RANCANG BANGUN PENAMPIL CACAH UNTUK PENENTUAN PLATO DETEKTOR GEIGER MULLER BARBASIS PERSONAL COMPUTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN PENAMPIL CACAH UNTUK PENENTUAN PLATO DETEKTOR GEIGER MULLER BARBASIS PERSONAL COMPUTER"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN PENAMPIL CACAH UNTUK PENENTUAN PLATO DETEKTOR GEIGER MULLER BARBASIS PERSONAL COMPUTER TOTO TRIKASJONO, SARI NILA KRISNA, SURAKHMAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN JL Babarsari Kotak Pos 1008 Yogyakarta Indonesia, tototrikajono@yahoo.com Abstrak RANCANG BANGUN PENAMPIL CACAH UNTUK PENENTUAN PLATO DETEKTOR GEIGER MULLER BERBASIS PERSONAL COMPUTER. Telah dibuat satu simulasi penampil cacah untuk penentuan plato detektor Geiger Muller berbasis Personal Computer (PC). Untuk mengolah serta menampilkan data cacah dengan satuan cacah per sekon (cps). Sistem ini dirancang dengan menggabungkan antara mikrokontroler sebagai pencacah dan personal komputer dengan Delphi 7.0 sebagai penampil cacah dan untuk memudahkan dalam membaca. Perangkat keras dirancang menggunakan sistem minimum AT89S52 dan pembuatan program pada mikrokontroler menggunakan Bascom Program yang dibuat kemudian diintegrasikan ke mikrokontroler menggunakan downloader ISP program. Pencacah dalam sistem ini telah diuji coba serta dibandingkan dengan frekuensi counter digital merk LDC-831 milik laboratorium elektronika Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN. Sistem yang dibuat memiliki penyimpangan rata-rata sebesar 6,17% serta memiliki koefisien korelasi r = 0,999, dapat diartikan sistem ini layak digunakan. Kata kunci : Rancang Bangun, Simulasi, mikrokontroler, Bascom, Delphi 7.0. Abstract DESIGN AND CONSTRUCT COUNTING DISPLAY TO DEFINE PLATO OF GEIGER MULLER DETECTOR BASED ON PERSONAL COMPUTER (PC). A simulation counting display to define plato of Geiger Muller detector based on Personal Computer (PC) has ben created. This system is used to make and to show the count record and convertion in count per secon (cps). This system has been constructed with combine between microcontroller as the counter and personal computer with Deplhi 7.0 as viewer in digital to read easily. It was used AT89S52 in designing the hardware and to put the sofeware into the system using Bascom-8051 and downloader ISP programme. The counter in this system has been tried and compared with digital frequency counter LDC-831. The owner of LDC-831 is electronic laboratory of BATAN Polytechnic Institute of Nuclear Technology. The system that created has 6,17% of false and the coefficient of correlation r = 0,999, so this system means fit for use. Keywords : design and construct, simulation, mikrokontroller, Bascom,Delphi 7.0 PENDAHULUAN Teknologi Nuklir sekarang ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi nuklir dalam berbagai bidang. Hal ini juga didukung dengan semakin berkembangnya teknologi, salah satunya adalah teknologi mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang lebh kecil serta dapat diproduksi secara massal, sehingga membuat harga mikrokontroler lebih murah dibandingkan dengan PC (Personal Computer). Perangkat keras mikrokontroler dalam satu keping IC membuat mikrokontroler bersifat Toto Trikasjono, dkk. 191 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

2 flexible, portable dan programmable. Dengan bebagai keunggulannya, maka mikrokontroler tersebut dapat diaplikasikan untuk merancang suatu sistem pencacah nuklir. Sistem pencacah nuklir merupakan peralatan pengukur radiasi yang sangat mutlak diperlukan pada suatu fasilitas nuklir, yaitu suatu alat yang dipakai untuk mengukur intensitas radiasi beta dan gamma. Rancangan ini bertujuan untuk menyediakan suatu perangkat aplikasi penampil cacah berbasis PC untuk penentuan plato detektor Geiger Muller agar memberikan kemudahan dalam penggunaan dan pembacaannya. Dari rancang bangun ini penulis berharap dapat memberikan kemudahan pengendalian pencacah dan meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan data. DASAR TEORI Detektor Geiger Muller Detektor Geiger Muller (GM) adalah salah satu dari detektor radiasi yang ada, diperkenalkan oleh Geiger Muller. Detektor GM merupakan salah satu detektor isian gas. Detektor isian gas bekerja berdasarkan ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap molekul gas yang berada dalam detektor. Karakteristik detektor dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang diterapkan pada detektor untuk membantu proses ionisasi dan mengumpulkan muatan. Jenis detektor isian gas dibedakan bedasarkan daerah operasi tegangan. Detektor GM terisi dua elektroda dan gas pada tekanan rendah. Elekroda sebelah luar, biasanya berbentuk silinder sebagai katoda, elektroda sebelah dalam (positif) adalah kawat tipis sebagai anoda yang terletak pada pusat silinder. Apabila ke dalam tabung detektor masuk zarah radiasi pengion maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas isian, sehingga menimbulkan pasangan elektron- ion primer.jika pada anoda dan katoda diberi beda tegangan maka akan timbul medan listrik diantara kedua elektroda tersebut sehingga menambah tenaga kinetik pasangan elektron-ion. Elektron akan bergerak menuju anoda sedang ion positif bergerak menuju katoda. Dalam perjalanan menuju anoda, elektron mendapat tambahan energi kinetik, maka elektron mampu mengionisasi atom sekitarnya sehingga terjadi ionisasi sekunder menghasilkan pasangan elektron-ion sekunder. Pasangan elektron ion-sekunder ini masih mempunyai energi yang besar mampu menghasilkan pasangan elektron ion-tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut ionisasi berantai (avalanche) (Anda, 1993). Plato dan Slope Detektor Geiger Muller Plato detektor adalah tegangan operasi dari detektor GM. Pada daerah plato kenaikan tegangan detektor hampir tidak mempengaruhi jumlah cacah yang dihasilkan. Di atas daerah plato kenaikan cacah akan melonjak walaupun perubahan tegangan kecil. Dengan demikian pada daerah plato akan diperoleh tegangan kerja detektor yang optimum. Slope adalah derajat kemiringan dari panjang garis plato yang dinyatakan dalam satuan % per 100 volt. Panjang detektor GM diatas 150 volt dan slope 10%/ 100 volt dalam kategori baik. Kurva plato detektor GM dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kurva plato detektor Geiger Muller Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 192 Toto Trikasjono, dkk.

3 Keterangan gambar : Vs : tegangan awal (starting voltage) V 1 : tagangan ambang (treshold voltage) V 2 : tagangan batas, dimana mulai lucutan tak terkendali (breakdown) V 1 -V 2 : daerah plato detektor Slope dapat dihitung dengan persamaan berikut : N 2 N1 V V N 100 SLOPE = % Dimana, Slope : Kemiringan plato (% per volt atau % per 100 volt) N 1 : Jumlah cacah per satuan waktu pada tegangan V 1 (cpm/cps) N 2 : Jumlah cacah per satuan waktu pada tegangan V 2 (cpm/cps) V 1 : Tegangan 1 (volt) V 2 : Tagangan 2 (volt) Nilai kemiringan yang maih dianggap baik adalah lebih kecil daripada 0.1% per volt (Christina,2007) Sistem Pencacah Detektor Geiger Muller Diagram blok peralatan sistem pencacah detektor Geiger Muller ditunjukan pada Gambar 2. Gambar. 2 Blok Diagram peralatan sistem pencacah Geiger Muller 1. Detektor GM berfungsi sebagai pengubah radiasi menjadi pulsa listrik dan dioperasikan pada titik kerja yang tepat sehingga cacah tidak terpengaruh oleh fluktuasi tegangan catu. 2. Inverter berfungsi untuk membalik pulsa negatif yang dihasilkan oleh detektor GM menjadi pulsa positif. 3. Diskriminator dan pembentuk pulsa digunakan untuk memisahkan pulsa detektor dari noise dan membentuk pulsa tersebut menjadi pulsa digital. 4. Pencacah dan tampilan digunakan untuk mencacah sinyal digital dari bentuk pulsa dan menampilkan hasil cacahannya. 5. Timer digunakan untuk menentukan lamanya waktu cacah dari pencacah. 6. Catu daya High Voltage (HV) berfungsi untuk mengubah tegangan rendah dari catu daya Low Voltage (LV) menjadi High Voltage (HV) dengan daya yang cukup untuk mencatu detektor (Praptono, 1993). Mikrokontroler Mikrokontroler bila diartikan secara harfiah, berarti pengendali yang berukuran mikro. Dalam penggunaannya mikrokontroler biasanya ditanamkan pada alat yang akan dikontrol. Sekilas mikrokontroler sama dengan mikroprosesor dalam sebuah komputer. Tetapi mikrokontroler mempunyai banyak komponen terintegrasi didalamnya seperti timer/counter sedangkan dalam mikroprosesor komponen tersebut tidak terintegrasi. Mikrokontroler merupakan suatu chip mokroprosesor dengan dilengkapi sebuah CPU, Memori (RAM dan ROM) serta Input - Output. Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi Toto Trikasjono, dkk. 193 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

4 mikroprosesor dan mikrokomputer yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar (market need). Dengan kata lain Mikrokontroler dapat disebut sebagai suatu mikrokomputer yang dapat bekerja hanya menggunakan satu chip serta dibantu dengan sedikit komponen luar, sehingga sering juga disebut Single Chip Mikrokomputer (SCM). Mikrokontroler AT89S52 memiliki beberapa keistimewaan, yaitu ( : datasheet AT89s52)) : 1. Kompatibel dengan produk mikrokontroler MCS K bytes of In-System Programmable Flash Memory 3. Mampu dilakukan 1000 kali proses hapus/tulis 4. Beroperasi pada frekuensi 0 sapai 33 MHz 5. Memiliki tiga level program pengunci 6. Kapasitas Random Accses Memori RAM Internal 256 x 8-bit 7. Memiliki 4 port (32 baris) sebagai input/output 8. 3 buah timer/counter 16 bit 9. Memiliki 8 sumber interrupt 10. Saluran UART serial Full Duplex 11. Tegangan operasi 4,0 sampai 5,5 volt 12. Mode low-power idle dan Power-down 13. Watchdog timer Port Serial Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah RS232. Standar RS232 inilah yang biasa digunakan pada port serial IBM PC kompatibel. Untuk keperluan ini digunakan IC sebagai communication interface, contoh IC untuk keperluan ini adalah MAX232 atau yang sejenis. Konektor yang digunakan dalam penelitian ini adalah konektor DB-9 pin. (Amareko, 2007). Gambar konektor port serial DB-9 dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Konektor port serial DB-9 RANCANG BANGUN SISTEM Peancangan Perangkat Keras Blok diagram dari perancangan perangkat keras penempil cacah untuk penentuan plato detektor Geiger muller ditunjukkan pada Gambar 4. Prinsip kerja dari blok diagram penempil cacah untuk penentuan plato detector GM adalah sebagai berikut, detektor Geiger Muller (GM) akan menghasilkan pulsa analog radiasi akibat radiasi pengion yang masuk ke dalam detektor. Pulsa ini kemudian masuk ke rangkaian pembentuk pulsa untuk dikeluarkan dan dibentuk menjadi pulsa kotak. Selanjutnya pulsa kotak dari rangkaian pembentuk pulsa masuk ke mikrokontroler AT89S52. Antara mikrokontroler dan komputer (PC) terdapat antarmuka port serial RS-232 yang akan mengkonversi sinyal TTL dari mikrokontroler menjadi sinyal standar RS-232. Untuk antarmuka ini digunakan IC MAX232 dengan konektor DB-9. Mikrokontroler AT89S52 dihubungkan ke konektor DB-9 male pada komputer melalui antarmuka MAX232. Untuk melakukan komunikasi antarmuka mikrokontroler dengan komputer, terlebih dahulu dilakukan inisialisasi port serial, seperti menentukan kecepatan transfer data (baud rate) dan port serial yang digunakan (COM1, COM2, dst),hal ini dilakukan melalui program. Setelah terjadi koneksi, untuk melakukan masukan (input) dari komputer ke mikrokontroler Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 194 Toto Trikasjono, dkk.

5 digunakan keyboard pada komputer.rangkaian pencacah (mikrokontroler) ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar. 4 Diagram penampil cacah untuk penentuan plato detektor GM Perancangan Perangkat Lunak Program software yang digunakan sebagai tampilan pada personal komputer adalah Delphi 7.0 yang merupakan bahasa pemrograman yang dapat dipakai untuk merancang program aplikasi yang paling sederhana sampai yang paling komplek (Sugiri, 2006). Gambar diagram alir program Pencacah pada mkrokontroler dan computer ditunjukan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Pengujian Sistem Untuk dapat menggunakan penampil cacah unuk penentuan plato detector Geiger Muller, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan sistem secara hardware 2. Mempersiapkan sistem secara software menggunakan program Delphi 7.0 atau Hyperterminal. 3. Uji linieritas alat menggunakan Function Generator. 4. Uji stabilitas alat menggunakan Function Generator. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui apakah unjuk kerja sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, pengujian dilakukan dengan Function Generator model GF Pengujian ini meliputi linieritas pencacahan dan kestabilannya. Pencacahan dirancang sebesar 16 bit atau dengan kata lain batas maksimum dari pencacah sebesar 65535, sehingga jangkauan data yang dapat terbaca maksimum Selain itu dalam pemakaiannya tidak perlu mengubah batas ukur seperti layaknya sistem analog. Berikut ini merupakan hasil pengujian alat yang meliputi linieritas pencacahan dan kestabilannya. Toto Trikasjono, dkk. 195 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

6 Gambar 5: Rangkaian Pencacah (mikrokontroler) Gambar 6 Diagram alir program pada mikrokontroler Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 196 Toto Trikasjono, dkk.

7 Toto Trikasjono, dkk. 197 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

8 Pengujian Linieritas Pencacah Terhadap Perubahan Frekuensi Pengujian dilakukan dengan memberikan input pulsa TTL dari function generator dengan melakukan variasi frekuensi antara 10 Hz 1 khz kemudian dilakukan pencacahan dalam jangka waktu 60 detik. Hasil cacah akan dibandingkan dengan teori dan dimasukkan ke dalam Tabel 2. Hasil dari pengujiaan dapat dilihat pada Tabel 2. Pengujian Linieritas Pencacah Terhadap Perubahan Frekuensi Dengan menggunakan persamaan garis untuk garis lurus, y = a + bx (1) Gambar 7 Diagram alir program pada computer xy n.x.y b (2) 2 2 x n.x a y b.x (3) Untuk x adalah cacah Alat dan y cacah secara teori, maka diperoleh persamaan garis regresi y = 0.935x dan dengan menggunakan persamaan 4. Sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi r = Dari Tabel 2 dan persamaan yang telah diperoleh maka dapat dibuat garis linier seperti pada Gambar 8. r n x 2 n xy x y 2 2 x. n y y 2 (4) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 198 Toto Trikasjono, dkk.

9 Tabel 2 Pengujian linieritas pencacah terhadap perubahan frekuensi No Function Cacah Data Cacah Unjuk Kerja Alat Generator (Hz) Teori Rata - Rata ERROR ,8 6,53% ,4 6,96% ,6 5,43% ,8 6,08% ,8 6,65% ,4 5,66% ,8 4,19% ,2 6,02% ,2 6,52% ,4 6,88% ,0 6,48% ,4 6,32% ,6 5,74% ,6 7,11% ,2 6,11% Rata-rata penyimpangan (error) relatif 6,17% Tabel 2 juga menunjukkan perbedaan antara pencacahan oleh alat dengan perhitungan cacah secara teori. Penyimpangan alat yang dibuat dalam tugas akhir ini terhadap perhitungan secara teori dapat dirumuskan seperti dibawah ini. x Nt Na Nt x100% (5) x = Penyimpangan relatif (error) Nt = Cacah teori Na = Cacah alat Untuk Data pertama diperoleh penyimpangan (error) relatif x sebagai berikut ,8 x 100% 6,53% 600 x Data penyimpangan (error) relatif untuk pengujian linieritas pencacah terhadap perubahan frekuensi dapat dilihat pada Tabel 2. Dari uji linieritas pencacah terhadap perubahan frekuensi diperoleh harga koefisien korelasi r = 0,999 dan rata-rata penyimpangan (error) relatif sebesar 6,17 %, yang berarti bahwa alat tersebut mempunyai linieritas yang baik terhadap perubahan frekuensi, namun hasil cacahan unjuk kerja alat sedikit menyimpang dari nilai cacahan secara teori. Toto Trikasjono, dkk. 199 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

10 Gambar 8. Linieritas pencacah terhadap perubahan frekuensi Pengujian Linieritas Pencacah Terhadap Perubahan Pewaktu Pengujian dilakukan dengan memberikan input 1 khz pulsa TTL dari function generator dengan melakukan variasi waktu cacah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan memberikan waktu cacah yang berbeda maka unjuk kerja alat sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pencacahan akan dibandingkan dengan teori dan dimasukkan ke dalam Tabel 3 Hasil dari pengujiaan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 9. Tabel 3 Data pengujian linieritas pencacah terhadap perubahan pewaktu No Waktu Cacah Teori Data Unjuk Kerja Alat Rata-rata Cacahan ERROR (dtk) ,4 6,37% ,2 6,21% ,6 6,16% ,4 6,14% ,2 6,13% ,4 6,11% Rata-rata penyimpangan (error) relatif 6,18% Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 200 Toto Trikasjono, dkk.

11 Gambar 9 Grafik linieritas pencacah terhadap perubahan pewaktu Dengan menggunakan persamaan garis untuk garis lurus (1), (2), (3), dan (4), maka didapatkan persmaan garis regresi y = 939.3x dan nilai koefisien korelasi r = Dari uji linieritas pencacah terhadap perubahan pewaktu diperoleh harga koefisien korelasi r = 1 dan rata-rata penyimpangan (error) relatif sebesar 6,18 %, yang berarti bahwa alat tersebut mempunyai linieritas yang baik terhadap perubahan pewaktu, namun hasil cacahan unjuk kerja alat sedikit menyimpang dari nilai cacahan secara teori. Pengujian Pencacah Terhadap Perubahan Frekuensi dan Pewaktu Pengujian dilakukan dengan memberikan input pulsa TTL dari function generator dengan melakukan variasi frekuensi dan variasi waktu cacah. Hasil cacah akan dibandingkan dengan teori dan dimasukkan ke dalam Tabel 4.3. Hasil dari pengujiaan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 10. Tabel 4 Data Pengujian Pencacah Terhadap Perubahan Frekuensi dan Pewaktu Waktu Cacah Function Generato Data Unjuk Kerja Alat NO (dtk) r (Hz) ,4% ,4 4,49% ,2 6,36% ,8 5,97% ,17% ,48% ,2 6,73% ,2 7,15% Rata-rata penyimpangan (error) relatif 5,96% Dari Tabel 4 dan Gambar 10 dapat namun mempunyai nilai rata-rata disimpulkan bahwa unjuk kerja alat mendekati penyimpangan (error) relatif sebesar 5,96 %. nilai yang diharapkan sesuai dengan teori, Ratarata ERROR Toto Trikasjono, dkk. 201 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

12 Gambar 10 Grafik pengujian pencacah terhadap perubahan frekuensi dan pewaktu Pengujian Kestabilan Pencacah Seperti pengujian lineritas pencacah, pada pengujian kestabilan pencacah ini dilakukan dengan memberikan input TTL yang berasal dari Function Generator sebesar 100 Hz selama 10 detik. Hasil cacahan secara teori adalah 100 X 10 = Data pengujian kestabilan pencacahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Pengujian kestabilan pencacahan NO X ( X - Xrat) X - Xrat ( X - Xrat ) 2 ERROR ,2 1,2 1,44 4,7% ,2 2,2 4,84 4,8% ,2 2,2 4,84 4,8% ,2 0,2 0,04 4,6% ,2 2,2 4,84 4,8% ,2 0,2 0,04 4,6% ,2 0,2 0,04 4,6% ,2 0,2 0,04 4,6% ,2 0,2 0,04 4,6% ,8 1,8 3,24 4,4% ,8 1,8 3,24 4,4% ,2 0,2 0,04 4,6% ,04 4,6% ,8 1,8 3,24 4,4% ,8 1,8 3,24 4,4% ,2 0,2 0,04 4,6% ,2 1,2 1,44 4,7% ,2 0,2 0,04 4,6% ,8 1,8 3,24 4,4% ,8 1,8 3,24 4,4% Xrat =954,2 =0 =21,6 =37,12 Erat = 4,58% Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 202 Toto Trikasjono, dkk.

13 Tabel 5 Data Pengujian Kestabilan PencacahanUntuk menganalisa pengujian kestabilan unjuk kerja alat maka digunakan persamaan statistika berikut: D= 1 X - Xrat (6) n X - Xrat σ= (7) n 1 D : deviasi rata-rata σ : standart deviasi Dengan memasukkan data pada Tabel 5 pada persamaan (6) dan (7) maka didapatkan nilai sebagai berikut: 21,6 Deviasi rata-rata (D) = = 1, ,12 Standart deviasi (σ) = = 1,39 19 Dengan standart deviasi sebesar σ = 1,39, deviasi rata-rata (average deviation) D = 1,08 dan rata-rata penyimpangan (error) relatif sebesar 4,58 %, dapat disimpulkan bahwa kestabilan pencacahan dari unjuk kerja alat dapat dikatakan baik karena ketepatan antara pembacaan-pembacaan pada pengukuran yang sama, hal ini ditunjukkan dari deviasi rata-rata yang rendah. Namun hasil pencacahan seperti halnya pada percobaan pengujian linieritas didapatkan penyimpangan dari hasil cacahan secara teori sebesar nilai rata-rata penyimpangan (error) relatif yaitu 4,58 %. Secara keseluruhan unjuk kerja alat sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan hal ini ditunjukan dari nilai koefisien korelasi r = 0,999. Penyimpangan (error) relatif disebabkan kesalahan sistematis pada instrumen itu sendiri, untuk itu perlu pengembangan lebih lanjut baik dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari sistem pencacah yang dibuat. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan 1. Telah dibuat sistem penampil cacah untuk penentuan plato detektor Geiger Muller dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 yang bertujuan untuk menyediakan suatu perangkat aplikasi penampil cacah agar memberikan kemudahan dalam penggunaan dan pembacaannya dengan berbasis Personal Computer (PC) dan telah diuji coba dengan simulasi di laboratorium. 2. Untuk mensingkronkan antara perangkat lunak (software) pada PC dengan perangkat keras (hardware) pencacah dibangun interfacing dari mikrokontroler AT89S52 dengan alamat register serial port sebagai jalur penghubungnya. Prosentase penyimpangan alat terhadap hasil teori mempunyai rata-rata penyimpangan (error) relatif dibawah 6,5 %. 3. Hasil pengujian linearitas alat, diperoleh nilai koefisien korelasi r = terhadap perubahan frekuensi, sehingga linearitas pencacahan alat yang dibuat cukup baik. Saran 1. Perlu pengembangan lebih lanjut baik dari perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dari sistem pencacah yang dibuat sehingga penyimpangan (error) yang didapat relatif kecil Ide untuk perancangan sistem pencacah berbasis mikrokontroler dengan dua input dan dapat berkomunikasi melalui serial port cukup menarik, untuk itu dapat diadakan penelitian selanjutnya agar sistem ini dapat direalisasikan. DAFTAR PUSTAKA 1. ANDA, 1993, Pembuatan Detektor GM Pencacah Zarah Beta, Tugas Akhir PATN- BATAN, Yogyakarta. 2. PRAPTONO, EKO, 1993, Pembuatan Antarmuka IBM PC untuk Pengendalian Motor Stepper dan Aquisisi Data, Tugas Akhir PATN BATAN, Yogyakarta. 3. CHRISTINA, MARIA, 2007, Petunjuk Praktikum Pencacah Geiger Muller, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Yogyakarta. 4. CASAM, 2005, Pengembangan Sistem Pencacah Beta untuk Radioaktivitas Udara Menggunakan Mikrokontroler AT89C52, Tugas Akhir STTN-BATAN, Yogyakarta. 5. PUTRA, AFGIANTO EKO, 2003, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/53 Teori dan Toto Trikasjono, dkk. 203 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

14 Aplikasi, Edisi 2, Yogyakarta : Penerbit Gava Media : datasheet AT89S52, 7 Maret SANTOSO, W.B, 2003, Pemrograman Mikrokontroler dengan Bascom-8051, P2PN- BATAN, Jakarta. 8. AMEREKO, A. L, 2006, Uji Konverter Antarmuka USB-Port Serial PL-2303 Menggunakan Mikrokontroler AT89S52, Kerja Praktek STTN-BATAN, Yogyakarta. 9. SUGIRI, 2006, Pemrograman Sistem Pengendali Dengan Delphi, Yogyakarta : Penerbit Andi. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 204 Toto Trikasjono, dkk.

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM CACAH MONITOR DEBU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS PERSONAL COMPUTER

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM CACAH MONITOR DEBU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS PERSONAL COMPUTER SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM CACAH MONITOR DEBU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS PERSONAL COMPUTER MUHTADAN, SUBARI SANTOSO, SIGIT NUGROHO Sekolah Tinggi teknologi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SUTANTO, TOTO TRIKASJONO, DWINDA RAHMADYA Sekolah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENAMPIL PLATO DETEKTOR GEIGER MUELLER BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

RANCANG BANGUN PENAMPIL PLATO DETEKTOR GEIGER MUELLER BERBASIS PERSONAL KOMPUTER RANCANG BANGUN PENAMPIL PLATO DETEKTOR GEIGER MUELLER BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Toto Trikasjono, Djiwo Harsono, Catur Wulandari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasioanal Jl. Babarsari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM LAJU CACAH RADIASI MULTI KANAL BERBASIS PERSONAL KOMPUTER DENGAN VISUAL BASIC 6.0

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM LAJU CACAH RADIASI MULTI KANAL BERBASIS PERSONAL KOMPUTER DENGAN VISUAL BASIC 6.0 SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM LAJU CACAH RADIASI MULTI KANAL BERBASIS PERSONAL KOMPUTER DENGAN VISUAL BASIC 6.0 JOKO SUNARDI, SUKARMAN, ARDI MUKHLISANSYAH

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL CACAH MONITOR DEBU KONTINYU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL CACAH MONITOR DEBU KONTINYU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL CACAH MONITOR DEBU KONTINYU CEROBONG INDUSTRI BERBASIS MIKROKONTROLER NUGROHO TRI SANYOTO, SUBARI SANTOSO, YOPPI KURNIANTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR NOGROHO TRI SANYOTO, SUDIONO, SAYYID KHUSUMO LELONO Sekolah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL DIGITAL PENCACAH LUDLUM

RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL DIGITAL PENCACAH LUDLUM RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL DIGITAL PENCACAH LUDLUM 177-50 TOTO TRIKASJONO, MUHAMAD JAFAR, NUGROHO TRI SANYOTO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O.Box 6101

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51

RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 SUDIONO, TOTO TRIKASJONO Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp. 0274.489716,

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SURVEYMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PANCAKE DETECTOR

RANCANG BANGUN SURVEYMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PANCAKE DETECTOR SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN SURVEYMETER DIGITAL MENGGUNAKAN PANCAKE DETECTOR NUGROHO TRI SANYOTO, MOCH ROMLI, TOTO TRIKASJONO, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Teknologi

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DATA TEGANGAN TINGGI BRANDENBURG MODEL 4479

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DATA TEGANGAN TINGGI BRANDENBURG MODEL 4479 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DATA TEGANGAN TINGGI BRANDENBURG MODEL 4479 Adi Abimanyu, Jumari -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id Argantara Rahmadi, Muhtadan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENCACAH DAN KOMUNIKASI USB PADA THYROID UPTAKE MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S8253

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENCACAH DAN KOMUNIKASI USB PADA THYROID UPTAKE MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S8253 PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENCACAH DAN KOMUNIKASI USB PADA THYROID UPTAKE MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER Agustin Nurcahyani 1, Adi Abimanyu 2, Nugroho Trisanyoto 1, Supriyono 1 1 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet,

Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, Atmel Corporation, 2009, AT89S52 Datasheet, www.alldatasheet.com Christanto, Danny, & Pusporini, Kris, 2003, Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics Hitachi Semiconductor,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER YOGYAKARTA, 5-6 AGUSTUS 008 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PEMANTAUAN BATAS PERMUKAAN (LEVEL GAUGING) DINAMIS BERBASIS MIKROKONTROLER SUTANTO *, SUDIONO *, FENDI NUGROHO ** * Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

Sistem Pencacah Nuklir Berbasis Mikrokontroler AT89S8252

Sistem Pencacah Nuklir Berbasis Mikrokontroler AT89S8252 Widyanuklida Vol. 9 No. 1-2, November 2009 Sistem Pencacah Nuklir Berbasis Mikrokontroler AT89S8252 Hapsara Hadi Carita Jati Pusdiklat - Badan Tenaga Nuklir Nasional Abstrak Sistem pencacah nuklir yang

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGENDALI LEVEL DISCRIMINATOR PADA SINGLE CHANNEL ANALYZER BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PENGENDALI LEVEL DISCRIMINATOR PADA SINGLE CHANNEL ANALYZER BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PENGENDALI LEVEL DISCRIMINATOR PADA SINGLE CHANNEL ANALYZER BERBASIS MIKROKONTROLER MUHTADAN, JOKO SUNARDI Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer M. Ulinuha Puja D. S.,Pembimbing 1:Waru Djuriatno, Pembimbing 2:Moch. Rif an Abstrak Teknologi yang berkembang pesat saat ini telah mendorong percepatan di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sedangkan dalam penetasan telur itu sendiri selama ini dikenal ada dua cara, yakni: Cara alami Cara buatan

BAB II DASAR TEORI. Sedangkan dalam penetasan telur itu sendiri selama ini dikenal ada dua cara, yakni: Cara alami Cara buatan BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin Tetas Prinsip kerja dari mesin tetas yang sederhana ini adalah menciptakan situasi dan kondisi yang sama pada saat telur dierami oleh induknya. Kondisi yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh : Alan Sukma Putra J0D 007 008 PROGRAM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR ABSTRAK Nugroho Tri Sanyoto 1 Zumaro 2, Sudiono 3, 1) STTN BATAN, Yogyakarta, Indonesia, trisanyotonugroho@yahoo.co.id 2) STTN BATAN, Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini dibutuhkan suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dan bekerja secara otomatis. Untuk merancang suatu peralatan yang

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Nanda Nagara dan Didi Gayani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Tamansari 71, Bandung 40132 Email: nanda.nagara@gmail.com

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R1 EKSPERIMEN DETEKTOR GEIGER MULLER Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3. 1 Perencanaan Rangkaian Dalam menyelesaikan modul dan karya tulis ilmiah ini, untuk membantu mempermudah penulis melakukan beberapa langkah perencanaan sehingga diperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis energi bukanlah permasalahan yang baru, namun sudah menjadi hal yang diprediksikan pasti akan terjadi. Sumber energi minyak yang selama ini menjadi andalan akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas membahas perancangan dan cara kerja dari sistem peringatan dini bahaya kebakaran. Sistem peringatan dini bahaya kebakaran

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMOTONG KERTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN BORLAND DELPHI 7

PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMOTONG KERTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN BORLAND DELPHI 7 PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMOTONG KERTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan men yelesaikan pendidikan Diploma III Disusun oleh : Syifauddin Ahmad

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: USB, RS485, Inverter, ATMega8

Abstrak. Kata Kunci: USB, RS485, Inverter, ATMega8 Perancangan dan Pembuatan Konverter USB ke RS485 Untuk Mengatur Inverter Nama : Arif Dharma NRP : 9622031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

PEMBUATAN COUNTER/TIMER UNTUK SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89C52

PEMBUATAN COUNTER/TIMER UNTUK SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89C52 Surakarta, Selasa 9 Agustus 016 PEMBUATAN COUNTER/TIMER UNTUK SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89C5, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1601 ykbb, Yogyakarta email: jumari@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TIME-COUNTER SPEKTROMETER NUKLIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN TIME-COUNTER SPEKTROMETER NUKLIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN TIME-COUNTER SPEKTROMETER NUKLIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Skripsi Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu S-1 Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal ISSN : 247-3563 JRFES Vol 1, No 2 (215) 92-98 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes RANCANG BANGUN ALAT UKUR

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

RANCANGBANGUN SIMULASI SISTEM PENCACAH RADIASI

RANCANGBANGUN SIMULASI SISTEM PENCACAH RADIASI RANCANGBANGUN SIMULASI SISTEM PENCACAH RADIASI NUGROHO TRISANYOTO, JOKO SUNARDI Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp. 0274.489716, Faks.489715 Abstrak RANCANGBANGUN

Lebih terperinci

Controller System. CodeVisionAVR Demo

Controller System. CodeVisionAVR Demo Controller System DT-51 Minimum System v3.0 DT-51 PetraFuz DT-AVR Low Cost Micro System Kontroler AT89C51 AT89C51 AT89S51 AT89C2051 ATmega8535 AT90S2313 Arsitektur MCS-51 MCS-51 MCS-51 MCS-51 AVR AVR Frekuensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE Oleh : Ovi Nova Astria (04105001) Pembimbing : Didik Tristanto, S.Kom., M.Kom. PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

Lebih terperinci

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada

Lebih terperinci

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET Oleh: Yulastri Staf Pengajar Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Sensor UGN3505 using hall effect as magnetic field detection and magnet pole.

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM PENGONTROLAN DAN MONITORING MINIATUR LIFT BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) Disusun Oleh : PANDAPOTAN MAHARADJA

REALISASI SISTEM PENGONTROLAN DAN MONITORING MINIATUR LIFT BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) Disusun Oleh : PANDAPOTAN MAHARADJA REALISASI SISTEM PENGONTROLAN DAN MONITORING MINIATUR LIFT BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) Disusun Oleh : PANDAPOTAN MAHARADJA 0522110 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jln. Prof. drg. Surya Sumantri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III (D3) Disusun Oleh : Clarissa Chita Amalia J0D007024

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Selasa 18 Oktober 2011; 09:00 WIB ; Dosen: Waskita Adijarto, Pranoto Hidaya Rusmin 1 Sistem Mikroprosesor Diketahui sebuah sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Matakuliah : Teknik Interface dan Peripheral Kode : TKC-210 Teori : 2 sks Praktikum : 1 sks Deskripsi Matakuliah Standar Kompetensi Program Studi : Di kuliah

Lebih terperinci

MODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS

MODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS MODUL STATISTIKA RADIOAKTIVITAS Muhammad Ilham, Rizki, Moch. Arif Nurdin,Septia Eka Marsha Putra, Hanani, Robbi Hidayat. 008, 000, 000, 00, 00, 00. Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah tragedi Chernobyl dan tragedi

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Fatsyahrina Fitriastuti dan Anselmus Ari Prasetyo Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN

PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN PERANCANGAN INSTRUMENTASI PENGUKUR WAKTU DAN KECEPATAN MENGUNAKAN DT-SENSE INFRARED PROXIMITY DETECTOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN 1) Choirun Nisa, 1) Nurfitria Widya P, 1) Aji Santosa, 1)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PINTU ELEKTRONIK PERPUSTAKAAN BERBASIS BARCODE DAN MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PINTU ELEKTRONIK PERPUSTAKAAN BERBASIS BARCODE DAN MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PINTU ELEKTRONIK PERPUSTAKAAN BERBASIS BARCODE DAN MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh : Hermyn Nirmala Ayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR 200 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 200-209 PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR Mohtar

Lebih terperinci