Tan Malaka Dan Islam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tan Malaka Dan Islam"

Transkripsi

1 Tan Malaka Dan Islam Sosok Tan Malaka memang pantang surut. Kendati sudah lama mati berkalang tanah, tetapi pikirannya masih sangat diwaspadai. Seperti katanya sendiri: Dari dalam kubur suaraku akan jauh lebih keras daripada diatas bumi. Tanggal 7 Februari lalu, acara bedah buku Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid IV, yang sedianya digelar di Perpustakaan C2O di Jalan Dr Cipto, Surabaya, gagal terlaksana. Penyebabnya, sekelompok orang yang terhimpun dalam Front Pembela Islam (FPI) mengancam akan membubarkan paksa acara tersebut. Tindakan FPI tersebut sangat menggelikan. Alasan yang dikemukakan FPI, bahwa Tan Malaka adalah tokoh PKI (Partai Komunis Indonesia, sangat tidak memadai. Sebab, seperti dicatat sejarah, Tan Malaka adalah sosok yang ditendang keluar dari gerbong PKI. Malahan, partai yang didirikannya, Murba, pada tanggal 11 November 1966, menyatakan secara tegas berposisi sebarisan dengan Orde Baru. Selain itu, kalau yang ditakutkan adalah pemikiran Tan Malaka, yang sangat marxis itu, ini juga keblinger. Sebab, kalau FPI rajin membuka lembar sejarah, hampir semua pendiri bangsa Indonesia pernah belajar dan terpengaruh oleh marxisme. Jadi, kalau FPI mau serius memerangi marxisme, maka perangi juga Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tjokroaminoto, dan lain-lain. Tetapi ada satu hal yang dilupakan oleh FPI dan ormas-ormas yang berusaha membenturkan Tan Malaka dengan Islam: pertama, pengaruh Islam di dalam diri Tan Malaka; kedua, pandangan dia terhadap Islam sebagai agama; dan ketiga; dukungan dia terhadap aliansi antara kaum komunis dengan Islam. 1

2 /1/ Tan Malaka lahir dari keluarga pemeluk Islam di Sumatera Barat. saya lahir dalam keluarga Islam yang taat, katanya di dalam risalah berjudul Islam Dalam Tinjauan Madilog (1948). Bahkan, melebihi orang-orang yang sering mengkafirkannya, Tan Malaka kecil sudah bisa menafsirkan Al-Qur an dan menjadi guru muda. Tan Malaka sangat mengagumi Nabi Muhammad SAW. Semasa masih kecil, ketika Ibunya menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang yatim-piatu, air mata Tan Malaka mengucur. Bahkan, seperti dituturkan keponakan Tan, Zulfikar, Tan Malaka kecil sering dipanggil Ibra tidak pernah meninggalkan sembahyang dan hafal Al-quran. Ketika belajar di Haarlem, negeri Belanda, Tan Malaka tidak putus dengan ajaran Islam. Terjemahan Al-Qur an dalam bahasa Belanda beberapa kali ditamatkannya. Buku-buku tentang Islam, termasuk karya Snouck Hurgronje, terus dibacanya. Kendati demikian, Tan Mengakui bahwa pengaruh bacaan baru dan situasi dunia kala itu, terutama Revolusi Rusia 1917, banyak mempengaruhi pandangan hidupnya. Lantas, apakah ketika sudah terpengaruh bacaan baru, terutama marxisme, Tan Malaka meninggalkan keislamannya? Pada bulan November 1922, di hadapan perwakilan partai komunis dari berbagai belahan dunia, Tan Malaka menegaskan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia! /2/ Sekarang kita tengok pandangan Malaka sebagai marxis terhadap Islam. Ketika berbicara soal konsep Tauhid dalam Islam, yakni pengakuan terhadap ke-esaan Allah SWT, Tan menghubungkannya dengan sejarah ekonomi dan politik masyarakat Arab. Menurut Tan, masyarakat Arab pra-muhammad SAW adalah masyarakat yang terbelah dalam banyak suku dan masing-masing menyembah bermacam-macam berhala. Situasi itu membawa bangsa-bangsa Arab dalam peperangan saudara yang panjang dan sangat keji. Karena itu, bagi Tan, masyarakat Arab butuh pemimpin yang bisa menyatukannya. Tan mengatakan, persatuan itu tidak terdapat pada satu maha-patung, di antara beberapa patung yang ada di Arabia dan berpusat di Mekkah di masa itu, melainkan pada ke-esaan Tuhan dan Kemahakuasaan-Nya, yang tiada lagi takluk kepada tempat dan 2

3 tempo, seperti patung dimanapun juga, yang dibikin oleh tangan manusia dari benda apapun juga di dunia ini. Pada saat itu muncullah Nabi Muhammad SAW. Yang menarik, Tan melihat kemunculan Nabi Muhamad SAW sebagai pemimpin bukan karena faktor inmaterial, melainkan dari faktor material. Pertama, Muhammad, yang masih muda tapi haus pengetahuan, suka menyendiri dan merenung di pegunungan luar kota Mekah. Di sana ia mengamati berbagai fenomena alam, seperti bulan, peredaran bintang, dan jatuhnya hujan, sembari mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tak heran kalau pemuda Muhammad didesak oleh persoalan sebagai siapakah yang mengemudikan jalannya bulan dan jutaan bintang ini, yang tetap teratur ini. Siapakah yang menjatuhkan hujan yang memberi hidupnya tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu? Apakah asalnya dan akhirnya manusia ini? Tiadakah ada buat mempersatukan bangsaku, memperlihatkan seteru sengketa dan menerangi gelap gulita itu : mengangkat bangsaku jadi obor dunia? kata Tan Malaka. Kedua, perjalanan dagang Nabi Muhammad ke berbagai negara-negara di sekitar Arab memberinya pengalaman dan pengetahuan untuk menjadi pemimpin. Terhadap hal ini, Tan menjelaskan, Pengalaman yang diperoleh ketika mengikuti kafilah, yang acap kali menghadapi pelbagai musuh telah mendidik, melatih semua sifat pemimpin yang terpendam dalam jiwa Muhammad bin Abdullah. Bagi Tan, kendati Nabi Muhammad SAW itu masih buta-huruf, University of Life (Universitas hidup) telah menggemblengnya mengenali berbagai persoalan yang dihadapi masyarakatnya dan menemukan jalan pemecahannya. Ini pula yang melahirkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin besar. Dengan konsep ke-esaan Tuhan dan ke-mahakuasaan-nya, Islam menempatkan semua manusia tanpa memandang kekayaan, pangkat, suku, warna kulit, jenis kelamin, dan lain setara di hadapan Tuhan. Dalam konteks Madilog, kata Tan Malaka, Yang Maha Kuasa itulah bisa lebih kuasa dari undang alam (hukum alam). Menurut dia, jangkauan Ilmu Bukti hanyalah pada hukum atau kodrat alam, yakni hukum yang mengatur benda-benda di alam raya ini untuk bergerak berpadu, berpisah, saling tolak, saling tarik, dan sebagainya. 3

4 Sementara Yang Maha Kuasa, juga Surga dan Neraka, jelas berada di luar Ilmu Bukti. Dan berarti diluar jangkauan Madilog. Bagi Tan Malaka, percaya dan tidaknya akan Yang Maha Kuasa itu tergantung dari masing-masing orang. Tiap-tiap manusia itu adalah merdeka menentukannya dalam kalbu sanubarinya sendiri. Dalam hal ini saya mengetahui kebebasan pikiran orang lain sebagai pengesahan kebebasan yang saya tuntut buat diri saya sendiri buat menentukan paham yang saya junjung, kata Tan Malaka. /3/ Kemudian, kita akan membahas dukungan penuh Tan Malaka terhadap aliansi strategis antara Islam dan Komunis. Di tahun 1921, Tan Malaka menghadiri kongres Sarekat Islam (SI). Di sana ia bertemu tokoh-tokoh SI, seperti HOS Tjokroaminoto dan Semaun. Tetapi ia lebih terpikat pada Semaun. Semaun, yang saat itu menjabat Ketua PKI, mengajak Tan ke Semarang. Di sana Semaun meminta Tan membantunya mendirikan sekolah-sekolah yang disponsori oleh SI-Semarang. Namanya SI school atau Sekolahan SI Semarang. Tan Malaka menjadi pengajar utama di sekolah tersebut. Tak lama kemudian, karena kepiawaian organisatoris dan pengetahuan teoritiknya, Tan ditunjuk sebagai Ketua PKI pada Desember Yang menarik, seperti dicatat oleh Harry A Poeze, peneliti sekaligus penulis buku berjudul Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia, ketika menjabat sebagai Ketua PKI dari , Tan Malaka teguh mendukung proyek aliansi Islam-Komunis. Sejak tahun 1916, pasca kegagalan kerjasama dengan Insulinde, kaum sosialis (ISDV) mulai menjajaki kerjasama dengan Sarekat Islam. Sejak itu, titik temu antara sosialisme dan islam banyak dibicarakan. Apalagi, keduanya sama-sama menentang kolonialisme dan imperialisme. Tetapi berbagai masalah pribadi muncul mengusik kerjasama itu. Pertama, pada tahun 1920, posisi Tjokroaminoto sebagai ketua SI mulai merosot. Terutama karena kasus Seksi B, yaitu pemberontakan rakyat Garut, Jawa Barat, yang dipimpin oleh SI, yang membuat Tjokroaminoto terancam ditangkap. Karena itu, Tjokro meminta agar SI mengendurkan serangan dan menghindari kontroversi yang mengganggung penguasa. SI 4

5 cabang Semarang, yang dikuasai kaum merah, mengecam sikap mengendur Tjokro tersebut. Kedua, serangan Darsono, seorang tokoh ISDV, yang membongkar kasus korupsi di tubuh pimpinan SI, Tjokroaminoto dan Brotosoehardjo. Tuduhan Darsono itu benar-benar menampar tokoh-tokoh SI, terutama para loyalis Tjokro. Beruntung, pada kongres SI di bulan Maret 1921, berbagai masalah itu berhasil diredam sementara. Semaun dan Haji Agus Salim sepakat menyusun program bersama berdasarkan prinsip Islam dan komunis. Salah satu poin kesepakatan itu adalah: Sarekat Islam sepakat bahwa kejahatan penindasan secara nasional dan ekonomi merupakan produk kapitalisme, karenanya rakyat koloni harus bebas dari kejahatan tersebut, berjuang melawan kapitalisme dengan sekuat tenaga dengan kekuatan dan kemampuan, terutama melalui serikat buruh dan tani. Namun, kerjasama ini hanya sementara. Rupanya, sentimen anti-komunis makin merasuki segelintir pimpinan SI, terutama Tjokroaminoto dan Haji Agussalim. Keduanya mulai berpikir untuk menendang kaum komunis dari SI. Pada kenyataannya, sentimen anti-komunis dari tokoh SI ini tidaklah ideologis maupun politis, melainkan didorong oleh persaingan politik. Propaganda anti-komunis pun dilancarkan. Tjokro, misalnya, berkampanye bahwa SI berdasarkan agama islam, sedangkan komunis tidak percaya Tuhan dan tidak mengakui agama Islam. Agus Salim, yang berada dibalik proposal Disiplin Partai, menyatakan bahwa SI mendasarkan perjuangannya pada semua klas, sementara komunis hanya pada satu klas: proletar. (Lihat, Takashi Shiraishi, Zaman Bergerak, hal 326). Tak hanya itu, Tjokro dan Agus Salim menuding kaum komunis sebagai tukang pecah-belah. Tak hanya itu, dengan meminjam tesis Komunis Internasional (Komintern) tentang Pan Islamisme, keduanya mempropagandakan bahwa kaum komunis menentang proyek Pan-Islamisme. Akhirnya, pada kongres SI di Surabaya, Oktober 1921, proposal Disiplin Partai diajukan. Yang berarti: menendang kaum komunis dari tubuh SI. Pada saat itulah Tan Malaka muncul. Menurut dia, PKI tidak boleh dikecualikan dari program Disiplin Partai. Alasannya, komunisme secara alami menjadi Islam dalam melawan imperialisme. 5

6 Tan Malaka menunjukkan bahwa di luar negeri kaum komunis bisa beraliansi dengan gerakan Islam. Ia mencontohkan, kaum Bolsevik beraliansi dengan kaum muslim di Kaukasus, Persia, Afghanistan, dan Bukhara. Bagi Tan, kalau SI memang organisasi religius internasional, maka mereka harus belajar dari komunitas islam di luar negeri yang beraliansi dengan komunis. Namun Agus Salim mengeluarkan bantahan. Menurutnya, semua yang disebutkan oleh Marx sudah ada dalam Al-Quran. Selain itu, kata dia, sekalipun muslim timur tengah menerima bantuan Bolshevik, tetapi mereka tetap merdeka dan tidak membiarkan Bolshevik memasuki masyarakatnya. ( Lihat: Ruth McVey, Kemunculan Komunis Indonesia, hal ) Pada bulan Desember 1921, PKI menggelar Kongres. Tan Malaka menjadi pembicara penting di Kongres itu. Dia menekankan, kalau perbedaan Islamisme dan Komunisme kita perdalam dan lebih-lebihkan, kita memberikan kesempatan kepada musuh yang terus mengintai untuk melumpuhkan gerakan rakyat Indonesia. Pasca kongres, berkat pengaruh Tan Malaka, PKI banyak menarik kesesuaian antara komunisme dan islamisme. Misalnya, dalam aspek propaganda, mereka merujuk ke ayat Al-quran untuk untuk menunjukkan simpati kepada rakyat dengan mengecam penindasan dan keserakahan. Tak hanya itu, PKI Semarang membentuk Komite Haji untuk mengubah peraturan Haji pemerintah yang memberatkan ataupun bertentangan dengan hukum Islam. Tak hanya di partainya, dukungan Tan Malaka terhadap aliansi Islam-Komunis juga ditunjukkan di forum komunis Internasional. Pada Kongres Komunis Internasional ke-empat, 12 November 1922, Tan Malaka menyatakan perlunya dukungan terhadap Pan-Islamisme dalam kerangka melawan imperialisme. Di kongres itu Tan Malaka berseru, Saat ini, Pan-Islamisme berarti perjuangan untuk pembebasan nasional, karena bagi kaum Muslim Islam adalah segalanya: tidak hanya agama, tetapi juga Negara, ekonomi, makanan, dan segalanya. Dengan demikian Pan-Islamisme saat ini berarti persaudaraan antar sesama Muslim, dan perjuangan kemerdakaan bukan hanya untuk Arab tetapi juga India, Jawa dan semua Muslim yang tertindas. Persaudaraan ini berarti perjuangan kemerdekaan praktis bukan hanya melawan kapitalisme Belanda, tapi juga kapitalisme Inggris, Perancis dan Itali, oleh karena itu melawan kapitalisme secara keseluruhan. Itulah arti Pan-Islamisme saat ini di 6

7 Indonesia di antara rakyat kolonial yang tertindas, menurut propaganda rahasia mereka perjuangan melawan semua kekuasaan imperialis di dunia. Seruan Tan Malaka didukung oleh seorang perwakilan dari Tunisia dan seorang delegasi Belanda. Saya tidak mendapat jawaban apapun, kendati pidato saya mendapat sambutan hangat dari Kongres, kata Tan Malaka. Kendati tidak menyalahkan taktik PKI yang beraliansi dengan Sarekat Islam, tetapi Komintern tetap mengutuk Pan-Islamisme. Rudi Hartono, pengurus Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (PRD); Pimred Berdikari Online Sumber Artikel: Follow on Twitter berdikarionlinedotcom on Facebook 7

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi Indonesia, umumnya dipahami sebagai perubahan radikal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini terlihat dari perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No

ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No Compromise edisi April 2004) menyimpulkan bahwa manusia,

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL Faktor ekstern dan intern lahirnya nasionalisme Indonesia. Faktor ekstern: Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya

Lebih terperinci

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet Sarekat Islam Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet (keturunan arab) Tujuan SDI Bogor adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

Gerwani dan Tragedi 1965

Gerwani dan Tragedi 1965 http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham

Lebih terperinci

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Ira Kusumah kontributor Berdikari Online http://www.berdikarionline.com/aliarcham-obor-yang-tak-pernah-padam/ Berjuang dan belajar, tanpa belajar tak mungkin bisa

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS 2.1. Menganalisis Kolonialisme dan Imperialisme Perkembangan Pengaruh Barat di Barat dan Perubahan Merkantilisme dan Ekonomi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di pada masa Kolonial Demografi, Kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN KEBANGSAAN Politik DRAINAGE Belanda mengeruk kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan dan kesejahteraan negara

Lebih terperinci

Generasi muda Wajib Meneruskan Revolusi yang Belum Selesai

Generasi muda Wajib Meneruskan Revolusi yang Belum Selesai Generasi muda Wajib Meneruskan Revolusi yang Belum Selesai Mohon perhatian para pembaca kepada sebuah artikel dalam harian Sinar Harapan tanggal 24 Agustus 2011 yang berjudul «Dari Pemuda Proklamator ke

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan A. Latar Belakang Al-Ikhlash adalah surah ke-22 yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa surah ini merupakan

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini yang penting adanya. Karena pada masa ini meliputi berdirinya organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH KETELADANAN BAB 12 RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH MAIN MENU HOME KETELADANAN RASULULLAH DALAM MEMBINA UMAT (PERIODE MADINAH) IDENTITAS PETA KONSEP MATERI LATIHAN & SOAL IDENTITAS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis

Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis Dalam sepekan terakhir, propaganda anti-komunisme sedang ditiupkan sangat kencang. Bersamaan dengan itu, sejumlah orang ditangkap, kemudian kaus dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/2 Standar : 2. Menganalisis Perkembangan bangsa sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan Pendudukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah These approaches and almost all the specific literature on media and politics have in common a view of the media as refelction of the society s political competition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik D I S U

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du Barangkali ada sebagian dari kita, termasuk kaum muslimin, masih muncul pertanyaan dalam dirinya:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

Sisi Lain Tan Malaka

Sisi Lain Tan Malaka 3 April 2017 Sisi Lain Tan Malaka http://koransulindo.com/sisi-lain-tan-malaka/ Tan Malaka (kiri) dan Sukarni (tengah)/earthofpeople.com Koran Sulindo TAN Malaka adalah tokoh yang kesepian dan misterius.

Lebih terperinci

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia KEADAAN RUSIA SEBELUM REVOLUSI 1917 Tahun Pemimpin Politik Sosial Ekonomi Even Dampak (1894-1917) Tsar

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN 1908-1928 SKRIPSI Oleh Chita Putri Lustiahayu NIM 090210302024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Ketika Islam dan Komunis Bersalaman

Ketika Islam dan Komunis Bersalaman Ketika Islam dan Komunis Bersalaman Kompasiana, 21 September 2015 19:18:06 Islam dan Komunis, bertemu pada poros kemanusiaan yang sama. Dalam doktrin Komunis, tak ada kepemilikan pribadi, negaralah yang

Lebih terperinci

TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT

TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT Kolom IBRAHIM ISA Jum'at, 06 September 2013 ---------------------------------- SEJARAWAN HOESEIN RUSDHY: TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT Suatu gejala positif dan patut disambut adalah tulisan sejarawan

Lebih terperinci

Jalan Tengah Sosialisme

Jalan Tengah Sosialisme Jalan Tengah Sosialisme Paling tidak, terdapat empat penyebab krisis ideologi pembangunan. http://sinarharapan.co/news/read/150409102/-i-jalan-tengah-sosialisme-i- 09 April 2015 19:48 Ivan Hadar OPINI

Lebih terperinci

Ujaran Kebencian. terhadap Muslim Syiah di Indonesia

Ujaran Kebencian. terhadap Muslim Syiah di Indonesia Ujaran Kebencian terhadap Muslim Syiah di Indonesia Bagian Pertama APAKAH ISLAM SYIAH? DAN POSISINYA TERHADAP NEGARA? Selayang Pandang Islam Syiah Secara etimologi, Syiah adalah pengikut, atau pendukung.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Abdil Mughis Mudhoffir http://indoprogress.com/2016/12/kekerasan-sipil-dan-kekuasaan-negara/ 15 December 2016 IndoPROGRESS KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Ideologi Nasional Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen

PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Ideologi Nasional Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Ideologi Nasional Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengertian Ideologi 1. Arti Ideologi Ideologi adalah

Lebih terperinci

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Kelompok 2 Arum Suci Alfiani Innesyifa Haqien Syifa Fatimah Azzahra Keadaan Masyarakat Madinah sebelum Islam Terdapat suku Aus dan suku Khazraj,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

Kagum terhadap sikap orang Indonesia yang begitu baik kepada sesama Muslim kendati beda bangsa.

Kagum terhadap sikap orang Indonesia yang begitu baik kepada sesama Muslim kendati beda bangsa. Idries De Vries Kagum terhadap sikap orang Indonesia yang begitu baik kepada sesama Muslim kendati beda bangsa. Masih ingat Idries De Vries? Mualaf asal Belanda. Kisah masuk Islamnya pernah dimuat Media

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Islam sama sekali bukanlah keyakinan personal, melainkan sebuah ideologi kolektif yang menolak sikap membiarkan orang non Muslim hidup dan tetap hidup. Dan sementara

Lebih terperinci

Pidato Politik Pimpinan Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja

Pidato Politik Pimpinan Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja Pidato Politik Pimpinan Komite Pusat Nomor: 352/PI/KP-PRP/e/V/11 (Disampaikan pada Hari Buruh Internasional) Gerakan Buruh Dalam Tantangan Persatuan Jakarta, 1 Mei 2011 Sejarah perjuangan kelas pekerja

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH

Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH ADAADNA SANG NABI, MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI Oleh: Muhammad Adnan Abdullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, dua jenis sistem pers muncul di Nusantara (Lee, 1971:35). Pertama, terdiri dari surat kabar-surat

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nilai Patriotisme merupakan sebuah acuan atau prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesedian untuk menjunjung nilai-nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI

SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI SOAL TAN MALAKA, SI TROTSKIS PENGKHIANAT PKI Menanggapi Tulisan Bung Rinto Pangaribuan di Teologi Rakyat Oleh: Pandu Jakasurya https://spartakusindonesia.wordpress.com/2016/06/11/soal-tan-malaka-si-trotskis-pengkhianat-pki/

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci