun tujuan penelitian ini untuk : 1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 3) Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Landasan teori yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepakbola, throw in, push up normal, push up dengan tangan menumpu pada bangku, kondisi fisik dan kerangka berpikir. Hasil hipotesisnya adalah 1) Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 2) Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 3)Latihan push up normal lebih baik dari pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Populasi penelitian ini adalah pemain SSB UNNES usia tahun sebanyak 20 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, adapun jenis penelitian eksperimen lapangan. Dengan memberikan tes awal (pre tes) dengan hasil yang kemudian di matching dengan metode A-B-B-A. Setelah di matching akan didapatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 yang diberikan latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 yang diberikan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Kedua kelompok ini diberikan perlakuan push up dengan frekuensi 3 kali pertemuan setiap minggu dan sebanyak 15 kali pertemuan diakhiri dengan tes akhir (post test). Variabel terikat penelitian ini adalah jauhnya hasil throw in tanpa awalan, sedangkan variabel bebasnya adalah latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola M S, pengolahan data menggunakan statistik dengan rumus t tes pendek dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 9. Hasil perhitungan statistik diperoleh mean tes awal kelompok eksperimen 1 = ; mean tes awal kelompok eksperimen 2 = ; mean tes akhir ii

3 eksperimen 1 = ; mean tes akhir eksperimen 2 = setelah dianalisa diperoleh t hitung pada eksperimen 1 = ; dan t hitung pada eksperimen 2 = 3.666, hal ini berarti lebih besar dibandingkan t tabel sebesar 2.262, dan terdapat kenaikan presentase hasil throw in setelah diberi perlakuan eksperimen 1 (push up normal) dan eksperimen 2 (push up dengan tangan menumpu pada bangku) sebesar 1.15 %. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa 1) Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 2) Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 3) Metode latihan push up normal berpengaruh lebih baik dari pada metode latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Disarankan untuk pelatih SSB UNNES dalam usaha meningkatkan kemampuan throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun dianjurkan untuk menggunakan metode latihan push up normal. Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur kemampuan pemain SSB UNNES dalam hal throw in tanpa awalan agar meninegkatkan prestasi throw in lebih baik lagi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan bagi peneliti muda atau mahasiswa apabila akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang berbeda, dengan memperhatikan kendala-kendala yang berbeda. iii

4 HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing unuk diajukan ke sidang panitia ujian pada: Hari : Senin Tanggal : 15 Agustus 2011 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Wahadi, M.Pd Tri Aji, S.Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Drs. Nasuka, M. Kes NIP iv

5 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Jum at Tanggal : 26 Agustus 2011 Tempat : Ruang 1 Ujian Skripsi Ketua Panitia Panitia Ujian Sekretaris Drs. Uen Hertiawan, M.Pd Drs. Hermawan, M.Pd NIP NIP Drs. Kriswantoro, M.Pd (Penguji Utama) NIP Drs. Wahadi, M.Pd (Anggota 1) NIP Tri Aji, S.Pd ( Anggota 2) NIP v

6 HALAMAN PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Juli 2011 Wisnu Mahendra NIM vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: "Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" ( Q.S Ar'd : ayat 11) Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan kepada : Bapak Bambang Wimbo.C, Ibu Siti Asiyah dan adikku Fani Serta keluarga yang dengan kesabaran memanjatkan doa dengan penuh cinta kepadanya adikku Ermalita yang selalu memberikan semangat dan doa Teman-teman kosku yang selalu mendoakanku Teman-teman PKLO angkatan 2007 vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan berbagai fasilitas dan kesempatan kami untuk melaksanakan studi di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan penggunaan fasilitas yang tersedia. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan banyak petunjuk, arahan, saran serta bimbingan dalam perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Drs. Wahadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan dorongan, petunjuk dan saran hingga skripsi dapat terwujud. viii

9 5. Tri Aji, S.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan dorongan, petunjuk dan saran hingga skripsi dapat terwujud. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang banyak memberikan saran, petunjuk dan pengetahuan bagi penulis. 7. Liliek H.P sebagai Koordinator dan Pelatih SSB UNNES Semarang yang telah membantu terlaksana dan terselesaikannya penelitian ini. 8. Pemain SSB UNNES yang sudah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 9. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Semoga segala amal baik bapak, ibu dan saudara dalam membantu penelitian ini akan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan akhirnya kami berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan. Semarang, Juli 2011 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... SARI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN KELULUSAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi vii viii x xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Penegasan Istilah Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Teknik Dasar dalam Permainan Sepakbola x

11 Lemparan ke dalam (Throw In) Kondisi Fisik Latihan Push Up Normal Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku Kerangka Berpikir Pengaruh Latihan Push Up Normal Terhadap Jauhnya Hasil Throw In Pengaruh Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Terhadap Jauhnya Hasil Throw In Manakah yang lebih baik antara Latihan Push Up Normal dan Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku terhadap Jauhnya Hasil Throw In Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Populasi Penelitian Sampel Penelitian Variabel Penelitian Jenis dan Rancangan Penelitian Instrumen Penelitian Tes Throw In tanpa Awalan Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Penelitian xi

12 Tahap Pelaksanaan Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Faktor kesungguhan hati Faktor Kegiatan di luar Penelitian Faktor Latihan yang dilakukan Faktor Kebosanan Faktor Kemampuan Pemain Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Hal 1 Sikap Berdiri saat Melempar Bola Posisi Kaki Dan Tangan Saat Akan Melempar Bola Cara Memegang Bola Cara Melempar Bola Gerak Lanjutan Setelah Melempar Bola Struktur Otot Bahu Struktur Otot Bahu Struktur Otot Lengan Bawah Struktur Otot Lengan Bawah Posisi Badan saat Push Up Normal Posisi Badan saat Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku Desain Penelitian Sudut Elevasi Lambungan Bola Instrumen Penelitian xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel Hal 1 Persiapan Perhitungan Statistik Data Tes Eksperimen 1 Push Up Normal Data Tes Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Hasil Uji Eksperimen Hasil Uji Eksperimen Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan Peningkatan Presentase Hasil Kemampuan Lemparan xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1 Surat Usulan Dosen Pembimbing Surat Penetapan Dosen Pembimbing Surat Permohonan Ijin Penelitian SSB UNNES Surat Keterangan Penelitian Program Latihan Kegiatan Daftar Populasi Data Tes Awal Throw In Tanpa Awalan Data Tes Awal Setelah Diurutkan Hasil Tes Awal Setelah Diurutkan yang akan Dimatching Hasil Tes Awal setelah Dimatching Program Latihan Repetisi Maksimal dan Beban Latihan Selama 16 kali Pertemuan Push Up Normal Program Latihan Repetisi Maksimal dan Beban Latihan Selama 16 kali Pertemuan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku Program Latihan Push Up Normal dan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen 1 dan xv

16 KelompokEksperimen Perhitungan Statistik Push Up Normal Perhitungan Statistik Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku Daftar Nilai-nilai t Taraf Signifikan Dokumentasi Lapangan xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan dengan kemampuan kelincahan dan kecepatan berlari dan penjaga gawang yang di bolehkan menggunakan tangannya di daerah tendangan hukumannya. Menurut Sucipto dkk (2000: 7) Tujuan dari permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri. Sedangkan tujuan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah sepakbola merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif (Sucipto dkk, 2000: 8). Dalam perkembangannya permainan ini dapat di mainkan di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door) (Sucipto dkk, 2000:7). Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi bintang sepakbola. Selain itu melalui permainan sepakbola kita mengharapkan dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang semangat persaingan (competition), kerja sama (cooperation), interaksi sosial (social interaction), dan pendidikan moral (moral education) (Sucipto dkk, 2000: 8). Dalam memasyarakatkan olahraga dan 1

18 2 mengolahragakan masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik, maka kita dapat bermain dengan baik. Latihan-latihan teknik dasar adalah menu utama dalam suatu latihan Sepakbola. Paling tidak, dengan latihan teknik dasar, para pemain bisa latihan menendang bola 100 kali, menggiring bola 50 kali, dan mengoper bola 50 kali, bahkan mungkin bisa lebih dari itu. Bahkan di Football Clinic terutama untuk anak-anak, mereka ditekankan untuk melakukan latihan teknik dasar, seperti: menendang, mengoper, menggiring, serta penguasaan bola. Belum ada bermain bola beneran, paling kalau adapun mereka hanya bertanding 3 lawan 3 atau 5 lawan 5. Sehingga mereka lebih intensif latihan penguasaan bola, pengoperan serta footwork skillnya. Rendahnya kemampuan teknik dasar persepakbolaan di tanah air menjadi salah satu penyebab buruknya prestasi tim nasional dalam berbgai event, baik event tingkat ASEAN, Asia dan lebih lebih ditingkat Internasional, kendati tim nasional pelajar pernah berhasil 5 kali berturut turut sebagai juara tingkat Asia, prestasinya tidak bisa lagi meningkat dan hanya mentok sampai disitu saja.

19 3 Dewasa ini Sepakbola di indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa kita perhatikan pada berdirinya sekolah sepakbola yang sudah menjamur dikalangan masyarakat indonesia. Sekolah sepakbola didirikan untuk membuka wadah bagi anak-anak usia dini untuk mengembangkan ketrampilan sepakbolanya. Selain untuk mengembangkan juga untuk dapat mencari bibit-bibit baru untuk pemain nasional. Dalam hal ini saya menggunakan SSB UNNES untuk melakukan penelitian saya. SSB UNNES adalah SSB milik Universitas Negeri Semarang. SSB UNNES didirikan pada bulan Mei 1996, didirikan berdasarkan S.K Rektor pada waktu itu. SSB UNNES memiliki beberapa pelatih diantaranya yang sudah tidak aktif Murgiyo Hartono, Eqiyardi, Slamet mulyono dan Janu. Pelatih yang sekarang yang masih aktif Liliek H.P. Tempat latihan SSB UNNES di lapangan UNNES Pegandan. Memiliki kelompok umur 10 tahun, 12 tahun, dan 15 tahun. Tujuan didirikan SSB UNNES untuk menampung bakat anak-anak sekitar kampus UNNES Pegandan, Untuk mengembangkan bakat menjadi pemain sepakbola dan untuk mengenalkan UNNES di lingkungan sekitar. Sasaran yang ingin dicapai SSB UNNES adalah untuk memberikan sumbangan pemain-pemain muda berbakat khususnya untuk tim PSIS Yunior dan umumnya untuk tim JATENG. Pembinaannya yang diutamakan pada usia dini sehingga teknik dasar yang diberikan bisa diterima dengan perkembangan usianya sehingga dapat memberikan permainan bola yang baik dan profesional. Kegiatannya rutin mengikuti kompetisi-kompetisi yang ada sehingga SSB UNNES bisa memberikan aset pemain yang bisa dibanggakan. Disini akan membawa nama baik UNNES

20 4 juga sehingga mereka yang di usia 18 tahun yang bisa masuk tim yunior kebanyakan ingin melanjutkan studinya di UNNES dengan prestasi yang diperoleh anak-anak itu biasanya bisa mendapatkan prioritas utama. Dalam latihan mereka di ajarkan banyak teknik dasar diantaranya passing, dribbling, controlling, shoting, heading dan Throw in. Berdasarkan pengamatan saya sebagai peneliti selama saya melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PKL) pemain SSB UNNES kurang dalam teknik throw in sehingga saya mengangkat throw in sebagai topik penelitian saya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada SSB UNNES, para pemain yang melakukan teknik throw in pada saat permainan kurang mempunyai kekuatan otot lengan yang dibutuhkan pada saat melakukan throw in, sehingga memaksa para pemain yang akan menerima bola tidak harus mendekat kearah pemain yang akan melempar untuk menerima bola hasil throw in dikarenakan jarak lemparan yang kurang maksimal. Teknik-teknik yang dilakukan para pemain pada saat latihan masih terdapat satu teknik yang sering terlupakan. Throw in adalah salah satu ketrampilan yang sering diabaikan dalam sepak bola (Mielke, 2007: 40). Karena banyak yang menganggap dan memandang teknik ini cukup mudah dilakukan sehingga dianggap remeh dan dikesampingkan oleh para pemain. Throw in pada permainan sepakbola memang tidak selalu dilakukan dalam sebuah pertandingan, teknik ini hanya dilakukan jika terjadi suatu keadaan dimana bola seluruhnya melampaui garis samping, baik bergulir diatas tanah maupun melayang di udara, maka seorang pemain lawan yang terakhir menyentuh bola dapat melakukan throw in

21 5 kearah manapun dari atas titik garis samping di tempat bola meninggalkan lapangan permainan. Throw in ini mempunyai peranan penting dalam permainan sepakbola selain untuk menghidupkan kembali permainan, teknik ini juga dapat digunakan untuk mengumpan bola kepada rekan satu tim. Throw in apabila dicermati penggunaannya pada permainan sepakbola saat sekarang ini juga bisa digunakan sebagai strategi dalam penyerangan. Tujuan dari throw in antara lain untuk mengumpankan bola kepada rekan agar dapat dikuasai dengan baik, sehingga dalam penyerangan akan lebih mudah dengan keadaan bola masih dalam penguasaan tim. Dalam pertandingan sepakbola, para pemain masih sedikit memanfaatkan lemparan ke dalam sebagai strategi di dalam penyerangan dikarenakan jarak lemparannya yang tidak begitu jauh. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemain dalam melakukan lemparan ke dalam antara lain dari cara: 1) Sikap berdiri, 2) Cara memegang bola, 3) Cara melempar bola, dan 4) gerak lanjutan. Kesalahan-kesalahan tersebut diatas merupakan hal-hal yang tidak perlu dilakukan oleh para pemain sepkbola. Hal-hal tersebut diatas perlu mendapat perhatian mengingat throw in yang sering dianggap remeh oleh pemain sepakbola sebenarnya merupakan bagian penting dari strategi lanjutan. Menurut Danny Mielke (2007: 40), salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan throw in adalah komunikasi. Pelempar dan penerima bola harus mengetahui apa yang akan dilakukan masing-masing sebelum lemparan tersebut dilakukan. Arah dan

22 6 kecepatan penerima bola akan menentukan bagaimana pelempar bola melemparkan bolanya. Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi kesalahan-kesalahan yang dilakuka oleh pemain sepakbola dalam melakukan throw in di latar belakangi oleh kurangnya pelatihan tentang throw in bagi para pemain, tidak semua pemain dapat melakukan throw in, kurangnya jarak lemparan pemain dan gerakan yang kurang efisien pada saat melakukan throw in sehingga banyak tenaga yang dikeluarkan tetapi hasil yang dicapai tidak sesuai dengan banyaknya tenaga yang telah dikeluarkan. Gerakan lemparan ke dalam ini memerlukan kekuatan otot kedua tangan dan bola harus dilepas di atas kepala (Abdul Rohim, 25: 2008). Diantara unsur yang telah disebutkan, yang terpenting untuk throw in adalah kekuatan otot lengan, untuk mendukung hal tersebut latihan yang diberikan dalam usaha peningkatan kekuatan otot adalah latihan pembebanan pada serabut otot untuk berkonstraksi. Pada saat melakukan throw in tidak hanya diperlukan tenaga besar saja, melainkan didukung oleh kecepatan untuk mendukung kekuatan pada saat melempar. Menurut Sadoso (1994: 43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan. Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu: 1) Push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2) Push up dengan lutut menumpu pada lantai (wanita), 3) Push up dengan kaki dan tangan menumpu pada lantai (normal), 4) Push up dengan posisi kaki ditinggikan.

23 7 Tohar (2008: 4-18) berpendapat, usaha untuk meningkatkan prestasi, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar dan sudah diterima secara universal. Tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan, latihan sering kali menjurus ke mal practice dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan prestasi tidak tercapai. Prinsip latihan yang paling penting dijadikan pedoman untuk meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga beberapa diantaranya: pemanasan tubuh, metode latihan, berpikir positif, prinsip beban berlebih, intensitas latihan, kulaitas latihan, prinsip individualis, variasi latihan, metode bagian dan metode keseluruhan, memperbaiki kesalahan, perkembangan menyeluruh, menetapkan sasaran. Menurut Tohar (2008: 6), prinsip latihan berlebih atau overload principle adalah latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Adapun alasan yang mendukung dalam penelitian ini adalah: 1. Throw in merupakan salah satu teknik dasar yang digunakan dalam permainan sepak bola. 2. Penguasaan teknik dasar throw in sangat penting dalam permainan sepakbola merupakan awal permainan setelah bola keluar melewati garis samping lapangan, lemparan ke dalam dilakukan dari tempat bola keluar lapangan.

24 8 3. Para pemain SSB UNNES rata-rata sudah menguasai teknik dasar lemparan kedalam, tapi hasil lemparan kurang maksimal. 1.2 Rumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan dimuka dan dijelaskan dalam alasan pemilihan judul, maka masalah yang timbul dalam penelitiain ini kemudian penulis merumuskan dalam bentuk pernyataan: 1. Apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011? 2. Apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011? 3. Manakah yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011? 1.3 Tujuan Penelitian Agar memperoleh gambaran yang jelas dan bermanfaat bagi yang menggunakannya. Adapun tujuan dari penelitian: 1. Untuk mengetahui pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Untuk mengetahui pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

25 9 3. Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Penegasan Istilah Agar di dalam penelitian tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah atau definisi operasional sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh menurut WJS. Poerwadarminta (2005: 849) adalah akibat, daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda, orang dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (gaib dan sebagainya). Pengertian pengaruh dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul dari hasil latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in. 2. Latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah beban latihan atau pekerjaannya (Hadi, 2007: 55). Sedangkan latihan menurut WJS. Poerwadarminta (2005: 643), adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan. 3. Push up Normal Menurut Sadoso (1994: 44), badan menghadap lantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu (atau sedikit lebih lebar). Putarlah tangan ke dalam derajat, sehingga sikunya menuju keluar. Badab

26 10 diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki. Perlahan-lahan turunkan sampai dada menyentuh lantai. Kemudian, doronglah badan sampai kedua lengan lurus dan siku terkunci. Jagalah agar badan tetap lurus selama pergerakan tadi. Lekukan berulang-ulang. Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang ( d. Push up dengan tangan menumpu pada bangku Menurut Sadoso (1994: 45), Gerakan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebenarnya pada prisipnya sama dengan push up normal tetapi bedanya terletak pada posisi kedua tangannya yang menumpu pada bangku. Jadi posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Posisi badan membuat sudut derajat. Tinggi bangku yang digunakan untuk push up ini adalah sekitar 45 cm atau setinggi bangku yang digunakan untuk bench press. e. Jauhnya hasil Throw in Throw in adalah suatu cara untuk memulai kembali permainan. Lemparan ke dalam diberikan kepada lawan dari pemain yang terakhir menyentuh bola ketika seluruh bagian bola melewati garis samping, baik menggelinding di tanah maupun melayang di udara (PSSI, 2010: 72). Jauhnya hasil throw in yang dimaksud dalam

27 11 penelitian ini adalah jarak yang ditempuh saat melemparkan bola oleh seorang pemain dari garis luar tepi ke dalam lapangan permainan. 1.5 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti: menambah pengetahuan dalam pentingnya latihan fisik untuk mencapai throw in yang maksimal. 2. Bagi pemain SSB: menemukan cara melakukan teknik throw in yang baik dan melatih fisik dengan cara yang benar. 3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan. 4. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan metode latihan yang lebih efektif. 5. Dengan mengetahui hasil penelitian ini, diharapkan pelatih sepakbola dapat memanfaatkannya dengan memasukkan materi latihan untuk otot lengan ke dalam program latihan. 6. Dari hasil penelitian ini, diharapkan para pelatih sepakbola semakin mengetahui manfaat lemparan kedalam pada permainan sepakbola

28 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Teknik Dasar Dalam permainan Sepakbola Penguasaan teknik dasar merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh pemain. Keberhasilan suatu tim dalam setiap pertandingan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, karena dengan penguasaan teknik dasar akan tercipta permainan yang bermutu dan menggunakan teknik yang baik pula. Menurut Sukatamsi (1984: 33), teknik dasar adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakola, jadi teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola yang professional harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola terlebih dahulu sebelum bermain dalam permainan sepakbola. Menurut Sukatamsi (1984: 34), permainan sepakbola yang baik memerlukan penguasaan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat memainkan sepakbola yang baik pula. Teknik dasar permainan sepakbola ada beberapa macam, yaitu menendang bola, menggiring bola, mengontrol bola, merebut bola, lemparan kedalam, gerak tipu, dan teknik khusus penjaga gawang. Keanekaragaman teknik dasar tersebut harus dikuasai oleh para pemain Lemparan ke dalam (Throw in) 12

29 13 Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepakbola yang dimainkan dengan lengan dari luar lapangan permainan. Selain mudah untuk memainkan bola, dari lemparan ke dalam off-side tidak berlaku. Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan awalan atau tanpa awalan, baik dengan posisi kaki sejajar maupun salah satu kaki ke depan (Sucipto dkk, 2000: 36). Throw in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana serangan sebuah tim. Sebuah lemparan ke dalam yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan atau ke depan gawang. Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol dari pada tendangan dan memungkinkan pemain yang menerima bola untuk mengambil dan mempertahankan kontrol bola (Mielke, 2007: 39). PSSI (2010: 72) mengemukakan, sebuah gol tidak dapat langsung dihasilkan dari suatu lemparan ke dalam. Pada saat melemparkan bola, pemain yang melakukan lemparan ke dalam: menghadap ke lapangan permainan, sebagian dari kakinya berada di atas garis samping atau di luar garis samping, memegang bola dengan kedua belah tangan, melemparkan bola dari belakang melalui atas kepala, dan melemparkan bola dari tempat dimana bola itu meninggalkan lapangan permainan ( PSSI, 2010: 72). Berikut prinsip-prinsip throw in menurut Sukatamsi adalah: Sikap berdiri, kedua kaki rapat atau kedua kaki kangkang kemuka-kebelakang atau kedua kaki kangkang kesamping kanan-kiri dengan lutut kaki sedikit ditekuk.

30 14 Gambar 1. Sikap Berdiri Saat Melempar Bola (Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1984: 186) Gambar 2. Posisi Kaki Dan Tangan Saat Akan Melempar Bola (Sucipto, dkk, 2000:38) Cara memegang bola, kedua tangan memegang bola dengan jari-jari dijarangkan (direnggangkan). Jari-jari yang dibelakang bola adalah ibu jari tangan kanan bertemu dengan ibu jari tangan kiri, dan ujung jari telunjuk tangan kanan

31 15 bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kiri, sedang jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola. Gambar 3. Cara Memegang Bola (Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1984: 185) Cara melempar, kedua tangan dengan bola diangkat diatas belakang kepala, pandangan mata ke arah teman yang akan diberi operan bola. Waktu akan melempar bola badan ditarik kebelakang sehingga badan melengkung pada perut. Waktu melemparkan bola, dengan kekuatan otot-otot perut, panggul, lengan, bahu dan kedua tangan diayunkan ke depan kemudian dibantu kedua lutut yang diluruskan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepas. Gambar 4. Cara Melempar Bola (Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1984: 186)

32 16 Gerak lanjutan, ialah berdiri diatas kedua kaki diatas ujung-ujung jari kaki tetap diatas tanah dan seterusnya diteruskan dengan gerakan lai untuk mencari posisi (1984: ) Gambar 5. Gerak lanjutan setelah melempar (Danny Mielke, 2007 : 40) Untuk memperoleh hasil lemparan dengan jarak yang jauh, maka seorang pemain sepakbola bisa mengerahkan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut dengan maksimal. Sedangkan untuk menggerakkan pergelangan tangan guna mengimbangi gerakan melempar adalah otot flexsor carpio ulnaris dan Palmaris longus. Menurut Syaifuddin struktur otot bahu dan otot lengan adalah sebagai berikut:

33 17 1. Struktur Otot Bahu (Syaifuddin, 1996: 38-39) Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromin tang teraba dari luar yaitu: a. M. Deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu, balung tulang belikat dan diafase tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju tulang besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lender. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar. b. M. Subcapularis (otot depan tulang belikat), otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menujuntaju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus dalam. c. M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan dari bawah ke atas. d. M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan luar. e. M. Teres Mayor (otot lengan bulat besar), otot ini berpangkal di siku tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakhi. Fungsinya bisa memutar lengan kedalam.

34 18 f. M. Teres Minor (otot lengan belikat kecil), otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar Gambar 6. Struktur Otot Bahu (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 39)

35 19 Gambar 7. Struktur Otot Bahu (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 39) 2. Struktur Otot Pangkal Lengan Atas (Syaifuddin, 1996: 43) a. Otot lengan pangkal atas Otot-otot ketul (Fleksor), terdiri atas: 1) Muskulus biseps brachi (otot lengan kepala 2), otot ini meliputi 2 buah sendi dan mempunyai 2 buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya disebelah luar dan yang kedua di sebelah dalam. Otot ini menuju tulang pengupil. Dibawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.

36 20 2) Muskulus Brachialis (otot lengan dalam), otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dan menuju di pangkal tulang hasta. 3) Muskulus Korako Brachialis, otot ini berpangkal pada prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan. 4) Otot-otot kedang (ekstensor) b. Muskulus Triseps Brachi (otot lengan berkepala 3), Terdiri atas: 1) Kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain, 2) Kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan, 3) Kepala panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani. 3. Struktur Otot lengan Bawah (Syaifuddin, 1996: 43-44) Otot-otot lengan bawah terbagi dalam: a. Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengentulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan dan sendi-sendi jari dan sebagian gerak silang hasta, meliputi: 1) Muskulus ekstensor karpi radialis longus, 2) Muskulus ekstensor karpi radialis brevis, 3) Muskulus ekstensor karpim ulnaris,

37 21 Ketiga otot ini berfungsi sebagai ekstensi dari jari lengan (menggerakkan lengan). 4) Digotrum karpi radialis, fungsinya ektensi dari jari tangan kecuali ibu jari. 5) Muskulus ektensor policis longus, fungsinya ekstensi ibu jari. b. Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut: 1. Otototot ini disebelah telapak tangan. Otot-otot ini ada 4 lapis, lapis yang 2 disebelah luar, berpangkal di tulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan jari tangan. Lapis yang ke- 4 ialah otot-otot yang untuk sendi-sendi antar tulang hasta dan tulang pengumpil. Diantara otot-otot ini disebut otot silang hasta bulat (muskulus pranator tere). Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku, otot-otot ketul untuk tangan dan jari tangan; muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengentulkan tangan; muskulus Palmaris longus, muskulus karpi radialis, muskulus fleksor diditorum sublimis, fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking; muskulus fleksor digitorum profundus fungsinya fleksi jari 1, 2, 3, 4; muskulus fleksor policis longur, fungsinya fleksi ibu jari, otot yang bekerja memutar radials (pronator dan supindor) yang terdiri dari muskulus pronator teres

38 22 equadratus, fungsinya pronasi dan tangan; muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan. c. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, berfungsi membengkokkan lengan siku mengerjakan rata hasta, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta. d. Otot-otot disebelah punggung atas. Disebut otot kedang jari bersama, yang melumaskan jari tangan. Otot yang lainmeliruskan ibu jari (telunjuk). Otototot lengan bawah mempunyaiurat yang panjang di bagian bawah, di dekat pergelangan tangan. Urat-urat tersebut memiliki kandung urat. e. Otot-otot tangan. Di tangan terdapat otot-otot tangan pendek yang terdapat tulang-tulang tapak tangan dan membantu ibu jantung tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipotenar). Gambar 8. Struktur Otot Lengan Bawah (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 43)

39 23 Gambar 9. Struktur Otot Lengan Bawah (Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 44) Jadi hakekat otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas. Otot-otot tersebut terlibat pada seseorang pesepakbola dalam melakukan throw in. Dari berbagai uraian tersebur di atas dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan jauhnya hasil throw in maka otot yang terlibat harus dilatih kekuatan dan kecepatan secara bersamaan, khususnya otot lengan dan bahu sebagai penggerak utama dari gerakan lemparan. Pengembangan power dapat dilakukan dengan menambah kecepatan tanpa dikorbankan kekuatan atau dapat dengan menambah kekuatan tanpa dikorbankan kecepatan atau dapat ditambah keduanya.

40 Kondisi Fisik Prestasi olahraga yang optimal dapat dicapai dengan pendekatan latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur, terprogram dan berkesinambungan akan dapat menuntun prestasi atlet, dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan dalam program latihan akan dapat meningkatkan kualitas ataupun kondisi fisik atlet dan latihan akan mendukung suatu prestasi yang diinginkan. Prestasi olahraga tidak lepas dari kondisi fisik, dimana setiap cabang olahraga menuntut kondisi fisik yang berbeda-beda, disesuaikan dengan cabang olahraganya. Latihan kondisi fisik memegang peranan sangat penting dalam program latihan atlet, terutama pada atlet pertandingan. Untuk menentukan status kondisi fisik yang bersifat umum harus diberikan jauh sebelum program khusus. Kondisi fisik menurut M. Sajoto (1995: 8) adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak biasa dipisahkan begitu saja, baik peningkatan atau pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam suatu peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan yang dibutuhkan tersebut. Menurut M. Sajoto (1995: 8-10), komponen kondisi fisik terdiri atas: a. Kekuatan (strength) Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja b. Daya tahan (endurance)

41 25 Dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: 1) Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. 2) Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkonraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. c. Daya otot (muscular power) Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan (force) x kecepatan (velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplosif. d. Kecepatan (speed) Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplosif.

42 26 e. Daya lentur (flexibility) Efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian seluruh tubuh. f. Kelincahan (agility) Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang bebeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. g. Koordinasi (coordination) Kemampuan seseorang mengintregasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tenis; seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak ke arah bola sambil mengayunkan raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar. h. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorangmengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan. i. Ketepatan (accuracy)

43 27 Seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenal denagn salah satu bagian tubuh. j. Reaksi (reaction) Kemempuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menaggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa semua komponen yang ada di dalam kondisi fisik akan mempengaruhi ketrampilan melakukan teknik dasar sepakbola. Dengan kondisi fisik yang baik, diharapkan pemain dapat melakukan ketrampilan gerak dengan baik pula. Khusus untuk throw in menurut pelaksanaannya dapat diidentifikasi bahwa kondisi fisik yang berperan, langkah selanjutnya adalah dilatih dan ditingkatkan kemampuannya ( dalam hal ini kekuatan dari otot lengan dan bahu) Latihan Push up Normal Menurut Sadoso (1994: 44) gerakan dan sikap push up adalah badan menghadap lantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu (atau sedikit lebih lebar). Putarlah tangan dalam derajat, sehingga sikunya menuju keluar. Badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki. Perlahanlahan turunkan sampai dada menyentuh lantai. Kemudian, doronglah badan ke atas

44 28 sampai ke dua lengan lurus dan siku terkunci. Jagalah agar badan tetap lurus selama pergerakan tadi lakukan berulang-ulang. Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang ( Gambar 10. Posisi Badan Saat Push up Normal (Sadoso, Kesehatan Dalam Olahraga, 1994: 47) Kelebihan push up normal adalah: 1) Otot-otot yang dikenai latihan: pectoralis, tarpecius, (otot-otot bahu) tricep dalam porsi yang sama, 2) Pada sendi siku otot pronator quardratus ikut terlatih. Kelemahan push up normal adalah: 1) Otot tricep tidak terlatih maksimal, 2) Otot ekstensor pada lengan bawah dan jari-jari tidak terlatih maksimal.

45 Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Gerakan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebenarnya pada prisipnya sama dengan push up normal tetapi bedanya terletak pada posisi kedua tangannya yang menumpu pada bangku. Jadi posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Posisi badan membuat sudut derajat (Sadoso, 1994: 45). Tinggi bangku yang digunakan untuk push up ini adalah sekitar 45 cm atau setinggi bangku yang digunakan untuk bench press. Gambar 11. Posisi Badan Saat Push up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku 2.2 Kerangka Berpikir (Sadoso, Kesehatan Dalam Olahraga, 1994: 47) Tujuan melakukan latihan dalam olahraga adalah untuk meningkatkan kondisi fisik dan menguasai ketrampilan secara efektif dan efisien, yang akhirnya ketrampilan itu melekat selama waktu tertentu. Latihan dilakukan dengan tujuan menguasai ketrampilan, agar latihan berhasil materi latihan harus diberikan secara bertahap dari yang sederhana kemudian yang komplek.

46 Pengaruh Latihan Push Up Normal Terhadap Jauhnya Hasil Throw In Dalam permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik yang bagus, disamping penguasaan teknik dalam bermain sepakbola, untuk menghasilkan throw in yang jauhnya maksimal dibutuhkan teknik throw in yang baik, serta Menurut Abdul Rohim (2008: 25) gerakan lemparan ke dalam ini memerlukan kekuatan otot kedua tangan. Menurut Sadoso (1994: 43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan. Push up normal adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep ( Salah satu keuntungan push up normal tidak memerlukan alat apa-apa sehingga lebih efektif dan efisien. Menurut Sadoso (1994: 43) selama push up, otot-otot pada gelang bahu (shoulder girdle), dan persendian siku, terlibat dalam gerakan ini. Pada persendian bahu, otot-otot besar yang terlibat adalah otot-otot deltoideus bagian depan dan otot pektoralis mayor (otot dada). Otot deltoideus bagian depan terdapat di bagian bahu depan bahu. Ini merupakan otot deltoideus yang terentang dari klavikula (tulang selangka) dan bagian atas dari skapula (tulang belikat) melelui bahu ke lengan bagian atas. Pada persendian siku, otot trisep brachi menutupi seluruh bagian belakang tulang lengan atas. Ini merupakan otot yang terdiri dari tiga bagian, dimana di bagian bawahnya berakhir dengan satu bagian saja yang melekat pada tulang ulna (tulang lengan bawah).

47 31 Disaat melakukan throw in menurut Soedarminto 1976: 33 secara teoritis bergantung pada sudut elevasi dan kecepatan gerak bola, dalam hal ini untuk bisa memberi kecepatan pada bola tentunya dibutuhkan suatu metode latihan yang didalamnya melatih kekuatan otot lengan. Latihan push up normal merupakan salah satu latihan yang melatih kekuatan otot lengan, maka latihan ini memberikan pengaruh dalam menghasilkan throw in yang maksimal Pengaruh Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Terhadap Jauhnya Hasil Throw In. Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku hampir sama dengan latihan push up normal, hanya berbeda pada posisi tangan yang menumpu pada bangku. Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku menurut Sadoso (1994: 45) badan harus membentu sudut derajat. Latihan ini juga berpengaruh untuk melakukan throw in, karena latihan ini juga masih termasuk dalam latihan kekuatan otot lengan. Menurut Abdul Rohim (2008: 25) gerakan throw in memerlukan kekuatan otot kedua tangan, dan Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku merupakan latihan meningkatkan kekuatan otot lengan. Otot-otot yang dilatih dalam Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku sama dengan latihan pada push up normal. Semua otot yang dilatih itu akan berkembang dan dapat meningkatkan jauhnya hasil lemparan throw in. Lemparan yang dihasilkan bisa maksimal jauhnya.

48 Latihan Push Up Normal lebih baik dari pada Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku terhadap Jauhnya Hasil Throw In Tanpa Awalan. Latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku sama-sama meningkatkan kekuatan otot lengan yang dibutuhkan dalam melakukan lemparan ke dalam tetapi latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku lebih ringan dari pada push up normal Karena latihan push up ini makin mudah jika tangan anda makin tinggi dan kaki makin rendah (Sadoso, 1994: 46). Dapat disimpulkan bahwa latihan push up normal lebih baik dibandingkan dengan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku, karena latihan push up normal lebih banyak menghasilkan perubahan kekuatan otot lengan dari pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (2006: 71). Berdasarkan kajian pada landasan teori di atas, dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: 1. Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

49 33 3. Latihan push up normal lebih baik dari pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

50 BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuannnya, penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Menurut Sugiyono (2000: 1) penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah : 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000: 55). Seperti yang dikatakan Arikunto (2006: 130), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang dimaksud subjek penelitian dalam ini adalah siswa SSB UNNES tahun 2011 yang berusia antara tahun berjumlah 52 anak. Semua mempunyai kesamaan yaitu sama-sama sedang dilatih teknik dasar sepakbola di SSB UNNES dan sama-sama berjenis kelamin laki-laki Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan 34

51 35 waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2000: 56). Suharsimi Arikunto ( 2006: 120) lebih lanjut mengatakan bahwa patokan untuk menentukan sampel adalah apabila subjeknya kecil kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara % atau % atau lebih tergantung dari kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dana dan sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data serta besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sampling kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2000: 60). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 pemain SSB UNNES usia tahun Variabel Penelitian Arikunto (2006: 118), mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian sedangkan Sugiyono (2000: 2) mendeskripsikan variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Adapun variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

52 36 1) Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2000: 3). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. 2) Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000: 3). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu jauhnya hasil throw in tanpa awalan Jenis dan Rancangan Penelitian Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti suatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberi perlakuan terhadap subjek yang diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya. Menurut Arikunto (2006: 3), metode eksperimen merupakan metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan rancangan yang digunakan adalah matching by subject design yang selanjutnya disebut dengan pola M-S. Guna menyamakan atau menyeimbangkan

53 37 kedua grup tersebut dengan cara subject matching ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama dengan tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus AB-BA, sehingga didapat dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B yang miliki tingkat kemampuan seimbang. Selnjutnya kedua kelompok yang miliki tingkat kemampuan seimbang tersebut diundi dengan tujuan memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok untuk menjadi kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2, sehingga subjektifitas dari peneliti tidak akan masuk di dalamnya. Lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar desai dalam penelitian ini. X 1 E 1 O 2 P O 1 X 2 E 2 O 2 Gambar 12. Desain Penelitian Keterangan: P : Populasi O 1 : Pre test O 2 : Post test X 1 : Kelompok eksperimen 1

54 38 X 2 : Kelompok eksperimen 2 E 1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen 1 E 2 : Perlakuan pada kelompok eksperimen Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 149) adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: lapangan sepakbola, bola, cone, roll meter, dan alat tulis. Adapun instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tes Throw in tanpa awalan Pedoman tes ini menggunakan prinsip-prinsip melempar bola dari Sukatamsi yaitu: Sikap berdiri, kedua kaki rapat atau kedua kaki kangkang ke depan ke belakang atau kedua kaki kangkang kesamping kanan-kiri dengan kedua lutut kaki sedikit ditekuk. Cara memegang bola, kedua tangan memegang bola dengan jari-jari dijarangkan atau direnggangkan. Jari-jari yang dibelakang bola adalah ibu jari tangan kanan bertemu ibu jari tangan kiri, dan ujung jari telunjuk tangan kanan bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kiri, sedang jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola.

55 39 Cara melempar, kedua tangan dengan bola diangkat diatas belakang kepala, pandangan mata kearah teman yang akan diberi operan bola. Waktu akan melempar bola, badan ditarik kebelakang sehingga badan melengkung. Waktu melempar bola, dengan kekuata otot-otot perut, panggul, lengan, bahu dan kedua tangan diayunkan ke depan kemudian dibantu kedua lutut yang diluruskan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepas. Gerak lanjutan, ialah berdiri diatas ujung-ujung jari kaki tetap diatas tanah dan seterusnya diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi ( Sukatamsi, 1984: ). Pelaksanaan tes throw in tanpa awalan yaitu sampel melakukan throw in tanpa awalan sejauh mungkin. Masing-masing sampel diberi kesempatan melempar tiga kali dan hasil throw in yang terjauh itu yang diambil. Jauhnya hasil throw in akan diukur dari garis tepi lapangan sebelum bola dilempar sampai pada titik jatuhnya bola setelah dilempar. Sampel yang melakukan tes berdiri disamping garis tepi dan menghadap lapangan. Untuk prestasi lemparan kelompok umur tahun: perunggu: 10 meter, perak: 12 meter, emas: 14 meter, sedangkan untuk kelompok umur tahun: perunggu: 12 meter, perak: 14 meter, emas: 16 meter (Sukatamsi, 1984: 259).

56 40 Gambar 13. Sudut elevasi lambungan bola (Soedarminto, Kinesiologi, 1992: 92) (Tri Tunggal, Kinesiologi, 2009: 80) 3.6 Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Penelitian Gambar 14. Instrumen penelitian Throw in (Sukatamsi, 1984: 259) Sebelum melakukan penelitian, penulis mengajukan surat ijin pengajuan penelitian kepada ketua SSB UNNES. Setelah mendapat ijin penelitian maka penelitian baru dilaksanakan yang dimulai dari pemberian penjelasan kepada seluruh sampel mengenai penelitian yang akan dilakukan dan program-program

57 41 yang telah disusun, kemudian diadakan tes awal kepada semua sampel sebanyak 20 orang Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap pelaksanan penelitian meliputi tes awal dilaksanakan pada Hari Kamis, 2 Juni 2011 Pukul WIB di lapangan sepakbola UNNES Sampangan. Pemberian program latihan atau perlakuan tes dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2011 sampai dengan 10 Juli Tes akhir dilaksanakan hari Minggu tanggal 17 Juli 2011 Pukul WIB di lapangan sepakbola UNNES Sampangan. Latihan atau program latihan dilakukan 3 kali dalam satu minggu sampai mencapai 16 kali pertemuan. Secara keseluruhan, penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu yang terbagi dalam 3 kegiatan diantaranya tes awal, perlakuan atau pelaksanaan program, dan tes akhir. 1) Tes Awal Sebelum tes awal dimulai anak coba (testee) diberi penjelasan tentang jauhnya throw in tanpa awalan. Setelah semua jelas tes awal baru dimulai. Tes awal ini digunakan sebagai pedoman untuk memisahkan anak coba ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Adapun langkah-langkah tes awal adalah sebagai berikut: setiap anak coba dipanggil satu per satu menurut daftar nama yang telah disusun dari nomor 1 sampai 20, kemudian anak coba yang dipanggil berdiri di tepi lapangan (garis lapangan) dengan membawa bola dan siap untuk melakukan tes throw in tanpa awalan. Setelah pencatat nilai, dan pengukur jauhnya lemparan siap maka anak

58 42 coba dapat melakukan throw in tanpa awalan. Setiap testee melakukan lemparan sebanyak 3 kali. Nilai yang diambil adalah hasil lemparan yang paling jauh dan nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel pre-test (tes awal). Tujuan dari pelaksanaan tes awal ini adalah: a) Mengetahui kemampuan anak coba sebelum mendapat perlakuan, serta untuk memasang-masangkan anak coba secara ordinal pairing yaitu anak coba yang hasil tes awalnya sama kemudian dipasangkan ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperinmen 2. b) Dimasukkan ke dalam rumus a-b-b-a juga secara orinal pairing, yang hasilnya sama dipasangkan sehingga anak coba dapat dibagi ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. 2) Treatment atau Pemberian Perlakuan Setelah tes awal selesai dilakukan, maka anak coba dipisahkan ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Selanjutnya kelompok eksperimen 1 diberikan latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan kian hari jumlahnya makin bertambah (Tohar, 2008: 1). Waktu latihan dalam penelitian ini adalah 16 (enam belas) kali pertemuan. Peneliti memberikan perlakuan terhadap subjek yang akan diteliti dan pada prinsipnya latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil throw in dalam permainan sepakbola.

59 43 Beban latihan ditentukan dengan cara intensitas dengan repetisi maksimal atau maksimum repetition (RM). Makin rendah intensitasnya makin banyak jumlah repetisinya (Rubianto hadi, 2007: 85). Beban latihan pertama untuk push up normal dimulai sebanyak 75% RM, selanjutnya setiap 1 minggu ditambah intensitas beban sebesar 5%. Dengan demikian pada program latihan ditetapkan sebagai berikut: 1) pertemuan 1-3 = 75% RM, 2) pertemuan 4-6 = 80 % RM, 3) 7-9 = 85%, 4) pertemuan = 90% RM, 5) pertemuan RM = 95%, dan pertemuan ke-16 digunakan sebagai pengambilan tes akhir. Sedangkan beban latihan pertama untuk latihan push up dengan tangan menumpu pada tembok atau bangku dimulai sebanyak 75% RM, selanjutnya setiap 1 minggu ditambah intensitas beban sebesar 5%. Dengan demikian program latihan ditetapkan sebagai berikut: 1) pertemuan 1-3 = 75% RM, 2) pertemuan 4-6 = 80% RM, 3) pertemuan 7-9 = 85%RM, 4) pertemuan = 90% RM, 5) pertemuan = 95% RM, dan pertemuan ke-16 digunakan sebagai pengambilan tes akhir. Oleh karena repetisi maksimal dari tiap sampel dalam kelompok eksperimen 1 dan 2 tidak sama, maka diperlukan lembar data latihan sampel yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengetahui porsi push up yang harus dilakukan berdasarkan repetisi maksimalnya. Dalampelaksanaanya peneliti dibantu oleh pelatih dan asisten pelatih SSB UNNES. 3) Tes Akhir Setelah pemain atau anak coba melakukan latihan selama 16 kali pertemuan, maka diadakan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir. Pelaksanaan tes akhir ini sama seperti tes awal yaitu mengukur jauhnya throw in tanpa awalan. Tes ini

60 44 bertujuan untuk memperoleh data akhir sebagai hasil dari penelitian, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah melakukan latihan selama 16 kali pertemuan. Dari hasil tes akhir ini dapat diketahui peningkatan ketrampilan anak coba dalam melakukan throw in tanpa awalan setelah mendapatkan latihan push up normal untuk kelompok eksperimen 1 dan push up dengan tangan menumpu pada bangku untuk kelompok eksperimen Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi beberapa faktor antara lain sebagai berikut: Faktor kesungguhan hati Kesungguhan hati dalam melakukan penelitian dapat mempengaruhi hasil yang dicapai dalam penelitian. Untuk itu perlu diupayakan untuk menjaga agar pemain tetap memiliki kesungguhan hati selama mengikuti latihan. Upaya tersebut adalah: 1) memberikan penjelasan tentang eksperimen yaitu objek penelitian dan pengarahan untuk menjaga agar faktor-faktor di luar dapat terkontrol, 2) dengan dibantu pelatih dan teman dari penulis,kami mengontrol dan mengawasi jalannya latihan secara teratur Faktor kegiatan di luar penelitian Kegiatan pemain setelah dilakukan perlakuan penelitian selesai sangat sulit diketahui, untuk itu penulis menenkankan agar tidak melakukan segala kegiatan yang sama maupun tidak sama karena mungkin dapat mempengaruhi hasil latihan. Karen aporsi latihan berbeda dari anak yang menjadi sampel penelitian.

61 Faktor latihan yang dilakukan Faktor ini mempunyai peranan penting dalam mencapai hasil yang baik,sehingga di dalam menerangkan cara melempar bola harus jelas dan tegas tahap demi tahap dan selalu didemontrasikan agar anak coba mencontoh dengan benar Faktor kebosanan Karena latihan atau perlakuan yang diberikan kepada sampel sifatnya sama untuk kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2, dimana pada kelompok eksperimen 1 diberi latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan push up dengan tangan menumpu pada tembok atau bangku, maka akan menjadikan anak mengalami kebosanan dalam latihan, untuk mengatasi hal ini dalam kegiatan penelitian diberi motivasi supaya tidak jenuh dalam mengikuti penelitian Faktor kemampuan pemain Masing-maing pemain memiliki kemampuan dasar yang berbeda dalam menangkap penjelasan dan demonstrasi yang dilakukan pelatih, sehingga kemungkinan malakukan kesalahan dalam latihan masih ada. Untuk itu penulis selalu mengadakan koreksi secara langsung bagi pemain yang melakukan kesalahan dan secara umum setelah kegiatan. 3.8 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik. Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan dalam tabel perhitungan statistik sebagai berikut:

62 46 Tabel 1. Persiapan Perhitungan Statistik No Pasangan Subjek X 1 X 2 D (X 1 -X 2 ) d (D-MD) d 2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Dst N X 1 X 2 D d d 2 Keterangan: X 1 : Hasil terakhir kelompok eksperimen 1. X 2 : Hasil terakhir kelompok eksperimen 2. D : Perbedaan tiap-tiap pasang. d : Deviasi perbedaan. d 2 : Kuadrat dari deviasi perbedaan. N : Jumlah pasangan subjek. berikut: Penjelasan pengisian kolom-kolom tabel diatas dapat dijelaskan sebagai Kolom 1. Nomor urut pasangan. Kolom 2. Pasangan subjek yang dipasangkan.

63 47 Kolom 3. Nilai dari kelompok eksperimen 1. Kolom 4. Nilai dari kelompok eksperimen 2. Kolom 5. Selisih angka dari masing-masing pasangan diberi tanda D, diperoleh dari selisih nilai antara X 1 -X 2. Kolom 6. Deviasi dari perbedaan masing-masing pasangan yang diperoleh dari D dikurangi MD (Mean Perbedaan). Kolom 7. Kuadrat dari deviasi perbedaan masing-masing pasangan. Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes: Keterangan: MD : Mean perbedaan d 2 : Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean N : jumlah pasangan atau subjek (Sutrisno Hadi, 2004: 487)

64 48 Uji coba hipotesis kerja menyatakan Ada Pengaruh Latihan Push Up Normal Dan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Terhadap Jauhnya Hasil Throw In Tanpa Awalan Pada Pemain SSB UNNES Tahun 2011

65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian diproleh dari tes awal dan tes akhir pada pemain SSB UNNES Semarang diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2. Data Tes Eksperimen 1 Push Up Normal No. Subjek Pre-Test Post-Test D (Post-Test) (Pre-Test) N = D = X 1 = X 2 =

66 50 Tabel 3. Data Tes Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku No. Subjek Pre-Test Post-Test D (Post-Test) (Pre-Test) N = 10 D = 8.88 X 1 = X 2 = Hasil latihan push up normal terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun Data Pada tes awal kelompok eksperimen1 dari rentangan nilai dari hasil terendah 6, jumlah skor total dan skor rata-rata sedangkan setelah diberi perlakuan selama 15 kali pertemuan dengan variabel

67 51 bebas push up normal, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 7.75 dan hasil tertinggi jumlah skor total dan skor rata-rata selain itu dari penjabaran hasil lemparan yang diperoleh yaitu hasil prestasi dibawah rata-rata 4 anak (40%) dan diatas rata-rata 6 anak (60%). 2. Hasil latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun Data pada tes awal kelompok eksperimen 2 dari rentangan nilai dari hasil terendah jumlah skor total dan skor rata-rata sedangkan setelah anak diberi perlakuan selama 15 kali pertemuan dengan variabel bebas push up dengan tengan menumpu pada bangku, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 7.51 dan hasil tertinggi jumlah skor total dan skor rata-rata selain dari penjabaran hasil lemparan yang diperoleh yaitu hasil prestasi dibawah rata-rata = 6 anak (60%) dan diatas rata-rata 4 anak (40%). Dari data-data hasil latihan push up normal terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun 2011 tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N = 10; X 1 = 97.81; X 2 = ; D = 12.54; d = 0.04; d 2 = 7.691; MD = 1.25; t =

68 52 Dari data-data hasil latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun 2011 tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N = 10; X 1 = 95.33; X 2 = ; D = 8.88; d = 0.08; d 2 = ; MD = 0.88; t = Mean tes awal kelompok eksperimen 1 (kelompok eksperimen push up normal) = 9.781; Mean tes awal kelompok eksperimen 2 (kelompok eksperimen push up dengan tangan menumpu pada bangku) = 9.533; Mean tes akhir kelompok eksperimen 1 (kelompok eksperimen push up normal) = ; Mean tes akhir kelompok eksperimen 2 (kelompok eksperimen push up dengan tangan menumpu pada bangku) = Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan menggunakan uji t menggunakan pre test dan post test one group design, maka hasilnya akan dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4. Hasil Uji Eksperimen 1 t - hitung t tabel Keterangan Berbeda

69 53 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t tes diperoleh t hitung sebesar Selanjutnya dibandingkan dengan t tabel pada tarf signifikasi 5% yaitu sebesar Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t hitung berbeda dengan t tabel (t-hitung = > t-tabel = 2.262), hal ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada SSB UNNES tahun Tabel 5. Hasil Uji Eksperimen 2 t - hitung t tabel Keterangan Berbeda Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t tes diperoleh t hitung sebesar Selanjutnya dibandingkan dengan t tabel pada tarf signifikasi 5% yaitu sebesar Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t hitung berbeda dengan t tabel (t-hitung = > t-tabel = 2.262), hal ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada SSB UNNES tahun Tabel 6. Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan Kelompok Tes Awal Mean Tes Akhir Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan Keterangan

70 54 Eksperimen Kenaikan 1 Mean Hasil Hasil Kemampuan Kemampuan Lemparan Lemparan Eksperimen Eksperimen 1 lebih besar 1 dari pada Hasil Eksperimen Kemampuan 2 Lemparan Berdasar hasil tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai mean kelompok eksperimen 1 lebih besar dari pada mean kelompok eksperimen 2 (110,35 > ) dan dari nilai mean eksperimen 1 dan eksperimen 2 maka dapat diketahui besar presentase peningkatan mean dari tes awal sebelum diberi latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku dan setelah diberi latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebesar Dari hasil peningkatan mean hasil kemampuan lemparan di atas maka diketahui bahwa latihan push up normal mengalami peningkatan dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku mengalami peningkatan sebesar 8.43 terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada siswa SSB UNNES tahun Tabel 7. Peningkatan Presentase Hasil Kemampuan Lemparan Kelompok Tes Awal Mean Tes Akhir Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan Keterangan

71 55 Eksperimen 1 Hasil Kemampuan Lemparan Eksperimen 1 Hasil Kemampuan Lemparan Kenaikan Presentase Hasil Kemampuan Lemparan Eksperimen 1 lebih besar dari pada Eksperimen 2 adalah sebesar 1.15% Besar presentase dari tes akhir throw in dari push up normal dan dari tes akhir throw in dari push up dengan tangan menumpu pada bangku diketahui sebesar 1.15%, jadi dapat diketahui setelah para pemain SSB UUNES Semarang tahun 2011 diberi perlakuan eksperimen 1 latihan push up normal dan eksperimen 2 latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku selama 15 kali pertemuan maka mengalami kenaikan presentase sebanyak 1.15%. berdasarkan hasil tersebnut diatas dapat ditentukan bahwa metode latihan push up normal lebih baik dari pada metode latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap kemampuan throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun Pembahasan Adanya perbedaan hasil terbukti bahwa walaupun keduanya sama-sama melatih kelompok otot-otot ekstensor lengan dan bahu ternyata pengaruh yang disumbangkan terhadap kemampuan throw in tanpa awalan tidak sama diantara keduanya.

72 56 Pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku dalam pelaksanaannya melatih otot-otot ekstensor bahu dan lengan (petrocales, trapezius, tricep) dengan porsi yang hampir sama, sehingga beban terasa ringan karena posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Latihan push up normal lebih berat karena posisi tangan dan kaki seimbang tingginya. Prinsip perbedaannya terletak pada ketinggian tangan sehingga dengn posisi tangan semakin tinggi, maka beban lebih ringan otomatis peningkatan otot-otot bahu dan lengan lebih sedikit peningkatannya dibandingkan push up normal. Dengan demikian push up normal lebih banyak meningkatkan otot-otot bahu dan lengan. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini telah terbukti kebenarannya dengan adanya perubahan hasil lemparan setelah dilakukan pada saat tes akhir dilihat dari mean dari kedua kelompok eksperimen. Dengan adanya peningkatan hasil lemparan ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang berarti dari latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun Dan berdasarkan hasil yang ada ternyata kelompok eksperimen 1 yang mendapatkan latihan push up normal lebih baik dari pada kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun Hal ini dibuktikan dengan besarnya selisih hasil throw in pada pre test dan post test yang dengan hasil kelompok eksperimen 1 yang mendapatkan latihan push up normal lebih besar dari pada kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan

73 57 latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Hal ini dikarenakan latihan push up normal memiliki beban lebih berat dibandingkan dengan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif yang menyatakan Latihan Push Up normal lebih baik dari pada Push Up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun Semarang tahun 2011 diterima.

74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan berikut : Berdasarkan analisa data penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai 1. Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Metode latihan push up normal berpengaruh lebih baik dari pada metode latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun Saran-saran Berdasarkan analisis dan simpulan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Untuk pelatih SSB UNNES dalam usaha meningkatkan kemampuan throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia tahun dianjurkan untuk menggunakan metode latihan push up normal. 58

75 59 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur kemampuan pemain SSB UNNES dalam hal throw in tanpa awalan agar meningkatkan prestasi throw in lebih baik lagi. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan bagi peneliti muda atau mahasiswa apabila akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang berbeda, dengan memperhatikan kendala-kendala yang berbeda.

76 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Rubianto Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang: Rumah Indonesia. Hadi, Sutrisno Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset. Keputusan Dekan FIK No. 504/FIK/2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Strata I. Semarang: FIK UNNES. Mielke, Danny Dasar-dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya. PSSI Laws Of The Game (Peraturan Pertandingan) FIFA 2010/2011. Jakarta: PSSI. Rohim, Abdul Bermain Sepak Bola. Semarang: CV. Aneka Ilmu. Sajoto, M Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: EFF Dahara Prize. Sucipto dkk Sepakbola. Jakarta: Depdikbud. Sudarminto Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA Sukatamsi Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo: Tiga Serangkai. Sumorsardjuno, Sadoso Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta. PT. Gramedia: Pustaka Utama. Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC. Tohar Ilmu Kepelatihan. Semarang: FIK UNNES. Tunggal, Tri Kinesiologi. Semarang: FIK UNNES. WJS.Poerwadinata Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 60

77 LAMPIRAN

78 Lampiran 1 61

79 Lampiran 2 62

80 Lampiran 3 63

81

82 Lampiran 5 65 PROGRAM LATIHAN KEGIATAN Tempat : Lapangan UNNES Sampangan (depan Universitas Wahid Hasyim), Semarang. Sampel : 20 Pemain SSB UNNES usia tahun Pelaksanaan : Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Juni 2011 sampai dengan 17 Juli Waktu : Hari Selasa dan Kamis pukul WIB, dan hari Minggu pukul WIB. Setiap tatap muka terdiri dari : a) Pendahuluan (5 menit) Pendahuluan berisi penjelasan kegiatan latihan. b) Pemanasan (15 menit) Melakukan kegiatan peregangan, pelemasan, kelentukan dan penguluran. c) Latihan inti ( 45 menit) Kedua kelompok mendapatkan porsi latihan yang sama. Kelompok eksperimen 1 diberi latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. d) Pendinginan dan koreksi kesalahan (10 menit) Setiap selesai kegiatan latihan ditutup dengan pendinginan dan koreksi kesalahan latihan yang dilakukan serta penjelasan kegiatan pertemuan berikutnya.

83 Lampiran 6 66 DAFTAR POPULASI PENELITIAN No Nama Tempat/Tgl Lahir Umur 1 Rizki Andreanto Semarang / 6 September tahun 2 Bondan Prasetyo Semarang / 5 Agustus tahun 3 Ilham Maulana Saputra Semarang / 14 Juli tahun 4 Bangun Rendi Permana Semarang / 27 April tahun 5 Muhammad Rafi Setyanto Semarang / 15 Desember tahun 6 Muhammad Rifai Semarang / 08 Januari tahun 7 Raul Farel Pranaya Semarang / 11 Februari tahun 8 Bagas Pamungkas Semarang / 16 Maret tahun 9 Muhammad Eksanto Semarang / 26 Oktober tahun 10 Bangkit Rendi Permana Semarang / 27 April tahun 11 Aditya Dwi Susanto Semarang / 14 November tahun 12 Muhammad Muksin Fattah Semarang / 09 Juni tahun 13 Handoko Semarang / 19 Juli tahun 14 Muhammad Farhan Alfauzi Semarang / 12 Mei tahun 15 Faisal Arnaz Semarang / 22 September tahun 16 Eka Fahri Eriyanto Semarang / 26 Desember tahun 17 Khoirul Anam Semarang / 29 Mei tahun 18 Erfan Andrianto Semarang / 10 Juli tahun 19 Yuda Ari Pramono Semarang / 10 Juni tahun 20 Muh. Astya Amar.M Ambarawa / 01 Maret tahun Koordinator SSB UNNES Liliek H.P NIP

84 Lampiran 7 67 DATA TES AWAL (PRE-TEST) THROW IN TANPA AWALAN No No. Tes Nama Lemparan 1 Lemparan 2 Lemparan 3 Prestasi Terbaik 1 01 Rizki 6.35 m 6.65 m 7.00 m 7.00 m 2 02 Bondan 6.45 m 6.50 m 5.60 m 6.50 m 3 03 Ilham 5.55 m 6.70 m 5.80 m 6.70 m 4 04 Bangun 7.28 m 7.60 m 7.28 m 7.60 m 5 05 Rafi 7.20 m 7.48 m 8.16 m 8.16 m 6 06 Rifai 6.20 m 7.05 m 7.65 m 7.65 m 7 07 Raul 5.83 m 6.15 m 6.27 m 6.27 m 8 08 Bagas 6.77 m 6.85 m 6.60 m 6.85 m 9 09 Eksan 6.58 m 6.75 m 6.76 m 6.76 m Bangkit 8.73 m 8.26 m 8.14 m 8.73 m Adit 6.80 m 6.85 m 5.63 m 6.85 m Muksin m m m m Handoko m m m m Farhan m m 9.73 m m Faisal m m m m Fahri m m m m Anam m m m m Andri 9.12 m 8.44 m m m Yuda m m m m Amar m m m m

85 Lampiran 8 68 DATA TES AWAL SETELAH DIURUTKAN No No. Tes Nama Prestasi 1 15 Faisal m 2 16 Fahri m 3 12 Muksin m 4 13 Handoko m 5 17 Anam m 6 20 Amar m 7 19 Yuda m 8 14 Farhan m 9 18 Andri m Bangkit 8.73 m Rafi 8.16 m Rifai 7.65 m Bangun 7.60 m Rizki 7.00 m Bagas 6.85 m Adit 6.85 m Eksan 6.76 m Ilham 6.70 m Bondan 6.50 m Raul 6.27 m

86 Lampiran 9 69 DATA TES AWAL (PRE-TEST) THROW IN DARI YANG TERTINGGI SAMPAI TERENDAH UNTUK DI MATCHING No No. Tes Nama Hasil Rumus Match Matching Pasangan No. Tes Pasangan 1 15 Faisal A 2 16 Fahri B 3 12 Muksin B 4 13 Handoko A 5 17 Anam A 6 20 Amar B 7 19 Yuda B 8 14 Farhan A 9 18 Andri A Bangkit 8.73 B Rafi 8.16 B Rifai 7.65 A Bangun 7.60 A Rizki 7.00 B Bagas 6.85 B Adit 6.85 A Eksan 6.76 A Ilham 6.70 B Bondan 6.50 B Raul 6.27 A A-B A-B A-B A-B A-B A-B A-B A-B A-B A-B

87 Lampiran DATA HASIL TES AWAL (PRE-TEST) THROW IN KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN KELOMPOK EKSPERIMEN 2 No Kelompok Eksperimen 1 Push Up Normal No. Tes Nama Hasil No Kelompok Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku No. Nama Hasil Tes 1 15 Faisal m 1 16 Fahri m 2 13 Handoko m 2 12 Muksin m 3 17 Anam m 3 20 Amar m 4 14 Farhan m 4 19 Yuda m 5 18 Andri m 5 10 Bangkit 8.73 m 6 06 Rifai 7.65 m 6 05 Rafi 8.16 m 7 04 Bangun 7.60 m 7 01 Rizki 7.00 m 8 11 Adit 6.85 m 8 08 Bagas 6.85 m 9 09 Eksan 6.76 m 9 03 Ilham 6.70 m Raul 6.27 m Bondan 6.50 m N = 10 = N = 10 = 95.33

88 Lampiran PROGRAM LATIHAN REPETISI MAKSIMAL DAN BEBAN LATIHAN DALAM 16 PERTEMUAN EKSPERIMEN 1 PUSH UP NORMAL Nama No. Sampel RM Minggu 1 75% x 5 rep Beban Meningkat 5 % Setiap Minggu Repetisi Turun Setiap Minggu Minggu Minggu Minggu II III IV 80% x 4 rep 85% x 3 rep 90% x 2 rep Minggu V 95% x 1 rep Faisal Handoko Anam Farhan Andri Rifai Bangun Adit Eksan Raul Catatan: Program push up diberikan pada akhir latihan, sebelum penenangan/peregangan. Ditekankan pada sampel agar tidak melakukan latihan push up / latihan beban lain selain dari program yang telah ditentukan. Istirahat 1-2 menit untuk minggu ke 1-4 dan 2-3 menit untuk minggu ke 5.

89 Lampiran PROGRAM LATIHAN REPETISI MAKSIMAL DAN BEBAN LATIHAN DALAM 16 PERTEMUAN EKSPERIMEN 2 PUSH UP DENGAN TANGAN MENUMPU PADA BANGKU Nama No. Sampel RM Minggu 1 75% x 5 rep Beban Meningkat 5 % Setiap Minggu Repetisi Turun Setiap Minggu Minggu Minggu Minggu II III IV 80% x 4 rep 85% x 3 rep 90% x 2 rep Minggu V 95% x 1 rep Fahri Muksin Amar Yuda Bangkit Rafi Rizki Bagas Ilham Bondan Catatan: Program push up diberikan pada akhir latihan, sebelum penenangan/peregangan. Ditekankan pada sampel agar tidak melakukan latihan push up / latihan beban lain selain dari program yang telah ditentukan. Istirahat 1-2 menit untuk minggu ke 1-4 dan 2-3 menit untuk minggu ke 5.

90 Lampiran PROGRAM LATIHAN PUSH UP NORMAL DAN PUSH UP DENGAN TANGAN MENUMPU PADA Minggu Pertemuan Kamis/2 Juni 2011 Selasa/7 Juni 2011 I Kamis/9 Juni 2011 Minggu/12 Juni 2011 BANGKU Eksperimen 1 Push Up Normal a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi Kelompok Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumupu Pada Bangku Pre-Test a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 75% x 5 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi Selasa/14 Juni a. Pendahuluan a. Pendahuluan

91 74 III II 2011 b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi Kamis/16 Juni 2011 Minggu/19 Juni 2011 Selasa/21 Juni 2011 Kamis/23 Juni 2011 a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 80% x 4 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan

92 75 IV Minggu/26 Juni 2011 Selasa/28 Juni 2011 Kamis/30 Juni 2011 Minggu/3 Juli 2011 c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2 c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 85% x 3 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 90% x 2

93 76 V VI Selasa/5 Juli 2011 Kamis/7 Juli 2011 Minggu/10 Juli 2011 Kamis/17 Juli 2011 rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi rep 2. Istirahat tiap set 1-2 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi a. Pendahuluan b. Stretching dan pemanasan c. Latihan inti 1. Push up: 95% x 1 rep 2. Istirahat tiap set 2-3 menit d. Penenangan dan koreksi Post Test Keterangan: Kelompok Eksperimen 1 : Melakukan Push up normal

94 77 Kelompok Eksperimen 2 : Melakukan Push up dengan tangan menumpu pada bangku Pre- tes / tes awal dlaksanakan pada tanggal 2 Juni 2011 Post-tes / tes akhir dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2011

95 Lampiran DATA TES AKHIR (POST-TEST) THROW IN TANPA AWALAN EKSPERIMEN 1 No No. Tes Nama Lemparan 1 Lemparan 2 Lemparan 3 Prestasi Terbaik 1 15 Faisal m m m m 2 13 Handoko m m m m 3 17 Anam m m m m 4 14 Farhan m m m m 5 18 Andri m m m m 6 06 Rifai 8.10 m 7.50 m 8.35 m 8.35 m 7 04 Bangun m 9.70 m 9.50 m m 8 11 Adit 9.50 m 7.70 m 9.10 m 9.50 m 9 09 Eksan 6.75 m 7.10 m 7.05 m 7.10 m Raul 7.75 m 6.50 m 6.00 m 7.75 m

96 Lampiran DATA TES AKHIR (POST-TEST) THROW IN TANPA AWALAN EKSPERIMEN 2 No No. Tes Nama Lemparan 1 Lemparan 2 Lemparan 3 Prestasi Terbaik 1 16 Fahri m m m m 2 12 Muksin m m m m 3 20 Amar m m m m 4 19 Yuda m m m m 5 10 Bangkit 9.40 m 8.20 m 8.50 m 9.40 m 6 05 Rafi 9.10 m 8.20 m 8.70 m 9.10 m 7 01 Rizki 9.10 m 9.40 m 9.70 m 9.70 m 8 08 Bagas 7.40 m 7.70 m 6.80 m 7.70 m 9 03 Ilham 7.10 m 7.50 m 7.50 m 7.50 m Bondan 6.80 m 7.40 m 7.51 m 7.51 m

97 Lampiran DATA TES AKHIR (POST-TEST) THROW IN TANPA AWALAN KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN KELOMPOK EKSPERIMEN 2 No Kelompok Eksperimen 1 Push Up Normal No. Tes Nama Hasil No Kelompok Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku No. Nama Hasil Tes 1 15 Faisal m 1 16 Fahri m 2 13 Handoko m 2 12 Muksin m 3 17 Anam m 3 20 Amar m 4 14 Farhan m 4 19 Yuda m 5 18 Andri m 5 10 Bangkit 9.40 m 6 06 Rifai 8.35 m 6 05 Rafi 9.10 m 7 04 Bangun m 7 01 Rizki 9.70 m 8 11 Adit 9.50 m 8 08 Bagas 7.70 m 9 09 Eksan 7.10 m 9 03 Ilham 7.50 m Raul 7.75 m Bondan 7.51 m N = 10 = N = 10 =

98 Lampiran PERHITUNGAN STATISTIK PUSH UP NORMAL No. d D Subjek (D MD) d N = 10 D = d = 0.04 d 2 = t tabel = Keterangan : MD D d d 2 N : Mean perbedaan : Perbedaan tiap pasang : Deviasi masing-masing subjek (D MD) : Jumlah kuadrat deviasi : Subjek pada sampel

99 Lampiran PERHITUNGAN STATISTIK PUSH UP DENGAN TANGAN MENUMPU PADA BANGKU No. Subjek D d (D MD) N = 10 D = 8.88 d = 0.08 d 2 = d 2 t tabel = Keterangan : MD D d d 2 N : Mean perbedaan : Perbedaan tiap pasang : Deviasi masing-masing subjek (D MD) : Jumlah kuadrat deviasi : Subjek pada sampel

100 Lampiran 19 83

101 Lampiran Dokumentasi Lapangan Gambar Lapangan yang digunakan dalam Penelitian Gambar Sampel Penelitian

102 85 Gambar Pemanasan Sebelum Pelaksanaan Tes Gambar Pengarahan Kepada Sampel

103 86 Gambar Push Up Normal Gambar Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku

104 87 Gambar Tes Lemparan Ke Dalam Gambar Tes Lemparan Ke Dalam

105 88 Gambar Game Kecil Sepakbola Gambar Pendinginan Setelah Pelaksanaan Tes

106 89 Gambar Roll Meter Gambar Cone Gambar Bola Gambar Alat Tulis

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP NORMAL DAN SIT-UP STATIS TERHADAP HASIL LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN PUSLAT GARUDA SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP NORMAL DAN SIT-UP STATIS TERHADAP HASIL LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN PUSLAT GARUDA SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PUSH-UP NORMAL DAN SIT-UP STATIS TERHADAP HASIL LEMPARAN KEDALAM PADA PEMAIN PUSLAT GARUDA SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN JAUHNYA HASIL LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PEMAIN PS.

OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN JAUHNYA HASIL LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PEMAIN PS. HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN JAUHNYA HASIL LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PEMAIN PS. UNNES TAHUN 2008 SKRIPSI Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING LAMBUNG PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola juga

Lebih terperinci

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL JUMPINGSERVICE PADA SISWA PUTERA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LEUWIDAMAR KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DEDI ARYADI Program

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, sepakbola bukan hanya dipandang sebagai salah satu cabang olahraga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang terpopuler di dunia, tidak ada satu pun cabang olahraga lainnya yang mampu menyamai kepopuleran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepakbola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik dikota, didesa,maupun sampai pelosokpelosok tanah air,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI Hendra Saputra,Program Studi Pendidikan Jasmani,Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Jabal Ghafur Sigli Aceh Email:hendrasaputra882@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan 1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Sepak Bola Ikman Suleman (2008 : 3) menjelaskan sepak bola merupakan jenis olahraga yang fenomenal. Minat masyarakat terhadap sepak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : FIRMAN ANISAH

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : FIRMAN ANISAH SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang PENGARUH LATIHAN MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS DAN HURDLE HOPS TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH TAHUN 2015 (Studi Eksperimen di Sekolah Sepak Bola Tunas Muda Ngroto Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri permainan sepakbola berkembang

Lebih terperinci

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini olahraga sepakbola telah menjadi salah satu olahraga yang populer dan digemari banyak orang hampir di seluruh belahan dunia. Mulai dari kalangan anak kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad modern ini, banyak orang yang memahami pentingnya melakukan olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk kesehatan, rekreasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu olahraga yang sangat bermasyarakat saat ini adalah futsal. Olahraga futsal merupakan modifikasi olahraga sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DODGING DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAK BOLA EKSTRA MTS NEGERI PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola dalam perkembangan dewasa ini makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat. Gejala ini terjadi karena permainan sepakbola merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MURYANTO NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh : MURYANTO NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH LATIHAN DODGING RUN DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI EKSTRA SEPAK BOLA SMP NEGERI 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apabila seorang atlet ingin mendapatkan prestasi yang maksimal tentu saja kemampuan yang dimiliki atlet harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Faozal Hersining NIM.

SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Faozal Hersining NIM. SUMBANGAN PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LEMPARAN KE DALAM PADA MAHASISWA ILMU KEPELATIHAN KHUSUS SEPAKBOLA PKLO-FIK-UNNES TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola, lapangan dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu disebut kesebelasan. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kecepatan Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat popular diseluruh dunia. Sepak bola telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mempermudah jalan tercapainya prestasi yang tinggi, pemerintah saat sekarang ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari di dunia, termasuk di negara Indonesia. Orang tua, anak-anak baik laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana yang baik untuk mencapai pola hidup sehat, demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang. 12 II. TINJAUAN PUTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola dengan mengunakan kaki, bola dperebutkan dintara para pemain, yang

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah bagian krusial dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG

JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG THE EFFECT OF SPEED LADDER DRILL PRACTICE TO STUDENT S ENERGETIC AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan kumpulan fakta empiris untuk mendiskripsikan pengaruh pelatihan power otot

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola digemari oleh semua lapisan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah air sejak lama. Sangatlah beralasan bila sepakbola adalah permainan penuh aksi menakjubkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KEKUATAN TANGAN DENGAN KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH PADA PEMAIN PEMULA B PUTRA PB. PENDOWO SEMARANG TAHUN 2007

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KEKUATAN TANGAN DENGAN KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH PADA PEMAIN PEMULA B PUTRA PB. PENDOWO SEMARANG TAHUN 2007 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KEKUATAN TANGAN DENGAN KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH PADA PEMAIN PEMULA B PUTRA PB. PENDOWO SEMARANG TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dibidang ilmu dan teknologi serta dibidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung pada pemain

Lebih terperinci

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktifitas fisik yang mana tujuan olahraga adalah mencapai prestasi setinggi tingginya dengan semaksimal mungkin bagi mereka baik yang dia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sepakbola ini para remaja banyak mendapat manfaat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sepakbola ini para remaja banyak mendapat manfaat, baik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga dewasa ini semakin pesat dan memperlihatkan gejala yang sangat komplek karena aktivitas ini tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah mengalami kemajuan yang begitu pesat seiring dengan perkembangan jaman. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya perhatian dan antusiasme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demi menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memasyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Memasyarakatnya permainan sepakbola di Indonesia ditandai dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di dunia adalah sepakbola. Sucipto (2000: 7) berpendapat sepakbola adalah permainan beregu

Lebih terperinci