IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT. X adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran sumur minyak, gas dan panas bumi yang beroperasi di daratan dan lautan. Perusahaan yang didirikan pada awal 1989 sebagai penyuplai bahan lumpur dan layanan engineering, setelah restrukturisasi di Juli 2005 berkembang menjadi perusahaan terkemuka nasional menyediakan berbagai layanan di bidang pengeboran di negara ini. Peraturan kualitas pada perusahaan ini adalah berdasarkan penawaran produk dan jasa pelanggan yang memenuhi maksud dan tujuan serta kewajiban secara kontrak terhadap pelanggan Profil Perusahaan Sejak didirikan, PT. X terus berupaya untuk membentuk tim manajemen yang handal dan professional serta mengembangkan sistem manajemen yang terdokumentasi dan telah diimplementasikan keseluruh organisasi perusahan. Tujuan utama PT. X adalah meminimilisasi biaya dan resiko untuk memberikan pelayanan demi kepuasan pelanggan serta memberikan penambahan nilai jual bagi pelanggan melalui teknologi yang terintegrasi serta inovasi yang berkesinambungan. PT. X didukung oleh vendor maupun perusahaan-perusahaan peralatan pemboran sumur minyak dari luar negeri yang mempunyai reputasi internasional. Sehingga pemilik proyek seperti Pertamina merasa puas dan memberikan penilaian yang baik atas prestasi PT. X. PT. X percaya pada investasi dan mempertahankan kualitas atas peralatan dengan inovasi dan teknologi terbaru untuk menyediakan peralatan pelanggan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan biaya total yang lebih rendah. PT. X selalu menjaga komitmen dalam bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan disemua aspek operasi. Komitmen itu mendorong dilakukannya perbaikan terusmenerus melalui kesadaran dan pengurangan risiko.

2 28 PT. X percaya bahwa setiap karyawan dapat menjadi pemimpin keselamatan di tempat kerja hanya dengan mengambil kepemilikan keselamatan mereka sendiri dan membuat kesehatan dan keselamatan orang di sekitar mereka perhatian utama. Komitmen untuk pengelolaan lingkungan hidup yang dipimpin PT. X untuk membangun sistem untuk memastikan PT. X memenuhi atau melampaui standar lingkungan dalam semua kegiatan Visi dan Misi Perusahaan Visi PT. X akan menjadi perusahaan dengan jaringan bertaraf nasional, yang memiliki fasilitas dan kualitas pelayanan yang memuaskan, dengan keuntungan yang optimal. Sedang misi misi PT. X yaitu : 1. Menyediakan peralatan pelanggan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas 2. Menyediakan jasa- jasa engineering yang berkualitas 3. Meningkatkan hasil yang terbaik bagi stake holder Produk dan Jasa PT. X Pada awal didirikan PT. X bergerak dalam bidang oil services, khususnya Mud Engineering dan Pengadaan Material untuk Mud Services. Setelah diambil alih pada tahun 2005, bidang usaha PT. X dibagi menjadi : a. Oil Services, yaitu Jasa Kontraktor yang meliputi : 1) Mud Engineering Penyedia jasa yang harus memutuskan yang terbaik untuk komposisi fluida pengeboran sumur, berdasarkan faktor-faktor seperti tekanan, kimia, dan jenis batu yang diharapkan yang harus dihadapi. 2) Mud Logging Penyedia jasa pengeboran serta pengambilan sampel dari lubang sumur untuk analisis. Hal ini biasanya dalam bentuk potongan yang lengkap, atau beberapa potongan tanah, yang dikenal sebagai lumpur log. Hal ini terutama bermanfaat dalam industri minyak dan panas bumi industri

3 29 pengeboran sebagai analisis liar lumpur dapat membantu mendeteksi keberadaan minyak atau daerah panas bumi. 3) Directional Drilling (pemboran berarah) Penyedia jasa pengeboran sumur non-vertikal. Kombinasi alur kerja dan teknologi memberikan data kualitas jalur pengeboran yang tepat. Jasa ini memungkinkan para ahli untuk membuat waktu-keputusan penting untuk efisien dan akurat penempatan yang baik 4) Logging Penyedia jasa pembukaan lahan dimana umumnya terjadi proses di mana pohon-pohon tertentu ditebang untuk pengeboran sumur. 5) Cementing Penyedia jasa penyemenan. Semen mendukung dan melindungi casing dan membantu mencapai zona isolasi. Hal ini diperlukan untuk proses pemboran lebih terjaga, aman, ramah lingkungan dan menguntungkan. b. Supply Trading, yaitu pengadaan material, personal dan suku cadang untuk pemboran seperti : 1) Mud Chemical guna tes lumpur 2) Directional Drilling Equipments & Spare Parts (Peralatan dan Suku Cadang Pengeboran Berarah) 3) Labor Supply (Drilling & Mud Engineers) / Tenaga ahli pengeboran Pemilihan bidang-bidang usaha diatas adalah berdasarkan pemikiran dan pertimbangan bahwa pada saat ini masalah tingginya harga minyak bumi dan krisis energi telah menyebabkan pemerintah Indonesia tidak mempunyai banyak pilihan kecuali dengan terus menerus mencari sumber minyak bumi baru (eksplorasi), maupun mengoptimalkan sumur minyak-sumur minyak yang ada (development wells, work over services). Baik eksplorasi maupun eksploitasi sumur minyak akan menimbulkan permintaan pekerjaan bagi penyedia kontraktor oil services. Dengan dukungan vendor, peralatan dan engineer-engineer yang telah berpengalaman, hal ini

4 30 menjadi kunci sukses bagi PT. X untuk mendapatkan proyek-proyek pengerjaan sumur minyak dan menyelesaikannya dengan baik Identifikasi Proses Manajemen Piutang di PT. X Terjadinya piutang merupakan akibat pemberian jasa secara kredit, dimana perusahaan memberikan pelayanan jasanya terlebih dahulu baru mendapat balas jasa atau pembayaran. Kebijakan kredit dan kebijakan pemberian jasa perusahaan tergantung dari negoisasi kontrak yang dilakukan antara pemberi pekerjaan dengan PT. X pada saat negoisasi. Bermula dari proses tender yang diikuti perusahaan sampai dengan menjadi pemenang tender yang ditandai dengan adanya surat penunjukan pemenang, serta surat perintah mulai pekerjaan (SPMP) untuk pelaksanaan pengeboran sumur pertama. Setelah pekerjaan yang dilakukan di lapangan selesai, Koordinator Lapangan akan menyerahkan beberapa dokumen yang akan digunakan menjadi dasar pembuatan invoice tagihan untuk dilakukan proses verifikasi di kantor pusat (lampiran 4) Verifikasi Dokumen Invoice Tagihan Dokumen-dokumen yang dihasilkan dari pemboran sumur (Daily Drilling Report, Bottom Hole Assembly, Berita Acara dan sebagainya) merupakan bukti penting bagi PT. X sebagai vendor untuk dapat melakukan penagihan kepada pemberi kerja. Dokumen tersebut selanjutnya akan diproses oleh Bagian Keuangan PT. X untuk kemudian ditagihkan kepada pemberi kerja. Perhitungan dan penyusunan invoice kepada pemberi kerja dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen tersebut di atas harus sesuai dan konsisten satu dengan yang lainnya (misalnya antara Berita Acara Mulai Pekerjaan dengan Daily Report dan Equipment Activity Report harus sama dan konsisten). Untuk itu, diperlukan verifikasi teknis, sehingga pada saat dilakukan perhitungan dan penyusunan invoice oleh Bagian Keuangan, maka sudah tidak ada lagi inkonsistensi antar dokumen tersebut. Untuk menghindari kesalahan interpretasi dalam memverifikasi dokumen, maka Koordinator Lapangan di sumur tersebut yang ditunjuk saat itu harus melakukan verifikasi bersama pada saat menyerahkan kepada Bagian Keuangan. Setelah seluruh dokumen dinyatakan lengkap dan sesuai, maka dibuatkan surat

5 31 serah terima dokumen yang ditandatangani oleh engineer dan bagian keuangan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi dokumen adalah sebagai berikut : a. Koordinator Lapangan harus telah ditetapkan oleh Koordinator Engineer pada saat PT. X akan mengirim engineer ke sumur yang dituju sesuai surat instruksi mobilisasi (surat pemanggilan) tertulis dari pemberi kerja oleh Company Man. b. Daily Drilling Report harus mencantumkan seluruh parameter, baik parameter mud motor, mud properties dan sebagainya. Data sebagaimana tercantum dalam laporan tersebut merupakan bukti tertulis tentang kemajuan (progress) pekerjaan pemboran, sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti bila dikemudian hari terjadi perbedaan pendapat (dispute) antara PT. X dengan Pemberi Kerja. c. Laporan harian pemboran (Daily Drilling Report) harus mencantumkan kegiatan secara rinci dan akurat, dan dapat memperlihatkan adanya jam operasional, jam standby, dan jam dimana kondisi alat PT. X rusak (down time). Laporan yang benar dan akurat akan sangat mendukung manajemen dan mempercepat proses penagihan kepada Pemberi Kerja. d. Antara Laporan Harian Pemboran (Daily Drilling Report), Personal & Equipment Activity Report, Job Service Ticket, dan Berita Acara harus konsisten dan sama antara satu dengan lainnya. e. Summary Drilling Report dibuat oleh Directional Drilling Engineer dan ditandatangani oleh Company Man. f. Setiap kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan operasional sumur dan penting bagi PT. X, agar dibuatkan Berita Acara yang menjelaskan mengenai kejadian/peristiwa tersebut. Berita Acara tersebut ditandatangani oleh Engineer dan Company Man. g. Berita Acara Alat Tiba di lokasi dan Alat Keluar dari Lokasi (Berita Acara Serah Terima Peralatan) harus ditandatangi oleh Engineer dan Company Man. Berita Acara ini harus menjelaskan mengenai peralatan yang akan di

6 32 mobilisasi atau demobilisasi dengan data yang lengkap (jenis, nomor seri, jumlah dsb). Setiap Berita Acara tersebut harus dilampiri dengan tanda terima dari Pengangkut (Forwarder) dengan tanda tangan, nama jelas dan tanggal pada saat pengangkutan (sedapat mungkin nomor polisi kendaraan pengangkut dan nama pengemudi dicantumkan). h. Berita Acara Mulai Pekerjaan dan Selesai Pekerjaan harus mencantumkan jenis trayek, tanggal mulai dan selesai, dan ditandatangani oleh Engineer dan Company Man. i. Berita Acara Serah Terima Peralatan (Mulai Pekerjaan) dapat berbeda waktu dengan Berita Acara Mulai Pekerjaan. Namun Berita Acara Serah Terima Peralatan (Selesai Pekerjaan) harus sama waktunya (tanggal dan jam) dengan Berita Acara Selesai Pekerjaan. j. Laporan Akhir Sumur merupakan kumpulan dari seluruh Berita Acara dan Laporan-Laporan tersebut diatas yang dilaporkan kepada manajemen PT. X. Engineer harus menyiapkan 2 jenis copy, yaitu hard copy (asli dan fotocopy) serta soft copy dalam bentuk compact disc (CD) atau flash disk (USB). k. Permintaan Company Man untuk tambahan pekerjaan, tambahan peralatan dan Engineer harus dibuatkan Berita Acara sesuai dengan peruntukkannya. Sulitnya prosedur kelengkapan dokumen pendukung invoice tagihan inilah yang secara tidak langsung memakan waktu yang tidak singkat untuk menyelesaikannya. Pada kenyataannya dalam tahap ini saja PT. X melewatinya dalam waktu 1-3 bulan. Padahal dalam kontrak kerjasama tertera jangka waktu pembayaran adalah 30 hari Pencairan Invoice Tagihan Setelah invoice tagihan tersebut telah lolos dari verifikasi tim operasi Pemberi Kerja, maka selanjutnya dokumen tersebut akan diverifikasi kembali pada Bagian Keuangan Pemberi Kerja. Hal-hal yang diperiksa antara lain selain kelengkapan dokumen tagihan seperti halnya pada tim operasi sebelumnya, juga mengenai kelengkapan dokumen pajak, seperti SSP dan faktur pajak. Begitu

7 33 dokumen telah dinyatakan lengkap maka tidak lama invoice tagihan tersebut biasanya segera dicairkan. Pembayaran piutang yang dilakukan oleh para pemberi pekerjaan adalah dengan mentransfer melalui bank secara RTGS dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Divisi Keuangan (Account Recivable) menyerahkan cek/bilyet Giro atau bukti transfer kepada bagian adminsitrasi keuangan untuk dibuatkan bukti penerimaan uang. Setelah dibuatkan bukti penerimaan kas/bank dilaporkan kepada direksi untuk dimintakan disposisi atas penerimaan tersebut Pengelolaan Piutang Perusahaan Di PT. X piutang usaha diakui setelah jasa selesai diberikan dan telah diterbitkan invoice. Apabila suatu pekerjaan belum selesai dilakukan pada akhir suatu periode, piutang tersebut dicatat sebesar jumlah pekerjaan yang sudah dilakukan. Jadi piutang usaha dalam PT. X merupakan tagihan perusahaan kepada para pemberi pekerjaan yang timbul melalui transaksi penjualan jasa secara kredit. Piutang dalam perusahaan membutuhkan perhatian penting terlebih pada perusahaan jasa seperti pada PT. X karena sebagian besar aktivanya adalah berupa piutang. Setiap perubahan dalam jumlah dan besar piutang akan berakibat pada profitabilitas perusahaan. Peningkatan penjualan jasa yang belum terbayar berarti peningkatan piutang, hal ini membutuhkan tambahan sumber keuangan untuk mendukung peningkatan investasi dalam piutang tersebut karena cashflow dari suatu penjualan tidak dapat diinvestasikan sampai piutang tersebut tertagih. Penagihan piutang di PT. X akan dilakukan setelah perusahaan memberikan pelayanan jasanya. PT. X akan mengeluarkan invoice yang akan diakui sebagai pendapatan. Piutang yang telah dikeluarkan invoicenya ini dapat ditagih kepada pemberi kerja. Pada umumnya dalam perjanjian jangka waktu pelunasan setelah dikeluarkannya invoice adalah 30 hari. Namun jika terdapat hambatan bisa sampai 2-4 bulan, tergantung permasalahan yang dihadapi. Contohnya jika terdapat ketidakkonsistenan dokumen pendukung dalam verifikasi dapat memakan waktu satu bulan lebih untuk revisi invoice dan konsulidasi dengan pihak yang terkait dalam hal ini engineer dan pihak pemberi kerja yang

8 34 bersangkutan di lapangan (company man) serta dengan pejabat pemberi kerja yang memberi otorisasi pembayaran. Apabila piutang tersebut lebih dari satu tahun belum juga tertagih maka perkiraan piutang tersebut akan dihapus dari account piutang usaha dan dianggap sebagai piutang ragu-ragu. PT. X mempunyai kebijakan terhadap piutang yang masih belum tertagih mengikuti prosedur yang ditempuh untuk memperoleh pembayaran dan rekeningrekening yang jatuh tempo (Sawir, 2001). Perusahaan dapat menggunakan piutang sebagai sumber dana melalui Pledging (Penggandaian Piutang) yaitu dengan menggandaikan piutangnya kepada lembaga keuangan untuk memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaannya. Sumber dana dari piutang merupakan kesepakatan legal antara PT. X dengan lembaga keuangan. Kesepakatan itu dinyatakan dalam suatu prosedur yang harus dijalani oleh kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut selain berisi prosedur juga mengenai bunga yang harus dibayar yakni 15.5% per hari, platform pinjaman sebesar Rp ,00 dan jangka waktu pelunasan maksimal 90 hari. Dengan demikian PT. X memperoleh dana sementara untuk menutupi biaya operasionalnya sebelum piutang tersebut dibayar oleh pemberi kerja dan cashflow sementara akan aman. Sedangkan mengenai kebijakan dari dalam perusahaan, belum terdapat kebijakan khusus dari PT. X kaitannya dalam hal pemberian piutang. PT. X lebih mengandalkan kesepakatan yang akan dipenuhi antara kedua belah pihak yaktu PT. X dan pemberi kerja dalam hal pembayaran. Selain komitmen dari pemberi kerja untuk melunasi dalam tempo 30 hari, PT. X banyak mengandalkan karyawannya untuk monitoring dan usaha penagihan. Sehingga jumlah piutang tak tertagih akan banyak berkurang Faktor Faktor yang Mempengaruhi Piutang PT. X Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang pada PT. X dapat dilihat dari dua faktor yaitu secara internal dan eksternal perusahaan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang :

9 35 a. Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut. Pada PT. X faktor internal yang dapat ditemukan antara lain adalah faktor usaha penagihan, penjualan kredit, piutang ragu-ragu dan beban usaha. - Usaha Penagihan Makin lama umur suatu piutang, maka kemungkinan piutang tersebut tidak tertagih makin besar. Agar piutang yang tidak tertagih jumlahnya semakin meningkat maka harus dikeluarkan biaya-biaya untuk menagih piutang tersebut. Usaha penagihan tersebut dilakukan dengan melakukan monitoring dan memperbanyak intensitas penagihan terhadap piutang tersebut. - Penjualan Kredit Tingkat penjualan kredit yang semakin besar maka akan berpengaruh pada peningkatan jumlah piutang. Dengan melakukan transaksi penjualan kredit yang cukup besar dalam satu tahun maka akan semakin besar piutang dari pelanggan, semakin besar pendapatan yang akan didapat PT. X dan akan semakin besar pula resiko yang harus ditanggung oleh PT. X apabila terjadi keterlambatan. Namun dengan besarnya piutang, perusahaan harus melakukan penagihan piutang kepada pelanggan secara rutin. Hal ini dilakukan agar jumlah piutang dari pelanggan tidak terlalu menumpuk dan tidak terjadi keterlambatan dalam pembayaran sehingga tidak terjadi piutang yang tidak tertagih. - Piutang Ragu-ragu Piutang ragu-ragu adalah piutang yang telah berumur lebih dari satu tahun. Semakin besar jumlah piutang maka semakin besar pula kemungkinan piutang tak tertagih. b. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan namun faktor ini mempengaruhi kondisi perusahaan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain adalah kebijakan pemberi kerja, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah/kurs.

10 36 - Kebijakan Pemberi Kerja Pemberi kerja memberlakukan kebijakan khusus dalam hal penagihan invoice pada perusahaannya. Dan kebijakan ini mau tidak mau diikuti oleh PT. X sebagai vendornya. Semakin rumit dan panjang birokrasi yang diberlakukan dalam kebijakan tersebut maka akan semakin besar resiko akan piutang tersebut lama tertagih. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam mengumpulkan piutang secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini secara aktif mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai kegiatan pengumpulan piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang menjalankan secara pasif. Namun hasil yang didapat juga akan semakin baik jika dijalankan secara aktif, karena lebih dapat meminimumkan piutang tak tertagih. - Tingkat Inflasi Tingkat inflasi pada umumnya digunakan untuk menentukan situasi ekonomi. Bagi PT. X, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, PT. X akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya dengan cara memperbanyak pekerjaan yang dilakukan. Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan PT. X, maka PT. X enggan untuk meneruskan produksinya. PT. X bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha PT. X ini mungkin akan bangkrut. - Nilai Tukar Rupiah/Kurs Pada umumnya pembayaran dari pemberi kerja kepada PT. X dilakukan dengan mata uang Dollar Amerika Serikat. Nilai tukar kurs/rupiah digunakan untuk menetapkan perbedaan besarnya pembayaran piutang kepada PT. X. Perbedaan ini tentunya dapat menguntungkan maupun dapat merugikan bagi PT. X, dengan melihat keadaan seperti itu PT. X melakukan prediksi keadaan nilai kurs rupiah dengan menanyakan perubahan nilai kurs ada bank-bank yang sudah menjalin kerjasama

11 37 dengan PT. X. Dengan hal tersebut PT. X dapat menentukan jumlah piutang untuk masa yang akan datang Penilaian Kinerja Piutang di PT. X Analisis penilaian kinerja piutang ini digunakan untuk menilai tingkat kinerja dari pengelolaan piutang PT. X. Dari hasil ini akan diperoleh gambaran mengenai kondisi pengelolaan piutang dan pengembangannya selama perionde analisis yaitu tahun Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah rasio perputaran piutang, rasio periode rata-rata pengumpulan piutang dan analisis investasi piutang Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn-Over Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam satu periode. PT. X tidak mengeluarkan kebijakan khusus dalam pembayaran kredit bagi pemberi kerjanya. PT. X lebih mengikuti kebijakan yang telah dibuat sebelum pekerjaan dimulai yang tertuang dalam kontrak kerjasama. Dan pada umumnya dalam kontrak tersebut menyatakan jangka waktu pelunasan maksimal 30 hari setelah dikeluarkannya invoice. Pada tahun 2005, dimana perusahaan baru memulai usahanya kembali diperoleh perhitungan rasio rata-rata perputaran piutang yang sangat besar yaitu sebesar 170,71 kali. Hal ini dikarenakan perusahaan baru berusaha memperoleh pekerjaan, dan bisa dikatakan nilai penjualannya relatif kecil, dengan jumlah piutang yang sangat kecil pula. Dalam keadaan belum stabil ini maka diambil rata-rata dari tahun , rasio rata-rata perputaran piutang mulai membaik dengan nilai sebesar 3,68 kali. Hal ini berarti dalam satu periode perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak kurang lebih 3-4 kali. Dari rata-rata tersebut, tahun 2006 dan tahun 2007 memiliki rasio perputaran piutang diatas rata-rata yaitu 3,79 dan 4,12 kali. Pada tahun 2008 rasio perputaran piutangnya menurun menjadi 2,07 kali. Penurunan ini disebabkan terjadinya kenaikan piutang yang tidak diimbangi dengan kenaikan penjualan yang sepadan. Pada tahun 2008 piutang mengalami kenaikan sebesar 225,39% sedangkan penjualan hanya mengalami kenaikan 63,44%. Sampai dengan Desember 2009, terjadi kenaikan penjualan sebesar

12 38 7,38% dan piutang mengalami penurunan sehingga rasio perputaran piutang kembali mengalami kenaikan menjadi 4,73 kali. Tabel 2. Penilaian Kinerja Piutang Tahun PT. X Komponen Rasio Perputaran Piutang Rasio Periode Penagihan Investasi Piutang 18,000,000 3,849,527,818 6,748,474,916 21,958,977,098 10,313,644,843 Sumber : Laporan keuangan diolah Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period) Rasio ini adalah salah satu alat analisis guna melihat keefektifan perusahaan dalam melakukan penagihan dari penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Rasio ini memberikan perkiraan dalam hitungan hari mengenai kapan saat pembayaran atas penjualan kredit dilakukan pemberi kerja. Rata-rata periode pengumpulan piutang perusahaan selama kurang lebih 5 tahun adalah hari. Hal ini berarti perusahaan dapat kembali mengumpulkan pembayaran atas penjualan yang belum dibayar kepada pemberi kerja dalam waktu kurang lebih 88 hari. Periode pengumpulan piutang ini sudah jauh melampaui standar yang umumnya terdapat dalam kontrak kerjasama yang ditetapkan perusahaan yaitu 30 hari. Dapat dikatakan bahwa rata-rata periode pengumpulan piutang pada PT. X melebihi standar waktu yang ditetapkan, sehingga perusahaan masih perlu memperhatikan proses penagihan yang efektif untuk memcepat penagihan piutang tersebut.

13 Analisis Investasi Piutang Analisis investasi piutang ditentukan dengan jumlah investasi yang tepat pada setiap periode yang diharapkan mendekati kenyataan dengan rata-rata investasi piutang terjadi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan investasi dalam piutang yang ditetapkan dengan investasi yang terjadi. Hasil analisis investasi piutang dalam penelitian ini menunjukkan bahwa investasi dalam piutang yang ditetapkan dengan investasi yang terjadi terdapat selisih yang cukup besar. Investasi piutang yang diperoleh hasilnya sama dengan jumlah piutang yang ditetapkan perusahaan untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2005 nilai investasi piutang sebesar Rp ,00 dan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 nilai investasi piutang yang ada mengalami kenaikan yang sangat besar sebesar Rp ,00. Selanjutnya pada tahun 2007 naik 75,31 persen dengan nilai investasi piutang sebesar Rp ,73 dan tahun 2008 kembali naik pesat dengan jumlah nilai investasi sebesar Rp ,00. Di tahun 2009 investasi piutang mengalami penurunan sebesar 46,97 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai investasi sebesar Rp ,96. Hasil perhitungan rata-rata investasi piutang selama lima tahun diperoleh sebesar Rp ,34 yang dalam hal ini jumlahnya sama besar dengan jumlah piutang yang ditetapkan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa piutang yang terdapat pada perusahaan ini untuk setiap tahunnya hanya sedikit terdapat penunggakan pembayaran piutang hingga tahun berikutnya. Secara garis besar berdasarkan analisis penilaian kinerja piutang di PT. X pengelolaan piutang dapat disimpulkan bahwa pengelolaan piutang PT. X masih jauh berada di bawah standart yang telah ditetapkan perusahaan. Dari rasio perputaran piutang yang mempunyai nilai rata-rata 4,73 kali dengan standart 3 kali, rasio penagihan rata-rata yang mempunyai nilai rata-rata sebesar 88,11 hari dengan standart 30 hari maupun pada investasi piutang yang rata-rata semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini memerlukan alternatif pengelolaan piutang yang lebih efektif lagi sehingga dapat meningkatkan nilai rata-ratanya mendekati standart.

14 Analisis Likuiditas Analisis likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya yang sudah ataupun yang akan jatuh tempo. Selain itu analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Pengukuran tingkat likuiditas PT. X menggunakan rasio cepat, rasio lancar dan rasio kas. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT. X dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Analisis Likuiditas periode Tahun PT. X Komponen Rata- Rata Rasio Cepat Rasio Lancar Rasio Kas Rasio Likuiditas Sumber : Laporan keuangan diolah Rasio Likuiditas rata-rata selama lima tahun adalah sebesar persen, meliputi rasio cepat persen, rasio lancar persen dan rasio kas sebesar persen. Hal ini berarti kemampuan PT. X untuk setiap Rp.100,00 utang jangka pendeknya dapat dijamin dengan aktiva lancarnya sebesar Rp. 63, Ratio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva lancarnya tanpa memperhitungkan persediaan. Persediaan dalam hal ini dianggap merupakan aktiva lancar yang likuid atau cepat untuk dicairkan menjadi uang kas. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata rasio cepat PT. X adalah persen yang berarti

15 41 setiap Rp.100,- utang lancar dijamin dengan Rp.85,11 aktiva lancar tanpa persediaan. Nilai rasio ini dianggap sedikit kurang baik karena masih berada di bawah standart yang ditentukan perusahaan yaitu lebih dari 100%. Perkembangan nilai rasio ini terlihat pada Gambar 3 yang setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan, terutama sejak tahun 2008 dengan nilai rasio menunjukkan di atas 100 persen. Perkembangan Rasio Likuiditas PT."X" periode tahun % % % % 80.00% 60.00% Rasio Cepat Rasio Lancar Rasio Kas 40.00% 20.00% 0.00% Rata- Rata Gambar 3. Perkembangan Rasio Likuiditas PT. X periode tahun Ratio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya. Dari hasil analisis, rata-rata rasio lancar PT. X adalah persen yang artinya bahwa setiap Rp.100,- utang lancar dijamin dengan Rp. 93,83 aktiva lancarnya. Bila dilihat dari nilainya tersebut, kemampuan perusahaan masih dibawah standart yakni 200 persen. Namun seperti halnya pada rasio cepat pada Gambar 3 dari tahun ke tahun rasio lancar perusahaan ini mengalami kenaikan terus menerus Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Kas ini merupakan indikator paling likuid dalam mengukur kemampuan sesungguhnya dari perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Nilai rata-rata rasio kas PT. X adalah persen. Ini menunjukkan setiap Rp. 100,- utang lancar perusahaan dijamin dengan

16 42 Rp.11,34 uang kas dan bank. Situasi ini memberikan gambaran bahwa kemampuan perusahaan masih kurang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan komponen aktiva yang paling likuid ini, karena nilai rasio yang ada masih berada di bawah standart minimal perusahaan yaitu 40 persen. Jika dilihat dalam Gambar 3. Perkembangan indikator rasio kas dalam lima periode terakhir cenderung menurun di awal tahun 2006 dan 2007 dan kemudian mulai mengalami kenaikan di tahun 2008 serta 2009, ini berarti terdapat kenaikan pada nilai kas dan bank yang tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah utang lancar yang sepadan. Nilai kas di tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar persen dari tahun sebelumnya, dengan nilai kenaikan utang lancar hanya sebesar 115 persen. Sedangkan pada tahun 2009 rasio kas ini mengalami kenaikan sedikit dari tahun sebelumnya sebesar persen dengan nilai rasio sebesar persen. Sehingga dapat dikatakan dari selama lima tahun tersebut rasio kas mengalami kenaikan Analisis Stabilitas Kas (Cash Conversion Cycle) Didasari oleh ketidaksamaan kemampuan manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan maka muncul kebutuhan untuk mengukur efektivitasnya. Metode yang cukup populer untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam mengelola modal kerjanya adalah memakai pendekatan bahwa suatu perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu meminimalkan modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Meminimalkan modal kerja bisa dicapai dengan mempercepat penagihan (collection) kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi pembelanjaan dengan kas. Kita bisa mencakup semua hal tersebut dengan memakai alat ukur yang disebut dengan siklus konversi kas (cash conversion cycle) (Keown, 2005) Siklus konversi kas (cash conversion cycle) adalah penjumlahan dari hari penjualan yang masih beredar dan hari persediaan dikurangi hari utang dagang yang outstanding.

17 43 Tabel 4. Analisis Siklus Konversi Kas Tahun PT. X Kompoen Rata-Rata Hari Usia Piutang (DSO) Hari Usia Utang (DPO) Cash Sumber : Laporan keuangan diolah Rata-rata Umur Piutang Perusahaan (Days of Sales Outstanding) Rata-rata umur piutang perusahaan atau rata-rata periode penagihan dengan kata lain ACP (Average Collection Period). Seperti halnya sudah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis ini guna melihat keefektifan perusahaan dalam melakukan penagihan dari penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Analisis ini memberikan perkiraan dalam hitungan hari mengenai kapan saat pembayaran atas penjualan kredit dilakukan pemberi kerja. Gambar 4. Perkembangan Analisis Siklus Konversi Kas PT X periode tahun

18 44 Secara perkembangannya rata-rata periode penagihan dari tahun ke tahun sangat fluktuatif. Rata-rata periode penagihan piutang perusahaan selama kurang lebih 5 tahun adalah 88,11 hari. Hal ini berarti perusahaan dapat kembali mengumpulkan pembayaran atas penjualan yang belum dibayar kepada pemberi kerja dalam waktu kurang lebih 88 hari. Periode pengumpulan piutang ini sudah jauh melampaui standar yang umumnya terdapat dalam kontrak kerjasama yang ditetapkan perusahaan yaitu 30 hari Rata-rata Umur Utang Dagang Perusahaan (Days of Payable Outstanding) Nilai rata-rata umur utang dagang perusahaan ini akan menunjukkan jumlah hari yang diperlukan dalam pembayaran suatu utang dagang. Berdasarkan perhitungan pada Gambar 4 di atas, rata-rata umur utang dagang perusahaan mengalami naik turun sehingga diperoleh rataan umur utang dagang PT. X dalam periode lima tahun tersebut adalah sebesar 158,23 hari. Hal ini berarti perusahaan mampu melakukan pembayaran atas utang dagang dalam waktu kurang lebih 158 hari. Nilai ini secara tidak langsung dapat memperlihatkan seberapa lama utang dagang dapat terbayar dengan aktiva lancarnya. Semakin besar umur utang dagang maka akan semakin besar mengurangi pembelanjaan dengan kas/bank. Sehingga piutang dagang menjadi cadangan likuid berikutnya yang harus dipersiapkan Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dari manajemen piutang terhadap stabilitas kas dan likuiditas digunakan analisis regresi linear berganda. Perhitungan data dilakukan dengan computer program SPSS windows versi Model regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi- asumsi di bawah ini : Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi kenormalan residual. Hal ini bertujuan untuk memutuskan bahwa residual model regresi yang dibuat telah terdistribusi normal untuk memenuhi asumsi model

19 45 regresi tentang kenormalan residual model. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan statistik. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan normal p-plot. Dan dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Hal ini dapat dijelaskan dengan Gambar 5. Gambar 5. Analisis Normal P-Plot pada Variabel yang mempengaruhi Kas Hasil dari output SPSS Normal P-Plot dari Cash Conversion Cycle (CCC), Account Receivable Turn Over Ratio (ARTR), Avarage Collection Period (ACP) dan Investasi Piutang (IP) memperlihatkan bahwa distribusi dari titik-titik data CCC, ARTR, ACP dan IP menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal. Jadi data pada variabel CCC dapat dikatakan normal. Gambar 6.Analisis Normal P-Plot pada Variabel yang mempengaruhi Likuiditas

20 46 Demikian juga pada hasil dari output SPSS Normal P-Plot dari Likuiditas, Account Receivable Turn Over Ratio (ARTR), Average Collection Period (ACP) dan Investasi Piutang (IP) memperlihatkan bahwa distribusi dari titik-titik data Likuiditas, ARTR, ACP dan IP menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal. Jadi data pada variabel Likuiditas dapat dikatakan normal Uji Multikolineritas Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan guna melihat apakah ada korelasi antar variabel independent yang digunakan dalam model regresi. Tabel 5. Uji Multikolineritas pada Variabel yang mempengaruhi Kas pada PT. X periode tahun Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. Tolera Model B Error Beta t Sig. nce VIF 1 (Constant) ARTO ACP IP 9.635E a. Dependent Variable: CCC Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Output yang diperoleh menunjukkan nilai VIF untuk semua variabel

21 47 yang mempengaruhi kas adalah dibawah 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,1. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat masalah multikoleniaritas dalam model. Demikian juga pada variabel yang mempengaruhi likuiditas. Tabel 6. Uji Multikolineritas pada Variabel yang mempengaruhi Likuiditas pada PT. X periode tahun Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std.Erro r Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) ARTO ACP E IP 1.853E a. Dependent Variable: LKT Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan melalui deret waktu (timeseries). Model regresi yang baik tidak memperkenankan terjadinya autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan perangkat lunak SPSS melalui uji Durbin Watson (DW). Untuk mendapatkan hasil yang baik maka nilai DW sebaiknya mendekati angka 2 untuk membuktikan tidak adanya autokorelasi pada regresi berganda. Batas bawah (dl) yang diperoleh adalah 1,29 dan batas atas (du) sebesar 1,65. Sedangkan hasil yang diperoleh pada variabel yang mempengaruhi kas, nilai DW yang dihasilkan adalah 1,783. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari autokorelasi. Demikian juga variabel yang mempengaruhi likuiditas,

22 48 nilai DW yang dihasilkan adalah 1,860 dan membuktikan bahwa model terbebas dari autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang memiliki heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homoskedastisitas. Cara memprediksinya adalah dengan melihat pola Scatterplot model tersebut. Gambar 7. Uji Heteroskedastisitas pada Variabel yang mempengaruhi Kas PT. X periode tahun Pada Gambar 6 berikut dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah sumbu Y atau titik nol. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi berganda tidak memiliki heteroskedastisitas.

23 49 Gambar 8. Uji Heteroskedastisitas pada Variabel yang mempengaruhi Likuiditas PT. X periode tahun Analisis Korelasi dan Regresi Berganda Analisis korelasi adalah analisis untuk mengukur tingkat keeratan hubungan linear antara dua variabel. Untuk menginterprestasikan koefisien korelasi dilihat dari besar kecilnya nilai koefisien. Hipotesa ujinya adalah : Ho: p-value = 0 berarti tidak ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Ha: p-value 0 berarti ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Dimana : Ho1 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Perputaran Piutang Ha1 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Perputaran Piutang Ho2 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ha2 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ho3 = Variabel Kas/Likuiditas tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha3 = Variabel Kas/Likuiditas berkorelasi dengan Investasi Piutang Ho4 = Variabel Perputaran Piutang tidak berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ha4 = Variabel Perputaran Piutang berkorelasi dengan Penagihan Rata-Rata Ho5 = Variabel Perputaran Piutang tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha5 = Variabel Perputaran Piutang berkorelasi dengan Investasi Piutang

24 50 Ho6 = Variabel Penagihan Rata-Rata tidak berkorelasi dengan Investasi Piutang Ha6 = Variabel Penagihan Rata-Rata berkorelasi dengan Investasi Piutang Menurut Aminah dan Sutarman (2008), pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika menggunakan hipotesis nol (Ho) yang diusulkan adalah Ho diterima jika r-hitung < r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed) > level significant (α) dan sebaliknya. Pada tahap ini dihasilkan nilai korelasi antar variabel independen serta nilai korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai korelasi antar variabel independen dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya multikolinearitas. Dari hasil perhitungan diketahui besarnya korelasi berganda pada model kas (R) adalah 0,426. Berarti dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara kas (CCC) terhadap variabel manajemen piutang yakni ARTO, ACP dan IP pada PT. X. Dan besarnya korelasi berganda pada model likuiditas (R) adalah 0,530. Berarti hubungan likuiditas (LKT) terhadap variabel manajemen piutang yakni ARTO, ACP dan IP pada PT. X adalah kuat positif pula. Tabel 7. Nilai Korelasi antar Variabel yang mempengaruhi Kas PT. X CCC ARTO ACP IP Pearson Correlation CCC ARTO ACP IP Sig. (1-tailed) CCC ARTO ACP IP Sumber : Laporan Keuangan PT. X tahun (data diolah)

25 51 Berdasarkan Tabel 7, nilai korelasi yang didapat dari masing-masing variabel berhubungan dengan variabel lain mempunyai nilai positif lebih dari nol. Namun untuk p-value pada kolom sig. yang mempunyai nilai < 0,05 (level signifikasi) hanya terlihat pada variabel kas (CCC) yang berhubungan dengan Investasi Piutang (IP). Sedang variabel lain dikatakan tidak berhubungan satu sama lain, karena p-value > 0,05. Sedangkan untuk nilai korelasi antar variabel yang mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dari Tabel 8 berikut. Tabel 8. Nilai Korelasi antar Variabel yang mempengaruhi Likuiditas LKT ARTO ACP IP Pearson Correlation LKT ARTO ACP Sig. (1-tailed) IP LKT ARTO ACP IP Sumber : Laporan Keuangan PT. X tahun (data diolah) Keterangan : ARTR ACP IP CCC LKT = Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn-Over Ratio) = Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period) = Investasi Piutang = Cash Conversion Cycle (Siklus Konversi Kas) = Likuiditas

26 52 Seperti halnya pada kas, untuk p-value pada kolom sig. pada model likuiditas tabel 9 yang mempunyai nilai < 0,05 (level signifikasi) hanya terlihat pada variabel likuiditas (LKT) yang berhubungan dengan Investasi Piutang (IP). Sedang variabel lain dikatakan tidak berhubungan satu sama lain, karena p-value > 0,05. Analisis regresi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen piutang terhadap stabilitas kas ini menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda diperoleh sebagai berikut : Stabilitas Kas Y 1 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Y 1 = --166,884 80,661X 1 + 0,15X 2 + 9,635-9X 3 Likuiditas Y 2 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Y 2 = 0,671+ 0,041X 1 5,120E-5X 2 + 1,853E-11X 3 Interpretasi dari hasil persamaan model kas di atas sebagai berikut : - Nilai konstanta (a) sebesar -166,884 dengan asumsi variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO), Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap maka rata-rata total kas (CCC) pada PT. X adalah sebesar -166, Nilai koefisien variabel Rasio Perputaran Piutang/ARTO (b 1 ) sebesar - 80,661. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Perputaran Piutang (X 1 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT. X sebesar -80,661 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap atau konstan. - Nilai koefisien variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata/ACP (b 2 ) sebesar 0,15. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (X 2 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT. X sebesar 0,15 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Investasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap atau konstan.

27 53 - Nilai koefisien variabel Investasi Piutang (b 3 ) sebesar 9,635E-9. Jika terjadi perubahan variabel Investasi Piutang (X 3 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total kas pada PT. X sebesar 9,635E-9 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) pada PT. X adalah tetap atau konstan. Demikian pula pada persamaan model likuiditas dapat dijelaskan sebagai berikut: - Nilai konstanta (a) sebesar 0,671 dengan asumsi variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO), Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap maka rata-rata total likuiditas (LKT) pada PT. X adalah sebesar 0, Nilai koefisien variabel Rasio Perputaran Piutang/ARTO (b 1 ) sebesar 0,041. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Perputaran Piutang (X 1 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT. X sebesar 0,041 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dan Invesatasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap atau konstan. - Nilai koefisien variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata/ACP (b 2 ) sebesar -5,120E-5. Jika terjadi perubahan variabel Rasio Periode Penagihan Rata-rata (X 2 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT. X sebesar -5,120E-5 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Investasi Piutang (IP) pada PT. X adalah tetap atau konstan. - Nilai koefisien variabel Investasi Piutang (b 3 ) sebesar 1,853E-11. Jika terjadi perubahan variabel Investasi Piutang (X 3 ) sebesar satu satuan, menyebabkan perubahan rata-rata total likuiditas pada PT. X sebesar 1,853E-11 satuan, dimana asumsi dasarnya variabel Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dan Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) pada PT. X adalah tetap atau konstan.

28 Pengujian Regresi Berganda (pengaruh secara simultan) Untuk mengetahui pengaruh dari manajemen piutang terhadap variabel kas dan likuiditas secara simultan dapat digunakan dengan uji F berdasarkan hipotesis berikut. Ho1 = Perputaran Piutang, Penagihan Rata-Rata dan Investasi Piutang secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ha1 = Perputaran Piutang, Penagihan Rata-Rata dan Investasi Piutang secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ho: β 1 = 0, i = 1,2,3,4,5 Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, artinya semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. H 1 : З β 1 0, i = 1,2,3,4,5 Hipotesis alternative (H 1 ), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, artinya paling sedikit terdapat satu variabel independent merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan taraf nyata (α=5%), yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir diperoleh Ftabel sebesar F 0,05 (2,33) = 3,25 Sedangkan hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai F hitung pada model kas adalah sebesar 2,367 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,089 sedang pada model likuiditas adalah 4,160 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,013. Pada model kas diperoleh F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak dan Ho diterima, berarti semua parameter dalam model kas sama dengan nol, artinya semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Demikian halnya dengan pada model likuiditas F hitung > F tabel, berarti variabel independen secara simultan mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap variabel dependen pada taraf nyata 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan manajemen

29 55 piutang tidak berpengaruh terhadap kas pada PT. X akan tetapi manajemen piutang terdapat pengaruh terhadap likuiditas pada PT. X Pengujian Regresi Parsial (pengaruh secara parsial) Untuk mengetahui pengaruh dari manajemen piutang terhadap variabel kas dan likuiditas secara parsial dapat digunakan dengan uji t. Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. Ho1 = Variabel Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ha1 = Variabel Perputaran Piutang berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ho2 = Variabel Penagihan Rata-Rata tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ha2 = Variabel Penagihan Rata-Rata berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ho3 = Variabel Investasi Piutang tidak berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Ha3 = Variabel Investasi Piutang berpengaruh terhadap variabel Kas/Likuiditas. Dengan taraf nyata (α=5%), df : n-2 = 36-2 = 34. Dengan demikian t-tabel sebesar 2,03. Pada model kas berdasarkan uji t ini menunjukkan bahwa : - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dengan kas pada PT. X karena nilai t hitung (-1,084) < t tabel (2.03). - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Periode Penagihan Ratarata (ACP) dengan kas pada PT. X karena nilai t hitung (0,278) < t tabel (2.03). - Terdapat pengaruh yang signifikan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas pada PT. X karena nilai t hitung (2,468) > t tabel (2.03). Sedangkan pada model likuiditas berdasarkan uji t tersebut menunjukkan bahwa :

30 56 - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Perputaran Piutang (ARTO) dengan likuiditas pada PT. X karena nilai t hitung (0.400) < t tabel (2.03). - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Periode Penagihan Ratarata (ACP) dengan likuiditas pada PT. X karena nilai t hitung (-0.682) < t tabel (2.03). - Dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Investasi Piutang (IP) dengan likuiditas pada PT. X karena nilai t hitung (3.449) > t tabel (2.03) Implikasi Manajerial Oleh karena PT. X mempunyai kebijakan menggunakan piutang sebagai sumber dana melalui Pledging (Penggandaian Piutang) yaitu dengan menggandaikan piutangnya kepada lembaga keuangan untuk memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaannya, sehingga perusahaan dapat memperoleh dana sementara untuk menutupi biaya operasionalnya sebelum piutang tersebut dibayar oleh pemberi kerja dan cashflow sementara akan aman. Dengan kata lain manajemen piutang yang dijalankan perusahaan tidak begitu mempengaruhi cashflow perusahaan. Akan tetapi dengan kebijakan tersebut mempunyai resiko perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar bunga dari pinjaman tersebut. Piutang yang semakin lama tertagih akan menjadi permasalahan baru ketika piutang dari invoice yang digadaikan akan tertagih lebih lama dari jatuh tempo pinjaman dari invoice yang digadaikan. Sehingga masa tertagihnya piutang yang semakin singkat disini menjadi faktor yang sangat penting. Sesungguhnya perusahaan dapat mengatasi permasalahan cashflow disini dengan memperbaiki masa tertagihnya piutang sesuai dengan standart yang telah ditentukan perusahaan yakni 30 hari, sehingga perusahaan tidak perlu menggadaikan invoice tersebut guna mendapatkan pinjaman dana sementara. Perbaikan masa tertagihnya piutang secara internal dapat dilakukan dengan menambah keagresifan karyawan penagihnya dengan monitoring setiap waktu perkembangan invoice. Selain itu diperlukan pengelolaan perancangan keuangan yang lebih baik lagi dengan adanya perencanaan anggaran untuk cashflow yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kondisi piutang perusahaan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai pengelolaan piutang perusahaan. Dalam penelitian ini dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik secara individual maupun secara bersama-sama terhadap likuiditas perusahaan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Data laporan keuangan perusahaan konsolidasi digunakan sebagai dasar dari analisis manajemen piutang PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan mempelajari berbagai literatur, jurnal, karangan ilmiah dan penerbitan lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. dan mempelajari berbagai literatur, jurnal, karangan ilmiah dan penerbitan lainnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari berbagai literatur,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Dalam bab ini, penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang akan dilakukan penulis terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang yang digunakan adalah jenis data sekunder, dimana data sekunder adalah data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan dipublikasikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana pihak ketiga dan suku bunga SBI yang ditentukan oleh Bank Indonesia serta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang FDR, ROE,dan NOM. Sampel penelitian sebanyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X )

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X ) ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PIUTANG TERHADAP STABILITAS ARUS KAS DAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus di PT. X ) Oleh DHAHIRI HAGYAR SIWI H 24076 030 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Analisis dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Statistik

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

Muhammad Syukri Hamdi

Muhammad Syukri Hamdi ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS, LEVERAGE KEUANGAN, UKURAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Muhammad Syukri

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan, BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisa Deskriptif 1. Deskriptif Statistik Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan, penjualan serta perputaran aktiva tetap pada suatu perusahaan.

Lebih terperinci

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Industri perbankan merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian. Berikut ini adalah profil 10 Bank terbesar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka 108 BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Non-Multikolonieritas Tujuan dari Uji non-multikolonieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi terdapat adanya hubungan atau korelasi antar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mencari dan mengumpukan data yang berhubungan dengan masalah penelitian ini baik dari sumber dokumen atau buku-buku,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Statistik deskriptif memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Untuk mempermudah dalam mengidentifikasikan variabel data dalam penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. Adapun gambaran data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muamalat Indonesia selama periode Dalam penelitian ini. yang menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muamalat Indonesia selama periode Dalam penelitian ini. yang menggunakan rasio return on asset (ROA). BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai laporan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Data Hasil Penelitian A. Data Receivable Financing (Pembiayaan Piutang) Receivable Financing (Pembiayaan Piutang ) merupakan bentuk pinjaman yang digunakan untuk berbagai keperluan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Analisis statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah BUMN (BNI Syariah, BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode 2010-2013. 3.2 Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Penelitian ini di lakukan dengan 30 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor aneka Industri, sub sektor Tekstil & Garment

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Tabungan Wadiah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Tabungan wadi ah adalah simpanan dana pihak ketiga yang bisa diambil kapan saja berdasarkan kesepakatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Data dan Sampel Penelitian Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan perbankan lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah bank perkreditan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan hasil kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lainnya terkumpul. Hal ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kebenaran hipotesis

Lebih terperinci