Di Indonesia, TB merupakan masalah utama
|
|
- Leony Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 8, No. Vol. 3 (Suplemen), 8, No. 3 (Suplemen), Januari 2007: Januari Pembesaran Kelenjar Limfe pada Foto Toraks Kasus Tuberkulosis Paru Anak Nur Maipa, Azis Tanra, Dasril Daud Latar belakang. Dengan meningkatnya kejadian tuberkulosis (TB) di dunia, maka jumlah anak yang terinfeksi dan menderitatb akan meningkat. Diagnosis TB anak sulit ditegakkan karena tidak ada standar baku emas (gold standard ) sebagaimana pada TB dewasa. Karena sulitnya mendiagnosis TB pada anak maka data mengenai TB pada anak langka. Peran pencitraan dalam menentukan diagnosis, evaluasi pengobatan dan pemantauan penyakit TB anak sangat penting. Dalam menilai foto sinar-x pasien TB perlu ditekankan keberadaan pembesaran kelenjer limfe regional. Namun tidak semua pasien memberikan gambaran pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks sehingga penting diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pembesaran kelenjer limfe pada foto toraks TB paru anak. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks anak dengan TB paru dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metoda. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional terhadap pasien tuberkulosis paru anak yang berobat di bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada periode penelitian mulai 1 Juni 2004 sampai 10 September Hasil. Pasien TB tanpa pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks adalah 7 orang (7%), terdapat pembesaran kelenjar limfe 93 (93%) yaitu pembesaran kelenjar paratrakeal 16 (16%) dan pembesaran kelanjar parahilar 77 (77%). Frekuensi pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks pasien TB paru anak lebih tinggi (93%) daripada penyakit paru lain yang bukan TB (16%) p < 0,001. Terdapat perbedaan bermakna frekuensi pembesaran kelenjar limfe berdasarkan status gizi, yaitu gizi baik-kurang 79,57% dan gizi buruk 20,43% (p<0,05). Kesimpulan. Pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks lebih banyak ditemukan pada TB daripada penyakit paru lain yang bukan TB. Frekuensi pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks pasien TB paru anak lebih tinggi pada gizi baik-kurang daripada gizi buruk. Kata kunci: tuberkulosis anak, foto toraks, status gizi Alamat korespondensi: Dr. Nur Maipa, Dr. Dasril Daud, Sp A Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11, Tamalanrea, Makasar - Sulsel Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit 62
2 kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. 5,20 Sampai saat ini diagnosis TB anak masih merupakan masalah karena tanda dan gejala yang tidak spesifik, populasi basil TB yang rendah pada anak dengan TB, sulitnya mendapatkan spesimen (sputum atau bilasan lambung) dan dari hasil pemeriksaan mikroskopik seringkali dijumpai biakan negatif. 1,4,7,13,14 Selain itu masih rendahnya nilai uji diagnostik yang ada, sedangkan usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan akurasi uji diagnostik belum memadai. 13 Dengan berkembangnya bidang biologi molekuler dan kromatografi telah ditemukan uji laboratorium yang sensitif dan cepat. Sayang percobaan pada anak hasilnya masih mengecewakan. 12 Diagnosis TB anak cukup sulit ditegakkan karena tidak ada standar baku emas (gold standard) sebagaimana pada TB dewasa. Meskipun demikian tidak berarti TB pada anak tidak perlu diobati. Bahkan TB pada anak bisa merupakan petunjuk untuk mencari siapa penularnya index case yaitu dengan melakukan pemeriksaan kontak serumah. 5 Sebagian besar diagnosis TB anak ditegakkan atas dasar gambaran klinis, uji tuberkulin dan foto rontgen. 9,12,19 Karena sulitnya mendiagnosis TB pada anak, maka data mengenai TB anak langka demikian juga di Indonesia. 4 Untuk mengatasi kesulitan tersebut, WHO mengajukan pendekatan melalui riwayat penyakit dan temuan klinis untuk dignosis TB di komunitas. Saat ini berbagai negara telah membuat konsensus nasional. Di Indonesia telah dibuat Konsensus Nasional untuk diagnosis dan pengobatan TB anak oleh Unit kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, yang secara resmi telah mendapat rekomendasi Departemen Kesehatan untuk masuk dalam Program Pengendalian TB Nasional. Diharapkan dengan pendekatan yang mudah diagnosis TB dan pengobatannya akan lebih akurat, sehingga overdiagnosis dan overtreatment maupun underdiagnosis dan undertreatment dapat diperkecil bahkan dihindari. 6 Peran pencitraan dalam menentukan diagnosis, evaluasi pengobatan dan pemantauan penyakit TB anak sangat penting. 2,8 Dalam menilai foto sinar X pasien TB perlu ditekankan keberadaan pembesaran kelenjar limfe regional. 8 Foto toraks tidak selalu dapat mendeteksi TB aktif karena sebagian besar tidak khas, 3,15,19 paling mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal. 18 Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pembesaran kelenjar limfe pada toraks penderita TB paru anak dalam upaya membantu penegakan diagnosis TB pada anak. Metoda Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, pada pasien awal yang mempunyai gejala klinis tuberkulosis, berusia lebih dari 2 tahun yang dirawat dibagian ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada periode penelitian mulai 1 Juni 2004 sampai 10 September Subyek penelitian diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit (consecutive random sampling). Pembanding (kontrol) penelitian ini adalah semua pasien kelainan paru lain yang bukan TB yaitu bronkopneumonia, bronkhitis dan asma bronkial. Sebagai kriteria inklusi adalah pasien yang mempunyai gejala klinis tuberkulosis minimal 3 (alur deteksi dan rujukan TB anak oleh UKK Pulmonologi IDAI) dan umur lebih 2 tahun; sedangkan penderita penyakit keganasan dan penderita yang mendapat kortikosteroid jangka lama yang dapat mempengaruhi hasil penelitian tidak diikutkan dalam penelitian. Semua penderita yang masuk dalam penelitian dicatat umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan. Status gizi ditentukan berdasarkan parameter berat badan terhadap tinggi badan berdasarkan standar baku NCHS. Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan atas kriteria dari Konsensus Nasional tentang TB oleh UKK Pulmonologi IDAI. Pembacaan foto toraks untuk menentukan ada tidaknya pembesaran kelenjar limfe dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Pencitraan Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Wahidin Sudirohusodo. Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux memakai tuberkulin PPD-RT 23 TU. Interpretasi hasil uji tuberkulin dilakukan oleh peneliti dan dokter spesialis anak konsultan Pulmonologi. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode statistik Chi-square, Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Hasil Dua ratus penderita yang berusia 2 tahun - 14 tahun yang memenuhi kriteria penelitian, terdiri dari
3 pasien yang menderita tuberkulosis dan 100 penderita kelainan paru lain yang bukan tuberkulosis sebagai kontrol. Karakteristik sampel Pasien tuberkulosis yang tidak memperlihatkan pembesaran kelenjar limfe 7 orang (7%), pembesaran kelenjar paratrakeal 16 orang (16%) dan pembesaran kelenjar parahilar 77 orang (77%). Distribusi umur pasien TB, tertera pada Gambar 1. Tabel 1. Karakteristik subyek Karakteristik n % Jenis Kelamin Laki-laki 58 58,00 Perempuan 42 42,00 Umur (tahun) ,00 > ,00 Status gizi Baik 16 16,00 Kurang 61 61,00 Buruk 23 23,00 Kelenjar limfe Tidak ada 7 7,00 Paratrakeal 16 16,00 Parahilar 77 77,00 Pembesaran kelenjar limfe pada TB Perbandingan frekuensi pembesaran kelenjar limfe pada kelompok TB dan non TB tertera pada Tabel 2. Tampak perbedaan sangat bermakna frekuensi pembesaran kelenjar limfe antara kelompok non TB dengan kelompok TB (p<0,001). Artinya pada kelompok TB pembesaran kelenjar limfe lebih sering ditemukan. Pada frekuensi kejadian pembesaran kelenjar limfe berdasarkan jenis kelamin ditemukan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Umur rata-rata pada penderita yang tidak ada pembesaran kelenjar limfe adalah 6,867 tahun sedangkan pada penderita yang terdapat pembesaran kelenjar limfe rata-rata 6,376 tahun. Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai rata-rata umur antara penderita TB yang terdapat pembesaran kelenjar limfe dengan yang tidak ada pembesaran kelenjar limfe (p>0,05). Frekuensi pembesaran kelenjar limfe berdasarkan kelompok umur, tampak tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05). Frekuensi (kejadian) pembesaran kelenjar limfe berdasarkan status gizi terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Artinya pada kelompok gizi, baik-kurang pembesaran kelenjar limfe lebih sering ditemukan Diskusi Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 200 kasus yang memenuhi kriteria penelitian, Gambar 1. Histogram distribusi umur 64
4 Tabel 2. Frekuensi pembesaran kelenjar limfe Frekuensi Pembesaran kelenjar limfe Total Tidak Ada Ada Kriteria pasien Non TB 84 (84,0%) 16 (16,0%) 100 TB 7 (7,0%) 93 (93,0%) 100 Total 91 (91,0%) 109 (109,0%) 200 (100%) X 2 =119,548; df=1; p=0,000(p<001) Jenis Kelamin Laki-laki 4 (6,90%) 54 (93,10%) 58 (100%) Perempuan 3 (7,14%) 39 (92,86%) 42 (100%) Total (100%) X 2 =0,002; df=1; p=0,962(p>0,05) Nilai rerata (n=7) (n=93) Mean 6,867 6,376 Median 6,910 5,500 Standar Deviasi (SD) 2,961 3,376 Range 2,00-12,00 2,00-14,16 Uji Mann - Whitney; z=-0,466; p=0,641 (p>0,05) Kelompok Umur (tahun) (2,63%) 37 (97,37%) 38 (100%) > 5 6 (9,68%) 56 (90,32%) 62 (100%) Total (100%) X 2 =0,877; df=1; p=0,349(p>0,05) Status gizi Baik-kurang 3 (42,86%) 74 (79,57%) 77 Buruk 4 (57,14%) 19 (20,43%) 23 Total 7 (100%) 93 (100%) 100 X 2 =4,954; df=1; p=0,026(p<0,05) terdiri dari 100 pasien TB paru dan 100 pasien penyakit paru lain yang bukan TB (bronkopnemoni, bronkhitis, asma bronkial). Pada penelitian ini diteliti beberapa faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan kejadian pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks penderita TB paru anak yaitu faktor umur, jenis kelamin dan status gizi. Foto rontgen dada adalah pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis TB anak. 16,22 Gambaran infiltrat atau pembesaran kelenjar getah bening hilus yang selama ini banyak digunakan sebagai dasar diagnosis TB, bukanlah suatu gambaran khas TB karena hal tersebut masih dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti pneumonia atau infeksi respiratorik akut lain. 16 Pada penelitian ini diantara 100 orang TB anak, pada foto toraks didapatkan gambaran pembesaran kelenjar limfe 93% yaitu pembesaran kelenjar paratrakeal 16% dan kelenjar parahilar 77%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Pineda dkk pada tahun 1993 (dikutip dari Rahayu N 14 ) melaporkan pada 171 kasus TB anak, 22,2% diantaranya terdapat biakan positif dengan gambaran rontgen paru berupa pembesaran kelenjar pada 93,5% kasus. Hasil penelitian Schaaf dkk 21 menunjukkan dari 64 kasus tuberkulosis anak yang diteliti, pada foto toraks terlihat gambaran limfadenopati sebanyak 44 kasus (69%). Jika fokus primer terletak di lobus bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika fokus primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. 15 Pada penelitian ini lebih banyak didapatkan pembesaran kelenjar parahilar (77%) daripada kelenjar paratrakeal (16%). Pembesaran kelenjar limfe tidak hanya disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis tetapi bisa juga oleh kuman non Mycobacterium tuberkulosis. 10 Pada 65
5 penelitian ini terlihat perbedaan sangat bermakna frekuensi pembesaran kelenjar limfe antara pasien TB dengan pasien non TB (p<0,001). Lebih tingginya frekuensi pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks penderita TB daripada penderita bronkopnemoni, bronkhitis dan asma bronkial tidak melalui patogenesis kompleks primer. Pada penelitian ini dari 100 pasien tuberkulosis didapatkan 58 (58,0%) anak laki laki dan 42 (42,0%) anak perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Dari 115 pasien bagian anak RSCM- Jakarta yang berusia 6 bulan-12 tahun dengan diagnosis tuberkulosis yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan bakteriologik didapatkan jumlah pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan. 16 Penelitian yang dilakukan oleh Sidabutar dkk 20 di RSCM-Jakarta pada Januari Desember 2001 memperlihatkan distribusi jenis kelamin laki-laki 52,7% dan perempuan 47,3%. Sedangkan pada Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna frekuensi (kejadian) pembesaran kelenjar limfe berdasarkan jenis kelamin (p>0,05). Berdasarkan kelompok umur dari 100 pasien tuberkulosis, kelompok umur < 5 tahun 38 orang (38,0%) dan kelompok umur >5 tahun 62 orang (62,0%). Hasil penelitian Schaaf dkk 21 menunjukkan dari 64 kasus TB anak yang diteliti, umur >2-5 tahun 24 orang (38%) dan umur >5-13 tahun 22 orang (34%). Telah lama diketahui bahwa pada pasien malnutrisi berat (KKP) didapatkan kelenjar timus dan tonsil yang atrofi, berkurangnya jumlah limfosit T yang berkorelasi dengan menurunnya imunitas selular. 11 Pada penelitian ini terlihat perbedaan bermakna frekuensi (kejadian) pembesaran kelenjar limfe berdasarkan status gizi (p<0,005). Pada gizi buruk frekuensi pembesaran kelenjar limfe lebih kecil daripada pasien status gizi baik-kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena kelenjar limfe pada penderita gizi buruk mengalami atrofi, sehingga kejadian pembesaran kelenjar limfe pada penderita TB dengan gizi buruk lebih sedikit. Kita ketahui bahwa limfosit, pembuluh limfe, kelenjar limfe, limpa, tonsil, adenoid, peyer parches dan timus termasuk dalam kelompok sistem limfatik. 17 Mungkin perlu penelitian lanjut khusus mengenai patomekanisme pembesaran kelenjar limfe pada TB yang menderita gizi buruk. Berdasarkan hal tersebut, diambil kesimpulan bahwa tidak terdapatnya pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks anak dengan gizi buruk tidak menyingkirkan diagnosis TB. Kesimpulan Pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks pasien TB paru anak lebih banyak daripada penyakit paru lain yang bukan TB. Frekuensi pembesaran kelenjar limfe pada foto toraks TB paru anak lebih tinggi pada gizi baik-kurang daripada gizi buruk. Daftar Pustaka 1. Andronikou S, Wieselthaler N. Modern Imaging of tuberculosis in children: thoracic, central nervous system and abdominal tuberculosis. Pediatr Radiol 2004; 34: Asnakel M, Feleke D. Sensitivity of chest x-ray and their relation to sputum result in the diagnosis of pulmonary tuberculosis in Hosanna Hospital. Ethiop J Heath Dev. 2000; 14: Boediman I, Tamaela LA. Gambaran klinis dan radiologi infeksi paru pada anak. Dalam: Susworo R, Syahrum MG, Tjokronegoro A, penyunting. Infeksi Saluran Nafas. Jakarta : FKUI h Chauhan LS, Arora VK. Management of pediatric tuberculosis under the revised national tuberculosis control programme. Dalam: Indian J Pediatr, 2004; 71: Departmen Kesehatan RI. Pengembangan kebijakan Depkes dalam penanggulangan TB anak. Disampaikan pada Indonesian Pediatric Respiratory Meeting II/2004 Focus on Tuberculosis, Jakarta: Februari Kartasasmita CB. Epidemologi tuberkulosis. Disampaikan pada Indonesian Pediatric Respiratory Meeting II/2004 Focus on Tuberculosis, Jakarta: Februari Khaled NA, Enarson AD. Tuberculosis: A manual for medical students. WHO, Karjomanggolo WT. Aspek pencitraan dalam diagnosis dan tatalaksana penyakit saluran nafas pada anak. Dalam: Rahajoe N, RAhajoe N.N, Boediman I, Said M, Wirjodiardjo M, Supriyatmo, penyunting. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. IKA XXXIII, FKUI, Jakarta: 1994; Miller FJW. Tuberculosis in children. Edisi ke-1, London: Churchill Livingstone, Nilawardhani S, Lubis H, Daulay RM, Panggabean G, Hasibuan SM, Comparison of clinical aspects and Mantoux test in tuberculosis versus non-tuberculosis superficial lympdhadenitis. Dalam: Paediatr Indones, Jakarta: 2004; 44:
6 11. Pudjiadi S, penyakit KKP (Kurang Kalori & Protein). Dalam: Ilmu gizi klinis pada Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, h Rahajoe N.N. Diagnosis dan tatalaksana tuberculosis pada anak. Dalam: Buku Naskah Lengkap KONIKA XI, Jakarta: 4-7 Juli Rahajoe N.N. Masalah diagnosis tuberkulosis pada anak. Disampaikan pada Indonesian Pediatric Respiratory Meeting II/2004 Focus on Tuberculosis, Jakarta: Februari Rahajoe N. Tinjauan perkembangan dan masalah pulmonologi anak saat ini. Dalam: Rahajoe N, Rahajoe N.N, Boediman I, Said M, Wirjodiardjo M, Supriyatmo, penyunting. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. IKA XXXIII, FKUI, Jakarta: h Rahajoe N.N. Berbagai masalah dan diagnosis dan tatalaksana tuberculosis anak. Dalam: Rahajoe N, Rahajoe N.N, Boediman I, Said M, Wirjodiardjo M, Supriyatmo, penyunting. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. IKA XXXIII, FKUI, Jakarta: h Rahajoe NN, Basir D, MS Makmuri, Kartasasmita CB. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta: UKK Pulmonologi PP IDAI; Rock A, Camitta BM. The lymphatic system. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17, Philadelphia: WB Saunders Co, h Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Infeksi. Dalam: Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, h Starke JR, Munoz FM, Tuberculosis (Mcobacterium tuberculosis). Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17, Philadelphia: WB Saunders Co, h Sidabutar B, Soedibyo, Tumbelaka A. Nutritional status of under-five pulmonary tuberculosis patients before and after six-month therapy. Dalam: Paediatr Indones. 2004; 44: Schaaf HS, Parkin DP, Seifart HI, Hesseling PB, Van Helden PD, Maritz JS. Isoniazid pharmacokinetics in children treated for respiratory tuberculosis. Dalam: Arch Dis Child 2005; 90: WHO. TB/HIV a clinical manual Edisi kedua. Geneva: World Health Organization;
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular adalah salah satu permasalahan kesehatan yang masih sulit ditanggulangi, baik itu penyakit menular langsung maupun tidak langsung. Tuberkulosis (TB)
Lebih terperinciMulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT
Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,
Lebih terperinciGambaran Karakteristik Tuberkulosis Paru Berdasarkan Sistem Skoring pada Pasien Tuberkulosis Anak Rawat Jalan di Rsud Al-Ihsan Bandung Tahun 2013
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Karakteristik Tuberkulosis Paru Berdasarkan Sistem Skoring pada Pasien Tuberkulosis Anak Rawat Jalan di Rsud Al-Ihsan Bandung Tahun 2013 1) Kharisma
Lebih terperinciHaridini Intan S. Mahdi, Darmawan B. Setyanto, Evita B.Ifran Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Artikel Asli Gambaran Klinis dan Radiologis pada Pasien dengan Uji Mantoux Positif di Bangsal Rawat Inap Anak RSUD Tangerang Haridini Intan S. Mahdi, Darmawan B. Setyanto, Evita B.Ifran Departemen Ilmu
Lebih terperinciNILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Inayati* Bagian Mikrobiologi Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinci1 Meskipun demikian, ada
HUBUNGAN GAMBARAN FOTO TORAKS DAN UJI TUBERKULIN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 202 DESEMBER 202 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciPerbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.
Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 8, No. Vol. 3, Desember 8, No. 3, 2006: Desember 226-2006 230 Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Laporan World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang telah lama dikenal. Penyakit ini menjadi masalah yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat terutama di negara yang
Lebih terperinciLAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM
LAMPIRAN 1. Personil penelitian Nama Jabatan : dr. Andhika Kesuma Putra : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK-USU/RSHAM Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,
BAB I PANDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI, 2002). Tahun 1993 WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciDari data Suskernas tahun 2007, didapatkan
Artikel Asli Bob Wahyudin Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSU Wahidin Sudirohusodo, Makassar Latar belakang. Di kota Makassar, penyakit saluran napas pada anak memiliki
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007
ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyakit penyebab
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010- Isri Rezta Prianty 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang utama khususnya di negara-negara berkembang. 1 Karena itu TB masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai
Lebih terperinciPenyebab Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Dr. Rr. Henny Yuniarti 23 Maret 2011 Penyebab Tuberkulosis Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis Cara Penularan Sumber penularan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis) yang dapat mengenai berbagai organ tubuh, tetapi paling sering mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis paru Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam
Lebih terperinciGAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN
GAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN Oleh : EFFI ROHANI N 100100053 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat mengenai berbagai organ tubuh. Penyakit tuberkulosis terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar
Lebih terperinciABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU
ABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU Mutiara Dewi, 2013, Pembimbing I : dr. Sri Nadya J. Saanin,
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciIdentifikasi Faktor Resiko 1
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru,
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
30 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Terinhalasi M.tuberculosis Patogenesis M.tuberculosis di paru DIAGNOSIS Pemeriksaan BTA pada sputum Pemeriksaan BTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciRumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
MEMIKAT HATI PEGAWAI PAJAK DAN MEMBUATNYA MEMIMPIKANMU SELAMANYA Robert Mugabe Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Abstrak. Mycobaterium (M.) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia.
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Air Susu Ibu Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Bayi Cukup Bulan
Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 8, No. 4, Vol. Maret 8, No. 2007: 4, Maret 276-2007 281 Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Bayi Cukup Bulan Tanty Febriany T, Djauhariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang penting di dunia. Angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia, khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. Angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia, khususnya di Negara berkembang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. Tak ada satupun orang yang menginginkan dirinya mengalami sakit, apalagi ketika orang tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control retrospektif/studi kasus kontrol retrospektif. Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciMuhartono, Fitria Saftarina, Indri Windarti. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Tuberkulosis dan Tuberkulosis Ekstra Pulmoner Pada Suspect Penderitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiling Bandarlampung Muhartono, Fitria Saftarina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam (BTA) dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari
Lebih terperinciBaku rujukan pertumbuhan merupakan alat
Artikel Asli Perbandingan Baku Rujukan World Health Organization Child Growth Standards (WCGS) dan National Center For Health Statistics (NCHS)/WHO: Implikasinya pada Diagnosis Tuberkulosis Anak Balita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat penduduk
Lebih terperinciOleh: Nur Lina, Lilik Hidayanti, Eti Rahmawati
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI KOTA TASIKMALAYA (Studi di Puskesmas Cigeureung, Cipedes, Bantarsari Kota Tasikmalaya) Oleh: Nur Lina, Lilik Hidayanti, Eti Rahmawati
Lebih terperinciDasar Determinasi Pasien TB
Dasar Determinasi Pasien TB K-12 DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FK USU Klasifikasi penyakit dan tipe pasien Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB memerlukan defenisi kasus yang meliputi 4 hal, yaitu:
Lebih terperinciPeran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan
Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan TB-MDR pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan manusia (man-made phenomenon),
Lebih terperinciSAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis complex (bakteri berbentuk basil lurus, sedikit melengkung, tidak berspora dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Agustus 20 Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini membunyikan tanda bahaya untuk mewaspadai serangan berbagai penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini, wabah penyakit
Lebih terperinciHubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB paru pada anak di Puskesmas Tuminting periode Januari 2012 Juni 2012
Hubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB paru pada anak di Puskesmas Tuminting periode Januari 2012 Juni 2012 Christian K. Susanto Audrey Wahani Johnny Rompis 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007
PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007 SKRIPSI Oleh Siska Yuni Fitria NIM 042010101027 FAKULTAS
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Uji Statistik
Lampiran 1 Hasil Uji Statistik Analisis data tabel 4.3 perbandingan penderita tuberkulosis paru dan bukan penderita tuberkulosis menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent t test) dengan program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciIndonesia dalam rangka percepatan Millenium Development Goals (MDGs) mentargetkan penemuan kasus baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 1993 mendeklarasikan penyakit Tuberkulosis (TB) sebagai kedaruratan global akibat dari semakin meningkatnya penyakit dan kematian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert
Lebih terperinciPREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL
PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN 2012 Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL 100100021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Annisa Nurhidayati, 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : July Ivone, dr.,mkk.,m.pd.ked. : Triswaty
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah kesehatan penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam Medis menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (Brunner & Suddarth,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) atau dalam program kesehatan dikenal dengan TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA
ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Adanya hubungan yang kompleks antara HIV dan TB dapat meningkatkan mortalitas maupun morbiditas.
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis
ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan Primer X dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes
iv ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI IgM ANTI SALMONELLA METODE IMBI DAN RAPID TEST TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Gabby Ardani L, 2010.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,
Lebih terperinci