Bab II Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Rekayasa Perangkat Lunak Definisi perangkat lunak menurut [11] adalah: perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional, dan dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program. Berdasarkan [13], rekayasa perangkat lunak berkaitan dengan teori, metode dan kakas yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak untuk komputer-komputer ini. Dalam sebagian besar kasus, sistem perangkat lunak yang dikembangkan adalah sistem yang besar dan kompleks. Object-Oriented atau Berorientasi Objek adalah suatu teknik dalam pemodelan sistem, dimana sistem dimodelkan sebagai sejumlah objek-objek yang berinteraksi [9]. OOSE (Object Oriented Software Engineering) atau Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek adalah sebuah bahasa pemodelan objek dan metodologi [5]. OOSE dikembangkan oleh Ivar Jacobson pada 1992 ketika di Objectory AB. OOSE merupakan metodologi perancangan berorientasi objek pertama yang memakai use case untuk memicu perancangan perangkat lunak. Model proses OOSE dapat dilihat pada Gambar II.1 dan diagram hubungannya pada Gambar II.2. Gambar II.1 Model Proses OOSE [9] 6

2 Penjelasan tiap fase-fase pada model proses OOSE: - Analysis bertujuan untuk memperoleh pemahaman dari suatu aplikasi. Pemahaman tergantung hanya pada kebutuhan persyaratan sistem. - Construction berarti bahwa model analysis dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk source code. - Testing tidak jauh berbeda dengan sistem yang dikembangkan dengan metode lain. Pada fase ini sistem diverifikasi untuk memastikan bahwa sistem dirancang sesuai dengan spesifikasinya. Gambar II.2 Diagram hubungan OOSE [9] OOSE bekerja dengan lima model yang berbeda: - Requirement model bertujuan untuk menangkap persyaratan fungsional. - Analysis model bertujuan untuk memberikan sistem suatu ketahanan dan struktur objek yang dapat diubah. - Design model bertujuan untuk mengambil dan memperhalus struktur objek ke lingkungan implementasi saat ini. - Implementation model bertujuan untuk mengimplementasikan sistem. - Test model bertujuan untuk memverifikasi sistem. 7

3 II.2 Perawatan Perangkat Lunak Perawatan perangkat lunak merupakan fase terakhir dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Fase ini berfokus pada perubahan yang dihubungkan dengan kesalahan, penyesuaian yang dibutukan ketika lingkungan perangkat lunak berkembang, serta perubahan sehubungan dengan perkembangan yang disebabkan oleh perubahan kebutuhan pelanggan [11]. Definisi umum tentang perawatan yaitu aktifitas after-the-fact [10]. Berdasarkan definisi ini, tidak ada aktifitas perawatan yang terjadi selama usaha pengembangan perangkat lunak. Perawatan terjadi setelah produk beroperasi. Gambar II.3 Proses Perawatan Perangkat Lunak [12] Perawatan perangkat lunak menurut [10] dibagi menjadi tiga kategori: - Korektif: perubahan diperlukan untuk memperbaiki error atau bugs yang terjadi di dalam sistem. - Adaptif: usaha apapun yang dilakukan sebagai hasil dari perubahan di dalam lingkungan dimana sistem perangkat lunak harus beroperasi. Pada tesis ini, terdapat suatu usulan untuk memigrasi sistem perangkat lunak ke versi yang dapat diakses melalui perangkat nirkabel, tidak hanya berbasis web. - Perfektif: semua perubahan, penambahan, penghapusan, modifikasi, perluasan dan peningkatan dibuat ke sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang meluas. 8

4 - Preventif: perawatan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah masalah sebelum terjadi. Pada kasus di tesis ini, maka dilakukan suatu usaha untuk merekayasaulang suatu perangkat lunak agar pada suatu saat terjadi perubahan maka akan lebih mudah dirawat. Menurut [4], sejumlah faktor yang memotivasi untuk melakukan perawatan perangkat lunak, yaitu: - Untuk menyediakan kelanjutan layanan. - Untuk mendukung keperluan upgrade. - Untuk mendukung permintaan pengguna untuk penyempurnaan. - Untuk memudahkan pekerjaan perawatan di masa mendatang. Jika sistem digunakan, maka perawatan tidak akan pernah berakhir karena sistem akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan dari lingkungan yang berubah dimana sistem beroperasi [4]. Kegiatan perawatan dirasakan sulit, karena ada beberapa kendala menurut [10], yaitu: - Produk atau proses yang membuat produk tidak dapat dilacak. - Perubahan tidak terdokumentasi. - Sulit untuk melacak perubahan. - Munculnya efek riak(ripple effect) ketika melakukan perubahan. Kurangnya perhatian selama proses pengembangan mengakibatkan kekurangan kemampuan pelacakan, bahkan dalam melacak kesalahan ataupun melakukan perbaikan. Pada akhirnya akan sulit untuk memahami spesifikasi dan kebutuhan pengguna. Akibatnya, perawatan menjadi sulit dan pemahaman pengguna akan perawatan perangkat lunak juga menyebabkan perawatan adalah hal yang sulit untuk dilaksanakan. 9

5 II.3 Rekayasa Ulang (Reengineering) Reengineering menurut arti dalam kamus adalah rekayasa ulang suatu produk yang telah ada untuk membuatnya agar lebih berguna. Sedangkan Software Reengineering itu sendiri menurut [13] adalah reorganisasi dan memodifikasi sistem perangkat lunak yang telah ada untuk membuatnya lebih mudah dirawat, menurut [12] Software Reengineering itu adalah suatu bentuk modernisasi yang meningkatkan kemampuan dan/atau kemampurawatan dari sistem lama dengan memperkenalkan teknologi dan praktek modern. Reengineering dapat sebagian atau keseluruhan dari sistem yang akan direkayasa ulang. Original program Program documentation Modularised program Original data Reverse engineering Source code translation Program modularisation Data reengineering Program structure improvement Structured program Reengineered data Gambar II.4 Proses Reengineering [12] Bentuk-bentuk reengineering: - Retargeting: migrasi sistem lama ke platform perangkat keras yang baru. - Revamping: mengganti antarmuka pengguna - Penggunaan komponen komersil: komponen yang andal dan terpercaya mampu menggantikan komponen fungsional, dapat meningkatkan kualitas dan performansi dari sistem perangkat lunak yang dibangun. - Penerjemahan kode sumber: mengubah dari bahasa pemrograman lama ke bahasa pemrograman modern. - Pengurangan kode: membuang kode-kode yang tidak berguna di dalam program. 10

6 - Transformasi fungsional: termasuk peningkatan struktur program, modularisasi program dan data reengineering. Keuntungan dari Reengineering:[13] - Pengurangan Risiko: ada suatu risiko yang tinggi dalam pengembangan perangkat lunak yang baru. Masalah ini mungkin dalam hal pengembangan, staff dan spesifikasi. - Pengurangan Biaya: biaya dari Reengineering ini sering kali lebih kecil daripada biaya pengembangan perangkat lunak yang baru. Proses reengineering terdiri dari Reverse Engineering, kemudian Forward Engineering. Reverse Engineering yaitu menganalisa perangkat lunak dengan pandangan ke pemahaman disain dan spesifikasinya [13]. Setelah Reverse Engineering dilakukan, kemudian melakukan Forward Engineering yaitu rekayasa kembali mulai dari tahap kebutuhan sampai tahap akhir (implementasi). Gambar II.5 Siklus Forward dan Reverse Engineering[12] II.4 Refactoring Dalam istilah matematika, factoring atau faktorisasi adalah dekomposisi suatu objek menjadi ekspresi objek-objek yang lebih kecil. Menurut [3], Refactoring adalah proses penulisan ulang terhadap materi tertulis tersebut untuk memperbaiki readibilitas atau struktur, dengan tujuan eksplisit menjaga makna atau behavior-nya. Software refactoring adalah restructuring (menyusun ulang) kode yang ada dengan mengubah struktur internal tanpa mengubah perilaku eksternalnya. Ini bertujuan untuk menghindari duplikasi. 11

7 Keuntungan utama menggunakan refactoring: Memperbaiki rancangan perangkat lunak. Membuat kode agar lebih mudah dimengerti. Membantu membuat program lebih cepat. Membantu mencari bugs. Mempercepat software reengineering. Refactoring dibutuhkan pada saat: Prinsip tiga aturan, yaitu: jika melakukan hal yang sama dan berulang sampai tiga kali, sebaiknya melakukan refactor. Menambah fungsionalitas baru. Memperbaiki bugs. Sebagaimana melakukan kajian terhadap kode. Masalah yang timbul dalam refactoring: Basis data: kebanyakan aplikasi bisnis secara ketat terkait ke skema basis data yang mendukungnya. Perubahan antarmuka. Perubahan rancangan yang menyebabkan sulit untuk refactor. Ada saat-saat tertentu yang seharusnya tidak melakukan refactor. Bad Smell atau disebut kode busuk yaitu kode-kode program yang diindikasi buruk dan perlu untuk di-refactor. Beberapa nama smell yang dikenal tertera pada Tabel II.1. Tabel II.1 Bad smell dan teknik mengatasinya [3] Nama Smell Pengertian Teknik mengatasinya Duplicated Code Struktur kode yang sama di lebih dari satu tempat Extract Method, Pull Up Field, Form Template Method, Substitute Algorithm, Extract Class 12

8 Tabel II.1 Bad smell dan teknik mengatasinya [3] (lanjutan) Nama Smell Pengertian Teknik mengatasinya Long Method Jumlah baris program yang sangat banyak di dalam suatu method Extract Method, Replace Temp with Query, Introduce Parameter Object, Preserve Whole Object, Replace Method with Method Object, Large Class Long Parameter List Dead Code Inconsistency names Divergent Change Shotgun Surgery Kelas dengan jumlah field yang banyak dan jumlah method yang banyak, melakukan pekerjaan yang banyak Method dengan jumlah parameter yang banyak, biasanya sulit untuk dimengerti karena akan menjadi tidak konsisten dan sulit digunakan Bagian kode yang sama sekali tidak terpakai. Kelas, field, method yang tidak terpakai juga tergolong dalam Dead Code. Masalah penamaan dalam variabel, kelas, field yang menyebabkan kurang konsisten. Suatu kelas pada umumnya diubah dalam cara yang berbeda untuk alasan yang berbeda. Pada perubahan ini, satu kelas mendapatkan banyak jenis perubahan. Misalnya tiga method harus diubah ketika didapatkan basis data yang baru. Ketika ingin melakukan perubahan, maka harus melakukan perubahan itu di kelas-kelas lain karena suatu perubahan dapat mempengaruhi kelas-kelas lain untuk diubah. Feature Envy Suatu kelas yang method-nya itu ternyata lebih perhatian untuk melakukan pekerjaan kelas lain daripada kelas itu sendiri. Data Clumps Item-item data yang terlihat selalu ada dan secara bersama-sama muncul dalam banyak method signature atau di dalam beberapa method Decompose Conditional Extract Class, Extract Subclass, Extract Interface, Duplicate Observed Data Replace Parameter with Method, Preserve Whole Object, Introduce Parameter Object Remove Field, Remove Method, Remove Class, Hapus beberapa bagian kode Rename Class, Rename Method, Rename Fied Extract Class Move Method, Move Field, Inline Class Move Method, Extract Method, Extract Class, Introduce Parameter Object, Preserve Whole Object 13

9 Tabel II.1 Bad smell dan teknik mengatasinya [3] (lanjutan) Nama Smell Pengertian Teknik mengatasinya Data Class Kelas yang memiliki field dengan Encapsulate Field method setter dan getter yang sederhana tanpa adanya filtering. Switch/If- Else Statement Parallel Inheritence Hierarchies Lazy Class Kode dalam bahasa pemrograman berorientasi objek yang mengandung pernyataan-pernyataan kondisional dan di dalam pernyataan tersebut dapat terjadi duplikasi terhadap kode yang seharusnya dapat disederhanakan. Yaitu kasus khusus dalam Shotgun Surgery. Setiap waktu ingin membuat subclass dari satu kelas, maka perlu untuk membuat subclass lainnya. Kelas yang dibuat tetapi perhatiannya sangat kurang, bahkan pada akhirnya tidak digunakan sama sekali Extract Method, Move Method, Replace Conditional with Polymorphism Move Method, Move Field Collapse Hierarchy, Inline Class Aktivitas-aktivitas refactoring: Identifikasi dimana software seharusnya di-refactor. Tentukan refactoring mana yang seharusnya digunakan ke tempat yang telah ditentukan. Menjamin bahwa refactoring yang dipakai mempertahankan behavior. Gunakan refactoring tersebut. Perkirakan efek refactoring dari karakteristik kualitas terhadap software (seperti kompleksitas, understandabilitas, kemampurawatan) atau proses (produktivitas, biaya, usaha ). Pelihara konsistensi antara kode program yang telah di-refactor dengan artifak software lainnya (dokumentasi, dokumen disain, spesifikasi kebutuhan, pengujian, dsb). II.5 SMS (Short Message Service) Menurut [7], SMS kepanjangan dari Short Message Service, yaitu teknologi yang memungkinkan untuk mengirim dan menerima pesan antara telepon selular. SMS 14

10 pertama kali muncul di Eropa pada 1992 dan termasuk di dalam hak GSM (Global System for Mobile Communications) pada permulaan. Kemudian dipindah ke teknologi nirkabel seperti CDMA dan TDMA. Standar SMS dan GSM pada awalnya dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunications Standards Institute). Sekarang 3GPP (Third Generation Partnership Project) bertanggung jawab untuk pengembangan dan perawatan standar GSM dan SMS. Sesuai dengan namanya Short Message Service atau Layanan Pesan Singkat, data yang dapat ditangani oleh pesan SMS sangat terbatas. Satu pesan SMS dapat mengandung paling banyak 140 byte (1120 bits) data, sehingga satu pesan SMS dapat mengandung: karakter jika encoding 7-bit karakter digunakan. (cocok untuk karakter latin seperti alphabet dalam Bahasa Inggris) karakter jika encoding 16-bit Unicode UCS2 character digunakan. (cocok untuk karakter non-latin seperti karakter dalam bahasa Cina). Keuntungan utama dari SMS ini adalah didukung oleh 100% telepon selular. Hampir semua rencana abodemen disediakan oleh layanan selular termasuk layanan pesan SMS yang murah. Satu kekurangan teknologi SMS adalah satu pesan SMS hanya dapat membawa jumlah data yang sangat terbatas. Untuk mengatasi kelemahan ini, sebuah perluasan dikenal sebagai concatenated SMS (juga dikenal sebagai SMS panjang) dikembangkan. Sebuah concatenated SMS dapat mengandung lebih dari 160 karakter. Cara kerjanya yaitu pengirim pesan memecah pesan panjang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengirim bagian-bagian itu sebagai pesan SMS tunggal. Ketika pesan SMS meraih tujuannya, penerima akan menggabungkan ke satu pesan panjang. Kelemahan dari concatenated SMS ini kurang didukung secara luas oleh kebanyakan perangkat nirkabel. 15

11 II.6 WAP (Wireless Application Protocol) Menurut [1], WAP (Wireless Application Protocol) adalah suatu protokol aplikasi yang memungkinkan Internet dapat diakses oleh telepon selular dan perangkat nirkabel lainnya. WAP membawa informasi secara online melewati Internet menuju ke telepon selular atau klien WAP lainnya. Dengan adanya WAP, berbagai informasi dapat diakses setiap saat hanya dengan menggunakan telepon selular. Ada tiga bagian utama dalam akses WAP, yaitu perangkat nirkabel yang mendukung WAP, WAP Gateway sebagai perantara dan server sebagai sumber dokumen. Dokumen yang berada dalam web server dapat berupa dokumen HTML maupun WML. Dokumen WML khusus ditampilkan melalui browser dari perangkat WAP. Sedangkan dokumen HTML yang seharusnya ditampilkan melalui web browser, sebelum dibaca melalui browser WAP diterjemahkan terlebih dahulu oleh gateway agar dapar menyesuaikan dengan perangkat WAP. Saat telepon selular ingin meminta sebuah informasi yang ada di server, telepon selular harus melalui WAP Gateway. Proses pengiriman informasi dari telepon selular ke WAP Gateway dan sebaliknya menggunakan jaringan komunikasi nirkabel yang masih memiliki keterbatasan, terutapa pada kecilnya bandwith yang ada. KEcilnya bandwith tersebut tidak cocok jika dipergunakan untuk memproses informasi lewat protokol HTTP. Protokol HTTP berfungsi untuk mengatur pengiriman informasi dari client menuju server dan sebaliknya. Untuk mengatasi kesenjangan ini, diciptakanlah WAP Gateway. Fungsi WAP Gateway adalah untuk meneruskan permintaan informasi dari telepon selular menuju server lewat HTTP request dan sebaliknya dari server menuju telepon selular lewat HTTP response. 16

12 Gambar II.6 Ilustrasi kerja WAP [1] Keuntungan WAP: 1. Tidak adanya kepemilikan metode dalam mengakses Internet dengan standar WAP baik pada isi maupun layanan. 2. Jaringan yang independen karena WAP bekerja pada seluruh jaringan selular yang ada, seperti CDPD, CDMA, GSM, PDC, PHS, TDMA, ReFLEX, Iden, TETRA, DECT, DataTAC, MebiTex, dan jaringan selular masa depan yang saat ini sedang dikembangkan seperti GPRS dan 3G. 3. Metode WAP telah diadopsi oleh hamper 95% produsen telepon selular di seluruh dunia dalam memanfaatkan wireless internet access dan sedang diimplementasikan pada semua frekuensi. 4. WAP adalah standar protokol dan aplikasinya, yakni WAP browser yang dapat digunakan pada seluruh sistem operasi terkenal termasuk Palm OS, EPOC, Windows SE, FLEXOS, OS/9, Java OS, dan sebagainya. 5. Dengan menggunakan teknologi GPRS, perhitungan biaya aksesnya berkisar antara Rp.1,1-12 per kilo byte. Kelemahan WAP: 1. Konfigurasi telepon selular untuk layanan WAP masih termasuk sulit. 2. Jumlah telepon selular yang mendukung WAP masih terhitung sedikit. 17

13 3. Protokol lain seperti SIM Application Toolkit dan MexE (Mobile Station Application Execution Environment) secara luas didukung dan didisain untuk bersaing dengan WAP. II.7 Servicing Database Berdasarkan pengalaman para pengembang aplikasi dan pemahaman kode sumber, jika dilihat secara umum Servicing Database adalah suatu aplikasi yang berguna untuk manajemen jadwal. Kata Servicing yang berarti pelayanan, maksudnya untuk memberikan pelayanan terhadap klien. Aplikasi ini dapat tergolong sebagai CRM (Client Relationship Management) atau Pengelolaan Hubungan dengan Pelanggan, menurut [6] kegiatan ini meliputi Acquire (mendapatkan), Enhance (meningkatkan) dan Retain (mempertahankan) pelanggan. Maksudnya adalah bagaimana dapat memperoleh pelanggan baru, meningkatkan pelayanan dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Kegiatan CRM dipakai sebagai sarana penghubung dari suatu perusahaan ke pelanggannya. Dalam aplikasi Servicing Database, klien disini yaitu pelanggan yang melakukan investasi ke perusahaan FPI untuk memperoleh layanan finansial. Para adviser dari berbagai cabang yang ada dalam lingkungan internal perusahaan multinasional Financial Partners International Ltd (FPI) memiliki sejumlah klien dengan total lebih dari klien, baik dari negara di dalam maupun di luar cabang internal perusahaan. Klien dengan jumlahnya yang banyak itu perlu diatur pertemuannya untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap kliennya. Istilah pertemuan adviser dengan klien pada Servicing Database sering kali disebut dengan Strategic Review (SR). Adviser melakukan Strategic Review terhadap klien untuk melakukan kajian/evaluasi terhadap laporan bisnis dan investasi yang dilakukan oleh klien. 18

14 Kelas-kelas pengguna pada Servicing Database pada umumnya sama seperti aplikasi web lain dalam perusahaan ini, yaitu terdiri dari Adviser, Branch dan Central. Adviser hanya dapat melihat data-data kliennya sendiri dan tidak dapat melihat data-data klien pada adviser lainnya. Branch dapat melihat data-data adviser pada suatu branch tertentu jika diberi otoritas terhadap branch mana yang dapat diakses. Central memiliki otoritas paling tinggi diantara Adviser dan Branch karena dipercaya untuk dapat melakukan perawatan terhadap data-data klien dan jadwal yang telah ada. Tabel II.2 Kelas Pengguna Servicing Database Hak akses Lihat data klien Lihat data adviser lain Pemeliharaan data klien Adviser klien dari adviser itu sendiri Tidak dapat Tidak dapat Branch Central Semua klien dibawah bimbingan adviser yang berasal dari branch tertentu Semua klien dari semua branch Perusahaan multinasional ini terdiri dari cabang: - Hong Kong - China - Malaysia - Indonesia - UAE - Thailand - India Adviser dari branch yang diberi otoritas Adviser dari semua branch Tidak dapat Dapat Setelah ditelusuri lebih dalam lagi melalui eksekusi program dan pemahaman kode sumber secara keseluruhan, Servicing Database tidak hanya sekedar untuk pengaturan jadwal saja, tetapi juga untuk manajemen data-data klien yang ada dalam lingkungan internal perusahaan multinasional ini. Klien-klien yang dimiliki di dalam lingkungan internal perusahaan ini dikelompokkan dalam suatu kelas-kelas berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adviser itu sendiri sebenarnya adalah klien, hanya 19

15 saja terdapat karakteristik khusus yang membedakan dengan klien-klien biasa. Pada sistem lama sebelum permintaan perubahan diajukan pada bulan Mei 2007, klienklien dikelompokkan menjadi enam kategori, yaitu: 1. Local Active: adviser dari klien ini bukan CRM (Client Relationship Manager) dan klien berasal dari negara yang merupakan cabang internal dari perusahaan. 2. Local Passive: adviser dari klien ini adalah CRM (Client Relationship Manager) dan klien berasal dari negara yang bukan cabang internal dari perusahaan. 3. Overseas Active: adviser dari klien ini bukan CRM (Client Relationship Manager) dan klien berasal dari negara yang merupakan cabang internal dari perusahaan. 4. Overseas Passive: adviser dari klien ini adalah CRM (Client Relationship Manager) dan klien berasal dari negara yang bukan cabang internal dari perusahaan. 5. Lost Contact: klien ini kehilangan kontak dengan adviser sehingga pada akhirnya tidak dapat ditemui oleh adviser-nya. 6. Execution Only: klien pada kategori ini biasanya merupakan adviser (adviser dari klien itu adalah klien itu sendiri) atau staf dari Central (adviser dari klien itu adalah Central). Klien dengan kategori nomor 5 dan 6, biasanya tidak akan memiliki jadwal terhadap advisernya. Kesimpulannya bahwa klien dengan kategori dengan nomor 5 dan 6 tidak akan ditemui oleh adviser. Klien dengan kategori selain 5 dan 6 dapat saja tidak memiliki jadwal atau tidak akan ditemui oleh adviser setelah dilakukan usulan untuk menolak Strategic Review terhadap klien itu, biasa disebut dengan Decline SR atau No SR. Pada sistem baru saat ini (setelah permintaan perubahan diajukan pada bulan Mei 2007), klien memiliki kategori A, B, C, D, E dan F. Kategori ini ditentukan dari pihak 20

16 manajemen. Kategori A adalah kategori dengan kelas tertinggi, kategori F adalah kelas terendah. Client Category pada sistem lama menggunakan kategori seperti Local Active, Local Passive, Overseas Active, Overseas Passive, Lost Contact dan Execution Only. Sedangkan pada sistem baru sekarang ini menggunakan A, B, C, D, E dan F. Client Category pada sistem lama saat ini masih dapat dipakai, hanya pada basis data nama fisiknya berbeda, sedangkan untuk sistem baru nama fisiknya tetap hanya saja nilainya A, B, C, D, E dan F, nilai itu dapat diusulkan perubahannya oleh adviser setelah disetujui oleh General Manager. Adviser melakukan usulan perubahan Client Category terhadap klien setelah melakukan kajian terhadap hasil bisnis yang dilakukan oleh kliennya. 21

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi di bidang perangkat lunak semakin meningkat. Biaya untuk pengembangan perangkat lunak telah melampaui biaya

Lebih terperinci

Server dan Workstation

Server dan Workstation Server dan Workstation Kata server seringkali diucapkan oleh pengguna komputer, terutama ketika sedang membicarakan jaringan komputer atau internet. Dalam bahasa Inggris, kata server berasal dari kata

Lebih terperinci

REKAYASA ULANG PERANGKAT LUNAK SERVICING DATABASE UNTUK AKSESIBILITAS DAN KEMAMPURAWATAN (STUDI KASUS: FINANCIAL PARTNERS INTERNATIONAL, LTD) TESIS

REKAYASA ULANG PERANGKAT LUNAK SERVICING DATABASE UNTUK AKSESIBILITAS DAN KEMAMPURAWATAN (STUDI KASUS: FINANCIAL PARTNERS INTERNATIONAL, LTD) TESIS REKAYASA ULANG PERANGKAT LUNAK SERVICING DATABASE UNTUK AKSESIBILITAS DAN KEMAMPURAWATAN (STUDI KASUS: FINANCIAL PARTNERS INTERNATIONAL, LTD) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Short Message Service () Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih dikenal dengan sebutan merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia antara lain internet dan telepon seluler,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR WIRELESS APPLICATOON PROTOCOL (WAP) Triwisaksana

KONSEP DASAR WIRELESS APPLICATOON PROTOCOL (WAP) Triwisaksana KONSEP DASAR WIRELESS APPLICATOON PROTOCOL (WAP) Triwisaksana triwisaksana@yahoo.com ABSTRAK Diawal abad ke 21 ini, Informasi sangat berperanan penting di segala bidang. Era internet merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Telepon Selular dan Internet adalah dua fenomena yang paling menarik menjelang akhir abad lalu. Fenomena yang dimulai pada tahun 1990-an itu banyak merevolusi

Lebih terperinci

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Travelia Sari Wisata merupakan sebuah perusahaan atau badan usaha yang bergerak di bidang jasa penjualan paket wisata dan umroh yang kantornya berlokasi di Jakarta

Lebih terperinci

data dengan menggunakan konektivitas tersebut terbatas jangkauan area koneksinya, meskipun pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya.

data dengan menggunakan konektivitas tersebut terbatas jangkauan area koneksinya, meskipun pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perangkat mobile seperti telepon selular atau ponsel berkembang sangat pesat belakangan ini. Berbagai fitur baru ditambahkan pada ponsel, sehingga ponsel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah diperkenalkan pada tahun 1992 di Eropa oleh ETSI (European Telecommunikation

BAB I PENDAHULUAN. telah diperkenalkan pada tahun 1992 di Eropa oleh ETSI (European Telecommunikation BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Short Message Service atau lebih dikenal SMS merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk mengirim maupun menerima pesan antar telepon seluler. SMS sendiri telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prinsip kerja yang berlainan. Multichannel single phase queue

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prinsip kerja yang berlainan. Multichannel single phase queue BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek Dokter Bersama Klinik Muara Kasih adalah badan usaha yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini diperlukan pada semua aspek kehidupan. Teknologi mempermudah manusia untuk memaksimalkan suatu kinerja. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I. PERSYARATAN PRODUK

BAB I. PERSYARATAN PRODUK BAB I. PERSYARATAN PRODUK 1.1. Pendahuluan Sesuai perkembangan teknologi, teknologi informasi menempati posisi yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya aplikasi dari teknologi informasi memberikan

Lebih terperinci

SMS gateway telah banyak digunakan dalam berbagi aplikasi dan

SMS gateway telah banyak digunakan dalam berbagi aplikasi dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka SMS gateway telah banyak digunakan dalam berbagi aplikasi dan penelitian. Salah satu penelitian yang menggunakan teknologi SMS gateway adalah sebuah tugas akhir

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, di Indonesia mobile internet masih merupakan potensi yang belum banyak tersentuh. Hal ini dikarenakan teknologi mobile internet memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi menyebabkan setiap individu ataupun kelompok mau tidak mau menerapkannya dalam segala aktifitas. Salah satu contoh penerapannya adalah

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) adalah perusahaan yang memiliki peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan. I.1.1 Tujuan. I.1.2 Ruang Lingkup

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan. I.1.1 Tujuan. I.1.2 Ruang Lingkup Bab I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Dengan berkembang pesatnya teknologi perangkat bergerak seperti smart phone dan PDA maka pengiriman pesan melalui SMS maupun mobile internet mungkin dilakukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian UML Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD (Object-Oriented Analysis/Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk menentukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keinginan setiap pengguna dalam mengakses internet adalah untuk mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan informasi dalam bentuk teknologi jaringan internet.

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. I.1 Pendahuluan

PERSYARATAN PRODUK. I.1 Pendahuluan BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Indonesia memiliki 41,37 juta orang yang tidak bekerja. Sejumlah 10,25 juta diantaranya adalah pengangguran terbuka (sama sekali tidak bekerja). Menurut Menakertrans,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pada bab ini berisi pendahuluan, tujuan, ruang lingkup proyek, definisi, dan gambaran produk. 1.1 PENDAHULUAN Teknologi hadir untuk memberikan kemudahan-kemudahan terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun

Lebih terperinci

WAP (Wireless Application Protocol).

WAP (Wireless Application Protocol). WAP (Wireless Application Protocol). Definisi: WAP adalah suatu protokol aplikasi yang didesain sehingga memungkinkan informasi di internet dapat diakses oleh perangkat wireless seperti ponsel, PDA, pager

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Pada bab tiga ini berisikan pembahasan mengenai dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. 3.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

Rancangan Aplikasi Persediaan Barang Pada TB. Putra Mas Pangkalpinang Melati Suci 1), Sujono 2)

Rancangan Aplikasi Persediaan Barang Pada TB. Putra Mas Pangkalpinang Melati Suci 1), Sujono 2) Jurnal Teknologi Informatika dan Komputer Atma Luhur Vol 2. Maret 2015 ISSN: 2406-7962 Rancangan Aplikasi Persediaan Barang Pada TB. Putra Mas Pangkalpinang Melati Suci 1), Sujono 2) 1) Dosen Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS (Short Messaging Service) yang berupa pesan teks pendek, dan EMS (Enhanced Messaging Service)

Lebih terperinci

Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Shinta P. Sari White Box Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah dieksekusi paling

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. Surya Mustika Citra adalah perusahaan yang bergerak di bidang jual-beli, tukar-tambah mobil secara tunai dan kredit. Sampai saat ini, perusahaan telah memiliki 12

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada semester

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis dan perancangan Pengembangan Aplikasi Mobile Ticketing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi, untuk memberikan sarana hiburan bagi para penghobi dan pencinta louhan di tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Peningkatan perekonomian yang terjadi saat ini memicu masyarakat untuk membuka usaha di berbagai sektor. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan taraf

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Bisnis Mobile mbusiness bisa dianggap sebagai bagian dari ebusiness di mana informasi tersedia independen waktu dan lokasi dimanapun kita berada. Menurut magic,2000,p.3 pengertian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS

SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS Wida Ekiyanti Putri, Mike Yuliana, EkoAdi Setiawan Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Analisis dan Desain Struktur analisis dan desain adalah sebuah metodologi yang di gunakan pada rekayasa perangkat lunak untuk mendeskripsikan sistem kearah fungsional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Teori Umum 1.1.1 Aplikasi SMS Lokal Komputer Aplikasi SMS Lokal Komputer digunakan untuk pengiriman SMS ke pelanggan dengan menggunakan PC yang disambungkan dengan Handphone agar

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjanan Komputer Semester Ganjil 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjanan Komputer Semester Ganjil 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjanan Komputer Semester Ganjil 2010/2011 RANCANG BANGUN APLIKASI INFORMASI TRACKING BARANG DAN INFO HARGA BERBASIS SMS PADA EKSPEDISI ESL EXPRESS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Di bawah ini akan dijelaskan tujuan pengembangan software, ruang lingkup dan penjelasan produk yang dibangun secara umum atau general dengan menggunakan sedikit bahasa teknis dan

Lebih terperinci

Software Requirements Specification

Software Requirements Specification Software Requirements Specification untuk Aplikasi Desktop Untuk Logistik Alat Tulis Kantor Berbasis RMI Java (Client - Server Middleware). Versi 1.10 Oleh : Made Andhika 23510307 I Putu Agus Eka Pratama

Lebih terperinci

KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak

KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak Dibuat oleh : Dekha Sundhawati (41813120217) Dosen Pengampu : Wachyu Hari Haji, S.Kom,MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari, pesatnya perkembangan teknologi informasi mengharuskan kita sebagai

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI PEMBAYARAN PPOB (PAYMENT POINT ONLINE BANK) STUDI KASUS REKENING PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG

STUDI DAN IMPLEMENTASI PEMBAYARAN PPOB (PAYMENT POINT ONLINE BANK) STUDI KASUS REKENING PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG STUDI DAN IMPLEMENTASI PEMBAYARAN PPOB (PAYMENT POINT ONLINE BANK) STUDI KASUS REKENING PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi SISTA (Sistem Informasi Skripsi dan Tugas Akhir) merupakan sistem informasi yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan terkait proses skripsi dan Tugas Akhir

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) ROBI DIRGANTARA NIM 206700183 Jurusan Teknik Informatika ABSTRAK Dalam kehidupan modern saat ini yang

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang)

Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang) Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang) Ahmad Fauzi Fakultas ilmu Komputer, Universitas Singaperbangsa Karawang ahmad.fauzi@staff.unsika.ac.id Abstrak Sekolah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang terpenting bagi manusia. Banyak masyarakat umum yang masih kurang pengetahuannya mengenai berbagai jenis penyakit

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 PENDAHULUAN Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada barangnya dan tidak berpaling ke barang lain.

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda dalam mencapai setiap misi dan tujuannya. Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sekolah Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE

UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE Afwarman Manaf, M Zuhri Catur C afwarman@informatika.org, mzuhri@informatika.org Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

CSG3H3 RPL: Teknik Berorientasi Objek Semester Genap 2014/2015. Refactoring

CSG3H3 RPL: Teknik Berorientasi Objek Semester Genap 2014/2015. Refactoring CSG3H3 RPL: Teknik Berorientasi Objek Semester Genap 2014/2015 Refactoring Apakah Refactoring? Refactoring adalah proses memperbaiki struktur internal sebuah sistem perangkat lunak dengan tetap mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Server merupakan kebutuhan utama bagi hampir setiap perusahaan maupun untuk para pengguna pada umumnya. Akan tetapi server merupakan sebuah mesin yang terhubung ke

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile

BAB I PENDAHULUAN. sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era telekomunikasi, perkembangan teknologi komunikasi mengarah ke sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile phone

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN BAB III PERANCANGAN PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung dalam pembuatan aplikasi berbasis website terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI UNTUK APLIKASI BERBASIS MESSAGING

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI UNTUK APLIKASI BERBASIS MESSAGING PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI UNTUK APLIKASI BERBASIS MESSAGING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh : Syaikhuddin / 13502018 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS SMP N 2 PATIKRAJA BANYUMAS) Ajeng Puspitasari Rahastri 1, Tengku A. Riza, ST.,MT.2, Rohmat Tulloh 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami pengertian kebutuhan perangkat lunak. Memahami apa yang dimaksud dengan analisis kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin berkembang. Berkenaan dengan proses pembuatan tugas akhir ini penulis melakukan perancangan dan pembuatan sistem yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem dapat diartikan sebagai serangkaian komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Soeherman &

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia telah memberikan dampak positif bagi manusia. Salah satunya adalah kemajuan teknologi di

Lebih terperinci

A. Spesifikasi Perangkat Lunak

A. Spesifikasi Perangkat Lunak A. Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan otomasi dari proses bisnis pada sebuah organisasi, untuk menghasilkan operasi bisnis (organisasi) yang efektif (akurat) dan efisien (cepat dan murah).

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PEMROGRAMAN APLIKASI BERGERAK

SILABUS MATA KULIAH PEMROGRAMAN APLIKASI BERGERAK PEMROGRAMAN APLIKASI BERGERAK A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Sistem Informasi (S-1) Mata Kuliah : Pemrograman Aplikasi Bergerak (Pilihan) Kode : SI 427 Bobot : 4 (empat) sks Kelas : SI6A, SI6B,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan manusia menginginkan segala sesuatunya dengan mudah dan ringkas. Bertukar informasi adalah suatu hal yang sangat

Lebih terperinci

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak 8.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan perangkat lunak merupakan proses memodifikasi sistem perangkat lunak atau komponennya setelah penggunaan oleh konsumen untuk memperbaiki kerusakan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan teknologi informasi yang semakin penting akan pemenuhannya menuntut adanya akses yang cepat untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Internet

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kantor Cabang Utama (KCU) Bandung yang terletak di Jl. Pelajar Pejuang 45 No.66 Bandung merupakan suatu Badan

Lebih terperinci

APLIKASI MOBILE-CHATTING MENGGUNAKAN FASILITAS BLUETOOTH DENGAN J2ME

APLIKASI MOBILE-CHATTING MENGGUNAKAN FASILITAS BLUETOOTH DENGAN J2ME APLIKASI MOBILE-CHATTING MENGGUNAKAN FASILITAS BLUETOOTH DENGAN J2ME Satyani Karina Eka Putri Teknik Informatika Universitas Gunadarma akarin_chan86@yahoo.com ABSTRAK Saat ini teknologi komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SMS Gateway SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Wireless Application Protocol (WAP) Pada Sistem Informasi Penjualan Buku di Toko Buku Togamas Bandung

Penggunaan Teknologi Wireless Application Protocol (WAP) Pada Sistem Informasi Penjualan Buku di Toko Buku Togamas Bandung Penggunaan Teknologi Wireless Application Protocol (WAP) Pada Sistem Informasi Penjualan Buku di Toko Buku Togamas Bandung Restu Purnama Hadi Hady_bdg@yahoo.com Pembimbing I : Linda Salma A, S.Si.,M.T.

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK 1 BAB I PERSYARATAN PRODUK 1. 1 Pendahuluan Keberadaan usaha warung internet (warnet) saat ini mulai menjamur di manamana. Hal ini dikarenakan kebutuhan informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Basisdata telah banyak digunakan untuk menghimpun data. Sistem manajemen basisdata / Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak untuk mengelola dan memanipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada April 2010 September 2010 B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA ANTAR TELEPON SELULAR MELALUI JARINGAN INTERNET

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA ANTAR TELEPON SELULAR MELALUI JARINGAN INTERNET UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA ANTAR TELEPON SELULAR MELALUI JARINGAN INTERNET Andhika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ETSI (European Telecommunication Standars Institute) dan pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. ETSI (European Telecommunication Standars Institute) dan pada awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Short Message Service atau lebih dikenal SMS merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk mengirim maupun menerima pesan antar telepon seluler. SMS sendiri telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sekilas Mengenai Web Internet sudah menjadi hal yang sangat dekat bagi masyarakat ataupun penggunanya di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Green cake and coffee adalah suatu usaha yang bergerak dibidang food and beverages yang sedang berkembang di Bandung, dengan konsep interior khas Perancis yang

Lebih terperinci

INTEGRASI PENERAPAN KONSEP CRM PADA BISNIS KULINER

INTEGRASI PENERAPAN KONSEP CRM PADA BISNIS KULINER bidang TEKNIK INTEGRASI PENERAPAN KONSEP CRM PADA BISNIS KULINER BENNY YUSTIM, BUDI HARIYANTO Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Widyatama Pelayanan kepada pelanggan memegang peranan penting

Lebih terperinci