BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi dan industrialisasi saat ini mendorong

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi dan industrialisasi saat ini mendorong"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan industrialisasi saat ini mendorong pergerakan aliran modal dan investasi ke berbagai sendi-sendi kehidupan di penjuru dunia, termasuk di dalam aspek Ketenagakerjaan, yang mengakibatkan terjadinya migrasi penduduk atau pergerakan tenaga kerja antar negara. Dalam mewujudkan tertib hukum di dalam mempekerjakan tenaga kerja asing dalam pembangunan daerah serta meningkatkan mutu tenaga kerja lokal. Untuk keperluan tersebut, para pemilik modal sebagai pengusaha perlu membawa serta beberapa tenaga kerja dari negara asal atau negara lain untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA), maka diperlukan suatu peraturan yang mengatur tenaga kerja asing, dari peraturan ketenagakerjaan dalam rangka mencegah masuknya tenaga kerja asing illegal yang dapat merugikan perekonomian daerah serta mengurangi lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal. Oleh karena itu perlunya suatu pengawasaan dalam menciptakan program peningkatan produktivitas tenaga kerja lokal dan pendapatan daerah merupakan suatu keharusan. Cara yang digunakan tenaga kerja asing biasanya adalah dengan menyalah gunakan visa kunjungan yang dipakai untuk bekerja dan disamping itu mereka memanfaatkan lemahnya pengawasan Kantor Imigrasi dan Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Keberadaan TKA illegal jelas merugikan pemerintah karena mereka tidak membayar biaya kompensasi TKA yang ditetapkan perorang/perbulan dan juga merugikan masyarakat sebagai tenaga

2 kerja, terhadap permasalahan ini perlu penerapan terhadap peraturan tenaga kerja harus ditegakkan di dalam penerapannya mengenai izin serta retribusi tehadap IMTA. Merujuk pada Pasal 42 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa : untuk mempekerjakan tenaga kerja asing diperlukan izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Oleh karena itu, pemberi kerja tenaga kerja asing wajib mengajukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk memperoleh Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) serta bersedia untuk dikenakan retribusi. Di sisi lain pemerintah juga tidak dapat menutup mata, di mana situasi dan kondisi Indonesia masih belum dapat menciptakan lapangan kerja bagi sebagian dari pencari kerja. 1 Pemberian izin penggunaan tenaga kerja asing dimaksudkan agar pengguna tenaga kerja asing dilaksanakan secara selektif dalam rangka pemberdayaan tenaga kerja lokal secara optimal. 2 Oleh karena itu di dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan bagi perusaahan yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di wilayah Indonesia dengan membuat rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Upaya di dalam peningkatan, penyediaan, pembiayaan dari sumbersumber pendapatan asli daerah antara lain, dilakukan dengan peningkatan 1 G.Karta Sapoetra, 2004, Hukum Perburuhan di Indonesia Berdasarkan Pancasila,Bina Aksara, Jakarta, hlm Hesty Hastuti, 2005, Permasalahan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia, BPHN-Departemen Hukum dan HAM, hlm.20

3 kinerja pemungutan melaui pengawasan, penyempurnaan melalui aturan-aturan dan penambahan jenis retribusi, serta pemberian keleluasaan bagi daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerah khususnya dari sektor retribusi daerah. Dalam penelitian ini pengenaan retribusi IMTA yang ditujukan pada PT.SPA Sukses Pratama di Kabupaten Badung telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 20 tahun 2013 tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Badung. Pengaturan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap penggunaan pekerja asing di Kabupaten Badung, yang dimana Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang dalam hal ini untuk menunjang kualitas tenaga kerja lokal pada salah satu kekhususan penggunaannya. Menyadari kenyataan yang sejauh ini di Kabupaten Badung yang merupakan salah satu wilayah destinasi warga asing, ditunjang dengan pengaruh globalisasi peradaban manusia saat ini, yang dimana Negara pada umumnya mengharuskan membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing. Hal inilah yang memungkinkan banyak masuknya Tenaga Kerja Asing yang illegal tanpa Izin serta tidak terjamah keberadaannya oleh pemerintah sehingga retribusi yang seharusnya dikenakan menjadi hilang. Disinilah perlu dilakukan pengawasan terhadap aspek-aspek dasar dan cara pengaturan pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dengan tujuan penggunaan tenaga kerja asing harus secara selektif di dalam pemberian izin serta pengelolaan kontribusinya terhadap daerah. Pada dasarnya Negara Indonesia mengemban

4 amanah untuk menjamin seluruh warga negaranya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam konteks inilah secara kelembagaan, pada umumnya pemerintahan suatu negara secara khusus membentuk lembaga yang mengurus ketenagakerjaan yaitu Dinas Sosial dan Tenaga Kerja di setiap daerah wilayah Negara Indonesia. Kedudukan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan ini didukung juga dengan kebijakan-kebijakan lain yang terkait, yaitu kebijakan pajak dalam pengenaan retribusinya. Menggabungkan kebijakan pajak kedalam pelaksanaan ketenagakerjaan ini sebagai instrument untuk mendorong ketersediaan lapangan kerja dan fasilitas demi mutu tenaga lokal, antara lain dengan memberikan berbagai insentif pajak pada tenaga kerja asing dalam bentuk retribusi. Sumber pendapatan daerah dari Retribusi Perpanjangan IMTA nantinya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu pengaturan berdasarkan prinsip prinsip yang demokrasi, pemerataan dan keadilan kepada masyarakat, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah dalam rangka meminimalisir kecurangan didalam ketenagakerja. Sesuai amanat tersebut, nantinya pemanfaatan dana yang akan diperoleh ini sebagian besar adalah untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal, misalnya dalam bentuk peningkatan kemampuan tenaga kerja lokal melalui kegiatan pelatihan serta sertifikasi kompetensi sesuai bidang yang ditekuni melalui pengawasan agar peraturan yang dibuat tidak dialanggar. Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di daerah Kabupaten Badung di bidang

5 ketenagakerjaan yang tidak dapat terpenuhi oleh tenaga kerja lokal, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di wilayah Provinsi Bali. Berdasarkan uraian di atas, maka timbul keinginan penulis untuk mengkaji tentang lebih jauh mengenai pelaksanaan pengenaan retribusi IMTA oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama Kuta. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam membatasi masalah yang diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, searah dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengawasan pengenaan Retribusi Perpanjangn Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing ( IMTA ) oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama? 2. Bagaimanakah kendala-kendala dalam pengenaan Retribusi Perpanjangn IMTA oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama, sebagai salah satu perusahan yang mempekerjakan TKA? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini akan dibatasi terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia khususnya Kabupaten Badung, Bali yang ruang lingkup permasalahannya meliputi :

6 1. Membahas mengenai bentuk-bentuk pengawasan terhadap Pengenaan Retribusi Perpanjangan IMTA oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung dalam menyikapi penggunaan tenaga kerja asing oleh PT. SPA Sukses Pratama Kuta, badan atau tim pengawasa yang melakukan pengawasan mengenai pungutan Perpanjangan IMTA sampai diterbitkannya Perpanjangan IMTA pada PT.SPA Sukses Pratama. 2. Kendala-kendala didalam pengenaan Retribusi Perpanjangan IMTA pada PT.SPA Sukses Pratama - Kuta, upaya hukum dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung bila mendapati TKA yang tidak melakukan Perpanjangan IMTA serta pembayaran Retribusi IMTA, yang nantinya diharapkan dapat menemukan kelemahan yang menjadi kendala dari Pengenaan Retribusi Perpanjangan IMTA pada salah satu perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Kabupaten Badung, sebagai salah satu gambaran umum di dalam aktifitas ketenagakerjaan sebagai upaya peningkatan mutu tenaga kerja lokal dan kepada daerah dalam bentuk Retribusi. 1.4 Orisinalitas Penelitian Dalam tulisan ini, penulis menggunakan 2 (dua) skripsi ilmu hukum terdahulu melalui penelusuran Skripsi. Dimana hal itu dimaksudkan sebagai referensi penulisan dan untuk menghindari terjadinya plagiasi serta menyatakan bahwa tulisan ini memang hasil karya dan pemikiran penulis sendiri, adapun skripsi yang penulis maksud adalah : No Judul Penulis Rumusan Masalah

7 1 Tinjauan Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Asing Berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pada PT Batamindo Investmen Cakrawala Batam 2 Implementasi Hukum Terhadap Tenaga Kerja Lokal Dalam Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Dan Peraturan Pelaksanaannya Mellisa Anggraini I Made Yoga Pratama 1. Bagaimana pelaksanaan kewajiban dan hak antara pekerja asing dengan PT Batamindo Investment Cakrawala Batam? 2. Apakah kendalakendala yang ditemui dalam penggunaan tenaga kerja asing di PT Batamindo Investment Cakrawala Batam? 1. Bagaimanakah kedudukan pemberi kerja asingyang mempekerjakan tenaga kerja lokal di dalam ketentuan UU Nomor 13 tahun 2003 dan peraturan pelaksananya? 2. Bagaimanakah upaya perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja lokal ketika mengalami kecelakaan kerja selama menjalankan pekerjaanya? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini ada 2 (dua) tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus : Tujuan umum 1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar 2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya hukum ketenagakerjaan dan meningkatkan daya nalar di dalam kehidupan masyarakat

8 3. Untuk memenuhi tugas laporan akhir yang merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Universitas Udayana untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum 4. Untuk mengetahui pelaksanaan pengenaan Retribusi Perpanjangn Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dari segi pengawasan oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama Kuta. 5. Untuk mengetahui kendala-kendala pengenaan retribusi IMTA oleh Dinas Sosial dan Tenagakerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama, sebagai salah satu perusahan yang mempekerjakan TKA Tujuan khusus 1. Untuk memahami pelaksanaan pengenaan Retribusi Perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dilihat dari segi pengawasannya oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama Kuta. 2. Untuk memahami kendala-kendala pengenaan Retribusi Perpanjangan IMTA oleh Dinas Sosial dan Tenagakerja Kabupaten Badung pada PT. SPA Sukses Pratama, sebagai salah satu perusahan yang mempekerjakan TKA. 1.6 Manfaat Penelitian

9 Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memiliki kegunaan praktis pada khususnya sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis Manfaat teoritis 1. Memperdalam pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan sumbersumber yang diperoleh dalam literature terhadap ilmu bidang hukum perdata khususnya hukum ketenagakerjaan di Bali. 2. Memperdalam pengetahuan dalam cara berfikir dan bekerja sehingga tidak hanya mengenai teori tetapi sekaligus mengenal praktek di lapangan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi mahasiswa (pembaca) dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan Manfaat praktis Untuk dapat dijadikan pedoman oleh siapapun baik itu mahasiswa, praktisi, pemerintah, dan pihak yang membutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan yang sejenis maupun penelitian hukum lainnya, dan memberikan pengalaman belajar dan melakukan penelitian bagi mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui jalannya praktek hukum dimasyarakat secara langsung. 1.7 Landasan Teoritis

10 Dari landasan teoritis ini diharapkan mampu memperjelaskan dan mendukung permasalahn serta alternative pemecahan masalah tersebut. Di jaman globalisasi dan liberalisasi perpindahan individu akan semakin mudah dan bebas. Saat ini perdagangan serta investasi, khususnya penanaman modal asing di Indonesia, merupakan faktor yang mengakibatkan meningkatnya jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk masuk dan mengisi dunia kerja di wilayah-wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Badung, Bali. Membuka akses kepada tenaga ahli asing dapat dijadikan bahan kajian dalam memilih sektor atau sub-sektor yang ingin diliberalkan. 3 Kebutuhan akan TKA khususnya yang memiliki kemampuan atau ketrampilan semakin meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi di suatu daerah dalam tujuan pembagunannya. Kehadiran pekerja asing dalam membantu perekonomian suatu daerah dibarengi dengan adanya pengenaan retribusi terhadap IMTA tersebut, secara teoritis dimaksudkan untuk menciptakan kompetisi atau daya saing yang pada waktunya akan menciptakan suatu efisiensi dan peningkatkan daya saing perekonomian dengan subyeknya Tenaga Kerja Asing (TKA). Perlu dikaji ulang kembali mengenai pengawasan penggunanan atau penyertaan tenaga kerja asing tersebut dengan memberikan IMTA sesuai dengan aturan yang berlaku. Setelah ada ijin yang didapat oleh TKA, pemerintah mengharuskan adanya pengenaan Retribusi IMTA agar keberadaan tenaga asing illegal dapat diminimalisir dan dicegah pengunaanya yang akan merugikan daerah. Pada prinsipnya, filosofi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah mereka yang dibutuhkan dalam dua hal sebagai berikut : 3 Zulkarnaen Sitompul, 2004, Investasi Asing Di Indonesia Memetik Manfaat Liberalisasi, Sinar Grafika, Jakarta, h.10

11 a) Tenaga kerja asing yang membawa modal (sebagai investor); dan b) Tenaga kerja asing yang membawa skill (keahlian) dalam rangka transfer teknologi ataupun keterampilan. 4 Tenaga Kerja Asing (TKA) sudah menjadi suatu fenomena yang lumrah. Dilihat dari perkembangannya, sudut pandang serta latar belakang digunakannya TKA di wilayah Indonesia mengalami perubahan seiring perkembangannya zaman. Tujuan pengaturan mengenai TKA ditinjau dari aspek hukum ketenagakerjaan dengan kebijakan pengenaa retribusi ini karenanya di dalam mempekerjakan TKA di Kabupaten Badung khususnya dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang ketat dimulai dengan seleksi dan prosedur perizinan hingga pengawasan agar dalam pelaksanaan selanjutnya dapat dirumuskan bentuk pengawasan dan kelemahan akan pengenaan Retribusi Perpanjangn IMTA pada PT.SPA Sukses Pratama yang menjadi kendala seiring dengan pelaksanaanya. 1.8 Metode Penelitian Metode penelitian atau yang lebih dikenal dengan metodologi dalam hal ini dapat diartikan sebagai cara yang tepat digunakan untuk melakukan sesuatu, sedangkan logi/logos adalah ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian metodologi dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran dengan seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan Jakarta, h.35 4 Ahmadi Miru, 2008, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT. Rajagrafindo Persada,

12 penelitian berarti suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporannya. 5 Dengan menggunakan beberapa hal tersebut seseorang diharapkan mampu untuk menemukan dan menganalisa masalah yang diteliti sehingga dapat mengungkapkan suatu kebenaran, karena metode memberikan pedoman tentang cara bagaimana seorang ilmuwan mempelajari memahami dan menganalisa permasalahan yang dihadapi Jenis penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode yuridis empiris. Metode yuridis yaitu suatu metode penulisan hukum yang dilakukan berdasarkan pada teori-teori hukum, literatur literatur dan peraturan perundang undangan yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan metode empiris yaitu suatu metode dengan melakukan observasi atau penelitian secara langsung kelapangan untuk mendapat kebenaran yang akurat dalam proses penyempurnaan skripsi ini Sifat penelitian Dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian yang sifatnya deskriptif (menggambarkan) yaitu penelitian yang berupaya untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat Data dan sumber data 5 Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta, h.1. 6 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, h.3. 7 Amiruddin, Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.25

13 Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder : Data Primer adalah data yang bersumber dari sumber pertama dilapangan baik dari responden maupun informan. Dimana diperoleh dari hasil wawancara dengan staf-staf Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung Data Sekunder adalah suatu data yang bersumber dari data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum, yang meliputi : 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, meliputi peraturan perundang-undangandan terdiri dari : a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas Dan Retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja e. Peraturan Daerah Kab.Badung No. 20 tahun 2013 tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Badung

14 2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini menggunakan teknik kepustakaan dan teknik wawancara, yaitu : a. Teknik kepustakaan yaitu membaca dan mencatat informasi serta keterangan yang diperoleh dari literature literature yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas serta mencakup peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan Perda No. 20 tahun 2013 tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Badung. b. Uuntuk data lapangan digunakan teknik interview atau wawancara dilakukan terhadap informan yaitu staf-staf dari Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung serta dari pihak-pihak terkait lainnya Teknik pengolahan dan analisis data Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data primer maupun data sekunder yang merupakan hasil dari studi dokumen dan wawacara, kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian mengkualifikasikan dan mengumpulkan data berdasarkan kerangka penulisan skripsi secara menyeluruh, yang selanjutnya data yang diklasifikasikan tersebut dianlisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan secara tepat mengenai hal-hal yang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti secara jelas dan sistematis yang kemudian dapat diolah serta disajikan dalam bentuk

15 laporan, dimana dapat diperoleh suatu kesimpulan atas permasalahan yang dibahas. 8 8 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta, h. 197

oleh : I Gst Ngr Agung Septyadi I Ketut Markeling I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

oleh : I Gst Ngr Agung Septyadi I Ketut Markeling I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT PELAKSANAAN PENGENAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA) PADA PT. SPA SUKSES PRATAMA KUTA (STUDI KASUS DI DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BADUNG) oleh : I Gst Ngr

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Tenaga Kerja Asing. Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum. 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia

Pokok Bahasan : Tenaga Kerja Asing. Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum. 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia Pokok Bahasan : Oleh : Dr. Agusmidah, SH.,M.Hum 1. Latar belakang dan filosofi penggunaan TKA di Indonesia (TKA) sudah menjadi fenomena yang lumrah tidak hanya dewasa ini yang disebut sebagai era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA ASING, PERPANJANGAN IMTA, RETRIBUSI IMTA, DAN PELAKSANAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA ASING, PERPANJANGAN IMTA, RETRIBUSI IMTA, DAN PELAKSANAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA ASING, PERPANJANGAN IMTA, RETRIBUSI IMTA, DAN PELAKSANAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN 2.1 Pengertian Tenaga Kerja Asing Pengertian tenaga kerja asing sebenarnya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING (IMTA) DI PROVINSI BALI

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING (IMTA) DI PROVINSI BALI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING (IMTA) DI PROVINSI BALI Oleh : Ni Made Widnyani Putri I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PADA PT. LINGUA MUNDA SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PADA PT. LINGUA MUNDA SURAKARTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PADA PT. LINGUA MUNDA SURAKARTA Oleh : Yanuar Budi Mariana Suharno, SH, MH Dra. Hj. Nurul Hidayah, M.Ag Fakultas Hukum Universitas Islam Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna menunjang pertumbuhan ekonominya. Hal ini ditandai dengan berkembangnya industri-industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENETAPAN PENGUJI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENETAPAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENETAPAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI... ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan Yuridis Normatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai masalah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING OLEH PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROSEDUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING OLEH PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PROSEDUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING OLEH PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Oleh : HERU PRAYETNO BP: 06.940.196 FAKULTAS HUKUM REGULER

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu 1 III.METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu mengadakan pendekatan masalah. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan masalah yaitu langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Sehubungan dengan itu penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan melalui

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PADA WILAYAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PADA WILAYAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN RETRIBUSI IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PADA WILAYAH PROVINSI SULAWESI TENGAH www.indonesianindustry.com I. PENDAHULUAN Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Pergeseran dimaksud tidak jarang melanggar peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Pergeseran dimaksud tidak jarang melanggar peraturan perundangundangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah ketenagakerjaan di masa datang akan terus berkembang semakin kompleks sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius. Pada masa perkembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan 56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berperan penting untuk menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antarbangsa terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antarbangsa terjadi dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjadi suatu kenyataan yang dihadapi setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Proses interaksi dan saling pengaruh memengaruhi, bahkan pergesekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara berdasarkan undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara berdasarkan undangundang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengkaji serta mempelajari bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam. Potensi perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan untuk mendukung hak dan kewajiban. Penyandang cacat juga merupakan subyek hukum. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu unsur yang paling penting bagi setiap manusia di dalam melangsungkan kebutuhan hidupnya. Tanah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah di amandemen menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan. 1 55 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, yang merata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sebelum melakukan penelitian, menentukan jenis penelitian sangatlah penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi awal millennium ke- 21 dimana bisnis di Indonesia tumbuh dengan pesat, para pelaku bisnis mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua warga negara Indonesia diharapkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah berupaya untuk membuat peraturan perundangan yang mengatur warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan merdeka dan sama dalam martabat dan hak haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan

Lebih terperinci

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya alih fungsi ruang hijau menjadi ruang terbangun, merupakan sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua Kabupaten Kota di Indonesia.

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berperan penting untuk menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan merata berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting untuk menyukseskan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai pemerataan pendapatan, menciptakan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik semakin meningkat terutama kebutuhan atas kualitas informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada umumnya dinilai rentan, baik dari aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan, maupun kemasyarakatannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state atau negara yang pemerintahannya menjamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) bersifat deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) bersifat deskriptif 49 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Ronny Hanitijo Soemitro, penelitian merupakan kegiatan yang menggunakan penalaran empirik dan atau non empirik dan memenuhi persyaratan metodologi disiplin ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dengan berkembangnya era globalisasi dan makin pesatnya persaingan pasar dewasa ini, menjadikan banyaknya organisasi atau perusahaan yang baru bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia seperti yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea ke-4 yaitu Memajukan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang no.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam Undang-undang

Lebih terperinci

PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUM POS DAN GIRO MENJADI PT POS INDONESIA (PERSERO)

PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUM POS DAN GIRO MENJADI PT POS INDONESIA (PERSERO) PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUM POS DAN GIRO MENJADI PT POS INDONESIA (PERSERO) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak diartikan sebagai pungutan yang di lakukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara hukum. Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian Yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Normatif Penelitian Hukum Normatif adalah penelitian hukum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas Desentralisasi. Desentralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama sama dengan manusia lain. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu syarat untuk keberhasilan pembangunan nasional adalah kualitas masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk yang besar menggambarkan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti jumlah kebutuhan menjadi lebih besar, salah satunya kebutuhan pada lahan. Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 23 A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber keuangan daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom. Setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI DAERAH SALINAN I. UMUM Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Lebih terperinci

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, yang kemudian berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis budaya, krisis keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk melaksanakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah serangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti jalan, jembatan, rumah sakit. Pemberlakuan undang-undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. seperti jalan, jembatan, rumah sakit. Pemberlakuan undang-undang tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan terbesar negara, telah banyak memberi manfaat. Beberapa pengeluaran pemerintah menggunakan dana pajak di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa merupakan anugrahnya yang wajib

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan 35 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sedangkan metode penelitian hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang lingkup bumi menurut UUPA adalah permukaan bumi dan tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air. Permukan bumi sebagai dari bumi disebut tanah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Kalimat ini tercantum dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia, dan alinea ke-4 (empat)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian dan pengembangan pengetahuan karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain adalah untuk menambah kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang 1945, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, serta menjamin semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu: 22

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu: 22 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu: 22 1) Pendekatan normatif, adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat. Seluruh wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang CSR (Corporate Social Responsibility) saat ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. CSR berkaitan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 52 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari berbagai bentuk pembangunan. Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Analisis Penentuan Harga Gabah Oleh Tengkulak (Studi Kasus Pada Petani di Desa Wonoketingal Karanganyar Demak)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup sehingga pembangunan nasional berwawasan lingkungan tidak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup sehingga pembangunan nasional berwawasan lingkungan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis lingkungan hidup merupakan tantangan yang sangat besar pada abad ini, tantangan ini didapati berlaku terutama di Negara-negara yang sedang membangun.

Lebih terperinci