Tekanan Terhadap Lingkungan BAB II. Tekanan Terhadap Lingkungan II - 1. SLHD Kabupaten Muara Enim 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tekanan Terhadap Lingkungan BAB II. Tekanan Terhadap Lingkungan II - 1. SLHD Kabupaten Muara Enim 2010"

Transkripsi

1 BAB II Tekanan Terhadap Lingkungan II - 1

2 A. Kependudukan Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim, jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim sampai Desember 2010 yaitu jiwa. Pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu satu tahun mengalami peningkatan sebanyak orang atau 10,17%. Data penduduk dengan segala aspek pendukungnya merupakan informasi penting yang diperlukan dalam penyusunan rencana maupun strategi kebijakan dalam berbagai bidang termasuk dalam pemetaan masalah lingkungan dan kecenderungan yang terjadi. Tabel 2.1 Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk tiap Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 No. Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk 1 Semende Darat Laut 274, Semende Darat Ulu 466, Semende Darat Tengah 419, Tanjung Agung 539, Rambang 522, Lubai 984, Lawang Kidul 380, Muara Enim 203, Ujan Mas 268, Gunung Megang 666, Benakat 288, Rambang Dangku 628, Talang Ubi 648, Tanah Abang 156, Penukal Utara 416, Gelumbang 644, Lembak 388, Sungai Rotan 296, Penukal 272, Abab 347, Muara Belida 176, Kelekar 151, Total 9.140, Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010 II - 2

3 Kepadatan penduduk tertinggi yaitu di Kecamatan Muara Enim 396 orang per Km 2 dan yang terendah di Kecamatan Muara Belida yaitu 15 orang per Km 2. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah penduduk (orang) Laki - laki Perempuan rasio 1. Semende Darat Laut ,01 2. Semende Darat Ulu ,00 3. Semende Darat Tengah ,98 4. Tanjung Agung ,06 5. Rambang ,02 6. Lubai ,05 7. Lawang Kidul ,04 8. Muara Enim ,03 9. Ujan Mas , Gunung Megang , Benakat , Rambang Dangku , Talang Ubi , Tanah Abang , Penukal Utara , Gelumbang , Lembak , Sungai Rotan , Muara Belida , Kelekar , Penukal , Abab ,00 Jumlah ,03 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rasio penduduk laki laki dan perempuan yaitu = 1,03 : 1. Namun jika diperhatikan ada beberapa kecamatan yang rasio penduduk perempuannya lebih besar dari pada laki-laki, yaitu Kecamatan Semende Darat Tengah, Tanjung Agung, Rambang, Muara Enim, Benakat, Rambang Dangku, Tanah Abang, Lembak, Sungai Rotan dan Muara Belida. II - 3

4 Tabel 2.3 Penduduk Berdasarkan Umur dan Status Pendidikan Tahun 2010 No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Perguruan tinggi LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010 Pada tabel di atas terlihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikannya masyarakat usia 5 s.d 24 tahun dengan status pendidikan SD, SLTP dan SLTA paling banyak berjenis kelamin laki laki, sedangkan untuk tingkat Diploma dan Perguruan Tinggi paling banyak wanita. Status pendidikan SD merupakan jumlah terbanyak dan terus mengerucut sampai Perguruan Tinggi. Dapat juga ditarik kesimpulan bahwa belum terlihat kesetaraan pendidikan antar gender meskipun jumlahnya tidak mencolok. Mencermati data di atas data tersebut masih kurang valid, terutama untuk Pendidikan S2 dan S3. Dari data pada tabel 2.4 diketahuai bahwa apabila dilihat secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kabupaten Muara Enim masih rendah. Dari total jumlah penduduk, 38% ( orang) diantaranya tidak sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar (SD) terutama pada usia sekolah dasar 5-14 tahun ada orang. II - 4

5 Tabel 2.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur Dan Pendidikan Tertinggi di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 x Umur Tidak pernah sekolah Tidak tamat SD SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3 LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR LL PR > Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010 II - 5

6 Sedangkan jumlah penduduk yang sekolah hingga tamat SMP ada 44% atau orang. Hal ini memperlihatkan program yang telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan didukung seluruh Kabupaten/ kota berupa Pendidikan gratis dan wajib belajar Pendidikan dasar 9 tahun atau hingga lulus SMP masih belum berjalan dengan baik di Kabupaten Muara Enim. Persentase penduduk yang lulus pendidikan yang lebih tinggi (SMA, Diploma, Perguruan Tinggi jenjang S1, S2 dan S3) paling sedikit yaitu atau 18 % dari jumlah total penduduk. Gambar 2.1 Diagram Jumlah Pendidikan Tertinggi Guna mengetahui kesimbangan jumlah sarana dan prasarana sekolah, dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut. Diketahui bahwa jumlah sarana sekolah, untuk beberapa kecamatan memang berimbang antara jumlah sarana pendidikannya dan daerah kepadatan tinggi seperti kecamatan Muara Enim jumlah unit sekolahnya banyak. Namun dirasa masih kurang, terutama pada Kecamatan Muara Belida, Benakat dan Semende Darat Tengah yang tidak ada Sekolah Menengah Atas dalam lingkup kecamatan. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan anak usia SMA ke kecamatan yang ada SMA, bahkan jika anak dari keluarga kurang mampu tidak akan melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. II - 6

7 Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Sekolah No. Kecamatan Jumlah penduduk Luas kepadatan SD SLTP SLTA (km 2 ) (org/km 2 ) (unit) (unit) (unit) 1 Semende Darat Laut ,75 54, Semende Darat Ulu ,60 34, Semende Darat Tengah ,93 29, Tanjung Agung ,97 70, Rambang ,62 52, Lubai ,72 46, Lawang Kidul ,84 174, Muara Enim ,80 320, Ujan Mas ,70 90, Gunung Megang ,40 90, Benakat ,52 33, Rambang Dangku ,24 80, Talang Ubi ,40 106, Tanah Abang ,60 204, Penukal Utara ,00 57, Gelumbang ,20 83, Lembak ,07 74, Sungai Rotan ,14 108, Muara Belida ,00 33, Kelekar ,00 58, Penukal ,00 154, Abab ,00 77, Jumlah ,50 81, Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010 Pola migrasi di Kabupaten Muara Enim dipengaruhi terutama dengan adanya aktifitas pembukaan lahan pekerjaan termasuk di antaranya pembukaan tambang batu bara, perkebunan kelapa sawit, PLTU dan lain sebagainya. Pengaruh aktivitas pendidikan, melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi di luar kabupaten, ataupun luar Provinsi Sumatera Selatan, sejauh ini belum ada masalah sosial yang timbul akibat hal-hal tersebut. Berikut ini kami tampilkan lima kecamatan dengan migrasi yang paling tinggi di Kabupaten Muara Enim II - 7

8 Tabel 2.6 Kecamatan Dengan Migrasi Tertinggi Tahun 2010 Migrasi No Kecamatan Datang Pergi 1 Muara Enim Lawang Kidul Lubai Rambang Dangku Lembak Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim 2010 Migrasi tertinggi terjadi di Kecamatan Muara Enim, karena memang di kecamatan Muara Enim terdapat ibukota Kabupaten, menjadi central ekonomi, pendidikan dan kesehatan sehingga menjadi daerah tujuan pindah dengan berbagai alasan. Untuk kecamatan kecamatan lain, pola migrasi dapat diduga karena banyaknya perusahaan yang di buka di kecamatan tersebut. B. Pemukiman Secara umum di Kabupaten Muara Enim pemukiman masyarakat belum terkelompok berdasarkan rumah mewah, menengah sederhana dan sebagainya. Karena pemukiman masyarakat tumbuh dari lingkungan masyarakat yang hidup turun temurun secara tradisional mendekati sumber-sumber air/ sungai. Di Kota Muara Enim sebagai ibu kota kabupaten menjadi pusat pengembangan pemukiman, sudah banyak komplek perumahan yang dibangun tapi baru tingkat menengah dan sederhana. Rumah-rumah mewah justru tidak terpusat, berbaur diantara kelompok rumah-rumah sederhana. Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim belum ada data pengelompokan masyarakat berdasarkan lokasi tempat tinggal. Data yang dihimpun dari beberapa kecamatan yaitu jumlah rumah berdasarkan kategori mewah, menengah, sederhana, sebagaimana data berikut. II - 8

9 Tabel 2.7 Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Strata Ekonomi Tahun 2010 No Strata Ekonomi Kec. Muara Enim Jumlah Rumah Tangga Kec. Kec. Lawang Tanjung Kidul Agung Kec. Kelekar 1 Mewah Menengah Sederhana Kumuh Bantaran Pasang Surut Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Pembauran bangunan rumah tanpa pengelompokan menyebabkan tidak terlihatnya kesenjangan atau pengelompokan masyarakat berdasarkan strata ekonomi, sehingga kultur kekeluargaan dan semangat persaudaraan warga masih tinggi. Homogenitas pada pemukiman baru muncul di perkotaan atau di lingkungan perusahaan yang membuat mess/ perumahan karyawan di lokasi kegiatan. Keberadaan perumahan dibantaran sungai sudah umum terlihat di Kabupaten Muara Enim, hal ini sesuai dengan kondisi alam Kabupaten Muara Enim yang dilalui oleh banyak sungai dan anak sungai. Dan sudah dari turun temurun sungai selalu dijadikan sumber penghidupan sehingga perumahan selalu di bangun di dekat sungai. Sumber air minum penduduk di perkotaan dan di ibu kota kecamatan sudah di suplay oleh PDAM, meskipun demikian wilayah cakupannya belum memenuhi sampai 100 %, selain PDAM kebutuhan air bersih warga di dapat dari sumur-sumur yang di gali warga, sumur yang dibangun oleh dana bantuan perusahaan ataupun sumur-sumur yang di danai oleh organisasi pemberdayaan masyarakat meskipun begitu, untuk kegiatan MCK masyarakat asli/ bukan pendatang umumnya masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan air dari sungai. II - 9

10 Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 14 kecamatan yang sudah memiliki suplay air PDAM, berikut ini jumlah kepala keluarga yang sudah menggunakan air PDAM sampai tahun Tabel 2.8 Jumlah Rumah Tangga dan Pelanggan PDAM Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah KK PDAM 1 Tanjung Agung Muara Enim Rambang Dangku Gunung Megang Talang Ubi Gelumbang Lawang Kidul Semende Darat Laut Ujan Mas Tanah Abang Penukal Lubai Sungai Rotan Penukal Utara Sumber : PDAM dan Dinas Kesehatan, 2010 Untuk data pemakaian air sumur dan air hujan diperoleh dari Dinas kesehatan Kabupaten Muara Enim sebagai berikut; Tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Tahun 2010 No Kecamatan Sumur Hujan 1 Semende Darat Ulu Semende Darat Tengah Semende Darat Laut Tanjung Agung Lawang Kidul Muara Enim Gunung Megang Ujan Mas Talang Ubi Tanah Abang Penukal Rambang Dangku Lubai Lembak Gelumbang Sumber : Dinas Kesehatan, 2010 II - 10

11 Tabel 2.10 Jumlah Usaha Air Minum Isi Ulang Tahun 2010 No Kecamatan Jumlah Usaha 1 Tanjung Agung 2 2 Lawang Kidul 18 3 Muara Enim 16 4 Gunung Megang 5 5 Ujan Mas 2 6 Talang Ubi 11 7 Tanah Abang 4 8 Penukal 2 9 Lubai 2 10 Lembak 3 11 Gelumbang 14 Sumber : Dinas Kesehatan, 2010 Pemakaian air minum isi ulang semakin hari semakin banyak, terlihat dari jumlah unit produsen air isi ulang di beberapa Kecamatan di Kabupaten Muara Enim, seperti pada Tabel di atas. Untuk pengawasan kualitas air isi ulang dilakukan pengecekan kualitas air tersebut secara berkala oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim secara berkesinambungan. Untuk pelayanan persampahan secara Institusi berada pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kebersihan dan pertamanan di bawah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dan baru ada 3 UPTD untuk Kota Muara Enim, Tanjung Enim dan Pendopo. Karena kurangnya pelayanan persampahan di kecamatan kecamatan selain itu menyebabkan masyarakat mengelolaa sendiri sampah mereka, pada lokasi lokasi yang tingkat pengetahuan masyarakatnya sudah baik membuat kontrak kerja dengan pengangkut sampah mandiri tanpa melibatkan pemerintah daerah, dan tetap memanfaatkan TPA terdekat. Namun masih banyak masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai, membakar sampah dan menimbun di lahan lahan tidur. II - 11

12 Tabel 2.11 Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah Tahun 2010 No Kecamatan Cara Pembuangan Jumlah RT Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya 1 Talang Ubi Rambang Dangku 3 Ujan Mas Lawang Kidul Muara Enim Tanjung Agung Kelekar Total Sumber: Kecamatan ybs, 2010 Data mengenai pengelolaan sampah pada tabel di atas masih belum lengkap, baru ada 7 kecamatan yang sudah terinventaris, terlihat sangat sedikit sampah yang diangkut. C. Kesehatan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka harapan hidup saat lahir di Provinsi Sumatera Selatan yang dihitung dari data Susenas 2004 dengan memakai program Mortpak4 adalah 65,5 tahun untuk laki-laki dan 69,5 untuk perempuan. Angka ini berkaitan juga dengan semakin meningkatnya perawatan kesehatan, meningkatnya daya beli masyarakat, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang memadai, yang kemudian akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Untuk dapat dicapai derajat kesehatan yang cukup tinggi, tentu harus didukung oleh fasilitas dan sumber daya manusia di bidang kesehatan yang cukup memadai. Pelayanan kesehatan tidak hanya diusahakan oleh pemerintah, tetapi juga oleh swasta. Fasilitas kesehatan diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim berada di setiap ibu kota kecamatan dan di desa-desa. Pada II - 12

13 tahun 2009 ada 3 buah rumah sakit dengan 284 tempat tidur, 22 puskesmas dan 108 puskesmas pembantu, 5 buah balai pengobatan, 3 rumah bersalin swasta, 14 apotek dan 12 toko obat yang ada di Kabupaten Muara Enim. Dari 3 buah rumah sakit yang ada di Kabupaten Muara Enim ada 2 rumah sakit dengan tipe C (rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas) yaitu Rumah sakit dr. H.M Rabain dan Rumah sakit Bukit asam, sedangkan RSUD Talang Ubi merupakan rumah sakit tipe D yaitu rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Limbah ini dibagi menjadi limbah padat dan limbah cair. Total limbah padat yang dihasilkan dari ketiga rumah sakit ini adalah sebagaimana table berikut: Tabel 2.12 Jumlah Limbah Rumah Sakit Tahun 2010 No. Nama Rumah Sakit Tipe/Kelas*) Volume Limbah (m3/hari) Padat Cair 1. RSUD Talang Ubi D 0, RSUD dr. H.M. Rabain C 1, Rumah Sakit Bukit Asam C 0, Sumber: Masing masing Rumah sakit TOTAL 1, Untuk limbah padat telah di bakar dengan suhu tinggi (1.200 o C) menggunakan incinerator, namun alat ini hanya ada di RS Bukit Asam dan RS dr. H.M Rabain, sedangkan RSUD Talang Ubi masih bekerja sama dengan RS dr. H.M Rabain dalam pengolahan limbah padat. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah Kabupaten Muara Enim juga terus menambah jumlah tenaga kesehatan. Tahun 2009 Tenaga dokter ada 89 orang, 558 orang tenaga perawat, 500 bidan dan 215 Non medis. II - 13

14 Tabel 2.13 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 Tenaga Kesehatan Dokter Perawat Bidan Sumber : Muara Enim dalam angka, 2010 Gambar 2.2 Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan Periode Tahun Pemerintah terus meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Terbukti dengan diadakannya program kesehatan bagi masyarakat yaitu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) untuk program kesehatan gratis yang diprogramkan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, dll. Hal ini di karenakan masyarakat menengah kebawah cenderung mengidap penyakit akibat faktor lingkungan seperti ISPA, diare, bronkhitis, tubercolosis, tonsiliti, malaria, campak, demam berdarah dengue, penyakit kulit infeksi dan penyakit kulit alergi. II - 14

15 Tabel 2.14 Jenis Penyakit yang Banyak Diderita Masyarakat tahun 2010 No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita % terhadap Total Penderita 1. Penyakit Saluran Pernafasan Bagian ,91% Atas 2. Diare ,32% 3. Penyakit Tulang Belulang Radang Sendi ,04% termasuk Reumatik 4. Penyakit Tekanan Darah Tinggi ,22% 5. Penyakit Kulit Alergi ,22% 6. Penyakit Infeksi Usus yang lain ,29% 7. Penyakit Kulit Infeksi ,25% 8. Malaria ,11% 9. Kecelakaan dan Ruda Paksa ,84% 10. Asma ,18% 11. Penyakit Lainnya ,62% Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Muara Enim Total Gambar 2.3 Diagram Jenis Penyakit Utama di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 Penyakit yang selalu paling banyak diderita penduduk pada tahun 2010 (hampir 27%) yaitu penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan berdasarkan data dari tahun ke tahun ISPA selalu menjadi penyakit dengan jumlah penderita tertinggi. II - 15

16 Tabel 2.15 Jumlah penderita ISPA 4 tahun terakhir Tahun ISPA Sumber: Muara Enim dalam angka dan Dinas Kesehatan Muara Enim Penyakit ISPA sangat berhubungan dengan kualitas udara dan daya tahan tubuh penderita yang juga sangat berkaitan dengan pola hidup masyarakat. Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa jumlah penderita ISPA tertinggi justru terjadi pada tahun 2007 dan turun pada tahun 2008 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan Setelah penyakit ISPA penyakit yang paling banyak diderita yaitu diare 9%. Untuk mengetahui jumlah penderita diare tiap tahun sejak tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.16 Jumlah penderita Diare 4 tahun terakhir Tahun Diare Sumber: Muara Enim dalam angka dan Dinas Kesehatan Muara Enim Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah penderita diare tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan terus menurun sampai tahun Penyakit diare dipengaruhi oleh kesehatan perorangan (hygiene) dan juga 1212 kejadian wabah serta ketersediaan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan data pada Buku Kumpulan data terlihat bahwa masih terdapat keluarga tanpa fasilitas buang air besar. Jumlah tersebut sebenarnya terus menurun dengan terus meningkatnya jumlah jamban dan fasilitas MCK dari berbagai kegiatan berbasis swadaya masyarakat. Penyakit kulit baik akibat infeksi maupun alergi masingmasing 3% dan 4%, hal ini diduga air yang digunakan tidak bersih. Darah tinggi cukup banyak diderita masyarakat sekitar 7% atau II - 16

17 penderita. Meskipun endemik malaria sering terjadi di beberapa kawasan di Kabupaten Muara Enim, namun malaria Cuma menduduki urutan ke-delapan penyakit terbanyak atau sebesar 3,11%. Pada tahun 2010 terjadi kematian pada semua umur. Dari jumlah tersebut orang atau 76% dari total kematian, terjadi pada orang dengan usia lebih dari 44 tahun dan merupakan yang paling banyak terjadi. Kematian pada umur ini kebanyakan terjadi karena faktor usia dan penyakit yang diderita oleh banyak orang tua, hal ini juga berkaitan dengan angka harapan hidup yang telah dijelaskan diatas. Berikutnya 20% atau 277 orang meninggal pada usia antara tahun. Sedangkan pada usia anak 1-14 tahun terjadi kematian tercatat pada tahun 2010 ada 43 atau 3% anak yang meninggal pada usia tersebut. Dan yang terakhir adalah kematian yang terjadi pada usia 1-4 tahun yang hanya 7 orang 1%. Kematian pada usia ini berkaitan dengan beberapa faktor yaitu eksogen dan endogen. Kematian balita endogen atau neonatal merupakan kematian pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat selama masa kehamilan. Sedangkan kematian balita eksogen atau post neo-natal adalah kematian yang terjadi akibat faktor luar atau lingkungan. Perbandingan kematian antara laki-laki dan perempuan pada semua tingkatan umur lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Tercatat dari 1380 kematian yang terjadi sepanjang tahun ,48% atau 945 orang adalah jumlah kematian yang terjadi pada laki-laki dan 435 orang atau 31,52% sisanya terjadi pada perempuan. Di duga hal ini berkaitan dengan angka harapan hidup laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan yaitu 65,5 tahun dan perempuan 69,5 tahun. Selain itu kemungkinan dikarenakan II - 17

18 perempuan lebih peduli dalam pola hidup sehat dibandingkan lakilaki. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.4 Grafik Jumlah Kematian yang terjadi pada Tahun 2010 Kualitas kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan Angka Harapan Hidup (AHH), angka kematian ibu melahirkan per persalinan dan status gizi. Pada tahun 2006, AHH Kabupaten Muara Enim sebesar 66 tahun 9 bulan, meningkat sebesar 1 tahun 1 bulan dari AHH tahun 2002 (65 tahun 8 bulan). Sebagai perbandingan, secara rata-rata nasional AHH Indonesia tahun 2005 sebesar 69 tahun. Pada tahun 2004 di Kabupaten Muara Enim jumlah kematian bayi sebanyak 57 bayi per kelahiran hidup. Sedangkan angka Nasional sebanyak 40 kematian bayi per kelahiran hidup. Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Muara Enim sebesar 7 kematian ibu melahirkan. Persentase balita yang kurang gizi bahkan gizi buruk masih cukup tinggi. Pada tahun 2002 terdapat 11,75% balita gizi buruk dan menurun menjadi 7,21% balita pada tahun Balita dengan status gizi kurang adalah 15,16% pada tahun 2002 menurun menjadi 10,10% pada tahun Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Muara Enim jumlah II - 18

19 perempuan usia subur ± orang pada usia tahun, orang pada usia di antara tahun dan orang pada Dari jumlah tersebut orang adalah peserta KB baru. Jumlah peserta KB ini terus meningkat setiap tahunnya. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.5 rata-rata peserta KB tersebut berada pada usia produktif. Menurut BPS standart usia produktif di tiap Negara berbeda-beda. Menurut BKKBN usia produktif tahun disebut juga pekerja. Gambar 2.5 Grafik Jumlah Peserta KB Baru Periode tahun D. Pertanian Sistem pertanian padi di Kabupaten Muara Enim terbagi atas 3 macam, yaitu sawah irigasi, sawah tadah hujan dan sawah lebak/ rawa. Lahan yang paling luas yaitu sawah lebak Ha, Ha adalah sawah irigasi dan Ha sawah tadah hujan yang total luasnya yaitu Ha. Kebutuhan air pada lahan pertanian terutama untuk sawah irigasi dapat dihitung melalui pendekatan asumsi sebagaimana perhitungan menurut Tejoyuwono Notohadiprawiro dalam Rasionalisasi Penggunaan Sumber Daya Air di Indonesia, 2006; sebagai berikut: Jumlah air yang dibutuhkan selama musim tanam ialah liter/ha sawah atau m 3 /Ha. Sehingga untuk luas pertanian untuk irigasi di Muara Enim x = m 3 untuk sekali musim tanam. II - 19

20 Selain tekanan akan kebutuhan air, dampak lain yang mungkin ditimbulkan dengan adanya sawah yaitu emisi gas Metana (CH 4 ) yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi penyebab Pemanasan Global. Gambar 2.6 Emisi CH 4 yang Berasal dari lahan sawah di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Pada gambar di atas terlihat bahwa emisi gas metan dari sawah terbanyak di Kecamatan Muara Belida, yang umumnya juga dikembangkan pertanian lahan basah. Untuk meningkatkan produksi dan mempercepat pertumbuhan tanaman dibutuhkan pupuk. Petani tanaman palawija menggunakan pupuk yang disubsidi oleh pemerintah, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk tanaman palawija petani hanya membutuhkan 3 jenis pupuk kimia yaitu pupuk Urea, NPK dan SP.36 atau TSP serta pupuk organik. Pada tahun 2010 tercatat, pupuk organik paling banyak digunakan. Penggunaan pupuk ini bertujuan untuk menambah ruang antar pori tanah, sehingga akar dapat lebih mudah tumbuh menembus tanah dan akar dapat menyerap mineral dari tanah lebih maksimal. II - 20

21 Pupuk urea dan pupuk NPK digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman pada masa pertumbuhan vegetatif, sehingga produksi lebih maksimal. Sedangkan pupuk SP.36 digunakan petani untuk mamacu pertumbuhan generatif tanaman, sehingga tanaman buah dapat menghasilkan banyak buah. Adapun penggunaan pupuk untuk setiap jenis tanaman, terdapat pada Tabel berikut: Tabel 2.17 Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Pupuk tahun 2010 No Jenis Tanaman Luas areal (Ha) Pemakaian Pupuk (Kg/Ha) Pemakaian Pupuk (Kg) Urea SP.36 NPK Organik Urea SP.36 NPK Organik 1. Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Ubi kayu Ubi jalar Total Sumber: Pengolahan data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura,2010 Selain gas Metana, aktifitas pertanian juga menimbulkan gas gas lain seperti N 2 O dan CO 2, gas ini berasal dari pemupukan nitrogen (urea dan ZA) serta bahan organik melalui proses mikrobiologis. Efek rumah kaca N 2 O adalah 296 kali CO 2, sedangkan CH 4 adalah 25 kali CO 2. Jumlah N 2 O lebih rendah dari CO 2, namun gas ini menyerap panas 300 kali lebih kuat dibanding CO 2, tinggal lebih lama ( tahun) dan lebih stabil dari CO 2 dan CH 4 sehingga sulit untuk hilang. Untuk mengurangi kadar Dinitrioksida di udara dapat dilakukan dengan cara a. Pemberian pupuk nitrogen (N) sesuai dengan kebutuhan tanaman. II - 21

22 b. Mengubah pemberian urea dari 2 kali menjadi 3 kali, karena dapat menurunkan emisi 8,1 %. c. Mengurangi dosis urea yang 250 kg/ha menjadi 200 kg/ ha dapat menurunkan emisi 19,8 %. d. Mengganti urea dengan Za dapat menurunkan emisi 5,2%. Tanaman palawija yang umumnya di tanam dalam wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu: jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang Tanah/kacang polong, kacang hijau, kacang merah. Pada tahun 2010 setiap kecamatan mempunyai produk unggulan pertanian seperti palawija; antara lain Kecamatan Lubai penghasil kacang kedelai, dengan hasil 63 ton, Kecamatan Gunung Megang ton ubi kayu, di Kecamatan Benakat menghasilkan 956 ton Ubi jalar, di Kecamatan Tanah Abang menghasilkan 516 ton kacang tanah, di Kecamatan Gelumbang menghasilkan ton jagung. Seperti telah di jelaskan pada sub-bab Lahan dan Hutan, beberapa jenis tanaman sangat tergantung pada kesuburan tanah. Produksi tanaman palawija tahun 2010 mengalami perubahan seperti terlihat pada gambar 2.7 Diagram produksi palawija. Gambar 2.7 Diagram Produksi Palawija tahun 2010 Produksi palawija yang tertinggi tahun 2010 yaitu ubi Kayu II - 22

23 sebanyak ton, disusul jagung ton, ubi rambat ton, kacang tanah 916 ton dan kacang kedelai 139 ton. Untuk Kacang hijau pada tahun 2010 tidak menghasilkan. Table 2.18 Jumlah Produksi (ton) Tanaman Palawija Tahun 2010 Jenis Tanaman Jagung Kacang kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi rambat Sumber : Muara Enim dalam Angka, 2009 dan Dinas Tanaman Pangan Hortukultura, 2010 Produksi Ubi Kayu dan kacang tanah tahun 2010 adalah yang terbesar selama lima tahun terakhir, sedangkan produksi jagung terbesar justru terjadi pada tahun 2008 sebesar ton. Luas lahan pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena petani beranggapan bertani lebih menguntungkan sehingga sering terjadi perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian. Penambahan lahan sawah terjadi dalam priode tahun yang menyebar di Kecamatan Tanjung Agung 65 ha, Lubai 5 ha, Benakat 47 ha, Rambang Dangku 20 ha, dan Gelumbang 82 ha. Sedangkan peningkatan jumlah lahan perkebunan di tahun yang sama terjadi pada Kecamatan Rambang 274 ha, Lubai 400 ha, Gunung Megang 336 ha, Gelumbang 36 ha, Penukal 22 ha, dan Kelekar 50 ha. Pada beberapa Kecamatan luas lahan perkebunan mengalami penurunan yaitu di Kecamatan Benakat 1075 ha, dan Tanah Abang seluas 3000 ha. Table 2.19 Luas Lahan Pertanian dan Perkebunan Periode Tahun Tahun Pertanian (Ha) Perkebunan (Ha) II - 23

24 Sumber : Muara Enim dalam Angka, 2009 Gambar 2.8 Luas Lahan Pertanian 5 Tahun Terakhir Gambar 2.9 Luas Lahan Perekebunan 5 Tahun Terakhir Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di Kabupaten Muara Enim, antara lain: karet, kelapa sawit, kakao, kapuk, kayu manis, lada, cengkeh, kelapa dan kopi. Karet dan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakan, seperti dapat di lihat pada tabel 2.20 berikut ini. II - 24

25 Tabel 2.20 Luas Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan (Ha) Jenis Tanaman Karet Kelapa sawit Kakao Kapuk Kayu manis Lada Kelapa Kopi Cengkeh Sumber : Dinas Perkebunan, 2010 Pada tabel di atas terlihat setiap tahunnya terjadi peningkatan luas areal perkebunan, peningkatan signifikan terlihat pada perkebunan sawit dan karet. Tabel 2.21 Produksi Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan (ton) Jenis Tanaman Produk Produk Produk Produk Produk Produk Karet Kelapa sawit Kakao Kapuk Kayu manis Lada Kelapa Kopi Cengkeh Sumber : Dinas Perkebunan, 2010 Tabel 2.22 Luas Lahan dan Produksi Karet dan Kelapa Sawit Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat Perkebunan Negara Perkebunan Swasta Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi II - 25

26 Karet Kelapa sawit Sumber : Dinas Perkebunan, 2010 Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muara Enim, pada tahun 2010 tanaman karet diusahakan hampir semua Kecamatan di Kabupaten Muara Enim kecuali di Kecamatan Semende Darat Tengah dan Semende Darat Ulu. Perkebunan karet Rakyat terluas berada di kecamatan Penukal Utara dengan luas Ha, sedangkan perkebunan karet yang paling kecil luasnya adalah di Kecamatan Semende Darat Laut (SDL) hanya 864 Ha. Hal ini disebabkan daerah SDL mempunyai topografi berbukit, sehingga sulit untuk dilalui pada saat mengambil getah karet. Karet merupakan salah satu produk yang cukup menjanjikan karena harga jual getahnya saat ini cukup tinggi (Rp ,-/kg). Di perkirakan ada KK petani karet di wilayah Kabupaten Muara Enim. Dengan jumlah tertinggi ada di Kecamatan Lembak ± KK petani. Berbeda dengan perkebunan karet rakyat yang ada di semua kecamatan, perkebunan karet Negara hanya diusahakan di kecamatan Lubai dengan luas Ha dan perkebunan karet swasta di kecamatan Gelumbang dengan luas 221,70 Ha. Tanaman karet, kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang paling diminati petani untuk diusahakan. Kelapa sawit juga diusahakan hampir di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Semende Darat Laut. Semende Darat Ulu dan Semende Darat Tengah. Dari total luas perkebunan kelapa sawit 56% atau Ha merupakan perkebunan swasta, 24 % perkebunan rakyat dan 20% perkebunan Negara. Perkebunan swasta terluas berada di Kecamatan Lubai dengan luas ,66 Ha, sedangkan perkebunan rakyat terluas di Kecamatan Rambang Dangku Ha dan perkebunan Negara hanya ada di Kecamatan Gunung Megang yaitu seluas Ha. Perkebunan Negara ini II - 26

27 mengembangkan system plasma inti, dimana masyarakat juga dapat menjadi petani plasma dan pada kecamatan ini tercatat KK adalah petani kelapa sawit. Gambar 2.10 Perbandingan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Berdasarkan Pemilik Tanaman kopi, kelapa, lada, kapuk, kayu manis, cengkeh, dan kakao yang ada di Kabupaten Muara Enim merupakan perkebunan rakyat. Kopi paling banyak ditanam di Kecamatan Semende Darat Laut dengan luas Ha merupakan perkebunan rakyat. Sedangkan di Kecamatan Muara Belida hanya terdapat 3 Ha perkebunan kopi rakyat dan kepala keluarga (KK) yang mengusahakan kopi diseluruh wilayah Kabupaten Muara Enim. Hampir semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim menanam kelapa, namun hanya perkebunan kelapa rakyat. Perkebunan kelapa terluas berada di Kecamatan Lubai dan Rambang Dangku dengan luas masing-masing 189 Ha dan 185 Ha. Sumber pendapatan petani pada perkebunan kelapa ada KK petani. Luas Perkebunan cengkeh 6 Ha yang terdapat di Kecamatan Semende Darat Tengah dan Kecamatan Semende Darat Ulu masing-masing seluas 3 Ha. II - 27

28 Gambar 2.11 Grafik perubahan Luas Lahan Perkebunan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Dari grafik di atas rata-rata luas lahan perkebunan untuk beberapa jenis tanaman terus meningkat setiap tahunnya. Guna menunjang produktivitas tanaman perkebunan ada beberapa jenis pupuk yang digunakan. Pada tahun 2010 total penggunaan pupuk urea di Kabupaten Muara Enim sebesar ,31 kg (data SP & Kumpulan Data) dari jumlah tersebut diperkirakan emisi CO 2 yang dihasilkan adalah ton. II - 28

29 Gambar 2.12 Emisi CO 2 yang Berasal dari Pupuk Urea di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Menurut laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) Bayangan Panjang Peternakan (Livestock Long Shadow) menyimpulkan bahwa peternakan bertanggungjawab atas 18% emisi global, bahkan melebihi kontribusi emisi karbon gabungan seluruh kendaraan bermotor (motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter) di dunia (13 %) dari total gas rumah kaca dunia seperti terlihat pada Gambar Gambar 2.13 Persentase Gas Rumah Kaca dari Berbagai Sektor II - 29

30 Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Muara Enim tahun 2010, ada beberapa jenis hewan ternak yang diusahakan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah hewan-hewan ternak sebesar 1 % dalam periode tahun Jenis hewan ternak yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Muara Enim adalah kambing dan sapi potong masing-masing 42,4% dan 40,3 % dari total jumlah hewan ternak yang ada di Kabupaten Muara Enim, dan persentase terendah adalah sapi perah yang hanya 0,0056 % karena hanya diusahakan di Kecamatan Lawang Kidul sebanyak 8 ekor. Biasanya masyarakat memelihara hewan ternak terutama yang berkaki empat untuk diambil daging dan dijual. Gambar 2.14 Perbandingan Jumlah Hewan Ternak di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Jumlah total ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging dan itik di Kabupaten Muara Enim masing-masing adalah ekor, ekor, ekor dan ekor. Ayam pedaging paling banyak jumlahnya namun hanya pada beberapa Kecamatan, jumlah ternak ini terbanyak diusahakan di Kecamatan Gelumbang dengan jumlah ekor, pada kecamatan ini juga terdapat perusahaan yang mengusahakan secara besar-besaran dan kecamatan lain yang mengusahakan ayam pedaging yaitu; Kecamatan Lembak, Talang Ubi, Ujan Mas, II - 30

31 Muara Enim, Lawang Kidul dan Tanjung Agung. Itik dan ayam kampung diusahakan diseluruh kecamatan yang ada, namun dengan jumlah yang kecil. Jumlah paling banyak terdapat pada Kecamatan Muara Enim masing-masing dengan jumlah ekor dan ekor, Sedangkan ayam petelur hanya diusahakan di tiga kecamatan yaitu Lawang Kidul (1500 ekor), Lembak ( ekor) dan Gelumbang ( ekor). Hal ini dikarenakan di Kecamatan Gelumbang terdapat perusahaan DOC (day old chicken). Gambar 2.15 Perbandingan Hewan Unggas di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Apabila dirinci pakan ternak merupakan penyumbang 9% CO 2 (karbondioksida), 65% N 2 O (dinitrooksida) dan 37% CH 4 (metana). Dengan jumlah hewan ternak sebanyak ekor dan unggas ekor, sehingga diperkirakan jumlah total emisi metan (CH 4 ) yang dihasilkan dari sektor peternakan kg/ekor. II - 31

32 Gambar 2.16 Emisi CH 4 yang Berasal dari hewan ternak di Kabupaten Muara Enim tahun 2010 Pada Gambar grafik di atas diketahui bahwa jumlah emisi Metan terbayak didominasi oleh unggas dan yang tertinggi berada di wilayah kecamatan Penukal. E. Industri Pada umumnya semua kegiatan Industri berpotensi mencemari sumber air dan udara dengan tingkat pencemaran yang tergantung pada ketaatan industri tersebt terhadap baku mutu dan jumlah beban limbah cair serta beban emisinya. Sedangkan skala kegiatan industri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu; 1. Industri besar 2. Industri menengah 3. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga Berdasarkan catatan tahun 2010 wilayah Kabupaten Muara Enim terdapat 19 buah industri besar, 2 buah industri menengah dan 310 buah industria yang berskala rumah tangga dengan berbagai bidang usaha yang dapat dilihat pada tabel berikut : II - 32

33 Tabel 2.23 Jumlah Industri Berdasarkan Skala Industri No Kecamatan Perusahaan Industri Besar Sedang Kecil 1 Semende Darat Laut Tanjung Agung Rambang Lubai Lawang Kidul Muara Enim Ujan Mas Gunung Megang Rambang Dangku Talang Ubi Tanah Abang Gelumbang Sungai Rotan Penukal Muara Belida Total Sumber : Muara Enim dalam angka, 2009 Kegiatan usaha yang berpotensi mencari lingkungan dan sudah memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan sampai awal tahun 2010 dapat dilihat tabel 2.24 berikut : Tabel 2.24 Kegiatan usaha yang sudah Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Muara Enim. No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 1. PT. VISTA AGUNG KENCANA Pembibitan Ayam Bibit Induk dan Unit Penetasan Desa Segayam Kec. Gelumbang 10 Ha 2. PT. LINGGA DJAJA Industri Crub Rubber Desa Lingga Kec. Lawang kidul 3. PT. PERTAMINA (PERSERO) Pemboran dan Uji Lumut Balai Kec. SDL GEOTHERMAL DIREKTORAT HULU Prodksi Sumur Eksplorasi Geotermal 4. PT. PERTAMINA (PERSERO) DAERAH OPERASI HULU SUMBAGSEL Pemboran Sumur Eksploitasi TIKA - XI Desa Aur Kec. Rambang Lubai 5. PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK Penetasan Anak Ayam Desa Segayam Kec. Gelumbang 6. RUMAH SAKIT BUKIT ASAM (RSBA) Rumah Sakit Umum Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul m2 / 5 Ha 10 Ha 3,2 Ha 5 Ha m2 II - 33

34 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 7. PT. SWASTY PRIMA MULYA Karet Desa Sukamerindu Kec. Rambang lubai 8. PT. BUMI SAWIT PERMAI Perkebunan Kelapa Sawit 9. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. HM. RABAIN KABUPATEN MUARA ENIM Rumah Sakit Umum 10. PT. PLN (PERSERO) Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi Desa Sukamerindu, Desa Beringin, Desa Pagar gunung, Desa Jiwa Baru dan Desa Gunung Raja Kec. Lubai Jl. Jenderal Ahmad Yani Muara Enim Desa Babatan dan Desa Penindaian Kec. SDL Ha Ha m2 30 Ha 11 PT. PRIMA MULIA SARANA SEJAHTERA 12. PT. TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM (PERSERO), TBK 13. PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK 14 PT. DANA KOPKAR ABADI SPBU Batu Gerigis, Bengkel Service, Cucian Mobil dan Warung Siap Saji 15. PT. HASAN KARSONO DIKARA Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 16 PT. SRIWIJAYA SETIA SEJATI Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 17. SPBU FARAH RITA Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 18. PT. MUSI HUTAN PERSADA Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) 19. PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN Perkebunan Kelapa Sawit 20. PT. TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk Penambangan Batubara Desa Pulau Panggung Kec. Tanjung Agung 4.999,69 Ha Pengembangan Unit Kec. Lawang Kidul : Tegal Ha Penambangan Batubara Rejo, Darmo, Keban Agung dan Kec. Tanjung Agung : Matras, Tj. Agung, Tj. Karangan Stasiun Kompresor Gas Desa Pagar Dewa Kec. Lubai 13,5 Ha Penambangan Batu Andesit 21. PT. SURYABUMI AGROLANGGENG Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 22. PT. KIRANA PERMATA Pabrik Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber) 23. PT. FIELDA INDO RUBBER Pabrik Pengolahan Karet Remah (Crumb Rubber) 24. PT. LARAS KARYA KAHURIPAN Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 25. PT. PERTAMINA (PERSERO) DOH SUMBAGSEL Pemboran Eksplorasi Darat Jl. Lintas Sumatera Tanjung Enim - Muara Enim, DesaLingga Kec. Lawang Kidul Jl. Lintas Palembang No. 8 Kelurahan Muara Enim Kec. Muara Enim Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim, Desa Cinta Kasih Kec. Gunung Megang Jl. Lintas Sumatera Muara Enim - Batu Raja, Desa Pulau Panggung. Kec. Tanjung Agung Desa Gemawang Kec. Rambang Dangku Desa Pagar Gunung, Desa Karang Agung, Desa Aur, Desa Beringin, Desa Kota Baru dan Desa Pagar Dewa Kec. Lubai Bukit Tapuan Tanjung Enim Talang Agus Desa Talang Bulang Kec. Talang ubi Desa Aur Kec. Lubai Desa Modong Kec. Tanah Abang Ds. Air Itam Timur, Ds Gunung Menang Kec. Penukal Abab Sumur Kampung Minyak Extention (KME-X1) di Blok Kampung Minyak Dusun Sosial Desa Karang Raja Kec. Lawang Kidul m m m m2 1,5 Ha Ha 26,2 Ha 7 Ha Kap 90 TBS/Jam 25 Ha 14 Ha Ha 1 Sumur Eksplorasi II - 34

35 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 26. PT. METAEPSI PEJEBE POWER GENERATION Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Kav 2x40 MW 27. PT. GOLDEN BLOSSOM SUMATERA Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim, Dusun Lais Desa Ulak Bandung Kec. Ujan Mas dan Desa Panang Jaya Kec. Gunung Megang Kec. Penukal Abab : Desa Prambatan dan Desa Tanjung Kurung 28. PT. TANSRI MADJID ENERGY Penambangan Batubara Kec. Gunung Megang : Desa Belimbing dan Desa Dalam Kec. Rambang Dangku : Desa Pangkalan Babat, Desa Banu Ayu, Desa Bulang, Desa Muara Niru, Desa Tebat Agung, Desa Gerinam, Desa Dangku dan Desa Baturaja Kec. Talang Ubi : Desa Benuang dan Kecamatan Tanah Abang 29. PT. LION POWER ENERGY Penambangan Batubara Kec. Gunung Megang : Desa. Gunung Megang Luar, Desa Tanjung, Desa Cinta Kasih Kec. Rambang Dangku : Desa Tanjung Menang, Desa Kasih Dewa, Desa Jemenang, Desa Lubuk Raman 30. SPBU HARIPIN Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 31. PT. ULIMA SUPPLINDO Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 32. PT. MITRA ANUGRAH NUSANTARA Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 33. PT. KARYA JAYA SEJAHTERA Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jl. Raya Pendopo Desa Talang Bulang Kec. Talang Ubi Jl. Raya Palembang - Prabumulih KM 14 Desa Lembak Kec. Lembak Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim KM 118 Desa Tebat Agung Kec. Rambang Dangku Jl. Lintas Palembang - Prabumulih Desa Sukamenang Kec. Gelumbang 34. PT. MITRA ENERGI BUANA Pemasangan Pipa Gas Desa Benuang dan Banu Ayu Kec. Rambang Dangku 35. PT. VISTA AGUNG KENCANA Pembibitan Ayam Bibit Induk Desa Segayam Kec. Gelumbang 36. PT. PENDOPO ENERGI BATUBARA Penambangan Batubara Kec. Talang Ubi : Kel. Handayani Mulya, Desa Talang Bulang, Desa Benuang, Desa Kerta Dewa, Desa Sungai Ibul, Desa Sinar Dewa Kec. Penukal : Desa Sungai Langan, Kec. Tanah Abang : Desa Tanah Abang dan Desa Teluk Lubuk Kec. Gunung Megang : Desa Teluk Lubuk, 37. PT. KARYA BUDI UTAMA Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umu (SPBU) Tipe C 38. PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA SELATAN SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM Pengoperasian Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) 39. CV. MEGA MAS Industri Kayu Olahan (Veneer) dan Kayu Gergajian Kec. Gunung Megang : Desa Dalam Jl. Lingga Raya, Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul Jl. Raya Dusun I Desa Gunung Megang Dalam Kec. Gunung Megang 10 Ha Ha Kap. 45 Ton TBS/Jam Ha Ha m m m m2 Pjg 10,368 KM m Ha m2 4 x 65 MW 2 Ha Kap m3 II - 35

36 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 40. PT. CAHAYA VIDI ABADI Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 41. PT. BANIAH RAHMAT UTAMA Pembangunan Unit Mesin Pemecah Batu (Stone Crusher) 42. PT. BANIAH RAHMAT UTAMA Unit Alat Pencampuran Aspal (Asphat Mixing Plant) Kec. Gelumbang (Desa Sebau, Pedataran, dan Melilian) Kec. Sungai Rotan (Desa Tanjung Miring, Penandingan, Sukadana dan Sukajadi) Jl. Pelembang - Muara Enim Desa Ujan Mas Lama Kec, Uja Mas. Jl. Pelambang - Prabumulih Desa Suka Menang Kec. Gelumbang Kebun Inti Ha Kebun Plasma Ha Kap. 30 To TBS/Jam 4 Ha Kap. 300 m3 / hari 1,5 Ha Kap. 350 ton/tahun 43. PT. MAWAR PERSADA BAKTI 2 Aspalt Mixing Plant Desa Ujan Mas Baru Kec. Ujan Mas 44. PT. BUMI SEKUNDANG ENIM ENERGY Penambangan Batubara 45. PT. MUSI LESTARI ABADI Industri Kayu Olahan (Veneer) Kec. Gunung Megang (Desa Gunung Megang Dalam, Tanjung Muning, Berugo, Lubuk Mumpo, Simpang Tais dan desa Teluk Lubuk) Kec. Talang Ubi (Desa Talang bulang) Jl. Raya Prabumulih - Muara Enim KM 137 Desa Perjito Kec. Gunung Megang 2 Ha Kap. 35 ton Hotmix/jam, Cad 20 ton Hotmix/Jam Ha 4 Ha Kap m3 / tahun 46. SPBU YULIA SOFYANTINI Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jl. Jendral Sudirman No. 36 Kel. Tungkal Kec. Muara Enim m2 47. PT. MEKAR CEMPIANG RAJABRANA Pengolahan Latex Pekat Desa Gunung Raja Kec. Lubai. 48. CV. TUNAS MUDA II Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) 49. PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PERSERO) TBK Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 50. BUNGA MAS INTERNATIONAL. Co Kegiatan Survai Seismik 2D Darat 51. PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 52. CV. BUMI KHATULISTIWA Pengumpulan Limbah ACCU bekas 53. PT. ENERGI MUSI MAKMUR Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 54. CV. AKASIA PRIMA TARUNA Pembangunan Industri Penggergajian Kayu Tanaman Hutan Rakyat 55. PT. ABURAHMI Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Jl. Pertamina Dusun II Desa Beringin Kec. Lubai. Desa Lingga Kec. Lawang Kidul Blok Bunga Mas Kab. Lahat dan Kab. Muara Enim 2,5 Ha Kap. 300 ton/bulan 1,5 Ha Kap m3/tahun 6,5 Ha Kap. 3 x 10 MW Panjang Lintasan 460 Km Stasiun Kompresor Gas Desa Pagar Dewa Kec. Lubai 13,5 Ha Jl. Raya Baturaja No. 53 Tanjung Enim Desa Gunung Raja Kec. Rambang Dangku Jalan Raya Prabumulih - Palembang KM 15, Dusun Karang Jati, Desa Lembak Kec. Lembak Kab. Muara Enim. Kec. Penukal (Desa Air Itam Barat dan Air Itam Timur) 56. PT. MANUNGGAL MULTI ENERGI Penambangan Batubara Kec. Tanjung Agung (Desa Pulau Panggung, Tanjung Lalang, Penyandinga dan Seleman) Kec. Lawang Kidul (Desa Darmo) 1.558,95 m2 Kap. 3-6 Ton/Bulan 2x100 MW 75 Ha/Th, kap m3/th, diameter kayu diatas 20 cm Ha Kap. 45 Ton TBS/Jam Ha II - 36

37 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 57. PT. KASIH KARYA MAKMUR Asplaht Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher 58. PT. PROTEKSINDO UTAMA MULIA Perkebunan dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit 59. PT. ROEMPOEN ENAM SAUDARA Perkebunan dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit 60. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu, Pembangunan Jalan Dan Jembatan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Iii, Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum Asplaht Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher 61. PT. MUSI PRIMA COAL Pertambangan Batubara 62. PT. RAUDHOH LESTARI Agen Premium dan Minyak Solar 63 PT. GEOTHERMAL LUMUT BALAI Pengembangan Area Geothermal Lumut Balai dan Pembangunan PLTP 64. PT. LUBAI SAWIT NUSANTARA Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengelolaan Kelapa Sawit 65. PT. GOLDEN BLOSSOM SUMATERA Perluasan Areal Perkebunan Kelapa Sawit Desa Talang Taling Kec. Gelumbang Kecamatan Penukal Utara Ds Sukarami, Ds Tanjung Baru, Ds Prabumenang,Ds Tempirai Utara,Ds Tempirai Selatan,Ds Lubuk Tampui, Ds Karang Tanding,Ds Tanding Marga, Ds Muara Ikan, Ds Tempirai, Ds Kota Baru, Ds Tambak dan dan Ds Tempirai Timur, Kec. Penukal Kec. Gelumbang : Desa Teluk Limau dan Desa Kerta Mulya Kec. Sungai Rotan : Desa Paya Angus, Sukadana, Sungai Rotan, Kasai dan Desa Suka Merindu Desa Suka Menang Kec. Gelumbang Kec. Rambang Dangku : Desa Gunung Raja, Desa Air Limau Jl. Provinsi Belimbing - Sekayu Desa Gunung Menang Kec. Penukal 4 Ha kap. 35 ton Hotmix Perjam Ha Ha m2 Kap. 35 ton hotmix perjam Ha m2 Kec. Semende Darat Laut 440 MW 120 Ha Kec. Lubai : Desa Suka Merindu, Desa Air Asa, Desa Beringin dan Desa Menanti Kec.Rambang Desa Negeri Agung dan Desa Sugihan Desa Perambatan dan Pengabuan Kec. Abab Ha Ha 66. PT. SUMBER MINERAL PERDANA Pertambangan Batubara 67. PT. INTI BUMI SUKSES PERKASA Pertambangan Batubara 68. PT. BARA ANUGERAH NUSANTARA Pertambangan Batubara Kec. Talang Ubi : Desa Suka Maju, Desa Suka Damai, Sungai Ibul dan Kelurahan Talang Ubi Utara Kec. Penukal : Desa Sungai Langan Kec. Talang Ubi : Desa Suka Maju, Desa Suka Damai Kec. Penukal Utara : Desa Tanding Marga, Muara Ikan, Kotabaru dan Tambak Desa Pulau Panggung Kec. Tanjung Agung Ha Ha 197 Ha II - 37

38 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 69. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Syahrial Alam (Manajer Unit Pabrik Briket Tanjung Enim) 70. Depot Enim Jaya (Edi Harianto) Pembriketan Batubara Penambangan Pasir - Batu 71. PT. Bukit Asam (Persero)Tbk Pembangunan Lapangan Golf 72. PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK Peternakan Bibit Ayam Induk untuk Menghasilkan Telur Ayam Niaga 73. PT. BARA SUMATERA ENERGI Pertambangan Batubara 74. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Muara Enim 75. PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. TBK Rumah Potong Hewan Peternakan Bibit Ayam Induk untuk Menghasilkan Telur Ayam Niaga 76. PT. MAHKOTA ANDALAN SAWIT Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 77. PT. SWARNADWIPA DERMAGA JAYA Kegiatan Pembangunan Terminal Khusus Batubara dan Fasilitas Penunjang di Sungai Meriak Desa Patra Tani 78. PT.MEPPO-GEN Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 79. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Tempat Pembuagan Akhir Darmo 80. PT. PERTAMINA EP Pemboran Eksplorasi Darat Sumur Tasim 81. PT. PERTAMINA EP Pemboran Eksplorasi Darat Sumur Pagar Dewa Selatan 82. Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte. Pemboran Gas Metana Ltd 83. PT. PERTAMINA EP Pemboran Eksplorasi Delineasi Sumur Karang Dewa 84 PT. PERTAMINA EP Unit Bisnis (UBEP) ADERA Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas 85. PT. SELE RAYA BELIDA Pengeboran Eksplorasi Sumur Sumur Cantik-1 KP. Banko Barat - Tanjung Enim Desa Seleman Kampung 2 - Kec. Tanjung Agung Kel. Tanjung Enim Kec. Lawang Kidul. Ds. Sukamenang Kecamatan Gelumbang Ds. Padang Bindu,Ds. Betung, Ds. Pagar Dewa, Des. Rami Pasai, Ds. Pagar jati dan Ds. Hidup Baru Kecamatan Benakat Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul Kab. Muara Enim : Ds. Sukamenang Kecamatan Gelumbang Kab. Muara Enim : Kelurahan Gelumbang Kecamatan Gelumbang Ds. Patra Tani Kecamatan Muara Belida Desa Panang Jaya Kecamatan Gunung Megang dan Desa Ulak Bandung Kecamatan Ujan Mas Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Desa Sumber Mulia Kecamatan Lubai Desa Pagar Dewa Kecamatan Lubai Kecamatan Lawang Kidul Desa Karang Dewa Kecamatan Lubai Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Talang Ubi dan Kecamatan Abab Desa Lembak Kecamatan Lembak ± 1000 meter sebelah timur dari PLTU Bukit Asam dengan Luas areal ± 4 Ha Terdiri dari 18 Hole dan menempati areal seluas ± 48 Ha M Ha Kapasitas 230 MW 86. KSO PT. PERTAMNINA EP - PT. GERALDO PUTRA MANDIRI Pengeboran Eksplorasi Desa Panta Dewa Kecamatan Talang Ubi II - 38

39 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 87. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang Dangku 88. PT. LINUD INDONESIA Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Desa Muara Lawai Kecamatan Muara Enim 89. PT. E1-PERTAGAS Pembangunan Kilang Natural Gas Liquid (NGL) dan Pemasangan Pipa Natural Gas Liquid (NGL) 90. PT. CAHYA VIDI ABADI Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 91. PT. WIRADUTA SEJAHTERA LANGGENG Pertambangan Batubara 92. PT. DIZAMATRA POWERINDO Pelabuhan/Terminal Khusus Batubara Desa Harapan Mulia, Desa Arisan Musi Barat dan Desa Arisan Musi Timur Kecamatan Muara Belida. Desa Sumaja Makmur, Desa Bangun Sari Kecamatan Gunung Megang, Kelurahan Muara Enim, Kelurahan Pasar I, Desa Karang Raja, Desa Tanjung Raja Kecamatan Muara Enim Desa Patra Tani dan Tanjung Baru Kecamatan Muara Belida. 45 TON TBS/JAM ± HA ± 50 HA 93. PT. GH-EMM INDONESIA Pembangkitan Listrik Tenaga Uap 94. PT. BUMI SAWINDO PERMAI Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 95. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 96. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR Benakat Pembangunan Jaringan Listrik SUTM dan SUTR 97. PT. PERTAMINA EP Pengeboran Sumur Kuang 98. PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA 99. PT. PRIMA MULIA SARANA SEJAHTERA Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Pertambangan Batubara Desa Gunung Raja, Desa Dangku, Desa Kahuripan Baru, Desa Air Limau dan Desa Siku Kecamatan Rambang Dangku. Desa Pulau Panggung, Desa Penyandingan, Desa Tanjung Lalang, Desa Seleman, Desa Tanjung Karangan, Desa Matas, Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung dan Desa Keban Agung, Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Desa Benakat Minyak Kecamatan Talang Ubi Desa Mekar Jaya, Desa Lubai Persada, dan Desa Lubai Makmur Kecamatan Lubai Desa Karang Agung Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Ilir, Kota Prabumulih dan Ogan Komering Ulu Desa Pulau Panggung, Desa Tanjung Lalang, Desa Seleman dan Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung dan Desa Keban Agung, Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul 2 x 150 MW 45 TON TBS/JAM dengan Luas Lahan 8.380,5 Hektar Minyak BOPD dan Gas 421,27 MMscfd Hektar II - 39

40 No. PEMRAKARSA KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN LOKASI KEGIATAN LUAS LAHAN 100 PT. BUKIT ENIM ENERGI Pertambangan Batubara 101 PT. INDRALAYA AGRO LESTARI Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Desa Mekar Jaya Kecamatan Rambang, Desa Suban Jeriji Kecamatan Rambang Dangku, Desa Tegal Rejo dan Kelurahan Tanjung Enim Selatan Kecamatan Lawang Kidul dan Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung Desa Patra Tani, Desa Kayu Ara Batu, Desa Mulia Abadi, Desa Gedung Buruk dan Desa Tanjuung Baru Kecamatan Muara Belida Hektar Hektar dengan Kapasitas 60 Ton TBS/Jam Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010 Kegiatan seperti pada di atas sudah beroperasi, tetapi beberapa diantanya masih dalam pembebasan lahan dan kegiatan prakonstruksi. Ketaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan disampaikan dalam laporan pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL dan pada tahun 2010 terdapat 18 perusahaan yang telah menyampaikan laporan dan dilakukan evaluasi, dapat dilihat pada tabel 2.25 berikut. Tabel 2.25 Rekapitulasi Perusahaan yang Membuat Laporan RKL/RPL dan UKL/UPL pada Tahun 2010 No. Pemrakarsa Jenis Triwulan 1 Semester Dokumen PT PLN Sektor Bukit Asam RKL/RPL x x x x 2. PT. Bukit Asam persero tbk RKL/RPL x x 3. PT. Bumi Sawindo Permai RKL/RPL x 4. PT. Meppo Gen UKL/UPL x x x 5. PT. Musi Hutan Persada RKL/RPL x x 6. PT. Pertamina Benakat Barat- RKL/RPL x x Petroleum 7. PT. Pendopo Energi Batubara RKL/RPL x x 8. PT. Batubara Bukit Kendi RKL/RPL x 9. PTPN VII Unit Usaha Beringin RKL/RPL x x 10. PTPN VII Unit Usaha Suli RKL/RPL x x 11. PT. Proteksindo RKL/RPL x x II - 40

41 No. Pemrakarsa Jenis Triwulan 1 Semester Dokumen PT. GHEMM-Indonesia RKL/RPL x 13. PT. Medco EP Indonsia UKL/UPL x 14. Multi Breeder Adirama UKL/UPL x 15. PT. Cipta Futura RKL/RPL x 16. PT. Mahkota Andalan Sawit UKL/UPL x Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010 Laporan perusahaan terseut menggambarkan kualitas lingkungan sepanjang tahun dalam rentan waktu tertentu, yang dilakukan perusahaan secara rutin melalui swapantau. F. Pertambangan Salah satu penunjang perekonomian di Kabupaten Muara Enim adalah dari sektor pertambangan. Kegiatan pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam dilaksanakan dengan bekerjasama dengan investor yang berasal dari dalam maupun luar Kabupaten yang bergerak disektor migas dan non migas. Terdapat 88 perusahaan yang telah mendapat izin usaha produksi di bidang pertambangan, 75 perusahaan diantaranya merupakan perusahaan pertambangan batu bara dengan luas areal produksi ,218 Ha dan 13 perusahaan lainnya melakukan penambangan galian C seperti batu koral, andesit, dan pasir sungai. Cadangan batu bara di Kabupaten Muara Enim terbesar dibandingkan sumber daya mineral lain yaitu kurang lebih MT, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.26 berikut; Tabel 2.26 Potensi Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi dalam Wilayah Kabupaten Muara Enim No Jenis Mineral Potensi Satuan 1 Minyak Bumi ,06 MSTB 2 Gas Alam ,07 BSCF 3 Batu Bara MT 4 Pasir Kuarsa Koral M 3 6 Batu Kapur Andesit MT II - 41

42 No Jenis Mineral Potensi Satuan 8 Bentonit - TON 9 Panas Bumi MWe Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 Pada tahun 2009, produksi batubara sebanyak ton, jumlah ini mengalami peningkatan 38,05 % dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak ton. Seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan dan luas areal penambangan batubara yang menyebabkan produksi meningkat. Berbeda dengan batu bara, produksi briket mengalami penurunan sebesar % dibanding tahun lalu. Produksi briket menurun akibat kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik baik dalam wilayah sumatera bagian selatan maupun pulau jawa meningkat. Berdasarkan data dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, jumlah produksi batu bara dan briket mengalami fluktuasi dan yang terendah pada tahun Pada Tahun 2010 PTBA melakukan pemindahan lokasi pabrik briket, guna optimalisasi produksi dan alasan internal perusahaan. Tabel 2.27 Jumlah Produksi Batubara dan Briket Batubara Tahun Batu Bara Briket PT. Bukit Asam PT. Bukit Kendi Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 II - 42

43 Gambar 2.17 Grafik Jumlah Produksi Briket dan Batu bara periode tahun Penggunaan briket kurang popular di masyarakat, karena: 1. Pemakaiannya tidak praktis dan sulit untuk dibakar pada pemakaian pertama serta briket yang sudah terbakar tidak dapat dimatikan sehingga tetap dibiarkan sampai habis. 2. Pemakaian untuk rumah tangga kurang ekonomis namun sangat dianjurkan untuk industri kecil. 3. Dari segi estetika, dapur dengan bahan bakar briket masih belum mampu menggantikan bahan bakar lain seprti gas ataupun minyak tanah. Selain pertambangan batubara, terdapat juga penambangan bahan galian C yang dilakukan oleh perusahaan perorangan. Sampai tahun 2009 tercatat ada 13 perusahaan dengan total produksi ,59 m 3 (tabel 2.28). Jenis produksi bahan galian C terbesar berasal dari batu sungai, sirtu dan tanah urug, sedangkan jenis lain seperti tanah liat, pasir bangunan, batu kali dan pasir urug masih diusahakan dalam skala kecil. Tabel 2.28 Jumlah Produksi Bahan Galian Golongan C No Jenis Bahan Galian Produksi (ton/m 3 ) Batu Kapur Tanah Liat 6.410, , ,05 3 Pasir Kuarsa Pasir Bangunan 5.731, , ,55 5 Andesit/ Batu sungai/ , , ,34 II - 43

44 No Jenis Bahan Galian Produksi (ton/m 3 ) Batu pecah 6 Batu kali , , ,35 7 Pasir urug 5.731, , ,59 8 Tanah urug , , ,91 9 Sirtu , , ,80 Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 Untuk menegakkan peraturan yang berlaku Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Pertambangan dan Energi serta Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim telah melakukan pemantauan terhadap limbah dan luas lahan produksi sesuai izin yang dikeluarkan saat penetapan izin produksi dan eksplorasi. G. Energi Menurut World Bank (2003) menyebutkan bahwa sektor industri mengkonsumsi 6 miliar liter bahan bakar fosil yang terdiri dari 1 miliyar liter solar, juta liter BBM, 48 juta liter minyak tanah, serta 136 miliar m 3 batu bara. Kebutuhan Energi listrik di Kabupaten Muara Enim terutama dipasok oleh Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam dengan kapasitas 4 x 65 MW. Setiap tahunnya dibutuhkan 1,1 juta ton batubara setiap tahunnya untuk PLTU tersebut. Selain itu di Kabupaten Muara Enim terdapat juga Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Meppo Gen dengan kapasitas 2 X 40 MW. Selain itu sektor energi juga akan terus bertambah dengan sudah mulai beroperasi, yaitu: 1. PLTP Lumut Balai Kapasitas 2 x 55 MW 2. PLTU Tanjung Enim untuk kebutuhan internal 3 x 10 MW (untuk konsumsi sendiri PT BA) 3. PLTU GHEMM Indonesia 2 X 150 MW Jika dilakukan pendekatan perhitungan melalui Koefisien Emisi dalam salah satu Prosiding Nasional yang berjudul PERAN PLTN DALAM MENDUKUNG KOMITMENPEMERINTAH UNTUK II - 44

45 MENGURANGI EMISI CO2 oleh Agus Sugiyono (Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi /PTPSE) BPPT tahun 2010, terlihat sebagaimana table berikut: Tabel 2.29 Koefisien Emisi CO 2 dari Pembangkit Lisrik[6] No Teknologi Pembangkit Listrik Bahan Bakar Faktor Emisi CO2 (kg/kwh) 1 PLTU) Bukit Asam Batubara 1,1400 Gas Alam 0,6780 HSD 1,0530 MFO 0, PLTG Gas Alam 1,0020 HSD 1, PLTGU Gas Alam 0,5050 HSD 0, PLTD HSD 0,7860 MFO/IDO 0, PLTP 0, PLTA 0,0000 Kapasitas Sumber: sugiyono.webs.com/paper1/p1004.pdf, 2010 Maka perkiraan emisi CO 2 sekarang dan yang akan datang jika seluruh pembangkit listrik tersebut sudah beroperasi dapat dilihat pada tabel berikut. No. Tabel 2.30 Perkiraan Emisi Dari Sektor Pembangkit Listrik di Kabupaten Muara Enim Nama Perusahaan Bahan bakar Faktor Perkiraan Kapasitas Emisi Emisi (kw) kg/kwh 10 6 kg/h Keterangan sampai tahun PLTU Bukit Asam batubara 4 x 65 juta kw 1, ,4 sudah aktif 2. PLTG Meppo Gen gas 2x40 juta kw 1, ,16 sudah aktif 3. PLTU Tanjung Enim batubara 3x10 juta kw 1, ,2 belum aktif 4. PLTU GHEMM batubara 2x150 juta kw 1, belum aktif Indonesia 5. PLTP Lumut Balai panas 2 x 55 MW 0, ,16 belum aktif bumi Jumlah 835,92 belum aktif Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, 2010 II - 45

46 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampai tahun 2010 jumlah CO 2 yang diemisikan dari PLTU Bukit Asam dan PLTG Meppo Gen adalah 376,56 x 10 6 kg CO 2 per jam, tetapi jika telah beroperasi seluruh pembangkit tersebut akan mengemisikan CO 2 835,92 x 10 6 kg CO 2. Untuk emisi dari kendaraan belum bisa dibahas dalam buku ini, namun guna melengkapi data emisi kendaraan, berikut ini data pengujian emisi kendaraan terutama mobil yang telah dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim serta hasil uji dari beberapa kendaraan industri, diketahui bahwa akan selalu ada kendaraan yang tidak lulus uji emisi dan telah mencemari lingkungan. Tabel 2.31 Kualitas Uji Kendaraan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muara Enim tahun 2010 No Merk Tahun Nomor Kendaraan Keterangan Dinas/Pribadi Lulus Tidak 1 L BG 9999 DZ Dinas Perhubungan 23 % 2 Mitsubishi / Intercooler Turbo 2005 BG 9065 DZ BLH 66 % 3 Nissan / Frontier Navara 4 Mitsubishi / Intercooler Turbo 5 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 2010 BG 9087 DZ Pol PP 23 % 2005 BG 9051 DZ Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura 19% 2007 BG 2171 DZ Sekretariat 48 % 6 Daihatsu / F 70,265 cc 2005 BG 9052 DZ Dinas Tanaman pangan & Holtikultura 53 % 7 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 8 Nissan / Frontier Double Cab 2007 BG 1953 DZ Inspektorat 22 % 2007 BG 24 DZ PU Cipta Karya 26 % 9 Daihatsu/ F 70, 2765 cc 2005 BG 9053 DZ Dinas Tanaman pangan & Holtikultura 33 % 10 Toyota / Kijang Standart LF Isuzu / TBR 54F Turbo IV 1997 BG 1699 MR Pribadi 59 % 2007 BG 2163 DZ Izin Terpadu 59 % II - 46

47 No Merk Tahun 12 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV Nomor Kendaraan Keterangan Dinas/Pribadi Lulus Tidak 2007 BG 2156 DZ RS 59 % 13 Daihatsu / Hiline F BG 9021 LZ Pribadi 93% 14 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 2009 BG 2240 DZ Perpustakaan 80% 15 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 16 Mitsubishi / Strada CR 2 8A D CAB 17 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 18 Isuzu Panther / TBR 54F Turbo IV 19 Daihatsu / F 70, 2765 cc 20 Nissan / Frontier Double Cab 21 Nissan / Frontier 2,5 M /Navara 2008 BG 2203 DZ Bagian Umum 44% 2009 BG 2203 DH Dinas Pertambangan 34% 2007 BG 2155 DZ Hukum 52% 2007 BG 2150 DZ Penanaman Modal 60% 2005 BG 9054 DZ Dinas Tanaman pangan & Holtikultura 2006 BG 9056 DZ Peternakan 22% 2007 BG 9075 DZ 22% 78% 22 Daihatsu / Hiline 1989 BG 900 D Pribadi 26% 23 Nissan / Frontier V Polres 24% 24 Mitsubishi / FE 349 H 2007 BG 7014 DZ Dishub 4% 25 Mitsubishi / FE 73 HD 2007 BG 7013 DZ Dishub 12% 26 Isuzu Panther / TBR 54F Tour 2010 BG 1381 DA Pribadi 63% 27 Daihatsu / F 70, 2765 cc 2003 BG 79 DZ Dishut 45% Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010 Katagori Tahun Pembuatan Tabel 2.32 Kualitas Emisi Kendaraan PT. Perkebunan Nasional No Kendaraan M, N, O < 2007 B 1442 WFc (rush) M,N, O 2007 BG 1784 (avn) Bahan Bakar CO (%) CO 2 BME * HC (ppm) NOx (ppm) Opasi tas (% HSU) CO (%) CO 2 Hasil Uji HC (ppm) NOx Bensin 4, , Bensin 1, ,02 15, Opasi tas (% HSU) GVW 3,5 ton GVW 3,5 ton < 2010 BG 54 DA (taff) < 2010 BG 1307 LD (taff) Solar Solar ,7 II - 47

48 GVW 3,5 ton < 2010 BE 9674 BD Solar ,8 Katagori Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010 Tabel 2.33 Kualitas Emisi Kendaraan PT. Surya Bumi Agrolanggeng Tahun Pembuatan No Kendaraan M, N, O < 2007 BG 1648 MM (Inv) M,N, O < 2007 B 1793 SFG (Inv) GVW 3,5 ton < 2010 BG 9238 AN (Mits) Bahan Bakar CO (%) CO 2 BME * HC (ppm) NOx (pp m) Opasi tas (% HSU) CO (%) C O 2 Hasil Uji HC N (pp O m) x Opasita s (% HSU) Bensin 4,5 20 1, ,02 14, Bensin 4,5 20 1, , ,9 9 Solar ,7 GVW 3,5 ton GVW 3,5 ton < 2011 W 1346 NA (Kijang) < 2010 BG 9619 AQ (Mits) Solar Solar ,4 GVW 3,5 ton < 2010 BG 8638 VB Solar ,3 Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010 Katago ri Tabel Kualitas Emisi Kendaraan PT. Pertamina Golden Spike tahun 2010 Tahun Pemb uatan No Kendar aan M, N, O < 2007 B 1413 TJA (FORTU NER) GVW 3,5 ton GVW 3,5 ton GVW 3,5 ton GVW 3,5 ton Bahan Bakar CO (%) CO 2 BME * HC (ppm) NOx (ppm) Opasit as (% HSU) CO (%) CO 2 Hasil Uji HC (ppm) Bensin 4, , NO x Opasit as (% HSU) < 2010 BG 9961 AZ (Mitsubis hi) Solar ,9 < 2010 BG 9860 Solar ,9 DC (Mitsubis hi) < 2011 BG 9330 Solar ,9 AC (Mitsubis hi) < 2012 BG 9329 Solar AC (Mitsubis hi) Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Muara Enim, 2010 II - 48

49 Selain dari sektor industri dan trasportasi, rumah tangga merupakan turut andil dalam menyumbang emisi gas CO 2. Pada tahun 2010 dengan jumlah Rumah Tangga Penggunaan energy dalam kehidupan sehari-hari dengan rincian 95,37 % menggunakan LPG, 4,78% BBM. Dengan jumlah tersebut di perkirakan emisi gas yang dihasilkan m 3. H. Transportasi Salah satu infrastruktur yang sangat penting guna menunjang perekonomian suatu daerah adalah jalan raya, hal ini disebabkan pengangkutan darat yang lancar akan mempercepat dan memperlancar mobilisasi barang dan jasa dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Panjang jalan yang ada di seluruh Kabupaten Muara Enim hingga tahun 2009 kurang lebih 1.762,21 km, dengan rincian 1.912,2 km adalah kewenangan Negara, 2.172,09 km berada di bawah wewenang pemerintah Provinsi dan 1.353,90 km adalah wewenang pemerintah Kabupaten. Berikut ini adalah panjang jalan di setiap kecamatan; Tabel 2.35 Panjang Jalan pada Tiap Kecamatan No Lokasi jalan Jalan Kabupaten Semende Darat Laut 50,05 50,05 2 Semende Darat Ulu 43,50 43,00 3 Semende Darat Tengah 50,10 52,1 4 Tanjung Agung 82,20 100,55 5 Rambang 34,80 42,30 6 Lubai 84,70 84,70 7 Lawang Kidul 49,00 49,00 8 Muara Enim 119,67 140,67 9 Ujan Mas 32,20 38,70 10 Gunung Megang 127,54 160,53 11 Benakat 7,50 10,40 12 Rambang Dangku 22,40 73,70 13 Talang Ubi 105,85 75,00 14 Tanah Abang 39,40 39,40 15 Penukal Utara 11,50 14,00 16 Gelumbang 86,30 114,70 17 Lembak 113,05 88,65 II - 49

50 18 Sungai Rotan 74,90 54,10 19 Penukal 28,00 14,00 20 Abab 32,20 32,20 21 Muara Belida 11,19 26,95 22 Kelekar 48,00 49,20 Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 Gambar 2.18 Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan Semua jalan Negara dan Provinsi telah di aspal, sedangkan jalan Kabupaten masih ada yang belum di aspal dan hanya berupa jalan kerikil bahkan masih jalan tanah. Secara keseluruhan terjadi peningkatan panjang jalan sejak tahun Jalan kerikil dan jalan tanah biasanya merupakan jalan baru untuk pengembangan wilayah atau jalan pintas. Jalan yang telah diaspal paling besar nilainya yaitu ± 1.525,41 km atau 87%, di ikuti oleh jalan tanah ± 145,05 km atau 8 % dan jalan kerikil sepanjang ± 91,75 km, atau 5 % dari total panjang jalan yang ada di Kabupaten Muara Enim. Tabel 2.36 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jenis Jalan Negara Jalam Provinsi Jalan Kabupaten Permu kaan Aspal 191,22 191,22 217,09 217, , ,1 Kerikil ,25 91,75 Tanah ,05 145,05 Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 II - 50

51 Gambar 2.19 Panjang Jalan Menurut Permukaan Pada tahun 2009, 88% atau 1.559,05 km dari total panjang jalan yang ada dalam wilayah Kabupaten Muara Enim dalam kondisi baik, 125,447 km atau 7% diantaranya dalam kondisi sedang, 3% atau 51,616 km dalam kondisi rusak dan 26,157 km atau 2% dalam kondisi rusak berat. Jalan yang rusak berat ini merupakan jalan-jalan yang dilalui truk pengangkut batu bara yang berasal dari Kabupaten Lahat, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.37 Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Fisik Jalan Kondisi Jalan Negara Jalam Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Baik 180,00 181,7 132,90 197, , ,749 Sedang - 9,6-19,5 92,40 96,377 Rusak 11,22-15,00-46,95 51,616 Rusak Berat , ,157 Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 II - 51

52 Gambar 2.20 Panjang Jalan Menurut Kondisi Fisik Jalan Jalan dibedakan menjadi beberapa kelas berdasarkan kelas jalan, untuk jalan Negara dan Provinsi tidak mengalami peningkatan panjangnya sejak tahun Hingga tahun 2009 tercatat jalan Negara berada pada kelas II dengan panjang km dan Jalan Provinsi 217,09 berada pada jalan kelas III. Sedangkan jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten berada pada kelas III B bertambah panjang 49,93 km atau 6,33 % dibandingkan tahun 2008 dan kelas III C meningkat 7,3% atau 33,92 km dari tahun sebelumnya. Tabel 2.38 Panjang Jalan Berdasarkan Kelas Jalan Jalan Jalan Negara Jalan Provinsi Kelas Jalan Kabupaten Kelas I Kelas II 191,22 191, Kelas III 217,09 217, Kelas IIIA - - Kelas IIIB 789,31 839,24 Kelas IIIC 464,74 498,66 Kelas tidak dirinci - - Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 II - 52

53 Gambar 2.21 Panjang Jalan Berdasarkan Kelas Jalan Mengingat Kabupaten Muara Enim termasuk daerah dengan banyak sungai, maka fungsi jembatan menjadi sangat penting. Menurut data Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Muara Enim, tercatat terdapat 282 jembatan dengan yang ada di seluruh Kabupaten dengan total panjang jembatan 6.147,80 m. Tabel 2.39 Jumlah Jembatan yang ada dalam Kabupaten Muara Enim Jembatan Jembatan Jembatan Tahun Negara Provinsi Kabupaten Sumber: Muara Enim dalam angka, 2009 Untuk menjangkau kota-kota terdekat tersedia sarana angkutan, ada kurang lebih 77 bus umum dengan total daya anggkut orang yang menempuh perjalanan Tanjung Enim- Palembang, Pulau Panggung-Palembang, Sugih Waras-Palembang, dan Muara Enim-Pendopo. Sarana dan prasarana perhubungan yang ada di Kabupaten Muara Enim antara lain 3 unit terminal dan 1 unit stasiun kereta II - 53

54 api dengan kondisi yang baik. Masing-masing mempunyai daya tampung 500 dan 100 orang. Dengan jumlah tersebut dan ratarata penumpang di terminal dan stasiun 100 orang maka diperkirakan jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 2,69 m 3 /hari. I. Pariwisata Di bidang Pariwisata Kabupaten Muara Enim mempunyai potensi objek wisata baik wisata alam, wisata satwa maupun wisata budaya atau sejarah yang dapat di jadikan pilihan tempat wisata, yaitu: 1. Air terjun Curup Tenang Curup Tenang Air Terjun ini lebih sebagai air terjun Bedegung dan merupakan objek wisata alam andalan di Kabupaten Muara Enim. Untuk memudahkan pengunjung, Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah membangun jalan menuju ke lokasi air terjun ini. Jalan untuk menuju kelokasi wisata air terjun cukup lancar dengan menggunakan kenderaan bis dengan waktu tempuh dari kota Muara Enim 1 jam perjalanan (45 Km) dan dari kota Palembang dengan waktu tempuh 3 jam (210 Km). Air terjun setinggi 99 meter ini merupakan yang paling tinggi di Provinsi Sumatera Selatan yang terletak dekat desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung sekitar 56 km di selatan Muara Enim. Air yang mengalir di air terjun ini tak pernah kering karena bersumber dari mata air di celah bukit barisan dan kebawah membentuk sebuah sungai kecil yang deras. Air terjun alami ini merupakan tempat rekreasi yang memberikan kesejukan bagi pengunjung karena hembusan angin yang membawa butiran-butiran air. Suasana alam pegunungan di sekitarnya benar-benar mengesankan sehingg sangat cocok untuk wisata akhir pekan bersama keluarga. II - 54

55 Gambar 2.22 Objek Wisata Curup Tenang 2. Curup Ayun Ambatan Pulau Objek wisata ini terletak kurang lebih 4 km dari air terjun Curup Tenang. Tempat ini sebenarnya adalah aliran sungai Meo yang menyusup di sela-sela batu besar dan menimbulkan suara gemuruh berkepanjangan. 3. Wisata Arung Jeram Gambar 2.23 Obyek Wisata Arung Jeram II - 55

56 Wisata Arung jeram baru di kembangkan di Kabupaten Muara Enim mengingat tersedianya lokasi yang cocok untuk olah raga jenis ini. Kegiatan wisata ini dapat dilaksanakan di Sungai Enim disekitar lokasi Objek Wisata Curup Tenang Bedegung yang bergelombang dan merupakan jeram-jeram kelas III IV. Bagi para penyuka olah raga beresiko tinggi dan untuk meningkatkan adrenalin dapat mencoba arung jeram. Wisata jenis ini layak baik untuk wisata keluarga maupun ekspedisi. 4. Situs Candi Bumi Ayu Gambar 2.24 Salah Satu Relif Yang Ada di Candi Bumi ayu Objek Wisata Candi Bumi Ayu terletak di Desa Bumiayu Kecamatan Tanah Abang dan Candi Bumi Ayu merupakan satusatunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan. Jarak yang harus ditempuh dari Kota Muara Enim menuju objek wisata ini adalah sekitar 85 Km dengan kendaraan darat. Percandian Bumiayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan dan sampai saat ini telah ditemukan tidak kurang 9 buah candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Belum banyak informasi yang dapat diketahui dan dipahami dari kompleks candi ini karena masih II - 56

57 dalam proses oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan usaha pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang. Pemerintah Kabupaten Muara Enim turut berperan dalam pelestarian situs ini, antara lain Pembangunan Jalan, Pembebasan Tanah, Pembangunan Gedung Museum dan Lapangan. 5. Sumber Air Panas Gemuhak Obyek wisata ini terletak di atas puncak Bukit Umang, dekat Desa Penindaian, Kecamatan Semendo, sekitar 70 km dari kabupaten Muara Enim. Di sini terdapat dua sumber air panas yang senantiasa menyemburkan lumpur belerang yang kemudian jatuh ke anak sungai berair panas yang mengalir dari atas bukit. Air sungai yang panas ini memiliki temperatur 96,7 derajat Celcius. Sumber air panas Gemuhak (Geothermal) mempunyai potensi sebagai salah satu asset penting, terutama dengan lingkungan alam hutan lebat yang bersuhu antara C. Konon katanya air panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Gambar 2.25 Obyek Wisata Sumber Air Panas Gemuhak 6. Danau Segayam II - 57

58 Danau ini terletak sekitar 51 Km dari Palembang, danau segayam merupakan tempat yang baik sekali untuk piknik atau berkemah. Gambar 2.26 Objek Wisata Danau Segayam Wisatawan yang berkunjung ke Muara Enim terus mengalami peningkatan, pada tahun 2009 tercatat sebanyak orang, jumlah ini meningkat 1,04 % dari tahun 2008 yang hanya orang dan tahun orang wisatawan. Sedangkan jumlah fasilitas pendukung pariwisata dan hiburan yang terdiri dari penginapan, restoran, dan rumah makan diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. Gambar 2.27 Diagram Persentase Jumlah Fasilitas Pariwisata Berdasarkan data dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muara Enim jumlah 335 II - 58

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MUARA ENIM

Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MUARA ENIM Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN MUARA ENIM 1 Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Oleh : YENNI SOFYAN MORA NRP

Oleh : YENNI SOFYAN MORA NRP PROYEK AKHIR PERENCANAAN SARANA PRASARANA DAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MUARA ENIM KABUPATEN MUARA ENIM Oleh : YENNI SOFYAN MORA NRP. 3110040701 Program Diploma IV Teknik Sipil Bidang Studi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : OGAN KOMERING ULU 16.01 OGAN KOMERING ULU 192.831 182.28 35.109 1 16.01.0 SOSOH BUAY RAYAP.332 6.820 14.152 2 16.01.08 PENGANDONAN 5.292 5.13 10.465 3 16.01.09 PENINJAUAN 25.186 23.13

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 2, Desember 2014, pp. 35-42 ISSN 2303 1093 Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 202.414 23.805 44.545 48.706 46.376 48.865 42.493 30.682 43.325 261.667 537.401 2 Banyu Asin 74.354 6.893 15.232 9.133 8.357 11.370 14.914 10.561

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 175.517 14.520 28.238 30.943 30.415 63.437 80.416 47.113 57.176 280.562 537.423 2 Banyu Asin 63.171 4.322 5.770 9.872 11.440 16.385 28.658 11.966

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 178.423 31.968 30.373 48.437 35.571 58.619 50.807 24.344 67.668 248.151 537.808 2 Banyu Asin 58.327 11.485 7.424 12.266 9.755 15.582 18.133 7.698

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 288.456 16.926 22.384 34.827 30.181 29.824 34.511 41.041 28.541 192.768 532744 2 Banyu Asin 82.159 4.192 5.041 8.043 11.345 18.010 18.343 12.742

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 98/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : 11 / PAN-APBD/PDAM-LE/2012

PENGUMUMAN NOMOR : 11 / PAN-APBD/PDAM-LE/2012 K A B U P A T E N M U A R A E N I M PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM LEMATANG ENIM PROYEK APBD KABUPATEN MUARA ENIM TA. 2012 LINGKUP PDAM LEMATANG ENIM Jl. Jenderal Sudirman No. 26, Telp. 0734 421093, 421432

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN 2010 2015 JENIS BARANG TAHUN MINYAK BUMI (000 barel) GAS BUMI (MMBTU) BATUBARA (ton) BIJIH BESI (ton) 2010 6.588,05 17.410,00 3.876.280,00 317.300,00 2011

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 227.724 25.153 21.877 14.691 14.496 30.225 49.463 44.048 49.214 174.800 539.158 2 Banyu Asin 91.654 6.116 2.488 1.867 3.120 7.882 13.631 16.095 18.375

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dan banyaknya sungai-sungai yang cukup besar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan untuk mencapai Lumbung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH Nomor : 600/ /BMP/ME/2013 Tanggal : Agustus 2013

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH Nomor : 600/ /BMP/ME/2013 Tanggal : Agustus 2013 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH Nomor : 600/ /BMP/ME/ Tanggal : Agustus DINAS PU BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN MUARA ENIM Jl. Jend. A. Yani No. 20 Muara Mengumumkan Rencana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37'

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN ANGKONA

PROFIL KECAMATAN ANGKONA PROFIL KECAMATAN ANGKONA Link Website Kecamatan Angkona 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Angkona terletak 32 km di jazirah timur ibukota Kabupaten LuwuTimur. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Nuha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Dalam acara MUSI RAWAS, 24 MEI 2017

Dalam acara MUSI RAWAS, 24 MEI 2017 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKEBNAN Dalam acara PENGEMBANGAN USAHA KEMITRAAN PEKEBUNAN Ir.H.Rudi Arpian,M.Si MUSI RAWAS, 24 MEI 2017 Kementerian Pertanian 1 www.pertanian.go.id SEBARAN KOMODITAS KARET TAHUN

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Luas Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Luas Areal Perkebunan Swasta Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011

Luas Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Luas Areal Perkebunan Swasta Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 Kopi Kelapa Karet Kakao Lada Kelapa Jumlah No Kecamatan Robusta Sawit 1 Taba Penanjung 851 1.186 301 10 300 1.463 2 Karang Tinggi 443 1.057

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv Daftar Isi halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan... I-1 B. Keanekaragaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk Profil Barito Utara 00 SUMBER DAYA MANUSIA A. Penduduk. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua Kecamatan yang berada di Kabupaten Barito Utara mempunyai kepadatan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PRABUMULIH SUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH ADMINISTRASI Profil Wilayah Terdapat dua faktor yang menjadikan Kota Prabumulih strategis secara ekonomi yaitu : Persimpangan jalan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Katalog BPS: 1102001.3510200 Sumber : http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/banyuwangi/312-pulau_merah.html BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUWANGI Sumber : http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/banyuwangi/312-pulau_merah.html

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29 Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 ISSN : No. Publikasi : 76045.1204.033 Katalog BPS : 1202001.7604.033 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 615 5 No. Publikasi : 18 Katalog BPS : 1101002.1404020 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN

07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN 07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN 82 Kecamatan Tanpa bahan organik Dengan 5 ton jerami/ha Dengan 2 ton pupuk kandang/ha

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung. Perkembangan Kabupaten Tanggamus dimulai

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2003 PERHITUNGAN SKOR PENETAPAN KRITERIA PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Kriteria Organisasi Perangkat Daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM Nomor : W6.U6/749/HK.PDT.02/XI/2016 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM Nomor : W6.U6/749/HK.PDT.02/XI/2016 TENTANG KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MUARA ENIM Nomor : W6.U6/749/HK.PDT.02/XI/2016 TENTANG PENYESUAIAN BESARNYA TAKSIRAN PANJAR (VOORSCHOT) BIAYA PERKARA PERDATA DAN PENGIRIMAN HAK-HAK KEPANITERAAN LAINNYA

Lebih terperinci

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah BAB VII PERKIRAAN EMISI A. GAS RUMAH KACA Gas rumah Kaca (GRK) merupakan gas di atmosfer yang berfungsi menyerap radiasi infra merah dan ikut menentukan suhu atmosfer. Adanya berbagai aktivitas manusia,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB II. Jumlah Penduduk. Luas (km 2 )

BAB II. Jumlah Penduduk. Luas (km 2 ) BAB II Tekanan Terhadap Lingkungan A. Kependudukan Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan per Kecamatan Tahun Data : 2012 Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Penduduk Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci